Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Masa depan merupakan hal yang belum diketahui oleh banyak orang di dunia ini.

Kehidupan masa depan yang lebih baik dari pada kehidupan yang lalu merupakan

kehidupan yang banyak diinginkan oleh semua orang yang ada di dunia ini. Maka dari itu

seseorang diinginkan untuk bisa membawa dirinya masing-masing ke jalan yang benar. dan

kearah yang lebih baik dalam penentuaan masa depan mereka. Selain itu seseorang akhir-

akhir ini mempunyai pola pikir yang tidak membangun untuk memperoleh masa depan

yang lebih baik lagi. Kebanyakan para pemuda yang ada di Indonesia mempunyai pola

pikir yang acuh terhadap kehidupannya. Bahkan banyak juga pemuda di Indonesia tidak

mempunyai mimpi yang jelas yang dampaknya mereka tidak mempunyai suatu tujuan

hidup mereka dan berakibat masa depan mereka kurang baik. Agar masa depan seseorang

itu cerah sesuai harapan masing-masing individu didunia ini. Maka seseorang alangkah

baiknya mempunyai pola pikir yang cerdas dan berorientasi untuk masa depan yang lebih

baik lagi.

Pola pikir yang baik merupakan hal yang terpenting dalam penentuan masa depan

seseorang. Setiap orang yang mempunyai tujuan hidup yang baik, sebaiknya diimbangi

pola pikir yang baik pula agar semua tujuan hidup seseorang bisa tercapai sesuai harapan.

Hal inipun diperkuat oleh Gardner dalam pemahamannya yaitu dalam bukunya yang

berjudul five mind for the future. Pola pikir ini juga memperkenalkan juga tentang

kecerdasan majemuk. Kecerdasan majemuk juga mempengaruhi pola pikir seseorang dalam

1 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


penentuan masa depan. Lima pola pikir yang dikemukakan Gardner ialah sebagai berikut.

Discipline mind kerangka dasar atau kerangka utama kecerdasan seseorang. Kedua,

syinthesining mind yaitu memadukan dari disiplin ilmu yang berbeda. Ketiga, creativity

mind yaitu memecahkan masalah melalui kreatifitas dan ide yang inovatif. Keempat,

respectful mind yaitu penghargaan perbedaan dengan orang lain. Dan yang kelima ethical

mind yaitu berfikir untuk orang lain demi kepentingan bersama.

Apabila kelima pola pikir yang dikemukakan oleh Hordwar Gardner terpenuhi

oleh seseorang maka, bukan tidak mungkin kesuksesan dalam hidupnya akan dapat

diwujudkan. Selain itu seseorang tersebut akan dipandang oleh banyak orang karena

kesuksesan yang telah dia capai. Dengan kesuksesan inilah dia dapat membuktikan ke

banyak orang bahwa pola pikir yang baik untuk masa depan itu sangat penting sekali.

Pikiran etis atau ethical mind adalah kecerdasan seseorang untuk berfikir di luar

keiinginan pribadi dan diluar kemampuan seseorang yang telah di miliki. Pola pikir ini

menuntun seseorang untuk berfikir etis untuk berbudi baik dan diterapkan dalam kehidupan

bermasyarakat. Selain kehidupan yang baik pola piker etis juga untuk mencapai budi atau

pengetahuan yang baik.

Seseorang yang memiliki pola pikir etis itu tentunya sangatlah cerdas karena dia

harus dapat respek kelingkungan sekitar sehingga dengan kemampuannya dapat

berkerjasama dan memadukan berbagai pengetahuan yang dimilkinya.

2 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


II. RUMUSAN MASALAH

Berpijak dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapatlah

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah yang disebut dengan Ethical Mind?

2. Bagaimana penerapan pola pikir etis / ethical mind di Indonesia?

III. TUJUAN MAKALAH

Dengan adanya masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini

adalah,

1. Mengetahui jenis pola pikir pada manusia

2. Mendiskripsikan pengertian Ethical minds serta pengaruhnya di masyarakat.

3 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


BAB II

ISI

I. PENGENALAN HOWARD GARNER

Menurut Putranti Kecerdasan merupakan salah satu factor yang terpenting

dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam bidang-bidang tertentu. Yang terkhusus

dapat menentukan kesuksesan dalam menerima pembelajaran di sekolah. Siswa yang

mempunyai kecerdasan yang rendah atau dibawah rata-rata, maka siswa tersebut kurang

bisa untuk duharapkan berprestasi yang tinggi. Akan tetapi kecerdasan yang tinggi pula

belum tentu juga terjamin akan berhasil dalam proses pembelajaran di sekolah.

