Anda di halaman 1dari 18

Fibroadenoma Mammae Sinistra pada Anak Muda

Lilian Anggrek -10201002


Andrew Timothy-102013135
Gabriel Cahyani-102013165
Aba Madonna-102014013
Silma Yuniarty-102014037
Chrisanto-102014046
Evalusty Karunia-102014093
Cresentia Irene-102014161
Muhammad Imran-102014233
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta

Abstract
Fibroadenoma mammae (FAM) or commonly known with breast tumors make women
always worried about the situation on himself. That needs to be stressed is little possibility of
this fibroadenoma to become malignant cancer mammae Fibroadenoma is a benign tumors
that often occurs in the breast. Fibroadenoma can be diagnosed with three ways, namely with
physical examination (phisycal examination), with mammography or ultrasound with Fine
Needle Aspiration cytology (FNAC).
Key Words : Fibroadenoma mammae, breast tumors, benign tumors

Abstrak
Fibroadenoma mammae (FAM) atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara
membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Yang perlu ditekankan
adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Fibroadenoma
dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination),
dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Kata kunci : Fibroadenoma mammae, tumor payudara, tumor jinak

1
Pendahuluan
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita
dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor
payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang
mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan
adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut
berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di
payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut
dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri.
Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul
sehingga dapat mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai breast mouse.

Pembahasan
Anamnesis
Merupakan komunikasi antara dokter dan pasien, di mana pasien mengemukakan
keluhan utama. Anamnesis terdiri dari auto-anamnesis dan allo-anamnesis. Anamnesis yang
baik terdiri dari:1
Identitas (meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku
bangsa dan agama).
Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter).
Pasien datang dengan keluhan benjolan pada payudara kiri bagian atas dekat ketiak.
Riwayat penyakit sekarang (kronologis keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan
utama sampai pasien datang berobat).
Sejak kapan?
Dimana letak benjolan?
Apakah benjolan terasa nyeri dan dapat digerakkan?
Bagaimana bentuk dan konsistensi benjolan (bulat dan kenyal)?
Bagaimana bentuk payudaranya, simetris/asimetris?
Apakah adanya sekret yang keluar dari puting?
Apakah ada gejala penyerta lainnya?
Riwayat penyakit dahulu (bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan
antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang).

2
Apakah pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya?
Apakah pernah mendapat sinar radiasi pada daerah payudara?
(Jika sudah menikah) - Apakah pernah mencoba pemakaian terapi hormon untuk
mendapatkan anak?
Riwayat penyakit dalam keluarga (bertujuan untuk mencari kemungkinan penyakit
herediter, familial atau penyakit infeksi).
Apakah didalam keluarga ada yang menderita keluhan atau penyakit yang sama?
Riwayat pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, kebiasaan, obat-obatan, dan
lingkungan).
Apakah mengkonsumsi obat-obatan (terapi hormon atau yang lain)?

Pemeriksaan
a. Fisik
Pemeriksaan Tanda Vital:2
Tekanan darah, nadi, frekuensi nafas, suhu.
Pemeriksaan Fisik Payudara (Teknik SADARI):2
Inspeksi (pengamatan)
a. Bentuk payudara, berdasarakan perkembangan payudara.2
Masa prapubertas
Payudara belum berkembang, hanya ada puting susu berukuran kecil.
Pada masa ini antara payudara anak laki-laki dan perempuan hampir
sama.
Mulai pubertas
Pada anak perempuan, payudara mulai tumbuh, makin lama makin
besar, juga puting susu bertambah besar.
Sewaktu dewasa dan keadaan hamil
Pada masa ini kelenjar mammae mulai mempersiapkan diri menjadi
lebih banyak dan besar. Dalam rangka memproduksi ASI, puting susu
dan areola bertambah gelap warnanya.
Setelah masa laktasi
Pada masa ini payudara akan kembali mengecil tetapi tidak bisa kembali
keukuran semula dan tampak megendur.
Sesudah menopause

3
Pada masa ini ukuran payudara akan lebih kecil lagi dan menjadi kendur
ini disebut atrofi mammae.
b. Ukuran payudara2
Tidak ada ukuran payudara yang 100% sama bentuk maupun ukurannya.
Bila ukuran berbeda jauh, dinamakan asimetris payudara.
c. Warna kulit payudara2
Warna kulit payudara biasanya sama dengan warna kulit tubuh lainnya,
kecuali di daerah areola mammae. Kulit sekitar puting susu berwarna lebih
gelap dan makin jelas pada saat kehamilan. Kulit payudara yang berwarna
kemerahan dan tegang akan dijumpai bila terjadi peradangan. Kulit
payudara dengan pori-pori yang besar seperti kulit jeruk (Peau d`orange)
terjadi akibat pembendungan limfe dalam payudara.

