UNIT
TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, Staf dan Manajemen
RONDE KESELAMATAN PASIEN (RKP)
UNIT
TERKAIT Para Kepala Instalasi
INVESTIGASI SEDERHANA
URAIAN
h. Komite PMKP akan mengalisa kembali hasil investigasi dan
PROSEDUR laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan
investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan re-grading
1. Tahapan RCA :
a. Pengumpulan fakta dengan acuan kronologis dan wawancara
b. Mengerti apa yang terjadi
c. Meng-dentifikasi akar masalah
d. Menyusun rencana tata-kelola risiko
e. Menilai efektifitas tindakan
2. Pembelajaran insiden dilaksanakan oleh Komite Keselamatan
Pasien RS dengan menyelenggarakan forum diskusi serta
menghadirkan petugas yang terlibat dan nara sumber yang terkait
dalam suatu KTD atau KNC.
3. Alur Pelaksanaan RCA :
PROSEDUR
Input : TKPRS menerima laporan insiden
Langkah 1 . TKPRS menunjuk fasilitator
Langkah 2 . Fasilitator mengumpulkan data dan menyusun tim
pembahas
Langkah 3 . Pembahasan Insiden
Output : Pelaporan dan Saran
4. RCA dilaksanakan apabila ada laporan insiden yang berasal dari
semua pihak (input) :
a. Laporan Dokter/perawat/petugas rumah sakit/penggerak KPRS
b. Kesalahan medis
PEMBELAJARAN INSIDEN
(ROOT CAUSE ANALYSIS/RCA)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/..../PMKP/2015 3/4
c. Komplain/keluhan pasien dan keluarganya
d. Komplain/keluhan manajemen RS
5. TKPRS menunjuk satu orang fasilitator sebagai pelaksana RCA,
dengan syarat :
a. Tidak terlibat langsung dalam insiden
b. Tidak memiliki kepentingan dengan akar masalah
c. Memahami RCA
d. Memiliki kredibilitas di RS
e. Terlatih dengan penjamin mutu
6. Tim Pembahas adalah multi-disiplin yang meliputi :
a. Personil yang terlibat dalam insiden
b. Narasumber yang terkait dari dokter
c. Narasumber yang terkait dari keperawatan
d. Narasumber yang terkait dari penunjang umum/medis
e. Pendukung Administrasi
f. Setiap peserta mempunyai kedudukan yang sama
7. Kegiatan pengumpulan fakta meliputi :
a. Risalah perjalanan penyakit yang terkait dengan insiden : catatan
medic, laporan insiden.
b. Hasil wawancara dengan petugas yang terlibat
c. Hasil wawancara dengan narasumber
PROSEDUR
d. Standar pelayanan dan SOP yang berlaku terkait insiden
e. Pengamatan prosedur khusus
8. Wawancara oleh fasilitator :
a. Didasarkan atas rasa percaya pada semua yang terlibat dalam
kejadian
b. Membantu memilih data yang penting untuk pembahasan
c. Mencegah gossip, spekulasi dan perselisihan bila dilakukan
segera setelah terjadinya insiden
9. Pelaksanaan pembahasan pada RCA harus mengikuti hal-hal
mendasar :
a. Fokus pada sistem dan bukan pada personal/petugas
b. Membahas dari penyebab khusus ke hal-hal penyebab umum
c. Lebih sering mempertanyakan : Mengapa? Mengapa? Mengapa?
d. Mengenali perubahan dan memperbaiki serta menerapkan SOP
yang baru untuk me-minimalisir risiko terjadinya KTD atau
cedera pada pasien
e. Setiap orang adalah professional, setara kedudukan dan saling
menghargai
PEMBELAJARAN INSIDEN
(ROOT CAUSE ANALYSIS/RCA)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/..../PMKP/2015 4/4
f. Menggunakan banyak masukan untuk perbaikan, namun tetap
berpegang pada acuan/standar.
