Anda di halaman 1dari 376

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


REPUBLIK INDONESIA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


BALITBANG KP 2016

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | i
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

T P
IM ENYUSUN

M. Zulficar Mochtar

Umi Windriani

Drama Panca Putra

M. Hikmat Jayawiguna

Asri Nurhayati

Puji Artiningsih

Indriani Musthapia

Ridona Viju Rafeliandi

Andi Astowo

Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi


Bagian Data, informasi dan Monitoring dan Evaluasi
Sekretariat Balitbang KP
Gdg Balitbang KP I, Jln. Pasir Putih 1 Ancol Timur
Telp : (021) 64711583; Fax : (021) 64711438
Email : monev.balitbangkp2016@gmail.com

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | i
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

K ONTRIBUTOR

Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir

Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut

Balai Penelitian Perikanan Laut

Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan

Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum

Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau

Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar

Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias

Balai Penelitian Pemulian Ikan

Balai Penelitian dan Observasi Laut

Loka Penelitian Perikanan Tuna

Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut

Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan

Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir

Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | ii
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

P
uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena atas izin dan rahmat-Nya penyusunan Laporan
Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan Tahun 2016 dapat diselesaikan. Laporan ini
merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan berbagai
kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good governance.

Laporan Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun
mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian dan pengembangan
IPTEK kelautan dan perikanan tidak hanya kinerja 2016 namun juga selama kurun waktu 2015-
2016, dikarenakan masuk dalam RPJMN III Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015 - 2019.
Sangat disadari bahwa laporan kinerja ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi
dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang
berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil hasil penelitian dan pengembangan
IPTEK kelautan dan perikanan, catatan keberhasilan dan kendala selama 2 tahun pelaksanaan
RPJMN III berikut rekomendasi serta rencana aksi selanjutnya.

Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran, program dan kegiatan penelitian dan
pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini
menjadi modal dasar untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan penelitian yang inovatif dan tepat

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | iii
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
guna di masa mendatang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal
dan berkelanjutan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas
tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan.

Jakarta, Maret 2017


Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan

M. Zulficar Mochtar

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | iv
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

D AFTAR I SI

Hal.
Tim Penyusun i
Kontributor ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Ikhtisar Eksekutif viii

I. PEND AHUL UAN 1


1.1. Latar Belakang 2
1.2. Tugas, Fungsi Balitbang KP dan Struktur Organisasi 4
1.3. Keragaan SDM Balitbang KP (Kekuatan SDM) 9
1.4. Sistematika Laporan Kinerja 19

II. PER ENC ANAAN D AN PERJAN JIAN K I NERJ A 20


2.1. Rencana Strategis Balitbang KP 2015-2019 21
2.2. Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan Balitbang KP TA 2016 25
2.3. Perjanjian Kinerja Balitbang KP TA 2016 29

III. AK UNT ABIL IT AS K INERJA 50


3.1. Capaian IKU Balitbang KP 53
3.2. Hasil Pengukuran Balitbang KP 55
3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja 59
SS 1. Meningkatnya Pengelolaan SDKP Yang Berkelanjutan
IKU 1. Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk
60
pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan
SS 2. Meningkatnya hasil penyelenggaran Litbang dan layanan iptek

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | v
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara
dari sektor KP
IKU 2. Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan
67
kontrak kinerja Eselon I KKP
IKU 3. Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan
69
untuk dijadikan bahan kebijakan
SS 3. Tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif
IKU 4. Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 74
SS 4. Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan
KP yang efektif
IKU 5. Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP 81
IKU 6. Jumlah Data dan Informasi Ilmiah KP 84
IKU 7. Jumlah Karya Tulis Ilmiah 88
SS 5. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif
untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil,
berdaya saing dan berkelanjutan
IKU 8. Jumlah Hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk
90
masyarakat dan/atau industri
IKU 9. Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP 96
IKU 10. Jumlah Hasil Litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis 106
IKU 11. Jumlah Sentera Nelayan 108
SS 6. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya
Litbang dan Layanan IPTEK KP
IKU 12. Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai
112
Balitbang KP
IKU 13. Jumlah sarana prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang
113
ditingkatkan kapasitasnya
IKU 14. Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk 116
SS 7. Terselenggaranya Pengendalian Litbang KP
IKU 15. Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan
119
riset litbang KP
SS 8. Tersedianya ASN Balitbang KP yang kompeten dan profesional

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | vi
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
IKU 16. Indeks Kompetensi dan Integritas Balitbang KP 121
IKU 17. Jumlah ASN Balitbang KP yang dikembangkan kompetensinya 123
SS 9. Tersedianya Manajemen Pengetahuan Balitbang KP yang handal
dan mudah diakses
IKU 18. Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem
124
manajemen pengetahuan yang terstandar
SS 10. Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan
berorientasi pada layanan prima
IKU 19. Nilai kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP 127
IKU 20. Nilai SAKIP Balitbang KP 129
SS 11. Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien
dan akuntabel
IKU 21. Nilai kinerja anggaran Balitbang KP 135
IKU 22. Persentase kepatuhan teradap SAP lingkup Balitbang KP 137
3.4 Akuntabilitas Keuangan 139
IV. P E N U T U P 167
4.1 Kesimpulan 168
4.2 Permasalahan 170
4.3 Kebijakan Litbang KP Tahun 2017 - 2019 171
4.4 Saran dan Rekomendasi 173

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | vii
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

RINGKASA
N
EKSEKUTIF

LAPORAN KIN ERJA


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016

D
alam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan kelautan dan
perikanan yang konsisten dan kontinyu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan telah menetapkan Penyusunan Rencana Strategis Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Renstra Balitbang KP) Tahun 2015 2019
tentunya tidak terlepas dari Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang
menjadi panduan utama dalam penyusunan Renstra Balitbang KP. Renstra Kementerian Kelautan dan
Perikanan sendiri telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (Permen KP)
Nomor 25/PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015
2019. Rencana strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Kelautan dan Perikanan Jangka
Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; dan
Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019. Renstra Litbang Kelautan dan Perikanan
merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi,
program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan IPTEK kelautan dan perikanan yang
akan dilaksanakan oleh Balitbang KP selama lima tahun ke depan (2015-2019). Agar Balitbang KP dapat
senantiasa eksis, antisipatif, dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Balitbang KP ke depan
yaitu " C E N T E R O F E X C E L L E N C E ( P U S A T K E P A K A R A N ) S E B A G A I S U M B E R I N O V A S I

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | viii
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
IPTEK DAN OPSI KEBIJAKAN UNTUK MEWUJUDKAN VISI PEMBANGUNA N KELAUTAN
DAN PERIKANAN".

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balitbang KP
menetapkan satu program dan delapan kegiatan. Program yang digunakan yaitu " P R O G R A M
P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N I P T E K K E L A U T A N D A N P E R I K A N A N " ; dimana
keberhasilan kinerja atas pelaksananaan program ini menjadi tanggungjawab unit Eselon I yaitu Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, sedangkan keberhasilan kinerja atas pelaksanaan
kegiatan menjadi tanggungjawab masing-masing Eselon II lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan. Berikut ini adalah program dan kegiatan Litbang IPTEK kelautan dan Perikanan,
yaitu sebagai berikut : 1) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan, 2) Penelitian dan Pengembangan
IPTEK Sumberdaya Laut dan Pesisir, 3) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 4) Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Kelautan dan
Perikanan, 5) Penelitian dan Perekayasaan Alat dan Mesin Kelautan dan Perikanan, 6) Penelitian Sumberdaya
Lahan dan Klimat Kelautan dan Perikanan, 7) Pengelolaan Inovasi dan Alih Teknologi Kelautan dan
Perikanan, dan 8) Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | ix
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 1
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

LAUT
ADALAH TRISAKTI & NAWACITA

MASA DEPAN BANGSA VISI KKP


MEWUJUDKAN SEKTOR KELAUTAN &
Kita harus bekerja sekeras- PERIKANAN INDONESIA YANG MANDIRI,

kerasnya untuk MAJU, KUAT DAN BERBASIS


KEPENTINGAN NASIONAL
mengembalikan Indonesia
sebagai negara maritim. 3 PILAR MISI KKP
1. KEDAULATAN
Samudera, laut, selat, dan
2. KEBERLANJUTAN
teluk adalah masa depan 3. KESEJAHTERAAN

peradaban kita. Kita telah


Program Litbang pada dasarnya
terlalu lama memunggungi laut,
dilaksanakan dalam rangka mendukung kebijakan
memunggungi samudera dan pembangunan kelautan dan perikanan yang

memunggungi selat dan teluk. didasarkan rekomendasi kebijakan yang yang


ilmiah, dan tentunya teknologi yang
Ini saatnya kita mengedapankan pada hasil nasional untuk
mengembalikan semuanya memperkuat kedaulautan bangsa, yang

sehingga jalesveva jayamahe, merupakan bagian dari fungsi litbang yang harus
menjadi penghela dan pendorong pembangunan
di laut justru kita jaya, kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dan
sebagai semboyan nenek berdaya saing secara internasional.

moyang kita di masa lalu bisa


Dalam mendukung kebijakan
kembali lagi membahana. pembangunan kelautan dan perikanan
sebagaimana telah dicanangkan oleh Kementerian

Presiden Joko Widodo, Kelautan dan Perikanan. walaupun dalam struktur


organisasi Litbang merupakan unsur penunjang
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 2
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
yang tidak langsung mengelola pembangunan dalam kurun waktu tertentu, sebagai hakekat dari
sektor kelautan dan perikanan, Litbang berperan anggaran berbasis kinerja.
menjadi pendorong penerapan teknologi dan
alternatif kebijakan dalam kesisteman Sebagai sandaran peraturan penerapan
pengelolaan suatu sistem usaha kelautan dan akuntabilitas mengacu Peraturan Presiden Nomor
perikanan. Selain itu, dalam merespon sejumlah 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
isu yang berkembang, peran Litbang dan IPTEK Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
yang dihasilkan menjadi sangat vital. Sebagai Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
contoh dalam merespon isu pengelolaan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Badan
sumberdaya kelautan dan perikanan secara Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
berkelanjutan, maka kebijakan berbasis Litbang Perikanan diwajibkan untuk:
harus dikembangkan. 1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah sebagai wujud
Hasil Litbang kelautan dan perikanan pertanggungjawaban instansi pemerintah
diharapkan dapat bersaing secara nasional dan dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.
internasional, sebagai langkah penting dalam 2. Menyampaikan Laporan Kinerja Badan
meningkatkan dayasaing bangsa. Untuk itu hasil Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Litbang kelautan dan perikanan selanjutnya Perikanan pada setiap tahun kepada Menteri
diharapkan menjadi komponen penting dalam Kelautan dan Perikanan melalui Sekretariat
upaya mewujudkan Sistem Inovasi Nasional (SIN). Jenderal Kementerian Kelautan dan
Dalam melaksanakan program dan kegiatan Perikanan.
penelitian dan pengembangan IPTEK, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Atas dasar hal-hal di atas tersebut, Badan
Perikanan sebagai satuan kerja Eselon I Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan semakin Perikanan sebagai Instansi Pemerintah dan
dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan Penyelenggara Negara telah menetapkan target
sistem manajemen Kementerian kelautan dan kinerja tahun 2016 dilanjutkan dengan melakukan
perikanan yang menuntut azas akuntabilitas, di monitoring dan pengukuran kinerja yang telah
mana setiap penyelenggaraan negara dituntut dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan
untuk dapat mempertangungjawabkan kinerja Laporan Kinerja Badan Penelitian dan
atau hasil-hasilnya dari seluruh program/kegiatan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun
kepada masyarakat atas penggunaan dana dan 2016 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat
kewenangan yang diberikan. Sebagai contoh pada yang diemban.
performance keuangan yang tidak hanya sebatas
mengukur seberapa besar realisasinya, tetapi bisa Dasar hukum penyusunan laporan Laporan
mengukur besarnya dana bisa mendorong Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan
seberapa besar peningkatan kinerja yang dicapai
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 3
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kelautan dan Perikanan tahun 2016, sebagai 3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2015
berikut. tentang perubahan atas Undang- Undang
1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Nomor 27 Tahun 2007 pasal 23
penyelenggaran Negara yang bersih dan mengamanahkan Pemanfaatan Pulau-Pulau
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. kecil dan perairan sekitarnya diprioritaskan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 untuk kepentingan Penelitian dan
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pengembangan.
Instansi Pemerintah. 4. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2015 pada
3. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB bagian ketiga UU Klautan sebagai Riset Ilmu
Nomor: 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengetahuan dan Teknologi.
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2008
AKIP. tentang Penyelenggaraan Penelitian dan
4. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor Pengembangan Perikanan.
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan
Pemerintah. dan Perikanan dan Peraturan Menteri Kelautan
5. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor dan Perikanan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
20 tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Perikanan maka Badan Penelitian dan
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Pengembangan Kelautan dan Perikanan dibentuk
tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan sebagai satu-satunya unit organisasi eselon I pada
Evaluasi Akuntabilitas KInerja Instansi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang
Pemerintah. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
di bidang Kelautan dan Perikanan.
1.2. TUGAS, FUNGSI BALITBANG KP A. TUGAS DAN FUNGSI
DAN STRUKTUR ORGANISASI Dalam tahun 2015, terdapat perubahan
Badan Penelitian dan Pengembangan organisasi dan tata kerja di lingkup
Kelautan dan Perikanan merupakan amanah dari : Kementerian Kelautan dan Perikanan sehingga
1. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2002 dalam Laporan Kinerja ini menyajikan
tentang Sistem Nasional Penelitian, gambaran organisasi Balitbang KP sesuai
Pengembangan dan Penerapan Ilmu dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
Pengetahuan dan Teknologi. Perikanan Nomor 15 Tahun 2010 Tentang
2. Undang - Undang Nomor 45 Tahun 2009 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
tentang Perikanan Pasal 66 ayat (3) Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Menteri
mengamanahkan Penelitian dan Kelautan dan Perikanan nomor 23 Tahun 2015
Pengembangan Perikanan. tentang Organisasi dan Tata Kerja
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 4
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
ditetapkan sejak 14 Agustus 2015, maka Badan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
Peneitian dan Pengembangan Kelautan dan di bidang kelautan dan perikanan; dan
Perikanan mengemban tugas dan fungsi 4. Pelaksanaan administrasi Balitbang KP.
sebagai berikut :

B. STRUKTUR ORGANISASI
PERMEN KP Nomor 23 Tahun 2015
Merujuk Organisasi dan Tata kerja lingkup
Tugas : Menyelenggarakan penelitian dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (sesuai
pengembangan di bidang kelautan dan
Permen KP Nomor PER.15/MEN/2010 tentang
perikanan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
FUNGSI :
Kelautan dan Perikanan) maka susunan
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan
organisasi Badan Penelitian dan
program penelitian dan pengembangan di
Pengembangan Kelautan dan Perikanan secara
bidang kelautan dan perikanan;
rinci meliputi :
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan
1. Sekretariat Badan
kelautan dan perikanan;
2. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
Konservasi Sumber Daya Ikan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan
3. Pusat Penelitian dan Pengembangan
di bidang kelautan dan perikanan;
Perikanan Budidaya
4. Pelaksanaan administrasi Badan penelitian
4. Pusat Pengkajian dan Perekayasaan
dan pengembangan kelautan dan
Teknologi Kelautan dan Perikanan
perikanan; dan
5. Pusat Penelitian dan Pengembangan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
Sumberdaya Laut dan Pesisir
oleh Menteri KP.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur organisasi tingkat Pusat tersebut


PERMEN KP Nomor 15 Tahun 2010
didukung oleh Unit Pelaksana Teknis sebanyak 16
Tugas : Melaksanakan penelitian dan
satuan kerja terdiri dari 3 (tiga) Balai Besar
pengembangan di bidang kelautan dan
Penelitian dan Pengembangan, 8 Balai Penelitian
perikanan
dan Pengembangan (delapan) Balai dan 5 (lima)
FUNGSI :
Loka Penelitan dan Pengembangan yaitu :
1. Penyusunan kebijakan teknis rencana dan
program penelitian dan pengembangan di
bidang kelautan dan perikanan;
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan
di bidang kelautan dan perikanan;

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 5
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

a. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Nomor PER.28/MEN/2011 tentang Organisasi


Budidaya Laut berkedudukan di Kabupaten dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Sosial
Buleleng (sesuai dengan Permen KP Nomor Ekonomi Kelautan dan Perikanan).
PER.26/MEN/2011 tentang Organisasi dan d. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum
Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan berkedudukan di Kota Palembang (sesuai
Pengembangan Budidaya Laut). dengan Permen KP Nomor PER.29/MEN/2011
b. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan Penelitian Perikanan Perairan Umum).
dan Perikanan berkedudukan di Jakarta Pusat e. Balai Penelitian Perikanan Laut berkedudukan
(sesuai dengan Permen KP Nomor di Jakarta Utara (sesuai dengan Permen KP
PER.27/MEN/2011 tentang Organisasi dan Nomor PER.30/MEN/2011 tentang Organisasi
Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan
Pengembangan Pengolahan Produk dan Laut).
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan) f. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya
c. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Air Tawar berkedudukan di Kota Bogor
Kelautan dan Perikanan berkedudukan di (sesuai dengan Permen KP Nomor
Jakarta Utara (sesuai dengan Permen KP PER.31/MEN/2011 tentang Organisasi dan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 6
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan i. Balai Penelitian Observasi Laut berkedudukan
Budidaya Air Tawar). di Kabupaten Jembrana (sesuai dengan
g. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Permen KP Nomor PER.34/MEN/2011
Air Payau berkedudukan di Kabupaten Maros tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
(sesuai dengan Permen KP Nomor Penelitian dan Observasi Laut).
PER.32/MEN/2011 tentang Organisasi dan j. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya
Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias berkedudukan di Kota Depok (sesuai
Budidaya Air Payau). dengan Permen KP Nomor PER.35/MEN/2011
h. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan berkedudukan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
di Kabupaten Subang (sesuai dengan Permen Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan
KP Nomor PER.33/MEN/2011 tentang Hias).
Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian k. Balai Peneltian Pemulihan dan Konservasi
Pemuliaan Ikan). Sumberdaya Ikan berkedudukan di Kabupaten

Gambar 1.1. K E P A L A B A L A I B E S A R / B A L A I / L O K A L I N G K U P B A D A N P E N E L I T I A N D A N
PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, 2016
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 7
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Purwakarta (sesuai dengan Permen KP Nomor melaksanakan tugas dan fungsi yang diemban
PER.36/MEN/2011 tentang Organisasi dan sebagai berikut :
Tata Kerja Balai Penelitian Pemulihan dan
Konservasi Sumberdaya Ikan).
l. Loka Penelitian Perikanan Tuna
berkedudukan di Benoa (sesuai dengan
Permen KP Nomor PER.27/MEN/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka
Penelitian Perikanan Tuna).
m. Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan
Pesisir di Kota Padang (sesuai dengan Permen
KP Nomor PER.37/MEN/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian
Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir).
n. Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya
Rumput Laut di Kabupaten Boalemo (sesuai
dengan Permen KP Nomor PER.39/MEN/2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka
Gambar 1.2. S T R U K T U R O R G A N I S A S I
Penelitian dan Pengembangan Budidaya
BALITBANG KP TAHUN 201 5
Rumput Laut). (SESUAI PERMEN KP 15/2010)
o. Loka Penelitian dan Pengembangan
Dalam PERMEN KP 25/2015, Badan
Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
berkedudukan di Kabupaten Bantul (sesuai
Perikanan terdiri dari 4 Pusat dan 1 Sekretaris
dengan Permen KP Nomor PER.38/MEN/2011
Badan dengan rincian sebagai berikut :
tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka
1) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi
Perikanan
Pengolahan Hasil Perikanan).
2) Pusat Penelitian dan Pengembangan
p. Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan di
Sumberdaya Laut dan Pesisir
Kabupaten Wakatobi (sesuai dengan Permen
3) Pusat Penelitian dan Pengembangan
KP Nomor PER.40/MEN/2011 tentang
Peningkatan Daya Saing dan Bioteknologi
Organisasi dan Tata Kerja Loka Perekayasaan
Kelautan dan Perikanan
Teknologi Kelautan).
4) Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan
Dengan gambaran struktur organisasi yang
5) Sekretariat Balitbang KP
mengambarkan fungsi satker Pusat sebagai
pembina dan koordinator satker UPT dalam

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 8
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dengan struktur organisasi dan tata kerja dan Golongan I sebanyak 21 orang,
tesebut, unit kerja teknis Badan Penelitian dan dibandingkan tahun 2015 menurut Golongan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan dirancang IV sebanyak 209 orang, Golongan III sebanyak
sebanyak 15 (lima belas) buah, yang terdiri dari : 829 orang, Golongan II sebanyak 312 orang
1 (satu) Balai Besar, 9 (sembilan) Balai dan 4 dan Golongan I sebanyak 21 orang.
(empat) Loka.

Sumber: SIMPEG KKP, 2016

Grafik 1.1. J U M L A H P E G A W A I
BALITBANG KP MENURUT GOLONGAN
TAHUN 2015-2016

Sesuai dengan Grafik 1.1. diatas terlihat,


komposisi pegawai Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan paling
Gambar 1.3. S T R U K T U R O R G A N I S A S I
BALITBANG KP TAHUN 2016 banyak pada Golongan III yaitu sebanyak 822
(SESUAI PERMEN KP 25/2015) orang (61,21%), diikuti Golongan II yaitu
sebanyak 287 orang (21,37%) dan jumlah
1.3. KERAGAAN SUMBER DAYA
terkecil pada tingkat Golongan I yaitu
MANUSIA (SDM) BALITBANG KP
sebanyak 21 orang (1,56%).
Dari 19 (sembilan belas) satuan kerja
lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan
2. MENURUT JABATAN
Kelautan dan Perikanan, dapat diketahui bahwa
Jumlah pegawai menurut jabatan pada tahun
jumlah pegawai sampai dengan akhir bulan
2015 menurut Eselon I.a sebanyak 1 orang,
Desember Tahun 2016 mencapai 1.343 orang,
jabatan Eselon II.a dan II.b sebanyak 6 orang,
dengan rincian sebagai berikut :
jabatan Eselon III.a dan III.b sebanyak 29
1. M ENURUT GOL ONGA N
orang, jabatan Eselon IV.a dan IV.b sebanyak
Jumlah pegawai Badan Penelitian dan
76 orang, jabatan Eselon V sebanyak 31 orang,
Pengembangan Kelautan dan Perikanan
jabatan fungsional 676 orang, dan pelaksana
menurut golongan pada tahun 2016 : Golongan
sebanyak 558 orang, dibandingkan tahun 2016
IV sebanyak 213 orang, Golongan III sebanyak
menurut Eselon I.a sebanyak 1 orang, Eselon
822 orang, Golongan II sebanyak 287 orang,
I.b sebanyak 0 orang, Eselon II.a sebanyak 5
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 9
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
orang, Eselon II.b sebanyak 1 orang, Eselon D4 sebanyak 27 orang, SM sebanyak 6 orang,
III.a sebanyak 26 orang, Eselon III.b sebanyak D3 sebanyak 103 orang, D2 sebanyak 7 orang,
0 orang, Eselon IV.a sebanyak 70 orang, Eselon SLTA sebanyak 337 orang, SLTP sebanyak 23
IV.b sebanyak 8 orang, Eselon V sebanyak 26 orang, dan SD sebanyak 31 orang.
orang, jabatan fungsional 684 orang dan
pelaksana sebanyak 523 orang.

Sumber: SIMPEG KKP, 2016

Sumber: SIMPEG KKP, 2016 Grafik 1.3. J U M L A H P E G A W A I


BALITBANG KP MENURUT PENDIDIKAN
Grafik 1.2. J U M L A H P E G A W A I TAHUN 2015-2016
BALITBANG KP MENURUT JABATAN
TAHUN 2015-2016 Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.3. di atas
terlihat komposisi pegawai Badan Penelitian
Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.2. di atas
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
terlihat menurut jabatannya, komposisi
terbanyak dengan tingkat pendidikan S1
pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan
mencapai 393 orang (29,26%), dan jumlah
Kelautan dan Perikanan terbanyak pada
terkecil pada tingkat pendidikan SM yaitu
tingkat jabatan fungsional sebanyak 684 orang
sebanyak 6 orang (0,45%).
(50,93%), diikuti dengan tenaga administrasi
sebanyak 523 orang (38,94%) dan jumla
4. MENURUT STATUS KEPEGAWAIAN
terkecil pada jabatan I.a dan II.b yaitu
Jumlah pegawai menurut status kepegawaian
sebanyak 1 orang (0,07%).
pada tahun 2015 sebanyak CPNS sebanyak 48
orang, PNS sebanyak 1.322 orang, PNS dari
3. MENURUT PENDIDIKAN
K/L lain sebanyak 2 orang dan PNS KKP
Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan
dipekerjakan ke K/L lain sebanyak 5 orang,
pada tahun 2015, S3 sebanyak 86 orang, S2
dibandingkan tahun 2016, CPNS sebanyak 15
sebanyak 322 orang, S1 sebanyak 397 orang,
orang, PNS sebanyak 1.321 orang, PNS dari
D4 sebanyak 28 orang, SM sebanyak 8 orang,
K/L lain sebanyak 2 orang dan PNS KKP
D3 sebanyak 114 orang, D2 sebanyak 7 orang,
diperkerjakan ke K/L lain sebanyak 5 orang.
SLTA sebanyak 351 orang, SLTP sebanyak 27
orang, SD sebanyak 37 orang, dibandingkan
tahun 2016, S3 sebanyak 88 orang, S2
sebanyak 328 orang, S1 sebanyak 393 orang,

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 10
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Sumber: SIMPEG KKP, 2016


Sumber: SIMPEG KKP, 2016
Grafik 1.4. J U M L A H P E G A W A I
BALITBANG KP MENURUT STATUS Grafik 1.5. J U M L A H P E G A W A I B A L I T B A N G
KEPEGAWAIAN TAHUN 2015 -2016 KP MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 2015-2016
Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.4. di atas
Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.5. di atas
terlihat komposisi pegawai Badan Penelitian
terlihat komposisi pegawai Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
menurut status kepegawaian terbanyak pada dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
pegawai PNS yaitu mencapai 98,36% dan terbanyak menurut kelompok umur pada usia
jumlah terkecil pada PNS dari K/L lain yaitu 36-45 tahun mencapai 463 orang (34,48%),
sebesar 0,15%.
dan jumlah terkecil pada kelompok umur <25
tahun yaitu sebanyak 22 orang (1,64%). Hal ini
5. MENURUT KELOMPOK UMUR
memperlihatkan bahwa beberapa pegawai
Jumlah pegawai menurut kelompok umur
struktural maupun fungsional di lingkup
>=56 tahun sebanyak 144 orang, kelompok
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
umur 46-55 tahun sebanyak 363 orang,
dan Perikanan dalam 2 tahun sekarang banyak
kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 449
mengalami purna tugas.
orang, kelompok umur 26-35 tahun sebanyak
391 orang, dan kelompok umur <=25 tahun
sebanyak 30 orang. PENTINGNYA LITBANG SEBAGAI BASIS
KEBIJAKAN
Menurut Undang-Undang Dasar 1945,
Indonesia adalah sebuah Negara Kepulauan yang
berciri Nusantara yang batas-batas dan hak-
haknya ditetapkan dengan Undang-Undang.
Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan
Indonesia sangat besar yang apabila dapat
dikelola secara benar akan memberi manfaat bagi
kesejahteraan masyarakat dan kejayaan bangsa
dan negara sepanjang masa. Sesuai amanah
konstitusi, perintah undang-undang dan trend
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 11
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
global yang direkomendasikan dalam berbagai perairan (aquaculture) diyakini masih dapat
konvensi dan resolusi internasional yang berlaku, ditingkatkan produksinya secara signifikan pada
maka pembangunan kelautan dan perikanan tahun-tahun mendatang.
harus dijalankan dengan menerapkan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan. Ini sejalan Pembangunan kelautan dan perikanan
dengan apa yang dimaksud dalam Agenda 21 secara berkelanjutan masih membutuhkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa. komitmen dalam bentuk kebijakan yang kuat
berbasiskan litbang (research based policy)
Implementasi secara benar konsep dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
pembangunan kelautan dan perikanan secara teknologi yang memadai. Dengan demikian,
berkelanjutan diharapkan akan mampu penyelenggaraan litbang dan keberadaan ilmu
mewujudkan perairan yang bersih, sehat, asri dan pengetahuan serta teknologi yang handal adalah
lestari serta produktif sehingga dapat memberi kunci utama dalam implementasi research based
manfaat banyak untuk peningkatan kesejahteraan policy dimaksud.
masyarakat dan penguatan daya tahan ekonomi
bangsa sepanjang masa. ASPEK LEGAL
Sebagai negara kepulauan yang berciri
Sektor kelautan dan perikanan merupakan nusantara, Indonesia menyadari secara penuh
salah satu sektor yang mampu bertahan, dan tetap pentingnya litbang dalam penyelenggaraan
memberi kontribusi ekonomi yang cukup pembangunan nasional. Kesadaran itu telah
signifikan, dalam situasi krisis multi dimensi pada tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945
tahun 1997 yang lalu. Potensi ekonomi ini diyakini Pasal 31 Ayat (5) yang berbunyi: Pemerintah
masih dapat dikembangkan lebih jauh dengan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
menekan praktik Illegal, Unregulated and dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
Unreported (IUU) Fishing, destructive fishing, persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
irresponsible aquaculture serta dengan serta kesejahteraan umat manusia. Selain itu
memperluas pasar, meningkatkan nilai tambah terdapat pasal-pasal yang menekankan hal
produk dan merehabilitasi habitat perikanan yang berikut:
rusak. a. Pentingnya pembangunan ekonomi
didasarkan pada prinsip berkelanjutan dan
Berdasarkan statistik perikanan dunia yang berwawasan lingkungan.
dilansir oleh Food and Agricultural Organization b. Memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
(FAO, 2014), produksi total perikanan Indonesia dan teknologi adalah hak bagi setiap orang
termasuk tumbuhan laut menempati peringkat dalam mengembangkan dirinya.
kedua di dunia setelah China. Potensi produksi
perikanan Indonesia ini di masa depan akan dapat Dalam rangka memajukan ilmu
terus meningkat mengingat potensi budidaya pengetahuan dan teknologi, sebagaimana
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 12
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, ilmu pengetahuan dan teknologi mutlak
terdapat satu buah undang-undang yang diperlukan. Sedikitnya terdapat tiga undang-
mengatur sistem kelitbangan, yaitu Undang- undang yang mengamanatkan penyelenggaraan
undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Sistem penelitian dan pengembangan di bidang Kelautan
Nasional Penelitian, Pengembangan dan dan Perikanan, yaitu:
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. a. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan yang telah diubah dengan
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009,
yang disahkan dengan Undang-undang Nomor 17 mengamanatkan penelitian dan
Tahun 2007 memiliki delapan misi pembangunan. pengembangan perikanan untuk menghasilkan
Misi kedua di antara kedelapan misi tersebut yaitu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan
Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, yang dalam pengembangan usaha perikanan agar
pencapaiannya antara lain dengan meningkatkan lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing
penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui tinggi dan ramah lingkungan serta menghargai
penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju kearifan tradisi/budaya lokal.
inovasi secara berkelanjutan. Sedangkan misi ke b. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007
tujuh yaitu, Mewujudkan Indonesia menjadi tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan Pulau-pulau Kecil, mengamanatkan penelitian
berbasiskan kepentingan nasional, pencapaiannya dan pengembangan di wilayah pesisir dan
antara lain dengan meningkatkan kapasitas pulau-pulau kecil untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang berwawasan kelautan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan dalam pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
teknologi kelautan. Strategi untuk menjadi negara pulau Kecil agar lebih efektif, efisien,
maju adalah dengan memadukan pendekatan ekonomis, berdaya saing tinggi dan ramah
sumberdaya alam, iptek dan budaya (knowledge- lingkungan, serta menghargai kearifan tradisi
based, resource based and culture-based atau budaya lokal.
development), strategi tersebut dinyatakan oleh c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985
Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo tentang Ratifikasi the United Nation on the Law
Bambang Yudhoyono pada silaturrahim dengan of the Sea (UNCLOS) 1982, mengamanatkan
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan agar Negara-negara melakukan penelitian
Masyarakat Ilmiah di Pusat Penelitian Ilmu ilmiah kelautan serta pengembangan dan alih
Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong- teknologi kelautan.
Tangerang, Januari 2010.
1.4. PERMASALAHAN
Pembangunan kelautan dan perikanan Pada bagian sebelumnya, kita telah
harus dilakukan dengan pendekatan ditunjukkan tentang potensi yang sangat besar
pembangunan berkelanjutan sehingga dukungan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 13
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dalam sektor kelautan dan perikanan. Urgensi (27,09%) dan udang vaname (15,90%).
kebijakan yang didasarkan oleh kegiatan Rumput laut yang sasaran produksinya pada
penelitian serta aspek legal telah menuntut tahun 2014 sebesar 10 juta ton dengan
peranan yang lebih besar dari Badan Penelitian kenaikan per tahunnya 32,18% masih belum
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan diikuti dengan upaya peningkatan konsumsi
dalam pembangunan sektor kelautan dan oleh industri dalam negeri. Hal ini akan
perikanan. Namun demikian, peranan Badan menyebabkan ketergantungan pemasaran
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan hasil budidaya rumput laut pada pemasaran
Perikanan dalam pembangunan sektor kelautan rumput laut kering ke luar negeri yang
dan perikanan di Indonesia juga menghadapi harganya ditentukan pembeli. Sasaran hasil
sejumlah permasalahan utama, antara lain: perikanan budidaya sebesar 16,9 juta ton
(1) Gambaran potensi kelautan dan perikanan (tahun 2014) dari 4,8 juta ton (2009) belum
yang besar belum memberikan peranan yang diikuti oleh kemandirian penyediaan pakan
terlalu signifikan dari Balitbang KP. yang tidak tergantung pada impor bahan
Rekomendasi bagi pengelolaan perikanan baku komponen pakan utama (tepung ikan,
tangkap, budidaya laut, pemanfaatan wilayah kedelai, tepung terigu, vitamin dan mineral),
pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil, dan penyediaan benih yang cukup melalui
kelautan serta sosial ekonomi kelautan dan pemuliaan induk, dan pengelolaan
perikanan laut masih belum banyak yang lingkungan budidaya yang baik dan
teradopsi oleh para pengguna sebagai bahan bertanggungjawab. Unsur-unsur yang
kebijakan. Padahal, penyelesaian berbagai diperlukan dalam kesisteman usaha kelautan
permasalahan kelautan yang terus dan perikanan belum berjalan seperti yang
berkembang dan lebih kompleks harus terus diharapkan seperti di antaranya peran
dilakukan melalui kebijakan yang diambil penyuluhan dan akses atau komunikasi
berbasiskan iptek hasil penelitian. Terlebih- terhadap teknologi, permodalan, pembinaan
lebih dalam menghadapi perubahan iklim kelembagaan di tingkat produsen, pemasaran
global diperlukan adanya cara-cara dan distribusi hasil. Peningkatan kapasitas
beradaptasi dengan dampak perubahan iklim Balai Benih Ikan (BBI) baik ikan air tawar
tersebut. maupun pantai masih harus dilakukan di
(2) Pemanfaatan ikan lokal sebagai komoditas berbagai daerah.
budidaya masih belum diperhatikan secara (3) Pembangunan kelautan dan perikanan sudah
serius dibanding dengan perhatian terhadap disadari harus dilakukan secara
ikan-ikan introduksi dari luar negeri. Sasaran berkelanjutan agar sumberdayanya dapat
KKP untuk kenaikan per tahun pada 2009 dimanfaatkan secara optimal dengan cara-
2014 dari ikan-ikan lain non unggulan cukup cara pengelolaan yang dilakukan berbasis
tinggi sebesar 13,72% tetapi lebih rendah pada ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
dari ikan introduksi lele (35,10%); nila guna. Namun demikian, hasil penelitan dan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 14
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
pengembangan sampai saat ini belum Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan
sepenuhnya menjadi landasan bagi bahan Lembaga Pemerintah Nonkementerian, maka
kebijakan berbasis hasil litbang. UPT yang melakukan litbang semestinya
(4) Saat ini faktor organisasi dan kelembagaan kedudukannya berada di bawah badan yang
masih menjadi kendala bagi Badan Penelitian mempunyai tugas di bidang litbang.
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Keberadaan UPT yang menghasilkan iptek di
dalam tahun-tahun awal pelaksanaan bawah unit eselon I di luar Badan Penelitian
kegiatan Badan Penelitian dan dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan menjadi kendala bagi Badan Penelitian dan
dalam Kabinet Kerja. Hal ini mengingat Pengembangan Kelautan dan Perikanan
belum selesainya proses perbaikan struktur dalam mengoptimalkan dukungannya.
organisasi Lingkup Badan Penelitian dan Seharusnya iptek adalah output spesifik bagi
Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Selain itu, proses penyesuaian juga menjadi Kelautan dan Perikanan dan dijadikan
tantangan untuk dipercepat agar target masukan bagi unit-unit eselon I lainnya.
kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan (6) Masih dijumpai adanya kelemahan dalam
Kelautan dan Perikanan dapat tercapai. research management di tingkat institusi dan
(5) Masih terbatasnya jangkauan pelayanan unit peneliti (mulai dari pembuatan proposal
kerja Badan Penelitian dan Pengembangan sampai dengan pelaporan dan diseminasi
Kelautan dan Perikanan karena sebaran hasil) termasuk pembinaan aset teknologi
lokasinya belum sepadan dengan luasnya dan sumberdaya manusia iptek. Kegiatan
wilayah kerja pembangunan kelautan dan litbang bersama atau terintegrasi masih
perikanan di seluruh Indonesia yang belum terbangun dengan baik seperti
memerlukan penanganan litbang. Kondisi ini kegiatan lintas Kerangka Acuan Kegiatan
diperparah oleh domisili unit-unit kerja (KAK) dan Eselon II pada topik tertentu yang
litbang tersebut yang secara geografis tidak memerlukan network. Contoh penelitian yang
tersebar secara merata. Hal lain yang masih memerlukan kebersamaan yaitu penelitian
menjadi permasalahan organisasi yaitu yang terkait dengan peningkatan produksi
sampai dengan akhir periode RPJM Nasional agar Indonesia menjadi penghasil perikanan
II masih terdapat Unit Pelaksana Teknis terbesar, revitalisasi perikanan, perubahan
(UPT) KKP di luar Badan Penelitian dan iklim global, pengembangan sistem usaha
Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang kelautan dan perikanan serta
melaksanakan tugas litbang, atau penanggulangan kemiskinan.
menghasilkan produk litbang. Sesuai dengan (7) Hingga akhir tahun 2014 sejumlah sarana
Pasal 24 Peraturan Menteri Negara dan prasarana iptek penunjang litbang telah
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18 dibangun di 14 UPT litbang. Namun demikian
Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi kelengkapan sarana-prasarana tersebut
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 15
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
masih harus ditingkatkan, mengingat pembangunan sektor kelautan dan perikanan di
umurnya yang sudah tua, sehingga besar Indonesia.
kemungkinan terjadi penurunan fungsi, serta
sudah tidak up-to-date untuk mengikuti Langkah pertama bagi Badan Penelitian
perkembangan kebutuhan litbang. dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
(8) Pengembangan sarana dan prasarana iptek dalam menghadapi perubahan lingkungan
kelautan dan perikanan harus dikelola strategis adalah upaya komunikasi, diseminasi
dengan menerapkan sistem manajemen dan difusi hasil litbang harus selalu ditingkatkan
mutu. Saat ini baru satu UPT telah agar keluaran (output) hasil penelitian segera
mendapatkan akreditasi dari Komisi terbentuk menjadi outcome melalui penerapannya
Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan di tingkat pengguna sehingga manfaat serta
Pengembangan (KNAPPP) dan dua dampak keberadaan Badan Penelitian dan
laboratorium uji telah mendapatkan Pengembangan Kelautan dan Perikanan lebih
sertifikat International Organization for dapat dirasakan oleh para pemangku kepentingan.
Standardization (ISO) 17025:2005. Upaya yang mentransfer keluaran iptek dan
Laboratorium-laboratorium uji yang belum inovasi litbang menjadi outcome menjadi
terakreditasi menyebabkan laboratorium uji tantangan ke depan terutama dalam rangka
di Badan Penelitian dan Pengembangan mendukung sistem usaha yang kuat di kawasan
Kelautan dan Perikanan belum sepenuhnya minapolitan, mengembangkan kewirausahaan
dipercaya oleh pengguna jasa. pelaku usaha, memperkuat kelembagaan
kelompok usaha, membentuk dan
Sejumlah permasalahan di atas menjadi mengembangkan jaringan kerja dan kemitraan
pekerjaan rumah bagi Badan Penelitian dan penelitian. Kesemuanya itu harus menghasilkan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan untuk produksi perikanan yang sangat tinggi sesuai
dapat terus berkembang menjadi center of dengan visi KKP untuk meningkatkan
excellence dalam kegiatan penelitian dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan
pengembangan sektor kelautan dan perikanan di perikanan. Selain itu, tantangan ke depan yaitu
Indonesia. dukungan litbang harus diperhatikan pula
terhadap penyediaan iptek pada adaptasi
1.5. LINGKUNGAN STRATEGIS terhadap dampak perubahan iklim global,
Perkembangan suatu organisasi tentunya globalisasi perdagangan, krisis keuangan global,
tidak terlepas dari perkembangan lingkungan dan penyelesaian batas maritim.
strategisnya. Begitu pula dengan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang Upaya-upaya ini hendaknya berdampak
menghadapi perubahan dan isu strategis yang pada penanggulangan kemiskinan, revitalisasi
perlu dihadapi untuk meningkatkan kinerja perikanan dan peningkatan pengelolaan
sumberdaya kelautan dan perikanan yang lebih
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 16
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
baik dan berkelanjutan. Untuk menjalankan itu Environment Management Network (INFREM)
semua pelaksanaan good-governance baik di yang kesemuanya dilahirkan oleh Ikatan Sarjana
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan Perikanan Indonesia (Ispikani). Demikian pula
dan Perikanan maupun di mitra kerja harus terus jaringan-jaringan penelitian yang terkait dengan
diimplementasikan. Agar tercipta kehandalan kelautan seperti mitra bahari, jaringan kerja
hasil pengujian laboratorium di lingkup Badan dalam pembangunan galangan kapal atau jaringan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan lainnya yang dibangun oleh Ikatan Sarjana
Perikanan yang diterima oleh pengguna, Oseanologi Indonesia (ISOI).
akreditasi laboratorium litbang dan akreditasi
lembaga litbang harus ditingkatkan. Model-model ISU-ISU STRATEGIS
penerapan iptek untuk tujuan lainnya seperti Dalam pembangunan kelautan dan
membangun prototipe industri, pengembangan perikanan, walaupun dalam struktur organisasi
kawasan atau pengelolaan ekosistem ke depan litbang merupakan unsur penunjang yang tidak
harus dibangun terutama dalam langsung mengelola pembangunan sektor
mengimplementasikan prototipe pada skala kelautan dan perikanan, litbang berperan menjadi
industri dan komersial. pendorong penerapan teknologi dan alternatif
kebijakan dalam kesisteman pengelolaan suatu
Lembaga nonstruktural seperti publishing sistem usaha kelautan dan perikanan. Selain itu,
house, komisi rekomendasi iptek dan tim analis dalam merespon sejumlah isu yang berkembang,
kebijakan harus terus dibina keberadaannya atau peran litbang dan iptek yang dihasilkan menjadi
dibangun bila belum terbentuk. Keberadaan sangat vital. Sebagai contoh dalam merespon isu
lembaga nonstruktural ini diharapkan dapat pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan
membantu mempercepat pembentukan keluaran. secara berkelanjutan, maka kebijakan berbasis
Pembinaan sistem enumerasi, program observer litbang harus dikembangkan.
dalam pengumpulan perikanan tangkap berbagai
komoditas terutama komoditas yang menjadi Selain isu pengelolaan sumberdaya
perhatian dunia dalam pengelolaannya harus kelautan dan perikanan secara berkelanjutan yang
terus dikembangkan. Pembinaan jaringan kerja merupakan strategi dalam menjalankan arah
yang sudah terbentuk ke depan harus terus kebijakan KKP terdapat sejumlah isu strategis
dilakukan seperti Indonesian Network Fisheries yang memerlukan kontribusi hasil litbang dan
Genetic Research and Development (INFIGRAD), iptek yang dihasilkannya, yaitu antara lain:
Indonesian Network Fisheries Health Management a. Pengembangan minapolitan dan
(INFHEM), Network Sosial Ekonomi Perikanan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan
(Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economic (PUMP), yang merupakan upaya percepatan
Research Network), Indonesian Fish Nutrition (IFN) pengembangan pembangunan kelautan dan
Network, dan Network Pengelolaan Sumberdaya perikanan di sentra-sentra produksi. Sasaran
Ikan yaitu Indonesian Fisheries Resources and minapolitan yaitu (a) meningkatkan ekonomi
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 17
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
rumah tangga kelautan dan perikanan, (b) perubahan iklim harus dikembangkan dalam
menambah usaha kelautan dan perikanan rangka pengelolaan kelautan dan perikanan
menengah ke atas menjadi berdaya saing, dan yang bertanggungjawab.
(c) menjadikan sektor kelautan dan perikanan e. Penanggulangan kemiskinan, peningkatan
menjadi penggerak ekonomi nasional. ketahanan pangan dan revitalisasi perikanan
b. Pengembangan enterprenuership menuju perlu diprioritaskan pada peningkatan
technopreneurship, penguatan dan produksi perikanan untuk meningkatkan
pemberdayaan kelompok masyarakat yang konsumsi ikan per kapita dan penyediaan
mampu memanfaatkan iptek untuk lapangan kerja.
meningkatkan nilai, produksi, produktifitas f. Pengembangan energi: Sasaran Kebijakan
dan daya saing dengan didukung oleh tata Energi Nasional tahun 2025 (Peraturan
kelola yang baik (good governance). Para Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
pelaku usaha kelautan dan perikanan 2006) yaitu agar peran energi baru dan
dipenuhi kebutuhannya dalam melengkapi terbarukan lainnya, termasuk biomasa
sarana-prasarana, akses terhadap menjadi lebih dari 5%. Pemanfaatan
permodalan, pemasaran hasil dan teknologi mikroalga, rumput laut atau arus dan ombak
serta informasi. Demikian pula, laut untuk energi terbarukan menjadi
kemampuannya ditingkatkan dalam tantangan litbang kelautan dan perikanan ke
menjalankan co-management pengelolaan depan. Teknologi hemat energi untuk industri
sumberdaya kelautan dan perikanan. kelautan dan perikanan diperlukan untuk
c. Pengembangan networking. Penciptaan dan efisiensi usaha.
penguatan jaringan kerja baik secara internal, g. Perubahan iklim global: Dalam menghadapi
antar pusat-daerah, lintas sektor, komunitas dampak perubahan iklim pada sektor
bisnis, ilmuwan, dan kerjasama internasional kelautan dan peran laut dalam perubahan
dilakukan untuk identifikasi dan penyelesaian iklim diperlukan antisipasi dan kiat-kiat cara
masalah yang sangat beragam. Perlunya beradaptasi pada dampak yang terjadi.
komunikasi dan saling memberdayakan antar h. Globalisasi perdagangan menuntut perbaikan
anggota jaringan serta masih adanya standar mutu produk, manajemen dan
keterbatasan dana, sarana/prasarana litbang pengelolaan sumberdaya serta daya saing
menjadi dasar dari pengembangan jaringan produk.
kerja tersebut. i. Perwujudan Indonesia sebagai Negara
d. Teknologi dan inovasi sistem akuakultur, Kepulauan yang maju, kuat mandiri dan
penangkapan, pengolahan dan pengembangan berbasiskan kepentingan nasional
produk, bioteknologi kelautan, teknologi memerlukan peran iptek yang lebih besar
kelautan yang mencakup eksplorasi, dalam menjawab isu di maksud.
eksploitasi, konservasi dan pengelolaan j. Perwujudan Bangsa Indonesia yang berdaya
sumberdaya pesisir dan laut serta adaptasi saing menghendaki peningkatan peran iptek
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 18
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dalam peningkatan daya saing bangsa analisis terhadap capaian kinerja dan
terutama pada jumlah HaKI dan penerapan keuangan pada tahun 2016.
hasil penelitian pada skala komersial dan Bab IV Penutup, menyajikan simpulan
industri. terhadap pencapaian kinerja di tahun 2016.
k. Krisis keuangan global menuntut adanya Lampiran-lampiran
peningkatan daya tahan sektor kelautan
dalam menghadapi krisis ekonomi global yang
bisa terjadi setiap saat.
l. Penyelesaian batas maritim antar negara
memerlukan dukungan data ilmiah terkini
sebagai bahan bernegosiasi dengan negara
tetangga yang terkait.

1.6. SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA


Laporan kinerja ini bertujuan untuk
mengkomunikasikan pencapaian kinerja Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan pada tahun 2016, yaitu dengan
melakukan analisis atas capaian kinerja
(performance results) tahun 2016 terhadap
rencana kinerja (performance plans) tahun 2016.
Analisis tersebut memungkinkan
teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja
(performance gap) sebagai umpan balik perbaikan
kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal
tersebut, sistematika penyajian laporan kinerja
adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menyajikan latar
belakang, tugas dan fungsi, dan struktur
organisasi.
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan
Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun
2016 dan penetapan kinerja tahunan 2016.
Bab III Akuntabilitas Kinerja dan
Akuntabilitas Keuangan, menyajikan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 19
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 20
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERENCANAAN KINERJA
2.1. RENCANA STRATEGIS BALITBANG pembangunan kelautan dan perikanan yaitu

KP 2015 - 2019 Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim

Rencana Strategis Badan Penelitian dan yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis

Pengembangan Kelautan dan Perikanan 2015 - Kepentingan Nasional. Sebagai organisasi yang

2019 yang baru telah menerapkan/menggunakan membantu Presiden untuk membidangi urusan

manajemen kinerja dengan pendekatan Balanced kelautan dan perikanan, maka visi KKP ditetapkan

Scorecard (BSC) yang berisi langkah-langkah selaras dengan visi pembangunan nasional serta

stratejik jangka menengah yang akan memberi bertujuan untuk mendukung terwujudnya

arah bagi penyelenggaraan penelitian dan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan.


Penyusunan renstra Badan Penelitian dan Renstra KKP secara tegas menyatakan Visi

Pengembangan Kelautan dan Perikanan mengacu KKP adalah M e w u j u d k a n S e k t o r K e l a u t a n

pada draf renstra kementerian kelautan dan Dan Perikanan Indonesia Yang Mandiri,

perikanan tahun 2015 - 2019. Penggunaan Maju, Kuat Dan Berbasis Kepentingan

metode Balanced Scorecard (BSC) dalam N a s i o n a l . Kata Mandiri dimaksudkan ke depan

pengelolaan kinerja organisasi pada tingkat Badan Indonesia dapat mengandalkan kemampuan dan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya

Perikanan telah dilaksanakan sejak tahun 2013. kelautan dan perikanan, sehingga sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain. Kata Maju

Sehubungan dengan hal tersebut, visi, dimaksudkan dapat mengelola sumber daya

misi, tujuan, sasaran strategis penelitian dan kelautan dan perikanan dengan kekuatan SDM

pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan kompeten dan iptek yang inovatif dan bernilai

tahun 2015 - 2019 dan penetapan kinerja 2015. tambah, untuk mencapai kesejahteraan

Secara ringkas subtansi renstra Badan Penelitian masyarakat yang tinggi dan merata. Kata Kuat

dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dapat diartikan memiliki kemampuan dalam

diilustrasikan sebagai berikut: meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari

a. VISI pengelolaan potensi sumberdaya kelautan dan

Sebelum menjelaskan tentang Visi Badan perikanan dan menumbuhkan wawasan dan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan budaya bahari. Berbasis kepentingan nasional

Perikanan Periode 2015 2019, penting pula kita dimaksudkan adalah mengoptimalkan

perhatikan pertimbangan yang digunakan dalam pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan

penentuan Visi Kementerian Kelautan dan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan

Perikanan. KKP mempertimbangkan salah satu masyarakat.

misi pembangunan nasional yang terkait dengan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 21
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Berdasarkan Visi Kementerian Kelautan Visi Badan Penelitian dan Pengembangan
dan Perikanan tersebut, Badan Penelitian dan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 2019. Di
Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam Renstra KKP, disebutkan bahwa
menyusun Visi Badan Penelitian dan penyusunan Misi KKP mengacu pada tugas, fungsi
Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun dan wewenang yang telah dimandatkan oleh
2015 2019 yaitu : peraturan perundang undangan kepada KKP dan
penjabaran dari misi pembangunan nasional,
CENTER OF EXCELLENCE maka terdapat 3 pilar yang menjadi misi KKP
(PUSAT KEPAKARAN) yakni:

SEBAGAI SUMBER INOVASI 1. Kedaulatan (Sovereignty), yakni

IPTEK DAN OPSI KEBIJAKAN mewujudkan pembangunan


kelautan dan perikanan yang
UNTUK MEWUJUDKAN VISI
berdaulat, guna menopang kemandirian
PEMBANGUNAN KELAUTAN
ekonomi dengan mengamankan sumberdaya
DAN PERIKANAN.
kelautan dan perikanan, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara

Badan Penelitian dan Pengembangan kepulauan.

Kelautan dan Perikanan dalam visi tersebut secara 2. Keberlanjutan (Sustainability),

eksplisit mendukung pencapaian Visi yakni mewujudkan pengelolaan

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui sumberdaya kelautan dan

peranannya sebagai sumber inovasi Ilmu perikanan yang berkelanjutan.

Pengetahuan dan Teknologi dalam pembangunan 3. Kesejahteraan (Prosperity),

sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Selain yakni mewujudkan masyarakat

itu, atas prinsip research based policy, Badan kelautan dan perikanan yang

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian

Perikanan juga ikut memberikan pandangannya dalam kebudayaan.

tentang opsi kebijakan yang dapat diambil KKP


dalam mendorong kinerja pembangunan sektor Kedaulatan diartikan sebagai kemandirian

kelautan dan perikanan di Indonesia. dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya


kelautan dan perikanan dengan memperkuat

b. MISI kemampuan nasional untuk melakukan

Perumusan Misi Badan Penelitian dan penegakan hukum di laut demi mewujudkan

Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun kedaulatan secara ekonomi. Keberlanjutan

2015 2019 mengikuti logika yang sama dalam dimaksudkan untuk mengelola dan melindungi

penyusunannya, yaitu memperhatikan Misi KKP sumberdaya kelautan dan perikanan dengan

Tahun 2015 2019 serta menerjemahkan dari prinsip ramah lingkungan sehingga tetap dapat
menjaga kelestarian sumberdaya. Kesejahteraan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 22
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
diartikan bahwa pengelolaan sumberdaya Berdasarkan Visi Badan Penelitian dan
kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar- Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun
besarnya kemakmuran rakyat. Dalam kaitan ini, 2015 2019 serta Misi KKP Tahun 2015 2019 di
KKP senantiasa memberikan perhatian penuh atas, maka Badan Penelitian dan Pengembangan
terhadap seluruh stakeholders kelautan dan Kelautan dan Perikanan menyusun Misi Badan
perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
pengolah/pemasar hasil perikanan, petambak Perikanan Tahun 2015 2019 adalah sebagai
garam, dan masyarakat kelautan dan perikanan berikut:
lainnya.
"MENI NGKATKAN PERAN
Ketiga hal di atas dilakukan secara IPTEK DALAM
bertanggungjawab berlandaskan gotong royong, MENDUKUNG MI SI
sehingga saling memperkuat, memberi manfaat PEMBANGUNAN
dan menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial KELAUTAN DAN
dan budaya bagi kepentingan bersama. Secara PERIKANAN"
ilustratif, tiga pilar Visi KKP yang menjadi Misi
Pernyataan Misi di atas secara jelas
KKP Tahun 2015 2019 dapat ditunjukkan pada
menunjukkan bahwa Badan Penelitian dan
Gambar 2.1 berikut ini:
Pengembangan Kelautan dan Perikanan
memainkan peranan yang penting untuk aspek
kemakmuran (prosperity) melalui inovasi IPTEK
namun di sisi lain, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan juga
memberikan dukungan pengambilan kebijakan
bagi pencapaian aspek Misi KKP lainnya.

c. TUJUAN
Perumusan Tujuan Pembangunan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan Tahun 2015 2019
mempertimbangkan komponen tujuan dalam
Renstra KKP yang didedikasikan untuk Badan
Sumber: Renstra KKP, 2015-2019 Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan capai pada tahun 2015 2019. Selain
Gambar 2.1 T I G A A S P E K V I S I Y A N G M E N J A D I
itu, Tujuan Pembangunan Badan Penelitian dan
MISI KKP 2015 - 2019
Pengembangan Kelautan dan Perikanan disusun
berdasarkan Misi Badan Penelitian dan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 23
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2. Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan,
2015- 2019. pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan,
dan keamanan hayati ikan.
Renstra KKP juga secara eksplisit
menggambarkan tujuan pembangunan sektor
kelautan dan perikanan itu dalam bentuk Gambar
2.2 berikut ini :

TUJUAN
Kedaulatan
(Sovereignty) K e se jaht e r aan
( P r o sp e r it y )

Keberlanjutan Mengembangan
(Sustainabiltiy)
Meningkatkan kapasitas SDM,
1
pengawasan 6 dan
pengelolaan pemberdayaan
sumberdaya kelautan masyarakat
dan perikanan Mengoptimalkan pengelolaan Meningkatkan
Mengembangkan 3 ruang laut, konservasi dan inovasi iptek
sistem perkarantinaan keanekaragaman hayati laut
2 ikan, pengendalian
7 kelautan dan
mutu, keamanan hasil Meningkatkan keberlanjutan perikanan
perikanan, dan usaha perikanan tangkap dan
keamanan hayati ikan 4 budidaya

Meningkatkan daya saing dan
sistem logistik hasil kelautan
5 dan perikanan

Sumber: Renstra KKP, 2016 Keberlanjutan (Sustainability), yakni :


1. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut,
Gambar 2.2. T U J U A N P E M B A N G U N A N S E K T O R
konservasi dan keanekaragaman hayati laut.
KELAUTAN DAN PERIKANAN
2. Meningkatkan keberlanjutan usaha perikanan
TAHUN 2015 - 2019
tangkap dan budidaya.
3. Meningkatkan daya saing dan sistem logistik.
Dalam Renstra KKP, menjabarkan misi
4. hasil kelautan dan perikanan.
pembangunan kelautan dan perikanan, maka
dinyatakan tujuan pembangunan kelautan dan
Kesejahteraan (Prosperity), yakni :
perikanan adalah sebagai berikut :
1. Mengembangan kapasitas SDM dan
Kedaulatan (Sovereignty), yakni :
pemberdayaan masyarakat
1. Meningkatkan pengawasan pengelolaan
2. Mengembangkan inovasi iptek kelautan dan
sumberdaya kelautan dan perikanan.
perikanan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 24
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka 2.2. SASARAN STRATEGIS DAN
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan RENCANA KERJA TAHUNAN
dan Perikanan menyusun "Tujuan BALITBANG KP TA 2016
Pembangunan Sektor Kelautan Dan Peta strategi merupakan suatu dashboard
Perikanan Dari Sudut Panda ng Nilai (panel instrument) yang memetakan SS ke dalam
Strategis Badan Penelitian Dan suatu kerangka hubungan sebab akibat yang
Pengembangan Kelautan Dan Perikanan menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi
T a h u n 2 0 1 5 2 0 1 9 " adalah sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
1) Memperkuat kapasitas kapabilitas, sinergi dan Perikanan. Peta strategi memudahkan Badan
dan integrasi sumberdaya menuju lembaga Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Litbang bertaraf internasional. Perikanan untuk mengkomunikasikan
2) Menyelenggarakan Litbang Kelautan dan keseluruhan strateginya kepada seluruh pejabat/
Perikanan secara terpadu dengan tata kelola pegawai dalam rangka pemahaman demi
yang baik (good governance) untuk: suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan Badan
a. Memperkuat basis data dan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
menyempurnakan manajemen data dan Perikanan. Peta strategi Badan Penelitian dan
informasi nasional untuk pengelolaan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun
sumberdaya kelautan dan perikanan yang 2016 yang disepakati antara Kepala Badan
berkelanjutan. Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
b. Memperkuat inovasi IPTEK yang Perikanan dengan Menteri Kelautan dan
berorientasi pada mutu, daya saing, Perikanan pada Maret 2016 ditunjukkan dalam
keamanan pangan dan kelestarian Gambar 2.1 berikut:
sumberdaya Kelautan dan Perikanan.
c. Menyediakan rekomendasi dan opsi
kebijakan yang implementatif.
3) Mempercepat pemanfaatan hasil Litbang
IPTEK dengan pendekatan Research
Extension Linkage (REL) dan pendekatan
Research Company Linkage (RCL) dalam
membangun sistem bisnis atau kegiatan
ekonomi kelautan dan perikanan yang
produktif, kuat dan berbasis IPTEK.
Gambar : 2.3. P E T A S T R A T E G I S
BALITBANG KP TA HUN 2016

Peta strategi Badan Penelitian dan


Pengembangan Kelautan dan Perikanan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 25
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
memetakan setiap sasaran strategsi yang disusun sasaran strategis yang disusun untuk
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai meningkatkan pengelolaan SDKP yang
visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan berkelanjutan, meningkatkan hasil
metodologi Balanced Scorecard, setiap SS penyelenggaraan Litbang dan layanan IPTEK yang
dikelompokan kedalam empat perspektif, yaitu mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan
stakeholders perspective, customers perspective, SDKP dan meningkatnya produk KP hasil inovasi
internal process perspective, dan learning and Litbang KP.
growth perspective.
Dari internal process perspektif Badan
Dari perpektif stakeholder, dimana Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
perspektif tersebut mencerminkan SS yang Perikanan, untuk mendukung pencapaian sasaran
disusun untuk melihat dampak dari program strategis pada satu layer customers perpektif
penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan tersebut diperlukan adanya 4 (empat) faktor
perikanan bagi KKP dan stakeholder. Berdasarkan penting berupa tersedianya rekomendasi dan
reviu capaian kinerja dan laporan kinerja dari masukan pembangunan KP yang implementatif
Inspektorat Jenderal dan kesepakatan di berdasarkan data dan informasi ilmiah,
perencanaan manajemen kinerja berbasis BSC, terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan
maka tingkat kinerja harus memastikan sasaran yang inovatif, terwujudnya peningkatan kapasitas
strategis dan indikator kegiatan yang berkorelasi dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan
kuat dan dapat diukur secara langsung oleh IPTEK KP dan Terselenggaranya pengendalian
penanggungjawab kinerja. Untuk itu, Badan litbang KP.
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan mulai tahun 2015 - 2016 tidak Sedangkan dari learning and growth
mencascading sasaran strategis dan indikator perspektif, terdapat empat faktor penting
kinerja utama dari stakeholder perspektif Tersedianya ASN Badan Penelitian dan
kementerian kelautan dan perikanan yaitu Nilai Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang
Indeks Kesejahteraan Masyakatat KP (target 101) kompeten dan professional, tersedianya informasi
dan Pertumbuhan PDB Perikanan (target 7%) yang valid, handal dan mudah diakses lingkup
karena Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
Kelautan dan Perikanan tidak menyumbang angka dan Perikanan, terselenggaranya reformasi
capaian kinerja secara langsung di level customer birokrasi dan terkelolanya anggaran secara
perspektif namun hanya bersifat efisien.
supporting/mendukung secara tidak langsung.
Sedangkan penjabaran dari sasaran
Dari customers perspektif terhadap strategis diatas pada Renstra Badan Penelitian
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
masyarakat kelautan dan perikanan, terdapat
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 26
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
disusunlah indikator kinerja dan targetnya sesuai SASARAN INDIKATOR T
STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
dengan tabel dibawah ini :
penyelenggara dan/atau
an tata kelola industri
Tabel : 2.1. R E N C A N A S T R A T E G I S pemanfaatan Jumlah hasil
SDKP yang adil, litbang yang
BALITBANG KP TAHUN 2016 berdaya saing 9 inovatif untuk 143
dan pembangunan
SASARAN INDIKATOR T berkelanjutan KP
STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 Jumlah hasil
CUSTOMER PERSPECTIVE litbang yang
Jumlah WPP 10 diusulkan HKI 5
yang dan/atau
Terwujudnya
Terpetakan dirilis
pengelolaan
Potensi Proporsi
SDKP yang
Sumberdaya fungsional
partisipatif, 1 4
KP untuk Balitbang KP
bertanggungja 11 55
Pengembangan dibandingkan
wab,dan
Ekonomi total pegawai
berkelanjutan
Kelautan yang Balitbang KP
Berkelanjutan Terwujudnya
Jumlah sarana
Persentase peningkatan
dan prasarana,
hasil litbang kapasitas dan
serta
KP yang kapabilitas
Meningkatnya kelembagaan
digunakan sumberdaya 12 19
hasil 2 100 litbang KP
sesuai dengan litbang dan
penyelenggara yang
Kontrak layanan iptek
an Litbang dan ditingkatkan
Kinerja Eselon KP
layanan Iptek kapasitasnya
I KKP Jumlah jejaring
yang
Jumlah dan/atau
mendukung
rekomendasi 13 kerjasama 58
produktivitas
dan/atau litbang yang
usaha dan
inovasi litbang terbentuk
pendapatan
3 yang diusulkan 20 Proporsi
negara dari
untuk Terselenggaran kegiatan riset
sektor KP
dijadikan ya aplikatif
bahan 14 90
pengendalian dibandingkan
kebijakan litbang KP total kegiatan
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE riset litbang KP
Tersedianya Indeks LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
kebijakan efektivitas Terwujudnya
4 6,5
pembangunan kebijakan ASN Balitbang Indeks
KP yang efektif pemerintah KP yang Kompetensi
Jumlah 15 77
kompeten, dan Integritas
rekomendasi profesional dan Balitbang KP
5 52
dan masukan berkepribadian
Tersedianya
kebijakan KP Persentase unit
rekomendasi
Jumlah data Tersedianya kerja Balitbang
dan masukan
6 dan informasi 114 manajemen KP yang
kebijakan
ilmiah KP pengetahuan menerapkan
pembangunan
Jumlah karya Balitbang KP 16 sistem 50
KP yang efektif
tulis ilmiah yang handal manajemen
7 493
yang dan mudah pengetahuan
diterbitkan diakses yang
Terwujudnya Jumlah hasil terstandar
hasil penelitian litbang KP Terwujudnya Nilai Kinerja
dan yang birokrasi Reformasi A
8 12 17
pengembangan terekomendasi Balitbang KP Birokrasi (90)
yang inovatif untuk yang efektif, Balitbang KP
untuk masyarakat efisien, dan 18 Nilai SAKIP 84

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 27
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
SASARAN INDIKATOR T SASARAN INDIKATOR T
STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
berorientasi Balitbang KP KP yang efektif pemerintah
pada layanan Jumlah
prima rekomendasi
5 52
Nilai kinerja dan masukan
Tersedianya
Terkelolanya 19 anggaran 85 kebijakan KP
rekomendasi
anggaran Balitbang KP Jumlah data
dan masukan
pembangunan Persentase 6 dan informasi 114
kebijakan
Balitbang KP kepatuhan ilmiah KP
pembangunan
secara efisien 20 terhadap SAP 100 Jumlah karya
KP yang efektif
dan akuntabel lingkup tulis ilmiah
7 493
Balitbang KP yang
diterbitkan
Jumlah hasil
Penuangan dari Renstra Badan Penelitian litbang KP
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang
Terwujudnya
terekomendasi
hasil penelitian 8 12
Tahun 2015-2019 diatas dituangakan kedalam untuk
dan
masyarakat
rencana kinerja tahunan sesuai tabel dibawah ini : pengembangan
dan/atau
yang inovatif
industri
untuk
Jumlah hasil
Tabel : 2.2. R E N C A N A K E R J A T A H U N A N penyelenggara
litbang yang
an tata kelola
BALITBANG KP TAHUN 2016 9 inovatif untuk 143
pemanfaatan
pembangunan
SASARAN INDIKATOR T SDKP yang adil,
KP
STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 berdaya saing
Jumlah hasil
dan
CUSTOMER PERSPECTIVE litbang yang
berkelanjutan
Jumlah WPP 10 diusulkan HKI 5
yang dan/atau
Terwujudnya dirilis
Terpetakan
pengelolaan Proporsi
Potensi
SDKP yang fungsional
Sumberdaya
partisipatif, 1 4 Balitbang KP
KP untuk
bertanggungja 11
dibandingkan
55
Pengembangan
wab,dan total pegawai
Ekonomi
berkelanjutan Balitbang KP
Kelautan yang Terwujudnya
Berkelanjutan Jumlah sarana
peningkatan
Persentase dan prasarana,
kapasitas dan
hasil litbang serta
kapabilitas
KP yang kelembagaan
Meningkatnya sumberdaya 12 19
digunakan litbang KP
hasil 2 100 litbang dan
sesuai dengan yang
penyelenggara layanan iptek
Kontrak ditingkatkan
an Litbang dan KP
Kinerja Eselon kapasitasnya
layanan Iptek Jumlah jejaring
I KKP
yang dan/atau
Jumlah
mendukung 13 kerjasama 58
rekomendasi
produktivitas litbang yang
dan/atau
usaha dan terbentuk
inovasi litbang
pendapatan Proporsi
3 yang diusulkan 20
negara dari Terselenggaran kegiatan riset
untuk
sektor KP ya aplikatif
dijadikan 14 90
bahan pengendalian dibandingkan
kebijakan litbang KP total kegiatan
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE riset litbang KP
Tersedianya Indeks LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
kebijakan 4 efektivitas 6,5 Terwujudnya Indeks
15 77
pembangunan kebijakan ASN Balitbang Kompetensi

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 28
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
SASARAN INDIKATOR T yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama
STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
(IKU). Keseluruhan IKU Badan Penelitian dan
KP yang dan Integritas
kompeten, Balitbang KP Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada
profesional dan
berkepribadian tahun 2016 untuk semua SS berjumlah 22 IKU.
Persentase unit Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 22 IKU
Tersedianya kerja Balitbang
manajemen KP yang Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
pengetahuan menerapkan
Balitbang KP 16 sistem 50 dan Perikanan yang ditetapkan pada tahun 2016
yang handal manajemen adalah sebagai berikut :
dan mudah pengetahuan
diakses yang 1. Perjanjian kinerja versi awal
terstandar
Terwujudnya Nilai Kinerja (penandatanganan Maret 2016);
birokrasi Reformasi A Perjanjian kinerja ini terdiri dari 11 sasaran
17
Balitbang KP Birokrasi (90)
yang efektif, Balitbang KP strategis (SS) dan 20 indikator kinerja utama
efisien, dan
berorientasi Nilai SAKIP (IKU) yang telah disepakati sebagai target
18 84
pada layanan Balitbang KP penetapan kinerja yang diturunkan oleh
prima
Nilai kinerja Menteri Kelautan dan perikanan kepada
Terkelolanya 19 anggaran 85
anggaran Balitbang KP Kepala Badan Litbang Kelautan dan perikanan
pembangunan Persentase di awal tahun anggaran 2016
Balitbang KP kepatuhan
secara efisien 20 terhadap SAP 100
dan akuntabel lingkup
Balitbang KP Tabel : 2.3. P E N E T A P A N K I N E R J A
BALITBANG KP TAHUN 2016
2.3. PERJANJIAN KERJA BALITBANG KP (PENANDATANGAN BULAN MARET)

TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR T


STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
Pada tahun 2016, Badan Penelitian dan CUSTOMER PERSPECTIVE
Pengembangan Kelautan dan Jumlah WPP
yang
Perikanan telah menetapkan Terwujudnya
Terpetakan
pengelolaan
Potensi
target kinerja yang akan dicapai SDKP yang
Sumberdaya
partisipatif, 1 4
dalam bentuk kontrak KP untuk
bertanggungja
Pengembangan
kinerja antara wab,dan
Ekonomi
berkelanjutan
Kelautan yang
Kepala Badan Berkelanjutan
Penelitian dan Persentase
Meningkatnya
hasil litbang
Pengembangan hasil
KP yang
penyelenggara
digunakan
Kelautan dan Perikanan dengan an Litbang dan 2 100
sesuai dengan
layanan Iptek
Menteri Kelautan dan Perikanan. Kontrak
yang
Kinerja Eselon
Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta mendukung
I KKP
produktivitas
Jumlah
strategi (strategy map) dengan 11 sasaran usaha dan
rekomendasi
pendapatan
strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap SS 3 dan/atau 20
negara dari
inovasi litbang
yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran sektor KP
yang diusulkan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 29
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
SASARAN INDIKATOR T SASARAN INDIKATOR T
STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
untuk ya kegiatan riset
dijadikan pengendalian aplikatif
bahan litbang KP dibandingkan
kebijakan total kegiatan
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE riset litbang KP
Tersedianya Indeks (minimal)
kebijakan efektivitas LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
4 6.5
pembangunan kebijakan Terwujudnya
KP yang efektif pemerintah ASN Balitbang Indeks
Jumlah KP yang Kompetensi
15 77
rekomendasi kompeten, dan Integritas
5 52
dan masukan profesional dan Balitbang KP
Tersedianya
kebijakan KP berkepribadian
rekomendasi
Jumlah data Persentase
dan masukan
6 dan informasi 114 unit kerja
kebijakan Tersedianya
ilmiah KP Balitbang KP
pembangunan manajemen
Jumlah karya yang
KP yang efektif pengetahuan
tulis ilmiah menerapkan
7 493 Balitbang KP 16 50
yang sistem
yang handal
diterbitkan manajemen
dan mudah
Jumlah hasil pengetahuan
diakses
Terwujudnya litbang KP yang
hasil penelitian yang terstandar
dan terekomendasi Terwujudnya Nilai Kinerja
8 12
untuk birokrasi Reformasi A
pengembangan 17
masyarakat Balitbang KP Birokrasi (90)
yang inovatif dan/atau yang efektif, Balitbang KP
untuk industri efisien, dan
penyelenggara Jumlah hasil berorientasi Nilai SAKIP
18 84
an tata kelola litbang yang pada layanan Balitbang KP
pemanfaatan 9 inovatif untuk 143 prima
SDKP yang adil, pembangunan Nilai kinerja
KP anggaran
berdaya saing Terkelolanya 19 85
Jumlah hasil Balitbang KP
dan anggaran
litbang yang (%)
berkelanjutan pembangunan
10 diusulkan HKI 5 Persentase
Balitbang KP
dan/atau kepatuhan
secara efisien
dirilis 20 terhadap SAP 100
dan akuntabel
Proporsi lingkup
fungsional Balitbang KP
Balitbang KP
11 55
dibandingkan
total pegawai Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan
Balitbang KP
Terwujudnya Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun
Jumlah sarana
peningkatan
dan prasarana,
kapasitas dan 2016 (Versi penandatangan Maret 2016) yang
serta
kapabilitas
kelembagaan dianggarkan sebesar Rp. 888,93 Milyar,-. dengan
sumberdaya 12 19
litbang KP
litbang dan rincian sesuai tabel dibawah :
yang
layanan iptek
ditingkatkan
KP
kapasitasnya
Jumlah jejaring Tabel : 2.4. P R O P O R S I A N G G A R A N B A L I T B A N G
dan/atau KP TAHUN 2016
13 kerjasama 58
litbang yang (PENANDATANGAN MARET 2016)
terbentuk
Terselenggaran 14 Proporsi 90

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 30
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ANGGARAN Kelautan dan Perikanan. Hal ini ditindaklanjuti
No KEGIATAN
(Rp. Milyar)
dengan keluarnya keputusan Kepala Badan
Penelitian dan
Pengembangan Iptek Daya Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
1 Saing Produk dan 53,53
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Nomor 5/KEP-BALITBANGKP/2016
Perikanan tentang kedudukan unit pelaksana teknis
Penelitian Sosial Ekonomi
2 dan Analisis Kebijakan 33,47 lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan
Penelitian dan Kelautan dan Perikanan. Dengan penundaan
3 Pengembangan Iptek 348,49 pembentukan 2 (dua) Balai Besar maka
Perikanan
Penelitian dan kegiatan dan anggaran dalam dokumen
Pengembangan Iptek
4 223,58 rencana kerja (RENJA) dan RKA-KL 2 (dua)
Sumber Daya Laut dan
Pesisir Balai Besar tersebut dialihkan ke Kegiatan
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Eselon II/Pusat lain.
5 Lainnya Badan Penelitian 229,86
dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan Tabel : 2.5. P E N E T A P A N K I N E R J A
JUMLAH 888,93
BALITBANG KP TAHUN 2016
(PENANDATANGAN BULAN MEI)
2. Perjanjian kinerja versi APBN-P
SASARAN INDIKATOR T
(Penandatangan Mei 2016); STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
CUSTOMER PERSPECTIVE
Jumlah WPP
Pada bulan Mei 2016 terjadi perubahan Tapja yang
Terwujudnya
Terpetakan
di lingkup Balitbang KP yang disebabkan oleh pengelolaan
Potensi
SDKP yang
turunnya DIPA APBN-P Nomor DIPA-032- Sumberdaya
partisipatif, 1 4
KP untuk
111.1.452904/2016 tanggal 10 Mei 2016 bertanggungja
Pengembangan
wab,dan
Ekonomi
(revisi buka blokir antar kegiatan) dimana hal berkelanjutan
Kelautan yang
ini merupakan tindaklanjut Surat Menteri Berkelanjutan
Persentase
Kelautan dan Perikanan kepada Menteri hasil litbang
KP yang
Pendayagunaan Aparatur negara dan Meningkatnya
digunakan
hasil 2 100
Reformasi Birokrasi Nomor sesuai dengan
penyelenggara
Kontrak
238/SJ/OT.210/IV/2016 tertanggal 13 April an Litbang dan
Kinerja Eselon
layanan Iptek
I KKP
2016 tentang penataan organisasi dan tata yang
Jumlah
mendukung
kerja UPT d lingkungan Badan Penelitian dan rekomendasi
produktivitas
dan/atau
Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dalam usaha dan
inovasi litbang
pendapatan
3 yang diusulkan 20
surat tersebut Kementerian kelautan dan negara dari
untuk
sektor KP
Perikanan menunda pembentukan 2 (dua) dijadikan
bahan
Balai Besar yakni Balai Besar Penelitian dan kebijakan
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Pengembangan Teknologi Kelautan serta Balai
Tersedianya Indeks
Besar Penelitian Inovasi dan Alih Teknologi kebijakan 4 efektivitas 6.5
pembangunan kebijakan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 31
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
SASARAN INDIKATOR T SASARAN INDIKATOR T
STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
KP yang efektif pemerintah litbang KP dibandingkan
Jumlah total kegiatan
rekomendasi riset litbang KP
5 54
dan masukan (minimal)
Tersedianya
kebijakan KP LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
rekomendasi
Jumlah data Indeks
dan masukan
6 dan informasi 122 Kompetensi
kebijakan 16 77
ilmiah KP Terwujudnya dan Integritas
pembangunan
Jumlah karya ASN Balitbang Balitbang KP
KP yang efektif
tulis ilmiah KP yang Jumlah ASN
7 504
yang kompeten, yang
diterbitkan profesional dan ditingkatkan
17 262
Jumlah hasil berkepribadian kompetensinya
litbang KP lingkup
yang Balitbang KP
terekomendasi Persentase
8 18
Terwujudnya untuk unit kerja
Tersedianya
hasil penelitian masyarakat Balitbang KP
manajemen
dan dan/atau yang
pengetahuan
industri menerapkan
pengembangan Balitbang KP 18 50
Jumlah hasil sistem
yang inovatif yang handal
litbang yang manajemen
untuk dan mudah
9 inovatif untuk 162 pengetahuan
diakses
penyelenggara pembangunan yang
an tata kelola KP terstandar
pemanfaatan Jumlah hasil Terwujudnya Nilai Kinerja
SDKP yang adil, litbang yang birokrasi Reformasi A
19
10 diusulkan HKI 5 Balitbang KP Birokrasi (90)
berdaya saing
dan/atau yang efektif, Balitbang KP
dan dirilis efisien, dan
berkelanjutan Jumlah sentra berorientasi Nilai SAKIP
20 84
nelayan yang pada layanan Balitbang KP
terbangun dan prima
11 30
terkelola Nilai kinerja
sistem Terkelolanya 21 anggaran 85
informasi anggaran Balitbang KP
Proporsi pembangunan Persentase
fungsional Balitbang KP kepatuhan
Balitbang KP secara efisien 22 terhadap SAP 100
12 55
dibandingkan dan akuntabel lingkup
total pegawai Balitbang KP
Balitbang KP
Terwujudnya
Jumlah sarana
peningkatan
dan prasarana, Perjanjian kinerja ini terdiri dari 11 sasaran
kapasitas dan
serta
kapabilitas strategis (SS) dan 22 indikator kinerja utama
kelembagaan
sumberdaya 13 25
litbang KP (IKU) yang telah disepakati sebagai bentuk
litbang dan
yang
layanan iptek
ditingkatkan penyesuaian terhadap perubahan struktur
KP
kapasitasnya
Jumlah jejaring anggaran yang ada.
dan/atau Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan
14 kerjasama 66
litbang yang Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun
terbentuk
Terselenggaran Proporsi 2016 (Versi penandatangan Mei 2016) yang
ya 15 kegiatan riset 91
pengendalian aplikatif

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 32
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dianggarkan sebesar Rp. 889,06 Milyar,-. dengan 377/MK.02/2016 tertanggal 13 Mei 2016 tentang
rincian sesuai tabel dibawah : penghematan/pemotongan anggaran belanja K/L
Tahun 2016. Dalam Inpres dan surat Menkeu
tersebut, besaran target penghematan anggaran
Tabel : 2.6. P R O P O R S I A N G G A R A N B A L I T B A N G KKP adalah Rp. 2,890,470,303,000,- dari anggaran
KP TAHUN 2016 semula Rp. 13,801,192,731,000,-. Berdasarkan
(PENANDATANGAN MEI 2016)
Surat Menteri Keuangan, kesimpulan rapat kerja
ANGGARAN Menteri Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV
No KEGIATAN
(Rp. Milyar)
Penelitian dan DPR-RI tanggal 27 Juni 2016 serta hasil retreat
Pengembangan Iptek Daya
KKP 27-29 Juni 2019, maka perubahan Pagu
1 Saing Produk dan 64,945
Bioteknologi Kelautan dan anggaran APBN-P tahun 2016 Badan Penelitian
Perikanan
Penelitian Sosial Ekonomi dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
2 dan Analisis Kebijakan 33,47
adalah sebesar Rp. -230,447,616,000,- yang terdiri
Kelautan dan Perikanan
Penelitian dan dari penghematan I senilai Rp. -190,447,510,000,-
3 Pengembangan Iptek 374,881
Perikanan dan penghematan II Rp. -40,000,106,000,-.
Penelitian dan Tabel : 2.7. P E N E T A P A N K I N E R J A
Pengembangan Iptek
4 341,749 BALITBANG KP TAHUN 2016
Sumber Daya Laut dan
Pesisir (PENANDATANGAN BULAN AGUSTUS)
Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis SASARAN INDIKATOR T
5 Lainnya Badan Penelitian 74,018 STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
dan Pengembangan CUSTOMER PERSPECTIVE
Kelautan dan Perikanan Jumlah WPP
JUMLAH 889,06 yang
Terwujudnya
Terpetakan
pengelolaan
Potensi
SDKP yang
3. Perjanjian kinerja versi Revisi I (OTK) Sumberdaya
partisipatif, 1 4
KP untuk
(Penandatangan Agustus 2016); bertanggungja
Pengembangan
wab,dan
Ekonomi
Pada bulan Agustus 2016 terjadi perubahan ke-2 berkelanjutan
Kelautan yang
dokumen penetapan kinerja (Tapja) yang Berkelanjutan
Persentase
merupakan tindak lanjut adanya Revisi DIPA hasil litbang
KP yang
APBN-P 2016 Nomor SP DIPA 032- Meningkatnya
digunakan
hasil 2 100
11.1.452904/2016 tanggal 5 Agustus 2016 dalam sesuai dengan
penyelenggara
Kontrak
rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor an Litbang dan
Kinerja Eselon
layanan Iptek
I KKP
4 tahun 2016 tertanggal 12 Mei 2016 tentang yang
Jumlah
mendukung
langkah-langkah penghematan dan pemotongan rekomendasi
produktivitas
dan/atau
Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka usaha dan
inovasi litbang
pendapatan
3 yang diusulkan 20
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara dari
untuk
sektor KP
negara tahun anggaran 2016 serta meindaklanjuti dijadikan
bahan
Surat Menteri Keuangan Nomor S- kebijakan
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 33
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
SASARAN INDIKATOR T SASARAN INDIKATOR T
STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016
Tersedianya Indeks Proporsi
kebijakan efektivitas kegiatan riset
4 6.5 Terselenggaran
pembangunan kebijakan aplikatif
ya
KP yang efektif pemerintah 15 dibandingkan 91
pengendalian
Jumlah total kegiatan
litbang KP
rekomendasi riset litbang KP
5 51
dan masukan (minimal)
Tersedianya
kebijakan KP LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
rekomendasi
Jumlah data Indeks
dan masukan
6 dan informasi 120 Kompetensi
kebijakan 16 77
ilmiah KP Terwujudnya dan Integritas
pembangunan
Jumlah karya ASN Balitbang Balitbang KP
KP yang efektif
tulis ilmiah KP yang Jumlah ASN
7 504
yang kompeten, yang
diterbitkan profesional dan ditingkatkan
17 262
Jumlah hasil berkepribadian kompetensinya
litbang KP lingkup
yang Balitbang KP
terekomendasi Persentase
8 27
Terwujudnya untuk unit kerja
Tersedianya
hasil penelitian masyarakat Balitbang KP
manajemen
dan dan/atau yang
pengetahuan
industri menerapkan
pengembangan Balitbang KP 18 50
Jumlah hasil sistem
yang inovatif yang handal
litbang yang manajemen
untuk dan mudah
9 inovatif untuk 151 pengetahuan
diakses
penyelenggara pembangunan yang
an tata kelola KP terstandar
pemanfaatan Jumlah hasil Terwujudnya Nilai Kinerja
SDKP yang adil, litbang yang birokrasi Reformasi A
19
10 diusulkan HKI 5 Balitbang KP Birokrasi (90)
berdaya saing
dan/atau yang efektif, Balitbang KP
dan dirilis efisien, dan
berkelanjutan Jumlah sentra berorientasi Nilai SAKIP
20 84
nelayan yang pada layanan Balitbang KP
terbangun dan prima
11 30
terkelola Nilai kinerja
sistem Terkelolanya 21 anggaran 85
informasi anggaran Balitbang KP
Proporsi pembangunan Persentase
fungsional Balitbang KP kepatuhan
Balitbang KP secara efisien 22 terhadap SAP 100
12 55
dibandingkan dan akuntabel lingkup
total pegawai Balitbang KP
Balitbang KP
Terwujudnya
Jumlah sarana
peningkatan Perjanjian kinerja ini tetap terdiri dari 10 sasaran
dan prasarana,
kapasitas dan
serta strategis (SS) dan 22 indikator kinerja utama
kapabilitas
kelembagaan
sumberdaya 13 18
litbang dan
litbang KP (IKU) yang telah disepakati sebagai bentuk
yang
layanan iptek penyesuaian terhadap perubahan struktur
ditingkatkan
KP
kapasitasnya anggaran yang ada. Akan tetapi terdapat
Jumlah jejaring
dan/atau perubahan target kinerja yang dipandang sangat
14 kerjasama 66
litbang yang diperlukan sebagai bentuk penyesuaian dengan
terbentuk kondisi dan struktur anggaran yang baru. Adapun
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 34
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
beberapa perubahan tersebut antara lain disajikan ANGGARAN
No KEGIATAN
(Rp. Milyar)
pada Tabel 2.8. di bawah ini
Pesisir
Tabel : 2.8. p e r u b a h a n t a r g e t I K U b e r d a s a r k a n Dukungan Manajemen dan
tapja revisi ke-2 Pelaksanaan Tugas Teknis
5 Lainnya Badan Penelitian 72.473
dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan
No. Target Target keterangan JUMLAH 662,943
IKU awal akhir
5 54 51 Jumlah
rekomendasi/masuk
an kebijakan
6 122 120 Data dan informasi
ilmiah
8 18 27 Hasil litbang
terekomendasi
9 162 151 Hasil litbang inovatif
13 25 18 Jumlah sarpras dan
kelembagaan

Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan


Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun
2016 (Versi penandatangan Agustus 2016) yang
dianggarkan sebesar Rp. 662,943 Milyar,-. dengan
rincian sesuai tabel dibawah :

Tabel : 2.9. P R O P O R S I A N G G A R A N B A L I T B A N G
KP TAHUN 2016
(PENANDATANGAN AGUSTUS 2016)
ANGGARAN
No KEGIATAN
(Rp. Milyar)
Penelitian dan
Pengembangan Iptek Daya
1 Saing Produk dan 46,598
Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan
Penelitian Sosial Ekonomi
2 dan Analisis Kebijakan 27,663
Kelautan dan Perikanan
Penelitian dan
3 Pengembangan Iptek 284.840
Perikanan
Penelitian dan
4 Pengembangan Iptek 231.369
Sumber Daya Laut dan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 35
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 36
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
AKUNTABILITAS KINERJA
Kinerja utama Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ditentukan sampai
sejauh mana hasil - hasil Litbang kelautan dan perikanan dimanfaatkan pengguna sesuai dengan sasaran
strategis yang telah ditetapkan dengan mengimplementasikan metode balanced scorecard dalam pengelolaan
kinerjanya, meskipun dalam prakteknya belum sepenuhnya mengakomodir prinsip - prinsip balanced
scorecard, namun hal tersebut tetap dilanjutkan dengan tujuan untuk memastikan target - target sasaran
yang telah dicanangkan akan tercapai, dimana dengan harapan akhir misi - misinya dapat terwujud dengan
nyata. Manfaat positif lainnya adalah dapat terhindarkannya duplikasi (overlap) kegiatan antar unit kerja/
satuan kerja, dan dapat ditelusurinya kontribusi unit kerja bawahan terhadap sasaran kinerja yang telah
ditetapkan. Dalam manajemen kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun
2016 terdapat 11 (sebelas) sasaran strategis dan 22 (dua puluh dua) indikator kinerja utama.

Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian kinerja organisasi Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah sebesar 102,81%. Nilai tersebut berasal dari
capaian kinerja pada masing-masing perspektif yang ditetapkan sesuai dengan gambar berikut :

CUSTOMER
PERSPECTIVE
101,25%

INTERNAL LEARNING AND


PROCESS GROWTH
99,75% 107,44%

Sumber: Kinerjaku KKP, 2016

Gambar : 3.1. C A P A I A N K I N E R J A P E R - P E S P E K T I F
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016, dari 11 (sebelas) sasaran strategis dan 22 (dua
puluh dua) indikator kinerja utama Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
menunjukkan : 1) terdapat 4 (empat) indikator kinerja utama yang bestatus hati - hati; dan 2) terdapat 18
(Delapan belas) indikator kinerja utama melebihi target. Perbandingan jumlah indikator kinerja utama
berdasarkan indeks capaian tertuang dalam garfik di atas berikut :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 51
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERBANDINGAN JUMLAH IKU BERDASARKAN INDEKS CAPAIAN

0
18 IKU Berstatus Hijau (81,82%)
4 IKU Bestaus Kuning (22,22%)
22.22 0 IKU Berstatus Merah (0,00%)

Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan


Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) pada tahun 2016
merupakan kontribusi dari 19 (sembilan belas) unit kerja
81.82
lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan yang sasaran dan indikator kinerjanya diturunkan/
dicascading sampai dengan unit kerja level 4.

Sumber : kinerjaku.kkp.gp.id, 2016

Gambar 3.2. P E T A S T R A T E G I S H A S I L P E N G U K U R A N
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 52
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BALITBANG KP
Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi
dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Pengukuran kinerja dimaksud
merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah
diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 dapat tercapai.

Capaian indikator kinerja utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan tahun 2016 pada c u s t o m e r p e r s p e c t i v e , i n t e r n a l p r o c e s s p e r s p e c t i v e d a n l e a r n
& g r o w t h p e r s p e c t i v e mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard
(BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, sebagian besar telah berhasil
tercapai. pencapaian sasaran strategis (SS) dengan indikator kinerja utama (IKU) tahun 2016 yang mengacu
Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.1. C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

SASARAN TAHUN 2016


INDIKATOR KINERJA UTAMA
STRATEGIS T R %
CUSTOMER PERSPECTIVE
Terwujudnya
Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi
pengelolaan SDKP yang
Sumberdaya KP untuk
partisipatif, 1 4 4 100,0
Pengembangan Ekonomi Kelautan
bertanggungjawab,dan
yang Berkelanjutan
berkelanjutan
Meningkatnya hasil Persentase hasil litbang KP yang
penyelenggaraan 2 digunakan sesuai dengan Kontrak 100 100 100,0
Litbang dan layanan Kinerja Eselon I KKP
Iptek yang mendukung
Jumlah rekomendasi dan/atau
produktivitas usaha dan
3 inovasi litbang yang diusulkan untuk 20 21 105,0
pendapatan negara dari
dijadikan bahan kebijakan
sektor KP
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Tersedianya kebijakan
Indeks efektivitas kebijakan
pembangunan KP yang 4 6,5 6,02 92,6
pemerintah
efektif
Tersedianya Jumlah rekomendasi dan masukan
5 51 51 100,0
rekomendasi dan kebijakan KP
masukan kebijakan 6 Jumlah data dan informasi ilmiah KP 120 121 100,8
pembangunan KP yang Jumlah karya tulis ilmiah yang
7 504 531 105,3
efektif diterbitkan
Terwujudnya hasil 8 Jumlah hasil litbang KP yang 27 28 103,7
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 53
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
SASARAN TAHUN 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
STRATEGIS T R %
penelitian dan terekomendasi untuk masyarakat
pengembangan yang dan/atau industri
inovatif untuk Jumlah hasil litbang yang inovatif
9 151 151 100,0
penyelenggaraan tata untuk pembangunan KP
kelola pemanfaatan Jumlah hasil litbang yang diusulkan
SDKP yang adil, berdaya 10 5 6 120,0
HKI dan/atau dirilis
saing dan berkelanjutan Jumlah sentra nelayan yang
11 terbangun dan terkelola sistem 30 28 93,3
informasi
Proporsi fungsional Balitbang KP
12 dibandingkan total pegawai 55 55,47 100,8
Terwujudnya
Balitbang KP
peningkatan kapasitas
Jumlah sarana dan prasarana, serta
dan kapabilitas
13 kelembagaan litbang KP yang 18 18 100,0
sumberdaya litbang dan
ditingkatkan kapasitasnya
layanan iptek KP
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama
14 66 71 107,5
litbang yang terbentuk
Proporsi kegiatan riset aplikatif
Terselenggaranya
15 dibandingkan total kegiatan riset 91 91 100,0
pengendalian litbang KP
litbang KP
LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE
Terwujudnya ASN Indeks Kompetensi dan Integritas
16 77 62,89 81,6
Balitbang KP yang Balitbang KP
kompeten, profesional Jumlah ASN Balitbang KP yang
17 262 354 135,1
dan berkepribadian dikembangkan kompetensinya
Tersedianya manajemen
Persentase unit kerja Balitbang KP
pengetahuan Balitbang
18 yang menerapkan sistem manajemen 50 100 200,0
KP yang handal dan
pengetahuan yang terstandar
mudah diakses
Terwujudnya birokrasi Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi A
19 88,31 98,1
Balitbang KP yang Balitbang KP (90)
efektif, efisien, dan
berorientasi pada 20 Nilai SAKIP Balitbang KP 84 84,50 100,6
layanan prima
Terkelolanya anggaran 21 Nilai kinerja anggaran Balitbang KP 85 90,40 106,3
pembangunan Balitbang
Persentase kepatuhan terhadap SAP
KP secara efisien dan 22 100 100 100,0
lingkup Balitbang KP
akuntabel

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 54
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi
dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Pengukuran kinerja dimaksud
merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama yang telah diidentifikasi
agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategis yang dituangkan pada penetapan kinerja Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 dapat tercapai.

3.2 HASIL PENGUKURAN BALITBANG KP


Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan pada tahun 2016 pada customer perspective (CP), internal process perspective (IP) dan learn &
growth perspective (L&G) mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard
(BSC). Berdasarkan penetapan target tahun 2016 pada setiap indikator kinerja tersebut, secara fisik dan
volume telah berhasil tercapai. Pencapaian sasaran strategis (SS) dengan indikator kinerja utama tahun 2016
yang mengacu Balanced Scorecard (BSC).

3.2.1. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS)


Nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari
seluruh indikator kinerja utama di dalam 1 (satu) sasaran strategis (SS). Status capaian sasaran
strategis (SS) yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan
oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut
dengan indeks toleransi 0%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU
seperti Tabel berikut :

Tabel 3.2. T I N G K A T V A L I D A S I I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A

NO VALIDITAS IKU BOBOT


1 L e a d I n p u t 0,1
2 L e a d P r o s e s 0,2
3 L a g O u t p u t 0,3
4 L a g O u t c o m e 0,4

Status capaian nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut :

Tabel 3.3. I N D E K S N I L A I P E N C A P A I A N
SASARAN STRATEGIS
BAIK SEDANG BURUK
Indeks Capaian > 100 % Indeks Capaian = 100% Indeks Capaian < 100 %

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 55
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dalam melakukan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menentukan dan mensepakati
standar status kinerja nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.4. K L A S I F I K A S I D A N S T A T U S
NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS
KLASIFIKASI STATUS NPSS
MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE (Toleransi 0%)
X<100% X>100% X>100% atau X<100% BURUK
X=100% X=100% - SEDANG
X100% X100% X=100% BAIK

Dalam melakukan pengukuran kinerja juga harus menentukan klasifikasi target indikator
kinerja diantaranya adalah: Maximixe adalah kondisi dimana semakin tinggi pencapaian dari target
maka kinerja semakin baik; Minimize adalah kondisi dimana semakin rendah pencapaian dari target
maka kinerja semakin baik; dan Stabilize adalah kondisi dimana semakin stabil (tidak naik dan tidak
turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik.

Pengukuran capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
pada Tahun 2016 menggunakan metode/tools pengukuran yang menggunakan aplikasi
k i n e r j a k u . k k p . g o . i d . Berikut nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) tahun 2016 menggunakan
aplikasi k i n e r j a k u . k k p . g o . i d , yang dipergunakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 56
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Sumber : kinerjaku.kkp.gp.id, 2016

Gambar 3.3. N I L A I P E N C A P A I A N S A S A R A N S T R A T E G I S B A D A N P E N E L I T I A N D A N
PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PADA KINERJAKU.KKP.GO.ID

Hasil pengukuran capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan yang menggunakan k i n e r j a k u . k k p . g o . i d sesuai gambar di atas diatas. Pada tahun 2016
nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan sebesar 102,81%, yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai
berikut :
1. Perspektif pelanggan (customer perspective) dengan bobot 33,33%, capaian kinerjanya sebesar
101,25%;
2. Perspektif internal (internal process perspective) dengan bobot 33,33%, capaian kinerjanya sebesar
99,75%;
3. Perspektif learn & growth (learn & growth perspective) dengan bobot 33,33%, capaian kinerjanya
sebesar 107,44%.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 57
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dalam implementasi pengukuran kinerja yang menggunakan aplikasi kinerjaku Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan masih belum 100% sempurna, namun Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sudah melakukan penyeragaman/ allingment
indikator kinerja utama (IKU) pada masing-masing unit eselon II lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Tetapi capaian Level 2 Pusat lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan masih tidak terakumulasi capaiannya ke dalam aplikasi
kinerjaku, berikut kendala yang dihadapi dalam implementasi aplikasi K I N E R J A K U . K K P . G O . I D
diantaranya :
a) Di beberapa Satker level 3 dan 4 lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan sudah melakukan input sasaran strategis (SS), indikator kinerja utama (IKU) dan
Rencana Aksi tiba-tiba hilang, tetapi pada sub-menu peta indikator tetap tampil datanya; Contoh :
Pada Satker LPPMPHP, LPPT dll;
b) Tidak dapat melakukan input rencana aksi; Contoh : Pada Satker BPPBAT, BPPBAP dll;
c) Cascading pada level 2 masing-masing Pusat tidak muncul Satuan kerja Level 3 dan 4 lingkupnya,
tetapi justru cascading seluruh data satuan kerja muncul pada Level 1 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan; Contoh : 1) PUSLITBANGKAN (Satker lingkupnya (BPPL;
BP3U; BP2KSI; BPPBAP; BPPBAT; BPPBIH; BPPI; LPPT; LPPBRL)); 2) P3SDLP (Satker lingkupnya
(BPOL; LPSDKP; LPTK)); 3) P3DSPBKP (Satker lingkupnya LPPMPHP);
d) Masih terdapat double counting satuan kerja yang seharusnya sudah hilang, tetapi masih muncul
di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan;
ORGANISASI LAMA
NO ORGANISASI BARU
(YANG DIHAPUS)
Pusat penelitian dan pengembangan Pusat penelitian dan pengembangan
1
perikanan budidaya perikanan
Pusat pengkajian dan perekayasaan
2 -
teknologi kelautan dan perikanan
e) Beberapa kali terjadi inputan sasaran strategis (SS) dan indikator kinerja utama (IKU) tiba-tiba
hilang, terus muncul kembali pada Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan, Contoh : Pada Satker LPPT dll;
f) Menambahkan data kelompok fungsional agar muncul pada peta strategis seperti apa, karena di
Badan Penelitian dan Pengembangan Keluatan dan Perikanan dalam 1 (satu) satuan kerja
terdapat lebih dari 1 (satu) kelompok fungsional;
g) Mengisi data komponen dan sub komponen pada rencana aksi harus mengirimkan file - z RKA-KL
ke konsultan aplikasi kinerjaku di KKP.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 58
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3.3 EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Evaluasi dan analisis kinerja menampilkan perbandingan target dan capaian dengan dalam tahun
berjalan, kinerja dengan tahun sebelumnya dan target jangka menengah berikut analisis
keberhasilkan/penurunan kinerja pada indikator kinerja utama di masing-masing sasaran strategis.

Pengukuran Kinerja, Pelaporan


Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan
Capaian Kinerja Merupakan
Komponen "SAKIP" yang
berorientasi hasil dari evaluasi
akuntabilitas kinerja yang dapat
menjadi ukuran sejauh mana
Instansi Pemerintah
berorientasi kepada hasil yang
dituangkan dalam Laporan
Kinerja. "Wakil Presiden Jusuf
Kalla".

(http://www.menpan.go.id)

3.3.1 CUSTOMER PERSPEKTIVE


Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada
Perspektif pemangku kepentingan (Customer Perspektive) dengan bobot perspektif sebesar 40% yang
berasal dari 2 (dua) sasaran strategis yaitu 1) Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab, dan berkelanjutan; dan 2) Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan
layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP.

3.3.1.1 SASARAN STRATEGIS -1 : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SDKP


YANG PARTISIPATIF, BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERKELANJUTAN
Nilai sasaran strategis "Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab,
dan berkelanjutan" sebesar 100,0%. Indikator kinerja utama yang ditetapkan untuk

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 59
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja
utama (IKU) sebagai berikut :

3.3.1.1.1 IKU KE -1. : JUMLAH WPP YANG TERPETAKAN


POTENSI SUMBERDAYA KP UNTUK PENGEMBANGAN
EKONOMI KELAUTAN YANG BERKELANJUTAN (WPP)
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebagai
lembaga penelitian dan pengembangan, salah satu amanah yang harus dijalankan
adalah UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang perikanan yang mengamanatkan adanya
kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan secara lestari yang didukung dengan
pendugaan potensi, pengendalian dan pengawasan yang sistematis. Berbagai
kerawanan akibat IUU fishing dan konflik antar pemengang kewenangan pengelolaan
perlu diantisipasi dimana kawasan rawan IUU fishing menjadi prioritas dalam
pengelolaan wilayah pengelolaan perikanan (WPP).

Satuan wilayah pengelolaan yang


mencerminkan karakteristik wilayah dan sumberdaya
diperlukan untuk melakukan pendugaan potensi,
pengendalian dan pengawasan. Pembagian WPP
didasarkan pada karakteristik geo-bio-ekologi dengan
membagi WPP menjadi 11 (sebelas) satuan WPP.
Dari (sebelas) 11 WPP yang telah dibagi tersebut
terdiri dari WPP 571 (Selat Malaka dan Laut
Andaman), WPP 572 (Barat Sumatera dan Selat
Sunda), WPP 573 (Selatan Jawa dan Laut timor
Barat) dan WPP 712 (laut Jawa) merupakan WPP
yang berpotensi karena merupakan daerah
pemijahan (breading ground) dan daerah bertelur
(spawning ground) yang cukup berlimpah.

Ruang lingkup pemetaan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan


ekonomi kelautan yang berkelanjutan antara lain : Kajian potensi dan rekomendasi
pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap yang lestari dan berkelanjutan;
rekomendasi dan kajian potensi sumberdaya kelautan untuk marikultur (kegiatan
budidaya yang dilakukan baik perairan terbuka/open ocean maupun tambak yang
menggunakan air laut); teknologi pengawasan, pemantauan dan perlindungan sumber

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 60
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
daya Kelautan; pemetaan karakteristik dinamika laut mendukung pengelolaan
sumberdaya KP yang lestari; teknologi pasca panen dan informasi tingkat losses; dan
Model Kebijakan sosial ekonomi pembangunan sektor KP.

Gambar 3.3. F O K U S 4 W P P T A H U N 2 0 1 6
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTA N DAN PERIKANAN

Indikator jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk


pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) bertujuan sebagai
bentuk kontribusi hasil Litbang KP dalam peningkatan potensi nilai ekonomi
sumberdaya kelautan di WPP 571, 572, 573 dan 712. Bukti capaian akhir yang harus
disampaikan di akhir anggaran berupa laporan teknis potensi sumberdaya KP
berbasis WPP. Indikator ini menggunakan polarisasi maximize, dimana capaiannya
diharapkan melebihi target yang ditetapkan.

Jumlah WPP yang ditetapkan (melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan) yang sifatnya terintegrasi
antar Eselon II lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.
Jumlah WPP yang diintegrasikan pada masing-masing Eselon II lingkup Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan antara lain PUSLITBANGKAN
(WPP 571, 572, 573 & 712); P3SDLP (WPP 712 dan 715); P3DSPBKP (WPP 712 &
573); PPSEKP (WPP 572, 573 & 712).

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 61
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah WPP yang terpetakan potensi
sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP)
dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2015 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R % T R %
Jumlah WPP yang terpetakan
potensi sumberdaya KP untuk
3 3 100,0 4 4 100,0
pengembangan ekonomi kelautan
yang berkelanjutan

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dari tabel di atas diatas capaian


jumlah WPP yang terpetakan potensi
sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi
kelautan yang berkelanjutan (WPP) sampai
akhir tahun 2016 sebesar 100% sesuai target
yang ditetapkan sebanyak 4 buah WPP. Secara
fisik capaian indikator jumlah WPP yang terpetakanpotensi sumberdaya KP untuk
pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan tercapai 100%, dan secara
anggaran terserapa sebesar 86,29% dari target yang ditetapkan sebesar 85%.
Indikator jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan
ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) yang akan diemban oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada pelaksanaan penelitian
dan pengembangan kelautan dan perikanan dalam kurun waktu 2015 - 2019 dimana
targetnya akumulatif setiap tahunnya.

Berikut hasil potensi sumberdaya kelautan dan perikanan pada WPP 571,
572, 573, dan 712 yang telah dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan tahun 2016.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 62
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Gambar 3.4. P E T A P O T E N S I S U M B E R D A Y A K P

Sesuai gambar 3.4. diatas terlihat potensi sumberdaya kelautan dan


perikanan pada masing-masing WPP, sebagai berikut :
1. WPP 571 (Selat Malaka), dengan kegiatan penelitian karakteristik biologi
perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi dan kapasitas penangkapan
dengan hasil sebagai berikut :
Paling tidak sekitar 100 ribu ton lebih
ikan didaratkan di tiga lokasi utama, yaitu
Belawan, Tanjung Balai, Langsa dan Idi Rayeuk;
diduga underestimate akibat ureported;
perikanan berkembang kearah indikasi
IUU (ukuran kapal diperkecil, alat
tangkap, zona penangkapan) sejalan
dengan kurang baiknya pendataan di
basis utama perikanan;

Hasil tangkapan berfluktuasi bulanan;


puncak musim penangkapan bervariasi
menurut lokasi/komoditi, pukat cincin di
Aceh Timur sekitar musim timur, dua puncak musim (peralihan 1 dan 2) di area
lebih ke selatan (Belawan dan Tanjungbalai) termasuk cumi-cumi; September-

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 63
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Maret musim kekerangan, puncak musim Oktober-Nopember tangkapan kerang
mencapai 1,3 ton lebih per kapal;

Puncak pemijahan kembung (R. brachysoma dan R. kanagurta) layang (D.


russelli dan D. macarellus) diduga terjadi pada periode setelah musim timur.
Individu matang gonad dan spent juga ditemukan pada udang (Langsa), rajungan
(Asahan) kepiting (Tanjung Balai);

Gugusan pulau-pulau di perairan timur Tanjungbalai hingga utara P.


Rupat merupakan daerah penangkapan utama juga terindikasi menjadi lokasi
pemijahan. Ukuran rata-rata beberapa komoditas cenderung lebih kecil
dibanding ukuran matang pertama. Pada sekitar musim timur efisiensi
penangkapan pukat cincin Kuala Idi (30-80 GT) cukup baik dan masih efisien
(100%), kapal dengan tingkat pemanfaatan optimal mencapai 42%; tingkat
efisiensi semakin menurun pada musim peralihan (65%);

Pada area survey seluas 12780 km2 di sekitar pulau-pulau di timur


Tanjungbalai diperkirakan kepadatan stok ikan pelagis kecil 0.0044 ton/km2,
pelagis besar 0.0607 ton/km2, demersal 0.509 ton/km2. Densitas lebih tinggi
ditemukan di sekitar P. Berhala dan Kep. Aruah.

2. WPP 572 (Samudera Hindia Barat Sumatera), dengan kegiatan penelitian


karakteristik biologi perikanan, habitat sumberdaya dan potensi produksi
sumberdaya ikan dengan hasil sebagai berikut :
Penelitian telah dilakukan dilokasi-lokasi yang
merupakan basis perikanan pelagis, demersal
dan udang, kegiatan pengumpulan data
selanjutnya dilakukan oleh enumerator yang
ditempatkan di
lokasi basis
pendaratan ikan;
Telah diperoleh
data dan informasi
tentang keragaan perikanan, daerah penagkapan, komposisi jebis hasil dan
CPUE dari beberapa unit penagkapan, aspek biologi (jenis kelamin, tingkat
kematangan gonad, panjang dan berat) dan statistik perikanan tangkap, potensi
stok, daerah penyebaran dan kondisi oseanografi habitat ikan;
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 64
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Secara umum untuk ikan-ikan pelagis seperti tongkol krei (Auxis thazard),
tongkol lisong (A.rochei), layang biru (Decapterus macarellus) ukuran yang
tertangkap banyak yang ukuran besar dengan TKG yang sudah dewasa (TKG 3
dan 4);
Ikan dasar seperti kakap merah (Lutjanus gibus) ukutan yang tertangkap
berkisar antara 20-60 cmFL, dengan kondisi TKG banyak yang belum dewasa
(immature), Lobster bamboo (Penalirus versicolor) ukuran yang tertangkap
berkisar antara 54-120 CL, dngan kondisi TKG banyak yang belum dewasa
(immature),Kepiting bakau (Scylla serata) ukurannya berkisar antara 70-198
CW, dngan kondisi TKG banyak yang belum dewasa (immature);
Musim penangkapan ikan pelagis maupun
demersal secara umum mengalami puncaknya
mulai bulan September, Oktober, November;
Potensi lestari ikan pelagis kecil di WPP 572
adalah sebesar 342,518 ton/tahun, berkurang
sekitar 6% dari hasil kajian tahun 2015, potensi
lestari ikan pelagis besar adalah sebesar 416,953
ton/tahun, bertambah 1% dari tahun 2015.
potensi lestari ikan demersal di WPP 572 adalah
sebesar 348,081 ton/tahun, lebih rendah 5% dari hasil kajian tahun 2015.

3. WPP 573 (Samudera Hindia Selatan Jawa), dengan kegiatan penelitian


karakteristik biologi perikanan, habitat sumberdaya dan potensi produksi
sumberdaya ikan dengan hasil sebagai berikut :
Operasional penangkapan ikan pelagis
besar, pelagis kecil, demersal dan udang
didominasi oleh armada 5 30 GT. Alat

tangkap yang mendominasi untuk ikan


pelagis besar adalah tonda, pelagis kecil
pukat cincin, demersal pancing ulur atau
dasar dan udang trammel nets. Daerah
penangkapan di perairan sekitar rumpon tidak
jauh dari pesisir;
Hasil survei akustik estimasi potensi lestari
pelagis besar 508,791 ton/tahun, pelagis kecil

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 65
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
367,436 ton/tahun, demersal 12,270 ton/tahun;
Ukuran pelagis besar yang tertangkap 21 - 192 cm, pelagis kecil 6.5 19.75 cm
TL, demersal 9.0 - 66 cm TL dan udang 11 52 mmCL;
Pada pelagis besar jenis kelamin betina dan TKG
I lebih mendominasi, pelagis kecil jenis kelamin
betina dan TKG I lebih mendominasi, demersal
jenis kelamin lebih mendominasi pada TKG dan
pada udang jenis kelamin jantan lebih
mendominasi;
Status pemanfaatan komuditas ikan pelagis
besar dan nontuna masih batas layak
dimanfaatkan, komuditas pelagis kecil sudah
mengalami tangkap lebih, komuditas udang

mengarah pada kondisi lebih tangkap (over fishing). Kondisi


lingkungan perairan pada saat pengamatan berkorelasi
positif terhadap kondisi ikan. Produktivitas perairan
berpengaruh terhadap kondisi plankton dan biota laut yang
merupakan bahan pangan dari ikan. Berdasarkan hasil
diatas maka opsi rekomendasi yang dapat disampaikan; perlu adanya
pembatasan waktu tangkap pada beberapa jenis ikan agar ukuran ikan maupun
perkembangan reproduksinya tidak terganggu.

4. WPP 712 (Laut Jawa), dengan kegiatan penelitian karakteristik biologi perikanan,
habitat sumberdaya dan potensi produksi sumberdaya ikan dengan hasil sebagai
berikut :
Rata - rata hasil No Jenis Ikan Nama Lokal
Z M
Parameter
F E
No Jenis Ikan Nama Lokal Lokasi Lm L50 Status 1 P.tayenus Swanggi 3,86 1,83 2,03

tangkapan pertawur
0,52
(mm) (mm) 2 S. taeniopterus Coklatan 5,31 1,62 3,69 0,69
Cirebon 3 N. japonicus Kurisi 5,47 1,90 3,57
1 P. merguiensis Udang jerbung 35,45 29,06 L50 < Lm 0,65

Tanah Laut 4 N.hexodon Kurisi 4,32 2,04 2,28


2 P. merguiensis Udang jerbung 43,39 30,80 L50 < Lm 0,53

pada periode 5 U. sulphureus Kuniran 5,85 2,50 3,35


3 M.ensis Udang dogol Tanah Laut 35,91 22,52 L50< Lm
0,57
6 L. splendens Petek 5,13 2,42 2,71
4 P.pelagicus Rajungan Cirebon 126,87 110,77 L50 < Lm
0,53
7 Siganus coralinus Semandar 3,4 1,43 2 0,58
5 P.pelagicus Rajungan Pati 119,79 121,89 L50 > Lm 8 Siganus virgatus Semandar 1,57 1,24 0,34 0,21

observasi berjalan 6 P.pelagicus


7 P.pelagicus
Rajungan
Rajungan
Lampung Timur
Tanah Laut
121,94 118,00
143,82 149,95
L50 < Lm
L50 > Lm
9 Diagramma pictum
10 Lethrinus lentjan
Kaneke
Lencam
0,89
1,99 1,17
0,7 0,2
0,82
0,22
0,41
Pati Kerapu
8 S.serrata Kepiting bakau 119,84 101,92 L50 < Lm
11 Cephalopholis cyanostigma karang

pada armada
1,76 1,21 0,55 0,31
9 P.versicolor Lobster bambu Karimunjawa 62,00 38,20 L50< Lm 12 Caesio cuning Ekor kuning 2,91 1,3 1,61 0,55

cantrang tipe I
(bulanan) cenderung stabil berkisar 74 98 kg/tawur dengan ragam yang
relatif rendah ; tipe II (mingguan) sebesar 35 - 65 kg/tawur dan tipe III (harian)
3 6 kg per tawur;
Rata-rata ukuran ikan tertangkap pelagis besar non tuna (tongkol dan tengiri),
pelagis kecil, ikan demersal dan ikan karang belum sempat melakukan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 66
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
pemijahan (SL-50 < Lm), tentu mengkhawatirkan keberlanjutan sumberdaya.
Ukuran rata-rata tertangkap (SL-50) udang jerbung, udang dogol, rajungan di
pantura Jawa bagian barat dan timur Lampung, kepiting bakau dan lobster
bambu adalah lebih kecil dibandingkan ukuran rata-rata matang gonad (Lm),
sehingga spesies-spesies yang tertangkap rata-rata belum sempat pemijahan;
Tingkat pemanfaatan
(E) dari masing-
masing spesies
pelagis besar, pelagis
kecil, ikan demersal,
udang, rajungan dan kepiting bakau menunjukkan bahwa pemanfaatan sudah
melebihi batas optimum dan memerlukan kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Berbeda dengan status ikan karang dan lobster di perairan Karimunjawa masih
di bawah batas pemanfaatan optimum. Sehingga masih ada peluang dalam
upaya pemanfaatan.

3.3.1.2 SASARAN STRATEGIS -2 : MENINGKATNYA HASIL


PENYELENGGARAN LITBANG DAN LAYANAN IPTEK YANG MENDUKUNG
PRODUKTIVITAS USAHA DAN PENDAPATAN NEGARA DARI SEKTOR KP
Nilai sasaran strategis "Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan IPTEK
yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP" sebesar
102,50%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas
usaha dan pendapatan negara dari sektor KP terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU)
sebagai berikut :

3.3.1.1.2 IKU KE -2 : PERSENTASE HASIL LITBANG KP YANG


DIGUNAKAN SESUAI DENGAN KONTRAK KINERJA ESELON I KKP
Kontrak Kinerja merupakan kesepakatan atau perjanjian antara Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan Eselon I lingkup KKP
(Ditjen dan Badan) yang berisi komitmen penyedian hasil-hasil riset sesuai dengan
kebutuhan dari Eselon I KKP yang selanjutnya akan digunakan oleh Eselon I KKP
sebagai dasar penyusunan Kebijakan.

Kegiatan dilakukan untuk meningkatkan dukungan Badan Penelitian dan


Pengembangan Kelautan dan Perikanan kepada Eselon I lainnya dalam hal penyediaan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 67
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
hasil Litbang KP sesuai kebutuhan. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan
Perikanan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan harus
mampu lebih mengambil peran sebagai inhouse consultant bagi Eselon I lainnya.
Kegiatan ini dilakukan melalui pertemuan antar eselon I lingkup Kementerian
Kelautan dan Perikanan seperti yang pernah dirintis mulai tahun 2013 untuk
merumuskan kebutuhan hasil Litbang KP yang diperlukan pada tahun mendatang.

Adapun capaian atas indikator kinerja persentase hasil Litbang KP yang


digunakan sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I Kementerian Kelautan dan
Perikanan dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R %
Persentase hasil Litbang KP yang digunakan
100 100 100,0
sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I KKP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dari tabel diatas capaian persentase hasil Litbang KP yang digunakan sesuai
dengan kontrak kinerja Eselon I KKP sampai akhir tahun 2016 sebesar 100,00%
sesuai target yang ditetapkan sebesar 100,00%.

