Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIK, PEMAHAMAN MATEMATIK, DAN SELF-


REGULATED LEARNING SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh: Edy Tandilling


Dosen Universitas Tanjungpura UNTAN Pontianak

Abstrak: Tujuan penelitian adalah menemukan instrumen untuk mengukur kemampuan


komunikasi matematik, pemahaman matematik, dan Self Regulated Learning siswa
Sekolah Menengah Atas yang sudah tervalidasi dan reliabel. Hasil penelitian ini
selanjutnya digunakan sebagai alat pengumpul data dalam rangka penulitas disertasi
peneliti.Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian dan pengembangan
(Research and Devolepment). Pada tahap pertama subyek penelitian guru-guru
matematika yang sudah berpengalaman. Sedangkan untuk melihat validitas muka dan
isi instrumen diberikan kepada lima orang dosen bergelar doktor dan magister pendidikan
matematika. Pada tahap berikutnya yaitu tahap uji coba instrumen subyek penelitian
adalah siswa Sekolah Menengah Atas di Pontianak. Analisis data yang digunakan pada
tahap pendahuluan menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan analisis data yang
digunakan pada tahap uji coba menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian
diperoleh hasil berupa seperangkat instrumen untuk mengukur kemampuan komunikasi
matematis, pemahaman matematis, dan self regulated learningsiswa dalam pembelajaran
matematika di Sekolah Menengah Atas.

Kata kunci: komunikasi matematik

Abstract: The purpose of research is to find an instrument to measure the ability of


mathematical communication, mathematical comprehension, and Self Regulated Learning
high school students who have validated and reliable. The results are then used as a
means of collecting data in order researchers writing.Metode dissertation used an
approach of research and development (Research and Devolepment). In the first phase of
the study subjects mathematics teachers who are already experienced. Meanwhile, to see
the face and content validity of the instrument is given to five faculty hold doctoral and
master mathematics education. In the next phase the instrument pilot phase study subjects
were high school students in Pontianak. Analysis of the data used in the preliminary
stage while the qualitative approach of data analysis used in the test phase using a
quantitative approach. The research results in the form of a set of instruments to measure
the ability of mathematical communication, mathematical understanding, and self-
regulated learning students in mathematics in high school.