g. Berusaha selalu terbuka, terus terang, jujur dan ikhlas/sukarela
h. Konfendensial : apa yang dibicarakan tentang siapa dan yang
dikerjakan, cukup sampai dalam ruangan itu saja
10. Hal-hal yang sering menjadi akar masalah :
a. Problem komunikasi
b. Minimnya sumber informasi
c. Human problem
d. Patient-related issues
e. Organizational transfer of knowledge
f. Staffing patterns/work flow
g. Technical failures
h. Inadequate policies and procedures
11. Hal-hal yang sering menjadi akar masalah :
i. Problem komunikasi
PROSEDUR
j. Minimnya sumber informasi
k. Human problem
l. Patient-related issues
m. Organizational transfer of knowledge
n. Staffing patterns/work flow
o. Technical failures
p. Inadequate policies and procedures
12. Pelaporan kepada Karumkit dilaksanakan setelah pembahasan
insiden dengan memberikan rekomendasi serta solusi atas insiden
yang terjadi
a. Komplain/keluhan pasien dan keluarganya
b. Komplain/keluhan manajemen RS
13. TKPRS menunjuk satu orang fasilitator sebagai pelaksana RCA,
dengan syarat :
a. Tidak terlibat langsung dalam insiden
b. Tidak memiliki kepentingan dengan akar masalah
c. Memahami RCA
d. Memiliki kredibilitas di RS
e. Terlatih dengan penjamin mutu
14. Tim Pembahas adalah multi-disiplin yang meliputi :
a. Personil yang terlibat dalam insiden
b. Narasumber yang terkait dari dokter
c. Narasumber yang terkait dari keperawatan
d. Narasumber yang terkait dari penunjang umum/medis
e. Pendukung Administrasi
f. Setiap peserta mempunyai kedudukan yang sama
15. Kegiatan pengumpulan fakta meliputi :
a. Risalah perjalanan penyakit yang terkait dengan insiden:
catatan medic, laporan insiden.
b. Hasil wawancara dengan petugas yang terlibat
c. Hasil wawancara dengan narasumber
d. Standar pelayanan dan SOP yang berlaku terkait insiden
e. Pengamatan prosedur khusus
16. Wawancara oleh fasilitator :
a. Didasarkan atas rasa percaya pada semua yang terlibat
dalam kejadian
b. Membantu memilih data yang penting untuk pembahasan
c. Mencegah gossip, spekulasi dan perselisihan bila dilakukan
segera setelah terjadinya insiden
17. Pelaksanaan pembahasan pada RCA harus mengikuti hal-hal
mendasar :
a. Fokus pada sistem dan bukan pada personal/petugas
b. Membahas dari penyebab khusus ke hal-hal penyebab
umum
c. Lebih sering mempertanyakan : Mengapa? Mengapa?
Mengapa?
d. Mengenali perubahan dan memperbaiki serta menerapkan
SOP yang baru untuk me-minimalisir risiko terjadinya KTD
atau cedera pada pasien
e. Setiap orang adalah professional, setara kedudukan dan
saling menghargai
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H. Hilman Taufik WS, M.Kes
NIP. 19630827 199002 1 001
Rawat bersama adalah pasien dengan lebih dari satu diagnose penyakit
PENGERTIAN ditangani oleh satu atau lebih dokter sesuai dengan keahliannya dan
ditunjuk satu orang DPJP.
TUJUAN Sebagai acuan tenaga medis RSUD Kabupaten Sumedang dalam
melaksanakan tugasnya.
Surat Keputusan Kepala RSUD Kabupaten Sumedang No.
KEBIJAKAN SK/../../.. tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
di RSUD Kabupaten Sumedang.
1. DPJP memeriksa pasien diruang rawat inap
2. DPJP menemukan penyakit diluar bidang keahliannya
3. DPJP memberitahukan hal tersebut kepada pasien bahwa
memerlukan dokter yang mempunyai keahlian di bidang tersebut,
selanjutnya meminta persetujuan dari pasien tentang hal tersebut
4. Apabila pasien setuju atas hal tersebut DPJP pertama
PROSEDUR mengontak/menghubungi dokter (DPJP) yang diperlukan untuk
menangani penyakit tersebut
5. Setelah adanya kontak dan persetujuan antara DPJP maka akan
membentuk tim untuk menangani penyakit tersebut, dari tim
tersebut menunjuk DPJP utama untuk pasien tersebut, keputusan itu
atas persetujuan bersama (Ketua Tim)
6. Ketua Tim (DPJP) member cap stempel Rawat Bersama pada status
pasien tersebut
1. Komite Medik RSUD Kabupaten Sumedang
UNIT TERKAIT 2. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
3. Instalasi Rawat Inap
DOKUMENTASI REKAM MESDIS
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H. Hilman Taufik WS, M.Kes
NIP. 19630827 199002 1 001
Semua temuan assesmen dicatat dalam rekam medis pasien yang
PENGERTIAN
tersedia bagi semua pemberi pelayanan pasien.
TUJUAN Semua temua assesmen termasuk anastesi dan bedah terdokumentasi.
Surat Keputusan Kepala RSUD Kabupaten Sumedang No.
KEBIJAKAN SK/../../.. tentang Dokumentasi Rekam Medis di RSUD
Kabupaten Sumedang.
