Gambaran Koseptual
Sumber Daya
Apa?
Mengimplementsikan ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) adalah sistem yang lebih komprehensif
daripada sistem ABC. ABM menambahkan pandangan proses pada pandangan biaya
dalam ABC. ABM melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai sumber informasi
utama. ABM dapat dipandang sebagai sistem informasi yang bertujuan memperbaiki
pengambilan keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi
biaya dengan mendorong serta mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan.
Tujuan pertama adalah domain dari ABC, sedangkan tujuan kedua merupakan bagian dari
analisis nilai proses. Tujuan kedua membutuhkan data yang lebih terperinci dari tujuan
ABC dalam memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Jika sebuah perusahaan ingin
menggunakan ABC dan analisis nilai proses (prociss value analysisPVA), maka
pendekatan untuk implementasinya haruslah dibentuk secara hati-hati.
Model AMB
Perencanaan
Sistem
Perencanaan
Sistem
ABC
Membebankan Biaya
Sumber Daya Ke
Aktivitas
Mengurangi Memperbaiki
Baiya Keputusan
Mengidentifikasi Objek
Biaya dan Penggerak
Aktivitas
Membebankan Biaya ke
Objek Biaya
Contohnya, analisis akar pemicu (untuk menemukan pemicu sesungguhnya dari berbagai
masalah) menunjukkan berbagai peluang untuk perbaikan. Dengan mengidentifikasi
berbagai biaya yang ditimbulkan oleh pemborosanyang merupakan hasil dari penilaiar
atas setiap aktivitasperusahaan dapat membuat prioritas berdasarkan berbagai kegiatan
yang memberikan pengurangan biaya paling besar. Selain itu, potensi pengurangan hiaya
itu sendiri diukur melalui berbagai perhitungan ABC.
Dua langkah yang sama berkaitan dengan ABC dan PVA adalah (1) perencanaan sistem
dan (2) identifikasi, definisi, dan klasifikasi berbagai aktivitas.
Perencanaan Sistem Perencanaan sistem memberikan justifikasi untuk trnplementasi
ABM dan menjawab berbagai masalah berikut ini.
1. Sasaran dan tujuan sistem ABM.
2. Posisi persaingan perusahaan saat ini dan yang diinginkan.
3. Proses bisnis dan bauran produk perusahaan.
4. Jadwal, tanggung jawab yang dibebankan, dan sumber daya yang dibutuhkan
untuk implementasi.
5. Kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan, mempelajari, dan
menggunakan informasi baru.
Untuk mendapatkan staf operasional yang tepat, tujuan sistem ABM harus diidentifikasi
dengan hati-hati serta dihubungkan dengan posisi bersaing yang diinginkan, proses bisnis
dan bauran produk perusahaan. Tujuan umumnya adalah meningkatkan akurasi dan
perbaikan berkelanjutan. Akan tetapi, mengembangkan hasil tertentu yang diinginkan
terkait dengan setiap tujuan tersebut merupakan hal panting. Contohnya, salah satu basil
spesifik adalah perubahan bauran produk berdasarkan pada biaya yang lebih akurat
(dengan harapan laba akan meningkat). Hasil lain yang lebih spesifik adalah perbaikan
atas posisi bersaing perusahaan melalui peningkatan efisiensi proses karena adanya
eliminasi aktivitas yang tidak bernilai-tambah. Perencanaan juga berkaitan dengan
pernbuatan jadwal untuk proyek implementasi, pembebanan berbagai tazvung jawab
spesifik pada berbagai individu atau tim, serta pengembangan anggaran secara terperinci.
Walaupun kelima masalah yang disebutkan sebelumnya adalah masalah yang panting,
masalah penggunaan informasi juga membutuhkan perhatian khusus. Implementasi yang
berhasil baik sangatlah bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mempelajari cara
menggunakan informasi baru yang diberikan ABM. Para penggunanya.
Identifikasi, definisi dan klasifikasi aktivitas membutuhkan perhatian lebih banyak ABM
daripada ABC. Kamus aktivitas haruslah meliputi perincian daftar berbagai pekerjaan
yang membentuk setiap aktivitas. Mengetahui pekerjaan apa saja yang membentuk
aktifvitas merupakan
Sebagai sistem, ABM bisa saja gagal karena berbagai alasan. Salah satu alasan utamanya
adalah kurangnya dukungan dari manajemen tingkat atas. Dukungan ini tidak hanya
harus didapatkan sebelum melakukan proyek implementasi, tetapi juga harus
dipertahankan. Hilangnya dukungan bisa terjadi jika implementasi membutuhkan waktu
yang terlalu lama atau hasil yang diharapkan tidak tampak nyata. Hasil yang didapat
mungkin tidak seperti yang diharapkan karena para manajer operasional dan penjualan
tidak ahli menggunakan informasi aktivitas yang baru. Jadi, kegiatan pelatihan dan
pendidikan harus banyak dilakukan. Keuntungan dari data yang baru perlu
dikomunikasikan secara hati-hati dan para manajer harus diajarkan cara menggunakan
berbagai data ini dalam rangka peningkatan efisiensi serta produktivitas. Penolakan untuk
berubah bisa terjadi;para manajer yang menerima informasi baru dengan sikap skeptis
merupakan hal biasa. Menunjukkan bagaimana informasi ini dapat menjadikan mereka
sebagai manajer yang lebih baik seharusnya membantu mengatasi penolakan tersebut.
