4 Edy - Tandiling Edi PDF
4 Edy - Tandiling Edi PDF
Masing-masing instrumen untuk mengukur angka signifikansi asimtotis 0,663 dan 0,406. Karena
ketiga kemampuan dilengkapi dengan kisi-kisi soal, harga signifikansi asimtotis semuanya lebih besar
kunci jawaban soal, dan pedoman penskoran. dari 0,05 maka bisa disimpulkan bahwa pada taraf
signifikansi 5% para penimbang memberikan
2. Tahap Ujicoba Instrumen pertimbangan secara seragam atau sama terhadap
Masing-masing rancangan instrumen yang
validitas isi dan validitas muka pada butir soal tes
telah dibuat pada tahap pendahuluan selanjutnya
komunikasi matematis.
diujicobakan ke siswa Sekolah Menengah Atas.
Maksud dari uji coba ini adalah untuk menentukan 3. Pemahaman Matematis
validitas soal, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan Uji Q-Cochran tentang Validitas Muka Tes
Pemahaman Matematis
daya pembeda. Sebelum instrumen diujicobakan
terlebih dahulu di Judgman oleh lima orang dosen N 5
matematika untuk menentukan validitas isi dan
Cochran's Q 8.000(a)
validitas muka instrumen.
df 4
2.1.Validitas masing-masing Aspek
1) Komunikasi Matematis Asymp. Sig. .092
Uji Q-Cochran tentang Validitas Muka Tes
a 1 is treated as a success.
Komunikasi Matematis Uji Q-Cochran tentang Validitas Isi Tes Pemaha
ISSN 1412-565X 27
a 1 is treated as a success matematik cukup reliabel.
N 5 2. Pemahaman Matematik
Cochran's Q 6.400(a) Berdasarkan perhitungan menggunakan
df 4 SPSS 15, dari hasil tes uji coba diperoleh hasil bahwa
Asymp. Sig. .171 tes Pemahaman Matematis mempunyai koefisien
a 1 is treated as a success. reliabilitas 0,751 sebagaimana terlihat dalam Tabel
Berdasarkan kedua table di atas terlihat berikut.
bahwa harga statistik Q Cochran untuk validitas Tabel
muka dan validitas isi adalah 8,000 dan 6,400 dengan Reliabilitas Tes Pemahaman Matematis
Menurut Guilfrod (dalam Ruseffendi, 2005), 2005), instrumen dianggap cukup reliabel bila r >
instrumen dianggap cukup reliabel bila r > 0,70. 0,70. Karena r = 0,866, maka soal tes skala
Karena r = 0,751, maka soal tes komunikasi kemandirian belajar matematika cukup reliabel.
2.3.Daya Pembeda Butir Soal Dari data hasil ujicoba tes komunikasi
Daya pembeda soal dimaksudkan untuk pembedanya tersaji pada Tabel berikut.
Tabel
mengetahui sejauh mana soal ini dapat Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya Pembeda
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi Butir Soal Komunikasi Matematis
No. Soal Daya Pembeda Interpretasi
dengan siswa yang berkemampuan rendah.Sebuah 1. 0.422 Baik
soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik 2. 0.289 Sedang
3. 0.400 Sedang
jika siswa yang pandai dapat mengerjakan soal
4. 0.417 Baik
dengan benar dan siswa yang tidak pandai tidak 5. 0.556 Baik
dapat mengerjakan soal dengan benar. Daya Berdasarkan Tabel di atas ternyata dari
pembeda dihitung dengan cara para siswa didaftar lima butir soal yang diujicobakan terdapat 2 soal
secara berurutan dalam sebuah Tabel, kemudian tergolong sedang dan tigasoal kategori baik. Dengan
diambil 27% kelompok atas yaitu kelompok yang demikian tes komunikasi matematika mempunyai
kriteria daya pembeda baik.
tergolong pandai dan 27% kelompok bawah yaitu
kelompok yang tergolong rendah. 2. Daya Pembeda Butir Soal Pemahaman
Untuk menentukan daya pembeda Matematis
digunakan rumus :
Dari data hasil ujicoba tes pemahaman
SA SB matematis pada Tabel diatas, hasil perhitungan daya
DP =
IA
pembedanya tersaji pada Tabel sebagai berikut:
di mana DP : daya pembeda
SA : jumlah skor kelompok atas Tabel
Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya
SB : jumlah skor kelompok bawah Pembeda Butir Soal Pemahaman Matematis
IA : jumlah skor ideal satu kelompok No. Soal Daya Pembeda Interpretasi
Penghitungan tingkat kesukaran butir soal Sekolah Menengah Atas perlu dikaji secara
mendalam melalui kajian garis-garis besar
komunikasi matematis dilakukan langkah-langkah
pengajaran matematika serta kisi-kisi yang
yang sama seperti penghitungan tingkat kesukaran
didalamnya ada indikator yang akan diukur.
tes Kemampuan Awal Matematika. Dari data hasil
2. Persyaratan instrument untuk mengukur
ujicoba tes komunikasi matematis hasil perhitungan
kemampuan komunikasi matematik, pemahaman
tingkat kesukaran tersaji pada Tabel sebagai berikut matematik, dan self regulated learning
: sebagaimana instrument lainnya harus memenuhi
Tabel ketentuan tertentu diantaranya, harus valid baik
Hasil Perhitungan dan Interpretasi Tingkat Kesukaran validitas isi mapun validitas muka; reliable,
Butir Soal Komunikasi Matematis mempunyai daya pembeda yang baik, dan tingkat
No. Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi kesukarannya yang baik juga.