Indikator kinerja persentase hasil Litbang KP yang digunakan sesuai dengan


kontrak kinerja Eselon I KKP merupakan indikator kinerja baru, maka tidak bisa
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 68
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Gambar 3.5. P E N A N D A T A N G A N A N K O N T R A K K I N E R J A K E P A L A B A L I T B A N G K P
DENGAN DIREKTUR JENDERAL PRL DAN KEPALA BKIPM SEBAGAI
DUKUNGAN BALITBANG KP TERHADAP PROGRAM PRIORITAS KKP

3.3.1.1.3 IKU KE -3 : JUMLAH REKOMENDASI DAN/ATAU INOVASI


LITBANG YANG DIUSULKAN UNTUK DIJADIKAN BAHAN KEBIJAKAN
Indikator kinerja jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang
diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) didefinisikan sebagai berikut :
1. Hasil litbang KP (berupa rekomendasi, bahan kebijakan/informasi terapan,
policy brief, naskah akademik) yang disampaikan oleh Kepala Badan dan / atau
Kepala Pusat (tembusan Kepala Badan) kepada stakeholder (MKP, Eselon I KKP,
Pemda, K/L lain) melalui dokumen penyampaian resmi (Surat, Memorandum,
Nota Dinas) dan menjadi bahan kebijakan yang telah dirumuskan (peraturan,
buku pedoman, keputusan, dll) baik rancangan/draf atau yang telah diterbitkan;
2. Monitoring status usulan bahan kebijakan di tingkat stakeholder untuk level
Eselon I dilakukan oleh Sekretariat dan Eselon II terkait, Sedangkan yang
disampaikan oleh Level II Pusat dilakukan oleh masing-masing Eselon II;
3. Tujuan indikator rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk
dijadikan bahan kebijakan (buah) sebagai gambaran kontribusi Balitbang KP
dalam meberikan masukan/rumusan kebijakan berbasis ilmiah untuk
pengelolaan sumberdaya KP yang lestari dan berkelanjutan. Formula/cara
perhitungan indikator ini dengan cara jumlah rekomendasi dan inovasi litbang
yang dijadikan bahan kebijakan untuk stakeholder (MKP, Eselon I KKP, Pemda,
K/L lain) dari hasil usulan. Bukti capaian akhir yang harus disampaikan berupa
rekomendasi, bahan kebijakan/informasi terapan, policy brief, naskah akademik,
dokumen penyampaian (Memo Kepala Pusat) dan bahan kebijakan yang telah
dirumuskan (peraturan, buku pedoman, dan keputusan).

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 69
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah rekomendasi dan/atau
inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan dideskripsikan di
bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah rekomendasi
dan/atau inovasi litbang
yang diusulkan untuk 20 21 105,0 20 20 100,0
dijadikan bahan
kebijakan

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dari tabel diatas terlihat capaian indikator jumlah rekomendasi dan/atau


inovasi Litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan pada tahun 2016
yaitu sebsar 21 buah atau 105,0% dari target yang ditetapkan sebesar 20 buah
rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan
kebijakan. Apablia dibandingkan dengan tahun 2015, target jumlah rekomendasi
dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan tidak
mengalami kenaikan, sedangkan untuk capaianya juga mengalami peningkatan
sebesar 5%. Kenaikan capaian pada tahun 2015, disebabkan oleh adanya tambahan
alokasi anggaran untuk kegiatan pematangan teknologi adaptif lokasi (APBN-P)
sebanyak 23 lokasi yang beberapa kegiatan ditargetkan mempunyai tingkat adopsi
yang sedang-tinggi.

Tabel 3.5. R E K O M E N D A S I B A L I T B A N G K P Y A N G D I G U N A K A N S E B A G A I B A H A N
KEBIJAKAN STAKEHOLDER

REKOMENDASI
NO STAKEHOLDER
BADAN LITBANG KP
Sargassum spp. sebagai bahan baku alginat untuk
1 Direktorat Jenderal PDS, KKP
pengikat warna dalam tekstil
Rumput laut coklam segar sebagai bahan baku
2 Direktorat Jenderal PDS, KKP
fukusantin
Analisis kebijakan potensi pengembangan Dinas Kelautan dan Perikanan
3
budidaya kekerangan Provinsi Kep. Bangka Belitung
4 Analisis kebijakan pengembangan ikan lokal 1. Balai Pelestarian Perikanan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 70
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
REKOMENDASI
NO STAKEHOLDER
BADAN LITBANG KP
prospektif sebagai kandidat ikan budidaya Perairan umum dan ikan
hias, Ciherang, Kab. Cianjur,
Jawa Barat
2. Dinas Peternakan dan
Perikanan Kab. Temaggung,
Jawa Tengah
Analisis kebijakan pengembangan perbenihan
Dinas Pertanian, Perikanan dan
5 nilaunggul srikand melalui peningkatan efisiensi
Kehutanan Kab. Sleman, DIY
UPR
Keputusan Menteri Kelautan dan
Kajian kebijakan penyerasian dan analisis stock Perikanan Republik Indonesia
6 asessment /komisu nasional pengkajian stok Nomor 47/KEPMEN-KP/2016
sumber daya ikan Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap
Model penerapan rancang bangun mini line heuler
Dinas Kelautan dan Perikanan
7 untuk penangkapan tuna dengan pancing ukur di
Kab. Trenggalek, Jawa Timur
sekitar rumpon
1. Dinas Peternakan dan
Perikanan Kab. Boyolali,
Penerapan model IPTEK pengelolaan Cultured
Jawa Tengah
8 Based Fisheries (CBF) ikan patin di waduk gedung
2. Dinas Peternakan dan
ombo jawa tengah
Perikanan Kab. Sragen, Jawa
Tengah
Kajian mengenai efektifitas implementasi
Dinas Kelautan Perikanan
9 kebijakan konservasi hiu dan mamalia laut
Provinsi NTB
(WPP573)
Model Penerapan pengelolaan kawasan Dinas Kelautan Perikanan Kab.
10
konservasi berbasis masyarakat di teluk cempi Dompu, NTB
Penelitian bahan penetapan status perlindungan
Dinas Kelautan Perikanan
11 jenis ikan Napoleon (cheilinus undulatus) di
Natuna, Kepulauan Riau
kepulauan anambas dan antuna, Kepulauan Riau
1. Biro Perencanaan Sekertaris
Analisis Kebijakan KP Kajian Dampak Sosial Jenderal KKP;
Ekonomi Pelarangan Pengoprasian Alat 2. Direktorat Jenderal Kapal
12
Penangkap Ikan (API) Cantrang di Wilayah Perikanan dan Alat
Provinsi Jawa Tengah Penangkapan Ikan (DJPT-
KKP)
Model Sistem Logistik Ikan Nasional Terintegrasi
(SLIN) dengan MP3EI dan Sistem Transportasi
13 Inspektorat Jenderal KKP
Laut Melalui Pendekatan Sistem Penyimpanan,
Distribusi dan Pengadaan Stok Ikan
Penentuan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Biro Perencanaan Sekertaris
14
Kelautan dan Perikanan dan Proyeksi 2015-2019 Jenderal KKP
Dinas Kelautan, Perikanan dan
Kajian Indeks Resistensi Wilayah dan Kelayakan Peternakan Kabupaten Gresik
15
Inovasi Teknologi (Melalui UPT Pengembangan
Budidaya dan Penangkapan Ikan)
Proyeksi Produksi Perikanan Tangkap , Perikanan
Biro Perencanaan Sekertaris
16 Budidaya dan Pengolah Hasil Perikanan Sampai
Jenderal KKP
Tahun 2015

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 71
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
REKOMENDASI
NO STAKEHOLDER
BADAN LITBANG KP
Mewujudkan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Pemerintah Provinsi Maluku
17
Nasional (MLIN) (melalui Dekan FPIK Unpati)
Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Rencana Rencana Fakultas Ekologi Manusia Institut
18
Pembangunan Giant Sea Wall (GSW) Pertanian Bogor
Rapid Assesment Terhadap Perikanan Bandeng
Asosiasi Perikanan Pole & Line
19 Sebagai Antisipasi Kebijakan Ekspor Nener
dan Handline Indonesia (AP2HI)
Bandeng
Kajian Teknologi untuk optimalisasi produksi
Petambak garam, Kab.
20 magnesium hidroksida dari limbah cair industri
Pamekasan
garam (bittern)

Sesuai dengan tabel 3.5. diatas, stakeholder utama yang menggunakan


kajian ilmiah dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
didominasi oleh Eselon I KKP sebanyak dan Pemerintah Daerah sebanyak 38,10%,
sedangkan sisanya 14,29% berasal dari pihak lain (swasta) dan universitas. Sesuai
dengan tusi yang diemban, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan seyogyanya mengedepankan kebutuhan-kebutuhan kajian ilmiah sebagai
basis kebijakan yang disusun oleh Eselon I KKP untuk selanjutnya ditetapkan oleh
Menteri KP. Selain itu, hasil pelaksanaan litbang di daerah menjadi luaran penting
bagi pemangku keoentingan di daerah dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan di wilayahnya.

Dibandingkan prosentase capaian pada tahun 2015 yaitu sebesar 105,0%,


maka capaian di tahun 2016 sama yaitu sebesar 100,0%. Capaian yang melebihi target
di tahun 2015 - 2016 tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal :
1) Meningkatkan permintaan kajian berbasis ilmiah dari stakeholder sebagai dasar
penyusunan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Kebijakan
Menteri Kelautan dan Perikanan dengan 3 pilar (keberlanjutan, kedaulan dan
kesejahteraan) secara berkesinambungan menerbitkan peraturan dalam
pengelolaan pemanfaatan sumberdaya perikanan di WPP NRI dengan prinsip
keberlanjutan;

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 72
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
1
2
ES 1

0 PEMDA
8

K/L LAIN

SWASTA

UNIVERSITAS

Gambar 3.6. P R O P O R S I S T A K E H O L D E R Y A N G M E M A N F A A T K A N
REKOMENDASI LITBANG KP

2) Jejaring dengan baik dengan stakeholder daerah dalam proses pelaksanaan


penelitian dan pengembangan yang berawal dari kebutuhan kajian dari PEMDA.
Kajian yang dibutuhkan oleh Pemda berupa model rencana zonasi pesisir, data
dan informasi sumberdaya perikanan di PUD dan teknologi untuk pemantauan
kualitas perairan untuk budidaya perikanan.

Namun demikian, capaian indikator kinerja tersebut masih memberikan


catatan untuk perbaikan kedepan diantaranya :
1) Mekanisme penyampaian bukti rekomendasi kebijakan tidak secara formal dan
terdokumentasi dengan baik sehingga banyak kajian yang telah digunakan tidak
dapat dihitung mengingat bukti dokumen tidak tersedia;
2) Perumusan rekomendasi dan kebijakan belum mempertimbangkan analisis
dampak;
3) Kurang pengawalan dan pemantauan atas pencapaian indikator kinerja utama
oleh penanggung jawab indikator kinerja utama dan penanggung jawab
operasional kegiatan terkait dukungan dan target indikator kinerja atasan yang
harus dicapai.

Langkah-langkah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan


Perikanan untuk perbaikan kedepan terkait dengan target indikator kinerja jumlah
rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan
kebijakan adalah sebagai berikut :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 73
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
1) Melakukan sosialisasi Manual IKU terhadap seluruh SDM Satker (peneliti,
perencana dan personil monev);
2) Perumusan kegiatan rekomendasi mendatang didasarkan pada isu dan
permasalahan yang ada di end user;
3) Mendorong output teknis satker agar dimanfaatkan stakeholder menjadi
outcome;
4) Melakukan inventarisasi dan monitoring khusus terkait capaian outcome dan
stakeholder oleh tim pengukur, penanggungjawab operasional kegiatan dan
penanggungjawab IKU;
5) Kegiatan yang diusulkan harus merupakan kegiatan yang bermitra (menjawab
kebutuhan stakeholder);
6) Rekomendasi/output yang dihasilkan dapat mengoptimalkan dukungan
terhadap stakeholder melalui penajaman rencana kerja terkait kegiatan dengan
stakeholder.

3.3.2 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE


Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada
Perspektif internal (Internal Process Perspektive) dengan bobot perspektif sebesar 30% yang berasal
dari 5 (lima) sasaran strategis yaitu 1) tersedianya kebijakan pembangunan KP bidang litbang yang
efektif; 2) tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif; 3)
terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola
pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan; 4) terwujudnya peningkatan kapasitas
dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan IPTEK KP; dan 5) terselenggaranya pengendalian
Litbang KP.

3.3.1.3 SASARAN STRATEGIS -3 : TERSEDIANYA KEBIJAKAN


PEMBANGUNAN KP BIDANG LITBANG YANG EFEKTIF
Nilai sasaran strategis "T e r s e d i a n y a k e b i j a k a n p e m b a n g u n a n K P b i d a n g L i t b a n g
yang efektif" sebesar 92,62%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur
keberhasilan sasaran tersedianya kebijakan pembangunan KP bidang litbang yang efektif terdiri
dari 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut :

3.3.1.1.4 IKU KE -4 : INDEKS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN


PEMERINTAH BIDANG LITBANG KP
Indikator kinerja indeks efektivitas kebijakan pemerintah
bidang Litbang KP didefinisikan sebagai berikut :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 74
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Efektivitas kebijakan pemerintah adalah keputusan yang diambil oleh KKP
melalui penerbitkan Peraturan Menteri dan/atau Keputusan Menteri dapat
dilaksanakan dan mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan
pembuatan kebijakan tersebut;
Indeks efektivitas kebijakan pemerintah adalah suatu ukuran untuk menilai
sejauh mana kebijakan yang diterbitkan oleh KKP dapat diterima oleh
stakeholders KP, serta mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan
pembuatan kebijakan tersebut.

Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan


yang diukur adalah rekomendasi teknologi dan komoditas Rilis. Rekomendasi
teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang diukur
yaitu produk teknologi antilin dan antiraks yaitu test kit antilin untuk uji residu
formalin pada produk perikanan dan test kit antirax untuk menguji residu boraks
pada produk perikanan; teknologi pendederan ikan patin pasupati dan atau
Teknologi produksi massal larva ikan patin pasupati; teknologi budidaya ikan nila
Srikandi di tambak yang dikutip dari Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan
danPerikanan 2013. Rekomendasi Teknologi selanjutnya yang dilakukan pengukuran
yaitu teknologi budidaya ikan air tawar sistem akuaponik yang seiring waktu disebut
dengan Yumina-Bumina. Selanjutnya teknologi peningkatan produktivitas
pembesaran ikan lele melalui penggunaan strain unggul mutiara yang menjadi
rekomendasi teknologi Kelautan dan Perikanan 2015 yang diterbitkan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Komoditas rilis yang dilakukan pengukuran indeksnya yaitu komoditas


pelepasan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia nomor 22/Kepmen-KP/2014 tentang pelepasan ikan nila salina, Kepmen
KP Nomor 77/KEPMEN-KP/2015 tentang pelepasan ikan lele mutiara, Kepmen KP
Nomor KEP.25/MEN/2006 tentang pelepasan varietas ikan patin pasupati sebagai
varietas benih unggul.

Tujuan pengukuran Indeks Efektivitas kebijakan pemerintah lingkup Badan


Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah menghitung indeks
efektifitas kebijakan pemerintah lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan melalui pengukuran teknologi yang direkomendasikan dan
komoditas rilis. Responden pada pengukuran indeks efektifitas ditentukan dengan
purpossive sampling yaitu mengambil sampel secara sengaja dengan persyaratan yang
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 75
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
telah ditentukan. Pengukuran ini menggunakan metode survey dan wawancara
menggunakan form Survey/Kuesioner.

Adapun capaian atas indikator kinerja indeks efektivitas kebijakan


pemerintah bidang Litbang KP dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R %
Indeks efektivitas kebijakan pemerintah
6,5 6,02 92,62
bidang Litbang KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Efektifitas kebijakan teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan


Kelautan dan Perikanan yang diukur meliputi rekomendasi teknologi dan komoditas
rilis. Survey yang dilakukan di masing-masing Kota/Kabupaten bisa berbeda-beda
tergantung jenis penerapan kebijakan teknologi (rekomendasi teknologi/komoditas
rilis) dan lokasi survey. Setelah diketahui skor yang dihasilkan terhadap penerapan
hasil penelitian rilis di beberapa wilayah, kemudian dilakukan penghitungan indeks
efektifitasnya.

INDEKS EFEKTIFITAS REKOMENDASI TEKNOLOGI (REKOMTEK)


Hasil penelitian untuk komoditas rekomendasi teknologi yaitu Yumina-
Bumina, Lele Mutiara, Nila Srikandi, Patin Pasupati, dan produk antilin antiraks.
Survey yang dilakukan di masing-masing Kota/Kabupaten bisa berbeda-beda
tergantung jenis penerapan Kebijakan Rekomendasi teknologi. Setelah diketahui skor
yang dihasilkan terhadap penerapan hasil penelitian rilis di beberapa wilayah,
kemudian dihitung indeks efektifitasnya. Secara keseluruhan, hasil pengukuran indeks
efektifitas kebijakan pemerintah untuk komoditas Rekomtek menunjukkan bahwa
penerapan hasil penelitian Balitbang KP cukup efektif dengan skor 65,66 dan indeks
6,15.

Lokasi Survey untuk kebijakan Rekomtek Yumina-Bumina dilakukan di tiga


Kabupaten/Kota yaitu Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Hasil penelitian di tiga
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 76
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan Yumina-Bumina di
Kabupaten Sleman dinilai efektif oleh para responden dibandingkan dua Kabupaten
lainnya. Hal ini dikarenakan masyarakat dapat dengan mudah mengadopsi metode
Yumina-Bumina dalam budidaya yang dilakukan oleh pembudidaya. Artinya, dengan
media yang serupa fungsinya (tidak harus sama), pembudidaya dapat menerapkan
metode ini. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah di tiga lokasi untuk penerapan
Yumina-Bumina masing-masing yaitu Bantul 74,47; Kota Yogya 71,33, dan Sleman
77,75. Rata-rata skor hasil pengukuran indeks efektifitas kebijakan Rekomtek
Yumina-Bumina masuk dalam kategori efektif. Indeks yang dihasilkan untuk masing-
masing lokasi Rekomtek Yumina-Bumina yaitu Bantul 7,13; Kota Yogya 6,78, dan
Sleman 7,25 sehingga hasil rata-rata indeks nasional untuk rekomtek Yumina-Bumina
sebesar 7,05 berada pada kategori efektif.

Lokasi Survey untuk kebijakan Rekomtek lele mutiara dilakukan di


Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa
penerapan kebijakan lele mutiara di Kabupaten Cirebon dinilai cukup efektif oleh para
responden. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah untuk penerapan lele mutiara di
Kabupaten Cirebon yaitu 71,60 dengan rata-rata skor hasil pengukuran efektifitas
kebijakan Rekomtek lele mutiara masuk dalam kategori efektif. Sedangkan hasil
indeks pengukuran efektifitas kebijakan sebesar 6,52 dengan kategori efektif.

Lokasi Survey untuk kebijakan Rekomtek nila srikandi dilakukan di


Kabupaten Brebes dan Cirebon. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan
bahwa penerapan kebijakan nila srikandi di Kabupaten Brebes dan Cirebon dinilai
cukup efektif oleh para responden. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah untuk
penerapan nila srikandi di Kabupaten Brebes yaitu 70,50, sedangkan di Kabupaten
Cirebon yaitu 65,50. Rata-rata hasil skor pengukuran efektifitas kebijakan Rekomtek
nila srikandi masuk dalam kategori cukup efektif dengan skor 68,00. Sedangkan hasil
pengukuran indeksnya mengasilkan nilai di Brebes 6,70 dan 6,22 untuk lokasi Cirebon
dengan kategori efektif.

Lokasi Survey untuk kebijakan Rekomtek patin pasupati dilakukan di


Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa
penerapan kebijakan patin Pasupati di Kabupaten Cirebon dinilai cukup efektif oleh
para responden. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah untuk penerapan patin
Pasupati di Kabupaten Cirebon yaitu 53,20, sedangkan hasil pengukuran indeksnya
menghasilkan nilai 4,91 dengan kategori cukup efektif.
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 77
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Sementara itu, lokasi survey untuk kebijakan Rekomtek antilin-antiraks
dilakukan di Kota Tarakan. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa
penerapan kebijakan antilin-antiraks di Kota Tarakan dinilai cukup efektif oleh para
responden. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah untuk penerapan antilin-antiraks di
Kabupaten Tarakan yaitu 61,00. Rata-rata hasil pengukuran skor efektifitas kebijakan
Rekomtek antilin-antiraks masuk dalam kategori kurang efektif dengan skor 61,00.
Sedangkan hasil pengukuran indeksnya menghasilkan nilai 5,80 beradapada kategori
cukup efektif. Pengamatan di lapang, berdasarkan wawancara dengan responden,
menyebutkan bahwa antilin-antiraks dirasakan efektif untuk mendeteksi adanya
bahan berbahaya formalin dan boraks pada makan. Namun, pada tahun ini responden
mengalami kesulitan untuk mendapatkan produk antilin-antiraks tersebut sehingga
mengalihkan penggunaan produk antilin-antiraks dengan produk lain yang mudah
dijumpai di Kota Tarakan.

Grafik 3.1. I N D E K S E F E K T I F I T A S K E B I J A K A N R E K O M E N D A S I T E K N O L O G I

INDEKS EFEKTIFITAS KOMODITAS RILIS


Efektifitas Kebijakan Pemerintah yang diukur oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan meliputi penerapan hasil penelitian yang
telah dirilis. Hasil penelitian yang telah dirilis yaitu Lele Mutiara, Nila Srikandi, dan
Patin Pasupati. Survey yang dilakukan di masing-masing Kota/Kabupaten bisa
berbeda-beda tergantung jenis penerapan Kebijakan Rilis. Setelah diketahui skor yang
dihasilkan terhadap penerapan hasil penelitian rilis di beberapa wilayah, kemudian
dihitung indeks efektifitasnya. Hasil penguran skor efektifitas kebijakan pemerintah
komoditas rilis dapat dilihat pada Tabel di atas sedangkan pengukuran indeks

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 78
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
efektifitas kebijakan pemerintah untuk komoditas Rilis dapat dilihat pada tabel di
atas.
Lokasi Survey untuk kebijakan Rilis lele mutiara dilakukan di Kabupaten
Brebes, Tegal, dan Bekasi. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa
penerapan kebijakan lele mutiara di masing-masing lokasi yaitu Kabupaten Brebes
dinilai efektif dengan skor 69,50, Tegal 82,00 dengan kategori efektif, dan Bekasi
67,17 dengan kategori efektif. Rata-rata skor terboboti untuk ketiga lokasi yaitu
sebesar 72,89 dengan kategori efektif. Sedangkan hasil indeks pengukuran efektifitas
kebijakan Rilis lele mutiara di Kabupaten Brebes sebesar 5,84; Tegal 8,11; dan Bekasi
5,64. Rata-rata hasil pengukuran indeks efektifitas Rilis pada komoditas lele mutiara
sebesar 6,53 dengan kategori efektif. Lele mutiara dinilai oleh responden lebih cepat
pertumbuhannya dan tahan terhadap penyakit.

Lokasi Survey untuk kebijakan Rilis patin Pasupati dilakukan di Kabupaten


Brebes, Tegal, dan Bekasi Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa
penerapan kebijakan patin Pasupati di masing-masing lokasi yaitu Kabupaten Brebes
dinilai efektif dengan skor 73,00, Tegal 73,29 dengan kategori efektif, dan Bekasi
59,33 dengan kategori cukup efektif. Rata-rata skor terboboti untuk ketiga lokasi yaitu
sebesar 68,54 dengan kategori efektif. Sedangkan hasil indeks pengukuran efektifitas
kebijakan Rilis patin Pasupati di Kabupaten Brebes sebesar 6,13; Tegal 7,94; dan
Bekasi 4,96. Rata-rata hasil pengukuran indeks efektifitas Rilis pada komoditas patin
Pasupati sebesar 6,35 dengan kategori cukup efektif.

Lokasi Survey untuk kebijakan Rilis Nila Srikandi dilakukan di Kabupaten


Tegal dan Bekasi. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan
kebijakan nila srikandi di masing-masing lokasi yaitu Tegal 45,07 dengan kategori
kurang efektif, dan Bekasi 63,00 dengan kategori cukup efektif. Rata-rata skor
terboboti untuk kedua lokasi yaitu sebesar 54,04 dengan kategori cukup efektif.
Sedangkan hasil indeks pengukuran efektifitas kebijakan Rilis patin Pasupati di
Kabupaten Tegal 7,94; dan Bekasi 4,98. Rata-rata hasil pengukuran indeks efektifitas
Rilis pada komoditas nila srikandi sebesar 6,35 dengan kategori cukup efektif.

Secara keseluruhan, hasil pengukuran indeks efektifitas kebijakan


pemerintah untuk komoditas Rilis menunjukkan bahwa penerapan hasil penelitian
Balitbang KP cukup efektif dengan skor 65,15 dan indeks komposit 5,89. Secara
umum, indeks efektifitas kebijakan untuk komoditas rilis lele mutiara, nila srikandi,
dan patin pasupati dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 79
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Grafik 3.2. I N D E K S E F E K T I F I T A S K E B I J A K A N P E M E R I N T A H U N T U K
KOMODITAS RILIS

Setelah dilakukan perhitungan indeks efektifitas kebijakan pemerintah


untuk rekomendasi teknologi dan komoditas rilis produk teknologi Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, maka dilakukan perhitungan Efektifitas
Kebijakan Teknologi (EKT) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan. Nilai EKT Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
yaitu 6,02 pada kategori cukup efektif. Nilai ini didasarkan pada nilai rata-rata
gabungan antara indeks kebijakan rilis dan rekomendasi teknologi. Indeks Kebijakan
Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dapat dilihat
pada tabel di atas.

Tabel 3.6. I N D E K S K E B I J A K A N T E K N O L O G I B A D A N P E N E L I T I A N D A N
PENGEMBANGAN TAHUN 2016
RATA-RATA (NASIONAL)
KEBIJAKAN TEKNOLOGI SKOR INDEKS KATEGORI
TERTIMBANG TERTIMBANG EFEKTIVITAS
1. RILIS 65,15 5,89 cukup efektif
2. REKOMTEK 65,66 6,15 cukup efektif
EKT (EFEKTIFITAS
65,41 6,02 cukup efektif
KEBIJAKAN TEKNOLOGI)
Sumber : data primer diolah, 2016

Indeks efektifitas teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan


dan Perikanan berasal dari pengukuran kebijakan teknologi berupa rekomendasi
teknologi (rekomtek) dan komoditas rilis. Nilai skor dan indeks tertimbang pada
masing-masing rekomendasi kebijakan teknologi dapat dilihat pada grafik di atas.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 80
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

6.02
EKT
65.41

6.15
Rekomtek Indeks Tertimbang
65.66
Skor Tertimbang

5.89
Rilis
65.15

0 10 20 30 40 50 60 70

Grafik 3.3. I N D E K S E F E K T I F I T A S T E K N O L O G I B A D A N P E N E L I T I A N D A N
PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Langkah-langkah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan


Perikanan untuk perbaikan kedepan terkait dengan target indikator kinerja indeks
efektifitas kebijakan pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Dengan capaian indeks efektifitas kebijakan teknologi (EKT) cukup efektif, masih
terdapat peluang untuk meningkatkan teknologi yang diterapkan oleh Balitbang
KP menjadi efektif atau sangat efektif;
2. Peluang peningkatan EKT dimungkinkan dengan mendorong peningkatan EKT
pada beberapa rekomendasi teknologi berikut : Produk Antilin dan Antiraks di
Kota Tarakan, Nila Srikandi dan Patin Pasopati di Kabupaten Cirebon. Serta
dengan mendorong peningkatan EKT pada produk pelepasan/rilis berikut : Nila
Srikandi di Kabupaten Bekasi; Lele Mutiara, Patin Pasopati, dan Nila Srikandi di
Kabupaten Bekasi;
3. Peningkatan EKT pada beberapa komoditas dan beberapa wilayah dimaksud,
mengacu pada hasil skor per indikator dan per kategori, untuk dilihat pada
kategori mana teknologi Balitbang KP perlu ditingkatkan dan didorong upaya
perbaikannya.

3.3.1.4 SASARAN STRATEGIS - 4 : TERSEDIANYA REKOMENDASI DAN


MASUKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KP YANG EFEKTIF
Nilai sasaran strategis " T e r s e d i a n y a rekomendasi dan masukan kebijakan
p e m b a n g u n a n K P y a n g e f e k t i f " sebesar 101,77% . Indikator kinerja yang ditetapkan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 81
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
untuk mengukur keberhasilan sasaran tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan
pembangunan KP yang efektif terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut:

3.3.1.1.5 IKU KE -5. : JUMLAH REKOMENDASI DAN


MASUKAN KEBIJAKAN KP
Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP didefinisikan
sebagai hasil kegiatan Litbang (dari output rekomendasi kebijakan KP) yang berisi
bahan pertimbangan masukan, serta opsi kebijakan dan analisis
d a m p a k berdasarkan hasil kegiatan penelitians untuk digunakan sebagai bahan
kebijakan. Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan luaran rekomendasi dan
masukan kebijakan KP yang dihasilkan oleh Eselon II Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Formula/cara perhitungan indikator ini berupa agregat jumlah hasil


Litbang KP dari output rekomendasi/model kebijakan yang dihasilkan oleh Eselon II
Pusat lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Bukti
capaian akhir yang harus disampaikan pada akhir tahun anggaran yaitu berupa
laporan akhir kegiatan output rekomendasi kebijakan.

Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah rekomendasi dan masukan


kebijakan KP (paket/buah) dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah rekomendasi
dan masukan kebijakan 66 66 100,0 51 51 100,0
KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dari 51 (lima puluh satu) buah rekomendasi yang diperjanjikan, dapat


tercapai seluruhnya sebesar 100%. Jika dibandingkan baik target atau capaian
mengalami penurunan yang disebabkan oleh pengurangan/pemotongan anggaran.
Berdasarkan target jangka menengah yang tertuang dalam renstra Badan Penelitian

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 82
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 2015 2019, mengamanatkan target
indikator kinerja utama rekomendasi kebijakan pada tahun 2016 sebesar 51 buah dan
meningkat setiap tahun sehingga total rekomendasi yang akan dihasilkan di tahun
2019 dengan total akumulasi sebanyak 416 buah. Dengan demikian, capaian pada
tahun 2016 telah melebihi target yang ditetapkan dalam renstra namun bila
dibandingkan dengan total akumulasi target selama 5 tahun kedepan maka capaian
tahun 2016 baru mengkaver 15,86% dari target yang ditetapkan.

Hal yang perlu menjadi perhatian dan perbaikan dalam pelaksanakan


Litbang untuk menghasilkan rekomendasi dan masukan kebijakan KP (paket/buah)
sebagai berikut :
1) Mempertajam rumusan analisis atau rekomendasi dengan mengedepankan pada
analisis dampak kebijakan, opsi kebijakan berikut langkah operasional sehingga
mampu memberikan gambaran komprehensif kepada stakeholder;
2) Perencanaan penelitian rekomendasi kebijakan berbasis kebutuhan user atau isu
terkini;
3) Memberikan alokasi anggaran dan fleksibilitas judul penelitian untuk
memfasilitasi kegiatan crash program yang membutuhkan reaksi tanggap cepat
dalam bentuk policy brief atau naskah akademik;
4) Rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholder secara resmi dan
terdokumentasikan dengan baik untuk selanjutnya dipantau pemanfaatannya
sebagai sumbangan indikator outcome Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan;
5) Agar luaran rekomendasi kebijakan dapat implementatif, operasional dan
mampu memberikan gambaran opsi serta langkah strategis maka diperlukan
SDM peneliti yang berkompeten dan ahli dalam pelaksanaan kegiatan dan
perumusannya.

Sesuai tabel di atas diatas, beberapa rekomendasi unggulan yang dihasilkan


di tahun 2016 antara lain :
1) Potensi Budidaya Komoditas Moluska (kerang dan siput) di Pulau Bangka,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
2) Kesiapan pelaku usaha budidaya udang di tarakan menerapakan kebijakan
ekolabel Aquaculture Stewardship Cousncil (ASC);
3) Valuasi ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanan di lokasi rehabilitasi dan
wisata bahari;

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 83
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
4) Policy Brief tentang Analisis dan Penghitungan Indeks Kesejahteraan Masyarakat
Kelautan dan Perikanan Tahun 2015;
5) Policy Brief tentang Aspek Sosek Masyarakat KP terhadap Pelaksanaan
Reklamasi Pantura Jakarta;
6) Policy Brief tentang Dampak Sosek Pengoperasian Alat Tangkap Cantrang di
Wilayah Prov. Jawa Tengah;
7) Policy Brief tentang SOP Penghitungan Dampak Kerugian dalam Rangka
Penanggulangan Dampak Tumpahan Minyak terhadap Sumber Daya KP;
8) Policy Brief tentang Strategi Antisipasi Lonjakan Harga Ikan di Pasar Domestik
Jelang Bulan Puasa dan Lebaran; dan
9) Policy Brief tentang Dampak Ekonomi Kebijakan Pemberantasan IUUF terhadap
Perikanan Skipjack tuna Indonesia;
10) Rekomendasi Sosek tentang Pengaturan Sosial Ekonomi Sumber Daya KP di
TWP Kapoposang, TN Karimunjawa, dan TWP Gili Matra;
11) Rekomendasi Sosek tentang Valuasi Ekonomi SDKP Di TWP Kapoposang, KKLD
Natuna, dan TWP Gili Matra;
12) Rekomendasi Sosek mengenai Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan
Usaha Perikanan Tangkap;
13) Rekomendasi Sosek mengenai Penguatan Kelembagaan Pengelola WPP 712 dan
718;
14) Rekomendasi Sosek mengenai Kesiapan Pelaku Usaha Budidaya Udang di
Tarakan Menerapkan Kebijakan Ecolabel Aquaculture Stewardship Council (ASC);
dan
15) Rekomendasi Sosek mengenai Pentingnya Revisi UU Konservasi
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Sebagai Payung Hukum Pemanfaatan
Sumber Daya Hayati Indonesia.

3.3.1.1.6 IKU KE -6 : JUMLAH DATA DAN INFORMASI


ILMIAH KP
Jumlah data dan informasi ilmiah KP didefinisikan berupa data
informasi hasil penelitian yang tekah disusun dalam bentuk paket informasi (hasil
pengolahan dan analisis data). Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan data dan
informasi ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan Litbang KP yang dihasilkan dari
kegiatan Litbang KP yang dilaksanakan.

Cara perhitungan indikator jumlah data dan informasi ilmiah KP berasal


dari jumlah data dan informasi yang sudah disampaikan secara resmi oleh Kepala
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 84
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Satker kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.
Jumlah data dan informasi merupakan perhitungan akumulasi dari beberapa indikator
kinerja utama Satker berupa : 1) Data informasi hasil litbang; 2) Jumlah kawasan
pesisir yang terpetakan sumberdayanya; dan 3) WPP yang terpetakan karakterisik
dan dinamika laut. Bukti capaian akhir dari indikator ini berupa laporan akhir.
Indikator ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapakan
adalah sesuai dengan target yang ditetapkan.

Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah data dan informasi ilmiah KP
dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah data dan
110 110 100,0 120 121 100,8
informasi ilmiah KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dari tabel diatas terlihat bahwa capaian data dan informasi ilmiah KP pada
tahun 2016 mengalami peningkatan sejumlah 21 buah dibandingkan tahun 2015.
Kenaikan volume target dan capaian tahun 2016 dipengaruhi oleh meningkatnya
target data dan informasi yang ditetapkan pada RPJMN dan tambahan anggaran
APBN-P.

Selama tahun 2016, terdapat perubahan target pada jumlah data dan
informasi ilmiah KP yang sebelumnya 114 buah menjadi 120 buah buah. Perubahan
target ini disepakati akibat kebijakan penambahan anggaran untuk penelitian dan
pengembangan yang ditetapkan pada pertengahan tahun 2016. Data dan informasi
yang telah dihasilkan antara lain :
1) PENELITIAN BIOPOTENSI TERUMBU KARANG CTI
Penelitian ini menghasilkan data dan informasi terkait hasil pengamatan
bioekologi dan biopotensi terumbu karang yang terdapat di KKPD 1 Kabupaten
Buton Selatan meliputi pola hidrologis, terumbu karang, dan biopotensi perairan
sebagai studi dasar dalam pembentukan sistem zonasi konservasi berupa: (1)
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 85
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
pola hidrologis yang meliputi variabel air yang berupa salinitas, nutrien, pH, dan
suhu, (2) terumbu karang yang meliputi tutupan dan pergeseran komunitas
akibat lingkungan, (3) biopotensi keragaman dan bioaktiitas sitotoksik dari biota
invetebrata laut spons, karang lunak, dan asicidian. Penelitian ini
merekomendasikan tiga area konservasi inti di KKPD 1 Kabupaten Buton Selatan,
yaitu:
Daerah Perlindungan Laut Perairan Pulau Liwutonkidi
Daerah Perlindungan Laut Perairan Barat Daya Pulau Kadatua
Daerah Perlindungan Laut Perairan Barat Laut Pulau Siompu

Rekomendasi Daerah Perlindungan Laut (DPL) di KKPD Kota Buton


Selatan berbasis bioekologi lingkungan dan keragaman biopotensi invertebrata
terumbu karang sebagai berikut:

Gambar 3.7. R E K O M E N D A S I D P L D I K K P D K O T A B U T O N S E L A T A N
BERBASIS BIOEKOLOGI LINGKUNGAN DAN KERAGAMAN BIOPOTENSI
INVERTEBRATA TERUMBU KARANG

2) BIOEKOLOGI LINGKUNGAN DAN BIOPOTENSI INVERTEBRATA


LAUT
Penelitian ini menghasilkan peta karakteristik ekologis dari pola
lingkungan dan pengaruhnya terhadap biopotensi biota invetebrata, sebagai
studi dasar untuk penetapan zonasi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah
(KKPD) Kota Batam. Penelitian ini merekomendasikan disain zonasi wilayah
Takong, Pangelep, dan Kalo sebagai zona konservasi ikan dan terumbu karang.
Zona tersebut diharapkan menjadi titik-titik habitat sumberdaya perikanan dan
biopotensi invetebrata di KKPD Kota Batam.
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 86
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Gambar 3.8. R E K O M E N D A S I D A E R A H P E R L I N D U N G A N L A U T ( D P L ) D I
KKPD KOTA BATAM BERBASIS BIOEKOLOGI LINGKUNGAN DAN
BIOPOTENSI TERUMBU KARANG

3) REMEDIASI MEDIA NONYLFENOL PADA TANAMAN AIR ANUBIAS


DAN DOMESTIKASI TANAMAN HIAS AIR BUCHEPALANDRA
Remediasi media air yang mengandung nonilfenol dengan konsentrasi
2,5 mg/L menggunakan tanaman eceng gondok membutuhkan waktu 1 hari
sedangkan tanpa tanaman membutuhkan waktu 2 hari atau lebih. Pertumbuhan
ikan mas koki dengan tiga jenis tanaman hias air yang dipelihara bersama dalam
satu sistem yang terintegrasi (akuaponik), menunjukkan hasil yang baik. Hasil
uji lanjut menunjukkan pertumbuhan yang terbaik adalah pemeliharaan ikan
mas koki dan dengan tanaman melati air (Echinodorus sp.). Tanaman
Bucephalandra merupakan jenis tanaman yang memerlukan suhu yang sejuk
berkisar antara 28 -32 C dengan kelembaban relatif berkisar antara 85-99%
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Gambar 3.9. K E G I A T A N P E N E L I T I A N T A N A M A N A I R

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 87
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
4) EKSPLORASI SUMBER DAYA GENETIK IKAN HIAS LAHAN GAMBUT
DAN IKAN INTRODUKSI
a) Sequensing gen COI (DNA barcoding) ikan hias introduksi melalui Macrogen
b) Optimasi suhu dan lama waktu anelling
serta ekstensi stage pada amplifikasi gen
Cyt b dan RAG 2, amplifikasi gen RAG
menunjukkan waktu otimasi aneling
adalah 1,5 menit pada suhu 60oC dan
ekstensi adalah 2,5 menit pada waktu
72oC, untuk jenis cat fish terdapat
singleband sedangkan ikan tigerfish
terdapat multiband
c) Telah dilakukan ekstrasi gel elektroforesis untuk amplifikasi band spesifik
d) Ikan Bamble bee (Brachygobius doriae) berhasil memijah di lingkungan
terkontrol setelah 3 bulan pemeliharaan

Gambar 3.10. I K A N B O T I A K U B O T A I , B O T I A S I D T H I M U N K I , B O T I A
BERDMOREI

3.3.1.1.7 IKU KE -7. : JUMLAH KARYA TULIS ILMIAH


YANG DITERBITKAN
Indikator Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan
merupakan tulisan yang disusun berdasarkan data dan
informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah
diterbitkan di jurnal atau prosiding dalam dan/atau luar negeri pada tahun berjalan.
Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran jumlah karya tulis ilmiah yang
dihasilkan oleh peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah karya tulis ilmiah yang
diterbitkan dideskripsikan di bawah ini.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 88
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah karya tulis ilmiah
480 546 113,7 504 531 105,3
yang diterbitkan

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Gambar di atas menunjukan bahwa target dan capain jumlah karya tulis
ilmiah KP pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 105,3% dan 113,7%
buah dibandingkan tahun 2015. Volume target karya tulis ilmiah yang meningkat
didasarkan pada capaian yang diperoleh pada tahun 2015 dan disesuaikan/disepakati
dengan terget yang direncanakan oleh Satuan Kerja.

Gambar 3.11. P R O S I D I N G D A N J U R N A L Y A N G D I T E R B I T K A N

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 89
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3.3.1.5 SASARAN STRATEGIS -5 : TERWUJUDNYA HASIL PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN YANG INOVATIF UNTUK PENYELENGGARAAN TATA
KELOLA PEMANFAATAN SDKP YANG ADIL, BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN
Nilai sasaran strategis " T e r w u j u d n y a h a s i l p e n e l i t i a n d a n p e n g e m b a n g a n y a n g
inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil,
b e r d a y a s a i n g d a n b e r k e l a n j u t a n " sebesar 100,44%. Indikator kinerja yang ditetapkan
untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja utama
(IKU) sebagai berikut :

3.3.1.1.8 IKU KE -8 : JUMLAH HASIL LITBANG KP YANG


TEREKOMENDASIKAN UNTUK MASYARAKAT DAN/ATAU INDUSTRI
Indikator kinerja hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat
dan/atau industri (buah) didefinisikan sebagai berikut :
Rekomendasi teknologi merupakan salah satu upaya menjalankan Undang-undang
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan Pasal 28 : (1) Materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yang
akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus mendapat
rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang bersumber dari
pengetahuan tradisional; (2) Lembaga pemerintah pemberi rekomendasi wajib
mengeluarkan rekomendasi segera setelah proses pengujian dan administrasi
selesai; (3) Teknologi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri;
Teknologi yang terekomendasi dapat dihasilkan dari hasil litbang pada tahun
berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya (5 tahun terakhir).
Tujuan indikator kinerja ini memberikan gambaran kontribusi teknologi litbang KP
yang terekomendasikan untuk diterapkan di masyarakat atau dunia industri. Bukti
capaian yang harus disampaikan di akhir tahun anggaran berupa buku
rekomendasi teknologi. Formula/cara perhitungan indikator hasil litbang yang
terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) dengan cara
jumlah teknologi yang dihasilkan oleh satuan kerja Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang terekomendasi dan ditetapkan dalam
keputusan Menteri KP. Teknologi yang terekomendasi telah diusulkan sesuai
dengan format usulan yang telah ditetapkan dan lulus penilaian oleh komisi
Litbang dalam 2 tahap : 1) administrasi, dan 2) oral melalui presentasi. Indikator

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 90
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ini menggunakan polarisasi maximize, dimana capaianya diharapkan melebihi
target yang ditetapkan.

Berikut tahapan proses seleksi hasil litbang KP yang terekomendasikan


untuk masyarakat dan/atau industri (buah) yang dilaksanakan oleh komisi penelitian
dan pengembangan kelautan dan perikanan (Litbang KP) tahun 2016 :

Tabel 3.7. T A H A P A N S E L E K S I R E K O M E N D A S I T E K N O L O G I T A H U N 2 0 1 6
Satuan Kerja Kategori Teknologi
No Tahapan Seleksi Balitbang Eselon Pengolahan/
Budidaya Kelautan Tangkap
KP I Lain Pasca Panen
1 Usulan Awal 12 11 32 3 6 6
2 Presentasi/Paparan 11 10 27 1 2 6
TOTAL 36

Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah hasil Litbang KP yang


terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah hasil Litbang KP
yang terekomendas ikan
18 12 66,67 27 28 103,7
untuk masyarakat
dan/atau industri

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dalam rangka penyusunan rekomendasi tersebut, maka dibentuk Komisi


Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Komisi Litbang KP)
berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 43/KEPMEN-
KP/2013, dengan fungsi penerimaan penilaian bahan usulan rekomendasi teknologi
dan pengusulan penetapan rekomendasi teknologi. Setelah melalui tahapan seleksi
dan penilaian oleh Komisi Litbang KP, maka pada tahun 2016 telah terpilih 36 judul
teknologi dari 23 UPT KKP.

Dari tabel diatas terlihat capaian Jumlah hasil litbang KP yang


terekomendasi untuk masyarakat dan/atau industri pada tahun 2016 sebanyak 28
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 91
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
buah rekomendasi teknologi yang berasal dari Satker Lingkup Balitbang KP atau
sebesar 175%, lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2015 yaitu sebanyak 12 buah atau 66,67% lebih rendah dan tidak
tercapainya rekomendasi teknologi disebabkan oleh teknologinya belum siap
diaplikasikan ke masyarakat dan aspek penilaian dari Tim Komisi Litbang KP
diperketat dengan melihat tingkat penerapan di masyarakat dan analisis ekonominya.

Gambar 3.12. B U K U R E K O M E N D A S I
TEKNOLOGI BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN TAHUN 2013-2014

Gambar 3.13. BUKU REKOMENDASI


TEKNOLOGI BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN TAHUN 2015-2016

Tabel 3.8. R I N C I A N K E G I A T A N H A S I L L I T B A N G K P Y A N G L O L O S M E N J A D I R E K O M E N D A S I
TEKNOLOGI KP TAHUN 2016
No. NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL UNIT KERJA PENGUSUL
Jaring dua lapis sebagai alat 1. Hufiadi, S.Pi, M.Si
BPPL - Muara Baru
1 tangkap penunjang upaya 2. Ir. Mahiswara, M.Si
BALITBANG KP
konservasi ikan terubuk 3. Baihaqi, S.Pi
Pelolosan ikan kecil (juvenil) pada 1. Hufiadi, S.Pi, M.Si
BPPL - Muara Baru
2 alat tangkap cantrang dengan 2. Ir. Mahiswara, M.Si
BALITBANG KP
menggunakan square mesh 3. Baihaqi, S.Pi

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 92
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
No. NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL UNIT KERJA PENGUSUL
window
1. Dr. R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi, S.Pi, M.Si
Budidaya ikan lele strain mutiara 2. Bambang Iswanto, S.Pi, M.P
melalui aplikasi vaksin hydrovac 3. Ir. Evi Tahapari PUSLITBANGKAN - Ancol
3
dan probiotik pato-aero 1 dalam 4. Dr. Angela Mariana Lusiastuti BALITBANG KP
kolam terpal 5. Dra. Irsyaphiani Insan, M.Si
6. Ir. Bambang Priono, S.U
1. Dr. Ir. Usman, M.Si
Teknologi budidaya ikan bandeng 2. Ir. Burhanuddin
BPPBAP - Maros
4 dalam keramba jaring apung di 3. Makmur, S.Pi
BALITBANG KP
laut 4. Daud S. Pongsapan
5. Prof. Dr, Ir. Rayman Syah, MS
Penerapan kalender musim tanam 1. Petrus Rani Pong-Masak, S.Pi, M.Si
LPPBRL - Gorontalo
5 untuk budidaya rumput laut yang 2. Muslimin, S.Pi, MP
BALITBANG KP
produktif dan berkelanjutan 3. Pustika Ratnawati, S.Pi
1. Muslimin,S. S.Pi., MP
Teknologi budidaya rumput laut LPPBRL - Gorontalo
6 2. Wiwin kusuma perdana sari.,S.Si
Sargassum sp BALITBANG KP
3. Petrus Rani Pong-Masak, S.Pi, M.Si
1. Rina Puji Astuti, S.Pd, M.Si
Teknologi kultur masal kopepod
2. Ir. Ketut Maha Setyawati BBPPBL - Gondol
7 untuk mendukung pembenihan
3. Dr. Gede S.Sumiarsa, M.Sc BALITBANG KP
ikan laut
4. Prof. Dr. I.N.Adiasmara Giri, M.S
1. Ir. Toni Setia Dharma
2. Ir. Irwan Setyadi
3. Prof. Dr. Haryanti, MS
4. Ida Komang Wardhana, S.Si
Teknologi produksi induk unggul BBPPBL - Gondol
8 5. Ir. Titiek Aslianti, MP
bandeng melalui seleksi BALITBANG KP
6. Dr. Gede S.Sumiarsa, M.Sc
7. Ir. Zafran, M.Sc
8. Drs. Marzuki
9. Gigih Setia Wibawa, S.Pi
1. Ir. Ibnu Rusdi, MP
2. Ir. Irwan Setyadi
3. Ir. Bambang Susanto, M.Si
Teknologi produksi benih kepiting 4. Ir. Zafran, M.Sc BBPPBL - Gondol
9
bakau scylla paramamosain 5. Ir. Dahlan Makatutu, M.Si BALITBANG KP
6. Ir. Jhon Harianto Hutapea, M.Sc
7. Prof. Dr. Haryanti, M.S
8. Prof. Dr. Ketut Sugama, M.Sc
Vaksin koktail hydrogalaksivac
1. Tuti sumiati, S.Pi
untuk pencegahan penyakit ko-
2. Dr. Desy Sugiani, M.Si
infeksi motile aeromonads IP4I - Depok
10 3. Dr. Drh. Angela Mariana Lusiastuti, M.Si
septicemia (MAS) dan BALITBANG KP
4. Ir. Taukhid, M.Sc
stretptoccosis pada ikan nila,
5. Drh. Uni Purwaningsih, M.Si
oreochromis miloticus
1. Ir. Imam Taufik, M.Si
2. Eri Setiadi, S.Si., M.Sc
Budidaya Yumina-Bumina
3. Dr. Ani Widiyati, M.Si BPPBAT - Bogor
11 (Budidaya sayur + Ikan dan Buah
4. Ir. Lies Setijaningsih, M.Si BALITBANG KP
+ Ikan)
5. Yohanna, R.W. M.Sc
6. Ir. Yosmaniar, M.Si

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 93
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
No. NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL UNIT KERJA PENGUSUL
7. Adang Saputra, S.Pi, M.Si
8. Nuryad, S.Pi
9. Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si
1. Khairul Syahputra, M.Si
2. Didik Ariyanto, M.Si
3. Yogi Himawan, S.Pi
Penggunaan strain unggul
4. Flandrianto Sih P, S.Si BPPI - Sukamandi
12 mustika untuk meningkatkan
5. Listio Dharmawanto BALITBANG KP
produksi pembesaran ikan mas
6. Supriyanto, A.Md
7. Kusnadi
8. Yunus Nugraha
1. Dr. Angela Mariana Lusiastuti
Aplikasi probiotik POND- 2. Munti Yuhana
BIOAERO untuk pencegahan 3. Ir. Taukhid, M.Sc
IP4I - Depok
13 penyakit motile aeromonads 4. Desy Sugiani, S.Pi, M.Si
BALITBANG KP
septicemia pada budidaya ikan 5. Yani Aryati, S.Pi, M.Si
lele 6. Hessy Novita, S.Pi, M.Si
7. Widanarni
1. Kukuh adiyana, ST, MSi
2. Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc
Teknologi recirculating
3. Amin Pamungkas, ST
aquaculture system (RAS) untuk PUSLITBANGKAN - Ancol
14 4. Lolita Theresiana, S.Si
budidaya pembesaran lobster BALITBANG KP
5. Agus Cahyadi, M.Si
pasir panulirus homarus
6. Riza Zulkarnain, ST, MT
7. Waryanto, ST
1. Adang saputra, A.Pi, S.Pi, M.Si
2. Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno, M.S
3. Dr. Ir. Ani Widiyati, M.Si
Teknologi pendederan ikan gabus 4. Reza Samsudin, S.Pi, M.Si BPPBAT - Bogor
15
(channa striata) 5. Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si BALITBANG KP
6. M.H. Fariduddin Ath-thar, S.Pi, M.Si
7. Vitas Atmadi Prakoso, S.Pi
8. Gleni Hasan Huwoyon, S.Pi
1. Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si
2. Dr. Rudhy Gustiano
Pembenihan ikan gabus secara 3. Drs. Jojo Subagja, M.Si BPPBAT - Bogor
16
alami dan semi alami 4. M.H. Fariduddin Ath-thar, S.Pi, M.Si BALITBANG KP
5. Vitas Atmadi Prakoso, S.Pi
6. Deni Radona, S.Pi
1. Ir. Ibnu Rusdi, MP
2. Fitriyah Husnul Khitomah, M.Si
3. I Gusti Ngurah Permana, S.Pi, M.P
Teknologi pendederan abalon 4. Hendra Agung Kurniawan, A.Md BBPPBL - Gondol
17
haliotis squamata 5. Ir. Bambang Susanto, M.Si BALITBANG KP
6. Prof. Dr. I Nyoman Adiasmara Giri, M.S
7. Prof. Dr. Ketut Sugama, M.Sc
8. Ir. Jhon Harianto Hutapea, M.Sc
Teknologi pakan pembesaran ikan 1. Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno,MS
patin (pangasionodon 2. Reza Samsudin, S.Pi, M.Si BPPBAT - Bogor
18
hypopthalmus) berbasis bahan 3. Deisi Heptarina, S.Pi, M.Si BALITBANG KP
baku lokal di kolam lahan gambut 4. Dr. Ir. Endhay Kusnendar Kontara, M.S

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 94
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
No. NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL UNIT KERJA PENGUSUL
5. M.Sulhi, S.Pi
1. Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno,MS
Formula pakan tenggelam untuk 2. Reza Samsudin, S.Pi, M.Si
BPPBAT - Bogor
19 pembesaran ikan nila berbasis 3. Dr. Ir. Endhay Kusnendar Kontara, M.S
BALITBANG KP
bahan baku lokal 4. M.Sulhi, S.Pi
5. Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si
1. Ir. Muliani, M.Si
2. Bunga Rante Tampangallo, S.Pi, M.Si
Teknik Seleksi benih udang BPPBAP - Maros
20 3. Nurbaya, S.Pi
melalui metode stresing BALITBANG KP
4. Nurhidayah, S.Pi, M.Si
5. Ir. Muharijadi Atmomarsono, M.Sc
1. Zulkarnaen Fahmi, M.Si
Teknologi Pengendalian Buangan
2. Dr. Joni Hariyadi, M.Sc BP2KSI - Jatiluhur
21 Sisa Pakan dengan Aplikasi
3. Dr. Lismining PA, M.Si BALITBANG KP
Rancangan SMART KJA
4. Andika Luky S.P, S.Pi
Alat transportasi ikan
1. Tri Nugroho Widianto, M.Si
berpendingin untuk pedagang LPPMPHP - Bantul
22 2. Arif Rahman Hakim, S.Pi
ikan keliling menggunakan sepeda BALITBANG KP
3. Bakti Berlayanto Sedayu, S.Pi, M.Sc
motor (ALTIS-2)
Alat Pencacah Tulang dan Kepala
Ikan - Shredder untuk pengolahan
1. Luthfi Assada, S.Pi
tepung ikan (solusi mengatasi LPPMPHP - Bantul
23 2. Bakti Berlayanto Sedayu, S.Pi, M.Sc
kemacetan pada peralatan BALITBANG KP
3. Wahyu Tri Handoyo, ST
pengolahan tepung ikan tipe
kontinu)
Rekomendasi teknologi Gel 1. Dr. Ellya Siburat, M.Si
P3DSBPKP - Slipi
24 pengharum ruangan dari alkali 2. Prof. Rosmawaty
BALITBANG KP
treated cottoni (ATC) 3. M. Darmawan, MT
1. Ir. Jamal Basmal, M.Sc
Rekayasa proses pengolahan abon P3DSBPKP - Slipi
25 2. Luthfi Assadad, S.Pi
ikan secara mekanik BALITBANG KP
3. Arif Rahman Hakim, S.Pi
1. Dr. Bagus Setiadi Bandol Utomo, MAppSc
2. Dr. Singgih Wibowo, MS
Peti berinsula di atas kapal untuk P3DSBPKP - Slipi
26 3. Ir. Sugiyono, M.Si
penanganan TTC BALITBANG KP
4. Syamdidi, MAppSc
5. Memen Suherman, BE
1. Dr. Singgih Wibowo, MS
Teknologi penanganan dan 2. Dra. Th. Dwi Suryaningrum, MS P3DSBPKP - Slipi
27
pengolahan krispi ikan kaca-kaca 3. Ir. Ijah Muljanah, MS BALITBANG KP
4. Hasta Octavini, SP
1. Hariyanto Triwibowo, ST
2. Dr. Bagiyo Suwasono, MT
Alat pelembut dan pencuci garam 3. Bagus Hendrajana, M.Sc P3DSBPKP - Slipi
28
korosok (salt disc mill) 4. Ali Munazid, MT BALITBANG KP
5. Erish Widjanarko, ST
6. Arif Winarno, MT

Buku rekomendasi teknologi merupakan penerbitan tahun kempat untuk


menindaklanjuti amanat UU nomor 16 tahun 2016 tentang sistem penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan sekaligus sebagi bentuk dedikasi Balitbang KP
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 95
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dalam mendukung program pembangunan KP ke arah komersialisasi dengan tetap
menjaga kelestarian sumber daya secara berkenlanjutan.
Untuk mendorong penerapan komeralisasi produk KP tentunya diperlukan
ilmu teknologi (IPTEK) dan inovasi, agar sumber daya dapat dikelola dan
dikembangkan secara berkelanjutan serta dapat dihasilkan produk KP yang bernilai
tambah dan berdaya saing. Buku ini merupakan salah satu perwujudan fungsi komisi
penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan dalam menilai dan menyeleksi
usulan rekomendasi untuk ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.
Balitbang KP dan Komisi Litbang KP dalam tiga tahun terakhir terus melakukan
perbaikan dalam proses pengusulan rekomendasi teknologi. Perluasan sumber
teknologi ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi teknologi yang semakin
layak diterapkan secara ekonomis, teknis dan memiliki keunggulan dari berbagai sisi
lainnya. Rekomendasi teknologi ini diharapkan dapat menjadi bahan diseminasi,
difusi, dan adaptasi teknologi dalam kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan.

3.3.1.1.9 IKU KE -9 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG INOVATIF UNTUK


PEMBANGUNAN KP
Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang
memiliki kebaruan sebagian atau seluruhnya yang akan dipergunakan dalam
mengembangkan sistem produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK
berupa: 1) inovasi teknologi 2) komponen inovasi dan 3) model sosial ekonomi.

Indikator kinerja ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan


produktivitas suatu usaha di sektor Kelautan dan Perikanan pada masyarakat melalui
pemanfaatan IPTEK KP tersebut. Penerapan IPTEK telah nyata meningkatkan
produksi dan produktivitas yang dinyatakan dalam bentuk laporan akhir kegiatan.
Perhitungan capaian didasarkan pada Jumlah hasil kegiatan penelitian dan
pengembangan kelautan dan perikanan IPTEK berupa: 1) inovasi teknologi (produk
biologi, paket teknologi, inovasi teknologi, rilis, jumlah rancang bangun/ desain) 2)
komponen inovasi (komponen teknologi, rancangan bangun/desain) dan 3) model
sosial ekonomi yang dihasilkan pada tahun berjalan.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 96
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah hasil litbang yang
inovatif untuk 133 133 100,0 151 151 100,0
pembangunan KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Capaian indikator kinerja jumlah hasil litbang yang inovatif untuk


pembangunan KP tahun 2016 telah seluruhnya dilaksanakan dengan prosentase
realisasi sebesar 100% berdasarkan bukti dokumen yang tersedia. Pencapaian
indikator kinerja disumbangkan oleh output kinerja berupa : Produk biologi,
komponen teknologi, paket teknologi, inovasi teknologi, rancang bangun alat,
teknologi pengelolaan/konservasi dan inovasi jasa dan produk kelautan, dengan
capaian unggulan antara lain :

1) PENELITIAN MIKROENKAPSULASI MINYAK IKAN SEBAGAI


SUMBER ASAM LEMAK ESSENSIAL PADA PRODUK PANGAN
Hasil dari kajian ini adalah inovasi teknologi produksi minyak ikan yang meliputi
proses ekstraksi dan pemurnian serta karakterisasi minyak ikan dari hasil
samping industri pengolahan ikan (filet, penepungan, pengalengan dan
pengasapan). Inovasi teknologi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi UKM
pengolah ikan untuk memanfaatkan potensi hasil sampingnya. Teknologi
fortifikasi minyak ikan terenkapsulasi pada produk pangan diharapkan dapat
meningkatkan nilai nutrisi produk dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat.

Gambar 3.14. M I K R O E N K A P S U L M I N Y A K I K A N

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 97
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
2) PENELITIAN PEMBUATAN PUPUK BIO PADAT DAN CAIR DARI
RUMPUT LAUT
Kajian ini menghasilkan
inovasi teknologi berupa
teknologi ekstraksi sap
liquid Sargassum sp. dengan
penambahan silase dan
tetes tebu untuk
meningkatkan unsur hara N
dan unsur hara C-organik. Lebih lanjut, adanya penambahan mikroba (Bacillus
subtillis, Pseudomonas fluorescens dan Trichoderma) pada pupuk dapat
meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Penelitian ini juga menghasilkan
teknologi pembuatan pupuk padat dari limbah padat ekstraksi agar. Dengan
dihasilkannya pupuk yang berkualitas dan bermutu tinggi diharapkan dapat
mengatasi permasalahan yang sering timbul di bidang pertanian, serta
meningkatkan harga jual produk pertanian.

3) FORMULASI BAHAN PENGAWET UNTUK IKAN PINDANG


Dari kajian ini telah
diperoleh 2 formula
pengawet yang berasal dari
ekstrak sirih hijau, ekstrak
teh hijau dan asam sorbat
yang cukup efektif dan
tidak memperlihatkan
perubahan karakteristik
sensori pindang secara signifikan. Penggunaan pengawet tersebut lebih tepat
digunakan sebagai larutan perendam sebelum perebusan dalam pemindangan.
Selain itu diperoleh juga informasi umur simpan pengawet pada suhu kamar,
dingin, dan beku. Hasil penelitian ini merupakan peluang bagi tersedianya
pengawet yang aman untuk pindang. Dengan tersedianya inovasi teknologi dari
formula pengawet ini, maka diharapkan dapat menjadi landasan untuk
penyempurnaan dan pengembangan formula pengawet produk perikanan
khususnya pindang.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 98
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
4) TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKU PRODUK KESEHATAN DAN
KOSMETIK DARI TERIPANG
Inovasi teknologi yang dihasilkan dari kajian ini adalah teknik ekstraksi untuk
menghasilkan ekstrak teripang Holothuria atra dalam bentuk serbuk yang sudah
diketahui khasiat, keamanan dan stabilitasnya. Khasiat secara in vitro
diperlihatkan melalui uji sitotoksik terhadap sel T47D MCF7, HeLa dan WiDr
dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 13,2 ppm; 12,6 ppm; 8,9 ppm dan 10,5
ppm. Ekstrak aktif tersebut tersebut mengandung senyawa aktif holothurin B1
dan holothurinogen. Holothurin B1 stabil terhadap sinar matahari dan suhu
sampai 60oC. Ruang lingkup komponen teknologi ekstraksi senyawa aktif dari
teripang H.atra meliputi penanganan bahan baku, transportasi, ekstraksi dan
teknik karakterisasinya melalui analisis fitokimia, FTIR, dan HPLC dan uji khasiat
in vitro. Sasaran pengguna komponen teknologi ini adalah masyarakat nelayan
penghasil teripang dan pihak industri farmaseutika dan nutraseutikal.

5) PAKET TEKNOLOGI KIT UJI CEPAT RESIDU PESTISIDA


Telah dihasilkan inovasi teknologi berupa test kits residu pestisida. Test kits ini
digunakan untuk mendeteksi residu pestisida pada makanan dalam bentuk padat
atau cairan. Test kits terdiri atas: dua botol reagen (Reagen A dengan botol
volume 5-7 ml yang berisi Acetyl Cholin Bromide, Reagen B dengan botol volume
7-10 ml yang berisi larutan indikator pH), 2 buah botol kaca bening untuk
pengujian dan dilengkapi dengan satu syring dengan volume 5-10 ml untuk
mengambil larutan uji dalam jumlah tertentu, serta 1 lembar petunjuk cara
pengujian. Test kits pestisida ini cukup sensitif, dapat mendeteksi kandungan
pestisida hingga 25 ppm.

Gambar 3.15. P R O T O T I P E D I S A I N K I T U J I C E P A T R E S I D U P E S T I S I D A

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 99
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
6) RANCANG BANGUN CHILLING STORAGE UNTUK KAPAL
MENGGUNAKAN TENAGA HIBRIDA
Komponen inovasi teknologi yang dihasilkan pada tahun pertama ini berupa
palka yang dilengkapi dengan sistem pendingin Refrigerated Sea Water (RSW)
yang dapat digunakan untuk menyimpan ikan di atas kapal. Komponen RSW yang
utama terdiri dari palka yang telah ditambahkan evaporator untuk
mendinginkan air laut serta unit pendingin yang terdiri dari komponen utama
berupa kompresor, katup eskpansi, kondensor, recivier dan motor pengerak.

Gambar 3.16. D E S A I N D A N H A S I L K O N S T R U K S I C H I L L I N G S T O R A G E

7) RANCANG BANGUN ALAT UJI KESEGARAN IKAN BERBASIS NON


DESTRUKTIF
Komponen inovasi teknologi yang dihasilkan yaitu konstruksi alat uji kesegaran
ikan berbasis non destruktif dan hasil pengolahan citra mata ikan. Penentuan
kesegaran ikan mampu dilakukan dengan pengolahan citra mata dan bau pada
ikan. Tahapan pengolahan citra mata ikan adalah croping dan resize citra mata,
image enhancement, segmentasi menggunakan ROI dan ekstraksi fitur
menggunakan wavelet metode Haar dan GLCM. Terdapat korelasi antara nilai
TVB dengan nilai mean, correlation dan contrast. Sehingga tiga parameter
tersebut bersama degan nilai nitrogen dijadikan data masukan untuk klasifier
SVM.

Gambar 3.17. A L A T U J I K E S E G A R A N I K A N D A N H A S I L P E N G O L A H A N C I T R A
MATA

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 100
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
8) PRODUK BIOLOGI
FOTO /
NAMA PRODUK KEUNGGULAN
DOKUMENTASI
Pembentuk pakan alami
1
mikroba (bioflok)
Pro-Flok
(Probiotik 2 Mengurangi pakan buatan
pembentuk
pakan alami
mikroba 3 Mengoptimalkan kualitas air
(bioflok))

1 Mengurangi limbah nitrogen


2 Mengoptimalkan kualitas air

Menekan mortalitas pada


3
budidaya ikan air tawar
EEM (Efektif
Efisien Mikroba)
BPPBAT4
Meningkatkan pertumbuhan
4
ikan air tawar

Ikan tengadak popuasi


Kalimantan mempunyai respon
1 yang sama pada pemeliharaan
multi sistem (Kolam tanah.
Jaring apung dan kolam beton).
Calon Induk
Tengadak G1
Populasi
Kalimantan
Pada umur yang sama
mempunyai bobot rata-rata
2 yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ikan tengadak Jawa
Barat.

Ikan Semah
Generasi
pertama, hasil
Mampu beradaptasi pada
domestikasi
pemeliharaan di KJA dan Kolam
kisaran bobot 30
air deras dengan Sintasan diatas
-50 g sebanyak 1
50% pemeliharaan di KJA dan
1500 ekor,
80% pemeliharaan di Kolam Air
sebagai calon
Deras
induk
pembentuk
generasi ke 2

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 101
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
FOTO /
NAMA PRODUK KEUNGGULAN
DOKUMENTASI

Mencegah penyakit KHV dan


Vaksin KHV-
1 infeksi sekunder A. hydrophila
AeroVac
pada ikan mas dan koi

Vaksin terenkapsulasi dalam


VIAT-1 (Vaksin bentuk freeze dry lebih praktis
1
Ikan Air Tawar) dan daya simpan lebih lama

Vaksin Mencegah penyakit ko-infeksi


TRIVALEN yang disebabkan oleh ketiga
(vaksin bakteri jenis bakteri tersebut secara
in-aktif 1 sinergis pada budidaya ikan air
Aeromonas tawar (lebih powerfull
hydrophila, dibandingkan dengan sediaan
Streptococcus vaksin monovalen)
agalactiae dan Lebih efisien dalam packaging,
Mycobacterium 2 transportasi, dan penyimpanan
fortuitum) (tiga dalam satu)

Mampu meningkatkan SR dan


RPS lebih tinggi dibanding
IchtahydroVac 1 kelompok ikan yang tidak
divaksin setelah uji tantang
skala laboratorium

Mudah diaplikasikan dan


Pro-P, Pro-G,
1 meningkatkan kinerja
Pro-G(m)
pertumbuhan dan SR

Sebagai materi pengendali


penyakit MAS dan
1 Streptococcosis
HydroGalaksiVac

2 Dapat meningkatkan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 102
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
FOTO /
NAMA PRODUK KEUNGGULAN
DOKUMENTASI
kelangsungan hidup ikan nila
sampai 20%

Dapat digunakan untuk


1 mengisolasi virus irido air
tawar dari ikan gurami

Kultur sel
primer GT2 Mampu memperbanyak
(Gouramy tail-2) konsentrasi virus irido air
2
tawar sebesar dua kali lipat
dalam waktu 5 hari

9) BUDIDAYA KARANG HIAS POLIP BESAR PADA KEDALAMAN YANG


BERBEDA (PLEROGYRA SP, PHYSOGYRA SP, NEMENZOPHYLLIA SP)
DI ALAM DAN SISTEM SIRKULASI
Penelitian propagasi karang polip besar sudah berhasil dilakukan di pulau
Panggang Kepulauan Seribu untuk jenis karang Plerogyra sp dan Physogyra sp.
Karang jenis Nemenzophyllia sp tidak berhasil hidup pada ke tiga kedalaman
berbeda. Perubahan warna terjadi pada bulan Juni seiring dengan terjadinya
peristiwa pemutihan karang secara global di dunia, namun kembali ke kondisi
awal pada akhir penelitian. Parameter lingkungan yang mempengaruhi warna
adalah intensitas cahaya, karang jenis Plerogyra sp dan Physogyra sp lebih
menyukai intensitas cahaya yang rendah.

Gambar 3.18. ( A ) K O N D I S I P L E R O G Y R A S P P A D A K E D A L A M A N 5 M , ( B )
KONDISI KARANG PHYSOGYRA SP PADA KEDALAMAN 5 M

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 103
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
10) PEMBENTUKAN IKAN HIAS CLOWN BIAK STRAIN BLACK PERCULA
GENERASI PERTAMA (F0) HASIL SELEKSI
a) Ekstraksi DNA total ikan clown untuk analisa gen tyrosine;
b) Telah memijah pertama kali dua pasangan induk baru ikan clown di Sistem
Resirkulasi Air Laut (SRAL) dengan jumlah telur sekitar 50 butir (Total induk
memijah Juni-September: 3 pasang);
c) Kondisi ion SRAL Ca 0.29 mg/L; Mg 2.32 mg/L; Na 9.28 mg/L; K 0.58 mg/L;
Cl2 <0.01 mg/L; SO42-3009.28 mg/L, dan Kualitas air SRAL 30 Agustus-
September 2016 Suhu: 26-27 C; Salinitas 30-39 ppt; pH: 7-8; DO: 7,95-9,42
mg/L; konduktivitas: 48,27-57,5 S; intesitas cahaya (IC) atas: 14,9-56,2 lux;
IC bawah: 3,1-13,6 lux;
d) Berkaca pada kasus keragaan warna black clownfish, pembentukan strain
black percula ikan clown dapat diarahkan berdasarkan pola, persentase
penutupan, dan jenis warna. Marker diperlukan untuk mempermudah seleksi.
Sistem resirkulasi perlu dievaluasi dengan lebih baik untuk meningkatkan
kinerjanya.

Gambar 3.19. T E L U R D A N I N D U K Y A N G M E M I J A H ( A ) , P E R G A N T I A N
AIR LAUT (B)

11) INOVASI PAKAN UNTUK BUDIDAYA IKAN HIAS LAUT DI


AKUARIUM
a) feeding trial tahap 1 terkait penggunaan bahan alami untuk meningkatkan
kualitas warna ikan hias clown percula sudha selesai, saat ini sedang
dilakukan pengolahan data. Hasil sementara menunjukkan tidak ada
perbedaan anatara perlakuan menggunakan ubi ungu, buah naga dan buah bit
terhadap warna ikan;
b) Feeding trial tahap 2 menggunakan astaxanthin dan canthaxantin terhadap
ikan clown percula dan ocellaris masih berlangsung. Hasil optimum pada jenis
ikan ocelaris terdapat pada perlakuan 300 ppm astaxanthin meskipun dosis

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 104
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
tertinggi yang diberikan adalah 400 ppm yaitu pada skor 5 untuk warna dada
dan 7 bagian tubuh belakang dan ekor. Sedangkan pada ikan clown perkula
perlakuan 200 ppm menunjukkan hasil yang optimal dibandingkan dengan
perlakuan lainnya termasuk pakan otohime. Penggunaan cantaxanthin tidak
signifikan dalam meningkatkan kualitas warna clown percula. Kedua
perlakuan baik pada ocelaris maupun percula menghasilkan warna yang lebih
baik dibandingkan pakan otohime, namun pertumbuhannya kurang optimal.
Hal tersebut diduga karena kandungan asam amino pakan perlakuan lebih
rendah dibandingkan otohime (hasil analisis kimia) meskipun kandungan
protein sama yaitu 57%;
c) Penambahan astxanthin dan cantaxanthin dapat meningkatkan kualitas
warna ikan clown A percula dan A ocelaris terutama pada jaringan ekor dan
sirip, namun tidak meningkatkan kualitas warna kulit.

Gambar 3.20. H E W A N U J I D A N W A D A H P E M E L I H A R A A N

Gambar 3.21. M E T O D E P E N G U K U R A N W A R N A

12) APLIKASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN AIR ANUBIAS SP.


DENGAN TEKNIK HIDROPONIK
Aplikasi teknologi hidroponik untuk pengaturan lingkungan media tanam
menggunakan pasir malang, dosis pupuk 5 ml/L, intensitas cahaya dibawah
20.000 lux dan pengaturan kelembaban melakukan penyiraman tanaman setiap

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 105
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
hari. tanaman anubias dapat tumbuh baik dengan kriteria daun tumbuh 2 helai
per pohon per bulan dan jumlah rerata bunga tumbuh 0,9 bunga per pohon

Gambar 3.22. K E G I A T A N A P L I K A S I T E K N O L O G I B U D I D A Y A T A N A M A N A I R

3.3.1.1.10 IKU KE -10 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG DIUSULKAN


HKI DAN/ATAU DIRILIS
Salah satu luaran dari hasil inovasi litbang berupa usulan HKI dan rilis atas
komoditas perikanan. Sesuai dengan rumusan IKU jumlah hasil litbang yang
diusulkan HKI dan/atau rilis ditetapkan untuk mengetahui luaran litbang yang dapat
menghasilkan paten sekaligus mampu memenuhi kebutuhan stakeholder atas
pelaksanaan litbang. Sesuai dengan PP 30/2008, salah satu luaran penyelenggaran
litbang adalah produk biologi unggul baru yang dihasilkan dari kegiatan pemuliaan
untuk memperkaya jenis dan varietas dari suatu komoditas ikan. Untuk
memperkenalkan komoditas unggul tersebut, perlu dilakukan pelepasan melalui
keputusan Menteri KP. Rilis komoditas tersebut, diharapkan dapat menunjang
peningkatan produksi perikanan budidaya serta peningkatan produksi perikanan
nasional, pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan.

Inisiatif strategis dari indikator kinerja jumlah hasil litbang yang diusulkan
HKI dan/atau rilis untuk menghasilkan output/luaran teknologi, rancang bangun,
paket teknologi, produk biologi, komponen teknologi dan inovasi teknologi yang
selanjutnya diusulkan oleh satuan kerja kepada Sentra HKI dan/atau tim penilai
pelepasan varietas.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 106
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah hasil litbang yang diusulkan
HKI dan/atau dirilis dideskripsikan di bawah ini :

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2015 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R % T R %
Jumlah hasil litbang yang
7 7 100,0 5 5 100,0
diusulkan HKI dan/atau dirilis

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Tabel 3.9. D E T A I L C A P A I A N H A S I L L I T B A N G Y A N G D I U S U L K A N H K I D A N /
ATAU DIRILIS

NO RENCANA USULAN HKI/RILIS SATKER


Metoda dan alat pendeteksi vitelogenin untuk mengetahui jenis kelamin
1 BPPBIH
ikan arwana
2 Alat pembersih butiran garam secara bertingkat P3SDLP
Proses Pembuatan Sediaan Fukoidan pada Pakan Udang dan Produk yang
3 P3DSBPKP
dihasilkannya
Probiotik RICA pada peningkatan produksi dan sintasan udang windu
4 merupakan komposisi probiotik untuk memperbaiki mutu air tambak
udang
P4
Produksi bakteri probiotik untuk meningkatkan kecernaan pakan ikan
5 merupakan sediaan probiotik dalam pakan ikan untuk meningkatkan
kecernaan ikan air tawar dan metode pembuatannya

Dengan membandingkan target 2015-2016, menunjukan adanya target yang


menurun sebanyak 2 buah. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penghematan anggaran
dan penyesuain target kinerja yang memasukan jumlah hasil litbang diusulkan untuk
dirilis. Adapun capaian kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 100%.
1. Test Kit Residu Boraks pada makanan (inventor : Jovita Tri Murtini, Endah Sri
Herawati, Farida Aryani, Tuti Haryati Siregar, Nandang Priyanto, dan rudi
Riyanto), Nomor Paten : IDS000001448 tanggal 30 Maret 2016; dan
2. Alat ukur ikan sidat (inventor : Tri Muryanto dan Mujiyanto), Nomor Paten :
IDS000001470 tanggal 22 Juni 2016.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 107
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Gambar 3.23. S E R T I F I K A T P A T E N S E D E R H A N A D A R I K E M E N T E R I A N H U K U M
DAN HAK ASASI MANUSIA

Serta juga telah dilakukan workshop pembuatan dokumen paten HKI di


beberapa Satuan Kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan dalam kurun waktu tahun 2016.

Gambar 3.24. W O R K S H O P H A K K E K A Y A A N I N T E L E K T U A L ( H K I )

3.3.1.1.11 IKU KE -11 : JUMLAH SENTRA NELAYAN YANG TERBANGUN


DAN TERKELOLA SISTEM INFORMASI
Dalam pelaksanaan agenda pembangunan nasional dalam Nawa Cita yang
tertuang dalam Quick Wins terutama Membangun Gerakan Nelayan Hebat, Balitbang
KP berkontribusi dalam penyediaan sistem informasi nelayan pintar (SINP) yang
berlokasi di sentra nelayan dengan target 2015 2019 sebanyak 100 lokasi. SINP
yang dibangun akan memberikan informasi terkait dengan : peta daerah penangkapan
ikan, dinamika perairan, dan harga ikan lokal yang berlokasi di pusat aktifitas nelayan
di 30 lokasi pelabuhan (tahun 2015). Sistem tersebut selanjutnya akan diintegrasikan
dengan sarana prasarana pendukung (LCD, jaringan internet dan dukungan operator)
yang sudah disediakan oleh Ditjen Perikanan Tangkap (DJPT).

Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah sentra nelayan yang


terbangun dan terkelola sistem informasi dideskripsikan di bawah ini :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 108
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah sentra nelayan
yang terbangun dan
30 30 100,0 30 28 93,3
terkelola system
informasi

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Kegiatan yang mendukung indikator kinerja Jumlah sentra nelayan yang


terbangun dan terkelola sistem informasinya adalah Pengembangan Sistem Informasi
Nelayan Pintar Berbasis Mobile Multi Media. Kegiatan pengembangan sistem
informasi nelayan pintar berbasis mobile multimedia tahun 2016 telah menghasilkan
aplikasi nelayan pintar (nelpin) yang mendukung aktifitas penangkapan ikan. Aplikasi
dapat diunduh secara gratis melalui playstore. Tahun 2016 telah selesai dengan
mengimplementasikan aplikasi nelpin di 28 lokasi dari 30 lokasi yang ditargetkan. 28
(dua puluh delapan) lokasi implementasi nelayan pintar tahun 2016 yaitu :

Gambar 3.25. L O K A S I I M P L E M E N T A S I A P L I K A S I N E L P I N D I I N D O N E S I A

Badan Litbang KP telah melakukan litbang terkait survei pesisir, observasi


laut, analisis data, maupun melakukan prediksi dan prakiraan melalui pemodelan
satatistik dan numerik sejak pertama berdiri. Pembangunan Sistem Informasi Nelayan
Pintar di Badan Litbang KP dengan mengakomodir konsep usulan Ditjen Perikanan
tangkap dapat secara cepat diwujudkan dilakukan oleh 3 satuan kerja yaitu :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 109
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3) Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP)
dalam mengkompilasi data dan informasi yang dihasilkan dari satker lain di
Badan Litbang KP. Informasi tersebut agar lebih mudah diakses oleh nelayan dan
masyarakat lainnya, disediakan dalam format berbasis teknologi Android,
sehingga juga dapat ditampilkan oleh Ditjen Perikanan Tangkap di Pelabuhan-
pelabuhan perikanan yang ada melalui Videotron, dan media informasi lainnya.
4) Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) adalah salah satu UPT dari P3TKP
yang telah menghasilkan: Peta Prediksi Daerah Penangkapan Ikan untuk 3 hari
kedepan (sejak tahun 2004), Peta Prediksi Lokasi Ikan Tuna (PELIKAN) untuk 3
hari kedepan, dan menjadi Basis operasionalisasi Infrastruktur Development for
Space Oceanography (INDESO) sejak 2014 yang menghasilkan prakiraan (untuk
10 hari kedepan): kesuburan laut, pola sirkulasi arus dan gelombang, volume
ikan tuna (spesies: yellowfin tuna, skipjack, bigeye, albacore).
5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP)
sejak 2011 telah mengembangkan Prakiraan pasang Surut (Pasut) di Pelabuhan
Perikanan untuk Wilayah Pengelolaan Perikanan untuk 14 hari kedepan;
kemudian sejak 2013 terbentuk Indonesia Ocean Observing Systems (INAOFS)
yang menampilkan Prakiraan untuk 5 (lima) hari kedepan arus dan suhu
permukaan laut

Sejak dicanangkan pada bulan Juni 2015 "Sistem Informasi Nelayan Pintar
(SINP)", melakukan berbagai pengembangan yang ditujukan guna memberi informasi
tentang keadaan cuaca (temperatur udara, presipitasi/curah hujan, dan kecepatan
serta arah angin), pola arus laut, pola temperatur permukaan laut, serta pasang surut
air laut sebagai bahan pertimbangan kegiatan penangkapan ikan.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan disaat
peluncuran Produk Inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan pada tanggal 11 Agustus 2015 di Jakarta, Menteri KP mengatakan "Inovasi
teknologi yang dilakukan, punya dua hal, yaitu mudah diterapkan (applicable) dan
mudah diakses (accessible)".

Sistem Informasi Nelayan Pintar (SINP) memiliki keunggulan antara lain : a)


dirancang untuk mudah diterapkan dikarenakan SINP terbagi berdasarkan
pelabuhan-pelabuhan perikanan yang tersebar diseluruh Indonesia, b) mudah diakses
dikarenakan sistem ini tersedia secara online di website (P3SDLP). Indikasi tersebut
dibuktikan dengan telah terunduhnya informasi sebanyak 144.722 kali dalam kurun
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 110
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
waktu sampai dengan 31 Desember 2015. Kedepannya sistem ini diharapkan dapat
dipergunakan bagi masyarakat lebih luas secara umum, dan secara khususnya untuk
masyarakat nelayan/pesisir.

Adapun untuk Aplikasi nelayan pintar berbasis android telah dapat diinstal,
dioperasikan nelayan dengan bantuan buku petunjuk teknis yang dibagi. Dalam
pelatihan dan sosialisasi, nelayan telah dapat mengakses 6 (enam) informasi utama (6
menu utama): informasi lokasi potensi penangkapan ikan, informasi cuaca, informasi
kondisi perairan, informasi kesuburan perairan dan informasi harga ikan. Sosialisasi
dilakukan pada 30 pelabuhan perikanan dengan peserta lebih dari 1000 orang yang
terdiri dari nelayan, penyuluh, pemilik kapal, asosiasi/komunitas nelayan, dinas,
pelabuhan. Selain itu, juga dilaksanakan FGD dengan stakeholser terkait di 4 kota:
Ternate, Belawan, Pekalongan, Jakarta.

Dalam rangka pengembangan sistem kedepan, beberapa hal yang akan terus
dilakukan antara lain adalah:
1) Melanjutkan produksi data prakiraan data dan informasi cuaca dan daerah
potensial penangkapan ikan di pelabuhan perikanan;
2) Memantau jumlah pengguna data dan informasi tersebut;
3) Melakukan survei feedback kepada pihak pengguna;
4) Melakukan diseminasi data dan informasi SINP;
5) Menggandeng pihak-pihak terkait lainnya baik yang berasal dari internal dan
eksternal untuk mendiseminasikan data dan informasi SINP, seperti provider,
sakter pelabuhan, penyuluh perikanan, RRI dan radio. Karena pada saat ini ada
sedikit kendala terkait biaya yang besar apabila menyiarkan diseminasi data dan
informasi SINP

Melalui SINP tersebut, diharapkan dapat membantu nelayan dalam kegiatan


penangkapan ikan dan penjualannya secara lebih efektif dan efisien melalui
pemanfaatan informasi daerah potensi penangkapan ikan dan perkiraan harga jual
ikan.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 111
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

SALAH SATU FASILITAS AKSES MENU DALAM SINP


INFORMASI PRAKIRAAN PASUT
BERBASIS ANDROID

Gambar 3.26. M E N U S I N P Y A N G D I K E M B A N G K A N B A L I T B A N G K P

3.3.1.6 SASARAN STRATEGIS -6 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN


KAPASITAS DAN KAPABILITAS SUMBERDAYA LITBANG DAN LAYANAN
IPTEK KP
Nilai sasaran strategis " T e r w u j u d n y a p e n i n g k a t a n k a p a s i t a s d a n k a p a b i l i t a s
s u m b e r d a y a L i t b a n g d a n l a y a n a n I P T E K K P " sebesar 103,93%. Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja
utama (IKU) sebagai berikut :

3.3.1.1.12 IKU KE -12 : PROPORSI FUNGSIONAL BALITBANG KP


DIBANDINGKAN TOTAL PEGAWAI BALITBANG KP
Indikator proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai
Balitbang KP bertujuan untuk mendapatkan gambaran proporsi pegawai dengan
fungsional tertentu yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi isntansi secara
kompeten, efektif dan proporsional.

Indikator proporsi fungsional Badan Penelitian dan Pengembangan


Kelautan dan Perikanan dibandingkan total pegawai Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan (%) menggunakan klasifikasi maximize,
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 112
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun
capaian atas indikator kinerja proporsi fungsional Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan dibandingkan total pegawai Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (%) dideskripsikan dibawah ini :

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Proporsi fungsional
Balitbang KP
55 53,42 97,1 55 55,47 100,8
dibandingkan total
pegawai Balitbang KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Pada tahun 2016, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan


Perikanan menargetkan Prosentase jumlah pegawai fungsional Litbang KP
dibandingkan dengan total pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan sebesar 55%, dan telah terealisasi sebesar 55,47% atau 100,8% jika
dibandingkan dengan target. Nilai 55,47% diperoleh dengan membandingkan jumlah
pegawai fungsional litbang KP sebanyak 745 orang dan jumlah pegawai Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebanyak 1.343 orang. Hal ini
disebabkan beberapa pegawai Balitbang KP yang telah mengikuti diklat pertama
belum memproses penerbitan PAK sebagai syarat pengangkatan sebagai pegawai
fungsional. Beberapa upaya yang dilakukan untuk memenuhi target indikator kinerja
tersebut melalui pengawalan proses pengusulan PAK pertama yang selambatkan 6
bulan setelah pelaksanaan diklat dan meningkatkan jumlah pegawai untk mengikuti
diklat fungsional baik yang dianggarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan maupun dari pihak eksternal.

3.3.1.1.13 IKU KE -13 : JUMLAH SARANA PRASARANA, SERTA


KELEMBAGAAN LITBANG KP YANG DITINGKATKAN KAPA SITASNYA
Indikator kinerja utama ini didefiniskan sebagai peningkatan kapasitas
sarana dan prasarana serta kelembagaan yang berbentuk pengadaan fisik/belanja
modal atau ruang lingkup akreditasi yang dilaksanakan oleh satuan kerja Balitbang

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 113
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
KP. Hal ini untuk mendorong perwujudan Balitbang KP sebagai center of excellent
untuk litbang di tingkat nasional dan internasional dimana dibutuhkan sarana
prasarana yang memadai dan modern. Kondisi saat ini kelengkapan sarana-prasarana
tersebut masih harus ditingkatkan, mengingat umurnya yang sudah tua, sehingga
besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi, serta sudah tidak up-to-date untuk
mengikuti perkembangan kebutuhan litbang.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah sarana prasarana,
serta kelembagaan
Litbang KP yang 39 39 100,0 18 18 100,0
ditingkatkan
kapasitasnya

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Peningkatan sarana, prasarana dan kelembangaan lingkup Badan Penelitian


dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang telah diusulkan pada Tahun 2016
sebagai berikut :
Tabel 3.10. D A T A L A B O R A T O R I U M
DALAM PROSES AKREDITASI TA 2016

NO SATKER LABORATORIUM PARAMETER


BPPBAP, Isolasi DNA, Isolasi RNA, Analisis
1 Lab. Bioteknologi
Maros RAPD, Analisis 16 Srna
Lab. Biologi Ikan
BP2KSI,
2 Lab. Planton
Jatiluhur
Lab. Benthos
Lab. Biologi
Lab. Kimia/Kualitas Air
BPPBIH, Lab. Nutrisi
3
Depok Lab. Genetik
Lab. Pakan Alami
Lab. Kesehatan Ikan
Identifikasi Jenis Ikan, Pengukuran
Panjang Berat Morfometrik,
Lab. Biologi Populasi
Pembacaan Ring Otolit, Mikronutrien
BPPL, Muara Otolit
4
Baru Fekunditas dan Diameter Telur, Larva,
Lab. Biologi Reproduksi
Histologi dan Juvenil
Fitoplankton, Zooplankton, Parasit,
Lab. Biologi Lingkungan
Benthos, Isi Lambung

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 114
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Serta progress data pengadaan barang/jasa lingkup Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sampai dengan Tahun
2016 yang melalui LPSE KKP sebagai berikut :

Tabel 3.11. D A T A P E N G A D A A N B A R A N G / J A S A
LINGKUP BALITBANG KP TA 2016

No NAMA LELANG KATEGORI KONTRAK


Pengadaan Jasa Satuan
132/BALITBANGKP.0/PPK/PL.410/IV/20
1 Keamanan Gedung Jasa Lainnya
16 tanggal 01 April 2016, 9 Bulan
Balitbang KP I dan II
Pengembangan Sistem
Pekerjaan / Kontrak tidak dilaksanakan
2 Integrasi Data Konsultansi
(Pemotongan Anggaran)
Balitbang KP Tahap II
Jasa Konsultansi
Perencana (DED)
3 Konsultansi Lelang Selesai
Kapal Riset Kelautan
60 Meter
Perencanaan
Pembangunan 47/PPK/BALITBANGKP.2/PL.420/VI/201
4 Kelembagaan Riset Konsultansi 6 tanggal 08 Juni 2016, 120 Hari (8 Juni s.d
Kelautan di 5 Oktober)
Pangandaran
Perencanaan DED
46/PPK/BALITBANGKP.2/PL.420/VI/201
Pembangunan
5 Konsultansi 6 tanggal 13 Juni 2016, 120 Hari (13 Juni
Kelembagaan Riset
s.d 10 Oktober)
Kelautan di Morotai
Pembangunan
6 Tambak Garam di Konstruksi lelang Selesai
Pamekasan
Manajemen
7 Konstruksi Kapal Riset Konsultansi Lelang Selesai
60 meter
Manajemen
Konstruksi
Pembangunan
8 Konsultansi Lelang Selesai
Kelembagaan Riset
Kelautan di
Pangandaran
Penggantian
Generator set dan
9 Barang lelang Selesai
Docking KR. Bawal
Putuh 3
Pemenang Pertama tidak melaksanakan
pekerjaan sehingga Pekerjaan tersebut
10 Belanja Bahan Kimia Barang
dilaksankan Pemenang Cadangan dengan
diterbitkannya SPPBJ 15 Agustus 2016.
Pengadaan pakan ikan 574/BALITBANGKP/BPPI/PL.421/III/201
11 Barang
penelitian 6 tgl 29 Maret 2016
Pekerjaan Pemagaran 628/BALITBANGKP/BPPI/PL.421/IV/201
12 Konstruksi
Lingkungan Penelitian 6, tanggal 06 April 2016, 60 hari kalender
Meubelair dan Interior 1162/BALITBANGKP/BP3U/PL.420/VI/2
13 Konstruksi
Gedung IFRDMD II 016, 17 Juni 2016
14 Pengadaan Meubelair Barang Lelang Selesai
Pengadaan Peralatan
15 Barang Lelang Selesai
Survei Geologi Laut
16 Perencanaan Teknis Konsultansi 2004/BALITBANG.KP/BPPBAP/PL.420/IV

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 115
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
No NAMA LELANG KATEGORI KONTRAK
Pengembangan /2016 Tgl 11 April 2016 , 60 hari kelender
Hathcry Kepiting
Pembangunan
Konstruksi
17 Pengembangan Lelang Selesai
Bangunan
Hatchry Kepiting
Pengadaan Peralatan
18 Barang Lelang Selesai
Laboratorium
Pengadaan Mesin
19 Speedboat Penunjang Barang Lelang Selesai
Pemantauan
Pengadaan Penunjang
20 Fasilitas Operasional Barang Lelang Selesai
Radar Pantai
Pengadaan Peralatan
21 Barang Lelang Selesai
Radar Pantai
Pembangunan
Konstruksi
22 Laboratorium Kualitas Lelang Selesai
Bangunan
Air
602/BALITBANGKP/LP2BRL/PL.420/V/2
Pembangunan Pagar Konstruksi
23 016,( Tanggal 11 Mei 2016, 90 hari
Kantor Bangunan
kalender)
Pengadaan Alat
24 Barang Lelang Selesai
Observasi Laut
Renovasi Konstruksi
25 Lelang Selesai
Gedung/Bangunan Bangunan
Pengadaan Data Satelit Lelang Selesai (Informasi ULP per tgl 6
26 Radar Cosmo - Barang Oktober 2016 lelang ulang karena ada
Skymed sanggahan

3.3.1.1.14 IKU KE -14. : JUMLAH JEJARING DAN/ATAU KERJASAMA LITBANG


YANG TERBENTUK
Indikator kinerja ini didefinisikan sebagai Jumlah jejaring, kemitraan dan/
atau kerja sama litbang yang dijalin oleh satuan kerja pada tahun berjalan. Adapun
ruang lingkup jejaring, kemitraan dan/ atau kerja sama litbang adalah :
- J e j a r i n g adalah jalinan asosiasi/forum/ organisasi lainnya yang memiliki
kesamaan profesi/kepakaran yang diikuti oleh Satker/ UPT lingkup Balitbang KP
- K e m i t r a a n adalah hubungan dengan badan/ perorangan untuk melakukan
aktivitas bersama dan/atau memiliki perjanjian kerja sama (sedang berjalan)
- Kerja sama litbang adalah penyelenggaraan kerja sama litbang antara
Balitbang KP dengan pihak mitra pada tahun berjalan yang dituangkan dalam
perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan ruang
lingkup meliputi:
1. Penelitian, pengembangan dan penerapan iptek;
2. Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan;
3. Pertukaran ilmu pengetahuan, teknologi, tenaga ahli dan material
penelitian;
4. Perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan hasil litbang;
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 116
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
5. Diseminasi dan publikasi;
6. Pertemuan ilmiah, seminar bersama dan lokakarya bersama; dan/atau;
7. Peningkatan pelayanan publik atas ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk memiliki tujuan sebagai


upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek
KP. Indikator ini menggunakan polirisasi maximize, dimana capaian yang diharapkan
adalah meleibihi target yang ditetapkan dan bukti capaian akhirnya berupa dokumen
kesepakatan yang sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang (KB/IA,
PKS/MoU, SK/dokumen lainnya yang sejenis). Formula/cara perhitungan indikator
jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk/dijalin oleh Satker/UPT
lingkup Balitbang KP pada tahun berjalan, khusus untuk dokumen kerjasama pada
tingkat Balai/Loka harus mendapatkan persetujuan atau mengetahui Eselon II
(Kepala Pusat).

Adapun capaian atas indikator kinerja Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama
litbang yang terbentuk (buah) dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah jejaring dan/atau
kerjasama Litbang yang 98 105 107,1 66 71 107,5
terbentuk

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dari Tabel diatas menunjukan perkembangan capaian indikator kinerja


jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk pada Tahun 2016 dari
target 66 buah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk, telah teralisasi
sebanyak 71 buah atau sebesar 107,5%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015,
target jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk mengalami
penurunan sebesar 67,35%, sedangkan untuk capaianya juga mengalami penurunan
sebesar 67,62% atau sebanyak 34 buah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang
terbentuk.
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 117
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Dari hasil analisis capaian kinerja pada tahun 2016, beberapa faktor
keberhasilan yang tercatat antara lain :
1) Bertambahnya jalinan kerjasama dengan pihak internasional sebagai dampak
dari kebijakan 3 pilar KKP (kedaulatan, keberlanjutan, kesejahteraan) khususnya
dalam rangka pemberantasan IUU Fishing di kawasan regional, penelitian untuk
keanekaragaman hayati : blue carbon, pengembangan perikanan spesifik;
2) Hasil litbang yang telah siap serta mendapatkan kerjasama dan komersialisasi
dengan swasta meningkat antara lain : komersialisasi benih unggul ikan air tawar
terutama hasil pemuliaan, Litbang Produk Kesehatan dari Hasil Laut;
3) Meningkatnya permintaan kerjasama dari stakeholder daerah (PEMDA) untuk
dapat memanfaatkan hasil litbang KP dari hasil penerapan iptek induk unggul,
pematangan teknologi adaptif lokasi serta data informasi dan kajian ilmiah atas
sumberdaya KP di daerah.

Gambar 3.27. PENGEMBANGAN JEJARING PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI


KELAUTAN DAN PERIKANAN

3.3.1.7 SASARAN STRATEGIS -7 : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN


LITBANG KP
Nilai sasaran strategis " T e r s e l e n g g a r a n y a pengendalian Litbang KP" sebesar
100,00%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut
terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut :

3.3.1.1.15 IKU KE -15 : PROPORSI KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN


DAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL DIBANDINGKAN TOTAL
KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Indikator proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan
eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal)

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 118
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
sesuai PP 30 tahun 2008 terdapat 3 bentuk kegiatan litbang diantaranya sebagai
berikut :
a) Penelitian dasar perikanan;
Merupakan kegiatan penelitian yang bersifat eksploratif dan/atau eksperimental
untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru sebagai acuan bagi penelitian terapan
perikanan. Ilmu pengetahuan baru dapat berupa data dan informasi ilmiah
tentang prinsip-prinsip dasar dari fenomena atau fakta serta interaksi keduanya
yang teramati di bidang perikanan. Yang dimaksud dengan kegiatan penelitian
yang bersifat eksploratif, antara lain, kegiatan inventarisasi, ekspedisi,
identifikasi, karakteristisasi, studi, sensus, dan survey di bidang perikanan.
Untuk penelitian dasar, selanjutnya diwujudkan dalam penelitian kemitraan
melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau LPNK dan ditetapkan
melalui SK Kepala Balitbang KP.
b) Penelitian terapan perikanan;
Merupakan kegiatan penelitian yang memanfaatkan hasil penelitian dasar
perikanan, dan diarahkan untuk tujuan praktis guna memperoleh pengetahuan
dan teknologi di bidang perikanan. Pengetahuan dan teknologi di bidang
perikanan dapat berupa pengetahuan praktis dan teknologi terapan yang
langsung dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan dan
pengembangan usaha perikanan. Yang dimaksud dengan "penelitian terapan
perikanan", antara lain desain, rancang bangun dan konstruksi, permodelan,
pemetaan, dan pengkajian di bidang perikanan.
c) Pengembangan eksperimental perikanan
Merupakan kegiatan sistematik dengan menggunakan pengetahuan yang sudah
ada yang diperoleh melalui penelitian dasar perikanan dan/atau penelitian
terapan perikanan, untuk memperoleh sistem teknologi yang lebih efektif dan
efisien serta menghasilkan produk unggulan di bidang perikanan. Sistem
teknologi yang lebih efektif dan efisien dapat berupa teknologi yang sederhana,
murah, terjangkau, adaptif, dan ramah lingkungan. Adapun Produk unggulan
dapat berupa produk yang memiliki nilai tambah tinggi, berdaya saing tinggi, dan
aman dikonsumsi serta terjangkau masyarakat luas. Yang dimaksud dengan
"pengembangan eksperimental perikanan", antara lain, perekayasaan, scaling-up,
dan inovasi teknologi di bidang perikanan

Adapun capaian atas indikator kinerja kegiatan penelitian terapan dan


pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan
pengembangan (minimal) dideskripsikan di bawah ini.
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 119
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Proporsi kegiatan
penelitian terapan dan
pengembangan
eksperimental 89 89 100,0 91 91 100,0
dibandingkan total
kegiatan penelitian dan
pengembangan

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dalam perhitungan IKU 16 berdasarkan pada Keputusan Kepala Balitbang


KP No 48/KEP-BALITBANGKP/2015 yang telah menetapkan kegiatan penelitian yang
dikategorikan penelitian dasar yang dapat dimitrakan dengan instansi penelitian lain
(Perguruan tinggi, LPND). Judul yang ditetapkan sebagai penelitian dasar sebanyak
40 (empat puluh) kegiatan yang seluruhnya menghasilkan output data dan informasi
dasar. Dengan demikian, pada pelaksanaan litbang KP 2015, terdapat 344 buah
penelitian yang termasuk dalam penelitian terapan dan pengembangan
eksperimental.

3.3.3 LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE


Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada
Perspektif learn & growth (Learn and Growth Perspektive) dengan bobot perspektif sebesar 30% yang
berasal dari 4 (empat) sasaran strategis yaitu 1) Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten,
professional dan berkepribadian; 2) Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal
dan mudah diakses; 3) Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada
layanan prima; dan 4) Terkelola anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel.

3.3.1.8 SASARAN STRATEGIS -8 : TERSEDIANYA ASN BALITBANG KP YANG


KOMPETEN, PROFESSIONAL DAN BERKEPRIBADIAN
Nilai sasaran strategis "Tersedianya ASN Balitbang KP yang kompeten,
p r o f e s s i o n a l d a n b e r k e p r i b a d i a n " sebesar 107,23%. Indikator kinerja yang ditetapkan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 120
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja utama
(IKU) sebagai berikut :
3.3.1.1.16 IKU KE -16. : INDEKS KOMPETENSI DAN INTEGRITAS
BALITBANG KP
Kompetensi dan intergritas pegawai sangat
penting bagi pegawai negeri sipil untuk
menciptakan pegawai yang profesional yang
dilakukan dengan cara peningkatan
kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuan yang diikuti
dengan kepatuhan sikap terhadap aturan dan
norma.

Perhitungkan indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP dilakukan


pada 4 (empat) variabel yaitu : 1). Kompetensi hasil asesment dengan
membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi/asesment dari
asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyarakatkan sesuai Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34/KEPMEN/SJ/2014; 2). Prosentase capaian
output pegawai pada e-SKP; 3. Prosentase tingkat kehadiran pegawai dan 4.
Kepatuhan ASN dalam pelaporan LHKPN. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh
nilai setiap variabel sebagai berikut :

Kompetensi
% Capaian % Tingkat % Pelaporan Indeks Kompetensi
Hasil
SKP Kehadiran LHKPN & Integritas
Assesment
41,66 80,88 55,40 75,54 63,37

Adapun capaian atas indikator kinerja indeks kompetensi dan integritas


Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Indeks kompetensi dan
65 63,26 97,3 77 62,89 81,6
integritas Balitbang KP

Baik (Capaian >=100%)

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 121
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Berdasarkan tabel diatas, untuk indikator indeks kompetensi dan integritas


Balitbang KP ini masih belum memenuhi target dengan beberapa faktor :
1. Asessment test yang dilakukan terhadap pejabat/staf lingkup Balitbang KP yang
menggandeng Universitas indonesia sebagai penguj tidak diaku hasilnyaole Biro
Kepegawaian, Sekretaria jenderal KKP;
2. Prosentase kepatuhan pengisian SKP masih rendah. Rendahnya nilai tersebut
disebabkan oleh ASN belum secara rutin dan tepat waktu mengisi capian kinerja
individu perbulan. Hal ini dikarenakan belum adanya sistem reward punishment
atas capaian kinerja individu. Saat ini perhitungan reward berupa tunjangan
kinerja didasarkan pada kepatuhan kehadiran pegawai;
3. Belum semua aparat sipil negara melaporkan kekayaannya sesuai Surat Edaran
Kementeria PAN da RB Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di lingkungan instansi
Pemerintah. Hal ini dikarenakan belum dilakukan sosialisasi atas aturan
tersebut. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah masih rendahnya
ketaatan ASN terkait dalam pelaporan LHKPN sesuai Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi,
Kolusi Dan Nepotisme serta Surat Edaran Kementerian PAN dan RB Nomor
SE/03/M.PAN/01/2005 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
NegaraTentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Upaya peningkatan kompetensi dan integritas bagi


aparatur sipil negara (ASN) akan terus dilakukan melalui
beberapa hal diantaranya :
1. Lelang jabatan terbuka melalui tes assesment yang telah
dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
diharapkan mampu menurunkan gap antara kompetensi
seorang pejabat dengan standar kompetensi suatu jabatan yang telah ditetapkan;
2. Memetakan kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil yang diharapkan
dapat berdampak pada keberhasilan organisasi;
3. Menyusun mekanisme reward and punishment atas capaian kinerja individu;
4. Melakukan sosialisasi dan bimtek pengisian formulir LHKPN.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 122
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3.3.1.1.17 IKU KE -17. : JUMLAH ASN YANG DITINGKATKAN
KOMPETENSINYA LINGKUP BALITBANG KP
SDM Balitbang KP baik PNS, CPNS maupun tenaga kontrak yang menempuh
pendidikan gelar (tugas belajar dalam dan luar negeri) yang sedang berjalan dan baru,
non gelar (diklat fungsional tertentu/diklatpim), pelatihan (kursus teknis dalam dan
luar negeri) dan izin belajar (yang berjalan) dalam rangka untuk meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi untuk menunjang tugas dan fungsinya.

Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah ASN yang ditingkatkan


kompetensinya lingkup Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R %
Jumlah ASN yang ditingkatkan
262 329 135,9
kompetensinya lingkup Balitbang KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Dari 262 (dua ratus enam puluh dua) ASN yang ditingkatkan
kompetensinya lingkup Balitbang KP yang diperjanjikan, dapat tercapai sebanyak 329
(tiga ratus dua puluh sembilan) ASN yang ditingkatkan kompetensinya atau sebesar
135,9%. Indikator kinerja jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup
Balitbang KP tahun 2016 tidak dapat dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015,
dikarenakan merupakan indikator kinerja baru/bukan merupakan lanjutan dari
indikator kinerja dari penetapan kinerja (PK) tahun 2015.

3.3.1.9 SASARAN STRATEGIS -9 : TERSEDIANYA MANAJEMEN


PENGETAHUAN BALITBANG KP YANG HANDAL DAN MUDAH DIAKSES
Nilai sasaran strategis " T e r s e d i a n y a m a n a j e m e n p e n g e t a h u a n B a l i t b a n g K P y a n g
h a n d a l d a n m u d a h d i a k s e s " sebesar 120,00%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk
mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 123
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3.3.1.1.18 IKU KE -18. : PERSENTASE UNIT KERJA BALITBANG KP
YANG MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN YANG
TERSTANDAR
Merujuk pada Permen PAN & RB Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management),
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan salah satu indikator
kinerja utamanya pada salah satu sasaran strategisnya yaitu Tersedianya manajemen
pengetahuan yang handal dan mudah diakses : Persentase unit kerja yang
menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%), dimana target
pada tahun 2016 sebesar 50%. Yang kemudian dipersempit pada level I, Balitbang KP
menetapkan menjadi Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang terstandar.

Sesuai dengan definisi pada manual indiaktor kinerja utama tingkat KKP,
Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan
teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan
untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Dimana formula yang digunakan
yaitu Unit Kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan dibandingkan
dengan total Unit Kerja seluruh Balitbang KP. Indikator kinerja ini diturunkan
(lingkup dipersempit) ke tingkat Eselon I, sehingga metode pengukurannya yaitu Unit
Kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan dibandingkan dengan total
Unit Kerja tingkat Pusat Lingkup Balitbang KP. Metode pengukuran yang digunakan
oleh KKP pada level Eselon I yaitu Persentase unit kerja level 1-2 yang bergabung di
sistem aplikasi dibagi unit kerja level 1-2.

Salah satu perangkat berbasis teknologi informasi yang digunakan sebagai


implementasi dalam pengukuran indikator kinerja ini yaitu Aplikasi Bitrix24, yang
dapat diakses melalui alamat https://www.kinerjakkp.bitrix24.com/ seperti terlihat
pada gambar berikut :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 124
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Gambar 3.28. S C R E E N S H O T A P L I K A S I B I T R I X 2 4

Pada level 1, Balitbang KP memiliki beberapa library yang dapat diakses


oleh pihak luar antara lain yang memuat Info terkait Baldan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan dan Hasil Litbang KP dari beberapa satuan
kerja. Selain itu Badan Penelitiam dam Pengembangan Kelautan dan Perikanan juga
mengikuti perkembangan pengetahuan yang dibagi (sharing) oleh Unit kerja Eselon I
maupun unit kerja di KKP.

Selain itu level I (Balitbang KP) juga telah terhubung satu sama lain dengan
unit 19 (sembilan belas) Eselon II, III, dan IV Lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dari target sebesar 50%, realisasi indikator
Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan
yang terstandar telah tercapai sebanyak 100%, dimana dari 19 (sembilan belas)
Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah
menggunakan aplikasi Bitrix24 dan saling terhubung satu sama lain.

Adapun capaian atas indikator kinerja Persentase unit kerja Balitbang KP


yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar di deskripsikan di
bawah ini.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 125
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Persentase unit kerja
Balitbang KP yang
menerapkan system 40 100 250,0 50 100 200,0
manajemen pengetahuan
yang terstandar

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Di tahun 2015, dari pengukuran capaian indikator kinerja persentase unit


kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar, diperoleh prosentase realisasi sebesar 200% yang menunjukkan 19
(sembilan belas) satuan kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan yang ditargetkan telah terhubung dengan Sistem bitrix24 untuk
berbagi data informasi yang saling dapat dimanfaatkan. Nilai capaian yang cukup
tinggi disebabkan sistem yang dipilih sebagai platform untuk manajemen
pengetahuan relatif sederhana dan sudah digunakan di beberapa organisasi di dunia.
Sistem tersebut mampu untuk membuat, menyimpan, mentransfer dan menerapkan
pengetahuan dalam organisasi dan pada tahun 2016 sebagai tahun pertama dalam
inisiasi penerapan knowladge management terstandar. Sistem bitrix24 tersebut
melengkapi sistem manajemen sederhana yang secara umum sudah digunakan untuk
berbagi informasi melalui e-mail, website atau media pertukaran informasi lainnya.

Tantangan kedepan dalam penerapan sistem manajemen pengetahuan


terstandar adalah membangun sistem pengetahuan terstruktur yang mampu
menyerderhanakan akses informasi, modul untuk pencarian data informasi,
pengolahan data dan klasifikasi dengan menyertakan perangkat untuk sistem jaringan
dengan pihak luar melalui pembangunan Pusat Data Kelautan dan Perikanan di
Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang akan
menjadi hub bagi Laboratorium Data yang dibangun oleh satuan kerja lingkup Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan jejaring laboratorium
data di Perguruan tinggi maupun instansi riset lainnya.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 126
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Capaian Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
tahun 2016 melebihi dari target yang ditetapkan berkat dukungan satuan kerja
lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang sudah
100% menerapkan aplikasi bitrix24 pada masing-masing unti kerjanya, seperti
berikut :

Grafik 3.4. C A P A I A N P E N G G U N A A P L I K A S I B I T R I X 2 4
LINGKUP PUSAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

3.3.1.10 SASARAN STRATEGIS -10. : TERSELENGGARAANYA BIROKRASI


BALITBANG KP YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN BERORIENTASI PADA
LAYANAN PRIMA
Nilai sasaran strategis " T e r s e l e n g g a r a n y a
birokrasi Balitbang KP yang efektif,
efisien, dan berorientasi pada
layanan prima " sebesar 99,36%.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk
mengukur keberhasilan sasaran tersebut
terdiri dari 2 (empat) IKU sebagai berikut :

3.3.1.1.19 IKU KE -19 :


NILAI KINERJA REFORMASI
BIROKRASI BALITBANG KP
Dalam rangka penerapan
reformasi birokrasi dan merujuk
pada Peraturan Menteri

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 127
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2014
tentang pedoman evaluasi reformasi birokrasi instansi pemerintah. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 telah dilakukan
penilaian atau evaluasi implementasi reformasi birokrasi yang dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Evaluasi dilakukan
terhadap 2 komponen utama yaitu komponen pengungkit (proses) dan komponen
hasil.

Reformasi Birokrasi bukan lagi sekedar tuntutan dari segenap elemen


masyarakat yang mengharapkan agar birokrasi dan terutama aparatur dapat
berkualitas lebih baik lagi. Reformasi birokrasi kini benar-benar menjadi kebutuhan
bagi aparatur pemerintahan. Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan
Balitbang KP pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang
pelaksanaan dilakukan melalui program-program meliputi :

Adapun capaian atas indikator kinerja nilai kinerja reformasi birokrasi


Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR 2015 2016


KINERJA UTAMA T R % T R %
Nilai kinerja
reformasi BB A A
105,8 88,31 98,1
birokrasi (80) (84,69) (90)
Balitbang KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Nilai capaian RB didasarkan pada hasil evaluasi RB Balitbang KP (November


2016) dengan masing-masing penilaian sebagai berikut :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 128
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tabel : 3.12. N I L A I C A P A I A N H A S I L E V A L U A S I
REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2016
NILAI EVALUASI (%) NILAI EVALUASI (%)
KOMPONEN RB
2015 2015 2016 2016
Manajemen Perubahan 3,89 77,80 4,74 94,79
Penataan peraturan
5 100 0,83 83,40
perundangan-undangan
Penataan dan penguatan
6 100 1,91 95,29
organisasi
Penataan tata laksana 4,63 92,53 4,38 87,63
Penataan sistem
14,20 94,64 14,86 99,08
manajemen SDM
Penguatan akuntabilitas 5,80 96,67 6 100,00
Penguatan pengawasan 10,15 84,58 11,03 91,89
Peningkatan kualitas
4,75 79,18 4,03 67,08
pelayanan publik
TOTAL PENGUNGKIT 54,41 56,03
Kapasitas dan akuntabilitas
14,86 74,29 84,50 16,98
kinerja pemerintah
Pemerintah yang bersih
7,47 75 7,35 73,00
dan bebas KKN
Kualitas pelayanan publik 7,95 80 7,95 80,00
TOTAL HASIL 30,28 79,5 32,27 80,8
TOTAL NILAI RB 84,69 88,31
Sumber : Lembar Kerja Evaluasi RB, 2016

Implementasi Reformasi Birokrasi Badan Penelitian dan Pengembangan


Kelautan dan Perikanan tahun 2016 mengalami perbaikan dan peningkatan yang
cukup signifikan (4,58%) bila dibandingkan tahun 2015, dan selalu meningkat
tersebut disebabkan oleh kesadaran akan pentingnya reformasi birokrasi di Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dan selalu menjadi rujukan bagi
Direktorat Jenderal Teknis lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam
menerapkan konsep reformasi birokrasi.

3.3.1.1.20 IKU KE -20 : NILAI SISTEM AKUNTABLITAS KINERJA


INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BALITBANG KP
Tahun 2014 merupakan cikal bakal/ awal tahun yang sangat strategis bagi
pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini ditandai dengan
telah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan ditandatanganinya MoU (nota
kesepahaman) antara Menteri PANRB dengan Menteri PPN/BAPPENAS, yang
mengatur tentang pengintegrasian/ penyelesarasan Sistem Perencanaan dan
Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Pusat. MoU tersebut mengatur arsitektur
perencanaan pembangunan nasional, pengintegrasian sistem perencanaan dan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 129
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
penganggaran, serta istilah-istilah yang digunakan. MoU tersebut diharapkan
memudahkan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat
Kedepan khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
sebagai salah satu unit kerja Eselon I dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan,
dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden tersebut, Instansi pemerintah


khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
(BALITBANG KP) didorong untuk lebih akuntabel dan lebih bertanggung jawab
terhadap kinerja atau hasil yang telah dicapai. Akuntabilitas Kinerja adalah suatu
kondisi dimana instansi pemerintah telah merubah orientasinya dari yang biasanya
berorientasi kepada anggaran (input) atau kegiatan (output) semata menjadi
berorientasi kepada hasil atau outcome.

Untuk mengetahui tingkat akuntabilitas instansi pemerintah terhadap


kinerjanya, setiap tahun Inspektorat Jenderal KKP melakukan evaluasi atas
akuntabilitas kinerja pada masing-masing unit eselon I Kementerian Kelautan dan
Perikanan, sedangkan Kementerian PANRB melakukan evaluasi atas akuntabilitas
kinerja pada tingkat kementerian Pusat/ daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri
PANRB Nomor 12 Tahun 2015 tentang pedoman evaluasi atas implementasi sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, terdapat beberapa predikat penilaian
akuntabilitas kinerja dari yang paling rendah yaitu kategori "D" sampai dengan yang
tertinggi yaitu kategori "AA", dengan penjelasan sebagai berikut :

Tabel : 3. 13. K A T E G O R I P E N I L A I A N
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)
NILAI KARAKTERISTIK
NO KATEGORI
ANGKA AKUNTABILITAS INSTANSI
> 90 - Sangat Memuaskan,
1 AA
100
> 80 - Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja tinggi, dan
2 A
90 sangat akuntabel
> 70 - Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem
3 BB
80 manajemen kinerja yang andal
Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem
> 60 -
4 B yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu
70
sedikit perbaikan
Cukup (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat
> 50 - kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk
5 CC
60 memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban,
perlu banyak perbaikan tidak mendasar
> 30 - Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan,
6 C
50 memiliki sistem untuk menejemen kinerja tapi perlu banyak

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 130
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NILAI KARAKTERISTIK
NO KATEGORI
ANGKA AKUNTABILITAS INSTANSI
perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar
Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan
7 D 0 - 30 untuk penerapan manajemen kinerja, perlu banyak
perbaikan, sebagaian perubahan yang sangat mendasar
Sumber: PERMEN PANRB 12, 2015

Komponen penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(SAKIP) meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja,
evaluasi internal dan capaian kinerja. Instansi pemerintah yang dinilai akuntabel atau
yang akuntablitas kinerjanya baik adalah instansi yang berdasarkan hasil evaluasi
memperoleh predikat minimal "CC" atau "Cukup Baik", dengan setiap komponen dan
sub-komponen penilaian diberikan alokasi nilai sebagai berikut :

Tabel : 3.14. K O M P O N E N D A N S U B - K O M P O N E N P E N I L A I A N
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)
NO KOMPONEN BOBOT SUB KOMPONEN
a) Rencana strategis (10%), meliputi : pemenuhan renstra
(2%), kualitas renstra (5%) dan implementasi renstra
Perencanaan (3%)
1 30%
Kinerja b) Perencanaan kinerja tahunan (20%), meliputi
pemenuhan RKT (4%), kualitas RKT (10%) dan
implementasi RKT (6%)
a) Pemenuhan pengukuran (5%)
Pengukuran
2 25% b) Kualitas pengukuran (12,5%)
Kinerja
c) Implementasi pengukuran (7,5%)
a) Pemenuhan pelaporan (3%)
Pelaporan
3 15% b) Kualitas pelaporan (7,5%)
Kinerja
c) Pemanfaatan pelaporan (4,5%)
a) Pemenuhan evaluasi (2%)
Evaluasi
4 10% b) Kualitas evaluasi (5%)
Internal
c) Pemanfaatan hasil evaluasi (3%)
a) Kinerja yang dilaporkan (outout) (5%)
Capaian
5 20% b) Kinerja yang dilaporkan (outcome) (10%)
Kinerja
c) Kinerja tahun berjalan (benchmark) (5%)
TOTAL 100%
Sumber: PERMEN PANRB 12, 2015

Adapun capaian atas indikator kinerja nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah (SAKIP) Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 131
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Nilai SAKIP Balitbang
83 83,48 100,5 84 84,50 100,6
KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Pencapaian nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah (SAKIP) Balitbang KP tidak lepas dari
kinerja seluruh Satker Lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016.
Pada tahun 2015 Sekretariat Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah
melaksanakan bimbingan teknis secara bertahap 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun dengan melibatkan seluruh Satker lingkup Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelauatan dan Perikanan dan pada tahun 2016 sudah
diimplementasi pengukuran mandiri Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) pada seluruh Satker lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelauatan dan Perikanan, dengan nilai 84,50 dari nilai maksimum 100
dengan predikat penilaiaan "A - Memuaskan", sebagaimana pada tabel berikut :
NO. KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT (%) NILAI
1. Perencanaan Kinerja 30 26,38
2. Pengukuran Kinerja 25 19,51
3. Pelaporan Kinerja 15 11,97
4. Evaluasi Internal 10 8,00
5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi 20 18,63
NILAI HASIL EVALUASI 5 KOMPONEN 100 84,50
PREDIKAT PENILAIAN AA/A/B/CC/C/D A

Beberapa catatan hasil penilaian SAKIP terhadap masing-masing komponen


manajemen kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
tahun 2016, sebagai berikut :
1. Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan belum
ditandatangani oleh Kepala Badan dan belum dipublikasikan dalam website
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan;
2. Laporan kinerja (LKj) triwulan III tahun 2016 belum ditandatangani oleh Kepala
Badan, dan laporan kinerja (LKj) triwulan IV tahun 2016 belum disusun;
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 132
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3. Reward and punishment terhadap keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja belum ada;
4. Menyusun ukuran capaian kinerja sampai eselon III dan IV dengan
memanfaatkan perjanjian kinerja untuk identifikasi kinerja, kemudian
selanjutnya dilakukan pengukuran secara berjenjang;
5. Menyusun dan menetapkan mekanisme pengumpulan data kinerja secara up to
date serta mencantumkan penanggungjawab secara jelas;
6. Melakukan pemantauan kinerja secara berkala dengan menggunakan rencana
aksi pengukuran kinerja;
7. Menggunakan hasil pengukuran kinerja sebagai dasar pemberian reward and
punishment;
8. Menyajikan informasi keuangan yang terkait pencapaian kinerja instansi pada
laporan kinerja;
9. Menggunakan LKj dalam perbaikan perencanaan untuk menilai dan
memperbaiki pelaksanaan program serta untuk peningkatan kinerja;
10. Menggunakan hasil evaluasi internal dalam memberikan alternatif perbaikan
kinerja.

