PENDAHULUAN
1
species, dan nitrit oksida. Sebagai tempat utama terjadinya reaksi tersebut,
2
endotel akan mengalami kerusakan mikrovaskular yang menyebabkannya
mengaktivasi kaskade koagulasi dan komplemen yang memperburuk
kerusakan yang telah ada berupa kebocoran kapiler (Gyawali et al., 2019;
sebanyak 8 pasien.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah pada laporan akhir ini adalah Penerapan
perawatan ETT pada Tn.W dengan gangguan ventilasi spontan sepsis di
ruang ICU RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang tahun 2021
3
pada gangguan ventilasi spontan pada kasus Sepsis di harapkan
mahasiswa mampu melakukan / memberikan keperawatan ETT dengan
gangguan ventilasi spontan pada kasus Sepsis
4
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami tentang asuhan keperawatan
penerapan perawatan ETT dengan gangguan ventilasi spontan
5
BAB II
KONSEP
DASAR
A. Difinisi
Sepsis adalah peradangan ekstrem akibat infeksi yang berpotensi
mengancam nyawa. Sepsis terjadi ketika infeksi dalam tubuh memicu
infeksi lain di seluruh tubuh Anda. Ini terjadi saat sistem imun bereaksi
berlebihan dengan melepas zat kimia ke dalam pembuluh darah untuk
melawan infeksi mikroorganisme penyebab penyakit.
Sepsis dapat terjadi akibat septikemia alias keracunan darah, yaitu
kondisi saat infeksi bakteri telah menyerang aliran darah. Beberapa penyakit
infeksi yang bisa memicu reaksi ini adalah infeksi saluran kemih, infeksi
luka operasi, pneumonia, meningitis termasuk COVID-19.
Peradangan akibat sepsis berisiko mengakibatkan penyumbatan dan
kebocoran pada pembuluh darah. Pada kondisi ini, sepsis dapat
merusak berbagai sistem organ bahkan menyebabkan kegagalan organ tubuh.
Jika berkembang menjadi syok septik, tekanan darah akan turun secara
drastis. Pada tahap ini, sepsis dapat menyebabkan kematian.
B. Gejala sepsis
Berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, sepsis dapat dibagi menjadi
gejala sepsis, sepsis parah, dan syok septik.
Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami
gejala sepsis di bawah ini. Kenali dengan baik tanda-tanda dari sepsis
karena semakin cepat ditangani, semakin tinggi kemungkinan mencegah
terjadinya syok septik.
1. Gejala sepsis
6
Pada awalnya, sepsis akan memasuki tahap Systemic Inflammatory
Response Syndrome (SIRS). Gejala awal sepsis ditandai dengan dua atau
lebih gangguan kesehatan, termasuk:
a. Demam
b. Berkeringat
c. Hipotermia (suhu badan terlalu rendah)
d. Denyut nadi terlalu cepat
e. Frekuensi napas terlalu cepat
f. Perubahan jumlah leukosit darah
Secara medis, tanda-tanda pasien yang mengalami sepsis dapat
diketahui melalui:
a. Tekanan darah sistolik (angka pertama/atas) kurang atau sama dengan 100
mmHg.
b. Laju pernapasan lebih tinggi atau sama dengan 22 napas per menit.
c. Suhu tubuh di atas 38,3℃C atau di bawah 36℃C
2. Gejala sepsis parah
Jika infeksi di aliran darah terus dibiarkan, kerusakan organ mungkin
terjadi. Ini karena infeksi yang terjadi membuat organ kekurangan suplai
oksigen.
Pada kondisi ini, tingkat keparahan gejala sepsis akan lebih serius
hingga membutuhkan penanganan medis. Gejalanya di antara lain:
j. Kelemahan ekstrem
7
3. Gejala syok septik
Hg.
b. Tingginya kadar asam laktat dalam darah (serum laktat) setelah
menerima penggantian cairan yang memadai. Memiliki terlalu
banyak asam laktat dalam darah berarti sel-sel Anda tidak
menggunakan oksigen dengan baik.
