Anda di halaman 1dari 16

Pembuatan Facing Porselain1

Coping metal pada PFM dikover oleh tiga lapis porcelain, yaitu:
1. Opaque porcelain lapisan porselain pertama yang berfungsi untuk menutupi warna
alloy pada coping dan bertanggung jawab pada ikatan metal-porselain.
2. Dentin/body porcelain melapisi opaque porselain. Fungsinya untuk memberikan
sebagian besar warna atau shade.
3. Enamel/incisal porcelain biasanya berwarna translusen.

Proses facing porselen terdiri dari beberapa tahap, antara lain:


Wax-up for the coping
Sprueing for the coping
Investing
Burnout
Melting and casting of the alloy
Devesting and cleaning and finishing of the coping
Application of bonding agent
Opaque coating
Porcelain build up
Body dan Incisal Porselain
Proses laboratorium dan teknik penanganan untuk porselain sendiri di antaranya :
Manipulasi powder porselain dan akuadest
o Perbandingan powder dan akuadest sesuai dengan ketentuan pabrik
o Konsistensi untuk opaque coating : thin wash
o Konsistensi untuk body dan incisal porselain : creamy
Pembentukan dan kondensasi
o Campuran porselain dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Kemudian
dilakukan kondensasi agar diperoleh masa porselain yang padat
o Kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara :
Manual : dengan menggesekan lekron atau pukulan palu pada campuran
porselain
Menggunakan vibrator
o Apa bila kodensasi tidak dilakukan secara akurat, berarti hubungan antara partikel
porselain tidak rapat, sehingga porselain bersifat :
Porus
Kurang kuat
Derajat translusensinya rendah
Rapuh
Kontraksi berlebihan
Pembakaran
o Setelah didapatkan bentuk yang sesuai dan masa porselain yang padat, kemudian
dilakukan pembakaran dalam temperature yang sesuai dengan petunjuk pabrik.
Glazing dan staining
Finishing and polishing
Lakukan penghalusan dan pemolesan agar porselain mengkilat dengan bubuk pumis
dan wheel.

Pencobaan dan Evaluasi Gigi Tiruan Cekat

Ketika prosedur laboratorium telah selesai, maka restorasi siap untuk dievaluasi di dalam mulut
pasien sebelum finishing akhir dan sementasi. Material casting metal harus dievaluasi baik kontak
proksimal, intregitas margin, stabilitas, internal fit, kontur eksternal, oklusi, dan akhir permukaan.
Evaluasi gigi tiruan cekat sementara dan gigi tiruan cekat yang definitive sama karena walaupun
gigi tiruan cekat bersifat sementara, kita harus membuat gigi tiruan tersebut dapat dipakai dengan
baik dan tidak ada masalah yang timbul sampai gigi tiruan cekat defenitifnya selesai.

Restorasi metal-keramik membutuhkan dua tahap evaluasi:


(1) tahap evaluasi metal integritas margin, stabilitas, oklusi, dan desain substruktur dievaluasi.
(2) evaluasi veneer estetik Penyetelan minor dapat dilakukan, dengan memperpanjang
permukaan veneer sedikit ke inteproksimal untuk meningkatkan penampilan estetis restorasi.
Integritas margin dan stabilitas dinilai kembali untuk menemukan apakah adanya distorsi selama
pembakaran. Kontak proksimal juga dievaluasi, mulai dari kontur porselen, stabilitas, shade,
tekstur, dan glaze.

Untuk GTJ juga perlu diperhatikan kontak dengan jaringan lunak dari pontik, lokasi, dan bentuk
konektor dapat mengakibatkan iritasi.

Adapun urutan evaluasi dari mahkota tiruan penuh tersebut adalah:


1. Kontak proksimal

2. Integritas marginal

3. Stabilitas

4. Oklusi

5. Karakterisasi dan glazing


Kontak proksimal dievaluasi pertama, diakrenakan kontak yang berlebihan akan mencegah
restorasi untuk duduk, dan mengakibatkan ketidaksesuaian marginal. Dengan adanya ketidak
cocokan pada saat mendudukan restorasi maka akan menyulitkan dalam menilai stabilitas, dan
menyesuaikan oklusi yang premature.

I. Pencobaan MTP atau GTC setelah prosedur Facing


Tindakan untuk mencegah kecelakaan
Hal ini penting untuk dilakukan karena objek kecil dan licin seperti mahkota tiruan sering
terselip dari pegangan terutama ketika dalam keadaan basah. Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan antara lain
- Jaga kondisi gloves agar tetap kering dan gigi pasien terisolasi dengan baik serta kering.
Satu jari harus berada di belakang mahkota tiruan untuk menjaga kestabilan.

- Kasa atau kapas ditempatkan dibelakang mahkota tiruan .