Berdasarkan berita acara pemantauan tindak lanjut yang ditandatangani


pada tanggal 10 September 2016, bersama tim pemantauan tindak alnjut Inspektorat
Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Telah dilakukan pemantauan tindak
lanjut terhadap hasil pengawasan sistem akuntabilitas kinerja isntasni pemerintah
pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, dengan hasil
seluruh hasil temuan telah ditindaklajuti hingga tuntas semua, dengan rincian sebagai
berikut :

Tabel : 3.15. B E R I T A A C A R A P E M A N T A U A N T I N D A K L A N J U T
TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN
NO URAIAN JUMLAH NILAI
KEJADIAN SARAN
A TEMUAN
1. Awal 4 16 -
B TINDAK LANJUT
1. Tuntas 4 16 -
2. Proses - -
3. Pending - -
C SISA TEMUAN
1. Proses - - -
2. Pending - -

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 133
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tantangan ke depan akan semakin berat, maka upaya yang akan dilakukan
untuk peningkatan capaian indikator kinerja nilai sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (SAKIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
akan terus dilakukan melalui beberapa hal diantaranya :

Implemetasi PK
ke seluruh
Memanfaatkan informasi
unit kerja sampai
Laporan kinerja dan hasil
level individu
evaluasi AKIP dan evaluasi program
Optimalisasi sebagai feedback
implementasi untuk peningkatan
sistem akuntabilitas kinerja dan efektivitas
akuntabilitas program
berbasis TI hingga
tinggat individu
Memanfaatkan Menyederhanakan
hasil pengukuran substansi program dan
kinerja sebagai kegiatan agar fokus pada pencapaian hasil
dasar pemberian
reward &
punishment

Nilai sistem akuntabilitas kinerja instansi


"Kinerja tidak hanya dilihat pemerintah menunjukan tingkat akuntabilitas atau

dari sisi penyerapan pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap


penggunaan anggaran dalam rangka terwujudnya
anggaran tetapi juga pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result
oriented goverment). Perkembangan sistem akuntabilitas
dengan kesesuain dengan
kinerja instansi pemerintah Badan Penelitian dan
hasil yang diperoleh" Pengembangan Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2011
terus mengalami peningkatan sebagaimana capaian berikut :

Wakil Presiden RI
Jusuf Kalla

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 134
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERKEMBANGAN NILAI SAKIP BALITBANG KP

84.12 83.48 84.5


77.98 80.25

42.47

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber : Lembar Kerja Evaluasi SAKIP, 2016

3.3.1.11 SASARAN STRATEGIS -11 : TERKELOLANYA ANGGARAN


PEMBANGUNAN BALITBANG KP SECARA EFISIEN DAN AKUNTABEL
Nilai sasaran strategis " T e r k e l o l a n y a a n g g a r a n p e m b a n g u n a n B a l i t b a n g K P s e c a r a
e f i s i e n d a n a k u n t a b e l " sebesar 103,18%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk
mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) indicator kinerja utama (IKU)
sebagai berikut :

3.3.1.1.21 IKU KE -21. : NILAI KINERJA ANGGARAN BALITBANG KP


Berdasarkan PMK 249/2011 perlu dilakukan evaluasi kinerja suatu
program dari capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen RKA-K/L oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga (self-evaluation), meliputi tiga aspek evaluasi, yaitu
aspek implementasi, aspek manfaat, dan aspek konteks. Evaluasi kinerja atas aspek
implementasi untuk menghasilkan informasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian keluaran meliputi : penyerapan anggaran; konsistensi antara perencanaan
dan implementasi; pencapaian keluaran dan efisiensi. Untuk aspek manfaat
merupakan capaian indicator kinerja utama. Sedangkan evaluasi kinerja atas aspek
konteks dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi mengenai relevansi
masukan, kegiatan, keluaran dan hasil dengan dinamika perkembangan keadaan
termasuk kebijakan pemerintah.

Bobot kinerja aspek implementasi sebesar 33,3% dan aspek manfaat


sebesar 66,7%. Bobot masing-masing indicator pada aspek implementasi terdiri dari :
penyerapan anggaran 9,7%; konsistensi antara perencanaan dan implementasi
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 135
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
18,2%; pencapaian keluaran 43,5% dan efisiensi 28,6%. Selaanjutnya nilai kinerja
merupakan penjumlahan hasil perkalian antara nilai kinerja atas aspek implementasi
dan nilai kinerja atas aspek manfaat dengan masing-masing bobot berkenaan.

Nilai kinerja dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara nilai


kinerja atas aspek implementasi dan nilai kinerja atas aspek manfaat dengan masing-
masing bobot. Hasil penilaian kinerja sebagaimana diatas dikelompokan dalam
kategori sebagai berikut :

Tabel: 3.16. K A T E G O R I P E N I L A I A N K I N E R J A
NO NILAI ANGKA INTERPRESTASI
1 > 90% - 100% Sangat Baik
2 > 80% - 90% Baik
3 > 60% - 80% Cukup/Normal
4 > 50% - 60% Kurang
5 50% Sangat Kurang
Sumber: PERMEN KEUANGAN 249/PMK.02, 2011

Tata cara pengukuran indikator nilai kinerja anggaran Balitbang KP (%)


melalui beberapa proses tahapan diantaranya sebagai berikut : 1) Penyerapan
anggaran; 2) Konsistensi antara perencanaan dan implementasi; 3) Pencapaian
keluaran; 4) Efisiensi; 5) Aspek manfaat; 6) Capaian hasil; 7) Nilai Efisiensi; dan 8)
Nilai Kinerja.

NK = (I x WI) + (CH x WCH)


Dengan
I = (P x Wp) + (K x Wk) + (PK x WPK) + (NE x WE)
KETERANGAN :
NK : Nilai Kinerja
I : Nilai aspek implementasi
P : Penyerapan anggaran
K : Konsistensi antara perencanaan dan implementasi
PK : Pencapaian Keluaran
NE : Nilai Efisiensi
CH : Capaian Hasil
WI : Bobot aspek implementasi
WCH : Bobot capaian hasil
WP : Bobot penyerapan anggaran
Wk : Bobot konsistensi antara perencanaan dan implementasi
WPK : Bobot pencapaian keluaran
WE : Bobot efisiensi

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 136
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Adapun capaian atas indikator kinerja nilai kinerja anggaran Balitbang KP
dideskripsikan di bawah ini.

Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Nilai kinerja
anggaran Balitbang 80-90 92,46 100,5 85 90,40 106,3
KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Capaian indikator kinerja nilai kinerja anggaran Badan Penelitian dan


Pengembangan Kelautan dan Perikanan dipengaruhi oleh tingginya pencapaian
keluaran sebesar 99,7% dengan penyerapan anggaran senilai 79,28% sehingga
memberikan nilai efisiensi yang cukup besar yaitu 20,0%. Dengan demikian, nilai
kinerja anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
sebesar 90,40 dikategorikan sebagai sangat baik.

3.3.1.1.22 IKU KE -22. : PERSENTASE KEPATUHAN TERHADAP SAP


LINGKUP BALITBANG KP
Dasar hukum pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah Pusat (SAPP) pada
lingkup Balitbang KP (%) antara lain : 1) UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan
negara; 2) UU Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara; 3) PMK Nomor
171/PMK.05/2007 tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah
pusat; 4) PMK Nomor 196/PMK.05/2008 tentang tata cara penyusunan dan penyajian
laporan keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain pada bagian anggaran
pembiayaan dan perhitungan; 5) PMK Nomor 191/PMK.05/2011 tentang mekanisme
pengelolaan hibah; 6) PMK Nomor 230/PMK.05/2011 tentang sistem akuntansi
hibah; dan 7) PMK Nomor 233/PMK.05/2011 tentang perubahan atas PMK Nomor
171/PMK.05/2007 tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah
pusat.

Pembagian fungsi berdasarkan UU Nomor 1 tahun 2004 tentang


perbendaharaan negara pasal 51 : 1) Menteri keuangan selaku BUN
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 137
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana,
termasuk pembiayaan dan perhitungan (SA-BUN); 2) Menteri/Pimpinan Lembaga
selaku pengguna anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan,
aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja (SAI); dan
3) Akuntansi digunakan untuk menyusun LKPP sesuai dengan standar akuntansi
pemerintah.

Tujuan kebijakan umum sistem akuntansi pemerintah di lingkup Balitbang


KP terdiri dari 3 (tiga) yaitu :
1. Akuntabilitas, sebagai upaya untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan
sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Balitbang
KP dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan
keuangan pemerintah secara periodik.
2. Manajerial, menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan
dan pengelolaan keuangan Balitbang KP serta memudahkan pengendalian yang
efektif atas seluruh aset, utang dan ekuitas dana.
3. Transparansi, dalam pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakan
informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Indikator ini dilakukan berdasarkan analisis laporan hasil pemeriksaan


(LHP) keuangan tahun 2015. Indikator ini bertujuan untuk menganalisis secara
spesifik peran dan fungsi SPIP dalam meminimalasi tingkat kesalahan pencatatan
akuntansi. Formulasi yang ditetapkan untuk menghitung prosentase terhadap
kepatuhan SAP lingkup Balitbang KP dengan mempertimbangkan salah satunya nilai
temuan materiil oleh APIP terhadap total alokasi anggaran.

Berdasarkan data sementara dari hasil pemeriksanaan APIEP TA 2015 (per


Januari 2016) terdapat proporsi temuan materiil (terhadap total anggaran) sebesar
0,39%. Dengan demikian capaian atas indikator kinerja persentase kepatuhan
terhadap SAP lingkup Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 138
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Persentase kepatuhan
terhadap SAP lingkup 100 99,61 99,61 100 100 100,0
Balitbang KP

Baik (Capaian >=100%)


Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian

Nilai capaian indikator kinerja ini menunjukkan bahwa sudah cukup baik
karena pemantauan sistem pengendalian internal pemerintah sudah berjalan dengan
baik dalam mengontrol pelaksanaan kegiatan terutama pekerjaan fisik/belanja modal.
Peran tim teknis perlu diperkuat agar mampu bekerja sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Untuk itu, beberapa upaya perbaikan kinerja kedepan yang akan
ditempuh oleh Badan Penelitian dan Pengemabnagan Kelautan dan Perikanan berupa
: 1). Melaksanakan SPIP sesuai peraturan yang ditetapkan; 2). Membentuk tim teknis
yang kompeten; dan 3). melibatkan pihak eksternal dalam mengawasi berjalannya
proses pekerjaan.

3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN


Berdasarkan surat pengesahan DIPA (SP-DIPA) induk tahun anggaran 2016 dari Dirjen Anggaran,
Kementerian Keuangan dengan Nomor SP DIPA-032.11-0/2016 dan dengan nomor digital stamp (DS) 9281-
3724-3292-6015 tertanggal 7 Desember 2015, maka alokasi anggaran untuk Badan Penelitan dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah Rp. 888.929.232.000,-. Pagu tersbut terdiri dari Rupiah Murni
Rp. 815.164.421.000,-; PNBP Rp. 1.653.323.000,- dan PLN INDESO Rp. 72.111.488.000,-. DIPA Induk tersebut
dituangkan dala 19 DIPA petikan Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan yang terbagi dalam tujuh kegiatan Eselon II sebagai berikut :

Tabel 3.17. P A G U A N G G A R A N B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N K E L A U T A N D A N
PERIKANAN TAHUN 2016 PER-JENIS BELANJA
Rp. (000)
BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA
KODE URAIAN JUMLAH
(OPERASIONAL) OPERASIONAL NON OPS MODAL
032.11 Balitbang KP 189,713,441 87,306,225 318,409,180 293,500,386 888,929,232
Program Litbang Iptek
032.11.04 189,713,441 87,306,225 318,409,180 293,500,386 888,929,232
KP
Litbang Iptek Daya
2368 17,779,673 7,964,687 17,981,000 2,865,389 46,590,749
Saing Produk dan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 139
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA
KODE URAIAN JUMLAH
(OPERASIONAL) OPERASIONAL NON OPS MODAL
Bioteknologi KP
Penelitian Sosial
2369 Ekonomi dan Analisis 11,408,710 2,622,248 18,350,484 1,087,741 33,469,183
Kebijakan
Litbang Iptek
2370 118,747,489 52,061,922 143,854,612 33,828,575 348,492,598
Perikanan
Litbang Iptek
2372 3,726,508 2,581,307 6,245,149 5,751,920 18,304,884
Instrumentasi
Litbang Iptek Sumber
2373 10,579,943 6,633,964 30,885,746 145,628,636 193,728,289
Daya Laut dan Pesisir
Dukungan Menajemen
dan Pelaksanaan Tugas
2374 22,737,061 12,168,999 92,178,089 102,781,027 229,865,176
Teknis Lainnya
Balitbang KP
Peneliti Kewilayahan
5746 4,734,057 3,273,098 8,914,100 1,557,098 18,478,353
dan Klimat KP

Tabel 3.18. P A G U A N G G A R A N B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N K E L A U T A N D A N
PERIKANAN TAHUN 2016 PER - SUMBER DANA
RUPIAH
KODE URAIAN PNBP PHLN JUMLAH
MURNI
032.11 Balitbang KP 815,164,421 1,653,323 888,929,232
032.11.04 Program Litbang Iptek KP 815,164,421 1,653,323 72,111,488 888,929,232
Litbang Iptek Daya Saing Produk dan
2368 46,559,749 31,000,000 72,111,488 46,590,749
Bioteknologi KP
Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis
2369 33,461,683 7,500,000 33,469,183
Kebijakan
2370 Litbang Iptek Perikanan 346,915,353 1,577,245 348,492,598
2372 Litbang Iptek Instrumentasi 18,304,884 18,304,884
2373 Litbang Iptek Sumber Daya Laut dan Pesisir 193,728,289 193,728,289
Dukungan Menajemen dan Pelaksanaan
2374 157,753,688 72,111,488 229,865,176
Tugas Teknis Lainnya Balitbang KP
5746 Peneliti Kewilayahan dan Klimat KP 18,440,775 37,578 18,478,353

Dalam anggaran Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun
2016 sejumlah Rp. 229,865,176,000,- terdapat alokasi PHLN INDESO senlai Rp. 72,111,488,000,- untuk
melanjutkan kegiatan INDESO pada tahun 2015 berada di Satker P3TKP yang menjadi inaktif karena
reorganisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Selain itu dalam anggaran
Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan terdapat output cadangan senilai
Rp. 85,252,725,000,- yang terdiri dari Belanja Pegawai Rp. 7,398,845,000,- Belanja Barang Rp.
52,382,981,000,- dan Belanja Modal Rp. 25,470,899,000,- yang sedianya dialokasikan untuk 2 (dua) Balai
Besar baru yang sampai akhir Desember 2015 masih dalam proses penerbitan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan. Adapun 2 (dua) Balai Besar tersebut adalah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Kelautan serta Balai Besar Penelitian Inovasi dan Alih Teknologi Kelautan dan Perikanan. Rincian
output cadangan tersebut adalah sebagai berikut :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 140
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NO URAIAN ANGGARAN (Rp.000)
1 Balai Besar Litbang Teknologi KP 49,676,423
a Belanja Manajerial 7,837,233
b Belanja Litbang 7,917,030
c Belanja Modal 23,000,000
d Belanja Pegawai 10,922,160
Uang lembur 83 Pegawai eks P3TKP 100,260
Tunjangan Kinerja 83 Pegawai eks P3TKP 7,298,585
Operasional Perkantoran Eks P3TKP 3,523,315
2 Balai Besar Penelitian Inovasi dan AT KP 35,576,302
a Belanja Manajerial 4,481,495
b Belanja Litbang 28,623,908,000
c Belanja Modal 2,470,899,000
JUMLAH 85,252,725,000

Adapun beberapa revisi anggaran sepanjang tahun 2016, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Revisi nomenklatur dan kewenagan Satker Pusat sebagai tndaklanjut Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan dan Tata kerja Kementerian Kelauatan dan Perikanan, yaitu :
i. Revisi nomenklatur Satker 427737 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan budidaya
(P4B) menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan budidaya (PUSLITBANGKAN) yang
merupakan penggabungan dua Satker Pusat, yaitu Satker 634125 Pusat Penelitian Pengelolaan
Perikanan dan konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) dan P4B. Revisi in merupakan kewenangan
kantor wilayah Dirjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta;
ii. Revisi di Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan terkait perubahan nomenklatur dan
kewenangan :
Satker 452904, semula Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP) dan Kewenangan Kantor Daerah (KD) menjadi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan
(P3DSBPKP) dengan kewenangan kantor pusat (KP);
Satker 452910 semula Balai Besar Penlitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP)
dengan kewenangan KD menjadi Pusat Penlitan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (PPSEKP)
dengan kewenangan KP.
b. Revisi buka blokir dan antar kegiatan (10 Me 2016) dengan kewenangan Ditjen Anggaran Kemenkeu,
yaitu :
i. Revisi buka blokir anggaran Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelauatan dan Perikanan
dilakukan menindaklanjuti Surat Menteri Kelautan dan Perikanan kepa Menteri Pendayagunaan
Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 238/SJ/OT.210/IV/2016 tertanggal 13 April 2016
tentang penataan organisasi dan tata kerja UPT d lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan. Dalam surat tersebut Kementerian kelautan dan Perikanan menunda
pembentukan 2 (dua) Balai Besar yakni Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kelautan
serta Balai Besar Penelitian Inovasi dan Alih Teknologi Kelautan dan Perikanan. Terkait dengan
penundan tersebut, maka KKP mengadakan pengalihan tugas, fungsi, serta kegiatan dan anggaran
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 141
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
kedua Balai Besar tersebut ke Pusat-Pusat lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan termasuk penataan SDM dan BMN. Surat Menteri Kelautan dan Perikanan ini ditindaklanjuti
dengan terbitnya keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
Nomor 118/KEP-BALITBANGKP/2016 tentang pengalihan tugas, fungsi, kegiatan dan anggaran
lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dalam revisi buka blokir ini
terjadi pergeseran anggaran antar Satker kegiatan dalam satu program, ayitu pergeseran anggaran
dari Sekretariat Badan Penellitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ke Puslitbangkan,
P3SDLP, P3DSBPKP dan BPOL. Dalam revisi buka blokir ini disertai pula pergeseran anggaran PHLN
INDESO dari Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ke BPOL;
ii. Revisi perpindahan kegiatan antar kegiatan merupakan tindak lanjut penundaan pembentukan 2 (dua)
Balai Besar sebagaimana Surat Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 238/SJ/OT.210/IV/2016 serta
keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Nomor 5/KEP-
BALITBANGKP/2016 tentang kedudukan unit pelaksana teknis lingkup Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dengan penundaan pembentukan 2 (dua) Balai Besar maka
kegiatan dan anggaran dalam dokumen rencana kerja (RENJA) dan RKA-KL 2 (dua) Balai Besar
tersebut dialihkan ke Kegiatan Eselon II/Pusat lain. Revisi ini melibatkan perpindahan kegiatan pada
tiga UPT Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yaitu :
BPOL : Semula Penelitian Kewilayahan dan Klimat Kelautan dan Perikanan (5746) menjadi Penelitian
dan Pengembangan Iptek Sumber daya Laut dan pesisir (2373);
LPTK : semual Penelitian dan Pengembangan Iptek Instrumentasi kelautan dan Perikanan (2372)
menjadi Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber Daya Laut dan pesisir (2373);
LPPMPHP : semula Penelitian dan Pengembangan Iptek Instrumentasi Kelautan dan Perikanan
(2372) menjadi Penelitian dan Pengembangan Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan
dan perikanan (2368).
c. Revisi APBN-P 2016 (5 Agustus 2016) dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 tahun
2016 tertanggal 12 Mei 2016 tentang langkah-langkah penghematan dan pemotongan Belanja
Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun
anggaran 2016 serta meindaklanjuti Surat Menteri Keuangan Nomor S-377/MK.02/2016 tertanggal 13
Mei 2016 tentang penghematan/pemotongan anggaran belanja K/L Tahun 2016. Dalam Inpres dan surat
Menkeu tersebut, besaran target penghematan anggaran KKP adalah Rp. 2,890,470,303,000,- dari
anggaran semula Rp. 13,801,192,731,000,-. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan, kesimpulan rapat kerja
Menteri Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV DPR-RI tanggal 27 Juni 2016 serta hasil retreat KKP
27-29 Juni 2019, maka perubahan Pagu anggaran APBN-P tahun 2016 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah sebesar Rp. -230,447,616,000,- yang terdiri dari
penghematan I senilai Rp. -190,447,510,000,- dan penghematan II Rp. -40,000,106,000,-. Revisi APBN-P
ini melibatkan penghematan anggaran dari seluruh Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 142
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kelautan dan Perikanan yaitu 19 Satker. Dalam APBN-P ini juga dilakukan droploan PHLN INDESO pada
Satker BPOL senilai Rp. 15,777,441,000,- yaitu semula Rp. 72,111,488,000,- menjadi Rp. 56,334,047,000,-.
Selain itu terdapat pula penambahan anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan senilai Rp. 19,784,000,000,- sebagai reward pelaksanaan anggaran tahun 2015. Reward
tersebut dialokasikan di Sekretariat sebagai belanja pegawai transito (512412) dalam posisi terblokir
dengan kode blokir 2 (alokasi harus dilengkapi dasar hukum pengalokasiannya dan/atau dokumen
terkait) yang direncanakan akan digunakan sebagai tambahan anggaran dalam kenaikan tunjangan
kinerja tahun 2016.
d. Revisi penghematan anggaran melalui blokir mandiri (self blocking) 3 Oktober 2016 sebagai tindaklanjut
Inpres nomor 8 tahun 2016 tertanggal 26 Agustus 2016 tentang langkah-langkah penghematan belanja
kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan
tahun anggaran 2016. Besaran self blocking anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan sebagaimana Nota Dinas Sekretaris Jenderal KKP Nomor 244/SJ/IX/2016 tertanggal 28
September 2016 tentang rekomposisi ke Dua penghematan anggaran belanja self blocking awal Rp. -
81,012,000,000,- dan self blocking reward Rp. 19,784,000,000,-. Revisi self blocking ini hanya melibatkan
16 Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan selain BBPPBL Gondol,
BPPI Sukamandi dan LPPMPHP Bantul.
e. Revisi penambahan pagu pemanfaatan PNBP tahun 2016 (18 november 2016) sebagai tindaklanjut
terlampauinya target penerimaan PNBP fungsional pada Satker BBPPBL Gondol dan BPPI Sukamandi.
Usulan revisi penambahan pagu pemanfaatan dari Satker BBPPBL sebesar Rp. 84,823,000,- digunakan
dalam pengadaaan sarpras laboratorium, sementara Satker BPPI sebesar Rp. 321,683,000,- digunakan
untuk kegiatan Litbang dan pengadaan sarpras laboratorium;
f. Revisi pencantuman anggaran PHLN INDESO tahun 2016 pada Satker BPOL (15 Desember 2016) sebagai
tindak lanjut surat Kepala KPPN khusus pinjaman hibah Ditjen Perbendaharaan Kanwil DKI Jakarta
Nomor S-962/WPB.12/KP.0621/2016 tentang penyediaan pagu anggaran atas withdrawal aplication
(WA) tahun 2015 untuk penerbitan surat perintah pengesahan/pembukuan (SP3). Hal ini dilatarbelakangi
SP3 PHLN INDESO tahun 2015 tidak dapat diterbitkan karena pagu INDESO pada DIPA satker P3TKP (in-
aktif) sebesar Rp. 59,249,601,000,- tidak mencukupi penarikan sejumlah USD 4,399,941 (setara Rp.
60,697,186,095). Penyediaan pagu sebagaimana dimaksud dilakukan melalui mekanisme revisi
pencantuman anggaran dengan nilai pebulatan menjadi Rp. 60,697,187,000,-.
g. Selain yang disebutkan di atas, masih terdapat beberapa revisi yang menjadi kewenangan kanwil Ditjen
Perbendaharaan masing-masing perbendaharaan masing-masing provinsi sesuai lokasi Satker Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, di antaranya revisi pencantuman pagu anggaran
HLL pada Satker BBPPBL Gondol, BPOL Perancak dan Puslitbangkan.

Setelah melalui serangkaian revisi sepanjang tahun, maka pagu anggaran Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 per-31 Desember 2016 aadalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 143
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ANGGARAN
RUPIAH
KODE SATKER PNBP PLN HLL JUMLAH SELFBLOCK TANPA SELF
MURNI
BLOCK
622103 SEKRETARIAT 72,473,306 72,473,306 (22,810,249) 49,663,057
427737 PUSLITBANGKAN 50,739,019 3,351,550 54,090,569 (791,767) 53,298,802
427712 BPPL 45,877,353 45,877,353 (3,000,000) 42,877,353
237821 BP3U 21,379,912 13,000 21,392,912 (48,592) 21,344,320
660045 BP2KSI 15,951,393 15,951,393 (300,000) 15,651,393
660054 LPPT 8,400,685 8,400,685 (100,000) 8,300,685
427721 BBPPBL 37,435,526 414,823 1,400,084 39,250,433 39,250,433
238094 BPPBAP 34,465,741 855,817 35,321,558 (158,323) 35,163,235
237270 BPPBAT 24,846,055 125,250 24,971,305 (66,670) 24,902,635
452929 BPPBIH 16,819,141 75,000 16,894,141 (600,000) 16,294,141
660052 BPPI 17,714,396 415,037 18,129,433 18,129,433
649679 LPPBRL 9,178,435 9,178,435 (325,857) 8,852,578
634150 P3SDLP 118,911,012 118,911,012 (65,643,810) 53,267,202
660053 LPSDKP 10,069,524 10,069,524 (272,636) 9,796,888
452935 BPOL 36,111,058 37,578 117,031,234 18,131 153,198,001 (3,462,793) 149,735,208
660057 LPTK 9,905,437 9,905,437 (621,877) 9,283,560
452904 P3DSBPKP 40,831,974 31,000 40,862,974 (1,641,426) 39,221,548
660055 LPPMPHP 5,735,005 5,735,005 5,735,005
452910 PPSEKP 27,655,833 7,500 27,663,333 (950,000) 26,713,333
JUMLAH 604,500,805 1,975,005 117,031,234 4,769,765 728,276,809 (100,796,000) 627,480,809

Capaian realisasi anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun
2016 sebesar 79,28%. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2016 berdasarkan jenis belanja, dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 3.19. P A G U D A N R E A L I S A S I A N G G A R A N T A H U N 2 0 1 6 ( P E R - B E L A N J A )

NO BELANJA PAGU REALISASI %

1 Belanja Pegawai 201,905,185,000 162,290,028,930 80,38

2 Belanja Barang 289,900,483,000 253,158,594,831 87,33

3 Belanja Modal 236,471,141,000 161,935,837,085 68,48

Jumlah 728,276,809,000 577,384,460,846 79,28

Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 9 Feb 2017

Sampai dengan tanggal 9 Februari 2017, realisasi anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan sebesar Rp. 577,384,460,846,- atau 79,28% dari total anggaran sebesar Rp.
728,276,809,000,-. Sesuai dengan tabel di atas diatas maka realisasi tertinggi menurut per-belanja adalah
belanja barang sebesar 87,33%, diikuti oleh realisasi belanja pegawai sebesar 80,38% dan belanja modal
sebesar 68,48%. Dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2015 sebesar 80,03%, performance realisasi
anggaran tahun 2016 lebih kecil dengan nilai 79,28% (status akses OMSPAN, 9 Februari 2017).

Tabel 3.20. P A G U D A N R E A L I S A S I A N G G A R A N T A H U N 2 0 1 6 ( P E R - K E G I A T A N )

NO PROGRAM/ KEGIATAN PAGU REALIASI %


PROGRAM PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN IPTEK KELAUTAN DAN 728,276,809,000 577,384,460,846 79,28
PERIKANAN
1 Peningkatan Dukungan Manajemen dan 72,473,306,000 40,431,554,447 55,79
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 144
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NO PROGRAM/ KEGIATAN PAGU REALIASI %
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan
Penelitian Kewilayahan dan Klimat
2 3,989,396,000 3,612,789,323 90,56
Kelautan dan Perikanan
Penelitian dan Pengembangan Iptek
3 289,458,217,000 264,300,799,817 91,31
Perikanan Budidaya
Pengkajian dan Perekayasaan
4 1,781,623,000 1,724,627,878 96,80
Teknologi Kelautan dan Perikanan
Penelitian dan Pengembangan Iptek
5 Kewilayahan, Dinamika dan Sumber 287,220,052,000 204,256,767,971 71,12
Daya Laut dan Pesisir
Penelitian dan Pengembangan Iptek
6 Pengolahan Produk dan Bioteknologi 45,690,882,000 38,629,534,915 84,55
Kelautan dan Perikanan
Penelitian dan Perekayasaan Sosial
7 27,663,333,000 24,428,386,495 88,31
Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Dalam table di atas menunjukan realisasi anggaran per-kegiatan (Eselon II) dengan realisasi
tertinggi pada kegiatan pengkajian dan perekayasaan teknologi kelautan dan perikanan sebesar 96,80% dan
terendah pada kegiatan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebesar 55,79%. Beberapa catatan atas anggaran yang
tidak terserap antara lain :
1. Terdapat self blocking anggaran sebesar Rp. 100.796.000.000 (13,84%);
2. Terdapat alokasi anggaran untuk kenaikan tunjangan kinerja yang tidak dapat diserap karena Perpres
dan Permen KP terkait pembayaran kenaikan tunjangan kinerja tidak terbit;
3. Terdapat sisa anggaran Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp. 2.456.047.134 (0,34%), karena ada selisih
kurs;
4. Terdapat sisa anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 411.080.226 (0,06%), karena
target penerimaan tidak tercapai;
5. Terdapat sisa anggaran Hibah Luar Negeri sebesar Rp. 1.045.098.930, dan akan menjadi luncuran pada
kegiatan hibah tahun 2017.

Jika membandingkan dengan alokasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp. 775,617,749,000,-, anggaran
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan untuk DIPA awal (Rp. 527,223,345,000,-)
mengalami kenaikan dan untuk pagu DIPA APBN-P (Rp. 762,223,345,000,-) mengalami kenaikan menjadi
44,57% dibandingkan dengan DIPA awal. Adapun ditinjau dari realisasi anggaran, performance penyerapan
anggaran di tahun 2015 lebih tinggi (80,03%) dari pada tahun 2016 (79,28%), salah satu faktor penyebab
utama adalah DIPA Revisi APBN-P terbit pada bulan maret 2016 sehingga pelaksanaan kegiatan baru
dilaksanakan di triwulan II/III serta kebijakan self blocking.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 145
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

100
90 96,19
80
86,64
70 80,38 80,03
60 87,33
68,48 79,28
50 62,48 2015
40 2016
30
20
10
0
B. Pegawai B. Barang B. Modal Total

Grafik 3.5. P E R B A N D I N G A N R E A L I A S I P E R - J E N I S B E L A N J A 2 0 1 5 - 2 0 1 6

Tabel 3.21. P A G U D A N R E A L I S A S I A N G G A R A N T A H U N 2 0 1 6

Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 9 Feb 2017

Pada tahun 2016, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mengelola pagu
sebesar Rp. 728,276,809,000,-, yang berumber dari rupiah murni (Rp. 604,500,805,000,-), PNBP (Rp.
1,975,005,000,-), HLN (Rp. 4,769,765,000,-) dan pinjaman luar negeri (Rp. 117,031,234,000,-). Khusus untuk
anggaran HLN telah tercatat sebaga realisasi di Kementerian Keuangan sebesar Rp. 3,724,666,070,- atau
21,91% sedangkan sisa pagu HLN yang belum terserap sebesar Rp. 1,045,098,930,-, dengan beberapa catatan
terkait pelaksanaan hibah dan pinjaman yang perlu mendapat perhatian antara lain :
a. Kegiatan Developing Research Capacity for Management of Indonesia-s Pelagic Fisheries Resources yang
dilaksanakan oleh Satker Puslitbangkan, Perjanjian kerjasamanya berakhir pada 31 Desember 2016
namun beberapa kegiatan belum dapat dilaksanakan contohnya penelitian tingkah laku ikan memerlukan
peralatan survey acoustic equipment, dimana peralatan tersebut diprioritaskan untuk pelaksanaan survey
stock assessment BPPL (APBN) di tahun 2016 sehingga belum dapat dilaksanakan. Biaya kegiatan sudah
dikirimkan ke Indonesia namun belum dapat direalisasikan;
b. Kegiatan Sustainable Management of Highly Mirgatory Fish Stocks in The West Pacific and East Asian Seas
yang dilaksanakan oleh Satker Puslitbangkan, Kegiatan pembuatan Guideline mitigasi dan adaptasi
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 146
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dampak perubahan iklim pada perikanan tuna di wilayah WCPFC Indonesia belum dapat dilaksanakan;
c. Kegiatan Enabling Enforcement Through Improved Use Of Monitoring Information To Support Surveillance
Activities yang dilaksanakan oleh Satker Puslitbangkan, training luar negeri baru dapat dilaksanakan 1 kali
yang rencananya dilaksanakan 2 kali pada tahun 2016, dikarenakan keterlambatan proses regristrasi;
d. Kegiatan Expanding Spiny Lobster Aquaculture in Indonesia yang dilaksanakan oleh Satker BBPPBL,
Kesulitan untuk mendapatkan benih dan baby lobster untuk kegiatan 2017, dan nelayan tidak melakukan
penangkapan lobster mengikuti regulasi MenKP tentang penangkapan lobster;
e. Kegiatan Establish of ICCOC (Indonesia-China Center for Ocean and Climate) yang dilaksanakan Satker
P3SDLP, MoU kerjasama Indonesia Tiongkok telah habis masa berlakunya pada bulan Mei 2013; Posisi
draft MoU Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat (d/h PUSKITA) sejak bulan Maret 2015; sampai
sekarang tidak ada perkembangan lebih lanjut; dan SOA sudah mengirimkan surat resmi kepada Menteri
KP per tanggal 17 Februari 2016 mengenai kelanjutan kerjasama Indonesia Tiongkok. Menunggu
instruksi lebih lanjut dari Men KP.
f. Kegiatan Installation Services of an Infrastructure for Operational Oceanographic System in Indonesia
(INDESO) yang dilaksanakan oleh Satker BPOL, Keterbatasan jumlah pegawai dengan beban dan tanggung
jawab kerja yang tinggi (Keberhasilan akuisisi data dan ketepatan analisis menjadi informasi/acuan
penting dalam sebuah operasi laut); jam kerja harian rata >12 jam/hari (termasuk Sabtu-Minggu jika ada
operasi laut); sebagian besar personil merupakan NON PNS; dan dukungan anggaran dalam operasional
rutin (Anggaran koordinasi lintas institusi, Lembur).

Lebih lanjut, untuk sumber pendanaan dari PNPB tahun 2016, dari total pagu Rp. 1,975,005,000,-
terealisasi sebesar 78,85%. Realisasi tersebut lebih rendah dari penggunaan PNBP di tahun 2015 sebesar Rp.
2,278,297,000,- atau 96,46%. Pelaksanaan kegiatan dari sumber PNBP di tahun 2016 dibandigkan dengan
tahun 2015 dari target menurun 15,61%.

Tindak lanjut untuk masing-masing Satuan kerja terkait permasalahan/kendala kegiatan pinjaman
luar negeri dan hibah langsung laur negeri lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan tahun 2016 sebagai berikut :
a. Kepala Satker agar melakukan pencantuman anggaran hibah dan pinjaman agar segera melakukan revisi
DIPA TA 2015 dan berkoordinasi dengan bidang terkait, serta segera mengusulkan pengesahan realisasi
hibah dan pinjaman ke Kementerian Keuangan;
b. Kepala Satker agar memantau dan mengawal proses pengusulan, pelaksanaan, dan pelaporan, serta
penutupan kegiatan hibah yang dilaksanakan oleh satker, sesuai dengan ketentuan Permen KP Nomor
23/PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Hibah Luar Negeri di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
c. Kepala Satker agar menyusun grand design pelaksanaan hibah dan pinjaman, untuk dapat diajukan ke
dalam dokumen Green Book dan Blue Book (Daftar Rencana Prioritas Pinjaman/ Hibah Luar Negeri)
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 147
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Bappenas.

90 JAN
80 FEB
MAR
70
APR
60
MEI
50 JUN
40 JUL
30 AGT

20 SEPT
OKT
10
NOV
0
DES
2015 2016

Gambar 3.28. PROSENTASE P E N Y E R A P A N A N G G A R A N


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 - 2016

Secara umum penyerapan anggaran perbulan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan menunjukan pola yang seragam pada kurun waktu tahun 2015-2016. Lonjakan penyerapan
anggaran banyak dipengaruhi oleh realisasi belanja modal yang meningkat pada triwulan IV tahun 2015.
Adapun pada tahun 2016, lonjakan penyerapan anggaran juga terdapat pada belanja modal dan terakumulasi
di bulan desember 2016. Untuk itu beberapa rekomendasi untuk perbaikan kinerja pelaksanaan anggaran
tahun selanjutnya antara lain :
(1) Melaksanakan Proses pengadaan barang dan jasa paling lambat akhir triwulan I;
(2) Untuk menghindari lelang ulang, agar membentuk tim teknis yang kompeten dan mempersiapkan
dokumen HPS/spesifikasi barang dan jasa secara lengkap;
(3) Mempercepat proses revisi DIPA (al : blokir anggaran atau hasil kebijakan pimpinan) yang sekiranya
dapat mengganggu pelaksanaan anggaran;
(4) Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Kelautan No..dengan menyusun ROK dan melaksanakan kegiatan
sesuai ROK yang telah ditetapkan;
(5) Melakukan pengelolaan anggaran sesuai peraturan yang berlaku terutama terkait dengan penyelesaian
SPJ pembelanjaan anggaran; dan
(6) Meningkatkan peran SPIP dan melakukan evaluasi serta pemantauan intensif atas faktor-faktor resiko
yang dapat menganggu pelaksanaan kegiatan.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 148
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3.5 ANALISIS CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA
3.5.1 CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA
Di samping capaian atas indikator kinerja untuk mewujudkan tujuan dan sasaran strategis
diatas terdapat beberapa keberhasilan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan tahun 2016 antara lain :
(1) SERTIFIKASI LIPI AKREDITASI JURNAL ILMIAH
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan yang diterbitkan oleh Pusat
Penelitian Sosial EKonomi Kelautan dan Perikanan memperoleh pengakuan sebagai jurnal ilmiah
dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) setelah mendapatkan sertifikat akreditasi
jurnal ilmiah yang diserahkan oleh Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI, Prof. Dr. Dwi Eny Djoko
Setyono, M.Sc,. Penyerahan Sertifikat Akreditasi Majalah Ilmiah Periode II Tahun 2016 yang
merupakan hasil sidang akreditasi majalah ilmiah periode II, tanggal 31 Agustus 2016. Sidang
Periode II 2016 telah mengimplementasikan peraturan baru yakni PerKa LIPI Nomor 3 Tahun
2014 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah yang telah diberlakukan secara penuh
mulai 1 April 2016. PerKa LIPI tersebut mendorong majalah ilmiah (khususnya yang diterbitkan
oleh lembaga litbang) untuk tidak lagi dikelola secara tercetak (printed), namun harus dikelola
secara elektronik (e-journal). Total 18 jurnal majalah ilmiah dari berbagai instansi dan organisasi
profesi melakukan usulan akreditasi baru dan ulang, terdiri dari 2 majalah ilmiah usulan
akreditasi baru dan 16 majalah ilmiah akreditasi ulang.

Hasil sidang diputuskan 11 majalah ilmiah terakreditasi dan 7 majalah ilmiah tidak
terakreditasi. Masa berlaku bagi jurnal terakreditasi dengan aturan baru ini adalah lima tahun,
namun akan tetap dipantau dan dievaluasi secara ketat. Sertifikat diserahkan oleh Ketua Panitia
Penilai Majalah Ilmiah (P2MI-LIPI) LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc., didampingi Kepala
Pusbindiklat Peneliti LIPI kepada 11 redaksi Majalah Ilmiah Terakreditasi LIPI. Sebagai informasi
sampai dengan bulan Oktober 2016 terdapat 199 Majalah Ilmiah yang telah terakreditasi LIPI.
Jumlah tersebut mengalami penurunan dari jumlah periode sebelumnya yaitu 204 majalah ilmiah,
karena terdapat pengurangan sejumlah 7 jurnal yang tidak lolos akreditasi ulang, meskipun
terdapat penambahan jurnal baru yang terakreditasi sebanyak 2 majalah ilmiah.

Redaksi Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelutan dan Perikanan terus mengajak para
peneliti, akademisi, dan praktisi di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan untuk
mempublikasikan hasil penelitiannya di Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Mulai
tahun 2017 Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelutan dan Perikanan diterbitkan secara elektronik
(e-journal), sehingga para penulis bisa mendaftarkan naskahnya secara online melalui laman
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jkse.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 149
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Gambar 3.29. P E N Y E A H A N S E R T I F I K A T A K R E D I T A S I J U R N A L K E B I J A K A N S O S I A L
EKONOMI KP DI PUSBINDIKLAT LIPI, CIBINONG

(2) PENGUKUHAN PROFESOR RISET


Pada Tahun 2015, Jumlah Profesor riset yang dikukuhkan tidak terealisasi, hal ini
disebabkan naskah orasi ilmiah yang diajukan oleh kandidat profesor riset masih belum
memenuhi tata cara penulisandan gaya selingkung naskah orasi ilmiah sesuai dengan panduan
penulisan naskah orasi profesor riset. Sedangkan pada
tahun 2016 memenuhi target yang ditetapkan sebagai
profesor riset dan kandidat yang diajukan adalah
sebagai berikut :
a) Dr.Ir.Agus Djoko Utomo, M.Si, dengan bidang
kepakaran Sumberdaya dan Lingkungan, dengan
judul orasi "optimalisasi pengelolaan suaka
perikanan di rawa banjiran untuk kelestarian sumber daya ikan";
b) Dr.Ir.Agus Heri Purnomo, M.Sc, dengan
bidang kepakaran Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan, dengan judul
orasi "model pengelolaan loka adaptif
terpandu (PLAT) untuk optimalisasi

manfaat sumber daya hayati laut


nonkonvesional";
c) Dr.Ir. Ekowati Chasanah, M.Sc, dengan bidang
kepakaran Pasca Panen dan Bioteknologi Kelautan
dan Perikanan, dengan judul orasi "bioprospeksi
enzim mikroba laut sebagai landasan pengembangan bioindustri di indonesia".

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 150
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Secara keseluruhan proporsi jumlah profesor riset yang
ada pada kementerian kelautan dan perikanan ada 28 orang, yang
bestatus aktif sebanyak 18 orang, dan yang bestatus
wafat/pensiun/diberhentikan sebanyak 10 orang.

Sumber: PUSBINDIKLAT LIPI, 2016

Gambar 3.30. PROSESI ORASI PROFESOR RISET, 2016

(3) RILIS
Sebanyak 3 (tiga) buah rilis komoditas, hasil litbang KP telah ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP), antara lain :
a) Abalon (Haliotis Squamata) Hasil Domestikasi, yang telah ditetapkan melalui Kepmen KP
Nomor 22/KEPMEN-KP/2016 tentang Pelepasan Abalon (Haliotis Squamata) Hasil
Domestikasi tertanggal 13 Juni 2016. Komoditas ini berasal dari Pekutatan Bali (2007) hasil
domestikasi yang dilakukan oleh Balai.

Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut-Gondol, dengan keunggulan jenis dan/
atau varietas yaitu mudah dibudidayakan, dipijahkan secara buatan, dapat ditransportasikan
dalam kondisi hidup. Ketahanan terhadap penyakit Vibrio harveyi dengan sintasan 73,33

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 151
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
100%, dengan manfaat pada beberapa aspek antara lain : aspek teknologi (mudah diterapkan
di masyarakat), aspek ekonomi (memberikan keuntungan yang optimal), aspek sosial (dapat
diterima oleh masyarakat), dan aspek lingkungan (memberikan konstribusi terhadap
kelestarian alam).

Gambar 3.31. A B A L O N ( H A L I O T I S S Q U A M A T A ) H A S I L D O M E S T I K A S I

b) Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD, yang telah ditetapkan melalui Kepmen KP
Nomor 23/KEPMEN-KP/2016 tentang Pelepasan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super
RD tertanggal 13 Juni 2016. Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD yang digunakan
sebagai populasi merupakan koleksi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar
(BPPBAT) Bogor, pada tahun 1997 yang berasal dari petani Desa Rajadanu, Kecamatan
Jalaksana, Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Tahun 1998-2001 dilakukan kegiatan seleksi kerja
sama dengan Woldfish (INGA-ICLARM) menghasilkan F1. Hasil F1. Tahun 2001-2002
dilakukan pembentukan F2 dilaksanakan di BBPBI Wanayasa dan hasil seleksi F2 dikoleksi
kembali di Instalasi Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar
Cijeruk. Tahun 2008-2014 dilanjutkan kegiatan seleksi untuk pembentukan generasi
selanjutnya di Instalasi Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah perikanan Air Tawar,
Balai Penelitian dan Pengembanagn Budidaya Air Tawar, Bogor.

Keunggulan jenis dan atau varietas yaitu unggul dalam pertumbuhan bobot disbanding ikan
mas lokal Thailand, China, India dan Banglades, serta relatif resisten terhadap bakteri
Aeromonas hidrophyla dan Koi herpesvirus (KHV). Manfaat yang diperoleh dari komoditas ini
antara lain :
i. Aspek Teknologi (mudah diserapkan di masyarakat)
Dengan adanya Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD ini dapat memberikan
peluang kepada para pembudidaya untuk mendapat pilihan jenis benih dengan kualitas
baik yang akan dibudidayakan. Penggunaan benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu
Super RD unggul ini akan meningkatkan produktivitas benih dalam meningkatkan
produksi nasional.
ii. Aspek Ekonomi (memberikan keuntungan yang optimal)
Dengan tingkat konversi pakan yang rendah yang diperkuat dengan pertumbuhan
harian yang lebih baik, maka secara ekonomi produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 152
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Rajadanu Super RD dapat mengurangi modal yang diperlukan serta menambah
keuntungan yang didapatkan.
Peningkatan pendapatan bagi pembudidaya maka pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraannya.
iii. Aspek Sosial (dapat diterima oleh masyarakat)
Penyediaan benih unggul merupakan bentuk tanggung jawab sosial kepada
masyarakat pembudidaya.
Semakin besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan benih
Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD maka akan semakin banyak minat
masyarakat untuk ikut serta dalam bisnis budidaya sehingga secara tidak langsung
dapat meningkatkan/membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
iv. Aspek Lingkungan (memberikan kontribusi terhadap kelestarian alam)
Rendahnya nilai konversi pakan berarti semakin menurunnya limbah organik dan
limbah sisa pakan yang dihasilkan sehingga akan mengurangi tingkat pencemaran
yang ditimbulkan dibandingkan dengan penggunaan benih ikan mas (Cyprinus
Carpio) lokal yang umum beredar di masyarakat.
Dengan digunakan induk unggul proses budidaya akan terciptanya kondisi budidaya
yang ramah lingkungan dikarenakan tidak lagi memerlukan prebiotic dan probiotik
dalam memacu pertumbuhan.

Gambar 3.32. I K A N M A S ( C Y P R I N U S C A R P I O ) R A J A D A N U S U P E R R D

c) Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV, yang telah ditetapkan melalui
Kepmen KP Nomor 23/KEPMEN-KP/2016 tentang Pelepasan Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
Rajadanu Tahan Penyakit KHV tertanggal 13 Juni 2016.

Induk ikan mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu berasal dari populasi survivor penyakit KHV di
Waduk Cirata tahun 2006, terdiri atas dua sub populasi. Sub populasi I diperoleh tahun 2007
dan sub populasi II tahun 2010. Daerah asal Wanayasa, Purwakarta.
Keunggulan komoditas ini, antara lain :
i. Persentase marka MHC II sebesar 100%
ii. Daya tahan terhadap infeksi KHV tinggi (SR uji tantang 98,89%);
iii. Pertumbuhan relatif cepat (SGR 3,01-3,62 % bobot/hari);

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 153
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
iv. Efisiensi pakan tinggi (FCR 1,24-2,38);
v. Produktivitas pembesaran tinggi (lebih tinggi 5-67% dari pembanding);
vi. Toleransi terhadap cekaman lingkungan tinggi

Manfaat yang diperoleh dari komoditas ini antara lain :


ASPEK TEKNOLOGI
Teknologi budidaya mudah diterapkan karena relatif sama dengan teknologi yang sudah
berkembang di pembudidaya serta tidak memerlukan tambahan teknologi spesifik. Dapat
diaplikasikan pada berbagai jenis model atau tipe budidaya seperti kolam air tenang,
kolam air deras maupun karamba jaring apung.
ASPEK EKONOMI
Pada tahap pembesaran mempunyai ketahanan terhadap KHV dan laju pertumbuhan
relative cepat, sehingga keuntungan yang diperoleh lebih tinggi.
ASPEK SOSIAL
Benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV mempunyai keragaan
budidaya yang baik dan sudah dikenalkan ke beberapa pembudidaya di beberapa daerah
Jawa Barat dengan respons penerimaan yang baik.
ASPEK LINGKUNGAN
Selama beberapa tahun sejak pertama kali dikenalkan di masyarakat (tahun 2012), tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya ikan mas (Cyprinus
Carpio) maupun ikan lainnya. Hal ini karena Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan
Penyakit KHV bukan merupakan spesies baru sehingga secara genotipik dan fenotipik
mempunyai sifat dan tingkah laku yang sama dengan ikan mas (Cyprinus Carpio) yang
berkembang di masyarakat.

Gambar 3.33. I K A N M A S R A J A D A N U ( C Y P R I N U S C A R P I O ) T A H A N P E N Y A K I T K H V
JANTAN (KIRI) DAN BETINA (KANAN)

(4) INOVASI TEKNOLOGI


Terdapat 2 (dua) unggulan hasil litbang KP yang terpilih sebagai 108 Inovasi
Indonesia yang diselenggarakan oleh Business Innovation Center (BIC). BIC merupakan lembaga
yang didirikan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk menjembatani proses Inovasi
yang terdapat dalam Akademisi, Bisnis dan Pemerintah (ABG). Di dalam kegiatan BIC terdapat

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 154
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
upaya identifikasi Pelaksanaan transfer teknologi serta usaha komersialisasi hasil penelitian dan
pengembangan. Hasil litbang KP tersebut, antara lain :
a) Alat Transportasi Ikan Segar untuk Pedagang Ikan Keliling (ALTIS-2);
b) SuperGold : Suplemen Pakan untuk meningkatkan Kualitas Warna Ikan Hias.

(5) USULAN PATEN


Selama tahun 2016, Balitbang KP melalui Sentra HKI telah menerima 6 usulan paten
yang akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM, seperti terlihat pada Tabel di atas
berikut.

Tabel 3.22. P E N D A F T A R A N P A T E N B A L I T B A N G K P T A 2 0 1 6

NO NAMA PATEN NO PENDAFTARAN SATKER

BALITBANG KP
Rekombinan Protein Kapsid Megalocytivirus
1 P00201600325 BBPPBL
Sebagai Bahan Vaksin
Vaksin Koktail Aeromonas Hydrophila -
2 Streptococcus Agalactiae dan Proses P00201601716 BPPBAT
Pembuatannya
Sediaan Probiotik Bivalen Berbasis Bakteri yang
3 diaplikasikan melalui Air dan Proses P00201602394 BPPBAT
Pembuatannya
Proses Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah
4 Agar Dan Pupuk Organik Yang Dihasilkan Dari P00201604323 LPPMPHP
Proses Tersebut
Pengaduk Statik (Static Mixer) Pada Mesin
5 S00201605065 LPPMPHP
Pembuat Adonan (Bowl Cutter)
Sediaan Probiotik Dalam Pakan Ikan Untuk
6 Meningkatkan Kecernaan Ikan Air Tawar dan P00201606722 BPPBAT
Metode Pembuatannya
Metode Budidaya Massal Moina sp. Dengan
6 P00201506288 BPBAT - Jambi
Media Chlorella sp.

Selain itu telah terbit juga paten tersertifikat sebanyak 2 (dua) buah, yaitu :
a) Test Kit Residu Boraks Pada Makanan, yang telah terbit nomor sertifikat patennya
IDS000001448 pada tanggal 30 Maret 2016;

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 155
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

b) Alat Ukur Ikan Sidat, yang telah terbit nomor sertifikat patennya IDS000001470 pada tanggal
22 Juni 2016.

(6) 108 INOVASI INDONESIA (PERTOLONGAN PERTAMA PADA IKAN FISH FIRST
AID)
Tingkat keberhasilan budidaya ikan secara intensif sangat dipengaruhi oleh
kemampuan petani tambak ikan atau udang dalam mengatasi permasalahan penurunan kualitas
air, salah satunya karena kelarutan oksigen yang rendah. Oksigen terlarut yang cukup merupakan
faktor penting untuk memastikan kelangsungan hidup ikan maupun udang budidaya.

Aerator dua lapis (ADL) mekanik adalah alat yang digunakan untuk mensuplai udara
dalam bentuk semburan ke dalam air tambak. Semburan udara dalam kondisi terlarut
membentuk gelembung-gelembung oksigen berukuran kecil yang dibutuhkan oleh ikan untuk
bernafas. Penggunaan ADL mampu meningkatkan produktivitas ikan hingga dua kali lipat dan
menghindari kematian pada ikan. Inovatornya berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Agus Cahyadi), dengan
keunggulan sebagai berikut :
a) Menciptakan kelarutan oksigen (ppm) yang lebih tinggi;
b) Membantu menghilangkan zat toksik di dalam tambak;
c) Dapat diopersikan dengan BBM maupun LPG;

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 156
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
d) Bersifat portable dan dapat disesuaikan dengan kondisi kolam atau tambak.

Gambar 3.34. P E R T O L O N G A N P E R T A M A P A D A I K A N F I S H F I R S T A I D

(7) PUSAT UNGGULAN IPTEK (PUI)


Salah satu kebijakan pembangunan iptek nasional adalah melalui peningkatan
kapasitas dan kapabilitas kelembagaan iptek melalui kegiatan pengembangan Pusat Unggulan
Iptek. Kegiatan ini diarahkan untuk memperkuat lembaga litbang/pengembang teknologi yang
ada di Lembaga Pemerintah Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Perguruan
Tinggi, dan Badan Usaha agar mampu menghasilkan inovasi teknologi berbasis demand
driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pengguna teknologi seperti
industri, pemerintah, dan masyarakat. Salah satu tujuan PUI adalah peningkatan kapasitas dan
kapabilitas lembaga litbang menjadi lembaga litbang unggul bertaraf internasional dalam bidang
prioritas spesifik. Dalam masa pembinaannya, Pusat Unggulan Iptek akan mengembangkan 4
(empat) kapasitas kelembagaan yang mencakup kapasitas lembaga mengakses informasi
(sourcing capacity), kapasitas riset (R&D capacity), kapasitas diseminasi (disseminating capacity)
dan kapasitas mendayagunakan sumber daya lokal (local resources utilization capacity). Pola
kegiatan Pusat Unggulan Iptek ini bersifat fasilitasi instrumen kebijakan berupa penyelenggaraan
supervisi, monitoring dan evaluasi bagi lembaga Pusat Unggulan Iptek yang dibina.

Manfaat yang akan diperoleh lembaga litbang kalau menjadi Pusat Unggulan Iptek di
antaranya adalah :
a) Memperoleh dana insentif operasional Pengembangan Pusat Unggulan Iptek Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi setiap tahun selama maksimum 3 (tiga) tahun.
Diharapkan lembaga litbang menyediakan dana pendampingan sebesar minimum 10% dari
total dana insentif yang diperoleh;
b) Kemudahan (prioritas) mendapatkan program insentif lain yang ada di Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 157
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
c) Mendapatkan pembinaan secara kelembagaan dengan tujuan meningkatkan kinerja (output)
lembaga litbang dari sisi akademik dan komersialisasi hasil litbang sehingga dapat
berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

2 (dua) Satker Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah
terpilih dan memenuhi kriteria untuk proses pembinaan menuju kompetensi kelembagaan
sebagai Pusat Unggulan IPTEK. Kedua satker tersebut adalah:

Tabel 3.23. U S U L A N P U S A T U N G G U L A N I P T E K B A L I T B A N G K P T A H U N 2 0 1 6
TEMA
LEMBAGA NAMA PUI INSTANSI INDUK
RISET
PUSAT PENELITIAN DAN
Pusat Unggulan Kementerian
PENGEMBANGAN DAYA Kesehatan
IPTEK Bahan Aktif Kelautan dan
SAING PRODUK DAN dan Obat
Laut Perikanan
BIOTEKNOLOGI KP
BALAI BESAR PENELITIAN Pusat Unggulan Kementerian Pangan
DAN PENGEMBANGAN IPTEK Perbenihan Kelautan dan dan
BUDIDAYA LAUT Ikan Laut Perikanan Pertanian
Pusat Unggulan Kementerian Pangan
BALAI PENELITIAN
Iptek Pemuliaan Kelautan dan dan
PEMULIAAN IKAN
ikan Perikanan Pertanian
BALAI PENELITIAN DAN Kementerian Pangan
Pusat Unggulan
PENGEMBANGAN BUDIDAYA Kelautan dan dan
Iptek Udang
AIR PAYAU Perikanan Pertanian

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 158
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Gambar 3.35. M A S T E R P L A N P E N G E M B A N G A N P U S A T U N G G U L A N I P T E K ( P U I )
Satker P3DSBPKP, Slipi; BBPPBL,Gondol; BPPI, Suk amandi; dan BPPBAP, Maros, 2016

3.5.2 CAPAIAN ATAS TARGET JANGKA MENENGAH PRIORITAS NASIONAL


Secara umum dampak perubahan iklim adalah peningkatan suhu muka air laut,
peningkatan muka air laut, peningkatan derajat keasaman air laut, bahkan dapat
menyebabkan intrusi air laut hingga ke akuifer pesisir, hingga kehilangannya
keanekaragaman hayati laut dan pesisir. Berdasarkan pada keragaman dampak tersebut
diatas, maka pada Sektor Pembangunan Kelautan dan Perikanan, perubahan iklim
dikelompokkan dapat berdampak kepada:
a. Lingkungan laut dan pesisir
b. Perikanan Laut
c. Perikanan Umum Darat
d. Sosial ekonomi masyarakat pesisir

Terkait dengan hal tersebut, Balitbang KP telah menyusun Policy Paper (Kertas
Kerja) Status Terkini Litbang Kelautan dan Perikanan dalam Mengantisipasi Dampak
Perubahan Iklim yang diterbitkan di tahun 2015 yang melaporkan kontribusi Balitbang KP
sesuai dengan amanat RPJMN II 2010 2014, di tingkat nasional, secara aktif berkontribusi
didalam penyusunan dokumen Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca (RAN-GRK) yang dikoordinir oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS) sekaligus sebagai Menteri Pembangunan Nasional. Terdapat 4 rencana kegiatan
Badan Litbang KP yang tercatat di dalam dokumen Lampiran II Matrik Kegiatan Pendukung
RAN-GRK pada Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 yang ditandangani oleh Presiden RI
pada 20 September 2011.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 159
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dalam dokumen RPJMN III 2015 2019, Balitbang KP mengemban amanat untuk
mendukung Bidang Prioritas Lintas Bidang Perubahan Iklim dengan perumusan
Program/Kegiatan dan target atas Indikator Kinerja dalam kurun waktu 2015 2019 sebagai
berikut :

Tabel 3.24. TARGET KINERJA DUKUNGAN PRIORITAS LINTAS BIDANG

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA T R TARGET

Program Penelitian dan Pengembangan


2015 2016 2017 2018 2019
IPTEK Kelautan dan Perikanan
Jumlah rekomendasi
terkait
pengelolaan dan
Tersedianya pemanfaatan 8 8 8 8 8 8
rekomendasi sumberdaya laut dan
dan masukan pesisir secara
Penelitian dan
kebijakan KP berkelanjutan
Pengembangan
berdasarkan
IPTEK Jumlah Kawasan
data dan
Kewilayahan, Pesisir yang
informasi ilmiah
Dinamika dan terpetakan 5 5 5 5 5 5
litbang
Sumber sumberdayanya
kewilayahan,
Daya Laut dan (SDLP)
dinamika, dan
Pesisir Jumlah data dan/atau
SD laut dan
pesisir informasi
sumberdaya dan 5 5 5 5 5 5
kerentanan pesisir
dan laut
Tersedianya
rekomendasi
Pengkajian dan masukan
Data dan/atau
dan kebijakan KP
informasi fenomena
Perekayasaan berdasarkan 2 5 2 2 2 2
alam laut dan
Teknologi data dan
perubahan iklim
Kelautan dan informasi ilmiah
Perikanan Litbang IPTEK
KP

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 160
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Gambar 3.36. P E T A K E N A I K A N M U K A A I R L A U T R E L A T I F D I P E R A I R A N I N D O N E S I A

Beberapa kegiatan penelitian yang telah dilakukan untuk mengkaji dampak


perubahan iklim, antara lain :
1) MARINE RESEARCH CARBON IN INDONESIA
Konsep rencana strategis litbang Karbon Laut di Indonesia pertama untuk pertama
kalinya disampaikan pada UNFCCC COP-17 Tahun 2011 yang diselenggarakan di Durban,
Afrika Selatan, Badan Litbang KP berkesempatan memaparkan konsep kebijakan perubahan
iklim dengan judul Towards (Draft) on Blue Carbon Policy 2014/2015 pada Workshop on
Managing Coastal Ecosystems For Climate Mitigation yang diselenggarakan oleh International
Union for Conservation Nature (IUCN). Secara catatan konseptual bahwa ekosistem laut dan
pesisir merupakan satu kesatuan ekosistem yang dikaji sebagai Karbon Biru atau Blue
carbon, namun ekosistem mangrove dan lamun (seagrass) menjadi fokus utamanya karena
peran potensialnya yang sangat besar dalam menyerap emisi karbon dari kegiatan
anthropogenik.

Beberapa kegiatan survei dan penghitungan potensi variabilitas fluks karbon, dan
kemampuan penyimpanan karbon, telah dilakukan oleh Badan Litbang KP sejak tahun 2008
yang kemudian hasil-hasil tersebut dijadikan bahan diskusi dalam berbagai workshop dan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 161
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
forum diskusi baik nasional dan internasioanal yang diselenggarakan oleh Badan Litbang KP.
Salah satunya adalah Coastal carbon Technical Workshop yang dilakukan di Jakarta pada 15-
16 April 2015 yang diselenggarakan oleh Badan Litbang KP bekerjasama dengan World Bank.
Rekomendasi dari workshop tersebut yang akan ditindaklanjuti secara nasional dalam
kerangka periode kerja 2015-2019 adalah melakukan peningkatan standarisasi metode
ilmiah yang dapat diterima oleh komunitas internasional untuk pengukuran dalam rangka
memantau potensi emisi dan serapan karbon oleh ekosistem pesisir Indonesia.

2) IMPLEMENTASI INDONESIA GLOBAL OCEAN OBSERVING SYSTEM (INAGOOS)


Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS) pertama kali didengungkan
secara nasional adalah pada tahun 2005 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Seiring
perkembangannya, pada tahun 2014 diresmikanlah fasilitas sistem operasionaliasi
pemantauan iklim-laut untuk kegiatan perikanan (Ocean Climate Operational System for
marine and Fisheries Activities) yang terdiri dari 3 komponen utama yakni: Infrastructure
Development for Space Oceanography (INDESO); Indonesia Ocean Forecasting System
(INAOFS); dan Forum komunikasi data dan informasi nasional INAGOOS yang melibatkan
Komnas Intergovernmental Oceanographic Commisssion (IOC) Indonesia yang dikoordinatori
oleh LIPI.

Secara mandiri, Indonesia, melalui INAGOOS, mampu melakukan kegiatan pemantauan


laut dari tekanan IUU Fishing di wilayah laut teritorial Indonesia sebagai salah satu dampak
perubahan iklim terhadap kegiatan perikanan di Asia tenggara, dan juga melakukan
serangkaian kegiatan pemantauan dan pengkajian stok ikan, terumbu karang, budidaya
perikanan, dinamika pesisir, dan cemaran tumpahan minyak. Kegiatan layanan publik sebagai
langkah adaptif terhadap dampak perubahan iklim telah dihasilkan dan akan berlanjut
dilaksanakan. Layanan publik tersebut adalah berupa penyediaan informasi berupa
prakiraan daerah penangkapan ikan untuk 3 hari kedepan; prakiraan estimasi stok ikan tuna
jenis Mata Besar, Cakalang, dan Sirip kuning; prakiraan suhu dan arus permukaan laut 5
hingga 10 hari kedepan; dan prakiraan pasang surut di pelabuhan perikanan Indonesia untuk
14 hari kedepan.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 162
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3) IMPLEMENTASI INDONESIA-CHINA OCEAN AND CLIMATE RESEARCH CENTRE
Pusat Kelautan-Iklim Indonesia Tiongkok atau Indonesia-China Ocean and Climate
Research Centre telah dilaksanakan dengan baik secara bilateral berdasarkan Nota
kesepahaman antara Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan State Oceanic
Administration P.R China pada tahun 2012. Serangkaian kegiatan bersama telah dilaksanakan
dalam mempelajari perubahan iklim pada masa lampau, masa sekarang dan masa depan
dalam bentuk: survei pelayaran ilmiah, pengiriman mahasiswa tugas belajar ke China,
pertukaran pakar/peneliti, dan penyelenggaraan summer school yang juga melibatkan
negara-negara di Asia Tenggara dan beberapa negara yang berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia dan Pasifik.

4) PENINGKATAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN MUKA LAUT


Pada Assessment Report-nya yang ke-5 IPCC (2014) melaporkan bahwa suhu
permukaan laut di wilayah perairan Asia Tenggara yang 70% didominasi oleh wilayah
teritorial laut Indonesia, diprakirakan akan mengalami kenaikan 1 3 C pada tahun 2081-
2100. Hasil penelitian terkini yang dikontribusikan oleh Indonesia-China Palaeo-Ocean-
Climate BENTHIC Studies menginformasikan adanya peningkatan suhu muka laut di Barat
Sumatra sebesar 0.017 0.071 C/tahun dalam kurun masa 1962 hingga 2014. Adapun
untuk prediksinya tentang laju kenaikan muka laut Indonesia sebesar 1,1 1,2 mm/tahun.
Sedangkan berdasarkan studi yang dilakukan oleh Badan Litbang KP (2009) kenaikannya
justeru lebih tinggi yakni berkisar 0.73-0.76 cm/tahun. Berdasarkan hasil observasi di 5
(lima) pelabuhan perikanan di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun (2004-2008), kemudian
diprakirakan muka laut di tahun 2026 akan bertambah 65 cm hingga 117 cm.

5) POTENSI ENERGI LAUT TERBARUKAN


Badan litbang KP sementara ini bukanlah sebagai aktor utama dalam kegiatan litbang
identifikasi potensi energi laut terbarukan, namun beberapa kajian teoritis dan
eksperimental telah dilakukan berdasarkan data pengukuran deret waktu (time series) yang
cukup panjang (periode 1-3 tahun) hasil kerjasama multinasional untuk mengkaji Arus Lintas
Indonesia. Data panjang tersebut dapat merekam karakteristik laut Indonesia dengan fitur
fenomenanya secara lengkap yang dapat digunakan untuk identifikasi potensi energi listrik
yang mampu dihasilkan oleh arus di perairan Indonesia. Selain itu kegiatan eksperimental
untuk mengidentifikasi potensi energi terbarukan dari Ocean Thermal Energy Conversion

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 163
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
(OTEC) juga telah diinisiasi, namun diperlukan litbang komprehensif lebih lanjut secara
konsorsium nasional.

6) TATA KELOLA KELEMBAGAAN & KEMASYARAKATAN PERUBAHAN IKLIM


Konsep Kebijakan Dasar Litbang Kelautan dan Perikanan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan dan perikanan dalam rangka ketahanan
pangan sebagai langkah mengantisipasi perubahan iklim. Dimana secara lebih detil untuk
implementasi hingga kepada masyarakat kelautan dan perikanan, dikembangkan Kebijakan
Dasar Badan Litbang KP untuk Model Kerentanan Pelaku Usaha terhadap Perubahan Iklim.
Badan Litbang KKP dalam upayanya mendukung program Kementerian Kelautan dan
Perikanan menangani dampak perubahan iklim membagi tugas kepada pusat dan balai besar
litbang di lingkupnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Litbang sosial ekonomi kelautan dan perikanan adalah ujung tombak dari fungsional
penghasil konsep rekomendasi dan kebijakan untuk pembangunan sektor kelautan dan
perikanan terkait dengan program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tentunya dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh teknologi pemantauan/observasi
terhadap dinamika/variabilitas iklim-laut, yang menghasilkan data dan informasi yang tepat
dan akurat dalam rangka mengelola secara berkelanjutan sumberdaya laut, pesisir dan
perikanan. Berbagai upaya invensi dan inovasi terhadap teknologi mekanisasi, strain unggul
tahan terhadap perubahan iklim, dan bioteknologi pengolahan hasil kelautan dan perikanan
juga dilakukan oleh Badan Litbang KP.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 164
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
3.5.3 ANALISIS EFISIENSI PEMANFAATAN SUMBERDAYA
Analisis terhadap efisiensi pemanfaatan sumberdaya atas capaian kinerja Balitbang KP
ditinjau dari alur suatu kegiatan atau program yang dimulai dari input, proses, output, outcome dan
impak. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam memajukan inovasi kp antara lain : anggaran
penelitian dan pengembangan, kondisi infrastruktur yang ada, SDM (tingkat pendidikan), penerapan
sistem informasi melalui knowledgebased system.

Gambar 3 .37. A L U R P R O G R A M / K E G I A T A N B A L I T B A N G K P

Dalam Gambar 29 diatas menunjukkan porto folio dari Balitbang KP di tahun 2016 ditinjau
dari alur suatu Program Kerja. Efisiensi dari aspek keuangan telah dapat dihitung menggunakan PMK
249/2013 dari Kementerian Keuangan berdasarkan pada realisasi keuangan yang diperhitungkan
dengan capaian keluaran output, konsistensi perencanaan dan implementasi dengan capaian nilai
efisiensi Balitbang KP tahun 2016 sebesar 20%. Efisiensi diperhitungkan dari realisasi anggaran,
capaian volume output kinerja dibandingkan pagu anggaran dan target volume kinerja. Sebagai
gambaran umum, disampaikan persandingan antara target realisasi IKU (pada level internal proses)
dan target realisasi keuangan pada IKU terkait sebagaimana dalam Tabel di atas. Dalam matriks
tersebut menggambarkan capaian kinerja yang seluruhnya sebesar 100% atau lebih dengan dukungan
anggaran yang terealisasi pada kisaran 60,8 % - 99,6%.

spek SDM pelaku penelitian dan pengembangan masih belum mencukupi, dengan kondisi
jumlah SDM peneliti dan perekayasa sebanyak 550 orang dibandingkan dengan 376 judul penelitian
maka rasio jumlah penelitian dengan peneliti rata-rata kurang dari 1 : 2, namun dari aspek tingkat
pendidikan, didukung oleh 58,43% berlatar belakang pendidikan S1-S3. Aspek SDM masih menjadi
perhatian bagi pelaksanaan litbang KP kedepan mengingat cakupan lingkup kerja Balitbang secara
nasional. Salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan SDM melaui jejaring/kemitraan dengan
instansi penelitan lain (Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian Non Kementerian), membangun
instalasi di daerah, dan membentuk enumerator lapangan. Dengan demikian, khusus untuk
pelaksanaan penelitian di lapangan dapat dibantu dengan jejaring yang telah terbentuk. Dalam

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 165
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
pelaksanaan litbang kp juga didukung dengan sarana prasarana yang terus mengalami modernisasi
dan revitalisasi melalui anggaran belanja modal yang berkisar 30 35 % dari total pagu serta
didukung oleh laboratorium riset yang 90 parameter diantaranya telah mendapatkan akreditas dari
KAN/KNAPP.

Luaran litbang KP harus menunjang kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan


perikanan secara berkelanjutan. Hal ini diwujudkan dengan beberapa kajian yang telah disusun guna
mendukung science based policy untuk mewujudkan outcome pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan yang berkelanjutan antara lain :
1) Pengaturan musim penangkapan untuk melestarikan sumberdaya dan mengoptimumkan
produksi udang di Laut Arafura (WPP 718) yang diharapkan dapat mengurangi fishing mortality
sekitar 13%;
2) Dampak kebijakan moratorium terhadap kelimpahan stok sumberdaya ikan [Permen Kelautan
Perikanan No 54 Tahun 2014] diharapkan meningkatkan kelimpahan stok sumber daya ikan
hingga mencapai 162 %;
3) Kajian area yang dilindungi untuk daerah pemijahan (breeding ground) dan daerah bertelur
(spawning ground) Thunnus albacores sebagai dasar Permen KP 4/2015 tentang larangan
penangkapan ikan di WPP NRI 714;
4) Kajian early warning kerentanan pesisir, PUD dan Laut dari bencana dan pencemaran melalui
penyediaan teknologi pemantauan dan data informai serta rekomendasi;
5) Analisis citra satelit untuk mendeteksi tumpahan minyak sejak Oktober 2014;
6) Analisis citra satelit untuk mendeteksi aktifitas IUU Fishing ;
7) Kajian susut hasil produk perikanan yang diharapkan dapat mengurangi losses dan meningkatkan
nilai tambah produk.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 166
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 167
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sesuai dengan visi dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan di atas, pada
tahun 2016 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target kinerja
yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi
dengan 11 Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dan
ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU Badan
Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 berjumlah 22 Indikator Kinerja
Utama (IKU).

Gambar 4.1. P E T A S T R A T E G I S C A P A I A N K I N E R J A
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, 2016

Sesuai dengan gambar 4.xxx diatas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada toleransi 0% berstatus hijau sedangkan capaian Indikator
Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 adalah 2 (dua)
sasaran strategis yang tidak sesuai dengan target, 2 (dua) sasaran strategis sesuai dengan target yang
ditetapkan dan 7 (tujuh) sasaran strategis yang melebihi target.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 168
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Beberapa capaian sasaran strategis penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan
tahun 2016 diantaranya sebagai berikut :
1. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan yang
ditunjukkan pencapaian 4 WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi
kelautan yang berkelanjutan (WPP 571, 572, 573 dan 712);
2. Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha
dan pendapatan negara dari sektor KP yang tercapai melalui 100% hasil litbang KP yang digunakan
sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I KKP dan 21 buah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang
diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan;
3. Tersedianya kebijakan pembangunan KP bidang litbang yang efektif yang ditunjukan dengan
pencapaiaan 6,02 efektifiktas kebijakan pemerintah bidang litbang KP;
4. Tersedianya rekomendasi kebijakan dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif yang
ditunjukkan dengan pencapain rekomendasi dan masukan kebijakan KP sebanyak 51 buah, data
dan/atau informasi ilmiah KP sebanyak 121 buah, dan karya tulis ilmiah (KTI) sebanyak 531;
5. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola
pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan dengan pencapaian hasil litbang KP yang
terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri sebanyak 28 buah rekoemndasi teknologi, hasil
litbang uang inovatif untuk pembangunan KP sebanyak 151 buah, hasil litbang yang diusulkan HKI
dan/atau dirilis sebanyak 5 buah dan 28 lokasi sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem
Informasi;
6. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan IPTEK KP dengan
pencapaian antara lain 55,47% jumlah SDM Balitbang KP telah mempunyai jabatan fungsional tertentu,
18 buah sarana prasarana serta kelembangaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya dan 71 buah
jejaring dan kerjasama litbang yang terbentuk;
7. Terselenggaranya pengendalian Litbang KP yang ditunjukkan dengan 91% kegiatan litbang tahun 2016
berupa kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental;
8. Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, professional dan berkepribadian dengan pencapaian
dari nilai indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP sebesar 62,89% dan ASN yang yang
ditingkatkan kompteneisnya sebanyak 354 orang;
9. Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses sebagai perwujudan
dari seluruh unit kerja Balitbang KP telah menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar;
10. Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima yang
pencapaiannya dari nilai kinerja RB Balitbang KP sebesar 88,31% dan nilai SAKIP Balitbang KP sebesar
84,50;
11. Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel melalui pencapaian nilai
kinerja anggaran Balitbang KP sebesar 90,40 dan tingkat kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP
sebesar 100%.
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 169
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dari anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 sebesar Rp.
577,384,460,846,- telah terealisasi sebesar 79,28% dan menghasilkan luaran berupa : 4 buah WPP yang
terpetakan potensi sumberdaya KP, 21 buah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk
dijadikan bahan kebijakan, 51 rekomendasi dan masukan kebijakan KP, 121 data dan informasi, 531 karya
tulis ilmiah, 28 rekomendasi teknologi, 151 hasil litbang KP inovatif, 5 usulan HKI/rilis, 28 sentra nelayan
terkelola sistem informasi, 18 buah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan
kapasitasnya, 71 buah jejaring dan/atau kerjasama Litbang dan 354 orang ASN yang ditingkatkan
komptensinya.

4.2 PERMASALAHAN
Secara umum, dengan menggunakan batas toleransi pengukuran nilai pencapaian sasaran stragis
(NPSS) dan nilai pencapaian perspektif (NPP) dengan mengunakan batas toleransi +/- 0% seluruh SS dan
Perspektif Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mempunyai nilai hijau (kategori
baik) namun masih terdapat beberapa NPSS dengan pencapaian < 100% sebagai berikut :
1. Indikator kinerja 11 : Sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasi, beberapa
permasalahan atas implementasinya adalah sebagai berikut :
a) Alamat mengunduh aplikasi SNIP (versi ex. P3TKP) bisa di akses, namun diperlukan login yang tidak
dijelaskan di dalam buku manual, menyebabkan nelayan kesulitan dalam mengoperasikan;
b) Menu informasi cuaca yang disajikan dalam aplikasi SINP kurang lengkap, data cuaca yang
disajikan masih global (pantai utara jawa), padahal nelayan membutuhkan informasi spesifik
wilayah, sehingga para nelayan menggunakan informasi lain yaitu dari website freemeteo.co.id yang
lebih akurat dan detail;
c) Menu-menu dalam SINP sulit dipahami/dimengerti para nelayan, yang menyebabkan nelayan lebih
memilih aplikasi SIMAIL (Sistem Informasi Mitigasi Bencana, Adaptasi Perubahan Iklim dan
Lingkungan) dari Ditjen PRL untuk melihat kesuburan perairan dibandingkan dengan menu yang
sama dari SINP, hal ini disebabkan informasi yang disajikan lebih mudah dipahami oleh nelayan;
d) Beberapa komoditas ikan yang dihasilkan oleh nelayan antara lain kakap, kerapu, kue, juwaha dan
ekor kuning tidak ditemukan dalam menu daftar harga ikan pada aplikasi, sehingga nelayan tidak
menggunakan aplikasi tersebut sebagai acuan, sehingga ketergantungan nelayan pada tengkulak
(dalam penentuan harga ikan) masih tinggi;
e) SINP tidak begitu efektif jika dibawa ke laut, disebabkan lokasi penangkapan ikan atau fishing ground
nelayan di Pelabuhan Ratu yang semakin jauh sedangkan jangkauan sinyal SINP hanya sejauh 25-30
mil. Aplikasi ini juga hanya bisa digunakan oleh nelayan longline, karena tidak efektif digunakan oleh
nelayan kecil, nelayan pancing tonda, dan nelayan rumpon;
2. Indikator kinerja 16 : Indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP, beberapa permasalahan atas
ketidaktercapaian adalah sebagai berikut :

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 170
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
a) Assessment test yang dilakukan terhadap pejabat setingkat Eselon III dan IV belum digunakan untuk
penempatan personil untuk menduduki jabatan belum menggunakan metode untuk mengukur
kemampuan personil dalam menangani tugas/tanggungjawab yang akan diemban sesuai dengan
kriteria kesuksesan jabatan tersebut;
b) Prosentase kepatuhan pengisian SKP masih rendah. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh : ASN
belum secara rutin dan tepat waktu mengisi capian kinerja individu perbulan, belum adanya sistem
reward punishment atas capaian kinerja individu;
c) Belum semua aparat sipil negara melaporkan kekayaannya sesuai Surat Edaran KemenPAN RB
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil
Negara (LHKASN) di lingkungan instansi Pemerintah karena belum dilakukan sosialisasi atas aturan
tersebut dan rendahnya ketaatan ASN terkait dalam pelaporan LHKPN sesuai Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi
Dan Nepotisme serta Surat Edaran KemenPAN RB Nomor: SE/03/M.PAN/01/2005 tentang Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara NegaraTentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN).
3. Indikator kinerja 19 : Nilai kinerja reformasi birokrasi Balitbang KP, beberapa permasalahan atas
ketidaktercapaian beberapa Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan adalah sebagai berikut :
a) Belum menyiapkan dokumen percepatan jenis layanan;
b) Belum mendapatkan sosialiasi tentang road map reformasi birokrasi Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan;
c) Belum memperoleh informasi aktivitas PMPRB;
d) Karena adanya perubahan struktur organisasi sehingga SOP yang ada di Satker Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan belum disesuaikan dengan struktur organisasi baru;
e) Pengembangan e-government untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat belum
terintegrasi dengan PUSDATIN;
f) Belum seluruh pegawai lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
dilakukan assessment pegawai. Saat ini baru 200 pegawai (14,90%) dari 1.342 pegawai yang telah
dilakukan assessment.

4.3 KEBIJAKAN LITBANG KP TAHUN 201 7-2019


Dalam rangka mendukung arah kebijakan dan strategi pembangunan kelautan dan perikanan tahun
2016 - 2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan akan menetapkan 3 kebijakan
strategis yaitu : a. Litbang berawal dan berakhir pada pengguna (starts from and ends with the users); b.
Litbang harus market driven dan market driving, sekaligus policy driven dan c. Hasil Litbang menunjang
kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dengan memfokuskan 10
kegiatan penelitian pengembangan dan inovasi sebagai berikut :
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 171
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

1. Sustainable fisheries
Kegiatan ini bertujuan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal dan
berkelanjutan. Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi pemetaan SDI di WPP laut dan KPP PUD,
Litbang teknologi penangkapan ikan, pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (EAFM) di WPP laut dan
KPP PUD, serta pengolahan perikanan berbasis budidaya (culture based fisheries).
2. Sustainable aquaculture
3. Perubahan iklim
4. Jasa Kelautan
Kegiatan ini bertujuan untuk pemanfaatan bangunan laut yang ditinggalkan untuk mendukung
pengembangan budidaya perikanan laut dan offshore logistic, serta pemanfaatan ekosistem terumbu
karang dan situs arkelologi maritim untuk pengembangan wisata bawah air.
5. Kemandirian pangan dan bahan baku industri
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan komoditas yang mempunyai nilai jual tinggi dan dapat
dikembangkan pada skla industri dengan memperhatikan beberapa bagian, yaitu :
a) Komoditas unggulan berupa tuna, udang, rumput laut, lobster, kepting dan rajungan, abalone, serta
ikan hias;
b) Kriteria meliputi pasar internasional, sumber daya melimpah, sumber devisa, teknologi dikuasai dan
bersifat industri;

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 172
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
c) Aspek, yaitu sumber daya genetik, teknologi pembenihan, teknologi pembesaran, sosial dan ekonomi,
pengolahan produk, serta rekayasa alat;
d) Dukungan program, dengan budidaya komoditas unggulan menggunakan teknologi yang efisien,
sustainable dan domestika;
e) Rekomendasi, yaitu teknologi budidaya dan kelayakn inovasinya, sosial, market intelligent/analisis
pasar dan perdangangan dalam atau luar negeri, kelembagaan usaha, serta sistem rantai pasok dan
nilai.
6. Konservasi dan mitigasi serta rehabilitasi
7. Inovasi teknologi
8. Poverty reduction dan pemberdayaan masyarakat
9. pengembangan usaha, sitem bisnis dan trading
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan komoditas yang dapat diproduksi secara masal, mudah, murah,
serta mudah sebaga sumber pangan dan gizi.
10. Kajian kewilayahan dan geopolitik

Selain 10 fokus penelitian pengembangan dan inovasi diatas, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan mempunyai 4 kegiatan prioritas di tahun 2017 diantaranya sebagai berikut :

4.4. SARAN DAN REKOMENDASI


1. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk perbaikan terkait sistem informasi nelayan pintar adalah :
a)
2. Rendahnya penyerapan anggaran pada tahun 2016 menjadi suatu kondisi yang sering terjadi pada
setiap tahunnya. Pelaksanaan kegiatan sering kali tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 173
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
diselesaikan pada akhir tahun anggaran. Untuk itu, peran monitoring dan evaluasi perlu ditingkatkan
lagi. Sistem Monev yang telah terbangun di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan akan lebih diperkuat dan menjadi salah satu sarana pemantauan, pengendalian dan masukan
dalam penetapan reward pusnishment atas kinerja yang dihasilkan oleh organisasi.
3. Target kinerja akan mempertimbangkan hasil capaian sebelumnya sehingga Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan akan terus memacu hasil ipteknya untuk kinerja yang lebih baik
lagi untuk kepentingan stakeholder dan menghindari KPI game. Arah penelitian dan pengembangan
dititikberatkan pada penelitian hilir dengan porsi lebih besar untuk litbang experimental dan terapan.
Untuk penelitian dasar, diperkuat dengan jejaring dan kerjasama penelitian dengan Perguruan Tinggi
dan Lembaga Litbang K/L lain. Perubahan arah litbang kedepan, dimaksudkan agar proses hasil litbang
KP lebih cepat sampai kepada para pengguna.
4. Meningkatkan implementasi Reformasi Birokrasi melalui 8 area perubahan terutama pada aspek
manajemen perubahan, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang masih
dalam kisaran 70-85. Kualitas pelayan publik diarahkan untuk dapat memberikan pelayanan prima dan
sesuai kebutuhan pengguna. Perbaikan dilakukan terhadap sistem website Eselon I dan peningkatan
akreditas laboratorium serta instansi/organisasi yang akan terus dilaksanakan di tahun 2017.
5. Beberapa upaya agar rekomendasi APIP KL/BPK bisa segera ditindaklanjutkan dengan cara
meningkatkan koordinasi dengan instansi lain atau pihak ketiga dalam hal tindak lanjut temuan
pemeriksaan APIEP KL/BPK, optimalisasi waktu dalam tindak lanjut temuan pemeriksa melalui
dokumen yang dibutuhkan. Penyelesaian terhadap rekomendasi APIP KL ditargetkan diselesaikan pada
semester I tahun 2017.
6. Agar hasil litbang cepat terintroduksi dan tepat guna bagi stakeholder maka :
a) Untuk persiapan penerapan teknologi KP kepada masyarakat harus mempertimbangkan kesiapan
teknologi, ketepatgunaan, kebutuhan yang mampu memberikan potensi keberhasilan yang tinggi
bagi masyarakat. Untuk itu, perlu kiranya dilakukan penilaian tingkat kesiapan teknologi dari hasil-
hasil litbang. Sosialisasi dan bimbingan teknis terhadap peneliti dan personil bidang
perencanaan/monev telah dilaksanakan pada tahun 2016 dan untuk pengukuran dilakukan pada
Semester I 2017 untuk menilai tingkat kesiapan teknologi hasil penelitian 2014-2016.
b) Perlu dibuatkan data dan informasi hasil litbang yang bisa diakses secara mudah dan cepat melalui
sistem informasi dan teknologi yang up to date melalui pengelolaan data dan informasi ilmiah secara
terpadu sebagai Pusat Data Ilmiah KP Nasional/Internasional melalui antara lain : IOFS (Indonesia
Ocean Forecasting System) dan AOFIC (APEC Ocean and Fisheries Information Centre) serta
laboratorium data yang telah dibangun di setiap Satker dan terintegrasi di melalui Data Center
Sekretariat Balitbang KP tahun 2016.

Pencapaian terhadap target terhadap sasaran kinerja penelitian IPTEK pengembangan kelautan dan
perikanan yang telah dicapai pada tahun 2016 serta penyelesaian permasalahan yang dihadapi, diharapkan
Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 174
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
dapat menjadi salah satu acuan yang strategis untuk merumuskan kebijakan dan program di masa yang akan
datang.

Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak untuk melaksanakan amanah IPTEK kelautan dan
perikanan sehingga tidak hanya menjadi laporan dan pergulatan pemikiran semata-mata, namun hasil IPTEK
kelautan dan perikanan benar-benar dapat memberikan dampak serta diaplikasikan dalam pembuatan
kebijakan pembangunan KP.

Akhirnya, adanya laporan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun
2016 ini diharapkan dapat menjadi pertanggung jawaban tertulis kepada pemberi wewenang serta dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan sehingga terbentuklah
pemerintahan yang baik (Good Governance). Selain itu, Laporan Kinerja ini juga diharapkan dapat menjadi
salah satu sumbangan penting dalam penyusunan dan implementasi rencana kerja (Operational Plan),
Rencana Kinerja (Performance Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan), dan Rencana Strategis (Strategic
Plan) pada masa-masa yang akan datang.

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 175
BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN

Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 176
1. Penetapan Kinerja 2016 (awal)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 1
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 2
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 3
2. Penetapan Kinerja 2016 (APBN -P)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 4
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 5
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 6
3. Penetapan Kinerja 2016 ( REVISI APBN-P)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 7
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 8
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 9
4. Pengukuran Kinerja 2016 (Sistem Aplikasi Pengelolaan Kinerja -SAPK)
a) Dashboard SAPK Unit Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 10
b) Peta Strategis

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 11
c) Dashboard Kinerja

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 12
d) Laporan Capaian Kinerja

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 13
e) Rekap perbandingan hasil capaian IKU Tahun 2015 dan 2016

2015 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R % T R %
Jumlah WPP yang terpetakan
potensi sumberdaya KP untuk
3 3 100,0 4 4 100,0
pengembangan ekonomi kelautan
yang berkelanjutan

2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R %
Persentase hasil Litbang KP yang digunakan
sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I KKP 100 100 100,0
(IKU BARU)

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah rekomendasi
dan/atau inovasi litbang
yang diusulkan untuk 20 21 105,0 20 20 100,0
dijadikan bahan
kebijakan

2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R %
Indeks efektivitas kebijakan pemerintah
6,5 6,02 92,62
bidang Litbang KP (IKU baru)

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah rekomendasi
dan masukan kebijakan 66 66 100,0 51 51 100,0
KP

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah data dan
110 110 100,0 120 121 100,8
informasi ilmiah KP

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 14
INDIKATOR KINERJA 2015 2016
UTAMA T R % T R %
Jumlah karya tulis ilmiah
480 546 113,7 504 531 105,3
yang diterbitkan

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah hasil Litbang KP
yang terekomendasikan
18 12 66,67 27 28 103,7
untuk masyarakat
dan/atau industri

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah hasil litbang yang
inovatif untuk 133 133 100,0 151 151 100,0
pembangunan KP

2015 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R % T R %
Jumlah hasil litbang yang
7 7 100,0 5 5 100,0
diusulkan HKI dan/atau dirilis

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah sentra nelayan
yang terbangun dan
30 30 100,0 30 28 93,3
terkelola system
informasi

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Proporsi fungsional
Balitbang KP
55 53,42 97,1 55 55,47 100,8
dibandingkan total
pegawai Balitbang KP
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 15
INDIKATOR KINERJA 2015 2016
UTAMA T R % T R %
Jumlah sarana prasarana,
serta kelembagaan
Litbang KP yang 39 39 100,0 18 18 100,0
ditingkatkan
kapasitasnya

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Jumlah jejaring dan/atau
kerjasama Litbang yang 98 105 107,1 66 71 107,5
terbentuk

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Proporsi kegiatan
penelitian terapan dan
pengembangan
eksperimental 89 89 100,0 91 91 100,0
dibandingkan total
kegiatan penelitian dan
pengembangan

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Indeks kompetensi dan
65 63,26 97,3 77 62,89 81,6
integritas Balitbang KP

2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
T R %
Jumlah ASN yang ditingkatkan
kompetensinya lingkup Balitbang KP (IKU 262 329 135,9
BARU)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 16
INDIKATOR KINERJA 2015 2016
UTAMA T R % T R %
Persentase unit kerja
Balitbang KP yang
menerapkan system 40 100 250,0 50 100 200,0
manajemen pengetahuan
yang terstandar

INDIKATOR 2015 2016


KINERJA UTAMA T R % T R %
Nilai kinerja
reformasi BB A A
105,8 88,31 98,1
birokrasi (80) (84,69) (90)
Balitbang KP

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Nilai SAKIP Balitbang
83 83,48 100,5 84 84,50 100,6
KP

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Nilai kinerja
anggaran Balitbang 80-90 92,46 100,5 85 90,40 106,3
KP

INDIKATOR KINERJA 2015 2016


UTAMA T R % T R %
Persentase kepatuhan
terhadap SAP lingkup 100 99,61 99,61 100 100 100,0
Balitbang KP

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 17
f) Dokumen kontrak kinerja Balitbang KP dengan eselon I terkait

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 18
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 19
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 20
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 21
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 22
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 23
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 24
5. Rekapitulasi Bukti Kinerja 2016
a) IK 1 : Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang
berkelanjutan (WPP)
Target : 4
Realisasi : 4
% : 100,00

JUDUL HASIL PEMETAAN SATKER


No LOKASI SPESIFIK DESKRIPSI HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP BUKTI DOKUMEN
POTENSI SDKP PELAKSANA
WPP 571
1 P4
Penelitian Karakteristik
Biologi Perikanan Serta Pada area survey seluas 12.780 KM2 disekitar pulau-pulau di timur Tanjung
WPP 571 (Selat Habitat Sumber Daya, Potensi Balai diperkirakan kepadatan stok ikan pelagis kecil 4,4 Kg/Km2, Pelagis SCAN LAPORAN AKHIR
2 BPPL
Malaka) Produksi dan Kapasitas besar 60,7 Kg/Km2, Demersal 509 Kg/Km2, Densitas lebih tinggi ditemukan (TERLAMPIR)
Penangkapan di WPP 571 di sekiitar pulau berhala dan kepulauan arwah
(Selat Malaka)
WPP 572
1 P4
Penelitian Karakteristik
Biologi Perikanan, Habitat
WPP 572 (Samudra Sumber Daya dan Potensi Diperoleh angka potensi lestari ikan pelagis kecil 342.518 Ton/th; pelagis SCAN LAPORAN AKHIR
2 BPPL
Hindia Barat Sumatera) Produksi Sumber Daya Ikan di besar 416.953 ton/th; Demersal 348.081 ton/th (TERLAMPIR)
WPP 572 (Samudra Hindia
Barat Sumatera)
PROFIL SOSIAL EKONOMI
WPP 572 (Kota Sabang
PERIKANAN WPP 572 (Kota Menjelaskan Data dan Informasi PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN SCAN LAPORAN AKHIR
3 dan Bengkulu Utara PPSEKP
Sabang dan Bengkulu- WPP 572 (TERLAMPIR)
(Enggano) )
P.Enggano)
WPP 573
1 P4
Penelitian Karakteristik
Biologi Perikanan, Habitat
WPP 573 (Samudra Sumber Daya dan Potensi Diperoleh angka potensi lestari ikan pelagis kecil 367.436 Ton/th; pelagis SCAN LAPORAN AKHIR
2 BPPL
Hindia Selatan Jawa) Produksi Sumber Daya Ikan di besar 508.791 ton/th; Demersal 12.270 ton/th (TERLAMPIR)
WPP 573 (Samudra Hindia
Selatan Jawa)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 25
JUDUL HASIL PEMETAAN SATKER
No LOKASI SPESIFIK DESKRIPSI HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP BUKTI DOKUMEN
POTENSI SDKP PELAKSANA
Dari analisis data yang didasarkan pada hasil kegiatan lapang, diperoleh
data dan informasi sebagai berikut:
1 Ada keragaman mutu dan jumlah tangkapan ikan akibat musim dan proses
penanganan di kapal.
2 Sebagian pelaku usaha mengatasi dampak keragaman di atas melalui
berbagai tindakan adaptasi, contoh: mendatangkan ikan dari daerah lain,
menghentikan sementara usahanya, melakukan substitusi.
3 Terkait tindakan-tindakan adaptasi tersebut, terdata informasi tentang
WPP 573 (Jawa Barat
Keragaman kualitas dan nilai kendala-kendala yang dihadapi oleh nelayan, pedagang dan pengolah dalam
(Palabuhan Ratu,
hasil tangkapan ikan antar mengatasi dampak dari keragaman tersebut. SCAN LAPORAN
3 Cilacap), dan Jawa P3DSPBKP
musim di beberapa lokasi di 4 "Kendala tersebut mencakup variabel internal maupun eksternal. Variabel OUTPUT (TERLAMPIR)
Timur (Malang -
WPP 573 internal yang banyak mengkendala tindakan adaptasi pelaku pasar adalah
Sendangbiru))
kemampuan finansial, penguasaan teknologi, dan kepemilikan aset fisik.
Sementara itu, variabel eksternal yang sering muncul adalah kondisi sarana-
prasarana, kebijakan pemerintah lokal dan kondisi pasar.
Hasil di atas menunjukkan perlunya intervensi pengambil kebijakan untuk
memperkuat kinerja atas tindakan-tindakan adaptif dari pelaku pasar
tersebut. Intervensi tersebut terutama mencakup fasilitasi
distribusi/logistik, peningkatan ketrampilan dan peningkatan kondisi
sarana-prasarana untuk mendukung sistem rantai dingin."
WPP 573 (Sumba PROFIL SOSIAL EKONOMI Menjelaskan Data dan Informasi PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN SCAN LAPORAN AKHIR
4 PPSEKP
Timur dan Lembata) PERIKANAN WPP WPP (TERLAMPIR)
WPP 712
P4
Penelitian Karakteristik
Diperoleh angka tingkat pemanfaatan dari masing masing species ikan
Biologi Perikanan, Habitat
pelagis kecil; pelagis besar ; Demersal ; Udang , Rajungan dan Kepiting SCAN LAPORAN AKHIR
1 WPP 712 (Laut Jawa) Sumber Daya dan Potensi BPPL
Bakau yang menunjukan bahwa pemanfaatan sudah melebih batas optimum (TERLAMPIR)
Produksi Sumber Daya Ikan di
dan memerlukan kehati-hatian dalam pengelolaannya
WPP 712 (Laut Jawa)
1. Membuat desain awal integrasi antara data BALITBANG KP dengan data
Analisis Sumberdaya Kelautan
dari PSDKP dan DJPT untuk pengelolaan sumberdaya berkelanjutan.
di WPP 712, 715 dalam
Laut Jawa dan Laut 2. Analisis data radar INDESO SCAN LAPORAN AKHIR
2 Rangka Pengelolaan P3SDLP
Maluku 3. Menganalisa data VMS Kapal dari PSDKP dan data kesuburan perairan (TERLAMPIR)
Sumberdaya Kelautan dan
dan data pergerakan migrasi ikan tuna di WPP 712 dan 715.
Perikanan
4. analisis pemodelan bio geo fisik
Dari analisis data yang didasarkan pada hasil kegiatan lapang, diperoleh
data dan informasi sebagai berikut:
1 Ada keragaman mutu dan jumlah tangkapan ikan akibat musim dan proses
penanganan di kapal.
2 Sebagian pelaku usaha mengatasi dampak keragaman di atas melalui
berbagai tindakan adaptasi, contoh: mendatangkan ikan dari daerah lain,
menghentikan sementara usahanya, melakukan substitusi.
WPP 712 Jawa Barat
Keragaman kualitas dan nilai 3 Terkait tindakan-tindakan adaptasi tersebut, terdata informasi tentang
(Blanakan (Subang),
hasil tangkapan ikan antar kendala-kendala yang dihadapi oleh nelayan, pedagang dan pengolah dalam SCAN LAPORAN
3 Jawa Tengah P3DSPBKP
musim di beberapa lokasi mengatasi dampak dari keragaman tersebut. OUTPUT (TERLAMPIR)
(Pekalongan), dan Jawa
dalam WPP 712 4 "Kendala tersebut mencakup variabel internal maupun eksternal. Variabel
Timur (Probolinggo)
internal yang banyak mengkendala tindakan adaptasi pelaku pasar adalah
kemampuan finansial, penguasaan teknologi, dan kepemilikan aset fisik.
Sementara itu, variabel eksternal yang sering muncul adalah kondisi sarana-
prasarana, kebijakan pemerintah lokal dan kondisi pasar.
Hasil di atas menunjukkan perlunya intervensi pengambil kebijakan untuk
memperkuat kinerja atas tindakan-tindakan adaptif dari pelaku pasar
tersebut. Intervensi tersebut terutama mencakup fasilitasi

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 26
JUDUL HASIL PEMETAAN SATKER
No LOKASI SPESIFIK DESKRIPSI HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP BUKTI DOKUMEN
POTENSI SDKP PELAKSANA
distribusi/logistik, peningkatan ketrampilan dan peningkatan kondisi
sarana-prasarana untuk mendukung sistem rantai dingin."