Keywords: mathematical communication

self-regulated learning atau pengaturan diri siswa


PENDAHULUAN
perlu dilakukan karena merupakan salah satu
Kemampuan komunikasi matematika
indicator
adalah salah satu kompetensi dalam KTSP di tingkat
keberhasilan siswa
Sekolah menengah sedangkan pemahaman
Siswa perlu dibekali keterampilan seperti
matematis mutlak dipahami siswa karena
itu supaya siswa mampu memecahkan
merupakan syarat utama untuk memenuhi
kompetensi lainnya yaitu representasi. Sedangkan permasalahan yang dihadapi secara kritis, kreatif,
24 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 13 No. 1, April 2012
dan mandiri dalam belajar. Pentingnya kemampuan seperti yang ada dalam jenis kemampuann
komunikasi dan pemahaman matematis sertaself- komunikasi dan pemahaman matematis.
regulated learning dilatihkan kepada siswa, didukung Salah satu kegagalan guru matematika saat
oleh visi pendidikan matematika yang mempunyai ini karena tidak mampu membuat siswa berpikir
dua arah pengembangan yaitu memenuhi kebutuhan kritis dan kreatif serta mandiri dalam belajar.
masa kini dan masa yang akan datang (Sumarmo, Sebagian besar siswa merasa sangat sulit untuk bisa
2002, 2004, 2006). secara cepat menyerap dan memahami pelajaran
Visi pertama untuk kebutuhan masa kini, matematika, kesulitan siswa itu diperkirakan
pembelajaran matematika mengarah pada berkaitan dengan cara guru mengajukan pertanyaan
pemahaman konsep-konsep yang diperlukan untuk atau memberikan latihan soal di kelas yang kurang
menyelesaikan masalah matematik dan ilmu bervariasi.
pengetahuan lainnya. Visi kedua untuk kebutuhan Dengan kondisi pembelajaran matematika
masa yang akan datang atau mengarah ke masa tersebut perlu adanya standar soal-soal yang dapat
depan, mempunyai arti lebih luas yaitu pembelajaran mengukur ketrampilan omunkasi dan pemahaman
matematika memberikan kemampuan nalar yang tingkat tinggi sehingga siswa dapat berpikir kriis dan
logis, sistematis, kritis, dan cermat serta berpikir kreatif. Di samping itu dengan adanya instrument
objektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam untuk mengukur kemampuan komunikasi dan
kehidupan sehari-hari serta untuk menghadapi masa pemahaman tingkat tinggi seperti pada aspek yang
depan yang selalu berubah. akan diukur yang dilengkapi dengan rubliknya guru
Salah satu cara untuk menumbuh- dapat mengembangkan kompetensi lainnya dalam
kembangkan kemampuan komunikasi, pemahaman kurikulm matematika.
, dan kemandirian belajar adalah dengan melatih Sumarmo (2005: 3) menyarankan bahwa
siswa mengerjakan soal-soal ang berhubunan pembelajaran matematika untuk mendorong berpikir
dengan ketrampilan tersebut. Tidak dapat dipungkiri kreatif dan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan
bahwa sebagian besar guru matematika jarang melalui belajar dalam kelompok kecil, menyajikan
memberikan soal-soal matematika kepada siswanya soal-soal non-rutin dan tugas yang menuntut strategi
dalam bentuk non-rutin. Guru hanya terpaku pada kognitif dan metakognitif peserta didik serta
soal-soal rutin yang hanya melatih siswa secara menerapkan pendekatan scaffolding.
mekanistik dan sifatnya teks book. Kemudian ditegaskan pula oleh Kurikulum
Pengalaman selama membimbing 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
mahasiswa program studi matematka melaksanakan (KTSP) serta Badan Standar Nasional Pendidikan
PPL di sekolah, soal-soal yang diberikan kepada (2006: 1) bahwa peserta didik dari mulai sekolah
siswa hanya sebatas soal-soal yang ada dalam buku dasar perlu dibekali dengan kemampuan berpikir
teks, tidak ada kreatif dari guru untuk membuat soal- logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan
soal yang membuat siswa berpikir tingkat tinggi kemampuan bekerja sama melalui soal-soal aspek
ISSN 1412-565X 25
komunikasi. Devolepment). Pada tahap pertama subyek
Di samping itu, kreativitas siswa akan penelitian guru-guru matematika yang sudah
muncul apabila ada stimulus (Fisher, 1995: 38). berpengalaman. Sedangkan untuk melihat validitas
Munandar (2002:14) mengemukakan bahwa muka dan isi instrumen diberikan kepada lima orang
perkembangan optimal dari kemampuan berpikir dosen bergelar doktor dan magister pendidikan
kreatif berhubungan erat dengan cara guru matematika. Pada tahap berikutnya yaitu tahap uji
memberikan pertanyaan. Dalam suasana non- coba instrumen subyek penelitian adalah siswa
otoriter, ketika siswa belajar atas prakarsa sendiri, Sekolah Menengah atas di Pontianak. Intrumen
diberikan kepercayaan untuk berpikir dan berani yang digunakan berupa, wawancara, diskusi
mengemukakan gagasan baru, maka kemampuan kelompok, dokumentasi, sedang analisis datan yang
kreatif dapat tumbuh subur. digunakan pada tahap pendahuluan menggunakan
Tujuan khusus dan manfaat penelitian; pendekatan kualitatif. Adapun analisis data yang
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah digunakan pada tahap uji coba menggunakan
ditemukannya instrumen untuk mengukur pendekatan kuantitatif.
kemampuan komunikasi matematika, pemahaman
HASIL PENELITIAN DAN
matematika, serta Self-regulated Learning siswa
PEMBAHASAN
SMA yang aplikatif dan sudah tervalidasi serta
1. Deskripsi Analisis Data Pendahuluan
mempunyai reliabilitas yang baik, daya pembeda
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan
(DP), dan indeks kesukaran (IK) yang memadai.
instrumen yang mengukur kemampuan komunikasi
Manfaat penelitian; Penelitian ini
matematik, pemahaman matematik, dan self
memberikan sumbangan konseptual-ilmiah
regulated learning (kemandirian belajar) siswa
khususnya dalam bidang pendidikan matematika,
Sekolah Menengah Atas. Melalui tahapan studi
terutama dalam pengembangan instrumen dan
pendahuluan berupa analisis kurikulum SMA,
rubliknya untuk mengukur kemampuan komunikasi
diskusi dengan guru matematika, dan konsultasi
matematis dan pemahaman pada level tinggi serta
dengan promotor disertasi ditemukan rancangan
sel-regulated learning siswa dalam
instrumen untuk mengukur kemampuan komunikasi
mpembelajaran matematika di SMA.
matematik, pemahaman matematik,dan
Dalam konteks pendidikan, penelitian ini
kemandirian belajar siswa.
memberikan sumbangan konseptual-ilmiah
Hasil dari pengembangan instrumen ini
terutama berkaitan dengan apa yang disebut oleh
selanjutnya akan digunakan sebagai instrumen
Coie, et. al. (1993) sebagai Science of
penelitian disertasi. Oleh sebab itu instrumen yang
Preven- tion
yang pembahasannya secara
dibuat tidak hanya memperhatikan kurikulum tetapi
mendalam masih sangat sedikit.
dipaduhkan dengan permasalah penulisan disertasi.
METODE PENELITIAN Hal ini sejalan dengan tujuan dari hibah disertasi
Penelitian inimenggunakan pendekatan doktor, yaitu mempercepat penulisan disertasi. Oleh
penelitian dan pengembangan (Research and sebab itu sebelum rancangan instrumen dibuat dan