- Pasien diminta untuk duduk tegak dan agak condong ke depan.

1. Titik kontak (kontak proksimal dengan gigi tetangga)


Lokasi, ukuran, dan kecekatan kontak proksimal restorasi harus mirip dengan gigi asli manusia,
dilakukan dengan menggunakan floss atau mylar strip. Jika floss tidak dapat melalui kontak
tersebut, Kontak Proksimal menandakan kontak gigi telah baik, namun bila floss dapat lewat
secara mudah, hal ini memungkinkan terjadinya impaksi makanan dikemudian hari.
a. Kontak yang berlebihan :

Gambar 3 Metal diberikan finishing yang tumpul dengan grinding menggunakan rubber
wheel. tanda bercahaya dibentuk pada area yang menerima kontak berlebih

b. Kekurangan Kontak:
All Metal Restoration
Gambar 4 Proses menambahkan kontak proksimal pada all metal.A.Peralatan; B.
mengasarkan permukaan;C. menambah antifluks (grahite) kemargin; D. Segmen solder
diposisikan dengan fluks pasta; E. Dipanaskan dengan bunsen; F. Readjusted kontak

Tidak adanya titik kontak juga merugikan, karna retensi dan dapat terjadi terdesaknya sisa
makanan yang akan berakibat buruk, kecuali kasus multiple diastema pengadaan ruang harus
dipertimbangkan agar pasien dapat mudah membersihkan sisa makanan. Casting emas dengan
kontak proksimal yang kurang dapat dikoreksi dengan proses menyolder. Setelah disolder,
restorasi langsung dipoles kembali.

Armamentarium
- Soldering tweezers
- Gold solder
- Paste flux
- Bunsen burner
- Antiflux
- Polishing armamentarium
Cara:
- Kasarkan area yang kurang dengan menggunakan disk
- Lindungi margin dari casting dengan pensil graphite (antiflukslainnya)

- Lapisi sepotong kecil solder dengan fluks dan posisikan pada permukaan yang sudah
dikasarkan

- Pegang casting dengan menggunakan penjepit solder di atas Bunsen, tepat di atas nyala api

- Amati solder. Ketika solder mulai bergabung, akan mudah menyebar, lalu, casting di
pindahkan dari nyala api

- Dinginkan dan sesuaikan kontur dengan menggunakan disk.

Porcelain Restoration

Gambar 5 Koreksi dari kontur proksimal dengan low-fusing, add-on porcelain; B. aplikasi
porselen;C. perbaiki kontur; D. restorasi dipanaskan

Kekurangan kontak proksimal pada porselen membutuhkan pembakaran lebih lanjut. Jika restorasi
telah difinishing, glaze, dan diberi karakter pada saat kekurangan kontak ditemukan, perbaikan
porselen dan tambahan pembakaran low fusing 8500 dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.

2. Margin Integrity
Restorasi yang selesai harus dapat ditempatkan tanpa adanya ikatan aspek internal melawan
permukaan oklusal atau dinding aksial dari gigi, atau dalam kata lain adanya adaptasi yang baik
pada margin. Pemakaian pressure indicator paste (PIP) atau bahan khusus lain untuk mengetahui
lokasi yang tepat untuk dikurangi sangat dianjurkan. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
mengevaluasinya adalah dengan menggunakan wax, abrasi udara untuk membentuk akhir yang
tumpul, spray powder, agen penanda water soluble, dan pasta khusus elsastomer

Yang sering digunakan adalah pasta elastomer, yang terdiri dari 2 pasta, dengan konsistensi seperti
luting, dan dapat mengidentifikasi kontak internal dan marginal fit. Gap marginal yang ditoleransi
adalah 30 mm atau seujung sonde yang tajam.

Penilaian

Gambar 2 Pasta Elastomer, untuk mengevaluasi permukaan intenal


restorasi.B.residual dari material silicon harus dikurangi terlebih dahulu sebelum
disementasi.

