Anda di halaman 1dari 4

PENUGASAN ORTOPEDI

M. Rachmat Sulthony (H1A 007 037)

Lima Fase Penyembuhan Tulang:


1. Fase Hematom
2. Fase Proliferasi Seluler
3. Fase Pembentukan Kalus
4. Fase Konsolidasi
5. Fase Remodelling

FASE HEMATOM
Waktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur terjadi sampai 2 3 minggu.
Apabila tejadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil yang melewati
kanalikuli dalam sistem Haversian mengalami robekan dalam daerah fraktur dan akan
membentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur. Periosteum akan terdorong dan
mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat terjadi
ekstravasasi darah kedalam jaringan lunak.
Osteosit dengan lakunannya yang terletak beberapa millimeter dari daerah fraktur akan
kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu daerah cincin avaskular tulang
yang mati pada sisisisi fraktur segera setelah trauma.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya
pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan
pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami
devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi
oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi
inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
Dengan adanya patah tulang, tubuh mengalami respon yang sama bila ada cedera di
tempat lain dalam tubuh. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cedera dan terjadi
pembentukan hematoma pada tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami
devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cedera kemudian akan diinvasi
oleh makrofag yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi,
pembengkakan, dan nyeri. Tahap inflmasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri.

1
FASE PROLIFERASI SEL
Fase ini dimulai pada minggu ke 23 setelah fraktur dan berakhir pada minggu ke-4
Setelah +5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-
benang fibrin dalam akumulasi darah, terbentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan
invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari osteosit, sel
endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai
matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan
(osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut
dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang
berlebihan akan merusak sruktur kalus.
Pada saat ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi
penyembuhan. Penyembuhan fraktur terjadi karena adanya sel sel osteogenik yang
berproliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus eksterna serta pada daerah
endosteum membentuk kalus interna sebagi aktivitas seluler dalam kanalis medularis.
Apabila terjadi robekan yang hebat pada periosteum, maka penyembuhan sel berasal dari
diferansiasi sel sel mesenkimal yang berdiferensiasi kedalam jaringan lunakSetelah
beberapa minggu, kalus dari fraktur akan membentuk suatu massa yang meliputi jaringan
osteogenik. Pada pemeriksaan radiologist kalus belum mengandung tulang sehingga
merupakan suatu daerah radiolusen.

FASE PEMBENTUKAN KALUS (CLINICAL UNION)


Proses ini terjadi pada minggu ke-4 sampai dengan minggu ke-8
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain
sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan
fibrosa, tulang rawan, dan woven bone.
Pembentukan jaringan seluler berasal dari setiap fragmen sel dasar yang berasal dari
osteoblast dan kemudian pada kondroblast untuk membentuk tulang rawan. Tempat
osteoblas diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan perlekatan polisakarida oleh
garam garam kalsium pembentuk suatu tulang yang imatur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung
berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai
empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus.
Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
Bentuk tulang ini disebut woven bone. Pada pemeriksaan radiologis kalus atau woven
bone sudah terlihat dan merupakan indikasi radiologik pertama terjadinya penyembuhan
fraktur.

2
FASE KONSOLIDASI (RADIOLOGICAL UNION)
Proses ini terjadi pada minggu ke-8 sampai dengan minggu ke-12
Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan diubah menjadi
tulang yang lebih matang (lamellar bone) oleh aktivitas osteoblas yang menjadi struktur
lamellar dan kelebihan kalus akan diresorpsi secara bertahap.
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu patah
tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang orang dewasa
normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus menerus
ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap
bersifat elektronegatif.

FASE REMODELLING
Pada fase terakhir ini, dimulai dari minggu ke 812 dan berakhir sampai dengan beberapa
tahun setelah terjadinya fraktur.
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi
tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-
bulan sampai bertahun-tahun.
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru akan membentuk bagian yang
meyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. Pada fase
remodeling ini perlahan-lahan terjadi resorpsi secara osteoklastik dan tetapi terjadi
osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kalus
intermediet berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi system haversian dan kalus
bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk susmsum.

3
REFERENSI:
Anonymous. Bone Fracture Healing. http://www.orthoped.org/bone-fracture-healing.html.
Accessed on January 23rd, 2013.
Salter, Robert B. 1999. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System.
3rd Edition. Pennsylvania, USA: Williams & Wilkins
Vorvick LJ. Bone Fracture Repair. www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002966.htm.
Accessed on January 23rd, 2013
Rasjad, Chairudin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. 5th Edition. Jakarta: Yarsif
Watampone.

Anda mungkin juga menyukai