26 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol. 13 No. 1, April 2012
siap untuk diujicobakan konsultasi dengan
N 5
pembimbing dilakukan. Hasil dari konssultasi dan
Cochran's Q 2.400(a)
analisis kurikulum dirangkaikan dengan diskusi dan
wawancara dengan guru matematika dan beberapa
df 4
dosen pendidikan matematika. Asymp. Sig. .663
Analisis kurikulum dilakukan melalui
a 1 is treated as a success
tahapan pengkajian materi pelajaran sesuai dengan Uji Q-Cochran tentang Validitas Isi Tes
kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Berbasis Komunikasi Matematis

Kompetensi (KBK) dan standar isi kurikulum N 5


matematika di tingkat SMA. Selanjutnya membuat Cochran's Q 4.000(a)
kisi-kisi instrumen masing-masing variabel yaitu
df 4
komunikasi matematik, pemahaman matematik, dan
kemandirian belajar siswa Sekolah Menengah Atas.
Asymp. Sig. .406
Hasil dari analisis kurikulum dan kisi-kisi instrumen
a 1 is treated as a success.
dipadukan dengan permasalahan yang akan diukur
Berdasarkan kedua Tabel di atas terlihat
dalam rangka penulisan disertasi. Adapun
bahwa harga statistik Q Cochran untuk validitas
rancangan masing-masing instrumen sebagai mana
terlihat pada lampiran penelitian. muka dan validitas isi adalah 2,400 dan 4,000 dengan

Masing-masing instrumen untuk mengukur angka signifikansi asimtotis 0,663 dan 0,406. Karena
ketiga kemampuan dilengkapi dengan kisi-kisi soal, harga signifikansi asimtotis semuanya lebih besar
kunci jawaban soal, dan pedoman penskoran. dari 0,05 maka bisa disimpulkan bahwa pada taraf
signifikansi 5% para penimbang memberikan
2. Tahap Ujicoba Instrumen pertimbangan secara seragam atau sama terhadap
Masing-masing rancangan instrumen yang
validitas isi dan validitas muka pada butir soal tes
telah dibuat pada tahap pendahuluan selanjutnya
komunikasi matematis.
diujicobakan ke siswa Sekolah Menengah Atas.
Maksud dari uji coba ini adalah untuk menentukan 3. Pemahaman Matematis
validitas soal, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan Uji Q-Cochran tentang Validitas Muka Tes
Pemahaman Matematis
daya pembeda. Sebelum instrumen diujicobakan
terlebih dahulu di Judgman oleh lima orang dosen N 5
matematika untuk menentukan validitas isi dan
Cochran's Q 8.000(a)
validitas muka instrumen.
df 4
2.1.Validitas masing-masing Aspek
1) Komunikasi Matematis Asymp. Sig. .092
Uji Q-Cochran tentang Validitas Muka Tes
a 1 is treated as a success.
Komunikasi Matematis Uji Q-Cochran tentang Validitas Isi Tes Pemaha

ISSN 1412-565X 27
a 1 is treated as a success matematik cukup reliabel.
N 5 2. Pemahaman Matematik
Cochran's Q 6.400(a) Berdasarkan perhitungan menggunakan
df 4 SPSS 15, dari hasil tes uji coba diperoleh hasil bahwa
Asymp. Sig. .171 tes Pemahaman Matematis mempunyai koefisien
a 1 is treated as a success. reliabilitas 0,751 sebagaimana terlihat dalam Tabel
Berdasarkan kedua table di atas terlihat berikut.
bahwa harga statistik Q Cochran untuk validitas Tabel
muka dan validitas isi adalah 8,000 dan 6,400 dengan Reliabilitas Tes Pemahaman Matematis

angka signifikansi asimtotis 0,092 dan 0,171. Karena


Cronbach's Alpha N of Items
harga signifikansi asimtotis semuanya lebih besar
dari 0,05 maka bisa disimpulkan bahwa pada taraf
.751 5
signifikansi 5% para penimbang memberikan
pertimbangan terhadap validitas isi dan validitas
Menurut Guilfrod (dalam Ruseffendi, 2005),
muka pada butir soal tes pemahaman matematis
instrumen dianggap cukup reliabel bila r > 0,70.
secara seragam atau sama.
Karena r = 0,751, maka soal tes kemampuan awal
4. Kemandirian belajar siswa
matematika cukup reliabel.
Jumlah item yang diujicobahkan untuk
mengukur kemandirian belajar sebanyak 45 butir 3. Reliabilitas Skala Kemandirian Belajar
soal, setelah divalidasi ada 5 butir soal yan tidak Untuk mengetahui reliabilitas tes
valid sehingga jumlah item soal yang dapat dgunakan
komunikasi matematis digunakan uji statistik
sebanyak 40 item.
Cronbach Alpha. Berdasarkan perhitungan
Reliabilitas Masing-masing Aspek
menggunakan SPSS 15, dari data uji coba diperoleh
1. Komunikasi matematik
hasil bahwa skala kemandirian belajar matematika
Berdasarkan perhitungan yang menggunakan
mempunyai koefisien reliabilitas
SPSS 15, dari tes uji coba diperoleh hasil bahwa tes
Komunikasi Matematis mempunyai koefisien
0,866 sebagaimana terlihat dalam Tabel berikut.
reliabilitas 0,751 sebagaimana terlihat dalam Tabel Tabel
berikut ini. Reliabilitas Skala Kemandirian Belajar Matematika
Reliabilitas Tes Komunikasi Matematis
Cronbach's Alpha N of Items
Cronbach's Alpha N of Items
.866 41
.769 5
Menurut Guilfrod (dalam Ruseffendi,

Menurut Guilfrod (dalam Ruseffendi, 2005), 2005), instrumen dianggap cukup reliabel bila r >
instrumen dianggap cukup reliabel bila r > 0,70. 0,70. Karena r = 0,866, maka soal tes skala
Karena r = 0,751, maka soal tes komunikasi kemandirian belajar matematika cukup reliabel.

