Metastasis Paru
Metastasis Paru
Metastasis merupakan penyebaran kanker dari situs awal ke tempat lain di dalam tubuh,
sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor utama, masuk pembuluh darah, ikut bersirkulasi
dalam aliran darah, dan tumbuh di jaringan normal yang jauh dari tumor asalnya. Struktur paru
merupakan tempat yang paling sering terjadi metastasis pada pasien dengan penyakit keganasan,
dan biasanya rongga thorax merupakan tempat utama terdetek di suatu metastasis paru, pada
penderita tumor yang banyak memiliki akses pembuluh darah.
Adanya metastasis paru merupakan tanda bahwa penyakit yang diderita telah menjalar
dan membuat prognosis menjadi buruk. Metastasis paru juga memperlihatkan adanya suatu
keganasan dalam suatu penyakit.
Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas, tumor jinak tidak pernah bermetastasis. Jalur
metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas langsung menempel
pada tempat tertentu.
PEMBAHASAN
I. DEFINISI
Metastase paru adalah keganasan pada paru yang merupakan penyebaran dari
proses keganasan di organ / tempat lain.
5. Penyebaran endobronkhial
Dari tumor jalan nafas. Mekanisme metastasis ini jarang terjadi. Penyebaran ini
biasanya terjadi pada pasien dengan Ca bronkhioloalveolar. Namun dapat dilihat juga
pada kanker paru lainnya.
III. GEJALA
Gejala biasanya muncul pada pasien pasien yang mengalami metastasis multiple
(80 95%). Dyspneu dapat terjadi sebagai akibat dari masa tumor yang menggantikan
jaringan parenkim paru, obstruksi jalan nafas, maupun efusi pleura. Dyspneu yang tiba tiba
berhubungan dengan perkembangan yang cepat dari suatu efusi pleura, pneumothoraks,
maupun perdarahan ditempat lesi.
Walaupun pada metastasis paru pasien dapat dikatakan tanpa gejala akibat
metastasisnya, namun pasien hampir selalu memiliki gejala akibat tumor primer yang
dideritanya. Ketika metastasis paru ditemui tanpa adanya gejala gejala pada tempat yang
diduga pusat tumornya, maka kita harus curiga akan adanya silent tumor, seperti tumor
pankreas maupun kandung empedu.
Pasien dengan limfangitis karsinomatosa biasanya mengalami dyspneu yang
progresif, dan batuk kering. Metastasis endobronkhial biasanya menyebabkan wheezing atau
hemoptosis. Metastasis yang menjalar ke pleura dapat menyebabkan nyeri pleura, dan
metastasis apikal, dapat menyebabkan sindrom pancoast. Hipertrofi pulmoner osteoarthropati
biasanya jarang terjadi. Pneumothorax merupakan komplikasi yang jarang dengan metastasis
paru, kecuali bagi penderita osteosarkoma sebagai tumor primernya. Pada kasus kasus
sebelumnya, sampai 5% pasien dapat mengalami pneumothorax lebih sering pada saat
menjalani kemoterapi.
Foto X Ray dada biasanya merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya metastasis paru. Namun dapat juga metastasis paru ditemukan secara
tidak sengaja waktu dilakukan pemeriksaan dengan foto X Ray.
Computed Tomography (CT) scan memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada foto
X Ray dada, dan dapat memperlihatkan nodul nodul yang lebih kecil daripada teknik
lainnya.
High Resolution CT (HRCT) merupakan pemeriksaan pilihan untuk memperlihatkan
adanya limfangitis karsinomatosis dan penjalarannya.
FOTO X - RAY DADA
1. Foto thoraks PA
Indikasi : - Sering dilakukan untuk pemeriksaan rutin
1. Paru
2. Pleura
Metastasis ke pleura sering berasal dari karsinoma payudara, dan tampak sebagai lesi
masa, walaupun manifestasi yang paling sering adalah efusi pleura, yang menutupi kelainan
yang mendasari.
3. Kelenjar Limfe
CT sangat akurat dalam mendeteksi pembesaran kelenjar limfe hilus dan mediastinum
(kelenjar yang berukuran kurang dari 1 cm dan bukan merupakan metastasis).
4. Invasi lokal
Perikardium yang menyebabkan efusi pericardium yang bersifat ganas ; kompresi atau
obstruksi vena kava superior; paralisis nervus frenikus; tomor Pancoast.
5. System skeletal : iga, tulang belakang torakal, bahu.
Deposit dapat bersifat litik, misalnya dari payudara, sklerotik dari pancoast, atau
gabungan keduanya.
Noduler
Cannon ball / golf ball contohnya pada : sarcoma, carsinoma, seminoma, colon,
ginjal.
Metastasis Milier
Cannon ball / coin lesion
Nodul paru merupakan gambaran manifestasi metastasis paru yang umum didapati. Pada
kebanyakan kasus, nodul ini tersebar secara hematogen, sehingga tempat predominannya berada
di dasar paru yang menerima lebih banyak darah daripada lobus atas paru.
Nodul nodul ini biasanya bertepi jelas dan berbentuk bulat maupun berlobulasi. Nodul
yang berdinding tipis dapat terlihat pada keadaan terdapatnya darah yang mengelilingi nodul
tersebut.
