Anda di halaman 1dari 68

ASKEP-SEPSIS

INGGRID DIRGAHAYU, SKp.,MKM


➢Penyebab kematian utama pasien ICU secara umum, dengan rata-rata kem
atian 20% untuk sepsis, 40% untuk sepsis berat, dan >60% untuk syok sep--
sis.
➢Angka kejadian sepsis di negara berkembang cukup tinggi yaitu 1,8 - 18 /
1000 kelahiran hidup dengan angka kematian sebesar 12 sampai 68%
➢ Di Indonesia sepsis masih tinggi 8,7%-30,3% dengan angka kematian 11,
56%
➢Insiden tertinggi ditemukan pada kelompok usia bayi (5,16 kasus per-1000
populasi) dan menurun dengan tajam pada kelompok usia 10-14 tahun (0,2
kasus per-1000 populasi
➢ SDKI 2010, AKB 26 % akibat sepsis
DEFINISI
BATASAN SEPSIS

Sepsis adalah komplikasi yang jarang terjadi


namun sangat berbahaya dari suatu penyakit
suatu keadaan dimana tubuh bereaksi hebat terhadap
bakteria atau mikroorganisme lain
 Sepsis tidak hanya akan menyerang darah,
juga seluruh bagian termasuk organ tubuh
 Septikemia adalah kondisi yang muncul aki-
bat masuknya bakteri ke aliran darah & da-
pat memicu sepsis
Berbagai Definisi...
➢ Sepsis sering didefinisakan sebagai adanya mikroorganisme patogenik,
toksinnya berada di dlm aliran darah. (Hudak&Gallo, 1996)

➢ Sindroma sepsis didefinisikan sebagai respon sistemik terhadap sepsis, di


wujudkan sebagai tachycardia, demam atau hypothermia, takipnea dan
tanda – tanda perfusi organ yang tidak mencukupi. (Hudak&Gallo, 1996).

➢ Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi tubuh


dan menyebabkan respon inflamasi sitemik. Respon yang ditimbulkan
sering menyebabkan penurunan perfusi organ dan disfungsi organ.
(Linda D.U, 2006)
DEFINISI
SEPSIS  kondisi dimana terjadi sindrom respon perada
ngan sistemik (systemic inflammatory response
syndrome) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri,
virus, jamur atau parasit
✓ Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah terja
dinya kerusakan organ, dalam fase lanjut kerusakan
nya akan melibatkan lebih dari satu organ.
✓ Komplikasi-komplikasi yang terjadi berhubungan de
ngan tipe dari infeksi awal dan keparahan dari sep
sis
Terminology sepsis menurut American College of Chest
Physicians/society of Critical Care Medicine consensus
Conference Committee : Critical Care Medicine, 1992
➢ INFEKSI Fenomena microbial yang ditandai dengan
munculnya respon inflamasi terhadap munculnya /in-
vasi mikroorganisme ke dalam jaringan tubuh yang
steril.
➢ BAKTERIEMIAMunculnya atau terdapatnya bakteri di
dalam darahseptikemia
➢ SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome)Res
pon inflamasi secara sistemik yang dapat disebabkan
oleh bermacam – macam kondisi klinis yang berat.
➢ Sepsis sistemikRespon terhadap infeksi yang dise-
babkan oleh adanya sumber infeksi yang jelas
➢ Severe SepsisKeadaan sepsis dimana disertai dengan
disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi.
➢ Shyok sepsisSepsis yang menyebabkan kondisi syok,
dengan hipotensi walaupun telah dilakukan resusitasi
cairan.
➢ Sepsis Induce HipotensionKondisi dmn tekanan
darah sistolik < 90mmHg atau terjadi penurunan
sistolik >40mmHg dari sebelumnya tanpa adanya
penyebab hipotensi yang jelas.
➢ MODS (Multy Organ Dysfunction Syndroma) 
Muncul-nya penurunan fungsi organ atau gang-
guan fungsi organ dan homeostasis tidak dapat
dijaga tanpa adanya intervensi.
Relation:sirs, sepsis,severe sp & shock
Klasifikasi berdasarkan sumber Infeksi

