Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

A.Latar Belakang ................................................................................................. 1


B.Tinjauan Pustaka.............................................................................................. 4
2.1 Resort.................................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Resort........................................................................... 4
2.1.2 Karakteristik Pengembangan Resort .............................................. 4
2.1.3 Persyaratan dan Kriteria Resort Bintang 3 ...................................... 5
2.2 Coffee/Kopi............................................................................................ 5
2.2.1 Pengertian Coffee........................................................................... 5
2.2.2 Jenis Jenis Varian Coffee ............................................................ 6
C.Deskripsi Wilayah Perencanaan....................................................................... 9
3.1 Letak Geografi ....................................................................................... 9
3.2 Kondisi Fisik Wilayah ............................................................................. 9
a. Topografi ............................................................................................... 9
b. Klimatologi ........................................................................................... 10
3.3 Potensi Desa Sebatu ........................................................................... 10
3.4 Tinjauan Objek .................................................................................... 11
3.4.1 Aspek Fisik ................................................................................... 11
3.4.2 Aspek Non Fisik ........................................................................... 11
D.Analisa Kebutuhan ......................................................................................... 12
E.Gagasan Arsitektural ...................................................................................... 16
5.1 Konsep Dasar...................................................................................... 16
5.2.1 Pendekatan Konsep dasar ........................................................... 16
5.2.2 Rumus Konsep Dasar .................................................................. 17
5.2 Tema Rancangan ................................................................................ 18
5.2.1 Pendekatan Pemilihan Tema ........................................................ 18
5.2.2 Pengertian Tema Rancangan ....................................................... 18
5.2.3 Perujudan Tema ........................................................................... 18

2
1
A. Latar Belakang

Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau ini tidak hanya terkenal di dalam negeri tetapi juga di
mancanegara. Sektor pariwisata menjadi sektor andalan bukan hanya oleh pemerintah daerah, tetapi juga sebagai lapisan
masyarakatnya. Terdapat 9 kabupaten di Bali diantaranya adalah Badung, Gianyar, Tabanan, Bangli, Buleleng, Jembrana, Klungkung,
Karangasem, dan Kota Denpasar. Bali memiliki objek wisata yang beragam, baik wisata alam, wisata budaya dan wisata bahari. Seluruh
objek wisata yang ada di Bali masing-masing tersebar di setiap kabupaten dengan keunikan dan potensi yang berbeda-beda sesuai ciri
khas daerah setempat. Seperti daerah Gianyar yang terkenal dengan kesenian, wisata tirta, wisata purbakala, daerah kuta dengan
keindahan pantainya dan juga keunikan daerah lainnya sehingga menjadikan Bali sebagai icon pariwisata di Indonesia yang tidak
pernah sepi dikunjungi oleh para wisatawan.

Gambar.1.1 Obyek Wisata Monkey Gambar.1.2 Pantai Kuta, Bali


Forest Sumber.
Sumber.www.afar.com,2017 Sdn.baliwisatamurah.com,2017

Coffee/Kopi merupakan salah dari tujuh komoditas unggulan provinsi Bali. Potensi kopi di Bali setiap tahunnya mampu menghasilkan
Kopi sebanyak 13.800 ton. Bali hingga awal januari 2015 cukup stabil dengan komoditas kopi yang merupakan andalan Bali mampu

1
memberikan kontribusi senilai 140.940 US$ dari periode sama tahun sebelumnya mencapai 431.623 US$. Pemerintah Bali melalui Dinas
Perkebunan setempat memprogramkan pengembangan tanaman kopi seluas 1.020 hektar dalam tahun 2012, dengan dukungan dana
dari pemerintah pusat dan daerah. Menurut data BPS perkebunan kopi di Bali tercatat 10.486 hektar, seluas 6.386 hektar diantaranya
menghasilkan sebanyak tiga juta ton tahun 2011, sedangkan robusta mencapai lima juta ton.

