Akuntansi Joint Venture
Akuntansi Joint Venture
BAB I
PENDAHULUAN
2. Ditarik sebuah promes Rp.10.000,00 dengan bunga 9% jangka waktu 2 bulan, Bunga
dihitung sebagai berikut :
(2/12) x 9% x Rp.10.000 = 150
Kas Rp.9.850
Biaya bunga Rp.150
Wesel bayar Rp.10.000
3. Penjualan kredit barang dagangan Rp.100.000 dan tunai Rp.50.000
Jurnal :
Kas Rp.50.000
Piutang dagang Rp.100.000
Penjualan Rp.150.000
HPP Rp.112.025
Persediaan Rp.112.025
2. Rekening-rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture ada dan dicatat didalam
buku masing-masing anggota,(tidak diselenggarakan pembukuan secara terpisah terhadap
aktiva joint venture atau digabung).
Masing-masing anggota harus mempunyai rekening joint venture pada buku-
bukunya, meskipun masing-masing patner mecatat transaksi-transaksi yang terjadi pada buku
managing patner tetap harus dibentuk rekening joint venture. Misal kas JV, piutang JV, Hutang
JV, dll.
Dalam metode ini, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri.
Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner). Dalam
hal ini, akuntansinya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Managing Partner
Pada dasarnya managing partner akan menyelenggarakan rekening secara lengkap, yaitu
rekening-rekening aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Oleh karena akuntansi tersebut
dicampur dengan akuntansi perusahaannya sendiri, maka untuk membedakannya setiap
rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan istilah joint venture
pada setiap rekening. Rekening-rekening yang diselenggarakan managing partner meliputi :
a. Rekening Aktiva-Joint Venture
b. Rekening Utang-Joint Venture
c. Rekening sekutu atau partner
d. Rekening Joint Venture
2. Non- Managing Partner
Non- managing partner hanya menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu :
a. Rekening Joint Venture
b. Rekening Sekutu (Partner)
1. Rekening Managing Partner
Berikut mekanisme pendebitan dan pengkreditan rekening ini:
v Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
Aktiva joint venture bertambah
Utang joint venture berkurang dan
Modal atau managing partner berkurang
v Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
Aktiva joint venture berkurang
Utang joint venture bertambah dan
Modal atau managing partner bertambah
2. Rekening Sekutu non-Managing Partner yang lain.
Contoh 2 :
Apabila usaha bersama antara Tuan Habibi, Tuan Imam dan Tuan Mulyono seperti pada contoh
1 di muka, pembukuannya diselenggarakan dengan tidak menggunakan buku joint venture
secara terpisah, dan setiap partner mencatat semua transaksi pada bukunya masing-masing,
maka pencatatannya akan tampak sbb:
Penyelesaiaan :
1. 1 September 2012 investasi barang dagangan oleh Tuan Habibi dan Tuan Mulyono
sebesar Rp.60.000 dan Rp.80.000 serta investasi uang tunai Tuan Imam sebesar Rp.70.000
Buku Habibi Joint venture Rp.140.000
Persed. Br. Dagangan JV Rp.60.000
Tuan Mulyono Rp.80.000
Buku Imam Joint venture Rp.140.000
Tuan Habibi Rp.60.000
Tuan Mulyono Rp.80.000
Buku Mulyono Joint venture Rp.140.000
Tuan Habibi Rp.60.000
Persed. Br. Dagangan JV Rp.80.000
2. Investasi tunai oleh Tuan Imam sebesar Rp.70.000 langsung dikirim ke Managing
partner.