Keterlibatan para manajer nonkeuangan dalam tahapan perencanaan dan implementasi
dapat mengurangi penolakan dan bisa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Tanggung Jawab
dibebankan
Kinerja Diukur
Berdasarkan Tampilan 5-5, anggaran dan perhitungan biaya standar adalah tahap penting
dalam aktivitas benchmarking untuk system berdasarkan keuangan, Hal ini tentu berarti ukuran
kinerja bersifat objektif dan relative stabil sepanjang waktu. Tampilan 5-5 menunjukkan
beebrapa perbedaan yang sangat jelas untuk berbagai perusahaan yang beroperasi dalam
lingkungan perbaikan berkelanjutan. Pertama, ukuran kinerja berorientasi pada proses sehingga
harus memperhatikan berbagai atribut proses, seperti wakru proses, kualitas, efisiensi.
Kedua, standar ukuran kinerja berubah untuk mencerminkan berbagai kondisi dan tujuan
baru, serta membantu mempertahankan kemajuan apa pan yang telah dicapai.
Contohnya, standar dapat ditetapkan untuk mencerminkan tingkat perbaikan tertentu yang
diinginkan atas suatu proses. Jika tingkat yang diinginkan telah tercapai, maka standar
diubah untuk mendorong peningkatan perbaikan. Dalam lingkungan di mana perbaikan
konstan merupakan hal yang dikejar, standar tidak dapat bersifat statis. Ketiga,
standar optimal membutuhkan suatu peran penting. Standar ini menentukan pencapaian
utama target sehingga identifikasi potensi digunakan untuk perbaikan. Mengidentifikasi
standar bernilai-tambah untuk setiap aktivitas jauh lebih ambisius daripada sistem
pertanggungjawaban keuangan tradisional. Hal ini memperluas pengendalian hingga
mencakup seluruh perusahaan.
Evaluasi Kinerja-
Pemberian Penghargaan
Dalam kedua sistem tersebut, tiap orang akan diberi penghargaan atau hukuman
sesuai dengan berbagai kebijakan dan kehendak pihak manajemen yang lebih atas.
Seperti yang ditunjukkan Tampilan 5-7, berbagai instrumen keuangan yang sama
(contohnya, kenaikan gaji, bonus, pembagian laba, dan promosi) banyak digunakan
untuk memberikan penghargaan atas kinerja yang baik. Sifat dari struktur insentif
tentu akan berbeda dalam tiap sistem. Contohnya, sistem penghargaan dalam sistem
akuntansi keuangan berdasarkan keuangan didesain untuk mendorong setiap orang
dalam mencapai atau mengalahkan standar anggaran. Dalam sistem
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas, sistem penghargaannya lebih rumit. Tiap
orang bertanggung jawab sebagai tim serta atas kinerja individual. Karena perbaikan yang
berkaitan dengan proses kebanyakan dicapai melalui usaha tim, penghargaan berbasis
kelompok adalah paling tepat daripada penghargaan untuk perorangan. Contohnya,
standar dapat diterapkan untuk biaya per unit, pengiriman tepat waktu, kualitas,
perputaran persediaan, pembuangan, dan waktu sikius. Kembdiart, bonus dapat
diberikan kepada rim terkait, kapan pun kinerja mereka sesuai dengan semua ukuran
dan memperbaiki, paling tidak, salah saw ukuran terkait. Perhatikan sifat
multidimensional dari ukuran dan sistem penghargaan ini. Perbedaan lainnya berkaitan
dengan arah dari pembagian laba dan keuntungan. Pembagian laba adalah insentif
global yang didesain untuk mendorong para karyawan memberikan kontribusi pada
kesejahteraan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Pembagian keuntungan jaah
lebih spe-sifik. Para karyawan diizinkan berbagi dalam keuntungan yang berkaitan
dengan proyek perbaikan tertentu. Berbagi keuntungan membantu mendapatkan
keberhasilan untul, proyek perbaikan tertentu yang merupakan bagian dari rmanajemen
berdasarkan aktivitas.
Ukuran ouput praktis adalah ukuran permintaan yang dibutuhkan atas suatu aktifitas dan
hal yang disebut penggerak aktivitas. Ketika kebutuhan akan suatu aktivitas berubah, biaya
aktivitas dapat berbah. Contohnya ketika jumlah program yang ditulis meningkat , aktivitas
penulisan program mungkin membutuhkan lebih banyak input (tenaga kerja, disk, kertas dan
lain-lain. Akan tetapi ukuran output seperti jumlah program, bukan (dan biasanya tidak)
berkaitan dengan akar pemicu biaya aktivitas. Sebaliknya hal itu adalah konsekuensi dari
aktivitas yang dilakukan . Akar pemicu root caouse) adalah penyebab yang paling dasar dari
suatu aktivitas yang dilakukan. Analisis penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor yang merupakan akar pemicu dari biaya aktivitas. Contohnya
suatu analisis dapat mengungkapkan akar pemicu biaya perpindahan bahan baku adalah tata
letak pabrik dapat mengurangi biaya perpindahan bahan baku.
Berbagai aktivitas yang dibutuhkan untk dapat bertahan dalam bisnis disebut sebagai aktivitas
yang b