Jenis Sepsis Sumber Infeksi


Methicilin Resisten Stap Sepsis yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus
hilococus Aureus Sepsis yang resisten terhadap methicillin
Vancomycin Resisten Se Sepsis yang disebabkan oleh jenis bakteri Enterococcus yang
psis (VRE) resisten terhadap vancomycin
Urosepsis Sepsis yang berasal dari infeksi saluran kencing

Wound Sepsis Sepsis yang berasal dari infeksi luka

Neonatal Sepsis Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4 minggu se
telah kelahiran)
Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada ibu
Ciri-ciri Sepsis :
 Sepsis komplit
Patologi anatominya meliputi : splenitis, limfadenitis, dege-
nerasi organ parenkim (hati, ginjal, jantung dan limpa), diare provus,
perdarahan semua organ

 Sepsis non-komplit
Apabila tanda sepsis yang ditemukan tidak menunjukan se-
mua tanda sepsis complet, maka kejadian sepsis yang terjadi meru-
pakan sepsis incomplete
ETIOLOGI
➢ Mayoritas kasus sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri, beberapa
di-sebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan
oleh penyebab lain (virus dan protozoa)
➢ Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervari
asi, meliputi bakteri aerobik, anareobik, gram positif, gram negatif
, jamur, dan virus
Penyebab paling umum :
G - : E. Coli, klebsiella spp, seratia spp, enterobacter spp, proteus
spp. Psedomonas Aeroginosa tersering  fatal
G + : Staphylococcus aureus, S epidermidis, S pneumoniae, Coagu
-lase negative staphylococci,enterococci. Candida albicans  penye-
bab utama sepsis di rumah sakit.
Lanjutan ...etiologi
1. Mayor: infeksi-infeksi bakteri gram negatif
dengan persentase 60-70% kasus,
2. Beberapa disebabkan oleh infeksi-infeksi ja
mur
3. Sangat jarang disebabkan oleh penyebab-
penyebab lain dari infeksi atau agen-agen
yang mungkin menyebabkan SIRS
Faktor Resiko sepsis

1. UMUR : bayi, anak-anak & lansia lebih berisiko


2. Pasien dirawat di RS, penyakit kronis
3. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang le
mah (HIV, kemoterapi ca)
4. Infeksi yang tidak ditangani dengan benar
Lanjutan.....