28 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol. 13 No. 1, April 2012
Dari hasil analisis data diperoleh bahwa pada Tabel
Interpretasi Nilai Daya Pembeda (DP)
45 aitem skala kemandirian belajar matematika,
Besarnya DP Interpretasi
terdapat 4 aitem yang tidak valid, yaitu aitem 8, 21,
DP 0,00 Sangat Rendah (SR)
34, 36. Butir skala kemandirian belajar matematika 0,00 < DP 0,20 Rendah (RD)
0,20 < DP 0,40 Sedang (SD)
yang tidak valid, selanjutnya tidak digunakan dalam 0,40 < DP 0,70 Baik (BK)
penelitian. 0,70 < DP 1,00 Sangat Baik (SB)

2.3.Daya Pembeda Butir Soal Dari data hasil ujicoba tes komunikasi

1.Komunikasi Matematis matematis pada Tabel diatas, hasil perhitungan daya

Daya pembeda soal dimaksudkan untuk pembedanya tersaji pada Tabel berikut.
Tabel
mengetahui sejauh mana soal ini dapat Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya Pembeda
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi Butir Soal Komunikasi Matematis
No. Soal Daya Pembeda Interpretasi
dengan siswa yang berkemampuan rendah.Sebuah 1. 0.422 Baik
soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik 2. 0.289 Sedang
3. 0.400 Sedang
jika siswa yang pandai dapat mengerjakan soal
4. 0.417 Baik
dengan benar dan siswa yang tidak pandai tidak 5. 0.556 Baik

dapat mengerjakan soal dengan benar. Daya Berdasarkan Tabel di atas ternyata dari
pembeda dihitung dengan cara para siswa didaftar lima butir soal yang diujicobakan terdapat 2 soal
secara berurutan dalam sebuah Tabel, kemudian tergolong sedang dan tigasoal kategori baik. Dengan

diambil 27% kelompok atas yaitu kelompok yang demikian tes komunikasi matematika mempunyai
kriteria daya pembeda baik.
tergolong pandai dan 27% kelompok bawah yaitu
kelompok yang tergolong rendah. 2. Daya Pembeda Butir Soal Pemahaman
Untuk menentukan daya pembeda Matematis
digunakan rumus :
Dari data hasil ujicoba tes pemahaman
SA SB matematis pada Tabel diatas, hasil perhitungan daya
DP =
IA
pembedanya tersaji pada Tabel sebagai berikut:
di mana DP : daya pembeda
SA : jumlah skor kelompok atas Tabel
Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya
SB : jumlah skor kelompok bawah Pembeda Butir Soal Pemahaman Matematis
IA : jumlah skor ideal satu kelompok No. Soal Daya Pembeda Interpretasi

pada butir soal yang dipilih. 1. 0.333 Sedang


2. 0.222 Sedang
3. 0.361 Sedang
Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian 4. 0.528 Baik
5. 0.667 Baik
diiterpretasikan dengan klasifikasi yang
Berdasarkan table tersebut di atas, ternyata
dikemukakan oleh Suherman dan Kusumah
daya pembeda soal pemahaman matematik ada
(1990:202) pada Tabel sebagai berikut :
ISSN 1412-565X 29
tiga butir soal sedang, dua butir soal tergolong baik. komunikasi matematis, pemahaman matematis,
3.4. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal dan self regulated learning atau kemandirian
1. Komunikasi Matematis belajar dalam pembelajaran matematika di

Penghitungan tingkat kesukaran butir soal Sekolah Menengah Atas perlu dikaji secara
mendalam melalui kajian garis-garis besar
komunikasi matematis dilakukan langkah-langkah
pengajaran matematika serta kisi-kisi yang
yang sama seperti penghitungan tingkat kesukaran
didalamnya ada indikator yang akan diukur.
tes Kemampuan Awal Matematika. Dari data hasil
2. Persyaratan instrument untuk mengukur
ujicoba tes komunikasi matematis hasil perhitungan
kemampuan komunikasi matematik, pemahaman
tingkat kesukaran tersaji pada Tabel sebagai berikut matematik, dan self regulated learning
: sebagaimana instrument lainnya harus memenuhi
Tabel ketentuan tertentu diantaranya, harus valid baik
Hasil Perhitungan dan Interpretasi Tingkat Kesukaran validitas isi mapun validitas muka; reliable,
Butir Soal Komunikasi Matematis mempunyai daya pembeda yang baik, dan tingkat
No. Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi kesukarannya yang baik juga.
1. 0.588 Sedang
3. Supaya instrument dapat diketahui reliabilitasnya,
2. 0.569 Sedang
3. 0.388 Sedang tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang baik,
4. 0.539 Sedang maka perlu dilakukan uji coba lapangan. Melalui
5. 0.492 Sedang
data yang diperoleh melalui uji coba maka skor
3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal yang diperoleh diolah dengan berbagai hitungan
Pemahaman Matematis statistik atau program computer untuk
menentukan kualitas instrument dengan baik.
Penghitungan tingkat kesukaran butir soal
Karena hanya dengan instrument yang
pemahaman matematis dilakukan langkah-langkah
memenuhi syarat dan standar saja yang dapat
yang sama seperti penghitungan tingkat kesukaran
meghasilkan data yang valid dan dapat
tes Kemampuan komunikasi Matematika. Dari data dipertanggungjawabkan baik dalam penelitian
hasil ujicoba tes pemahaman matematis pada Tabel maupun dalam mengukur hasil belajar.
hasil perhitungan tingkat kesukaran tersaji pada 4. Pengembangan instrument baik yang dipakai
Tabel sebagai berikut: untuk penelitian, hasil belajar, maupun sebagai
Tabel
bank soal perlu terus dikaji secara mendalam.
Hasil Perhitungan dan Interpretasi Tingkat Kesukaran
Butir Soal Pemahaman Matematis Karena makin banyak instrument yang tersedia
dan memenuhi standar yang baku semakin
memudahkan peneliti atau guru daam melakukan
KESIMPULAN DAN SARAN penelitian atau evaluasi hasil belajar.
Kesimpulan 5. Melalui ujicoba instrument untuk mengukur
Berdasarkan analisis data yang telah kemampuan komunikasi matematik, pemahaman
dilakukan, maka berikut ini dikemukakan beberapa matematik, dan self regulated learning siswa
kesimpulan sebagai berikut. Sekolah menengah Atas, maka tersedia
1. Instrumen untuk mengukur kemampuan instrument yang sudah valid dan reliable yang
30 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 13 No. 1, April 2012
memudahkan peneliti dalam melanjutkan 2. Supaya instrument yang dipakai untuk mengukur
pengambilan data untuk kelanjutan penulisan kemampuan komunikasi matematik, pemahaman
disertasi. matematik, dan self regulated learning siswa
Sekolah Menengah Atas tidak hanya terbatas
Rekomendasi pada pokok bahasan atau materi dalam lingkup
Berdasarkan kesimpulan yang telah yang terbatas, maka perlu diperluas pada materi
ditentukan, maka berikut ini dikemukakan lainnya dalam bidang studi matematika.
rekomendasi penelitian. 3. Setiap guru atau peneliti lainya disarankan agar
1. Bagi peneliti dalam bidang lain dapat melakukan instrument yang dipakai baik untuk pengambilan
pengembangan instrument melalui kajian data penelitian maupun untuk mengukur hasil
literatur dan analisis secara mendalam terhadap belajar siswa sebaiknya terlebih dahulu
kurikulum yang berlaku sehingga dengan ditentukan validitas dan reliabilitasnya lebih dulu
demikian tersedia alat ukur yang sudah agar data yang akan dikumpulkan tidak menjadi
memenuhi standar sekaligus memudahkan bagi bias atau menyimpang.
peneliti yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Kumaidi. 2008. Konstruksi Instrumen. Bahan Kuliah Pascasarjana UNY. Unpublished.
Knain, E. dan Turmo, A. (2000). Self-Regulated Learning. [Online]. Tersedia:www. pisa.no/nordisk-pisa2000/kap.8.pdf
[15 Juli 2006]
Ruseffendi, E.T (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non Eksakta Lainya. Bandung: Tarsito
Swinson, K. (1992). Writing Activities as Strategies for Knowledge Construction and The Identification of
Misconceptions In Mathematics. Journal of Science and Mathematics Educaltion In Southeast Asia,
15, 7-14.
Sumarmo, U, (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. FPMIPA UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.
Sumarmo, U, (2004). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik.
Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. FPMIPA UNY Yogyakarta Tanggal 8 Juli 2004.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran
Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Trianto (2007). Model-model pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

BIODATA SINGKAT
Penulis adalah Pengajar Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak

ISSN 1412-565X 31

Anda mungkin juga menyukai