1. Semua temuan assesmen dicatat dalam rekam medis
2. Mereka yang member pelayanan kepada pasien dapat menemukan
dan mencatat kembali hasil assesmen di rekam medis
pasien/dilokasi tertentu yang lain
3. Assesmen medis dan keperawatan dicatat dalam waktu 24 jam
setelah pasien dirawat
4. Assesmen medis awal harus didokumentasikan sebelum tindakan
anastesi/bedah
5. Pasien yang direncanakan akan operasi, dilaksanakan assesmen
medis sebelum operasi
PROSEDUR 6. Pencatatan hasil temuan assesmen di rekam medis harus mengikuti
pola SOAP
7. DPJP harus tercantum di rekam medis
8. Persetujuan tindakan atau penolakan dibuat setelah pasien atau
keluarga mendapatkan penjelasan yang lengkap dari DPJP sebelum
tindakan medis ataupun pembedahan dan harus tercantum pada
rekam medis
9. Dokter anastesi mencantumkan hasil temuan assesmen toleransi
anastesi
10. Laksanakan proses dokumentasi tersebut dengan penuh rasa
tanggung jawab dan profesional dalam bekerja sam
DOKUMENTASI REKAM MEDIS
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H. Hilman Taufik WS, M.Kes
NIP. 19630827 199002 1 001
Adanya kebijakan tertulis yang mengatur kebijakan mengenai
TUJUAN kewenangan dokter umum dan dokter spesialis selaku Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) di RSUD Kabupaten Sumedang.
URAIAN Mengatur tugas dan kewajiban sesuai batas kompetensinya.
UMUM
1. Dokter umum mempunyai wewenang untuk bekerja di poliklinik
umum, Unit Gawat Darurat, Rawat Inap yang memerlukan dokter
umum serta unit kerja lainnya di rumah sakit dengan penugasan
dari Karumkit RSUD Kabupaten Sumedang.
2. Dokter spesialis mempunyai wewenang sebagai dokter konsultan,
memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan bidang
spesialistik yang dikuasainya dengan penugasan Kepala.
KEBIJAKAN 3. Mekanisme kerja antara dokter umum, dokter spesialis dan tenaga
kesehatan lainnya di RSUD Kabupaten Sumedang diatur dalam
rapat-rapat komite medis.
4. Pendelegasian wewenang dokter spesialis kepada dokter umum
dilakukan secara tertulis.
5. Kepala Rumah Sakit dapat memberikan tugas-tugas lain kepada
dokter umum dan dokter spesialis diluar tugas pokoknya untuk
kepentingan rumah sakit.
KEWENANGAN DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS
(DPJP)
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H. Hilman Taufik WS, M.Kes
NIP. 19630827 199002 1 001
Offservice Training adalah kegiatan pendidikan/pelatihan yang
PENGERTIAN diadakan oleh suatu lembaga/instansi/organisasi profesi diluar RSUD
Kabupaten Sumedang.
Merupakan acuan dalam pengiriman staf medis untuk mengikuti
TUJUAN
Offservice Training.
Peraturan internal staf medis bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis, anggota SMF didukung dalam mengikuti kegiatan-
KEBIJAKAN
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan
sesuai dengan stimulusnya.
1. Surat usulan mengenai pendidikan/pelatihan di luar RS
disampaikan ke Ka instalasi rumah sakit oleh ketua SMF/instansi.
2. Komite medis bersama panitia komite riset & pengembangan
mempertimbangkan usulan melihat kepentingan RS, berdasarkan
usulan KSM.
3. Dengan persetujuan direktur, ditetapkan pendidikan/pelatihan
tersebut tidak dapat diikuti dengan/tanpa bantuan RS.
4. Panitia penelitian & pengembangan melalui UP (urusan
PROSEDUR
kepegawaian) menyiapkan surat tugas/SPPD bagi staf medis yang
disetujui mengikuti pendidikan/pelatihan.
5. Selesai pelatihan staf medis yang bersangkutan menyerahkan bukti
mengikuti pendidikan/pelatihan (piagam,sertifikat) ke Panitia
Penelitian & Pengembangan Komite Medis dan mempresentasikan.
6. Apabila diperlukan komite medis dapat meminta kesediaan staf
medis yang bersangkutan untuk menjadi narasumber pelatihan di
RS mengenai materi yang pernah diikutinya.
PKB (PENDIDIKAN KEDOKTERAN BERKELANJUTAN)
Menetapkan :
Ditetapkan :
Pada tanggal :
Menetapkan :
Ditetapkan :
Pada tanggal :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan :
Pada tanggal :
Menetapkan :
Ditetapkan :
Pada tanggal :
UNIT
TERKAIT SPI, Bidang / Bagian, Seksi, Kepala Instalasi, Kepala Ruangan
PENGAWASAN / MONITORING PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN INFEKSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/..../PMKP/2015
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Direktur RSUD Sumedang
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan, Rawat Inap, Staf dan Manajemen