Anda di halaman 1dari 11

ACARA IV

TRANSFER MASS UAP AIR MELEWATI KEMASAN PLASTIK PE DAN PP

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara Transfer Uap Air Melewati Plastik PE dan PP
adalah :
1. Menentukan laju transfer massa uap air melewati kemasan plastik PE dan PP.
2. Menentukan permebilitas uap air kemasn plastik PE dan PP.
3. Mengertahui pengaruh jenis bahan dan ketebalan pengemas terhadap
permeabilitas uap airnya.

B. Tinjauan Pustaka
Benda plastik didefinisikan sebagai bahan yang tidak mengalami
deformasi permanen sebelum tekanan luluh tertentu telah terlampaui. Benda
plastik sempurna yang tidak menunjukkan keelastikan akan mempunyai perilaku
tekanan-regangan yang ideal. Pada kenyataannya, sedikit saja benda yang betul-
betul plastik, kebanyakan itu plasto-elastik atau plastoviskoelastik
(Deman, 1989).
Kemasan terhadap bahan pangan dimaksudkan untuk membatasi antara
bahan pangan dalam keadaan normal sekelilingnya, untuk menunda proses
kerusakan dalam jangka waktu yang diinginkan. Pengemasan yang baik dapat
mencegah penularan bahan pangan oleh mikroorganisme yang berbahaya.
Pengaruh kadar air dan aktivitas air (aw) sangat penting dalam menentukan daya
awet dari bahan pangan. Hal itu karena keduanya mempengaruhi sifat-sifat fisik
(misalnya pengerasan, pengeringan) (Supardi, 1999).
Polietilen (PE), unsur atom-atom karbonnya bergabung melalui ikatan
kovalen yang kuat. Antara rantai satu dengan yang lain dihubungkan oleh ikatan
Vander Waals yang sifatnya jauh lebih lemah sehingga memberikan efek plastis.
Terdapat dua jenis polietilen yaitu Polietilen Densitas Rendah (PEDR) dihasilkan
dari proses polimerisasi pada tekanan tinggi. Bahan ini bersifat kuat,agak tembus
cahaya, fleksibel dan permukaannya terasa agak berlemak. Di bawah temperatur
60 C sangat resisten terhadap sebagian besar senyawa kimia. Di atas temperatur
tersebut polimer ini menjadi larut dalam pelarut karbon dan hidrokarbon klorida.
Daya proteksinya terhadap uap air baik, tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain
seperti oksigen. Titik lunaknya rendah, sehingga tak tahan untuk proses
steriilisasi dengan uap panas dan bila ada senyawa kimia yang bersifat polar akan
mengalami stress cracking (retak oleh tekanan) (Sulchan, 2007).
Secara periodik perubahan berat diukur dengan timbangan analitis dengan
keteltian kurang dari 1% terhadap besarnyaperbedaan berat yang diukur dari
periode ke periode berikutnya. Dari data berat dan waktu dapat ditentukan
besarnya laju transmisi uap air (Water Vapour Rate Transmission/WVTR).
Besarnya laju transmisi uap air (WVTR) dan permeabilitas dihitung berdasrkan
WVTR menyatakan besarnya laju transmisi uap pada kondisi seimbang (steady)
dalam satuan gram per hari per m2 luasan (Lastriyanto, 2007).
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual,
dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan
atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau
pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu
bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya (Mareta, 2011).
Laju migrasi monomer ke dalam bahan yang dikemas tergantung dari
lingkungan. Konsentrasi residu vinil klorida awal 0.35 ppm termigrasi sebanyak
0.020 ppm selama 106 hari kontak pada suhu 25C. Monomer akrilonitril keluar
dari plastik dan masuk ke dalam makanan secara total setelah 80 hari kontak
pada suhu 40C. Semakin tinggi suhu maka semakin banyak monomer plastik
yang termigrasi ke dalam bahan yang dikemas. Oleh karena itu perlu penetapan
tanggal kadaluarsa pada bahan yang dikemas dengan kemasan plastik (Winarno,
1990).
Kemasan yang baik dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi
aliran kedua bahan dan informasi dalam rantai suplai makanan. Lingkaran luar
merupakan siklus rantai pasokan dari bahan baku melalui pembuatan,
pengemasan, distribusi penggunaan produk, dan pembuangan. Pengemasan,
dalam satu bentuk atau lain (seperti kantong, kontainer, gendang, palet), secara
tradisional digunakan untuk memfasilitasi aliran bahan dari satu lokasi ke lokasi
lain, dengan melakukan fungsi dasar penahanan dan perlindungan produk
(Yam, 2005).
Untuk memenuhi peningkatan harapan konsumen, makanan harus aman.
Meliputi secara konsisten kualitas yang baik dan atribut sensori, sehat dan murah
dan harus memiliki umur simpan yang baik. Salah satu cara untuk menyimpan
bahanpangan dengan baik, yaitu dilakukan pengemasan makanan (wadah,
pembungkus plastik) (Ray, 2006).

