Anda di halaman 1dari 4

Laboratorium Sedimentologi 2017

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sedimentologi merupakan suatu disiplin ilmu geologi yang
membahas secara detail mengenai sedimentasi, baik mekanisme
pengendapan, lingkungan pengendapan, serta . Kegiatan lapangan
sedimentologi yang dilakukan adalah analisa profil. Pada analisa profil ini
memiliki kompetensi untuk dapat mengetahui suatu model fasies
lingkungan pengendapan pada suatu daerah yang diteliti . Kegiatan
lapangan analisa profil ini dilakukan di daerah tegalrejo, gunungkidul,
Yogyakarta. Daerah tersebut merupakan salah satu bagian dari stratigrafi
pegunungan selatan yaitu Formasi Kebobutak. Dalam Formasi Kebobutak
menurut para ahli diyakini memiliki litologi batupasir yang mencerminkan
daerah tersebut dahulu mengalami aktivitas vulkanisme.

I.2 Maksud dan Tujuan


Kegiatan lapangan analisa profil ini memiliki suatu maksud dan
tujuan, diantaranya :
1. Mengidentifikasi fenomena geologi yang terjadi di lapangan
berdasarkan analisa data yang diperoleh di lapangan dengan hukum-
hukum yang ada.
2. Mendeskripsikan batuan sedimen yang ada di lokasi lapangan sesuai
dengan cara yang sudah diajarkan saat praktikum di laboratrium.
3. Mengetahui mekanisme pengendapan dan sikuen sedimentasi yang
terjadi pada suatu singkapan
4. Mengetahui hubungan antara sistem transportasi dengan struktur
sedimen yang terbentuk
5. Mengintepretasikan suatu model fasies lingkungan pengendapan
berdasarkan data yang telah didapatkan saat lapangan.

Kelompok 18B 1
Laboratorium Sedimentologi 2017

BAB II
METODE PENELITIAN

II.1 Alat dan Bahan


1. Clipboard dan HVS
2. Tabulasi data
3. Alat tulis
4. Penggaris segitiga
5. Kompas
6. Lup.
7. Komparator Batuan Sedimen
8. Parameter.
9. Palu Batuan Sedimen
10. Kamera HP.
11. HCl

II.2 Langkah Kerja

Dalam kegiatan lapangan profil perlu dilakukannya suatu langkah


kerja agar dalam pelaksanaan efektif dan dapat berjalan secara optimal,
diantaranya :

1. Survei lapangan berupa pengenalan daerah lapangan yang


dilakukan untuk membandingkan dan mengetahui kondisi lapangan
berdasarkan stratigrafi geologi regional yang telah dibaca dari
literature, jurnal dan sumber terpercaya lainnya.
2. Pengambilan data lapangan berupa pendeskripsian litologi batuan
yang terdapat pada singkapan tersebut dengan tujuan akhir untuk
mengetahui model fasies lingkungan pengendapannya.
3. Pengolahan data berupa penyusunan data yang didapatkan di
lapangan menjadi satu kesatuan utuh dan mengonsultasikan dengan
pembimbing lapangan.
4. Pembuatan laporan dan profil untuk dapat dipresentasikan agar
dapat mengetahui kebenaran dari suatu data yang didapatan di
lapangan.

Kelompok 18B 2
Laboratorium Sedimentologi 2017

BAB III

GEOLOGI REGIONAL

Staratigrafi pegunungan selatan diyakini terbentuk pada Oligomiosen antara


Karangsambung dengan pegunungan Maratus. Penabrakan tersebut akhirnya
membelok ke arah selatan dan membentuk suatu susunan stratigrafi yang
dinamakan stratigrafi pegunungan selatan. Stratigrafi tersebut terdiri dari beberapa
formasi, diantaranya

Formasi Wungkal-Gamping terdiri atas perselingan antara batupasir dan


batulanau serta lensa batugamping. Pada bagian atasnya berupa napal pasiran dan
lensa batugamping. Formasi Kebo-Butak tersusun atas batupasir berlapis baik,
batulanau, batulempung, serpih, tuf dan aglomerat, perselingan batupasir dan
batulempung dengan sisipan tipis tuf asam. Diatas Formasi Kebo butak
diendapkan Formasi Semilir.

Formasi Semilir termasuk batuan sedimen dalam laut yang terdiri dari
batupasir, tuf, batupasir tufan, lapilli, tuf breccias, breksi lapili, aglomerat, breksi
andesitik, batulempung, batulanau, dan serpih yang berusia Oligosen-Miosen Awal.
Pada Formasi Semilir terendapkan pada bagian atasnya formasi
Nglanggeran, yang terdiri daribreksi andesitik, aglomerat, breksi polimik, endapan
lava, batupasir dan batupasir tufan. Umur dari formasi tersebut adalah oligomiosen
hingga Miosen Tengah .
Formasi Nglanggeran secara selaras terendapkan diatasnya formasi
sambipitu yang terdiri dari napa, batulempung,batulanau karbonatan, batupasir
karbonatan dan batupasir tufan. Formasi Sambipitu berusia Miosen Tengah .
Formasi Oyo secara selaras terendapkan diatas formasi sambipitu. Unit
batuan pada formasi Oyo terdiri dari kalkarenit, batugamping berlapis, batupasir
karbonatan dan batupasir karbonatan tufan. Umur dari Formasi Oyo adalah Miosen
Tengah hingga Mio-Pliosen . Formasi Oyo tersebut terendapkan diatasnya formasi
Wonosari yang terdiri dari koral, batugamping masif dan berlapis yang berumur
Miosen Tengah sampai Pliosen. Formasi kepek terdiri dari napal dan kalkarenit
yang terendapkan di atas Formasi Wonosari selama zaman Pliosen-Pleistosen .

Kelompok 18B 3
Laboratorium Sedimentologi 2017

BAB IV
DASAR TEORI

Kelompok 18B 4

Anda mungkin juga menyukai