Penataan Kelembagaan SCAN LAPORAN AKHIR


4 WPP 712 dan 718 Menjelaskan Model Penataan Kelembagaan Pengelola WPP 712 dan 718 PPSEKP
Pengelola WPP 712 dan 718 (TERLAMPIR)

b) IK 2 : Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Eselon I KKP
Target : 100
Realisasi : 100
% : 100,00

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


(BADAN PENELITIAN DAN
No. No. HASIL OUTPUT
(DITJEN PERIKANAN TANGKAP) PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN)
Penelitian Karakteristik Biologi
Perikanan Serta Habitat Sumber Daya,
1. Data dan informasi ilmiah litbang perikanan (paket)
Potensi Produksi dan Kapasitas
Penangkapan di 11 WPP NRI
Pengukuran Karakteristik TS (Target
Strength) dan Formulasi TS-Length Pada
1. WPP yang Terkelola Sesuai RPP 2. Data dan Informasi Litbang Perikanan
Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan
Akurasi Estimasi Stok Ikan
Analisis Sumberdaya Kelautan dan Rekomendasi pemantauan dan pengawasan sumberdaya kelautan di
3.
Perikanan di WPP 712, 715 WPP 712 dan 715
Kajian Dinamika Laut untuk Mendukung
4. -
Pemetaan Potensi Sumber Daya Kelautan
5. Efektifitas Program Bantuan KKP Model Pengelolaan Program Bantuan Perikanan Tangkap KKP
2. Bantuan Kapal Perikanan Untuk Nelayan Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus
6. -
Sektor Kelautan dan Perikanan
Kajian Alat Tangkap Alternatif Pengganti Alat Tangkap Pukat Tarik, Pukat Hela, dan Purse Seine:
Alat Penangkap Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Penggunaan Alat Bantu Penangkapan
3. 7.
Ikan Yang Ramah Lingkungan Cahaya Lampu pada Perikanan Pelagis Data dan Informasi Litbang Perikanan
Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 27
Desain dan Konstruksi Alat Tangkap
Lobster (Panulirus spp.) Ramah Data dan Informasi Litbang Perikanan
Lingkungan
Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD)
Penggunaan Alat Tangkap Ramah
yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Lingkungan di DAS Barito (KPP PUD 435)
Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya
Data dan Informasi mengenai Modal Sosial Masyarakat Nelayan
Data dan Informasi mengenai Karakteristik Sumber Daya Manusia dan
Panel Kelautan dan Perikanan Nasional Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
8.
(PANELKANAS) Data dan Informasi mengenai Karakteristik Konsumsi dan Pengeluaran
Rumah Tangga Nelayan
Data dan Informasi mengenai Karakteristik Usaha Penangkapan Ikan
Kajian Perlindungan Nelayan Terhadap Rekomendasi Sosek mengenai Perlindungan Nelayan Terhadap
4. Nelayan yang Mampu Mengelola Usahanya 9.
Keberlanjutan Usaha Keberlanjutan usaha Perikanan Tangkap
Hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dikombinasikan dengan
Kajian Interaksi Laut Atmosfer Terhadap pemodelan numerik oseanografi dirasa sudah mencukupi untuk dapat
Karakteristik Hidrodinamika Perairan membuat analisis terkait kondisi hidrodinamika di Selat Makassar dan
10.
Selatan Jawa untuk Sistem Informasi di dampaknya pada ekosistem laut. Recovery subsurface mooring di
Sentra Nelayan Labani Channel harus diagendakan di 2017 untuk melengkapi data
hidro-oseanografi di Selat Makassar.
Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus
11. -
Sektor Kelautan dan Perikanan
Algoritma yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengekstraksi
parameter SPL dan klorofil-a dari citra Landsat 8 di kedua lokasi
penelitian. Namun performa algoritma masih perlu ditingkatkan dengan
menambah jumlah dataset pengukuran lapangan.Penelitian ini
dilakukan di perairan Wakatobi (WPP-NRI 715) dan Selat Madura
Pengembangan Sistem Informasi Nelayan
12. (WPP-NRI 712). Dengan Metode penggunaan citra satelit Landsat 8 dari
Pintar Berbasis Mobile Multi Media :
hasil analisa hasil penelitian ini menunjukkan masing-masing perairan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga diperlukan kajian
dan perlakuan yang berbeda pula. Pada perairan yang lebih jernih (TN.
Wakatobi) dibandingkan dengan Selat Madura yang memiliki turbiditas
yang tinggi.
Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di
Hasil :
Wilayah Pesisir
Validasi PPDPI dengan metode experimental fishing pada periode
Validasi Daerah Potensial Penangkapan musim timur dari 4 titik tangkapan diperoleh 1 titik bertampalan
Kawasan Sentra /Kampung Nelayan yang Tertata Dan
5. Ikan dengan daerah penangkapan, 2 titik bertampalan dengan daerah
Terintegrasi
potensi penangkapan dan 1 titik tidak bertampalan keduanya.
Operasional Oseanografi untuk Prediksi Nilai persen Validasi PELIKAN Cakalang dengan metode experimental
Dinamika Laut fishing pada periode musim timur sebesar 48,8 %
Informasi oseanografi yang didapatkan di daerah penelitian pada saat
Kajian Interaksi Laut Atmosfer Terhadap muson tenggara adalah SPL 29 29,5 oC, konsentrasi klorofil
Karakteristik Hidrodinamika Perairan maksimum di kedalaman 45 50 m sebesar 0,66 -0,88 mg/m3, Salinitas
Selatan Jawa untuk Sistem Informasi di permukaan 33,72 33,86 psu dengan nilai salinitas maksimum di
Sentra Nelayan kedalaman 560 m berkisar 34,2 psu. Konsentrasi nitrat 0,004 0,014
mg/L, Fosfat 0,002 1,011 mg/L, Silika 0,016 0,027 mg/L
Validasi baru bias mewakili waktu sesaat saja yaitu muson timur dan
perlu dilakukan validasi di muson baratlaut dengan memperbanyak
jumlah titik experimental fishing sehingga dihasilkan nilai akurasi yang
lebih akurat
Informasi mengenai karakteristik dan dinamika kondisi fisik dan
biogeokimia di perairan Laut Banda secara umum dapat diketahui
melalui hasil operasionalisasi model numerik INDO12. Data prediksi
model operasional INDO12 di WPP-RI 714 dapat digunakan sebagai

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 28
representasi yang mendekati kondisi fisik dan biogeokimia laut yang
sebenarnya.
Kajian ini menghasilkan luaran berupa sistem prediksi curah hujan,
suhu udara dan angin; Sistem prediksi suhu muka laut; dan Sistem
prediksi arus laut.
13. Pengkajian Stok SDI untuk Spesies Tertentu, Khususnya Tuna, Tongkol, Cakalang :
Penelitian Struktur Dan Karakteristik Perikanan Pukat Cincin (Purse Seine) di Samudera Hindia untuk Menunjang
Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO
Karakteristik Biopopulasi Madidihang
(Thunnus albacares) di WPP 572 dan 573
untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan
Laut Lepas di Wilayah RFMO
Karakteristik Eko-Biologi Sumberdaya
Ikan Pelagis Di Sekitar Rumpon Di WPP-
573 (Samudera Hindia Selatan Jawa
Data dan Informasi Litbang Perikanan
Hingga Nusa Tenggara)
Data Saintifik Perikanan
Data Enumerasi Perikanan
Kajian Kebijakan Pemanfaatan Sumber
Daya Ikan Tuna Berkelanjutan di Sekitar
Rumpon Laut Dalam di Perairan
Samudera Hindia
Jejak Karbon Perikanan Tuna Cakalang Rekomendasi dan Masukan Kebijakan Pengelolaan Perikanan dan
Tongkol di WPP 572 dan 573 Konservasi Sumber Daya Ikan
14. Pengkajian Stok SDI di Perairan Umum Daratan :
Identifikasi Karateristik Lingkungan,
Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD)
6. WPP yang Terkelola Sesuai Rencana Pengelolaan Potensi dan Biologi Ikan Ekonomis Untuk
yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Pengelolalan Perikanan di Sungai
Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya
Batanghari
Kajian Stok dan Konsep Pengelolaan Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD)
Sumberdaya Perairan di Estuari Berau, yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Kalimantan Timur Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya
Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD)
Karakteristik Lingkungan, Potensi dan
yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Biologi Ikan di Danau Paniai Papua
Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya
Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD)
Bioeksplorasi Potensi Perikanan Sungai
yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Membramo Papua
Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya
Kajian Bioekologi dan Lingkungan Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD)
Perikanan Sidat (Anguilla spp) di Pantai yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Barat Sumatera. Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya
Kajian Stok Sebagai Dasar untuk Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD)
Pengelolaan Sumberdaya Ikan Danau yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Tondano Sulawesi Utara Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya
Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD)
Kajian Sumberdaya Perairan Waduk Batu
yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat
Bulan Kabupaten Sumbawa Propinsi NTB
Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya
Aspek Biologi dan Dinamika Populasi di
Waduk Pondok dan Widas Jawa Timur.
LAMPIRAN KONTRAK KINERJA PENCAPAIAN PROGRAM PRIORITAS KKP : DITJEN PRL BALITBANG KP
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
(BADAN PENELITIAN DAN
NO. NO. HASIL OUTPUT
(DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT) PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN)
1. Data dan Peta Salinitas Untuk RZWP3K Seluruh 1. Analisis Potensi Ekosistem Pesisir Teluk Laju Perubahan Luas tutupan mangrove pada zona selatan pada periode
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 29
Propinsi Bone tahun 1989 ke 2016, cukup signifikan yaitu mencapai 3.62 Ha/thn; Dari
kondisi fisik, kerusakan terumbu karang terjadi akibat tindakan DF
(bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju perubahan penutupan karang
berkisar 2.91 Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah dengan
menekan masukan limbah antropogenik ke perairan sebesar 10%. Daya
dukung perairan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan
pngembangan budidaya rumput laut; Untuk mengetahui fluktuasi
optimum biocapacity dengan skenario pengelolaan menekan limbah
10% akan menghasilkan biocapacity perairan yang paling tinggi;
Laju Perubahan Luas tutupan mangrove pada zona selatan pada periode
tahun 1989 ke 2016, cukup signifikan yaitu mencapai 3.62 Ha/thn; Dari
kondisi fisik, kerusakan terumbu karang terjadi akibat tindakan DF
(bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju perubahan penutupan karang
Data dan Peta Kecerahan Untuk RZWP3K Seluruh Analisis Potensi Ekosistem Pesisir Teluk berkisar 2.91 Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah dengan
2. 2.
Propinsi Bone menekan masukan limbah antropogenik ke perairan sebesar 10%. Daya
dukung perairan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan
pngembangan budidaya rumput laut; Untuk mengetahui fluktuasi
optimum biocapacity dengan skenario pengelolaan menekan limbah
10% akan menghasilkan biocapacity perairan yang paling tinggi;
Survey dan pemetaan biofisik dan sosial
ekonomi untuk calon kawasan konservasi
perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil :
Penelitian Pengembangan Kawasan
Konservasi Perikanan di Lombok Tengah,
Nusa Tenggara Barat (BP2KSI)
Pengaturan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi Untuk Mendukung Keberlanjutan Sumber Daya Kelautan dan
3. Kajian Konektifitas antara Biofisik Dan Sosial Ekonomi 3. Perikanan
Valuasi Ekonomi Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan di Lokasi Rehabilitasi dan Policy Brief
Wisata Bahari
Rekomendasi Sosek tentang Pengaturan Sosial Ekonomi Sumber Daya
KP di TWP Kapoposang, TN Karimunjawa, dan TWP Gili Matra
Rekomendasi Sosek tentang Valuasi Ekonomi SDKP Di TWP
Kapoposang, KKLD Natuna, dan TWP Gili Matra
Teknologi Pemantauan Wilayah Perairan Dapat memantau korelasi jenis ikan dan jenis terumbu karang dan
: Rekayasa Kamera Pemantau Perairan memantau efektifitas Kawasan Konservasi Perairan terhadap Terumbu
Identifikasi Wilayah Spawning Ground Ikan Ekonomis Berbasis Satelit Karang. Desain dan rancang bangun selesai:
4. Penting Sebagai Dasar Penentuan Zona Inti Dalam 4. o Uji Teknologi di Pulau Pramuka 2016.
Penelitian Kawasan Konservasi Induk
Kawasan Konservasi o Daya listrik menggunakan solar-cell.
Udang [P. monodon] di Pantai Timur
o 24 jam/1minggu waktu operasional.
Aceh, Kabupaten Aceh Timur)
Policy Brief
Limbah kerang kur kur sebagai bahan beton atau kerang campuran
dapat digunakan sebagai bahan terumbu buatan dengan harapan beton
menjadi amis dan dapat memancing ikan (chamotaxis). Mix Desain utk
Teknologi Pemanfaatan Limbah Kerang : beton dengan limbah kerang sebagai non struktur untuk material
terumbu buatan dapat dilakukan. Untuk memperoleh kekuatan di atas
yang di syaratkan SK SNI dapat dilakukan dengan menambahkan
Kajian dan Analisis Manfaat Kawasan Konservasi Bagi
5. 5. portland semen di atas mix desain yang diperoleh.
Perikanan
Pemanfaatan Limbah Kerang sebagai
Data dan Informasi tentang Biopotensi Terumbu Karang CTI
Perkuatan Struktur Terumbu Buatan
Penelitian Biopotensi Terumbu Karang Data dan Informasi tentang Bioekologi Lingkungan dan Biopotensi
CTI Invertebrata Laut
Bioekologi Lingkungan dan Biopotensi
Invertebrata Laut
6. Kajian dan Pemetaan Sebaran Populasi Jenis Ikan 6. Survei dan Pemetaan Habitat, Populasi,
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 30
Terancam Punah dan Endemik Dan Sosial Ekonomi 20 Jenis Ikan
Prioritas Dilindungi/ Terancam Punah :
Kajian Mengenai Efektifitas Implementasi
Kebijakan Konservasi Hiu Dan Mamalia
Laut (WPP573)
Penelitian Kajian Bioekologi dan Lingkungan Perikanan Sidat (Anguilla SPP) di Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung
dan Kabupaten Cilacap (KPP PUD 439 dan 432)
Ecological related species of rays and
1. Policy Brief
sharks
Ecological Assessment Untuk Restocking
2. Policy Brief
Belida di Perairan Provinsi Riau
Ecological Related Species untuk Kima,
3. Policy Brief
Bambu Laut dan Kuda Laut
Kajian Hasil Restocking Lobster dan
Penempatan Terumbu Karang Buatan di 4. Policy Brief
Kawasan Konservasi
Kesesuaian Zonasi di Taman Nasional
5. Policy Brief
Laut Sawu
Penelitian Bahan Penetapan Status
Perlindungan Jenis Ikan Napoleon
6. Policy Brief
[Cheilinus undulatus] di Kepulauan
Anambas dan Natuna, Kepulauan Riau
Produk yang dikeringkan adalah magnesium hidroksida murni
[Mg(OH)2] tanpa ada kandungan NaCl. Karena magnesium hidroksida
Kajian Teknologi untuk Optimalisasi [Mg(OH)2] memiliki banyak kegunaan dan manfaat terutama bagi
Identifikasi dan Pengembangan Garam Turunan untuk
7. 7. Produksi Magnesium Hidroksida dari kesehatan. Tingkat kemurnian Mg(OH)2 yang dihasilkan antara 85
Kebutuhan Industri Kimia
Limbah Cair Industri Garam (Bittern) sampai 100%; Alur proses produksi padatan magnesium telah
terkonfirmasi (Proses kristalisasi, Proses filtrasi dan Proses
pengeringan).
Proses produksi garam menggunakan model yang telah dikaji
optimasinya tersebut dapat menghasilkan lebih dari 120 ton perhektar
Model Tata Kelola Tambak Garam Rakyat permusim (3,5-4 bulan) dengan kualitas K1. Sehingga pendapatan
permusim dari 1 hektar tambak tidak kurang dari 72 juta jika harga
perkilo Rp 600,-.
- Model ini dapat menghindarkan petambak memfungsikan kolam
Upaya Peningkatan Produktifitas Usaha Garam Melalui kristalisasi sebagai condenser sehingga kualitas garam meningkat
8. 8.
Teknologi Tepat Guna karenaikutan pengotor (impurities) gypsum jauh berkurang.
- Penerapan model ini akan diperkuat dengan menghitung masukan
Penelitian Peningkatan Kualitas Garam
(intake) debit ideal air tua yang dikombinasi dengan laju evaporasi air
Secara Biologi
disetiap tahapan proses, sehingga diharapkan dapat ditentukan pola
pengaturan debit air tua yang akan membuat sistem bekerja dengan
sendirinya.
- Data dan Informasi tentang Peningkatan Kualitas Garam Secara Biologi
Telah terinstalnya mesin pembuat garam grosok kerjasama dengan
Universitas Hang Tuah Surabaya; Mengaplikasikan teknologi adaptif
lokasi teknologi pemurnian garam secara mekanis. 1. Menaikkan
kualitas dari KW 3 menjadi KW 1
Menaikkan Nilai Jual garam konsumsi dari 500 rupiah sampai dengan
Sistem Pencucian Garam Yang Efektif untuk Paket Teknologi Pemurni Garam sebagai
9. 9. 2500 rupiah
Meningkatkan Kadar NaCL Model Industri Garam Rakyat
Menambah Pendapatan Petambak Garam dengan produk MGOH atau
garam magnesium yang memiliki nilai jual 20000/kg yang
memanfaatkan limbah garam /Bittern/Air Tua
Mengurangi Biaya Produksi Pengolahan Garam Konsumsi dengan
beralihnya sumber energi solar menjadi listrik
10. Kajian Konsep Desain Hijau Tanggul Laut Jakarta 10. Kajian Konsep Desain Hijau Tanggul Laut Rekomendasi Pokja Reklamasi Teluk Jakarta;

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 31
Jakarta
Kerjasama penelitian terjalin Judul: Investigasi pengurangan dampak
kerusakan pantai dengan hutan bakau melalui pemodelan numerik,
Mitra: Telkom University Bandung (hingga 2018); Keberadaan hutan
Uji Kinerja Teknologi Eco-Hibryd untuk mangrove (topografi/batimetri dan tegakan pohon) mereduksi secara
Perlindungan Pantai signifikan energi gelombang datang (lebih dari 50%) mengurangi
ongkos konstruksi tanggul beton di belakangnya; Keberadaan pulau
reklamasi akan mengubah karakteristik perairan hutan mangrove
Angke;
Aplikasi echo-hibrid untuk daerah Tabanan cukup berhasil, dengan
tingkat kerusakan sekitar 10% akibat terkena gelombang badai, dan
untuk daerah Wonokerto implementasi teknologi eco hibrid berhasil
dengan tingkat pertumbuhan akar sesuai prediksi yaitu dalam waktu 3
bulan, pertambahan panjang akar sekitar 1 meter. Kuat geser tanah
meningkat karena adanya akar vetiver, sehingga teknologi eco hybrid
dapat menahan erosi karena mampu meningkatkan ikatan tanah pantai.
Terjadi peningkatan besaran sudut geser tanah antara tanah sebelum
ada eco hibrid (vetiver) dan setelah adanya eco hibrid (vetiver).
Pemetaan smartline menghasilkan peta kerentanan yang dibagi
menjadi 5 tingkatan; Sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat
tinggi.
Kajian Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pantai Barat Pangandaran didominasi oleh wilayah dengan
Kajian Kerentanan Pesisir di Pantai
11. Pangandaran (Identifikasi Mangrove, Biota di PRPM 11. kerentanan tinggi.
Timur Pangandaran
Pangandaran) Pantai Timur Pangandaran hampir seluruhnya diklasifikasikan ke
dalam kerentanan sedang.
Sumber air tawar di Pantai Timur Pangandaran berasal dari air tanah
dangkal (<20 m).
Kondisi lingkungan perairan Tel. Benoa secara umum dalam kondisi
tercemar.
Terjadi perubahan fisik kawasan Teluk Benoa saat sebelum ada
reklamasi (studi tahun 1995) dan kondisi eksisting (tahun 2015-2016),
serta saat adanya pulau reklamasi yang sedang direncanakan (skenario
Kajian Dampak Reklamasi Teluk Benoa terhadap Kajian Dampak Reklamasi Teluk Benoa
12. 12. studi tahun 2018) berupa kondisi batimetri, kecepatan arus, dan tinggi
Ekosistem Laut dan Pesisir Terhadap Ekosistem Laut dan Pesisir
gelombang.
Ekosistem pesisir (mangrove) dan laut (karang), secara spasial terlihat
perubahan saat pembangunan jalan tol, namun kembali bertambah saat
eksisting (tahun 2015). Di dalam teluk sendiri tidak terlihat adanya
terumbu karang hidup.
Selama ekspedisi oseanografi, beberapa fenomena penting di sepanjang
Selat Makassar hingga ke Lombok dapat terlihat dengan jelas dari hasil
CTD-casting, antara lain kedalaman dimana salinitas dan konsentrasi
klorofil-a maksimum, transformasi karakteristik massa air
pascamelewati Labani Channel, dan karakteristik massa air NPSW dan
NPIW di Selat Makassar.
Data temperatur dan salinitas terhadap kedalaman dan waktu di sub-
Kajian Hidrodinamika Perairan Indonesia
Analisis Karakteristik Hidro-Oseanografi dan surface mooring M1 di ujung utara Selat Makassar dan L1 di Selat
13. 13. dan Dampaknya Terhadap Ekosistem
Dinamika Pesisir di Pantura Jawa Tengah Lombok dapat menunjukkan dengan jelas keberadaan gelombang
Laut
internal dan upwelling/downwelling di Selat Makassar dan Lombok.
Hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dikombinasikan dengan
pemodelan numerik oseanografi dirasa sudah mencukupi untuk dapat
membuat analisis terkait kondisi hidrodinamika di Selat Makassar dan
dampaknya pada ekosistem laut.
Recovery subsurface mooring di Labani Channel harus diagendakan di
2017 untuk melengkapi data hidro-oseanografi di Selat Makassar.
14. Survey dan Pemetaan Potensi Pembangunan Sentra 14. Analisis Karakteristik Dimensi Ekologi Perairan Nunukan sangat sesuai untuk area budidaya rumput laut

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 32
Kelautan Perikanan Terpadu Untuk Menunjang Pengelolaan Pulau- khususnya untuk jenis Eucheuma sp., karena:
Pulau Kecil Terluar di Nunukan
Kajian Potensi Sumber Daya Arkeologi o Distribusi nitrat & logam Berat masih dalam batas yang bisa di-
Maritim di Perairan Pulau Laut, Natuna toleransi oleh lingkungan;
o Kecepatan arus 20 40 meter/menit, bahkan sampai berkisar 50
cm/dt;
o Pada waktu surut yang masih digenangi air sedalam 30 60 cm;
o pH antara 7,3 8,2;
o Suhu air laut berkisar antara 27 300C.
o Salinitas antara 30 37 permil, dengan salinitas optimum 33 permil;
Sebaran indeks vegetasi pada tahun 2016 menunjukkan data kepadatan
vegetasi mangrove yang sangat rendah.
Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan Pulau Laut, Natuna yang
Analisis Sumberdaya Kelautan dan merupakan wilayah terdepan NKRI berpotensi untuk dikembangkan
Perikanan di WPP 712, 715 menjadi kawasan pemanfaatan sumberdaya arkeologi maritim
berkelanjutan yang dipadu dengan keindahan ekosistem bawah lautnya
dalam kerangka konsep Taman Bawah Laut Eko-Arkeologi (Marine Eco-
Archaeological Park). Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan Karang
Panjang ( 20 ), Karang Kie (16) dan Kawasan Perairan Pulau Sekatung
(15), sementara itu satu lokasi yaitu lokasi kapal kayu masih belum
dapat di analisis dikarenakan tidak cukupnya data pendukung. Konsep
ini diusulkan dapat berjalan selaras dengan rencana pengembangan
wilayah Natuna oleh KKP dan Presiden RI.
Terdapat Data dan Informasi untuk pemantauan dan pengawasan
sumberdaya kelautan di WPP 712 dan 715
Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 571
Baseline Survey dan Mapping Sosial Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 711 Wilayah Sumatera
Ekonomi untuk Mendukung Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 711 Wilayah Kalimantan
Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 573
Terpadu Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 724
Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 718
Model Kelembagaan Sentra Inovasi
Teknologi dan Bisnis pada Kawasan TP
Model Kelembagaan Sentra Inovasi Teknologi Dan Bisnis di Simeulue
untuk Mendukung PKSPT di Pulau
Simeulue
Sudah dilakukan Kajian di Beberapa
Lokasi Pengembangan Marikultur di
Pulau Terluar TA 2015: Simelue, Tahuna Laporan Teknis
(Sangihe), Natuna, Saumlaki (Maluku
Tenggara Barat), Merauke
Sedang dilakukan penelitian
pengembangan marikultur di TA 2016:
Pulau Rote Ndao (NTT), Nunukan Policy Brief
(Kaltara), Morotai (Maluku Utara), Tual
Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Pulau-Pulau dan Pulau Kisar (Maluku Tenggara).
15. 15.
Kecil Dihasilkan dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang ) yang
siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline)
Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset
Biak pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen
terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir,
indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati.
Dihasilkan dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang ) yang
Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline)
Tanimbar oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset
pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 33
terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir,
indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati.
Dihasilkan dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang ) yang
siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline)
Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset
Pulau Rote pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen
terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir,
indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati.
Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta :
o Segera membuat alur antara Pulau C dan D, membangun tanggul di
Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan
membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak
terganggu.
o Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurang-
kurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu
Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu
Pengelolaan Sumber Daya Laut dan proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU
Pesisir Muara Karang.
16. Kajian Kegiatan Reklamasi di Indonesia 16. Blue Carbon:
o Pembahasan aspek sains dan kebijakan dalam penyusunan
rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya.
Coral Bleaching Alert System (CoBAS)
o Upaya pengurangan pemutihan terumbu karang dengan
mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter
oseanografi Balitbang KP.
Kajian Hidro-Oseanografi, Pemodelan,
Sedimen Transport dan Ekosistem Pesisir
-
Teluk Jakarta (Studi Kasus Kegiatan
Reklamasi Teluk Jakarta)
Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta :
o Segera membuat alur antara Pulau C dan D, membangun tanggul di
Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan
membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak
terganggu.
o Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurang-
kurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu
aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu
17. Kajian/Analisa Kejadian Coral Bleaching di Indonesia Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU
17. Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Muara Karang.
Pesisir Blue Carbon:
o Pembahasan aspek sains dan kebijakan dalam penyusunan
rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya.
Coral Bleaching Alert System (CoBAS)
o Upaya pengurangan pemutihan terumbu karang dengan
mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter
oseanografi Balitbang KP.
18. RPP Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan
19. Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta :
o Segera membuat alur antara Pulau C dan D, membangun tanggul di
Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan
Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus
membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak
Kajian Perubahan Iklim 19. Pengelolaan Sumber Daya Laut dan
terganggu.
Pesisir
o Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurang-
kurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu
aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 34
proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU
Muara Karang.
Blue Carbon:
o Pembahasan aspek sains dan kebijakan dalam penyusunan
rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya.
Coral Bleaching Alert System (CoBAS)
o Upaya pengurangan pemutihan terumbu karang dengan
mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter
oseanografi Balitbang KP.
(1) Respon ekosistem mangrove terhadap perubahan lingkungan dapat
diperlihatkan oleh tingkat produktivitas (pertumbuhan mangrove) dan
Adaptasi Ekosistem Pesisir terhadap proses geomorfologi yang terjadi (perubahan elevasi dan sedimentasi);
20.
Perubahan Lingkungan (2) Pertumbuhan karang massive (Porites) dan analisis konsentrasi
logam berat yang terkandung di dalamnya dengan alat ICP-OES dapat
menggambarkan respon karang terhadap perubahan lingkungan.
Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta :
o Segera membuat alur antara Pulau C dan D, membangun tanggul di
Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan
membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak
terganggu.
o Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurang-
kurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu
Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu
21. Pengelolaan Sumber Daya Laut dan proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU
Pesisir Muara Karang.
Blue Carbon:
o Pembahasan aspek sains dan kebijakan dalam penyusunan
rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya.
Coral Bleaching Alert System (CoBAS)
o Upaya pengurangan pemutihan terumbu karang dengan
mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter
oseanografi Balitbang KP.
65 titik terindikasi keberadaan situs kapal karam bersejarah 7 titik
telah diverifikasi dengan penyelaman; 3 sampel artefak pada Situs
Berlian Beltim diidentifikasi dari masa Dinasti Sung ( 960 1279 M -
20. Pengembangan Wisata Bahari Berkelanjutan
Ming ( 1368 1424 M); Situs kapal karam di Perairan Bangka Belitung
sebagian besar terkubur pada kedalaman 25 40 m; Situs-situs berasal
Studi Pembaharuan Titik Situs Kapal
dari masa Sriwijaya awal yang semasa dengan masa Dinasti Tang (Cina
22. Karam Bersejarah di Kawasan Perairan
Kuno awal abad 7) hingga masa Kolonial dan Perang Dunia II;
Bangka-Belitung
Pelestarian in situ merupakan pilihan utama untuk melestarikan nilai
sejarah dan budaya maritim yang tersimpan pada situs, namun
ekskavasi merupakan pilihan terakhir jika situs terancam oleh faktor
alam dan perusakan dari kegiatan illegal ekskavasi dan treasure
hunter.
Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan Pulau Laut, Natuna yang
merupakan wilayah terdepan NKRI berpotensi untuk dikembangkan
menjadi kawasan pemanfaatan sumberdaya arkeologi maritim
23.
berkelanjutan yang dipadu dengan keindahan ekosistem bawah lautnya
dalam kerangka konsep Taman Bawah Laut Eko-Arkeologi (Marine Eco-
Kajian Potensi Sumber Daya Arkeologi
Archaeological Park).
Maritim di Perairan Pulau Laut, Natuna
Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan Karang Panjang ( 20 ), Karang
Kie (16) dan Kawasan Perairan Pulau Sekatung (15), sementara itu satu
lokasi yaitu lokasi kapal kayu masih belum dapat di analisis
dikarenakan tidak cukupnya data pendukung
Konsep ini diusulkan dapat berjalan selaras dengan rencana

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 35
pengembangan wilayah Natuna oleh KKP dan Presiden RI.
Situs bawah air / Arkeologi masih belum ditetapkan sebagai benda
cagar budaya bawah air dan juga kawasan konservasi maritim.
WreckSS. Aquila dapat ditemukan pada kedalaman 15-40 m, wreck
24.
pesawat dapat ditemukan pada kedalaman 7 m, sedangkan kapal
Kajian Sumber Daya Arkeologi Maritim
karam lainnya terletak pada kedalaman 20 m (lokasi dekat benteng
sebagai Potensi Kawasan Konservasi
Victory).
Maritim di Maluku Utara
Dari segi kualitas perairan ditinjau dari karakter fisika dan kimia
didapatkan bahwa kondisi perairan Teluk Ambon termasuk dalam
kondisi tercemar sedang dengan nilai -13 sampai dengan -15. Kecepatan
arus di sekitar situs tersebut berkisar 0.0009-1.463 m/s.
Policy Brief tentang Sustainable Marine
25. -
Tourism (CTI-CFF)
Penyusunan Policy Brief Bangunan Laut
21. RPP Bangunan Laut 26. -
sebagai Bahan Masukan RPP
Penyusunan Policy Brief Perencanaan
22. RPP Perencanaan Ruang Laut 27. -
Ruang Laut sebagai Bahan Masukan RPP
LAMPIRAN HASIL KONTRAK KINERJA PENCAPAIAN PROGRAM PRIORITAS KKP : BKIPM BALITBANG KP
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
(BADAN PENELITIAN DAN
No. (BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU No. HASIL OUTPUT
PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN
DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN)
PERIKANAN)
Monitoring dalam Rangka
Monitoring dalam Rangka Pengendalian Mutu dan
1. 1. Pengendalian Mutu dan Keamanan
Keamanan Hasil Perikanan :
Hasil Perikanan :
Keamanan Lingkungan Perairan dari
Rekomendasi tentang Keamanan Lingkungan Perairan dari Cemaran
Cemaran Logam Berbahaya dan Biotoksin
a. Dari Cemaran Marine Biotoxine dan Logam Berat Logam Berbahaya dan Biotoksin di Perairan Sidoarjo dan Sekitarnya
di Perairan Sidoarjo dan Sekitarnya
(Jakarta, Surabaya, Ambon, Tanjung Balai, Asahan, a.
Zonasi Berbasis Cemaran Logam Berat
Lampung, Gorontalo) Rekomendasi tentang Zonasi Berbasis Cemaran Logam Berat dan
dan Marine Biotoxine (Racun Cemaran
Marine Biotoxine (Racun Cemaran Laut) di Perairan Teluk Jakarta
Laut) di Perairan Teluk Jakarta
Standarisasi Sarana dan Prasarana Penanganan
Penelitian Teknologi Proses Pengolahan
b. Loining Tuna (Mini plant Loining Tuna) di pantai b. Inovasi Teknologi tentang Teknologi Proses Pengolahan Tuna Loin
Tuna Loin
Pendaratan Ikan
Prevalensi Kandungan Histamin pada
Rekomendasi tentang Prevalensi Kandungan Histamin pada Produk
Produk Tuna Tangkapan Nelayan Kecil
Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon
Risiko Keamanan Pangan Produk KP Untuk Pasar Ambon
c. Ekspor dari Cemaran Mikroba Patogen (Listeria c. Kajian Resiko V. parahaemolyticus pada
Rekomendasi tentang Kajian Resiko V. parahaemolyticus pada Udang
Monocytogenes, Staphylococcus) pada Tuna dan Udang Udang
Kajian Risiko Salmonella pada Tuna Rekomendasi tentang Kajian Risiko Salmonella pada Tuna Tangkapan
Tangkapan Nelayan Kecil Ambon Nelayan Kecil Ambon
Alat Uji Cepat (Test Kit) Residu Bahan Berbahaya di Paket Teknologi Kit Uji Cepat Residu Inovasi Teknologi tentang Paket Teknologi Kit Uji Cepat Residu
d. d.
Lapangan Pestisida Pestisida
Batas Maksimum Kandungan Formaldehid yang
Kajian Kandungan Formaldehid Pada Data dan Informasi tentang Kajian Kandungan Formaldehid pada
e. Dihasilkan Secara Alamiah dan Terkait Pembusukan e.
Produk Olahan Ikan Produk Olahan Ikan
Ikan
Metoda Pengujian untuk Membedakan Kandungan
Formulasi Bahan Pengawet untuk Ikan Inovasi Teknologi tentang Formulasi Bahan Pengawet untuk Ikan
f. Formalin (Alamiah) Organik dan Anorganik (yang f.
Pindang Pindang
Ditambahkan)
Informasi Cemaran Potensial Mikotoksin pada Produk Profil Risiko Mikotoksin Pada Produk Data dan Informasi tentang Profil Risiko Mikotoksin Pada Produk
g. g.
Olahan Perikanan Olahan Perikanan Olahan
2. Karantina dan Keamanan hayati ikan 2. Karantina dan Keamanan hayati ikan
a. Peta Lokasi Pelepasliaran Kepiting, Lobster, dan a. Kajian Hasil Restocking Lobster dan Policy Brief

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 36
Rajungan Hasil Penahanan Karantina Sesuai dengan Penempatan Terumbu Karang di
Kajian Data Restocking Kawasan Konservasi (Prigi,
Pangandaran)
Kajian Penyebaran Early Mortality Syndrome di Analisis Kebijakan Emergency Diseases
b. b. Policy Brief
Indonesia Pada Budidaya Udang (2015-2016)
Kajian Penyebaran Invasif Alien Species di Perairan Pengendalian Ikan Invasif Alien Species
c. c. Policy Brief
Umum (IAS) di Danau Matano

c) IK 3 : Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan
Target : 20
Realisasi : 21
% : 105,00

STAKEHOLDER
JUDUL BAHAN SATKER
NO DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN PENGGUNA BAHAN BUKTI DOKUMEN
KEBIJAKAN PELAKSANA
KEBIJAKAN
Analisis Kebijakan Dinas Kelautan dan
rekomendasi dan policy paper kebijakan
Potensi Pengembangan Perikanan Provinsi
1 pengembangan budidaya kekerangan di P4 Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output
Budidaya Kekerangan Kepulauan Bangka
Indonesia
Indonesia Belitung
Analisis Kebijakan
Balai Pengembangan
Pengembangan Ikan rekomendasi untuk pengembangan ikan lokal
2 P4 Perikanan Perairan Umum Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output
Lokal Prospektif sebagai prospektif sebagai kandidat ikan budidaya
dan Ikan Hias
Kandidat Ikan Budidaya
Pengembangan
Perbenihan Strain Nila
Tehnik produksi benih nila unggul berbasis
Srikandi (unggul) Dinas Pertanian,
kemitraan dengan UPR yg diharapkan akan
3 melalui Peningkatan P4 Perikanan dan Kehutanan Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output
mempercepat distribusi benih unggul guna
Efisiensi Unit Perbenihan Kabupaten Sleman
mendukung industrialisasi perikanan.
Rakyat (UPR) di Wilayah
Tambak Pantura
Kajian Kebijakan
Penyerasian dan Analisis Menghasilkan rekomendasi Kajian Kebijakan Laporan Akhir dan Surat KEPMEN Estimasi Potensi,
Stock Assessment / Penyerasian dan Analisis Stock Assessment / Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan, dan Tingkat
4 P4 KKP
Komisi Nasional Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah
Pengkajian Stok Sumber Ikan Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
Daya Ikan
Model Penerapan
Rancang Bangun Mini
Line Hauler untuk Menghasilkan teknologi rancang bangun mini
5 P4 Dinas Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output
Penangkapan Tuna line hauler untuk menangkap tuna
dengan Pancing Ulur di
Sekitar Rumpon
Penerapan model IPTEK 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Dinas Peternakan dan
6 pengelolaan culter based nelayan dalam mengelola sumber daya P4 Perikanan Kabupaten Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output
fisheries (CBF) Ikan perikanan di Waduk Kedung Ombo (WKO) Sragen

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 37
STAKEHOLDER
JUDUL BAHAN SATKER
NO DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN PENGGUNA BAHAN BUKTI DOKUMEN
KEBIJAKAN PELAKSANA
KEBIJAKAN
patin di Waduk Gedung secara lestari
Ombo Jawa Tengah 2. Meningkatkan hasil tangkapan ikan di Waduk
Kedung Ombo (WKO) Jawa Tengah
Kajian mengenai
Menghasilkan rekomendasi Kajian mengenai Dinas Kelautan dan
efektifitas implementasi
7 efektifitas implementasi kebijakan konservasi P4 Perikanan Provinsi Nusa Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output
kebijakan konservasi hiu
hiu dan mamalia laut Tenggara Barat
dan mamalia laut
Model Penerapan
Pengelolaan Kawasan Dinas Kelautan dan
Menghasilkan naskah akademik pengembangan
8 Konservasi Berbasis P4 Perikanan Kabupaten Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output
konservasi habitat udang di teluk cempi, NTB
Masyarakat di Teluk Dompu
Cempi
Model Rehabilitasi
Ekosistem Terumbu
Model Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang Dinas Kelautan dan
Karang Melalui
9 Melalui Pengembangan Terumbu Buatan di P4 Perikanan Kabupaten Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output
Pengembangan Terumbu
Perairan Barat Sumatera Pesisir Selatan, CV SANARI
Buatan di Perairan Barat
Sumatera

Teknologi Pelembut dan Pemurnian garam menggunakan alat conveyor


1 Pencuci Garam Krosok screw diskmill dapat merubah garam KW3 ke P3SDLP masyarakat/ petani garam SCAN SURAT RESMI PENYAMPAIAN REKOMENDASI
(Diskmill) KW 1 dengan peningkatan NaCl 5 10

Teknologi penanganan dan pengolahan ikan Scan surat Resmi Penyampaian Kegiatan
Teknologi penanganan perairan umum menjadi produk olahan keripik Dinas Kelautan dan Penyebarluasan Hasil Litbang Teknologi Penanganan
dan pengolahan ikan kulit ikan nila, keripik babyfish ikan nila, Perikanan Kabupaten dan Pengolahan Ikan Perairan Umum, Teknologi
1 P3DSPBKP
perairan umum (Nila dan amplang ikan nila, mie kremes ikan nila, otak- Kebumen, Pemerintah yang disampaikan, Scan Pernyataan Menindaklanjuti
Lele) otak ikan nila, tahu bulat ikan nila, nugget ikan Kabupaten Kebumen Acara Penyegaran teknologi untuk penyuluh pada
nila, serta abon tulang ikan lele. Tahun 2017 dari Dinas KP Kabupaten Kebumen
Sargassum spp. merupakan sumber daya laut
hasil panen alami yang dibutuhkan sebagai
bahan baku industri tekstil printing yaitu
Rancangan Standar
alginat. Pemenuhan kebutuhan alginat di
Nasional Indonesia 3
Indonesia 100% impor, sehingga diperlukan
(RSNI 3) : Sargassum Scan Surat Keputusan Ketua Komite Teknis 65-08:
upaya untuk membangun kemandirian bahan
spp. sebagai bahan baku Badan Standardisasi Produk Perikanan Non Pangan Nomor :
2 baku dan teknologi produksi alginat. Adapun P3DSPBKP
alginat untuk pengikat Nasional (BSN) KEP.056/KPA.1/HK.155/V/2016 tentang Penetapan
standar Sargassum spp. sebagai bahan baku
warna dalam tekstil - Konseptor dan Editor Tahun 2016, Scan RSNI 3
alginat untuk tekstil dijabarkan dalam SNI
Syarat mutu dan
tersebut. SNI dapat berfungsi sebagai acuan
penanganan
dalam penentuan kondisi Sargassum spp. layak
panen, layak menjadi bahan baku, dan sebagai
acuan dalam upaya pembudidayaannya
Rumput laut coklat (Sargassum sp, Padina sp
dan Turbinaria sp) yang segar merupakan
Rancangan Standar
sumber daya laut hasil panen alami yang
Nasional Indonesia 3
dibutuhkan sebagai bahan baku industri Scan Surat Keputusan Ketua Komite Teknis 65-08:
(RSNI 3) : Rumput laut
kosmetik dan farmasi yaitu Fukosantin. Badan Standardisasi Produk Perikanan Non Pangan Nomor :
3 coklat segar sebagai P3DSPBKP
Pemenuhan kebutuhan bahan baku kosmetik Nasional (BSN) KEP.056/KPA.1/HK.155/V/2016 tentang Penetapan
bahan baku fukosantin -
dan farmasi di Indonesia 100% impor. Untuk itu Konseptor dan Editor Tahun 2016, Scan RSNI 3
Syarat mutu dan
pemanfaatan fukosantin sebagai bahan baku
penanganan
industri tersebut diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan atas bahan baku impor,

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 38
STAKEHOLDER
JUDUL BAHAN SATKER
NO DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN PENGGUNA BAHAN BUKTI DOKUMEN
KEBIJAKAN PELAKSANA
KEBIJAKAN
sehingga diperlukan upaya untuk membangun
kemandirian bahan baku dan teknologi
fukosantin. Adapun standar rumput laut coklat
segar sebagai bahan baku fukosantin dijabarkan
dalam SNI. SNI dapat berfungsi sebagai acuan
mutu dan penanganan rumput laut coklat
sebagai bahan baku yang layak untuk produksi
fukosantin dan berfungsi sebagai acuan dalam
upaya pembudidayaannya

Kajian Studi Budaya


Kearifan Lokal Dalam Rencana Perlindungan
Bahari Dalam BAPPEDA Provinsi Nusa Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
1 dan Pengelolaan Sumber Daya Laut di PPSEKP
Pemanfaatan Tenggara Timur Rekomendasi Hasil Penelitian
Kabupaten/Kota
Sumberdaya Laut
Model Sistem Logistik
Ikan Nasional
Terintegrasi dengan Model pengembangan SLIN terintegrasi dengan
Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
2 MP3EI dan Sistem MP3EI da STLI melalui pendekatan sistem PPSEKP Inspektorat Jenderal KKP
Rekomendasi Hasil Penelitian
Transportasi Laut penyimpanan
Melalui Pendekatan
Sistem Penyimpanan
Model Sistem Logistik
Ikan Nasional
Terintegrasi dengan Model Pengembangan SLIN Terintregrasi
Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
3 MP3EI dan Sistem dengan MP3EI dan STLI melalui Pendekatan PPSEKP Inspektorat Jenderal KKP
Rekomendasi Hasil Penelitian
Transportasi Laut Distribusi
Melalui Pendekatan
Distribusi
Model Sistem Logistik
Ikan Nasional
Terintegrasi dengan
Strategi Pengamanan Stok Ikan untuk Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
4 MP3EI dan Sistem PPSEKP Inspektorat Jenderal KKP
Meningkatkan Industri Pindang Nasional Rekomendasi Hasil Penelitian
Transportasi Laut
Melalui Pendekatan
Pengadaan Stok Ikan
Kajian Dampak Sosial Ekonomi Pelarangan
DJPT Sub Direktorat KAPI Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
5 Analisis Kebijakan KP Pengoprasian Alat Penangkap Ikan (API) PPSEKP
dan Setjend KP Rekomendasi Hasil Penelitian
Cantrang di Wilayah Provinsi Jawa Tengah
Perhitungan Indeks Kesejahteraan Masyarakat
Biro Perencanaan Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
6 Analisis Kebijakan KP Kelautan dan Perikanan dan Proyeksi 2015- PPSEKP
Sektetariat Jenderal KP Rekomendasi Hasil Penelitian
2019
Proyeksi Produksi Perikanan Tangkap,
Biro Perencanaan Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
7 Analisis Kebijakan KP Perikanan Budidaya, dan Pengolahan Hasil PPSEKP
Sektetariat Jenderal KP Rekomendasi Hasil Penelitian
Perikanan Sampai Tahun 2015
Kajian Sosial Ekonomi
Terhadap Rencana Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Rencana Fakultas Ekologi Manusia Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
8 PPSEKP
Pembangunan GIant Sea Pembangunan GIant Sea Wall IPB Rekomendasi Hasil Penelitian
Wall
Model Sistem Logistik
Fakultas Perikanan dan
Ikan Nasional Buku Mewujudkan Maluku Sebagai Lumbung Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
9 PPSEKP Ilmu Kelautan Universitas
Terintegrasi dengan Ikan Nasional Rekomendasi Hasil Penelitian
Pattimura
MP3EI dan Sistem

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 39
STAKEHOLDER
JUDUL BAHAN SATKER
NO DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN PENGGUNA BAHAN BUKTI DOKUMEN
KEBIJAKAN PELAKSANA
KEBIJAKAN
Transportasi Laut
Melalui Pendekatan
Distribusi
UPT Pengembangan
Indeks Resistensi Budidaya dan Penagkapan
Kajian Indeks Resistensi Wilayah dan Kelayakan Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan
10 Wilayah dan Kelayakan PPSEKP Ikan Dinas KP dan
Inovasi Teknologi Rekomendasi Hasil Penelitian
Inovasi Teknologi Peternakan Kabupaten
Gresik

d) IK 4 : Indeks efektifitas kebijakan pemerintah


Target : 6,50
Realisasi : 6,02
% : 92,60

RATA-RATA NASIONAL
KEBIJAKAN TEKNOLOGI
SKOR TERTIMBANG INDEKS TERTIMBANG KATEGORI EFEKTIVITAS
RILIS : 65.15 5.89 Cukup Efektif
REKOMTEK : 65.66 6.15 Cukup Efektif
EKT (Efektivitas Kebijakan Teknologi) : 65.41 6.02 Cukup Efektif
BUKTI DOKUMEN : SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL

e) IK 5 : Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP


Target : 51
Realisasi : 51
% : 100,00

SATKER
No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN
PELAKSANA
Analisis Kebijakan Penyediaan Benih Unggul Rekomendasi untuk penyediaan benih unggul untuk pengembangan perikanan Laporan akhir kegiatan
1 P4
untuk Pengembangan Perikanan Budidaya budidaya output
Analisis Kebijakan Pengembangan Ikan
Rekomendasi untuk pengembangan ikan lokal prospektif sebagai kandidat ikan Laporan akhir kegiatan
2 Lokal Prospektif sebagai Kandidat Ikan P4
budidaya output
Budidaya
Analisis Dampak Kebijakan Peningkatan Kebijakan peningkatan daya saing udang yang akan berdampak positif terhadap Laporan akhir kegiatan
3 P4
Produktivitas Udang dalam Rangka peningkatan produktivitas di tingkat nasional output

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 40
SATKER
No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN
PELAKSANA
Mendorong Ekspor Komoditas Perikanan
Analisis Kebijakan Pengembangan Tehnik produksi benih nila unggul berbasis kemitraan dengan UPR yg diharapkan
Laporan akhir kegiatan
4 Perbenihan Nila Unggul Srikandi Melalui akan mempercepat distribusi benih unggul guna mendukung industrialisasi P4
output
Peningkatan Efisiensi UPR perikanan.
Analisis Kebijakan Emergency Disease pada Laporan akhir kegiatan
5 Rekomendasi kebijakan penyakit emergensi pada budidaya udang P4
Budidaya Udang output
Analisis Kebijakan Potensi Pengembangan Laporan akhir kegiatan
6 Rekomendasi kebijakan pengembangan budidaya kekerangan di Indonesia P4
Budidaya Kekerangan Indonesia output
Rekomendasi kebijakan dan tersusunnya langkah-langkah strategis pengembangan
budidaya laut di daerah terdepan Indonesia, yang meliputi aspek (1) perencanaan
Analisis Kebijakan Pengembangan Budidaya Laporan akhir kegiatan
7 (meliputi kesesuaian dan potensi lahan), (2) pelaksanaan budidaya (meliputi input P4
Laut di Pulau-Pulau Terdepan Indonesia output
dalam sistem budidaya), dan (3) pasca panen (meliputi transportasi, pengolahan, dan
pemasaran ke konsumen)
Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Laporan akhir kegiatan
8 Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur P4
Marikultur di Pulau Rote, NTT output
Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Laporan akhir kegiatan
9 Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur P4
Marikultur di Pulau Morotai, Maluku Utara output
Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Laporan akhir kegiatan
10 Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur P4
Marikultur di Pulau Tual, Maluku output
Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Laporan akhir kegiatan
11 Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur P4
Marikultur di Pulau Biak, Papua output
Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Laporan akhir kegiatan
12 Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur P4
Marikultur di Nunukan, Kalimantan Utara output
Kajian Kebijakan Penyerasian dan Analisis
Menghasilkan rekomendasi Kajian Kebijakan Penyerasian dan Analisis Stock Laporan akhir kegiatan
13 Stock Assessment / Komisi Nasional P4
Assessment / Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan output
Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan
Kajian Kebijakan Pengelolaan dan Dinamika
Menghasilkan rekomendasi Kajian Kebijakan Pengelolaan dan Dinamika Laporan akhir kegiatan
14 Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil P4
Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Demersal di WPP 571 dan WPP 711 output
dan Demersal di WPP 571 dan WPP 711
Kajian Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya
Menghasilkan rekomendasi Kajian Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Tuna Laporan akhir kegiatan
15 Ikan Tuna Berkelanjutan di Sekitar Rumpon P4
Berkelanjutan di Sekitar Rumpon Laut Dalam di Perairan Samudera Hindia output
Laut Dalam di Perairan Samudera Hindia
Jejak Karbon Perikanan Tuna Cakalang Menghasilkan rekomendasi Jejak Karbon Perikanan Tuna Cakalang Tongkol di WPP Laporan akhir kegiatan
16 P4
Tongkol di WPP 572 dan 573 572 dan 573 output
Laporan ringkas
17 Sustainable Management of Highly Migratory Fish Stock in the West Pacifik and East Asian Seas P4
kegiatan
Laporan ringkas
18 Developing Research Capacity for Management of Indonesia-s Pelagic Fisheries Resources P4
kegiatan
Laporan ringkas
19 Enabling Enforcement Through Improved Use of Monitoring Information to Support Surveillance P4
kegiatan
Sintesis Pemanfaatan untuk
Keberlanjutan Sumberdaya Ikan Menghasilkan rekomendasi Sintesis Pemanfaatan untuk Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di Laporan akhir kegiatan
20 P4
di Paparan Banjir Wilayah Paparan Banjir Wilayah Pantai Timur Sumatera output
Pantai Timur Sumatera
Sintesis Tekanan Ekologis dan
Menghasilkan rekomendasi Sintesis Tekanan Ekologis dan Penangkapan Terhadap SDI Estuari Laporan akhir kegiatan
21 Penangkapan Terhadap SDI P4
Sungai Mahakam output
Estuari Sungai Mahakam
Kajian mengenai efektifitas
implementasi kebijakan Menghasilkan rekomendasi Kajian mengenai efektifitas implementasi kebijakan konservasi hiu Laporan akhir kegiatan
22 P4
konservasi hiu dan mamalia dan mamalia laut output
laut (WPP573)
23 Kajian Pengaruh Variabilitas Menghasilkan rekomendasi Kajian Pengaruh Variabilitas Iklim dan Dampak Potensial Perubahan P4 Laporan akhir kegiatan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 41
SATKER
No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN
PELAKSANA
Iklim dan Dampak Potensial Iklim Terhadap SDI dan Perikanan Pelagis Kecil di WPP 713 dan Selat Bali output
Perubahan Iklim Terhadap SDI
dan Perikanan Pelagis Kecil di
WPP 713 dan Selat Bali

Rekomendasi Perairan Nunukan sangat sesuai untuk area budidaya rumput laut khususnya untuk
jenis Eucheuma sp., karena Distribusi nitrat dan logam berat masih dalam batas yang bisa di-
Analisis Karakteristik Dimensi toleransi oleh lingkungan; Kecepatan arus 20 40 meter/menit, bahkan sampai berkisar 50
Ekologi untuk menunjang cm/dt; Pada waktu surut yang masih digenangi air sedalam 30 60 cm; pH antara 7,3 8,2; Suhu
1 P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
pengelolaan Pulau-Pulau Kecil air laut berkisar antara 27 300C; Salinitas antara 30 37 permil, denga salinitas optimum 33
terluar di Nunukan permil; Sebaran indeks vegetasi pada tahun 2016 menunjukkan data kepadatan vegetasi
mangrove yang sangat rendah.

Hasil dari analisis dari daya dukung lingkungan di lokasi penelitian Sekotong, Lombok masih
memiliki kondisi perairan yang baik untuk dikembangkan menjadi daerah budidaya;
Aktivitas budidaya laut belum melampaui kapasitasnya namun pemanfaatan sumber daya yang
ada belum optimal, sehingga perlu adanya pengembangan aktivitas budidaya laut dengan tetap
memperhatikan batasannya;
Perencanaan dan Daya Dukung Diperlukan adanya kebijakan ataupun guideline terkait pengembangan aktivitas budidaya laut.
Wilayah Pesisir Berbasis terutama terkait batasan-batasan sejauh mana pengembangan budidaya laut dapat dilakukan oleh
2 P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
Budidaya Laut di Pulau Lombok, perusahaan maupun kelompok masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan budidaya
Nusa Tenggara Barat laut tetap dapat terlaksana, namun dapat diawasi dan dikontrol agar tidak melebihi kapasitas yang
ada;
Rencana pembangunan pelabuhan baru perlu perencanaan yang lebih lanjut begitu pula dengan
pengembangan aktifitas pariwisata mengingat pengaruhnya nanti yang akan mengurangi daya
dukung di daerah tersebut. Pembangunan diusahakan dapat dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan keberlanjutan.
Pemilik tambak dapat menerima dan mudah memahami konsep penerapan desain layout tambak
meskipun terdapat beberapa informasi yang menurut mereka baru diketahui maupun beberapa
aspek yang sudah lama dikenal/diketahui namun tidak dipahami maksud atau alasannya;
Proses produksi garam menggunakan model yang telah dikaji optimasinya tersebut dapat
menghasilkan lebih dari 120 ton per hektar per musim (3,5-4 bulan) dengan kualitas K1. Sehingga
Model Tata Kelola Tambak
3 pendapatan per musim dari 1 hektar tambak tidak kurang dari 72 juta jika harga perkilo Rp 600,-. P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
Garam Rakyat
Model ini dapat menghindarkan petambak mem-fungsikan kolam kristalisasi sebagai condenser
sehingga kualitas garam meningkat karena ikutan pengotor (impurities) gypsum jauh berkurang.
Penerapan model ini akan diperkuat dengan menghitung masukan (intake) debit ideal air tua yang
dikombinasi dengan laju evaporasi air di setiap tahapan proses, sehingga diharapkan dapat
ditentukan pola pengaturan debit air tua yang akan membuat sistem bekerja dengan sendirinya.
Hasil analisis spasial terhadap kesesuaian kawasan untuk budidaya laut di Perairan Kab. Dompu
berhasil ditentukan kawasan yang sesuai untuk budidaya rumput laut dengan luas sekitar 72.515
Ha atau 99,49 % dan kawasan yang sesuai untuk KJA dengan luas sekitar 72.831 Ha atau 99,93%
dari luas total wilayah kawasan pengembangan;
Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lokasi penelitian, menunjukan terdapat beberapa
Kajian Daya Dukung parameter yang masih melebihi baku mutu untuk budidaya laut seperti nilai fosfat dan nitrat.
Sumberdaya Laut untuk Kondisi tersebut diduga akibat dari aktivitas perekonomian oleh masyarakat sekitar yang
4 Perencanaan Kawasan menghasilkan limbah ke perairan, yang dibuktikan dengan nilai parameter tersebut diatas baku P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
Budidaya Laut di Perairan Teluk mutu di stasiun penelitian yang berlokasi dekat dengan muara sungai;
Saleh Kondisi ekosistem pesisir meliputi mangrove, lamun dan terumbu karang berada pada kondisi
cukup baik dengan indeks keseragaman mangrove bernilai 0.68 berarti keseragaman sedang dan
ditemukan dua spesies mangrove yaitu rhizophora stylosa dan rhizophora apiculata. Indeks
keseragaman lamun bernilai 0.82 yang berarti keseragaman tinggi dan ekosistem berada dalam
kondisi stabil serta ditemukan tiga spesies lamun yaitu enhalus acroides, cymodocea rotundata,
dan halodule ovalis. Indeks keseragaman terumbu karang sebesar 3.44 yang berarti keseragaman

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 42
SATKER
No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN
PELAKSANA
tinggi dan kondisi ekosistem yang stabil serta ditemukan enam lifeform yaitu coral massive, coral
submassiv, coral folios, acropora branching, coral encrusting, dan coral mushroom di lokasi
penelitian;
Hasil pendugaan daya dukung budidaya KJA dapat diketahui bahwa daya dukung perairan untuk
KJA dengan komoditas ikan kerapu adalah sebesar 9,9 16,68 ton ikan. Apabila 1 keramba diisi
dengan 200 ekor ikan maka keramba yang dapat dibangun sebanyak 50 84 buah keramba; Hasil
pendugaan daya dukung budidaya Rumput Laut untuk nilai produksi pada unsur N relative tinggi
0.7 ton/th, dengan masa panen selama 7 kali, dengan penggunaan unit long line sebanyak 3 unit,
melalui luas ruang perairan 0.4 ha;Hasil kesimpulan ini sebagai rekomendasi tahap awal dan
acuan dalam pertimbangan pengambilan kebijakan pengelolaan kelautan dan perikanan di
Kabupaten Dompu dan perlu untuk dilakukan penelitian lanjutan.

Laju Perubahan Luas tutupan mangrove pada zona selatan pada periode tahun 1989 ke 2016,
cukup signifikan yaitu mencapai 3.62 Ha/thn; Dari kondisi fisik, kerusakan terumbu karang terjadi
akibat tindakan DF (bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju perubahan penutupan karang berkisar
Analisis Potensi Ekosistem 2.91 Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah dengan menekan masukan limbah antropogenik ke
5 P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
Pesisir di Teluk Bone perairan sebesar 10%. Daya dukung perairan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan
pngembangan budidaya rumput laut; Untuk mengetahui fluktuasi optimum biocapacity dengan
skenario pengelolaan menekan limbah 10% akan menghasilkan biocapacity perairan yang paling
tinggi;
Melakukan koordinasi dan diskusi dengan Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1
diindikasikan adalah berasal dari crude oil.
Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 menunjukkan kesamaan karakteristik dan
genetik asal batuan sumber.
Kromatogram GC memberikan indikasi bahwa material organik pembentuk minyak diendapkan di
lingkungan anoksik suboksik.
Biomarker sterana m/z 217 dari GCMS menunjukkan bahwa kontribusi bahan organik yang
Kajian Potensi Pencemaran Laut
6 terkandung pada minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 berasal dari ganggang (algae) yang P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
di Perairan Pulau Bintan
diendapkan pada lingkungan lakustrin dengan kondisi anoksik.
Distribusi Biomarker triterpana m/z 191 dari GCMS menunjukkan tidak adanya kontribusi
tumbuhan darat dan dengan adanya kelimpahan Gamacerana mengindikasikan bahwa senyawa
asal pembentuk minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 diendapkan di lingkungan lakustrin.
Paramater kematangan termal dari fraksi saturat menunjukkan bahwa minyak Mapur-3, Mapur-4
dan Sebong-1 mempunyai tingkat kematangan yang cukup tinggi.

Jika pemerintah Indonesia memang berkomitmen dalam mewujudkan tujuan penelitian ini,
dimana Indonesia sanggup memproduksi garam magnesium sendiri dalam memenuhi kebutuhan
farmasi dalam negeri. Niscaya perekonomian Indonesia akan meningkat terutama masyarakat
pesisir pantai khususnya para kelompok petani tambak garam. Hal ini dikarenakan memiliki 2
Optimallisasi kajian teknologi produk yang dapat dijual, yang pertama adalah garam konsumsi (NaCl) yang diperoleh melalui
7 spray dryer untuk pengeringan proses pengeringan tradisional dan yang kedua adalah garam magnesium [Mg(OH)2] dengan P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
magnesium hidroksida mengolah air limbah pembuatan garam menggunakan teknologi modern;
Melalui spray dryer proses pengeringan garam magnesium akan lebih cepat dan hasil produksi
lebih banyak. Memang teknologi spray dryer membutuhkan biaya yang begitu besar, akan tetapi
harga jual garam magnesium yang begitu besar jika dibandingkan dengan harga garam konsumsi.

Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan Pulau Laut, Natuna yang merupakan wilayah terdepan
NKRI berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan pemanfaatan sumberdaya arkeologi
maritim berkelanjutan yang dipadu dengan keindahan ekosistem bawah lautnya dalam kerangka
Kajian Potensi Sumber Daya
konsep Taman Bawah Laut Eko-Arkeologi (Marine Eco-Archaeological Park).
8 Arkeologi Maritim di Perairan P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan Karang Panjang ( 20 ), Karang Kie (16) dan Kawasan
Pulau Laut, Natuna
Perairan Pulau Sekatung (15), sementara itu satu lokasi yaitu lokasi kapal kayu masih belum dapat
di analisis dikarenakan tidak cukupnya data pendukung
Konsep ini diusulkan dapat berjalan selaras dengan rencana pengembangan wilayah Natuna oleh
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 43
SATKER
No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN
PELAKSANA
KKP dan Presiden RI.
Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap
digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem
Penyusunan Basis data Laut dan laut dan pesisir.
9 P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
Pesisir di Tanimbar Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen
terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu
karang, dan keanekaragaman hayati.
Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap
digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem
Penyusunan Basis data Laut dan laut dan pesisir.
10 P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
Pesisir di Biak Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen
terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu
karang, dan keanekaragaman hayati.
Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap
digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem
Penyusunan Basis data Laut dan laut dan pesisir.
11 P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
Pesisir di Rote Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen
terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu
karang, dan keanekaragaman hayati
Suhu permukaan laut di perairan selatan jawa pada kurun waktu Agustus Oktober 2016
Kajian Interaksi Laut Atmosfer
cenderung mengalami kenaikan;
terhadap Karakteristik
Suhu permukaan laut tidak berbeda jauh dengan suhu udara bulanan yang tercatat pada kurun
12 Hidrodinamika Perairan Selatan P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
waktu yang sama;
Jawa untuk Sistem Informasi di
Kecepatan pergerakan arus pada kurun waktu Agustus Oktober mengalami penurunan dengan
Sentra Nelayan
arah arus dari Tenggara menuju Barat Laut.
Keberadaan hutan mangrove (topografi/batimetri dan tegakan pohon) mereduksi secara
signifikan energi gelombang datang (lebih dari 50%) mengurangi ongkos konstruksi tanggul
beton di belakangnya;
Keberadaan pulau reklamasi akan mengubah karakteristik perairan hutan mangrove Angke;
Kajian Dampak Pengembangan
Kondisi lingkungan perairan di sekitar hutan mangrove harus diperbaiki untuk menjamin
13 NCICD pada Desain Hijau P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR
keberlangsungan konsep tanggul hijau
Tanggul Laut Jakarta
Rekomendasi Pokja Reklamasi Teluk Jakarta;
Kerjasama penelitian terjalin Judul: Investigasi pengurangan dampak kerusakan pantai dengan
hutan bakau melalui pemodelan numerik, Mitra: Telkom University Bandung (hingga 2018).

14 Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir P3SDLP

SCAN LAPORAN
OUTPUT (Pendahuluan,
Analisis Kebijakan
Implementasi Good Manufacturing Process (GMP), Good Handling Practice (GHP) dan sistem rantai Metodologi, Opsi
1 Pengembangan Industri P3DSPBKP
dingin mulai dari penangkapan sampai dengan jalur distribusi. Kebijakan/
Pengolahan Hasil Perikanan
Rekomendasi,
Stakeholder, Penutup)
1 Kandungan nutrien perairan (nitrit, amonia, fosfat), sebagian besar sungai di kawasan Jabotabek
yang bermuara di Teluk Jakarta telah melebih ambang batas yang diijinkan (PP RI No.82/2001
tentang Pengelolaah Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air), yaitu sungai Dadap, Angke, SCAN LAPORAN
Zonasi berbasis cemaran logam Pluit, Marunda, Cilincing, Ciliwung, Bekasi. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring secara OUTPUT (Pendahuluan,
berat dan marine biotoxine berkala dan berkelanjutan tentang nutrien perairan sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta. Hal ini Metodologi, Opsi
2 P3DSPBKP
(racun cemaran laut) di bertujuan untuk mengurangi tingkat masukan nutrien dari daratan yang terakumulasi di perairan Kebijakan/
perairan Teluk Jakarta Teluk Jakarta dan dapat mendorong terjadinya blooming spesies fitoplankton penyebab red tide Rekomendasi,
dan penghasil toksin Harmfull Algae Bloom (HAB). Stakeholder, Penutup)
2 Pada penelitian ini, jenis plankton penghasil saksitoksin ditemukan di perairan Cilincing dan
Kalibaru (lokasi budidaya kerang hijau) yaitu Alexandrium dan Gymnodinium. Sementara itu

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 44
SATKER
No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN
PELAKSANA
beberapa jenis dinoflagelata penyebab red tide yang ditemukan adalah Ceratium, Prorocentrum,
Protoperidinium dan Gonyaulax. Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi terjadinya blooming
plankton penghasil saksitoksin di lokasi budidaya kerang hijau cukup tinggi sehingga perlu
dilakukan pemantauan dan pengendalian secara berkala dan berkelanjutan terhadap kelimpahan
spesies fitoplankton penghasil saksitoksin terutama area budidaya kerang hijau Cilincing dan
Kalibaru. Selain itu kelimpahan fitoplankton penyebab red tide yang cukup tinggi pada beberapa
lokasi penelitian diperlukan penyusunan zona pengelolaan kegiatan perikanan budidaya di
perairan Teluk Jakarta agar dampak ekonomi akibat red tide dapat dikurangi.
3 Tingkat cemaran logam berat dari sungai yang bermuara di Teluk Jakarta mengindikasikan
tingginya tingkat cemaran logam berat di perairan tersebut, termasuk biotanya. Pengendalian
tingkat cemaran logam berat sebaiknya dilakukan secara integratif melibatkan berbagai pihak dari
hulu ke hilir, termasuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pembuangan
limbah ke sungai. Selain itu ditemukan bahwa tingkat pencemaran logam berat yang tinggi
terdapat di teluk dekat area sungai sehingga kegiatan budidaya kerang hijau tidak dilakukan di
area tersebut.

1 Menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Good Handling Practice (GHP) saat panen
dan pasca panen.
2 Perlu dilakukan perbaikan sarana dan prasarana di tambak, terutama pada tempat panen udang
dan sortasi yang kurang memadai terutama pada rantai pasok tipe 1 (tambak-sortir ditambak-UPI
penerimaan bahan baku-UPI pengupasan udang-UPI produk akhir).
3 Implementasi sanitasi dan higiene terhadap semua sarana dan prasarana serta tenaga pengolah SCAN LAPORAN
yang melakukan proses pengolahan udang beku di sepanjang rantai pasok terutama di tambak, OUTPUT (Pendahuluan,
Kajian risiko Vibrio suplier pemasok udang ke UPI, UPI penerimaan bahan baku dan UPI tahap kupas terutama di Metodologi, Opsi
3 P3DSPBKP
parahaemolyticus pada udang rantai pasok tipe 1 harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Upaya ini diharapkan dapat Kebijakan/
mengurangi peluang cemaran mikrobiologi seperti V. parahaemolyticus. Rekomendasi,
4 Diperlukan edukasi bagi pelaku usaha di semua tahap rantai pasok terutama di tambak, suplier Stakeholder, Penutup)
pemasok udang ke UPI, UPI penerimaan bahan baku hingga UPI di tahap pengupasan udang untuk
mempertahankan mutu dan keamanan produk.
5 Penerapan sistem rantai dingin mulai dari panen udang di tambak dan di sepanjang distribusi
udang ke UPI harus dilakukan. Apabila tidak dilakukan akan memperbesar peluang cemaran V.
parahaemolyticus pada produk akhir.
1 Secara umum kondisi perairan Sidoarjo masih layak untuk usaha perikanan. Di beberapa titik
lokasi pengamatan telah terjadi penurunan kualitas air, misalnya, kandungan amonia sudah sangat
tinggi hingga melewati ambang batas yang ditetapkan dalam baku mutu air laut. Sebanyak 13 dari
38 titik pengambilan sampel memiliki kadar amonia yang melewati ambang batas. Di samping itu
total padatan tersuspensi di perairan Sidoarjo juga tergolong tinggi. Semua titik memiliki total
padatan tersuspensi jauh di atas ambang batas yang dipersyaratkan. Hal ini kemungkinan karena
adanya penambahan lumpur dari Sungai Sidoarjo yang meningkatkan laju sedimentasi di perairan
laut sekitarnya. Untuk itu perlu dilakukan perhatian khusus terhadap kasus sedimentasi perairan
dan penurunan kualitas perairan di sekitar Teluk Sidoarjo yang diakibatkan oleh penambahan SCAN LAPORAN
Keamanan Lingkungan Perairan lumpur dari Sungai Sidoarjo. OUTPUT (Pendahuluan,
Dari Cemaran Logam Berbahaya 2 Wilayah perairan Teluk Sidoarjo tidak aman dari cemaran logam berat. Cemaran logam berat Metodologi, Opsi
4 P3DSPBKP
dan Biotoksin Di Perairan yang tinggi terjadi di sekitar pantai Kenjeran yang merupakan wilayah untuk kegiatan perikanan, Kebijakan/
Sidoarjo dan sekitarnya baik budidaya maupun penangkapan. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu dilakukan Rekomendasi,
penyusunan tata ruang dan zonasi pengelolaan kawasan di Teluk Sidoarjo berdasarkan hasil Stakeholder, Penutup)
monitoring dengan mengacu pada hasil kajian pencemaran logam berat yang dilakukan oleh
P3DSPBKP. Selain itu perlu adanya monitoring secara periodik terhadap lingkungan terkait
cemaran kimia logam berat di Teluk Sidoarjo untuk memastikan terjaminnya keamanan pangan
produk perikanan yang diambil dan dibudidayakan di Teluk Sidoarjo.
3 Sebaran fitoplankton penghasil alga berbahaya di perairan Sidoarjo masih dalam tahap aman.
Akan tetapi kasus cemaran biotoksin di perairan Teluk Sidoarjo akibat alga berbahaya masih
mungkin terjadi terutama di perairan Ujung Pangkah (Gresik) yang banyak terdapat budidaya
kerang hijau. Pada lokasi tersebut kelimpahan fitoplankton Alexandrium sp. cukup tinggi sehingga

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 45
SATKER
No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN
PELAKSANA
diperlukan monitoring dan pengendalian secara periodik dan terterintegrasi di lokasi tersebut
dengan mengacu pada hasil Kajian P3DSPBKP.
1 Persyaratan penggunaan sarana dan prasarana (alat, bahan, teknologi) perlu dibakukan.
2 Penerapan SOP di setiap titik penanganan ikan.
3 Perlu adanya inisiasi regulasi yang mengatur aktifitas di nelayan, pos pendaratan, dan miniplant,
SCAN LAPORAN
terutama dalam mengimplementasikan GHP dan GMP.
OUTPUT (Pendahuluan,
Prevalensi Kandungan Histamin 4 Penyuluhan terkait penangkapan sampai dengan pengolahan ikan perlu dilakukan, dengan
Metodologi, Opsi
5 Pada Produk Tuna Tangkapan pemantauan berkala. P3DSPBKP
Kebijakan/
Nelayan Kecil Ambon 5 Jaminan rantai dingin dari sejak ikan ditangkap sampai ikan diolah dan didistribusikan dengan
Rekomendasi,
perbaikan palka dan sarana pengolahan.
Stakeholder, Penutup)
6 Menjaga kemunduran produk melalui sistem rantai dingin yang baik untuk mencegah
pembentukan biogenik amin termasuk histamin.
7 Penanganan tuna loin di atas kapal tidak disarankan.
1 Kegiatan pengolahan loin di atas kapal tidak direkomendasikan, karena berpeluang terjadi
pencemaran bakteri dan juga penurunan mutu.
2 Jika kapal nelayan tidak memungkinkan menampung tuna utuh, dapat disediakan kapal dengan
kapasitas cukup besar dengan sarana dan prasarana yang memenuhi syarat yang bertindak
sebagai kapal pengumpul hasil tangkapan nelayan.
3 Perlu perbaikan pada kapal nelayan, baik dari sisi kapasitas maupun sarana dan prasarana di
atas kapal. Dibutuhkan kapal yang dapat menampung tuna dalam bentuk utuh.
4 Penerapan sistim rantai dingin terutama saat ikan ditangkap hingga didaratkan wajib dilakukan
karena praktek yang ada saat ini adalah suhu ikan berada >10oC. Ketersediaan es yang kontinyu SCAN LAPORAN
dalam jumlah cukup harus dijamin. OUTPUT (Pendahuluan,
Kajian Risiko Salmonella pada
5 Sistim rantai pasok loin tuna diupayakan sesingkat mungkin. Hal ini berdampak pada mutu dan Metodologi, Opsi
6 Tuna Tangkapan Nelayan Kecil P3DSPBKP
keamanan tuna tetap terjaga dan mempertahankan stabilitas harga. Kebijakan/
Ambon
6 Perlu adanya edukasi yang lebih sistimatis dan konsisten mengenai jaminan mutu dan keamanan Rekomendasi,
pangan serta GHP bagi pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasok, terutama kepada Stakeholder, Penutup)
nelayan dan pengumpul di pos pendaratan.
7 Peran penyuluh dalam menyampaikan cara penanganan ikan yan baik di sepanjang rantai pasok
kepada nelayan, pos pendaratan (pengumpul) dan suplier harus rutin dilakukan.
8 Perlu adanya inisiasi regulasi yang mengatur aktifitas di nelayan, pos pendaratan, dan miniplant,
terutama dalam mengimplementasikan GHP dan GMP.
9 Perlu koordinasi melalui pertemuan bersama secara periodik antara nelayan, pengumpul,
suplier, dan UPI dengan melibatkan BKIPM, DJPDS, dan DJPT untuk membahas masalah yang
berkaitan dengan jaminan mutu dan keamanan pangan.

SCAN LAPORAN
Analisis Kebijakan Kelautan dan Analisis dan Penghitungan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (IKMKP)
1 PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Perikanan Tahun 2015
KEBIJAKAN, DLL
SCAN LAPORAN
Analisis Kebijakan Kelautan dan Kajian Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Perikanan Terhadap Pelaksanaan Reklamasi Pantai
2 PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Perikanan Utara Jakarta
KEBIJAKAN, DLL
SCAN LAPORAN
Analisis Kebijakan Kelautan dan Kajian Dampak Sosial Ekonomi Pelarangan Pengoprasian Alat Penangkapan Ikan (API) Cantrang di
3 PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Perikanan Wilayah Jawa Tengah
KEBIJAKAN, DLL
Kajian Penyusunan Standard Operasional Prosedur (SOP) Perhitungan Dampak Kerugian Dalam SCAN LAPORAN
Analisis Kebijakan Kelautan dan
4 Rangka Penanggulangan Dampak Tumpahan Minyak Terhadap Sumberdaya Kelautan dan PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Perikanan
Perikanan KEBIJAKAN, DLL
SCAN LAPORAN
Analisis Kebijakan Kelautan dan Kajian Dampak Ekonomi Kebijakan Pemberantasan IUUF Terhadap Perikanan Skipjack Tuna di
5 PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Perikanan Indonesia
KEBIJAKAN, DLL
Analisis Kebijakan Kelautan dan SCAN LAPORAN
6 Kajian Ketersediaan Ikan Menjelang Hari Lebaran PPSEKP
Perikanan KEGIATAN, FORMAT

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 46
SATKER
No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN
PELAKSANA
KEBIJAKAN, DLL
Kajian Hukum Kelautan dan
Perikanan Terkait Kewajiban
SCAN LAPORAN
Indonesia Terhadap Ketentuan Pentingnya Revisi Undang-undang Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Sebagai
7 PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Internasional Dalam Payung Hukum Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Indonesia
KEBIJAKAN, DLL
Pemanfaatan Sumberdaya
Hayati
SCAN LAPORAN
Kajian Perlindungan Nelayan
8 Kajian Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan Usaha Perikanan Tangkap PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Terhadap Keberlanjutan Usaha
KEBIJAKAN, DLL
SCAN LAPORAN
Penataan Kelembagaan
9 Penguatan Kelembagaan Pengelola WPP 712 dan 718 PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Pengelolaan WPP 712 dan 718
KEBIJAKAN, DLL
Pengaturan dan Pemanfaatan
Kawasan Konservasi Untuk SCAN LAPORAN
10 Mendukung Keberlanjutan Pengaturan Sosial Ekonomi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di Kawasan Konservasi PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Sumber Daya Kelautan dan KEBIJAKAN, DLL
Perikanan
Valuasi Ekonomi Sumber Daya
SCAN LAPORAN
Kelautan dan Perikanan di
11 Valuasi Ekonomi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Lokasi Rehabilitasi dan Wisata Bahari PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Lokasi Rehabilitasi dan Wisata
KEBIJAKAN, DLL
Bahari
Kepatuhan Pelaku Usaha
Terhadap Kewajiban SCAN LAPORAN
Kesiapan Pelaku Usaha Budidaya Udang di Tarakan Menerapkan Kebijakan Ekolabel Aquaculture
12 Pemenuhan Persyaratan PPSEKP KEGIATAN, FORMAT
Stewardship Council (ASC)
Ecolabelling Komoditas Udang KEBIJAKAN, DLL
dan Tuna di Pasar Internasional

f) IK 6 : Jumlah data dan informasi ilmiah KP


Target : 120
Realisasi : 120
% : 100,00

PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Pendederan puerulus dan 1. Yasmina
pembesaran lobster pasir Nirmala Asih, SCAN
(Panulirus homarus) di Menghasilkan pakan yang efektif dan efisien untuk pendederan puerulus M.App.Sc. LAPORAN
1 BBPPBL PDF MONEV
bak beton dan keramba dan pembesaran lobster pasir di bak beton dan keramba jaring apung 2. Prima Devi TEKNIS
jaring apung dengan Hardikawati, (TERLAMPIR)
pakan yang berbeda A.Md.
Pematangan Gonad 1. Yasmina SCAN
2 Pemeliharaan induk, pematangan gonad dan formulasi pakan BBPPBL PDF MONEV
Lobster dengan Pakan Nirmala Asih, LAPORAN
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 47
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Berbeda M.App.Sc. TEKNIS
2. Prima Devi (TERLAMPIR)
Hardikawati,
A.Md.
1. Yasmina
Pemantauan Insidensi
Nirmala Asih, SCAN
Penyakit pada Lobster
Data dan informasi: jenis-jenis penyakit pada lobster hasil tangkapan M.App.Sc. LAPORAN
3 Panulirus sp. Hasil BBPPBL PDF MONEV
alam dan budidaya 2. Prima Devi TEKNIS
Tangkapan di Alam dan
Hardikawati, (TERLAMPIR)
Budidaya
A.Md.
1. Yasmina
Formulasi Pakan Untuk Nirmala Asih, SCAN
Pendederan Benih Data dan informasi pakan yang sesuai untuk mendukung produksi benih M.App.Sc. LAPORAN
4 BBPPBL PDF MONEV
Teripang Pasir teripang pasir 2. Prima Devi TEKNIS
(Holothuria scabra) Hardikawati, (TERLAMPIR)
A.Md.
1. Yasmina
Nirmala Asih, SCAN
Pemantauan Insidensi
Data dan informasi tentang pemantauan insidensi penyakit pada tuna M.App.Sc. LAPORAN
5 Penyakit Infeksi pada BBPPBL PDF MONEV
sirip kuning 2. Prima Devi TEKNIS
Tuna Sirip Kuning
Hardikawati, (TERLAMPIR)
A.Md.
1. Yasmina
Nirmala Asih, SCAN
Diperolehnya data tentang agen penyebab luka dan borok pada teripang
Penyakit pada teripang M.App.Sc. LAPORAN
6 pasir, Holothuria scabra, tingkat patogenisitas dan metode BBPPBL PDF MONEV
pasir, Holothuria scabra 2. Prima Devi TEKNIS
penanggulangannya
Hardikawati, (TERLAMPIR)
A.Md.
1. Yasmina
Pengaruh peningkatan
Nirmala Asih, SCAN
suhu air media penetasan
Teknik penetasan telur ikan tuna sirip kuning pada suhu media yang M.App.Sc. LAPORAN
7 telur ikan tuna sirip BBPPBL PDF MONEV
terbaik 2. Prima Devi TEKNIS
kuning terhadap daya
Hardikawati, (TERLAMPIR)
tetas
A.Md.
1. Yasmina
Pemeliharaan larva ikan
Nirmala Asih, SCAN
tuna sirip kuning dengan Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan
M.App.Sc. LAPORAN
8 menggunakan warna lingkungan berupa warna wadah yang dapat memberikan sintasan dan BBPPBL PDF MONEV
2. Prima Devi TEKNIS
wadah pemeliharaan yang pertumbuhan terbaik
Hardikawati, (TERLAMPIR)
berbeda
A.Md.
1. Yasmina
Perbedaan waktu awal Nirmala Asih, SCAN
pemberian pakan dalam Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan M.App.Sc. LAPORAN
9 BBPPBL PDF MONEV
pemeliharaan larva ikan pakan untuk larva 2. Prima Devi TEKNIS
tuna sirip kuning Hardikawati, (TERLAMPIR)
A.Md.
Perbedaan kepadatan 1. Yasmina
SCAN
Nannochloropsis sp. Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan Nirmala Asih,
LAPORAN
10 sebagai peneduh dalam lingkungan berupa tingkat kepadatan Nannochloropsis sp. yang baik BBPPBL PDF M.App.Sc. MONEV
TEKNIS
pemeliharaan larva ikan sebagai peneduh 2. Prima Devi
(TERLAMPIR)
tuna sirip kuning Hardikawati,

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 48
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
A.Md.
1. Yasmina
Karakterisasi dan Nirmala Asih, SCAN
Karakteristik limbah yang tersebar pada kawasan hatcheri ikan laut,
Pemetaan Limbah M.App.Sc. LAPORAN
11 Model dan perhitungan pengolahan limbah pada kegiatan hatcheri ikan BBPPBL PDF MONEV
Hatchery Ikan Laut di 2. Prima Devi TEKNIS
laut
Kawasan Peisir Bali Utara Hardikawati, (TERLAMPIR)
A.Md.
1. Yasmina
Pembenihan dan Nirmala Asih, SCAN
Pendederan Ikan Kerapu Untuk mendapatkan sintasan hidup larva dan benih yang tinggi sehingga M.App.Sc. LAPORAN
12 BBPPBL PDF MONEV
Hibrid untuk dapat untuk memenuhi target penerimaan PNBP 2. Prima Devi TEKNIS
Menghasilkan PNBP Hardikawati, (TERLAMPIR)
A.Md.
1. Yasmina
Improving fish health
Mengidentifikasi penyakit infeksi yang mempengaruhi kesehatan ikan Nirmala Asih, SCAN
management and protocols
dan produksinya. Selain itu untuk mengurangi dampak penyakit utama BBPPBL dan M.App.Sc. LAPORAN
13 in marine Finfish PDF MONEV
dengan mengembangkan strategi pengendalian dan manajemen ACIAR 2. Prima Devi TEKNIS
aquaculture in Indonesia
kesehatan ikan yang baik Hardikawati, (TERLAMPIR)
and Australia
A.Md.
1. Yasmina
Nirmala Asih, SCAN
Expanding spiny lobster Formulasi pakan untuk pendederan dan pembesaran, teknik tranportasi BBPPBL dan M.App.Sc. LAPORAN
14 PDF MONEV
farming in Indonesia benih ACIAR 2. Prima Devi TEKNIS
Hardikawati, (TERLAMPIR)
A.Md.

1. Fluktuasi kelimpahan (hasil tangkapan per unit upaya), musim dan


komposisi jenis ikan yang didaratkan 2. Komposisi ukuran, parameter
Penelitian Karakteristik
populasi, biologi reproduksi, recruitment, parameter dan dugaan
Biologi Perikanan Serta SCAN
pemijahan 3. Struktur populasi, dugaan unit stok, sebaran geografis unit
Habitat Sumber Daya, LAPORAN
1 stok 4. Aspek pemanfaatan (alat tangkap, alat bantu, taktik dan strategi BPPL PDF 12 Orang BPPL
Potensi Produksi dan TEKNIS
penangkapan, struktur armada, daerah dan musim penangkapan),
Kapasitas Penangkapan di (TERLAMPIR)
potensi produksi, tingkat pemanfaatan dan kapasitas penangkapan 5.
WPP 571 (Selat Malaka)
Rekomendasi pemanfaatan secara berkelanjutan dan bertanggung
jawab.
Tersedianya data dan informasi mengenai: a. Nilai potensi sumberdaya
Penelitian Karakteristik
ikan di WPP 572 b. Komposisi jenis dan ukuran ikan/udang, c. Laju
Biologi Perikanan, Habitat
tangkap menurut daerah penangkapan, d. Lokasi daerah penangkapan, SCAN
Sumber Daya dan Potensi
e. Parameter populasi dan pola rekrutmen, f. Gambaran lifehistory (isi LAPORAN
2 Produksi Sumber Daya BPPL PDF 12 Orang BPPL
lambung dan reproduksi), g. Aspek pemanfaatan (alat tangkap dan alat TEKNIS
Ikan di WPP 572
bantu penangkapan, metode penangkapan, struktur armada, daerah dan (TERLAMPIR)
(Samudra Hindia Barat
musim penangkapan, serta CPUE menurut alat tangkap), h. Parameter
Sumatera)
fisik, kimiawi dan biologi perairan dari habitat ikan di perairan WPP 572
Terhimpunnya data dan informasi tentang sumberdaya ikan di perairan
Penelitian Karakteristik
WPP 573 (Samudera Hindia Selatan Jawa) yang meliputi : a. Aspek
Biologi Perikanan, Habitat
pemanfaatan sumber daya ikan demersal, pelagis besar, pelagis kecil dan SCAN
Sumber Daya dan Potensi
udang krustase b. Aspek biologi dan dinamika populasi c. Aspek LAPORAN
3 Produksi Sumber Daya BPPL PDF 13 Orang BPPL
penangkapan yang mencakup komposisi hasil tangkapan, laju tangkap, TEKNIS
Ikan di WPP 573
daerah tangkapan, musim pemijahan, operasional penangkapan (armada (TERLAMPIR)
(Samudra Hindia Selatan
dan alat tangkap) d. Kondisi lingkungan perairan kaitannya dengan
Jawa)
keberadaan stok.

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 49
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Penelitian Karakteristik
- data dasar tentang potensi tingkat pemanfaatan, kepadatan stok,
Biologi Perikanan Serta
biomassa dan potensi penangkapannya - Data tentang aspek-aspek life
Habitat Sumber Daya, SCAN
history (kandungan isi lambung, tingkat kematangan gonad dan
Potensi Produksi dan LAPORAN
4 fekunditas) sumberdaya ikan yang dominan dan ekonomis penting - BPPL PDF 24 Orang BPPL
Kapasitas TEKNIS
Dinamika populasi ikan yang dominan dan ekonomis penting - Potensi,
Penangkapannya di WPP (TERLAMPIR)
tingkat pemanfaatan dan upaya optimum - Pola pengelolaan
711 (Laut Tiongkok
sumberdaya ikan dan udang penaid secara berkelanjutan
Selatan)
Karakteristik populasi, parameter pertumbuhan, parameter kematian,
Penelitian Karakteristik
tingkat eksploitasi, status stok dan Yield per Recruit (Y/R) - Rata-rata
Biologi Perikanan, Habitat SCAN
panjang pertama kali matang gonad (Lm) dan rata-rata panjang
Sumber Daya dan Potensi LAPORAN
5 tertangkap (L-50) sebagai dasar penentuan minimum legal size - musim BPPL PDF 17 Orang BPPL
Produksi Sumber Daya TEKNIS
pemijahan sebagai dasar dalam penentuan clossing season - Musim
Ikan di WPP 712 (Laut (TERLAMPIR)
penangkapan dan daerah penangkapan - Pola pengelolaan sumberdaya
Jawa)
ikan dan udang penaid secara berkelanjutan
a. Rekomendasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan di WPP
Penelitian Karakteristik 713 b. Data dasar tentang kepadatan stok, biomassa dan potensi
Biologi Perikanan, Habitat penangkapannya pada saat ini c. Sebaran daerah dan musim SCAN
Sumber Daya dan Potensi penangkapan d. Potensi lestari, tingkat pemanfaatan, dan upaya LAPORAN
6 BPPL PDF 10 Orang BPPL
Produksi Sumber Daya optimum pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang e. Data tentang TEKNIS
Ikan di WPP 713 (Selat panjang, fekunditas, kebiasaan makan dan musim pemijahan f. Dinamika (TERLAMPIR)
Makassar) populasi dan hasil tangkapan per rekrut sumberdaya ikan dan udang g.
Status pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang. h. Kondisi lingkungan
a. Komposisi jenis dan ukuran ikan/udang, b. Laju tangkap menurut
Penelitian Karakteristik daerah penangkapan, c. Lokasi daerah penangkapan, d. Parameter
Biologi Perikanan, Habitat populasi dan pola rekrutmen, e. Gambaran lifehistory (isi lambung dan SCAN
Sumber Daya dan Potensi reproduksi), f. Aspek pemanfaatan (alat tangkap dan alat bantu LAPORAN
7 BPPL PDF 13 Orang BPPL
Produksi Sumber Daya penangkapan, metode penangkapan, struktur armada, daerah dan TEKNIS
Ikan di WPP 714 (Laut musim penangkapan, serta CPUE menurut alat tangkap), g. Parameter (TERLAMPIR)
Banda dan Teluk Tolo) fisik, kimiawi dan biologi perairan dari habitat ikan di perairan Laut
Banda dan Teluk Tolo
Fluktuasi hasil tangkapan, upaya dan komposisi jenis Parameter
Penelitian Karakteristik
populasi, parameter reproduksi (tingkat kematangan, fluktuasi GSI, Lm)
Biologi Perikanan, Habitat SCAN
dugaan pemijahan danserta habitat sumberdaya. Data dasar genetik
Sumber Daya dan Potensi LAPORAN
8 berupa data keragaman DNA. Status populasi (parameter) dan kondisi BPPL PDF 20 Orang BPPL
Produksi Sumber Daya TEKNIS
bio-reproduksi saat ini (hasil evaluasi) Distribusi, densitas dan
Ikan di WPP 715 (Teluk (TERLAMPIR)
biomassa sumberdaya ikan. Profil perikanan, produksi, upaya dan
Tomini)
aspek penangkapan lainnya.
a. Rekomendasi pemanfaatan sumberdaya ikan dominan di WPP 716. b.
Penelitian Karakteristik Komposisi jenis dan ukuran ikan dominan, c. Laju tangkap menurut
Biologi Perikanan, Habitat daerah penangkapan, d. Lokasi daerah penangkapan, e. Parameter SCAN
Sumber Daya dan Potensi populasi dan pola rekruitmen, f. Gambaran lifehistory (isi lambung dan LAPORAN
9 BPPL PDF 8 Orang BPPL
Produksi Sumber Daya reproduksi), g. Aspek pemanfaatan (alat tangkap dan alat bantu TEKNIS
Ikan di WPP 716 Laut penangkapan, metode penangkapan, struktur armada, daerah dan (TERLAMPIR)
Sulawesi musim penangkapan, serta CPUE menurut alat tangkap), h. Parameter
oseanografi di Laut Sulawesi
Penelitian Karakteristik a. Rekomendasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan di WPP
SCAN
Biologi Perikanan, Habitat 717 b. Data dasar tentang kepadatan stok, biomassa dan potensi
LAPORAN
10 Sumber Daya dan Potensi penangkapannya c. Sebaran daerah dan musim penangkapan d. Potensi BPPL PDF 10 Orang BPPL
TEKNIS
Produksi Sumber Daya lestari, tingkat pemanfaatan, dan upaya optimum pemanfaatan
(TERLAMPIR)
Ikan di WPP 717 Teluk sumberdaya ikan dan udang e. Data tentang panjang, fekunditas,

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 50
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Cenderawasih dan kebiasaan makan dan musim pemijahan f. Dinamika populasi dan hasil
Samudra Pasifik tangkapan per rekrut sumberdaya ikan dan udang g. Status dan optimasi
pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang
a.Rekomendasi pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang penaeid serta
Penelitian Karakteristik krustasea lainnya di WPP 718 b. Data dasar tentang kepadatan stok,
Biologi Perikanan, Habitat biomassa dan potensi penangkapannya c. Sebaran daerah dan musim SCAN
Sumber Daya dan Potensi penangkapan d. Potensi lestari, tingkat pemanfaatan, dan upaya LAPORAN
11 BPPL PDF 10 Orang BPPL
Produksi Sumber Daya optimum pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang serta krustasea TEKNIS
Ikan di WPP 718 (Laut lainnya e. Data tentang fekunditas, kebiasaan makan dan musim (TERLAMPIR)
Arafura) pemijahan f. Dinamika populasi dan hasil per rekrut ikan dan udang
serta krutasea lain g. Karakteristik habitat sumberdaya ikan dan udang.
Pengukuran Karakteristik
TS (Target Strength) dan Formulasi hubungan antaranilai TS Akustik dan panjang atau berat ikan SCAN
Formulasi TS-Length Pada untuk beberapa ikan komersial penting dan dominan bagi peningkatan LAPORAN
12 BPPL PDF 15 Orang BPPL
Ikan Indikator Kunci akurasi estimasi stok ikan untuk pengelolaan perikanan yang TEKNIS
Untuk Peningkatan berkelanjutan (TERLAMPIR)
Akurasi Estimasi Stok Ikan
Penggunaan Alat Bantu
Data dan informasi intensitas dan penyebaran cahaya di udara dan
Penangkapan Cahaya SCAN
dalam air untuk beberapa jenis dan input daya lampu , respons tingkah
Lampu Pada Perikanan LAPORAN
13 laku ikan terhadap cahaya, hasil tangkapan (jumlah, jenis, ukuran) BPPL PDF 13 Orang BPPL
Pelagis Pengaruhnya TEKNIS
perikanan lampu yang menggunakan lampu berbeda (jenis dan input
Terhadap Hasil (TERLAMPIR)
daya
Tangkapan
Diperolehnya gambaran tentang potensi sebaran dan tingkat tingkat
KAJIAN STOK SUMBER SCAN
pemanfaatan sumberdaya ikan, diperolehnya gambaraan tentang aspek
DAYA IKAN DAN LAPORAN
14 life history ikan jenis ikan dominan dan bernilai ekonomis penting, BPPL PDF 8 Orang BPPL
LINGKUNGAN KHUSUS TEKNIS
diperolehnya gambaran tentang kondisi lingkungan perairan Teluk
TELUK JAKARTA (TERLAMPIR)
Jakarta
Inovasi Alat Tangkap Ikan SCAN
Diperolehnya alat tangkap dan cara pengoperasian yang mampu
Terubuk Untuk LAPORAN
15 menangkap ikan terubuk dengan kelulusan hidup yang tinggi untuk BPPL PDF 8 Orang BPPL
Menunjang Upaya TEKNIS
keperluan budidaya
Konservasi (TERLAMPIR)

Kepala Sub
Sumberdaya ikan dan
a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan; b) Data Seksi Laporan
Lingkungan di Waduk Kepala Seksi Tata
1 biologi beberepa jenis ikan ekonomis penting; c) Data dinamika populasi BP3U Word, Excel dan PDF Monitoring Teknis
Pondok dan Widas Jawa Operaional BP3U
beberapa jenis ikan; d) Data dan informasi kegiatan penangkapan ikan dan Evaluasi Kegiatan
Timur (KPP PUD 431)
BP3U
Kepala Sub
Kajian tingkat degradasi
Identifikasi sumberdaya ikan, wilayah perlindungan ikan (reservat) dan Seksi Laporan
dan potensi sumber daya Kepala Seksi Tata
2 lingkungan perairan sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya ikan BP3U Word, Excel dan PDF Monitoring Teknis
ikan di Sungai Batanghari, Operaional BP3U
dan biota air lainnya di Sungai Batanghari, Provinsi Jambi dan Evaluasi Kegiatan
Jambi (KPP PUD 438)
BP3U
Data dan informasi mengenai komponen pengelolaan sumberdaya ikan
di estuari Berau, Kalimantan Timur:
Penelitian Kelimpahan Kepala Sub
a. Gambaran tentang kepadatan stok, struktur komunitas, biologi spesies
Stok Dan Bioekologi Seksi Laporan
dominan, parameter populasi, status sebaran dan musim penangkapan, Kepala Seksi Tata
3 Sumberdaya Ikan Di BP3U Excel dan PDF Monitoring Teknis
dan aspek lingkungan sumber daya ikan Operaional BP3U
Estuari Berau, Kalimantan dan Evaluasi Kegiatan
b. Informasi tentang sumberdaya ikan dan kondisi lingkungan sebagai
Timur (KPP PUD 436) BP3U
dasar untuk pengelolaan sumber daya ikan.
c. Diharapkan basis data yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 51
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
untuk konsep pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di
perairan estuari Sungai Berau, Kalimantan Timur dengan
mempertimbangkan pendekatan ekosistem.
a) Data keragaman hayati ikan dan potensi stok ikan Kepala Sub
Bioeksplorasi potensi b) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan Seksi Laporan
Kepala Seksi Tata
4 perikanan Sungai c) Data biologi beberapa jenis ikan ekonomis penting BP3U Excel dan PDF Monitoring Teknis
Operaional BP3U
Membramo Papua d) Data dinamika populasi beberapa jenis ikan dan Evaluasi Kegiatan
e) Data dan informasi kegiatan penangkapan ikan. BP3U
Kepala Sub
Data dan informasi aktivitas perikanan tangkap DAS Barito meliputi
Penggunaan Alat Tangkap Seksi Laporan
nelayan, alat tangkap dan hasil tangkapannya untuk klasifikasi alat Kepala Seksi Tata
5 Ramah Lingkungan di BP3U Excel dan PDF Monitoring Teknis
tangkap ramah lingkungan atau tidak ramah lingkungan, kebijakan dann Operaional BP3U
DAS Barito (KPP PUD 435) dan Evaluasi Kegiatan
kearipan lokal pemanfaatan sumberdaya ikan.
BP3U
KARAKTERISTIK Kepala Sub
Data dan informasi mengenai karakteristik habitat di perairan, potensi
HABITAT, POTENSI, DAN Seksi Laporan
sumber daya ikan di Danau Paniai dan Aspek biologi beberapa jenis ikan Kepala Seksi Tata
6 BIOLOGI IKAN BP3U Excel dan PDF Monitoring Teknis
yang dominan tertangkap dan bernilai ekonomis penting, serta Operaional BP3U
DI DANAU PANIAI PAPUA dan Evaluasi Kegiatan
parameter dinamika populasi di Danau Paniai.
(KPP PUD 412) BP3U
KAJIAN STOK SEBAGAI
a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan perairan
DASAR UNTUK Kepala Sub
b) Data dan informasi tentang estimasi potensi produksi ikan
PENGELOLAAN Seksi Laporan
c) Data dan informasi tentang biologi ikan Kepala Seksi Tata
7 SUMBERDAYA IKAN BP3U Excel dan PDF Monitoring Teknis
d) Data dan informasi stok ikan Operaional BP3U
DANAU TONDANO dan Evaluasi Kegiatan
e) Data dan informasi aktivitas perikanan
SULAWESI UTARA BP3U
f). konsep pengelolaan perikanan Danau Tondano
(KPP PUD 421)
Penelitian Bioekologi dan
Kepala Sub
Lingkungan Perikanan a) Data dan informasi tentang aktivitas perikanan sidat
Seksi Laporan
Sidat (Anguilla spp) di b) Data dan informasi tentang bioekologi ikan Kepala Seksi Tata
8 BP3U Excel dan PDF Monitoring Teknis
Bengkulu, Lampung dan c) Konsep pengelolaan perikanan sidat Operaional BP3U
dan Evaluasi Kegiatan
Cilacap (KPP PUD 439 dan
BP3U
432)
a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan perairan
KAJIAN SUMBERDAYA b) Data dan informasi tentang tingkat kesuburan perairan Kepala Sub
PERAIRAN WADUK BATU c) Data dan informasi tentang estimasi potensi produksi ikan Seksi Laporan
Kepala Seksi Tata
9 BULAN d) Data dan informasi tentang keragaman jenis ikan, plankton dan BP3U Excel dan PDF Monitoring Teknis
Operaional BP3U
KABUPATEN SUMBAWA benthos dan Evaluasi Kegiatan
PROPINSI NTB e) Data dan informasi perikanan tangkap BP3U
f). Data dan informasi kesesuaian ikan tebaran

Penelitian Pengembangan Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief


SCAN
Kawasan Konservasi Rekomendasi rencana pengembangan TWP Bumbang penambahan zona Sri Endah
LAPORAN
1 Perikanan di Lombok inti seluas 102,7 ha, serta pengembangan zona inti Teluk Sepi seluas 338 BP2KSI MS WORD dan PDF Purnamaningtyas, BP2KSI
TEKNIS
Tengah, Nusa Tenggara ha dan untuk Teluk Awang telah direkomendasikan sebagai calon zona A.Pi
(TERLAMPIR)
Barat inti sebesar 87,1 ha
Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief
Ditemukan jumlah jenis setasea yang ditemukan selama penelitian
Penelitian Kesesuaian SCAN
sebanyak 11 spesies lumba-lumba dan 7 spesies paus. Lokasi
Zonasi di Kawasan Mujiyanto, LAPORAN
2 ditemukannya lumba-lumba pada kedalaman <100 m dengan kisaran BP2KSI MS WORD dan PDF BP2KSI
Konservasi Taman S.St.Pi.M.Si TEKNIS
klorofil-a 0.247-0.806 mg/l sedangkan paus pada kedalaman <250 m
Nasional Laut [TNL] Sawu (TERLAMPIR)
dengan kisaran klorofil-a 0.173-0.726 mg/l. Kemunculan paus hanya
terjadi pada beberapa periode pengamatan yaitu bulan September,

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 52
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Oktober dan November.
Bahan dan informasi untuk mendukung penetapan kawasan konservasi
yang teridentifikasi kerentanan, kelangkaan, dan keterancaman
Penelitian Bahan kelestarian sumberdaya ikan dan habitatnya.
Penetapan Status Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief
SCAN
Perlindungan Jenis Ikan Diperoleh lokasi dugaan terjadinya pemijahan ikan napoleon di alam
Ir, Amran Ronny LAPORAN
3 Napoleon [Cheilinus yaitu di Tj.Datuk, P.Tembuk, Tj.Ikan, Teluk Nipah, Teluk Pau, dan Tj.Sing BP2KSI MS WORD dan PDF BP2KSI
Syam, M.Si TEKNIS
undulatus] di Kepulauan dengan dominansi ukuran juvenil tertangkap 2-2.5 inci. Serta waktu
(TERLAMPIR)
Anambas dan Natuna, kemunculan larva ikan napoleon pada Oktober-November atau Januari-
Kepulauan Riau Februari. Direkomendasikan adanya pengelolaan waktu penangkapan
serta adanya peraturan 10% juvenil yang tertangkap dari total benih
yang berukuran lebih besar dari 100 mm kembali ke alam.
Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief
Kajian Hasil Restocking Laju pertumbuhan lobster terbaik diketahui dari perairan Pangandaran
SCAN
Lobster dan Penempatan berkisar 0,05-0,16 mm/hari dengan rata-rata 0,1 mm/hari dengan
Danu Wijaya, LAPORAN
4 Terumbu Karang Buatan pergerakan terjauh mencapai 37.6 Km. Efektifitas perkembangan BP2KSI MS WORD dan PDF BP2KSI
S.Pi., M.Si TEKNIS
[TKB] di Kawasan percobaan TKB lobster yang didekati dengan menggunakan 8 indikator
(TERLAMPIR)
Konservasi Indonesia menunjukkan hasil bahwa TKB di lokasi Karanggongso, damas (Prigi)
dan Pananjung Timur Pangandaran telah berkembang cukup efektif.
Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief
Komposisi jenis hiu dan pari terdiri atas 21 famili dan 70 spesies hiu, 6
famili dan 33 spesies pari dan 1 famili dan 2 spesies hiu hantu
(Chimaera). Sebagian besar hiu yang tertangkap memiliki status yang
hampir terancam hingga langka dengan ukuran hiu yang tertangkap
SCAN
berada pada umur dewasa dan didominasi oleh jenis kelamin betina
Ecological Related Species Agus Arifin LAPORAN
5 sehingga berisiko tinggi terhadap rekrutmen dan kelestarian hiu BP2KSI MS WORD dan PDF BP2KSI
of Rays and Sharks Sentosa, S.Pi TEKNIS
tersebut. Keberadaan ERS pada perikanan hiu dan pari didominasi oleh
(TERLAMPIR)
jenis demersal. Jenis hiu Appendix II CITES di perairan NTB cenderung
memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi dibandingkan jenis pari.
Keberadaan hiu paus (Rhincodon typus) di pantai Botu Barani, Bone
Bolango diduga terkait aktivitas ruayanya yang dipengaruhi oleh
ketersediaan makanan dan fenomena oseanografi.
Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief
Biomassa stok ikan di Sungai Kampar berkisar antara 30-170 kg/ha
dengan total potensi produksi ikan sebesar 485 ton/th. Rasio Potensi
SCAN
Ecological Assessment Pemijahan (Spawning Potential Ratio/SPR), ikan belida sudah berada Prof. Dr. Endi
LAPORAN
6 untuk Restocking Belida di pada tingkat prosentase yang rendah (15%) dengan laju eksploitasi (E) BP2KSI MS WORD dan PDF Setiadi BP2KSI
TEKNIS
Perairan Provinsi Riau sebesar 0,66 (over exploitation) dan kelestarian populasinya terancam Kartamihardja
(TERLAMPIR)
karena rekrutmennya terbatas/terganggu. Di Sungai Kampar Kanan,
sebanyak 15 lebung dapat dikembangkan sebagai calon kawasan suaka
ikan belida.
Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief
Jenis kima yang ditemukan yaitu T.maxima, T.crocea, T.derasa,
T.squamosa, T.gigas dan Hippopus hippopus, dimana jenis yang
Penelitian Ecological ditemukan di daerah maluku utara lebih beragam dengan kelimpahan SCAN
Related Species untuk mencapai 1-92 ind/500m2. Kelimpahan tertinggi bambu laut diketahui Astri Suryandari, LAPORAN
7 BP2KSI MS WORD dan PDF BP2KSI
Kima, Bambu Laut dan tertinggi di Maluku Utara 12 - 545 koloni/500m2. Jenis kuda Laut di P. S.Si., M.Si TEKNIS
Kuda Laut Bintan : Hippocampus comes, H. spinossisimus, H.hystrix dan H. kuda, (TERLAMPIR)
sedangkan di Lampung H.comes dan H. kuda dan di Takalar adalah H.
borbouri. Kelimpahan kuda laut di P. Bintan 11-26 ind/ha, sedangkan di
Takalar 50-200 ind/ha.

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 53
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Kondisi habitat kima dan bambu laut di daerah terumbu karang pada
seluruh lokasi penelitian bervariasi. Lokasi dengan terumbu karang yang
baik terdapat di Maluku Utara.
Bambu laut ditemukan di perairan yang jernih, terlindung dan dominan
ditemukan pada zona reef slope. Parameter oseanografi tidak menjadi
faktor pembatas untuk populasi kuda laut dan tipe habitat kuda laut
bervariasi, tergantung dari kompleksitas habitat hidupnya.
Kelimpahan kima tertinggi ditemukan di Tidore tepatnya perairan P.
Raja dengan total kelimpahan 92 ind/500 m2.
Populasi bambu laut melimpah di Maluku Utara terutama di Maitara
(Tidore Kepulauan) dan Kep. Guraici (Halmahera Selatan) serta di Teluk
Sape (Kab. Bima, NTB).
Kuda laut dapat ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia, tetapi
kelimpahannya sangat bervariasi. Kelimpahan kuda laut tertinggi
terdapat di Tanakeke (Kab. Takalar, Sulawesi Selatan).
Kondisi kelimpahan populasi kima dan bambu laut di alam dipengaruhi
oleh habitat dan tingkat eksploitasi. Penyimpangan dalam pemanfaatan
kuda laut masih berlangsung, salah satunya penjualan kuda laut dalam
kondisi kering.

Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief


Ditemukan beberapa lokasi sumber induk udang windu di empat titik
Penelitian Kawasan
perairan pesisir Aceh Timur sebanyak 18.400 45.100 g/ha (sebelah SCAN
Konservasi Induk Udang Dr. Didik Wahju
timur Simpangulin), 42.900 63.750 g/ha (sebelah timur Idicut ), 8.470 LAPORAN
8 [Penaeus monodon] di BP2KSI MS WORD dan PDF Hendro Tjahjo, BP2KSI
58.930 g/ha (timur peureulak), dan 9.870 34.100 g/ha (timur TEKNIS
Pantai Timur Aceh, MS.
Bayeun). Hasil analisa genetik (16srDNA PCR-RFLP) diketahui udang (TERLAMPIR)
Kabupaten Aceh Timur
windu masing-masing lokasi tersebut memiliki karakteristik genetik
dengan tingkat kesamaan diatas 95%.
Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief
Keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap sebanyak 21 spesies
Penelitian Pengendalian dengan perbandingan antara jenis ikan asli dan ikan introduksi sebesar
SCAN
Spesies Ikan Asing Invasif 1:1,1. Ikan lohan telah menyebar di seluruh wilayah area zona litoral
LAPORAN
9 [IAS] di Danau Matano Danau Matano dengan indeks relatif penting sebesar 53,76%. Dari 15 BP2KSI MS WORD dan PDF Ir. Hendra Satria BP2KSI
TEKNIS
Komplek Danau Malili, ikan introduksi yang ada di D. Matano diketahui lohan memiliki dampak
(TERLAMPIR)
Sulawesi Selatan (skor 40) dan potensi resiko (skor 14) tertinggi. Teknologi pengendalian
yang direkomendasikan adalah dengan penangkapan menggunakan
mata jaring ukuran 1.5 inchi.
Laporan Hasil Penelitian
Pada tahun 2016, terjadi kejadian diluar kegiatan penelitian yang
membutuhkan repon cepat diantaranya kejadian Kematian Massal Ikan
di Waduk Cirata, Fenomena Paus Pilot Terdampar di Probolinggo,
Kematian Ikan Massal pada Budidaya KJA di D. Maninjau, Kematian Ikan
Secara Massal di D.Toba, dan Pengamatan penyu hasil curian di Sulawesi
Kegiatan Crash Program SCAN
tengah. Hasil pengamatan pada kasus terjadinya kematian massal ikan di
dan Penguatan Data Dr. Joni Haryadi LAPORAN
10 beberapa lokasi diketahui penyebab kematian ikan pada umumnya BP2KSI MS WORD dan PDF BP2KSI
IPTEK Konservasi D., S.Pi., M.Sc TEKNIS
dikarenakan limbah cemaran unsur hara (Waduk Cirata), fenomena tubo
Sumberdaya Ikan (TERLAMPIR)
belerang (D. Maninjau), serta terjadinya umbalan dan cemaran sulfur (D.
Toba). Selain kegiatan investigasi penyebab kematian massal ikan
tersebut pada tahun 2016 juga dilakukan pengambilan data morfometri
pada 11 ekor paus yang terdampar di Kab. Probolinggo dan berhasil
teridentifikasi jenis paus yang terdampar adalah Globicephala
macrorhynchus. Kegiatan pengamatan penyu hijau memperoleh hasil
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 54
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
bahwa sebagian penyu hijau tertangkap adalah penyu muda dengan
ukuran antara 40-80 cm sebanyak 91 % (63 ekor) sedangkan penyu
yang masuk kategori dewasa hanya berjumlah 6 ekor (9%) serta
diperkirakan berasal dari 2 tipe keturunan induk yang berbeda.
Laporan Hasil Penelitian
Sumberdaya ikan asli ekonomis penting yaitu ikan manggabai
keberadaannya masih cukup banyak namun terancam punah akibat
eksploitasi yang berlebih, sedangkan untuk payangka saat ini sudah sulit SCAN
Pemulihan Habitat dan
didapat. Hasil monitoring dan evaluasi kawasan reservat percobaan Prof. Dr. LAPORAN
11 Konservasi Sumberdaya BP2KSI MS WORD dan PDF BP2KSI
menunjukkan hasil yang positif, reservat yang dibuat di daerah Iluta Krismono TEKNIS
Danau Limboto
sesuai bagi ikan manggabai, ditandai dengan hasil tangkapan ikan (TERLAMPIR)
manggabai yang berada pada daerah reservat sebanding dengan daerah
di luar area reservat dengan jumlah alat tangkap yang jauh lebih banyak
(perbandingan jumlah alat tangkap 1 : 6).

1) Hasil analisis menunjukkan secara umum bahwa aplikasi informasi


dan analisis geospasial mampu menyajikan dan menganalisis secara
rinci status dan masalah teknis mendasar mengenai karakteristik dan
pengelolaan kawasan, antara lain : 1) Adanya hambatan dalam
pergantian air (pemasukan dan pembuangan) yang diidentifikasi melalui
peta jaringan saluran dan dari karateristik spasial nilai DO dan salinitas
yang rendah untuk setiap musim serta nilai rasio C/N > 10 (dekomposisi
bahan organik lambat)
2) Karakteristik distribusi spasial lokasi BIMTEK atau demplot
hubungannya dengan karakteristik spasial kualitas biofisik lahan.
Analisis tersebut juga membantu mengetahui spektrum penyebaran
informasi, faktor pembatas lingkungan serta mengevaluasi
perkembangan produksi sebelum dan setelah adanya kegiatan.
3) Hasil anailsis geospasial kualitas lingkungan khususnya kualitas tanah
APLIKASI INFORMASI
menunjukkan keberadaan faktor pembatas sehubungan dengan status
DAN ANALISIS
kemasaman tinggi. Nilai rata-rata pHF-pHFOX > 3 dan nilai rata-rata
GEOSPASIAL UNTUK Laptek 2016,
SPOS serta kandungan pirit dengan nilai masing-masing 0,88 % dan
INVENTARISASI DAN Dok Word, pdf, TABEL, XLS, Dr. Tarunamulia, BPPBAP Peta,
1 0,54% menunjukkan bahwa umumnya tambak dikawasan tersebut BPPBAP
MONITORING KEG dan Gambar peta ST., M.Sc. Maros dokumentasi
tergolong Tanah Sulfat Masam (TSM). Kandungan nitrogen juga
BUDIDAYA TAMBAK kegiatan
diidentifikasi menjadi faktor pembatas untuk kegiatan budidaya tambak
SKALA HAMPARAN (KAB.
dilokasi penelitian. Total kandungan nitrogen (NTOT) berkisar antara
PINRANG SUL-SEL)
0,018 0,480 % (0,118 0,093). Nilai rasio N/P < 4 yang menunjukkan
bahwa N sebagai faktor pembatas, namun demikian sebelum
penambahan pupuk N perlu stategi pengelolaan lahan untuk meningkat
ketersediaan P yang terikat oleh partikel koloid tanah masam seperti
pengapuran dan pembilasan
4) Hasil analisis sosial ekonomi dengan pertimbangan perbedaan aspek
geospasial (lokasi hamparan) tambak menunjukkan perbedaan tingkat
produksi serta cara pengelolaan lahan (Tabel 2). Hasil riset ini telah
disosialisasikan melalui kegiatan ekspose hasil riset yang diikuti Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pinrang dan DKP Provinsi
Sulawesi Selatan, LSM, penyuluh perikanan, dan kelompok pembudidaya
tambak sekabupaten Pinrang telah berhasil dilaksanakan pada tanggal
29 Agustus 2016 di Kota Pinrang.

EVALUASI KESESUAIAN Kondisi kualitas tanah di lokasi penelitian dinilai masih baik untuk Dok Word, pdf, TABEL, XLS, Hasnawi, S.Kel, Laptek 2016,
2 BPPBAP BPPBAP
LAHAN TAMBAK UNTUK kegiatan budidaya tambak. Bahan organik tanah seringkali menjadi dan Gambar peta M.Si Peta,
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 55
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
BERBAGAI TINGKAT bahan pertimbangan dalam pengelolaan budidaya tambak. Hasil analisis dokumentasi
TEKNOLOGI PERIKANAN kualitas air menunjukkan bahwa kualitas air tambak secara umum kegiatan
BUDIDAYA AIR PAYAU DI masih tergolong layak untuk mendukung kegiatan budidaya tambak,
KAB. KOTABARU, KAL-SEL kecuali kandungan ammonia (NH3-N) harus diperhatikan karena sudah
melewati batas nilai kelayakan sehingga dapat menjadi faktor pembatas.
Dari hasil analisa citra Landsat 8 diperoleh luas tambak Ekstensif
(tradisional) di Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru adalah sekitar 8.492 Ha.
Hasil analisis, penilaian, dan pembobotan kualitas tanah dan air, maka
tingkat kesesuaian lokasi lahan tambak dapat diidentifikasi dan
disajikan dalam bentuk peta kesesuaian lahan untuk budidaya tambak
dan yang tergolong kedalam kelas S2 (cukup sesuai) sekitar 5.674,5 Ha
dan kelas S3 (kurang sesuai) sekitar 2.817,5 Ha. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya nilai pH atau kemasaman tanah yang tinggi sehingga tidak
dijumpai tambak eksisting yang tergolong kelas S1 (sangat sesuai).
(1) Beban limbah organik yang masuk ke lingkungan perairan Teluk
Labuange sebesar 245,68 ton yang berasal dari internal loading dan
eksternal loading. (2) Distribusi limbah oraganik berdasarkan analisa
stabil isotop, sedimen disekitar tambak udang super intensif telah
terkontaminasi oleh limbah organik yang berasa dari tambak super
PENELITIAN STUDI
intensif. (3) limbah organik telah berdampak pada kualitas air perairan
LINGKUNGAN BUDIDAYA
Teluk Labuange terutama TSS, BOT dan Amonia, demikian pula dengan Dok Word, pdf, TABEL, XLS, Mudian Paena,
3 VANNAME TEKNOLOGI BPPBAP BPPBAP Laptek 2016
sedimen dimana potensial redoks disebagian besar titik sampling telah dan Gambar peta S.Pi, M.Si
SUPER INTENSIF DI SUL-
berada di bawah -100 mV. (4) belum ditemukan adanya plankton jenis
SEL
khusus atau endemik pada limbah organik, (5) berdasarkan analisa daya
dukung N maka di lokasi di Teluk Labuange masih dapat dikembangkan
10 unit tambak udang super intensif setara 3000 m2, sedangkan
berdasarkan kandungan O, masih dapat dikembangkan 18 unit tambak
udang super intensif setara 3000 m2.
1). Insidensi wssv selama penelitian ditemukan pada bulan Februari,
Maret, April, Juni, Juli, Agustus dan Nopember dengan prevalensi 8,33%
hingga 100%. Virus ini menginfeksi plankton, benur, juvenil dan calon
induk udang windu/vaname
2). Insidensi tsv selama penelitian ditemukan pada bulan Maret, Juni,
STUDI EPIDERMIOLOGI DI Juli, dan Agustus dengan prevalensi 11,11% hingga 100%. Virus ini
SENTRA BUDIDAYA menginfeksi benur dan juvenil udang vaname.
UDANG VANNAME SUPER 3) Imnv tidak ditemukan selama penelitian yang dapat mengindikasikan Bunga Rante, S.Pi,
4 BPPBAP TABEL, XLS BPPBAP Laptek 2016
INTENSIF DI PERAIRAN lokasi ini masih bebas dari penyakit tersebut. 4). Menurunnya kualitas M.Si
KAB. BARRU lingkungan budidaya seperti konsentrasi bahan organik terlarut yang
sudah cukup tinggi di sumber air baku (>50 ppm) menyebabkan
berkembangnya bakteri patogen dalam air inlet dan diiringi dengan
penurunan mutu kualitas air dalam petakan tambak, seperti alkalinitas,
menyebabkan udang menjadi sangat rentan terhadap berbagai jenis
penyakit. Hal ini menyebabkan pembudidaya banyak yang mengalami
kegagalan panen pada tahun ini.
ISOLASI DAN : 1. Pemberian vaksin VP-15 dengan dosis tunggal 2 g terjadi
KAREKTERISASI RNA peningkatan aktivitas proPO yang signifikan hingga 120 jam setelah
INTERFERENS (RNAi) injeksi dengan WSSV, dan pemberian vaksin VP-24 belum memberikan
PADA UDANG WINDU pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas proPO pada hewan uji Sri Rejeki H.M.
5 BPPBAP TABEL, XLS, GAMBAR BPPBAP Laptek 2016
(PENiNGKATAN RESPON (p>0,05). 2.Peningkatan THC terjadi pada awal pengujian, namun setelah S.Si. M.Si
IMUN UDANG WINDU 24 jam jumlah THC mengalami penurunan. Uji paired t-test
MELALUI TEKNOLOGI menunjukkan perbedaan yang signifikan pada jumlah THC antara
RNA INTERFERENS). perlakuan vaksin VP-15 dan kontrol hingga 24 jam setelah injeksi
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 56
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
(P<0,05), sedangkan pada pengujian vaksin VP-24 tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada jumlah THC (P>0,05).
: 2.Peningkatan THC terjadi pada awal pengujian, namun setelah 24 jam
jumlah THC mengalami penurunan. Uji paired t-test menunjukkan
perbedaan yang signifikan pada jumlah THC antara perlakuan vaksin VP-
15 dan kontrol hingga 24 jam setelah injeksi (P<0,05), sedangkan pada
pengujian vaksin VP-24 tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
jumlah THC (P>0,05).

Karakterisasi
Nutrigenomik Pada Ikan SCAN
Data dan informasi Karakterisasi Nutrigenomik Pada Ikan Air Tawar dan Dr. Ir. Mas Tri Kelti Nutrisi
Air Tawar dan Identifikasi LAPORAN
1 Identifikasi beberapa jenis Mikroba Proteolitik Sebagai Kandidat BPPBAT PDF Djoko Sunarno, dan Teknologi
Mikroba Proteolitik TEKNIS
Penghasil Enzim Protease MS. Pakan Ikan
Sebagai Kandidat (TERLAMPIR)
Penghasil Enzim Protease
Domestikasi Ikan Spesifik
Lokal Terancam Punah: Kelti SCAN
Data dan informasi mengenai domestikasi beberapa jenis ikan air tawar
Koleksi, Identifikasi, Dr. Ir. Anang Hari Perbenihan LAPORAN
2 lokal terancam punah (Manggabai & Uceng) meliputi karakterisasi BPPBAT PDF
Karakterisasi, dan Aspek Kristanto, M.Sc dan Genetika TEKNIS
morfologi, identifikasi spesies dan informasi ekobiologi.
Ekobiologi Ikan Populasi (TERLAMPIR)
Manggabai dan Uceng
Kebutuhan Nutrisi Induk
SCAN
Ikan Sepat dan Tambakan Data dan informasi mengenai kebutuhan nutrisi untuk induk ikan sepat Kelti Nutrisi
LAPORAN
3 Dalam Rangka dan tambakan untuk meningkatkan performa reproduksi induk dan BPPBAT PDF M. Sulhi S.Pi dan Teknologi
TEKNIS
Peningkatan Produktivitas peningkatan produktivitas benih Pakan ikan
(TERLAMPIR)
Benih
SCAN
Pengujian Metode Deteksi Data dan Informasi mengenai pengujian beberapa metode deteksi cepat Kelti
LAPORAN
4 Cepat Penyakit KHV dan (rapid detection) untuk penyakit KHV dan motil aeromonad septicaemia BPPBAT PDF Ir. Taukhid, M.Sc Kesehatan
TEKNIS
MAS pada Ikan Air Tawar (MAS) yang menyerang ikan air tawar Ikan
(TERLAMPIR)
Kelti SCAN
Maturasi Ikan Gabus
Data dan informasi pematangan gonad ikan gabus melalui beberapa Dr. Ir. Rudhy Perbenihan LAPORAN
5 dengan Pendekatan BPPBAT PDF
pendekatan (hormonal & lingkungan) Gustiano, M.Sc dan Genetika TEKNIS
Multidisiplin
Populasi (TERLAMPIR)
Pengujian Kit Pendeteksi SCAN
Data dan informasi mengenai pengujian perangkat untuk deteksi cepat Dr. drh. Angela Kelti
Cepat Penyakit Berpotensi LAPORAN
6 penyakit berpotensi zoonosis yang terdapat pada beberapa spesies air BPPBAT PDF Mariana Kesehatan
Zoonosis pada Ikan Air TEKNIS
tawar Lusiastuti Ikan
Tawar (TERLAMPIR)
Pengujian Aktivitas Herbal SCAN
Data dan informasi beberapa jenis tanaman dan bahan aktifnya untuk Kelti.
Pengendali Penyakit Dr. Desy Sugiani, LAPORAN
7 mengendalikan penyakit potensial yang sering menyerang ikan lele BPPBAT PDF Kesehatan
Potensial pada Ikan Lele S.Pi., M.Si TEKNIS
Mutiara Ikan
Mutiara (TERLAMPIR)
Karakterisasi Populasi dan
Bioreproduksi Ikan Betutu
Data dan informasi mengenai karakter beberapa populasi ikan betutu Kelti SCAN
dari Tiga Populasi ;
termasuk aspek bioreproduksi serta data mengenai karakter induk ikan Drs. Jojo Subagja, Perbenihan LAPORAN
8 Karakterisasi Bio-fisiologi BPPBAT PDF
gurame dan benihnya untuk mendukung proses intensifikasi perbenihan M.Si dan Genetika TEKNIS
Induk dan Benih dalam
ikan gurame Populasi (TERLAMPIR)
Intensifikasi Teknologi
Perbenihan Ikan Gurame

1 Remediasi Media 1. Remediasi media air yang mengandung nonilfenol dengan konsentrasi BPPBIH PDF M. Yamin Seksi SCAN

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 57
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Nonylfenol pada tanaman 2,5 mg/L menggunakan tanaman eceng gondok membutuhkan waktu 1 Pelayanan LAPORAN
air anubias dan hari sedangkan tanpa tanaman membutuhkan waktu 2 hari atau lebih. Teknis TEKNIS
domestikasi tanaman hias 2. Pertumbuhan ikan mas koki dengan tiga jenis tanaman hias air yang (TERLAMPIR)
air Buchepalandra dipelihara bersama dalam satu sistem yang terintegrasi (akuaponik),
menunjukkan hasil yang baik. Hasil uji lanjut menunjukkan
pertumbuhan yang terbaik adalah pemeliharaan ikan mas koki dan
dengan tanaman melati air (Echinodorus sp.)
3. Tanaman Bucephalandra merupakan jenis tanaman yang memerlukan
suhu yang sejuk berkisar antara 28 -32 C dengan kelembaban relatif
berkisar antara 85-99% agar dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik.
1. Sequensing gen COI (DNA barcoding) ikan hias introduksi melalui
Macrogen
2. Optimasi suhu dan lama waktu anelling serta ekstensi stage pada
amplifikasi gen Cyt b dan RAG 2, amplifikasi gen RAG menunjukkan
Eksplorasi Sumber daya SCAN
waktu otimasi aneling adalah 1,5 menit pada suhu 60oC dan ekstensi Seksi
genetik ikan hias lahan LAPORAN
2 adalah 2,5 menit pada waktu 72oC, untuk jenis cat fish terdapat BPPBIH PDF Melta Rini Fahmi Pelayanan
gambut dan ikan TEKNIS
singleband sedangkan ikan tigerfish terdapat multiband Teknis
introduksi (TERLAMPIR)
3. Telah dilakukan ekstrasi gel elektroforesis untuk amplifikasi band
spesifik
4. Ikan Bamble bee (Brachygobius doriae) berhasil memijah di
lingkungan terkontrol setelah 3 bulan pemeliharaan

SCAN
Struktur dan Karakteristik Perikanan Pukat Cincin (Purse Seine) di Samudera Hindia untuk Menunjang LAPORAN
1 LPPT PDF LPPT
Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO. TEKNIS
(TERLAMPIR)
SCAN
Karakteristik Eko-Biologi Sumberdaya Ikan Pelagis di Sekitar Rumpon di WPP-573 (Samudera Hindia LAPORAN
2 LPPT PDF LPPT
Selatan Jawa Hingga Nusa Tenggara) TEKNIS
(TERLAMPIR)
SCAN
Karakteristik Biopopulasi Madidihang (Thunnus albacares) di WPP 572 dan 573 untuk Menunjang LAPORAN
3 LPPT PDF LPPT
Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO TEKNIS
(TERLAMPIR)
SCAN
LAPORAN
4 Data Enumerasi Perikanan LPPT PDF LPPT
TEKNIS
(TERLAMPIR)
SCAN
LAPORAN
5 Data Saintifik Perikanan LPPT PDF LPPT
TEKNIS
(TERLAMPIR)

Kajian Budidaya Rumput Muslimin, Wiwin, SCAN


Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa
Laut (Sargassum sp.) Ilham, LAPORAN
1 Kajian Budidaya Rumput Laut (Sargassum sp.) dengan LPPBRL PDF LP2BRL
dengan metode Kantong Tywnnugroho, TEKNIS
Metode Kantong di Perairan Teluk Tomini
di Perairan Teluk Tomini Dwi Ayu (TERLAMPIR)
Penentuan Jarak Tanam Data dan informasi jarak tanam optimal antara rumpun Petrus Rani Pong SCAN
2 antar Rumpun pada bibit pada metode vertikultur rumput laut untuk LPPBRL PDF Masak, Nelly LP2BRL LAPORAN
Metode Vertikultur peningkatan produksi rumput laut. Hidayanti, TEKNIS

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 58
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Rumput laut Twnnugroho, (TERLAMPIR)
Handy Burase
Penentuan Pola Musim Petrus Rani Pong- SCAN
Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa
Tanam rumput laut di Masak, Pustika LAPORAN
3 Kalender Musim Tanam Rumput Laut di Perairan LPPBRL PDF LP2BRL
Perairan Kabupaten Ratnawati, Aditia TEKNIS
Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan
Pangkep Sulawesi selatan farman, Dwi Ayu (TERLAMPIR)
Penentuan Pola Musim
Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Muslimin, Wiwin SCAN
Tanam rumput laut di
Kalender Musim Tanam Rumput Laut di Perairan Kabupaten Kusuma Perdana LAPORAN
4 Perairan Kabupaten LPPBRL PDF LP2BRL
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Sari, Dwi Ayu, TEKNIS
Bolaang Mongondow,
Utara Aditia Farman (TERLAMPIR)
Sulawesi Utara

Lokasi Penelitian Kab.Berau, Karimunjawa, Pati dan Indramayu


Terdapat perbedaan simpanan karbon pada kawasan konservasi dan
rehabilitasi.
Simpanan terbanyak terdapat pada sedimen kemudian biomass atas dan
terkahir biomass bawah.
Kajian Karbon Biru SCAN
Kualitas perairan secara umum masih baik untuk menunjang kehidupan Tim Datin dan
Ekosistem Pesisir Pada DESKRIPSI LAPORAN
1 vegetasi pesisir, namun demikian di beberapa lokasi perlu mendapat P3SDLP Laboratorium Jakarta
Kawasan Konservasi dan PDF/WORD/EXCEL/LAINYA TEKNIS
perhatian lebih. Data Pesisir
Rehabilitasi (TERLAMPIR)
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism)
untuk mengantisipasi perubahan iklim global; sebagai bahan untuk
penyusunan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan perubahan iklim
serta penyelenggaraan konservasi di wilayah pesisir.
Kualitas Perairan Karimunjawa masih dalam kondisi yang baik.
Pengelolaan sampah di karimunjawa masih belum terpadu, sehingga
dikhawatirkan sampah akan mencemari lingkungan dengan cepat.Air
tanah sudah mengalami penurunan kualitas, sehingga tidak dapat
langsung digunakan sebagai air minum.
- Rawa-rawa diduga sebagai penyebab intrusi air laut menjadi semakin
parah.
- Diperlukan percepatan pembangunan embung dan tempat
pembuangan akhir sampah untuk menjaga kualitas lingkungan terutama
air tanah.
- Diperlukan pembuatan sumur resapan dan septic tank di setiap rumah
untuk menjaga kualitas air tanah. SCAN
Riset Geodinamika dan Tim Datin dan
- Pada tahun 2016 telah dilakukan pemantauan kinerja dan pengolahan DESKRIPSI LAPORAN
2 Lingkungan Perairan P3SDLP Laboratorium Jakarta
data sensor pengukur kualitas air yang terpasang di 5 pelabuhan PDF/WORD/EXCEL/LAINYA TEKNIS
Pesisir dan Laut Data Pesisir
perikanan, yaitu Bitung, Kendari, Pare-pare, Lamongan dan Bintan. Hasil (TERLAMPIR)
pemantauan menunjukkan sensor di Kendari mengalami kendala teknis,
yaitu surut yang terlalu rendah, sehingga harus dilakukan pemindahan
lokasi yang sesuai syarat teknis. Sensor di Bintan mengalami kendala
pencemaran lokal dikarenakan adanya perubahan peruntukan lahan di
dekat sensor terpasang sehingga juga dilakukan pemindahan lokasi.
Pemindahan lokasi sensor kualitas air yang terpasang di lokasi Kendari
dan Bintan telah dilakukan dengan tetap berfokus pada tujuan awal,
yaitu pemantauan kesehatan perairan;
- Hasil pengolahan data yang telah terekam sejak Desember 2015
menunjukkan variasi yang cukup dinamis pada skala harian, mingguan
maupun bulanan. Pada skala bulanan secara umum untuk semua lokasi

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 59
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
menunjukkan parameter pH dan suhu yang naik, dan elevasi permukaan
air, oksigen terlarut dan salinitas yang turun. Namun demikian penilaian
akhir apakah hal ini disebabkan karena suatu fenomena lingkungan/
iklim ataukah adanya sebab teknis dari sensor terpasang masih perlu
pendalaman lebih lanjut.

65 titik terindikasi keberadaan situs kapal karam bersejarah 7 titik telah


diverifikasi dengan penyelaman;
3 sampel artefak pada Situs Berlian Beltim diidentifikasi dari masa
Dinasti Sung ( 960 1279 M - Ming ( 1368 1424 M);
Situs kapal karam di Perairan Bangka Belitung sebagian besar terkubur
Situs Pembaharuan Titik pada kedalaman 25 40 m; SCAN
Situs Kapal Karam Situs-situs berasal dari masa Sriwijaya awal yang semasa dengan masa LAPORAN
3 P3SDLP DESKRIPSI PDF/WORD/EXCEL/LAINYA
Bersejarah di kawasan Dinasti Tang (Cina Kuno awal abad 7) hingga masa Kolonial dan Perang TEKNIS
Perairan Bangka-Belitung Dunia II; (TERLAMPIR)
Pelestarian in situ merupakan pilihan utama untuk melestarikan nilai
sejarah dan budaya maritim yang tersimpan pada situs, namun
ekskavasi merupakan pilihan terakhir jika situs terancam oleh faktor
alam dan perusakan dari kegiatan illegal ekskavasi dan treasure hunter.

Selama ekspedisi oseanografi, beberapa fenomena penting di sepanjang


Selat Makassar hingga ke Lombok dapat terlihat dengan jelas dari hasil
CTD-casting, antara lain kedalaman dimana salinitas dan konsentrasi
klorofil-a maksimum, transformasi karakteristik massa air
pascamelewati Labani Channel, dan karakteristik massa air NPSW dan
NPIW di Selat Makassar.
Data temperatur dan salinitas terhadap kedalaman dan waktu di sub-
surface mooring M1 di ujung utara Selat Makassar dan L1 di Selat
Kajian Hidrodinamika SCAN
Lombok dapat menunjukkan dengan jelas keberadaan gelombang Tim Datin dan
Perairan Indonesia dan DESKRIPSI LAPORAN
4 internal dan upwelling/downwelling di Selat Makassar dan Lombok. P3SDLP Laboratorium Jakarta
Dampaknya Terhadap PDF/WORD/EXCEL/LAINYA TEKNIS
Hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dikombinasikan dengan Data Pesisir
Ekosistem Laut (TERLAMPIR)
pemodelan numerik oseanografi dirasa sudah mencukupi untuk dapat
membuat analisis terkait kondisi hidrodinamika di Selat Makassar dan
dampaknya pada ekosistem laut.
Recovery subsurface mooring di Labani Channel harus diagendakan di
2017 untuk melengkapi data hidro-oseanografi di Selat Makassar.
Telah disusun Laporan Ekspedisi Oseanografi Indonesia Bagian Timur
Leg ke-3.