Dari persebaran sentra kopi di Bali, Kabupaten Gianyar merupakan wilayah yang banyak di kunjungi wisatawan karena keindahan
alamnya dan kultur budayanya serta objek wisatanya, hal ini bisa dilihat dari data kunjungan wisatawan ke Gianyar yang stabil 4 tahun
terakhir, dengan data sebagai berikut :

Table 1.1 kunjungan wisatawan ke Gianyar

TAHUN JUMLAH WISATAWAN


2013 1.680.105
2014 1.631.879
2015 1.921.819
2016 1.917.691

(sumber : www.disparda.baliprov.go.id , 2016)

.Kondisi fisik wilayah dari aspek klimatologi Kabupaten Gianyar adalah iklim laut Tropis. Suhu udara di Kabupaten Gianyar rata-rata
adalah 26. Celcius, dimana suhu udara terendah sekitar 23. Celcius dan yang tertingi 29. Celcius, dengan kelembaban udara rata-rata
82%. Sedangkan intensitas curah hujan di daerah ini adalah sebesar 963 mm. Dari data tersebut sangat memungkinkan untuk
tumbuhnya tanaman kopi di wilayah ini.

2
Salah satu wilayah yang mendukung tumbuhnya tanaman kopi adalah Tegalalang. Kecamatan Tegalalang memiliki ketianggian
225-975m diatas permukaan laut dengan iklim tropis. Ini bias didapat karena syarat tumbuh dari kopi itu sendiri dimana kopi robusta
tumbuh optimal pada ketinggian 400-700m dari permukaan laut sedangkan kopi arabika tumbuh optimal diketinngian yang lebih tinggi
yaitu 500-1700m dari permukaan laut. Sedangkan untuk memenuhi syarat berikutnya, Tegallalang memiliki curah hujan 1960 mm
pertahun, curah hujan dari Tegallalang ini sangat mempengaruhi iklim dimana nantinya kopi bisa tumbuh optimal dengan curah hujan
1500-2500mm per tahun.

Tujuan dipilihnya fungsi Resort yang nantinya akan diintegrasikan dengan fungsi kopi sebab dari segi kejiwaan resor dapat
memberikan atau memulihkan kesehatan dibutuhkan kesegaran jiwa dan raga bagi wisatawan ataupun pengunjung, selain itu yang
menjadi andalan sebuah resor adalah lokasi yang berhawa sejuk dan memiliki pemandangan indah yang disertai dengan akomodasi
penginapan sebagai sarana peristirahatan. Image fisik bangunan dari resort biasanya didukung oleh keaslian alam dan komunitas
lingkungan sekitar yang dapat menjadi sarana untuk mendapatkan pengalaman yan unik..

3
B. Tinjauan Pustaka

2.1 Resort
2.1.1 Pengertian Resort

Adapun pengertian dari Resort menurut beberapa ahli dan instansi adalah sebagai berikut:

a. Resort adalah tempat menginap yang mempunyai berbagai macam fasilitas khusus yang digunakan oleh wisatawan untuk
kegiatan bersantai maupun berkeliling sambil menikmati keindahan alam yang ada sekitar resort tersebut (Pendit : 1999)
b. Resor adalah jasa pariwisata yang memenuhi 5 jenis pelayanan yang biasa disebut dengan kriteria resort. Kriteria resort
tersebut adalah akomodasi, fasilitas rekreasi, outlet perjualan, hiburan dan pelayanan makanan&minuman.( O Shannessy :
2001)
c. Resort adalah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi untuk istirahat dan rekreasi. (Gee,
1988)

2.1.2 Karakteristik Pengembangan Resort

Adapun karakteristik sebuah resor yaitu :

a. Umumnya resort berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pengunungan, tepi pantai dan sebagainya yang tidak
dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, hutan beton dan polusi perkotaan.
b. Motifasi pengunjung untuk bersenang-senang dan mengisi waktu luang menuntut ketersediaan fasilitas pokok adalah ruang
tidur sebagai area prifasi.

4
c. Wisatawan yang berkunjung cendrung mencari akomodasi arsitektur dan suasana yang khusus yang mendukung tingkat
kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

2.1.3 Persyaratan dan Kriteria Resort Bintang 3

Menurut keputusan Direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978, Persyaratan
dan kriteria resort bintang 3 adalah sebagai berikut:

a. Persyaratan fisik meliputi: lokasi hotel resort, kondisi bangunan dan lingkungan taman, tempat parkir, olahraga dan rekreasi,
kamar tamu, restoran, bar, function room, area publik, dapur, area administrasi, area tata usaha, dan ruang operator.
b. Bentuk dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung/tamu.
c. Kualifikasi tenaga kerja yang meliputi pendidikan kesejahteraan dan karyawan.
d. Persyaratan jumlah kamar yang tersedia: Hotel Resort berbintang tiga, minimum 30 kamar standar termasuk 2 suite, dengan
luasan minimum untuk masing masing kamar standar yaitu 24m2 dan suite yaitu 48m2.
e. Persediaan fasilitas olahraga dan rekreasi: Hotel Resort bintang 3 menyediakan kolam renang untuk dewasa dan anak anak
serta 2 fasilitas olahraga antara lain fitness, daunan dan lain lain.