Palpasi (perabaan)2
Pada pemeriksaan ini, posisi duduk atau lebih baik dalam posisi tidur
terlentang dengan diganjal bantal kecil pada bahunya.
Palpasi dilakukan dengan menggunakan jari II sampai ke V tangan kanan,
tetapi jangan memakai ujung-ujung jari. Gunakan bagian volar dari ruas jari
yang paling ujung dan rabalah dengan tenaga yang lembut.
Bila pada palpasi teraba
benjolan yang terletak lebih
dalam, dapat menekan lebih
keras sewaktu meraba.
Rabalah payudara
secara sistematis dengan
mengikuti pola jarum jam dimulai dari jam 12, jam 1, jam 2 dan seterusnya.
Rabalah dari perifer kearah sentral yaitu kearah puting susu dan sebaliknya
atau meraba secara melingkar dari puting susu ke arah perifer.

4
Gambar 1. Palpasi pada payudara (teknik SADARI)

Bila ditemukan kelainan berupa benjolan maka harus dicatat:2


Pada posisi jam berapa benjolan ditemukan.
Ukuran benjolan disebutkan dan dicatat diameter terbesar dan diameter
terkecil dalam cm.
Jarak letak benjolan dari putting susu yang dinyatakan dalam cm.
Bagaimana bentuk benjolan (bulat, lonjong), bagaimana tepinya (rata atau
tak rata).
Bagaimana konsistensi benjolan (keras, kenyal, lunak atau kistik).
Bagaimana keadaan benjolan terhadap jaringan sekitarnya. Apakah mudah
digerakkan atau tidak dapat bergerak.
Adakah rasa nyeri bila ditekan.
Pemeriksaan Axilla dan kelenjar infra serta supraclavicular:
Pakailah tangan kanan untuk memeriksa axilla kiri.
Pemeriksaan axilla/ketiak kanan dilakukan dengan tangan kiri, jadi kebalikan dengan
pemeriksaan ketiak kiri.
Hasil pemeriksaan, apakah teraba kelenjar dan berapa cm ukurannya, apakah kelenjar
saling melekat atau tidak, adakah rasa nyeri.
Setelah itu, pemeriksaan dilanjutkan pada daerah infraclavicular dan supraclavicular
kanan dan kiri.
Pemeriksaan paling akhir adalah memijit puting susu . Perhatikan apakah ada cairan
yang keluar, warnanya, konsistensinya (encer atau kental atau berdarah).2
Pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang
haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke 5-7 setelah masa haid bermula,
ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak. Para wanita yang telah
berusia 20 tahun dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan
CBEtahunan, dan harus melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila
mereka telah memasuki usia 40 tahun.3