C. Metodologi
1. Bahan dan Alat
a. Gel silika
b. Plastik PP dan PE dengan ketebalan : 0,03 dan 0,08
c. Plastik Sealer
d. Termometer
e. Higrometer
2. Cara Kerja

Silica gel

Dimasukkan ke dalam plastik PE dan


PP, direkatkan dengan sealer

Ditimbang kemasan beserta isinya =


berat awal

Disimpan di suhu ruang (suhu dan RH


dicatat), dicari P0 pada tabel uap

Ditimbang kemasan dan isinya setiap


hari selama 5 hari

Dibandingkan plot grafik total, dilakukan


regresi linier

Ditentukan WVTR dan permeabilitas

Dibuat Pembahasan
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1 Perubahan berat plastik PE dan PP


WVTR g
Jenis Berat Wadah dan Isi g H2O/har
Kel. A (m2)
Kemasan H2O/hari i m2
m2 mmHg
0 1 2 3 4 5
1&2 PE 0,03 7,9 7,9 8,0 8,0 8,0 8,0 0,0046 2,291667 0,19282
0,46194
3&4 PE 0,08 8,8 8,9 8,9 8,9 8,9 9,0 0,0051 5,490196
3
5 &6 PP 0,03 8,7 8,7 8,7 8,7 8,7 8,8 0,0045 3,1778 0,2673
0,37021
7&8 PP 0,08 9,9 9,9 9,9 9,9 10,0 10,0 0,0050 4,4
5
Sumber : Laporan Sementara
Pembahasan :
Gel silika adalah butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat
berpori, silika dibuat secara sintetis dari natrium silikat.Walaupun namanya gel
silika padat. Gel silika adalah mineral alami yang dimurnikan dan diolah
menjadi salah satu bentuk butiran atau manik -manik.
Kemasan memegang peranan penting dalam pengawetan suatu
produk pangan. Adanya wadah atau pembungkus dapat mencegah atau mengurangi
kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya
pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Penggunaan
plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya dalam hal
bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang
dikemas; berbobot ringan; tidak mudah pecah; bersifat transparan atau tembus
pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi
secara massal, harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan
dasar plastik. Dalam menentukan fungsi kemasan sebagai pelindung, maka perlu
dipertimbangkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi daya awet bahan pangan yang
telahdikemas meliputi : (1) sifat alamiah dari bahan pangan dan mekanisme
dimana bahan ini mengalami kerusakan, misalnya kepekaannya terhadap
kelembaban dan oksigen, dan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan
kimia dan fisik didalam bahan pangan, (2) ukuran bahan pengemas sehubungan dengan
volumenya,(3) kondisi atmosfer (terutama suhu dan kelembaban udara), dan (4)
ketahanan bahan pengemas secara keseluruhan terhadap air, gas, penutupan dan
lipatan. Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena) adalahtermoplastik
yang digunakan secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong
plastik. Sekitar 60 juta ton plastik ini diproduksi setiap tahunnya.Polietilena
adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena
(IUPAC:etena). Di industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE,
perlakuan yang sama yang dilakukan oleh Polistirena (PS) dan polipropelina
(PP). Polipropilena atau polipropena (PP) adalah sebuah polimer termo-
p l a s t i k ya n g d i b u a t o l e h industri kimia d a n d i g u n a k a n d a l a m
b e r b a g a i aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil ( c o n t o h n ya t a l i ,
p a k a i a n d a l a m termal dan karpet), alat tulis, berbagai tipe wadah
terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium,pengeras
suara, komponen otomotif dan uang kertas polimer. Polimer adisi yang terbuat
dari propilena monomer, permukaannya tidak rata serta memiliki sifat
resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia, basa dan asam.
Ciri-ciri plastik jenis ini biasanya transparan tetapi tidak jernih atau berawan,
keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tahan terhadap bahan kimia,
panas dan minyak, melunak pada suhu 140 C. Merupakan pilihan bahan plastik
yang baik untuk kemasan pangan, tempat obat, botol susu, dan sedotan.
Energi atau massa dapat dipindahkan dari suatu benda ke benda lain atau
lebih umum dari suatu sistem ke sistem lain. Perpindahan massa ini disebut
transfer massa. Laju transfer massa uap air merupakan proses pengeringan.
Pengeringan ialah suatu proses penguapan air dari suatu produk sampai
mencapai kandungan air kesetimbangan. Air yang diuapkan tersebut, merupakan
air bebas yang terdapat pada permukan produk maupun air terikat yang terdapat
dalam produk.
Permeabilitas air adalah kemampuan untuk melewatkan air. Sifat
permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara menyebabkan plastik mampu
berperan memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan. B i l a permeabilitas
dari kemasannya rendah maka akan meningkatkan kadar air dari produk.
Sehingga dapat merubah tekstur, rasa, dan aroma, bukan hanya itu saja umur
simpan dari produk juga akan berkurang karena bila kadar air meningkat, maka
aktivitas air ( aw ) akan meningkat. Aw merupakan tingkat ketersedian air bebas
dalam bahan pangan untuk berlangsungnya reaksi-reaksi kimia. Biokimia dan
pertumbuhan mikroorganisme yang mungkin dapat menurunkan mutu produk
tersebut. Peningkatan aw akan membuat mikroorganisme tumbuh tak terkendali.
Petumbuhan yang tak terkendali akan menyebabkan kerusakan pada bahan pangan (
produk). Permeabilitas merupakan kemampuan plastik untuk melewatkan air
melalui pori-pori plastik. Maka dapat dikatakan semakin meningkat berat sampel
maka permeabilitas semakin tinggi.
Pada praktikum didapat laju transfer massa uap air pada kelompok 7
adalah 4,4 dan permeabilitas uap air kemasan sebesar 0,370215. Urutan terbesar
sampai ke terkecil laju transfer massa uap air (WVTR), yaitu PE 0,08 ; PP 0,08 ;
PP 0,03 ; PE 0,03. Maka semakin meningkat berat sampel maka permeabilitas
semakin tinggi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi adanya penyimpangan pada perubahan
berat pada sampel, diantarnya: sifat plastik, proses perekatan pada plastik,
kerapatan pengikatan dan suhu penyimpanan plastik. Serta ketelitian praktikan
dalam membaca berat timbangan.
E. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari acara IV Dasar Teknologi Pangan, yaitu :