C. PENYEBAB
Penyebab sepsis adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur yang memicu sistem imun berak
Menurut , sepsis bisa terjadi akibat infeksi yang berlangsung di dalam paru-paru, ginjal, a
Semua penyakit infeksi berpeluang menjadi penyebab sepsis. Namun, penyakit infeksi da
1. dan infeksi paru-paru lainnya
8
2. Infeksi pada usus dan saluran cerna
3. Infeksi luka operasi
4. Infeksi saluran kemih
D. Faktor risiko
Terdapat beberapa pasien penyakit infeksi yang dirawat di rumah sakit
berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini. Faktor-faktor yang menyebabkan
dapat memicu terjadi sepsis di antaranya adalah:
1. Berusia kurang dari satu tahun, terlebih jika bayi lahir secara prematur
atau ibunya terkena infeksi saat hamil.
9
Sepsis neonatal terjadi ketika bayi mengalami infeksi aliran darah
pada bulan-bulan awal kehidupannya. Kondisi ini dibagi
berdasarkan waktu infeksi, apakah infeksi tertular selama proses kelahiran
atau setelah
kelahiran.
a. Berat badan lahir rendah dan bayi prematur lebih rentan
terhadap kondisi ini karena sistem kekebalan tubuhnya yang
belum matang.
b. Kondisi ini masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi.
Namun dengan diagnosis dan perawatan dini, bayi akan pulih dan tak
mengalami masalah kesehatan lain.
D.2 Faktor risiko pada lansia
Mengingat sistem imun tubuh manusia menurun seiring
bertambahnya umur, lanisa juga bisa mengalami infeksi ini. Selain itu,
manula.
E. Komplikasi
Sepsis parah dan syok septik juga bisa mengakibatkan komplikasi.
Komplikasi terberat dari sepsis adalah kematian. Angka kematian akibat
syok septik adalah 50 persen dari seluruh kasus.
Penggumpalan darah kecil dapat terbentuk di seluruh tubuh Anda.
Gumpalan ini menghalangi aliran darah dan oksigen ke organ vital dan bagian
10
lain tubuh Anda. Ini meningkatkan risiko kegagalan organ dan kematian
jaringan.
11
Meskipun berpotensi mengancam jiwa, dalam kasus yang ringan,
tingkat pemulihan bisa lebih tinggi. Namun, pasien yang selamat dari syok
sepsis berat berisiko lebih tinggi untuk terjangkit penyakit infeksi di masa
depan.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dokter membutuhkan tes untuk menentukan apakah Anda mengalami
sepsis serta mengidentifikasi keparahan infeksi. Pemeriksaan untuk
mendiagnosis sepsis adalah:
1. Tes darah
Tes darah mungkin merupakan langkah pertama yang Anda butuhkan.
Hasil tes darah dapat memberikan informasi, seperti:
a. Tes urine
12
Tes ini dilakukan jika dokter menduga ada infeksi saluran urine. Selain
itu, tes ini juga dilakukan untuk mengecek apakah terdapat bakteri di
dalam urine.
b. Sekresi luka
Jika Anda memiliki luka yang diduga infeksi, menguji sampel
sekresi luka dapat membantu menunjukkan jenis antibiotik apa
yang paling berhasil.
c. Sekresi pernapasan
Jika Anda batuk lendir (sputum), mungkin Anda akan melakukan
pemeriksaan untuk menentukan jenis kuman apa yang menyebabkan
infeksi.
G. PENGOBATAN
Perawatan dini dapat meningkatkan peluang Anda untuk selamat
dari kondisi tersebut. Orang yang mengalami kondisi ini memerlukan
pemantauan dan perawatan yang ketat di unit perawatan intensif rumah
sakit.
Jika Anda mengalami sepsis atau syok septik, tindakan
penyelamatan hidup mungkin diperlukan untuk menstabilkan fungsi
pernapasan dan jantung. Beberapa pengobatan yang bisa membantu mengatasi
sepsis adalah:
1. Antibiotik
Apabila Anda mendeteksi sepsis pada tahap awal, saat organ vital
13
Obat bisa berupa antibiotik lewat infus untuk melawan infeksi,
14
menstabilkan gula darah, kortikosteroid untuk mengurangi radang, dan obat
penghilang rasa sakit.
Bila sepsis menjadi parah, cairan infus dalam jumlah besar dan
5. Pengobatan di rumah
Sebagian besar orang pulih total dari kondisi ini. Namun, hal itu
membutuhkan waktu. Anda mungkin akan tetap mengalami gejala fisik
dan emosional. Ini bisa terjadi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
15
A. Identitas
16
1) Identitas Klien
Meliputi nama, No. RM, usia, status perkawinan, pekerjaan,
agama, pendidikan, suku, alamat rumah, sumber biaya, tanggal
17
masalah-masalah dalam keluarga.
b. Komunikasi terdiri dari pola interaksi sosial sebelum dan saat
sakit.
mempengaruhi kesehatan.