b. Penunjang
Pemeriksaan Patologi - Biopsi

5
Diagnosis berdasarkan pemeriksaan terhadap sediaan potong beku yang kemudian
diikuti dengan mastektomi segera, dilakukan bila ditemukan kanker, yang masih
mungkin dilakukan pembedahan terhadapnya.4
a. Biopsi rutin. Secara optimal, biopsi diadakan dengan anestesi lokal, ialah
dengan lidokain 1% + epinefrin. Untuk penderita yang sangat gelisah, sedasi
ringan dapat membantu (misal dengan diazepam 10 mg). Pada awalnya hanya
garis insisi kulit yang dianestesi. Penting diingat, bahwa segmen yang akan
dibiopsi tak boleh dianestesikan dengan infiltrasi yang jauh ke dalam jaringan,
karena epinefrin menyebabkan spasme pembuluh darah kecil, mengakibatkan
titik-titik perdarahan yang sulit dikenali. Sekali dibuat insisi, cairan jaringan
yang mengeras dan dilakukan diseksi yang cermat dengan pisau kecil, Payudara
umumnya tak peka/tak nyeri pada pemotongan jaringan, tetapi sangat peka
terhadap regangan atau tekanan. Oleh karena itu diperlukan anestesi lokal yang
sangat sedikit jumlahnya, kecuali area kecil yang berisi pembuluh darah, karena
pembuluh darah ini dan serabut saraf disekitarnya sangat peka. Elektrokoagulasi
adalah sangat nyeri, dan ini tak boleh menjadi pilihan pertama. Luka kemudian
ditutup dengan jahitan subkutis yang dapat diserap dengan plester kertas dikulit;
pengaliran (drainase) di kontraindikasikan.4
b. Biopsi dengan jarum halus. Bila pada mamografi terdapat lesi yang
mencurigakan, dapat dilakukan penempatan jarum, yang disusul dengan
mamografi kedua, untuk memastikan bahwa jarum telah terpasang dengan
benar; kemudian biru metilen (0,1 ml) diinjeksikan melalui jarum, untuk
mewarnai lesi dan jaringan sekitarnya. Jarum dibiarkan tertinggal pada payudara
setelah dilakukan insisi, dan dipergunakan sebagai penunjuk untuk melokalisasi
dan memindahkan jaringan yang terwarnai. Foto sinar X dilakukan pada
jaringan yang didapat, untuk memastikan bahwa lesi mamografi memang
terdapat disana, dan sediaan kemudian diserahkan pada ahli patologi. Teknik
lokalisasi dengan jarum ini dapat digunakan untuk biopsi-biopsi yang diadakan
dibawah anestesi lokal atau umum.4
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan
lobul yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya.
Makroskopik tampak suatu tumor yang bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,
pada penampang tampak jaringan ikat yang berwarna putih, kenyal serta tampak
bagian-bagian yang menonjol ke permukaan berwarna kekuning kuningan

6
jernih, merupakan komponen kelenjar. Besarnya 2-6 cm. Gambaran histologik
menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblas yang mengelilingi kelenjar
dan rongga kistik yang dilapisi epitel. Jaringan ikat dapat menunjukkan
gambaran miksomatosa.4
Menurut gambaran histologiknya fibroadenoma dibagi atas:5
1. Fibroadenoma pericanalicular
Kelenjar berbentuk bulat atau lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa
lapis.

Gambar 2. Fibroadenoma pericanaliculare


2. Fibroadenoma intracalicular
Jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak, sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang atau tidak teratur dengan lumen yang sempit
atau menghilang.
Berbentuk lobulus-lobulus stroma miksoid berwarna biru pucat. Tampak
hanya kelenjar-kelenjar yang saling berdesakan. Gambaran tersebut sering
ditemukan pada mammae lactans dan disebut lactating adenoma.5

Gambar 3. Fibroadenoma intracanalicular


Pemeriksaan Radiologi
1. Mamografi
Lesi ganas tipikal memperlihatkan gambaran stelata dan batas yang tak reguler;
dan sering berisi kelompokan-kelompokan mikrokalsifikasi yang berspikula.
Lesi jinak mempunyai batas tegas dan bulat; bila ada kalsifikasi, maka
kalsifikasi ini akan berbentuk bulat dan jarang berkelompok. Keakuratan
mamografi adalah sekitar 90%, dalam hal mendeteksi apakah suatu lesi itu jinak

7
atau ganas. Sayangnya, mamografi kurang akurat pada jaringan payudara yang
padat, karena mamografi bergantung pada perbedaan radiodensitas antara lesi
(padat) dengan jaringan lemak disekitarnya (lebih radiolusen). Pada wanita
muda, secara radiologi acapkali terlihat densitas tinggi, dan pada kelompok usia
ini mamografi relatif sering menghasilkan negatif semu. Mamografi yang
negatif, tidak menyingkirkan kanker, khususnya pada wanita muda. Dosis
radiasi bervariasi, sesuai dengan teknik yang dipakai (misal 0,5 rad/gambar
xeromamogram dan film-film pembesaran 0,1 rad/film untuk film rutin, dan
0,05 rad/film untuk film seleksi/ skrining dengan dosis rendah).6
2. Ultrasonografi
Cara ini sedang dalam pertimbangan untuk mendeteksi lesi-lesi payudara. Data-
data yang masih sangat dini, mengesankan bahwa mamografi lebih akurat
mendeteksi kanker, tetapi ultrasonografi mungkin dapat melengkapi.6
3. MRI
Merupakan teknik yang baru digunakan.MRI dilakukan pada pasien usia muda,
karena gambaran mamografi yang kurang jelas pada payudara wanita muda,
untuk mendeteksi adanya rekurensi dini keganasan payudara yang dari
pemeriksaan fisik.6