5. Pembedahan di bagian tubuh yang terinfeksi atau di


bagian tubuh dimana secara normal tumbuh bakteri
(misalnya usus)
6. Memasukkan benda asing ke dalam tubuh, misalnya -
kateter intravena, kateter air kemih/selangdrainase
7. Penyalahgunaan obat terlarang yang disuntikkan
8. Ibu hamil atau pasca persalinan
Faktor Resiko pd bayi
➢ jenis kelamin laki-laki > berisiko
➢ cacat imun didapat atau kongenital galaktosemia
(Escherichia coli)
➢ pemberian besi intramuskular (Escherichia coli)
➢ anomali kongenital (saluran kencing asplenia, myelom
eningokel, saluran sinus),
➢ omfalitis dan kembar (terutama kembar dua dari janin
yang terinfeksi)
➢ prematuritas
Patogenesis SEPSIS
Patogenesis Sepsis
Gejala dan tanda klinis
Dikatakan atau dicurigai menderita sepsis bila terdapat gejala
dan tanda minimal dua dari kriteria berikut ini :
1. denyut jantung meningkat (tachycardia) saat istirahat
2. demam atau hipotermia
3. RR meningkat
4. WBC abnormal
5. Kadang mual dan muntah
6. Garis-garis merah atau alur-alur merah pada kulit (tidak seluruh
nya terjadi)
Tanda & gejala .....
Gejala klinis sepsis biasanya tidak spesifik, biasanya dida-
hului oleh tanda-tanda sepsis non spesifik, meliputi de-
mam, menggigil, dan gejala seperti lelah, malaise, gelisah,
atau kebingungan.
Pada pasien sepsis kemungkinan ditemukan:
✓ Perubahan sirkulasi
✓ Penurunan perfusi perifer
✓ Tachycardia
✓ Tachypnea
✓ Pyresia atau temperature <36oc
✓ Hypotensi
Tanda klinis syok septik
➢ Fase dini: terjadi depresi volume, selaput len-
dir kering, kulit lembab dan kering.
➢ Post resusitasi cairan: gambaran klinis syok hi
-perdinamik: takikardia, nadi keras dengan te
kanan nadi melebar, precordium hiperdina-
mik pada palpasi, dan ekstremitas hangat.
➢ Disertai tanda-tanda sepsis.
➢ Tanda hipoperfusi: takipnea, oliguria, sianosis,
mottling, iskemia jari, perubahan status men-
tal.
KLINIS SEPSIS : hipoperfusi
Tanda – tanda Syok Spesis
Peningkatan HR Penurunan Sistemik Vaskular
Penurunan TD Resisten
Flushed Skin (kemerahan seb Penurunan tekanan atrium ka
agai akibat vasodilatasi) nan
Peningkatan RR kemudian la Penurunan tekanan arteri pul
ma kelamaan menjadi penuru monalis
nan RR Penurunan curah ventrikel ki-
Crakles ri
Perubahan sensori Penurunan PaO2
Penurunan urine output Penurunan PaCO2 kemudian -
Peningkatan temperature lama kelamaan berubah men
Peningkatan cardiac output -jadi peningkatan PaCO2
dan cardiac index (Cardiac Index Penurunan HCO3
2.5-4 L/min/m2. Cardiac Output 4-8 L/
min)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur (luka, sputum, urin, darah) yaitu utk -
mengidentifikasi organisme penyebab sepsis.
Sensitifitas menentukan pilihan obat yang pa
ling efektif.
2. SDP : Leucopenia terjadi sebelumnya, diiku-
ti oleh pengulangan leukositosis(1500-30000)
mengindika-sikan produksi SDP tak matur da
lam jumlah besar.
Ht Mungkin meningkat pada status hipovole-
mik karena hemokonsentrasi
Lanjutan...
3. Elektrolit serum: Berbagai ketidakseimba-
ngan mungkin terjadi dan menyebabkan asid
osis, perpindahan cairan dan perubahan fung
si ginjal.
4. Trombosit : penurunan kadar dapat terjadi ka
rena agegrasi trombosit
5. PT/PTT : mungkin memanjang mengindikasik
an koagulopati yang diasosiasikan dengan ha
-ti/ sirkulasi toksin/ status syok.
6. Laktat serum : Meningkat dalam asidosis me-
tabolik, disfungsi hati, syok
Lanjutan...