Analisis Sumberdaya
SCAN
Kelautan di WPP 712, 715
Album Prediksi Pasut Tahun 2016, Analisis data VMS, Analisis data radar DESKRIPSI Tim Datin dan Laboratorium Data LAPORAN
5 dalam Rangka P3SDLP
INDESO, dan analisis pemodelan bio geo fisik PDF/WORD/EXCEL/LAINYA Pesisir TEKNIS
Pengelolaan Sumberdaya
(TERLAMPIR)
Kelautan dan Perikanan
Besaran arus di selat Karimata dipengaruhi oleh Laut Tiongkok Selatan
yang dipengaruhi oleh angin monsun SCAN
Kajian Perubahan Monsun Tim Datin dan
Kontribusi selat Sunda ke laut Jawa DESKRIPSI LAPORAN
6 di Perairan Indonesia P3SDLP Laboratorium Jakarta
Besaran arus di samudera Hindia selatan Jawa mengikuti perioda musim PDF/WORD/EXCEL/LAINYA TEKNIS
(MOMSEI) Data Pesisir
(intra-seasonal), yang puncaknya terjadi dua kali pada bulan Feb-Mar (TERLAMPIR)
dan Juli-Agustus
7 Kajian Karakteristik Direvisi menjadi kegiatan kajian berbasis pengolahan data dan analisis P3SDLP DESKRIPSI Tim Datin dan Jakarta SCAN

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 60
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Sumber Daya Dasar Laut sampel hasil BENTHIC Cruise 2014 yang belum semua berhasil PDF/WORD/EXCEL/LAINYA Laboratorium LAPORAN
Dalam di Perairan Barat diselesaikan; Data Pesisir TEKNIS
Sumatera (WPP NRI 572) Luarannya adalah analisis terhadap contoh inti sedimen dasar laut (TERLAMPIR)
dalam dan air laut Perairan Barat Sumatera terkait fenomena perubahan
iklim (paleoklimat); data dan informasi untuk karakteristik sumberdaya
dasar laut dalam sebagai basis data Peta WPP NRI 572;
Sampel inti sedimen dapat menjadi proxy bagi pengungkapan fenomena
iklim kelautan dan perubahan lingkungan global menuju pendekatan
paleklimat. Namun, dukungan kontinuitas kegiatan dari berbagai
instansi yang terlibat di dalamnya (P3SDLP-KKP, P3GL-KESDM, dan
P2G-LIPI) sangat diharapkan, mengingat masih banyak sampel inti
sedimen yang belum dianalisis lebih lanjut.
8 Dinamika Kualitas Perairan di Pelabuhan Perikanan Indonesia P3SDLP P3SDLP

SCAN
Validasi Daerah Potensial Data dan informasi mengenai keakuratan data PPDPI dengan Wingking Era LAPORAN
1 BPOL PDF BPOL
Penangkapan Ikan menggunakan metode experimental fishing di WPP NRI 714 Rintaka Siwi TEKNIS
(TERLAMPIR)
SCAN
Operasional Oseanografi
Data dan informasi hasil analisis prediksi variabel fisik, kimia dan LAPORAN
2 untuk Prediksi Dinamika BPOL PDF Bayu Priyono BPOL
dinamika populasi di laut TEKNIS
Laut
(TERLAMPIR)
Data dan informasi tingkat validasi citra SAR untuk deteksi kapal dan
SCAN
pola sebaran tumpahan minyak; tingkat korelasi secara otomatisasi data
LAPORAN
3 Validasi Aplikasi INDESO echo SAR dengan data transmitter VMS dan AIS dalam identifikasi kapal BPOL PDF Dendy Mahabror BPOL
TEKNIS
legal dan illegal; analisis penelusuran polluter tumpahan minyak yang
(TERLAMPIR)
terdeteksi melalui citra SAR dan data transmitter AIS.
Data dan informasi kondisi fisik, biokimia dan distribusi potensi SCAN
INDESO Joint Expedition perikanan hasil prediksi dalam bentuk operasional oseanografi yang LAPORAN
4 BPOL PDF Indra Hermawan BPOL
Program telah terverifikasi; data dan informasi citra radar terhadap deteksi TEKNIS
benda laut (kapal, rumpon dan off shore) (TERLAMPIR)
Kajian Dinamika Laut SCAN
Data dan informasi kondisi oseanografi perairan dan eskosistem pesisir,
untuk Mendukung LAPORAN
5 serta pemetaan sumber daya kelautan di Pulau Lirang Kab. Maluku Barat BPOL PDF Teguh Agustiadi BPOL
Pemetaan Potensi TEKNIS
Daya
Sumberdaya Kelautan (TERLAMPIR)
Data dan informasi mengenai sebaran daerah potensi penangkapan ikan
di WPP NRI-711 dengan pendekatan teknologi penginderaan jauh
menggunkaan data tahun 2012-2014; Validasi daerah potensi SCAN
Analisis Sebaran Kapal
penangkapan ikan dengan menggunakan informasi sebaran kapal yang Komang Iwan LAPORAN
6 Ikan di Zona Penangkapan BPOL PDF BPOL
dihasilkan oleh deteksi satelit radar dan validasi ukuran kapal dengan Suniada TEKNIS
Ikan
menggunakan alat GPS tracker; Deteksi kapal ilegal dengan (TERLAMPIR)
menggunakan informasi dari VMS ataupun AIS serta penghitungan
kerugian ekomoni akibat dari adanya kapal ilegal
Data dan informasi kemampuan mangrove dalam beradaptasi terhadap SCAN
Adaptasi Ekosistem
kenaikan muka laut di Kabupaten Dumai,Riau; Data dan informasi LAPORAN
7 Pesisir Terhadap BPOL PDF Nuryani Widagti BPOL
terkait dengan pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan karang di TEKNIS
Perubahan Lingkungan
Taman Nasional Bunaken dan Taman Nasional Taka Bonerate (TERLAMPIR)
SCAN
Prakiraan Daerah
LAPORAN
8 Penangkapan Ikan di Data dan informasi suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a BPOL PDF Eko Susilo BPOL
TEKNIS
Wilayah Pesisir
(TERLAMPIR)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 61
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI

Data dan informasi Fenomena Bono dan Pemanfaatan Pasir Bono


Kajian Fenomena Bono SCAN
Terhadap Potensi Abrasi di Kampar, Riau, yang meliputi Perubahan
dan Pemanfaatan Pasir Bagian Monev LAPORAN
1 morfologi dasar perairan sungai kampar, wilayah yang terabrasi dan LPSDKP PDF LPSDKP
Bono Terhadap Potensi LPSDKP TEKNIS
terakresi, Alur Sungai Kampar terus mengalami perubahan, Laporan
Abrasi di Kampar, Riau (TERLAMPIR)
akhir penelitian dan KTI
SCAN
Kajian Kerentanan Pesisir Data dan informasi Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pangandaran
Bagian Monev LAPORAN
2 di Pantai Timur yang meliputi data kerentanan pantai timur pangandaran, data LPSDKP PDF LPSDKP
LPSDKP TEKNIS
Pangandaran sumberdaya air tawar, laporan akhir penelitian dan KTI
(TERLAMPIR)
Analisis Karakteristik Data dan informasi Karakteristik Hidro-Oseanografi dan Dinamika
SCAN
Hidro-Oseanografi dan Pesisir di Kecamatan Sayung, Demak yang meliputi pemetaan
Bagian Monev LAPORAN
3 Dinamika Pesisir di kerentanan daerah pesisir Kec.Sayung, Demak, Data dan informasi LPSDKP PDF LPSDKP
LPSDKP TEKNIS
Kecamatan Sayung, sebagai bahan mitigasi pesisir Kec.Sayung, Demak, laporan akhir
(TERLAMPIR)
Demak penelitian dan KTI
Data dan informasi Dinamika Pesisir di Pantai Utara Jawa untuk Mitigasi
Kajian Dinamika Pesisir di Bencana Abrasi di Kec.Brebes yang meliputi Data dan informasi wilayah SCAN
Pantai Utara Jawa untuk pantai yang mengalami abrasi dan akresi, Data dan informasi parameter Bagian Monev LAPORAN
4 LPSDKP PDF LPSDKP
Mitigasi Bencana Abrasi di hidro-oseanografi, Data dan informasi kesesuaian kawasan untuk LPSDKP TEKNIS
Kec.Brebes pengembangan sabuk hijau dalam upaya mitigasi bencana abrasi di (TERLAMPIR)
pesisir kecamatan Brebes, laporan akhir penelitian dan KTI
Identifikasi Potensi Data dan informasi otensi Sumber Daya Pesisir dan Kerentanannya di SCAN
Sumber Daya Pesisir dan Pulau Pagai Utara Sumatra Barat yakni data mengenai potensi Bagian Monev LAPORAN
5 LPSDKP PDF LPSDKP
Kerentanannya di Pulau Sumberdaya, data mengenai kerentanan pesisir, laporan akhir kegiatan LPSDKP TEKNIS
Pagai Utara Sumatra Barat dan KTI (TERLAMPIR)
Kajian Keluaran Air Tanah
Data dan informasi Keluaran Air Tanah Lepas Pantai dan Pengaruhnya
Lepas Pantai dan SCAN
Terhadap Kondisi Ekosistem Pesisir di Lombok Utara dan Sekitarnya
Pengaruhnya Terhadap Bagian Monev LAPORAN
6 yang meliputi, Karakteristik fisik KALP, Fluks Komponen Darat ke Laut LPSDKP PDF LPSDKP
Kondisi Ekosistem Pesisir LPSDKP TEKNIS
yang berasal dari KALP, Kondisi Ekosistem Pesisir, laporan akhir
di Lombok Utara dan (TERLAMPIR)
penelitian dan KTI
Sekitarnya
Kajian Sumber Daya Data dan informasi Sumber Daya Ekologi Maritim Sebagai Potensi
SCAN
Ekologi Maritim Sebagai Kawasan Konservasi Maritim Perairan Ambon mengenai sumberdaya
Bagian Monev LAPORAN
7 Potensi Kawasan arkeologi maritim situs kapal kargo SS Duke of Sparta sebagai potensi LPSDKP PDF LPSDKP
LPSDKP TEKNIS
Konservasi Maritim kawasan konservasi maritim (KKM) di Perairan Ambon, laporan akhir
(TERLAMPIR)
Perairan Ambon penelitia dan KTI
Kajian Dampak Reklamasi Data dan informasi Dampak Reklamasi Teluk Benoa Terhadap Ekosistem SCAN
Teluk Benoa Terhadap Laut dan Pesisir yang meliputi Data potensi sumber daya (ekosistem) Bagian Monev LAPORAN
8 LPSDKP PDF LPSDKP
Ekosistem Laut dan laut dan pesisir, serta karakteristik fisik di sekitar Teluk Benoa, Data dan LPSDKP TEKNIS
Pesisir informasi bahan mitigasi, laporan akhir penelitian dan KTI (TERLAMPIR)

Leader :
Sunarwan
Sistem Informasi Kelautan (SIK) merupakan perangkat Meterorologi Asuhadi
AWS yang mengukur 5 (lima) parameter lingkungan yaitu Suhu Udara, Anggota : Efi SCAN
Data dan Informasi Tekanan Udara, Arah Angin, Kecepatan Angin dan Curah Hujan. Hasil Noverya M., LAPORAN
1 LPTK PDF LPTK
Meteorologi Laut kalibrasi peralatan AWS hanya menghasilkan 4 (empat) parameter yang Moamer Barata, TEKNIS
layak untuk digunakan yaitu Suhu Udara, Tekanan Udara, Arah dan Zainudin Bahrul, (TERLAMPIR)
Kecepatan Angin Eka Fauziah,
Sarbia, Muh.
Alfiansyah

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 62
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Leader :
Sunarwan
Asuhadi
Kegiatan monitoring Marine Protected Area (MPA) dilakukan di kategori
Anggota : Efi SCAN
II menurut IUCN, yakni National Park (Taman Nasional), khususnya di
Data dan Informasi Hasil Noverya M., LAPORAN
2 Pulau Wangi-Wangi, Kaledupa dan Tomia untuk menghasilkan data dan LPTK PDF LPTK
Pemantauan MPA Moamer Barata, TEKNIS
informasi tutupan karang, lamun, dan mangrove dan dibandingkan
Zainudin Bahrul, (TERLAMPIR)
dengan foto citra satelit landsat 8.
Eka Fauziah,
Sarbia, Muh.
Alfiansyah

Data dan informasi mengenai karakteristik (kandungan proksimat, asam BIDANG


STAF BIDANG
amino, asam lemak) serta aktivitas antioksidan dari kerang darah DATA, SCAN
Potensi Sumber Pangan DATA,
(Anadara granosa), kerang hijau (Perna viridis), kerang lokan (Geloina INFORMASI, LAPORAN
1 Fungsional dari Moluska P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
erosa), cumi-cumi (Loligo sp.) dan sotong (Sepia sp.) yang berasal dari MONITORING, OUTPUT
Hasil Perikanan MONITORING,
Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Muara Baru (DKI Jakarta), Rembang (Jawa DAN (TERLAMPIR)
DAN EVALUASI
Tengah) dan Belitung (Bangka Belitung). EVALUASI
Data dan informasi mengenai keragaman kualitas dan nilai hasil
tangkapan ikan terkait dengan perubahan volume produksi, yang dalam
penelitian ini didekati dengan fluktuasi produksi musim dan lokasi. Data
BIDANG
dan informasi tersebut disediakan untuk mendukung perumusan STAF BIDANG
DATA, SCAN
strategi pengelolaan nilai tangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan DATA,
Pengkajian Kebijakan Nilai INFORMASI, LAPORAN
2 adanya keragaman mutu dan jumlah tangkapan ikan akibat musim dan P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
Tambah Hasil Laut MONITORING, OUTPUT
proses penanganan di kapal sehingga perlunya intervensi pengambil MONITORING,
DAN (TERLAMPIR)
kebijakan untuk memperkuat kinerja dari tindakan-tindakan adaptif DAN EVALUASI
EVALUASI
dari pelaku pasar tersebut di atas, terutama fasilitasi distribusi/ logistik,
peningkatan keterampilan dan peningkatan kondisi sarana-prasarana
untuk mendukung sistem rantai dingin.
Data dan informasi mengenai karakteristik bakto agar dari rumput laut
merah Indonesia sebagai berikut:
1 Bakto agar dari Gracilaria sp. dari 3 lokasi berbeda (Brebes, Karawang,
dan Palopo) telah memenuhi standard SNI untuk agar dan standar bakto
agar komersial pada parameter kadar air dan abu tak larut asam. Bakto
agar ini memiliki gugus fungsi yang identik dengan gugus fungsi yang
BIDANG
Karakterisasi dimiliki oleh agar serta kadar sulfat bakto agar yang dihasilkan relatif STAF BIDANG
DATA, SCAN
Bakteriological Grade rendah sehingga mampu untuk menghasilkan bakto agar dengan DATA,
INFORMASI, LAPORAN
3 Agar dari Beberapa Jenis kekuatan gel yang tinggi. Kemampuan bakto agar untuk menumbuhkan P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
MONITORING, OUTPUT
Rumput Laut Merah di bakteri, lebih baik dibandingkan dengan bakto agar komersial. MONITORING,
DAN (TERLAMPIR)
Indonesia 2 Bakto agar dari Gelidium sp. telah memenuhi standar bakto agar DAN EVALUASI
EVALUASI
komersial untuk parameter kadar air dan kadar abu tak larut asam,
memiliki gugus fungsi yang identik dengan gugus fungsi yang dimiliki
oleh agar, kekuatan gel bakto agar telah memenuhi persyaratan standar
bakto agar komersial (Supreme marine chemical) untuk grade premium
serta mampu menumbuhkan bakteri yang lebih baik dibandingkan
dengan bakto agar komersial.
BIDANG
Data dan informasi yang diperoleh yaitu: STAF BIDANG
Karakterisasi sifat DATA, SCAN
1 Karakterisasi sifat fungsional dan sifat fisiko-kimia ikan perairan DATA,
fungsional ikan di INFORMASI, LAPORAN
4 umum di Kab. Merauke. P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
perairan umum MONITORING, OUTPUT
2 Pengolahan konsentrat protein ikan (KPI) gabus sebagai sumber MONITORING,
Kabupaten Merauke DAN (TERLAMPIR)
pangan tinggi protein. DAN EVALUASI
EVALUASI

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 63
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Data dan informasi berupa pilot project teknologi biologi dalam
meningkatkan kualitas garam rakyat. Penelitian yang telah dilakukan di
tambak garam rakyat Kabupaten Tuban dan Sampang (Jawa Timur),
bahwa mutu dan kualitas garam di ladang dipengaruhi oleh keberadaan
mikroba Halobacterium salinarum di tambak meja garam. Kuantitas dari
mikroba ini dipengaruhi oleh keberadaan Dunaliella salina. Penelitian ini BIDANG
STAF BIDANG
merekomendasikan bahwa untuk meningkatkan tingkat kemurnian DATA, SCAN
Penelitian Peningkatan DATA,
garam dari tambak rakyat, perlu dilakukan pengolahan air masuk ke INFORMASI, LAPORAN
5 Kualitas Garam secara P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
tambak garam, agar secara alamiah dan berkelanjutan menjaga kondisi MONITORING, OUTPUT
Biologi MONITORING,
komunitas biologis tambak garam yang seimbang, dengan jumlah D. DAN (TERLAMPIR)
DAN EVALUASI
salina dan H. salinarum yang optimal untuk pembentukan kristal garam. EVALUASI
Teknik pengolahan air input ke tambak garam pada skala pilot project
telah dilakukan, dengan memanfaatkan cyanobacteria kompetitor D.
salina dan juga penambahan red archaea H. salinarum. Peningkatan
kemurnian garam NaCl dapat dicapai hingga 8% melalui teknik
bioteknologi ini.
Data dan informasi mengenai kandungan senyawa aktif ekstrak dan
tepung Spirulina sebagai sumber antioksidan, klorofil, karotenoid, dan
fikosianin. Stabilitas antioksidan menurun seiring meningkatnya suhu.
Minuman Spirulina yang dikombinasikan dengan buah-buahan
BIDANG
mengandung antioksidan cukup tinggi. Penambahan Spirulina sebesar STAF BIDANG
Penelitian Teknologi DATA, SCAN
0,5% dapat meningkatkan kandungan protein minuman Spirulina DATA,
Produksi Pangan INFORMASI, LAPORAN
6 berkisar 0,86-1,5%. Kadar protein otak-otak terfortifikasi tepung P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
Fungsional dari Spirulina MONITORING, OUTPUT
Spirulina 2% meningkat lebih tinggi 1%. Jumlah bakteri produk otak- MONITORING,
dan stabilitasnya DAN (TERLAMPIR)
otak terfortifikasi ekstrak Spirulina jauh lebih rendah dari batas DAN EVALUASI
EVALUASI
maksimum yang ditetapkan oleh SNI 7388:2009 (sebesar 5 x 105
koloni/g). Otak-otak ikan terfortifikasi tepung Spirulina, Pitaya Smoothie
Spirulina dan Banana Smoothie Spirulina diterima panelis dari segi
kenampakan, bau, tekstur, rasa.
Data dan informasi mengenai potensi genetika mikrobioma pada spons
BIDANG
laut di kawasan Coral Triangle Initiative (CTI). Melalui pendekatan STAF BIDANG
Eksploitasi Potensi DATA, SCAN
metagenomika, berhasil diidentifikasi bakteri potensial Entotheonella DATA,
Genetika Mikrobioma INFORMASI, LAPORAN
7 pada mikrobioma dari spons laut asal Pulau Kapoposang. Identifikasi P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
Biota Laut sebagai MONITORING, OUTPUT
bakteri ini sangat penting karena penelitian sebelumnya membuktikan MONITORING,
Penghasil Bahan Aktif DAN (TERLAMPIR)
bahwa Entotheonella sebagai penghasil sejumlah bahan aktif yang DAN EVALUASI
EVALUASI
memiliki aktifitas farmakologi dari golongan poliketida dan peptida.
Data dan informasi mengenai hasil pengamatan bioekologi dan
biopotensi terumbu karang (pola hidrologis, terumbu karang, dan
biopotensi perairan) di KKPD 1 Kabupaten Buton Selatan sebagai studi
dasar dalam pembentukan sistem zonasi konservasi berupa:
1 Pola hidrologis yang meliputi variabel air yang berupa salinitas,
BIDANG
nutrien, pH, dan suhu STAF BIDANG
DATA, SCAN
2 Terumbu karang yang meliputi tutupan dan pergeseran komunitas DATA,
Penelitian Biopotensi INFORMASI, LAPORAN
8 akibat lingkungan P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
Terumbu Karang CTI MONITORING, OUTPUT
3 "Biopotensi keragaman dan bioaktiitas sitotoksik dari biota MONITORING,
DAN (TERLAMPIR)
invetebrata laut spons, karang lunak, dan asicidian. DAN EVALUASI
EVALUASI
Penelitian ini merekomendasikan tiga area konservasi inti di KKPD 1
Kabupaten Buton Selatan, yaitu:
Daerah Perlindungan Laut Perairan Pulau Liwutonkidi
Daerah Perlindungan Laut Perairan Barat Daya Pulau Kadatua
Daerah Perlindungan Laut Perairan Barat Laut Pulau Siompu
9 Isolasi Pigmen Fikoeritrin Data dan Informasi mengenai teknologi isolasi pigmen fikoeritrin dari P3DSPBKP DESKRIPSI PDF STAF BIDANG BIDANG SCAN
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 64
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
dari Mikroalga mikroalga Rhodomonas sp mengunakan 5 metode yaitu: 1). Kultivasi DATA, DATA, LAPORAN
Rhodomonas sp. mikroalga; 2). Ekstraksi fikoeritrin; 3). Pemurnian fikoeritrin; 4). Uji INFORMASI, INFORMASI, OUTPUT
antioksidan fikoeritrin; dan 5). Uji stabilitas optik fikoeritrin. MONITORING, MONITORING, (TERLAMPIR)
DAN EVALUASI DAN
EVALUASI
Data dan informasi peta karakteristik ekologis dari pola lingkungan dan
BIDANG
pengaruhnya terhadap biopotensi biota invetebrata, sebagai studi dasar STAF BIDANG
DATA, SCAN
Bioekologi Lingkungan untuk penetapan zonasi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) DATA,
INFORMASI, LAPORAN
10 dan Biopotensi KKPD Kota Batam. Penelitian ini merekomendasikan disain zonasi P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
MONITORING, OUTPUT
Invertebrata Laut wilayah Takong, Pangelep, dan Kalo sebagai zona konservasi ikan dan MONITORING,
DAN (TERLAMPIR)
terumbu karang. Zona tersebut diharapkan menjadi titik-titik habitat DAN EVALUASI
EVALUASI
sumberdaya perikanan dan biopotensi invetebrata di KKPD Kota Batam.
Data dan informasi mengenai profil phytosterol dari mikroalga
BIDANG
Nannochloropsis dan Spirulina serta mempelajari teknik ekstraksinya. STAF BIDANG
DATA, SCAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi phytosterol dari DATA,
Penelitian Ekstraksi INFORMASI, LAPORAN
11 mikroalga lebih efektif dilakukan dengan metode langsung sedangkan P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
Phytosterol dari Mikroalga MONITORING, OUTPUT
hasil uji in vivo menunjukkan berpotensi untuk dikembangkan sebagai MONITORING,
DAN (TERLAMPIR)
pangan fungsional penurun kolesterol dengan dosis efektif 300 mg/kg DAN EVALUASI
EVALUASI
bb.
Data dan informasi mengenai kontaminasi dan jenis mikotoksin pada BIDANG
STAF BIDANG
ikan asin yang dapat digunakan sebagai acuan keamanan pada ikan asin DATA, SCAN
Profil Risiko Mikotoksin DATA,
dapat digunakan sebagai acuan keamanan produk hasil perikanan. INFORMASI, LAPORAN
12 Pada Produk Olahan P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan kepada pengolah agar MONITORING, OUTPUT
Perikanan MONITORING,
lebih memperhatikan sanitasi dan hygiene dalam memproduksi olahan DAN (TERLAMPIR)
DAN EVALUASI
ikan, agar tidak ditumbuhi kapang. EVALUASI
Data dan informasi mengenai kandungan formaldehid pada produk
olahan ikan selama proses produksi secara tertelusur. Pada bahan baku
ikan bloso selama tahap pengolahan cenderung mengalami kenaikan
kandungan formaldehid, mulai dari ikan segar tangkapan nelayan
BIDANG
sampai dengan proses preparasi dan pencucian. Namun pada sebagian STAF BIDANG
DATA, SCAN
Kajian Kandungan bakso produk akhir olahannya, kandungan formaldehidnya tidak DATA,
INFORMASI, LAPORAN
13 Formaldehid Pada Produk terdeteksi. Penyebab penurunan mutu ikan secara signifikan selama P3DSPBKP DESKRIPSI PDF INFORMASI,
MONITORING, OUTPUT
Olahan Ikan proses penanganan adalah karena tidak diterapkannya sistem rantai MONITORING,
DAN (TERLAMPIR)
dingin dengan baik. Sesuai hasil penelitian penelusuran mutu ikan, maka DAN EVALUASI
EVALUASI
perlu adanya pengawasan mutu dan penyuluhan kepada pengumpul
ikan dan pengolah ikan untuk menggunakan atau menerapkan sistem
rantai dingin dengan baik dan benar serta konsisten pada proses
penanganan dan pengolahan ikan.

Dr. Ir. Tukul


Rameyo Adi, M.T,
Andrian
Ramadhan, M.T,
Karakteristik Sumberdaya Manusia dan Pendapatan Rumah Tangga Tenny Apriliani, SCAN
Panel Kelautan dan
Nelayan M.Si, Subhechanis DATIN/PJ LAPORAN
1 Perikanan Nasional PPSEKP DESKRIPSI PDF
(Sibolga, Batam, Cilacap, Pangkep, Bitung, Maluku Tengah dan Sorong) Saptanto, M.SE, PANELKANAS TEKNIS
(PANELKANAS)
Hakim Miftakhul (TERLAMPIR)
Huda, M.Si,
Christina Yuliaty,
S.Sos, Dr. Umi
Muawanah,Riesti

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 65
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Triyanti, S.Si,
Mira, M.T, M.Sc,
Hikmah, M.Si,
Lindawati, S.Pi,
Siti Nurhayati,
S.Sos
Dr. Ir. Tukul
Rameyo Adi, M.T,
Andrian
Ramadhan, M.T,
Tenny Apriliani,
M.Si, Subhechanis
Saptanto, M.SE,
Hakim Miftakhul SCAN
Panel Kelautan dan
Karakteristik Usaha Penangkapan Ikan Huda, M.Si, DATIN/PJ LAPORAN
2 Perikanan Nasional PPSEKP DESKRIPSI PDF
(Sibolga, Batam, Cilacap, Pangkep, Bitung, Maluku Tengah dan Sorong) Christina Yuliaty, PANELKANAS TEKNIS
(PANELKANAS)
S.Sos, Dr. Umi (TERLAMPIR)
Muawanah,Riesti
Triyanti, S.Si,
Mira, M.T, M.Sc,
Hikmah, M.Si,
Lindawati, S.Pi,
Siti Nurhayati,
S.Sos
Dr. Ir. Tukul
Rameyo Adi, M.T,
Andrian
Ramadhan, M.T,
Tenny Apriliani,
M.Si, Subhechanis
Saptanto, M.SE,
Hakim Miftakhul SCAN
Panel Kelautan dan Karakteristik Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
Huda, M.Si, DATIN/PJ LAPORAN
3 Perikanan Nasional (Sibolga, Batam,Indramayu, Cilacap, Pangkep, Bitung, Maluku Tengah PPSEKP DESKRIPSI PDF
Christina Yuliaty, PANELKANAS TEKNIS
(PANELKANAS) dan Sorong)
S.Sos, Dr. Umi (TERLAMPIR)
Muawanah,Riesti
Triyanti, S.Si,
Mira, M.T, M.Sc,
Hikmah, M.Si,
Lindawati, S.Pi,
Siti Nurhayati,
S.Sos
Dr. Ir. Tukul
Rameyo Adi, M.T,
Andrian
Ramadhan, M.T, SCAN
Panel Kelautan dan Modal Sosial Masyarakat Nelayan
Tenny Apriliani, DATIN/PJ LAPORAN
4 Perikanan Nasional (Sibolga, Batam, Cilacap, Indramayu, Pangkep, Bitung, Maluku Tengah PPSEKP DESKRIPSI PDF
M.Si, Subhechanis PANELKANAS TEKNIS
(PANELKANAS) Dan Sorong)
Saptanto, M.SE, (TERLAMPIR)
Hakim Miftakhul
Huda, M.Si,
Christina Yuliaty,
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 66
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
S.Sos, Dr. Umi
Muawanah,Riesti
Triyanti, S.Si,
Mira, M.T, M.Sc,
Hikmah, M.Si,
Lindawati, S.Pi,
Siti Nurhayati,
S.Sos
Tukul Rameyo
Adi, Rizky
Muhartono,
Armen Zulham,
Nendah
Kurniasari, Risna
Baseline Survey dan
Yusuf, Mei Dwi
Mapping Sosial Ekonomi SCAN
Erlin,Retno
Untuk Mendukung Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 572 DATIN/PJ LAPORAN
5 PPSEKP DESKRIPSI PDF Widihastuti,
Pembangunan Sentra (Kota Sabang dan Bengkulu Utara (Enggano)) BASELINE TEKNIS
Muhadjir, Sapto
Kelautan Perikanan (TERLAMPIR)
Adi P, Nensyana
Terpadu
Safitri,
Muhibbudin,
Irwan Mulyawan,
Lathifatul
Rosyidah dan Siti
Nurhayati
Tukul Rameyo
Adi, Rizky
Muhartono,
Armen Zulham,
Nendah
Kurniasari, Risna
Baseline Survey dan
Yusuf, Mei Dwi
Mapping Sosial Ekonomi SCAN
Erlin,Retno
Untuk Mendukung Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 711 Wilayah Sumatera DATIN/PJ LAPORAN
6 PPSEKP DESKRIPSI PDF Widihastuti,
Pembangunan Sentra (Kabupaten Inhil dan Anambas) BASELINE TEKNIS
Muhadjir, Sapto
Kelautan Perikanan (TERLAMPIR)
Adi P, Nensyana
Terpadu
Safitri,
Muhibbudin,
Irwan Mulyawan,
Lathifatul
Rosyidah dan Siti
Nurhayati
Tukul Rameyo
Adi, Rizky
Baseline Survey dan Muhartono,
Mapping Sosial Ekonomi Armen Zulham, SCAN
Untuk Mendukung Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 711 Wilayah Kalimantan Nendah DATIN/PJ LAPORAN
7 PPSEKP DESKRIPSI PDF
Pembangunan Sentra (Kabupaten Kayong Utara) Kurniasari, Risna BASELINE TEKNIS
Kelautan Perikanan Yusuf, Mei Dwi (TERLAMPIR)
Terpadu Erlin,Retno
Widihastuti,
Muhadjir, Sapto
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 67
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Adi P, Nensyana
Safitri,
Muhibbudin,
Irwan Mulyawan,
Lathifatul
Rosyidah dan Siti
Nurhayati
Tukul Rameyo
Adi, Rizky
Muhartono,
Armen Zulham,
Nendah
Kurniasari, Risna
Baseline Survey dan
Yusuf, Mei Dwi
Mapping Sosial Ekonomi SCAN
Erlin,Retno
Untuk Mendukung Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 573 DATIN/PJ LAPORAN
8 PPSEKP DESKRIPSI PDF Widihastuti,
Pembangunan Sentra (Sumba Timur dan Lembata) BASELINE TEKNIS
Muhadjir, Sapto
Kelautan Perikanan (TERLAMPIR)
Adi P, Nensyana
Terpadu
Safitri,
Muhibbudin,
Irwan Mulyawan,
Lathifatul
Rosyidah dan Siti
Nurhayati
Tukul Rameyo
Adi, Rizky
Muhartono,
Armen Zulham,
Nendah
Kurniasari, Risna
Baseline Survey dan
Yusuf, Mei Dwi
Mapping Sosial Ekonomi SCAN
Erlin,Retno
Untuk Mendukung Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 724 DATIN/PJ LAPORAN
9 PPSEKP DESKRIPSI PDF Widihastuti,
Pembangunan Sentra (Buton Selatan) BASELINE TEKNIS
Muhadjir, Sapto
Kelautan Perikanan (TERLAMPIR)
Adi P, Nensyana
Terpadu
Safitri,
Muhibbudin,
Irwan Mulyawan,
Lathifatul
Rosyidah dan Siti
Nurhayati
Tukul Rameyo
Adi, Rizky
Muhartono,
Baseline Survey dan
Armen Zulham,
Mapping Sosial Ekonomi SCAN
Nendah
Untuk Mendukung Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 718 DATIN/PJ LAPORAN
10 PPSEKP DESKRIPSI PDF Kurniasari, Risna
Pembangunan Sentra (Kepulauan Aru) BASELINE TEKNIS
Yusuf, Mei Dwi
Kelautan Perikanan (TERLAMPIR)
Erlin,Retno
Terpadu
Widihastuti,
Muhadjir, Sapto
Adi P, Nensyana
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 68
PERSONIL
LOKASI
SATKER PENGELOLA BUKTI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT FORMAT DATA DATA
PELAKSANA DATA DAN DOKUMEN
INFORMASI
INFORMASI
Safitri,
Muhibbudin,
Irwan Mulyawan,
Lathifatul
Rosyidah dan Siti
Nurhayati

g) IK 7 : Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan


Target : 504
Realisasi : 504
% : 100,00

NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING


SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Pertumbuhan ikan lele afrika (clarias gariepinus) generasi ketiga hasil Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 R.R.Sri Pudji Sinarni Dewi
seleksi individu pada pembesaran skala komersial Agustus 2016
Faktor utama produksi budidaya KJA ikan hias mas di Waduk Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Estu Nugroho
Ir.H.Djuanda-Jatiluhur dan Cirata-Jawa Barat Agustus 2016
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Lies Emmawati Hadie Strategi pemanfaatan dan potensi budidaya rumput laut alam
Agustus 2016
Implementasi dan Evaluasi dampak rilis varietas ikan terhadap Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Wartono Hadie
peningkatan produksi perikanan Agustus 2016
Budidaya udang windu ekstensif plus di tambak rakyat pada kegiatan
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 kusdiarti penerapan teknologi adaptif lokal (PTAL) di kabupaten Barru, Sulawesi
Agustus 2016
Selatan
Analisis indeks kualitas perairan berdasarkan parameter nutrien di Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Joni Haryadi
perairan ujung genteng, jawa barat labuhanbua, nusa tenggara barat Agustus 2016
Aplikasi teknologi eco-electric field (EEF) untuk media pendederan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Agus Cahyadi
budidaya udang Agustus 2016
Nilai heritabilitas dan genetic gain pada karakter bobot ikan nila hasil Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Estu Nugroho
pemuliaan di Jogjakarta Agustus 2016
Pengujian pakan mandiri berbasis bahan baku lokal dan pakan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Irsyaphiani
komersial pada ikan nila, Oreochromis niloticus Agustus 2016
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Rasidi Evaluasi Kebijakan pengembangan pakan mandiri
Agustus 2016
Aplikasi probiotik dan Vaksin pada budidaya lele mutiara yang Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016,
P4 Bambang Priono
dipelihara dalam kolam bulat terpal di kabupaten Sleman, DIY Agustus 2016
Small pelagic fishery status in makassar strait based in the northern Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.1 June
P4 Sri Turni Hartati
java 2016
P4 Agustinus Anung Widodo Current status of the pole-and-line fishery in eastern part of indonesia Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.1 June

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 69
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
2016
Inter-Specific Competition and Fishing Effect to Population Dynamic of
Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.2
P4 Andhika Prima Prasetyo Bali Sardine (Sardinella
Desember 2016
Lemuru)
The Distribution and Abundance of Decapod and Fish Communities in Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.2
P4 Andhika Prima Prasetyo
Cleveland Bay,Australia Desember 2016
CatchComposition and Some BiologicalAspects of Sharks inWestern Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.2
P4 Dharmadi
SumateraWaters of Indonesia Desember 2016
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi CPUE (Catch Per Unit Effort) Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
P4 Agus Setiyawan
perikanan Huhate Berbasis di Bitung Volume 22 Nomor 1, 1 Maret 2016
Analisis kerentanan jenis ikan pelagis kecil di perairan selat bali dan Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
P4 Reny Puspasari
selat makasar terhadap dinamika suhu permukaan laut Volume 22 Nomor 1, 1 Maret 2016
Karakteistik upaya dan daerah penangkapan pukat cincin pelagis besar Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
P4 Sandi Wibowo
yang berpangkalan di PPS Bitung Volume 22 Nomor 1, 1 Maret 2016
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
P4 Mohamad Adha Akbar Suryanto Analisis Perikanan Huhate di Perairan Larantuka, Flores
Volume 22 Nomor 2 Juni 2016
Sebaran Kelompok Umur dan Rasio Potensi Pemijahan Banggai Cardinal
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
P4 Sri Turni Hartati (Pterapogon kaudermi,
Volume 22 Nomor 3 September 2016
Kouman, 1933) di Perairan Kepulauan Banggai Sulawesi Tengah
Andria Ansri Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
P4 Dinamika Spasial Ikan Mesopelagis di samudera Hindia
Utama Volume 22 Nomor 4, 2016
Performa komoditas budidaya laut pada sistem integrated multi-trophic
JRA
P4 I Nyoman Radiarta aquaculture (IMTA) di teluk gerupuk, lombok tengah, nusa tenggara
Volume 11 Nomor 1, Maret 2016
barat
Uji in vitro bakteri anti quorum sensing pendegradasi acyl homoserine
P4 Hessy Novita, JRA Volume 11 Nomor 2, Juni 2016
lactone Aeromonas hydrophila
Estimasi Nilai Heritabilitas Bobot Ikan mas Varietas Punten dalam
P4 Estu Nugroho JRA Volume 11 Nomor 2, Juni 2016
Program Seleksi Individu
Evaluasi keragaman genetik ikan kalui (Osphronemus goramy) dari
Kabupaten Lima Puluh JRA
P4 Estu Nugroho
Kota, Sumatera Barat berdasarkan marka Random Amplified Volume 11 Nomor 4, Desember 2016
Polymorphism DNA (RAPD)
BAWAL
Kesehatan terumbu karang dan struktur komunitas ikan di oerairan
P4 Sri Turni Hartati Widya Riset Perikanan Tangkap
pantai pangandaran, jawa barat
Volume 8 Nomor 1 (APRIL 2016)
BAWAL
Karakteristik biologi ikan tongkol komo (Euthynnus affinis) yang
P4 Rudy Masuswo Widya Riset Perikanan Tangkap
tertangkap jaring insang hanyut di laut jawa
Volume 8 Nomor 1 (APRIL 2016)
Penguatan kearifan lokal sebagai landasan pengelolaan perikanan Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
P4 Dian Oktaviani
perairan umum daratan di sumatera Volume 8 Nomor 1, Mei 2016
Strategi pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya waduk
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
P4 Chairulwan umar :studi kasus introduksi ikan bandeng (chanos chanos) di waduk sempor,
Volume 8 Nomor 1, Mei 2016
kabupaten kebumen, jawa tengah
Analisis pengembangan budidaya rumput laut di pulau sebatik Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
P4 I nyoman radiarta
kabupaten nunukan, kalimantan utara Volume 8 Nomor 1, Mei 2016
Pengelolaan sumberdaya ikan komplek danau maili provinsi sulawesi Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
P4 Eko Prianto
selatan Volume 8 Nomor 1, Mei 2016
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
P4 Lies Emmawati Hadie Strategi pengembangan Techno Park Perikanan Budidaya
Volume 8 Nomor 1, Mei 2016
Status Pengelolaan Sumberdaya Benih Lobster untuk Mendukung
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
P4 Erlania Perikanan Budidaya: Studi Kasus
Volume 8 Nomor 2, November 2016
Perairan Pulau Lombok

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 70
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Status Pemanfaatan dan Upaya Pelestarian Ikan Endemik Air Tawar di Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
P4 Eko Prianto
Pulau Sumatera Volume 8 Nomor 2, November 2016
Kebijakan Peningkatan Efisiensi Energi Usaha Penangkapan Tuna
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia
P4 Suryanto Cakalang Tongkol (TCT) di
Volume 8 Nomor 2, November 2016
Indonesia Timur
Produktivitas dan profitabilitas budidaya ikan lele (Clarias gariepinus)
P4 Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi hasil seleksi dan nonseleksi Media Akuakultur, Volume 11 Nomor 1, Juni 2016
pada pemeliharaan di kolam tanah
Molecular detection and cloning for rickettsia-like bacteria of milky
INDONESIAN AQUACULTURE JOURNAL, Volume 11
P4 Isti Koesharyani haemolymph disease
Number 2, December 2016
of spiny lobster Panulirus spp.
PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan
P4 Irsyaphiani Insan
KOLAM PLASTIK DENGAN PADAT PENEBARAN BERBEDA dan Kelautan, 13 Agustus 2016
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIKANAN INDONESIA
Surveilan White Spot Syndrome Virus (WSSV) Pada Budidaya Udang
P4 Shofihar Sinansari HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN, 28
Windu Di Kabupaten Brebes
Maret 2016

DNA EXPRESSION OF PACIFIC WHITE SHRIMP, L. vannamei INFECTED


Gusti Ngurah
BBPPBL Sari Budi Moria, haryanti haryanti BY TAURA SYNDROME VIRUS (TSV) USING SINGLE STRAND Aquacultura Indonesiana Vol 17, No 1 (2016)
Permana
CONFORMATION POLYMORPHISM) (SSCP) ANALYSIS
ADDITION OF ADJUVANTS IN RECOMBINANT SUBUNIT VACCINES FOR
Indah Mastuti, Ahmad Muzaki, Sudewi
BBPPBL Ketut Mahardika THE PREVENTION OF GROUPER SLEEPY DISEASE IRIDOVIRUS (GSDIV) Indonesian Aquaculture Journal Vol 11, No 2 (2016)
Sudewi
INFECTION IN HUMPBACK GROUPER, Cromileptes altivelis
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis vol 8 no. 1
BBPPBL Bejo Slamet Titiek Aslianti Perkembangan aktivitas enzim pencernaan larva ikan kerapu raja sunu
2014
Efektivitas kombinasi vaksin bakteri polivalen dengan vaksin anti
BBPPBL Zafran Jurnal Berita Biologi Vol 15 No. 1, 2016
grouper sleepy disease iridovirus (GSDIV)
Sari Budi Moria Sembiring, Ida Komang Karakter fenotipe dan genotipe ikan kerapu hibrida cantik (Epinephelus
BBPPBL Ahmad Muzaki Jurnal Riset Akuakultur vol 11 No.1 2016
Wardana, Haryanti fuscoguttatus x E. polyphekadion)
Ketut Maha Pemeliharaan larva ikan klown (Amphiprion percula) dengan pakan
BBPPBL Gunawan, dan Jhon Harianto Hutapea Jurnal Riset Akuakultur vol 11 No.1 2016
Setiawati alami yang berbeda
Nyoman Muhammad Marzuqi, Ibnu Rusdi, dan Formulasi pakan buatan dengan bahan baku rumput laut untuk
BBPPBL Jurnal Riset Akuakultur vol 11 No.1 2016
Adiasmara Giri Wawan A pertumbuhan abalon, Haliotis
Sari Budi Moria Ida Komang Wardana, Haryanti PERFORMA BENIH TERIPANG PASIR, Holothuria scabra DARI SUMBER
BBPPBL Jurnal Riset Akuakultur vol 11 No.2 2016
Sembiring Haryanti INDUK YANG BERBEDA
Gusti Ngurah Permana, Ibnu Rusdi,
Fitriyah Husnul STIMULASI PERTUMBUHAN JUVENIL ABALON, Haliotis squamata
BBPPBL Bambang Susanto, Alimuddin Jurnal Riset Akuakultur Vol 11, No 4 (2016)
Khotimah DENGAN PEMBERIAN HORMON REKOMBINAN IKAN rElGH
Alimuddin
Philipp Hennersdorf a,b, Muslihudeen A.
Vincensius S.P. Microbiome analysis and detection of pathogenic bacteria of Penaeus
BBPPBL Abdul-Aziz b,c, Grit Mrotzek a, Marine Pollution Bulletin 110 (2016) 718725
Oetama a,b monodon from Jakarta Bay and Bali
Haryanti , Hans Peter Saluz a,b,
Ida Komang Wardana, & Sari Budi Pemijahan induk ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus) hasil
BBPPBL Ahmad Muzaki Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Moria Sembiring budidaya
Pertumbuhan dan sintasan benih ikan kerapu sunu, Plectropomus
BBPPBL Anak Agung Alit Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
leopardus yang didederkan di bak secara terkontrol
Ibnu Rusdi, I Gusti Ngurah Permana,
Perbaikan teknologi pembesaran abalon (Haliotis squamata) dengan
BBPPBL Bambang Susanto Fitriyah Husnul Khotimah, I Nyoman Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
sistem keranjang gantung
Adiasmara Giri, & Gede S. Sumiarsa
Budidaya lobster pasir (Panulirus homarus) di bak beton dengan sistem
BBPPBL Bejo Slamet Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
massal dan baterai
Peran induksi hormonal terhadap perkembangan gonad induk kerapu
BBPPBL Daniar K Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
potato, Epinephelus tukula
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 71
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Keragaan plankton pada pemeliharaan larva abalone (Haliotis
Fitriyah Husnul Chotimah, Ngurah, Ibnu
BBPPBL Fahrudin squamata) dengan pemberian konsentrat Amphora sp. pada umur yang Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Rusdi, & Nyoman Adiasmara Giri
berbeda
Perkembangan morfologi dan pertumbuhan larva ikan tuna sirip kuning
BBPPBL Gunawan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
(Thunnus albacares) hasil budidaya
Konfirmasi sifat tumbuh cepat pada induk (F-1) dan benih turunannya
BBPPBL Haryanti Sari Budi Moria Sembiring, & Fahrudin Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
(F-2) udang windu Penaeus monodon hasil budidaya
Titiek Aslianti, Haryanti, Tony
BBPPBL Irwan Setyadi Penyediaan calon induk unggul bandeng Chanos chanos G1 hasil seleksi Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Setiadharma, & Gigih Setia Wibawa
Jhon Harianto Ananto Setiadi, Gunawan, & I Gusti Performa pemijahan induk ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares)
BBPPBL Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Hutapea Ngurah Permana dalam bak beton di darat dan keramba jaring apung di laut
Tingkat penetasan, pertumbuhan, dan sintasan larva ikan klown
BBPPBL Ketut Maha Setiawati Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
(Amphiprion percula) pada salinitas berbeda
Sequence analysis of megalocytivirus genomic dna isolated from various
BBPPBL Ketut Mahardika Indah Mastuti Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
grouper and sea bass on pst1 fragment area
Uji aplikasi bakteri probiotik dalam pakan untuk meningkatkan
Muhammad
BBPPBL aktivitas enzim protease pada ikan kerapu hibrid cantik (Epinephellus Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Marzuqi
fuscoguttatus x Epinephelus polyphekadion)
Lokus indikator tumbuh cepat pada induk kerapu sunu, Plectropomus
BBPPBL Sari Budi Moria Sembiring Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
leopardus hasil budidaya
Masalah yang teridentifikasi dalam pembenihan tiram mutiara Pinctada
BBPPBL Sudewi Apri I. Supii, & Ida Komang Wardana Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
maxima
BBPPBL Suko Ismi Usaha-usaha pendukung ketersediaan benih kerapu di Indonesia Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Ida Komang Wardana, Gigih Setia Perfoma pemijahan induk ikan bandeng Chanos chanos hasil seleksi
BBPPBL Tony Setiadharma Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Wibawa, & Irwan Setyadi yang dipelihara dalam bak terkontrol
Respon imun juvenil kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang
BBPPBL Zafran Des Roza, & Ketut Mahardika Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
divaksinasi dengan vaksin polivalen melalui perendaman
Keragaan Pertumbuhan Calon Induk Ikan Bandeng, Chanos-Chanos
BBPPBL Anak Agung Alit Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas VI, UNAIR
Forskall Hasil Budidaya Di Hatchery Swasta
Daniar Profil protein pada tulang kerapu hybrid cantik (E.fuscoguttatus x E.
BBPPBL Suko Ismi Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas VI, UNAIR
Kusumawati Polyphekadion) yang mengalami malformasi tulang belakang
Pengamatan Pembesaran Calon Induk Unggul Bandeng Hasil Seleksi Di
BBPPBL Irwan Setyadi Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas VI, UNAIR
Tambak
Ketut Maha Ni Wayan Widya Astuti, Regina AWAL PEMBERIAN KOPEPOD SEBAGAI PAKAN ALAMI PADA
BBPPBL Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas VI, UNAIR
Setiawati Melianawati PEMELIHARAAN LARVA KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus)
Pemeliharaan Benih Ikan Klown Pada Salinitas Berbeda Dengan Sistem
BBPPBL Ketut Maha Setiawati Semnas Kelautan XI,Hangtuah 2016
Resirkulasi
PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH BANDENG (Chanos-Chanos
BBPPBL Tony Setiadharma Forsskal) GENERASI 2 (G2) DENGAN PERBEDAAN SALINITAS PADA Semnas Kelautan XI,Hangtuah 2016
PENDEDERAN SECARA TERKONTROL
Ketut Maha Regina Melianawati, Ni Wayan Widya Pengelolaan Air Pada Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu Sunu
BBPPBL Semnas Kelautan XI,Hangtuah 2016
Setiawati Astuti (Plectropomus Leopardus)
Keragaan produksi telur ikan bandeng asal induk ikan bandeng dari
BBPPBL A.Alit Semnas Kelautan XI,Hangtuah 2016
tambak dengan induk bandeng hasil budidaya
Ketut Maha Bejo Slamet, N.W.W. Astuti, Rina P. Pemberian Kepadatan Kopepod Yang Berbeda Pada Pemeliharaan Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI 2016,
BBPPBL
Setiawati Astuti Larva Kerapu Sunu (Plectropomus Leopardus) UNIBRA
Pengaruh Suhu Dan Waktu Inkubasi Inokulum VNN Terhadap Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI 2016,
BBPPBL Ketut Mahardika Indah Mastuti, Dan Suko Ismi
Patogenisitasnya Pada Ikan Kerapu Hibrid Cantik UNIBRA
Implantasi hormon LHRH-a pada pematangan gondad dan pemijahan Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI 2016,
BBPPBL Tony Setiadharma Irwan Setyadi
induk bandeng generasi 1 UNIBRA
Budidaya Lobster Pasir (Panulirus Homarus) Di Keramba Dasar Dengan
BBPPBL Bejo Slamet Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016
Wadah Pemeliharaan Berbeda
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 72
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Kerentanan Kerapu Cantik (Epinephelus Fuscoguttatus .>< E. Microdon)
BBPPBL Indah Mastuti Ketut Mahardika Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016
Dan Kerapu Sunu (Plectropomus Leopardus) Terhadap Virus VNN
Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Terhadap Pertambahan Berat Dan
BBPPBL Ketut Mahardika Anak Agung Alit, Dan Indah Mastuti Performa Organ Dalam Tubuh Ikan Kerapu Sunu, Plectropomus Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016
Leopardus
Ketut M. Setyawati Dan Gede S.
BBPPBL Rina P. Astuti Budidaya Massal Copepod Calanoid Dengan Pakan Yang Berbeda Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016
Sumiarsa
Jhon H. Hutapea, Ketut Mahardika Dan Pengembangan Teknologi Pendederan Dan Pembesaran Ikan Kerapu Di
BBPPBL Suko Ismi Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016
Yasmina N. Asih Kota Bontang Kalimantan Timur
Ida K. Wardana, Sari B. Moria Dan
BBPPBL Tridjoko Pengelolaan Plasma Nutfah Ikan Kerapu Hasil Seleksi Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016
Ahmad Muzaki
Wawan Substitusi Protein Sel Tunggal Dari Spent Grains Dalam Pembesaran
BBPPBL N.A. Giri Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016
Andriyanto Kerapu Hybrid

GenetikaPopulasiIkanBanyar (RastrelligerkanagurtaCuvier,1817)di JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22


BPPL :AchmadZamroni ,SuwarsodanSitiMardlijah
PerairanBaratSumatera, Selat Malaka dan Laut Cina Selatan Nomor 1 Maret 2016
,RonnyI.Wahju,BudhiHSIskandardanDe Faktor-Faktor Teknis Penangkapan Pukat Cincin yang Dioperasikan di JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BPPL HelmanNurYusuf
niA.Soeboer Perairan Pacitan Jawa Timur Nomor 1 Maret 2016
:DurantaD.Kembar AnalisisHasilPerPenambahanBaruPerikananLobsterPasirPanulirushom JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BPPL ,TriErnawatidanBambangSadhotomo
en arus(Linnaeus,1758) diPerairanAcehBarat Nomor 2 Juni 2016
DurantaD.KembarendanBambangSadho EvaluasiStok KepitingBakau Scyllaserrata(Forskal, JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BPPL TriErnawati
tomo 1775)diPerairanPatidanSekitarnyaserta OpsiPengelolaannya Nomor 2 Juni 2016
BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2
BPPL Adi Surahman Adi Kuswoyo Aspek PenangkapanJaring KembungdiTanjungBalaiAsahan,SelatMalaka
Desember 2016
Uji Coba dan Pengoperasian Alat Tangkap jaring Ikan Terubuk lapis Dua BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2
BPPL Agus Salim Hufiadi
di Perairan Bengkalis, ProvinsiRiau Desember 2016
AspekOperasionalAlatTangkapTrawlpadaKM.Madidihang02danKelimpa BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2
BPPL M. Fadli Yahya Hari Ilhamdi
hanHasilTangkapan di Laut jawa Desember 2016
EndahFebriantidanYokeHaniRestiangsi PoladanPemijahanIkanTongkolKomo(EuthynnusaffinisCantor,1850)diL BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap
BPPL :Thomas Hidayat
h autJawa Volume8Nomor2Agustus2016
KajianBiologiUdangJerbung(PenaeusmerguiensisDeMan,1888)diperaira BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap
BPPL Tirtadanu TriErnawati
nUtaraJawaTengah Volume8Nomor2Agustus2016
ParameterPopulasiIkanKakapLaut-
BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap
BPPL Nurulludin SupraptodanPrihatiningsih Dalam(Etelisradiosus,Anderson1981)diPerairanTelukCendrawasih,
Volume8Nomor2Agustus2016
Papua
Potensi danTingkat Pemanfaatan Sumber DayaIkan di Wilayah
HariEkoIrianto, Fayakun Satriadan JURNAL KEBIJAKAN PERIKANAN INDONESIA Volume 8
BPPL Ali Suman PengelolaanPerikanan Negara Republik
KhairulAmri Nomor 2 November 2016
Indonesia(WPPNRI)Tahun2015sertaOpsiPengelolaannya
Kepadatan Stok Ikan Demersal dan Udang di Samudera Hindia Barat JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BPPL Nurulludin ThomasHidayatdanAsepMamun
Sumatera pada Musim PeralihanII Nomor 3 September 2016
PengamatanAspekOperasionalPenangkapanAlatCantrangdiPerairanTel BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni
BPPL Hari Ilhamdi M. FadliYahya
uk Jakarta 2016
TeknologiPenangkapanIkanTunadenganAlatTangkapPancingUlurdiLaut BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni
BPPL Enjah Rahmat Irma Thamrin
BandaolehNelayan Ambon(PropinsiMaluku) 2016
Kepadatan Stok dan Biologi Lobster Pasir (Thenus orientalis) di Laut BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume 8 Nomor3
BPPL Tirtadanu DurantaD.KembarendanSuprapto
Jawa Desember2016
BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume 8 Nomor3
Struktur Ukuran dan Parameter Populasi Ikan Lemadang (Coryphaena
BPPL UmiChodrijah DutoNugroho Desember2016
hippurus Linnaeus, 1758 ) di Laut Sulawesi
:YokeHanyRestian BeberapaAspekBiologiIkanTenggiriPapan(Scomberomorusguttatus)diP BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume 8 Nomor3
BPPL ,TegoehNoegrohodanKarsonoWagiyo
gsih erairanCilacapdanSekitarnya Desember2016

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 73
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)

Diversity of reef Fish Fungsional Groups in Terms of Coral Reef INDONESIAN FISHERIES RESEACRCH JOURNAL, Volume
BPPL Isa Nagib Edrus Muhammad Abrar
Resiliences 22 Number 2 Desember 2016
Aspek Biologi Udang Kelong Pinggir (Penaeus Indicus H. Milne Seminar Nasional Perikanan dan kelautan ke 5 Expo, 26
BPPL Andina Ramadhani Putri Pane
Edwards) di Perairan Kota Langsa NAD September 2016 (UNRI)

DNA Barcoding of Fish Larvae Reveals Uncharacterised Biodiversity in


BP3U Arif Wibowo CSIRO Publishing, Marine and Fresh Water Research 67
Tropical Peat Swamp of New Guinea, Indonesia
Pectenocypris nigra, a new danionine species (Teleostei: Cyprinide:
BP3U Arif Wibowo Acta Biologica Turcica 29(4) 137-142 2016
Danioninae) from Sumatra (Indonesia)
Prosiding STP Jilid I Penangkapan IkanPermesinan
Distribusi Ukuran Ikan Gulama (Johnius trachycephalus) Tangkapan
BP3U Herlan Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Sosial Ekonomi
Mini Trawl di Estuari Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan
Perikanan
Prosiding STP Jilid I Penangkapan IkanPermesinan
Komposisi Jenis Tangkapan Lampara Di Estuari Sungai Barito,
BP3U Herlan Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Sosial Ekonomi
Kalimantan Selatan
Perikanan
Komposisi Dan Fluktuasi Hasil Tangkapan Ikan Dominan Prosiding STP Jilid I Penangkapan IkanPermesinan
BP3U Marson Yangtertangkap Dengan Alat Tangkap Jaring Kantong Di Sungai Ogan, Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Sosial Ekonomi
Sumatera Selatan Perikanan
Prosiding STP Jilid I Penangkapan IkanPermesinan
Aktvitas Penangkapan Udang (Macrobrachium sp) Di Danau Ranau,
BP3U Subagja Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Sosial Ekonomi
Sumatera Selatan
Perikanan
Jurnal Freshwater, fish, and the future, proceedings of the
Integrated Swamp Management to Promote Sustainability of Fish
Dina global cross sectoral conference. ISSN 2191-0707. ISSN
BP3U Resource Case Study in Pampangan District, South Sumatera Province,
Muthmainnah 2191-0715 (Electronic). ISBN 978-981-10-0780-4. ISBN
Indonesia
978-981-10-0780-4 (eBook)
Utilization of Freshwater Fish Biodiversity as Income Source of Poor Asia-Pasific Biodiversity Observation Network: Aquatic
Dina
BP3U Rural People (Case Study in Pampangan Subdistrict of South Sumatera Biodiversity Conservation and Ecosystem Services,
Muthmainnah
Province, Indonesia) Ecological Research Monograph
Phylogenetic evidence of cryptic species in Giant Fetaherback (Chitala
BP3U Arif Wibowo Dwi Atminarso Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
lopis Bleeker 1851)
Morphological variation of Mahseer (Tor tambroides, Bleeker, 1854)
BP3U Arif Wibowo Marson along Batang Tarusan River (West Sumatera): Implications for stock Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
identification
Studi distribusi Spasial Kelimpahan Perifiton di Sungai Kumbe Merauke
BP3U Mirna Dwirastina Yoga candra ditya Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
Papua
Keanekaragaman Jenis dan Struktur Komunitas Sumberdaya Ikan
BP3U Rupawan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
Estuari Banyuasin Sumatera Selatan
Distribusi Oksigen terlarut dan Beberapa Faktor Fisika dan Kimia
BP3U Vipen Aldiansyah Samuel Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
Perairan Penting di Danau Lindu Sulawesi Tengah
Sumberdaya Ikan Hias (Puntius tetrazone) di Danau Ranau Provinsi
BP3U Makri Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
Sumatera Selatan
Keragaman Jenis Makrozoobentos di Perairan Sungai Ogan, Sumatera
BP3U Marson Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
Selatan
Status Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau Dari Komunitas
BP3U Sevi Sawestri Dwi Atminarso Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
Perifiton
Parameter Populasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Waduk
BP3U Solekha Aprianti Khoirul Fatah Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
Wadaslintang, Jawa Tengah
Kelimpahan dan Keaekaragaman Jenis Perifiton di Perairan Rawa
BP3U Yoga Candra Ditya Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan
Banjiran Lubuk Lampam Sumatera Selatan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 74
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Perikanan Pancing (Hook and Longline) di Daerah Aliran Sungai Barito- Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Rupawan
Kalimantan Engah Alat Tangkap Ramah Lingkungan Sumberdaya Ikan
Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Muhammad Ali Keragaan Alat Tangkap Ikan di Danau Rawa Pening, Jawa Tengah
Sumberdaya Ikan
Aroef Hukmanan Sumberdaya Udang di Estuari Sungai Indragiri, Sungai Musi dan Sungai Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Tuah N.M. Wulandari
Rais Barito Sumberdaya Ikan
Phenotypic Plasticity In The Median Lobe Thickness of Mahseer (Tor Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Arif Wibowo
tambroides) Sumberdaya Ikan
Perubahan Antropogenik dan Implikasinya Terhadap Luasan Ekosistem Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Yoga Candra Ditya Eko Prianto, dan Romie Jhonnerie
di Perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Sumberdaya Ikan
Laju Dekomposisi Serasah Daun di Ekosistem Hutan Rawang Pati Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Yoga Candra Ditya
Lintang Sumatera Selatan Sumberdaya Ikan
Keanekaragaman Macrophyta pada Beberapa Zona Suaka Perikanan di Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Siti Nurul Aida Muhammad Ali
Rawa Pening Jawa Tengah Sumberdaya Ikan
Karakterisasi Genetika Ikan Sidat (Anguila sp) Berdasarkan Sekuen Gen Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Arif Wibowo dan Krismono
Sitokrom Oksidase Sub Unit (CO1) DNA Mitokondria Sumberdaya Ikan
Kajian Kualitas Air Untuk Mendukung Kegiatan Perikanan di Danau Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Dwi Atminarso Safran Makmur
Ranau, Sumatera Selatan Sumberdaya Ikan
Tuah Nanda Distribusi dan Kelimpahan Larva Ikan di Perairan Estuari Sungai Barito, Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Aroef Hukmanan Rais
Merlia Wulandari Kalimantan Selatan Sumberdaya Ikan
Sumber daya Ikan dan Karakteristik Perairan Pulau Payung, Calon Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Asyari
Suaka Perikanan di Estuari Sungai Musi Sumberdaya Ikan
Strategi Pengelolaan Suaka Perikanan Rawa Banjiran di Sumatera dan
BP3U Agus Djoko Utomo Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)
Kalimantan
Struktur Tingkat Trofik Komunitas Ikan di Waduk WadasLintang
BP3U Khoirul Fattah Susulo Adjie Bawal Vol.7(3)
Kabupaten Wonosobo
Aspek Biologi Ikan Bulu-bulu (Polynemus borneensis) Sebagai Dasar Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi
BP3U Asyari
Konservasi dan Pengelolaannya di Estuari Sungai Barito Sumberdaya Ikan
Struktur Komunitas Plankton di Perairan Danau Tondano Sulawesi
BP3U Subagja Safran Makmur Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI
Utara

Dimas Angga Hedianto, Astri Suryandari, Didik Wahju Dinamika Populasi dan Status Pemanfaatan Udang Windu (Penaeus JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BP2KSI
Hendro Tjahjo monodon, Fabricus 1789) di Perairan Aceh Timur, Provinsi Aceh Nomor 2 Juni 2016
Agus Arifin Sentosa, Nanang Widarmanto, Ngurah N. Perbedaan Hasil Tangkapan Hiu dari Rawai Hanyut dan Dasar yang JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BP2KSI
Wiadnyana, Fayakun Satria Berbasis di Tanjung Luar, Lombok Nomor 2 Juni 2017
Amula Nurfiarini, Danu Wijaya, Mujiyanto, Fayakun Satria, Pendekatan Sosial-Ekologi untuk Penilaian Kesesuaian Lokasi JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BP2KSI
Endi Setiadi Kartamihardja Restocking Panulirus homarus pada Beberapa Perairan di Indonesia Nomor 2 Juni 2018
Amran Ronny Syam, Mujiyanto, Masayu Rahmia Anwar Dugaan Daerah Pemijahan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus, Ruppell, JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BP2KSI
Putri 1835) di Sekitar Perairan Kepulauan Anambas Nomor 3 September 2016
Efektivitas Penggunaan Berbagai Jenis Tag untuk Mengetahui JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22
BP2KSI Danu Wijaya, Fayakun Satria, Endi Setiadi Kartamiharja
Kelangsungan Hidup Lobster Pasir (Panulirus homarus Linnaeus, 1758) Nomor 3 September 2017
Analisis Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Pulau Sebatik, JURNAL KEBIJAKAN PERIKANAN INDONESIA Volume 8
BP2KSI I Nyoman Radiarta, Erlania, Joni Haryadi, Annisya Rosdiana
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara Nomor 1 Mei 2016
Struktur Komunitas Ikan dan Tingkat Trofik di Wilayah Genangan WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8
BP2KSI Andri Warsa, Kadarwan Soewardi dan Sigid Hariyadi
Waduk Jatigede Prainundasi, Kabupaten Sumedang-Jawa Barat Nomor 1 April 2016
Kesehatan Terumbu Karang dan Struktur Komunitas Ikan di Perairan WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8
BP2KSI Sri Turni Hartati, Arip Rahman
Pantai Pangandaran, Jawa Barat Nomor 1 April 2016
Masayu Rahmia Anwar Putri, Sri Turni Hartati, Fayakun Kematian Massal Ikan dan Sebaran Parameter Kualitas Air di Teluk WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8
BP2KSI
Satria Jakarta Nomor 2 Agustus 2016
Adriani Sri Nastiti, Masayu Rahmia Anwar Putri, Sri Turni Hubungan Antara Kelimpahan Meroplankton dengan Kualitas Perairan WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8
BP2KSI
Hartati di Teluk Jakarta Nomor 2 Agustus 2016

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 75
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Adriani Sri Nastiti, Masayu Rahmia Anwar Putri, Agus Komposisi dan Kelimpahan Larva Ikan Sebagai Dasar Pengelolaan WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8
BP2KSI
Arifin Sentosa Sumberdaya Ikan di Teluk Cempi, Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Desember 2016
Analisis Pengembangan Budidaya Rumput Laut Di Pulau Sebatik, JURNAL KEBIJAKAN PERIKANAN INDONESIA Vol 8, No 1
BP2KSI I Nyoman Radiarta, Erlania, Joni Haryadi, Annisya Rosdiana
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara 2016
Status Pengelolaan Sumberdaya Benih Lobster untuk Mendukung JURNAL KEBIJAKAN PERIKANAN INDONESIA Vol 8, No 2
BP2KSI Erlania, I Nyoman Radiarta, Joni Haryadi
Perikanan Budidaya: Studi Kasus Perairan Pulau Lombok 2016
Komunitas dan Biomassa Fitoplankton di Sungai Kumbe Kabupaten LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol. 23, No.
BP2KSI Arip Rahman, Hendra Satria
Merauke Papua 1, Tahun 2016
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol. 23, No.
BP2KSI Sri Endah Purnamaningtyas, Didik Wahju Hendro Tjahjo Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di Waduk Djuanda, Jawa Barat
1, Tahun 2016
Evaluasi Metode Penentuan Parameter Biochemical Oxygen Demand LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol. 23, No.
BP2KSI Lismining Pujiyani Astuti, Niken T.M. Pratiwi
(BOD) 1, Tahun 2016
An introduction to floating Treatment wetlands and its Application Jurnal Teknologi (Sciences & Engineering) 78:42 (2016)
BP2KSI Indriatmoko, Raden Pandoe Prahoro
potential for Remediation of Citarum Watershed, Indonesia 8590
Control Region-Mitochondrial Partial DNA analysis of Humphead
BP2KSI Indriatmoko, Amran Ronny Syam, Khairul Syahputra Wrasse [Cheilinus undulatus (Ruppel, 1835)] from Anambas Islands, Aquatic Procedia 7 (2016) 125131
Indonesia.
Morfometri dan hubungan panjang-bobot ikan sembilang (Neosilurus Prosiding Seminar Nasional Ikan ke-9 Masyarakat
BP2KSI Agus Arifin Sentosa, Arip Rahman
ater Perugia, 1894) di Rawa Kiwin, Merauke, Papua Iktiologi Indonesia
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke-9 Masyarakat
BP2KSI Amula Nurfiarini, Andika Luky S. Hendrawan Status terkini sumber daya ikan di Danau Limboto, Provinsi Gorontalo
Iktiologi Indonesia
Analisis indeks kualitas perairan berdasarkan parameter nutrien di
BP2KSI Joni Haryadi, Erlania, I Nyoman Radiarta perairan Ujung Genteng, Jawa Barat dan Labuhanbua, Nusa Tenggara Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Barat
Rasidi, Joni
BP2KSI Evaluasi Kebijakan Pengembangan Pakan Mandiri Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016
Haryadi
BP2KSI Agus Arifin Sentosa, Arip Rahman, Danu Wijaya Keberadaan Ikan Hias Eksotik di Danau Batur Dan Beratan, Bali Prosiding Simposium Nasional Ikan Hias 2016
Amran Ronny Syam, Fayakun Satria, Didik Wahju Hendro Aspek Biologi, Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI
Tjahjo, Masayu Rahmia Anwar Putri Napoleon (Cheilinus undulatus) Di Perairan Kepulauan Anambas Sumberdaya Ikan V 2016
Mujiyanto, Distribusi Amphiprion sp. (Clownfish) di Taman Nasional Kepulauan Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI
Riswanto Karimunjawa, Jawa Tengah Sumberdaya Ikan V 2016
Evaluasi Status Mutu Danau Talaga, Donggala Sulawesi Tengah Sebagai Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Yayuk Sugianti, Hendra Saepulloh
Habitat Ikan Sidat Sumberdaya Ikan V 2016
Kajian Ekosistem Perairan Laguna Segara Anakan Untuk Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Didik Wahju Hendro Tjahjo, Astri Suryandari
Pengembangan Konservasi Sumber Daya Udang Sumberdaya Ikan V 2016
Kajian Karakteristik Habitat dan Kelimpahan Stok Ikan Arwana Irian
Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Hendra Satria, Agus Arifin Sentosa, Fayakun Satria (Scleropages jardinii) Di Sungai Maro, Kumbe dan Kimaam, Kabupaten
Sumberdaya Ikan V 2016
Merauke Papua
Karakteristik Biologi dan Dampak Introduksi Ikan Kaca (Parambassis Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Dimas Angga Hedianto, Endi Setiadi Kartamihardja
siamensis, Fowler 1937) Di Danau Toba Sumberdaya Ikan V 2016
Komposisi dan Kondisi Tutupan Padang Lamun pada Perairan Teluk di Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Danu Wijaya, Adriani Sri Nastiti, Arip Rahman
Kabupaten Lombok Tengah Sumberdaya Ikan V 2016
Penilaian Jasa Penyedia Habitat Asuhan Melalui Pendekatan Keterkaitan Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Amula Nurfiarini, Luky Adrianto
Mangrove dan Perikanan: Studi Kasus di Estuari Segara Anakan Sumberdaya Ikan V 2016
Perikanan Kepiting Bakau (Scylla spp) Dan Kaitannya Dengan
Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Astri Suryandari, Masayu Rahmia Anwar Putri, Riswanto Konservasi Ekosistem Mangrove Di Kabupaten Pangandaran, Jawa
Sumberdaya Ikan V 2016
Barat
Sebaran Ukuran dan Hubungan Lebar Karapas - Berat Kepiting Bakau Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Masayu Rahmia Anwar Putri, Astri Suryandari
(Scylla sp.) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Sumberdaya Ikan V 2016
Status Pemanfaatan dan Perlindungan Labi-Labi (Amyda cartilagenia) Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Riswanto, Dimas Angga Hedianto
Di Provinsi Kalimantan Timur Sumberdaya Ikan V 2016

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 76
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Status Terkini Sumber Daya Ikan Sidat (Anguilla sp.) Di Danau Talaga
Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Hendra Saepulloh, Yayuk Sugianti dan Rano, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah (Sebuah Tinjauan Aspek
Sumberdaya Ikan V 2016
Penangkapan dan Konservasi)
Studi Dampak Limbah Unit Pengolahan Kerupuk Ikan Terhadap Kondisi Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Andika Luky Setiyo Hendrawan, Pandoe Prahoro
Perairan Di Desa Kenanga, Kabupaten Indramayu Sumberdaya Ikan V 2016
Indriatmoko, Andika Luky Setiyo Hendrawan, R. Pandoe Studi Pendahuluan Penggunaan Filter Fisik dan Tanaman Air Apu-Apu Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI
Prahoro (Pistia sp.) Sebagai Pereduksi Polutan Limbah Unit Pengolahan Ikan Sumberdaya Ikan V 2016
Kriteria Sosial-Ekologi Dalam Penetapan Kawasan Suaka Perikanan Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Amula Nurfiarini
(Fish Sanctuary) Di Ekosistem Estuari Tropis Sumberdaya Ikan V 2016
Peranan Danau/Situ Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Ikani : Studi Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Amula Nurfiarini, Sonny Koeshendrajana
Pada Beberapa Situ/Danau Di Propinsi Jawa Barat Sumberdaya Ikan V 2016
Komposisi dan Distribusi Hasil Tangkapan Larva Udang Di Pesisir Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI Sri Endah Purnamaningtyas, Nanang Widarmanto
Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Sumberdaya Ikan V 2016
Validasi Data Real-Time Multi Sensor BOUY PLUTO dan Data Monitoring
Zulkarnaen Fahmi, Fayakun Satria, Andika Luky Setiyo Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi
BP2KSI in-situ dan Aplikasinya Dalam Pemantauan Kesehatan Perairan di
Hendrawan Sumberdaya Ikan V 2016
Waduk Ir. H. Djuanda
Bunga Rampai Aplikasi Teknologi Pemantauian Kualitas
BP2KSI Krismono, Lismining Pujiyani Astuti Analisis Pemasangan Buoy PLUTO di Perairan Waduk dan Danau
Perairan 2016
Pengelolaan Karamba Jaring Apung (KJA) di Perairan Waduk dan Danau Bunga Rampai Aplikasi Teknologi Pemantauian Kualitas
BP2KSI Lismining Pujiyani Astuti, Krismono
dengan Buoy PLUTO Perairan 2016
Evaluasi Performa Probe Digital Sensor Buoy PLUTO dan Data
Bunga Rampai Aplikasi Teknologi Pemantauian Kualitas
BP2KSI Andika Luky Setiyo Hendrawan, Zulkarnaen Fahmi Monitoring In-Situ untuk Estimasi Suhu Permukaan Air di Waduk Ir. H.
Perairan 2016
Djuanda
Agus Arifin Profil Penangkapan Hiu oleh Kapal Nelayan Rawai Permukaan di Prosiding Seminar Nasional Perikanan UGM XIII Jilid
BP2KSI
Sentosa Perairan Barat Pulau Sumba MSP 2016
Estimasi Ketidakpastian Pengukuran dalam Metode Penentuan Fosfat BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni
BP2KSI Dyah Ika Kusumaningtyas, Dedi Sumarno, Puji Purnama
(P-PO4) secara Spektrofotometri (SNI.06-6989.31-2005) 2016
Teknik Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Kawasan BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni
BP2KSI Sukamto, Tri Muryanto, Rahkmat Sarbini
Konservasi, Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat 2016
Teknik Pengamatan Tutupan Terumbu Karang dengan Menggunakan BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni
BP2KSI Rahmat Sarbini, Yusup Nugraha, Henra Kuslani
Transek Garis (Line Intercept Transect) di Kepulauan Karimun Jawa 2016
Pengamatan Larva Udang di Perairan Pesisir Kabupaten Kubu Raya, BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni
BP2KSI Aswar Rudi, Dyah Ika Kusumaningtyas, Sukamto
Kalimantan Barat 2016
Pengamatan Langsung Kemunculan Hiu Paus (Rhincodon typus) di BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni
BP2KSI Yusup Nugraha, Aswar Rudi
sekitar Perairan Teluk Tomini, Provinsi Gorontalo 2016
Pengamatan Jenis Makanan Labi-Labi (Amyda cartilaginea) Hasil BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2
BP2KSI Tri Muryanto, Sukamto
Tangkapan di Palembang, Sumatera Selatan Desember 2016
Tata Cara Penandaan Udang Lobster Pasir (Panulirus homarus) di BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2
BP2KSI Soleh Romdon, Sumindar, Henra Kuslani
Pantai Timur Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Desember 2016
Konsentrasi Klorofil-a dan Kecerahan serta Status Trofik Perairan BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2
BP2KSI Dyah Ika Kusumaningtyas, Dedi Sumarno, Sukamto
Pesisir Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Desember 2016
Pengoperasian Alat Tangkap Jermal (Filtering Device) di Perairan Kubu BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2
BP2KSI Sukamto, Dyah Ika Kusumaningtyas, Aswar Rudi
Raya Kalimantan Barat Desember 2016
Penangkapan Glass Eel (Anguilla sp.) dengan Menggunakan Alat BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2
BP2KSI Tri Muryanto, Dedi Sumarno
Tangkap Bubu di Muara Sungai Poso, Sulawesi Tengah Desember 2016

Pemanfaatan teknologi pengendinderaan jauh dan SIG untuk pemetaan Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei
BPPBAP Hasnawi. S. Kel
kualitas tanah tambak di Kab Konowe selatan, Sul-Sel 2016 (ISBN 9786027175921)
Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei
BPPBAP Ince Ayu k.kadriah Uji Daya Simpan Prototype KIT Vibriosis "RICA"
2016 (ISBN 9786027175921)
Potensi limbah padat tambak udang superintensif sebagai bahan bau Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei
BPPBAP Hidayat S Suwoyo
pupuk organik 2016 (ISBN 9786027175921)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 77
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Prevalensi dan insidensi white spot syndrome virus calon udang windu Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei
BPPBAP Bunga Rante T
(Penaeus monodon) dari perairan aceh, Sul-Sel dan Tenggara 2016 (ISBN 9786027175921)
Pertumbuhan sintasan dan produksi polikultur udang windu (Penaeus
Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei
BPPBAP Muh Nur Syafaat monodon) dan udang vanname (Litopenaeus vannamei) dengan
2016 (ISBN 9786027175921)
komposisi padat tebar dan waktu penebaran yang berbeda
Aerasi sebagai salah satu treatment untuk mengurangi bahan organik Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei
BPPBAP Makmur
limbah tambak udang vanname (Lithopenaeus vannamei) super intensif 2016 (ISBN 9786027175921)
Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei
BPPBAP Erfan A. Hendrajat Jenis dan kelimpahan plankton di Perairan Pesisir Kab Berau Kal-Tim
2016 (ISBN 9786027175921)
Analisis kualitas air sungai Borongkaluku sebagai pendukung budidaya Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei
BPPBAP Andi Sahrijannah
tambak di Desa Borimasunggu Kab Maros 2016 (ISBN 9786027175921)
Ince Ayu K. Sensitivitas kekuatan repetisi dan recovery dari penanda spesifik Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian
BPPBAP
Kadriah Haemolysin IAVh Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2016
Deteksi gen Thermostable Direct Hemolysin (tdh) dan Thermostable
Ince Ayu K. Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian
BPPBAP Direct Hemolysin-Related Hemolysin(trh) pada bakterin yang dikoleksi
Kadriah Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2017
dari Haemolymph udang
total vibrio respon imun dan sintasan pascalarva udang windu pada Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian
BPPBAP Muliani
penggunaan ekstrak mangrove dengan teknik pemberian berbeda Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2018
Diagnosis Vibrio harveyi secara Elisa pada udang windu (Penaeus Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian
BPPBAP Nurhidayah
monodo) Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2019
Pertumbuhan dan kandungan agar rumput laut Gracilaria sp. Dari Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian
BPPBAP Sri Rejeki H Muliyaningrum
sumber bibit berbeda dengan pemeliharaan sistem long line di tambak Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2020
Performa reproduksi udang windu, Penaeus monodon betina dengan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Samuel lante
umur berbeda pasca inseminasi buatan 2016 (ISBN 9789797890520)
Opsi kebijakan pengembangan teknologi akuakultur : Studi kasus
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Andi Indra Jaya Asaad pengembangan teknologi super intensif budidaya tambak di Kab Barru,
2016 (ISBN 9789797890520)
Sul-Sel
Analisa karakteristik sedimen pada musim hujan dan kemarau di Teluk
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Mudian Paena Labuange Kab Barru sebagai perariran penerima limbah organik
2016 (ISBN 9789797890520)
tambak superintensif
Kelimpahan plankton di tambak udang intensif dan tradisional Kab. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Utojo
Probolinggo Provinsi Jawa Timur 2016 (ISBN 9789797890520)
Pemeliharaan larva kepiting bakau (Scylla serrata) fase megalopa ke Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Muh. Nur Syafaat
krablet dengan jenis pakan tambahan yang berbeda 2016 (ISBN 9789797890520)
Studi perbaikan pematang terhadap kualitas air dan produksi udang
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Andi Sahrijannah vanname (Litopenaeus vannamei) semi intensif pada tambak aluvial di
2016 (ISBN 9789797890520)
Kab Barru
Desain wadah budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) semi Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Burhanuddin
intensif di tambak 2016 (ISBN 9789797890520)
Peningkatan produktivitas dengan beberapa prioritas pengelolaan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Erna Ratnawati
tambak di Kab. Sidoarjo Provinsi Jawa Timur 2016 (ISBN 9789797890520)
Pertumbuhan harian Chaeteceros sp. Dengan menggunakan sumber air Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Ike Trismawanti
tawar yang berbeda sebagai pengecer media kultur 2016 (ISBN 9789797890520)
Struktur komunitas fitoplankton di tambak silvofishery Kab. Subang, Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Kamariah
Jawa Barat 2016 (ISBN 9789797890520)
Keanekaragaman plankton di tambak pembesaran calon induk udang Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Machluddin Amin
windu (Penaeus monodon Fabr) 2016 (ISBN 9789797890520)
Pengaruh tipe kincir terhadap produksi tambak udang vanname Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Makmur S.Pi
(Litopenaeus vanname) super intensif 2016 (ISBN 9789797890520)
Performa instalasi pengolah air limbah (IPAL) tambak udang vanname Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Mat Fahrur
superintensif 2016 (ISBN 9789797890520)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 78
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Simulasi arus pasang surut di Desa Punaga Provinsi Sul- Sel dengan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Rezki antoni
menggunakan mike 21 2016 (ISBN 9789797890520)
Pengaruh padat penebaran terhadap produksi udang vanname Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP suwardi Tahe
(Litopenaeus vanname) superintensif skala kecil 2016 (ISBN 9789797890520)
Nur Ansari Kajian usaha pada budidaya udang vanname semi intensif di tambak Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP
Rangka idle yang menggunakan plastik mulsa dengan sistem semi sirkulasi 2016 (ISBN 9789797890520)
Kondisi perairan sekitar tambak udang superintensif berdasarkan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Ruzkiah Asaf
parameter fisika kimia Kab Takalar Provinsi Sul-Sel 2016 (ISBN 9789797890520)
Potensi keberadaan teknologi tambak intensif di Kec Gantarang Kab. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Adni Athirah
Bulukumba, Sul-Sel : Studi kasus PT Gosyen Global Aquaculture (GGA) 2016 (ISBN 9789797890520)
Pengelolaan sumber air untuk pemeliharaan larva udang windu, Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Agus Nawang
Penaeus monodon 2016 (ISBN 9789797890520)
Pemeliharaan larva kepiting bakau, Scylla serrata dengan pemberian Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Gunarto
pakan alami berbeda jenis pengayanya 2016 (ISBN 9789797890520)
Persentase sisa pakan protein tinggi dan rendah di anco (feeding tray)
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Muh Nur Syafaat pada budidaya udang vanname (Litopenaeus vanname) intensif dengan
2016 (ISBN 9789797890520)
teknik pergiliran pakan
Pembesaran calon induk kepiting bakau hasil perbenihan dengan jenis Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Herlinah
pakan berbeda 2016 (ISBN 9789797890520)
Kepadatan pakan alami Chaetoceros sp. Yang optimal terhadap sintasan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Sahabuddin
larva udang windu fase zoea pada uji skala laboratorium 2016 (ISBN 9789797890520)
Aktivitas anti-white spot syndrome virus (WSSV) ekstrak tanaman
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Muliani mangrove Sonneratia caseolaris dan Sonneratia lanceolata pada udang
2016 (ISBN 9789797890520)
windu, Penaeus monodon
Injeksi hormon dari ekstrak tanaman herbal sebagai stimulator untuk Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Early Septiningsih
moulting kepiting bakau, Scylla sp 2016 (ISBN 9789797890520)
Efektivitas ekstrak daun mangrove dengan teknik ekstraksi berbeda
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Nurbaya terhadap respon imun, total vibrio, dan sintasan udang windu (P.
2016 (ISBN 9789797890520)
Monodon) pada skala laboratorium
Daya hambat chaetoceros calcitran terhadap Vibrio sp. Patogen Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Bunga Rante T
berpendar yang diisolasi dari larva udang windu di hatcheri 2016 (ISBN 9789797890520)
Aplikasi probiotik RICA 4,5, dan 3 pada budidaya udang vanname di Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Endang Susianingsih
tambak yang diaerasi menggunakan blower supercharge 2016 (ISBN 9789797890520)
Ince Ayu K. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Deteksi dini vibriosis pada air dan sedimen tambak
Kadriah 2016 (ISBN 9789797890520)
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA)
BPPBAP Nurhidayah Uji optimasi monoklonal antibod Vibrio harveyi dengan metode ELISA
2016 (ISBN 9789797890520)

BPPBAT Deni Radona Sidih Asih, Jojo Subagja, Rudhy Gustiano Perbaikan Mutu Genetik Ikan Mas Rajadanu Melalui Seleksi JRA Volume 11, Nomor 1 Tahun 2016
Berita Biologi, Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati
Lethal Dissolved Oxygen and Blood Properties of Grey Mullets Mugil ISSN 0126-1754
Vitas Atmadi Ki Tae Kim, Byung Hwa Min, Rudhy
BPPBAT cephalus in Seawater and Freshwater (Oksigen Terlarut Letal dan 636/AU3/P2MI-LIPI/07/2015
Prakoso Gustiano, Young Jin Chang
Gambaran Darah Ikan Belanak Mugil cephalus di Air Laut dan Tawar) Volume 15 Nomor 1, April 2016
Hal 89-94
Jojo Subagja, Irin Iriana Kusmini, Rudhy Performa Ikan Semah (Tor douronensis) Dengan Frekuensi Pakan Yang Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.15-19
BPPBAT Deni Radona
Gustiano Berbeda ejournal-balitbang.kkp.go.id
Wahyulia Astri Elida Rambe, Jojo Subagja, Otong Keragaan Pertumbuhan Larva Ikan Tor tambroides Dengan Pemberian Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.21-25
BPPBAT
Cahyanti Zenal Arifin Pakan Yang Berbeda ejournal-balitbang.kkp.go.id
Adaptasi dan Keragaan Pertumbuhan Populasi Ikan Famili Mugilidae Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.27-35
BPPBAT Jojo Subagja Vitas Atmadi Prakoso
Asal Bengkulu dan Jawa Barat pada Lingkungan Terkontrol ejournal-balitbang.kkp.go.id
Yohanna Hubungan Intensitas Cahaya Alami dan Total Bahan Organik Terhadap Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.139-
BPPBAT Eri Setiadi
Retnaning Pembentukan Volume Flok 146
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 79
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Widyastuti ejournal-balitbang.kkp.go.id

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.147-


Arus Optimal Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Ikan Betutu
BPPBAT Idil Ardi Eri Setiadi, Reza Samsudin 153
(Oxyeleotris marmorata)
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.155-
Pendederan Ikan Papuyu (Anabas testudineus) dengan Padat Tebar
BPPBAT Ani Widiyati Adang Saputra, Idil Ardi 161
Optimal di Kolam Gambut
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Jojo Subagja, Muhammad Hunaina
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.163-
Anang Hari Fariduddin Ath-thar, Otong Zenal Arifin, Pengaruh Suhu Inkubasi Induk dan Pemberian Naungan Pada Larva
BPPBAT 167
Kristanto Vitas Atmadi Prakoso, Wahyulia Terhadap Produksi Benih Ikan Baung
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Cahyanti
Efektivitas Substrat dan Tumbuhan Air Untuk Penyerapan Hara Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.169-
BPPBAT Lies Setijaningsih Bambang Gunadi Nitrogen dan Total Fosfat Pada Budidaya Ikan Berbasis Sistem 176
Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) ejournal-balitbang.kkp.go.id
Muhammad
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.531-
Hunaina Analisis Karakter Fenotipe Ikan Sepat Siam Trichopodus pectoralis
BPPBAT Dinar Tri Soelistyowati, Rudhy Gustiano 537
Fariduddin Ath- regan 1910 Asal Sumatera, Jawa, Dan Kalimantan
ejournal-balitbang.kkp.go.id
thar
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.621-
Mas Tri Djoko Sunarno, Reza Samsudin, Optimasi Pakan dengan Tingkat Protein Berbeda Pada Pemeliharaan
BPPBAT Muhamad Sulhi 626
Dedi Jusadi Benih Ikan Gabus (Channa sriata)
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.627-
Studi Kecernaan Silase Darah Dengan Rasio Asam Organik Berbeda
BPPBAT Reza Samsudin Mas Tri Djoko Sunarno, Idil Ardi 633
Pada Ikan Nila, Oreochromis niloticus
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.635-
Mas Tri Djoko Sunarno, Dedi Jusadi, Identifikasi Kualitas Berbagai Jenis Rumput Laut Dan Nilai
BPPBAT Reza Samsudin 641
Lusi Herawati Suryaningrum Kecernaannya Pada Ikan Gurami, Osphronemus gouramy
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Pembesaran Ikan Patin (Pangasionodon hypopthalmus) Dengan Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.643-
BPPBAT Ani Widiyati Mas Tri Djoko Sunarno Pemberian Pakan Berbasis Bahan Baku Lokal Pada Kandungan Protein 652
Berbeda ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.741-
Angela Mariana Lusiastuti, Desy Sugiani, Uji Lapang Vaksin Koiherpes Virus Di Lokasi Berbeda Untuk
BPPBAT Lila Gardenia 752
Uni Purwaningsih, Tuti Sumiati Pencegahan Penyakit Khv Pada Ikan Koi (Cyprinus carpio koi)
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Sintasan Dan Aktivitas Respiratory Burst Pada Ikan Lele (clarias sp.) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.753-
Angela Mariana Septyan Andriyanto, Munti Yuhana,
BPPBAT Dengan Pemberian Probiotik Mikroenkapsulasi Terhadap Penyakit 761
Lusiastuti Reza Samsudin
Motile Aeromonads Septicemia ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.763-
Septyan Karakterisasi Morfometrik Gyrodactylus sp.: Cacing Ektoparasit Pada
BPPBAT Taukhid Taukhid, Yani Aryati 768
Andriyanto Ikan Lele (Clarias gariepinus)
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.769-
Tes Sensitivitas Enam Jenis Bahan Herbal Terhadap Beberapa Bakteri
BPPBAT Nunak Nafiqoh Desy Sugiani, Septyan Andriyanto 775
Patogen Dan Parasit Yang Menyerang Ikan Air Tawar
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.777-
Uji Lapang Penggunaan Vaksin Flavobacterium Pada Ikan Lele Mutiara
BPPBAT Yani Aryati Desy Sugiani, Taukhid Taukhid 783
(Clarias batrachus) dan Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus carpio)
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 785-
Angela Mariana Lusiastuti, Uni Uji Lapang Penggunaan Igy Anti Streptococcus agalactiae Untuk
BPPBAT Tatik Mufidah 790
Purwaningsih Imunoterapi Penyakit Streptococcosis Pada Budidaya Ikan Nila Best
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 791-
Efektivitas Penggunaan Probiotik pada Pendederan Ikan Lele Tahap
BPPBAT Nuryadi Lies Setijaningsih 796
Ketiga
ejournal-balitbang.kkp.go.id

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 80
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 797-
Efektivitas Penggunaan Probiotik Pada Pembesaran Ikan Lele Dengan
BPPBAT Nuryadi - 802
Menggunakan Teknologi Yumina-Bumina Sistem Pasang Surut
ejournal-balitbang.kkp.go.id
Uji Multilokasi Vaksin MycofortyVac Mycobacterium fortuitum Untuk Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 803-
Angela Mariana Lusiastuti, Desy Sugiani,
BPPBAT Uni Purwaningsih Pencegahan Penyakit Mycobacteriosis Pada Budidaya Ikan Gurami 811
Yani Aryati
(Osphronemus gouramy) ejournal-balitbang.kkp.go.id
Respons Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Terhadap Vaksin Koktail Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 813-
Taukhid Taukhid, Yani Aryati, Tatik
BPPBAT Tuti Sumiati Bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae Di Lokasi 819
Mufidah Mufidah
Pemeliharaan Berbeda ejournal-balitbang.kkp.go.id
Uji Lapang Aplikasi Vaksin Bivalen Hydrofortyvac Untuk Mencegah Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 821-
Otong Zenal Arifin, Tatik Mufidah, Uni
BPPBAT Desy Sugiani Penyakit Motile Aeromonads Septicemia Dan Mycobacteriosis Pada Ikan 827
Purwaningsih
Gurami ejournal-balitbang.kkp.go.id
Yohanna Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 829-
Teknik Produksi Bakteri Heterotrof Untuk Bioflok Dengan Media Kultur
BPPBAT Retnaning Angela Mariana Lusiastuti 835
Yang Murah
Widyastuti ejournal-balitbang.kkp.go.id
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Deisi Heptarina Muhammad Sulhi Prospek Budidaya Petek Danau Parambassis ranga (Hamilton, 1822)
Tahun 2016,
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 1-8
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Pengaruh Periode Terang dan Gelap Terhadap Frekuensi Pernapasan
Vitas Atmadi diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Wahyulia Cahyanti dan Tingkat Kebutuhan Oksigen Ikan Belanak (Mugil cephalus) Pada
Prakoso Tahun 2016,
Media Pemeliharaan Air Tawar
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 81-88
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Budidaya Ikan Lele Yumina Bumina di Kecamatan Cihampelas diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Yosmaniar -
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016,
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 89-96
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Kinerja Pertumbuhan Benih Ikan Belida Notopterus chitala Dengan
diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Lies Setijaningsih - Padat Tebar Berbeda Pada Sistem Undergravel Filter Untuk
Tahun 2016,
Meningkatkan Sintassan
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 163-172
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Vitas Atmadi Keragaan Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Brek (Puntius diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Aditiya Nugraha, Gleni Hasan Huwoyon
Prakoso orphoides) Pada Kondisi Lingkungan Budidaya Tahun 2016,
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 173-178
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Angela Mariana Lusiastuti, Esti Kajian Streptococcus agalactiae Non Hemolitik Grup B Isolat Lokal diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Desy Sugiani
Handayani Hardi, Uni Purwaningsih Indonesia dari Ikan Nila, Oreochromis niloticus Tahun 2016,
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 179-188

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 81
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Inventarisasi dan Identifikasi Ektoparasit Ikan Lele Mutiara Pada diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Septyan Adriyanto Shofihar Sinansari
Pemeliharaan Dengan Ukuran dan Kepadatan yang Berbeda Tahun 2016,
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 211-220
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Pendederan Benih Ikan Papuyu (Anabas testudineus) Dengan diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Ani Widiyati -
Pemberian Jumlah Pakan buatan Optimal Tahun 2016,
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 233-242
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Pengaruh Pemberikan Pakan Probiotik (TS2B) Terhadap Pertumbuhan diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Deisi Heptarina Mulyasari
Benih Nila Tahun 2016,
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 243-248
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
M.H. Fariduddin Ath-Thar, Reza Pengelolaan Pakan Untuk Budidaya Uceng Nemacheilus fasciatus diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Deisi Heptarina
Samsudin (Valenciennes, 1846) Tahun 2016,
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 249-254
Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1,
Cetakan Pertama, Desember 2016
Hubungan Panjang - Bobot dan Pola Pertumbuhan Ikan Tengadak
Vitas Atmadi diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia
BPPBAT Irin Iriana Kusmini Albino (Barbonymus schwanenfeldi) Hasil Adaptasi Di Lingkungan
Prakoso Tahun 2016,
Terkontrol
ISBN 978-602-99314-8-8
Hal 413-420

Anjang Bangun
BPPBIH Eni Kusrini Potensi Dan Pengembangan Budi Daya Ikan Hias Di Indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Prasetio
Anjang Bangun
BPPBIH Eni Kusrini dan Shofihar Sinansari Strategi Dan Kebijakan Budi Daya Ikan Hias Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Prasetio
Transformasi Nilai Ikan Hias: Aspek Ekonomi, Aspek Ilmiah, Aspek
BPPBIH Melta Rini Fahmi Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Psikologi, Aspek Kesehatan, Dan Aspek Lingkungan
Pengelolaan Terkontrol Induk Ikan Hias Botia (Chromobotia
BPPBIH Asep Permana Agus Priyadi Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
macracanthus Bleeker)
Pengembangan Budi Daya Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus
BPPBIH Agus Priyadi Asep Permana Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Bleeker) Di Masyarakat
Pemijahan Dan Pemeliharaan Larva Ikan Pelangi (Famili
Siti Zuhriyyah Mochammad Zamroni, dan Tutik
BPPBIH Melanotaeniidae) Untuk Mendukung Budi Daya Ikan Hias Yang Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Musthofa Kadarini
Berkelanjutan
Sukarman, Siti Murniasih dan Siti Nutrisi Dan Teknologi Pakan Untuk Peningkatan Kualitas Ikan Pelangi
BPPBIH Nina Meilisza Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Subandiyah Kurumoi (Melanotaenia parva)
Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Ikan Cupang Alam Indonesia Melalui
BPPBIH Eni Kusrini Anjang Bangun Prasetio Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Budi Daya Terkontrol
BPPBIH Riani Rahmawati Manajemen Pemeliharaan Larva Cupang Betta imbellis sp. Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Studi Pengalihan Kelamin (Sex Reversal) Sebagai Upaya Untuk
BPPBIH Erma Primanita Hayuningtyas Bunga Rampai Ikan Hias indonesia
Meningkatkan Persentase Ikan Cupang Jantan
BPPBIH Eni Kusrini Pemuliaan Ikan Cupang Alam Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Warna Bunga Rampai Ikan Hias indonesia

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 82
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Mochammad Ikan Tigerfish (Datnioides microlepis): Hubungan Panjang Bobot Dan
BPPBIH Sulasy Rohmy, dan Ahmad Musa Prosiding Simposium nasional ikan hias
Zamroni Karakter Habitat
Adaptasi Pakan Alami Pada Benih Ikan Tigerfish (Datnioides microlepis)
BPPBIH Tutik Kadarini Prosiding Simposium nasional ikan hias
Pada Lingkungan Budidaya
Domestikasi Ikan Rasbora sp. Sebagai Upaya Pemanfaatan Ikan Hias
BPPBIH Nurhidayat Prosiding Simposium nasional ikan hias
Secara Berkelanjutan
BPPBIH Muhamad Yamin Eddy Supriyono Dampak Nonilfenol Terhadap Plasma Nutfah Ikan Indonesia Prosiding Simposium nasional ikan hias
Mohammad Zamroni, Bastiar Nur, dan Adaptasi beberapa jenis ikan hias lahan gambut di lingkungan
BPPBIH Melta Rini Fahmi Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Asep Permana terkontrol
Lela Komalasari, Iskandar, Sri Astuti, Polikultur rainbow merah (Glossolepis incisus Weber) dan lobster air
BPPBIH Tutik Kadarini Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
dan Sri Cahyaningsih Herminawati tawar (Cherax quadricarinatus) sistem resirkulasi
Nurhidayat, dan Siti Zuhriyyah Pengaruh salinitas terhadap produksi larva rainbow kurumoi
BPPBIH Tutik Kadarini Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Musthofa (Melanotaenia parva)
Muhamad Yamin, dan Sri Cahyaningsih Pengaruh naungan plastik terhadap laju pertumbuhan tanaman hias air
BPPBIH Rendy Ginanjar Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Herminawati Anubias barteri var nana
Optimasi suhu pemeliharaan terhadap pertumbuhan larva ikan cupang,
BPPBIH Riani Rahmawati Eni Kusrini Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Betta imbellis
Siti Zuhriyyah Musthofa, Siti Murniasih, Optimalisasi teknik inkubasi telur ikan (Agamyxis sp.) dengan perlakuan
BPPBIH Asep Permana Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Agus Priyadi, dan Bastiar Nur suhu berbeda
Agus Priyadi, Wartono Hadie, dan Sri Survai dan inventarisasi karang hias dan ikan hias laut di Pulau
BPPBIH Ofri Johan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Cahyaningsih Herminawati Ketapang, Belitung Timur
Eliminasi senyawa nitrogen dalam air akuarium dengan magnetite-
BPPBIH Nurhidayat Rahmat Kurniawan, dan Tutik Kadarini Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
kitosan
Erma Primanita Hayuningtyas, Ruby Efektivitas transfer gen hormon pertumbuhan ikan mas pada embrio
BPPBIH Eni Kusrini Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Vidia Kusumah, dan Sawung Cindelaras wild betta, Betta imbellis
Media Fitri Isma Muhammad Yamin, dan Sri Karakterisasi dan domestikasi kandidat hydro-vegetasi akuarium pada
BPPBIH Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Nugraha Cahyaningsih Herminawati berbagai jenis media tanam untuk komersialisasi dan konservasi
Ekstrak terminalia catappa L. untuk meningkatkan sintasan dan
BPPBIH Nurhidayat Abdul Ajis, dan Armen Nainggolan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
pertumbuhan benih ikan Apteronootus albifrons
Siti Zuhriyyah Mochammad Zamroni, dan Tutik Penggunaan probiotik komersial pada pemeliharaan larva ikan rainbow
BPPBIH Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Musthofa Kadarini kurumoi (Melanotaenia parva)
Anjang Bangun Prasetio, Eni Kusrini,
Ruby Vidia Keragaan Warna Dan Genotipe Calon Induk (F-0) Ikan Clown
BPPBIH Erma Primanita Hayuningtyas,dan Forum Inovasi Teknologi Akuakultur
Kusumah (Amphiprion Sp.) Strain Black Percula
Sawung Cindelaras
The Survival and growth performance of juvenile cardinal tetra
BPPBIH Nurhidayat Liza Wardin, Ediyanto Sitorus (paracheirodon axelrodi) with application of tropical almond Nusantara bioscience
(terminalia catappa) leaves
Anjang B. Prasetio, Idil Ardi, Amran R. The Abundance Of Ornamental Corals After Mass Die Off In 1997 On The
BPPBIH Ofri Johan Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Syam dan Norman J. Quinn Padang Shelf Reef System, West Sumatera, Indonesia.
Evaluasi Kematangan Gonad Awal Ikan Hias Botia (Chromobotia
Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015,
BPPBIH Asep Permana macracanthus, Bleker 1851) Keturunan Pertama (F1) Hasil Budidaya di
STP tahun 2016
Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias,
Erma Primanita Anjang Bangun Prasetio, dan Eni Performa Genotip Ikan Clown Biak (Amphiprion Percula) Berdasarkan Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015,
BPPBIH
Hayuningtyas Kusrini Sumber Induk Alam Dan Budidaya STP tahun 2017
Studi Awal Efektivitas Beberapa Bahan Penurun Ph Melalui Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015,
BPPBIH Riani Rahmawati Siti Zuhriyyah Musthofa
Perendaman STP tahun 2018
Siti Zuhriyyah Riani Rahmawati dan Mochammad Pertumbuhan dan Sintasan Larva Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015,
BPPBIH
Musthofa Zamroni Parva) Pada Suhu yang Berbeda STP tahun 2019
Erma Primanita Keragaman Genotip 3 Generasi Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia
BPPBIH Tutik Kadarini JRA No.2
Hayuningtyas parva) Hasil budidaya
Alimuddin, Mochammad Zairin Jr, Dinar Gene Transfer On Betta Imbellis Through transfection methods with
BPPBIH Eni Kusrini IAJ Volume 1
Tri Sulistyowati different DNA concentration

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 83
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Potency and efficacy test of a vaccine in addition with adjuvant against
BPPBIH Lili Sholichah IAJ Volume 1
koi herpesvirus in koi (Cyprinus carpio)
Siti Zuhriyyah Musthofa, Asep permana, Perkembangan larva dan ekologi ikan six-banded tiger barb
BPPBIH Melta Rini JRA No.2
Mochammad Zamroni, Rendy Ginanjar Desmopuntius hexazona Weber & de Beaufort, 1912
Alimuddin, Mohammad Zairin Jr, dan Identifikasi Ikan Cupang (Betta Imbellis) Transgenik Founder membawa
BPPBIH Eni Kusrini JRA
Dinar Tri Sulistyowati gen penyandi hormon pertumbuhan
Perbaikan Kualitas Warna Dan Pertumbuhan Ikan Wild Betta (Betta sp.)
BPPBIH Riani Rahmawati Sawung Cindelaras, dan Eni Kusrini JRA
Dengan Rekayasa Intensitas Cahaya Dan Warna Latar
Warna Ikan Koi Strain Kohaku ( Cyprinus carpio) di Kabupaten dalam
BPPBIH Sukarman I Wayan Subamia UGM
Angka
Fekunditas, indeks gonadosomatik dan diameter telur ikan tali-tali,
BPPBIH Bastiar Nur Sawung C UGM
Pangio kuhlii Vallenciennes, 1846 (Cobitidae) hasil domestikasi
Neviaty P. Zamany, David Smith and Prevalence and Incidence of Black Band Disease of Scleractinian Corals
BPPBIH Ofri Johan MDI
Michael J. Sweet. Diversity in the Kepulauan Seribu Region of Indonesia.
Anjang Bangun Prasetio, Rubi Vidya
BPPBIH Melta Rini Fahmi Kusumah, Bastiar Nur, Mochammad DNA barcoding ikan hias lahan gambut JRA
Zamroni

Teknologi budidaya ikan lele mutiara dalam kolam terpal dengan


BPPI Evi Tahapari Irsyaphiani Insan Prosiding FITA 2016
aplikasi probiotik di pondok pesantren pacitan, jawa timur
Performa ikan patin hasil hibridisasi antara betina patin siam
(pangasianodon hypophthalmus) dengan jantan patin jambal
BPPI Evi Tahapari Ika Nurlaela Prosiding FITA 2016
(pangasius djambal), dan nasutus (pangasius nasutus) yang dipelihara
di perairan dataran tinggi kabupaten kuningan
Analisa pertumbuhan benih ikan nila srikandi (oreochromis aureus x
Lamanto
BPPI Bambang Gunadi niloticus) pada pemeliharaan di kolam tembok dan kolam tanah di air Prosiding FITA 2016
Adam Robisalmi
tawar
Performa pertumbuhan dan estimasi nilai heterosis juvenil ikan nila
Adam Robisalmi
BPPI Bambang Gunadi (orochromis niloticus), ikan nila biru (oreochromis aureus), dan Prosiding FITA 2016
Priadi Setyawan
persilangannya yang dipelihara di kolam air tawar
Performa pertumbuhan ikan nila nirwana (oreochromis niloticus), ikan
Priadi Setyawan nila merah (o. Niloticus x o. Mossambicus), ikan nila srikandi (o. Aureus
BPPI Adam Robisalmi Prosiding FITA 2016
Bambang Gunadi x o. Niloticus), dan ikan nila biru (o. Aureus ) pada pemeliharaan di
tambak
R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi Performa resistensi benih ikan nila (nirwana), oreochromis niloticus
BPPI Nunuk Listyowati Prosiding FITA 2016
Alimuddin terhadap penyakit streptococcosis
Flandrianto Sih Palimirmo
Performa ketahanan terhadap khv ikan mas (cyprinus carpio) rajadanu
BPPI Khairul Syahputra Yogi Himawan Prosiding FITA 2016
hasil seleksi menggunakan marka molekuler cyca-dab1*05
Didik Ariyanto
Khairul Syahputra
Performa ikan mas (cyprinus carpio) rajadanu tahan khv terhadap
BPPI Yogi Himawan Flandrianto Sih Palimirmo Prosiding FITA 2016
cekaman ph yang berbeda
Priadi Setyawan
Flandrianto Sih Khairul Syahputra Performa ketahanan ikan mas rajadanu tahan khv f3 terhadap infeksi
BPPI Prosiding FITA 2016
Palimirmo Yogi Himawan bakteri aeromonas hydrophila
Ikhsan Khasani Studi ekspresi gen imun pada udang galah (macrobrachium
BPPI Dessy Nurul Astuti Prosiding FITA 2016
Hary Krettiawan rosenbergii) yang diinfeksi vibrio harveyi
Jadmiko Darmawan
Ika Nurlaela Performa ikan patin hibrida pasupati (pangasiid) dari induk terseleksi
BPPI Evi Tahapari JRA Vol. 11 No. 1 2016
Wahyu Pamungkas pada sistem budidaya berbeda
Huria Marnis
Rita Febrianti Estimasi heritabilitas dan respon seleksi persilangan ikan gurami
BPPI Sularto JRA Vol. 11 No. 1 2016
Suharyanto (oshpronemus gouramy Lac

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 84
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Bambang Iswanto
Rommy Suprapto Identifikasi zigositas ikan lele (clarias gariepinus) transgenik f-2 yang
BPPI Huria Marnis JRA Vol. 11 No. 1 2016
Imron memebawa gen hormon (phgh) dengan menggunakan realtime-qpcr
R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi
Didik Ariyanto Keragaman genetik ikan mas (cyprinus carpio) varietas rajadanu tahan
BPPI Khairul Syahputra JRA Vol. 11 No. 1 2016
Erma Primanita Hayuningtyas koi herpervirus generasi f0 dan f1 menggunakan tiga lokus mikrosatelit
Jadmiko Evi Tahapari Pertumbuhan dan sintasan larva/benih ikan patin jambal (Pangasius
BPPI Prosiding Semnaskan Lampung 2016
Darmawan Suharyanto djambal) yang dipelihara dengan padat penebaran berbeda
Nunuk Listyowati
BPPI Rita Febrianti Dinamika kualitas air pada budidaya ikan gurami di kolam tanah Prosiding Semnaskan UGM 2016
Sularto
Performa ikan mas (Cyprinus carpio) dengan karakter warna berbeda
BPPI Yogi Himawan Khairul Syahputra Prosiding Semnaskan UGM 2016
secara indoor
Yogi Himawan Laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan mas rajadanu (
BPPI Flandrianto Sih P. Prosiding Semnaskan UGM 2016
Khairul Syahputra (Cyprinus carpio L) hasil seleksi F2 pada fase pembenihan
Hary Krettiawan Evaluasi perkembangan larva udang galah (Macrobrachium
BPPI Dessy Nurul Astuti Prosiding Semnaskan UGM 2016
Fajar Anggraeni rosenbergii) strain GI Macro II generasi kedua
Pengaruh penundaan proses fertilisasi buatan terhadap penetasan telur
BPPI Bambang Iswanto Pudji Suwargono Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
ikan lele (Clarias gariepinus)
Adam Robisalmi Performa pertumbuhan larva nila Srikandi (Oreochromis aureus X
BPPI Bambang Gunadi Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
Lamanto niloticus) pada pemeliharaan dengan media air berbeda
Muhammad Qodri Fitra Aplikasi larutan asam tanin dalam upaya peningkatan daya tetas telur
BPPI Evi Tahapari Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
Jadmiko Darmawan ikan patin siam (Pangasionodon hypopthalmus)
Rita Febrianti
Isolasi dan identifikasi bakteri streptococcus iniae yang menginfeksi
BPPI Huria Marnis Julinasari Dewi Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
ikan kerapu tikus ( Cromileptes altivelis)
Selny Febrida
Jadmiko Evi Tahapari Fluktuasi asimetris anakan ikan patin siam (Pangasionodon
BPPI Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
Darmawan Suharyanto hypopthalmus Sauvage, 1878) generasi F2 hasil seleksi
Respon pemuasan pakan pada pendederan benih ikan nila
BPPI Priadi Setyawan Adam Robisalmi Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
(Oreochromis aureus) secara indoor
Nunuk Listyowati Gejala klinis dan kematian ikan nila merah yang terinfeksi bakteri
BPPI Rita Febrianti Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
Sularto Streptococcus agalactiae
Sularto Penentuan awal jenis kelamin (determinasi seks) pada ikan gurami
BPPI Rita Febrianti Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
Suharyanto (Osprhonemus gouramy)
Performa ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu tahan KHV F3 di
BPPI Yogi Himawan Khairul Syahputra Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
KJA Waduk Cirata, Jawa Barat
Perform benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu asal induk
BPPI Yogi Himawan Khairul Syahputra Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016
positif MHC-II
Rommy Suprapto
BPPI Bambang Iswanto Huria Marnis Performa reproduksi ikan lele Mutiara (Clarias gariepinus) Media Akuakultur Vol. 11 No. 1 2016
Imron
Imron Response to selection for body weight in the third generation of mass
BPPI Bambang Iswanto Huria Marnis selection of the african cathfish (Clarias gariepinus) at research institut IAJ Vol. 1 No. 1 2016
Rommy Suprapto for fish breeding Sukamandi
Bambang Iswanto
Imron The Ability of Fast-Growing Transgenic African Catfish (Clarias
BPPI Huria Marnis IAJ Vol. 1 No. 1 2016
Selny Febrida gariepinus) on Predator Avoidance
R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi
Yogi Himawan Pewarisan Marka Cyca-DAB1*05 dan Keragaan Genetik Ikan Mas
BPPI Khairul Syahputra Didik Ariyanto (Cyprinus carpio) Strain Rajadanu Tahan Inveksi Koi Herpes Virus dan JRA Vol. 11 No. 2 2016
Flandrianto Sih Palimirmo Tumbuh Cepat
Rita Febrianti Karakterisasi empat populasi ikan gurami (Ospronemus gouramy Lac.)
BPPI Suharyanto JRA Vol. 11 No. 2 2016
Sularto dan persilangan berdasarkan metode truss morfometriks

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 85
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Bambang Iswanto
Selny Febrida Transmisi Gen PhGH dan Performa Pertumbuhan Ikan Lele Afrika
BPPI Huria Marnis JRA Vol. 11 No. 3 2016
Imron (Clarias gariepinus) Transgenik Generasi Ketiga
R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi
Flandrianto Sih Palimirmo Transmisi Gen krt-GP11 dan Performa Ketahanan Ikan Mas (Cyprinus
BPPI Khairul Syahputra JRA Vol. 11 No. 4 2016
Yogi Himawan carpio) Transgenik F-2 terhadap Infeksi KHV
Perbandingan Jenis Kelamin dan Dimorfisme Seksual Pada
Rita Febrianti
BPPI Sularto Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) serta Implikasinya JRA Vol. 11 No. 4 2016
Suharyanto
terhadap Strategi Seleksinya

Beberapa Aspek Biologi Pari Famili Mobulidae pada Perikanan Tuna di


LP2T Dian Novianto Prawira Atmaja, Bram Setyadji Prosiding Simposium Hiu Pari, Februari 2016
Samudera Hindia Selatan Jawa
Laju Pancing (Hook Rate), Panjang Hiu Aer (Prionace glauca) dan
LP2T Roy Kurniawan Abram Barata, Suciadi C. Nugroho Prosiding Simposium Hiu Pari, Februari 2016
Daerah Penangkapanya di Samudera Hindia
Hubungan Antara Waktu Set dan Durasi Perendaman Pancing Terhadap
LP2T Bram Setyadji Dian Novianto, Budi Nugraha Hasil Tangkapan Sampingan Pari Lemer (Pteroplatytrygon violacea Prosiding Simposium Hiu Pari, Februari 2016
Bonaparte, 1832)
Modelling the Diel Vertical Movement of Swordfish (Xiphias gladius
LP2T Bram Setyadji Hety Hartaty Jurnal Ilmu Kelautan Vol 21(1) 2016: 9-16, Maret 2016
Linnaeus, 1758) Based on Temperature and Depth Recorder Data
Produksi Perikanan Tuna Hasil Tangkapan Rawai Tuna yang Berbasis di Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 22 (1) 2016:
LP2T Irwan Jatmiko Bram Setyadji, Dian Novianto
Pelabuhan Benoa, Bali 25-32, Maret 2016
Daerah Penangkapan, Laju Pancing dan Parameter Populasi Ikan BAWAL Widyariset Perikanan Tangkap Vol. 8 (1) April
LP2T Andi Bahtiar Abram Barata, Dian Novianto
Gindara (Lepidocybium flavobrunneum) di Samudra Hindia 2016: 49-56
Sebaran Panjang Dan Nisbah Kelamin Untuk Investigasi Kemampuan
Widyariset Vol. 2 (1) 2016:
LP2T Arief Wujdi Fathur Rochman, Irwan Jatmiko Pemijahan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus Lowe, 1839) Di Samudra
67 76, Mei 2016
Hindia
Role of Sub Surface Temperature, Salinity and Chlorophyll to Albacore Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No.1 Juni
LP2T Dian Novianto Eko Susilo
Tuna Abundance in Indian Ocean 2016: 17-26
Biology and CPUE Spatial Distribution of Escolar Lepidocybium
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No.1 Juni
LP2T Fathur Rochman Irwan Jatmiko, Arief Wujdi Flavobrunneum (Smith, 1843) in Eastern Indian Ocean (Evolving
2016: 27-36
Fisheries: Todays By-Catch is Tomorrows Target Catch)
The Seasonal Variability of CPUE and Catch-at-Size Distribution of Troll Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No.1 Juni
LP2T Bram Setyadji Hety Hartaty, Siti Mardlijah
and Handline Tuna Fisheries Landed in Labuhan Lombok 2016: 53-60
Beberapa aspek penangkapan, sebaran ukuran, dan nisbah kelamin hiu
Prawira Atmaja
LP2T Dian Novianto, Abram Barata buaya Pseudocarcharias kamoharai (Matsubara, 1936) pada perikanan Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 16 No. 2, Juni 2016: 115-124
R.T.P.
rawai tuna di Samudra Hindia
Modelling several morphometric relationships of swordfish (Xiphias
gladius), black marlin (Makaira indica) and blue marlin (Makaira
LP2T Bram Setyadji Irwan Jatmiko, Arief Wujdi Journal of Fisheries Vol 4 (2): 371-376 Agustus 2016
nigricans) caught form Indonesian longliners in the eastern Indian
Ocean
Beberapa parameter populasi ikan pedang di Samudera Hindia Bagian BAWAL Widyariset Perikanan Tangkap Vol. 8 (2) Agustus
LP2T Bram Setyadji I Wayan Arthana, I Wayan Kasa
Timur 2016
The Effect of Moon Phase on The Catch of Bigeye Tuna (Tunnus obesus)
LP2T Irwan Jatmiko Bram Setyadji, Rani Ekawaty Jurnal Ilmu Kelautan Vol 21 (3): 101-106, September 2016
in Eastern Indian Ocean
Dinamika perubahan metode penangkapan rawai tuna di Samudera Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 22 (2) 2016:
LP2T Irwan Jatmiko Fathur Rochman, Arief Wujdi
Hindia September 2016
The effect of depth of hooks, set and soak time to the catch per unit of Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No. 2
LP2T Bram Setyadji Budi Nugraha, Lilis Sadiyah
effort of tuna in the Eastern Indian Ocean Desember 2016
The influence of swimming layer and sub-surface oceanographic Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No. 2
LP2T Fathur Rochman Widodo Pranowo, Irwan Jatmiko
variables on catch of albacore in Eastern Indian Ocean Desember 2016

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 86
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Pertumbuhan dan Produksi Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur.
Petrus Rani Pong-
LP2BRL Nelly Hidayanti Sarira dengan Aplikasi Metode Vertikultur di Kabupaten Buton Tengah Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus
Masak
Provinsi Sulawesi Tenggara 2016)
Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur.
Petrus Rani Pong- Performansi Pertumbuhan Bibit Rumput Laut Gracilaria Verrucosa
LP2BRL Nova Fransisca Simatupang Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus
Masak Introduksi dengan Peremajaan pada Panjang Stek Berbeda di Tambak
2016)
Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur.
Dhini Arum Pratiwi, Wiwin Kusuma Musim Tanam Produktif Rumput Laut Eucheuma Denticulatum di
LP2BRL Muslimin Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus
Perdana Sari Perairan Kabupaten Pohuwato, Gorontalo
2016)
Penentuan Bobot Bibit, Jarak Rumpun, dan Jarak Tali Bentangan untuk
Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur.
Wiwin Kusuma Optimalisasi Budidaya Rumput Laut Sargassum Duplicatum dengan
LP2BRL Muslimin Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus
Perdana Sari Metode Lepas Dasardi Perairan Mananggu Kabupaten Boalemo,
2016)
Gorontalo
Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur.
Dhini Arum Penentuan Pola Musim Tanam Optimal Rumput Laut Eucheuma
LP2BRL Wiwin Kusuma Perdana Sari, Muslimin Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus
Pratiwi Striatum di Perairan Kabupaten Pohuwato, Gorontalo
2016)
Growth, Morphology and Growth Related Hormone Level in
Alimuddin, Petrus Rani Pong-Masak, Jurnal (HAYATI Journal of Biosciences 23. 2016 | 29-34
LP2BRL Siti Fadilah Kappaphycus alvarezii Produced by Mass Selection in Gorontalo Waters,
Joko Santoso, Andi Panrengrengi (10 Juli 2016)
Indonesia
Propagasi bibit rumput laut Gracilaria gigas pada tahap kultur jaringan,
aklimatisasi, dan Jurnal (Media Akuakultur 11. Balitbang. p-ISSN 1907-676
LP2BRL Siti Fadilah Dhini Arum Pratiwi
pembesaran (2 Desember 2016)