Working Diagnosis
Fibroadenoma Mammae Sinistra
Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada
pada perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak normal
pada jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran air
susu di payudara. Fibroadenoma merupakan jenis tumor jinak mamma yang paling banyak
ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling banyak ditemukan pada kelompok
umur muda.7

Gambar 4. Gambaran makroskopik fibroadenoma mammae

8
Different Diagnosis
Tabel 1. Diagnosis banding Fibroadenoma mammae
(sumber: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005)
Penyakit Penjelasan
Gejala: Terasa nyeri bila dipalpasi, massa berbatas jelas,
mobile, berisi cairan (keruh dan debris).
Massa kista dipastikan dengan aspirasi dan USG.
Etiologi: Belum jelas, kemungkinan akibat perubahan
hormonal.
Epidemiologi: Pada usia dekade kelima, menurun
A. Kista Payudara
setelah wanita melewati menopause.
Kista payudara berasal dari destruksi dan dilatasi
lobulus dan duktus terminalis payudara.
Kista dapat tunggal atau multipel, unilateral atau
bilateral.
Perkembangan keganasan dari kista payudara sangat
jarang sekitar 0,1%.

Infeksi-infeksi bakterial sering terjadi pada pascapartum


semasa awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan
mencapai jaringan payudara melalui fisura pada puting.
Organisme yang paling sering adalah Staphilococcus
B. Abses payudara aureus.
Payudara menjadi merah, panas jika disentuh,
membengkak, dan nyeri tekan.
Gejala: Demam tinggi, menggigil dan malaise.

Benjolan jinak yang biasanya soliter (satu) dan biasanya


ditemukan pada kelenjar utama dekat puting pada lokasi
subareolar (sekitar puting).
Papiloma intraduktal sering terjadi pada dekade ke-4.
Gejalanya berupa keluarnya cairan berupa darah dari
C. Papiloma
salah satu payudara tanpa terabanya massa atau benjolan
Intraduktal
di payudara.
Penyebab tersering hal tersebut adalah papiloma
intraduktal. Benjolan yang ada tidak teraba karena
biasanya berukuran < 5 mm.

Neoplasma jinak, berasal dari jaringan penyokong


nonepitel, bersifat menyusup secara lokal dan mungkin
ganas (10-15%).
Pertumbuhannya cepat, ditemukan dalam ukuran besar.
D. Tumor Filoides Epidemiologi: Terdapat pada semua usia, kebanyakan
pada usia sekitar 30 tahun.
Penanggulangan adalah eksisi luas. Jika tumor sudah
besar dilakukan mastektomi simpel. Bila tumor ganas,
dilakukan mastektomi radikal walaupun mungkin

9
bermetastasis secara homogen seperti sarkoma.8

Adanya hiperplasia epitel, terutama hiperplasia atipikal


dalam penyakit fibrokistik, berkaitan dengan
peningkatan resiko berkembangnya kanker payudara.
Kanker payudara mengenai 1 dari 8 perempuan dengan
lama hidup 85 tahun dan merupakan penyebab utama
kedua kematian akibat kanker di AS.
Satu dari sejumlah indikator prognostik kanker
payudara yang paling penting adalah ada tidaknya
metastasis kelenjar getah bening aksilar.
Pengobatan pembedahan kanker payudara meliputi
berbagai derajat eksisi terapi tambahan (terapi radiasi,
E. Kanker Payudara kemoterapi, atau terapi hormonal) bila terdapat resiko
rekurensi yang tinggi.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan meningkatnya
resiko kanker payudara adalah letak geografis, kanker
payudara familial (terutama memiliki gen BRCA-1 atau
BRCA-2), penyakit payudara proliferatif, awitan dini
menarke, kelahiran anak pertama yang lama,
menopause lambat, hormon estrogen, dan faktor diet
(obesitas dan asupan alkohol tinggi).7

Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya
dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran
fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat
bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama
sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.9

Faktor genetika: Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita kanker.
Pada kembar monozigot terdapat kanker yang sama. Terdapat kesamaan lateralis kanker
payudara keluarga dekat dari penderita kanker payudara.

Pengaruh hormon: Fibroadenoma mammae umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan
meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen
meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat rendah. Pengobatan hormonal banyak
yang memberikan hasil pada kanker.

Makanan: Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia (belum diketahui
pasti).

Radiasi daerah dada: Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.