7. Glukosa Serum : hiperglikemia yang terjadi menunjuk
kan glikoneogenesis & glikonolisis dlm hati sebagai -
respon dr puasa/perubahan seluler dlm metabolisme
8. BUN/Kreatinin : peningkatan kadar diasosiasikan dg-
dehidrasi, ketidakseimbangan atau kegagalan ginjal
, dan disfungsi atau kegagalan hati.
9. GDA : Alkalosis respiratosi dan hipoksemia dapat terja
di sebelumnya. Dalam tahap lanjut hipoksemia, asido
sis respiratorik dan asidosis metabolik terjadi karena -
kegagalan mekanisme kompensasi
10. EKG : menunjukkan segmen ST & gelombang T -
dan distritmia menyerupai infark miokard
11. Rontgen, USG, CT scan, atau MRI scan
SIRS SEPSIS SEVERE SEPSIS SEPTIC SHOCK
✓ Denyut jantung>90 ✓ Kultur, pemeriksa ✓ Adanya disfungsi ✓ Refraktori* pada
detik per menit an warna, atau organ, arteri menye-
waktu istirahat PCR (Polymerase ✓ Adanya hipoperfu babkan hipoten
✓ Temperatur tubuh Chain Reaction), si dan hipotensi si atau hipoper-
tinggi (>100.4F ✓ Pemeriksaan fusi
atau 38o C) atau WBCs di dalam ✓ kadar laktat ser
hipotermia(<96.8F cairan normal um > 4 mmol/
atau 36o C) tubuh, dL
✓ RR >20 napas per ✓ Rontgen abdomi ✓ Oliguria
menit atau PaCO2 nal yng abnormal ✓ Adanya ganggu
<32 mmHg atau CT scan, an mental
✓ WBC (>12000 sel/ ✓ Rontgen dada
µL atau <4000 sel/ abnormal (CXR) *)wkt akhir kontraksi
µL atau >10% smp sel jtg siap kon-
traksi lg
TATALAKSANA TERAPI SEPSIS
Eliminasi Sumber Infeksi
Dukungan Hemodinamik
Resusitasi
Antibiotika
Terapi Suportif
Terapi Adjuvan(sekunder)
TUJUAN TERAPI SEPSIS
1. Menetapkan pathogen
2. Eliminasi sumber infeksi
3. Inisiasi awal dari terapi antimikrobial yang
agresif
4. Menghentikan kemungkinan terjadinya
shok sepsis
5. Menghindari kegagalan organ
Eliminasi Sumber Infeksi
Tujuan : menghilangkan patogen penyebab sum
ber infeksi oleh karena antibiotik pada umumnya
tidak mencapai sumber infeksi. Harus dicari deng
an telitibila sumber teridentifikasi, dilakukan :
a. Drainase sumber infeksi
b. Melepaskan obstruksi
c. reaksi organ
Tindakan ini dilakukan secepat mungkin mengi-
kuti resusitasi yang adekuat.
Tujuan : memberikan substrat yang adekuat ke
dalam jaringan terutama pada keadaan syok
- Vasopressor/ inotropik untuk meningkatkan -
kontraktilitas pd dan Transfusi bila diperlukan
- Target : CVP 8-12 mmHg, Mean Arterial Pres-
sure > 65 mmHg (N 70-100), urine output >
0,5 ml/KgBB/jam atau >30 ml/jam
Terutama pada pasien sepsis berat dengan hipertensi atau syok
➢ Tujuan resusitasi pasien dengan sepsis berat atau yang mengala-
mi hipoperfusi dalam 6 jam pertama adalah CVP 8-12 mmHg, --
MAP >65 mmHg, urine >0.5 ml/kg/jam dan saturasi oksigen >70
%.
➢ Bila dalam 6 jam resusitasi, saturasi oksigen tidak mencapai 70%
dengan resusitasi cairan dengan CVP 8-12 mmHg, maka dilaku-
kan transfusi Packed Red Cell untuk mencapai hematokrit >30%
&/ pemberian dobutamin utk meningkatkan kontraksi otot JTG
ANTIBIOTIKA
First line agen terapi sepsis antibiotik spektrum luas β lactam karena
tempat infeksi -dan mikroorganisme biasanya belum diketahui awal-
nya.
Pemilihan antibiotika berdasarkan :
✓pengalaman tentang jenis organisme penyebab dengan sensiti-
vitasnya dirumah sakit .
✓sumber infeksi.
✓infeksi didapat di luar rumah sakit atau di rumah sakit.
✓Antibiotika yang diberikan harus dapat mencapai sumber infek-
si dan diberikan dosis optimal.
Lanjutan...
Terapi antimikroba

