Pangan Fungsional
Pangan Fungsional
MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 8 THP C
Armidha Aji P 121710101126
Corin Lailatul K 121710101094
Naili Mawaddatur R 121710101136
Sigit Satria Putra 121710101111
B. Nutraceutical
Brower (1998) menjelaskan bahwa istilah "nutraceutical" diciptakan dari
istilah "nutrition" dan "pharmaceutical" oleh Stephen DeFelice, MD, pendiri dan
ketua Yayasan untuk Inovasi dalam Kedokteran (FIM)pada tahun 1989. DeFelice
(1989) mendefinisikan nutraceutical sebagai makanan (atau bagian dari
makanan) yang memberikan manfaat medis atau kesehatan, termasuk
pencegahan dan/atau pengobatan suatu penyakit. Trottier el al (2010)
membedakan istilah nutraceuticaldengan pangan fungsional. Ketika pangan
fungsional digunakan dalam pencegahan dan/atau pengobatan penyakit
dan/atau gangguan selain anemia, itu disebut nutraceutical.
Menurut Karla (2003) ada persamaan antara pangan fungsional dan
nutraceutical, yaitu pangan fungsional dapat bertindak sebagai nutraceutical.
Sebaagai contoh, nutraceuticaldapat digunakan sebagai bahan fortifikasi pada
produk susu maupun indutri jus. Dalam penelitian terdahulu oleh Broer (1998)
beberapa zat yang terkandung di dalam makanan alamiseperti vitamin E,
selenium, vitamin D, teh hijau, kedelai, dan likopen adalah contoh dari
nutraceuticalsyang telah dipelajari secara luas dalam kesehatan manusia.
Karla (2003) juga menjelaskan perbedaan nutraceuticalsdengan
suplemen, ditinjau dari aspek berikut: (1) nutraceuticals tidak hanya harus
melengkapi fungsi diet tetapi juga harus membantu dalam pencegahan dan/atau
pengobatan penyakit dan/atau gangguan kesehatan; dan (2) nutraceuticals
digunakan sebagai makanan konvensional atau sebagai item tunggal makan.
Laparra dan Sanz (2010) menambahkan bahwa komponen tersebut memainkan
peran yang bermanfaat di luar gizi dasar, yang mengarah ke pengembangan dari
konsep pangan fungsional dan nutraceuticals.
Defelice (1989) suatu definisi mengenai nutraceutical yaitu suatu
substansi yang berasal dari makanan atau bagian dari makanan yang memiliki
efektifitas dalam pengobatan atau kesehatan, termasuk untuk pencegahan dan
mengobati penyakit. Produk-produk merupakannutraceutical isolate nutrisi,
supplement food, dan makanan yang diproses dengan teknologi. Produk
nutraceutical dibagi dalam dua tipe yaitu; Potential Nutraceutical (belum
didukung oleh data klinis) dan Established Nutraceutical (telah didukung oleh
data klinis yang terbukti efektif untuk kesehatan).Pembuatan
produk nutraceutical menggunakan bahan dasar makanan sehingga aman untuk
tubuh manusia dan melalui proses pembuatan seperti produk farmasi/obat yaitu
melalui tahapan yang panjang yaitu uji pra klinis, uji klinis (4 tahap) dan uji pasca
pemasaran yang dapat membuktikan efikasi/efektifitasnya.
C. Food Suplemen
BPOM (1996) mendefinisikan suplemen makanan sebagai produk jadi
yang dikonsumsi untuk melengkapi makanan sehari-hari. Suplemen makanan
mengandung satu atau lebih komponen nutrisi, yaitu vitamin, mineral, asam
amino, bahan yang digunakan untuk meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG),
atau konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak, atau kombinasi dari beberapa
bahan sebagaimana tercantum dalam butir dalam. Suplemen merupakan
makanan pendamping bukan pengganti makanan. Suplemen makanan pada
umumnya mengandung vitamin dan mineral yang tidak dapat diproduksi oleh
tubuh. Dari segi penggelompokkannya, suplemen tersebut adalah vitamin,
mineral, asam amino, enzim, hormon, antioksidan, herba, probiotik. Tersedia
dalam bentuk sediaan tunggal atau kombinasi untuk mendapatkan pengobatan
tertentu.
Menurut US Dietary Supplement Health and Education Act (DSHEA) tahun
1994, suplemen didefinisikan dengan menggunakan beberapa kriteria; yaitu (a)
produk (selain tembakau) untuk melengkapi diet atau mengandung satu atau
lebih bahan makanan berikut: vitamin, mineral, herbal, asam amino, zat
makanan untuk digunakan oleh manusia untuk melengkapi diet dengan
meningkatkan total asupan harian, metabolit, ekstrak, atau kombinasi dari
bahan-bahan ini (Zeisel, 1999), (b) produk yang ditujukan untuk konsumsi berupa
pil, kapsul, tablet, atau bentuk cair, (c) produk tidak digunakan sebagai makanan
konvensional atau sebagai satu-satunya item makan atau diet, (d) apa pun
produk yang telah dicap sebagai "suplemen makanan", dan (e) produk seperti
obat yang baru disetujui, seperti antibiotik (Karla, 2003).