2. Pemeriksaan fisik
Kaji keadaan umum dan kesadaran, tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu, TB/BB sebelum masuk RS dan saat di rawat di RS.
A. Airway
1) Yakinkan kepatenan jalan napas
2) Berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
3) Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli
anestesi dan
B. Breathing
1) Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan
gejala yang signifikan
18
5) Auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
19
6) Periksa foto thorak
C. Circulation
D. Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis
padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat
kesadaran dengan menggunakan AVPU.
E. Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan
tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
Tanda ancaman terhadap kehidupan
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang
menyebabkan kegagalan fungsi organ. Jika sudah menyembabkan
ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus dibawa ke ICU,
adapun indikasinya sebagaiberikut:
20
3) Hipoksia
4) Asidosis
5) Gangguan pembekuan
2) Sistem pendengaran :
Kaji kesimetrisan, serumen, tanda radang, cairan telinga, fungsi
5) Sistem kardiovaskuler :
Kaji sirkulasi perifer (nadi (biasanya takikardia), distensi vena jugularis,
temperatur kulit biasanya dingin atau hipertemik, warna kulit biasanya
7) Sistem pencernaan :
Kaji keadaan mulut, kesulitan menelan, muntah, nyeri daerah perut,
bising usus, massa pada abdomen, ukur lingkar perut, asites, palpasi dan
perkusi
21
hepar, gaster; nyeri tekan, nyeri lepas, pemasangan colostomi, pemasangan
NGT.
8) Sistem imunologi :
22
kerusakan integritas kulit
2. Pemantauan respirasi
Observasi
a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya nafas
b. Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, Kussmaaul,
Cheyne-Stokes, Biot, ataksis)
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
f. Palpitasi kesimetrisan ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi nafas
23
h. Monitor saturasi oksogen
i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil X-ray thorax
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
b. Dokumentasikna hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2 Bersihan jalan nafas LUARAN : 1. Latihan batuk efektif
tidak efektif
berhubungan dengan : a. Bersihan jalan nafas Observasi:
b. Kontrol gejala a. Identifikasi kemampuan batuk
Fisiologis c. Pertukaran gas b. Monitor adanya retensi sputum
a. Spasme jalan d. Respon alergi lokal c. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
nafas e. Respon alergi sistemik nafas
b. Hipersekresi jalan f. Respon ventilasi d. Monitor input dan output cairan (mis.
nafas mekanik Jumlah dan karakter)
c. Disfungsi g. Tingkat infeksi
neuromuskular Terapeutik
d. Benda asing Setelah dilakukan tindakan a. Atur posisi semi-fowler atau fowler
dalam jalan nafas keperawatan selama 1x24 jam b. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
e. Adanya jalan pasien
bersihanjalannafasmeningkat,
nafas buatan c. Buang sekret pada tempat sputum
dengankriteriahasil :
f. Sekresi yang
tertahan a. Batukefektifmeningkat Edukasi
b. Produksi sputum, Mengi a. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
g. Hiperplasia (wheezing), Mekonium
dinding jalan b. Anjurkan tarik nafas dalam melalui
(padaneonatus), hidung selama 4 detik, ditahan selama
nafas
Dispnea, Orthopnea, 2 detik, kemudian dikeluarkan dari
h. Proses infeksi Sulitbicara, mulut dengan bibir mencucu
i. Respon alergi gelisahmenurun
j. Efek agen (dibulatkan) selama 8 detik
farmakologi (mis: c. Frekuensi dan pola nafas c. Anjurkan mengulangi tarik nafas dalam
membaik hingga 3 kali
anastesi)
d. Anjurkan batuk dengan kuat
Situasional langsung setelah tarik nafas dalam
yang ke-3
a. a k t if
b . Merokok p a s i f
c. Terpajan polutan Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian mulokitik atau
Dibuktikan dengan ekspektoran, jika perlu
: DS :
a. Dispnea 2. Manajemen jalan nafas
b. Sulit bicara
c. Ortopnea Observasi
a. Monitor nafas (frekuensi, kedalaman,
DO: usaha nafas)
a. Batuk tidak efektif b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis:
e. Tidak mampu batuk gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
f. Sputum berlebih kering)
g. Mengi, wheezing c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
dan atau ronkhi
kering Terapeutik
h. Mekonium jalan nafas a. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
(pada neonatus) head tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