➢ Terapi antibiotik intravena sebaiknya dimulai dalam jam pertama


sejak diketahui sepsis berat, setelah kultur diambil.
➢ Terapi inisial berupa satu atau lebih obat yang memiliki aktivitas
melawan patogen bakteri atau jamur dan dapat penetrasi ke tem
pat yang diduga sumber sepsis.
➢ Pemberian antimikrobial dinilai kembali setelah 48-72 jam berda-
sarkan data mikrobiologi dan klinis. Sekali patogen penyebab ter-
identifikasi, tidak ada bukti bahwa terapi kombinasi lebih baik da-
ripada monoterapi
TERAPI SUPORTIF
ANTARA LAIN SBB:

1. OKSIGENASI
2. TERAPI CAIRAN : INFUS, ALBUMIN, TRANSFUSI
3. NUTRISI
4. TERAPI ANTIKOAGULAN
5. KORTIKOSTEROID
Mencegah dan mengatasi komplikasi akibat sepsis se-
hingga kondisi pasien dapat dipertahankan atau diper
baiki sebelum antimikroba bekerja.

Macam-macamnya :
a.Oksigenasi  untuk mengatasi hipoksia den
gan upaya meningkatkan saturasi oksigen da
rah, meningkatkan transpor oksigen & mem-
perbaiki utilisasi oksigen di jaringan.
Lanjutan...
b. Terapi cairan
Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan venous return, dehidrasi,
pendarahan dan kebocoran plasma  mengganggu transport oksigen
dan nutrisi dan dapat mengakibatkan syok.
Hipovolemia diatasi dengan pemberian cairan baik kristaloid (NaCl 0,9%
atau RL) maupun koloid.
Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai koloid.
Transfusi PRC diperlukan pada pendarahan aktif hingga Hb 10 g/dl
dengan mempertimbangkan kondisi klinis pasien.
Lanjutan...

c. Vasopressor /inotropik
Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun masih terjadi
hipotensi.
Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi atau disfungsi
miokard.
d. Bikarbonat
Mengoreksi asidemia pada sepsis.
Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9 meq/L.
Disertai upaya memperbaiki hemodinamik
Lanjutan...
e. Nutrisi
Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein (asam amino ),
asam lemak, cairan vitamin dan mineral perlu diberikan sedini
mungkin.
Diutamakan pemberian enteral, bila perlu parenteral.
Perlu pengendalian kadar gula darah.

f. Hyperglycemia dan Terapi Insulin Intensif


 Insulin berfungsi sebagi anti inflammatory, anti
koagulan, dan antiapoptotik.
Lanjutan...

g. Disfungsi ginjal
Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan Syok Septik
Diberikan vasopresor bila diperlukan (Dopamin dosis
renal 1-3 mcg/kg/ menit) Pada oliguria pemberian
cairan dipantau ketat.
Terapi Adjuvan
a. Gangguan koagulasi
Proses inflamasi menyebabkan ggn koagulasi & DIC (disseminated intrav
scular coagulation) berupa konsumsi faktor pembekuan & pembentukan
mikro-trombus di sirkulasi. Pada sepsis berat atau syok septik terjadi pe
urunan aktivitas anti koagulan dan supresi fibrinolisis  kegagalan organ
b. Kortikosteroid
Hanya diberikan dengan indikasi insufisiensi adrenal
c. Pengobatan Pada Sepsis Anemia
Erythropoietin diperlukan waktu berhari-hari & bermingu-minggu
untuk mendorong kembali produksi sel darah merah, dengan
demikian tidak mungkin efektif untuk terapi akut.
KOMPLIKASI SEPSIS

▪ ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)