Suplemen kesehatan atau disebut juga diatery supplement adalah produk
kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat.
Yang bersifat nutrisi termasuk vitamin, mineral dan asam-asam amino,
sedangkan yang bersifat obat umumnya diambil dari tanaman atau jaringan
tubuh hewan yang memiliki khasiat sebagai obat. Pada umumnya, suplemen
makanan kesehatan berasal dari bahan-bahan alami tanpa bahan kimia (harus
murni) dan merupakan saripati bahan makanan (konsentrat). Kemudian
berkembang produk food supplement dengan dosis tinggi (konsentrat) atau yang
mengandung herbal tertentu untuk membantu pengobatan. Namun suplemen
merupakan makanan pendamping bukan pengganti makanan. Suplemen
makanan pada umumnya mengandung vitamin dan mineral yang tidak dapat
diproduksi oleh tubuh. Dari segi penggelompokkannya, suplemen tersebut
adalah vitamin, mineral, asam amino, enzim, hormon, antioksidan, herba,
probiotik. Tersedia dalam bentuk sediaan tunggal atau kombinasi untuk
mendapatkan pengobatan tertentu.
D. Obat herbal
E. Medical Food
Medical food adalah makanan yang diformulasikan dengan penyediaan
dukungan gizi untuk individu yang tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam
jumlah yang cukup dalam bentuk biasa, atau dengan penyediaan dukungan gizi
khusus bagi pasien yang perlu kebutuhan fisiologis dan gizi yang khusus
(Godberg, 1994).
2. Rumusan Pangan Fungsional dan Istilah Lainya Dari Hasil Diskusi Kelompok
a) Pangan Fungsional
Pangan fungsional merupakan makanan dan minuman yang mengandung
berbagai jenis komponen aktif dan apabila dikonsumsi setiap hari akan
memberikan efek sehat bagi tubuh serta dapat mencegah timbulnya penyakit.
Pangan fungsional dapat memberikan efek sehat tetapi tidak boleh diklaim
sebagai makanan untuk pengobatan. Pangan fungsional dapat berupa makanan
segar maupun produk makanan olahan dari bahan alami. Makanan tersebut
harus melalui pengujian efek sehat menggunakan pegujian secara klinis.
b) Medical Food
Medical Food adalah makanan yang diformulasikan dengan kandungan gizi
tertentu untuk individu yang tidak sehat sebagai penyedia dukungan gizi dan
penggunaanya harus dalam pengawasan dokter. Medical Food tersedia dalam
berbagai bentuk yaitu tablet, kapsul, syrup, tetes, tablet kunyah maupun granul.
Medical Food terbuat dari bahan-bahan sintetis dan harus dilakukan pengujian
terhadap efek sehatnya secara klinis.
c) Nutraceuticals
Nutraceuticals merupakan makanan atau bagian dari makanan yang
memberikan manfaat kesehatan dan pencegahan penyakit. Nutraceutical
diperoleh dengan cara mengisolasi atau mengekstraksi komponen gizi yang
terdapat di dalam bahan pangan, dapat berbentuk tablet, kapsul, ataupun
bubuk. Produk tersebut terbuat dari 100% bahan organik dan tanpa komponen
sintetis. Contohnya : betakaroten, antioksidan, dsb.
d) Suplemen Pangan
Suplemen pangan adalah bahan makanan yang hampir menyerupai
produk obat-obatan dari segi penampilan dan penggunaanya. Suplemen pangan
bukan sebagai pengganti sumber gizi sehari-hari, melainkan suplemen pangan
berfungsi sebagai penambah zat gizi dalam tubuh. resiko terserangnya penyakit.
Suplemen pangan tterbuat dari bahan organik (alami) maupun sintetis yang
tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain: tablet, tablet kunyah, tablet
evvervescen, tablet hisap, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles atau
produk cair berupa tetes, syrup, dan larutan.
e) Obat Herbal
Obat herbal adalah suatu obat yang digunakan sebagai praktek terapi dan telah
digunakan selama ratusan tahun, sebelum berkembangnya obat-obatan modern
sekarang ini. Penggunaan dari obat herbal terutama adalah untuk terapi, dimana
obat herbal terdiri dari bahan baku yang diperoleh dari alam. Bahan baku
pembuatan obat herbal adalah bahan-bahan alami seperti rempah-rempah
Diplock A, Aggett PJ, Ashwell M, Bornet F, Fern EB, Roberfroid MB, ed.
1999. "Scientific Concepts of Functional Foods in Europe Consensus
Document"
Trottier, G.; Bostrom, P.J.; Lawrentschuk, N.; Fleshner, N.E. Nutraceuticals and
prostate cancer prevention: a current review. Nat. Rev. Urol. 2010, 7, 21-30.