24
i. Gelisah curiga trauma servikal)
j. Sianosis b. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
k. Bunyi nafas menurun c. Berikan minum hangat
l. Frekuensi nafas berubah d. Berikan fisioterapi dada, jika perlu
m.Pola nafas berubah e. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
d e t ik
f. L a k uk an hiperoksigenisasi
sebelum menghisap endotrakeal
g. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forcep McGill
h. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak ada kontraindikasi
b. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
3. Pemantauan respirasi
Observasi
a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya nafas
b. Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, Kussmaaul,
Cheyne-Stokes, Biot, ataksis)
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
f. Palpitasi kesimetrisan ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi nafas
h. Monitor saturasi oksogen
i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil X-ray thorax
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
b. Dokumentasikna hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 Perfusi perifer tidak LUARAN : Perawatan sirkulasi
efektif berhubungan a. Perfusi perifer Observasi
dengan : b. Fungsi sensori a. Periksa sirkulasi perifer
a. H c. Mobilitas fisik b. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
iperglikemia d. Penyembuhan luka c. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau
b. P e. Status sirkulasi bengkak pada ektremitas
enurunan konsentrasi 1. Tingkat cedera Terapeutik
hemoglobin 2. Tingkat perdarahan a. Hindari pemasangan infus atau pengambilan
c. P Tujuan : Setelah dilakukan darah
25
eningkatan tekanan intervensi keperawatan selama b.Hindari pengukuran tekanan darah pada
darah 3 x 24 jam perfusi perifer extremitas
d. K meningkat, dengan kriteria hasil: c. Hindari penekanan dan pemasangan torniquet
ekurangan volume a. Denyut nadi perifer, d.Lakukan pencegahab infeksi
cairan penyembuhan luka, e. Lakukan perawatan kaki dan kuku
e. enurunan aliran s en s a s i
P b. W a r n a Ef.dLuakkauski an hidrasi
arter i dan atau vena kmuelintinpgukcaatt,ede a. Anjurkan berhenti merokok
f. K ma perifer, nyeri b.Anjurkan berolahraga rutin
urang terpapar ektremitas, parastesia, c. Anjurkan mengecek air mandi untuk
informasi tentang kelemahan otot,kram menghindari kulit terbakar
faktor pemberat otot, bruit femoralis, d. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan
(mis. Merokok, gaya nekrosis darah, antikoagulan dan penurun kolesterol
hidup monoton, jika perlu
menurun
trauma, e. Anjurkan minum obat pengontrol tekana
c. Pengisian kapiler, akral,
obesitas, asupan turgor kulit,tekanan darah secara teratur
garam,imobilitas) darah sistolik, tekanan f. Anjurkan menghindari penggunaan obat
g. K darah diastolik, tekanan penyekat beta
urang terpapar arteri rata-rata, indeks g.Anjurkan melakukan perawatan kulit yang
informasi tentang ankle-brachial membaik tepat
proses h.Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
penyakit(mis.diabetes i. Anjurkan program diet untuk
meilitus, memperbaiki sirkulasi
hiperlipidemia) j. Informasikan tanda dan gejala darurat yang
h. K harus dilaporkan( mis.rasa sakit yang
urang aktivitas fisik tidak hilang saat istirahat, luka tidak
Dibuktikan dengan: sembuh, hilangnya rasa
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgesik dan
26
kortikosteroid jika perlu
4 Defisit nutrisi LUARAN: 1. Manajemen nutrisi
berhubungan dengan :
a. Kemampuan menelan a. Status nutrisi Observasi
makanan b. Berat badan a. Identifikasi status nutrisi
b . K e m ampuan c c. E E li m i n a s i f b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
m ak a n an d d . F u n gs i g ast c. Identifikasi makanan yang disukai
mencerna ek a l
r o in testinal
c. Ketidakmampuan e. Nafsu makan d. Identifikasi kalori dan jenis nutrisi
mengabsorbsi nutrisi f. Perilaku meningkatkan e. Identifikasi perlunya penggunaan selang
d. Peningkatan kebutuhan berat badan nasogastrik
metabolisme g. Status menelan f. Monitor asupan makanan
e. Faktor ekonomi h. Tingkat depresi g. Monitor berat badan
(mis. finansial tidak i. Tingkat nyeri h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
mencukupi)
f. Faktor psikologis (mis. Tujuan : Setelah dilakukan Terapeutik
stres, keenganan untuk tindakan keperawatan selama
a. Lakukan oral higiene sebelum makan, jika
makan) 3x24 jam status nutrisi membaik
perlu
Dibuktikan dengan: dengan kriteria hasil:
b. Fasilitasi menetukan pedoman etik (min.
