Anda di halaman 1dari 4

4 Sifat Wajib/Mustahil Bagi Rasul


:
{

. }

:

{

{ }
}

PELAJARAN KEDELAPAN: SIFAT PARA RASUL

SYARAH:

Sebagaimana para malaikat, yang selalu patuh kepada perintah Allah, dan tidak pernah
sekalipun melanggar larangan Allah, maka para nabi dan rasul Allah juga demikian. Mereka
adalah orang-orang yang dijaga Allah dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para
nabi dan Rasul adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangannya. Allah telah menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus ke dalam perbuatan
dosa, sejak mereka baru lahir, begitu pula setelah diangkat menjadi nabi dan rasul.

Telah diyakini bahwa para rasul yang diutus Allah, mereka adalah laki laki merdeka yang
telah dipilih dengan sempurna dan dilengkapi dengan keistimewaan yang tidak dimiliki
makhluk biasa. Begitu pula telah diberikan kepada mereka sifat-sifat kesempurnaan dengan
tujuan untuk menguatkan risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan kepada
mereka empat sifat kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul, yaitu Shidiq
(Jujur), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah (cerdas).

1. SHIDIQ (JUJUR)

Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan
kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima
dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan
kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya setiap
rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai manusia harus
meyakinkanya dan beritikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau
perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para rasul
bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah.
Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah dibekali dengan mukjizat mukjizat
yang harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya. Dan tidak mungkin harus diyakini dan
diteladani jika mereka (para rasul) itu tidak jujur. Tentu setelah itu apa yang telah
diperintahkan Allah melalui perantaraan para rasul, kita sebagai muslim harus mengikuti
dengan taat dan apa yang dilarang Allah kita tinggalkan.

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah, (al-Hasyr, 7)

2. AMANAH (DIPERCAYA)

Amanah berarti bisa dipercaya baik dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini
bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul
akan terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama,
begitu pula hal yang melanggar etika.

Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (asy-syuara
143)

Maka hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan, pencurian,
meminum minutan keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin
memiliki sifat hasud, riya, sombong, dusta dan sebagainya. Jika para rasul telah melanggar
etika berarti mereka telah bekhianat dan Allah tidak menyukai manusia yang berkhianat.

Allah berfirman, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.(al-


Anfal, 58)

:

}
{


.

:
.

{
}

3. TABLIGH (MENYAMPAIKAN)
Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima
dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah
memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi
manusia untuk menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai
bukti atau saksi akan kebenaran wahyu itu.

Allah berfirman, (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka


takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah.
Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan. (al-Ahzab, 39).

Hal ini bisa dikiyaskan bahwa jika Allah memberikan wahyu kepada para rasul untuk tidak
disampaikan atau dirahasiakan kepada manusia, maka tidak wajib bagi manusia untuk
mempelajarinya. Sedangkan menyampaikan adalah hal yang wajib dan menyembunyikan
adalah hal yang terlaknat dan tercela.

4. FATHONAH (CERDAS)

Dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi
khusus agar wahyu yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang
disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib
memiliki sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-
orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.

Maka diharuskan bagi kita untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang
paling sempurna dalam penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan
wahyu yang diutus pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya
maka mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu
hujjah bagi mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.

Allah berfirman: Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. (al-Anam, 83)

:


{
}


.
SIFAT MUSTAHIL BAGI RASUL

Telah diterangkan di atas sifat sifat wajib para rasul yang harus diimani oleh setiap muslim
yaitu: Shidiq (jujur), Amanah (bisa dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah
(cerdas). Adapun kebalikan dari sifat sifat wajib para rasul adalah sifat sifat mustahil yaitu
Kidhb (Bohong), Khianah (Berkhianat atau tidak dipercaya), Kitman (menyembunyikan) dan
Baladah (Bodoh).

SIFAT JAIZ BAGI RASUL

Allah telah mengutus para rasul kepada manusia dan telah dihiasi dengan sifat kesempurnaan
melebihi makhluk Allah yang lain, namun mereka tidak akan terlepas dari fitrah kemanusian
yang ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai seorang manusia biasa yang
berprilaku sebagaimana manusia.

Sifat para rasul Allah ini telah membuat mereka melakukan aktifitas sebagaimana manusia
lainnya. Sudah tentu yang dimaksud di sini adalah prilaku dan sifat yang tidak mengurangi
derajat kerasulan mereka di mata manusia. Jadi sifat sifat ini boleh dikatakan jaiz bagi para
rasul, yaitu sifat sifat yang boleh dilakukan dan boleh pula ditinggalkan Seperti makan,
minum, tidur, kawin, istirahan, sakit yang ringan, pingsan, jalan ke pasar pasar, berniaga dan
semacamnya.

Sedangkan prilaku dan sifat yang bisa merendahkan derajat kerasulan, mereka akan
terpelihara dan dipelihara oleh Allah dan sudah pasti perilaku dan sifat itu tidak pernah
dilakukannya. Dan inilah yang membedakan mereka dengan manusia yang lain.





Allah berfirman, Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka
sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (al-Furqon, 20)

Anda mungkin juga menyukai