Anda di halaman 1dari 3

Luksasi gigi

Luksasi gigi biasa terjadi karena trauma pada gigi dan struktur jaringan
pendukungnya dan merusak suplai vaskular dan persarafan pada gigi tersebut.
Luksasi biasa dikenali karena adanya mobilisasi gigi dari soket. Berbagai tipe
luksasi dapat diidentifikasi yaitu tipe konkusi, subluksasi, luksasi ekstrusif, luksasi
lateral, dan luksasi intrusi (Walton, 2009).
a. Diagnosis
Tes vitalitas :
Luksasi dapat didiagnosis dengan berbagai cara, terutama dengan tes
vitalitas pulpa. Pada luksasi tipe konkusi gigi biasanya merespon dan
masih dalam keadaan vital karena luka tidak terlalu merusak suplai darah
dan persarafan pada ruang pulpa. Sedangkan pada tipe subluksasi, luksasi
ekstrusif dan intrusi serta luksasi lateral, karena trauma yang terjadi lebih
besar sehingga respon vitalitas biasanya absen dan gigi dalam keadaan non
vital. Tetapi dalam kasus luksasi kontrol vitalitas pulpa tetap harus
dijalankan dalam hitungan bulan untuk memonitoring perkembangan gigi
pasca perawatan.
Penampakan klinis :
Perubahan warna pada gigi luksasi dapat terjadi pada awal terjadinya
trauma, seperti cenderung berubah kemerahan. Apabila pulpa mengalami
nekrosis gigi akan menjadi keabu-abuan. Atau apabila terjadi kalsifikasi
maka akan menguning atau kecoklatan. Perubahan warna juga bersifat
reversible, sesaat setelah trauma terjadi hingga setelah dilakukan
perawatan, menandakan bahwa gigi masih vital.
Pemeriksaan radiograf :
Penting dilakukan pemeriksaan dengan radiografi untuk melihat kondisi
pulpa dan jaringan pendukung sekitar gigi, baik pada saat sebelum
perawatan untuk menunjang diagnosis juga setelah perawatan dijalankan
untuk memantau perbaikan jaringan. Pasca perawatan luksasi, pulpa gigi
dipantau apabila terjadi penyempitan rongga saluran akar atau terjadi
metamorfosis kalsifikasi atau obliterasi sebagai dampak dari trauma.
Demikian dengan tulang pendukung, terdapat kecenderungan untuk terjadi
resorpsi tulang pada daerah periradikular
(Walton, 2009).
b. Perawatan
Semua luksasi dapat menyebabkan kerusakan pada ligament
periodontal dan juga pulpa. Sehingga perawatan langsung yang dapat
dilakukan adalah mencegah kerusakan jaringan periodontal dan mencegah
resorpsi akar serta memungkinkan penyembuhan terbaik. Pada dasarnya,
perawatan pada luksasi gigi terdiri dari:
1. Reposisi gigi jika diperlukan.
2. Menstabilkan gigi, jika gigi tersebut goyah dan membutuhkan
perbaikan jaringan periodontal.
3. Evaluasi kondisi pulpa, dan lakukan perawatan endodontik jika
terjadi pulpa nekrosis.
Ketika mediagnosis luksasi gigi, sangatlah penting mempertimbangkan
perkembangan dari apeks. Jika apeks masih terbuka, ada kemungkinan bahwa
pulpa dapat bertahan ketika mendapat trauma atau terjadi revaskularisasi
sehingga memungkinkan berlanjutnya pertumbuhan gigi tersebut. Jika apeks
gigi sudah menutup, maka gigi pasca terkena trauma perlu dilakukan
perawatan endodontik. Dilakukan penempatan kalsium hidroksida selama dua
sampai empat minggu sebelum dilakukan obturasi.
Perawatan yang paling penting untuk semua tipe luksasi adalah
mengistirahatkan gigi, dengan melakukan splinting dan menghindari gigi
dari tekanan pengunyahan sehingga dapat membantu percepatan kesembuhan
jaringan dan mengurangi rasa sakit. Untuk kasus dengan perpindahan gigi
maka harus dilakukan reposisi, yaitu untuk ekstrusi dan intrusi. Perawatan
kasus intrusi bervariasi bergantung pada perkembangan akar gigi dan beratnya
intrusi yang terjadi. Ada 3 cara perawatan intrusi yaitu reposisi pasif, reposisi
secara bedah dan reposisi dengan ortodontik yang disebut sebagai reposisi
aktif. Indikasi reposisi pada gigi intrusi bergantung pada derajat keparahan
intrusi yaitu sebagai berikut.

Tabel 1. Derajat keparahan intrusi dan pertumbuhan akar


Derajat intrusi Apeks terbuka Apeks tertutup
Ringan (<3mm) RP RP setelah 2-3minggu RO
Sedang(3-6mm) RP RB atau RO
Berat (>6mm) RP RB
Keterangan: RP= reposisi pasif, RO= reposisi ortodontik, RB= reposisi bedah
Ketika gigi imature mengalami intrusi sebesar 7 mm,
direkomendasikan untuk menunggu selama 3 minggu untuk melihat ada tanda
tanda re-erupsi. Jika tidak ada tanda tanda yang muncul, maka dapat
dimulai perawatan orthodontic repositioning. Untuk intrusi lebih dari 7 mm,
dilakukan reposisi bedah atau ortodontik dalam 3 minggu.
Splinting gigi luksasi hanya direkomendasikan untuk gigi yang masih
bergerak setelah reposisi. Dalam semua jenis kasus trauma, splinting harus
memungkinkan pergerakan fisiologis. Waktu pemakaian splinting tergantung
dari kerusakan yang diterima oleh gigi dan jaringan pendukung, untuk ekstrusi
sekitar 2 minggu, sedangkan intrusi yang melibatkan fraktur tulang hingga 4
minggu.
Gigi luksasi dengan nekrosis pulpa menjadi indikasi perawatan saluran
akar. Bersihkan saluran akar dan sterilkan untuk meminimalisir kemungkinan
infeksi dari bakteri pada pulpa pasca terjadi trauma. Evaluasi dengan
radiografis untuk melihat kondisi pulpa pasca perawatan saluran akar dan juga
struktur jaringan pendukungnya.
(Walton, 2009; Punta & Manulang, 2013).

Anda mungkin juga menyukai