2.2 Coffee/Kopi

2.2.1 Pengertian Coffee

5
Coffee/Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Ada dua spesies dari
kopi yaitu Arabika dan Robusta. Arabika merupakan kopi tradisional sedangkan Robusta memiliki kafein yang lebih tinggi , jenis kopi
robusta dapat dikembangkan dalam lingkungan di mana arabika tidak dapat tumbuh.( Anonim, 2008). Kopi diperoleh dari buah
tanaman kopi (coffea sp) yang termasuk dalam familia Rubiacea. Ada banyak varietas buah kopi, namun yang utama dalam
budidayanya kopi di berbagai Negara hanya beberapa varietas, yaitu kopi Arabika, Robusta, Liberika dan Excelsa yang dahulu
banyak ditanam di Afrika. Tanaman kopi menghendaki tanah dengan lapisan tanah atas yang dalam, yang gembur, dan yang
mengandung banyak bahan organic. Tanah bekas abu gunung berapi sangat baik untuk tanaman kopi. Untuk tumbuh subur
diperlukan curah hujan 1500 2500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat celcius
(Puslitkoka, 2006).

2.2.2 Jenis Jenis Varian Coffee

Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual dipasaran, hanya terdapat 2 jenis varietas utama, yaitu kopi arabika dan robusta.
Masing masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing masing dan pasarnya sendiri. (Wikipedia, 2017)

a Biji kopi arabika

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar kopi yg ada dibuat dengan
menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang dibudidayakan di berbagai belahan dunia.secara umum
tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Biji kopi yang dihasilkan cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.

Gambar 2.1 Biji Kopi Arabika


Sumber : http://pliroforiess.blogspot.co.id
b Biji kopi robusta

Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas dua,
karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam dan lebih banyak mengandung kafein. Selain itu cakupan daerah tumbuh kopi robusta
lebih luas dari pada kopi arabika. Kopi robusta dapat ditumbuhkan pada ketinggian 800m diatas permukaan laut.

Gambar 2.2 Biji Kopi Robusta


Sumber : http://pliroforiess.blogspot.co.id

c Kopi luwak

Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan robusta. Biasanya disetiap daerah penghasil
kopi memiliki keunikannya masing-masing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas. Salah satu jenis kopi lain yang terkenal
adalah kopi luwak asli Indonesia. Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. Proses terbentuknya dan rasanya
yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini.Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji

7
kopi ini kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan
ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan
luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan
yang unik.

Gambar 2.3 Biji Kopi Luwak


Sumber : http://pliroforiess.blogspot.co.id

8
C. Deskripsi Wilayah Perencanaan

3.1 Letak Geografi

Secara astronomis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80 18 52 Lintang Selatan, 155 5 29 dan 155 22 23 Bujur
timur. Kabupaten gianyar meliputi wilayah daratan dengan luas 368 km atau 36.800 Ha, yang terdiri dari 7 kecamatan yakni
kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, Kecamatan Tampaksiring, Kecamatan Ubud, Kecamatan
Tegalalang dan Kecamatan Payangan (Bappeda Gianyar, 2014). Salah satu dari tempat yang menarik dikunjungi di Kabupaten
Gianyar adalah Kecamatan Tegalalang.

3.2 Kondisi Fisik Wilayah


a. Topografi

Wilayah Kabupaten Gianyar membentang dari utara yaitu wilayah atas ke selatan berupa wilayah pantai dari lautan
samudra Indonesia. Kedaan tanah rata-rata tidak begitu tinggi diatas permukaan laut. Bagian selatan daerah ini 30% diantaranya
berupa daratan, sedangkan bagian wilayah Utara merupakan daerah yang bergelombang. Tanah yang mencapai ketinggian 750
meter dari permukaan laut tidak begitu luas (2.463,5 Ha), dibandingkan dengan luas daratan. Di bagian Selatan merupakan tanah-
tanah datar dan agak rendah karena dekat dengan laut. Di daerah ini terbentang pantai berpasir hitam sepanjang + 20 Km. Wilayah
Kabupaten Gianyar tidak memiliki Danau maupun Gunung. Sungai mengalir dari pegunungan di daerah Utara kearah Selatan
menuju Samudra Indonesia. Sunagi-sungai ini kebanyakan bersifat permanen dan mengalirkan air sepanjang tahun. Nama-nama