DS : Piramida makanan)
a. Cepat kenyang a. Porsi makanan yang c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
setelah makan dihabiskan meningkat yang sesuai
KmKmeeknugautnaynah d. Berikan
b. dKdKernagma/ b. mencegahmakanan
konstipasi tinggi serat untuk
nnyeraitauabdotamne , kekuaottaont otot
e. Berikan makanan tinggi kalori tinggi
pan patologi menelan, serum protein
DO: albumin, verbalisasi f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
a. Berat badan 10 % keinginan untuk g. Hentikan pemberian makan melalui selang
atau lebih di bawah meningkatkan nutrisi, nasogastrik jika asupan oral dapat
ideal pengetahuan tentang ditoleransi
b.Bising usus hiperaktif pilihan makanan/
c. Otot pengunyah lemah minuman yang sehat, Edukasi
d.Membran mukosa pucat pengetahuan tentang
a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
e. Sariawan standar asuhan nutrisi
yang tepat, penyiapan b. Ajarkan diet yang diprogramkan
f. Serum albumin turun
dan penyimpanan
g.Rambut rontok Kolaborasi
berlebihan minuman yang aman,
sikap terhadap makanan/ a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
Diare makan (mis. Pereda nyeri, anti emetik) jika
minuman sesuai dengan
tujuan kesehatan perlu
meningkat b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
c. Perasaan cepat
yang dibutuhkan, jika perlu
kenyang, nyeri abdomen,
sariawan, rambut
rontok, diare menurun 2. Promosi berat badan
27
Terapeutik
a. Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makanan, jika perlu
b. Sediakan makanan yang tepat sesuai pasien
(mis. Makanan dengan tekstur halus,
makanan
cair yangyang diblender,
diberikan makanan
melalui NGT yang
atau
gastrostomi, total parenteral nutrition sesuai
indikasi)
c. Hidangkan makanan secara menarik
d. Berikan suplemen, jika perlu
e. Berikan pujian pada pasien/ keluarga untuk
peningkatan yang disetujui
Edukasi
a. Jelaskan jenis makanan yan bergizi tinggi,
namun tetap terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan.
5 Risiko infeksi Luaran : 1. Pencegahan infeksi
berhubungan dengan : Observasi
a. Tingkat Infeksi a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
a. kronis(diabetes b. Integritas kulit dan dan sistemik
mellitus) jaringan b. Terapeutik
b. Efek prosedur invasif c. Kontrol risiko c. Batasi jumlah pengunjung
c. Malnutrisi d. Status imun d. Berikan perawatan kulit pada area edema
d. Peningkatan paparan e. Status nutrisi e. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
organism pathogen dengan pasien dan lingkungan pasien
lingkungan O Tujuan : Setelah dilakukan f. Pertahankan tehnik aseptik pada pasien
e. Ketidakadekuatan tindakan keperawatan selama beresiko tinggi
pertahanan tubuh 3x24 jam tingkat infeksi menurun Edukasi
primer denganKriteriaHasil : a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
f. Gangguan peristaltik a. Kebersihan tangan, b. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
g. Kerusakan integritas Kebersihan badan, Nafsu c. Ajarkan etika batuk
kulit makan meningkat d. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
h. Perubahan sekresi pH b. Demam, kemerahan, luka operasi
i. Penurunan kerja siliaris nyeri, bengkak, vesikel, e. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
j. Ketubah pecah lama cairan berbau busuk, f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
k. Ketuban pecah sebelum sputum berwarna hijau, Kolaborasi
waktunya drainase purulen, a. Kolaborasi pemberian antibiotik/imunisasi
l. Merokok piuria, periode malaise,
m.Statis cairan tubuh periode menggigil, Manajemenisolasi
n. Ketidakadekuatan letargi, Observasi
pertahanan tubuh gangguan kognitif a. Identifikasi pasien-pasien yang membutuhkan
sekunder: menurun isolasi
o. Penurunan hemoglobin c. Kadar sel darah putih, b. Lakukan skrining pasien isolasi dengan
p. Imunosupresi kultur darah, kultur kriteria (mis. Batuk> 2 minggu, suhu > 37◦C,