Kavitasi dari metastasis jarang muncul seperti pada tumor primer paru, namun dapat
muncul kira kira pada 5% kasus.kavitasi dapat terlihat sebagai nodul yang sangat kecil. Namun
begitu, struktur kavitas ini berbeda secara histologis. Kavitasi sering terjadi pada Ca sel
skuamosa dan Ca sel transisional, tapi juga bisa terjadi pada adenokarsinoma, sebagian dari
kolon, juga pada sarkoma. kavitasi ini juga dapat meningkatkan resiko terjadinya
pneumothoraks.
Kalsifikasi pada metastasis, sering terlihat pada sarkoma osteogenik, chondrosarkoma,
synovial sarkoma, Ca tiroid, dan adenokarsinoma mucinosa.
Nodul soliter
Metastasis paru yang soliter jarang terjadi, kira-kira hanya sebanyak 2 10% dari
seluruh nodul soliter. Lesi primer yang paling sering membuat nodul soliter yaitu Ca kolon,
osteosarkoma, Ca ginjal, testes, maupun Ca mammae. Dan juga melanoma maligna. Ca kolon,
khususnya pada area rectosigmoid, menghasilkan kira-kira sepertiga kasus yang berhubungan
dengan metastasis paru yang soliter. Harus dipikirkan bahwa banyak pasien yang menunjukkan
suatu nodul soliter pada foto polos dada, memiliki nodul-nodul multiple saat diperiksa dengan
CT, dengan 1 nodul dominan.
Biasanya sulit untuk menghilangkan pemikiran adanya nodul soliter metastasis dari Ca
paru primer pada foto thoraks, maupun CT Scan. Pada HRCT Scan, kira-kira 1,5 x dari nodul
nodul metastasis memperlihatkan tepi yang tidak rata. Nodul-nodul tersebut dapat bulat maupun
oval, atau dapat pula memiliki batas yang berlobus-lobus. Tepi yang ireguler dengan spikulasi
dapat merupakan akibat dari reaksi desmoplastik maupun infiltrasi tumor pada batas sekitar
daerah limfatik maupun bronkovaskular.
Nodul multiple
Jumlah dan ukuran nodul-nodul tersebut sangat bervariasi.nodul dapat terlihat sangat
kecil (miliar) dan sangat banyak. Hal seperti ini biasanya dapat kita lihat pada tumor dengan
perdarahan yang baik (seperti Ca tiroid, renal cell Ca, adenokarsinoma, sarkoma) dan juga dapat
memperlihatkan sebaran dari emboli tumor yang masif.
Limfangitis metastase
Metastasis limfangitis
Kondisi yang mungkin menjadi diferensial diagnosis nodul soliter termasuk lesi jinak
seperti hamartoma, granuloma (misalnya pada tuberculosis, histoplasmosis, granulomatosis
Wegener), abses pulmonal, infark, fibrosis fokal, dan neoplasma bronchial primer.
Kondisi yang mungkin menjadi diferensial diagnosis nodul multiple hampir sama seperti
metastasis paru pada nodul soliter, yaitu abses granulomatosa, infark multiple, dan sarkoidosis.
Indikasi CT Scan
a. Indikasi untuk CT Scan tergantung kepada temuan foto polos, jika dicurigai adanya
neoplasma yang menyebar di paru, dan untuk melihat kemajuan setelah dilakukan
pengobatan.
b. Jika pada foto polos biasa memperlihatkan adanya gambaran metastasis, maka CT
Scan tidak diperlukan untuk menunjukkan adanya lesi tambahan. Jika pada
pemeriksaan foto polos tampak normal pada pasien dengan teratoma atau
osteosarkoma dan tanpa gejala metastasis dimanapun, maka penelusuran terhadap
metastasis paru dapat merubah pengobatan pasien. Jika foto polos mendeteksi adanya
metastasis yang soliter maupun jika ada rencana untuk pembedahan terhadap
metastasis paru, maka CT Scan menjadi indikasi.
Teknik pemeriksaan
Temuan radiologis
CT Scan menjadi suatu modalitas pilihan untuk mendeteksi metastasis tumor dan
untuk perencanaan pembedahan dan follow up pasien dengan metastasis paru.
Sensitivitasnya lebih tinggi daripada foto thoraks biasa, maupun tomografi linear (yang
telah digantikan dengan CT) dihasilkan dari kurangnya superimposisi dari strukturnya
dan tingginya resolusi kontras dari nodul nodul jaringan lunak di parenkim paru.
Sebagian lesi pada apeks dan basal yang dekat dengan jantung, mediastinum dan pleura
dapat tidak terlihat hanya dengan foto thoraks biasa, namun dengan CT Scan, gambaran
tersebut dapat terlihat.
Temuan radiologis
Spin echo MRI dengan 0.35 T magnet dapat mendeteksi adanya nodul
disekitar pembuluh darah, yang hampir selalu tidak terlihat dengan CT Scan. Namun,
nodul yang terletak dekat dengan diafragma terkadang luput juga dengan MRI
dikarenakan adanya gerakan selama respirasi.
Menurut sebuah studi, turbo spin echo (TSE) konvensional lebih sensitif dalam
mendeteksi metastasis paru dibandingkan dengan single shot TSE, maupun 3D gradient
echo sequences.
3. ULTRASONOGRAPHY (USG)
Temuan radiologis
1. Patel, R. Pradip. 2007. Lecture Notes : Radiologi. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Erlangga.
2. Rasad, Sjahriar. 2006. Radiologi diagnostik. Edisi 2. Jakarta. Balai penerbit FKUI.
Livingstone.