9
dan panjang Sungai yang mengalir dan mengairi Wilayah Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut: Sungai Yeh Oos panjangnya
44.000 M, Sungai Petanu : 38.100 M, Pakerisan : 36.500 M, Sangsang : 32.500 M, Sangku : 6.500 M, Dos : 453.500 M, Dan Nangka
: 7.000 M. Sungai Cangkir merupakan batas dengan Kabupaten Badung, dan Sungai Melangit merupakan pembatas Wilayah
Kabupaten Gianyar dengan Kabupaten Klungkung.

b. Klimatologi

Keadaan iklim Kabupaten Gianyar adalah iklim laut Tropis. Kabupaten Gianyar yang merupakan bagian dari Pulau Bali
terletak diantara 2 (dua) Benua dan 2 (dua) Samudra sehingga memiliki 2 (dua) musim yaitu Musim Kemarau yang jatuh pada bulan
April sampai dengan Oktober, dan Musim hujan yang jatuh pada bulan Oktober sampai dengan April tahun berikutnya. Diantara dua
musim tersebut diselingi oleh musim Pancaroba, yaitu musim peralihan yang terdapat pada saat pergantian musim dari Musim
Kemarau ke Musim Hujan dan sebaliknya. Suhu udara di Kabupaten Gianyar rata-rata adalah 260 Celcius, dimana suhu udara
terendah sekitar 230 Celcius dan yang tertingi 290 Celcius, dengan kelembaban udara rata-rata 82%. Dari Alat Pencatat Hujan
Station Gianyar, terbaca curah hujan sebesar 963 mm selama periode 2007 tercatat 56,6 mm merupakan bulan terkering ditahun
itu.

3.3 Potensi Desa Sebatu

Desa Sebatu Termasuk dalam wilayah Kecamatan Tegalalang yang terletak bersebelahan dengan Bnagli tepatnya
Kintamani. Suasana sejuk dan alam yang masih asri memberikan daya Tarik tersendiri dari Desa Sebatu. Sejak dulu objek wisata
Desa Sebatu yakni Pura Gunung Kawi telah banyak dikunjungi wisatawan baik domestic maupun asing. Selain itu potensi lain yang
terdapat di Desa Sebatu ketersediaan lahan persawahan dan perkebunan di Desa ini masih cukup luas. Secara umum kondisi

10
topografi di wilayah ini bergelombang dapat dilihat dari kontur persawahan yang ada di Kecamatan Tegalalang, hal ini menjadi daya
Tarik wisatawan.

3.4 Tinjauan Objek

3.4.1 Aspek Fisik


a. Letak Geografis dan Administratif

Desa Sebatu berada pada ketinggian 400 m sampai 975 m di atas permukaan laut dengan keadaan geografisnya yang subur
dan udara yang sejuk serta terletak antara 08 1848-08 3858 lintang selatan 115.1329-115 2223 bujur timur. Untuk
mencapai desa sebatu sendiri dapat ditempuh dengan jarak 38 km atau sekitar 55 menit perjalanan dari Kota Denpasar.

b. Topografi

Secara umum kondisi topografi Desa Sebatu yaitu bergelombang, berbeda dengan wilayah selatan Kabupaten Gianyar yang
merupakan daratan dengan kontur landai.

3.4.2 Aspek Non Fisik


a. Gambaran Sosial

Berdasarkan data kependudukan Desa Sebatu, jumlah penduduk keseluruhannya yaitu 1.150 jiwa terdiri dari 751 orang laki-laki
dan 759 orang perempuan. Mayoritas keseluruhan penduduk beragama Hindu dan sisanya beragama islam yang merupakan
penduduk pendatang. Desa sebatu sebagai daerah administratif di Bali di bagi menjadi dua kepemimpinan yaitu Desa

11
Adat/Pakraman dan Desa Dinas. Desa Adat mengurusi kegiatan adat yang dikepalai Bendesa Adat yang mengurusi ke empat
Banjar di Desa Sebatu, sedangkan Desa Dinas mengurusi kegiatan adat yang dikepalai oleh Kelian Dinas di setiap Banjar.