q. Leukopeni urine, kultur sputum, riwayat perjalanan dari daerah endemik)
r. Supresi respon kultur area luka, kultur Terapeutik
inflamasi feses, kultur sel darah a. Tempatkan satu pasien untuk satu kamar
s. Vaksinasi tidak adekuat putih menurun b. Pasang poster kewaspadaan standar di pintu
kamar pasien
Dibuktikan dengan: b. Sediakan seluruh kebutuhan harian dan
DS : pemeriksaan sederhana di kamar pasien
c. Dekontaminasi alat-alat kesehatan sesegera
28
a. mengeluh demam mungkin setelah digunakan
DO: d. Lakukan kebersihan tangan psada 5 moment
a. Temperatur....℃C e. Pasang alat proteksi diri sesuai SPO
b. Kemerahan f. Lepaskan alat proteksi diri segera setelah
c. Nyeri kontak dengan pasien
d. Bengkak
e. Vesikel g. P a k ai k a n pakaian sendiri dan
s u h u 6 0 ◦ C
f. cairan berbau busuk dicuci pada
g. sputum berwarna hijau h. Masukkan bahan-bahan linen yang terkena
h. drainase purulen cairan tubuh ke dalam trolley infeksius
i. piuria i. Minimalkan kontak dengan pasien, sesuai
j. periode malaise kebutuhan
k. periode menggigil j. Bersihkan kamar dan lingkungan sekitar
l. letargi setiap hari dengan desinfektan
m.gangguan kognitif k. Batasi transportasi pasien seperlunya
menurun l. Pakaikan masker selama proses transportasi
n. Kadar sel darah pasien
putih:......... m. Batasi pengunjung
o. kultur darah hasil...... n. Pastikan kamar pasien selalu dalam kondisi
p. , kultur urine hasil...... bertekanan negatif
q. kultur sputumhasil...... o. Hindari pengunjung berusia di bawah 12
tahun
r . Edukasi
s . kultur
a re a lu k a h a s i l.. a. Ajarkan kebersihan tangan kepada keluarga
fe se s h as il . .. .. . dan pengunjung
... b. Anjurkan keluarga/ pengunjung melapor
sebelum ke kamar pasien
t. kultur sel darah putih
hasil...... c. Anjurkan keluarga/ pengunjung melakukan
kebersihan tangan sebelum masuk dan
sesudah meninggalkan kamar
2. Manajemen imunisasi/
vaksinasi Observasi
a. Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat
alergi
b. Identifikasi kontraindikasi pemberian
imunisasi(reaksi anafilaksis terhadap vaksin
sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau
tanpa demam)
c. Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan
ke pelayanan kesehatan
Terapeutik
a. Berikan suntikan pada bayi di bagian paha
anterolateral
b. Dokumentasikan informasi vaksinasi (nama
produsen dan tangga kadaluarsa)
c. Jadwalkan imunisasi pada interval waktu
yang tepat
Edukasi
a. Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi,
jadwal, dan efek samping
b. Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
( mis. Hepatitis B, BCG, Difteri, tetanus,
pertusis, H.Influenza, polio, campak,
29
measles, rubela)
d. Informasikan imunisasi yang melindungi terhad
Lampiran 5
30
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS DI RUANG ICU MAHASISWA PROFESI NERS KEPERAW
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
I. IDENTITAS KLIEN.
Inisial Klien : No. Reg/MR
:
Umur : Tgl. MRS
:
Jenis Kelamin : Diagnosa
:
Suku/Bangsa :
Agama : PDti9Gt‘s LDb9l:
Pekerjaan :
Pendidikan :
Alamat :
Penanggung : Askes / Jamkesda / Jamkesmas/ Sendiri
b. Airway
Kepatenan jalan nafas :
Suara nafas :
Lain-lain :
c. Breathing
RR :
31
Pola Nafas spontan/tidak :
Penggunaan alat bantu nafas dan Oksigen
: Suara Nafas (Bilateral breath Sound) :
Penggunaan Otot bantu nafas :
Integritas dinding dada :
Warna Kulit :
Lain-lain :
d. Disability
Kesadaran :
GCS :
Respon Pupil :
Reflek syaraf :
Kekuatan otot :
Lain-lain :
e. Exposure
Temperatur :
Lain-lain :
• Disability :
Exposure :
M : Medications :
32
P : Past Health History:
L : Last Meal :
E : Even/history :
Kekuatan Otot: ( ki ) ( ka )
SISTEM TUBUH:
Pernapasan ( B1 : Breathing )
Suara Tambah :
( ) wheezing : lokasi ………………………
( ) ronchi : lokasi ………………………
( ) rales : lokasi ………………………
( ) crackles : lokasi ………………………
( ) stridor : lokasi ………………………
Benduk dada :
( ) simetris ( ) tidak simetris ( ) lainnya (sebutkan)
……………..