▪ Koagulasi intravaskular diseminata (DIC)
▪ Acute Renal Failure (Chronic Kidney Disease)
▪ Perdarahan usus
▪ Gagal hati
▪ Disfungsi sistem saraf pusat
▪ Gagal jantung
▪ Kematian
MANAJEMEN TERAPI SEPSIS
1. Mengidentifikasi penyebab sepsis
2. Menghilangkan penyebab sepsis bila penyebab telah d
itemukan
3. Berikan antibiotika sesegera mungkin (sesuai hasil k/s)
4. Pertahankan perfusi jaringan
5. Hindari disfungsi organ – organ tertentu seperti penur
unan urine output
Lanjutan...
Bila terjadi shock septik, management therapinya
a. Resusitasi jantung paru
b. Perawatan supportif (pendukung)
c. Monitoring vital sign dan perfusi jaringan
d. Therapi / antimikrobial sesuai hasil k/s
e. Menghilangkan infeksi
f. Memberikan / mempertahankan perfusi jaringan
g. Pemberian cairan intravena
h. Pertahankan cairan intravena
i. Pertahanakan cardiac out put (obat vasopresor balik)
j. Kontrol sumber sepsis
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Airway
➢ yakinkan kepatenan jalan napas
➢ berikan alat bantu napas jika perlu
➢ jika terjadi penurunan fungsi pernapasan
segera kontak ahli anestesi dan bawa sege-
ra mungkin ke ICU
BREATHING

➢ kaji jumlah pernafasan lebih dari 24x/mnt


merupakan gejala yang signifikan
➢ kaji saturasi oksigen
➢ periksa gas darah arteri untuk mengkaji sta
tus oksigenasi dan kemungkinan asidosis
➢ berikan 100% oksigen melalui non rebreath
mask
➢ auskulasi dada, untuk mengetahui adanya -
infeksi di dada
➢ periksa foto thorak
CIRCULATION

➢ kaji denyut jantung,>100 x/mnt merupakan


tanda signifikan
➢ monitoring tekanan darah
➢ periksa waktu pengisian kapiler
➢ pasang infuse dengan menggunakan canul
yang besar
➢ berikan cairan koloid
LANJUTAN....

➢ pasang kateter
➢ lakukan pemeriksaan darah lengkap
➢ siapkan untuk pemeriksaan kultur
➢ catat temperature, kemungkinan pasien pyr
eksia atau temperature kurang dari 36oC
➢ siapkan pemeriksaan urin dan sputum
➢ berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebi
jakan setempat.
DISABILITY

Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pa


sien sepsis padahal sebelumnya tidak ada masalah
(sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran

EXPOSURE

Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera,


luka dan tempat suntikan dan tempat sumber infeksi
lainnya
Pengkajian sekunder
1. Aktivitas dan istirahatSubyektif : Menu-
runnya tenaga/kelelahan dan insomnia
2. Sirkulasi
a) Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/-
bypass cardiopulmonary, fenomena embolik -
(darah, udara, lemak)
b) Obyektif:Tekanan darah bisa normal atau
meningkat (terjadinya hipoksemia), hipoten-
si terjadi pada stadium lanjut (shock)
Lanjutan...
c) Heart rate : takikardi biasa terjadi
d) Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 dp
Tjd, disritmia, tetapi ECG sering menunjukkan N
e) Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat
, dingin. sianosis biasa terjadi (stadium lanjut)
3. Integritas Ego
a) Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan
dekat dgn kematian
b) Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritab
el, perubahan mental.
Lanjutan.....
4. Makanan/Cairan
a) Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
b) Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan, -
hilang/melemahnya bowel sounds
5. Neurosensori
Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambat
an mental, disfungsi motorik
6. Respirasi
a) Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, in
feksi pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut atau kro
nis, “air hunger”
b) Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
Lanjutan...

7. Rasa Aman
Subyektif : Adanya riwayat trauma tula
ng/fraktur, sepsis, transfusi darah, episo
de anaplastik
8. Seksualitas
Subyektif atau obyektif : Riwayat keha
milan dengan komplikasi eklampsia
Tanda ancaman terhadap kehidupan
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang me
nyebabkan kegagalan fungsi organ. Jika sudah menye
mbabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien -
harus dibawa ke ICU, adapun indikasinya sebagai beri-
kut:
➢ Penurunan fungsi ginjal
➢ Penurunan fungsi jantung
➢ Hyposia
➢ Asidosis
➢ Gangguan pembekuan
➢ Acute respiratory distress syndrome (ards) – tanda -
cardinal oedema pulmonal
MASALAH KEPERAWATAN