1. Gel silika adalah butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat
berpori, silika dibuat secara sintetis dari natrium silikat.
2. Urutan terbesar sampai ke terkecil laju transfer massa uap air (WVTR), yaitu
PE 0,08 ; PP 0,08 ; PP 0,03 ; PE 0,03.
3. Semakin meningkat berat sampel maka permeabilitas semakin tinggi.
4. Permeabilitas air adalah kemampuan untuk melewatkan air.
5. Faktor- faktor yang mempengaruhi adanya penyimpangan pada perubahan
berat pada sampel, diantarnya: sifat plastik, proses perekatan pada plastik,
kerapatan pengikatan dan suhu penyimpanan plastik.
DAFTAR PUSTAKA

Deman, John. 1989. Priciples of Food Chemical. University of Guelph. Canada.


Supardi, Imam. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.
Penerbit Alumni. Bandung.
Sulchan, Mohammad. 2007. Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan Styrofoam.
Jurnal Volum: 57, Nomor: 2. Semarang.
Lastriyanto, Anang. 2007. Penentuan Koefisien Permeabilitas Film Edibel Terhadap
Transmisi Uap Air, Gas O2, Dan Gas Co2. Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8
No.3 (Desember 2007). Malang.
Mareta, Dea Tio. 2011. Pengemasan Produk Sayuran Dengan Bahan Kemas Plastik
Pada Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin. VOL. 7. NO 1, 2011: HAL
26 40. Yogyakarta.
Winarno, F.G. 1990. Migrasi Monomer Plastik Ke Dalam Makanan. Di dalam :
S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi
dalam Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi dalam Negeri dan
Ekspor Pangan. Jakarta.
Yam, Kit L. 2005. Intelligent Packaging: Concepts and Applications. Vol. 70, Nr. 1.
Israel.
Supid, Ray. 2006. The Potential Use of Polymer-Clay Nanocomposites in Food
Packaging. International Journal of Food Engineering, Vol. 2 [2006], Iss. 4, Art.
5. Australia.
DRAFT ACARA IV
DASAR TEKNOLOGI PANGAN

Kelompok 7 :
Afid Fuad (H3112002)
Anindya S (H3112011)
Cindy Adella M (H3112018)
Dhodik K (H31120 )
Gladys C (H3112038 )
Kemala N (H3112046 )

DIII TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKRTA
2013
LAMPIRAN

Perhitungan :
y = a + bx


Laju transfer massauap air (WVTR) =


=


Permeabilitasuap air kemasan () =

WVTR
=
Po x RH
1. Kelompok 7 dan 8 (PP 0,08)
y = 0,022x + 9,876
0,022
WVTR =
0,0050

= 4,4 g H2O/hari m2
4,4
=
23,777x0,5
4,4
=
11,8885

= 0,370215 g H2O/hari m2 mmHg

Anda mungkin juga menyukai