Suara jantung :
( ) normal ( S1/S2 tunggal )
33
( ) kelainan: S3 ( ), S4 ( ), Mur-mur ( ), Gallop ( ),
Edema :
( ) palpebra ( ) anasarka ( ) extremitas atas () extremitas bawah ( )
ascites ( ) tda ada
( ) lainnya (sebutkan ) : …………………………………………..
Persyrafan ( B3 : Brain )
Kepala wajah
( ) t.a.k ( ) t.a.k
( ) mesosepal ( ) asimetris
( ) asimetris ( ) bell palsy
( ) hematoma ( ) kel. Congenital
Mata :
Sklera : ( ) putih ( ) icterus ( ) merah ( ) perdarahan
Konjungtiva : ( ) pucat ( ) merah muda
Pupil : ( ) isokor ( ) anisokor ( ) miosis ( ) midriasis
Kaku kuduk
Kernig Sign (()), Babinski’s ( ), Bruzinski’s I (), Bruzinski’s II (),
Persepsi sensori :
Pendengaran :
-Kiri : ( ) baik, ( ) tidak baik
-Kanan : ( ) baik, ( ) tidak baik
34
Perabaan : Panas : ( ) baik ( ) tidak
Dingin : ( ) baik ( ) tidak
Tekan : ( ) baik ( ) tidak
Diet :
Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi ( ) bebas ( ) terbatas
- Parese : ( ) ya ( ) tidak
- Paralise : ( ) ya ( ) tidak
- Hemiparese : ( ) ya ( ) tidak
- Lainnya ( Sebutkan ) --
Extremitas :
-Atas : ( ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( )
patah tulang ( ) perlukaan
Lokasinya ………………..
-Bawah : ( ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah
tulang ( ) perlukaan
35
Lokasinya ………………..
K uli t :
- - W a rn a : ( ) ikterik ( ) cyanotik ( ) pucat ( ) kemerahan
kulit
( ) pigmentasi
- Akral : ( ) hangat ( ) panas ( ) dingin kering ( )
dingin basah
-Turgor : elastis ………. detik normal 2-3 detik
Sistem Endokrin
Terapi hormon : …
Karakteristik sex sekunder : ( ) normal ( ) tidak
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
( ) Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa.
( ) Kekeringan kulit atau rambut
( ) Exopthalmus
( ) Goiter
( ) Hipoglikemia
( ) Tidak toleran terhadap
panas ( ) Tidak toleran
terhadap dingin ( ) Polidipsi
( )
Poliphagi ( )
Poliuria
( ) Postural
hipotensi ( )
Kelemahan
( ) lainnya ( sebutkan ) :
System
Reproduksi Laki-
laki:
-Kelamin : Bentuk ( ) normal ( ) tidak normal (jelaskan)
……………………………
Kebersihan ( ) bersih ( ) kotor (jelaskan)
……………………………. ……
Makan :
36
Frekuensi : …… x/hari, waktu makan ( ) tidak teratur (
) teratur
Jenis menu :
37
Yang disukai :
Yang tidak disukai :
Pantangan :
Alergi :
Minum :
Frekuensi : …… x/hari...................cc
Jenis menu :
Yang disukai :
Yang tidak disukai :
Pantangan :
Alergi :
Keberasihan diri:
Mandi : x/hari.
Keramas : x/minggu.
Sikat gigi : x/hari.
Memotong Kuku : x/minggu.
Ganti Pakaian : x/hari.
Masalah : ( ) ada, ( ) tidak
VII. PSIKOSOSIAL.
Sosial/Interaksi :
Dukungan Kelompok/teman/masyarakat :
( ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada
Kebutuhan Pembelajaran :
39
( ) lainnya (sebutkan)
R R d i o lo gi
L ai n n y a :
Gejala/tanda kekambuhan :
( ) Ya ( ) sebagian ( ) Keliru lainnya(sebutkan)
……………….
Laboratorium :
- Darah :
- Urin :
- Sputum :
- X Ray :
Lain-lain (sebutkan)
40
IX. TERAPI MEDIS
Tanda tangan
( ……………………………… )
BAB IV
PEMBAHASAN
41
A. Analisa Kasus
lain di seluruh tubuh Anda. Ini terjadi saat sistem imun bereaksi berlebihan
dengan melepas zat kimia ke dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi
mikroorganisme penyebab penyakit.
