Anda di halaman 1dari 22

BAB TIPOLOGI

KEPEMIMPINAN
6
Tujuan Pelajaran Khusus

Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan definisi kepemimpinan.


2. Menyebutkan dan Menjelaskan teori-teori kepemimpinan.
3. Menjelaskan asal kekuasaan pemimpin.
4. Menjelaskan tentang tipologi kepemimpinan.
5. Menjelaskan tentang pendekatan studi kepemimpinan.
6. Menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas
kepemimpinan.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup,
manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup
berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi


kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati &
menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian
setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas
manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan
lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk
memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah
manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk
memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif
pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan


mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/
bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena
pengaruh kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan
kepada pemimpin. Pemimpin ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh
organisasi ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan
kewajiban yang berkaitan denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin
informal, yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai
pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai
kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku
suatu kelompok atau masyarakat.

Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor yang


sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahan. Pemimpin yang baik adalah sosok
figur yang dapat memberi motivasi serta pengayoman terhadap bawahan. Sehinggga
apabila kepemimpnan dalam suatu organisasi baik, maka organisasi tersebut dapat
berkembang dengan baik pula.

A. Definisi Kepemimpinan

Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba


mendefinisikan konsep kepemimpinan. Definisi kepemimpinan secara luas adalah
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai
peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan
dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan manajer perusahaan untuk
mengarahkan (directing) dan mempengaruhi (influencing) para bawahannya dalam
kegiatan yang berhubungan dengan tugas (task-related aktivities), agar para
bawahannya mau mengerahkan seluruh kemampuannya, baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota tim, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.1
Hakekat kepemimpinan ialah bahwa atasan mempengaruhi perilaku orang lain
didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan
seseorang agar yang bersangkutan mengerjakan apa yang dikehendaki.
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk

KATA KUNCI menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpina hanyalah sebuah alat, sarana
KEPEMIMPINAN : atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela/

Mempengaruhi suka cita.Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-


aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok.
Mengarahkan
Dari pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa kepemimpinan adalah
Memberi Contoh
proses mempengaruhi, mengarahkan, atau memberi contoh kepada pengikutnya untuk
mencapai tujuan organisasi yang diharapkan.

B. Teori Kepemimpinan

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji


sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam
karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya


mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

1
Solihin, I. 2010. Pengantar Manajemen. Bandung: Erlangga, h.20
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan
yang kemudian teori ini dikenal dengan The Greatma Theory. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi
yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan
goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

o Sikap Hubungan Kemanusiaan


Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
1) Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
2) Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan
(Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang
lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa
berbeda beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang
positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan
pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah
digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya
menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang
diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

C. Asal Kekuasaan Pemimpin

Asal kekuasaan pemimpin menurut solihin (2006), dapat berasal dari :


a. Legitimate power. Pemimpin memilki kekuasaan karena dia diberi kewenangan
oleh otoritas/pemegang kekuasaan yang lebih tinggi.
b. Expert power. Pemimpin memilki keahlian yang menonjol dalam bidangnya
sehingga dia diakui otoritas keahliannya oleh orang lain.
c. Reward power. Kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin karena pemimpin
tersebut gemar memberikan hadiah/imbalan terutama dalam bentuk materi.
d. Coercive power. Kekuasaan yang dimiliki pemimpin karena dia memiliki
kemampuan untuk memaksa orang agar patuh terhadap perintahnya.
e. Refferent power. Kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpinkarena wibawa yang
dia miliki. Kewibawaan seorang pemimpin diperoleh dari keselarasan antar
perkataan dan perbuatannya.
Ada kepemimpinan formal, yang terjadi karena manajer mengarahkan
bersandar pada wewenang formal, sedang kepemimipinan informal terjadi karena
seseorang yang tanpa wewenang formal berhasil mempengaruhi perilaku orang lain.
Kepemimpinan formal biasanya terhadap bawahan, sedang kepemimpinan informal
kepada mereka yang berada pada satu tingkat, atasan lain, kontak luar, dan mereka
yang mudah dipengaruhi.
Prinsip pertama dalam kepemimpinan adalah adanya hubungan antara
pemimpin dengan yang dipimpin. Tanpa yang dipimpin tidak ada orang yang perlu
memimpin. Prinsip kedua adalah bahwa pemimpin yang efektif menyadari dan
mengelola secara sadar dinamika hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin2
Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya
ditentukan oleh salah satu aspek semata-mata, melainkan antara sifat, perilaku,
dan kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai dengan situasi yang
mendukungnya. Kekuasaan-pengaruh mempunyai peranan sebagai daya dorong bagi
setiap pemimpin dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku yang
dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Konsepsi mengenai kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari kemampuan,
kewibawaan, dan kekuasaan. Seorang pemimpin, karena status dan tugas-tugasnya
pasti mempunyai kekuasaan. Kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi
secara unilateral sikap dan perilaku orang ke arah yang diinginkan3
Konsepsi mengenai sumber kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah
dikotomi antara position power (kekuasaan karena kedudukan) dan personal
power (kekuasaan pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian diperoleh
dari peluang yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan sebagian lagi
disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari hubungan pemimpin
pengikut. Termasuk dalam position power adalah kewenangan formal, kontrol
terhadap sumber daya dan imbalan, kontrol terhadap hukuman, kontrol terhadap
informasi, kontrol ekologis. Sedangkan personal power berasal dari keahlian dalam
tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan persuasif dan karismatik dari seorang
pemimpin (Gary Yukl,1996:167-175). Dengan bahasa yang sedikit berbeda, Kartini
Kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan seorang pemimpin
dapat berasal dari :
- Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain
- Sifat dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan terhadap
pengikutnya
- Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas
- Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan
berkomunikasi.

2
Richard Beckhard, 1995. Kepemimpinan Pendidikan: Konsep Dan Aplikasi. Purwokerto: STAIN
Purwokerto Press h. 125- 126
3
(Gary Yukl,1996: 183).
Kekuasaan merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuai perubahan
kondisi dan tindakan-tindakan individu atau kelompok. Ada dua teori yang dapat
menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh, dipertahankan atau hilang dalam
organisasi. Teori tersebut adalah
- Social Exchange Theory, menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang
selagi proses mempengaruhi yang timbal balik terjadi selama beberapa waktu
antara pemimpin dan pengikut. Fokus dari teori ini mengenai expert power dan
kewenangan.
- Strategic Contingencies Theory, menjelaskan bahwa kekuasaan dari suatu subunit
organisasi tergantung pada faktor keahlian dalam menangani masalah penting,
sentralisasi unit kerja dalam arus kerja, dan tingkat keahlian dari subunit tersebut.
Para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu untuk dapat efektif, namun
hal itu tidak berarti bahwa lebih banyak kekuasaan akan lebih baik. Jumlah
keseluruhan kekuasaan yang diperlukan bagi kepemimpinan yang efektif tergantung
pada sifat organisasi, tugas, para bawahan, dan situasi. Pemimpin yang mempunyai
position power yang cukup, sering tergoda untuk membuat banyak orang tergantung
padanya daripada mengembangkan dan menggunakan expert power dan referent
power. Sejarah telah menunjukkan bahwa pemimpin yang mempunyai position power
yang terlalu kuat cenderung menggunakannya untuk mendominasi dan
mengeksploatasi pengikut. Sebaliknya, seorang pemimpin yang tidak mempunyai
position power yang cukup akan mengalami kesukaran dalam
mengembangkan kelompok yang berkinerja tinggi dalam organisasi. Pada umumnya,
mungkin lebih baik bagi seorang pemimpin untuk mempunyai position power yang
sedang saja jumlahnya, meskipun jumlah yang optimal akan bervariasi tergantung
situasi.
Sedangkan dalam personal power, seorang pemimpin yang mempunyai expert
power atau daya tarik karismatik sering tergoda untuk bertindak dengan cara-cara
yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan.

D. Tipologi kepemimpinan

Gaya kepemimpinan, dalam beberapa literatur juga sering disebut tipe


kepemimpinan. Gaya atau tipe kepemimpinan adalah serangkaian sikap, sifat dan
karakter dari seorang pemimpin yang cenderung ditonjolkan dalam menggerakan
organisasi. Contohnya seorang pemimpin perusahaan A memimpin perusahannya
dengan sangat disiplin, terarah, serta kaku. Nah, jika anda seorang pemimpin,
bagaimana gaya kepemimpinan anda? mari kita simak pandangan para ahli tentang
gaya kepemimpinan.
Menurut Djatmiko (2008), ada lima tipe kepemimpinan yaitu :
1. Tipe Otokratik
Dalam hal ini pengambilan keputusan seorang manajer yang otokratik akan
bertindak sendiri dan memberitahukan kepada bawahannya bahwa ia telah
mengambil keputusan tertentu dan para bawahannya itu hanya berperan sebagai
pelaksana karena mereka tidak dilibatkan sama skali dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Tipe Peternalistik
Seorang pimpinan yang paternalistik dalam menjalankan organisasi menunjukkan
kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut:
a. Dalam hal pengambilan keputusan kecenderungannya adalah menggunakan
cara mengambil keputusan sendiri, kemudian menjual kepada bawahannya
tanpa melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
b. Hubungan dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak.
c. Dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya, pada umumnya
bertindak atas dasar pemikiran kebutuhan fisik para bawahan sudah terpenuhi.
Apabila sudah terpenuhi, maka para bawahan akan mencurahkan perhatian
pada pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Tipe Kharismatik
Pemahaman yang lebih mendalam tentang kepemimpinan yang bersifat
kharismatik menunjukkan bahwa sepanjang persepsi yang dimilikinya tentang
keseimbangan antar pelaksanaan tugas dan pemeliharaan hubungan dengan para
bawahan seorang pimpinan kharismatik nampaknya memberikan penekanan pada
dua hal tersebut.
4. Tipe Laizessz Faire
Persepsi pimpinan yang Laizessz Faire tentang pentingnya pemeliharaan
keseimbangan antara orientasi pelaksanaan tugas dan orientasi pemeliharaan
hubungan sering terlihat bahwa aksentuasi diberikan pada hubungan ketimbang
pada penyelesaian tugas. Titik tolak pemikiran yang digunakan ialah bahwa jika
dalam organisasi terdapat hubungan yang intim antara seorang pemimpin dengan
para bawahan, dngan sendirinya para bawahan itu akan terdorong kuat untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara bertanggung jawab.
5. Tipe Demokratik
Ciri pimpinan yang demokratik dalam hal pengambilan keputusan tercermin pada
tindakannya mengikutsertakan para bawahan dalam seluruh proses pengambilan
keputusan. Pemeliharaan hubungan tipe demokratik biasanya memberikan
penekanan kuat pada adanya hubungan yang serasi, dalam arti terpeliharnya
keseimbangan antara hubungan yang formal dan informal. Seorang pemimpin
yang demokratik cenderung memperlakukan para bawahannya sebagai rekan
kerja, juga menjaga keseimbangan antara orientasi penyelesaian tugas dan
orientasi hubungan yang bersifat relasional.
Menurut rensis liker, gaya kepemimpinan seseorang dalam organisasi dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Eksploitatif, yaitu pemimpin yang memeras bawahan, bawahan harus mencapai
tujuan yang ditetapkan, kalau tidak bisa dihukum.
2. Otoritatif, yaitu pemimpin yang keras terhadap bawahan, bawahan tidak boleh
memberi komentar terhadap perintah pemimpin.
3. Konsultatif, yaitu pemimpin yang selalu meminta pendapat dari bawahan,
perintah biasanya dikeluarkan setelah diskusi dengan bawahan.
4. Partisipatif, yaitu pemimpin yang selalu mengambil keputusan sesuai
kesepakatan bawahan.

Sedang menurut George R. Terry ada enam tipe kepemimpinan :


1. Kepemimpinan Personal, pemimpin ini selalu mengadakan kontak langsung
dengan bawahan. Dia dapat mengetahui setiap masalah yang dihadapai bawahan
sehingga dia dapat segera memberikan petunjuk untuk menyelesaikan masalah.
Melalui kontak langsung pemimpin dan bawahan dapat menanamkan pengaruh
dan ide-idenya kepada bawahan. Sebab bawahan merasa diperhatikan, dibimbing,
dan diarahkan menuju kemajuan.
2. Kepemimpinan Non-personal, pemimpin tipe ini dilakukan melaui media non-
pribadi seperti perintah tertulus, surat keputusan, dan pengumuman-pengumuman.
3. Kepemimpinan Otoriter, yaitu pemimpin yang merasa bahwa kekuasaan yang
sah adalah miliknya, sehingga merasa berhak memerintah dan memindahkan
orang lain.
4. Kempemimpinan Demokratis, pemimpin ini ditandai dengan adanya partisipasi
kelompok dalam penentuan tujuan dan pemanduan pemikiran-pemikiran untuk
menentukan cara-cara terbaik dalam melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu,
setiap pemikiran perorangan dan kelompok dihargai serta bersifat terbuka.
5. Kepemimpinan Kebapakan, kepemimpinan itu disebut dengan paternalistik
yang ditandai oleh suatu sikap pemimpin yang dalam memimpin bertindak
sebagai bapak, yaitu sebagai pendidik, pengasuh, pembimbing, dan penasihat
dengan memperhatikan kesenangan dan kesejahteraan yang dipimpin.
6. Kepemimpinan Alamiah, pemimpin seperti ini timbul dengan sendirinya secara
spontan, bukan karena pengangkatan yang diterima serta dituruti oleh orang lain.
Kepemimpinan jenis ini sangat berpengaruh. Agar organisasi berhasil, manajemen
harus memanfaatkan para pemimpin alamiah.
Itulah tiga pandangan ahli tentang gaya atau tipe kepemimpinan. Sekarang
anda bisa menilai gaya kepemimpinan mana yang anda miliki, dan gaya
kepemimpinan mana yang cocok dengan lingkungan organisasi yang anda pimpin.

E. Pendekatan Studi Kepemimpinan

Berbagai pendekatan studi kepemimpinan muncul:


1. Pendekatan sifat seseorang yang menfokuskan pada karakteristik pribadi
pemimpin.
2. Pendekatan perilaku yang memfokuskan pada perilaku pemimpin dihadapkan
dengan pengikutnya.
3. Pendekatan situsional yang memfokuskan pada kesesuaian antara perilaku
pimpinan dengan karakteristik situsional. Yang dimaksud dengan karakteristik
pribadi adalah umur, raut muka, ukuran badan, kecakapan, kerjasama, dan lain-
lain. Biasanya pemimpin yang baik memiliki kombinasi karakteristik yang baik.
Perilaku pemimpin dapat dibagikan ke dalam yang mementingkan orang atau
yang mementingkan tugas/hasil/produksi atau kombinasinya. Yang mementingkan
orang namun tak begitu mementingkan tugas disebut pemimpin yang bebas; dan tidak
mementingkan orang namun tak begitu mementingkan tugas disebut pemimpin yang
mendukung/manusiawi; yang tidak mementingkan keduanya disebut pemimpin yang
bebas; yang tidak mementingkan orang namun mementingkan tugas disebut
pemimpin yang direktif/otokratif dan mereka yang memperhatikan orang dan tugas
disebut pemimpin yang partisipatif/demokratis. Adapula yang menyatakan yang
pertama itu manajemen santai, yang kedua manajemen yang mencelakakan, yang
ketiga manajemen yang mementingkan tugas, yang keempat manajemen tim dan yang
kelima manajemen tengah jalan.
Teori situsional dari Fieldler menyatakan bahwa pemimpin yang berorientasi
tugas akan berhasil pada situasi dengan pengawasan ketat atau lepas, sedang
pemimpin yang berorientasi hubungan akan berhasil pada situasi pengawasan yang
moderat.

Teori lain, yaitu teori jalur tujuan dari House menyatakan bahwa:
1. Kepemimpinan direktif: memberitahu bawahan, memberikan arahan/pengertian,
memberikan jadwal, dan mempertahankan standar kinerja,
2. Kepemimpinan yang mendukung, yang selalu diperhatikan bawahan, semua
diperlakukan sama, semua teman dan mudah didekati,
3. Kepemimpinan yang berorientasi pada hasil yang menetapkan tujuan yang
menantang, mengharapkan bawahan bekerja keras, mengarahkan selalu
penyempurnaan, dan
4. Kepemimpinan partisipatif yang selalu berkonsultasi dengan bawahan,
memperhatikan saran bawahan sebelum mengambil keputusan. Selanjutnya

Vroom dan Yettom mengemukakan adanya tiga putusan, yaitu :


1) Putusan kewenangan yang dibuat oleh pimpinan dan dikombinasikasikan pada
bawahan; tak ada masukan dari bawahan kecuali diminta
2) Putusan konsultatif dimana masalah dipecahkan bersama; anggota dimintai
informasi, saran dan pendapat,
3) Putusan kelompok, dimana semua anggota berpartisipasi dan mencapai konsensus
tentang apa yang harus dilakukan. Caranya yang direktif/otokratis cenderung
berkeputusan yang individualistis/kewenangan; sedang gaya
mendukung/partisipatif cenderung berkeputusan kelompok/konsensus.
Ada pula kepemimpinan transformasional dengan mereka yang dapat membuat orang
melakukan kegiatan lebih daripada yang diharapkan, biasanya melalui kharisma,
pertimbangan individual dan stimulasi intelektual.
Yang penting seorang itu dapat memimpin melalui komunikasi, motivasi dan
dinamika kelompok sehingga mencapai kesatupaduan dan kinerja yang tinggi.

F. Faktor faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan

Menurut Stoner (1992 dalam Djatmiko, 2008), faktor-faktor yang


mempengaruhi efektifitas kepemimpinan ada enam, yaitu:
1. Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin
2. Harapan dan perilaku para atasan
3. Karakteristik, harapan dan peilaku bawahan
4. Kebutuhan tugas
5. Iklim dan kebijaksanaan organisasi
6. Harapan dan perilaku rekan

Menurut H. Joseph Reitz (1981) factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas


pemimpin meliputi :
1) Kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin
Hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan
mempengaruhi pilihan akan gaya. Sebagai contoh, jika ia pernah suksies dengan
cara menghargai bawahannya dalam pemenuhan, cenderung akan menerapkan
gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada bawahannya.
2) Harapan atau perilaku atasan
Sebagai contoh, yang secara tegas memakai gaya yang berorientasi pada tugas,
cenderung seorang manajer menggunakan gaya itu.
3) Karakteristik harapan atau perilaku bawahan
Mempengaruhi terhada gaya kepemimpinan manajer. Sebagai contoh, karyawan
yang mempunyai kemampuan tinggi biasaynya kurang memerlukan pendekatan
yang bersifat direktif dari pemimpin
4) Kebutuhan tugas
Setiap tugas juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. Sebagai contoh, bawahan
yang bekerja pada bagian pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang
lebih berorientasi kepada tugas
5) Iklim dan kebijakan organisasi
Mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. Sebagai contoh, kebijakan dalam
pemberian penghargaan , imbalan dengan skala gaji yang ditunjang dengan
insentif lain (dana pendiun, cuti, bonus) akan mempengaruhi motivasi kerja
bawahan.
6) Harapan dan perilaku rekanan
Sebagai contoh, manajer membentuk persahabatan dengan rekan-rekan dalam
organisasi. Sikap mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif,
berlomba memperebutkan sumber daya, sehingga mempengaruhi rekan-rekannya.
SOAL PILIHAN GANDA a. Tipe Otokratik

1. Suatu proses yang dilakukan b. Tipe Laizessz Faire


manajer perusahaan untuk c. Tipe Horizontal
mengarahkan (directing) dan
d. Tipe Kharismatik
mempengaruhi (influencing) para
bawahannya dalam kegiatan yang e. Demikratik
berhubungan dengan tugas (task-
related aktivities), agar para 4. Pemimpin memilki keahlian yang
bawahannya mau mengerahkan menonjol dalam bidangnya
seluruh kemampuannya, baik
sehingga dia diakui otoritas
sebagai pribadi maupun sebagai
anggota tim, untuk mencapai keahliannya oleh orang lain yaitu..
tujuan yang telah ditetapkan a. Legitimate power
perusahaan yaitu...
b. Expert power
a. Hakikat kepemimpinan c. Reward power

b. Kepemimpinan d. Coercive power.


e. Refferent power.
c. Kekuasaan
5. Menurut rensis liker, gaya
d. Kewibawaan pemimpin
kepemimpinan seseorang dalam
e. Tipologi kepemimpinan organisasi dapat dikelompokkan
menjadi....
2. Seorang pemimpin harus
a. 2
merupakan seorang pendiagnosa
b. 3
yang baik dan harus bersifat
c. 5
fleksibel, sesuai dengan
d. 7
perkembangan dan tingkat
e. 4
kedewasaan bawahan yaitu...
6. suatu sikap pemimpin yang dalam
a. Teori Kelompok memimpin bertindak sebagai
bapak, yaitu sebagai pendidik,
b. Kecerdasan
pengasuh, pembimbing, dan
c. Teori Kewibawaan
penasihat dengan memperhatikan
d. Teori Kepemimpian situasi kesenangan dan kesejahteraan yang
e. Teori kepemimpinan Sifat dipimpin.
a. Kepemimpinan Kebapakan
3. Dibawah ini yang termasuk tipe
kepemimpinan yaitu kecuali b. Kepemimpinan otoriteer
c. Kepemimpinan demokratis
d. Kepemimpinan personal b. Karakteristik, harapan dan
e. Kepemimpinan non personal peilaku bawahan
7. memberitahu bawahan, c. Kebutuhan tugas kelompok
memberikan arahan/pengertian, d. Iklim dan kebijaksanaan
memberikan jadwal, dan organisasi
mempertahankan standar kinerja e. Harapan dan perilaku rekan
yaitu.. 11. pemimpin yang selalu mengambil
a. pemimpin yang mendukung keputusan sesuai kesepakatan
b. pemimpin yang detektif bawahan yaitu..
c. pemimpin partisipasif a. Partisipatif
d. pemimpin yang berorientasi b. Demokratis
e. pemimpin bijaksana c. Kharismatik
8. Teori situsional dari Fieldler d. Otoriter
menyatakan bahwa pemimpin yang e. Vertikal
berorientasi tugas akan berhasil 12. orang yang oleh organisasi
pada situasi dengan... ditunjuk sebagai pemimpin,
a. Pengawasan yang ketat berdasarkan keputusan dan
b. Pengawasan yang lancar pengangkatan resmi untuk
c. Pengawasan yang baik memangku suatu jabatan dalam
d. Pengawasan tidak ketat struktur organisasi dengan segala
e. A dan B benar hak dan kewajiban yang berkaitan
9. Dibawah ini yang termasuk tipe denganya untuk mencapai sasaran
kepemimpinan menurut George R. organisasi yaitu..
Terry yaitu... a. pemimpin kharismatik
a. Kepemimpinan demokratis b. pemimpin demokratis
b. Kepemimpinan personal c. pemimpin bijaksana
c. Kepemimpinan non personal d. pemimpin formal
d. Kepemimpinan alamiah e. pemimpin informal
e. Semua jawaban benar 13. Atasan mempengaruhi perilaku
10. faktor-faktor yang mempengaruhi orang lain didalam kerjanya dengan
efektifitas kepemimpinan yaitu menggunakan kekuasaan yaitu..
kecuali... a. Kepemimpinan
a. Kepribadian, pengalaman masa b. Hakikat kepemimpinan
lalu dan harapan pemimpin c. Tipologi kepemimpinan
d. Pemimpin alamiah e. Pemimpin demokratis
e. Pemimpin personal 15. mencakup nilai-nilai, latar
14. kekuasaan dari suatu subunit belakang dan pengalamannya akan
organisasi tergantung pada faktor mempengaruhi pilihan akan gaya
keahlian dalam menangani masalah yaitu...
penting, sentralisasi unit kerja a. kharateristik
dalam arus kerja, dan tingkat b. kepribadian
keahlian dari subunit tersebut c. kebutuhan tugas
yaitu... d. kebijakan organisasi
a. Kekuasaan e. harapan
b. Pemimpin kharismatik
c. Strategic Contingencies Theory
d. Social Exvhange Theory
SOAL URAIAN
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
2. Apa yang dimaksud dengan Legitimate Power ?
3. Sebutkan lima tipe kepemimpinan menurut Djatmiko ?
4. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan alamiah ?
5. Bagaimana pendekata studi kepemimpinan ?

STUDI KASUS
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen
produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan
setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia
bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukan sikap tidak puas
dan agresif.

Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya pada Drs.Abdul Hakim, ak,
manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang
rendah dalam departemen produksi. Abdul Hakim menjawab bahwa dia telah
mendengar secara informal melalui komunikasi grapevine, bahwa para karyawan
Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat
sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, Dalam tentara, saya membuat semua
keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat
seperti itu.

Pertanyaan Kasus :

1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana


keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan
dulu sewaktu di tentara.

2. Konsekuensinya apa, bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa
saran saudara bagi perusahaan untuk merubah keadaan?
KUNCI JAWABAN

PILIHAN GANDA

1. B
2. D
3. C
4. B
5. E
6. A
7. B
8. E
9. E
10. C
11. A
12. C
13. B
14. C
15. B

URAIAN

1. Kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan manajer perusahaan untuk


mengarahkan (directing) dan mempengaruhi (influencing) para bawahannya dalam
kegiatan yang berhubungan dengan tugas (task-related aktivities), agar para
bawahannya mau mengerahkan seluruh kemampuannya, baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota tim, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan
2. Pemimpin memilki kekuasaan karena dia diberi kewenangan oleh otoritas/pemegang
kekuasaan yang lebih tinggi.
3. - Tipe Otokratik
- Tipe Peternalistik
- Tipe Kharismatik
- Tipe Laizessz Fair
- Tipe Demokratik
4. Pemimpin seperti ini timbul dengan sendirinya secara spontan, bukan karena
pengangkatan yang diterima serta dituruti oleh orang lain. Kepemimpinan jenis ini
sangat berpengaruh. Agar organisasi berhasil, manajemen harus memanfaatkan para
pemimpin alamiah.
5. - Pendekatan sifat seseorang yang menfokuskan pada karakteristik pribadi pemimpin.
- Pendekatan perilaku yang memfokuskan pada perilaku pemimpin dihadapkan
dengan pengikutnya.
- Pendekatan situsional yang memfokuskan pada kesesuaian antara perilaku
pimpinan dengan karakteristik situsional. Yang dimaksud dengan karakteristik
pribadi adalah umur, raut muka, ukuran badan, kecakapan, kerjasama, dan lain-
lain. Biasanya pemimpin yang baik memiliki kombinasi karakteristik yang baik.

STUDI KASUS

1. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok


yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Namun, dalam kasus ini Hartoyo gaya
kepemimpinan yang dipakai Hartoyo adalah gaya dengan orientasi tugas. Gaya
kepemimpinan ini secara dominan berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan kerja
dan motivasi berprestasi karyawan. Seharusnya kepemimpinan Hartoyo menerapkan
gaya kepemimpinan berorientasi karyawan lebih dominan di bandingkan dengan gaya
kepemimpinan berorientasi tugas agar dapat meningkatkan motivasi berprestasi
karyawan. Dan lebih memperhatikan kepentingan karyawan juga untuk mencapai
tujuan mereka. Hartoyo juga menggunakan tipe kepemimpinan otoriter, yaitu tipe
pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya sendiri secara penuh. Pada tipe kepemimpinan otoriter ini, pemimpin
mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja
yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama
maupun sasaran minornya. Keuntungan dalam menggunakan tipe kepemimpinan
otoriter : Bawahan tidak perlu memikirkan apapun, bawahan cukup melaksanakan apa
yang telah menjadi keputusan dari pemimpin/atasan.
Kelemahan dalam menggunakan tipe kepemimpinan otoriter : Semua aspek kegiatan
dalam perusahaan dikendalikan oleh pemimpin/atasan, sehingga apabila ada suatu
masalah dalam perusahaan tersebut semuanya hanya tergantung pada pimimpin dan
bawahan tidak boleh ikut campur dalam pengambilan keputusan. Serta menjadi
kurang adanya kerjasama dalam perusahaan tersebut. Pebandingan motivasi bawahan
Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara:
Dalam membangun sebuah perusahaan diperlukan kerjasama antara pemimpin dengan
bawahan. Namun, bawahan Hartoyo yang sekarang ingin ikut dalam membangun
perusahaan tersebut secara bersama-sama agar tercapainya sebuah tujuan. Sedangkan
bawahan hartoyo sewaktu di tentara merupakan anggota yang memiliki kompetensi
rendah tapi komitmennya tinggi. Sehingga mereka membutuhkan tipe kepemimpinan
yang otoriter
2. Apabila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya, perusahaan tersebut
dapat mengalami gulung tikar, apabila seorang pimimpin hanya mengutamakan
keputusan sendiri tanpa menerima saran dari bawahan.
Saran saya, sebaiknya Hartoyo dapat merubah gaya kepemimpinan otoriternya dengan
gaya kepemimpinan demokratis, yaitu gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis
pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para
bawahannya. Pada kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih
besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang
ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang
menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya. Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki
kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sehingga Hartoyo akan mudah
untuk mencapai tujuan perusahaannya apabila merubah gaya kepemimpinannya
dengan gaya kepemimpinan demokratis .

Anda mungkin juga menyukai