b. Gambaran Perekonomian

Masyarakat Desa Sebatu mempunyai sumber mata pencaharian engan mayoritas sebagai petani dan berkebun karena lahan
subur dan produktif cukup luas ada di Desa ini.

c. Pariwisata

Perkembangan pariwisata di Desa Sebatu sudah cukup berkembang dikarenakan objek wisata Pura Gunung Kawi Sebatu yang
banyak dikunjungi wisatawan, jumlah wisatawan yang dating tiap tahunnya meningkat, meskipun tidak begitu segnifikan.

D. Analisa Kebutuhan

Resor Kopi dalam rancangannya memliki 2 aspek yaitu aspek rekreasi dan pendidikan. Berdasarkan sasaran proyek
perancangan tersebut maka kebutuhan ruang pada Resor kopi terbagi menjadi 2 yaitu rekreasi (untuk menginap, restaurant, kolam
renang, dan spa) dan pendidikan (media cara belajar budidaya kopi).
No Kegiatan Civitas Kebutuhan Ruang
Datang - Pengunjung - Main entrance
1 - Pengatar - Side entrance
pengunjung
- Pengelola

12
Memarkir - Pengunjung - Parkir
2 kendaraan - Pengatar pengunjung
pengunjung - Parker pengelola
- Pengelola
Menunggu, - Pengunjung - Ruang tunggu
3 bertanya informasi - Pengatar - Ruang inforemasi
pengunjung

Kegiatan cara - Pengunjung - Area tanam


4 belajar budidaya budidaya kopi
kopi
Kegiatan istirahat - Pengunjung - Resor
5 - Pengatar - Ruang duduk
pengunjung - Spa
- Pengelola - Taman
- Restaurant
Kegiatan olahraga - pengunjung - kolam renag
6 - yoga
Kegiatan bilas, - Pengunjung - Ruang bilas
7 ganti, buang air - Pengatar - Ruang ganti
pengunjung - toilet
- Pengelola
Kegiatan - pengunjung - Toko souvernir
8 berbelanja - pengantar
pengunjung

13
Kegiatan - pengelola - loker
9 pengelola - ruang director &
wakil director
- ruamg sekretaris
- ruang bendahara
- ruang
administrasi
- ruang pemasaran
- ruang kerja staff
- ruang rapat
Kegiatan - Pengunjung - Ruang kesehatan
10 kesehatan - Pengatar
pengunjung
- Pengelola
Kegiatan - Pengelola - Tempat suci
11 persembahyangan
Penyimpanan - pengelola - Gudang
12 peralatan
Keamanan - Pengelola - Pos scurity
13
Kegiatan service - pengelola - ruang MEP
14 - ruang teknisi
- ruang control

14
Kreteria pemilihan site dilakukan untuk mengetaui dimana proyek perencanaan Resor Kopi di Desa Sebatu ini akan dibangun dan
memiliki potensi yang berkesinambungan dengan proyek perencanaan tersebut. Terletak di area persawahan dan perkebunan. Site
bersebelahan dengan jalan raya utama dengan lebar 6 meter. Sarana dan prasarana di sekitar site berupa jaringan listrik, air dan
telepon sudah tersedia.

Gambar Pulau Bali

15
E. Gagasan Arsitektural

5.1 Konsep Dasar


Konsep dasar merupakan gagasan berbagai unsur-unsur yang ada kedalam suatu keseluruhan, dimana unsur tersebut
bias merupakan suatu gagasan, pendapat, pengamatan atau lainnya.

5.2.1 Pendekatan Konsep dasar

Adapun beberapa pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan konsep dasar Risor Kopi yaitu dari pengertian, fungsi
dan tujuan proyek. Adapun uraian konsep dasarnya sebagai berikut:

A. Pengertian Resort Coffee


Resort Coffee merupakan tempat yang bertujuan untuk rekreasi dan relaksasi, untuk dapat menikmati kesenagan, keindahan
alam, udara yang sejuk dan fasilitas penunjang lainya di mana memiliki kekhasan menikmati, melihat proses pembuatan dan
pembibitan kopi secara langsung.
B. Fungsi Resort Coffee

16
Resort Coffee memiliki fungsi sebagai tempat rekreasi atau resor wisata di mana wisata ini bersifat alam dan terdapat
pendidikan mengenai tanaman kopi.
C. Tujuan Resort Coffee
Resort Coffee ini bertujuan memberikan kepuasan bagi para wisatawan yang berkunjung, dengan basis wisata alam dan
melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaanya.

5.2.2 Rumus Konsep Dasar

Dari beberapa pendekatan di atas dapat dirumuskan dalam bentuk bagan, maka dapat disimpulkan konsep dasar yang
digunakan.

Pengertian Rekreatif

Resort Coffee di Rekreatif


Desa Sebatu, Fungsi Rekreatif Edukatif
Tegalalang

Tujuan Edukatif

Kesimpulan perumusan konsep dasar melalui pendekatan yang digunakan dalah konsep dasar perencanaan dan
perancangan dengan tujuan memberikan rekreasi bagi para pengunjung atau wisatawan sehingga dapat menikmati kesenangan,
keindahan alam, udara dan fasilitas penunjang lainnya dimana memiliki kekhasan wisata Kopi (Rekreatif).

17
5.2 Tema Rancangan
Tema merupakan suatu gagasan tertentu yang berulang kembali di seluruh perancangan suatu proyek. Secara umum
tema merupakan pendekatan luar terhadap karakter arsitektur, yang berkaitan dengan masalah bentuk, teknologi, lingkungan
budaya dan perilaku. Berdasarkan pengertian tersebut keberadaan tema nantinya diharapkan dapat menjadi suatu alat yang dapat
melakukan pendekatan luar terhadap karakter luar yang diinginkan.

5.2.1 Pendekatan Pemilihan Tema


Pendekatan yang dipakai untuk menentukan tema rancangan Resor Kopi ini adalah pendekatan melalui iklim wilayah.
wilayah Desa Sebatu memiliki iklim wilayah yang sejuk, dengan suhu udara 23o-28o celcius, ini menjadikan suasana yang didapat
diwilayah ini menjadi sejuk, dengan curah hujan 963 mm dan juga kelembaban udara rata rata 82% sehingga cocok
diperuntukan sebagai fungsi resor dan untuk kegiatan rekreasi.

5.2.2 Pengertian Tema Rancangan


Arsitektur Tropis merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur, yang mempelajari tentang arsitektur yang berorientasi
pada kondisi iklim dan cuaca, pada lokasi di mana massa bangunan atau kelompok bangunan berada, serta dampak, tautan
ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang tropis. Yang menjadi fokus dalam Arsitektur Tropis adalah rancangan
bangunan tersebut dapat menyelesaikan masalah pada iklim tropis seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi,
kelembapan tinggi dan kecepatan angin rendah, sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada dialam terbuka, menjadi
nyaman ketika berada didalam bangunan tropis.

5.2.3 Perujudan Tema

18
Tema yang akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan Resor Kopi ini adalah tema dengan pendekatan
Arsitektur Tropis. Dimana Arsitektur tropis merupakan sebuah karya Arsitektur yang mencoba untuk memecahkan problematik
iklim setempat, dalam hal ini iklim Tropis.
Tema ini sangat cocok bila digunakan di Indonesia pada umunya dan Desa Sebatu, Tegalalang pada khususnya dilihat
dari iklim di Indonesia itu sendiri yaitu iklim Tropis. Tema tropis ini nantinya harus menghasilkan respon positif dari efek iklim
tropis itu sendiri. Dalam arsitektur tropis, hal-hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan bahan-bahan alami, sirkulasi
udara dalam bangunan, serta pemanfaatan dari pencahayaan alami.

Bangunan lebih
ramah
Pendekatan Iklim dan Konsep lingkungan
Timeless
Arsitektur keadaan perencan
aan dan Tujuan Design
Tropis lokal Yang Perancan
Pendekat setempat Menggunakan
berpeng gan
an material alami
aruh
melalui Menghasilkan desain
pada
bangunan

Bangunan tropis pada umumnya lebih mengutamakan pemakaian material yang berasal dari alam. Sedangkan Dari segi
sirkulasi udara, bukaan-bukaan dalam bangunan di daerah tropis perlu diperhatikan. Hal ini bertujuan agar udara yang masuk
akan membuat ruangan terasa nyaman dan mendapatkan udara yang segar dan menyehatkan.

19
20

Anda mungkin juga menyukai