Pada kasus Tn. w ini merupakan kasus sepsis pada kondisi tertentu
yang paling sering memicu penyebaran infeksi ke aliran darah adalah:
infeksi luka operasi dan infeksi pembuluh darah oleh bakteri (septikemia).
42
Meskipun berpotensi mengancam jiwa, dalam kasus yang ringan,
tingkat pemulihan bisa lebih tinggi. Namun, pasien yang selamat dari syok sepsis berat
depan.
44
diagnostik maupun perawatan diruang icu , namun dari dokter penanggung
jawab pelayanan pasien tsb belum mengizinkan pasien untuk penyapihan dari
alat ventilator karena pasien perlu dukungan ventilasi dan pemantauan
respirasi dan intervensi dilanjutkan edukasi kepada keluarga.
45
BAB 5
PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Mahasiswa telah mampu mengerti konsep dasar sepsis (Pengertian,
etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan,
komplikasi) pada Tn. W selama di ruangan perawatan ICU-ICCU-
PICU dari tanggal 5 juli 2021 sd tgl 7 juli 2021 sekarang pasien
masih dirawat di ICU-ICCU-PICU.
b. Mahasiswa sudah mampu melakukan asuhan keperawatan kepada
klien dengan diagnosa pada kasus gangguan sistem syok septik
4
2. SARAN
a. Bagi penulis
4
PERAWATAN PASIEN DENGAN RAWATAN
ENDOTRACHEAL TUBE
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDURAL
OPERASIONAL
PENGERTIAN Melakukan perawatan setiap hari pada pasien yang terpasang Endotracheal
Tube
1. Perawat memastikan bahwa kondisi ETT dalam keadaan baik dan tepat
2. Menghindari terjadinya sumbatan slem didalam ETT
3. Memberikan rasa nyaman kepada pasien
TUJUAN 4. Melakukan pemantauan penggantian ETT sesuai dengan prosedur rumah
s a k it
5. S t a f m a m pu menerapkan prinsip-prinsip pengendalian infeksi
sesuai dengan pedoman pengendalian infeksi di rumah sakit
Perlengkapan
PROSEDUR
1 1 . P Pl e ste r/ hypafix
2 . G u n in g
3. Sarung tangan
4. Cairan pembersih (Bactidol, betadin kumur)
5. Kassa Steril
6. Tongue spatel kayu/pinset anatomis
7. Handuk bersih
8. Suction Cath Steril sesuai kebutuhan
9. Receptal linier
10. Suction Connecting Tube
11. High Suction
12. Cuff inflator
13. NaCI 0.9% 25 ml
14. Spuit 10cc
4
15. Bengkok
16. Googles
17. Skort
18. Masker
Langkah-langkah
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan kepeda pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Menyiapkan alat dan bawa ke dekat pasien
4. Memakai sarung tangan, skort, kacamata, dan masker. Letakkan
handuk didada pasien
5. Melakukan suction ke dalam ETT dengan menggunakan suction
cath sterile, jika ada sumbatan, lakukan hidrasi dengan NaCI 0.9%
± 2cc dengan menggunakan spuit. Sebelumnya lakukan
hiperventilasi dengan menekan O 2 100% di ventilator
6. M M e m s u k k a n s u c t io n d i d ae r a h mulut dengan
b a n tua n o r o f ar i n g e a l t u b e
keteter suction dan
7. Memastikan tekanan balon ETT cukup dengan cuff inflator ± 14-
24cmH 2O
8. Mengecek posisi ETTpada Ro Thorax sebelumnya dan
pastikan bahwa posisi ujung ETT benar dan batas bibir ±
22cm (sesuai anatomi pasien)
9. Melakukan oral hygiene dengan cairan pembersih
10. Mengganti pengikat ETT dengan plester baru
11. Keluarkan udara dari cuff ETT bila mengubah posisi ETT pada sisi
kiri/kanan sudut mulut
12. Jika sudah bergeser kesisi sebelahnya, masukkan udara melalui cuff
ETT
13. Pastikan bahwa udara melalui cuff sudah terisi dan udara tidak bocor
dengan auskultasi dada pasien
14. Rapikan alat-alat dan cuci tangan
15. Mendokumentasikan letak ETT (panjang), tekanan cuff ETT pada
lembar observasi pasien ICU
UNIT TERKAIT
ICU-ICCU-PICU