Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MAKALAH

BLOK 2

BIOETIKA DALAM KEDOKTERAN ATAU KEDOKTERAN GIGI


Kaidah Dasar Bioetika Justice

Pembimbing : drg. Nilasary R, MDSc

Disusun Oleh :

Kelompok 4
Raden Bryan S.R J520170004 Muh Ridhar Adi Gumilar J520150036

Ramadhan M.N.S J520170008 Meita Rahma Diwatri J520170040

Kholifatul Hidayah J520170012 Ayu Siti Aryanti J520170044

Oktavia Annazihah J520170016 Farras Alfatehah M. K J520170048

Resti Aprilia J520170020 Habieb Indun Fil Hana W J520170052

Atika Fatwa Yukhabilla J520170024 Dhoufa Naufal Buston A J520170056

Syafira Alma Raudhia J520170028 M. Daffa Putra Ame J520170060

Sandi Mahputra J520150032 Ubai Hilman Aunihaq J520170064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang kaidah
dasar bioetika justice.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah kaidah dasar bioetika justice ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Surakarta, 7 November 2017

Kelompok 4

ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 2

C. TUJUAN.................................................................................................................. 2

BAB II BIOETIKA DALAM KEDOKTERAN ATAU KEDOKTERAN GIGI ......... 3

A. PENGERTIAN KAIDAH DASAR BIOETIKA..................................................... 3

B. MACAM-MACAM KAIDAH DASAR BIOETIKA ............................................. 3

BAB III KAIDAR DASAR BIOETIKA JUSTICE ........................................................ 5

A. PENGERTIAN KADIAH DASAR BIOETIKA JUSTICE .................................... 5

B. CONTOH PENERAPAN KAIDAH DASAR BIOETIKA JUSTICE .................... 5

C. CONTOH PELANGGARAN KAIDAH DASAR BIOETIKA JUSTICE .............. 6

BAB V DASAR HUKUM ................................................................................................. 9

A. DASAR HUKUM KAIDAH BIOETIKA JUSTICE .............................................. 9

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 10

A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 10

B. SARAN.................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan zaman yang semakin modern
membuat akses informasi yang beredar seolah tak terbendung dan tak tersaring sama sekali.
Masyarakat semakin cerdas dan teliti dalam menentukan pilihan, terutama pilihan dalam
urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas inilah, masyarakat semakin
dalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama mengenai hak-hak yang wajib
mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit yang mereka derita. Sehingga apabila seorang
dokter ataupun pihak medis melakukan kesalahan mereka para masyarakat siap menuntut dan
membawa kasus ke ranah hukum.

Seorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, terutama dalam hal
keselamatan pasien, agar dokter bisa mengimbangi pasien yang datang untuk berobat
kepadanya, dan tidak mengecewakan pasien.

Penerapan kaidah bioetik merupakan kewajiban bagi seorang dokter yang


berkecimpung di dalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah panduan dasar dan standar,
tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap dan bertindak terhadap suatu persoalan,
kasus, ataupun penyakit yang dihadapi pasiennya.

Maka dari itu, kaidah bioetik harus dipegang teguh oleh seorang dokter dalam proses
pengobatan pasien, sampai pada tahap pasien tersebut tidak mempunyai ikatan lagi dengan
dokter yang bersangkutan.

Dalam kaidah etik salah satu nilainya adalah Justice atau yang disebut keadilan,
dimana kaidah tersebut harus dimiliki oleh seorang dokter untuk bersikap adil bagi seluruh
pasiennya.

1
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan lebih dalam lagi tentang pengertian
kaidah justice, contoh penerapannya, pelanggaran kaidah justice dan sanksi bagi pelanggar
kaidah justice.

B. RUMUSAN MASALAH

Bioetika erat kaitannya dengan etika, karena dokter dan dokter gigi adalah tenaga
medis yang bertugas dalam pelayanan kesehatan dan harus mengedepankan nilai-nilai etika
setiap melakukan tindakan medis.

Berdasarkan hal tersebut, kami merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana contoh penerapan kaidah bioetika justice ?


2. Bagaimana contoh pelanggaran kaidah bioetika justice dalam kedokteran gigi ?
3. Dasar hukum dari kaidah bioetika justice ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menelaah dan mengetahui
kaidah dasar bioetika justice dalam kedokteran gigi baik itu berupa penerapan maupun
pelanggaran-pelanggaran kaidah dasar bioetika justice.