1. 0.588 Sedang
3. Supaya instrument dapat diketahui reliabilitasnya,
2. 0.569 Sedang
3. 0.388 Sedang tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang baik,
4. 0.539 Sedang maka perlu dilakukan uji coba lapangan. Melalui
5. 0.492 Sedang
data yang diperoleh melalui uji coba maka skor
3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal yang diperoleh diolah dengan berbagai hitungan
Pemahaman Matematis statistik atau program computer untuk
menentukan kualitas instrument dengan baik.
Penghitungan tingkat kesukaran butir soal
Karena hanya dengan instrument yang
pemahaman matematis dilakukan langkah-langkah
memenuhi syarat dan standar saja yang dapat
yang sama seperti penghitungan tingkat kesukaran
meghasilkan data yang valid dan dapat
tes Kemampuan komunikasi Matematika. Dari data dipertanggungjawabkan baik dalam penelitian
hasil ujicoba tes pemahaman matematis pada Tabel maupun dalam mengukur hasil belajar.
hasil perhitungan tingkat kesukaran tersaji pada 4. Pengembangan instrument baik yang dipakai
Tabel sebagai berikut: untuk penelitian, hasil belajar, maupun sebagai
Tabel
bank soal perlu terus dikaji secara mendalam.
Hasil Perhitungan dan Interpretasi Tingkat Kesukaran
Butir Soal Pemahaman Matematis Karena makin banyak instrument yang tersedia
dan memenuhi standar yang baku semakin
memudahkan peneliti atau guru daam melakukan
KESIMPULAN DAN SARAN penelitian atau evaluasi hasil belajar.
Kesimpulan 5. Melalui ujicoba instrument untuk mengukur
Berdasarkan analisis data yang telah kemampuan komunikasi matematik, pemahaman
dilakukan, maka berikut ini dikemukakan beberapa matematik, dan self regulated learning siswa
kesimpulan sebagai berikut. Sekolah menengah Atas, maka tersedia
1. Instrumen untuk mengukur kemampuan instrument yang sudah valid dan reliable yang
30 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 13 No. 1, April 2012
memudahkan peneliti dalam melanjutkan 2. Supaya instrument yang dipakai untuk mengukur
pengambilan data untuk kelanjutan penulisan kemampuan komunikasi matematik, pemahaman
disertasi. matematik, dan self regulated learning siswa
Sekolah Menengah Atas tidak hanya terbatas
Rekomendasi pada pokok bahasan atau materi dalam lingkup
Berdasarkan kesimpulan yang telah yang terbatas, maka perlu diperluas pada materi
ditentukan, maka berikut ini dikemukakan lainnya dalam bidang studi matematika.
rekomendasi penelitian. 3. Setiap guru atau peneliti lainya disarankan agar
1. Bagi peneliti dalam bidang lain dapat melakukan instrument yang dipakai baik untuk pengambilan
pengembangan instrument melalui kajian data penelitian maupun untuk mengukur hasil
literatur dan analisis secara mendalam terhadap belajar siswa sebaiknya terlebih dahulu
kurikulum yang berlaku sehingga dengan ditentukan validitas dan reliabilitasnya lebih dulu
demikian tersedia alat ukur yang sudah agar data yang akan dikumpulkan tidak menjadi
memenuhi standar sekaligus memudahkan bagi bias atau menyimpang.
peneliti yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Kumaidi. 2008. Konstruksi Instrumen. Bahan Kuliah Pascasarjana UNY. Unpublished.
Knain, E. dan Turmo, A. (2000). Self-Regulated Learning. [Online]. Tersedia:www. pisa.no/nordisk-pisa2000/kap.8.pdf
[15 Juli 2006]
Ruseffendi, E.T (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non Eksakta Lainya. Bandung: Tarsito
Swinson, K. (1992). Writing Activities as Strategies for Knowledge Construction and The Identification of
Misconceptions In Mathematics. Journal of Science and Mathematics Educaltion In Southeast Asia,
15, 7-14.
Sumarmo, U, (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. FPMIPA UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.
Sumarmo, U, (2004). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik.
Makalah pada Seminar Tingkat Nasional. FPMIPA UNY Yogyakarta Tanggal 8 Juli 2004.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran
Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Trianto (2007). Model-model pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
BIODATA SINGKAT
Penulis adalah Pengajar Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak
ISSN 1412-565X 31