1. Penurunan kardiak output berhubungan dengan penu


runan afterlod, penurunan preload, ketidak efektifan -
kontraktilitas otot jantung, deficit volume cairan.
2. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan kar
diak output yang tidak mencukupi.
3. Deficit volume cairan berhubungan dgn kehilangan --
cairan yang berlebihan.
4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan keti-
dakefektifan ventilasi, edema pulmonal.
Lanjutan...
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot per
nafasan.
6. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhu
bungan dengan peningkatan metabolism.
7. Risiko ketidakseimabangan temperature tubuh behubungan de-
ngan proses infeksi.
8. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kardiak output --
yang rendah, ketidak mampuan mencukupi metabolism otot ra-
ngka, kongesti pulmonal yang menyebabkan hipoksia, dan statu
s nutrisi yang buruk.
9. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penuru---
nan perfusi jaringan dan adanya edema.
INTERVENSI Keperawatan
Airway Management :
Ø Buka jalan nafas
Ø Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventil
asi (fowler/semifowler)
Ø Auskultasi suara nafas , catat adanya suara -
tambahan
Ø Identifikasi pasien perlunya pemasangan -
alat jalan nafas buatan
Ø Monitor respirasi dan status O2
Ø Monitor TTV.
LANJUTAN...INTERVENSI
Cardiac care :
Ø catat adanya tanda dan gejala penurunan -
cardiac output
Ø monitor balance cairan
Ø catat adanya distritmia jantung
Ø monitor TTV
Ø atur periode latihan dan istirahat untuk -
menghindari kelelahan
Ø monitor status pernapasan yang menanda-
kan gagal jantung.
LANJUTAN...INTERVENSI

Fever Treatment :
Ø Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
Ø Beri kompres hangat pada bagian lipatan -
tubuh ( Paha dan aksila ).
Ø Monitor intake dan output
Ø Monitor warna dan suhu kulit
Ø Berikan obat anti piretik
LANJUTAN...INTERVENSI

Temperature Regulation
Ø Beri banyak minum ( ± 1-1,5 liter/ha
ri) sedikit tapi sering
Ø Ganti pakaian klien dengan bahan ti
pis menyerap keringat.
LANJUTAN...INTERVENSI

Management sensasi perifer:


Ø Monitor tekanan darah dan nadi apikal -
setiap 4 jam
Ø Instruksikan keluarga untuk mengobserva-
si kulit jika ada lesi
Ø Monitor adanya daerah tertentu yang -
hanya peka terhadap panas atau dingin
Ø Kolaborasi obat antihipertensi
LANJUTAN...INTERVENSI
Activity Therapy
Ø Kaji hal-hal yang mampu dilakukan klien.
Ø Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitas-
nya sesuai dengan tingkat keterbatasan klien
Ø Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat -
membantu & meningkatkan kekuatan fisik klien.
Ø Libatkan keluarga dlm pemenuhan ADL klien
Ø Jelaskan pada keluarga dan klien tentang pen
tingnya bedrest ditempat tidur.
LANJUTAN...INTERVENSI
Anxiety Reduction
Ø Kaji tingkat kecemasan
Ø Jelaskan prosedur pengobatan perawatan.
Ø Beri kesempatan pada keluarga untuk berta
nya tentang kondisi pasien.
Ø Beri penjelasan tiap prosedur/tindakan yg -
akan dilakukan terhadap pasien dan manfaat-
nya bagi pasien.
Ø Beri dorongan spiritual
Perencanaan Pulang (discharge Planning)

1. Menjaga kebersihan lingkungan


2. Nutrisi adekuat
3. Perawatan luka bila masih ada
4. Meningkatkan sistem imun
5. Minum obat sampai sembuh
6. Kontrol ke fasilitas pelayanan keseh
tan
SELESAI- TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai