Anda di halaman 1dari 3

Dalihan Natolu Sumber Hukum Adat Batak.

Re-write : Laris Naibaho


Pengertian Dalihan Natolu secara letterlijk Dalam adat Batak yang paternalistik,
adalah satuan tungku tempat memasak yang yang melakukan peminangan adalah pihak
terdiri dari tiga batu. Pada zamannya, lelaki. Sehingga apabila perempuan sering
kebiasaan masyarakat Batak memasak di datang ke rumah laki-laki yang bukan
atas tiga tumpukan batu, dengan bahan saudaranya, disebut bagot tumandangi sige.
bakar kayu. Tiga tungku itu, dalam bahasa (artinya, dalam budaya Batak tuak
Batak disebut dalihan. Falsafah dalihan natolu merupakan minuman khas. Tuak diambil dari
paopat sihal-sihal dimaknakan sebagai pohon Bagot (enau). Sumber tuak di pohon
kebersamaan yang cukup adil dalam Bagot berada pada mayang muda yang di
kehidupan masyarakat Batak. agat. Untuk sampai di mayang diperlukan
Tungku merupakan bagian peralatan tangga bambu yang disebut Sige. Sige
rumah yang sangat vital. Karena menyangkut dibawa oleh orang yang mau mengambil tuak
kebutuhan hidup anggota keluarga, (maragat). Itulah sebabnya, Bagot tidak bisa
digunakan untuk memasak makanan dan bergerak, yang datang adalah sige. Sehingga,
minuman yang terkait dengan kebutuhan perempuan yang mendatangi rumah laki-laki
untuk hidup. Dalam prakteknya, kalau dianggap menyalahi adat.
memasak di atas dalihan natolu, kadang- Pihak perempuan pantas dihormati,
kadang ada ketimpangan karena bentuk batu karena mau memberikan putrinya sebagai
ataupun bentuk periuk. Untuk istri yang memberi keturunan kepada satu-
mensejajarkannya, digunakan benda lain satu marga. Penghormatan itu tidak hanya
untuk mengganjal. Dalam bahasa Batak, diberikan pada tingkat ibu, tetapi sampai
benda itu disebut Sihal-sihal. Apabila sudah kepada tingkat ompung dan seterusnya.
pas letaknya, maka siap untuk memasak. Hula-hula dalam adat Batak akan lebih
Ompunta naparjolo martungkot salagunde. kelihatan dalam upacara Saurmatua
Adat napinungka ni naparjolo sipaihut-ihut on (meninggal setelah semua anak berkeluarga
ni na parpudi. Umpasa itu sangat relevan dan mempunyai cucu). Biasanya akan
dengan falsafah dalihan natolu paopat sihal- dipanggil satu-persatu, antara lain :
sihal sebagai sumber hukum adat Batak. Bonaniari, Bonatulang, Tulangrorobot,
Apakah yang disebut dengan dalihan Tulang, Tunggane, dengan sebutan hula-hula.
natolu paopat sihal-sihal itu ? dari umpasa di Disebutkan, Naso somba marhula-hula,
atas, dapat disebutkan bahwa dalihan natolu siraraon ma gadong na. Gadong dalam
itu diuraikan sebagai berikut : masyarakat Batak dianggap salah satu
Somba marhula-hula, manat mardongan makanan pokok pengganti nasi, khususnya
tubu, elek marboru. Angka na so somba sebagai sarapan pagi atau bekal/makan
marhula-hula siraraonma gadongna, molo so selingan waktu kerja (tugo).
Manat mardongan tubu, natajom ma Siraraon adalah kondisi ubi jalar (gadong)
adopanna, jala molo so elek marboru, yang rasanya hambar. Seakan-akan busuk
andurabionma tarusanna. dan isisnya berair. Pernyataan itu
Itulah tiga falsafah hukum adat Batak mengandung makna, pihak yang tidak
yang cukup adil yang akan menjadi pedoman menghormati hula-hula akan menemui
dalam kehidupan sosial yang hidup dalam kesulitan mencari nafkah.
tatanan adat sejak lahir sampai meninggal Dalam adat Batak, pihak borulah yang
dunia. menghormati hula-hula. Di dalam satu
Somba marhula-hula wilayah yang dikuasai hula-hula, tanah adat
Hula-hula dalam adat Batak adalah selalu dikuasai oleh hula-hula. Sehingga boru
keluarga laki-laki dari pihak istri atau ibu, yang tinggal di kampung hula-hulanya akan
yang lazim disebut tunggane oleh suami dan kesulitan mencari nafkah apabila tidak
tulang oleh anak. menghormati hula-hulanya. Misalnya, tanah
adat tidak akan diberikan untuk diolah boru seluruh marga A yang kalau ditarik silsilah ke
yang tidak mnghormati hula-hula (baca elek bawah, belum saling kawin.Gambaran dongan
marboru) tubu adalah sosok abang dan adik. Secara
psikologis dalam kehidupan sehari-hari
Dalam budaya Batak, ada umpasa Litok aek hubungan antara abang dan adik sangat erat.
ditoruan, tujulu ni jalanan. Hal ini terjadi Namun satu saat hubungan itu akan
apabila dalam suatu keluarga terdapat renggang, bahkan dapat menimbulkan
penderitaan atau kesusahan hidup. Ada pertumpahan darah.
pemikiran, semasa hidup pendahulu dari Angka naso manta mardongan tubu, na
generasi yang sengsara atau menderita itu tajom ma adopanna. Ungkapan itu
ada sikap-sikap yang tidak menghormati mengingatkan, na mardongan tubu (yang
hula-hula, sehingga pernyataan siraraon do semarga) potensil pada suatu pertikaian.
gadongna dianggap menjadi bala dalam Pertikaian yang sering berakhir dengan adu
kehidupannya. Untuk menghilangkan bala itu, fisik.
diadakanlah upacara adat mamboan Dalam adat Batak, ada istilah panombol
sipanganon untuk memohon ampun apabila atau parhata yang menetapkan perwakilan
ada kesalahan-kesalahan generasi terdahulu suhut (tuan rumah) dalam adat yang
kepada pihak hula-hula. Upacara mamboan dilaksanakan. Itulah sebabnya, untuk
sipanganon disampaikan kepada keturunan merencanakan suatu adat (pesta kawin atau
pihak hula-hula setaraf generasi terdahulu kematian) namardongan tubu selalu
atau tingkat yang dianggap pernah terjadi membicarakannya terlebih dahulu. Hal itu
kesalahan itu. berguna untuk menghindarkan kesalahan-
Dalam berbagai agama, ibu sangat kesalahan dalam pelaksanaan adat.
diagungkan. Bahkan ada ungkapan sorga ada Umumnya, Panombol atau parhata diambil
ditelapak kaki ibu. Dalam agama Kristen, setingkat di bawah dan/atau setingkat di atas
hukum Taurat ke V menyebutkan, hormatilah marga yang bersangkutan.
ibu-bapamu agar lanjut usiamu, dst. Tidaklah Apabila dalam suatu adat Batak terdapat
bertentangan bila falsafah dalihan na tolu pelecehan atau sikap meremehkan teman
somba marhula-hula diterapkan. Karena kita semarganya, biasanya akan berakhir dengan
menghormati keluarga ibu yang kita cintai itu. perdebatan sengit bahkan pada perkelahian.
Dalam agama Kristen disebutkan, kalau Hal itu dapat dipahami, karena suatu
menghormati orang tua, akan mendapat keluarga yang bersaudara antara abang dan
berkat dan lanjut usia. adik tidak terdapat batas-batas. Bahkan
Manat Mardongan Tubu. karena diikat oleh kasih sayang, dalam adat
Dongan tubu dalam adat Batak adalah Batak , namardongan tubu dapat selalu
kelompok masyarakat dalam satu rumpun memanggil nama, khususnya kepada tingkat
marga. Rumpun marga suku Batak mencapai di bawahnya. Misalnya panggilan "ho",
ratusan marga induk. Silsilah marga-marga "langkam", "amani aha", dll panggilan yang
Batak hanya diisi oleh satu marga. Namun sangat akrab.
dalam perkembangannya, marga bisa Namun harus diingat, dalam keakraban
memecah diri menurut peringkat yang itulah terdapat peluang-peluang sakit hati
dianggap perlu, walaupun dalam kegiatan yang menimbulkan pertikaian atau
adat menyatukan diri. Misalnya Si Raja GURU perkelahian. Hal ini dapat terjadi pada tonggo
MANGALOKSA menjadi Hutabarat, raja (perencanaan acara puncak adat) yang
Hutagalung, Panggabean, dan Hutatoruan tidak menempatkan posisi dongan tubu
(Tobing dan Hutapea). Atau Toga Sihombing sesuai dengan kepentingan adat.
yakni Lumbantoruan, Silaban, Nababan dan Dalam kasus lain, manta mardongan tubu
Hutasoit. Dongan Tubu dalam adat Batak sangat perlu diingat dalam masalah harta
selalu dimulai dari tingkat pelaksanaan adat warisan atau masalah kepemilikan. Karena
bagi tuan rumah atau yang disebut Suhut. dalam kenyataannya, masalah warisanlah
Kalau marga A mempunyai upacara adat, penyebab terbesar pertikaian di kalangan
yang menjadi pelaksana dalam adat adalah namardongan tubu. Hal itu terbukti pula
dalam persidangan- persidangan pengadilan
negeri di Bona Pasogit yang bertikai akibat
harta warisan (terutama tanah) sering
membawa korban jiwa.
Pertikaian akibat harta warisan antara
boru ke hula-hula sangat jarang sekali. Dalam
ungkapan (umpasa) batak ada istilah jolo
diseat hata asa di seat raut. Artinya,
sebaiknya segala sesuatu itu
dimusyawarahkan dulu sebaik-baiknya,
barulah dilaksanakan. Umunya umpasa itu
disampaikan dalam rangka pembagian
jambar, yang diatur oleh pihak-pihak
namardongan tubu. Itulah sebabnya ada
ungkapan marpanungkun (konsultasi) .
Patutak Pande Bosi, soban bulu
panggorgorina. Marpukpak angka na
marhahamaranggi (na mardongan tubu)
angka boru ma pangolanina. Pandai Besi
(pande bosi) biasanya dalam membentuk
tempahannya sangat riuh bunyi
peralayannya. Namun untuk menjadikan
tempahan itu, harus ada kayu atau arang
yang membakarnya supaya jadi baik.
Demikian diumpamakan, kalau pihak hula-
hula namardongan tubu bertikai karena
sesuatu hal, agar tercapai kebaikan, pihak
boru berperan sebagai penengah, bukan
terlihat dalam pertikaian itu.

Anda mungkin juga menyukai