10
Epidemiologi
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia
sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia di atas 50 tahun, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma
terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari 1 dari 6 (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula
wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah
kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.9

Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan
setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar
atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan.
Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita
yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara.10
Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum diketahui secara
jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan penggunaan
kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya kemungkinan
patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara lokal terhadap
estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau keturunan. Kemungkinan lain
adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak meningkat tetapi sebaliknya jumlah
reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan terhadap estrogen dapat menyebabkan
hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi karsinoma.10
Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan hormon. Fibroadenoma bervariasi selama
siklus menstruasi, kadang dapat terlihat menonjol, dan dapat membesar selama masa
kehamilan dan menyusui. Akan tetapi tidak menggangu kemampuan seorang wanita untuk
menyusui. Diperkirakan bahwa sepertiga dari kasus fibroadenoma jika dibiarkan ukurannya
akan berkurang bahkan hilang sepenuhnya.10

11
Namun yang paling sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap.
Tumor ini biasanya bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba. Apabila
benjolan didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga beberapa orang
menyebut fibroadenoma sebagai breast mouse. Biasanya fibroadenoma tidak terasa sakit,
namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat sensitif apabila
disentuh.10

Gejala Klinis
Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya bagian
yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang tegas dengan
konsistensi padat dan kenyal. Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi sekitar 1-4 cm,
namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan ukuran benjolan
berdiameter lebih dari 5 cm. Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan digerakkan dengan
bebas. Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit.10
Berdasarkan pemeriksaan klinis ultrasonografi dan mammografi biasanya ditemukan
fibroadenoma jinak dan perubahan menjadi ganas ditemukan hanya jika fibroadenoma
tersebut dipotong. ibroadenoma yang dibiarkan selama bertahun-tahun akan berubah menjadi
ganas, dikenal dengan istilah progresi dan persentase kemungkinannya hanya 0,5% - 1%.10

Penatalaksanaan
Pembedahan
Fibroadenoma mammae adalah lesi jinak yang sering mengenai perempuan selama
masa reproduksi. Meskipun tergolong tumor jinak, fibroadenoma dapat menimbulkan cacat
fisik karena ukurannya yang besar dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau gangguan
emosi pada individu yang terkena. Pilihan penanganan konvensional bagi wanita yang
didiagnosis dengan suatu fibroadenoma meliputi observasi atau eksisi bedah. Dua
pendekatan yang lebih baru, percutaneous excision dan in situ cryoablation, telah
dikembangkan dan kurang invasif dari eksisi bedah.10
Pada kebanyakan pasien dengan fibroadenoma, pendekatan yang ideal adalah
konfirmasi dengan percutaneous core biopsy danfollow-up secara konservatif. Karena
potensi ganas dari fibroadenoma sangat rendah, pengobatan tidak diperlukan atas dasar
onkologis. Pendekatan konservatif merupakan penanganan yang paling murah dan
menurunkan morbiditas dengan baik. Sebuah fibroadenoma yang tergolong minor akan
menghilang tanpa pengobatan; dengan lesi yang tersisa dapat meningkat dalam ukuran atau

12
tetap tidak berubah. Karena fibroadenoma dapat mengganggu untuk beberapa pasien,
menyebabkan cacat fisik, ketidaknyamanan atau gangguan emosi, ahli bedah payudara
kebanyakan akan menghormati preferensi pasien terhadap penanganan yang akan dilakukan.
Biopsi terbuka dengan eksisi merupakan penanganan yang efektif untuk kasus ini tetapi ini
merupakan pilihan yang mahal karena biaya ruang operasi dan waktu istirahat dari
pekerjaan. Eksisi terbuka mungkin masih menjadi pilihan terbaik dalam beberapa kasus
berdasarkan ukuran besar fibroadenoma atau penilaian ahli bedah atau preferensi pasien.10
Penelitian telah menunjukkan bahwa percutaneous excision fibroadenoma dengan
bantuan USG merupakan prosedur yang aman, efektif dan ditoleransi oleh pasien. Bagi
wanita yang lebih memilih pengangkatan lesi, prosedur ini menawarkan morbiditas,
biaya,waktu kerja dan dampak kosmetik yang minimal. Percobaan multi-institusi
menunjukkan cryoablation menjadi pilihan tepat untuk resolusi fibroadenoma tanpa eksisi
bedah. FDA telah menyetujui penggunaan cryoablation sebagai terapi yang aman dan efektif
untuk fibroadenoma. Hasil cryoablation telah diikuti selama empat tahun dan menunjukkan
prosedur aman, berkhasiat, dan tahan lama. Teknik cryoablation menggunakan panduan
USG untuk menyelidiki secara tiga dimensi pusat dari fibroadenoma tersebut. Klinisi yang
menggunakan teknik ini dan/atau percutaneous excisional biopsy harus terampil dalam USG
payudara seperti yang direkomendasikan oleh American Society of Breast Surgeons.10
Kedua teknik, dalam keadaan terdapat tumor jinak, memiliki risiko rendah untuk
pasien, jika diperlukan, reseksi bedah lanjutan dapat dilakukan bila eksisi tidak lengkap atau
penanganan gagal.10
American Society of Breast Surgeons merekomendasikan kriteria berikut untuk
menentukan pasien sebagai kandidat potensial untuk cryoablation atau eksisi percutaneous
dari fibroadenoma:
1. Lesi harus terlihat melalui USG
2. Diagnosis fibroadenoma harus dikonfirmasi secara histologis
3. Lesi harus kurang dari 4 cm dari diameter terbesar

