Anda di halaman 1dari 2

5 September 2017

REFLEKSI DIRI
Mengambil Darah Vena
Thatiana Dwi Arifah, 1206244346

Hari ini merupakan hari kedua saya menjalani praktik Keterampilan Dasar Profesi
Keperawatan (KDP) dinas sore bersama Kak Irma. Di hari kedua ini saya sangat senang karena
banyak tindakan yang saya lakukan dengan supervisi kakak perawat dan teman ataupun
mandiri. Meskipun hari ini lelah, namun saya sangat puas karena dapat memaksimalkan waktu
tersebut. Di tambah lagi ada dua keluarga klien yang sering memanggil saya meskipun hanya
sekedar tindakan yang ringan seperti mengganti cairan infusan yang sudah habis ataupun
macet, namun saya sangat senang sudah ada sedikit trust dari keluarga pasien terhadap saya.
Terkadang saat keluarga klien memanggil saya tidak perlu menanyakan lagi nama pasiennya,
karena sudah mengenal wajah keluarganya meskipun belum mengenal namanya.

Salah satu tindakan yang akan saya refleksikan hari ini adalah supervisi tindakan mengambil
darah vena. Bp. T direncanakan untuk pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL) pada pukul
14.30. Sebelum akhirnya berhasil melakukan pengambilan darah vena pada Bp. T, saya juga
melakukan pengambilan DPL pada Bp. S pada pukul 12.30 yang disupervisi oleh kakak
perawat namun saya tidak berhasil mengambil darah pasien tersebut, sehingga jarum dicabut
kembali dan ditusuk kembali oleh kakak perawat yang akhirnya berhasil mengambil darah
pasien tersebut. Saya merasa kecewa karena tidak dapat melakukannya, saya menyadari
sebenarnya saya dapat melakukannya jika saya tidak langsung menyerah begitu saja saat tidak
berhasil mengaspirasi darah. Dari tindakan serupa yang saya observasi bahwa saat menusuk
jika tidak langsung dapat darahnya, seharusnya posisikan jarum tersebut agar mengenai
pembuluh darahnya saat jarum sudah masuk ke kulit pasien hingga akhirnya darah dapat
diaspirasi. Selain itu, saya juga lupa untuk menarik permukaan kulit di bawah area penusukan
agar pembuluh darah pasien tersebut tidak berpindah. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
oleh DeLaune & Ladner (2011) untuk menempatkan ibu jari atau jari telunjuk dari tangan
nondominan 1 inci (2,5 cm) dibawah area penusukan hal tersebut dilakukan untuk membantu
menstabilkan vena selama penusukan. Kedua hal tersebut yang saya terapkan pada Bp. T
hingga akhirnya saya berhasil melakukannya.
Keberhasilan tersebut yang membuat saya ingin lagi melakukan tindakan serupa, pukul 18.00
saya mendapat kesempatan untuk melakukan pemasangan infus pada ibu T dengan ukuran 22
gauge dikarenakan penvlon yang ada pada kedua tangan Ibu T lepas menurut penjelasan
keluarga pasien. Meskipun belum berani untuk melakukan tindakan secara mandiri sehingga
masih dibantu oleh kakak perawat, saya berhasil melakukan venipuncture dengan menerapkan
kedua hal tersebut. Hal lain yang belum saya lakukan dengan baik adalah komunikasi secara
terapeutik dengan pasien maupun keluarga, karena capaian utama dari KDP adalah mencapai
target tindakan yang jumlahnya tidak sedikit, sehingga saya hanya fokus pada keberhasilan
tindakan saja.

Dari pengalaman tersebut, saya menyadari untuk mengevaluasi tindakan secara cepat sehingga
saat ada kesempatan datang dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Rencana selanjutnya
agar saya dapat lebih dapat melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang baik adalah
melakukan bina hubungan saling percaya dahulu pada klien maupun keluarga dan tetap
memperhatikan teknik yang baik dan benar saat tindakan.

Referensi:

DeLaune, Sue C & Ladner, Patricia K (2011). Fundamental of Nursing: Standards and
Practice (4th ed.). USA: Delmar Cengge Learning.

Anda mungkin juga menyukai