Kuswardani Rita Application of MASNUM Wave Model in Indo Pacific Ocean and its International Journal of Science and Research (IJSR)
P3SDLP Qiao Fangli
Tisiana Dwi Verification using Altimeter Data Volume 5 Issue 3 , Maret 2016
Widodo S. Identification of Ocean Currents Potential Energy in Lombok Strait International Journal of Science and Research (IJSR)
P3SDLP Rizal F. Abida, Engki A. Kisnarti2
Pranowo Based on Electric Turbine Scenarios Volume 5 Issue 4 , April 2016
Anastasia R.T.D. Kuswardani, Budi
Widodo S. Ocean-Climate Interaction of South Eastern Indian Oceanfor Tuna International Journal of Science and Research (IJSR)
P3SDLP Nugraha, Dian Novianto, Umi
Pranowo Fisheries & Its Socio-Economy Impacts Volume 5 Issue 4 , April 2016
Muawanah, Hari Prihatno, Weidong Yu
Armyanda Tussadiah, Mega L.
Widodo S. KARAKTERISTIK DAN VARIABILITAS EDDY DI SAMUDERA HINDIA
P3SDLP Syamsuddin, Noir P. Purba & Indah Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016
Pranowo SELATAN JAWA
Riyantini
Agustin Rustam, Terry L. Kepel, Restu EKOLOGI DAN STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI TELUK
Mariska A.
P3SDLP Nur Afi Ati, August Daulat, Peter RATATOTOK, MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016
Kusumaningtyas
Mangindaan & Andreas A. Hutahaean
Yusmiana Rizky Anggoro Adi, Dino Gunawan
KUALITAS AIR PERMUKAAN DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR
P3SDLP Puspitaningsih Priyambodo, Candra Dwi Puspita & Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016
PERAIRAN SEDANAU, NATUNA, KEPULAUAN RIAU
Rahayu Hariyanto Triwibowo
Spatial Pattern of Water Quality on Coral Reef Area Around Kaledupa
Hadiwijaya Dini Purbani, Agustin Rustam, Yulius
P3SDLP Island Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016
Lesmana Salim Yulius, Devi Suryono, Joko Prihantono
Abdullah Aman Damai2, Yulius1, Eva PENGEMBANGAN INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP DI PERAIRAN
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 23, No.2, Juli 2016:
P3SDLP Dini Purbani Mustikasari1, Hadiwijaya Lesmana BARAT SUMATERA BERBASIS EKONOMI BIRU (Industrial Development
233-240
Salim1 dan Aida Heriati1 1Pusat in Fisheries at West Sumatera Padang Waters Based on Blue Economy
Yulius, Hadiwijaya L Salim dan M. Kajian Kualitas Perairan Lombok Tengah Sebagai Kawasan Konservasi
P3SDLP Agustin Rustam Blue Ekonomi Lombok
Ramdhan Laut Daerah :
Konsep Integrasi Teknologi Penginderaan Jauh dan Buoy untuk
P3SDLP Novi Susetyo Adi Penny Dyah Kusumaningrum Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas Perairan
Pemantauan Perairan Waduk dan Danau
Ardiansyah, M. Ramdhan, A. Heriati, H.L KESESUAIAN KAWASAN BUDI DAYA RUMPUT LAUT DI TELUK SALEH,
P3SDLP Yulius Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016
Salim, D. Purbani,S.N. Amri & T. Arifin KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 87
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)

Roka Pratama, Aprizon Putra, Hadi


P3SDLP Semeidi Husrin Sofyan, Nia Naelul Hasanah, Nita The Mechanisms of Coastal Erosion in Northeast Bali Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016
Yuanita, Irwan Meilano
Numerical simulations of nonbreaking solitary wave attenuation by a
Pertanika Journals Science & Technology 24 (1): 1 - 25
P3SDLP Semeidi Husrin Didit Adytia parameterized mangrove forest model
(2016)
Dino Gunawan IDENTIFIKASI AKUIFER AIRTANAH DI PELABUHAN PERIKANAN
P3SDLP Nasir Sudirman Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016
Pryambodo SAMUDRA (PPS) BUNGUS, SUMATRA BARAT
IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR TELUK
P3SDLP Yulius Ardiansyah Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016
SALEH, KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2004-2014
M. Hasanudin, Dino Gunawan, Rainer A.
ESTIMASI KETEBALAN PASIR LAUT DI PERAIRAN UTARA KABUPATEN
P3SDLP Joko Prihantono Troa, Eko Triarso, Lestari C. Dewi & Ira Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016
SERANG BANTEN MENGGUNAKAN SUB BOTTOM PROFILER
Dillenia
Proceedings of the International Seminar
Tsunami Vulnerability Of Critical Infrastructures In The City Of Padang,
P3SDLP Semeidi Husrin A Putera (Industrialization of Fisheries and Marine Resources,
West Sumatera
FAPERIKA-UNRI 2012)
Karakteristik Kimia Perairan dan Hasil Tangkapan Benih Lobster di
P3SDLP Taslim Arifin Aida Heriati Blue Ekonomi Lombok
Teluk Bumbang Kabupaten Lombok Tengah
Lestari Cendekia
P3SDLP Joko Prihantono Analisis Ukuran Butiran Sedimen Teluk Ekas : Blue Ekonomi Lombok
Dewi
Pendugaan Sebaran Suhu Permukaan Laut Teluk Ekas Menggunakan
P3SDLP M. Ramdhan H.L. Salim, Yulius dan Eva Mustikasari Blue Ekonomi Lombok
Data Citra Satelit Landsat 8
Analisis Ketersediaan Nitrogen Menggunakan Model Keseimbangan
P3SDLP Taslim Arifin Derri Dwima Blue Ekonomi Lombok
Massa Pada Budidaya Ikan Kerapu di Keramba Jaring Apung
Adaptation Strategy of Seaweed Cultivation to Face the Climate Change
P3SDLP Syahrial Nur Amri, Taslim Arifin Jurnal Forum Geografi Vol 30, No 1 (2016): July
(Case Study in Segoro Anakan Bay Ngadirojo, Pacitan).
Dino Gunawan Joko Prihantono, Rainer A. Troa, Eko Identifikasi Akuifer Dangkal di Pulau Terdepan NKRI dengan Metoda
P3SDLP Jurnal Eksplorium vol. 37. 1. Mei 2016
Pryambodo Triarso Geolistrik 2D : Studi Kasus Pulau Laut, Kab. Natuna
Dino Gunawan Zonasi Intrusi Air Asin dengan Kualitas Fisik Air Tanah di Kota
P3SDLP Joko Prihantono1 dan Supriyadi2 Jurnal Kelautan Nasional Agustus 2016
Pryambodo1 Semarang
Meteorological and physical conditions of Salt Pan Areas with Filtering-
Rikha
P3SDLP Sophia Lasma Sagala Threaded Technology (TUF) in Cirebon Regency, Indonesia Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016
Bramawanto, S.Pi
Rikha Ifan R. Suhelmi, Hariyanto Triwibowo, Permasalahan dan Solusi Dalam Meningkatkan Produktivitas Tambak Prosiding Seminar Nasional Kelautan XI, Fakultas Teknik
P3SDLP
Bramawanto Sophia L. Sagala Garam Rakyat di Jawa Tengah dan Ilmu Kelautan Univ. Hang Tuah Surabaya
Rikha Bramawanto, Dian S. Pratama,
Proceedings 16th Asian Chemical Congress, Dhaka
P3SDLP Sophia L. Sagala Ifan R. Suhelmi and Wasinton Recover Magnesium as Magnesium Hydroxide from local salt bittern
Bangladesh
Simanjuntak
P3SDLP Sri Suryo Sukoraharjo Pemanfaatan Teknologi Pengindraan Jarak Jauh Kemaritiman Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman
Penelitian dan Pengembangan Sistem Konversi Energi Laut (SKEAL)
P3SDLP R. Bambang Adhitya Nugraha Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman
Badan Litbang KP - KKP. Kondisi Eksisting dan Rencana Ke Depan
P3SDLP Sofiyan Muji Permana Alternatif Pemanfaatan Anjungan Lepas Pantai Pasca Produksi Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman
P3SDLP Vivi Yovita Indriasari dan Agus Sufyan Nilai Tambah Budidaya Rumput Laut terhadap Perlindungan Pantai Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman
P3SDLP Vivi Yovita Indriasari Perlindungan Pantai Berbasis Restorasi Ekologi Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman
Penny Dyah Pemantauan Kualitas Perairan Waduk Ir. H. Djuanda (Jatiluhur)
P3SDLP Handy Chandra Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas Perairan
Kusumaningrum memanfaatkan Teknologi Buoy
Uji Kaji Teknologi Buoy Pluto Berbasis Telemetri untuk Pemantauan
P3SDLP Handy Chandra Bertha Berlian Borneo Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas Perairan
Kualitas Perairan Danau Maninjau

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 88
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Pemetaan Geologi Gunungapi Bawah Laut Kawio Barat Perairan
P3SDLP Eko Triarso Rainer A Troa Jurnal Kelautan Nasional April 2016
Sangihe-Talaud menggunakan Multibeam Echosounder Resolusi Tinggi
Identifikasi Situs Arkeologi Maritim Karang Panjang Perairan Pulau Laut
P3SDLP Ira Dillenia Rainer A Troa Jurnal Kelautan Nasional April 2016
Natuna
Geodinamika Kawasan Timur Indonesia dan Implikasinya terhadap
P3SDLP Rainer A.Troa Ira Dillenia & Eko Triarso Jurnal Kelautan Nasional Agustus 2016
Potensi Sumber Daya Dasar Laut
Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Perairan Teluk Buton
P3SDLP Rainer A.Troa Ira Dillenia & Eko Triarso Jurnal Kelautan Nasional Des 2016
Natuna
Indikasi Keberadaan Gas Hidrat di Cekungan Busur Muka Simelue dan
P3SDLP Eko Triarso Potensinya sebagai Sumber Energi Masa Depan dengan penulis Eko Jurnal Kelautan Nasional Des 2016
Triarso

Perbandingan Antara Informasi Suhu Permukaan Laut dari Data Satelit Bumi Lestari Jurnal Lingkungan Hidup (Journal of
BPOL Komang Iwan Suniada -
dengan Hasil Pemodelan di WPP NRI-716 Envirnment) Vol. 16 No. 1 : 32-37 ISSN 1411-9668
Effect of High Sedimentation Rates on Surface Sediment Dynamics and
BPOL Frida Sidik David Neil, Chaterine E. Lovelock Marine Pollution Bulletin - April 2016
Mangrove Growth in The Porong River, Indonesia
Eko Susilo, Amandangi Variasi bulanan daerah prediksi penangkapan ikan di wilayah Seminar Nasional Pengelolaan Pesisir dan daerah aliran
BPOL Komang Iwan Suniada
Wahyuning Hastuti pengelolaan perikanan RI 711 sungai ke 2
Dapatkah Siklon Tropis Picu Peningkatan Konsentrasi Klorofil-a (Studi Prosiding Seminar nasional Penginderaan Jauh 2016
BPOL Eko Susilo Sri Hadianti
Kasus Siklon Tropis LAM) ISBN 978-979-1458-99-3
Amandangi Wahyuning Komang Iwan Suniada, Eko Susilo, Distribusi Sebaran Kapal Ikan dan Kaitannya dengan Daerah Potensial Prosiding Seminar nasional Penginderaan Jauh 2016
BPOL
Hastuti Aldino Jusach Saputra Penangkapan Ikan Berdasarkan Citra Satelit di WPP-NRI 711 ISBN 978-979-1458-99-3
Fikrul Islamy, Sri Hadianti, Aldino Thermal Front pada Musim Timur di laut Sawu Tahun 2015 Prosiding Seminar nasional Penginderaan Jauh 2016
BPOL Rizki Hanintyo
Jusach, RM Putra Mahardika Berdasarkan Citra Satelit Aqua-Terra MODIS Level 2 ISBN 978-979-1458-99-3
Aldino Jusach, Fikrul Islamy,RM Variasi SPL, Klorofil a dan NPP pada Lokasi Daerah Penangkapan Ikan Prosiding Seminar nasional Penginderaan Jauh 2016
BPOL Rizki Hanintyo
Putra Mahardika, Sri Hadianti (Studi Kasus WPP 714, 716, 718) ISBN 978-979-1458-99-3
Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
Amandangi Wahyuning Struktur Komunitas Plankton Saat Air Pasang di Kawasan Estuari Perikaanan dan Kelautan 2016
BPOL Yuli Pancawati, I Nyoman Surana
Hastuti Perancak, Bali Jilid II: Manajemen Sumberdaya Perikanan
ISSN: 2477-6327
2nd International Conference of Indonesian Society for
Remote Sensing (ICOIRS) 2016
Comparison of Chlorophyll-a Measurement Using Spatial Imagery and
BPOL Rizki Hanintyo Eko Susilo IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science Vol. 47
Numerical Model in Bali Strait
No. 1
doi: 10.1088/1755-1315/47/1/012010

Analisis Julat Pasang Surut (Tidal Range) Dan Pengaruhnya Terhadap


LPSDKP Ulung Jantama Wisha Aida Heriati Jurnal Kelautan Volume 9, No. 1, April 2016
Sebaran Total Sedimen Tersuspensi (Tss) Di Perairan Teluk Pare
Granules Size Analysis and Sedimentation Rate to Coral Reefs and
LPSDKP Aprizon Putra Try Al Tanto, Ilham PROSIDING Pasca Sarjana UNAND
Seagrass In The Bungus Bay Waters Padang City
Semeidi Husrin, and Gegar Sapta Hydrodynamics of Bontang Seawaters: Its Effects on the Distribution of
LPSDKP Ulung Jantama Wisha ILMU KELAUTAN September 2016 Vol 21(3)
Prasetyo Water Quality Parameters
Gunardi Kusumah, Try Altanto, Kajian kesesuaian lingkungan untuk pengembangan wisata di Pantai Jurnal ilmu perairan Pesisir dan Perikanan universitas
LPSDKP Herdiana Mutmainah
Koko Ondara Ganting, Pulau Simeulue, Provinsi Aceh syahkuala vol 5 no. 1 2016
Prosiding Seminar Nasional Sains Atmosfer (SNSA)
Aplikasi Citra Satelit Untuk Identifikasi Perubahan Luasan Mangrove di
LPSDKP Aprizon Putra, Try Al Tanto, Ilham Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Februari
Teluk Bungus Kota Padang
2016
Distribusi Spasial Suhu Permukaan Laut di Perairan Sumatera Barat
Dikaitkan Dengan Kejadian Indian Ocean Dipole (Iod) Pada Musim Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas
LPSDKP Ulung Jantama Wisha Try Al Tanto, Ilham
Peralihan (Agustus-Oktober) (Studi Kasus: Pulau Pasumpahan Dan Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016
Sibonta)
LPSDKP Wisnu Arya Gemilang Gunardi Kusumah Gejala Intrusi Air Laut Di Daerah Pesisir Padelegan, Pademawu dan Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 89
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Sekitarnya
Dominika Wara Christiana, Tsunami Mentawai 25 Oktober 2010 Dan Dampaknya Kini Terhadap
LPSDKP Herdiana Mutmainah Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
Gunardi Kusumah Pantai Barat Mentawai
Karakteristik Oseanografi Fisik (Batimetri, Pasang SurutGelombang
LPSDKP Try Al Tanto Semeidi Husrin, Ulung Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
Signifikan Dan Arus Laut) Perairan Teluk Bungus
Kelimpahan Fitoplankton Dan Konsentrasi Tss Sebagai Indikator
LPSDKP Ulung Jantama Wisha Muh. Yusuf, Lilik Maslukah Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
Penentu Kondisi Perairan Muara Sungai Porong
Try Al Tanto dan Gunardi Kualitas Perairan Teluk Bungus Berdasarkan Baku Mutu Air Laut Pada
LPSDKP Try Al Tanto MASPARI JOURNAL Juli 2016, 8(2):135-146
Kusumah Musim Berbeda
LPSDKP Ruzana Dhiauddin Semeidi Husrin Shoreline Changes Analysis Of West Pasaman Regency, West Sumatera J. Segara Vol.12 No.2 August 2016: 91-98
Simulasi Numerik Gelombang (Spectral Waves) Dan Bencana Rob
LPSDKP Koko Ondara Ulung Jantama Wisha Menggunakan Flexible Mesh Dan Data Elevation Model Di Perairan Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016
Kecamatan Sayung, Demak
Penilaian kerentanan sumberdaya air tanah di pademawu dan
LPSDKP Gunardi Kusumah Wisnu Arya Gemilang PIT PAA
sekitarnya menggunakan metode GALDIT dan DRASTIC
Semeidi Husrin, Try Al Tanto, Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan Iklim Di Timur Laut Provinsi
LPSDKP Aprizon Putra Majalah Ilmiah Glob Volume 17 No.1 Juni 2015
Roka Pratama Bali
The Mapping of Temporary Evacuation Site (TES) and Tsunami
LPSDKP Aprizon Putra Herdiana Mutmainah Evacuation Route in North Pagai Island, Mentawai Islands Regency Jurnal Earth and Environmental Science 47 (2016)
Indonesia
SPATIAL DISTRIBUTION OF SEA SURFACE TEMPERATURE IN WEST
LPSDKP Ulung Jantama Wisha Try Al Tanto dan Ilham SUMATERA SEAWATERS ASSOCIATED WITH INDIAN OCEAN DIPOLE Jurnal Geomatika
(IOD) EVENT IN TRANSITIONAL SEASONS (AUGUST-OCTOBER)
Bathymetry and Hydrodynamics in Pare Bay Waters During
LPSDKP Ulung Jantama Wisha Aida Heriati Omni Akuatika, 12 (2): 110, 2016
Transitional Seasons (September- October

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi


RANCANG BANGUN KONVERTER KIT DUAL FUEL (LPG-SOLAR) UNTUK
LPTK Ma'muri Ari Kuncoro, Susilo Wisnugroho (Semnastek) 2016 ISSN : 2407-1848 e-ISSN :
MESIN DIESEL KAPAL NELAYAN TRADISIONAL
2460-8414 Tanggal 08 November 2016
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Ma'muri, Salasi W. Widyanto, LPG SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK BAHAN BAKAR DUAL-FUEL
LPTK Ari Kuncoro (Semnastek) 2016 ISSN : 2407-1848 e-ISSN :
Susilo Wisnogroho MESIN DIESEL KAPAL NELAYAN TRADISIONAL
2460-8414 Tanggal 08 November 2016
RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS ELEKTRONIS TEKNOLOGI Prosiding SEMNASKAM-UGM Jilid I Budidaya Perairan
LPTK Salasi W. Widyanto Susilo Wisnogroho
PEMANTAUAN UNTUK BUDIDAYA LAUT ISSN : 2477-6327 Tanggal 13 Agustus 2016
Prosiding SEMNASKAM-UGM Jilid II Manajemen
TERUMBU KARANG DAN Isis hippuris L. DI BLUE HOLE WAKATOBI
LPTK Adiguna R. Nugraha Nanda R. Prasetiawan Sumberdaya Perikanan ISSN : 2477-6327
UNTUK POTENSI DAERAH DAERAH KONSERVASI
Tanggal 13 Agustus 2016

Neviaty Putri Zamani, Dedi Changes In soft Coral Sarcophton sp. Abudance and ctotoxicity at
P3DSPBKP Hedi Indra Januar AIMS Environmental Science, 3 (2): 239-248
Soedarma and Ekowati Chasanah volcanic CO2 seeps in Indonesia
North-South Biodiscovery Research Collaboration of Indonesian Sponge
J Scientometric Res
P3DSPBKP Hedi Indra Januar - and Soft Coral : A Bibliographic Analysis of Publications Over the Las
Jan-Apr 2016 Vol 5 Issue 1
Two Decades
Agustinus Robert Uria, Dewi Metagenomics Guided Mining of Commercially Useful Biocatalysts
P3DSPBKP Agustinus Robert Uria Advances in Food and Nutrition Research, Volume 78
Seswita Zilda from Marine Microoganisms
Nandang Priyanto, Ajeng
Kurniasari Putri, Novalia
Spatial Distribution and Seasonal Variation of the Trace Hazardous Marine Pollution Buletin
P3DSPBKP Tuti Hartati Siregar Rachmawati, Radestya
Element Contamination in Jakarta Bay, Indonesia 110 (2016) 634646
Triwibowo, Larissa Dsikowitzky,
Jan Schwarzbauer

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 90
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Larissa Dsikowitzky, Inga
Nordhaus, Nuri Andarwulan, Hari Accumulation patterns of lipophilic organic contaminants in surface
Marine Pollution Bulletin
P3DSPBKP Dwiyitno Eko Irianto, Hanifah Nuryani Lioe, sediments and in economic important mussel and fish species from
MPB-07435
Farida Ariyani, Sonja Kleinertz, Jakarta bay, Indonesia
Jan Schwarzbauer
Agar-abundant Marine Carbohydrate from Seaweeds in Indonesia :
P3DSPBKP Syamdidi Hari Eko Irianto, Giyatmi CRC Press
Produstino, Bioactivity, and Utilization
Fabrication of Fucoxanthin-Loaded Microsphere (F-LM) By Two Steps
P3DSPBKP Dedi Noviendri Irwandi Jaswir, M. Taher et al. Double-Emulsion Solvent Evaporation Method and Characterization of Journal of Oleo Science
Fucoxanthin before and after Microencapsulation
Immunostimulatory activity of brown seaweed-derived fucoidans at
Endang Saepudin, Rosmawaty
P3DSPBKP Ellya Sinurat different molecular weights and purity levels towards white spot Journal of Applied Pharmaceutical Science
Peranginangin, Sumi Hudiyono
syndrome virus (WSSV) in shrimps Litopenaeusvanname
NP Zamani, D. Soedharma, E.
P3DSPBKP HI Januar New Cytotoxic Cembranoid from Indonesian Soft Coral Sarcophyton sp Pharmacognosy Research 15 :1274-87
Chasanah
Hedi Indra Januar, Neviaty Putri Logic Structure Determination (Lsd) As A Computer Assisted Structure Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
P3DSPBKP Hedi Indra Januar Zamani, Dedi Soedharma, and Elucidation (Case) For Molecular Structure Determination Of Cytotoxic Biotechnology Vol. 11 No. 1
Ekowati Chasanah Cembranoids From Soft Coral Tahun 2016
Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
Pujoyuwono Pujoyuwono Martosuyono, Ifah Ethanolic Fermentation Efficiency of Seaweed Solid Waste hydrolysates Biotechnology Vol. 11 No. 1
P3DSPBKP
Martosuyono Munifah, and Gesty Aulia Ningrum by Saccharomyces cerevisiae Tahun 2016

Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and


Afrilia Putri Maharani, Riyanti, Cytotoxic Activity And Secondary Metabolite Characteristics Of Sea
P3DSPBKP Muhammad Nursid Biotechnology Vol. 11 No. 1
Endar Marraskuranto Cucumber Actinopyga Sp. Methanolic Extract
Tahun 2016
Screening of Indonesian Steptomyces sp. Capable of Secreting Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
Dewi Seswita Zildam Seprinato,
P3DSPBKP Yusro Nuri Fawzya Transglutaminase (MTGase) and Optimization of MTGase Production Biotechnology Vol. 11 No. 1
Hana Nurulita Prestisia
using Different Growth Media Tahun 2016
Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
P3DSPBKP Nurrahmi Dewi F - DNA Barcoding Approcch to Identify Fungal Species Biotechnology Vol. 11 No. 2
Tahun 2016
Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
Investigationn on Antioxidant Compounds from marine Algae Extracts
P3DSPBKP M. nursid - Biotechnology Vol. 11 No. 2
Collected from Binuangen Coast, Banten Indonesia
Tahun 2016
H-NMR Fatty Acids Metabolomics as a High Troughput Screeing in Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
P3DSPBKP Rini S Asri P, Hedi Indra J Evaluation of Sea Cucumbar Potency for Nutraceutical Product Biotechnology Vol. 11 No. 2
Development Tahun 2016
Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
Processing of Crispy Baby fish of tilapia using computerized
P3DSPBKP Syamdidi Diah Ika Sari Biotechnology Vol. 11 No. 3
formulations
Tahun 2016
Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
P3DSPBKP Rini S Sugiyono and Ekowati C Nutrional value of merauke swamp fish to support food security Biotechnology Vol. 11 No. 3
Tahun 2016
Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
Kustiriyah, Hedi Indra Januar, Chemical composition and biological activity of sea cucumbers from
P3DSPBKP Ekowati C Biotechnology Vol. 11 No. 3
Yusro N, F, Rini S and M. Nursid karimunjawa and lampung water
Tahun 2016
Yuwanita Ardilasari, Rosmawaty Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and
New Alginate lynase from Indonesia bacillus megaterium s245 activities
P3DSPBKP Subaryono P, Fransisca Rungkat Z and Maggy Biotechnology Vol. 11 No. 3
toward polymannuronate and polyguluronate
T, S Tahun 2016
Isolasi fukosantin dari rumput laut coklat padina australis dan Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Muhammad Nursid Virza Novelita dan Dedi Noviendri
sitotoksitasnya terhadap sel Mcf7 dan sel vero Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016
P3DSPBKP Th. Dwi Suryaningrum Diah Ikasari, Supriyadi, Inti Karakteristik kerpuk panggang ikan lele (Clarias garipinus) dari Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 91
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Mulya Arti Beberapa perbandingan daging ikan dan tepung tapioca Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016

Dina Fransiska, Muhamad Formulasi hydrogel dari kappa dan iota karaginan untuk bahan Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Bagus Sediadi B.U.
Darmawan dan Wahyu Rahmat pembalut luka Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016
Irma Hermana, dan Ninoek Keberadaan v. parahaemolyticus patogenik pada udang tambak yang Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Arifah Kusmarwati
Indriati berasal dari pantai utara jawa Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016
Irma Hermana dan Radestya Perubahan parameter sensori dengan metode Demerit Point score pada Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Farida Ariyani
Triwibowo penurunan kesegaran ikan patin Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016
Ekowati Chasanah , Achmad Isolasi dan karakteristik kolagen dari teripang gama (Stichopus Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Yusro Nuri Fawzya
Poernomo dan M.H. Khirzin variegatus) Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016
Bagus Sediadi Bandol Utomo,
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Rodiah Nurbaya Sari Jamal Basmal, Ema Hastarini, Pemurnian minyak ikan patin dari hasil samping pengasapan ikan patin
Perikanan No. 2
Rinta Kusumawati
Karakteristik pengeringan dan model matematik kurva pengeringan Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Diini Fithriani Luthfi Assadad dan Zaenal Arifin
Rumput Laut Eucheuma cotonii dari Lontar Banten Perikanan No. 2
Devi Ambarwaty Identifikasi mikroba lipolitik dari limbah cair surimi dan pengalengan Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Singgih Wibowo
Oktavia rajungan Perikanan No. 2
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Jamal Basmal Irma Hermana, dan Sardino Pemanfaatan Ampas Padat Ekstraksi Agar Kertas Untuk Pupuk Organik
Perikanan No. 2
Theresia Dwi Syamdidi, Asmanah, dan Sakinah Pembuatan Analog Cumi-Cumi dari Surimi Ikan Patin (Pangasius Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP
Suryaningrum Haryati hypopthalmus) dengan Menggunakan Berbagai Jenis Tepung Perikanan No. 2
Aktivitas antibakteri dan sitotoksitas spons, karang lunak dan ascidian
Rini Susilowati dan Hedi Indra Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Asri Pratitis sebagai biomarker pada efektivitas konversi di Taman Wisata Perairan
Januar Perikanan No. 2
Laut Banda
Kelimpahan Fitoplankton penyebab HAB di perairan teluk lampung Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Giri Rahmad Barokah Ajeng Kurniasari Putri, Gunawan
pada musim barat dan musim timur Perikanan No. 2
Syamdidi, Yusma Yenni, dan Pembuatan serat nano dari komposit kitosan PVA melalui Proses Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
P3DSPBKP Muhamad Darmawan
Singgih Wibowo Electrospinnin Perikanan No. 2
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Diini Fithriani dan Rodiah Biodegradasi Menggunakan Bioremedian Bakteri dan Mikroalga
P3DSPBKP Devi A. Oktavia Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Nurbaya Sari Chlorella sp.
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Nurrahmi Dewi Penapisan Senyawa Hemagglutinin dari Makroalga Asal Perairan
P3DSPBKP Khaerunnisa dan Atiek Soemiati Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Fajarningsih Manado
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Pengaruh Proses Sonikasi Terhadap Perolehan Pigmen Mikroalga
P3DSPBKP Diini Fithriani - Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Nannochloropsis sp. dan Phorpyridium sp.
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Uji Stabilitas Antioksidan Ekstrak Spirulina Sebagai Bahan Fortifikasi
P3DSPBKP Sugiyono Pujoyuwono M Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Olahan Produk Perikanan
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Ema Hastarini, dan Diah L. Potensi Minyak Ikan Kasar dari Hasil Samping Industri Pengolahan Filet
P3DSPBKP Rodiah Nurbaya Sari Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Ayudiarti Ikan Patin Menjadi Minyak Ikan Layak Konsumsi
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Ema Hastarini, dan Rodiah Pengaruh Penggunaan Adsorben Terhadap Karakteristik Minyak Ikan
P3DSPBKP Diah Lestari Ayudiarti Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Nurbayasari Patin Murni
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Muhamad Darmawan dan Singgih
P3DSPBKP Rinta Kusumawati Pengembangan Usaha Pengolahan Ikan Patin Berbasis Zero Waste Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Wibowo
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Ema Hastarini, Subaryono, Diah
P3DSPBKP Bagus SBU Kharakteristik Susut Hasil Pasca Panen Perikanan di Ambon Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Ikasari
Kelautan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 92
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Giri Rohmad Barokah dan Putri Potensi Pengembangan Industri Pengolahan Pindang Modern di
P3DSPBKP Gunawan Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Wullandari Kabupaten Pati, Jawa Tengah
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Jovita Tri Murtini, dan Singgih Kemunduran Mutu Ikan Nila Biru dan Nila Srikandi Selama
P3DSPBKP Ajeng Kurniasari Putri Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Wibowo Penyimpanan Suhu Es dan Beku
Kelautan
Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar
Aplikasi Starter Leuconostoc mesenteroides BN12 Terhadap Kualitas
P3DSPBKP Arifah Kusmarwati Irma Hermana Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Peda
Kelautan
Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Tuti Wahyuni, M.Si - Pengaruh Superfatting terhadap Kualitas Sabun Rumput Laut Natural
Produk dan Bioteknologi KP 2016
Devi Ambarwaty Pengaruh Beda Konsentrasi dan Penyimpanan Penyalut Probiotik pada Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Pujoyuwono Martosuyono
Oktavia Viabilitas Bakteri Produk dan Bioteknologi KP 2016
Diah Lestari Ayudiarti, dan Ema Manfaat Buah Mangrove (Bakau) Jenis Lindur(Bruguiera gymnorrhiza) Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Rodiah Nurbaya Sari
Hastarini sebagai Alternatif Sumber Pangan Produk dan Bioteknologi KP 2016
Studi Biosorpsi Ion Logam Berat Cadmium (II) menggunakan Adsorbent
Asep Saefumillah, dan Agustina Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Ellya Sinurat Alginat yang diekstrak dari Biomassa Rumput Laut Coklat (Sargassum
Muharromah Produk dan Bioteknologi KP 2016
crassifolium)
Muhamad Darmawan, Dian Pembuatan dan Karakterisasi Hidrogel Superabsorben dari Iota Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Dina Fransiska
Pribadi Perkasa dan Erizal Karaginan dan Asam Akrilat Produk dan Bioteknologi KP 2016
Linawati Hardjito dan Toto Pengaruh Perlakuan Fermentasi Limbah Hasil Pengolahan Karagenan Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Izhamil Hidayah
Toharmat Terhadap Komposisi Nutrien Yang Dihasilkan Produk dan Bioteknologi KP 2016
Putri Aprilia Warmy dan Lestari Investigasi Bioaktivitas Rumput Laut Coklat Turbinaria ornata melalui Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Muhammad Nursid
Rahayu Uji FRAP, DPPH, DAN MTT Produk dan Bioteknologi KP 2016
Pemanfaatan Hasil Samping Pengolahan Alginat untuk Bahan Formulasi Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Nurhayati Rinta Kusumawati, dan Nurul Hak
Pakan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Produk dan Bioteknologi KP 2016
Mikroenkapsulasi Senyawa Karotenoid dari Sumber Laut dengan Poly- Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Dedi Noviendri Reno Fitri Hasrini
(D,L-lactic-co-glycolic acid) (PLGA): Suatu Ulasan Produk dan Bioteknologi KP 2016
Dina Fransiska, Sakinah Haryati Pengaruh Perbedaan Penggunaan Isopropil Alkohol terhadap Mutu Iota Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Muhamad Darmawan
dan Hanny Febi Maulando Karaginan dari Rumput Laut Merah (Eucheuma spinosum) Produk dan Bioteknologi KP 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Agus Heri Purnomo Reza Bayu Anugerah Pengelolaan Nilai Hasil Tangkapan Ikan di Probolinggo
Produk dan Bioteknologi KP 2016
Irma Hermana dan Izhamil Teh dan Sirih Hijau sebagai Anti Mikroorganisme Perusak pada Ikan Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Farida Ariyani
Hidayah Pindang Produk dan Bioteknologi KP 2016
Diini FithrianiI.S.TP, Profil Pigmen Polar dan Pigmen Non Polar Pada Mikroalga Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP -
M.Si Nannochloropsis sp. dan Phorpyridium sp. Produk dan Bioteknologi KP 2016
Penggunaan Konjak dan KCl pada Pengolahan Jamur Analog dari Surimi Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Diah Ikasari Th. Dwi Suryaningrum
Ikan Demersal Produk dan Bioteknologi KP 2016
Izhamil Hidayah dan Ninoek Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Irma Hermana Kondisi Sanitasi di Tempat Pengolahan Pindang di Palabuhan Ratu
Indriati Produk dan Bioteknologi KP 2016
Penapisan Bioaktivitas Antitumor dan Antioksidan Kapang yang
Nurrahmi Dewi Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
P3DSPBKP Muhammad Nursid Berasosiasi dengan
Fajarningsih Produk dan Bioteknologi KP 2016
Invertebrata Laut asal Perairan Wakatobi

Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi KP Vol 11 No 1 Tahun


LPPMPHP Tri Nugroho Widianto Toni Dwi Novianto, Naila Zulfia Desain Bilah Pisau Bowl Cutter untuk Pembuatan Nugget Ikan
2016
Zaenal Arifin Siregar, Tri Nugroho Analisis Penerimaan Alat Transportasi Ikan Segar Berpendingin Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi KP Vol 11 No 1 Tahun
LPPMPHP Arif Rahman Hakim
Widianto Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Models 2016
Performansi Pendingin Termoelektrik Alat Transportasi Ikan Segar
LPPMPHP Tri Nugroho Widianto Arif Rahman Hakim Agritech vol 36 No 4, November 2016
pada Berbagai Tegangan
Pengembangan Desain Alat Transportasi Ikan Segar Roda Dua (Altis-2) Prosiding Konferensi dan Seminar Nasional Teknologi
LPPMPHP Tri Nugroho Widianto Bakti B. Sedayu, Caesar Mahendra
Untuk Pedagang Ikan Keliling Tepat Guna Tahun 2016

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 93
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
Simulasi Aliran Udara pada Lemari Peniris Tahu Tuna dengan Sistem Prosiding Konferensi dan Seminar Nasional Teknologi
LPPMPHP I Made Susi Erawan Tri Nugroho Widianto
Aliran Udara Paksa Tepat Guna Tahun 2016
Luthfi Assadad, Susilo Perancangan Sistem Hibrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan Prosiding Konferensi dan Seminar Nasional Teknologi
LPPMPHP Putri Wullandari
Wisnugroho PLN untuk Mesin Pembuat Es (Ice Maker) Tepat Guna Tahun 2016
Optimasi Waktu Pengisian Adonan Tahu Tuna (Tunnus sp.) dengan Alat Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP I Made Susi Erawan Koko Kurniawan
Pengisi Adonan Sistem Pedal Listrik Menggunakan Metode Fuzzy Logics Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Pembuatan Pupuk Granul Berbahan Rumput Laut Menggunakan
Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP Wahyu Tri Handoyo Bakti B. Sedayu Prototipe Granulator Vertikal dengan Variasi Kecepatan Putaran
Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Chopper
Tingkat Keseragaman Suhu Ruang Freezer dan Penentuan Posisi Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP Luthfi Assadad Putri Wullandari
Optimal Untuk Pembekuan dan Penyimpanan Ikan Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Zaenal Arifin Siregar, Bakti Rancang Bangun Mesin Pencuci Rumput Laut Berdasarkan Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP Linna Sulistyowati
Berlyanto Sedayu Keergonomisan Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Karakterisasi Proses Produksi dan Kualitas Tepung Ikan di Beberapa Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP Wahyu Tri Handoyo Luthfi Assadad
Pengolah Skala Kecil Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Tri Nugroho Widianto, Toni Dwi Prototipe Mesin Penggiling Daging Untuk Pengolahan Nugget Ikan Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP Naila Zulfia
Novianto (Tahapan Uji Pendahuluan) Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Kajian Metode Pengolahan Citra Mata Ikan dengan Parameter Region
Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP I Made Susi Erawan Koko Kurniawan Properties Untuk Menentukan Tahap Kemunduran Mutu Ikan Tuna
Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
(Tunnus sp.)
Rancang Bangun Mesin Pencacah dan Penggiling Rumput Laut Sistem Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP Zaenal Arifin Siregar Putri Wullandari
Berkelanjutan Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Metode Pengolahan Citra Mata Untuk Menentukan Kesegaran Ikan Tuna Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP Koko Kurniawan I Made S. Erawan
Berbasis Wavelet dan Analisa Tekstur Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Analisis Teknis dan EkonomisPenggunaan Heatsink Berbahan Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian
LPPMPHP Ahmat Fauzi Tri N. Widianto, Arif R. Hakim
Alumunium dan Tembaga pada Komponen TEC ALTIS-2 Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016
Rancangan Sistem Thermal pada Mini Chilling Storage untuk Kapal Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
LPPMPHP Tri Nugroho Widianto Ahmat Fauzi, Arif R. Hakim
Menggunakan Pendingin Kompresi Uap Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 2016
Tri Nugroho Widianto, Naila Uji Kinerja Prototipe Mesin Penggiling Daging untuk Pengolahan Nugget Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
LPPMPHP Toni Dwi Novianto
Zulfia Ikan dengan Dua Variasi Ulangan Penggilingan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 2016
Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan
LPPMPHP Zaenal Arifin S Diini Fithriani Simulasi Model Aliran Udara dalam Ruang Pengering Rumput Laut
Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 2016

Keunggulan Sub Sektor Perikanan Dan Pariwisata Bahari Dalam Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No.
PPSEKP Mira Cornelia Witomo
Struktur Perekonomian Wilayah Pesisir 1 Tahun 2016
Penilaian dan identifikasi faktor penyebab risiko usaha perikanan Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No.
PPSEKP Lindawati Rikrik Rahadian
tangkap (studi kasus di kabupaten sambas) 1 Tahun 2016
Maulana Firdaus, Rizky prilian Estimasi Kerugian Nelayan Dan Pembudidaya Ikan Akibat Reklamasi Di Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No.
PPSEKP Andrian Ramadhan
Wijaya dan Irwan Muliawan Teluk Jakarta 1 Tahun 2016
Tingkat Kesejahteraan Nelayan Skala Kecil Di Kabupaten Indramayu Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No.
PPSEKP Riesti Triyanti Maulana Firdaus
Berdasarkan Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan 1 Tahun 2016
Riesti Triyanti dan Nendah DOMINANSI PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KOTA Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No.
PPSEKP Christina Yuliaty
Kurniasari KENDARI Studi Kasus : Nelayan Bugis Makassar 1 Tahun 2016
Subhechanis Saptanto, Hertria Analisis Preferensi Konsumsi Ikan Menghadapi Natal 2015 dan Tahun Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
PPSEKP Siti Hajar Suryawati
Maharani Putri Baru 2016 Vol 6 No.1 Tahun 2016
Achmad Zamroni dan Fatriyandi Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
PPSEKP Irwan Muliawan Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Budidaya Ikan Bandeng di Gresik
Nur Priyatna Vol 6 No.1 Tahun 2016
Identifikasi Keragaan Penerapan Teknologi Dan Analisis Kelayakan
PPSEKP Rismutia Hayu Deswati Hikmah Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016
Usaha Pengolahan Ikan Tuna Di Kabupaten Pacitan
Rizki Muhartono, dan Siti Hajar Pengembangan Energi Terbarukan Pada Pulau-Pulau Kecil : Suplai dan
PPSEKP Mira Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016
Suryawati Demand

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 94
NAMA PENULIS JURNAL/PROSIDING
SATKER PENULIS LAINNYA JUDUL KTI
PERTAMA (NO EDISI, TANGGAL, DLL)
PPSEKP Estu Sri Luhur Armen Zulham dan Joni Haryadi Potensi Pemanfaatan Limbah Perikanan Di Banda Aceh Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016
PPSEKP Andrian Ramadhan Tenny Apriliani Karakteristik Penangkapan Sumberdaya Ikan di Karimunjawa Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016
Pengaturan Sumberdaya Perikanan Di Indonesia Dan Kontribusi Sektor
PPSEKP Maulana Firdaus - Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016
Perikanan Terhadap Pembangunan
Dampak Kenaikan Bahan Bakar Minyak pada Perikanan Budidaya
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
PPSEKP Andrian Ramadhan Siti Hajar Suryawati Tambak Semi Intensif dan Intensif:
Vol 6 No.1 Tahun 2016
Studi Kasus di Kabupaten Karawang, Jawa Barat
Pengaruh Program Minapolitan Terhadap Distribusi Dan Pengolahan
PPSEKP Mira Sapto Adi Pranowo, dan Hikmah Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Udang Dan Bandeng
Dampak Komersialisasi Tradisi Manee Di Desa Kakorotan, Kecamatan
PPSEKP Lathifatul Rosyidah Risna Yusuf Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Nanusa, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara
Kebijakan Penerapan Teknologi Tepat Guna Kelautan Dan Perikanan Di
PPSEKP Permana Ari Soejarwo Rudhy Akhwady Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Palabuharatu
Partisipasi Nelayan Dalam Memanfaatkan Bantuan Sarana Alat Tangkap
PPSEKP Retno Widihastuti Mei Dwi Erlina Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Di Kabupaten Indramayu
Nilai Ekonomi Wisata Pantai Di Pulau Saronde Kabupaten Gorontalo
PPSEKP Maulana Firdaus Riesti Triyanti Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Utara
Optimasi Penangkapan Udang Jerbung (Penaenus Merguiensis de Man)
PPSEKP Catur Pramono Adi - Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
di Pantai Cilacap
Kearifan Tradisional Masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud Dalam
PPSEKP Mei Dwi Erlina Muhadjir Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Pengelolaan Sumberdaya Laut Melalui Tradisi Manee
Yayan Hikmayani, Risna Yusuf
PPSEKP Rismutia Hayu Deswati SLIN : Penyelamat Usaha Pengolahan Ikan Di Indonesia Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
dan Muhadjir
Prediksi Pertumbuhan Sektor Perikanan Menggunakan Teknik
PPSEKP Tikkyrino Kurniawan Mira Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Estimation Curve
Karakteristik Pemanfaat Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan Di
PPSEKP Maulana Firdaus Irwan Mulyawan Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Taman Wisata Perairan (Twp) Kapoposang Sulawesi Selatan
Efektivitas Segmentasi untuk Meningkatkan Pasar Ekspor Tuna
PPSEKP Risna Yusuf Freshty Yulia Arthatiani Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Indonesia
Persepsi Masyarakat Terhadap Faktor Lingkungan Dalam Usaha
PPSEKP Permana Ari Soejarwo - Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Budidaya Rumput Laut Berkelanjutan Di Pulau Panjang Serang, Banten
Analisis Dampak Ekonomi Trans-Pasifik Agreement Terhadap Sektor
PPSEKP Subhechanis Saptanto - Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Perikanan Dengan Menggunakan Pendekatan Model GTAP
Cornelia Mirwantini Perkembangan Dan Dampak Kegiatan Pariwisata Bahari Terhadap
PPSEKP Andrian Ramadhan Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Witomo Masyarakat Di Kawasan Karimunjawa
Impact of COREMAP II programm on communities welfare using
PPSEKP Umi Muawanah - Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
national data
Belajar dari Desa: Inovasi Teknologi Terapan untuk Industri Pakan Ikan
PPSEKP Budi Wardono Rikrik Rahadian Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Mandiri
Profile Usaha Perikanan Tangkap di Kecamatan Kepulauan Karimata,
PPSEKP Rizky Muhartono Muhadjir Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016
Kabupaten Kayong Utara

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 95
h) IK 8 : Jumlah hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri
Target : 27
Realisasi : 27
% : 100,00

No. NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL UNIT KERJA PENGUSUL


1. Hufiadi, S.Pi, M.Si BPPL - Muara Baru
Jaring dua lapis sebagai alat tangkap penunjang upaya
1 2. Ir. Mahiswara, M.Si BALITBANG KP
konservasi ikan terubuk
3. Baihaqi, S.Pi
1. Hufiadi, S.Pi, M.Si BPPL - Muara Baru
Pelolosan ikan kecil (juvenil) pada alat tangkap cantrang
2 2. Ir. Mahiswara, M.Si BALITBANG KP
dengan menggunakan square mesh window
3. Baihaqi, S.Pi
1. Dr. R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi, S.Pi, M.Si PUSLITBANGKAN - Ancol
2. Bambang Iswanto, S.Pi, M.P BALITBANG KP
Budidaya ikan lele strain mutiara melalui aplikasi vaksin 3. Ir. Evi Tahapari
3
hydrovac dan probiotik pato-aero 1 dalam kolam terpal 4. Dr. Angela Mariana Lusiastuti
5. Dra. Irsyaphiani Insan, M.Si
6. Ir. Bambang Priono, S.U
1. Dr. Ir. Usman, M.Si BPPBAP - Maros
2. Ir. Burhanuddin BALITBANG KP
Teknologi budidaya ikan bandeng dalam keramba jaring apung
4 3. Makmur, S.Pi
di laut
4. Daud S. Pongsapan
5. Prof. Dr, Ir. Rayman Syah, MS
1. Petrus Rani Pong-Masak, S.Pi, M.Si LPPBRL - Gorontalo
Penerapan kalender musim tanam untuk budidaya rumput laut
5 2. Muslimin, S.Pi, MP BALITBANG KP
yang produktif dan berkelanjutan
3. Pustika Ratnawati, S.Pi
1. Muslimin,S. S.Pi., MP LPPBRL - Gorontalo
6 Teknologi budidaya rumput laut Sargassum sp 2. Wiwin kusuma perdana sari.,S.Si BALITBANG KP
3. Petrus Rani Pong-Masak, S.Pi, M.Si
1. Rina Puji Astuti, S.Pd, M.Si BBPPBL - Gondol
Teknologi kultur masal kopepod untuk mendukung 2. Ir. Ketut Maha Setyawati BALITBANG KP
7
pembenihan ikan laut 3. Dr. Gede S.Sumiarsa, M.Sc
4. Prof. Dr. I.N.Adiasmara Giri, M.S
1. Ir. Toni Setia Dharma BBPPBL - Gondol
2. Ir. Irwan Setyadi BALITBANG KP
3. Prof. Dr. Haryanti, MS
4. Ida Komang Wardhana, S.Si
8 Teknologi produksi induk unggul bandeng melalui seleksi 5. Ir. Titiek Aslianti, MP
6. Dr. Gede S.Sumiarsa, M.Sc
7. Ir. Zafran, M.Sc
8. Drs. Marzuki
9. Gigih Setia Wibawa, S.Pi
1. Ir. Ibnu Rusdi, MP BBPPBL - Gondol
9 Teknologi produksi benih kepiting bakau scylla paramamosain
2. Ir. Irwan Setyadi BALITBANG KP

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 96
No. NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL UNIT KERJA PENGUSUL
3. Ir. Bambang Susanto, M.Si
4. Ir. Zafran, M.Sc
5. Ir. Dahlan Makatutu, M.Si
6. Ir. Jhon Harianto Hutapea, M.Sc
7. Prof. Dr. Haryanti, M.S
8. Prof. Dr. Ketut Sugama, M.Sc
1. Tuti sumiati, S.Pi IP4I - Depok
Vaksin koktail hydrogalaksivac untuk pencegahan penyakit ko- 2. Dr. Desy Sugiani, M.Si BALITBANG KP
10 infeksi motile aeromonads septicemia (MAS) dan stretptoccosis 3. Dr. Drh. Angela Mariana Lusiastuti, M.Si
pada ikan nila, oreochromis miloticus 4. Ir. Taukhid, M.Sc
5. Drh. Uni Purwaningsih, M.Si
1. Ir. Imam Taufik, M.Si BPPBAT - Bogor
2. Eri Setiadi, S.Si., M.Sc BALITBANG KP
3. Dr. Ani Widiyati, M.Si
4. Ir. Lies Setijaningsih, M.Si
Budidaya Yumina-Bumina (Budidaya sayur + Ikan dan Buah +
11 5. Yohanna, R.W. M.Sc
Ikan)
6. Ir. Yosmaniar, M.Si
7. Adang Saputra, S.Pi, M.Si
8. Nuryad, S.Pi
9. Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si
1. Khairul Syahputra, M.Si BPPI - Sukamandi
2. Didik Ariyanto, M.Si BALITBANG KP
3. Yogi Himawan, S.Pi
Penggunaan strain unggul mustika untuk meningkatkan 4. Flandrianto Sih P, S.Si
12
produksi pembesaran ikan mas 5. Listio Dharmawanto
6. Supriyanto, A.Md
7. Kusnadi
8. Yunus Nugraha
1. Dr. Angela Mariana Lusiastuti IP4I - Depok
2. Munti Yuhana BALITBANG KP
3. Ir. Taukhid, M.Sc
Aplikasi probiotik POND-BIOAERO untuk pencegahan penyakit
13 4. Desy Sugiani, S.Pi, M.Si
motile aeromonads septicemia pada budidaya ikan lele
5. Yani Aryati, S.Pi, M.Si
6. Hessy Novita, S.Pi, M.Si
7. Widanarni
1. Kukuh adiyana, ST, MSi PUSLITBANGKAN - Ancol
2. Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc BALITBANG KP
3. Amin Pamungkas, ST
Teknologi recirculating aquaculture system (RAS) untuk
14 4. Lolita Theresiana, S.Si
budidaya pembesaran lobster pasir panulirus homarus
5. Agus Cahyadi, M.Si
6. Riza Zulkarnain, ST, MT
7. Waryanto, ST
1. Adang saputra, A.Pi, S.Pi, M.Si BPPBAT - Bogor
15 Teknologi pendederan ikan gabus (channa striata)
2. Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno, M.S BALITBANG KP

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 97
No. NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL UNIT KERJA PENGUSUL
3. Dr. Ir. Ani Widiyati, M.Si
4. Reza Samsudin, S.Pi, M.Si
5. Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si
6. M.H. Fariduddin Ath-thar, S.Pi, M.Si
7. Vitas Atmadi Prakoso, S.Pi
8. Gleni Hasan Huwoyon, S.Pi
1. Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si BPPBAT - Bogor
2. Dr. Rudhy Gustiano BALITBANG KP
3. Drs. Jojo Subagja, M.Si
16 Pembenihan ikan gabus secara alami dan semi alami
4. M.H. Fariduddin Ath-thar, S.Pi, M.Si
5. Vitas Atmadi Prakoso, S.Pi
6. Deni Radona, S.Pi
1. Ir. Ibnu Rusdi, MP BBPPBL - Gondol
2. Fitriyah Husnul Khitomah, M.Si BALITBANG KP
3. I Gusti Ngurah Permana, S.Pi, M.P
4. Hendra Agung Kurniawan, A.Md
17 Teknologi pendederan abalon haliotis squamata
5. Ir. Bambang Susanto, M.Si
6. Prof. Dr. I Nyoman Adiasmara Giri, M.S
7. Prof. Dr. Ketut Sugama, M.Sc
8. Ir. Jhon Harianto Hutapea, M.Sc
1. Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno,MS BPPBAT - Bogor
Teknologi pakan pembesaran ikan patin (pangasionodon 2. Reza Samsudin, S.Pi, M.Si BALITBANG KP
18 hypopthalmus) berbasis bahan baku lokal di kolam lahan 3. Deisi Heptarina, S.Pi, M.Si
gambut 4. Dr. Ir. Endhay Kusnendar Kontara, M.S
5. M.Sulhi, S.Pi
1. Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno,MS BPPBAT - Bogor
2. Reza Samsudin, S.Pi, M.Si BALITBANG KP
Formula pakan tenggelam untuk pembesaran ikan nila berbasis
19 3. Dr. Ir. Endhay Kusnendar Kontara, M.S
bahan baku lokal
4. M.Sulhi, S.Pi
5. Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si
1. Ir. Muliani, M.Si BPPBAP - Maros
2. Bunga Rante Tampangallo, S.Pi, M.Si BALITBANG KP
20 Teknik Seleksi benih udang melalui metode stresing 3. Nurbaya, S.Pi
4. Nurhidayah, S.Pi, M.Si
5. Ir. Muharijadi Atmomarsono, M.Sc
1. Zulkarnaen Fahmi, M.Si BP2KSI - Jatiluhur
Teknologi Pengendalian Buangan Sisa Pakan dengan Aplikasi 2. Dr. Joni Hariyadi, M.Sc BALITBANG KP
21
Rancangan SMART KJA 3. Dr. Lismining PA, M.Si
4. Andika Luky S.P, S.Pi
1. Tri Nugroho Widianto, M.Si LPPMPHP - Bantul
Alat transportasi ikan berpendingin untuk pedagang ikan
22 2. Arif Rahman Hakim, S.Pi BALITBANG KP
keliling menggunakan sepeda motor (ALTIS-2)
3. Bakti Berlayanto Sedayu, S.Pi, M.Sc
Alat Pencacah Tulang dan Kepala Ikan - Shredder untuk 1. Luthfi Assada, S.Pi LPPMPHP - Bantul
23
pengolahan tepung ikan (solusi mengatasi kemacetan pada 2. Bakti Berlayanto Sedayu, S.Pi, M.Sc BALITBANG KP

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 98
No. NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL UNIT KERJA PENGUSUL
peralatan pengolahan tepung ikan tipe kontinu) 3. Wahyu Tri Handoyo, ST
1. Dr. Ellya Siburat, M.Si P3DSBPKP - Slipi
Rekomendasi teknologi Gel pengharum ruangan dari alkali
24 2. Prof. Rosmawaty BALITBANG KP
treated cottoni (ATC)
3. M. Darmawan, MT
1. Ir. Jamal Basmal, M.Sc P3DSBPKP - Slipi
25 Rekayasa proses pengolahan abon ikan secara mekanik 2. Luthfi Assadad, S.Pi BALITBANG KP
3. Arif Rahman Hakim, S.Pi
1. Dr. Bagus Setiadi Bandol Utomo, MAppSc P3DSBPKP - Slipi
2. Dr. Singgih Wibowo, MS BALITBANG KP
26 Peti berinsula di atas kapal untuk penanganan TTC 3. Ir. Sugiyono, M.Si
4. Syamdidi, MAppSc
5. Memen Suherman, BE
1. Dr. Singgih Wibowo, MS P3DSBPKP - Slipi
2. Dra. Th. Dwi Suryaningrum, MS BALITBANG KP
27 Teknologi penanganan dan pengolahan krispi ikan kaca-kaca
3. Ir. Ijah Muljanah, MS
4. Hasta Octavini, SP
1. Hariyanto Triwibowo, ST P3SDLP
2. Dr. Bagiyo Suwasono, MT BALITBANG KP
3. Bagus Hendrajana, M.Sc
28 Alat pelembut dan pencuci garam korosok (salt disc mill)
4. Ali Munazid, MT
5. Erish Widjanarko, ST
6. Arif Winarno, MT

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 99
i) IK 9 : Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP
Target : 151
Realisasi : 151
% : 100,00

LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI


NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
INOVASI TEKNOLOGI (PAKET TEKNOLOGI)

Belitung Timur memiliki


potensi yang besar untuk
berkembangnya budidaya
perikanan khususnya kerapu
dan teripang. Budidaya
perikanan tersebut masih
dilakukan secara sederhana
Bangsal sehingga perlu dilakukan
Uji Aplikasi Teknologi Adaptif Pendederandan MONEV / Prof. I insersi teknologi dengan LAPORAN
Lokasi PendederanIkan Teraplikasinya teknologi pendederan kerapu Karamba Nyoman memperhatikan faktor PAKET
1 BBPPBL
Kerapudan Teripang Pasir di dan teripang pasir di Belitung Timur Kurung Tancap Adiasmara Giri, pendukung dan faktor TEKNOLOGI
Belitung Timur di Batu Hitam M.S. penghambat pada lokasi yang (Terlampir)
Belitung Timur akan dikembangkan. Hasil
insersi teknologi tersebut akan
memiliki feedback kepada
penelitian sehingga setiap
faktor penghambat akan
memiliki penyelesaian sesuai
dengan lokasinya masing-
masing.
Adanya kegiatan pembenihan
kerapu di BBIP Kota Bontang
maka penyediaan benih untuk
mencukupi kebutuhan
budidaya sudah tidak lagi
menjadi kendala disamping
Uji Aplikasi Teknologi Adaptip Kota Madya dapat meningkatkan LAPORAN
Teraplikasinya pembenihan dan pendederan
Lokasi Pembenihan dan Bontang MONEV / Ir. Suko sumberdaya manusia PAKET
2 kerapu yang adaptif untuk masyarakat di Kota BBPPBL
Pendederan Kerapu di Bontang Kalimantan Ismi, M.Si. khususnya staf Dinas Kelautan TEKNOLOGI
Bontang Kalimantan timur
Kalimantan Timur Timur dan nelayan yang ditunjuk (Terlampir)
sebagai pendamping selama
kegiatan aplikasi sehingga
nantinya menjadi tenaga
terampil yang bisa
mengaplikasikan pada
masyarakat.
Balai Menciptakan peluang usaha
Pengembangan pembenihan abalon di BPBAPL
Uji Aplikasi Teknologi
Budidaya Air Pangandaran; Peluang usaha LAPORAN
Pembenihan dan Pendederan Teraplikasinya Pembenihan dan Pendederan
Payau dan Laut MONEV / Ir. Ibnu penjualan benih ke lokasi PAKET
3 Abalon H. squamata di BPBAPL Abalon H. squamata di BPBAPL Wilayah Selatan BBPPBL
(BPBAPL) Rusdi, M.P. budidaya abalone di Kep. TEKNOLOGI
Wilayah Selatan Kab. Kab. Pangandaran
Wilayah Seribu; Penyediaan benih (Terlampir)
Pangandaran
Selatan Kab. untuk mendukung program
Pangandaran restocking abalone di alam;
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 100
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
Adanya ekportir di
Pangandaran yang siap
menyerap produksi abalone
ukuran konsumsi.

Desa Keberhasilan produksi secara


Uji Aplikasi Adaftif Lokasi
Keberhasilan produksi secara komersial Pejarakana dan komersial budidaya kerapu di LAPORAN
Budidaya Ikan Kerapu hybrida
budidaya kerapu di karamba jaring apung, Desa Patas Kec. MONEV / Tatam karamba jaring apung, untuk PAKET
4 dalam keramba jaring apung di BBPPBL
untuk bahan pengembangan dalam adaptasi Gerokgak, Kab. Sutarmat, B.Sc. bahan pengembangan dalam TEKNOLOGI
Teluk Pegametan. Kabupaten
tekonologi oleh masyarakat Buleleng, adaptasi tekonologi oleh (Terlampir)
Buleleng
Provinsi Bali masyarakat.

1. Larva S. transquebarica zoea-3 s/d megalopa,


yang diberi pakan nauplius Artemia yang
diperkaya dengan Nannochloropsis sp
menghasilkan jumlah krablet terbanyak
(meningkat sebanyak 57%) dan berbeda nyata
(P <0,05) dg larva zoea-3 yang diberi pakan
nauplius artemia yang tidak diperkaya dg
Nannochloropsis sp, tetapi tidak berbeda nyata
(P>0,05) dengan larva zoea-4 dan zoea-5 s/d
megalopa yang diberi pakan nauplius Artemia v Tersedia induk kepiting
yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp. bakau F1 ukuran 250-300
2. Padat tebar larva sebanyak 76 ind/L g/ekor di ITP Marana, Maros
menghasilkan krablet terbanyak (495,3+22,5 dari tokolan yang ditebar di
ind./bak) dibanding padat tebar larva sebanyak tambak sebanyak 500 ekor.
34-58 ind./L (produksi krablet sebanyak 48- Tersedia calon induk kepiting
PERBAIKAN TEKNOLOGI Maros, BPPBAP Maros
216 ekor/bak). Krablet D-10 yang bakau F1 dan F2 dari tokolan
1 PRODUKSI MASSAL KRABLET Pangkep, (Drs. Gunarto BPPBAP Laptek 2016
dibudidayakan di tambak selama tiga bulan yang ditebar di tambak ITP
KEPITING BAKAU Polmas MS)
pemeliharaan. diperoleh sintasan 22-36%, Marana Maros sebanyak 2.065
dimana lokasi tambak dekat sungai dengan ekor. Tokoloan telah
komposisi makrobenthos di dasar tambak lebih didistribusikan ke petambak di
variasi juga mudah penggantian airnya (tambak kab. Luwu Timur, Kab. Polman,
di Pangkep) menghasilkan pertumbuhan Kab. Pangkep, dan sebagian
kepiting paling cepat (199 +64,01g/ekor) lagi sebagai PNBP
3. Krablet yang dibudidayakan di tambak yang
sistem penggantian airnya kurang lancar karena
lokasi tambak agak jauh dari sumber
air,komposisi makrobenthos kurang bervariasi
diperoleh pertumbuhan kepiting bakau yang
lebih rendah selama pemeliharaan tiga bulan
yaitu (159+ 46,9 g/ekor) di tambak Maros dan
131.05+34.25 g/ekor di tambak Polewali
Mandar.
Unit 1. Terdapat beda nyata penggunaan Penggunaan tambak substrat
tambak substrat tanah dengan tambak beton Tambak tanah, tanpa substrat dan
substrat pasir namun penggunaan tambak penelitian substrat pasir ke tiganya layak
DUKUNGAN PEMBESARAN
beton tanpa substrat dan tambak beton substrat Punaga digunakan untuk
CALON INDUK Laptek 2016
pasir tidak berbeda terhadap pertambahan Kabupaten BPPBAP Maros pemeliharaan calon induk asal
2 (PREMATURASI) UDANG BPPBAP dan Petunjuk
berat , namun ke 3 substrat tidak bebeda Takalar (Abdul Mansyur) laut (F1). Penggunaan induk
WINDU P. MONODON DI Teknis
terhadap sintasan, dan produksi. Unit 2. (Provinsi asal laut dan asal tambak,
TAMBAK
Pertumbuhan udang F2 asal tambak cenderung Sulawesi sebagai penyedia calon induk
lebih baik dibandingkan dengan udang F1 Selatan) udang windu mendukung
transgenik. Namun survival rate pada hewan uji perbenihan di hatchery
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 101
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
F2 asal tambak yaitu 21 % dibanding dengan Instalasi Pembenihan Udang
survival rate hewan uji F1 transgenik yaitu 51 Windu (IPUW) dan
%. stakeholder lainnya (Pihak
swasta)
Produksi dan sintasan udang windu di tambak
TSM pada aplikasi pergiliran probiotik RICA1,
RICA2, dan RICA5 (perlakuan B= 93,9+11,3a
kg/ha; 16,55+12,38%), lebih baik dari pada
probiotik RICA1, RICA2, dan RICA3 (perlakuan
A= 51,5+18,4b kg/ha; 6,51+0,90%) maupun Aplikasi probiotik
probiotik RICA1, RICA4, dan RICA5 (perlakuan meningkatkan sintasan (30%)
C= 46,9+25,7b kg/ha;5,89+2,72%). Probiotik dan produksi (50%).
RICA2 adalah Serratia marcescens yang berasal Teknologi aplikasi Probiotik
APLIKASI PROBIOTIK RICA Tambak Rakyat BPPBAP
dari daun mangrove. Sedangkan tambak TSM di RICA mudah diterapkan di
UNTUK PENGENDALIAN (TSM) di (Ir. Muharijadi
3 Sinjai Timur pada awalnya terbuat dari lahan masyarakat dalam suatu BPPBAP Laptek 2016
PENYAKIT PADA BUDIDAYA Kabupaten Atmomarsono,
mangrove, sehingga wajar jika pemakaian kelompok pembudidaya udang
UDANG DI TAMBAK Sinjai, Sulsel. MSc)
bakteri asal mangrove menghasilkan sintasan (dalam hamparan), agar lebih
dan produksi yang relatif lebih baik daripada C. efisien dalam penggunaan
Produksi udang pada perlakuan peralatan kultur bakteri
RICA1+RICA2+RICA 5 nyata (P<0,05) lebih probiotik.
tinggi dari pada perlakuan lainnya. Adanya
probiotik RICA5 dan RICA2 diduga mampu
mengendalikan kandungan NH3-N air tambak,
sehingga kematian udang akibat ammonia dapat
diminimalisir

1. Peningkatan produktivitas
induk semah yang diberi
pakan bersalut (coating)
vitamin E dapat dilihat dari
frekuensi induk yang ovulasi
meningkat dari 20% menjadi
60%. Transfer teknologi
terbukti dari petugas di
UP3UD Kab. Kerinci, Prop.
Jambi sudah dapat
Kelti Perbenihan
menentukan induk yang siap
dan Genetika
Teknologi Budidaya Ikan 1. BBIS Sei menerima rangsangan hormon
Merupakan suatu bentuk teknologi perbenihan Populasi
Domestikasi di Sumatera Tibun, Kampar, dan menentukan waktu ikan LAPORAN
Ikan Baung dan Ikan Semah dengan melakukan BPPBAT/
(Aplikasi Teknologi Prop. Riau memijah dari suntikan PAKET
1 beberapa perlakuan diantaranya dengan Kelompok BPPBAT
Perbenihan Ikan Baung di BBIS 2. UP3UD Kab. terakhir (latency time). Benih TEKNOLOGI
pemberian pakan bersalut vitamin E maupun Fungsional
Sei Tibun, Kampar dan Ikan Kerinci, Prop. ikan semah yang dihasilkan (Terlampir)
hormon estradiol 17 (Ir.Anang Hari
Semah di BBI Kab. Kerinci) Jambi sudah mencapai 13.000 ekor
Kristanto, M.Sc.,
2. Pada ikan baung, frekuensi
Ph.D.)
induk ikan matang gonad yang
diberi pakan bersalut (coating)
hormon estradiol 17
meningkat dari 10% menjadi
50%. Demikian pula dengan
benih yang dihasilkan lebih
dari 10.000 ekor. Transfer
teknologi pembenihan ikan
baung telah dapat di lakukan
oleh petugas BBIS Sei Tibun
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 102
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
Kab. Kampar, Prop. Riau yang
ditunjukan dengan
peningkatan frekuensi induk
memijah dan benih yang
dihasilkan

Keberhasilan pemijahan ikan agamysis dapat


diindikasikan dengan ciri-ciri yaitu kondisi
stripping lancar, telur utuh dan tidak pecah
kemudian derajat pembuahan tinggi sehingga
Manipulasi hormon dan dapat menetas dengan maksimal. Dosis terbaik
lingkungan untuk pemijahan yang menghasilkan larva tertinggi yaitu
LAPORAN
ikan Agamysis (Agamyxis sp), Kombinasi hormon hCG 500 IU/kg + ovaprim Teknologi Pematangan gonad
Seksi Pelayanan PAKET
1 Gurame coklat (Sphaerichthys (0.7 ml/kg), jarak penyuntikan 1 dan 2 : 7 jam BPPBIH dan pemijahan ikan Agamysis, BPPBIH
Teknis TEKNOLOGI
osphromenoides Canestrini, Fotoperiod 12 jam terang dan 12 jam gelap Tigerfish, dan Gurame Cokelat
(Terlampir)
1860) dan Tigerfish (Datniodes merupakan perlakuan terbaik untuk memacu
microlepis) tingkat kematangan gonad induk ikan tigerfish.
Perlakuan kejut suhu belum berhasil membuat
ikan tigerfish memijah secara alami
Induk ikan Gurame cokelat berhasil matang
gonad TKG III
- Pada pemeliharaan larva agamysis, pakan
alami dapat diberikan mulai umur dua hari .
Jenis pakan alami yang dapat diberikan adalah
berukuran maksimal 0,2 mm sesuai bukaan
Penentuan Pakan Awal Larva Teknologi Pemberian pakan LAPORAN
mulut larva.
dan Benih Untuk Menunjang Seksi Pelayanan awal pada larva ikan PAKET
2 - Jenis pakan awal yang baik adalah Artemia sp. BPPBIH BPPBIH
Budidaya Ikan Agamysis, Teknis Agamysis, Tigerfish dan TEKNOLOGI
- Pada pemeliharaan benih tigerfish, dapat
Tigerfish dan Gurame Coklat Gurame Cokelat (Terlampir)
diberikan pakan alami dan pakan buatan.
- Untuk mendapatkan sintasan benih yang
tinggi, lebih baik menggunakan pakan alami
seperti Tubifex sp
Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat
disimpulan bahwa pematangan gonad ikan uji
telah berhasil dilaksanakan dengan jumlah ikan
yang matang gonad, terdiri dari 9 ekor jantan
pada TKG III, dan 5 ekor betina pada TKG III.
Pada periode Januari-November induk betina
Pematangan Teknologi
telah dua kali mengalami perkembangan gonad LAPORAN
Budidaya Ikan Ringau Teknologi Domestikasi Ikan
menuju tingkat kematang gonad IV, yaitu pada Seksi Pelayanan PAKET
3 (Datniodes Microlepis) di BPPBIH Ringau populasi Kalimantan BPPBIH
periode Januari-Maret dan Juli-November. Jeda Teknis TEKNOLOGI
Kabupaten Kapuas Hulu, Barat
atau masa rematurasi bagi induk betina terjadi (Terlampir)
Provinsi Kalimatan Barat
sekitar 4 bulan. Pada bulan November ini
perkembangan telur masih berkisar antara 0,5-
0,7 mm. oleh karena itu belum siap untuk
dilakukan pemijahan, baik secara alami, semi
buatan ataupun buatan.

- feeding trial tahap 1 terkait penggunaan bahan


LAPORAN
alami untuk meningkatkan kualitas warna ikan Pakan Peningkat Kualitas
Inovasi Pakan untuk Budidaya Seksi Pelayanan PAKET
4 hias clown percula sudha selesai, saat ini sedang BPPBIH Warna Ikan Hias Ikan Laut BPPBIH
Ikan Hias Laut di Akuarium Teknis TEKNOLOGI
dilakukan pengolahan data. Hasil sementara (Clown)
(Terlampir)
menunjukkan tidak ada perbedaan anatara

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 103
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
perlakuan menggunakan ubi ungu, buah naga
dan buah bit terhadap warna ikan.
- Feeding trial tahap 2 menggunakan
astaxanthin dan canthaxantin terhadap ikan
clown percula dan ocellaris masih berlangsung.
Hasil optimum pada jenis ikan ocelaris terdapat
pada perlakuan 300 ppm astaxanthin meskipun
dosis tertinggi yang diberikan adalah 400 ppm
yaitu pada skor 5 untuk warna dada dan 7
bagian tubuh belakang dan ekor. Sedangkan
pada ikan clown perkula perlakuan 200 ppm
menunjukkan hasil yang optimal dibandingkan
dengan perlakuan lainnya termasuk pakan
otohime. Penggunaan cantaxanthin tidak
signifikan dalam meningkatkan kualitas warna
clown percula. Kedua perlakuan baik pada
ocelaris maupun percula menghasilkan warna
yang lebih baik dibandingkan pakan otohime,
namun pertumbuhannya kurang optimal. Hal
tersebut diduga karena kandungan asam amino
pakan perlakuan lebih rendah dibandingkan
otohime (hasil analisis kimia) meskipun
kandungan protein sama yaitu 57%.
- Penambahan astxanthin dan cantaxanthin
dapat meningkatkan kualitas warna ikan clown
A percula dan A ocelaris terutama pada jaringan
ekor dan sirip, namun tidak meningkatkan
kualitas warna kulit.

Populasi ikan mas F3,


mempunyai laju pertumbuhan
30% lebih baik dibanding
Telah dilakukan pendampingan Paket Teknologi LAPORAN
Paket Teknologi Pematangan Kabupaten benih ikan mas yang banyak
Ikan Mas Tahan KHV kepada masyarakat di 7 Seksi Pelayanan PAKET
1 Budidaya Ikan lele Mutiara di Kediri, Jawa dibudidayakan di masyarakat. BPPI
Kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Teknis TEKNOLOGI
Kabupaten Kediri Timur Dengan penerapan teknologi
Timur (Terlampir)
ini di masyarakat, terdapat
peningkatan keuntungan
usaha yang optimal.
Proses pemijahan calon-calon
induk ikan lele MUTIARA yang
dilakukan di BBI Pare
Kabupaten Kediri dan
sembilan kelompok pembenih
mitra selama periode bulan
LAPORAN
Paket Teknologi Ikan Mas Telah dilakukan pendampingan Paket Teknologi Kabupaten Juli sampai September
Seksi Pelayanan PAKET
2 Tahan KHV di Kabupaten Ikan Mas Tahan KHV kepada masyarakat di Cianjur, Jawa menghasilkan lebih dari BPPI
Teknis TEKNOLOGI
Cianjur Jawa Barat Kabupaten Cianjur Jawa Barat Barat 2.400.000 ekor benih dengan
(Terlampir)
performa pertumbuhan, daya
tahan terhadap penyakit, daya
adaptasi/toleransi lingkungan,
daya tahan stres, efisiensi
pakan dan keseragaman
ukuran yang relatif lebih tinggi
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 104
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
daripada benih-benih yang
dihasilkan dari induk-induk
sebelumnya, sehingga
menghasilkan keuntungan
usaha yang optimal.

Stek talus bagian ujung


rumput laut yang digunakan
Pengembangan Teknologi LAPORAN
Paket Teknologi IPTEK Budidaya Rumput Laut sebagai bibit pada siklus
Peremajaan Bibit Rumput Laut Madura, Jawa Madura, Jawa PAKET
1 berupa Teknologi Peremajaan Bibit Rumput penanaman berikutnya LPPBRL
Gracilaria verrucossa dengan Timur Timur/ Ka Kelti TEKNOLOGI
Laut Gracilaria verrucossa dengan Metode Stek memberikan nilai rerata
Metode Stek (Terlampir)
bobot, laju pertumbuhan, dan
kandungan agar tertinggi

INOVASI TEKNOLOGI (PRODUK BIOLOGI)


Pembentukan Populasi Calon
induk Kerapu sunu SCAN LAPORAN
calon induk ikan kerapu sunu turunan ketiga 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc.
1 Plectropomus leopardus BBPPBL BBPPBL TEKNIS
yang tumbuh cepat 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md.
turunan ketiga (F3) tumbuh (TERLAMPIR)
cepat
Peningkatan Imunitas Juvenil efektivitas vaksin bakteri polivalen dengan ratio SCAN LAPORAN
1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc.
2 Kerapu melalui Aplikasi Vaksin antigen terbaik dalam meningkatkan imunitas BBPPBL BBPPBL TEKNIS
2. Prima Devi Hardikawati, A.Md.
Bakteri Polivalen (Lanjutan) ikan kerapu (TERLAMPIR)
Uji Efektivitas Vaksin
SCAN LAPORAN
Rekombinan Dalam 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc.
3 Vaksin protein rekombinan virus BBPPBL BBPPBL TEKNIS
Pencegahan Infeksi Virus Pada 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md.
(TERLAMPIR)
Ikan Kerapu
Mendapatkan jenis bakteri probiotik yang dapat
Kandidat probiotik potensial SCAN LAPORAN
meningkatkan pertumbuhan, sintasan dan 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc.
4 untuk pemeliharaan benih dan BBPPBL BBPPBL TEKNIS
kesehatan yang baik pada benih (>3 g) dan 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md.
lobster muda, Panulirus spp. (TERLAMPIR)
lobster muda (> 200 g) Panulirus sp
Profil pemijahan induk
SCAN LAPORAN
bandeng Chanos chanos hasil 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc.
5 Kualitas telur dan calin G2 BBPPBL BBPPBL TEKNIS
seleksi G1 dan performa benih 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md.
(TERLAMPIR)
G2
Uji aplikasi bakteri probiotik Penggunaan bakteri probiotik dan perbedaan
SCAN LAPORAN
dalam pakan untuk dosis bakteri probiotik dalam pakan 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc.
6 BBPPBL BBPPBL TEKNIS
meningkatkan pertumbuhan terhadap pertumbuhan pada pendederan ikan 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md.
(TERLAMPIR)
kerapu kerapu sunu, Plectropomus leopardus
SCAN LAPORAN
Performansi F3 abalon Haliotis 5.000 ekor abalone (H. squamata) F3 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc.
7 BBPPBL BBPPBL TEKNIS
squamata tumbuh cepat terseleksi 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md.
(TERLAMPIR)

: Hasil penelitian sub kegiatan 1 rasio betina


dan jantan berbeda menunjukkan bahwa
Menghasilkan induk udang Laptek 2016
keberhasilan kawin diperoleh 2 ekor udang
windu yang produktif dan dan Produk
PERBAIKAN KINERJA windu betina membawa spermatofor pada rasio
BPPBAP Maros BPPBAP Maros ( rasio antara udang jantan dan Biologi berupa
REPRODUKSI INDUK UDANG betina dan jantan (1:1), sedangkan pada
1 dan IPUW Ir. Samuel Lante, betina yang tepat dalam BPPBAP hasil kinerja
WINDU DI BAK RESIRKULASI perlakuan rasio (1:3 dan 1:5) tidak terjadi
Barru MSi) menunjang pemijahannya di reporduksi
DAN TAMBAK udang kawin. Oleh karena itu untuk
hatcheri udang windu di
mendapatkan udang windu kawin alami di bak
IPUW Barru
dapat digunakan rasio (1:1). Hasil pengamatan
pada penentuan ukuran udang windu produktif

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 105
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
dengan pakan berbeda, dengan perlakuan
pakan cacing + semi moist pellet komersial
diperoleh 2 ekor udangjantan (berat = 67,5 g
dan 71,6 g) membawa spermatofor (berat
spermatofor: 0,04 g dan 0,05 g) dan kepadatan
sperma (21,5x106 sel/mL dan 36,8x106
sel/mL) lebih banyak dari perlakuan (cumi +
semi moist pellet dan kerang + semi moist
pellet ) masing-masing 1 ekor udang membawa
spermatofor.
: Pada unit 2 pnelitian penentuan ukurang
udang jantan produktif di tambak, dari 10 ekor
udang jantan yang di amati/perlakuan
menggunakan rangsangan listrik, masing-
masing udang belum membawa
spermatofor/belum matang sperma
Pemeliharaan larva F1, G2, back up F0 dan calon
induk F0 dan F1 sedang berlangsung. Produksi
larva back up F0 sekitar 10.500 ekor dengan
berat berkisar 0,5-3 g/ekor, G2 sekitar 1300
TEKNOLOGI PRODUKSI LARVA ekor (berat 2-5 g/ekor) dipelihara di bak
BPPBAP Maros
DAN CALON INDUK UDANG bervolume 10 ton dan 20 ton, (Gambar 1). Udang windu tahan penyakit
2 IPUW Barru (Andi Tenriulo, BPPBAP Laptek 2016
WINDU TAHAN PENYAKIT Ukuran calon induk F1 berkisar 65-90 g/ekor. WSSV
S.Si, M.Si)
WSSV Pengambilan sampel untuk ekstraksi DNA
sampel udang transgenik larva F2 dan back up
F0 telah dilakukan dengan kisaran kemurnian
1,81-1,89 yang selanjutnya akan dilakukan
analisis gen antivirus dan deteksi virus WSSV.
Hasil benih udang windu (PL-12) yang dicapai
sampai siklus IV sebanyak 3.092.550 ekor.
Dengan tingkat kelulusan hidup masih rendah
yaitu rata-rata 10,09%. Hal ini terjadi karena
tingginya tingkat mortalitas saat larva mencapai
stadia post larva, disebabkan karena serangan
bakteri vibrio khusunya pada siklus I sampai III.
Terjadinya kematian secara massal
kecenderungan saat larva sudah memasuki Instalasi
UJI APLIKASI PROBIOTIK stadia post larva yaitu PL-1 sampai PL-12. Hal Pembenihan IPUW Barru,
3 PADA PRODUKSI MASSAL ini terjadi karena semakin tingginya tingkat Udang Windu Sulsel (Agus Larva udang windu SSPFPF BPPBAP Laptek 2017
LARVA UDANG WINDU kepadatan bakteri vibrio seiring semakin (IPUW) Kab. Nawang, S.St.Pi)
lamanya umur larva, sementara kinerja Barru, Sulsel
penggunaan probiotik belum begitu efektif
dapat sepenuhnya menekan pertumbuhan
vibrio sampai larva mencapai stadia PL12.
Kinerja probiotik pada awal-awal stadia larva
yaitu dari stadia zoea sampai mysis masih
cukup bagus. Ditunjukkan hasil sampling setiap
stadia larva masih pada kisaran tingkat
kelulusan hidup 50-60%..

Kelti Lingkungan, 1. Pembentuk pakan alami


Uji Aplikasi Bakteri Heterotrof
Pro-Flok (Probiotik pembentuk pakan alami Bogor, Jawa Toksikologi, mikroba (bioflok) Laporan Akhir
1 Pembentuk Bioflok Pada BPPBAT
mikroba (bioflok) Barat Teknologi 2. Mengurangi pakan buatan (Terlampir)
Pendederan Ikan Nila
Budidaya / 3. Mengoptimalkan kualitas air
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 106
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
Kelompok
Fungsional
(Yohanna R.,
M.Sc.)
Kelti Lingkungan,
1. Mengurangi limbah nitrogen
Toksikologi,
Formulasi Sediaan dan Lama 2. Mengoptimalkan kualitas air
Teknologi
Penyimpanan Bakteri Bogor, Jawa 3. Menekan mortalitas pada Laporan Akhir
2 EEM (Efektif Efisien Mikroba) BPPBAT Budidaya / BPPBAT
pengendali Nitrogen Barat budidaya ikan air tawar (Terlampir)
Kelompok
(Probiotik) Dalam Kemasan 4. Meningkatkan pertumbuhan
Fungsional (Ir.
ikan air tawar
Yosmaniar, M.Si.)
1. Ikan tengadak popuasi
Kalimantan mempunyai
Kelti Perbenihan respon yang sama pada
dan Genetika pemeliharaan multi sistem
Performa Bioreproduksi Ikan Populasi BPPBAT (Kolam tanah. Jaring apung
Jawa Barat dan Laporan Akhir
3 Tengadak G1 Asal Populasi Calon Induk Tengadak G1 Populasi Kalimantan / Kelompok dan kolam beton). BPPBAT
Kalimantan (Terlampir)
Terpilih Fungsional (Dra. 2. Pada umur yang sama
Irin Iriana mempunyai bobot rata-rata
Kusmini, M.Si.) yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ikan tengadak Jawa
Barat
Kelti Perbenihan Mampu beradaptasi pada
Performa Pertumbuhan dan dan Genetika pemeliharaan di KJA dan
Perkembangan Awal Matang Ikan Semah Generasi pertama, hasil domestikasi Populasi BPPBAT Kolam air deras dengan
Kab. Kerinci, Laporan Akhir
4 Gonad Ikan Semah Generasi kisaran bobot 30 -50 g sebanyak 1500 ekor, / Kelompok Sintasan diatas 50% BPPBAT
Prop. Jambi (Terlampir)
Pertama Pada Lingkungan sebagai calon induk pembentuk generasi ke 2 Fungsional (Drs. pemeliharaan di KJA dan 80%
Budidaya Jojo Subagja, pemeliharaan di Kolam Air
M.Si.) Deras
Kelti Kesehatan
Pengujian Vaksin Koktail
Ikan BPPBAT /
Koiherpes Virus dan A.
Kelompok Mencegah penyakit KHV dan
hydrophila untuk Pencegahan Depok, Jawa Laporan Akhir
5 Vaksin KHV-AeroVac Fungsional (Dr. infeksi sekunder A. hydrophila BPPBAT
Penyakit Potensial pada Ikan Barat (Terlampir)
drh. Angela pada ikan mas dan koi
Mas dan/atau Koi, Cyprinus
Mariana
carpio
Lusiastuti, M.Si.)
Kelti Kesehatan
Preparasi Sediaan Vaksin Ikan BPPBAT /
Vaksin terenkapsulasi dalam
Melalui Enkapsulasi dan Depok, Jawa Kelompok Laporan Akhir
6 VIAT-1 (Vaksin Ikan Air Tawar) bentuk freeze dry lebih praktis BPPBAT
Freeze Dry untuk Pengendalian Barat Fungsional (Dr. (Terlampir)
dan daya simpan lebih lama
Penyakit Ikan Desy Sugiani,
S.Pi, M.Si.)
1. Mencegah penyakit ko-
infeksi yang disebabkan oleh
Uji Metode Aplikasi Vaksin ketiga jenis bakteri tersebut
Kombinasi (Aeromonas Kelti Kesehatan secara sinergis pada budidaya
hydrophila, Streptococcus Vaksin TRIVALEN (vaksin bakteri in-aktif Ikan BPPBAT / ikan air tawar (lebih powerfull
Depok, Jawa Laporan Akhir
7 agalactiae, dan Mycobacterium Aeromonas hydrophila, Streptococcus Kelompok dibandingkan dengan sediaan BPPBAT
Barat (Terlampir)
fortuitum) untuk Pencegahan agalactiae dan Mycobacterium fortuitum) Fungsional (Ir. vaksin monovalen)
Penyakit Bakteri Potensial Taukhid M.Sc.) 2. Lebih efisien dalam
pada Budidaya Ikan Air Tawar packaging, transportasi, dan
penyimpanan (tiga dalam
satu)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 107
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
Kelti Kesehatan
Preparasi Vaksin Koktail Ikan BPPBAT / Mampu meningkatkan SR dan
Edwardsiella ictaluri - A. Kelompok RPS lebih tinggi dibanding
Depok, Jawa Laporan Akhir
8 hydrophila IctahydroVac IchtahydroVac Fungsional (drh. kelompok ikan yang tidak BPPBAT
Barat (Terlampir)
untuk Pencegahan Penyakit Uni divaksin setelah uji tantang
Pada Ikan Catfish Purwaningsih, skala laboratorium
M.Si.)
Kelti Kesehatan
Uji Aplikasi Mikroenkapsulasi Ikan BPPBAT /
Mudah diaplikasikan dan
Probiotik (Pro-BPPBAT) Depok, Jawa Kelompok Laporan Akhir
9 Pro-P, Pro-G, Pro-G(m) meningkatkan kinerja BPPBAT
Melalui Pakan pada Ikan Lele Barat Fungsional (Yani (Terlampir)
pertumbuhan dan SR
dan Nila Aryani, S.Pi.,
M.Si.)
Kelti Kesehatan 1. Sebagai materi pengendali
Uji Aplikasi Vaksin Monovalen
Ikan BPPBAT / penyakit MAS dan
S. agalactiae dan Bivalen S.
Depok, Jawa Kelompok Streptococcosis Laporan Akhir
10 agalactiae A. hydrophila HydroGalaksiVac BPPBAT
Barat Fungsional (Tuti 2. Dapat meningkatkan (Terlampir)
untuk Pengendalian Penyakit
Sumiati, S.Pi., kelangsungan hidup ikan nila
pada Ikan Nila
M.Si.) sampai 20%
Kelti Kesehatan 1. Dapat digunakan untuk
Optimasi Suhu dan Media Ikan BPPBAT / mengisolasi virus irido air
Kultur Sel Primer Ikan Gurami Kelompok tawar dari ikan gurami
Depok, Jawa Laporan Akhir
11 (Osphronemus gouramy) Kultur sel primer GT2 (Gouramy tail-2) Fungsional (Dr. 2. Mampu memperbanyak BPPBAT
Barat (Terlampir)
Sebagai Media Tumbuh Virus drh. Angela konsentrasi virus irido air
Irido Mariana tawar sebesar dua kali lipat
Lusiastuti, M.Si.) dalam waktu 5 hari

- Gen PCcBA-PhGH pada ikan cupang B. imbellis


giant F1 berhasil ditransmisikan dari enerasi F0
ke generasi F1 sebesar 58,33%-66,67%.
- Ekspresi fenotipe gen PCcBA-PhGH pada ikan
cupang B. imbellis giant F1 mampu
mningkatkan pertambahan panjang 58,8%-
64,5% dan bobot 59,24%-62,31% dibandingkan
dengan kontrol.
- Calon induk yang membawa dan
mengeskpresikan gen GH berjumlah 330 ekor.
- Ikan cupang alam yang diberi rGH dengan
dosis perendaman 1,5mg/L dan oral 3
Produksi Benih/induk F1 Betta
mg/Lmenghasilkan pertumbuhan bobot sebesar Seksi Pelayanan BAST/ FOTO/
1 giant Transgenik Hormon BPPBIH Ikan Cupang Giant BPPBIH
1,235 gram dibandingkan kontrol sebesar 1,013 Teknis LAPORAN
Pertumbuhan
gram. Pertambahan panjang 3,34 sedangkan
pada ikan kontrol 3,23.Laju pertumbuhan
harian sebesar 3,34 sedangkan pada ikan
kontrol 3,23. Dihasilkan individu sebanyak 98
ekor ikan cupang rGH dan 103 ekor ikan cupang
kontrol.
- Ekspresi gen IGF-1 pada ikan cupang belum
menghasilkan fragmen DNA. Namun hasil
sintesis cDNA organ hati cupang sudah dapat
diamplifikasi menggunakan primer beta aktin
dan menghasilkan gen target 300bp.

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 108
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN

Populasi ikan patin siam F2


seleksi memiliki performa
pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan kontrolnya
Telah terbentuk Ikan Patin Siam F3 cohort 1
(30,82%); nilai respons seleksi
terseleksi. Saat ini calon induk terseleksi telah
Sukamandi, rata rata populasi ikan patin
berumur >19 bulan dan memiliki bobot berkisar Seksi Tata Laporan Teknis
1 Seleksi Ikan Patin Siam F2 Subang, Jawa siam F2 sebesar 15,92%; BPPI
antara 2.200 2.500 g dan sekitar 70% induk Operasional Akhir Kegiatan
Barat memiliki potensi untuk
betina sudah dalam kondisi matang gonad (TKG
diajukan sebagai kandidat
IV).
pelepasan ikan patin unggul
karena memiliki nilai respons
seleksi gabungan sebesar
36,83%.
Performa ikan patin Pasupati
Telah terbentuk populasi Ikan Patin Pasupati II II yang dipelihara di kolam air
Sukamandi,
dengan rataan panjang standar 26,6 cm; Seksi Tata tawar dengan menggunakan Laporan Teknis
2 Pembentukan Patin Pasupati II Subang, Jawa BPPI
panjang total 33,6 cm; dan bobot ikan 310,4 g. Operasional kincir, lebih baik (P<0,05) dari Akhir Kegiatan
Barat
pada performa ikan patin
Jambal
Ikan Patin Hibrida Triploid
membawa sifat genetis daging
Telah terbentuk benih Ikan Patin Hibrida putih dan toleran terhadap
Sukamandi,
Pembentukan Ikan Patin Triploid yang berumur 1 bulan dan telah Seksi Tata cekaman lingkungan, karena Laporan Teknis
3 Subang, Jawa BPPI
Hibrida Triploid berukuran panjang standar berkisar antara 2,5 - Operasional merupakan hasil persilangan Akhir Kegiatan
Barat
5,0 cm. ikan Patin siam diploid (2n)
dengan ikan Patin Jambal
monoploid (1n)
Biomas panen lebih unggul
Telah terbentuk populasi F1 Udang Galah (perbedaan relatif 45,23%);
tumbuh cepat dan matang kelamin yang lambat Kelangsungan hidup lebih
dengan beberapa keunggulan : Biomas panen unggul (perbedaan relatif
lebih unggul (perbedaan relatif 45,23%); 40,19%); Proporsi udang
Pembentukan Populasi F1 Sukamandi,
Kelangsungan hidup lebih unggul (perbedaan Seksi Tata belum bertelur lebih banyak Laporan Teknis
4 Strain Udang Galah Tumbuh Subang, Jawa BPPI
relatif 40,19%); Proporsi udang belum bertelur Operasional pada populasi seleksi Akhir Kegiatan
Cepat Barat
lebih banyak pada populasi seleksi (perbedaan (perbedaan relatif 178,45%);
relatif 178,45%); Fekunditas larva induk udang Fekunditas larva induk udang
galah populasi terseleksi lebih tinggi galah populasi terseleksi lebih
(perbedaan relatif 3,07%). tinggi (perbedaan relatif
3,07%)
Kelangsungan hidup rerata
Telah terbentuk populasi F2 Udang Galah benih seleksi pada fase
terseleksi yang memiliki beberapa keunggulan : pendederan 25% lebih tinggi
Kelangsungan hidup rerata benih seleksi pada dibandingkan kontrol; Level
fase pendederan 25% lebih tinggi dibandingkan resistensi rerata Udang Galah
Sukamandi,
Pembentukan Populasi F2 kontrol; Level resistensi rerata Udang Galah (8- Seksi Tata (8-10 g) seleksi terhadap Laporan Teknis
5 Subang, Jawa BPPI
Udang Galah 10 g) seleksi terhadap infeksi Vibrio harveyii Operasional infeksi Vibrio harveyii 46% Akhir Kegiatan
Barat
46% lebih tinggi dibandingkan kontrol; lebih tinggi dibandingkan
Produktivitas Udang Galah seleksi pada fase kontrol; Produktivitas Udang
pembesaran relatif lebih tinggi dibandingkan Galah seleksi pada fase
kontrol. pembesaran relatif lebih tinggi
dibandingkan kontrol.
6 Pembentukan Poulasi F4 Ikan Telah diperoleh populasi Ikan Nila Biru F4 hasil Sukamandi, Seksi Tata Bobot yang lebih tinggi BPPI Laporan Teknis

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 109
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
Nila Biru Dalam Rangka pembesaran di tambak salinitas 15-20 ppt Subang dan Operasional dibanding populasi kontrol Akhir Kegiatan
Perbaikan Pertumbuhan Ikan terdiri dari populasi seleksi dan kontrol. Cirebon, Jawa (perbedaan relatif 17,72%)
Nila Srikandi Populasi Ikan Nila Biru seleksi mempunyai Barat
bobot yang lebih tinggi dibanding populasi
kontrol (perbedaan relatif 17,72%).
Keunggulan ikan Nila Merah
F0 adalah merupakan hasil
dialel crossing dari 5 strain
ikan nila merah unggul
Telah terbentuk calon Induk Ikan Nila Merah Sukamandi, sehingga mempunyai
Pembentukan Populasi Dasar Seksi Tata Laporan Teknis
7 hasil dialel crossing dari 5 strain Ikan Nila Subang, Jawa keragaman genetik tinggi dan BPPI
Sintetis Ikan Nila Merah F0 Operasional Akhir Kegiatan
Merah Unggul. Barat dapat digunakan srbagai
bahan pembentukan ikan nila
merah tumbuh cepat
berdaging tebal melalui seleksi
famili
Ikan mas strain Sutisna
mempunyai nilai keragaman
Pembentukan Populasi Dasar 4 Populasi sintetik (composite) Ikan Mas galur Sukamandi, genetik paling tinggi dibanding
Seksi Tata Laporan Teknis
8 (Komposit) Ikan Mas Tumbuh murni yaitu Rajadanu, Majalaya, Sutisna, dan Subang, Jawa ketiga strain lainnya dan BPPI
Operasional Akhir Kegiatan
Cepat (2 Produk Biologi) Wildan Barat mempunyai pertumbuhan
terbaik kedua setelah ikan mas
strain Majalaya
Nilai FCR tertinggi sebesar
Pembentukan Populasi Dasar Sukamandi, 1,44 untuk pemeliharaan di
12 populasi Ikan Mas hasil kombinasi Seksi Tata Laporan Teknis
9 (Komposit) Ikan Mas Tumbuh Subang, Jawa bak beton. Nilai Kelangsungan BPPI
pemijahan galur murni Operasional Akhir Kegiatan
Cepat (2 Produk Biologi) Barat hidup rerata 90% hingga awal
masa penebaran.
Populasi generasi pertama
ikan lele tumbuh cepat dan
tahan penyakit yang dibentuk
dari pemijahan 50 pasang
induk populasi dasar ikan lele
tumbuh cepat dan tahan
Pembentukan Populasi F1 Ikan Telah dihasilkan populasi benih Ikan Lele Sukamandi,
Seksi Tata penyakit hasil seleksi Laporan Teknis
10 Lele Tumbuh Cepat dan Tahan tumbuh cepat dan tahan penyakit, dengan Subang, Jawa BPPI
Operasional menunjukkan keragaan Akhir Kegiatan
Penyakit ukuran berkisar 150-550 g. Barat
ketahanan yang tinggi
terhadap uji tantang infeksi
bakteri Aeromonas
hydrophila, dengan sintasan
100% dan hanya satu famili
yang memiliki sintasan 10%.
Ikan lele transgenik
Telah dihasilkan calon induk Ikan Lele hasil
Sukamandi, mempunyai performa yang
Pembentukan Populasi Calon persilangan induk Transgenik dan Non- Seksi Tata Laporan Teknis
11 Subang, Jawa baik 36% lebih tinggi BPPI
Induk Ikan Lele Transgenik transgenik dengan bobot berkisar 150-580 Operasional Akhir Kegiatan
Barat dibandingkan ikan lele non-
gram.
transgenik
Telah dihasilkan 7 populasi persilangan Ikan Benih Ikan Gurami hasil
Gurami Hibrida prospektif yang memiliki persilangan Strain Majalengka
Sukamandi,
Pembentukan Ikan Gurami pertumbuhan cukup tinggi. Benih Ikan Gurami Seksi Tata x Kalimantan memiliki nilai SR Laporan Teknis
12 Subang, Jawa BPPI
Hibrida hasil persilangan Strain Majalengka x Operasional dan SGR lebih tinggi Akhir Kegiatan
Barat
Kalimantan memiliki nilai SR dan SGR lebih dibandingkan dengan benih
tinggi dibandingkan dengan benih Ikan Gurami Ikan Gurami hasil persilangan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 110
LOKASI LOKASI SATKER DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT KEUNGGULAN
KEGIATAN DATA/PJ IKU PELAKSANA KEGIATAN
hasil persilangan lainnya. lainnya.
Estimasi respon seleksi pada
umur 11 bulan rataannya
sebesar 17,78%; estimasi
Pembentukan Induk Telah diperoleh calon induk pembentuk F0 Sukamandi,
Seksi Tata heritabilitas pada umur 11 bln Laporan Teknis
13 Pembentuk Populasi F0 Ikan berumur 8-30 bulan dengan bobot berkisar Subang, Jawa BPPI
Operasional 0,499; dan koefisien Akhir Kegiatan
Gurami Tumbuh Cepat 600-2.000 gram. Barat
keragaman ikan gurami pada
umur 11 bulan sebesar
22,22%.
Telah dihasilkan 4 populasi Ikan Mas Ikan mas transgenik tahan
Transgenik F2 hasil pemijahan induk jantan KHV F2 heterozigot lebih
Pembentukan Populasi Calon Sukamandi,
Ikan Mas Transgenik F1 dengan Ikan Mas Betina Seksi Tata tahan terhadap KHV (SR : Laporan Teknis
14 Induk Ikan Mas Transgenik F2 Subang, Jawa BPPI
Non-transgenik, dengan ukuran panjang total Operasional 76,66%) dibandingkan dengan Akhir Kegiatan
Heterozigot Barat
rerata 19 cm, panjang standar rerata 15 cm, dan ikan mas ikan non-transgenik
bobot rerata 75 gram. (SR : 51,11%)

Propagasi Ex Vitro bibit


rumput laut Gracilaria gigas
Propagasi Vegetatif Bibit Boalemo, Dapat dilakukan tanpa harus
Bibit Rumput Laut Gracilaria gigas Hasil Kultur Boalemo, Laporan Teknis
1 Rumput Laut Gracilaria gigas Gorontalo/ Ka sterilisasi. Bibit yang LPPBRL
Jaringan Gorontalo Akhir Kegiatan
secara Ex Vitro Kelti dihasilkan berwarna hijau
gelap, segar, sehat dan
cenderung ke arah memanjang
bibit yang dipelihara dengan
penambahan pupuk organik
Pemeliharaan Indoor Bibit Boalemo,
Boalemo, mempunyai performa lebih Laporan Teknis
2 Rumput Laut Kappaphycus Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Gorontalo/ Ka LPPBRL
Gorontalo baik dibandingkan dengan Akhir Kegiatan
alvarezii Kelti
tanpa penambahan pupuk
organik.
Perakitan Strain dan Produksi
Boalemo, Bibit rumput laut yang siap uji
Bibit Unggul Rumput Laut Boalemo, Laporan Teknis
3 Bibit Unggul Rumput Laut Gorontalo/ Ka tantang terhadap cekaman LPPBRL
Kappaphycus alvarezii melalui Gorontalo Akhir Kegiatan
Kelti lingkungan
Rekayasa Genetik

INOVASI TEKNOLOGI (RANCANG BANGUN)


Jawa Timur
(Pacitan), Jawa
Tengah
(Semarang), DI
Yogyakarta
(Yogyakarta, Alat transportasi ikan segar
Rancang Bangun Alat Alat transportasi ikan segar berpendingin untuk SCAN LAPORAN
Bantul, Gunung berpendingin (tanpa
1 Transportasi Ikan Segar- kendaraan bermotor roda 2 kapasitas hingga 90 LPPMPHP LPPMPHP TEKNIS
Kidul, menggunakan es) untuk
ALTIS-2E100 Kg (TERLAMPIR)
Kulonprogo), kendaraan bermotor roda 2
DKI Jakarta
(Jakarta Pusat),
Jawa Barat
(Bandung,
Bogor)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 111
j) IK 10 : Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis
Target : 5
Realisasi : 5
% : 100,00

SATKER BUKTI DOKUMENTASI


NO JUDUL KEGIATAN GAMBARAN UMUM LOKASI
PELAKSANA DOKUMEN KEGIATAN
-Pada pemeliharaan larva udang windu di hatchery IPUW
Barru diperoleh sintasan tertinggi sebesar 75.87% dan
terendah 10.49% sedang bobot pertumbuhan tertinggi
sebesar 0.0030 g dan terendah 0.0011 g
- Rata-rata sintasan tokolan udang windu setelah aplikasi
probiotik serbuk masing-masing pada perlakuan yakni
aplikasi probiotik RICA 1 serbuk (93,03 %), Probiotik
RICA 5 serbuk (81,73%), RICA 4 serbuk (88,13%)
terendah pada petakan tanpa aplikasi probiotik sebagai
Laporan Teknis
kontrol (70,05% Terlampir
Akhir Litbang
- Pada pembesaran udang windu di tambak dengan aerasi bersama
UJI PROBIOTIK RICA PADA PENINGKATAN Maros, Sulawesi yang Mendukung
1 blower supercharge pada tahap I (musim kemarau) pada BPPBAP dokumen dan
PRODUKSI DAN SINTASAN UDANG WINDU Selatan dan Naskah
aplikasi probiotik serbuk diperoleh sintasan 85.4% Laptek kegiatan
Akademik
dengan produksi 12.75 kg/25 are sedangkan dengan 2016
Usulan HKI
aplikasi probiotik cair diperoleh sintasan 82.43% dan
produksi 7.133 kg/25 are. Untuk tahap II yang
dilaksanakan pada musim hujan dengan aplikasi probiotik
serbuk diperoleh sintasan sebesar 49.16 % dan produksi
14.66 kg/25 are sedangkan dengan aplikasi probiotik cair
sintasan diperoleh 45.92 % dan produksi 13.9 kg/25 are
- Bentuk serbuk dari probiotik RICA dapat menjadi
alternatif lain dari bentuk cair yang telah ada sehingga
lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya
Nomor registrasi
P00201606722
tanggal 5
Oktober 2016,
scan
Invensi ini berhubungan dengan budidaya ikan air tawar penyampaian
khususnya berupa penggunaan probiotik sebagai pakan dokumen usulan
ikan, lebih khususnya berupa sediaan starter probiotik HaKI ke sentral
Produksi Bakteri Probiotik Untuk Meningkatkan dengan jenis bakteri Bacillus subtilis yang berasal dari Bogor, Jawa HaKI Balitbang Laporan Akhir
2 BPPBAT
Kecernaan Pakan Ikan rumput laut Turbinaria sp. yang diolah melalui proses Barat KP/ke Kum HAM (Terlampir)
inkubasi dalam suhu kamar, kemudian dilakukan isolasi (Formulir
terhadap bakteri yang tumbuh pada substrat sehingga Permohonan
menghasilkan sediaan probiotik Bacillus subtilis Paten) DAN
DOKUMEN
TEKNIS INOVASI
YANG
DIUSULKAN HKI
(Terlampir)
Invensi ini berkaitan dengan produksi vaksin koktail anti- Nomor registrasi
Vaksin Koktail Aeromonas Hydrophila Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae yang P0020161716
Depok, Jawa Laporan Akhir
3 Streptococcus Agalactieae dan proses berfungsi untuk meningkatkan respon kekebalan spesifik BPPBAT tanggal 15 Maret
Barat (Terlampir)
pembuatannya (Vaksin HydrogalaksiVac) terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan 2016, scan
Streptococcus agalactiae pada budidaya ikan nila penyampaian

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 112
SATKER BUKTI DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN GAMBARAN UMUM LOKASI
PELAKSANA DOKUMEN KEGIATAN
dokumen usulan
HaKI ke sentral
HaKI Balitbang
KP/ke Kum HAM
(Formulir
Permohonan
Paten) DAN
DOKUMEN
TEKNIS INOVASI
YANG
DIUSULKAN HKI
(Terlampir)
Nomor registrasi
P00201602394
Invensi ini berkaitan dengan suatu sediaan probiotik
tanggal 11 April
bivalen berbasis bakteri dan proses pembuatannya yang
2016, scan
berfungsi untuk menekan pertumbuhan patogen
penyampaian
Aeromonas hydrophila yang hidup di air dan
dokumen usulan
meningkatkan respon kekebalan non spesifik pada ikan
HaKI ke sentral
air tawar, khususnya berupa suatu sediaan probiotik yang
Sediaan Probiotik Bivalen berbasis bakteri yang HaKI Balitbang
mengandung bakteri Bacillus subtilis P23 dan Depok, Jawa Laporan Akhir
4 diaplikasikan melalui air dan proses BPPBAT KP/ke Kum HAM
Staphylococcus lentus L1k. Bacillus subtilis yang dicampur Barat (Terlampir)
pembuatannya (Probiotik Pond BioAero) (Formulir
dengan salin dan molase dengan tahapan proses meliputi
Permohonan
pengembangbiakan bakteri (working seed) dengan
Paten) DAN
menumbuhkan kultur bakteri melalui teknik pengkayaan,
DOKUMEN
menstandarisasi kualitas probiotik yang meliputi :
TEKNIS INOVASI
perbanyakan volume, penetapan konsentrasi sediaan
YANG
probiotik, dan penetapan dosis aplikasi probiotik
DIUSULKAN HKI
(Terlampir)
scan
penyampaian
Invensi ini berhubungan dengan suatu metoda dan alat dokumen usulan
berupa kit untuk mengetahui jenis kelamin ikan arwana HAKI ke sentral
super red (Scleropages legendrei), pinoh (Scleropages HAKI Balitbang
macrocephalus), golden (Scleropages aureus) dan hijau KP/ke Kum HAM
Metoda dan alat pendeteksi vitelogenin untuk (Scleropages formosus)dengan cara mendeteksi (Formulir
5 BPPBIH BPPBIH LAPORAN
mengetahui jenis kelamin ikan arwana vitelogenin atau protein kuning telur dengan Permohonan
menambahkan larutan pewarna pada mikroplate yang Paten) DAN
sebelumnya telah dilapisi vitolegenin dimana bila DOKUMEN
berwarna kuning berarti betina dan bila tidak berwarna TEKNIS INOVASI
berarti jantan. YANG
DIUSULKAN HKI
(Terlampir)
scan
penyampaian
dokumen usulan
Invensi ini berhubungan dengan alat pengering garam
HaKI ke sentral
dengan cara diputar pada sebuah drum dengan
HaKI Balitbang
penambahan hembusan udara panas pada berkisar 60-70
6 Alat Pengering Garam Berputar "rotary dryer" Surabaya P3SDLP KP/ke Kum HAM LAPORAN
derajat celcius, untuk mendapatkan tingkat kekeringan
(Formulir
pada garam olahan (garam halus) sebagai upaya untuk
Permohonan
meningkatkan kualitas garam
Paten) DAN
DOKUMEN
TEKNIS INOVASI
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 113
SATKER BUKTI DOKUMENTASI
NO JUDUL KEGIATAN GAMBARAN UMUM LOKASI
PELAKSANA DOKUMEN KEGIATAN
YANG
DIUSULKAN HKI
(Terlampir)
DKI Jakarta,
Banten (Kab.
Lebak),
Scan
Lampung
Invensi ini berupa proses pembuatan sediaan fukoidan penyampaian
(Lampung
pada pakan udang yang terdiri dari crude fukoidan, bahan dokumen usulan
Selatan), Kepri
pengikat dan bahan pakan. Sediaan ini diperoleh melalui HaKI ke sentral
(Batam), Jawa
proses pencampuran fukoidan dengan pengikat, kemudian HaKI Balitbang LAPORAN
Teknologi Pembuatan Immunostimulan Untuk Barat (Kota
7 dicampur terhadap pakan lalu dicampur dan dikeringkan P3DSPBKP KP/ke Kum HAM OUTPUT
Udang Menggunakan Fukoidan Bogor, Kab.
dengan cara diangin-anginkan dibawah suhu kamar. DAN DOKUMEN (TERLAMPIR)
Sukabumi,Kab.
Produk yang dihasilkannya berupa pakan ikan yang TEKNIS INOVASI
Karawang), Jawa
mengandung sediaan fukoidan dan akan berfungsi sebagai YANG
Timur (Malang),
imunostimulan pada udang. DIUSULKAN HKI
Sulawesi Selatan
(Terlampir)
(Maros), dan
Jawa Tengah
(Semarang).

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 114
k) IK 11 : Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasi
Target : 30
Realisasi : 28
% : 93,33

KEUNGGULAN
JUMLAH PESERTA PENANGGUNG KEUNGGULAN TEKNOLOGI
NO LOKASI SOSIALISASI WAKTU SOSIALISASI TEKNOLOGI SAAT INI SATKER PELAKSANA
SOSIALISASI JAWAB SEBELUMNYA (2015)
(2016)
1 Kota Padang, Sumatera Barat P3SDLP
2 Pemalang, Jawa Tengah P3SDLP
3 Banyuwangi, Jawa Timur P3SDLP
4 Kendal, Jawa Tengah P3SDLP
5 Malang, Jawa Timur P3SDLP
6 Pasuruan, Jawa Timur P3SDLP
7 Gunung Kidul, Yogyakarta P3SDLP
8 Pandeglang, Banten P3SDLP
9 Lebak, Banten P3SDLP
10 Rembang, Jawa Tengah P3SDLP
11 Kota Batam, Kep Riau P3SDLP
12 Pacitan, Jawa Timur P3SDLP
13 Kota Probolinggo, Jawa Timur P3SDLP
14 Penajam Paser Utara, Kalimantan P3SDLP
Timur
15 Indramayu, Jawa Barat P3SDLP
16 Karawang, Jawa Barat P3SDLP
17 Bengkulu, Bengkulu P3SDLP
18 Bekasi, Jawa Barat P3SDLP
19 Banjar, Kalimantan Selatan P3SDLP
20 Lombok Timur, NTB P3SDLP
21 Pangkal Pinang, Bangka Belitung P3SDLP
22 Belitung, Bangka Belitung P3SDLP
23 Balikpapan, Kalimantan Timur P3SDLP
24 Tanjung Jabung Barat, Jambi P3SDLP
25 Kota Kupang, NTT P3SDLP
26 Kab Kupang, NTT P3SDLP
27 Kubu Raya, Kalimantan Barat P3SDLP
28 Mempawah, Kalimantan Barat P3SDLP

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 115
l) IK 12 : Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP
Target : 55
Realisasi : 55,47
% : 100,8

m) IK 13 : Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya
Target : 18
Realisasi : 18
% : 100,00

NO SATKER KETERANGAN
1 SEKRETARIAT Perangkat Pengolah data dan Informasi
2 P4 Docking Kapal Bawal Putih 3
3 BBPPBL
4 BPPL
5 BP3U
6 BP2KSI
7 BPPBAP Pembangunan Hatchery Kepiting
8 BPPBAT Renovasi Gedung/ Bangunan
9 BPPBIH Laporan Sarpras BPPBIH
10 BPPI Pembangunan Pagar
11 LPPT Pengadaan Peralatan Laboratorium
12 LPPBRL Pembangunan Lab Kualitas Air
13 P3SDLP
1. Pengadaan Peralatan Laboratorium
14 BPOL 2. Pembangunan Pagar
3. Pengadaan Research Buoy
1. Perangkat Pengolah data dan Informasi
15 LPSKP 2. Peralatan Pendukung Penelitian
3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
1. Sewa kendaraan operasional kantor
2. Pemeliharaan kendaraan roda 4
3. Pemeliharaan speedboat
4. Pengadaan alat pengolah data
16 LPTK 5. Perbaikan tower radar
6. Pemeliharaan gedung dan bangunan
7. Perencanaan pembangunan laboratorium konservasi laut
8. Pengadaan mesin speedboat penunjang pemantauan
9. Pengadaan penunjang fasilitas operasional radar pantai

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 116
NO SATKER KETERANGAN
10. Pengadaan peralatan radar pantai
11. Pemeliharaan peralatan kantor
12. Pengadaan buku referensi litbang
13. Pengadaan peralatan penunjang riset
1. Pengadaan Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi
2. Pengadaan Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran
17 P3DSPBKP
3. Pengadaan sarana dan prasarana
4. Pengadaan Kendaraan Bermotor
1. Perangkat Pengolah Data
18 LPPMPHP
2. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
19 PPSEKP Pengadaan Alat Pengolah Data
TOTAL 14

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 117
n) IK 14 : Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk
Target : 66
Realisasi : 66
% : 100,00

JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Peranan Pemuliaan Ikan
Dalam Mendukung
Instruksi Presiden Nomor 7
Tahun 2016 tentang
Percepatan Pembangunan
Industri Perikanan
1 Jejaring Pemuliaan Ikan DJPB 1 Tahun Balai dan Dinas
Nasional, khususnya dalam
hal peningkatan produksi
perikanan budidaya,
melakukan inovasi ilmu
pengetahuan dan teknologi
budidaya perikanan.
mempertemukan antara
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah untuk
2 Jejaring Pakan Ikan DJPB 1 Tahun Balai dan Dinas
mencari alternatif bahan
baku yang ketersediaannya
berlimpah di alam.
1. Basis biologis budidaya spesies
lokal (Osphronemus goramy dan
Oxyeleotris marmorata),
intensifikasi ekologis sistem
budaya (Duckweed sebagai phyto-
Research cooperation for remediasi dan pakan ikan), dan
valorization of locl manajemen kesehatan
3 biodiversity, domestication Institut derecherche pour le developpement the goverment of the republic of france 17 Desember 2015 - 31 Desember 2016 2. Penguatan kerjasama ilmiah
and sustainable aquaculture para Pihak melalui pengalihan dan
in Indonesia pertukaran informasi ilmiah dan
teknis (seminar, lokakarya dan
pertemuan), pelatihan jangka
pendek atau jangka panjang dan
pendidikan.
3. Penyediaan peralatan penelitian;
(1) Penyiapan tenaga peneliti
sesuai dengan bidang dan tujuan
penelitian dalam perjanjian ini. (2)
Pengumpulan dan pengolahan data
Pengelolaan perikanan dan Dinas kelautan dan Pengelolaan Perikanan dan aktivitas penangkapan ikan di
konservasi sumber daya ikan perikanan 955/P4/KKP/PKS/V/2016 13 Mei 2016 - 12 Konservasi Sumber Daya perairan kabupaten Bengkalis. (3)
4
di perairan kabupaten kabupaten 523/DKP-SEKR/V/2016/532 Mei 2019 Ikan di Perairan Kabupaten Rekomendasi dan upaya
Bengkalis Bengkalis, Riau Bengkalis pengelolaan perikanan, pemulihan
dan konservasi sumberdaya ikan di
perairan kabupaten Bengkalis. (4)
Bidang lainnya yang dianggap
perlu untuk ditindaklanjuti dan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 118
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
disepakati para pihak.
meningkatkan nilai
informasi yang tersedia
dari data monitoring
perikanan untuk
pengelolaan perikanan; dan
untuk meningkatkan
kapasitas penelitian, dan
teknis dan operasional di
Kementerian Kelautan
Enabling enforcement
Commonwealth Perikanan. Fokus untuk Pemodelan pola pergerakan kapal
throught improved use of 14 Desember
Scientific Industrial tahun ini adalah meliputi isu transhipment dan
5 monitoring information to R-7456-1 2015 - 31
and Research mengidentifikasi indikator penggunaan rumpon
support surbeillance Desember 2018
Organization terjadinya kegiatan
activities
transshipment dan
pemodelan pola
pergerakan kapal dengan
menggunakan Generalized
Additive Model (GAM) dan
untuk mengetahui variable
yang signifikan yang dapat
mengindikasikan adanya
transhipment.
(1) Quality testing on vaccine for
Establish a joint program
tilapia (2) field testing of vaccine
on vaccination on fish
for tilapia (3) capacity building in
Collaborative for Vaccination 1 September disease control for
6 VIRBAC vaccination for aquaculture in
on Fish Disease Control 2016 - 2018 freshwater production to
Indonesia through training or
improve the survival rate of
workshop on fish vaccine
Tilapia culture in Indonesia
development
a. Penelitian ini mencangkup
metoda perbanyakan tanaman hias
Balai besar air (Bacopa, SP, Buce SP dan Red
Micropropagasi dan penelitian dan Untuk mendapatkan Malang) secara in vitro
3 Tahun, dimulai
Perbaikan Genetik Tanaman pengembangan 2732/P4/KKP/PKS/X/2016 protokol perbanyakan b. Perbaikan sifat genetik tanaman
7 pada 1 Januari
Hias Air Tawar Secara In bioteknologi dan 4632/KL.100/H.11/10/2016 tanaman air dengan teknik hias air (Bacopa SP) dengan
2017
Vitro sumber daya kultur jaringan Radiasi Sinar Gamma dan kultur in
genetik pertanian vitro
c. barcode tanaman Hias Air (Buce
SP)
1. Penyiapan tenaga peneliti sesuai
dengan maksud dan tujuan
kerjasama dalam perjanjian
2. Pengumpulan dan pengolahan
data ikan hias di wilayah operasi
Joint operating
Inventarisasi dan 22 Agustus 2016 Inventarisasi dan PIHAK KEDUA dan di Balai
body pertamina - 2651/P4/KKP/PKS/VIII/2016
8 Pengembangan Spesies Ikan - 22 Agustus Pengembangan Spesies Penelitian dan Pengembangan
Medco E&P Tomori MGM 255/VIII/2016
Hias Tomori 2019 Ikan Hias Tomori Budidaya Ikan Hias, Depok
Sulawesi
3. Melakukan inventarisasi dan
pengembangan species ikan hias
yang akan diberi nama "Tomori" di
wilayah operasi PIHAK KEDUA dan
di Balai Penelitian dan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 119
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Pengembangan Budidaya Ikan
Hias, Depok
4. Bidang lainnya yang dianggap
perlu untuk ditindaklanjuti dan
disepakati oleh PARA PIHAK

1. BPBAL Lombok,
NTB
2. BPIUUK
Karangasem
3. Balai Perikanan
Budidaya Air Payau
Takalar, Sulawesi
Selatan
meningkatkan koordinasi
4. Balai Perikanan
secara efektif dan efisien
Budidaya Laut
serta berkesinambungan
Batam, Kepulauan
dalam kegiatan pemuliaan
Riau Pemuliaan Abalon Haliotis
1 Jejaring Pemuliaan Abalon 20/KEPMEN-KP/2015 1 Tahun ikan guna mendukung
5. Fakultas squamata
keberhasilan produksi
Perikanan dan Ilmu
induk unggul dan benih
Kelautan
bermutu, perlu dibentuk
Universitas
jejaring pemuliaan ikan
Hasanudin,
Sulawesi Selatan
6. Fakultas
Perikanan dan Ilmu
Kelautan
Universitas
Haluoleo, Sulawesi
Tenggara
1. Balai Besar
Perikanan
Budidaya Laut
(BBPBL) Lampung
2. Balai Perikanan
Budidaya Air Payau
(BPBAP) Situbondo, meningkatkan koordinasi
Jawa Timur secara efektif dan efisien
3. Balai Perikanan serta berkesinambungan Pemuliaan Kerapu Macan
Budidaya Laut dalam kegiatan pemuliaan (Epinhepelus fuscoguttatus) dan
2 Jejaring Pemuliaan Kerapu (BPBL) Batam, 20/KEPMEN-KP/2015 1 Tahun ikan guna mendukung Kerapu Bebek (Cromileptes
Kepulauan Riau keberhasilan produksi altivelis)
4. Balai Perikanan induk unggul dan benih
Budidaya Laut bermutu, perlu dibentuk
(BPBL) Lombok, jejaring pemuliaan ikan
Nusa Tenggara
Barat
5. Balai Perikanan
Budidaya Laut
(BPBL) Ambon,
Maluku
BBPBAP Jepara, meningkatkan koordinasi Pemuliaan Bandeng (Chanos
3 Jejaring Pemuliaan Bandeng 20/KEPMEN-KP/2015 1 Tahun
BPBAP Ujung Batee secara efektif dan efisien chanos F)
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 120
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Aceh, BPBAP serta berkesinambungan
Situbondo, BPBAP dalam kegiatan pemuliaan
Takalar Sulsel, ikan guna mendukung
BPPBAP Maros, keberhasilan produksi
Sulsel, BBIP induk unggul dan benih
Cigarondong, bermutu, perlu dibentuk
Banten jejaring pemuliaan ikan

Dilaksanakan di (1) Pendampingan


BPPBAP tgl 15 penyusunan prototype
Agustus 2016. tambak super intensif di
Berlaku untuk 4 Sulsel ; (2) Bimtek
(1) Pengembangan budidaya udang
Pengembangan Dan Alih Kerja sama alih (empat) petak budidaya udang vaname
Vaname sistem super intensif; (2)
Teknologi Budidaya Udang Teknologi Litbang selama 4-6 siklus teknologi super intensif .
1 Perusahaan Umum Daerah Agribisnis Sulawesi Selatan Pengembangan sumber daya
Vaname Pada Tambak Sistem Budidaya Sistem produksi (Takalar, 9 16 Juni 2015);
manusia; (3) Pemanfaatan Barang
Super Intensif Super Intensif budidaya udang (3) Survei kelayakan lahan
Milik Negara (BMN) terkait tambak
vanname untuk pengembangan
teknologi super kawasan tambak super
intensif 2016- intensif di Kab Bukukumba,
2019 (Lanjutan) Pinrang dan Kab Barru
(1) Bimtek budidaya udang
vaname teknologi super
intensif .(Takalar, 9 16
Juni 2015); (2) Evaluasi
kesesuaian lahan untuk
pengembangan kawasan
tambak super intensif di
Kab Pinrang; (3)
Pendampingan reguler
pembudidaya udang di (1) Pengembangan sumberdaya
Pengembangan Ilmu Desa Wiring Tasi, manusia; (2) Penyediaan informasi
Penelitian dan 8 Juni 2015- 8
Pengetahuan dan Teknologi Kecamatan Suppa kesesuaian lahan untuk budidaya
2 pendampingan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pinrang Sulsel Juni 2018
Perikanan Budidaya Air Kabupaten Pinrangl (4) tambak; (3) Pencegahan penyakit
teknologi (Lanjutan)
Payau Pendampingan aplikasi udang; (4) Pendampingan
probiotik di tambak;(5) teknologi budidaya air payau
Penelitian aplikasi
informasi dan analisis
geospasial untuk
inventarisasi dan
monitoring kegiatan
budidaya tambak skala
hamparan; (6) Ekspose
hasil penelitian evaluasi
kesesuaian lahan.
(1) Penandatanganan PKS (1) Alih teknologi dan diseminasi;
tanggal 25 April 2016 di (2) Pelaksanaan kegiatan
Surabaya; (2) penelitian kesesuaian lahan untuk
Pengembangan Ilmu
Penelitian dan Survei evaluasi kesesuaian budidaya tambak.(3)
Pengetahuan dan Teknologi 25 April 2016
3 pendampingan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotabaru lahan untuk Pendampingan teknologi budidaya
Perikanan Budidaya Air 25 April 2019
teknologi pengembangan kawasan udang dengan aplikasi probiotik;
Payau Kabupaten Kotabaru
tambak di Kab Kotabaru (4) Pendampingan tambak
(Mei April 2016); (3) percobaan/percontohan; (5)
Pendampingan dan Pendampingan litbang
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 121
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
koordinasi reguler dengan pembenihan udang windu.
teknisi tambak uji coba
budidaya udang vaname
teknologi super intensif di
Kotabaru; (4)
Pendampingan aplikasi
probiotik
(1) Penandatanganan PKS (1) Penelitian, litbang budidaya air
tanggal 25 April 2016 di payau;
Surabaya; (2) Praktek Kerja (2)Pelatihan/magang meliputi
Penelitian, Pelatihan dan Penelitian, Lapangan Mahasiswa dari kegiatan magang teknologi,
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Dayanu 25 April 2016
4 Magang Teknologi Budidaya Pelatihan, Praktek Universitas Dayanu di praktek kerja lapangan, seminar,
Ikhsanuddin Baubau 25 April 2019
Air Payau Kerja Lapangan BPPBAP (April Juni dan penelitian mahasiswa yang
2016); (3) Kuliah umum di sesuai dengan bidang kajian
Universitas Dayanu oleh BPPBAP.
peneliti BPPBAP
Perjanjian Menyusun kajian penentuan
Kajian Penentuan Potensi,
kerjasama Bappeda Buton Utara (Baru) 1. Laporan pendahuluan potensi, kesesuaian lahan dan
Kesesuaian Lahan dan
5 pengadaan 2016 2. Laporan antara strategi pengembangan budidaya
Strategi Pengembangan
swakelola non 3. Laporan akhir rumput laut (Kappaphycus
Budidaya Rumput Laut
swadaya alvarezi)
Alih teknologi budidaya 1. Data dan informasi
PT Sakrizh Mina Indonesia (Baru) Alih teknologi budidaya udang
udang vaname teknologi Perjanjian 2. Produksi udang vaname
6 2016-2019 vaname teknologi super intensif
super intensif (penggunaan 4 kerjasama 3. Alih teknologi sistem
(penggunaan 4 petak tambak)
petak tambak) budidaya udang vaname
Draft Pengujian dan
Penilaian Pelepasan
Varietas Rumput Laut
harus sudah selesai dibuat
maksimal Juni 2017 untuk
mengakomodasi potensi
rilis rumput laut dengan
memberikan tanggung
jawab penyediaan bahan
oleh Loka Litbang Rumput
Laut Gorontalo dan
pembiayaan disarankan
untuk dianggarkan di Pusat
Pemaparan hasil dan rencana
Jejaring Pemuliaan Rumput Instansi Terkait berdasarkan SK Penelitian dan
7 Jejaring 2016 tindak lanjut seluruh anggota
Laut Pengembangan Perikanan.
jejaring pemuliaan rumput laut
Semua anggota jejaring
yang terkait dengan
penyediaan bibit unggul
rumput laut harus
berperan aktif dalam
mendukung program
peningkatan produksi
rumput laut di Indonesia.
Indukan (parent stock)
untuk kultur jaringan harus
menggunakan rumput laut
unggul misalnya hasil
seleksi dan selajutnya
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 122
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
benih G1 yang dihasilkan
harus melalui proses
seleksi kembali sebelum
perbanyakan dan distribusi
ke pembudidaya.
Potensi rilis domestikasi
kepiting bakau oleh
BPPBAP Maros khususnya
spesies Scylla serrata
berpotensi dirilis pada
tahun 2018 dengan
mengacu pada PerKA
Balitbang 2014.
Pembangunan hatcheri
kepiting dan
pengadaan/perbaikan
fasilitas perbenihan yang
ada di BPPBAP Maros dan
BBAP Takalar dalam
rangka penyediaan benih
untuk mendukung dan
menjawab keterbatasan Pemaparan hasil dan rencana
Instansi Terkait berdasarkan SK
8 Jejaring Kepiting Jejaring 2016 benih sebagai dampak dari tindak lanjut seluruh anggota
Permen KP. No 1/2015, jejaring kepiting
dengan target produksi
larva sampai dengan
Crablet C1 adalah 2%.
Standar Operasional
Prosedur (SOP)
pemeliharaan larva sudah
harus diacu secara utuh
dalam perbenihan kepiting
bakau. Penyusunan
protokol seleksi (individu
dan family) khusus untuk
kepiting bakau sebagai
acuan pemuliaan harus
segera dibuat engan
melibatkan anggota
jejaring dan tim ahli/pakar.
Pertemuan jejaring pakan
ikan 2016 dengan tema
peran jejaring pakan untuk
penguatan institusi daerah
yang berdaya sain
dilaksanakan di Depok
Instansi Terkait berdasarkan SK
9 Jejaring Pakan Jejaring 2016 pada tanggal 17 Nopember Sesuai tema/topik jejaring
2016. Beberapa rumusan /
catatan penting dalam
jejaring pakan ini antara
lain: Menentukan dan
mendirikan gudang bahan
baku lokal, termasuk

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 123
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
tepung ikan lokal agar
dapat disimpan dalam
waktu relatif lebih lama di
sentra-sentra pakan
mandiri, terutama di
wilayah kerja anggota
jejaring pakan ikan;
Membuat buku data dasar
bahan baku lokal yang
telah teruji dan potensial
untuk digunakan dalam
formula pakan ikan;
Membuat SOP teknologi
pakan mandiri yang dapat
dijadikan sebagai pedoman
pembuatan pakan
berkualitas dan ekonomis
secara baik dan benar;
Membuat SOP teknologi
pengolahan bahan baku
lokal tepat guna;
Menganalisis kandungan
proksimat, Ca dan P bahan
baku lokal secara reguler
agar dapat digunakan
dalam pembuatan formula
pakan berkualitas dengan
harga ekonomis;
Laboratorium UPT Dirjen
dan Litbang yang memadai
dijadikan tempat pengujian
bahan baku dan pakan ikan
mandiri; Melakukan
pendampingan dan
pengontrolan dalam
pembuatan dan
pengembangan pakan
mandiri yang melibatkan
pihak UPT Dirjen, Litbang,
Universitas, dan Penyuluh
serta Dinas Provinsi dan
Kabupaten.
Pertemuan Jejaring
Pemuliaan Ikan 2016
dengan tema Peranan
Pemuliaan Ikan dalam
Mendukung INPRES No. 7
Jejaring Pemuliaan Ikan Instansi Terkait berdasarkan SK
10 Jejaring 2016 Tahun 2016 Sesuai tema/topik jejaring
Nasional
diselenggarakan pada
tanggal 16 November 2016
di Instalasi Penelitian
Litbang Pengendalian
Penyakit Ikan, Depok, Jawa

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 124
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Barat dan diikuti oleh 88
peserta. Pertemuan
dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan
tahun 2015 dan rencana
kerja pemulian ikan tahun
2016. Beberapa hasil
penting antara lain: Perlu
diusulkan kepada Pusat
Penelitian dan
Pengembangan Perikanan
agar melakukan monev
terkait pengajuan dokumen
rilis yang diusulkan agar
tidak terdapat duplikasi
dengan yang sedang
dikerjakan oleh anggota
jejaring yang tertuang
dalam roadmap; Rumusan
dari jejaring pemuliaan
ikan tahun 2015 yang
belum terealisasi pada
2016 akan ditindaklanjuti
pada tahun 2017; Surat
keputusan pemuliaan ikan
dan pakan ikan harus
sudah diterbitkan paling
lambat bulan April 2017,
sebagai dasar hukum
dalam pelaksanaan jejaring
pemuliaan ikan dan pakan
Nasional 2017; Untuk
mendapatkan informasi
yang mutakhir tentang
status dan progres kegiatan
jejaring di setiap
komoditas, pertemuan
koordinasi jejaring masing-
masing komoditas harus
dilakukan sebelum
pertemuan koordinasi
jejaring nasional.

1. Alih teknologi dan konsultasi


Untuk melakukan
pembenihan untuk ikan semah
Dinas Perikanan penelitian dan
2. Manajemen induk : pematangan
Pengembangan insitu dan Kapuas Hulu No.075/151/DIKAN/SET-A pengembangan budidaya
1 3 (tiga) tahun gonad, pemijahan (induced
eksitu ikan semah Propinsi No.261/BPPBAT/KKP/KS/IV/2016 ikan semah melalui
breeding), penanganan larva,
Kalimantan Barat domestikasi di Kabupaten
pendederan, dan pembesaran ikan
Kapuas Hulu
semah
Ruang Lingkup Pekerjaan Virbac Asia Pacific Untuk menjelaskan secara Pengujian Vaksin Streptococcus
2 - 50 bulan
untuk Pengembangan Vaksin Co, Ltd. luas mengenai sarana dan agalactiae baik melalui dosis
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 125
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Ikan Nila Indonesia, prasana yang akan tunggal maupun menggunakan
Oreochromis niloticus (Non digunakan selama proses booster lanjutan
Binding Definitive kerjasama, pendanaan,
Agreement 2016 between serta kegiatan-kegiatan
Virbac Asia Pacific Co, Ltd. pasca pelaksanaan
and Institute for Freshwater kerjasama. Sebelum
Aquaculture Research and ditandatanganinya
Development, Concerning perjanjian ini, hanya
Project Scope for The kesepakatan yang memiliki
Development of A Vaccine for kekuatan hukum yang
Indonesian Tilapia, dilaksanakan, yaitu
Oreochromis niloticus) pelaksanaan kegiatan
ilmiah seperti yang sudah
disepakati oleh kedua
belah pihak dalam nota
kesepahaman.

(1) Penelitian ini mencakup


komoditas ikan Ringau (Tigerfish)
dan ikan Ulang uli (Botia).
(2) Manajemen induk seperti
DINAS PERIKANAN Untuk melakukan
pematangan gonad, pemijahan
PENELITIAN DAN KABUPATEN pematangan teknologi
(Induced breeding), penanganan
PENGEMBANGAN EKSITU/ KAPUAS HULU budidaya ikan Ringau
larva, pendederan dan pembesaran
1 INSITU KOMODITAS IKAN PROVINSI 854/BPPBIH/KKP/PKS/IV/2016 3 (tiga) tahun (Tigerfish) serta
ikan Ringau (Tigerfish).
RINGAU (TIGERFISH) DAN KALIMANTAN mentransfer teknologi
(3) Alih teknologi dan konsultasi
BOTIA BARAT budidaya ikan Ulang uli
pembenihan untuk ikan Ulang Uli
(Botia).
(Botia).
(4) Pengembangan budidaya ikan
Ringau (Tigerfish) dan ikan Ulang
uli (Botia).
(1) Penyiapan tenaga peneliti
sesuai dengan bidang dan tujuan
penelitian dalam perjanjian;
(2) Pengumpulan dan pengolahan
DINAS PERTANIAN data aktifitas penangkan ikan di
KAJIAN PENGELOLAAN KOTA PADANG Untuk melakukan perairan Kota Padang Panjang;
PERIKANAN DAN PANJANG penelitian, pengelolaan, (3) Rekomendasi pengelolaan
2 PENGEMBANGAN PEMERINTAH 855/BPPBIH/KKP/PKS/IV/2016 3 (tiga) tahun budidaya perikanan di perikanan dan pengembangan
SUMBERDAYA IKAN HIAS DI KOTA PADANG wilayah perairan yang ada sumberdaya ikan hias;
KOTA PADANG PANJANG PANJANG di Kota Padang Panjang. (4) Pengembangan perikanan di
sekitar perairan Kota Padang
Panjang;
(5) Bidang lainnya yang dianggap
perlu untuk ditindaklanjuti dan
disepakati oleh PARA PIHAK.
a. penelitian ini mencakup metoda
MICROPROPAGASI DAN perbanyakan tanaman hias air
Untuk mendapatkan
PERBAIKAN GENETIK BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DAN SUMBER (Bacopa, SP, Buce SP dan Red
protokol perbanyakan
3 TANAMAN HIAS AIR TAWAR DAYA GENETIK PERTANIAN 3 (tiga) tahun Malang) secara in vitro;
tanaman air dengan teknik
SECARA IN VITRO b. perbaikan sifat genetik tanaman
kultur jaringan.
hias air (Bacopa SP) dengan
Radiasi Sinar Gamma dan kultur in
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 126
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
vitro;
c. barcode tanaman Hias air (Buce
SP).
Untuk mendapatkan Pembuatan SOP Budidaya ikan
JEJARING PEMULIAAN IKAN
4 UPT/UPTD BBI lingkup Dirjen Budidaya/Dinas Kota/Kabupaten Tiap Tahun protokol SOP Pemuliaan Hias air tawar/laut dan sop
HIAS
Ikan Hias kegiatan pemuliaan ikan hias

1. Melaksanakan kegiatan produksi


benih ikan, terutama hasil
pemuliaan, di lahan milik BPPI
yang belum digunakan untuk
Meningkatkan produksi
Produksi dan Komersialisasi 1 Juni 2014 - 31 kegiatan penelitian;
PT. Suri Tani Nomor: 6.1/BALITBANGKP/BPPI/KS.310/VI/2014 dan dan komersialisasi benih
1 Benih Unggul Ikan Air Tawar Mei 2019 (5 2. Melaksanakan kegiatan
Pemuka Nomor: 001/MOU/HIAT-PWKT/VI/2014 unggul ikan air tawar hasil
Hasil Pemuliaan tahun) pemasaran benih ikan hasil
pemuliaan
produksi benih ikan; dan
3. Menyiapkan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk
mendukung kegiatan kerjasama.
1. Memanfaatkan lahan
milik BPPI yang belum
Kegiatan kerjasama ini
digunakan untuk penelitian
dilaksanakan dalam rangka
agar berdaya guna dan
komersialisasi dan hilirisasi
berhasil guna bagi Negara/
produk melalui pemanfaatan
BPPI dalam melaksanakan
barang milik negara di Balai
tugas poko dan fungsinya;
Penelitian Pemuliaan Ikan yang
2. Mengantisipasi masalah
belum digunakan untuk kegiatan
teknis yang secara
penelitian. Bentuk pemanfaatan
langusung atau tidak
barang milik negara tersebut
Pemanfaatan Lahan 1 Januari 2016 - langsung akan
Koperasi Loka Nomor : 17/BALITBANGKP/BPPI/KS.310/I/2016 dan Nomor : diarahkan pada kegiatan yang
2 yang Sedang Tidak Digunakan 31 Desember mempengaruhi
Mekar Sejahtera 4.1/LMS/I/2016 mendukung tugas pokok dan
untuk Kegiatan Penelitian 2020 (5 tahun) keberhasilan
fungsi Balai Penelitian Pemuliaan
penelitian/program BPPI;
Ikan. Jenis dan jumlah barang milik
dan
negara yang dikerjasamakan untuk
3. Meningkatkan
setiaptahun dapat mengalami
kesejahteraan para anggota
perubahan/addendum tergantung
KPRI Loka Mekar Sejahtera
situasi di lapangan dengan tetap
yang dalam hal ini adalah
mengutamakan kegiatan penelitian
pegawai BPPI serta
sebagai tugas pokok Balai
membuka kesempatan
Penelitian Pemuliaan Ikan.
kerja bagi masyarakat
sekitarnya.
Satker Ditjen
Perikanan Mengkoordinasikan
Budidaya, satker kegiatan budidaya Ikan
Jejaring Pemuliaan Ikan Balitbang KP Gurami meliputi teknologi
3 Kepmen KP Nomor 20 Tahun 2015 - -
Gurami (BPPBAT), UPT perbenihan, pembesaran,
Dinas KP Provinsi / pemuliaan, dsb di lingkup
Kabupaten/ Kota anggota Jejaring
(BBI)
Satker Ditjen Mengkoordinasikan
Jejaring Pemuliaan Udang
4 Perikanan Kepmen KP Nomor 20 Tahun 2015 - kegiatan budidaya Udang -
Galah
Budidaya, satker Galah meliputi teknologi

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 127
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Balitbang KP perbenihan, pembesaran,
(BPPBAT), UPT pemuliaan, dsb di lingkup
Dinas KP Provinsi / anggota Jejaring
Kabupaten/ Kota
(BBI)

- Memperkuat upaya
perlindungan sumber daya - Penyelenggaraan kegiatan
perikanan tuna dan penelitian perikanan tuna dan
sejenisnya di Samudera sejenisnya di Samudera Hindia
Penelitian dan penerapan Hindia - Pelatihan dan kampanye publik
ilmu pengetahuan - Meningkatkan peranan tentang penggunaan Circle Hook
Yayasan World
pengelolaan sumberdaya 001/LP2T/KKP/PKS/XI/2016 dan nomor 406/WWF-ID/LGL- masyarakat perikanan untuk mengurangi hasil tangkapan
1 Wild Fund (WWF) 1 Tahun
perikanan tuna dan PJJ/X/2016 dalam upaya mendukung samping (by catch) pada perikanan
Indonesia
sejenisnya di Samudera perlindungan dan rawai tuna
Hindia pengelolaan sumber daya - Penyelenggaraan kegiatan
perikanan tuna dan diseminasi hasil penelitian
sejenisnya secara - Pelaksanaan publikasi bersama
berkelanjutan di Samudera - Pemanfaatan sarana dan fasilitas
Hindia.

Penerapan paket budidaya


rumput laut Kappaphycus Pengumpulan dan pengolahan data
alvarezii dengan metode pertumbuhan rumput laut dengan
vertikultur untuk metode vertikultur di perairan
memanfaatkan lahan Kabupaten Buton Tengah
perairan secara optimal Rekomendasi paket budidaya
Dinas Kelautan dan
bagi peningkatan produksi rumput laut Kappaphycus alvarezii
Penentuan Jarak Tanam antar Perikanan
dan pengembangan dengan metode vertikultur untuk
1 Rumpun pada Metode Kabupaten Buton 199/BALITBANGKP/LP2BRL/PL.430/II/2016 1 Tahun
budidaya rumput laut memanfaatkan lahan perairan
Vertikultur Rumput laut Tengah, Sulawesi
sehingga meningkatkan secara optimal bagi peningkatan
Tenggara
pemberdayaan masyarakat produksi dan pengembangan
dan pengembangan budidaya rumput laut
sumberdaya manusia di Pengembangan metode vertikultur
Kabupaten Buton Tengah rumput laut di sekitar perairan
dan Provinsi Sulawesi Kabupaten Buton Tengah
Tenggara

Koordinasi, persiapan
Operasional Kapal untuk
pelayaran riset selama 12
Cruise Kegiatan Penelitian Koordinasi, persiapan pelayaran
hari kalender untuk
dan Observasi Kelautan di riset selama 12 hari kalender
melaksanakan kegiatan
Perairan Selat Sunda, Pusat Penelitian Nomor. 30/Balitbang KP.3/PPK/PL.420/IV/2016 20-05-2016 s.d untuk melaksanakan kegiatan
1 penelitian dan observasi
Karimata, Makassar dan, Oseanografi LIPI Nomor : B-1163/IPK.2/KS/IV/2016 30 Juni 2016 penelitian dan observasi kelutan di
kelutan di Perairan Selat
Lombok, Samudera Hindia Perairan Selat Sunda, Karimata dan
Sunda, Karimata dan
Selatan Jawa dan Laut Banda Samudera Hindia Selatan Jawa
Samudera Hindia Selatan
dengan KR. Baruna Jaya VIII
Jawa
Mengadakanp pemanfaatan
Pemanfaatan Bersama memanfaatkan PLTAL untuk
1 tahun (8-8- bersama Prototipe
Prototipe Pembangkit Listrik Pusat Pelayanan Nomor. 02/BALITBANGKP/KKP/PKS/VIII/2016 mendukung kegiatan pemasangan
2 2016 s.d 7-8- Pembangkit Listrik Tenaga
Tenaga Arus Laut (PLTAL)- Teknologi BPPT Nomor :142/PKS/PB/BPPT/VIII/2016 dan uji coba pembangkit listrik
2017) Arus Laut (PLTAL)- Twin
Twin Turbine tenaga arus laut- twin turbine
Turbine

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 128
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Proyek Perhitungan
Implementasi kegiatan yang
komprehensif dengan
tertuang dalam MOU, group
Assesment dan Konservasi
Maret 2017 - member yang terkelola dalam
3 Japan International Cooperation Agency (JICA) dari Ekosistem Karbon Biru
Februari 2022 kerjasama riset, dan peran serta
dan seluruh aspek yang
pemerintah lokal antara negara
berpengaruh pada wilayah
Indonesia dengan negara Fillipina
segi tiga coral

1. inventarisasi data dan informasi


oseanografi dan perikanan;
2. inventarisasi data dan informasi
Jurusan terumbu karang, mangrove, dan
Pemanfaatan lamun;
Sumber Daya 3. analisis pola adaptasi ekosistem
3 tahun Unutk memperoleh data
Penelitian dan Observasi Pola Perikanan dan laut terhadap variasi iklim;
No. 6624/UN10.F06.13/KS/2016 (6 Desember dan informasi pola adaptasi
1 Adaptasi Ekosistem Laut Kelautan, Fakultas 4. pertukaran data dan informasi
No. 939.4/Balitbang KP.2/BPOL/KS.310/XII/2016 2016 - 6 ekosistem laut terhadap
Terhadap Variasi Iklim Perikanan dan Ilmu penelitian;
Desember 2019) variasi iklim
Kelautan , 5. pertukaran tenaga ahli dan
Universitas tenaga pendukung;
Brawijaya 6. pemanfaatan sarana dan
prasarana; dan
7. publikasi bersama hasil
penelitian
1. inventarisir data terumbu
karang, mangrove dan lamun;
2. analisis sebaran spasial terumbu
karang, mangrove dan lamun;
3. pertukaran data dan informasi
Penelitian dan 3 tahun Memperoleh data sumber
Fakultas Geografi, penelitian;
Pengembangan Observasi No. 974/Balitbang KP.2/BPOL/KS.310/XII/2016 (19 Desember daya laut dan pesisir dalam
2 Universitas Gadjah 4. pertukaran tenaga ahli dan
Ekosistem Pesisir untuk No. UGM/GE/5846/M/12/16 2016 - 19 rangka coastal zone
Mada tenaga pendukung;
Coastal Zone Managament Desember 2019) management
5. pemanfaatan sarana dan
prasarana;
6. staff upgrading; dan
7. publikasi bersama hasil
penelitian

Kerjasama Pemasangan AWS untuk mendapatkan data


1 LIPI Tahun 2016 pemasangan peralatan
dan Alat Pengukuran Pasut yang up date

Tujuan perjanjian ini


adalah untuk pemanfaatan (1) Penayangan data dan informasi
data dan informasi kelautan pada Wakatobi TV dan (2)
Kerjasama Penayangan Data DISHUB KOMINFO
1 0275A 3 tahun kelautan untuk Pemasangan peralatan internet
Cuaca dan Informasi Kelautan Wakatobi
kepentingan publik serta milik Dinas Perhubungan Kominfo
peningkatan layanan pada tower Radar pantai LPTK
internet

Penapisan Senyawa Aktif Tujuan perjanjian 1 Pengembangan dan penerapan


Lektin dari Rumput Laut Universitas Sebelas kerjasama adalah untuk teknologi dalam bidang pangan
1 No. 22.1/BALITBANGKP/BBP4BKP/KS.330/IV/2014 5 tahun
Indonesia, Karakterisasi dan Maret melakukan penelitian dan bioteknologi kelauta dan
Aplikasinya sebagai Bahan bersama dalam hal perikanan yang strategis untuk

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 129
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Baku Pangan Fungsional penapisan senyawa aktif meningkatkan kinerja para pihak;
lektin dari rumput laut 2 Peningkatan kualitas pendidikan
Indonesia, Karakterisasi ilmu pengetahuan dan teknologi
dan Aplikasinya sebagai dalam bidang pangan dan
Bahan Baku Pangan bioteknologi kelautan dan
Fungsional dan produk perikanan yang bermanfaat bagi
kesehatan lainnya. masyarakat yaitu penapisan
senyawa aktif lektin dari rumput
laut Indonesia, Karakterisasi dan
Aplikasinya sebagai Bahan Baku
Pangan Fungsional; dan
3 Bidang-bidang lain yang
dipandang perlu dan disepakati
oleh para pihak
1 Penyiapan teknologi
Tujuan perjanjian
pemanfaatan hasil samping
kerjasama adalah untuk
pengolahan ikan patin sebagai
mengembangkan teknologi
bahan baku produk pangan dan
Pengembangan Teknologi proses ekstraksi dan
Dinas Kelautan non pangan;
2 Pemanfaatan Hasil Samping No.24.2/BalitbangKP/BBP4BKP/KS.330/IX/2014 3 tahun pemurnian minyak ikan
Kabupaten Kampar 2 Penerapan teknologi
Pengolahan Ikan Patin. patin sebagai produk
pemanfaatan hasil samping
pemanfaatan hasil samping
pengolahan ikan patin sebagai
pengolahan pengasapan
bahan baku produk pangan dan
ikan patin
non pangan secara komersial.
1 Eksplorasi mikroba dari laut
sebagai penghasil enzim
prospektif, bahan aktif dan
Tujuan perjanjian pemanfaatannya dalam bidang
kerjasama adalah untuk pertanian dan perikanan;
Jurusan Perikanan,
Eksplorasi Sumber Daya melakukan penelitian 2 Pemanfaatan rumput laut dan
3 Fakultas Pertanian No.2712/BalitbangKP/BBP4BKP/KS.330/VIII/2015 3 tahun
Perikanan dan Aplikasinya bersama dalam eksplorasi pengembangan produknya;
UGM
sumberdaya kelautan dan 3 Peningkatan Sumber Daya
perikanan dan aplikasinya Manusia;
4 Aplikasi dan komersialisasi
produk yang dikembangkan dari
hasil penelitian
Tujuan perjanjian 1 Penelitian, pengkajian,
kerjasama adalah untuk pengembangan dan penerapan
lebih meningkatkan Iptek di bidang kelautan dan
Fakultas kemampuan sumber daya perikanan;
Penelitian dan Teknobiologi manusia, pengembangan 2 Peningkatan kapasitas sumber
4 Pengembangan Produk Universitas Katolik No.2669/BalitbangKP/BBP4BKP/KP.170/VI/2015 3 tahun serta penerapan ilmu daya manusia di bidang kelautan
Marine Indonesia Atma pengetahuan dan teknologi dan perikanan melalui pendidikan
Jaya dalam menunjang pengajaran dan pelatihan;
pembangunan kelautan dan 3 Pertukaran tenaga ahli;
perikanan yang 4 Pemanfaatan sarana dan
berkelanjutan. prasarana
Perjanjian kerja sama ini
Ruang lingkup perjanjian kerja
Penyelenggaraan Seminar disusun sebagai pedoman
Jurusan Perikanan, sama ini meliputi penyelenggaraan
Nasional Tahunan XII Hasil NOMOR: 2247/ BALITBANGKP.3/KS.330/VIII/2016 untuk menyelenggarakan
5 Fakultas Pertanian 1 tahun Seminar Nasional Tahunan XIII
Penelitian Perikanan dan NOMOR: 42/B.1/DP/VIII/2016 Seminar Nasional Tahunan
UGM Hasil Penelitian Perikanan dan
Kelautan XIII Hasil Penelitian
Kelautan tahun 2016.
Perikanan dan Kelautan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 130
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
tahun 2016.
1 Preparasi sampel spons di
lapangan untuk isolasi bakteri dan
DNA metagenom;
Tujuan perjanjian ini 2 Isolasi, identifikasi dan
adalah melakukan penapisan bakteri simbion
penelitian bersama untuk penghasil enzim;
Penelitian Pemanfaatan mengeksplorasi potensi 3 Analisa mikrobioma spons untuk
Fakultas Perikanan
Simbion Spons sebagai NOMOR : 3382/BALITBANG-KP.3/KS.330/XI/2016 simbion dari spons laut pencarian gen penyandi enzim;
6 dan Ilmu Kelautan, 3 Tahun
Sumber Gen Penyandi Enzim NOMOR: : 4935/UN7.3.10/KS/2016 sebagai sumber gen 4 Pelatihan metode penelitian di
UNDIP
potensial penyandi enzim potensial laboratorium;
untuk meningkatkan mutu 5 Pertukaran tenaga ahli dan
dan diversifikasi tenaga pendukung;
produk perikanan. 6 Publikasi bersama hasil
penelitian; dan
7 Pemanfaatan sarana dan
prasarana.

Perjanjian kerjasama tentang Lembaga Penelitian


Menghasilkan algoritma 1) Pembuatan program deteksi
Pelaksanaan Penelitian dan dan Pengabdian
4 November program deteksi kesegaran kesegaran ikan non destruktif pada
Pengembangan Metode kepada Masyarakat
1 Nomor 3125/BALITBANGKP.3/KS.330/XI/2016 2016 sampai 31 ikan metode non destruktif ikan tuna (Thunnus sp.); dan 2)
Deteksi Kesegaran Ikan Non (LPPM) Institut
Desember 2017 pada Ikan Tuna (Thunnus Publikasi dan/atau pengusulan
Destruktif pada Ikan Tuna Teknologi Sepuluh
sp.) paten bersama
(Thunnus sp.) November (ITS)

Oprasionalisasi Klinik IPTEK


Mina Bisnis Untuk Diseminasi Menjamin Terlaksananya
a. Pendampingan dalam rangka
dan Pengawalan Teknologi Dinas Kelautan dan fungsi KIMiS melalui
pengembangan Usaha Kelautan
Badan Penelitian dan Perikanan pelaksanaan kegiatan di
1 19.1/BalitbangKP/BBPSEKP/KS.310/XII/2014 3 Tahun dan Perikanan
Pengembangan Kelautan dan Kabupaten Lombok kabupaten Lombok Timur,
b. Diseminasi IPTEK Balitbang
Perikanan (BALITBANGKP) Timur Provinsi Nusa Tenggara
Kelautan dan Perikanan
Dalam Rangka Pemberdayaan Barat
Masyarakat
a. Penelitian sosial ekonomi
kelautan dan perikanan mengenai
Untuk Memperoleh Data, dinamika pengelolaan sumberdaya
Informasi, Model, dan kelautan dan perikanan
Fakultas Perikanan Rekomendasi Kebijakan b. Pelatihan metodologi penelitian
Penelitian Dinamika
dan Ilmu Kelautan 31 Desember Terkait Pengelolaan c. Pertukaran tenaga ahli
2 Pengelolaan Sumberdaya 02/BalitbangKP/KKP/PKS/X/2016
Institut Pertanian 2017 Sumberdaya Kelautan dan d. penyebarluasan hasil penelitian
Kelautan dan Perikanan
Bogor Perikanan guna Menunjang sosial ekonomi kelautan dan
Proses Pembangunan yang perikanan dan;
Berkelanjutan e. Pertukaran data dan informasi
sosial ekonomi kelautan dan
perikanan
Pelaksanaan Penelitian, Menjamin Terlaksananya a. Pelaksanaan penelitian sosial
Peningkatan Kapasitas Fakultas Ilmu Berbagai Kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan
Sumber Daya Manusia, Kelautan dan Penelitian, Pengembangan b. Peningkatan kapasitas
3 Publikasi dan Diseminasi Perikanan 05/Balitbang/KKP/PKS/XII/2015 3 Tahun Kapasitas Sumber Daya sumberdaya manusia; dan
Hasil Penelitian Sosial Universitas Manusia, Publikasi dan c. Publikasi, seminar, workshop
Ekonomi Kelautan dan Hasanuddin Penyebarluasan Hasil dan berbagai bentuk kegiatan
Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi lainnya dalam penyebarluasan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 131
JANGKA
JUDUL MITRA
NO NO KERJASAMA WAKTU TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA
KERJASAMA/JEJARING KERJASAMA
KERJASAMA
Kelautan dan Perikanan hasil penelitian sosial ekonomi
kelautan dan perikanan
Menjamin Terlaksananya a. Pelaksanaan penelitian sosial
Pelaksanaan Penelitian, Pelaksanaan Berbagai ekonomi kelautan dan perikanan;
Peningkatan Kapasitas Kegiatan Penelitian, b. Peningkatan kapasitas
Fakultas Perikanan
Sumber Daya Manusia, Pengembangan Kapasitas sumberdaya manusia; dan
dan Ilmu Kelautan
4 Publikasi dan Diseminasi 02/BalitbangKP/KKP/PKS/VIII/2016 3 Tahun Sumber Daya Manusia, c. Publikasi, seminar, workshop
Universitas Halu
Hasil Penelitian Sosial Publikasi dan dan berbagai bentuk kegiatan
Oleo
Ekonomi Kelautan dan Penyebarluasan Hasil lainnya dalam penyebarluasan
Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi hasil penelitian sosial ekonomi
Kelautan dan Perikanan kelautan dan perikanan
Menjamin Terlaksananya a. Pelaksanaan penelitian sosial
Pelaksanaan Penelitian, Pelaksanaan Berbagai ekonomi kelautan dan perikanan;
Peningkatan Kapasitas Kegiatan Penelitian, b. Peningkatan kapasitas
Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekologi Pengembangan Kapasitas sumberdaya manusia; dan
5 Publikasi dan Diseminasi Manusia, Institut 03/BalitbangKP/KKP/PKS/VIII/2015 3 Tahun Sumber Daya Manusia, c. Publikasi, seminar, workshop
Hasil Penelitian Sosial Pertanian Bogor Publikasi dan dan berbagai bentuk kegiatan
Ekonomi Kelautan dan Penyebarluasan Hasil lainnya dalam penyebarluasan
Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi hasil penelitian sosial ekonomi
Kelautan dan Perikanan kelautan dan perikanan
Menjamin Terlaksananya a. Pelaksanaan penelitian sosial
Pelaksanaan Penelitian, Pelaksanaan Berbagai ekonomi kelautan dan perikanan;
Peningkatan Kapasitas Indonesian Marine Kegiatan Penelitian, b. Peningkatan kapasitas
Sumber Daya Manusia, And Fisheries Socio Pengembangan Kapasitas sumberdaya manusia; dan
6 Publikasi dan Diseminasi Economic Research 01/BalitbangKP/KKP/PKS/VIII/2015 3 Tahun Sumber Daya Manusia, c. Publikasi, seminar, workshop
Hasil Penelitian Sosial Network Publikasi dan dan berbagai bentuk kegiatan
Ekonomi Kelautan dan (IMFISERN) Penyebarluasan Hasil lainnya dalam penyebarluasan
Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi hasil penelitian sosial ekonomi
Kelautan dan Perikanan kelautan dan perikanan
Menjamin Terlaksananya a. Pelaksanaan penelitian sosial
Pelaksanaan Penelitian, Pelaksanaan Berbagai ekonomi kelautan dan perikanan;
Peningkatan Kapasitas Pusat Kajian Kegiatan Penelitian, b. Peningkatan kapasitas
Sumber Daya Manusia, Sumberdaya Pesisir Pengembangan Kapasitas sumberdaya manusia; dan
7 Publikasi dan Diseminasi dan Lautan 04/BalitbangKP/KKP/VIII/2015 3 Tahun Sumber Daya Manusia, c. Publikasi, seminar, workshop
Hasil Penelitian Sosial (PKSPL), Institut Publikasi dan dan berbagai bentuk kegiatan
Ekonomi Kelautan dan Pertanian Bogor Penyebarluasan Hasil lainnya dalam penyebarluasan
Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi hasil penelitian sosial ekonomi
Kelautan dan Perikanan kelautan dan perikanan
a. Penelitian sosial ekonomi
kelautan dan perikanan;
Menjamin Terlaksananya b. Pengembangan peningkatan
Pelaksanaan Berbagai kapasitas sumberdaya manusia
Penelitian, Peningkatan Kegiatan Penelitian, dibidang sosial ekonomi; dan
Fakultas Perikanan
Kapasitas, Publikasi dan Pengembangan Kapasitas c. publikasi, seminar, workshop
dan Ilmu Kelautan
8 Diseminasi Hasil Penelitian 01/BalitbangKP/KKP/PKS/VI/2016 1 Tahun Sumber Daya Manusia, dan berbagai bentuk kegiatan
Universitas
Sosial Eknomi Kelautan dan Publikasi dan lainnya dalam penyebarluasan
Pattimura
Perikanan Penyebarluasan Hasil hasil penelitian sosial ekonomi
Penelitian Sosial Ekonomi kelautan dan perikanan
Kelautan dan Perikanan d. Pertukaran data dan informasi
sosial ekonomi kelautan dan
perikanan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 132
o) IK 15 : Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandi ngkan total kegiatan riset litbang KP
Target : 91
Realisasi : 91
% : 100,00

CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN


NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Analisis Kebijakan Penyediaan Benih
1 P4 Unggul untuk Pengembangan Jatim, Jateng, Bali, Batam, Sulsel, Ambon, dan, Lombok
Perikanan Budidaya
Analisis Kebijakan Pengembangan
2 P4 Ikan Lokal Prospektif sebagai Temanggung dan Cianjur
Kandidat Ikan Budidaya
Analisis Dampak Kebijakan
Peningkatan Produktivitas Udang
3 P4 Lampung, Brebes dan Sulawesi Selatan
dalam Rangka Mendorong Ekspor
Komoditas Perikanan
Analisis Kebijakan Pengembangan
4 P4 Perbenihan Nila Unggul Srikandi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
Melalui Peningkatan Efisiensi UPR
Analisis Kebijakan Emergency
5 P4 Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Medan, Sulawesi dan Kalimantan
Disease pada Budidaya Udang
Analisis Kebijakan Potensi
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, NTB,
6 P4 Pengembangan Budidaya
Bali
Kekerangan Indonesia
Analisis Kebijakan Pengembangan
7 P4 Budidaya Laut di Pulau-Pulau Kabupaten Biak-Numfor
Terdepan Indonesia
Kajian Identifikasi Potensi
8 P4 Pengembangan Marikultur di Pulau Rote, NTT
Rote, NTT
Kajian Identifikasi Potensi
9 P4 Pengembangan Marikultur di Pulau Morotai, Maluku Utara
Morotai, Maluku Utara
Kajian Identifikasi Potensi
10 P4 Pengembangan Marikultur di Pulau Kab. Tual, Maluku
Tual, Maluku
Kajian Identifikasi Potensi
11 P4 Pengembangan Marikultur di Pulau Biak, Papua
Biak, Papua
Kajian Identifikasi Potensi
12 P4 Pengembangan Marikultur di Nunukan, Kalimantan Utara
Nunukan, Kalimantan Utara
Kajian Kebijakan Penyerasian dan
Analisis Stock Assessment / Komisi
13 P4 Jakarta, Bogor
Nasional Pengkajian Stok Sumber
Daya Ikan
Kajian Kebijakan Pengelolaan dan
14 P4 Dinamika Pemanfaatan Sumberdaya Pontianak, Pemangkat, Medan, Tanjungbalai Asahan, Bogor
Ikan Pelagis Kecil dan Demersal di

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 133
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
WPP 571 dan WPP 711
Kajian Kebijakan Pemanfaatan
Sumber Daya Ikan Tuna
15 P4 Berkelanjutan di Sekitar Rumpon Sadeng, Sendangbiru, Palabuhanratu, Bogor
Laut Dalam di Perairan Samudera
Hindia
Jejak Karbon Perikanan Tuna
16 P4 Cakalang Tongkol di WPP 572 dan Jakarta, Cilacap, Bogor
573
Sintesis Pemanfaatan untuk
Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di
17 P4 Jambi, Riau, Palembang, Bogor, Jatiluhur
Paparan Banjir Wilayah Pantai Timur
Sumatera
Sintesis Tekanan Ekologis dan
18 P4 Penangkapan Terhadap SDI Estuari Samarinda, Kukar, Balikpapan, Bogor, Jatiluhur
Sungai Mahakam
Kajian mengenai efektifitas
19 P4 implementasi kebijakan konservasi Lombok, Cilacap, Palabuhan Ratu, NTB, NTT, dan Bogor
hiu dan mamalia laut (WPP573)
Kajian Pengaruh Variabilitas Iklim
dan Dampak Potensial Perubahan
20 P4 Iklim Terhadap SDI dan Perikanan Muncar, Pengambengan, Pekalongan, Bogor
Pelagis Kecil di WPP 713 dan Selat
Bali
Pematangan Teknologi Adaptif
Lokasi Budidaya Udang Windu
21 P4 Brebes, Jawa Tengah
Sistem P4B (Probiotik) di Brebes,
Jawa Tengah
Pematangan Teknologi Adaptif
Lokasi Budidaya Rumput Laut Kotoni
22 P4 Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara
Metode Verikultur di Kabupaten Bau-
Bau, Sulawesi Tenggara
Pematangan Teknologi Adaptif
Lokasi Budidaya Ikan Nila dengan
23 P4 Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Benih Unggul Sukamandi di Brebes,
Jawa Tengah
Pematangan Teknologi Adaptif
Lokasi Budidaya Lele Sistem
24 P4 Solo (Surakarta), Jawa Tengah
Akuaponik (Yumina Bumina) di Solo
(Surakarta), Jawa Tengah
Pematangan Teknologi Adaptif
Lokasi Budidaya dengan
25 P4 Pacitan, Jawa Timur
Pemanfaatan Pakan Mandiri di
Pacitan, Jawa Timur
Pematangan Teknologi Adaptif
Lokasi Teknologi Budidaya Paket
26 P4 Kabupaten Sleman
Lengkap (vaksin/probiotik) Ikan Lele
Mutiara di Sleman, DIY
Pematangan Teknologi Adaptif
Lokasi Budidaya Udang Galah dengan
27 P4 Sleman, DIY
Benih Unggul (GIMacro II) di Sleman,
DIY
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 134
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Model Penerapan Rancang Bangun
Mini Line Hauler untuk Penangkapan
28 P4 Prigi dan Bogor
Tuna dengan Pancing Ulur di Sekitar
Rumpon
Penerapan model IPTEK pengelolaan
culter based fisheries (CBF) Ikan
29 P4 Boyolali, Sragen, Bogor, Jatiluhur
patin di Waduk Gedung Ombo Jawa
Tengah
Model Penerapan Pengelolaan
30 P4 Kawasan Konservasi Berbasis Teluk Cempi, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat
Masyarakat di Teluk Cempi
Model Rehabilitasi Ekosistem
Terumbu Karang Melalui
31 P4 Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar
Pengembangan Terumbu Buatan di
Perairan Barat Sumatera
RANCANG BANGUN PESAWAT
BANTU PENARIK JARING (NET
32 P4 HAULER) PADA KAPAL JARING Pekalongan, Tegal, Cilacap, Jakarta, Bogor
INSANG HANYUT OSEANIK DI WPP
573

Pendederan puerulus dan


Menghasilkan pakan yang efektif dan efisien
pembesaran lobster pasir (Panulirus
untuk pendederan puerulus dan
1 BBPPBL homarus) di di bak beton dan BBPPBL
pembesaran lobster pasir di bak beton dan
keramba jaring apung dengan pakan
keramba jaring apung
berbeda
Pematangan Gonad Lobster dengan Pemeliharaan induk, pematangan gonad dan
2 BBPPBL BBPPBL
Pakan Berbeda formulasi pakan
Pemantauan Insidensi Penyakit pada Pemantauan Insidensi Penyakit pada
3 BBPPBL Lobster Panulirus sp. Hasil BBPPBL Lobster Panulirus sp. Hasil Tangkapan di
Tangkapan di Alam dan Budidaya Alam dan Budidaya
Formulasi Pakan Untuk Pendederan
Data dan informasi pakan yang sesuai untuk
4 BBPPBL Benih Teripang Pasir (Holothuria BBPPBL
mendukung produksi benih teripang pasir
scabra)
Pemantauan Insidensi Penyakit Data dan informasi tentang pemantauan insidensi penyakit pada
5 BBPPBL BBPPBL
Infeksi pada Tuna Sirip Kuning tuna sirip kuning
Diperolehnya data tentang agen penyebab
Penyakit pada teripang pasir, luka dan borok pada teripang pasir,
6 BBPPBL BBPPBL
Holothuria scabra Holothuria scabra, tingkat patogenisitas dan
metode penanggulangannya
Pengaruh peningkatan suhu air
Teknik penetasan telur ikan tuna sirip
7 BBPPBL media penetasan telur ikan tuna sirip BBPPBL
kuning pada suhu media yang terbaik
kuning terhadap daya tetas
Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip
Pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan lingkungan
8 BBPPBL kuning dengan menggunakan warna BBPPBL berupa warna wadah yang dapat
wadah pemeliharaan yang berbeda memberikan sintasan dan pertumbuhan
terbaik
Perbedaan waktu awal pemberian
Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip
9 BBPPBL pakan dalam pemeliharaan larva ikan BBPPBL
kuning melalui perbaikan pakan untuk larva
tuna sirip kuning

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 135
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Perbedaan kepadatan Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip
Nannochloropsis sp. sebagai peneduh kuning melalui perbaikan lingkungan
10 BBPPBL BBPPBL
dalam pemeliharaan larva ikan tuna berupa tingkat kepadatan Nannochloropsis
sirip kuning sp. yang baik sebagai peneduh
Karakteristik limbah yang tersebar pada
Karakterisasi dan Pemetaan Limbah
kawasan hatcheri ikan laut, Model dan
11 BBPPBL Hatchery Ikan Laut di Kawasan Peisir BBPPBL
perhitungan pengolahan limbah pada
Bali Utara
kegiatan hatcheri ikan laut
Pembenihan dan Pendederan Ikan Untuk mendapatkan sintasan hidup larva
12 BBPPBL Kerapu Hibrid untuk Menghasilkan BBPPBL dan benih yang tinggi sehingga dapat untuk
PNBP memenuhi target penerimaan PNBP
Improving fish health management
Mengidentifikasi penyakit infeksi yang mempengaruhi kesehatan ikan dan produksinya. Selain itu
and protocols in marine Finfish
13 BBPPBL BBPPBL dan ACIAR untuk mengurangi dampak penyakit utama dengan mengembangkan strategi pengendalian dan
aquaculture in Indonesia and
manajemen kesehatan ikan yang baik
Australia
Expanding spiny lobster farming in Formulasi pakan untuk pendederan dan pembesaran, teknik
14 BBPPBL BBPPBL dan ACIAR
Indonesia tranportasi benih
BBPPBL; Balai Pengembangan Perikanan
Air Laut Wilayah Selatan (BPBAPL WS)
Penyediaan calon induk unggul
Pangandaran; P4B (Perhimpunan Tersedianya induk unggul bandeng Chanos chanos G1 hasil
15 BBPPBL bandeng Chanos chanos G1 hasil
Pembudidaya Perikanan Pantai Buleleng); seleksi
seleksi tumbuh cepat
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air
Payau (BBPBAP)-Jepara
BBPPBL; Lembaga Ilmu Penelitian (LIPI)
Penyediaan Induk F3 Abalon,
Oseanografi Jakarta; Balai Perikanan 1.000 ekor abalone (H.
16 BBPPBL Haliotis squamata hasil seleksi
Budidaya Laut Lombok; Balai Perikanan squamata) F3 terseleksi
tumbuh cepat
Budidaya Laut Batam
BBPPBL; P4B (Perhimpunan
Penyediaan calon induk unggul
Pembudidaya Perikanan Pantai Buleleng); calon induk ikan kerapu
17 BBPPBL kerapu sunu P. Leopardus di
Balai Perikanan Budidaya Laut batam; sunu tumbuh cepat
Instansi/Masyarakat
Balai Budidaya Air Payau Situbondo
BBPPBL; BPBAP Maros Sulawesi Selatan
(lokasi Takalar); Dinas Perikanan Belitung
Penyediaan Calon Induk unggul
Timur; PT. Sumatera Budidaya Marine Calon induk unggul teripang
18 BBPPBL Teripang Pasir, Holothuria scabra
Desa Labuhan Kecamatan Brondong; Desa pasir
Hasil Seleksi
Labuhan, Kecamatan Brondong,
Lamongan; CV. Putra Bahari Fish Milk Bali
Uji Aplikasi Teknologi Adaptif Lokasi
Bangsal Pendederandan Karamba Kurung Teraplikasinya teknologi pendederan kerapu dan teripang pasir
19 BBPPBL PendederanIkan Kerapudan Teripang
Tancap di Batu Hitam Belitung Timur di Belitung Timur
Pasir di Belitung Timur
Uji Aplikasi Teknologi Adaptip
Teraplikasinya pembenihan dan pendederan kerapu yang
20 BBPPBL Lokasi Pembenihan dan Pendederan Kota Madya Bontang Kalimantan Timur
adaptif untuk masyarakat di Kota Bontang Kalimantan timur
Kerapu di Bontang Kalimantan Timur
Uji Aplikasi Teknologi Pembenihan
Balai Pengembangan Budidaya Air Payau
dan Pendederan Abalon H. squamata Teraplikasinya Pembenihan dan Pendederan Abalon H.
21 BBPPBL dan Laut (BPBAPL) Wilayah Selatan Kab.
di BPBAPL Wilayah Selatan Kab. squamata di BPBAPL Wilayah Selatan Kab. Pangandaran
Pangandaran
Pangandaran
Uji Aplikasi Adaftif Lokasi Budidaya
Keberhasilan produksi secara komersial budidaya kerapu di
Ikan Kerapu hybrida dalam keramba Desa Pejarakana dan Desa Patas Kec.
22 BBPPBL karamba jaring apung, untuk bahan pengembangan dalam
jaring apung di Teluk Pegametan. Gerokgak, Kab. Buleleng, Provinsi Bali
adaptasi tekonologi oleh masyarakat
Kabupaten Buleleng
23 BBPPBL Pembentukan Populasi Calon induk BBPPBL calon induk ikan kerapu sunu turunan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 136
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Kerapu sunu Plectropomus ketiga yang tumbuh cepat
leopardus turunan ketiga (F3)
tumbuh cepat
Peningkatan Imunitas Juvenil Kerapu efektivitas vaksin bakteri polivalen dengan
24 BBPPBL melalui Aplikasi Vaksin Bakteri BBPPBL ratio antigen terbaik dalam meningkatkan
Polivalen (Lanjutan) imunitas ikan kerapu
Uji Efektivitas Vaksin Rekombinan
Vaksin protein rekombinan
25 BBPPBL Dalam Pencegahan Infeksi Virus Pada BBPPBL
virus
Ikan Kerapu
Mendapatkan jenis bakteri probiotik yang
Kandidat probiotik potensial untuk
dapat meningkatkan pertumbuhan, sintasan
26 BBPPBL pemeliharaan benih dan lobster BBPPBL
dan kesehatan yang baik pada benih (>3 g)
muda, Panulirus spp.
dan lobster muda (> 200 g) Panulirus sp
Profil pemijahan induk bandeng
27 BBPPBL Chanos chanos hasil seleksi G1 dan BBPPBL Kualitas telur dan calin G2
performa benih G2
Penggunaan bakteri probiotik dan
Uji aplikasi bakteri probiotik dalam perbedaan dosis bakteri probiotik dalam
28 BBPPBL pakan untuk meningkatkan BBPPBL pakan terhadap pertumbuhan pada
pertumbuhan kerapu pendederan ikan kerapu sunu,
Plectropomus leopardus
Performansi F3 abalon Haliotis 5.000 ekor abalone (H.
29 BBPPBL BBPPBL
squamata tumbuh cepat squamata) F3 terseleksi
Performansi biologi induk bandeng
Kualitas telur dan Benih. Produksi telur dan benih bandeng
30 BBPPBL (Chanos chanos Forskall) hasil BBPPBL
tumbuh cepat
seleksi
Performansi pemijahan induk ikan Kualitas dan kuantitas telur (jumlah telur yang dihasilkan,
tuna sirip kuning (Thunnus frekuensi pemijahan, daya tetas telur, diameter telur, diameter
31 BBPPBL BBPPBL
albacares) yang dipelihara di gelembung minyak) dari hasil pemijahan induk ikan tuna sirip
karamba jaring apung (KJA) kuning yang dipelihara di karamba jaring apung
Pembenihan, Pendederan dan
Jenis pakan yang mendukung proses rematurasi induk dan
32 BBPPBL Pembesaran Benih Teripang Pasir, Bali, Lombok, Sulawesi dan Maluku
pertumbuhan benih teripang pasir yang berkualitas baik
Holothuria scabra
Formulasi pakan yang tepat untuk
Formulasi pakan terbaik untuk
33 BBPPBL BBPPBL mendukung sintasan dan produksi benih
pendederan lobster pasir
lobster (bobot 10 gram)
Penurunan kematian larva sunu
(Plectropomus leopardus) pada Menurunkan tingkat mortalitas larva stadia
34 BBPPBL BBPPBL
stadia awal perkembangan melalui dan meningkatkan sintasan
manajemen pemeliharaan berbeda

1 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat Malaka)
2 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia Barat Sumatera)
3 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa)
4 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Tiongkok Selatan)
5 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa)
6 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar)
7 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan Teluk Tolo)
8 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini)
9 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi
10 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk Cenderawasih dan Samudra Pasifik

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 137
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
11 BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura)
12 BPPL Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan
13 BPPL Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan
14 BPPL KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN DAN LINGKUNGAN KHUSUS TELUK JAKARTA
15 BPPL Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi

a) Data dan informasi tentang kualitas air


dan lingkungan; b) Data biologi beberepa
Sumberdaya ikan dan Lingkungan di
jenis ikan ekonomis penting; c) Data
1 BP3U Waduk Pondok dan Widas Jawa Provinsi Jawa Timur
dinamika populasi beberapa jenis ikan; d)
Timur (KPP PUD 431)
Data dan informasi kegiatan penangkapan
ikan
Identifikasi sumberdaya ikan, wilayah
Kajian tingkat degradasi dan potensi perlindungan ikan (reservat) dan
2 BP3U sumber daya ikan di Sungai Provinsi Jambi lingkungan perairan sebagai dasar untuk
Batanghari, Jambi (KPP PUD 438) pengelolaan sumber daya ikan dan biota air
lainnya di Sungai Batanghari, Provinsi Jambi
Data dan informasi mengenai komponen
pengelolaan sumberdaya ikan di estuari
Berau, Kalimantan Timur:
a. Gambaran tentang kepadatan stok,
struktur komunitas, biologi spesies
dominan, parameter populasi, status
sebaran dan musim penangkapan, dan
Penelitian Kelimpahan Stok Dan
aspek lingkungan sumber daya ikan
Bioekologi Sumberdaya Ikan Di
3 BP3U Kabupaten Berau, Kaltim b. Informasi tentang sumberdaya ikan dan
Estuari Berau, Kalimantan Timur
kondisi lingkungan sebagai dasar untuk
(KPP PUD 436)
pengelolaan sumber daya ikan.
c. Diharapkan basis data yang diperoleh
dapat digunakan sebagai bahan untuk
konsep pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya ikan di perairan estuari Sungai
Berau, Kalimantan Timur dengan
mempertimbangkan pendekatan ekosistem.
- Pada pemeliharaan larva agamysis, pakan
alami dapat diberikan mulai umur dua hari .
Jenis pakan alami yang dapat diberikan
adalah berukuran maksimal 0,2 mm sesuai
bukaan mulut larva.
Bioeksplorasi potensi perikanan - Jenis pakan awal yang baik adalah Artemia
4 BP3U Papua Barat
Sungai Membramo Papua sp.
- Pada pemeliharaan benih tigerfish, dapat
diberikan pakan alami dan pakan buatan.
- Untuk mendapatkan sintasan benih yang
tinggi, lebih baik menggunakan pakan alami
seperti Tubifex sp
Data dan informasi aktivitas
perikanan tangkap DAS
Penggunaan Alat Tangkap Ramah
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barito meliputi nelayan, alat
5 BP3U Lingkungan di DAS Barito (KPP PUD
Selatan tangkap dan hasil
435)
tangkapannya untuk
klasifikasi alat tangkap

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 138
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
ramah lingkungan atau tidak
ramah lingkungan,
kebijakan dann kearipan
lokal pemanfaatan
sumberdaya ikan.
Data dan informasi mengenai karakteristik
habitat di perairan, potensi sumber daya
KARAKTERISTIK HABITAT, POTENSI,
ikan di Danau Paniai dan Aspek biologi
DAN BIOLOGI IKAN
6 BP3U danau Paniani, Papua beberapa jenis ikan yang dominan
DI DANAU PANIAI PAPUA (KPP PUD
tertangkap dan bernilai ekonomis penting,
412)
serta parameter dinamika populasi di Danau
Paniai.
a) Data dan informasi tentang kualitas air
dan lingkungan perairan
KAJIAN STOK SEBAGAI DASAR b) Data dan informasi tentang estimasi
UNTUK PENGELOLAAN potensi produksi ikan
7 BP3U SUMBERDAYA IKAN danau Tondano Sulawesi Utara c) Data dan informasi tentang biologi ikan
DANAU TONDANO SULAWESI d) Data dan informasi stok ikan
UTARA (KPP PUD 421) e) Data dan informasi aktivitas perikanan
f). konsep pengelolaan perikanan Danau
Tondano
a) Data dan informasi tentang aktivitas
Penelitian Bioekologi dan
perikanan sidat
Lingkungan Perikanan Sidat
8 BP3U Bengkulu, Lampung dan Cilacap b) Data dan informasi tentang bioekologi
(Anguilla spp) di Bengkulu, Lampung
ikan
dan Cilacap (KPP PUD 439 dan 432)
c) Konsep pengelolaan perikanan sidat
a) Data dan informasi tentang kualitas air
dan lingkungan perairan
b) Data dan informasi tentang tingkat
kesuburan perairan
KAJIAN SUMBERDAYA PERAIRAN
c) Data dan informasi tentang estimasi
WADUK BATU BULAN
9 BP3U Kab. Sumbawa, NTB potensi produksi ikan
KABUPATEN SUMBAWA PROPINSI
d) Data dan informasi tentang keragaman
NTB
jenis ikan, plankton dan benthos
e) Data dan informasi perikanan tangkap
f). Data dan informasi kesesuaian ikan
tebaran

Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy


Brief
Rekomendasi rencana pengembangan TWP
Penelitian pengembangan kawasan
Bumbang penambahan zona inti seluas
1 BP2KSI konservasi perikanan di Lombok Lombok Tengah, NTB
102,7 ha, serta pengembangan zona inti
Tengah, Nusa Tenggara Barat
Teluk Sepi seluas 338 ha dan untuk Teluk
Awang telah direkomendasikan sebagai
calon zona inti sebesar 87,1 ha
Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy
Brief
Penelitian Kesesuaian Zonasi di
Ditemukan jumlah jenis setasea yang
2 BP2KSI Kawasan konservasi Taman Nasional TN Laut Sawu
ditemukan selama penelitian sebanyak 11
Laut [TNL] Sawu
spesies lumba-lumba dan 7 spesies paus.
Lokasi ditemukannya lumba-lumba pada

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 139
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
kedalaman <100 m dengan kisaran klorofil-
a 0.247-0.806 mg/l sedangkan paus pada
kedalaman <250 m dengan kisaran klorofil-
a 0.173-0.726 mg/l. Kemunculan paus hanya
terjadi pada beberapa periode pengamatan
yaitu bulan September, Oktober dan
November
Output : Laporan Hasil
Penelitian, Policy Brief
Diperoleh lokasi dugaan
terjadinya pemijahan ikan
napoleon di alam yaitu di
Tj.Datuk, P.Tembuk, Tj.Ikan,
Teluk Nipah, Teluk Pau, dan
Tj.Sing dengan dominansi
Penelitian bahan penetapan status ukuran juvenil tertangkap 2-
perlindungan jenis ikan Napoleon 2.5 inci. Serta waktu
Kepulauan Anambas dan Natuna,
3 BP2KSI [Cheilinus undulatus] di Kepulauan kemunculan larva ikan
Kepulauan Riau
Anambas dan Natuna, Kepulauan napoleon pada Oktober-
Riau November atau Januari-
Februari. Direkomendasikan
adanya pengelolaan waktu
penangkapan serta adanya
peraturan 10% juvenil yang
tertangkap dari total benih
yang berukuran lebih besar
dari 100 mm kembali ke
alam.
Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy
Brief
Laju pertumbuhan lobster terbaik diketahui
dari perairan Pangandaran berkisar 0,05-
0,16 mm/hari dengan rata-rata 0,1 mm/hari
Kajian hasil restocking lobster dan
dengan pergerakan terjauh mencapai 37.6
penempatan terumbu karang buatan Trenggalek (Jawa Timur) dan
4 BP2KSI Km. Efektifitas perkembangan percobaan
[TKB] di Kawasan Konservasi Pangandaran (Jawa Barat)
TKB lobster yang didekati dengan
Indonesia
menggunakan 8 indikator menunjukkan
hasil bahwa TKB di lokasi Karanggongso,
damas (Prigi) dan Pananjung Timur
Pangandaran telah berkembang cukup
efektif.
Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy
Brief
Komposisi hasil tangkapan hiu dan pari
yang didaratkan di TPI Tanjung Luar selama
periode JanuariNovember 2016
Tanjung Luar Lombok Timur dan perairan
Ecological related species of rays and berdasarkan 19.405 ekor ikan hiu dan pari
5 BP2KSI sekitar NTB serta di Desa Botu Barani,
sharks (Elasmobranchii) yang diidentifikasi di
Bone Bolango, Gorontalo
sekitar Nusa Tenggara Barat diperoleh 28
famili dan 105 jenis ikan yang terdiri atas 21
famili dan 70 spesies hiu, 6 famili dan 33
spesies pari dan 1 famili dan 2 spesies hiu
hantu (Chimaera). Jenis tangkapan hiu
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 140
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
didominasi oleh jenis hiu kejen
(Carcharhinus falciformis) sedangkan jenis
pari yang tertangkap lebih didominasi oleh
famili Dasyatidae
Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy
Brief
Biomassa stok ikan di Sungai Kampar
berkisar antara 30-170 kg/ha dengan total
potensi produksi ikan sebesar 485 ton/th.
Rasio Potensi Pemijahan (Spawning
Ecological Assessment untuk Potential Ratio/SPR), ikan belida sudah
6 BP2KSI Restocking Belida di Perairan Sungai Kampar, Riau berada pada tingkat prosentase yang rendah
Provinsi Riau (15%) dengan laju eksploitasi (E) sebesar
0,66 (over exploitation) dan kelestarian
populasinya terancam karena rekrutmennya
terbatas/terganggu. Di Sungai Kampar
Kanan, sebanyak 15 lebung dapat
dikembangkan sebagai calon kawasan suaka
ikan belida.
Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy
Brief
Jenis kima yang ditemukan yaitu T.maxima,
T.crocea, T.derasa, T.squamosa, T.gigas dan
Hippopus hippopus, dimana jenis yang
ditemukan di daerah maluku utara lebih
beragam dengan kelimpahan mencapai 1-92
P. Bintan, Teluk Lampung, Teluk Bone
Penelitian ecological related species ind/500m2. Kelimpahan tertinggi bambu
(Kab. Bone) , Kep. Sembilan (Sinjai), Teluk
7 BP2KSI untuk kima, bambu laut dan kuda laut diketahui tertinggi di Maluku Utara 12 -
Sape (NTB), Ternate, Tidore, Halmahera
laut 545 koloni/500m2. Jenis kuda Laut di P.
Selatan (Maluku Utara)
Bintan : Hippocampus comes, H.
spinossisimus, H.hystrix dan H. kuda,
sedangkan di Lampung H.comes dan H. kuda
dan di Takalar adalah H. borbouri.
Kelimpahan kuda laut di P. Bintan 11-26
ind/ha, sedangkan di Takalar 50-200
ind/ha.
Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy
Brief
Ditemukan beberapa lokasi sumber induk
udang windu di empat titik perairan pesisir
Aceh Timur sebanyak 18.400 45.100 g/ha
Penelitian kawasan konservasi induk (sebelah timur Simpangulin), 42.900
8 BP2KSI udang [Penaeus monodon] di Pantai Pesisir Aceh Timur, NAS 63.750 g/ha (sebelah timur Idicut ), 8.470
Timur Aceh, Kabupaten Aceh Timur 58.930 g/ha (timur peureulak), dan 9.870
34.100 g/ha (timur Bayeun). Hasil analisa
genetik (16srDNA PCR-RFLP) diketahui
udang windu masing-masing lokasi tersebut
memiliki karakteristik genetik dengan
tingkat kesamaan diatas 95%.
Penelitian pengendalian Spesies Ikan Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy
9 BP2KSI Asing Invasif [IAS] di Danau Matano Danau Matano, Sulawesi Sulatan Brief
Komplek Danau Malili, Sulawesi Keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 141
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Selatan sebanyak 21 spesies dengan perbandingan
antara jenis ikan asli dan ikan introduksi
sebesar 1:1,1. Ikan lohan telah menyebar di
seluruh wilayah area zona litoral Danau
Matano dengan indeks relatif penting
sebesar 53,76%. Dari 15 ikan introduksi
yang ada di D. Matano diketahui lohan
memiliki dampak (skor 40) dan potensi
resiko (skor 14) tertinggi. Teknologi
pengendalian yang direkomendasikan
adalah dengan penangkapan menggunakan
mata jaring ukuran 1.5 inchi.
Output : Laporan Hasil Penelitian
Pada tahun 2016, terjadi kejadian diluar
kegiatan penelitian yang membutuhkan
repon cepat diantaranya kejadian Kematian
Massal Ikan di Waduk Cirata, Fenomena
Paus Pilot Terdampar di Probolinggo,
Kematian Ikan Massal pada Budidaya KJA di
D. Maninjau, Kematian Ikan Secara Massal di
D.Toba, dan Pengamatan penyu hasil curian
di Sulawesi tengah. Hasil pengamatan pada
kasus terjadinya kematian massal ikan di
beberapa lokasi diketahui penyebab
kematian ikan pada umumnya dikarenakan
limbah cemaran unsur hara (Waduk Cirata),
fenomena tubo belerang (D. Maninjau),
Kegiatan Crash Program dan
Danau Maninjau (Sumbar), Probolinggo serta terjadinya umbalan dan cemaran
10 BP2KSI Penguatan data IPTEK Konservasi
(Jawa Timur), Kendari sulfur (D. Toba). Selain kegiatan investigasi
Sumberdaya Ikan
penyebab kematian massal ikan tersebut
pada tahun 2016 juga dilakukan
pengambilan data morfometri pada 11 ekor
paus yang terdampar di Kab. Probolinggo
dan berhasil teridentifikasi jenis paus yang
terdampar adalah Globicephala
macrorhynchus. Kegiatan pengamatan
penyu hijau memperoleh hasil bahwa
sebagian penyu hijau tertangkap adalah
penyu muda dengan ukuran antara 40-80
cm sebanyak 91 % (63 ekor) sedangkan
penyu yang masuk kategori dewasa hanya
berjumlah 6 ekor (9%) serta diperkirakan
berasal dari 2 tipe keturunan induk yang
berbeda.
Output : Laporan Hasil Penelitian
Sumberdaya ikan asli ekonomis penting
yaitu ikan manggabai keberadaannya masih
cukup banyak namun terancam punah
Pemulihan habitat dan konservasi
11 BP2KSI Danau Limboto, Gorontalo akibat eksploitasi yang berlebih, sedangkan
sumberdaya Danau Limboto
untuk payangka saat ini sudah sulit didapat.
Hasil monitoring dan evaluasi kawasan
reservat percobaan menunjukkan hasil yang
positif, reservat yang dibuat di daerah Iluta
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 142
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
sesuai bagi ikan manggabai, ditandai dengan
hasil tangkapan ikan manggabai yang
berada pada daerah reservat sebanding
dengan daerah di luar area reservat dengan
jumlah alat tangkap yang jauh lebih banyak
(perbandingan jumlah alat tangkap 1 : 6).
Output : Laporan Hasil Penelitian
Kriteria kualitas air S. Citarum bagian hulu
dan hilir sudah jelek (bad) namun bagian
tengah masih dalam kriteria sedang.
Konsentrasi logam berat Fe, Mn dan Zn telah
melebihi baku mutu kelas I . Beban
pencemaran BOD tertinggi di sungai
Ciwidey mencapai hampir 1000 ton/bulan
dan terkecil di S. Cicangkri. Besarnya beban
pencemaran ini berkaitan erat dengan lebar,
kedalaman dan arus sungai. Dari hasil uji
Penelitian pemulihan populasi dan
serap beberapa tanaman air diketahui
rehabilitasi habitat sumber daya ikan,
Eichhornia sp, Pistia sp, dan Salvinia sp
12 BP2KSI Daya dukung dan daya pulih perairan DAS Citarum, Jawa Barat
memiliki kemampuan serap 40-60% bahan
di Daerah Aliran Sungai [DAS]
organik. Sedangkan penyerapan logam
Citarum
berat Cr oleh Pistia sp, Eichhornia sp, dan
Ipomoea sp mencapai < 90%. Penggunaan
Smart KJA diketahui mampu menurunkan
konsentrasi bahan organik, kekeruhan dan
nutrien air. Tanaman yang efisiensi purikasi
tinggi adalah kangkung dengan penurunan
N-NO2 88,15% dan pakcoy dengan
penurunan N-NO2 98,44% penurunan
BOT tertinggi pada tanaman kangkung
mencapai 42,86% dan pakcoy mencapai
51,28%
Output : Laporan Hasil Penelitian
Nusa Tenggara Timur (NTT) terinventarisir
memiliki sebanyak 984 embung dan 3
bendungan dengan kedalaman 2,3-12,3 m
yangdimanfaatkan untuk sumber air minum,
perkebunan dan keperluan rumah tangga
masyarakat. Namun demikian, pemanfaatan
badan air yang ada tersebut untuk kegiatan
perikanan masih belum optimal sedangkan
Pengembangan CBF di estimasi potensi cukup besar yaitu 76,6-
13 BP2KSI Waduk/Situ/Embung tergenang Nusa Tenggara Timur 144,8 kg/ha/tahun. Pada penelitian ini telah
musiman di Nusa Tenggara Timur dilakukan penilaian kelayakan badan air
untuk pengembangan CBF berdasarkan
kriteria hidromorfologi-bioekologi, aspek
perikanan, sosial ekonomi, kelembagaan-
peraturan serta ketersediaan benih. Dari
hasil yang diperoleh diketahui, prioritas
badan air untuk pengembangan CBF di NTT
yaitu 1) Tilong; 2) Haliwen; 3)Haekrit; 4)
Tulamalae dan 5) Oelpuah dengan ikan
yang ditebar adalah bandeng (Channos
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 143
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
channos) dengan kebutuhan benih untuk
masing-masing badan air yaitu 1) 41907-
44177; 2) 42700; 3) 48200; 4) 11797 dan 5)
3377 ekor. Estimasi pendapatan yang dapat
diperoleh per periode penebaran sebesar 1)
Rp 10.500.000; 2) Rp 11.800.000; 3)
Rp13.500.000; 4) Rp 3.200.000 dan 5) Rp
1.000.000. Unduk mendukung CBF telah
tersedia benih ikan bandeng didukung oleh
BBI dengan produksi 7.023.400 ekor/tahun.
Secara umum, faktor kunci yang menunjang
keberhasilan CBF di NTT adalah dukungan
masyarakat dalam kelembagaan dan
kearifan lokal mendukung dalam
pengelolaan sumberdaya air

1. Larva S. transquebarica zoea-3 s/d


megalopa, yang diberi pakan nauplius
Artemia yang diperkaya dengan
Nannochloropsis sp menghasilkan jumlah
krablet terbanyak (meningkat sebanyak
57%) dan berbeda nyata (P <0,05) dg larva
zoea-3 yang diberi pakan nauplius artemia
yang tidak diperkaya dg Nannochloropsis
sp, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05)
dengan larva zoea-4 dan zoea-5 s/d
megalopa yang diberi pakan nauplius
Artemia yang diperkaya dengan
Nannochloropsis sp.
2. Padat tebar larva sebanyak 76 ind/L
menghasilkan krablet terbanyak
(495,3+22,5 ind./bak) dibanding padat
tebar larva sebanyak 34-58 ind./L
Perbaikan Teknologi Produksi (produksi krablet sebanyak 48-216
1 BPPBAP Kab. Maros, SulSel
Massal Krablet Kepiting Bakau ekor/bak). Krablet D-10 yang
dibudidayakan di tambak selama tiga bulan
pemeliharaan. diperoleh sintasan 22-36%,
dimana lokasi tambak dekat sungai dengan
komposisi makrobenthos di dasar tambak
lebih variasi juga mudah penggantian airnya
(tambak di Pangkep) menghasilkan
pertumbuhan kepiting paling cepat (199
+64,01g/ekor)
3. Krablet yang dibudidayakan di tambak
yang sistem penggantian airnya kurang
lancar karena lokasi tambak agak jauh dari
sumber air,komposisi makrobenthos kurang
bervariasi diperoleh pertumbuhan kepiting
bakau yang lebih rendah selama
pemeliharaan tiga bulan yaitu (159+ 46,9
g/ekor) di tambak Maros dan
131.05+34.25 g/ekor di tambak Polewali
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 144
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Mandar.
Unit 1. Terdapat beda nyata penggunaan
tambak substrat tanah dengan tambak
beton substrat pasir namun penggunaan
tambak beton tanpa substrat dan tambak
beton substrat pasir tidak berbeda terhadap
pertambahan berat , namun ke 3 substrat
tidak bebeda terhadap sintasan, dan
produksi
Unit 2. Pertumbuhan udang F2 asal tambak
cenderung lebih baik dibandingkan dengan
udang F1 transgenik. Namun survival rate
Dukungan Pembesaran Calon Induk
pada hewan uji F2 asal tambak yaitu 21 %
2 BPPBAP (Prematurasi) Udang Kab. Takalar, SulSel
dibanding dengan survival rate hewan uji
Windu, P.monodon di Tambak
F1 transgenik yaitu 51 %.
Opsi rekomendasi: Penggunaan tambak
substrat tanah, tanpa substrat dan substrat
pasir ke tiganya layak digunakan untuk
pemeliharaan calon induk asal laut (F1).
Penggunaan induk asal laut dan asal
tambak, sebagai penyedia calon induk
udang windu mendukung perbenihan di
hatchery Instalasi Pembenihan Udang
Windu (IPUW) dan stakeholder lainnya
(Pihak swasta)
Produksi dan sintasan udang windu di
tambak TSM pada aplikasi pergiliran
probiotik RICA1, RICA2, dan RICA5
(perlakuan B= 93,9+11,3a kg/ha;
16,55+12,38%), lebih baik dari pada
probiotik RICA1, RICA2, dan RICA3
(perlakuan A= 51,5+18,4b kg/ha;
6,51+0,90%) maupun probiotik RICA1,
RICA4, dan RICA5 (perlakuan C= 46,9+25,7b
kg/ha;5,89+2,72%). Probiotik RICA2 adalah
Serratia marcescens yang berasal dari daun
Aplikasi probiotik RICA untuk
mangrove. Sedangkan tambak TSM di Sinjai
3 BPPBAP pengendalian penyakit pada Kab. Sinjai, SulSel
Timur pada awalnya terbuat dari lahan
budidaya udang di tambak
mangrove, sehingga wajar jika pemakaian
bakteri asal mangrove (perlakuan A & B)
menghasilkan sintasan dan produksi yang
relatif lebih baik daripada C. Produksi udang
pada perlakuan B nyata (P<0,05) lebih
tinggi dari pada perlakuan A dan C. Adanya
probiotik RICA5 dan RICA2 diduga mampu
mengendalikan kandungan NH3-N air
tambak, sehingga kematian udang akibat
ammonia pada perlakuan B dapat
diminimalisir
Peningkatan kinerja reproduksi Hasil penelitian sub kegiatan 1 rasio betina
induk udang windu strain tahan dan jantan berbeda menunjukkan bahwa
4 BPPBAP IPUW Barru
penyakit di bak resirkulasi dan keberhasilan kawin diperoleh 2 ekor udang
tambak windu betina membawa spermatofor pada
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 145
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
rasio betina dan jantan (1:1), sedangkan
pada perlakuan rasio (1:3 dan 1:5) tidak
terjadi udang kawin. Oleh karena itu untuk
mendapatkan udang windu kawin alami di
bak dapat digunakan rasio (1:1). Hasil
pengamatan pada penentuan ukuran udang
windu produktif dengan pakan berbeda,
dengan perlakuan pakan cacing + semi
moist pellet komersial diperoleh 2 ekor
udangjantan (berat = 67,5 g dan 71,6 g)
membawa spermatofor (berat spermatofor:
0,04 g dan 0,05 g) dan kepadatan sperma
(21,5x106 sel/mL dan 36,8x106 sel/mL)
lebih banyak dari perlakuan (cumi + semi
moist pellet dan kerang + semi moist pellet
) masing-masing 1 ekor udang membawa
spermatofor.
Pemeliharaan larva F1, G2, back up F0 dan
calon induk F0 dan F1 sedang berlangsung.
Produksi larva back up F0 sekitar 10.500
ekor dengan berat berkisar 0,5-3 g/ekor, G2
sekitar 1300 ekor (berat 2-5 g/ekor)
dipelihara di bak bervolume 10 ton dan 20
Teknologi produksi larva dan calon
ton, (Gambar 1). Ukuran calon induk F1
5 BPPBAP induk udang windu (F1) tahan IPUW Barru
berkisar 65-90 g/ekor. Pengambilan sampel
penyakit WSSV
untuk ekstraksi DNA sampel udang
transgenik larva F2 dan back up F0 telah
dilakukan dengan kisaran kemurnian 1,81-
1,89 yang selanjutnya akan dilakukan
analisis gen antivirus dan deteksi virus
WSSV.
Hasil benih udang windu (PL-12) yang
dicapai sampai siklus IV sebanyak 3.092.550
ekor. Dengan tingkat kelulusan hidup masih
rendah yaitu rata-rata 10,09%. Hal ini
terjadi karena tingginya tingkat mortalitas
saat larva mencapai stadia post larva,
disebabkan karena serangan bakteri vibrio
khusunya pada siklus I sampai III.
Terjadinya kematian secara massal
kecenderungan saat larva sudah memasuki
Uji aplikasi probiotik pada produksi stadia post larva yaitu PL-1 sampai PL-12.
6 BPPBAP IPUW Barru
massal larva udang windu Hal ini terjadi karena semakin tingginya
tingkat kepadatan bakteri vibrio seiring
semakin lamanya umur larva, sementara
kinerja penggunaan probiotik belum begitu
efektif dapat sepenuhnya menekan
pertumbuhan vibrio sampai larva mencapai
stadia PL12. Kinerja probiotik pada awal-
awal stadia larva yaitu dari stadia zoea
sampai mysis masih cukup bagus.
Ditunjukkan hasil sampling setiap stadia
larva masih pada kisaran tingkat kelulusan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 146
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
hidup 50-60%.
Pengkayaan pakan komersil dengan minyak
Pengembangan Formulasi Pakan ikan 5% dan minyak zaitun 1% cenderung
7 BPPBAP Induk Udang Windu Fase IPUW Barru meningkatkan pertumbuhan dan
Prematurasi meningkatkan total asam lemak dalam
daging dan hepatopankreas udang windu.
Aplikasi penyuntikan ekstrak pisang
periode ke II dilakukan dengan menambah
konsentrasi dari ekstrak setara dengan 0,
25, 50, dan 75 ug/g bb. Hasil pengamatan
Pencegahan Vibriosis melaui Metode
memperlihatkan perkembangan
8 BPPBAP Penghambatan Quorum Sensing Lab. BPPBAP Kab. Maros, SulSel
spermatofor dari induk jantan dengan
(Quorum Quenching)
perlakuan 50 Ug/bb yang paling banyak
untuk analisisis RNA untuk perkembangan
spermatofornya dan vitelogeninnya
dilakukan menggunakan teknik PCR
Kajian desain wadah budidaya udang
Perlu penelitian pemantapan desain wadah
windu semi intensif di tambak
9 BPPBAP Instalasi Maranak, Maros SulSel pada budidaya udang windu di tambak
marginal dengan system Semi
isulfat masam.
resirkulasi.
Induk udang jantan alam yang digunakan
sebanyak 20 ekor dengan berat berkisar
antara 85-107 g dan panjang berkisar
antara 18-22,5 cm. Dari 30 ekor induk
jantan yang diberi kejutan listrik, hanya 20
ekor yang membawa spermatofor yang pada
umumnya membawa 2 spermatofor dengan
berat rata-rata spermatofor 0,08 g. Rata-
rata 1 spermatofor mengandung 4,15 x 106
sel/mL. Kriopreservasi sperma dilakukan
dengan menggunakan 3 jenis pengawet
yaitu; (M) metanol, (G) gliserol dan (D)
dimetilsulfoksida (DMSO) masing-masing
pada konsentrasi 5 %, sebagai kontrol (S)
digunakan saline solution. Kelangsungan
Aplikasi Teknik Cryopreservasi
hidup sel sperma tertinggi yaitu 0,81 x 106
10 BPPBAP sperma Pada Induk Udang Windu IPUW Barru
sel/mL (80,3 %) pada masa penyimpanan
(Penaeus monodon)
30 hari diperoleh pada sel sperma yang
dikriopreservasi menggunakan pengawet
gliserol (GC) dan disimpan pada suhu -
196oC dalam liquid nitrogen diikuti oleh
penggunaan Gliserol (GB) yang disimpan
pada suhu -20oC dan dimetilsulfoksida (DC)
yang disimpan pada suhu -196oC dengan
jumlah sel sperma yang hidup sebanyak
0,69 x 106 (67,64 %) dan 0,58 x 106 sel/mL
(56,86 %). Sebaliknya sel sperma yang
dikriopreservasi tanpa pengawet dan
disimpan pada suhu ruangan diperoleh sel
sperma hanya manpu bertahan hidup
sampai 5 hari penyimpanan dan pada
pengamatan 10 hari penyimpanan, sel

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 147
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
sperma sudah dijumpai lisis (hancur).
Sementara penggunaan pengawet metanol
(MB) dan Dimetilsulfoksida (DB) yang
disimpan pada suhu -20 oC, sel sperma
hanya manpu bertahan hidup masing-
masing sebesar 0,03 x 106 sel/mL (2,94 %).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
glicerol adalah pengawet yang terbaik untuk
kriopreservasi spermatozoa udang windu
Penaeus monodon dengan cara penurunan
suhu secara perlahan-lahan sebelum
disimpan dalam liquid nitrogen (-196oC).
Aplikasi penyuntikan ekstrak pisang
periode ke II dilakukan dengan menambah
konsentrasi dari ekstrak setara dengan 0,
Upaya perbaikan kualitas
25, 50, dan 75 ug/g bb. Hasil pengamatan
kromatofor/spermatofor serta
memperlihatkan perkembangan
11 BPPBAP memacu kematangan gonad pada IPUW Barru
spermatofor dari induk jantan dengan
udang windu di hatchery
perlakuan 50 Ug/bb yang paling banyak
menggunakan bahan herbal
untuk analisisis RNA untuk perkembangan
spermatofornya dan vitelogeninnya
dilakukan menggunakan teknik PCR
Telah diperoleh calon induk sebanyak 1317
ekor yang telah diangkut ke IPUW Barru
Penyediaan calon induk udang windu IPUW Barru dan Instalasi Tambak Punaga untuk digunakan sebagai induk pad
12 BPPBAP
(Prematurasi) dari berbagai strain Takalar, SulSel kegiatan penelitian Kelti Bioteknologi. Calon
Induk udang Windu dapat diproduksi pada
tambak.
Jumlah telur yang dihasilkan dari induk
yang di vaksin sebanyak 400.000 butir yang
menjadi naupli sebanyak 120.000 ekor dan
PL 31.200 ekor (26%). Untuk induk kontrol
(yang tidak di vaksin) telur yang dihasilkan
sebanyak 319.000 butir menjadi naupli
sebanyak 137.000 ekor dan menjadi PL
sebanyak 43.800 ekor (32%). THC rata-rata
induk yang divaksin adalah 9,142 x 106
sel/ml dengan nilai proPO = 0,0842 Abs
sedang THC kontrol diperoleh 5,05 x 106
sel/ml dan proPO = 0,17 Abs
Pemanfaatan bakterin pada budidaya IPUW Barru dan Instalasi Tambak
13 BPPBAP Sintasan dan produksi yang diperoleh
udang Maranak
selama 115 hari masa pemeliharaan di
tambak rakyat di kabupaten Pangkep, untuk
perlakuan aplikasi bakterin sintasan
diperoleh sebesar 15.83% dengan produksi
sebanyak 107.47 kg/Ha dan pada perlakuan
kontrol (tanpa aplikasi bakterin) sintasan
diperoleh sebsar 8.85 % dan produksi
sebanyak 61.36 kg/Ha.
Total bakteri Vibrio sp dan total populasi
bakteri baik pada sedimen maupun pada air
tambak masih berada pada kondisi yang
aman untuk budidaya udang
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 148
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Untuk parameter kualitas air dari kedua
perlakuan selama penelitian juga masih
berada pada batas ambang kisaran yang
layak untuk budidaya udang windu
Untuk pemeliharaan di ITP Maranak
sintasan tertinggi diperoleh pada perlakuan
dengan pemberian bakterin pada induk dan
larva yang dihasilkan (80.2%) sedangkan
produksi tertinggi diperoleh pada
perlakuan B (255.43 kg/Ha) yaitu
pemberian bakterin pada larva yang
dihasilkan.
Penggunaan fraksi dietileter dalam pakan
udang windu memberikan efek yang lebih
baik terhadap sintasan udang windu dan
sistem imunitas udang dibanding
penggunaan ekstrak metanol.
- Penggunaan ekstrak daun mangrove S.
alba hasil perebusan daun segar dan daun
kering memberikan efek yang relatif sama
terhadap sintasan udang windu maupun
penurunan populasi bakteri Vibrio sp.
- Ekstral metanol S.alba yang disuntikan
pada udang windu hingga 8.000 mg/L tidak
efektif bersifat toksik, namun belum efektif
Uji Teknologi Pencegahan penyakit
menekan sifat patogen V. harvey pada
14 BPPBAP Udang Melalui Penggunaan Bahan Lab. BPPBAP Kab. Maros, SulSel
kepadatan 108 CFU/mL
Alam
- Penggunaan ekstrak mangrove melalui
pakan hingga keonsentrasi 10%/kg pakan
masih efektif meningkatkan sintasan udang
windu skala laboratorium
- Tidak terdeteksi adanya infeksi WSSV pada
udang yang dipelihara dalam bak terkontrol
dengan penambahan ekstrak mangrove
hingga 1000 mg/L dalam air pemeliharaan,
- Ekstrak dietileter yang diaplikasikan
secara penyuntikan pada udang cenderung
meningkatkan sintasan dan sistem imun
udang windu dibanding ekstrak metanol

1. IPAL tambak superintensif di ITP Punaga


mampu menopang beroperasinya 12 unit
tambak superintensif @1000 m2 dengan
asumsi jumlah volume beban limbah
sebesar 1200 m3/hari (5% dari total
volume media budidaya) dengan laju alir 20
Pemanfaatan IPAL pada Budidaya
15 BPPBAP Instalasi Tambak Punaga Takalar, SulSel m3/menit dan waktu tinggal limbah di
Udang Vaname Superintensif
dalam IPAL minimal 3 hari.
2. Rasio volume IPAL dengan volume media
budidaya tambak superintensif minimal
30:70.
3. Efektifitas kinerja IPAL untuk parameter
kunci air limbah (TSS, Total N, Phosphat)
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 149
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
dikategorikan sangat efisien dengan nilai
efektifitas >90%. Sementara untuk
parameter BOD5 dikategorikan efisien dan
parameter BOT cukup efisien.
4. Kinerja IPAL tambak superintensif
menghasilkan kualitas air limbah yang
memenuhi persyaratan standar air buangan
limbah tambak sehingga layak dibuang ke
badan air penerima beban limbah
Hasil penelitian induksi hormon 17MT
dosis berbeda, diperoleh bahwa induksi
hormon 17MT dosis 200 ng/g berat badan
dapat memacu udang jantan matang sperma
sebanyak 8 ekor dari 18 ekor yang
diinduksi hormon, merupakan tertinggi dari
induksi dosis hormon lain ( 100 ng/g berat
badan sebanyak 2 ekor, 150 ng/g berat
badan sebanyak 3 ekor, dan ablasi sebanyak
4 ekor), sehingga direkomendasikan bahwa
untuk meningkatkan udang matang sperma,
dapat menggunakan hormon 17MT dosis
Pengaruh induksi hormone
200mng/g berat udang. Pada penelitian sub
terhadap kualitas induk jantan
16 BPPBAP IPUW Barru kegiatan 2) inseminasi dua spermatofor dari
udang windu Penaeus monodon
sumber induk jantan berbeda diperoleh
maturasi asal tambak
bahwa: inseminasi pada udang betina
menggunakan dua spermatofor jantan alam
tanpa ablasi dan jantan alam ablasi kedua
menghasilkan fertilitas telur induk betina
sebanyak 3 ekor dengan daya tetas telur
masing-masing 10% dan 19%, sedangkan
inseminasi induk betina menggunakan dua
spermatofor udang jantan hasil induksi
hormon 17MT dosis 200 ng/g berat udang
menghasilkan fertilitas telur induk betina
sebanyak 1 ekor dengan daya tetas telur
14%.
: Unit 1. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian pakan buatan
meningkatkan sintasan krablet dengan nilai
tertinggi pada perlakuan pemberian pakan
50% (2 ind/L) artemia + 50% (6,5 mg/L)
microdiet. Rendahnya sintasan krablet pada
pemberian pakan yang hanya menggunakan
Aplikasi pakan buatan berbahan baku nauplii artemia disebabkan karena
17 BPPBAP lokal dalam pedederan krablet Maranak, Maros SulSel kandungan DHA dan EPA artemia yang
kepiting bakau sangat rendah. Sementara sintasan krablet
yang rendah pada pemberian 100%
microdiet disebabkan karena pakan buatan
relatif cepat turun ke dasar, sehingga pakan
tersebut belum bisa dimanfaatkan secara
maksimal oleh larva khususnya pada stadia
zoea -megalopa yang masih banyak
berenang di kolom air, dan perlu perbaikan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 150
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
manajemen pemberian pakan. Penambahan
pakan microdiet yang mengandung DHA
dan EPA cukup tinggi membantu
meningkatkan sintasan krablet.
- Aktivitas enzim pencernaan larva relatif
sama di antara perlakuan yaitu protease
0,0567-0,0691 U/mL/menit, lipase 0,1328-
0,1493 U/mL/menit, dan amylase 0,0279-
0,0356 U/mL/menit.
: Unit 2. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan tepung daun murbei
hingga 20% dalam pakan tidak memberikan
pengaruh yang berbedaan nyata di antara
perlakuan (P>0,05) bagi pertumbuhan,
sintasan kepiting bakau, rasio konversi
pakan, dan rasio efisiensi protein.
Komposisi proksimat tubuh kepiting juga
relatif sama di antara perlakuan yaitu
protein 31,1-32,3%, lemak 2,7-3,1%, serat
kasar 13,2-14,1%, abu 38,1-39,2%, dan
BETN 12,2%-13,2%. Hal ini menunjukkan
bahwa tepung daun murbei dapat
digunakan hingga 20% dalam pakan
pembesaran kepiting bakau sebagai
pengganti bungkil kopra dan tepung jagung.
Namun ecdisteron yang terkandung dalam
daun murbei tampaknya belum
memberikan pengaruh positif yang
signifikan dalam peningkatan pertumbuhan
dan molting juvenil kepiting bakau.
Bentuk serbuk dari probiotik RICA dapat
Uji probiotik rica pada peningkatan IPUW Barru dan Instalasi Tambak menjadi alternatif lain dari bentuk cair yang
18 BPPBAP
produksi dan sintasan udang windu Maranak telah ada sehingga lebih efektif dan efisien
dalam penggunaannya
: 1. Pemberian vaksin VP-15
dengan dosis tunggal 2 g
terjadi peningkatan aktivitas
proPO yang signifikan
hingga 120 jam setelah
injeksi dengan WSSV, dan
pemberian vaksin VP-24
Isolasi dan Karakterisasi RNA belum memberikan
Interferens (RNAI) pada Udang pengaruh yang signifikan
19 BPPBAP Windu (Peningkatan Respom Imun Lab. BPPBAP Kab. Maros dan IPUW Barru terhadap aktivitas proPO
Udang Windu melalui Teknologi RNA pada hewan uji (p>0,05).
Interferens) 2.Peningkatan THC terjadi
pada awal pengujian, namun
setelah 24 jam jumlah THC
mengalami penurunan. Uji
paired t-test menunjukkan
perbedaan yang signifikan
pada jumlah THC antara
perlakuan vaksin VP-15 dan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 151
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
kontrol hingga 24 jam
setelah injeksi (P<0,05),
sedangkan pada pengujian
vaksin VP-24 tidak terdapat
perbedaan yang signifikan
pada jumlah THC (P>0,05).
: 2.Peningkatan THC terjadi
pada awal pengujian, namun
setelah 24 jam jumlah THC
mengalami penurunan. Uji
paired t-test menunjukkan
perbedaan yang signifikan
pada jumlah THC antara
perlakuan vaksin VP-15 dan
kontrol hingga 24 jam
setelah injeksi (P<0,05),
sedangkan pada pengujian
vaksin VP-24 tidak terdapat
perbedaan yang signifikan
pada jumlah THC (P>0,05).
1). Insidensi wssv selama
penelitian ditemukan pada
bulan Februari, Maret, April,
Juni, Juli, Agustus dan
Nopember dengan
prevalensi 8,33% hingga
100%. Virus ini menginfeksi
plankton, benur, juvenil dan
calon induk udang
windu/vaname
2). Insidensi tsv selama
penelitian ditemukan pada
bulan Maret, Juni, Juli, dan
Agustus dengan prevalensi
11,11% hingga 100%. Virus
Studi Epidemiology di Sentra ini menginfeksi benur dan
20 BPPBAP Budidaya Udang Vaname Super Kab. Barru juvenil udang vaname.
Intensif di Kab. Barru dan Takalar 3) Imnv tidak ditemukan
selama penelitian yang
dapat mengindikasikan
lokasi ini masih bebas dari
penyakit tersebut. 4).
Menurunnya kualitas
lingkungan budidaya seperti
konsentrasi bahan organik
terlarut yang sudah cukup
tinggi di sumber air baku
(>50 ppm) menyebabkan
berkembangnya bakteri
patogen dalam air inlet dan
diiringi dengan penurunan
mutu kualitas air dalam
petakan tambak, seperti

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 152
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
alkalinitas, menyebabkan
udang menjadi sangat
rentan terhadap berbagai
jenis penyakit. Hal ini
menyebabkan pembudidaya
banyak yang mengalami
kegagalan panen pada tahun
ini.
1) Hasil analisis
menunjukkan secara umum
bahwa aplikasi informasi
dan analisis geospasial
mampu menyajikan dan
menganalisis secara rinci
status dan masalah teknis
mendasar mengenai
karakteristik dan
pengelolaan kawasan,
antara lain : 1) Adanya
hambatan dalam pergantian
air (pemasukan dan
pembuangan) yang
diidentifikasi melalui peta
jaringan saluran dan dari
karateristik spasial nilai DO
dan salinitas yang rendah
untuk setiap musim serta
nilai rasio C/N > 10
Aplikasi Informasi dan Analisis (dekomposisi bahan organik
Geospasial untuk Inventarisasi dan lambat)
21 BPPBAP Monitoring Kegiatan Budidaya Kab. Pinrang SulSel 2) Karakteristik distribusi
Tambak Skala Hamparan (Kab. spasial lokasi BIMTEK atau
Pinrang Sulawesi Selatan) demplot hubungannya
dengan karakteristik spasial
kualitas biofisik lahan.
Analisis tersebut juga
membantu mengetahui
spektrum penyebaran
informasi, faktor pembatas
lingkungan serta
mengevaluasi
perkembangan produksi
sebelum dan setelah adanya
kegiatan.
3) Hasil anailsis geospasial
kualitas lingkungan
khususnya kualitas tanah
menunjukkan keberadaan
faktor pembatas
sehubungan dengan status
kemasaman tinggi. Nilai
rata-rata pHF-pHFOX > 3
dan nilai rata-rata SPOS

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 153
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
serta kandungan pirit
dengan nilai masing-masing
0,88 % dan 0,54%
menunjukkan bahwa
umumnya tambak
dikawasan tersebut
tergolong Tanah Sulfat
Masam (TSM). Kandungan
nitrogen juga diidentifikasi
menjadi faktor pembatas
untuk kegiatan budidaya
tambak dilokasi penelitian.
Total kandungan nitrogen
(NTOT) berkisar antara
0,018 0,480 % (0,118
0,093). Nilai rasio N/P < 4
yang menunjukkan bahwa N
sebagai faktor pembatas,
namun demikian sebelum
penambahan pupuk N perlu
stategi pengelolaan lahan
untuk meningkat
ketersediaan P yang terikat
oleh partikel koloid tanah
masam seperti pengapuran
dan pembilasan
4) Hasil analisis sosial
ekonomi dengan
pertimbangan perbedaan
aspek geospasial (lokasi
hamparan) tambak
menunjukkan perbedaan
tingkat produksi serta cara
pengelolaan lahan (Tabel 2).
Hasil riset ini telah
disosialisasikan melalui
kegiatan ekspose hasil riset
yang diikuti Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP)
Kabupaten Pinrang dan DKP
Provinsi Sulawesi Selatan,
LSM, penyuluh perikanan,
dan kelompok pembudidaya
tambak sekabupaten
Pinrang telah berhasil
dilaksanakan pada tanggal
29 Agustus 2016 di Kota
Pinrang.

Evaluasi kesesuaian lahan tambak Kondisi kualitas tanah di


untuk berbagai tingkat teknologi lokasi penelitian dinilai
22 BPPBAP Kab. Kotabaru, KalSel
perikanan budidaya air payau di masih baik untuk kegiatan
Kabupaten Kotabaru, Kalimantan budidaya tambak. Bahan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 154
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Selatan organik tanah seringkali
menjadi bahan
pertimbangan dalam
pengelolaan budidaya
tambak. Hasil analisis
kualitas air menunjukkan
bahwa kualitas air tambak
secara umum masih
tergolong layak untuk
mendukung kegiatan
budidaya tambak, kecuali
kandungan ammonia (NH3-
N) harus diperhatikan
karena sudah melewati
batas nilai kelayakan
sehingga dapat menjadi
faktor pembatas. Dari hasil
analisa citra Landsat 8
diperoleh luas tambak
Ekstensif (tradisional) di
Pulau Laut, Kabupaten
Kotabaru adalah sekitar
8.492 Ha. Hasil analisis,
penilaian, dan pembobotan
kualitas tanah dan air, maka
tingkat kesesuaian lokasi
lahan tambak dapat
diidentifikasi dan disajikan
dalam bentuk peta
kesesuaian lahan untuk
budidaya tambak dan yang
tergolong kedalam kelas S2
(cukup sesuai) sekitar
5.674,5 Ha dan kelas S3
(kurang sesuai) sekitar
2.817,5 Ha. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya
nilai pH atau kemasaman
tanah yang tinggi sehingga
tidak dijumpai tambak
eksisting yang tergolong
kelas S1 (sangat sesuai).
(1) Beban limbah organik
yang masuk ke lingkungan
perairan Teluk Labuange
sebesar 245,68 ton yang
Penelitian Studi Lingkungan berasal dari internal loading
Instalasi Punaga Takalar dan Perairan
23 BPPBAP Budidaya Udang Vanname Teknologi dan eksternal loading. (2)
Kab.Barru
Super Intensif di Sulawesi Selatan Distribusi limbah oraganik
berdasarkan analisa stabil
isotop, sedimen disekitar
tambak udang super intensif
telah terkontaminasi oleh

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 155
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
limbah organik yang berasa
dari tambak super intensif.
(3) limbah organik telah
berdampak pada kualitas air
perairan Teluk Labuange
terutama TSS, BOT dan
Amonia, demikian pula
dengan sedimen dimana
potensial redoks disebagian
besar titik sampling telah
berada di bawah -100 mV.
(4) belum ditemukan
adanya plankton jenis
khusus atau endemik pada
limbah organik, (5)
berdasarkan analisa daya
dukung N maka di lokasi di
Teluk Labuange masih dapat
dikembangkan 10 unit
tambak udang super intensif
setara 3000 m2, sedangkan
berdasarkan kandungan O,
masih dapat dikembangkan
18 unit tambak udang super
intensif setara 3000 m2.

Data dan informasi


Karakterisasi Nutrigenomik
Karakterisasi Nutrigenomik Pada
Pada Ikan Air Tawar dan
Ikan Air Tawar dan Identifikasi Menghasilkan data dan
1 BPPBAT Bogor, Jawa Barat Identifikasi beberapa jenis
Mikroba Proteolitik Sebagai Kandidat informasi
Mikroba Proteolitik Sebagai
Penghasil Enzim Protease
Kandidat Penghasil Enzim
Protease
Data dan informasi
mengenai domestikasi
Domestikasi Ikan Spesifik Lokal beberapa jenis ikan air
Terancam Punah: Koleksi, Bogor, Jawa Barat (pengambilan sampling tawar lokal terancam punah
Menghasilkan data dan
2 BPPBAT Identifikasi, Karakterisasi, dan Aspek di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, (Manggabai & Uceng)
informasi
Ekobiologi Ikan Manggabai dan Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara) meliputi karakterisasi
Uceng morfologi, identifikasi
spesies dan informasi
ekobiologi
Data dan informasi
mengenai kebutuhan nutrisi
untuk induk ikan sepat dan
Kebutuhan Nutrisi Induk Ikan Sepat
tambakan untuk Menghasilkan data dan
3 BPPBAT dan Tambakan Dalam Rangka Bogor, Jawa Barat
meningkatkan performa informasi
Peningkatan Produktivitas Benih
reproduksi induk dan
peningkatan produktivitas
benih
Pengujian Metode Deteksi Cepat Data dan Informasi Menghasilkan data dan
4 BPPBAT Depok, Jawa Barat
Penyakit KHV dan MAS pada Ikan Air mengenai pengujian informasi

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 156
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Tawar beberapa metode deteksi
cepat (rapid detection)
untuk penyakit KHV dan
motil aeromonad
septicaemia (MAS) yang
menyerang ikan air tawar
Data dan informasi
pematangan gonad ikan
Maturasi Ikan Gabus dengan Menghasilkan data dan
5 BPPBAT Bogor, Jawa Barat gabus melalui beberapa
Pendekatan Multidisiplin informasi
pendekatan (hormonal &
lingkungan)
Data dan informasi
mengenai pengujian
Pengujian Kit Pendeteksi Cepat
perangkat untuk deteksi Menghasilkan data dan
6 BPPBAT Penyakit Berpotensi Zoonosis pada Depok, Jawa Barat
cepat penyakit berpotensi informasi
Ikan Air Tawar
zoonosis yang terdapat pada
beberapa spesies air tawar
Data dan informasi
beberapa jenis tanaman dan
Pengujian Aktivitas Herbal
bahan aktifnya untuk Menghasilkan data dan
7 BPPBAT Pengendali Penyakit Potensial pada Depok, Jawa Barat
mengendalikan penyakit informasi
Ikan Lele Mutiara
potensial yang sering
menyerang ikan lele Mutiara
Data dan informasi
mengenai karakter
beberapa populasi ikan
Karakterisasi Populasi dan
betutu termasuk aspek
Bioreproduksi Ikan Betutu dari Tiga Menghasilkan data dan
Jawa Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan bioreproduksi serta data
8 BPPBAT Populasi; Karakterisasi Bio-fisiologi informasi perikanan
Kalimantan Selatan mengenai karakter induk
Induk dan Benih dalam Intensifikasi budidaya air tawar
ikan gurame dan benihnya
Teknologi Perbenihan Ikan Gurame
untuk mendukung proses
intensifikasi perbenihan
ikan gurame
Merupakan suatu bentuk teknologi
perbenihan Ikan Baung dan Ikan Semah
Menghasilkan paket
Teknologi Budidaya Ikan Kampar-Riau, Kerinci (Jambi), Cijeruk dengan melakukan beberapa perlakuan
9 BPPBAT teknologi perikanan
Domestikasi di Sumatera (Jawa Barat) diantaranya dengan pemberian pakan
budidaya air tawar
bersalut vitamin E maupun hormon
estradiol 17
Uji Aplikasi Bakteri Heterotrof Menghasilkan produk
Pro-Flok (Probiotik pembentuk pakan alami
10 BPPBAT Pembentuk Bioflok Pada Pendederan Bogor, Jawa Barat biologi perikanan
mikroba (bioflok)
Ikan Nila budidaya air tawar
Formulasi Sediaan dan Lama Menghasilkan produk
EEM (Efektif Efisien
11 BPPBAT Penyimpanan Bakteri Pengendali Bogor, Jawa Barat biologi perikanan
Mikroba) BPPBAT
Nitrogen (Probiotik) Dalam kemasan budidaya air tawar
Menghasilkan produk
Performa Bioreproduksi Ikan Pontianak - Kalimantan Barat, Bogor - Calon Induk Tengadak G1
12 BPPBAT biologi perikanan
Tengadak G1 Asal Populasi Terpilih Jawa Barat Populasi Kalimantan
budidaya air tawar
Performa Pertumbuhan Dan Ikan Semah Generasi pertama, hasil
Menghasilkan produk
Perkembangan Awal Matang Gonad domestikasi kisaran bobot 30 -50 g
13 BPPBAT Bogor, Jawa Barat biologi perikanan
Ikan Semah Generasi Pertama pada sebanyak 1500 ekor, sebagai calon induk
budidaya air tawar
Lingkungan Budidaya pembentuk generasi ke 2

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 157
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Pengujian vaksin koktail Koiherpes
Virus dan A. hydrophila untuk Menghasilkan produk
14 BPPBAT pencegahan penyakit potensial pada Depok, Jawa Barat Vaksin KHV-AeroVac biologi perikanan
ikan mas dan/atau koi, Cyprinus budidaya air tawar
carpio
Preparasi Sediaan Vaksin Melalui Menghasilkan produk
VIAT-1 (Vaksin Ikan Air
15 BPPBAT Enkapsulasi dan Freeze Dry untuk Depok, Jawa Barat biologi perikanan
Tawar)
Pengendalian Penyakit Ikan budidaya air tawar
Uji metode aplikasi vaksin kombinasi
(Aeromonas hydrophila,
Streptococcus agalactiae, dan Vaksin TRIVALEN (vaksin bakteri in-aktif Menghasilkan produk
16 BPPBAT Mycobacterium fortuitum) untuk Depok, Jawa Barat Aeromonas hydrophila, Streptococcus biologi perikanan
pencegahan penyakit bakteri agalactiae dan Mycobacterium fortuitum) budidaya air tawar
potensial pada budidaya ikan air
tawar
Preparasi vaksin koktail
Menghasilkan produk
Edwardsiella ictaluri - A. hydrophila
17 BPPBAT Depok, Jawa Barat IchtahydroVac biologi perikanan
IctahydroVac untuk pencegahan
budidaya air tawar
penyakit pada ikan catfish
Uji aplikasi mikroenkapsulasi Menghasilkan produk
18 BPPBAT probiotik (Pro-BPPBAT) melalui Depok, Jawa Barat Pro-P, Pro-G, Pro-G(m) biologi perikanan
pakan pada ikan lele dan nila budidaya air tawar
Uji Aplikasi Vaksin Monovalen S.
Menghasilkan produk
agalactiae dan Bivalen S. agalactiae
19 BPPBAT Depok, Jawa Barat HydroGalaksiVac biologi perikanan
A. hydrophila untuk Pengendalian
budidaya air tawar
Penyakit pada Ikan Nila
Optimasi Suhu dan Media Kultur Sel
Menghasilkan produk
Primer Ikan Gurami (Osphronemus Kultur sel primer GT2
20 BPPBAT Depok, Jawa Barat biologi perikanan
gouramy) Sebagai Media Tumbuh (Gouramy tail-2)
budidaya air tawar
Virus Irido
Ikan tambakan (Helostoma temminckii)
adalah jenis ikan air tawar yang potensial
untuk dikembangkan budidayanya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya
diperoleh populasi ikan tambakan dengan
keunggulan karakter penotif, genotif,
reproduksi dan pertumbuhan yang
potensial untuk dijadikan sebagai kandidat
budidaya. Penelitian ini dilakukan untuk
Menghasilkan varietas
mengetahui keragaan aspek biologi ikan
unggul hasil litbang
Rilis Ikan Tambakan Hasil tambakan yang meliputi aspek genetik,
21 BPPBAT Bogor, Jawa Barat budidaya air tawar
Domestikasi reproduksi, pertumbuhan, kelangsungan
yang diusulkan untuk
hidup, ketahanan lingkungan, penyakit,
dirilis
efisiensi pakan dan aspek lainnya yang
mendukung. Hasil yang diperoleh
menunjukkan Keragaman genetik generasi
awal populasi (G0) mempunyai nilai
polimorfisme 35,48% dan heterozigositas
0,16. Pada G1, nilai polimorfisme turun
menjadi 6,45% dan nilai heterozigositas
0,03. Terjadi kenaikan lagi pada G2, dengan
nilai polimorfisme 16,13% dan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 158
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
heterozigositas 0,08. Ikan tambakan
mampu bertahan hidup sampai dengan
salinitas 10 g/L, hidup pada pH 5 sampai 9,
suhu 20 sampai 35oC dan tahan selama 30
menit pada kondisi air tertutup volume 10
liter dengan bobot biomasa ikan sebesar
700 gram. Ikan tambakan termasuk jenis
ikan yang tidak tahan terhadap infeksi
Aeromonas hydrophila. Daging ikan
tambakan memiliki kandungan protein yang
tinggi, yaitu sebesar 15,73% dengan
dressing percentage sebesar 53,47,8% dan
fillet sebesar 39,45,9%. Produktivitas ikan
tambakan pada fase pembenihan sebesar
0,1360,0033/m2 dengan jumlah benih
sebanyak 67,11,46 ekor/m2. Pada fase
pembesaran, produktivitas ikan tambakan
adalah sebesar 0,690,055 kg//m2 serta
Rasio Konversi Pakan (RKP) sebesar
1,810,04.
Menghasilkan
Penelitian Faktor Lingkungan pada
Teknologi pemeliharaan komponen teknologi
22 BPPBAT Pendederan Ikan Betutu (Oxyeleotris Bogor, Jawa Barat
benih ikan betutu intensif perikanan budidaya
marmorata) Skala Outdoor
air tawar
Menghasilkan
Optimalisasi Teknologi Yumina
komponen teknologi
23 BPPBAT Bumina untuk Budidaya Ikan Air Bogor, Jawa Barat Teknologi yumina bumina
perikanan budidaya
Tawar
air tawar
Menghasilkan
Penggunaan Fito Remediasi Air Teknologi fitoremediasi air limbah rumah
komponen teknologi
24 BPPBAT Limbah Rumah Tangga untuk Bogor, Jawa Barat tangga untuk budidaya ikan air tawar
perikanan budidaya
Budidaya Ikan Air Tawar berbasis zerowaste aquaculture
air tawar
Teknologi Pendederan Ikan Sepat Menghasilkan
dan Ikan Tambakan Berbasis Teknologi pendederan benih ikan sepat dan komponen teknologi
25 BPPBAT Bogor, Jawa Barat
Optimalisasi Media Budidaya Pada tambakan skala indoor perikanan budidaya
Skala Indoor air tawar
Menghasilkan
Uji Lapang Teknik Budidaya Ikan Teknologi budidaya ikan komponen teknologi
26 BPPBAT Bogor, Jawa Barat
Gabus gabus perikanan budidaya
air tawar
Teknologi pendederan ikan baung hasil Menghasilkan
Kajian Produktivitas Budidaya Ikan
domestikasi pada sistem budidaya keramba komponen teknologi
27 BPPBAT Baung melalui Uji Multilokasi dan Bogor, Jawa Barat
jaring apung dan pada lokasi budidaya perikanan budidaya
Sistem Budidaya
ketinggian rendah air tawar
Menghasilkan
Pemanfaatan Rumput Laut Sebagai Inovasi pakan untuk ikan air tawar berbasis komponen teknologi
28 BPPBAT Bogor, Jawa Barat
Bahan Pakan Ikan Air Tawar rumput laut perikanan budidaya
air tawar
Menghasilkan
Suplementasi Asam Lemak Pada Teknologi peningkatan produktivitas induk komponen teknologi
29 BPPBAT Bogor, Jawa Barat
Pakan Induk Ikan Air Tawar ikan air tawar perikanan budidaya
air tawar

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 159
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Menghasilkan
Uji Aplikasi Metode Pengendalian
Teknologi metode pengendalian penyakit komponen teknologi
30 BPPBAT Penyakit Parasitik Potensial pada Bogor, Jawa Barat
parasitik potensial pada ikan lele mutiara perikanan budidaya
Ikan Lele Mutiara
air tawar
Menghasilkan
Penelitian Pembesaran Ikan Papuyu Palangkaraya - Kalimantan Tengah, Bogor Teknologi pembesaran ikan komponen teknologi
31 BPPBAT
di Kolam Gambut - Jawa Barat papuyu di kolam gambut perikanan budidaya
air tawar
Invensi ini berhubungan dengan budidaya
ikan air tawar khususnya berupa
penggunaan probiotik sebagai pakan ikan,
lebih khususnya berupa sediaan starter
probiotik dengan jenis bakteri Bacillus Menghasilkan inovasi
Produksi Bakteri Probiotik Untuk subtilis yang berasal dari rumput laut litbang perikanan air
32 BPPBAT Bogor, Jawa Barat
Meningkatkan Kecernaan Pakan Ikan Turbinaria sp. yang diolah melalui proses tawar yang diusulkan
inkubasi dalam suhu kamar, kemudian HKI
dilakukan isolasi terhadap bakteri yang
tumbuh pada substrat sehingga
menghasilkan sediaan probiotik Bacillus
subtilis

1. Remediasi media air yang


mengandung nonilfenol
dengan konsentrasi 2,5
mg/L menggunakan
tanaman eceng gondok
membutuhkan waktu 1 hari
sedangkan tanpa tanaman
membutuhkan waktu 2 hari
atau lebih.
2. Pertumbuhan ikan mas
koki dengan tiga jenis
tanaman hias air yang
dipelihara bersama dalam
satu sistem yang
Remediasi Media Nonylfenol pada
terintegrasi (akuaponik),
Tanaman Air Anubias dan
1 BPPBIH BPPBIH menunjukkan hasil yang
Domestikasi Tanaman Hias Air
baik. Hasil uji lanjut
Buchepalandra
menunjukkan pertumbuhan
yang terbaik adalah
pemeliharaan ikan mas koki
dan dengan tanaman melati
air (Echinodorus sp.)
3. Tanaman Bucephalandra
merupakan jenis tanaman
yang memerlukan suhu yang
sejuk berkisar antara 28 -32
C dengan kelembaban
relatif berkisar antara 85-
99% agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 160
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
1. Sequensing gen COI (DNA
barcoding) ikan hias
introduksi melalui Macrogen
2. Optimasi suhu dan lama
waktu anelling serta
ekstensi stage pada
amplifikasi gen Cyt b dan
RAG 2, amplifikasi gen RAG
menunjukkan waktu otimasi
aneling adalah 1,5 menit
pada suhu 60oC dan
ekstensi adalah 2,5 menit
Eksplorasi Sumber Daya Genetik Ikan
pada waktu 72oC, untuk
2 BPPBIH Hias Lahan Gambut dan Evaluasi BPPBIH
jenis cat fish terdapat
Status Budidaya
singleband sedangkan ikan
tigerfish terdapat multiband
3. Telah dilakukan ekstrasi
gel elektroforesis untuk
amplifikasi band spesifik
4. Ikan Bamble bee
(Brachygobius doriae)
berhasil memijah di
lingkungan terkontrol
setelah 3 bulan
pemeliharaan

Keberhasilan pemijahan ikan agamysis


dapat diindikasikan dengan ciri-ciri yaitu
kondisi stripping lancar, telur utuh dan
tidak pecah kemudian derajat pembuahan
tinggi sehingga dapat menetas dengan
maksimal. Dosis terbaik yang menghasilkan
larva tertinggi yaitu Kombinasi hormon hCG
500 IU/kg + ovaprim (0.7 ml/kg), jarak
Manipulasi Hormon dan Lingkungan
penyuntikan 1 dan 2 : 7 jam
3 BPPBIH untuk Pemijahan Ikan Agamyxis, BPPBIH
Fotoperiod 12 jam terang dan 12 jam gelap
Gurame Coklat dan Tiger Fish
merupakan perlakuan terbaik untuk
memacu tingkat kematangan gonad induk
ikan tigerfish.
Perlakuan kejut suhu belum berhasil
membuat ikan tigerfish memijah secara
alami
Induk ikan Gurame cokelat berhasil
matang gonad TKG III
- Pada pemeliharaan larva agamysis, pakan
alami dapat diberikan mulai umur dua hari .
Jenis pakan alami yang dapat diberikan
Penentuan Pakan Awal Larva dan
adalah berukuran maksimal 0,2 mm sesuai
Benih untuk Menunjang Budidaya
4 BPPBIH BPPBIH bukaan mulut larva.
Ikan Agamysis, Tiger Fish dan
- Jenis pakan awal yang baik adalah Artemia
Gurame Coklat
sp.
- Pada pemeliharaan benih tigerfish, dapat
diberikan pakan alami dan pakan buatan.
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 161
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
- Untuk mendapatkan sintasan benih yang
tinggi, lebih baik menggunakan pakan alami
seperti Tubifex sp
Berdasarkan data hasil penelitian maka
dapat disimpulan bahwa pematangan gonad
ikan uji telah berhasil dilaksanakan dengan
jumlah ikan yang matang gonad, terdiri dari
9 ekor jantan pada TKG III, dan 5 ekor
betina pada TKG III.
Pada periode Januari-November induk
Pematangan Teknologi Budidaya betina telah dua kali mengalami
Ikan Ringau (Datniodes microlepis) Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan perkembangan gonad menuju tingkat
5 BPPBIH
di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi BPPBIH kematang gonad IV, yaitu pada periode
Kalimantan Barat Januari-Maret dan Juli-November. Jeda atau
masa rematurasi bagi induk betina terjadi
sekitar 4 bulan. Pada bulan November ini
perkembangan telur masih berkisar antara
0,5-0,7 mm. oleh karena itu belum siap
untuk dilakukan pemijahan, baik secara
alami, semi buatan ataupun buatan.