Gardner adalah seorang psikolog kognitif dan pendidikan yang berpengaruh,

bukan seorang etis. Tapi sebagai seorang psikolog, dia percaya bahwa tanggung jawab

pertamanya adalah memahami bagaimana kapasitas moral dan etika berkembang, atau

gagal berkembang. Refleksinya tentang isu etika memiliki dasar yang dalam dan jangkauan

yang sangat panjang. Dalam buku semi-1983, Frames of Mind, dia mengemukakan teorinya

bahwa individu tidak memiliki satu tapi beberapa jenis kecerdasan: linguistik, logis-

matematis, spasial, jasmani-kinestetik, musikal, interpersonal, dan intrapersonal. Teori yang

Gardner terus perbaiki, telah menemukan penerimaan yang luas di komunitas pendidikan,

dan para guru di seluruh dunia menyesuaikan pelajaran mereka dengan berbagai jenis

kecerdasan.

Sekian banyak kecerdasan yang dikemukakan oleh gardner tersebut merupakan

pendukung pola pikir masa depan seseorang. Apabila pola pikr seseorang tidak di imbangi

4 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


oleh kecerdasan-kecerdasan majemuk tersebut, bukan tidak mungkin tujuan seseorang akan

sulit tercapai. Oleh karena itu agar peluang tujuan seseorang bisa maksimal, maka alangkah

lebih baiknya di barengi oleh kecerdasan-kecerdasan majemuk tersebut.

II. FIVE MINDS FOR THE FUTURE/LIMA PEMIKIRAN UNTUK MASA

DEPAN

Terdapat lima pikiran untuk masa depan sebagaimana ditulis oleh Gardner

adalah:

a. Pikiran Disiplin;

b. Pikiran sintesa;

c. Pikiran Menciptakan;

d. Pikiran Hormat, dan

e. Pikiran Etis.

Gardner merasa bahwa lima pikiran tersebut sangat penting di masa depan.

Pendidikan adalah kunci untuk mengembangkan lima pikiran untuk masa depan, dan

sementara orang tua, teman sebaya dan media juga memainkan peran penting dalam

mempengaruhi dan mengembangkan pikiran di masa depan. Selain itu, penting untuk

dicatat bahwa dalam dunia yang semakin cepat berubah, tidak ada individu atau organisasi

yang santai dalam mengasah intelektualnya. Masa depan adalah milik mereka yang telah

membuat komitmen seumur hidup untuk terus belajar. Gardner percaya bahwa di tempat

kerja kita harus mencari orang yang memiliki disiplin, sintesis, menciptakan, pikiran

5 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


hormat dan etika, tetapi semua harus terus terus-menerus dikembangkan oleh diri kita

sendiri dalam kehidupan bermasyarakat.

Lima pola pikir ini sejatinya digagas oleh Howard Gardner melalui salah satu

bukunya yang memikat bertajuk Five Minds for the Future. Gardner sendiri merupakan

pakar psikologi yang dikenal luas karena dia juga orang yang pertama kali

memperkenalkan teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Melalui serangkaian

riset yang ekstensif, Gardner menyimpulkan adanya lima jenis pola pikir yang akan

memiliki peran makin penting dalam perjalanan sejarah masa depan.

a. Pola pikir yang pertama adalah the disciplined mind (pikiran terdisiplin) atau

suatu perilaku kognisi yang mencirikan disiplin ilmu, ketrampilan, atau profesi

tertentu. Seorang praktisi yang menekuni dunia bisnis dan manajemen misalnya,

setidaknya mesti menguasai ilmu dan ketrampilan yang solid dalam bidang

tersebut. Demikian pula, semua profesional lainnya entah arsitek, ahli

komputer, perancang grafis harus menguasai jenis-jenis pengetahuan dan

ketrampilan kunci yang membuat mereka layak menjadi bagian dari profesi

mereka masing-masing. Esensi dari pola pikir yang pertama ini adalah : untuk

benar-benar menjadi manusia yang profesional, kita mestinya menguasai secara

tuntas, komprehensif, mendalam dan terdisiplin satu bidang

pengetahuan/ketrampilan tertentu.

