suatu penyakit. Pada saat terjadi infeksi, tubuh kita akan menghasilkan
berbagai senyawa kimia untuk melawan infeksi tersebut. Senyawa-senyawa
kimia yang dihasilkan ini akan mencetuskan suatu respon peradangan yang
mengakibatkan serangkaian perubahan pada fungsi tubuh, sehingga
terjadilah kerusakan berbagai sistem organ.
Pada tahap awal, sepsis biasanya ditangani dengan pemberian antibiotik dan
cairan infus dalam jumlah banyak. Pada kondisi yang parah, suplai darah ke
organ-organ vital seperti jantung dan ginjal akan terhenti, sehingga
mengakibatkan kerusakan permanen atau bahkan kematian.
Berbagai macam infeksi yang tidak ditangani dengan benar bisa berujung
pada sepsis. Misalnya, infeksi paru-paru atau pneumonia, penyakit usus
buntu, infeksi saluran kemih, dan meningitis.
Mewaspadai perkembangan infeksi sangatlah penting agar tidak berlanjut
pada tahap sepsis. Gejala-gejala yang mengindikasikan sepsis antara lain
demam, menggigil, dan detak jantung serta napas yang cepat.
Komplikasi Sepsis
Sepsis dapat bertambah parah dan berkembang menjadi syok septik ketika
tekanan darah pengidap turun drastis. Apabila penderita sepsis lanjut
mengalami syok septik, gejala-gejala yang muncul umumnya meliputi:
Pingsan.
Tiap kasus sepsis membutuhkan penanganan medis secepatnya dan sebaiknya segera
ditangani di rumah sakit. Jika dibiarkan, sepsis dapat berkembang dengan cepat dan
bahkan berujung pada kematian.
Beberapa contoh pemeriksaan yang biasanya akan dijalani pasien adalah tes darah dan
urine, biopsi luka (apabila ada luka), tes sampel tinja, tes dahak jika pasien
mengalami batuk berdahak, rontgen dada, serta CT scan.
Sementara itu, pengidap sepsis yang parah dan syok septik harus menjalani
penanganan di ruang perawatan intensif atau ICU karena organ-organ vitalnya
membutuhkan bantuan peralatan medis selama infeksi ditangani. Penanganan medis
untuk sepsis memiliki 3 langkah utama yang meliputi pemberian antibiotik, infus
untuk menggantikan cairan tubuh, dan oksigen jika kadar oksigen dalam darah pasien
termasuk rendah.