- feeding trial tahap 1 terkait penggunaan


bahan alami untuk meningkatkan kualitas
warna ikan hias clown percula sudha
selesai, saat ini sedang dilakukan
pengolahan data. Hasil sementara
menunjukkan tidak ada perbedaan anatara
perlakuan menggunakan ubi ungu, buah
naga dan buah bit terhadap warna ikan.
- Feeding trial tahap 2 menggunakan
astaxanthin dan canthaxantin terhadap ikan
clown percula dan ocellaris masih
berlangsung. Hasil optimum pada jenis ikan
ocelaris terdapat pada perlakuan 300 ppm
astaxanthin meskipun dosis tertinggi yang
diberikan adalah 400 ppm yaitu pada skor 5
Inovasi Pakan untuk Budidaya Ikan untuk warna dada dan 7 bagian tubuh
6 BPPBIH BPPBIH
Hias Laut di Akuarium belakang dan ekor. Sedangkan pada ikan
clown perkula perlakuan 200 ppm
menunjukkan hasil yang optimal
dibandingkan dengan perlakuan lainnya
termasuk pakan otohime. Penggunaan
cantaxanthin tidak signifikan dalam
meningkatkan kualitas warna clown
percula. Kedua perlakuan baik pada ocelaris
maupun percula menghasilkan warna yang
lebih baik dibandingkan pakan otohime,
namun pertumbuhannya kurang optimal.
Hal tersebut diduga karena kandungan asam
amino pakan perlakuan lebih rendah
dibandingkan otohime (hasil analisis kimia)
meskipun kandungan protein sama yaitu
57%.
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 162
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
- Penambahan astxanthin dan cantaxanthin
dapat meningkatkan kualitas warna ikan
clown A percula dan A ocelaris terutama
pada jaringan ekor dan sirip, namun tidak
meningkatkan kualitas warna kulit.

- Gen PCcBA-PhGH pada ikan cupang B.


imbellis giant F1 berhasil ditransmisikan
dari enerasi F0 ke generasi F1 sebesar
58,33%-66,67%.
- Ekspresi fenotipe gen PCcBA-PhGH pada
ikan cupang B. imbellis giant F1 mampu
mningkatkan pertambahan panjang 58,8%-
64,5% dan bobot 59,24%-62,31%
dibandingkan dengan kontrol.
- Calon induk yang membawa dan
mengeskpresikan gen GH berjumlah 330
ekor.
- Ikan cupang alam yang diberi rGH dengan
dosis perendaman 1,5mg/L dan oral 3
Pembentukan Strain dan Produksi
7 BPPBIH BPPBIH mg/Lmenghasilkan pertumbuhan bobot
Benih/Induk Betta Giant
sebesar 1,235 gram dibandingkan kontrol
sebesar 1,013 gram. Pertambahan panjang
3,34 sedangkan pada ikan kontrol 3,23.Laju
pertumbuhan harian sebesar 3,34
sedangkan pada ikan kontrol 3,23.
Dihasilkan individu sebanyak 98 ekor ikan
cupang rGH dan 103 ekor ikan cupang
kontrol.
- Ekspresi gen IGF-1 pada ikan cupang
belum menghasilkan fragmen DNA. Namun
hasil sintesis cDNA organ hati cupang sudah
dapat diamplifikasi menggunakan primer
beta aktin dan menghasilkan gen target
300bp.
- Ekstraksi DNA total ikan clown untuk
analisa gen tyrosine
- Telah memijah pertama kali dua pasangan
induk baru ikan clown di Sistem Resirkulasi
Air Laut (SRAL) dengan jumlah telur sekitar
50 butir (Total induk memijah Juni-
September: 3 pasang)
Pembentukan Ikan Hias Clown Biak
- Kondisi ion SRAL Ca 0.29 mg/L; Mg 2.32
Strain Black Percula Generasi
mg/L; Na 9.28 mg/L; K 0.58 mg/L; Cl2 <0.01
8 BPPBIH Pertama (F0) Hasil Seleksi dengan BPPBIH
mg/L; SO42-3009.28 mg/L, dan Kualitas air
Modifikasi Filter untuk Pemeliharaan
SRAL 30 Agustus-September 2016 Suhu: 26-
Larva dan Benih
27 C; Salinitas 30-39 ppt; pH: 7-8; DO: 7,95-
9,42 mg/L; konduktivitas: 48,27-57,5 S;
intesitas cahaya (IC) atas: 14,9-56,2 lux; IC
bawah: 3,1-13,6 lux.
- Berkaca pada kasus keragaan warna black
clownfish, pembentukan strain black
percula ikan clown dapat diarahkan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 163
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
berdasarkan pola, persentase penutupan,
dan jenis warna. Marker diperlukan untuk
mempermudah seleksi. Sistem resirkulasi
perlu dievaluasi dengan lebih baik untuk
meningkatkan kinerjanya.
- Hasil ELISA menunjukkan bahwa masing-
masing antibody mengenali Vtg spesiesnya.
Anti-Vtg arwana Kalimantan mengenali Vtg
Gurame padang dan Patin albino, Anti-Vtg
arwana Papua mengenali Vtg ikan ringau
Metode yang Efisien untuk Interaksi
namun tidak sebaliknya.
Vtg dan AntiVtg (Uji Interaksi
- Tidak terdapat antiVtg yang bersifat
9 BPPBIH Antigen dan Antibodi Serta Pemilihan BPPBIH
universal yang mengenali semua Vtg spesies
Metode untuk Kit Identifikasi
lainnya. Metode yang paling efisien untuk
Kelamin)
reaksi immunoassay dari kelima Vtg
tersebut adalah metode ELISA. Untuk desain
kit ke depannya lebih diarahkan untuk
membuat kit yang spesifik perspesies dan
bukan kit universal.
a. Permodelan Mikro Filter Untuk
Menunjang Kualitas Ikan Hias
Sinstesis yang dilakukan sudah
menghasilkan bahan nanomagnetite
chitosan (Gambar.3) dari serbuk Chitosan
(gambar 2.) Hasil analisa SEM menujukkan
adanya gugus kecil dalam mikrofilter. Hasil
analisa pengunaan absorben sampai saat ini
menghasilkan serapan ammonia meningkat
34% menjadi 72.22% sedangkan serapan
Perakitan Prototipe Mikro Filter nitrit mencapai 29.79%.
10 BPPBIH untuk Meningkatkan Kualitas Air BPPBIH b. Uji Kinerja Filter Karbon Aktive
Ikan Hias - Hasil arang dari pembakaran untuk proses
activasi menjadi karbon active
- Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa adsorben magnetite
kitosan karbon aktif dapat digunakan untuk
mengurangi kadar amonia dan nitrit dalam
air akuarium budidaya ikan koki. Persentase
adsorpsi maksimal ammonia sebesar
72.22% dan persentase adsorpsi nitrit
sebesar 29.79% menggunakan adsorben 1
gram.
Penelitian propagasi karang polip besar
sudah berhasil dilakukan di pulau Panggang
Kepulauan Seribu untuk jenis karang
Budidaya Karang Hias Polip Besar Plerogyra sp dan Physogyra sp. Karang jenis
pada Kedalaman yang Berbeda Nemenzophyllia sp tidak berhasil hidup
11 BPPBIH (Plerogyra Sp., Physogyra Sp., dan BPPBIH pada ke tiga kedalaman berbeda. Perubahan
Nemenzophylia Sp.) di Alam dan warna terjadi pada bulan Juni seiring
Sistem Sirkulasi dengan terjadinya peristiwa pemutihan
karang secara global di dunia, namun
kembali ke kondisi awal pada akhir
penelitian. Parameter lingkungan yang
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 164
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
mempengaruhi warna adalah intensitas
cahaya, karang jenis Plerogyra sp dan
Physogyra sp lebih menyukai intensitas
cahaya yang rendah.
- Hasil perlakuan menunjukkan peningkatan
dibandingkan dengan kontrol, dari segi
Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan pertumbuhan dan sintasan.
Cupang (Betta Sp.) dengan - Aplikasi teknologi optimalisasi padat tebar
Kampung Sukamanah, Desa Cikampek
12 BPPBIH Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di dari 2 ekor/L menjadi 4 ekor/L dan
Barat
Kampung Sukamanah, Desa ketinggian air 20 cm dapat meningkatkan
Cikampek Barat produksi dan mampu menambah
pendapatan pembudidaya hingga 41% dan
efisiensi penggunaan lahan budidaya
Aplikasi teknologi kawin suntik (induce breeding) sudah
menghasilkan larva botia sebanyak 6.000 larva
Aplikasi Teknologi Produksi Benih Aplikasi teknologi sistem resirkulasi dapat mengadaptasikan
13 BPPBIH Ikan Hias Botia di Jambi dan Belitung Jambi dan Belitung Timur ikan dari alam menjadi calon induk sebanyak 72 ekor dan benih
Timur dari alam ukuran rata-rata 1 inci sampai ukuran 2-2,5 inchi
meningkatkan SR dari 5% menjadi 61,7% dengan ketersediaan
benih 3.700 ekor.
Aplikasi teknologi budidaya Rainbow Kurumoi sudah diadopsi
Aplikasi Teknologi Produk Benih oleh pembudidaya ikan hias di Bekasi, pemijahan induk
14 BPPBIH Kab. Bekasi
Ikan Rainbow sebanyak 200 ekor meningkatkan pendapatan pembudidaya
sebasar Rp. 7.770.694,- per bulan
Aplikasi teknologi hidroponik untuk pengaturan lingkungan
media tanam menggunakan pasir malang, dosis pupuk 5 ml/L,
Aplikasi Teknologi Budidaya
intensitas cahaya dibawah 20.000 lux dan pengaturan
Tanaman Air Anubias Sp. Dengan
15 BPPBIH Kab. Bogor kelembaban melakukan penyiraman tanaman setiap hari.
Teknik Hidroponik di Kabupaten
tanaman anubias dapat tumbuh baik dengan kriteria daun
Bogor
tumbuh 2 helai per pohon per bulan dan jumlah rerata bunga
tumbuh 0,9 bunga per pohon

Pembentukan Calon Induk di BPPI


Sukamandi, Subang, Jawa Barat

Distribusi Calon Induk :


Telah didistribusikan Calon Induk Unggul Ikan Air Tawar
1. Ikan Lele Mutiara di Provinsi Jawa
dengan rincian :
Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
1. Ikan Lele sebanyak 773 paket di Provinsi Jawa Barat, Banten,
DI Yogyakarta, Bali, Bangka-Belitung,
Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Bangka-Belitung,
Sumater Barat, Sumatera Selatan,
Sumater Barat, Sumatera Selatan, Lampung, dan Papua;
Lampung, dan Papua;
2. Ikan Nila sebanyak 10.800 ekor di Provinsi Jawa Barat, Jawa
Penyediaan Calon Induk Unggul Ikan 2. Ikan Nila Srikandi di Provinsi Jawa
1 BPPI Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur;
Air Tawar Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan,
3. Ikan Mas sebanyak 4.600 ekor di Provinsi Jawa Barat, Jawa
dan Kalimantan Timur;
Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Nusa
3. Ikan Mas Mustika di Provinsi Jawa
Tenggara Barat; dan
Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara,
4. Udang Galah sebanyak 29.800 ekor di Provinsi Jawa Barat,
Sumatera Barat, Riau, dan Nusa Tenggara
Jawa Tengah DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan
Barat; dan
Kalimantan Timur.
4. Udang Galah GI Macro II di Provinsi
Jawa Barat, Jawa Tengah DI Yogyakarta,
Bali, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan
Timur.

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 165
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Telah dilakukan pendampingan kegiatan paket teknologi Ikan
Mas Mustika di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, menggunakan
total induk Ikan Mas Mustika sebanyak 50 pasang ukuran bobot
BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa 0.8-3,8 kg. Jumlah benih hasil pendederan 1 ukuran 2-3 cm yang
Paket Teknologi Ikan Mas Tahan KHV
2 BPPI Barat) dan Kabupaten Cianjur (Jawa berhasil didapat adalah 430.800 ekor dan pendederan 2 ukuran
di Kabupaten Cianjur Jawa Barat
Barat) 4-10 g sebanyak 174.500 ekor. Serah terima induk Ikan Mas
Mustika pada petani pembudidaya telah dilaksanakan sebanyak
50 pasang ukuran 1,5-3,8 kg dan diserahkan secara simbolik
pada DInas perikanan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Telah dilakukan pendampingan Paket Teknologi Ikan Mas Tahan
KHV kepada masyarakat di 7 Kecamatan wilayah Kabupaten
Kediri. Kegiatan tersebut menunjukkan hasil yang optimal.
Proses pemijahan calon-calon induk ikan lele MUTIARA yang
dilakukan di BBI Pare dan sembilan kelompok pembenih mitra
selama periode bulan Juli sampai September menghasilkan lebih
dari 2.400.000 ekor benih dengan performa pertumbuhan, daya
tahan terhadap penyakit, daya adaptasi/toleransi lingkungan,
daya tahan stres, efisiensi pakan dan keseragaman ukuran yang
Paket Teknologi Pematangan BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa
relatif lebih tinggi daripada benih-benih yang dihasilkan dari
3 BPPI Budidaya Ikan lele Mutiara di Barat) dan Kabupaten Kediri (Jawa
induk-induk sebelumnya, sehingga menghasilkan keuntungan
Kabupaten Kediri Timur)
usaha yang optimal.
Hasil-hasil tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan minat
para pelaku usaha pembenihan ikan lele di wilayah Kediri untuk
menggunakan induk ikan lele MUTIARA, sehingga Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri meminta BPPI
Sukamandi untuk membantu penyediaan calon induk ikan lele
MUTIARA dalam rangka pengembangan budidaya ikan lele
MUTIARA di wilayah Kediri sebagai daerah sentra penghasil
benih ikan lele terbesar di Indonesia.
Telah terbentuk Ikan Patin Siam F3 cohort 1
terseleksi. Saat ini calon induk terseleksi
BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa telah berumur >19 bulan dan memiliki
4 BPPI Seleksi Ikan Patin Siam F3
Barat) bobot berkisar antara 2.200 2.500 g dan
sekitar 70% induk betina sudah dalam
kondisi matang gonad (TKG IV).
Telah terbentuk populasi Ikan Patin
BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Pasupati II dengan rataan panjang standar
5 BPPI Pembentukan Patin Pasupati II
Barat) 26,6 cm; panjang total 33,6 cm; dan bobot
ikan 310,4 g.
Telah terbentuk benih Ikan Patin Hibrida
Pembentukan Ikan Patin Hibrida BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Triploid yang berumur 1 bulan dan telah
6 BPPI
Triploid Barat) berukuran panjang standar berkisar antara
2,5 - 5,0 cm.
Telah terbentuk populasi F1 Udang Galah
tumbuh cepat dan matang kelamin yang
lambat dengan beberapa keunggulan :
Biomas panen lebih unggul (perbedaan
Pembentukan Populasi F1 Strain BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa
7 BPPI relatif 45,23%); Kelangsungan hidup lebih
Udang Galah Tumbuh Cepat Barat)
unggul (perbedaan relatif 40,19%); Proporsi
udang belum bertelur lebih banyak pada
populasi seleksi (perbedaan relatif
178,45%); Fekunditas larva induk udang

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 166
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
galah populasi terseleksi lebih tinggi
(perbedaan relatif 3,07%).
Telah terbentuk populasi F2 Udang Galah
terseleksi yang memiliki beberapa
keunggulan : Kelangsungan hidup rerata
benih seleksi pada fase pendederan 25%
lebih tinggi dibandingkan kontrol; Level
Pembentukan Populasi F2 Udang BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa
8 BPPI resistensi rerata Udang Galah (8-10 g)
Galah Barat)
seleksi terhadap infeksi Vibrio harveyii 46%
lebih tinggi dibandingkan kontrol;
Produktivitas Udang Galah seleksi pada fase
pembesaran relatif lebih tinggi
dibandingkan kontrol.
Telah diperoleh populasi Ikan Nila Biru F4
hasil pembesaran di tambak salinitas 15-20
Pembentukan Poulasi F4 Ikan Nila
BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa ppt terdiri dari populasi seleksi dan kontrol.
9 BPPI Biru Dalam Rangka Perbaikan
Barat) Populasi Ikan Nila Biru seleksi mempunyai
Pertumbuhan Ikan Nila Srikandi
bobot yang lebih tinggi dibanding populasi
kontrol (perbedaan relatif 17,72%).
Telah terbentuk calon Induk Ikan Nila
Pembentukan Populasi Dasar Sintetis BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa
10 BPPI Merah hasil dialel crossing dari 5 strain Ikan
Ikan Nila Merah F0 Barat)
Nila Merah Unggul.
Telah terbentuk populasi sintetik
(composite) Ikan Mas. Kisaran panjang
standar 96,84 185,5 mm; panjang total
118,67 227,51 mm; dan bobot rerata
Pembentukan Populasi Dasar
BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa benih populasi sintetik 19,00 153,92 g.
11 BPPI (Komposit) Ikan Mas Tumbuh Cepat
Barat) Nilai FCR terendah 0,82 untuk pemeliharaan
(2 Produk Biologi)
di kolam tanah dan tertinggi sebesar 1,44
untuk pemeliharaan di bak beton. Nilai
Kelangsungan hidup rerata 90% hingga
awal masa penebaran.
Telah dihasilkan populasi benih Ikan Lele
Pembentukan Populasi F1 Ikan Lele BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa
12 BPPI tumbuh cepat dan tahan penyakit, dengan
Tumbuh Cepat dan Tahan Penyakit Barat)
ukuran berkisar 150-550 g.
Telah dihasilkan calon induk Ikan Lele hasil
Pembentukan Populasi Calon Induk BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa persilangan induk Transgenik dan Non-
13 BPPI
Ikan Lele Transgenik Barat) transgenik dengan bobot berkisar 150-580
gram.
Telah dihasilkan 7 populasi persilangan
Ikan Gurami Hibrida prospektif yang
memiliki pertumbuhan cukup tinggi. Benih
BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa
14 BPPI Pembentukan Ikan Gurame Hibrida Ikan Gurami hasil persilangan Strain
Barat)
Majalengka x Kalimantan memiliki nilai SR
dan SGR lebih tinggi dibandingkan dengan
benih Ikan Gurami hasil persilangan lainnya.
Pembentukan Induk Pembentuk Telah diperoleh calon induk pembentuk F0
BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa
15 BPPI Populasi F0 Ikan Gurame Tumbuh berumur 8-30 bulan dengan bobot berkisar
Barat)
Cepat 600-2.000 gram.
Telah dihasilkan 4 populasi Ikan Mas
Pembentukan Populasi Calon Induk BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa
16 BPPI Transgenik F2 hasil pemijahan induk jantan
Ikan Mas Transgenik F2 Heterozigot Barat)
Ikan Mas Transgenik F1 dengan Ikan Mas

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 167
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Betina Non-transgenik, dengan ukuran
panjang total rerata 19 cm, panjang standar
rerata 15 cm, dan bobot rerata 75 gram.

Struktur dan Karakteristik Perikanan Pukat Cincin (Purse Seine) di Samudera Hindia untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan Laut
1 LPPT
Lepas di Wilayah RFMO
Karakteristik Eko-Biologi Sumberdaya Ikan Pelagis di Sekitar Rumpon di WPP-573 (Samudera Hindia Selatan Jawa Hingga Nusa
2 LPPT
Tenggara)
Karakteristik Biopopulasi Madidihang (Thunnus albacares) di WPP 572 dan 573 untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan Laut
3 LPPT
Lepas di Wilayah RFMO
4 LPPT Data Enumerasi Perikanan
5 LPPT Data Saintifik Perikanan

Data Informasi IPTEK


Budidaya Rumput Laut
Kajian Budidaya Rumput Laut Perairan Teluk Tomini, Desa Tabulo
berupa Kajian Budidaya
1 LPPBRL (Sargassum sp.) dengan Metode Selatatan, Kecamatan Mananggu,
Rumput Laut (Sargassum
Kantong di Perairan Teluk Tomini Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo
sp.) dengan Metode Kantong
di Perairan Teluk Tomini
Data dan informasi jarak
Perairan Desa Baruta Doda Bahari, tanam optimal antara
Penentuan Jarak Tanam Optimal
Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten rumpun bibit pada metode
2 LPPBRL antar Rumpun Bibit pada Metode
Buton Tengah, Provinsi Sulawesi vertikultur rumput laut
Vertikultur Rumput Laut
Tenggara. untuk peningkatan produksi
rumput laut.
Data Informasi IPTEK
Budidaya Rumput Laut
Penentuan Pola Musim Tanam Perairan Desa Bodiie, Kecamatan berupa
3 LPPBRL Rumput Laut di Perairan Kabupaten Mandalle, Kabupeten Pangkajene dan Kalender Musim Tanam
Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan Rumput Laut di Perairan
Kabupaten Pangkep,
Provinsi Sulawesi Selatan
Data Informasi IPTEK
Budidaya Rumput Laut
berupa
Penentuan Pola Musim Tanam Desa Tuntung Timur, Kecamatan Kalender Musim Tanam
Rumput Laut di Perairan Sidupa Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Rumput Laut di Perairan
4 LPPBRL
Kabupaten Bolaang Mongondow Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Kabupaten
Utara, Provinsi Sulawesi Utara Utara Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara, Provinsi
Sulawesi
Utara
Desa Tabulo Selatatan, Kecamatan
Propagasi Vegetatif Bibit Rumput Bibit Rumput Laut Gracilaria gigas Hasil
5 LPPBRL Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi
Laut Gracilaria gigas ex vitro Kultur Jaringan
Gorontalo
Desa Tabulo Selatatan, Kecamatan
Pemeliharaan Indoor Bibit Rumput Bibit Rumput Laut
6 LPPBRL Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi
Laut Kappaphycus alvarezii Kappaphycus alvarezii
Gorontalo
Perakitan Strain dan Produksi Bibit Kelurahan Raya, Kecamatan Turikale,
7 LPPBRL Unggul Rumput Laut Kappaphycus Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Bibit Unggul Rumput Laut
alvarezii melalui Rekayasa Genetik Selatan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 168
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Pengembangan Teknologi
Paket Teknologi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa
Peremajaan Bibit Rumput Laut Desa Galis, Kecamatan Galis, Kabupaten
8 LPPBRL Teknologi Peremajaan Bibit Rumput Laut Gracilaria verrucossa
Gracilaria verrucosa dengan Metode Pamekasan, Provinsi Jawa Timur
dengan Metode Stek
Stek
Pengembangan Teknologi Kebun Desa Temmalebba, Kecamatan Bara,
Komponen Inovasi Perikanan berupa Penyediaan
9 LPPBRL Bibit Unggul Rumput Laut Gracilaria Kotamadya Polopo, Provinsi Sulawesi
Kebun Bibit Unggul Gracilaria verrucosa di Tambak
verrucosa di Tambak Selatan

Rekomendasi Perairan Nunukan sangat


sesuai untuk area budidaya rumput laut
khususnya untuk jenis Eucheuma sp.,
karena Distribusi nitrat dan logam berat
masih dalam batas yang bisa di-toleransi
oleh lingkungan; Kecepatan arus 20 40
Analisis Karakteristik Dimensi
meter/menit, bahkan sampai berkisar 50
Ekologi Untuk Menunjang
1 P3SDLP Perairan Nunukan cm/dt; Pada waktu surut yang masih
Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil
digenangi air sedalam 30 60 cm; pH antara
Terluar di Nunukan
7,3 8,2; Suhu air laut berkisar antara 27
300C; Salinitas antara 30 37 permil, denga
salinitas optimum 33 permil; Sebaran
indeks vegetasi pada tahun 2016
menunjukkan data kepadatan vegetasi
mangrove yang sangat rendah.
Hasil dari analisis dari daya dukung
lingkungan di lokasi penelitian Sekotong,
Lombok masih memiliki kondisi perairan
yang baik untuk dikembangkan menjadi
daerah budidaya;
Aktivitas budidaya laut belum melampaui
kapasitasnya namun pemanfaatan sumber
daya yang ada belum optimal, sehingga
perlu adanya pengembangan aktivitas
budidaya laut dengan tetap memperhatikan
batasannya;
Diperlukan adanya kebijakan ataupun
guideline terkait pengembangan aktivitas
Perencanaan dan Daya Dukung
budidaya laut. terutama terkait batasan-
Wilayah Pesisir Berbasis Budidaya
2 P3SDLP Sekotong, Lombok batasan sejauh mana pengembangan
Laut di Pulau Lombok, Nusa
budidaya laut dapat dilakukan oleh
Tenggara Barat
perusahaan maupun kelompok masyarakat.
Hal ini dimaksudkan agar pengembangan
budidaya laut tetap dapat terlaksana, namun
dapat diawasi dan dikontrol agar tidak
melebihi kapasitas yang ada;
Rencana pembangunan pelabuhan baru
perlu perencanaan yang lebih lanjut begitu
pula dengan pengembangan aktifitas
pariwisata mengingat pengaruhnya nanti
yang akan mengurangi daya dukung di
daerah tersebut. Pembangunan diusahakan
dapat dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan keberlanjutan.

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 169
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Pemilik tambak dapat menerima dan mudah
memahami konsep penerapan desain layout
tambak meskipun terdapat beberapa
informasi yang menurut mereka baru
diketahui maupun beberapa aspek yang
sudah lama dikenal/diketahui namun tidak
dipahami maksud atau alasannya;
Proses produksi garam menggunakan model
yang telah dikaji optimasinya tersebut dapat
menghasilkan lebih dari 120 ton per hektar
per musim (3,5-4 bulan) dengan kualitas K1.
Sehingga pendapatan per musim dari 1
Penyusunan Model Optimalisasi Tata
hektar tambak tidak kurang dari 72 juta jika
3 P3SDLP Kelola Kawasan Tambak Garam Tambak garam di pantai utara Jawa
harga perkilo Rp 600,-.
Rakyat
Model ini dapat menghindarkan petambak
mem-fungsikan kolam kristalisasi sebagai
condenser sehingga kualitas garam
meningkat karena ikutan pengotor
(impurities) gypsum jauh berkurang.
Penerapan model ini akan diperkuat dengan
menghitung masukan (intake) debit ideal air
tua yang dikombinasi dengan laju evaporasi
air di setiap tahapan proses, sehingga
diharapkan dapat ditentukan pola
pengaturan debit air tua yang akan
membuat sistem bekerja dengan sendirinya.
Hasil analisis spasial terhadap kesesuaian
kawasan untuk budidaya laut di Perairan
Kab. Dompu berhasil ditentukan kawasan
yang sesuai untuk budidaya rumput laut
dengan luas sekitar 72.515 Ha atau 99,49 %
dan kawasan yang sesuai untuk KJA dengan
luas sekitar 72.831 Ha atau 99,93% dari luas
total wilayah kawasan pengembangan;
Hasil pengukuran kualitas air yang
dilakukan di lokasi penelitian, menunjukan
terdapat beberapa parameter yang masih
melebihi baku mutu untuk budidaya laut
Kajian Daya Dukung Sumberdaya
seperti nilai fosfat dan nitrat. Kondisi
Laut dan Pesisir untuk Perencanaan
4 P3SDLP Perairan Teluk Saleh, Kab. Dompu tersebut diduga akibat dari aktivitas
Kawasan Budidaya Laut di Perairan
perekonomian oleh masyarakat sekitar yang
Teluk Saleh (PP30-PT)
menghasilkan limbah ke perairan, yang
dibuktikan dengan nilai parameter tersebut
diatas baku mutu di stasiun penelitian yang
berlokasi dekat dengan muara sungai;
Kondisi ekosistem pesisir meliputi
mangrove, lamun dan terumbu karang
berada pada kondisi cukup baik dengan
indeks keseragaman mangrove bernilai 0.68
berarti keseragaman sedang dan ditemukan
dua spesies mangrove yaitu rhizophora
stylosa dan rhizophora apiculata. Indeks
keseragaman lamun bernilai 0.82 yang

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 170
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
berarti keseragaman tinggi dan ekosistem
berada dalam kondisi stabil serta ditemukan
tiga spesies lamun yaitu enhalus acroides,
cymodocea rotundata, dan halodule ovalis.
Indeks keseragaman terumbu karang
sebesar 3.44 yang berarti keseragaman
tinggi dan kondisi ekosistem yang stabil
serta ditemukan enam lifeform yaitu coral
massive, coral submassiv, coral folios,
acropora branching, coral encrusting, dan
coral mushroom di lokasi penelitian;
Hasil pendugaan daya dukung budidaya KJA
dapat diketahui bahwa daya dukung
perairan untuk KJA dengan komoditas ikan
kerapu adalah sebesar 9,9 16,68 ton ikan.
Apabila 1 keramba diisi dengan 200 ekor
ikan maka keramba yang dapat dibangun
sebanyak 50 84 buah keramba; Hasil
pendugaan daya dukung budidaya Rumput
Laut untuk nilai produksi pada unsur N
relative tinggi 0.7 ton/th, dengan masa
panen selama 7 kali, dengan penggunaan
unit long line sebanyak 3 unit, melalui luas
ruang perairan 0.4 ha;Hasil kesimpulan ini
sebagai rekomendasi tahap awal dan acuan
dalam pertimbangan pengambilan
kebijakan pengelolaan kelautan dan
perikanan di Kabupaten Dompu dan perlu
untuk dilakukan penelitian lanjutan.
Laju Perubahan Luas tutupan mangrove
pada zona selatan pada periode tahun 1989
ke 2016, cukup signifikan yaitu mencapai
3.62 Ha/thn; Dari kondisi fisik, kerusakan
terumbu karang terjadi akibat tindakan DF
(bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju
perubahan penutupan karang berkisar 2.91
Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah
Analisis Potensi Ekosistem Pesisir
5 P3SDLP Pesisir Teluk bone dengan menekan masukan limbah
Teluk Bone
antropogenik ke perairan sebesar 10%.
Daya dukung perairan dapat dijadikan
acuan dalam pengambilan kebijakan
pngembangan budidaya rumput laut; Untuk
mengetahui fluktuasi optimum biocapacity
dengan skenario pengelolaan menekan
limbah 10% akan menghasilkan biocapacity
perairan yang paling tinggi;
Melakukan koordinasi dan diskusi dengan Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1
diindikasikan adalah berasal dari crude oil.
Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 menunjukkan kesamaan karakteristik dan
Kajian Potensi Pencemaran Laut di
6 P3SDLP Bintan genetik asal batuan sumber.
Perairan Pulau Bintan
Kromatogram GC memberikan indikasi bahwa material organik pembentuk minyak diendapkan di
lingkungan anoksik suboksik.
Biomarker sterana m/z 217 dari GCMS menunjukkan bahwa kontribusi bahan organik yang
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 171
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
terkandung pada minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 berasal dari ganggang (algae) yang
diendapkan pada lingkungan lakustrin dengan kondisi anoksik.
Distribusi Biomarker triterpana m/z 191 dari GCMS menunjukkan tidak adanya kontribusi
tumbuhan darat dan dengan adanya kelimpahan Gamacerana mengindikasikan bahwa senyawa
asal pembentuk minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 diendapkan di lingkungan lakustrin.
Paramater kematangan termal dari fraksi saturat menunjukkan bahwa minyak Mapur-3, Mapur-4
dan Sebong-1 mempunyai tingkat kematangan yang cukup tinggi.
Jika pemerintah Indonesia memang
berkomitmen dalam mewujudkan tujuan
penelitian ini, dimana Indonesia sanggup
memproduksi garam magnesium sendiri
dalam memenuhi kebutuhan farmasi dalam
negeri. Niscaya perekonomian Indonesia
akan meningkat terutama masyarakat
pesisir pantai khususnya para kelompok
petani tambak garam. Hal ini dikarenakan
memiliki 2 produk yang dapat dijual, yang
pertama adalah garam konsumsi (NaCl)
Optimalisasi Kajian Teknologi Spray
yang diperoleh melalui proses pengeringan
7 P3SDLP Dryer untuk Pengeringan Pamekasan
tradisional dan yang kedua adalah garam
Magnesium Hidroksida
magnesium [Mg(OH)2] dengan mengolah air
limbah pembuatan garam menggunakan
teknologi modern;
Melalui spray dryer proses pengeringan
garam magnesium akan lebih cepat dan
hasil produksi lebih banyak. Memang
teknologi spray dryer membutuhkan biaya
yang begitu besar, akan tetapi harga jual
garam magnesium yang begitu besar jika
dibandingkan dengan harga garam
konsumsi.
Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan
Pulau Laut, Natuna yang merupakan
wilayah terdepan NKRI berpotensi untuk
dikembangkan menjadi kawasan
pemanfaatan sumberdaya arkeologi maritim
berkelanjutan yang dipadu dengan
keindahan ekosistem bawah lautnya dalam
kerangka konsep Taman Bawah Laut Eko-
Kajian Potensi Sumber Daya Arkeologi (Marine Eco-Archaeological Park).
8 P3SDLP Arkeologi Maritim di Perairan Pulau Pulau laut, Natuna Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan
Laut, Natuna (PP30-PT) Karang Panjang ( 20 ), Karang Kie (16) dan
Kawasan Perairan Pulau Sekatung (15),
sementara itu satu lokasi yaitu lokasi kapal
kayu masih belum dapat di analisis
dikarenakan tidak cukupnya data
pendukung
Konsep ini diusulkan dapat berjalan selaras
dengan rencana pengembangan wilayah
Natuna oleh KKP dan Presiden RI.
Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70
Penyusunan Basisdata Laut dan
9 P3SDLP Tanimbar peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang)
Pesisir di Tanimbar (PP30-PD)
yang siap digunakan oleh para pengguna
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 172
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
terkait dengan data dasar (baseline)
oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir.
Parameter dari dataset pembuatan peta dan
grafik adalah suhu, salinitas, arus laut,
oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat,
silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks
kondisi terumbu karang, dan
keanekaragaman hayati.
Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70
peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang)
yang siap digunakan oleh para pengguna
terkait dengan data dasar (baseline)
oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir.
Penyusunan Basisdata Laut dan
10 P3SDLP Biak Parameter dari dataset pembuatan peta dan
Pesisir di Biak (PP30-PD)
grafik adalah suhu, salinitas, arus laut,
oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat,
silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks
kondisi terumbu karang, dan
keanekaragaman hayati.
Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70
peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang)
yang siap digunakan oleh para pengguna
terkait dengan data dasar (baseline)
oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir.
Penyusunan Basisdata Laut dan
11 P3SDLP Rote Parameter dari dataset pembuatan peta dan
Pesisir di Pulau Rote (PP30-PD)
grafik adalah suhu, salinitas, arus laut,
oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat,
silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks
kondisi terumbu karang, dan
keanekaragaman hayati.
Suhu permukaan laut di perairan selatan
jawa pada kurun waktu Agustus Oktober
2016 cenderung mengalami kenaikan;
Suhu permukaan laut tidak berbeda jauh
Kajian Interaksi Laut Atmosfer Terhadap Karakteristik Hidrodinamika Perairan dengan suhu udara bulanan yang tercatat
12 P3SDLP
Selatan Jawa Untuk Sistem Informasi di Sentra Nelayan (PP30-PT) pada kurun waktu yang sama;
Kecepatan pergerakan arus pada kurun
waktu Agustus Oktober mengalami
penurunan dengan arah arus dari Tenggara
menuju Barat Laut.
Keberadaan hutan mangrove
(topografi/batimetri dan tegakan pohon)
mereduksi secara signifikan energi
gelombang datang (lebih dari 50%)
mengurangi ongkos konstruksi tanggul
Kajian Dampak Pegembangan NCICD
beton di belakangnya;
13 P3SDLP pada Desain Hijau Tanggul Laut Teluk jakarta
Keberadaan pulau reklamasi akan
Jakarta
mengubah karakteristik perairan hutan
mangrove Angke;
Kondisi lingkungan perairan di sekitar
hutan mangrove harus diperbaiki untuk
menjamin keberlangsungan konsep tanggul

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 173
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
hijau
Rekomendasi Pokja Reklamasi Teluk
Jakarta;
Kerjasama penelitian terjalin Judul:
Investigasi pengurangan dampak kerusakan
pantai dengan hutan bakau melalui
pemodelan numerik, Mitra: Telkom
University Bandung (hingga 2018).
Lokasi Penelitian Kab.Berau, Karimunjawa,
Pati dan Indramayu
Terdapat perbedaan simpanan karbon pada
kawasan konservasi dan rehabilitasi.
Simpanan terbanyak terdapat pada sedimen
kemudian biomass atas dan terkahir
biomass bawah.
Kualitas perairan secara umum masih baik
untuk menunjang kehidupan vegetasi
Kajian Karbon Biru Ekosistem Pesisir
pesisir, namun demikian di beberapa lokasi
14 P3SDLP Pada Kawasan Konservasi dan Kab. Berau, Karimunjawa, pati, Indramayu
perlu mendapat perhatian lebih.
Rehabilitasi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam mekanisme
pembangunan bersih (Clean Development
Mechanism) untuk mengantisipasi
perubahan iklim global; sebagai bahan
untuk penyusunan kebijakan pengelolaan
wilayah pesisir dan perubahan iklim serta
penyelenggaraan konservasi di wilayah
pesisir.
Kualitas Perairan Karimunjawa masih dalam
kondisi yang baik.
Pengelolaan sampah di karimunjawa masih
belum terpadu, sehingga dikhawatirkan
sampah akan mencemari lingkungan dengan
cepat.Air tanah sudah mengalami
penurunan kualitas, sehingga tidak dapat
langsung digunakan sebagai air minum.
- Rawa-rawa diduga sebagai penyebab
intrusi air laut menjadi semakin parah.
- Diperlukan percepatan pembangunan
embung dan tempat pembuangan akhir
Riset Geodinamika dan Lingkungan
15 P3SDLP Karimunjawa sampah untuk menjaga kualitas lingkungan
Perairan Pesisir dan Laut
terutama air tanah.
- Diperlukan pembuatan sumur resapan dan
septic tank di setiap rumah untuk menjaga
kualitas air tanah.
- Pada tahun 2016 telah dilakukan
pemantauan kinerja dan pengolahan data
sensor pengukur kualitas air yang terpasang
di 5 pelabuhan perikanan, yaitu Bitung,
Kendari, Pare-pare, Lamongan dan Bintan.
Hasil pemantauan menunjukkan sensor di
Kendari mengalami kendala teknis, yaitu
surut yang terlalu rendah, sehingga harus
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 174
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
dilakukan pemindahan lokasi yang sesuai
syarat teknis. Sensor di Bintan mengalami
kendala pencemaran lokal dikarenakan
adanya perubahan peruntukan lahan di
dekat sensor terpasang sehingga juga
dilakukan pemindahan lokasi. Pemindahan
lokasi sensor kualitas air yang terpasang di
lokasi Kendari dan Bintan telah dilakukan
dengan tetap berfokus pada tujuan awal,
yaitu pemantauan kesehatan perairan;
- Hasil pengolahan data yang telah terekam
sejak Desember 2015 menunjukkan variasi
yang cukup dinamis pada skala harian,
mingguan maupun bulanan. Pada skala
bulanan secara umum untuk semua lokasi
menunjukkan parameter pH dan suhu yang
naik, dan elevasi permukaan air, oksigen
terlarut dan salinitas yang turun. Namun
demikian penilaian akhir apakah hal ini
disebabkan karena suatu fenomena
lingkungan/ iklim ataukah adanya sebab
teknis dari sensor terpasang masih perlu
pendalaman lebih lanjut.
65 titik terindikasi keberadaan situs kapal
karam bersejarah 7 titik telah diverifikasi
dengan penyelaman;
3 sampel artefak pada Situs Berlian Beltim
diidentifikasi dari masa Dinasti Sung ( 960
1279 M - Ming ( 1368 1424 M);
Situs kapal karam di Perairan Bangka
Belitung sebagian besar terkubur pada
kedalaman 25 40 m;
Studi Pembaharuan Titik Situs Kapal
Situs-situs berasal dari masa Sriwijaya awal
16 P3SDLP Karam Bersejarah di Kawasan Bangka Belitung
yang semasa dengan masa Dinasti Tang
Perairan Bangka-Belitung
(Cina Kuno awal abad 7) hingga masa
Kolonial dan Perang Dunia II;
Pelestarian in situ merupakan pilihan utama
untuk melestarikan nilai sejarah dan budaya
maritim yang tersimpan pada situs, namun
ekskavasi merupakan pilihan terakhir jika
situs terancam oleh faktor alam dan
perusakan dari kegiatan illegal ekskavasi
dan treasure hunter.
Selama ekspedisi oseanografi, beberapa
fenomena penting di sepanjang Selat
Makassar hingga ke Lombok dapat terlihat
dengan jelas dari hasil CTD-casting, antara
Kajian Hidrodinamika Perairan
lain kedalaman dimana salinitas dan
17 P3SDLP Indonesia dan Dampaknya Terhadap Selat Makasar dan Lombok
konsentrasi klorofil-a maksimum,
Ekosistem Laut
transformasi karakteristik massa air
pascamelewati Labani Channel, dan
karakteristik massa air NPSW dan NPIW di
Selat Makassar.
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 175
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Data temperatur dan salinitas terhadap
kedalaman dan waktu di sub-surface
mooring M1 di ujung utara Selat Makassar
dan L1 di Selat Lombok dapat menunjukkan
dengan jelas keberadaan gelombang
internal dan upwelling/downwelling di
Selat Makassar dan Lombok.
Hasil pengumpulan dan pengolahan data
yang dikombinasikan dengan pemodelan
numerik oseanografi dirasa sudah
mencukupi untuk dapat membuat analisis
terkait kondisi hidrodinamika di Selat
Makassar dan dampaknya pada ekosistem
laut.
Recovery subsurface mooring di Labani
Channel harus diagendakan di 2017 untuk
melengkapi data hidro-oseanografi di Selat
Makassar.
Telah disusun Laporan Ekspedisi
Oseanografi Indonesia Bagian Timur Leg ke-
Adanya data informasi mengenai
pergerakan/migrasi/musim ikan di wilayah
perarian
Indonesia, sehingga kapal pengawas hanya
mengawasi daerah tersebut.
2. Saat ini KKP hanya mempunya radar
INDESO untuk mendeteksi obyek di laut,
sedangkan untuk mengetahui dan
memantau kapal ikan asing yang masuk ke
Indonesia, maka dibutuhan radar pantai
yang mempunyai jangkauan di atas 200 NM
(Over the Horizon coastal radar) untuk
meningkatkan kemampuan pemberantasan
illegal fishing di Indonesia.
3. Untuk meningkatkan pengawasan dari
Analisis Sumberdaya Kelautan dan Illegal fishing menuju unreported and
18 P3SDLP Perikanan di WPP 712, 715 (PP30- WPP 712, 715 unregulated fishing, maka memerlukan
PT) adanya data dan informasi yang lengkap
dari
logbook/borang di kapal penangkap ikan
yang telah terpasang transmitter VMS. Hal
ini diperlukan untuk pengawasan dari hasil
penangkapan apakah sesuai dengan
lokasi penangkapan.
4. Pencatatan hasil penangkapan ikan mulai
dari kualitas timbangan dan digital record
harus segera dibangunn di tiap-tiap
Pelabuhan, terutama Pelabuhan khusus
ekspor
perikanan sehingga dapat mningkatkan
pajak pendapatan di bidang perikanan.
5. Penguatan sistem operasional baik di
PSDKP-DJPT-BalitbangKP harus tetap

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 176
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
dilakukan melalui operasi bersama baik
secara real-time maupun near-real time.
Besaran arus di selat Karimata dipengaruhi
oleh Laut Tiongkok Selatan yang
dipengaruhi oleh angin monsun
Kajian Perubahan Monsun di
Kontribusi selat Sunda ke laut Jawa
19 P3SDLP Perairan Indonesia (MOMSEI) (PP30- Selat Sunda, laut Jawa
Besaran arus di samudera Hindia selatan
PT)
Jawa mengikuti perioda musim (intra-
seasonal), yang puncaknya terjadi dua kali
pada bulan Feb-Mar dan Juli-Agustus
Direvisi menjadi kegiatan kajian berbasis
pengolahan data dan analisis sampel hasil
BENTHIC Cruise 2014 yang belum semua
berhasil diselesaikan;
Luarannya adalah analisis terhadap contoh
inti sedimen dasar laut dalam dan air laut
Perairan Barat Sumatera terkait fenomena
perubahan iklim (paleoklimat); data dan
informasi untuk karakteristik sumberdaya
dasar laut dalam sebagai basis data Peta
Kajian Karakteristik Sumber Daya Dasar Laut Dalam di Perairan Barat Sumatera
20 P3SDLP WPP NRI 572;
(WPP NRI 572)
Sampel inti sedimen dapat menjadi proxy
bagi pengungkapan fenomena iklim
kelautan dan perubahan lingkungan global
menuju pendekatan paleklimat. Namun,
dukungan kontinuitas kegiatan dari
berbagai instansi yang terlibat di dalamnya
(P3SDLP-KKP, P3GL-KESDM, dan P2G-LIPI)
sangat diharapkan, mengingat masih banyak
sampel inti sedimen yang belum dianalisis
lebih lanjut.
Telah terinstalnya mesin pembuat garam
grosok kerjasama dengan Universitas Hang
Tuah Surabaya; Mengaplikasikan teknologi
adaptif lokasi teknologi pemurnian garam
secara mekanis.
1. Menaikkan kualitas dari KW 3 menjadi
KW 1
2. Menaikkan Nilai Jual garam konsumsi dari
Paket Teknologi Pemurni Garam
21 P3SDLP Surabaya 500 rupiah sampai dengan 2500 rupiah
Sebagai Model Industri Garam Rakyat
3. Menambah Pendapatan Petambak Garam
dengan produk MGOH atau garam
magnesium yang memiliki nilai jual
20000/kg yang memanfaatkan limbah
garam /Bittern/Air Tua
4. Mengurangi Biaya Produksi Pengolahan
Garam Konsumsi dengan beralihnya sumber
energi solar menjadi listrik
Produk yang dikeringkan adalah magnesium
Kajian Teknologi Untuk Optimalisasi Produksi Magnesium Hidroksida dari Limbah hidroksida murni [Mg(OH)2] tanpa ada
22 P3SDLP
Cair Industri Garam (bittern) kandungan NaCl. Karena magnesium
hidroksida [Mg(OH)2] memiliki banyak

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 177
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
kegunaan dan manfaat terutama bagi
kesehatan. Tingkat kemurnian Mg(OH)2
yang dihasilkan antara 85 sampai 100%;
Alur proses produksi padatan magnesium
telah terkonfirmasi (Proses kristalisasi,
Proses filtrasi dan Proses pengeringan).
Dapat memantau korelasi jenis ikan dan
jenis terumbu karang dan memantau
efektifitas Kawasan Konservasi Perairan
Rekayasa Kamera Pemantau Perairan terhadap Terumbu Karang. Desain dan
23 P3SDLP Pulau Pramuka
Berbasis Aplikasi Android rancang bangun selesai:
o Uji Teknologi di Pulau Pramuka 2016.
o Daya listrik menggunakan solar-cell.
o 24 jam/1minggu waktu operasional.
Aplikasi echo-hibrid untuk daerah Tabanan
cukup berhasil, dengan tingkat kerusakan
sekitar 10% akibat terkena gelombang
badai, dan untuk daerah Wonokerto
implementasi teknologi eco hibrid berhasil
dengan tingkat pertumbuhan akar sesuai
prediksi yaitu dalam waktu 3 bulan,
Rekayasa Teknologi restorasi untuk pertambahan panjang akar sekitar 1 meter.
24 P3SDLP Tabanan
wilaya laut dan pesisir Kuat geser tanah meningkat karena adanya
akar vetiver, sehingga teknologi eco hybrid
dapat menahan erosi karena mampu
meningkatkan ikatan tanah pantai. Terjadi
peningkatan besaran sudut geser tanah
antara tanah sebelum ada eco hibrid
(vetiver) dan setelah adanya eco hibrid
(vetiver).

Data dan informasi mengenai keakuratan Merupakan riset


Validasi Daerah Potensial
1 BPOL Laut Banda dan Teluk Tolo - WPP NRI 714 data PPDPI dengan menggunakan metode aplikatif
Penangkapan Ikan
experimental fishing di WPP NRI 714
Data dan informasi hasil analisis prediksi Merupakan riset
Operasional Oseanografi untuk
2 BPOL Laut Banda - WPP NRI 714 variabel fisik, kimia dan dinamika populasi aplikatif
Prediksi Dinamika Laut
di laut
Data dan informasi tingkat validasi citra SAR Merupakan riset
untuk deteksi kapal dan pola sebaran aplikatif
tumpahan minyak; tingkat korelasi secara
Laut Natuna - WPP NRI 711;
otomatisasi data echo SAR dengan data
3 BPOL Validasi Aplikasi INDESO Laut Sulawesi - 716;
transmitter VMS dan AIS dalam identifikasi
Laut Arafuru - WPP NRI 718
kapal legal dan illegal; analisis penelusuran
polluter tumpahan minyak yang terdeteksi
melalui citra SAR dan data transmitter AIS.
Data dan informasi kondisi fisik, biokimia Merupakan riset
dan distribusi potensi perikanan hasil aplikatif
WPP NRI 714;
prediksi dalam bentuk operasional
4 BPOL INDESO Joint Expedition Program WPP NRI 715;
oseanografi yang telah terverifikasi; data
WPP NRI 716
dan informasi citra radar terhadap deteksi
benda laut (kapal, rumpon dan off shore)
5 BPOL Kajian Dinamika Laut untuk Pulau Lirang Kab. Maluku Barat Daya Data dan informasi kondisi oseanografi Merupakan riset

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 178
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Mendukung Pemetaan Potensi perairan dan eskosistem pesisir, serta aplikatif
Sumberdaya Kelautan pemetaan sumber daya kelautan di Pulau
Lirang Kab. Maluku Barat Daya
Data dan informasi mengenai sebaran Merupakan riset
daerah potensi penangkapan ikan di WPP aplikatif
NRI-711 dengan pendekatan teknologi
penginderaan jauh menggunkaan data
tahun 2012-2014; Validasi daerah potensi
penangkapan ikan dengan menggunakan
Analisis Sebaran Kapal Ikan di Zona
6 BPOL WPP NRI 711 informasi sebaran kapal yang dihasilkan
Penangkapan Ikan
oleh deteksi satelit radar dan validasi
ukuran kapal dengan menggunakan alat GPS
tracker; Deteksi kapal ilegal dengan
menggunakan informasi dari VMS ataupun
AIS serta penghitungan kerugian ekomoni
akibat dari adanya kapal ilegal
Data dan informasi kemampuan mangrove Merupakan riset
Kab. Dumai, Riau;
dalam beradaptasi terhadap kenaikan muka aplikatif
Taman Nasional Bunakem, Sulawesi
laut di Kabupaten Dumai,Riau; Data dan
Adaptasi Ekosistem Pesisir Terhadap Utara;
7 BPOL informasi terkait dengan pengaruh logam
Perubahan Lingkungan Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi
berat terhadap pertumbuhan karang di
Selatan;
Taman Nasional Bunaken dan Taman
Nusa Lembongan, Kab. Klungkung, Bali
Nasional Taka Bonerate
Perairan Taman Nasional Wakatobi (WPP Merupakan riset
Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Data dan informasi suhu permukaan laut
8 BPOL NRI 715) dan Selat Madura (WPP NRI aplikatif
di Wilayah Pesisir dan konsentrasi klorofil-a
712)

Data dan informasi Fenomena Bono dan


Pemanfaatan Pasir Bono Terhadap Potensi
Abrasi di Kampar, Riau, yang meliputi
Kajian Fenomena Bono dan
Perubahan morfologi dasar perairan sungai
1 LPSDKP Pemanfaatan Pasir Bono Terhadap sungai Kampar Riau
kampar, wilayah yang terabrasi dan
Potensi Abrasi di Kampar, Riau
terakresi, Alur Sungai Kampar terus
mengalami perubahan, Laporan akhir
penelitian dan KTI
Data dan informasi Kerentanan Pesisir di
Pantai Timur Pangandaran yang meliputi
Kajian Kerentanan Pesisir di Pantai
2 LPSDKP Kabupaten Pangandaran Jawa Barat data kerentanan pantai timur pangandaran,
Timur Pangandaran
data sumberdaya air tawar, laporan akhir
penelitian dan KTI
Data dan informasi Karakteristik Hidro-
Oseanografi dan Dinamika Pesisir di
Analisis Karakteristik Hidro- Kecamatan Sayung, Demak yang meliputi
3 LPSDKP Oseanografi dan Dinamika Pesisir di Kecamatan Sayung Demak pemetaan kerentanan daerah pesisir
Kecamatan Sayung, Demak Kec.Sayung, Demak, Data dan informasi
sebagai bahan mitigasi pesisir Kec.Sayung,
Demak, laporan akhir penelitian dan KTI
Data dan informasi Dinamika Pesisir di
Kajian Dinamika Pesisir di Pantai Pantai Utara Jawa untuk Mitigasi Bencana
4 LPSDKP Utara Jawa untuk Mitigasi Bencana Kecamatan brebes jawa tengah Abrasi di Kec.Brebes yang meliputi Data dan
Abrasi di Kec.Brebes informasi wilayah pantai yang mengalami
abrasi dan akresi, Data dan informasi

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 179
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
parameter hidro-oseanografi, Data dan
informasi kesesuaian kawasan untuk
pengembangan sabuk hijau dalam upaya
mitigasi bencana abrasi di pesisir
kecamatan Brebes, laporan akhir penelitian
dan KTI
Data dan informasi otensi Sumber Daya
Pesisir dan Kerentanannya di Pulau Pagai
Identifikasi Potensi Sumber Daya
Utara Sumatra Barat yakni data mengenai
5 LPSDKP Pesisir dan Kerentanannya di Pulau pagai utara
potensi Sumberdaya, data mengenai
Pagai Utara Sumatra Barat
kerentanan pesisir, laporan akhir kegiatan
dan KTI
Data dan informasi Keluaran Air Tanah
Lepas Pantai dan Pengaruhnya Terhadap
Kajian Keluaran Air Tanah Lepas
Kondisi Ekosistem Pesisir di Lombok Utara
Pantai dan Pengaruhnya Terhadap Pantai Krakas, Kecamatan Gangga, Kab.
6 LPSDKP dan Sekitarnya yang meliputi, Karakteristik
Kondisi Ekosistem Pesisir di Lombok Lombok Utara
fisik KALP, Fluks Komponen Darat ke Laut
Utara dan Sekitarnya
yang berasal dari KALP, Kondisi Ekosistem
Pesisir, laporan akhir penelitian dan KTI
Data dan informasi Sumber Daya Ekologi
Maritim Sebagai Potensi Kawasan
Konservasi Maritim Perairan Ambon
Kajian Sumber Daya Ekologi Maritim
mengenai sumberdaya arkeologi maritim
7 LPSDKP Sebagai Potensi Kawasan Konservasi Teluk Ambon
situs kapal kargo SS Duke of Sparta sebagai
Maritim Perairan Ambon
potensi kawasan konservasi maritim (KKM)
di Perairan Ambon, laporan akhir penelitia
dan KTI
Data dan informasi Dampak Reklamasi
Teluk Benoa Terhadap Ekosistem Laut dan
Kajian Dampak Reklamasi Teluk Pesisir yang meliputi Data potensi sumber
8 LPSDKP Benoa Terhadap Ekosistem Laut dan Benoa provinsi Bali daya (ekosistem) laut dan pesisir, serta
Pesisir karakteristik fisik di sekitar Teluk Benoa,
Data dan informasi bahan mitigasi, laporan
akhir penelitian dan KTI

UJI OPERASIONAL DAN KINERJA Memperbaiki dan menyempurnakan


KONVERTER KIT SISTEM HYBRID Konverter Kit Sistem Hibrid berbahan bakar
1 LPTK Wakatobi
DAN ALAT PEMANTAUAN Solar-Gas (KONSISH) dan Alat Pemantau
BUDIDAYA LAUT Budidaya Laut (APEMBULAT)
Membuat prototipe FILTER BLASTER
PEREKAYASAAN FILTER BLASTER PENDINGIN MESIN KAPAL NELAYAN sesuai
2 LPTK PENDINGIN MESIN KAPAL NELAYAN Wakatobi dengan sistem kerja mesin diesel bakar,
DI DAERAH KONSERVASI sehingga dapat diaplikasikan pada kapal
nelayan yang bermesin diesel
Menghasilkan teknologi yang digunakan
untuk media tanam model terbaru yang
teruji kekuatan bahan dan kestabilan
RANCANG BANGUN METODE
struktur yang mampu mempercepat
3 LPTK RESTORASI BAMBU LAUT DI PULAU Wakatobi
perbaikan ekosistem akibat pemanfaatan
PULAU KECIL
yang tidak memperhatikan kelestarian
lingkungan, dan pemanfaatan alam yang
tidak sustainable

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 180
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Menerapkan teknologi sistem aquarial
PEREKAYASAN SISTEM AQUARIAL untuk studi penumbuhan dan pengamatan
4 LPTK Wakatobi
KONSERVASI KARANG (MARC) perkembangan biota karang untuk
mendukung konservasi
5 LPTK Operasional Sistem Radar dan AIS
6 LPTK Data dan Informasi Hasil Pemantauan MPA

Data dan informasi


mengenai karakteristik sifat
fungsional yang terdapat
Papua (Kab. Merauke), Jawa Barat
Karakterisasi sifat fungsional ikan di pada ikan di perairan umum
1 P3DSPBKP (Kabupaten Bogor), Jawa Tengah
perairan umum Kabupaten Merauke Kab.Merauke dan
(Semarang), D.I Yogyakarta (Yogyakarta)
mengetahui potensinya
tersebut sebagai sumber
pangan tinggi protein
Data dan informasi
mengenai kandungan dan
Karakterisasi Bakteriological Grade Yogyakarta (DIY), Garut (Jawa Barat),
mutu bacteriological grade
2 P3DSPBKP Agar dari Beberapa Jenis Rumput Palopo (Sulawesi Selatan), Karawang dan
agar dari beberapa jenis
Laut Merah di Indonesia Bogor (Jawa Barat), Brebes (Jawa Tengah)
rumput laut merah
penghasil agar
Data dan informasi potensi
genetika mikrobioma pada
bakteri potensial
Entotheonella dan gen-gen
Eksploitasi Potensi Genetika
Buton, Sulawesi Tenggara, dan Kepulauan yang terlibat dalam
3 P3DSPBKP Mikrobioma Biota Laut sebagai
Seribu, biosintesis senyawa-
Penghasil Bahan Aktif
senyawa golongan
poliketida yang diperoleh
dari kawasan konservasi
perairan laut Indonesia.
Data dan informasi
mengenai metode isolasi
pigmen fikoeritrin dari
Bogor dan Bandung (Jawa Barat), Padang
Isolasi Pigmen Fikoeritrin dari mikroalga Rhodomonas sp.
4 P3DSPBKP Cermin (Lampung), Kota Yogyakarta (DI
Mikroalga Rhodomonas sp yang dapat digunakan
Yogyakarta), Malang (Jawa Timur).
sebagai pewarna alami
alternatif untuk produk
pangan dan kosmetika.
Kota Bogor, Kab. Karawang (Jawa Barat),
Inovasi teknologi berupa teknik
Kota Serpong (Banten), Semarang (Jawa
Mikroenkapsulasi Minyak Ikan mikroenkapsulasi minyak ikan dan
Tengah), Kab. Sleman (Yogyakarta),
5 P3DSPBKP sebagai bahan pengayaan Asam pengayaan asam lemak essensial dari
Banyuwangi (Jawa Timur), Kab. Kampar
Lemak Essensial pada Produk Pangan minyak ikan terenkapsulasi pada produk
(Riau), Kab. Jembrana (Bali) dan Jakarta
pangan
(P3DSPBKP)
Banten (Kab. Lebak, Kab. Tangerang
Optimasi Produksi Enzim Alginat
Selatan); D.I Yogyakarta (Kab. Gunung Inovasi teknologi optimasi produksi enzim
Lyase dan Oligosakarida Alginat
6 P3DSPBKP Kidul); Lampung (Kab. Lampung Selatan); Alginat Lyase dan Oligosakarida Alginat
(AOS) Dari Rumput Laut Coklat
Jawa Barat (Kota Bogor, Kab Bogor, (AOS) dari rumput laut coklat Sargassum Sp
Sargassum Sp.
Pameungpeuk)
Penelitian Pembuatan Pupuk Bio Kota Bogor, Kab. Garut, Kab. Lebak, Kab. Inovasi teknologi pembuatan pupuk bio
7 P3DSPBKP
Padat dan Cair dari Rumput Laut Serang, Kota Sleman padat dan cair dari rumput laut

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 181
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
Penelitian Teknologi Proses Maluku (Kota Ambon, Maluku Tengah), Inovasi teknologi dan Standarisasi proses
8 P3DSPBKP
Pengolahan Tuna Loin DKI Jakarta, DI Yogyakarta pengolahan tuna loin
Inovasi teknologi pengolahan limbah
Aplikasi Pupuk dari Limbah Budidaya Jawa Barat (Bogor, Bandung), Sulawesi
9 P3DSPBKP budidaya udang super intensif dan
Udang Superintensif Selatan (Makasar, Maros), Yogyakarta
pemanfaatan padatan untuk pupuk
Aplikasi Nanopartikel Kitosan Jawa Barat (Cirebon, Bandung, Cilamaya Inovasi teknologi aplikasi nanokitosan
10 P3DSPBKP
sebagai Blood Clot dan obat kumur Karawang, Bogor). sebagai obat kumur dan blood clot
Penelitian Pengolahan Rumput Laut
Banten (Lampung dan Binuangeun), DKI Inovasi teknologi pengolahan saus rumput
11 P3DSPBKP Hijau Caulerpa Menjadi Produk
Jakarta laut hijau Caulerpa racemosa
Pangan
Formulasi Karaginan Menjadi Inovasi teknologi formulasi dan produksi
Jawa Barat (Bandung, Bogor), DIY
Hydrogel Sebagai Bahan Untuk iota dan kappa karagenan untuk produksi
12 P3DSPBKP (Jogjakarta), Bali (Nusa Penidai), DKI
Pembalut Luka Dan Produksi Skin hydrogel sebagai bahan pembalut luka dan
Jakarta (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan)
Lotion skin lotion skala UKM
DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Sulawesi
Inovasi teknologi sediaan probiotik dalam
Preparasi Sediaan Probiotik Asal Selatan (Maros), Jawa Barat (Bogor), DI
13 P3DSPBKP bentuk serbuk dan tablet effervescent asal
BPPBAP Maros dan Uji Lapang Yogyakarta (Yogyakarta), Jawa Timur
BPPBAP Maros
(Malang).
Jawa Barat (Pelabuhan Ratu, Bogor,
Formulasi Bahan Pengawet untuk Bandung, Cianjur, Subang, Karawang), DI Inovasi teknologi formula pengawet ikan
14 P3DSPBKP
Ikan Pindang Yogyakarta, Jawa Tengah (Tegal, pindang untuk skala laboratorium
Pekalongan).
Teknologi Produksi Bahan Baku Kab.Pesawaran Lampung, Perairan Inovasi teknologi produksi bahan baku
15 P3DSPBKP Produk Kesehatan dan Kosmetik dari Halmahera Maluku Utara, Perairan produk kesehatan dan kosmetik dari
Teripang Gorontalo, Bogor Jawa Barat, Jakarta teripang
Jawa Barat (Bogor, Bandung), DIY
Paket Teknologi Kit Uji Cepat Residu (Yogyakarta), Jawa Tengah (Tegal, Inovasi teknologi Kit Uji Cepat Resiidu
16 P3DSPBKP
Pestisida Semarang), Jawa Timur (Surabaya), DKI Pestisida Pada Produk Perikanan Olahan
Jakarta (Jakarta Pusat)
Banten (Kab. Lebak, Serang, Kota
Penelitian pemanfaatan rumput laut Serpong), Sulawesi Tenggara (Kab.
Komponen inovasi teknologi biosintesis
coklat dan hijau sebagai bahan Wakatobi), Jawa Barat (Kota Bogor, Kota
17 P3DSPBKP nanopartikel seng oksida (ZnO) dari rumput
pembuatan nanopartikel Seng Depok (Jawa Barat), DI Yogyakarta (Kab.
laut coklat dan hijau
Oksidan (ZnO) Sleman), Kab. Malang (Jawa Timur), DKI
Jakarta
Penyusunan Teknologi Pembuatan Yogjakarta, Jawa Barat (Bandung), Jawa Komponen teknologi aplikasi gelatin dan
18 P3DSPBKP Gelatin dan Hidrolisatnya sebagai Tengah (Semarang), Jawa Timur hidrolisatnya sebagai bahan tambahan
Bahan Tambahan Pangan (Surabaya), DKI Jakarta (Kota Jakarta) pada produk pangan.
Komponen inovasi teknologi produksi
Teknologi Produksi Pigmen DKI Jakarta, Lampung, Ternate dan pigmen sifonasantin dan aktivitas
19 P3DSPBKP
Sifonasantin dari Rumput Laut Hijau Kupang antioksidan dari rumput laut hijau untuk
produksi bahan baku produk kosmetika
Komponen inovasi teknologi produksi
hidrolisat protein ikan (HPI) dan peptida
Penelitian Teknologi Produksi
Jogjakarta, Subang, Bogor, Tegal, Cirebon, aktif secara biologis menggunakan enzim
20 P3DSPBKP Hidrolisat Protein dan Peptida Aktif
Kuningan, Blitar, Bali, Solo mikroba lokal dan peptida aktif native yang
dari Ikan secara Biologi
berasal dari ekstrak protein ikan-ikan unik
serta karakternya melalui studi proteomik
Jawa Barat (Pameungpeuk), Jawa Timur Komponen teknologi biorefinery senyawa-
Penelitian Biokonversi Limbah
(Surabaya,Malang), DKI Jakarta, senyawa potensial berbasis selulosa dan
21 P3DSPBKP Pengolahan Agar Menjadi Asam
Jogjakarta, Banten, Jawa Barat (Bogor, hemiselulosa (ethanol, methanol, butanol,
Organik Dan Bioetanol
Bandung) asam laktat), serta Isolat bakteri selulolitik
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 182
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
yang dapat diaplikasikan untuk mendukung
proses biokonversi limbah selulolitik
menjadi bioetanol
Banten (Binuangeun, Serpong), DI
Komponen teknologi inovasi ekstraksi
Ekstraksi Lektin Murni dari Jogjakarta (Gunung Kidul), Jakarta, Jawa
22 P3DSPBKP (produksi) lektin murni dari makroalga
Makroalga Barat (Cibinong/Bogor, Bandung), Jawa
Enteromorpha chlatrata
Tengah (Solo)
Penelitian teknologi produksi enzim DKI Jakarta, Jawa Barat (Bogor), Jawa Komponen inovasi teknologi produksi
23 P3DSPBKP protease untuk produksi hidrolisat Tengah (Purwokerto), DIY Yogyakarta, enzim protease dari Bacillus licheniformis
protein Banten (Serpong) skala fermentor 15L
Produksi dan Karakterisasi Enzim Komponen inovasi teknologi dna
Jawa Tengah (Semarang), DI Yogyakarta,
24 P3DSPBKP Transglutaminase dari Mikroba asal rekombinan untuk produksi
Jawa Barat (Bogor, Bandung) dan Bali
Indonesia transglutaminase
Kab. Lebak (Banten), Lampung Selatan
Teknologi Pembuatan (Lampung), Batam (Kepri), Kota Bogor,
Draft usulan paten pembuatan sediaan
25 P3DSPBKP Immunostimulan Untuk Udang Kab. Sukabumi, Kab. Karawang (Jabar),
fukoidan sebagai imunostimulan udang
Menggunakan Fukoidan Malang (Jawa Timur), Maros (Sulsel), dan
Semarang (Jateng).
Kepulauan Bangka Belitung (Belitung),
Data dan informasi kandungan senyawa
Potensi Sumber Pangan Fungsional Jawa Barat (Kab. Sukabumi), DI
26 P3DSPBKP dalam moluska sebagai bahan pangan
dari Moluska Hasil Perikanan Yogyakarta (Yogyakarta), Jawa Tengah
fungsional
(Kab. Rembang) dan Jawa Timur (Malang)
Data dan informasi teranalisis tentang
Jawa Tengah (Pekalongan, Pati, Cilacap),
keragaman kualitas dan nilai hasil
Pengkajian Kebijakan Nilai Tambah Jawa Timur (Malang, Probolinggo,
27 P3DSPBKP tangkapan ikan antar musim di beberapa
Hasil Laut Surabaya), Jawa Barat (Bogor, Subang,
lokasi dalam WPP guna menunjang
Sukabumi), dan Yogyakarta
kebijakan pengelolaan nilai hasil perikanan.
Data dan Informasi mengenai karakteristik
Penelitian Peningkatan Kualitas komunitas mikroba beserta senyawa yang
28 P3DSPBKP Tuban, Sampang, Semarang, Bogor
Garam secara Biologi dihasilkan yang diduga mempengaruhi
proses dan kualitas kristalisasi garam
Data dan informasi mengenai karakteristik
Kawasan Konservasi Perairan Laut di lingkungan dan biopotensi terumbu karang
Penelitian biopotensi terumbu
29 P3DSPBKP Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, DKI di KKPD Kabupaten Buton sebagai data
karang CTI
Jakarta dasar pada penetapan zonasi kawasan
konservasi laut
Data dan informasi peta karakteristik
ekologis dari pola lingkungan dan
Bioekologi Lingkungan dan
30 P3DSPBKP Kota Batam, Kepulauan Riau, DKI Jakarta pengaruhnya terhadap biopotensi biota
Biopotensi Invertebrata Laut
invetebrata, sebagai studi dasar untuk
penetapan zonasi di KKPD Kota Batam.
Jakarta, Bali (Gondol), Lampung, Jepara, Data dan informasi kandungan dan teknik
Penelitian Ekstraksi Phytosterol dari
31 P3DSPBKP Yogyakarta, Bandung, Bogor, Bali, DKI ekstraksi fitosterol dari mikroalga
mikroalga
Jakarta Nannochloropsis dan Spirulina
Data dan informasi mengenai proses
Banten (Serang), Jawa Barat (Bogor, produksi biomassa dalam mendapatkan
Penelitian Teknologi Produksi
Sukabumi) , Jawa Tengah (Jepara, Klaten), bahan baku pangan fungsional dan
32 P3DSPBKP Pangan Fungsional dari Spirulina dan
Jawa Timur (Gresik), Yogyakarta mengetahui stabiltas komponen aktif pada
stabilitasnya
(Yogyakarta) produk pangan fungsional yang difortifikasi
dengan spirulina.
Penyusunan Profil Risiko Mikotoksin Jawa Barat (Bogor, Bandung, Cirebon, Data dan informasi mengenai kontaminasi
33 P3DSPBKP
Pada Produk Olahan Perikanan P.Ratu), Jawa Timur (Tuban), Jawa Tengah dan jenis mikotoksin pada ikan asin dan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 183
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
(Cilacap, Tegal), Banten (Serang) ikan pindang
Jawa Tengah (Tegal), Jawa Barat Data dan informasi mengenai kandungan
Kajian kandungan formaldehid pada (Brondong, Krawang, Tangerang, formaldehid pada setiap tahapan proses
34 P3DSPBKP
produk olahan ikan Bandung, Bogor, Subang), DKI Jakarta pengolahan produk ikan laut secara
Pusat, DI Yogyakarta tertelusur
WPP 711 Bangka Belitung (Sungai liat),
Analisis Kebijakan Pengembangan Rekomendasi tentang penanganan dan pengolahan hasil
35 P3DSPBKP Kalimantan Barat (Pemangat), Kepulauan
Industri Pengolahan Hasil Perikanan perikanan untuk mengurangi terjadinya susut hasil perikanan
Riau
Keamanan Lingkungan Perairan Dari
DKI Jakarta, Jawa Barat (Bandung, Bogor), rekomendasi mengenai peta pencemaran dan bioakumulasi
Cemaran Logam Berbahaya dan
36 P3DSPBKP DI Yogyakarta (Bantul), Jawa Timur biotoksin terhadap lingkungan perairan dan produk perikanan
Biotoksin Di Perairan Sidoarjo dan
(Surabaya, Sidoarjo, Gresik) di Perairan Sidoarjo
sekitarnya
Zonasi berbasis cemaran logam berat
Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Kepulauan Rekomendasi model pengawasan lingkungan perairan dan
dan marine biotoxine (racun
37 P3DSPBKP Seribu, Jawa Barat (Bogor, Bekasi), Banten status cemaran logam berat dan biotoksin di Teluk Jakarta dan
cemaran laut) di perairan Teluk
(Tangerang), DIY Yogyakarta. alternantif mitigasinya
Jakarta
DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Jawa Barat
Prevalensi Kandungan Histamin Pada Rekomendasi kajian risiko pembentukan histamin akibat
(Bogor, Bandung), DIY (Yogyakarta),
38 P3DSPBKP Produk Tuna Tangkapan Nelayan kesalahan penanganan pada hasil tangkapan nelayan kecil di
Maluku (Ambon), Bali (Denpasar),
Kecil Ambon Ambon
Sulawesi Selatan (Makassar)
Jawa Barat (Bogor), Maluku (Ambon), Bali
Kajian Risiko Salmonella pada Tuna Rekomendasi hasil kajian risiko Salmonella pada tuna tangkapan
39 P3DSPBKP (Denpasar), Sulawesi Selatan (Makassar),
Tangkapan Nelayan Kecil Ambon nelayan kecil yang diproduksi untuk memenuhi pasar ekspor
DI. Yogyakarta
DKI Jakarta, Jawa Barat (Bogor), Banten,
Kajian resiko V. parahaemolyticus Rekomendasi mengenai kemanan komoditas produk udang
40 P3DSPBKP DI Yogyakarta, Jawa Tengah (Rembang),
pada udang beku tujuan ekspor terhadap cemaran Vibrio parahaemolyticus.
dan Jawa Timur (Banyuwangi).

Jawa Timur (Pacitan), Jawa Tengah


Rancang Bangun Chilling Storage Alat penyimpanan ikan dengan kapasitas 1,5
(Semarang, Tegal, Pekalongan, Cilacap), DI
1 LPPMPHP Untuk Kapal Menggunakan Tenaga ton untuk kapal, dengan sistem RSW
Yogyakarta (Sleman, Bantul, Gunung
Hibrida (refrigerated sea water)
Kidul), DKI Jakarta (Jakarta Pusat)
DI Yogyakarta (Sleman, Bantul, Gunung
Rancang Bangun Prototipe Mesin Mesin pembuat es flake kapasitas 105 - 120
Kidul, Yogyakarta), DKI Jakarta (Jakarta
2 LPPMPHP Pembuat Es Hibrida (Hybrid Ice kg es/ hari menggunakan sumber energi
Pusat), Jawa Barat (Cirebon, Bogor),
Maker) surya dan listrik (hibrid)
Lampung (Lampung Selatan)
Jawa Timur (Pacitan), Jawa Tengah Mesin pembuat tepung ikan yang terdiri
Lanjutan Rancang Bangun Prototipe
3 LPPMPHP (Tegal), DI Yogyakarta (Sleman, Bantul, continuous screw press, rotary dryer,
Peralatan Pengolahan Tepung Ikan
Gunung Kidul), DKI Jakarta (Jakarta Pusat) conveyor belt dan alat penepung
Jawa Timur (Pacitan, Surabaya), Jawa
Tengah (Semarang, Cilacap), DI
Rancang Bangun Alat Uji Kesegaran Alat uji kesegaran ikan Tuna menggunakan
4 LPPMPHP Yogyakarta (Sleman, Bantul, Yogyakarta),
Ikan Berbasis Non Destruktif sensor bau dan visual (citra digital)
DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Jawa Barat
(Bogor, Bandung)
Jawa Timur (Pacitan), Jawa Tengah
(Semarang), DI Yogyakarta (Yogyakarta, Alat transportasi ikan segar berpendingin
Rancang Bangun Alat Transpportasi
5 LPPMPHP Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo), DKI untuk kendaraan bermotor roda 2 kapasitas
Ikan Segar - ALTIS-2E100
Jakarta (Jakarta Pusat), Jawa Barat hingga 90 Kg
(Bandung, Bogor)

REKOMENDASI KEBIJAKAN
1 PPSEKP ANALISIS KEBIJAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
PEMBANGUNAN KP

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 184
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
KAJIAN HUKUM KELAUTAN DAN
PERIKANAN TERKAIT KEWAJIBAN
DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat,
INDONESIA TERHADAP KETENTUAN REKOMENDASI SOSIAL
2 PPSEKP Kepulauan Riau, Bali dan Nusatenggara
INTERNASIONAL DALAM EKONOMI KP
Barat
PEMANFAATAN SUMBER DAYA
HAYATI
KAJIAN PERLINDUNGAN NELAYAN
REKOMENDASI SOSIAL
3 PPSEKP TERHADAP KEBERLANJUTAN Indramayu, Cilacap, Buton, Merauke
EKONOMI KP
USAHA
PENATAAN KELEMBAGAAN Pekalongan, Semarang, Lampung, Tual, REKOMENDASI SOSIAL
4 PPSEKP
PENGELOLA WPP 712 DAN 718 dan Merauke EKONOMI KP
PENGATURAN DAN PEMANFAATAN
KAWASAN KONSERVASI UNTUK
TWP Kapoposang, TNKJ Karimun Jawa, REKOMENDASI SOSIAL
5 PPSEKP MENDUKUNG KEBERLANJUTAN
TWP Gili Matra EKONOMI KP
SUMBER DAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN
VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA
TWP Kapoposang, Sulawesi Selatan, KKLD
KELAUTAN DAN PERIKANAN DI REKOMENDASI SOSIAL
6 PPSEKP Natuna, Kepulauan Riau TWP Gili Matra,
LOKASI REHABILITASI DAN WISATA EKONOMI KP
Nusa Tenggara Barat
BAHARI
KEPATUHAN PELAKU USAHA
TERHADAP KEWAJIBAN
PEMENUHAN PERSYARATAN REKOMENDASI SOSIAL
7 PPSEKP Tarakan, Bitung, dan Bali.
ECOLABELLING KOMODITAS UDAN EKONOMI KP
DAN TUNA DI PASAR
INTERNASIONAL
Sumenep (Jawa Timur), Kepulauan Aru
BASELINE SURVEY DAN MAPPING
(Maluku), Indragiri Hilir (Kep. Riau),
SOSIAL EKONOMI UNTUK
Kabupaten Pemangkat (Kalimantan
8 PPSEKP MENDUKUNG PEMBANGUNAN Data dan Informasi
Barat), Lembata, Kabupaten Kayong Utara,
SENTRA KELAUTAN PERIKANAN
Kabupaten Belitung, Wakatobi, Kotabaru
TERPADU
dan Anambas
PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN Indramayu, Pengkajen Kepulauan, Bitung,
9 PPSEKP Data dan Informasi
NASIONAL (PANELKANAS) Ambon, Sorong, Sibolga, Batam, Cilacap
EFEKTIVITAS PROGRAM SISTEM
LOGISTIK IKAN NASIONAL DALAM Banyuwangi,Ternate,Bitung, Surabaya, MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
10 PPSEKP
MENDUKUNG INDUSTRI Jakarta, Makassar, Medan, Natuna SEKTOR KP
PENGOLAHAN BERKELANJUTAN
DAMPAK HAMBATAN NON TARIF
PERDAGANGAN PRODUK TUNA DAN DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
11 PPSEKP
UDANG TERHADAP PEREKONOMIAN dan Lampung SEKTOR KP
SEKTOR PERIKANAN
MODEL BIOEKONOMI UNTUK
PENGELOLAAN PERIKANAN MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
12 PPSEKP Jakarta, Bali, dan Jawa Tengah
TANGKAP INDONESIA SEKTOR KP
BERKELANJUTAN
IMPLEMENTASI CO-MANAGEMENT Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (waduk
PERIKANAN DI PERAIRAN UMUM Malahayu), Kabupaten Kebumen (waduk
DARATAN DALAM MENDUKUNG sempor) jawa tengah, Kabupaten Kupang, MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
13 PPSEKP
PROGRAM PERIKANAN TANGKAP Nusa Tenggara Timur ( Waduk Tilong), SEKTOR KP
BERBASIS BUDIDAYA (Culture Base Dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
Fisheries-CBF) (Waduk Jati Gede)

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 185
CEK-LIST SALAH SATU KETERANGAN
NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT PENGEMBANGAN
DASAR TERAPAN
EKSPERIMENTAL
MODEL KELEMBAGAAN SENTRA
INOVASI TEKNOLOGI DAN BISNIS
MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
14 PPSEKP PADA KAWASAN TP UNTUK Jawa Barat, Banda Aceh, Simeulue
SEKTOR KP
MENDUKUNG PSKPT DI PULAU
SIMEULUE
Pangandaran, Ciamis, Indramayu,
EFEKTIFITAS PROGRAM-PROGRAM Nunukan, Lombok Timur, Sarmi, MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
15 PPSEKP
BANTUAN KKP Kepulauan Sangihe dan Kepulauan SEKTOR KP
Talaud), Bengkulu dan Tidore Kepulauan
DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN DKI Jakarta, Banten (Tanjung Pasir dan
EKONOMI DAN PERAMALAN serang), Jawa Barat (Bogor, Indramayu, MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
16 PPSEKP
BEBERAPA INDIKATOR MAKRO Cirebon), Jawa Tengah (Demak) Sulawesi SEKTOR KP
KINERJA SEKTOR KP Selatan (Makasar), dan Belitung
MODEL INVESTASI PROGRAM Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon,
MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN
17 PPSEKP PENYEDIAAN BENIH DAN PAKAN Brebes, Sleman, Gunungkidul, Agam,
SEKTOR KP
IKAN MANDIRI Pontianak, Muaro Jambi, Bogor, Sukabumi

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 186
p) IK 16 : Indeks Kompetensi dan Integritas Balitbang KP
Target : 77
Realisasi : 62,89
% : 81,60

q) IK 17 : Jumlah ASN yang dtingkatkan kompetensinya lingkup Balitbang KP


Target : 262
Realisasi : 354
% : 135,10

KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
1 P4 Ir. Iswari Ratna Astuti
2 P4 Ulfah Fayumi, S.Pi
Prasetyowati Lesmana
3 P4
Susanto, A.Md
Muhammad Aris
4 P4
Nurcholis, S.E
Susanna Purna Dewi
5 P4
Suharto, A.Md
6 P4 Sandi Wibowo, S.T
Iwan Malhani Al
7 P4
Wazzan, S.Pi
8 P4 Marlea Oktaviani
Retno Sari Widyanti,
9 P4
A.Md
Andhika Prima
10 P4
Prasetyo, S.Pi
11 P4 Rasidi, S.Si, M.Si
Berbudi Wibowo, A.Pi,
12 P4
M.T
13 P4 Hatim Albasri, S.Pi
14 P4 Niken Winarsih, S.E
15 P4 Agus Setiyawan, S.St.Pi
Rita Rachmawati, S.Pi,
16 P4
M.Si
17 P4 Lolita Thesiana, S.Si

Rina Puji Astuti, S.Pd.,


1 BBPPBL
M.Si.
Ni Wayan Widya Astuti,
2 BBPPBL
S.Pi.
Fitriyah Husnul
3 BBPPBL
Khotimah, S.Si., M.Si.

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 187
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
Hirmawan Tirta Yudha,
4 BBPPBL
S.Pi.
Dewi Syahidah, S.Pi.,
5 BBPPBL
M.App.Sc.
6 BBPPBL Apri I. Supii, S.Pi., M.Si.
7 BBPPBL I Ketut Adnyana
8 BBPPBL Mohamad Ansari
9 BBPPBL Ja'far Shadiq
10 BBPPBL Edi Cahyanto
11 BBPPBL Ahmad Rifai
12 BBPPBL Ni Luh Seri, A.Md
13 BBPPBL Afandi
14 BBPPBL Ir. Des Roza
15 BBPPBL Ir. Tony Setiadharma
Ir. Ni Ketut Maha
16 BBPPBL
Setiawati
17 BBPPBL Ananto Setiadi, S.Si, Pi.
18 BBPPBL Gunawan, S.T.
19 BBPPBL Wawan Andriyanto
20 BBPPBL Suciati
21 BBPPBL Sujannah
22 BBPPBL Syamsuddin
23 BBPPBL Zeny Widiastuti, S.Pi
24 BBPPBL John H. Hutapea, M.Sc
25 BBPPBL Ahmad Muzaki
26 BBPPBL Ni Kadek Ariani
27 BBPPBL Deny P. Utami
28 BBPPBL Slamet Haryanto
29 BBPPBL Putu Sarjana
30 BBPPBL Dr. Ketut Mahardika
31 BBPPBL Indah Mastuti, M.Si.

Program S3
1 BPPL Erfin Nurdin
IPB (on going)
Program S2
2 BPPL Prihatiningsih
IPB (on going)
Program S3
3 BPPL Teguh Nugroho
IPB (on going)
Program S2
4 BPPL Moh. Fauzi
IPB (on going)
Program S.2
5 BPPL Duranta Kembaren
IPB (Baru)
6 BPPL Tirta Danu Pra jab Gol III
7 BPPL Heri Widiyastuti Pra jab Gol III
Jab Fung
8 BPPL Andina
Peneliti Pertama

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 188
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
1 BP3U Arya Nugraha Diklat Prajabatan CPNS
Ridha Afyanti
2 BP3U Diklat Prajabatan CPNS
Simarmata
3 BP3U Dian Pamularsih Diklat Prajabatan CPNS
4 BP3U Yoga Candra Ditya Diklat jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan
Pelatihan Audit Internal Sistem Manajemen Mutu
5 BP3U Sevi Sawestri Lab Pengujian/Kalibrasi Berdasarkan SNI ISO/IEC
17025:2008
Pelatihan Bimbingan Teknis Survei Kepuasan
6 BP3U Mirna Dwirastina
Pelayanan Publik
7 BP3U Marson Diklat jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan
8 BP3U M.Ali Diklat jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan
9 BP3U Arif Wibowo Pelatihan Tugas dan Fungsi Manajemen Puncak
Pelatihan Design dan Perhitungan Statistika Data
10 BP3U Vipen Aldiansyah
Uji Banding Dua Lab & Uji Banding Antar Analis
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Tenaga
11 BP3U Muhtarul Abidin
Lab.Hidrobiologi
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Tenaga
12 BP3U Subagja
Lab.Hidrobiologi
Pelatihan Teknik Sitogenetika dan Genetika
13 BP3U Dwi Atminarso
Molekular & Bioinformatika
14 BP3U Tuah Nanda M.W Sertifikat Pelatihan Mikrobiologi
15 BP3U Suwinda Pratama Sertifikat Toefl ITP
16 BP3U Ni Komang Suryati Sertifikat Toefl ITP
17 BP3U Freddy Supriyadi Sertifikat Toefl ITP
18 BP3U Solekha Apriyanti Sertifikat Toefl ITP
19 BP3U Aroef Hukmanan Rais Sertifikat Toefl ITP
20 BP3U Taufiq Hidayah Sertifikat Toefl ITP
21 BP3U Sevrina Asri Sertifikat Toefl ITP
22 BP3U Siswanta Kaban Sertifikat Toefl ITP

Nanang Widarmanto, Tugas Belajar S2 Program Studi


1 BP2KSI
S.Pi Manajemen Sumber Daya Pantai
Diklat Audio Video Production Angkatan
2 BP2KSI Ahmad Fahrudin, S.A.N.
I dan II Bagi Aparatur Lingkup KKP.
Bimtek Analisis Beban
3 BP2KSI Engkos Kosasih
Kerja
Bimtek Analisis Beban
4 BP2KSI Ade Kusmayadi
Kerja
In house training Laboratorium: Teknik Sampling, Analisa Plankton dan
5 BP2KSI Danu Wijaya, S.Pi., M.Si
Benthos
Astri Suryandari, S.Si, Pelatihan "Desain Kawasan Konservasi Perairan untuk Perikanan
6 BP2KSI
M.Si Berkelanjutan di Indonesia: Tantangan dan Peluang untuk Pengembangan"
Amula Nurfiarini, S.P., In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
7 BP2KSI
M.Si. SNI ISO/IEC 17025:2008
Lismining Pujiyani In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
8 BP2KSI
Astuti, S.P., M.Si SNI ISO/IEC 17025:2008
9 BP2KSI Andika Luky Setiyo In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 189
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
Hendrawan, S.Pi SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
10 BP2KSI Agus Koswara
SNI ISO/IEC 17025:2008
Agus Arifin Sentosa. In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
11 BP2KSI
S.Pi SNI ISO/IEC 17025:2008
Astri Suryandari, S.Si., In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
12 BP2KSI
M.Si SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
13 BP2KSI Aswar Rudi
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
14 BP2KSI Dedi Sumarno, A.Md
SNI ISO/IEC 17025:2008
Dimas Angga Hedianto, In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
15 BP2KSI
S.Pi SNI ISO/IEC 17025:2008
Dr. Joni Haryadi D., Bimtek Analisis Beban
16 BP2KSI
M.Sc Kerja
Dyah Ika In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
17 BP2KSI
Kusumaningtyas, S.Si SNI ISO/IEC 17025:2008
Diklat Prajabatan lingkup KKP Golongan
18 BP2KSI Idat Ikhtafia, A.Md
II Angkatan II Tahun 2016
Diklat Prajabatan lingkup KKP Golongan
19 BP2KSI Indriatmoko, S.Kel
III Angkatan IV Tahun 2016
Masayu Rahmia Anwar In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
20 BP2KSI
Putri, S.Si SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
21 BP2KSI Riswanto, S.Kel
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
22 BP2KSI Soleh Romdon
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
23 BP2KSI Sukamto
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
24 BP2KSI Sumindar
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
25 BP2KSI Tatok Priswanto, SE
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
26 BP2KSI Tri Muryanto
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
27 BP2KSI Undang Sukandi
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
28 BP2KSI Yayuk Sugianti, S.St.Pi
SNI ISO/IEC 17025:2008
In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan
29 BP2KSI Yusup Nugraha
SNI ISO/IEC 17025:2008

Diklat
Debora Ayu
1 BPPBAP Prajabatan
Christyandari, A.Md
Golongan II
Diklat
Laode Muhamad Hafizh
2 BPPBAP Prajabatan
Husuri,A.Md
Golongan II
3 BPPBAP Dr. Tarunamulia, S.T, Training Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 190
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
M.Sc
Diklat Monev.
Rahmadhany Natsir,
4 BPPBAP Kinerja
S.Sos
Angkatan I
Diklat
5 BPPBAP Hawasia, SAP Manajemen ASN
angkatan I 2016
6 BPPBAP Dr. Rosmiati,S.Si,M.Sc Bimtek PBJ
7 BPPBAP Husain Workshop Kehumasan
Bimo Adi Diklat Analisis Jabatan (ANJAB) angkatan
8 BPPBAP
Prianggoro,A.Md II tahun 2016
Diklat
Muhammad Hafid Fungsional
9 BPPBAP
Masruri,S.Si Peneliti tingkat
Pertama
Izin Belajar
10 BPPBAP Ilham
biaya sendiri
11 BPPBAP Makmur, S.Pi Izin Belajar S2
Bimtek Fungsional
12 BPPBAP Kasmawati, SE
arsiparis
Bimtek Fungsional
13 BPPBAP Ahmad Abdullah
arsiparis
Admi Athirah Muchlies,
14 BPPBAP Izin Belajar S2
S.Pi,
Diklat
Ruzkiyah Asaaf, S.Si, Fungsional
15 BPPBAP
M.Si Peneliti Tingkat
Lanjutan
Diklat
Fungsional
16 BPPBAP A. Tenriulo,S.Si
Peneliti Tingkat
Lanjutan
Diklat
Fungsional
17 BPPBAP Rezki Antoni, S.S.Kel
Peneliti Tingkat
Lanjutan
Pelatihan Nasional
18 BPPBAP Dr. Ince Ayu Khairana Audit Internal ISO
17025
Diklat
Early Septiningsih, Fungsional
19 BPPBAP
S.Pi,M.Si Peneliti Tingkat
Lanjutan
Diklat
Fungsional
20 BPPBAP Makmur,S.Pi
Peneliti Tingkat
Lanjutan
21 BPPBAP Dr. Ince Ayu Pelatihan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
22 BPPBAP Muhammad Chaidir Pelatihan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 191
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
Undu
Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan
23 BPPBAP DR. Sahabuddin
Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah
Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan
24 BPPBAP Andi Sahrijanna, S.Si
Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah
Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan
25 BPPBAP Kamaria, S.Si
Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah
Endang Susianingsih, Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan
26 BPPBAP
S.Pi.M.Si. Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah
Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan
27 BPPBAP Dr. Ince Ayu K.Kadriah
Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah
Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan
28 BPPBAP Nurhidayah, S.Pi. M.Si.
Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah
Bunga Rante Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan
29 BPPBAP
Tanpangallo, S.Pi. Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah
Hidayat Suryanto Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan
30 BPPBAP
Suwoyo, S.Pi.M.Si. Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah

Scan Surat Ijin Belajar No.45/SJ/KP.560/I/2014


1 BPPBAT Adang Saputra, M.Si
Tgl. 21-01-2014
Scan Surat Ijin Belajar No.
2 BPPBAT Lusi Herawati S, S.Si
18.8/BALITBANGKP/XII/2015 Tgl.18-12-2014
Scan Surat Ijin Belajar Nomor.
3 BPPBAT M. Rizki Maulana,A.Md. 2485/BalitbangKP.0/KP.560/VIII/2016. Tgl 26-08-
2016
Titin Kurniasih, S.Pi,
4 BPPBAT Scan SK Nomor 291/SJ/KP.510/XII/2014
M.Si
Nunak Nafiqoh, S.Pi,
5 BPPBAT Scan SK Nomor 286/SJ/KP.510/XII/2014
M.Sc
Dewi Puspaningsih,
6 BPPBAT Scan SK Nomor 43/SJ/KP.530/III/2016
S.Pi, M.Si
7 BPPBAT Lila Gardenia, S.Si, M.Si Scan SK Nomor 42.A/SJ/KP.530/II/2016
Drh. Tatik Mufidah,
8 BPPBAT Scan SK belum turun
M.Si.
9 BPPBAT Yani Aryati, S.Pi, M.Si. SK belum turun
Wahyulia Cahyanti,
10 BPPBAT SK belum turun
S.Pi.
11 BPPBAT Ibnu Mustofa, A.Md Scan Sertifikat Peserta
12 BPPBAT Yulianti, A.Pi, M.Si Scan Sertifikat Peserta
13 BPPBAT Rika Ayuni, S.Pi Scan Sertifikat Peserta
14 BPPBAT Marina Dwi Astuti, S.Pi Scan Sertifikat Peserta
15 BPPBAT Maya Wilakstanti,S.Pi Scan Sertifikat Peserta
Firman Aji Weko,
16 BPPBAT Scan Sertifikat Peserta
Sabastya

1 BPPBIH Lili Solichah, S.Pi SK Tugas Belajar


2 BPPBIH Nina Meilisza, S.Pi, M.Si SK Tugas Belajar
3 BPPBIH Sulasy Rohmy, S.Pi SK Tugas Belajar

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 192
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
4 BPPBIH Rina Hirnawati S.Pi SK Tugas Belajar
5 BPPBIH Siti Murniasih S.Pi SK Tugas Belajar
6 BPPBIH Ahmad Musa S.Si SK Ijin Belajar
7 BPPBIH Asep Permana S.Pi SK Ijin Belajar
8 BPPBIH Bastiar Nur S.Pi SK Ijin Belajar
9 BPPBIH Eni Kusrini S.Si, M.Si SK Ijin Belajar
Muhammad Yamin S.P,
10 BPPBIH SK Ijin Belajar
M.Si
11 BPPBIH Sukarman S.Pt SK Ijin Belajar
Siti Zuhriyyah
12 BPPBIH SK Ijin Belajar
Musthofa S.Si
13 BPPBIH Bunga Laily Sertifikat Diklat Bendahara

Khairul Syahputra, S.Pi,


1 BPPI Baru SK Tugas Belajar Nomor 275/SJ/KP.532/XI/2016
M.Si.
Wahyu Pamungkas
2 BPPI Baru SK Tugas Belajar Nomor 62/SJ/KP.530/III/2016
Soengkawati, S.Pi, M.Si.
Didik Ariyanto, S.Pi,
3 BPPI On-Going SK Tugas Belajar Nomor 290/SJ/KP.510/XII/2014
M.Si.
Ikhsan Khasani, S.Si,
4 BPPI On-Going SK Tugas Belajar Nomor 84/SJ/KP.510/IX/2014
M.Si.
5 BPPI Asep Sopian, S.Pi. On-Going SK Tugas Belajar Nomor 292/SJ/KP.510/XII/2014
6 BPPI Rommy Suprapto, S.Pi. On-Going SK Tugas Belajar Nomor 284/SJ/KP.510/XII/2014

Ijin Belajar
1 LP2T Dian Novianto (Universitas
Udayana)
Tugas Belajar
2 LP2T Ririk Kartika S. (Universty of
Tasmania)
Data Assessment Workshop ACIAR Project
3 LP2T Arief Wujdi
FIS/2009/059 (Bali)
Ijin Belajar
4 LP2T Andi Bahtiar (Universitas
Udayana)
Diklat
5 LP2T Ollyvia Maria Christy Prajabatan
Golongan II
Diklat
Ramon Rahmanov
6 LP2T Prajabatan
Zedta
Golongan III
Diklat
7 LP2T Maya Agustina Prajabatan
Golongan III
Ijin Belajar
8 LP2T Hety Hartay (Universitas
Udayana)
9 LP2T Fathur Rochman Ijin Belajar

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 193
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
(Universitas
Udayana)
Technical Training for Fisheries organized by Overseas Fishery Coorperation Foundation of Japan ( di
10 LP2T Bram Setyadji
Jepang)

1 LPPBRL Siti Fadilah, M.Si Sertifikat


Elmiwia Rani
2 LPPBRL Sertifikat
Baturante, S.Pi
3 LPPBRL Sutriyah Sertifikat

Tubagus Solihuddin,
1 P3SDLP S3 SK
MT
Salvienty Makarim, S.Si,
2 P3SDLP S3 SK
M.Sc
Syahrial Nur Amri,
3 P3SDLP S3 SK
S.Kel, M.Si
Utami Retno
4 P3SDLP S3 SK
Kadarwati, M. Sc
Dino Gunawan
5 P3SDLP S3 SK
Pryambodo, M.T
6 P3SDLP Candra Dwi Puspita, ST S2 SK
Herlina Ika Ratnawati,
7 P3SDLP S2 SK
S.Si
Muhammad Ramdhan,
8 P3SDLP S3 SK
ST, MT
Mariska Astrid
9 P3SDLP S2 SK
Kusumaningtyas, S.Si
10 P3SDLP August Daulat, S.St.Pi S2 SK
L.P.A. Savitri Chitra
11 P3SDLP S3 SK
Kusuma, M.Si
Nur Azmi Ratna S, ST,
12 P3SDLP S3 SK
M.Sc
Dwiyoga Nugroho, ST,
13 P3SDLP S3 SK
MT
Rinny Rahmania, S.Pi,
14 P3SDLP S3 SK
M.Si
Niken Financia G, S.Si,
15 P3SDLP S3 SK
M.Si
Marza Ihsan Marzuki,
16 P3SDLP S3 SK
MT
Budhi Gunadharma G,
17 P3SDLP S3 SK
ST, MM
Johan Risandi, S.Kel,
18 P3SDLP S3 SK
M.Sc
19 P3SDLP Fallia Maunentia, SH S2 SK
20 P3SDLP Anwar Rizal, ST S2 SK
21 P3SDLP Ratna Kurnia Tyas Asih S1 SK
22 P3SDLP Terry L. Kepel S3 SK

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 194
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
23 P3SDLP Ira Dillenia S3 SK
24 P3SDLP Fajar Yudi Prabawa S3 SK
25 P3SDLP Dani Saepuloh S1 SK
26 P3SDLP Drs. B. Realino S, M.Si S3 SK
27 P3SDLP Handy Chandra S3 SK
28 P3SDLP Dwianti Nugraheni S2 SK
29 P3SDLP Erish Widjanarko Revolusi Mental SERTIFIKAT
30 P3SDLP Edy Pramono Sucipto Revolusi Mental SERTIFIKAT
31 P3SDLP Ifan Ridlo Suhelmi Revolusi Mental SERTIFIKAT
Diklat Peneliti
32 P3SDLP Eko Triarso SERTIFIKAT
Lanjutan
Diklat Peneliti
33 P3SDLP Novi Sustyo Adi SERTIFIKAT
Lanjutan
Course on Marine
34 P3SDLP Terr L. Kepel SERTIFIKAT
Radiochemistry
Diklat Peneliti
35 P3SDLP Joko Prihantono SERTIFIKAT
Lanjutan
36 P3SDLP Redi Wibowo Mikrotik SERTIFIKAT
37 P3SDLP Adi Darmawan Mikrotik SERTIFIKAT
38 P3SDLP Usep Mulyadi Mikrotik SERTIFIKAT
39 P3SDLP Dani Saepuloh Mikrotik SERTIFIKAT
Diklat Peneliti
40 P3SDLP Eva Mustikasari SERTIFIKAT
Lanjutan
Diklat Peneliti
41 P3SDLP Aida Heriyati SERTIFIKAT
Lanjutan
Diklat Peneliti
42 P3SDLP Agustin Rustam SERTIFIKAT
Lanjutan
Diklat Peneliti
43 P3SDLP Terry L. Kepel SERTIFIKAT
Lanjutan
Diklat Peneliti
44 P3SDLP Hadiwijaya Salim SERTIFIKAT
Lanjutan
Diklat Peneliti
45 P3SDLP Hari Prihatno SERTIFIKAT
Lanjutan
Diklat Peneliti
46 P3SDLP Ira Dillenia SERTIFIKAT
Lanjutan
Diklat
47 P3SDLP Agus Setiawan SERTIFIKAT
Perekayasa
Diklat
48 P3SDLP Indra Hermawan SERTIFIKAT
Perencana
Imron Achmadi Fajar, Pelatihan K3
49 P3SDLP SERTIFIKAT
ST dan Ohsas
Pelatihan K3
50 P3SDLP Rendy Dwi Cahyo SERTIFIKAT
dan Ohsas
Pelatihan K3
51 P3SDLP Wahyu Ja'far Siddiq SERTIFIKAT
dan Ohsas
Pelatihan ISO
52 P3SDLP Aris Wahyu Widodo SERTIFIKAT
9001 2015
53 P3SDLP B. Realino Training data SERTIFIKAT

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 195
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
radar cosmo
skymed

Eghbert Elvan Ampou,


1 BPOL S3 SERTIFIKAT
S.Ik
2 BPOL Teja Arief Wibawa, S.Pi S3 SERTIFIKAT
Denny Wijaya Kusuma,
3 BPOL S3 SERTIFIKAT
S.Pi, M.Si
Asmi Marintan Napitu,
4 BPOL S3 SERTIFIKAT
S.Si, MT
5 BPOL Iis Triyulianti, M.Si S3 SERTIFIKAT
6 BPOL Dinarika Jatisworo, S.Si S2 SERTIFIKAT
7 BPOL Faisal Hamzah, S.Pi S2 SERTIFIKAT
8 BPOL Samsul Huda, SE S2 SERTIFIKAT
Camellia Kusuma
9 BPOL S2 SERTIFIKAT
Tito,S.Si
Rochma Widia Lestari,
10 BPOL S2 SERTIFIKAT
S.I.Kom
Kadek Ratna Pratiwi,
11 BPOL S1 SERTIFIKAT
A.Md
Diklat
12 BPOL Endah Mulyastuti, SE Penyusunan SERTIFIKAT
SOP
Diklat
13 BPOL Ain Nur Rahman, SE Penyusunan SERTIFIKAT
SOP
Diklat
14 BPOL Ricky Janitra, SE Penyusunan SERTIFIKAT
SOP
Adrianus Bagus Radite
15 BPOL Diklat ASN SERTIFIKAT
Putra, SE
Dr. Agung Yunanto, Pelatihan
16 BPOL SERTIFIKAT
S.Pi, M.Si MONEV - PPD
Pelatihan
17 BPOL Bayu Priyono, S.Si,M.Si SERTIFIKAT
MONEV - PPD
Pelatihan
18 BPOL Megananda, SE SERTIFIKAT
MONEV - PPD
Dr. Bambang Sukresno, Diklat Peneliti
19 BPOL SERTIFIKAT
S.Si, M.Si Lanjutan
Diklat Peneliti
20 BPOL Dr.Frida Sidik, M.Sc SERTIFIKAT
Lanjutan
Komang Iwan Suniada, Diklat Peneliti
21 BPOL SERTIFIKAT
S.Pi,M.Si Lanjutan
Diklat Peneliti
22 BPOL Rizki Hanintyo, S.Si SERTIFIKAT
Pertama
Amandangi Wahyuning Diklat Peneliti
23 BPOL SERTIFIKAT
Hastuti, S.I.K. Pertama
Novia Arinda Pradistya, Diklat Peneliti
24 BPOL SERTIFIKAT
S.Si Pertama
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 196
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
Wingking Era Rintaka Diklat Peneliti
25 BPOL SERTIFIKAT
Siwi, M.Si Lanjutan
Pelatihan Virtual Server VMWare, Install
26 BPOL Romy Ardianto, A.Md SERTIFIKAT
Configure &amp; Manage
Made Handy Oka, Pelatihan Virtual Server VMWare, Install
27 BPOL SERTIFIKAT
S.Kom Configure &amp; Manage
Operasional,
28 BPOL I Nyoman Surana Maintenan &amp; SERTIFIKAT
Kalibrasi Mikroskop
Kalibrasi
Diah Chandra Kirana,
29 BPOL Spektrofotometer UV- SERTIFIKAT
S.Si
Vis
Kalibrasi
30 BPOL Mardatilah, S.Si Spektrofotometer UV- SERTIFIKAT
Vis
Pelatihan Penjaminan Mutu Analisis
31 BPOL Adi Wijaya, S.Pd,M.Si SERTIFIKAT
ISO/IEC 17025: 2005
Training Motivasi Pembangunan Zona
32 BPOL Teguh Agustiadi SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Training Motivasi Pembangunan Zona
33 BPOL Mukti Trenggono SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Training Motivasi Pembangunan Zona
34 BPOL Nuryani Widagti SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Training Motivasi Pembangunan Zona
35 BPOL Adib Aprilianur SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Training Motivasi Pembangunan Zona
36 BPOL Aldino Jusach Saputra SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Training Motivasi Pembangunan Zona
37 BPOL Ari Hadianti SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Training Motivasi Pembangunan Zona
38 BPOL Fikrul Islamy SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Rashita Putra Megah Training Motivasi Pembangunan Zona
39 BPOL SERTIFIKAT
Mahardhika Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Training Motivasi Pembangunan Zona
40 BPOL Eko Susilo SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP
Training Motivasi Pembangunan Zona
41 BPOL Gusti Putu Sukadana SERTIFIKAT
Integritas Menuju WBK/WBBM KKP

diklat
1 LPSDKP Koko ondara SERTIFIKAT
prajabatan
diklat
2 LPSDKP guntur adhi rahmawan SERTIFIKAT
prajabatan
diklat
3 LPSDKP wisnu arya gemilang SERTIFIKAT
prajabatan
diklat
4 LPSDKP ulung jantama SERTIFIKAT
prajabatan
diklat
5 LPSDKP Ruzana dhiaudin SERTIFIKAT
prajabatan
6 LPSDKP Herdiana Mutmainah Diklat SERTIFIKAT

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 197
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
Fungsional
peneliti pertama
Asean Workshop on
7 LPSDKP Wisnu arya gemilang alternative solution SERTIFIKAT
and exended frontier
Nia Naelul Hasanah
8 LPSDKP S2 SERTIFIKAT
Ridwan

1 LPTK Moamer Barata, S.Pi Diklat PBJ SERTIFIKAT


Sunarwan Asuhadi, Diklat Peneliti
2 LPTK SERTIFIKAT
S.pd., M.Si Pertama
Diklat Peneliti
3 LPTK Nanda Radhitia P, S.Pi SERTIFIKAT
Pertama
Adiguna R. Nugraha, Diklat Peneliti
4 LPTK SERTIFIKAT
S.Kel Pertama
Diklat
Susilo Wisnugroho,
5 LPTK Prajabatan SERTIFIKAT
A.md
Golongan II
Diklat
6 LPTK Retno Widyastuti, A.md Prajabatan SERTIFIKAT
Golongan II

Program Studi
1 P3DSPBKP Suryanti, S.Pi, M.Si SK Tugas Belajar
S3
Program Studi
2 P3DSPBKP Ellya Sinurat, M.Si SK Tugas Belajar
S3
Endar Marraskuranto, Program Studi
3 P3DSPBKP SK Tugas Belajar
M.Si S3
Program Studi
4 P3DSPBKP Hedi Indra Januar, M.Si SK Tugas Belajar
S3
Fera Roswita Dewi, Program Studi
5 P3DSPBKP SK Tugas Belajar
M.Si S3
Program Studi
6 P3DSPBKP Agusman, S.Pi SK Tugas Belajar
S2
Radestya Tri Wibowo, Program Studi
7 P3DSPBKP SK Tugas Belajar
S.Pi S2
Program Studi
8 P3DSPBKP Asri Pratitis, S.Pi SK Tugas Belajar
S2
Program Studi
9 P3DSPBKP Gintung Patantis, S.Kel SK Tugas Belajar
S2
Program Studi
10 P3DSPBKP Ifah Munifah, M.Si SK Ijin Belajar
S3
Program Studi
11 P3DSPBKP Nurhayati, S.Si SK Ijin Belajar
S2
Program Studi
12 P3DSPBKP Netty Mulyawati, A.Md SK Ijin Belajar
S1
Program Studi
13 P3DSPBKP Ade Fitri Amalia, A.Md SK Ijin Belajar
S1
14 P3DSPBKP Sihono,S.T.P Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Sertifikat Nomor :
Lampiran Laporan Kinerja
BALITBANG KP 2016 | 198
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
Tingkat Pertama 011/DJFP/TK.Pertama/XI/LIPI/2016
Diklat Fungsional Penjenjangan
Sertifikat No. 21/Pusbindiklatren-LPEM FEB
15 P3DSPBKP Zilfia Nora, M.Si Perencana Tingkat Pertama Angkatan
UI/FPP Pertama-XLIII/2016.
XLIII
16 P3DSPBKP Nugroho Aji, M.Si Pelatihan Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008 Sertifikat Nomor: PUB/0282/XVI
Pelatihan Pemahaman SNI ISO/IEC
17 P3DSPBKP Triyono S, MT Sertifikat Nomor: PUB/0283/XVI
17025:2008
Pelatihan Sistem Manajemen Laboratorium
Dedi Noviendri, M.Si, Cet. No. MSI-2015-0525-T17025/14. Tanggal 15
18 P3DSPBKP sesuai SNI ISO/IEC
Ph.D Juni 2016
17025:2008
Pelatihan Sistem Manajemen Laboratorium
Cet. No. MSI-2015-0525-T17025/14. Tanggal 15
19 P3DSPBKP Umi Annisah, M.I.L sesuai SNI ISO/IEC
Juni 2016
17025:2008
Pendidikan dan Pelatihan Monitoring STTPP Nomor :
20 P3DSPBKP Restha Aristianty dan Evaluasi Kinerja 054/BPSDMKP.03/DL.130/IV/2016
Angkatan I
Diklat
Giri Rohmad Barokah, Prajabatan STTPP Nomor: 00002180/DIKLAT PRAJABATAN
21 P3DSPBKP
S.Pi CPNS Gol III III/032/3213/LAN/2016
Angkatan III
Diklat
Prajabatan STTPP Nomor: 00006968/DIKLAT PRAJABATAN
22 P3DSPBKP Izhamil Hidayah, S.Pi
CPNS Gol III III/032/3213/LAN/2016
Angkatan V
Diklat
Prajabatan STTPP Nomor: 00003553/DIKLAT PRAJABATAN
23 P3DSPBKP Ukis Shofarudin, A.Md
CPNS Gol II III/032/3213/LAN/2016
Angkatan V
Diklat Teknis Pemberkasan Arsip
24 P3DSPBKP Hamdani STTPP Nomor: 20.9/P.A/36/2016
Angkatan II
Sertifikat Pelatihan teknik bioasai untuk
Pelatihan teknik bioasai untuk pengembangan
25 P3DSPBKP Dr. M. Nursid pengembangan produk biofarmaka dibidang
produk biofarmaka dibidang kosmetik kulit
kosmetik kulit
Syamdidi, S.Pi, Pelatihan OJS/ Intensive Training on E-journal Sertifikat Pelatihan Nomor: B422/TR/VII/2016
26 P3DSPBKP
M.App.Sc Management using open Journal System Tanggal 20 Juli 2016
Pelatihan OJS/ Intensive Training on E-journal Sertifikat Pelatihan Nomor: B422/TR/VII/2016
27 P3DSPBKP Erki Herdian
Management using open Journal System Tanggal 20 Juli 2016
Diklat Tim Penilai Jabatan ungsional
STTPP Nomor: 251/XII/TF/PERPUSNAS/2016
28 P3DSPBKP Dra. Nur Rahayu Pustakawan Angkatan XII

Uji kompetensi
Chandra Kencana Sertifikat Kompetensi Nomor:
29 P3DSPBKP tenaga penguji
Ocvitadewi, A.Md, A.K 74220.3111.L2014.897
lab
Uji kompetensi
Anggraeni Musvitawati, Sertifikat Kompetensi Nomor:
30 P3DSPBKP tenaga penguji
A.Md 74220.3111.L2014.898
lab
Uji kompetensi
Sertifikat Kompetensi Nomor:
31 P3DSPBKP Hana Iswahyuni, A.Md tenaga penguji
74220.3111.L2014.902
lab

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 199
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
Uji kompetensi
Sertifikat Kompetensi Nomor:
32 P3DSPBKP Zulkarnaen Lubis, S.Pi tenaga penguji
74220.3111.L2014.903
lab
Uji kompetensi
Sertifikat Kompetensi Nomor:
33 P3DSPBKP Helena Malik tenaga penguji
74220.3111.L2014.904
lab
Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
34 P3DSPBKP Wahyu Widiyanto, S.Pi Sertifikat Inhouse Training
Morfologi dan Molekuler
Benget Ratuahman Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
35 P3DSPBKP Sertifikat Inhouse Training
Simanjuntak, S.Pi Morfologi dan Molekuler
Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
36 P3DSPBKP Gunawan, STP Sertifikat Inhouse Training
Morfologi dan Molekuler
Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
37 P3DSPBKP Yusma Yennie, M.Si Sertifikat Inhouse Training
Morfologi dan Molekuler
Tuti Hartati Siregar, M. Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
38 P3DSPBKP Sertifikat Inhouse Training
Biomed. Sc Morfologi dan Molekuler
Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
39 P3DSPBKP Irma Hermana, S.St.Pi Sertifikat Inhouse Training
Morfologi dan Molekuler
Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
40 P3DSPBKP Fateha, S.TP Sertifikat Inhouse Training
Morfologi dan Molekuler
Fairdiana Andayani, Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
41 P3DSPBKP Sertifikat Inhouse Training
S.St.Pi Morfologi dan Molekuler
Pujoyuwono Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
42 P3DSPBKP Sertifikat Inhouse Training
Martosuyono, M.Sc Morfologi dan Molekuler
Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
43 P3DSPBKP Dr. Ema Hastarini, MP Sertifikat Inhouse Training
Morfologi dan Molekuler
Dra. Ninoek Indriati, Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara
44 P3DSPBKP Sertifikat Inhouse Training
MKM Morfologi dan Molekuler
Pelatihan
Arifah Kusumarwati,
45 P3DSPBKP Organoleptik Sertifikat Inhouse Training
M.Sc
Produk Perikanan
Pelatihan
Ir. Yusro Nuri Fawzya,
46 P3DSPBKP Organoleptik Sertifikat No: S/ORGL.208
M.Si
Produk Perikanan
Pelatihan
47 P3DSPBKP Ir. Farida Ariyani, M.Sc Organoleptik Sertifikat No: S/ORGL.209
Produk Perikanan
Pelatihan
Dra.Th.Dwi
48 P3DSPBKP Organoleptik Sertifikat No: S/ORGL.213
Suryaningrum, M.S
Produk Perikanan
Pelatihan
49 P3DSPBKP M. Darmawan, MT Organoleptik Sertifikat No: S/ORGL.207
Produk Perikanan
Pelatihan
Ajeng Kurniasari Putri,
50 P3DSPBKP Organoleptik Sertifikat No: S/ORGL.210
S.Si
Produk Perikanan
Pelatihan
51 P3DSPBKP Hasta Oktaviani, STP Organoleptik Sertifikat No: S/ORGL.212
Produk Perikanan

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 200
KEGIATAN
TUGAS
IZIN BELAJAR
NO SATKER NAMA BELAJAR BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL)
(ON-GOING DIKLAT KURSUS BIMTEK
(ON-GOING
DAN BARU)
DAN BARU)
Pelatihan
52 P3DSPBKP Ika Setyaningrumtyas Organoleptik Sertifikat No: S/ORGL.211
Produk Perikanan

Tugas Belajar
1 LPPMPHP Bakti B. Sedayu, M.Sc SK Tugas Belajar
S3
2 LPPMPHP Luthfi Assadad, S.Pi Izin Belajar S2 SK Izin Belajar
Diklat
3 LPPMPHP Gilang R. Israwan, SAP Sertifikat Pengadaan
Pengadaan
Adrianto W. Prasetyo, Diklat
4 LPPMPHP Sertifikat Pengadaan
A.Md Pengadaan
Diklat
5 LPPMPHP Ahmat Fauzi, ST Sertifikat Pengadaan
Pengadaan

1 PPSEKP Maharani Yulisti


2 PPSEKP Rani Hafsaridewi
3 PPSEKP Riski Aprilian Wijaya
4 PPSEKP Estu Sri Luhur
5 PPSEKP Yesi Dewita Sari
6 PPSEKP Nensyana
7 PPSEKP Ari Permana
8 PPSEKP Maulana Firdaus
9 PPSEKP Christina Yulianty
10 PPSEKP Ari Suswandi
11 PPSEKP Nurlaeli
12 PPSEKP Lathifatul R
13 PPSEKP Ahmad Akmal
14 PPSEKP Tikyrino Kurniawan
15 PPSEKP Cornelia Mirwantini
16 PPSEKP Ike Trisnawati
17 PPSEKP Edwin Yulia S
18 PPSEKP Nurhendra
19 PPSEKP Pieter Amalo
20 PPSEKP Asep Jajang S
21 PPSEKP Ilham Febriansyah

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 201
r) IK 18 : Presentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar
Target : 50
Realisasi : 100
% : 200,00

s) IK 19 : Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP


Target : 90
Realisasi : 88,31
% : 98,10

t) IK 20 : Nilai SAKIP Balitbang KP


Target : 84
Realisasi : 84,50
% : 100,6

NO. KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT (%) NILAI


1. Perencanaan Kinerja 30 26,38
2. Pengukuran Kinerja 25 19,51
3. Pelaporan Kinerja 15 11,97
4. Evaluasi Internal 10 8,00
5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi 20 18,63
Nilai Hasil Evaluasi 5 Komponen 100 84,50
Predikat Penilaian AA/A/B/CC/C/D A

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 202
u) IK 21 : Nilai kinerja anggaran Balitbang KP
Target : 85
Realisasi : 90,42
% : 106,3

v) IK 22 : Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP


Target : 100
Realisasi : 100
% : 100,00

Lampiran Laporan Kinerja


BALITBANG KP 2016 | 203

Anda mungkin juga menyukai