Buku Habibi Tuan Mulyono Rp.70.000
Tuan Imam Rp.70.000
Buku Imam Tuan Mulyono Rp.70.000
Kas Rp.70.000
Buku Mulyono Kas-Joint venture Rp.70.000
Tuan Imam Rp.70.000
3. Ditarik sebuah promes Rp.10.000 dengan bunga 9% jangka waktu 2 bulan.
Bunga dihitung sbb: (2/12) x 9% x Rp.10.000= Rp.150
Buku Habibi Joint venture Rp.150
Tuan Mulyono Rp.150
Buku Imam Joint venture Rp.150
Tuan Mulyono Rp.150
Buku Mulyono Kas-Joint venture Rp.9.850
Joint venture Rp.150
Wesel bayar joint venture Rp.10.000
4. Penjualan kredit barang dagangan Rp.300.000
Jurnal :
Buku Habibi Tuan Mulyono Rp.300.000
Joint venture Rp.300.000
Buku Imam Tuan Mulyono Rp.300.000
Joint venture Rp.300.000
Buku Mulyono Piutang dagang JV Rp.300.000
Joint venture Rp.300.000
5. Penerimaan piutang Rp.299.500
Buku Habibi tidak ada pencatatan
Buku Imam tidak ada pencatatan
Buku Mulyono Kas-Joint Venture Rp.299.500
Piutang dagang- JV Rp.299.500
6. Penghapusan piutang dagang Rp.500
Buku Habibi Joint venture Rp.500
Tuan Mulyono Rp.500
Buku Imam Joint venture Rp.500
Tuan Mulyono Rp.500
Buku Mulyono Joint venture Rp.500
Piutang dagang- joint venture Rp.500
7. Pembayaran macam-macam biaya usaha Rp.12.600
Buku Habibi Joint venture Rp.12.600
Tuan Mulyono Rp.12.600
Buku Imam Joint venture Rp.12.600
Tuan Mulyono Rp.12.600
Buku Mulyono Joint venture Rp.12.600
Kas Rp.12.600
8. Pembayaran/pelunasan wesel bayar Rp.10.000
Buku Habibi tidak ada pencatatan
Buku Imam tidak ada pencatatan
Buku Mulyono Joint Venture Rp.10.000
Kas- Joint Venture Rp.10.000
9. 31 Desember 2004 dilakukan pembagian laba (rugi) dengan ketentuan komisi tuan
Mulyono 4% dari penjualan dan bunga modal masing-masing anggota sebesar 6%. Sisanya
dibagi rata.
Menghitung bunga modal:
Habibi = 6% x 4/12 x Rp.60.000 = Rp.1.200
Imam = 6% x 4/12 x Rp.70.000 = Rp.1.400
Mulyono = 6% x 4/12 x Rp.80.000 = Rp.1.600
Menghitung komisi Mulyono:
4% xRp. 300.000 = Rp.12.000
Buku Imam
Kas Rp.86.900
Tuan Habibi Rp.76.700
Tuan Mulyono Rp.163.600
Buku Mulyono
Kas Rp.109.100
Tuan Habibi Rp.76.700
Tuan Imam Rp.86.900
Kas-joint venture Rp.272.700
2.7 Joint Venture yang Belum Selesai
Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah
akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui
rugi-laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui rugi-laba joint venture
yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari pengakuan rugi laba
(pendapatan dan biaya).
Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum selesai ini
menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang diakui dan
pencatatannya akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk perusahaan yang mempunyai modal yang cukup besar,dengan jangkauan pemasaran
yang luas mungkin tidak masalah bila ingin menambah jenis usahanya. Tetapi bagi perusahaan
yang memiliki kendala misalnya dalam bidang modal. Hal itu dapat menjadi masalah untuk
mengembangkan usahanya. Tetapi ada satu cara yaitu dengan melakukan Joint Venture (JV).
Arti dari Joint Venture adalah bentuk usaha bersama, kongsi, atau kerjasama. Joint Venture
adalah satu kerjasama yang mekibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra atau disebut
aliansi strategis. Dalam kerjasama tersebut tentu untuk mendapatkan keuntungan (bidang
ekonomi) merupakan alasan utama. Hal- hal yang mendukung terjadinya kerjasama tersebut
yaitu tersedianya bahan baku yang melimpah, tenaga kerja yang banyak, dan pasar yang
prospektif. Joint venture dapat bersifat nasional dan internasional. Dalam Joint Venture
terdapat perjanjian dalam hal kerjasama berdasarkan pada kontraktual.
3.2 Saran
Alasan dilakukannya Joint Venture di Indonesia karena terbatasnya modal yang dimiliki, juga
skill dan teknologi yang ada. Negara Indonesia sampai saat ini masih memerlukan kehadiran
pemilik modal asing untuk menanamkan modalnya. Karena bila hanya mengandalkan
kekayaan alam, tenaga kerja yang besar tetapi tanpa teknologi dan modal yang mencukupi
maka pertumbuhan ekonomi di Indonesia sulit meningkat. Disini sebenarnya peluang bagi
negara Indonesia untuk dapat menciptakan lapangan kerja, membangun daerah tertinggal, juga
meningkatkan sarana dan prasarana yang ada. Semoga makalah yang saya buat ini dapat
bermanfaat bagi kita untuk menambah wawasan kitakhususnya mengenai Joint Venture.