Kontraindikasi untuk cryoablation atau eksisi perkutan dari fibroadenoma payudara


meliputi:10
1. Diagnosis biopsi inti sugestif ke arah tumor cystosarcoma phyllodes atau keganasan
lainnya
2. Visualisasi lesi oleh USG kurang

13
3. Diagnosis dari biopsi inti fibroadenoma mana diagnosis dianggap sumbang dengan
temuan pada pencitraan atau pemeriksaan fisik. Pasien cryoablation menjalani atau eksisi
perkutan dari fibroadenoma harus memiliki klinis tindak lanjut oleh dokter yang merawat.
Bedah kuratif mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, dan bedah konservatif
merupakan eksisi tumor luas.
Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi ke
dinding dada dan kulit mammae atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur sekitarnya.
Tumor disebut mampu-angkat (operable) jika dengan tindakan bedah radikal seluruh tumor
dan penyebarannya dari kelenjar limfe dapat dikeluarkan.10
Bedah radikal menurut Halsted meliputi pengangkatan payudara dengan sebagian
besar kulitnya, m. pektoralis mayor, m. pectoralis minor, dan semua kelenjar aksila
sekalligus. Pembedahan ini merupakan pembedahan baku sejak permulaan abad ke-20 hingga
tahun lima puluhan.10
Setelah tahun enam puluhan biasanya dilakukan operasi radikal yang dimodifikai oleh
Patey. Pada operasi ini, m. pektoralis mayor dan minor dipertahankan jika tumor jelas bebas
dari otot tersebut.Sekarang biasanya dilakukan pembedahan kuratif dengan mempertahankan
payudara. Bedah konservatif ini selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada
sisa payudara tersebut. Tiga tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus
dilaksankan serentak. Secara singkat paket tindakan tersebut disebut terapi dengan
mempertahankan payudara. Syarat mutlak untuk operasi ini adalah tumor merupakan tumor
kecil dan tersedia sarana radioterapi yang khusus (megavolt) untuk penyinaran. Penyinaran
diperlukan untuk mencegah kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang
tertinggal atau dari sarang tumor lain (karsinoma multisentrik).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat terakhir biasanya dilakukan
bedah radikal yang dimodifikasi (Patey). Bila ada kemungkinan dan tersedia sarana
penyinaran pasca bedah, dianjurkan terapi yang mempertahankan payudara, yaitu berupa
lumpektomi luas, segmentektomi, atau kuadrantektomi dengan diseksi kelenjar aksila, yaitu
terapi kuratif dengan mempertahankan payudara.10
Bila dilakukan pengangkatan mammae, pertimbangkan kemungkinan rekonstruksi
mammae dengan implantasi prosthesis atau cangkok flap muskulokutan. Implantasi
prosthesis atau rekonstruksi mammae secara cangkok dapat dilakukan sekaligus dengan
bedah kuratif atau beberapa waktu setelah penyinaran, kemoterapi setelah adjuvant atau
rehabilitasi penderita selesai. Jika masalah ini tidak mungkin atau tidak dipilih, usahakan

14
prostesi eksterna, yaitu prosthesis buatan yang disanggah oleh kutang. Bentuk dan beratnya
disesuaikan dengan bentuk dan berat payudara di sisi lain.10

Komplikasi
Simple Fibroadenoma
Kebanyakan jenis fibroadenoma adalah simple fibroadenoma. Massa ini memiliki tepi
yang berbeda dan sel tampak sama. Simple fibroadenoma tidak meningkatkan risiko
kanker payudara, terutama jika tidak memiliki riwayat keluarga pengidap keganasan
payudara.11
Complex Fibroadenoma
Fibroadenoma ini berisi kista, pembesaran lobulus lobulus (adenosis) atau sedikit
padat, jaringan opak (kalsifikasi). Complex fibroadenoma juga tidak berubah menjadi
ganas, tetapi ini meningkatkan resiko kanker payudara.

Pencegahan
a. Modifikasi Gaya Hidup12
Di AS, menurut studi populasi menyatakan bahwa gaya hidup (seperti penggunaan
tembakau, konsumsi alkohol) merupakan hal utama dalam menghindari kematian akibat
kanker.
Adanya program terarah pada penghentian merokok serta penerimaan sosial, dapat
menjadi strategi dalam usaha menolong pasien. Risiko dapat menurun tiap tahun setelah
berhenti merokok. Selain itu, diet merupakan bagian penting dalam pencegahan primer
kanker. Studi epidemiologi menyatakan bahwa asupan buah buahan dan sayuran dapat
menjadi proteksi yang potensial dalam menurunkan resiko kanker.
Banyaknya asupan lemak atau asam lemak tertentu (terutama lemak jenuh), obesitas
atau tingginya Indeks Massa Tubuh (IMT), dapat meningkatkan risiko keganasan
payudara, colon, prostatdan paru paru.
b. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur. Dengan
melakukan pemeriksaan sendiri secara teratur maka kesempatan untuk menemukan tumor
dalam ukuran kecil lebih besar, sehingga dapat dengan cepat dilakukan tindakan
pengobatan. SADARI dapat dilakukan dengan cara: 12
1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara
kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara

15
payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam)
atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu
berkerut.
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan
kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah
untuk menemukan perubahan kecil akibat tumor. Perhatikan perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan
bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara
kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di
sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai
ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah
kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan
kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua
payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting
susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara
kiri dengan menggunakan jari-
jari tangan kanan. Dengan posisi seperti
ini, payudara akan mendatar dan
memudahkan pemeriksaan.
Lakukan hal yang sama terhadap
payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat
lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
7. Pemeriksaan no 5 dan 6 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

16
Gambar 5. Teknik SADARI

Kesimpulan
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat
benjolan pada payudara kirinya yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu menderita
Fibroadenoma mammae sinistra. Fibroadenoma mammae merupakan penyakit yang biasa
mengenai wanita berusia muda. Jadi sebaiknya untuk menghindari terjadinya penyakit
tersebut dapat melakukan pencegahan berupa pemeriksaan payudara sendiri (teknik
SADARI) bulanan dan melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali jika sudah
memasuki usia 40 tahun.

Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Anamnesis. Jilid I Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing. 2009; 25-27.
2. Naland H. Buku Panduan Keterampilan Medik. Keterampilan Pemeriksaan Payudara.
FK UKRIDA. 2010; 47-54.
3. Bickley CS, Szilagyi PG. Buku Ajar Bates. Teknik Pemeriksaan Payudara Wanita.
Edisi 8. Jakarta: EGC. 2009; 311.
4. King T. Pathology. Philadelphia: Mobsby Elsevier. 2007; 329.
5. Mangunkusumo R. Patologi. Alat Kelamin Wanita dan Payudara. Jakarta: Bagian
Patologi Anatomi FKUI. 2004; 332.
6. Michaell MJ. Textbook of Radiology and Imaging. The Breast. Volume 11 Edisi 7.
Philadelphia: Elsevier. 2003; 1464-1465.
7. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Payudara. Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005;
1301-1310.
8. Sjamsuhidayat R. de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Payudara. Edisi 3. Jakarta: EGC.
2011; 471-497.
9. Henderson C. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Kanker Payudara.
Volume 4 Edisi 13. Jakarta: EGC. 2000; 2045-2046.
10. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Payudara. Bagian 1. Jakarta EGC. 1995; 365-414.
11. Complication of fiboadenoma. Diunduh dari www.MayoClinic.com. 16 April 2012.
12. Rugo HS. Current Diagnosis & Treatment. 18th edition. Cancer. Lange Medical
Books/Mc Graw Hill. 2007; 1589.

17
18

Anda mungkin juga menyukai