Kehadiran ledge yang kecil, tidak mengharuskan pembuatan ulang dari restorasi, hanya perlu
untuk di finishing ketika aksesibilitas baik. Gerakkan sonde dari gigi ke rostorasi atau sebaliknya,
jika ditemukan gap, maka penyebabnya harus segera ditentukan. Jika gap disebabkan oleh kontak
proksimal yang berlebih atau bekas sementasi sementara yang mengakibatkan restorasi tidak dapat
didudukkan, maka lakukan tindakan koreksi. Tapi, restorasi yang tidak akurat secara nyata harus
dibuat kembali, periksa ketepatan tepi apakah terlalu pendek/terbuka, dengan gerakan ke arah
serviko-oklusal & mengelilingi servikal gigi. Lihat apakah gingiva mengalami kepucatan / iskemik
yang merupakan tanda tepi yang terlalu panjang & menekan gusi. Perbaikan dengan pengurangan
menggunakan stone halus dengan tekanan ringan dari arah oklusal ke servikal secara diagonal.
Finishing
Margin subgingival tidak dapat diakses untuk finishing dimulut, sehingga dilakukan di die. Margin
supragingiva dapat difinishing dengan mendudukan cast di gigi pasien. Gunakan stone putih, dan
cuttle disk yang merotasi dari restorasi ke gigi, keberhasilan diperoleh jika ujung sonde tidak
masuk ke margin. Margin yang dapat diakses dapat diburnish selama sementasi sebelum setting
inisial, sedangkan margin yang tidak dapat diakses akan sulit untuk melakukan prosedur finishing,
sehingga beresiko terjadinya karies rekuren dan penyakit periodontal.
3. Stabilitas
Kedudukan gigi penyangga tetap dan tepat, tidak goyang, berputar atau terungkit. Terungkitnya
gigi tiruan dapat di periksa dengan menekan salah satu sisi gigi tiruan dengan jari. Apabila terdapat
nodule kecil, restorasi masih dapat diperbaiki, namun apabila terjadi distorsi maka harus dicetak
ulang

4. Kontak oklusal dan artikulasi


Ketebalan mahkota dapat dicek dengan menggunakan magnifying callipers Selain itu juga
dilakukan pemeriksaan dengan kertas artikulasi. Periksa titik kontak yang seharusnya tidak ada
baik pada sentrik maupun esentrik.
Evaluasi dan penyesuaian oklusal
Hanya restorasi yang mengalami supraoklusi yang dapat diperbaiki kembali, sedangkan restorasi
yang tidak memiliki oklusi (underocclusion) harus dibuat ulang jika terbuat dari logam, atau
ditambahkan porselen lalu dibakar ulang jika retorasi terbuat dari logam-porselen.
Armamentarium :
a. Hemostats
b. Miller forceps
c. Marking ribbon / tape
d. Thim Mylar shim shock
e. Diamon rotary instruments
f. White stones
Prosedur Evaluasi :
1. Sebelum dipasangkan restorasi kedalam gigi pasien, lakukan penilaian kontak oklusal
maksila dan mandibular menggunakan mylar shim stock yang dilekatkan pada
hemostat / forceps. Instruksikan pasien untuk membuka dan menutup mulut dengan
strip yang berada diantara kedua gigi antagonis tersebut. Bila terdapat tug pada strip
mengindikasikan adanya kontak premature. Idealnya kontak harus terdistribusi secara
merata.

2. Pasangkan restorasi, kemudian lakukan penilaian yang sama dengan mylar shim stock.
Apabila ditemukan adanya indikasi kontak premature diperlukan prosedur remount.
3. Tandai kelainan oklusi dengan articulating ribbon / tape.
4. Lakukan adjustment dengan diamond rotary instrument atau stone putih, dan selalu
periksa ketebalan casting dengan caliper sebelum adjustment dilakukan. Tetapi
Prosedur yang dapat dilakukan untuk menyesuaikan oklusi pada restorasi dan gigi asli yang tersisa
yaitu:
- Occlusal adjustment
- Remount : Prosedur remount (pemasangan kembali pada artikulator untuk menyesuaikan
oklusi) direkomendasikan jika diperlukan occlusal adjustment yang signifikan dan pada
kasus restorasi yang luas.
5. Estetis
Untuk daerah yang terlihat, maka, GTC harus memenuhi syarat estetis (agar sesuai dengan keadaan
aslinya):
- Bentuk: Kontur dan karakteristik permukaan porselen harus sealami mungkin seperti pada
gigi asli dan disesuaikan dengan kondisi pasien, misalnya pasien usia tua kontur giginya
sudah hampir rata dan tidak ada mamelon pada incisal edge. Hal ini dapat dicapai dengan
prosedur contouring dan characterization
- Besar

- Tanda anatomis

Warna: Warna MTP atau restorasi harus semirip mungkin dan disesuaikan dengan gigi asli
yang tersisa. Hal ini dapat dicapai dengan prosedur staining dan glazing. Warna yang
sedikit terang dapat digelapkan dengan menambahkan stain dengan warna yang diinginkan
dan melakukan prosedur re-firing. Stain juga dapat digunakan untuk memperbaiki garis
margin yang tidak sempurna dan area yang berbintik. Namun jika hue salah atau chroma
terlalu gelap, atau kesalahan terdapat pada dentine porcelain maka tidak dimungkinkan
untuk melakukan pergantian warna dan harus dibuat ulang pada bagian porselennya.