2
BAB II

BIOETIKA DALAM KEDOKTERAN ATAU KEDOKTERAN GIGI

A. PENGERTIAN KAIDAH DASAR BIOETIKA

Kaidah dasar bioetika adalah suatu karakteristik yang unik dari prinsip yang dapat
digunakan untuk menganalisis lebih tajam suatu standar, untuk membenarkan peraturan dan
dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan klinis yang etis dalam praktik sehari-
hari. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memberi suatu metode dalam proses pengambilan
keputusan klinis yang etis bagi dokter. Untuk manfaat kemajuan sains, tinjauan ini telah
mengembangkan pemanfaatan kaidah dasar bioetika di bidang medis, terutama hubungan
dokter-pasien, profesionalisme serta bioetika medis. Beberapa metode pengambilan keputusan
klinis yang etis dibahas dan didiskusikan. Dengan meningkatkan pemahaman dan pelatihan
penggunaan kaidah dasar bioetika dalam kehidupan sehari-hari diharapkan akan mampu
menjaga hubungan dokter-pasien secara lebih baik.

B. MACAM-MACAM KAIDAH DASAR BIOETIKA

Terdapat 4 kaidah dasar moral (bioetika), meliputi:

a. Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy).

Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki
otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang
otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan.

b. Berbuat baik (beneficence).

Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien
yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian berbuat baik
diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.

c. Tidak berbuat merugikan (non-maleficence).

Praktik kedokteran harus memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling
besar manfaatnya. Pernyataan kuno: fi rst, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.

3
d. Keadilan (justice).

Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham
kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender
tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada
pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.

4
BAB III

KAIDAR DASAR BIOETIKA JUSTICE

A. PENGERTIAN KADIAH DASAR BIOETIKA JUSTICE

Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham
kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender
tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada
pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.

Prinsip dari keadilan (Justice) menurut Beauchamp dan Chlidress adalah mereka yang
sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara
tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini berarti bahwa kebutuhan kesehatan
mereka yang sederajat harus menerima sumber pelayanan kesehatan dalam jumlah sebanding.
Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar maka menurut prinsip ini, ia
harus mrendapatkan sumber kesehatan yang besar pula. Prinsip ini memungkinkan
dicapainya keadilan dalam pembagian sumber asuhan kesehatan kepada klien secara adil
sesuai kebutuhan.

B. CONTOH PENERAPAN KAIDAH DASAR BIOETIKA JUSTICE

Adapun beberapa contoh penerapan-penerapan kaidah dasar bioetika justice, antara lain :

1. Dokter tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA dan status sosial
2. Dokter mampu memutuskan siapa yang membutuhkan pertolongan kesehatan terlebih
dahulu dilihat dari keparahan penyakitnya.
3. Menghargai hak sehat pasien
4. Menghargai hak hukum pasien
5. Menghargai hak orang lain
6. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentang penyakit/gangguan kesehatan
7. Bijak dalam makro alokasi
8. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
9. Memberlakukan segala sesuatu secara universal.

5
Adapun contoh sebuah kasus dalam penerapan kaidah dasar bioetika justice : Seorang
perawat sedang bertugas sendirian di suatu unit RS, kemudian ada seorang klien baru masuk
bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan perawat tersebut. Agar perawat tidak
menghindar dari satu klien ke klien lainnya maka perawat seharusnya dapat
mempertimbangkan factor-faktor dalam situasi tersebut, kemudian bertindak berdasarkan
pada prinsip keadilan. (Hastuti, 3-4)

C. CONTOH PELANGGARAN KAIDAH DASAR BIOETIKA JUSTICE

Didunia kedokteran gigi masih banyak terdapat tindakan pelanggaran dari kaidah
dasar bioetika justice, contoh pelanggarannya itu seperti :

a. Biaya tarif pengobatan

Drg rusdi merawat seorang laki-laki berusia 50 tahun dengan keluhan ingin mencabut
gigi, pasien mengeluh terdapat tonjolan putih yang menyeramkan saat berkaca, Pasien
ternyata suspect HIV AID (+) , oleh karena itu dokter menaikan tarif harga pencabutan
menjadi dua kali lipat dan jauh lebih mahal dari harga relatif .

Dengan adanya tindakan dokter yang tiba-tiba menaikkan biaya tarif pengobatan
kepada pasien dikarenakan penyakit dan keluhan yang diderita pasien harus memerlukan
penanganan dan pengobatan yang sangat serius dikarenakan pasien ternyata suspect HIV AID
(+), tindakan dokter itu melanggar kaidah dasar bioetika justice .

b. Dokter Gigi Mogok Kerja, Pasien Terlantar

Selasa, 9 Desember 2014 Subulussalam, (Analisa). Sebanyak tiga dokter gigi di


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam melakukan mogok kerja, Selasa
(9/12) karena merasa mendapat perlakuan diskriminasi oleh pihak rumah sakit.

Mereka adalah drg.Zainuddin, drg.Alex Dirosa, dan drg. Maisarah. Ketiga dokter
spesialis tersebut tetap datang ke rumah sakit, namun tidak melakukan pelayanan sehingga
pasien terlantar.

6
Ketiganya ada di ruangan tapi tidak melakukan pelayanan apa-apa, pasien
dibiarkan begitu saja, kata seorang warga, Erizal kepada wartawan saat datang ke rumah
sakit tersebut mengantar anaknya untuk mencabut gigi.

