PEMBAHASAN
1. Definisi
Kolitis Ulseratif adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa dan
submukosa kolon. (White. Y., Owen, F., Sibbald, J. & Crookes, P. A. Patofisiologi Aplikasi
Pada Praktik Keperawatan. 2009.321)
Kolitis Ulseratif adalah penyakit peradangan yang ditandai oleh reaksi jaringan di
dalam usus yang menyerupai reaksi yang disebabkan oleh patogen mikrobiologi yang
dikenal seperti Shigella. ( Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006 )
Kolitis Ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa
kolon dan rektum. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 1106).
Jadi, Kolitis Ulseratif adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa
dan submukosa kolon, ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang menyerupai reaksi
yang disebabkan oleh patogen mikrobiologi yang dikenal seperti Shigella, disertai masa
remisi dan eksaserbasi yang berganti- ganti dan dapat berlangsung dalam jangka waktu
yang lama.
2. Etiologi
Etiologi kolitis ulseratifa belum diketahui, namun terdapat faktor predisposisi yang
bekaitan sebagai penyebab penyakit kolitis adalah keturunan, imunologi, infeksi virus atau
bakteri (masih spekulatif), kolitis ulseratif tidak disebabkan oleh distres emosional atau
sensitifitas terhadap makanan, tetapi faktor-faktor ini mungkin dapat memicu timbulnya
gejala pada beberapa orang. ( Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006 )
4. Manifestasi klinis
Terdapat 3 jenis klinis kolitis ulseratif yang sering terjadi, dikaitkan dengan frekuensi
timbulnya gejala. kolitis ulseratif fulminan akutditandai oleh awitan yang mendadak
disertai diare parah (10 sampai 20kali/hari), berdarah, nausea, muntah, dan demam yang
menyebabkan berkurangnya cairan dan elektrolit dengan cepat. Seluruh kolon dapat
terserang disertai dengan pembentukan trowongan dan pengelupasan mukosa, yang
menyebabkan hilangnya darah dan mukus dalam jumlah banyak. Jenis kolitis ini terjadi pada
sekitar10% penderita.
Sebagian besar penderita kolitis ulseratif mengalami type kolitis kronis intermiten.
Awitan cenderung perlahan selama berbulan-bulan dan biasanya berlangsung 1-3 bulan
bahkan hingga bertahun-tahun. Mungkin terjadi sedikit atau tidak terjadi demam. Demam
dapat timbul pada bentuk penyakit yg lebih berat dan serangan dapat berlangsung 3-4
bulan, kadang digolongkan sebagai type kronis continue. Pada typekolitis ulseratif kronis
continue pasien terus-menerus mengalami diare. Dibandingkan dengan type intermiten
kolon yang terserang lebih sering terjadi komplikasi.
Pada kolitis ulseratif bentuk ringan, terjadi diare ringan dengan perdarahan ringan dan
intermiten. Pada penyakit yang berat, defekasi terjadi lebih dari 6 kali sehari disertai banyak
darah dan mukus. Kehilangan darah dan mukus yang berlangsung kronis dapat
mengakibatkan anemia dan hypoproteinemia. Nyeri kolik hebat ditemukan pada abdomen
bagian bawah dan sedikit mereda bila defekasi.( Silvya A. Price & Lorraine M. Wibson, 2006).
5. Patofisiologi
6. Pemeriksaan diagnostik
2. Terapi Obat.
Obat-obatan sedatife dan antidiare/antiperistaltik digunakan untuk mengurangi
peristaltic sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi.
Menangani Inflamasi :Sulfsalazin(Azulfidine) atau Sulfisoxazal (Gantrisin).
Antibiotic : Digunakan untuk infeksi.
Azulfidin : Membantu dalam mencegahkekambuhan.
Mengurangi Peradangan : Kortikosteroid (Bila kortikosteroiddikurangi/
dihentikan, gejala penyakit dapat berulang. Bila kortikosteroid dilanjutkan gejala
sisa merugikan seperti hipertensi, retensi cairan, katarak, hirsutisme
(pertumbuhan rambut yang abnormal). (Brunner & Suddarth, 2002)
b. Penatalaksanaan keperawatan
- Masukan diet dan cairan
Cairan oral, diet rendah residu-tinggi protein-tinggi kalori, dan terapi suplemen vitamin
dan pengganti besi diberikan untuk memenuhui kebutuhan nutrisi. Ketidak-
seimbangan cairan dan elektrolit yang dihubungkan dengan dehidrasi akibat diare,
diatasi dengan terapi intravena sesuai dengan kebutuhan. Adanya makanan yang
mengeksaserbasi diare harus dihindari. Susu dapat menimbulkan diare pada individu
intoleran terhadap lactose.Selain itu makanan dingin dan merokok juga dapat
dihindari, karena keduanya dapat meningkatkan mortilitas usus. Nutrisi parenteral
total dapat diberikan. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 1106-1107).
- Psikoterapi
Ditujukan untuk menentukan faktor yang menyebabkan stres pada pasien,
kemampuan menghadapi faktor- faktor ini, dan upaya untuk mengatasi konflik
ehingga mereka tidak berkabung karena kondisi mereka. ( Silvya A. Price & Lorraine M.
Wibson, 2006 )
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kepala sampai dengan kaki, hanya saja pada pasien kolitis
pemeriksaan yang dilakukan dipusatkan pada bagian abdomen bawah pada saat
dilakukan inspeksi terlihat pembengkakan pada abdomen, terdapat nyeri tekan pada
abdomen, terdapat bunyi pekak pada saat dilakukan perkusi , bising usus lebih dari
normal.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan kolitis ulserative
adalah :
Diagnosa 1
Diagnosa Keperawatan : kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare
Tujuan : menunjukkan hidrasi yang baik
Kriteria Hasil : - Dibuktikan oleh tanda vital stabil
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Tidak ada muntah.
Perencanaan
No.
Intervensi Rasional
Dx Pantau intake dan output Memberikan informasi
1 Kaji tanda vital (TD, nadi, suhu) tentang status cairan atau
Berikan cairan intavena, elektrolit volume sirkulasi dan
dan vitamin K kebutuhan pengganti
Perhatikan tanda atau gejala Hipotensi (termasukpostural),
peningkatan atau berlanjutnya takikardia, demam dapat
mual dan muntah menunjukan respon terhadap
Pemberian obat anti diare dan efek kehilangan cairan.
Mempertahankan volume
sirkulasi dan memperbaiki
ketidakseimbangan
Muntah berkepanjangan
dapat menimbulkan depisit
natrium, kalium dan klorida.
Menurunkan kehilangan
cairan dari usus
Diagnosa 2
Diagnosa 3
Diagnosa keperawatan : kurangnya pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan anoreksia, mual, muntah
Tujuan : tercapainya berat badan normal dan
mempertahankannya
Kriteria hasil : mual dan muntah hilang
Perencanaan
No.
Intervensi Rasional
Dx 3 Ciptakan lingkunganyang bersih, Untuk meningkatkan napsu makan
nyaman, dan jauh dari bau tidak dan menurunkan mual
sedap Dapat mengurangi mual dan
Pantau minuman seduhan saat menghilangkan gas
makan bila toleran Berguna dalam membuat kebutuhan
Konsul dengan ahli diit dan nutrisi melalui rute yang paling
pendukung nutrisi tepat
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
http://mishoiry.blogspot.co.id/2013/12/askep-pasien-gangguan-pencernaan-kolitis_4926.html
Brunner dan Suddarth .2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2.Jakarta : EGC
Nancy. R. Ahern, Judith M. Wilkinson. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC
Silvya A. Price , lorraine M. Wilson. Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit , vol 1
edisi 6, jakarta: EGC
TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
ASUHAN KEPERAWATAN KOLITIS
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
TA. 2016/2017