6. Kesehatan Jaringan Lunak


- Ada tidaknya keluhan rasa sakit/ngilu
- Ada tidaknya kemerahan gingiva pada bagian servikal dan dasar pontik
Evaluasi Mahkota Tiruan Pasak
Untuk mahkota tiruan pasak evaluasinya sama seperti mahkota tiruan penuh,
ditambah dengan evaluasi post dan core. Fit atau tidaknya post core dicek dengan
meletakannya secara perlahan dengan tekanan ringan. Jika tidak bisa masuk atau seat secara
keseluruhan, post harus di air abraded dan dimasukkan ulang ke saluran akar. Core juga
harus dipoles dengan rubber abrasive wheel. Buat groove pada post agar semen dapat
mengalir di saluran akar.
Sementasi Sementara GTC

Ada beberapa karakteristik material yang sesuai untuk sementasi sementara yaitu:
Dapat menahan dari kebocoran cairan-cairan di dalam mulut
Memiliki kekuatan yang cukup dengan kemudahan pembongkaran saat dibutuhkan
Solubilitas yang rendah
Kompatibiliatas kimia dengan polimer material sementara
Kemudahan saat manipulasi
Working time yang adekuat dan setting time yang pendek

Sementasi sementara yang digunakan untuk GTC dengan ZOE (Zinc Oxide Eugenol). Karena sifat
ZOE memiliki strength lebih rendah dibandingkan semen zinc fosfat, zinc polikarboksilat, dan
glass ionomer sehingga pelepasannya akan mudah dan tidak berefek pada pulpa. Strength yang
tinggi dapat berdampak pada pelepasaan yang sulit dan seringkali merusak restorasi atau bahkan
giginya ketika dilepas sehingga penempatan perawatan definitifnya sulit. Namun terkadang, ada
pasien dengan alergi eugenol, sehingga dokter gigi dapat menggunakan Zinc Oxide Non Eugenol

Pilihan lain bisa menggunakan GIC, Zinc Phosphate, dan Zinc Polycarboxylate. Namun hal ini
kurang dianjurkan, dikarenakan kekuatan dari semen-semen ini yang tinggi. Apabila digunakan,
dapat menghancurkan restorasi yang telah dibuat. Selain itu juga untuk material zinc phosphate
dan zinc polycarboxylate, material ini bersifat asam, sehingga ditakutkan akan mencederai pulpa
apabila digunakan.

Karena bersifat sementara atau digunakan untuk jangka waktu pendek sekitar 2 minggu 6
minggu, semen ini harus dapat dilepaskan dengan mudah. Untuk itu pada sementasi sementara,
ZOE dapat dicampurkan dengan petroleum jelly untuk memudahkan pelepasan.

Alat dan Bahan yg digunakan


a. Bahan sementasi sementara

b. Mixing pad

c. Semen spatula

d. Plastic Filling

e. Petrolatum

f. Kaca mulut dan explorer

g. Dental floss

h. Gauge/kasa

Prosedur sementasi sementara, yaitu:

1. Untuk memudahkan pembuangan semen yang berlebih, lubrikasi permukaan luar restorasi
yang sudah dipoles dengan petrolatum.

2. Aduk kedua pasta secara cepat, keluarkan setiap pasta dengan panjang yang sama dan aduk
hingga warnanya homogen. Reaksi settingnya tidak exotermis, maka tidak diperlukan
mixing slab, biasanya digunakan mixing pad kertas.kemudian aplikasikan sedikit pada
oklusal dari batas tepi restorasi. Semen pada margin ini akan membentuk seal untuk
mencegah masuknya cairan oral. Jangan isi mahkota atau retainer gigi penyangga, karena
akan sulit untuk membersihkannya dan meningkatkan risiko tertinggalnya debris di dalam
sulkus. Untuk sementasi sementara, tidak boleh lebih dari 40 m.

3. Tempatkan restorasi dan biarkan hingga semen setting.

4. Buang kelebihan semen dengan sonde dan dental floss secara hati-hati.
5. Semen yang tersisa di dalam sulkus akan berefek iritatif terhadap gingiva dan
menyebabkan inflamasi periodontal serta bone loss. Maka, sulkus harus dicek apakah
sudah bersih dan diirigasi dengan air-water syringe.

Evaluasi hasil sementasi GTC ialah


- tidak ada sisa semen yang terlihat disekitar gigi penyangga dan/atau pontik GTJ.

Evaluasi Sementasi GTC


Satu minggu setelah sementasi sementara GTC, dilakukan evaluasi oleh dokter gigi. Hal-hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
- Cek oklusi pasien dengan articulating paper, lihat apakah ada kontak prematur dengan gigi
antagonis
- Ada tidaknya keluhan rasa sakit/ngilu
- Ada tidaknya gangguan pengunyahan
- Ada tidaknya kemerahan gingiva pada bagian servikal dan dasar pontik

Anda mungkin juga menyukai