Kepala Pelayanan RSUD Kota Subulussalam, dr.Tri Sari mengaku kaget mendengar
kabar mogoknya tiga dokter gigi dimaksud. Menurutnya, sekali pun ada permasalahan di
ruangan poli gigi antara dokter dengan kepala ruangan, sejatinya jangan sampai merugikan
pasien.

Sebenarnya ini merupakan masalah intern di ruangan mereka, jadi bukan tidak
diproses tapi sedang diproses karena menunggu komite medis pulang dari Medan, kata Tri
Sari.

Tri Sari menegaskan, tindakan ketiga dokter yang melakukan mogok kerja tersebut
akan disampaikan ke Direktur RSUD Subulussalam, dr.Azman agar kejadian serupa tidak
terulang lagi.

Diskriminasi

Menanggapi hal tersebut, drg.Zainuddin didampingi drg.Alez Dirosa dan drg.


Maisarah yang dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, banyak persoalan yang tidak
ditanggapi oleh pihak rumah sakit sehingga mereka merasa diperlakukan diskriminasi dari
poli lain.

Kita sudah sampaikan kursi pasien gigi rusak dan harus diganti. Kemudian air
kumur-kumur pasien selama ini hanya diambil dari bak. Itu kan tidak layak dan sudah kita
sampaikan kepada pimpinan, tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjut. Kami di poli
gigi bertekad ingin memberikan pelayanan terbaik bagi pesien, tapi sepertinya malah tidak
didukung pimpinan, kata Zainuddin.

Diakui, sebenarnya mereka tetap datang ke rumah sakit, tapi sibuk mengurus berkas
dan kebutulan di saat pasien datang, kami bertiga sudah ada di luar, timpal Alex
menanggapi tundingan dokter tidak melakukan pelayanan.

7
Masalah lain, adalah menyangkut pembagian jasa medis. Dr.Zainuddin bersama
rekannya sudah menyampaikan kepada ketua pelayanan RSUD agar pembagian jasa medis
di poli gigi ditinjau karena dinilai tidak profesional. Tuntutan ini kita tunggu sampai
dipanggil oleh pihak RSUD agar semua masalah bisa diselesaikan, tandas
Zainuddin. (sdr)

8
BAB V

DASAR HUKUM

A. DASAR HUKUM KAIDAH BIOETIKA JUSTICE

Dasar hukum kaidah bioetika justice ini terdapat pada pasal 13 kode etik kedokteran,
yang berbunyi Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan lebih mampu
memberikannya.

Penjelasan dan pedoman pelaksaan :

Hak seorang dokter untuk melakukan praktek dokter tidak terbatas pada suatu bidang
ilmu kedokteran. Ia berhak dan berkewajiban menolong pasien, apapun yang dideritanya.
Batas tindakan yang diambilnya terletak pada rasa tanggung jawab yang didasarkan pada
keterampilan dan keahliannya.

9
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kaidah Justice adalah salah satu kaidah dasar bioetik yang sangat penting
keberadaanya dalam profesi kedokteran gigi. Kaidah ini cenderung mengatur mengenai
keadilan perlakuan dokter kepada para pasien dan dibuat semata-mata demi kebaikan seluruh
umat manusia.

B. SARAN

Karena kaidah ini adalah satu paket dengan kaidah bioetik kedokteran gigi yang lain,
serta sumpah dokter gigi sebagai landasan praktik dokter gigi. Hendaknya seorang dokter
senantiasa konsisten dalam penerapannya, dan semaksimal mungkin ditujukan untuk kebaikan
umat manusia. Tidak terpengaruh dengan hal-hal yang menyebabkan terlanggarnya kaidah
Justice ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Majalah Kedokteran Andalas.Kaidah dasar bioetika dalam pengambilan keputusan klinis


yang etis. Vol. 40, No. 2, September 2017, Hal. 111-121

Jurnal Pola Pikir Etika dalam Praktik Kedokteran, vol. 40, no. 7, thn. 2013 oleh Yusuf
Alam Romadhon)

Jurnal Majalah Kedokteran Andalas tentang Kaidah Dasar Bioetika dalam Pengambilan
Keputusan Klinis yang Etis, Vol. 40, No.2, September 2017, Hal. 111-121, oleh Dedi
Afandi)

no 3-8 : PPT Peran Kaidah Dasar Bioetika Dalam Membingkai Profesi Kedokteran oleh dr.
Yuniar Lestari, Mkes)

Alam, Yusuf. 2013. Pola Pikir Etika Dalam Praktik Kedokteran. Surakarta : Jurnal
Kedokteran. Vol. 40, No. 7: 547-550.

Fakultas Kedokteran USU : Kode Etik Kedokteran. 2004. Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran Indonesia (MKEK) ikatan doketr indonesia

Hastuti, Apriyani Puji. Proses Pengambilan Keputusan Etik dalam Praktek Keperawatan.
2015. Hal 3-4

11

Anda mungkin juga menyukai