b. Pola pikir yang kedua adalah : the synthesizing mind (pikiran mensintesa). Atau

juga pola untuk menyerap informasi dari beragam sumber, memahami,

mensintesakannya, dan lalu meraciknya menjadi satu pengetahuan baru yang

6 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


powerfull. Kecakapan dalam melakukan sintesa ini tampaknya menjadi kian

penting terutama ketika banjir informasi kian deras mengalir melalui beragam

media : televisi, media cetak, dan dunia online. Dan sialnya, bongkahan

informasi yang deras mengalir itu acap kali dipenuhi dengan informasi sampah

(junk information).

c. Pola pikir yang ketiga adalah the creating mind (pikiran mencipta). Pikiran ini

mengharuskan kita untuk senantiasa merekahkan ide-ide baru, membentangkan

pertanyaan-pertanyaan tak terduga, menghamparkan cara-cara berpikir baru, dan

sekaligus memunculkan unexpected answers. Pola pikir inilah yang akan

membawa kita masuk dalam wilayah-wilayah baru yang menjanjikan harapan

dan peluang untuk direngkuh dan dimanfaatkan. Pola pikir inilah yang akan

membuat kita mampu berpikir secara lateral (out of the box) dan bukan sekedar

berpikir linear mengikuti jalur konvensional yang acap hanya akan membuat kita

stagnan. Dan pola pikir inilah yang akan menemani kita untuk bergerak maju,

progresif, demi terciptanya sejarah hidup yang positif dan bermakna (meaningful

life).

d. Pola pikir berikutnya adalah the respectful mind (pikiran merespek). Atau sebuah

pola pikir untuk menghargai perbedaan pandangan dengan sukacita, dan bukan

dengan sikap saling curiga. Sebuah pola pikir yang akan membuat kita terhindar

dari anarki akibat pemaksaan kepentingan. Sebuah pola pikir yang senantiasa

mengajak kita untuk merayakan keragaman pandangan dan sekaligus

menghadirkan empati nan teduh bagi pendapat/pikiran orang lain meski

pendapat itu mungkin berbeda dengan yang kita hadirkan.

7 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


e. Pola pikir yang kelima yang juga amat dibutuhkan adalah the ethical mind

(pikiran etis). Inilah pola pikir yang terus membujuk kita untuk berikhtiar

membangun kemuliaan dan keluhuran dalam kehidupan personal dan profesional

kita. Pikiran Etis dapat menggabungkan peran di tempat kerja dan sebagai warga

negara dan bertindak secara konsisten dengan orang. Kita semua harus

berkomitmen untuk mewujudkan orientasi etika dalam pekerjaan. Hal ini secara

etis juga harus mencakup peran sipil dimana setiap dari kita harus memiliki

komitmen untuk secara pribadi bekerja menuju terwujudnya masyarakat yang

berbudi luhur yang dapat dibanggakan. Sebuah orientasi etis dimulai di rumah di

mana anak-anak mengamati orang tua mereka pada pekerjaan mereka dan

bermain dan dalam tanggung jawab. Dalam masyarakat kontemporer, juga

menganggap penting dari usia dini, dan kualitas dari rekan-rekan seseorang

membuktikan sangat penting selama masa remaja dalam pengembangan

pelatihan etika. Tidak ada etika yang benar-benar universal di semua budaya dan

era, namun seorang pekerja yang baik umumnya memiliki seperangkat prinsip

dan nilai-nilai yang mereka dapat nyatakan secara eksplisit bahwa mereka hidup.

Prinsip-prinsip ini konsisten dengan satu sama lain dan disimpan dalam pikiran

terus-menerus. Mereka bersikap transparan dan tidak akan menyembunyikan apa

yang mereka lakukan. Pekerja Etis juga tidak munafik, tetapi mematuhi prinsip-

prinsip yang membimbing mereka bahkan ketika mereka pergi melawan

kepentingan pribadi mereka. Bicara etis sering tampak untuk melawan kekuatan-

kekuatan ekonomi dari kepentingan yang membentuk bagian penting dari

masyarakat modern kita. Pasar bisa jadi kejam dan keras. Jonathan Sacks

8 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


mengatakan bahwa "Ketika segala sesuatu yang penting dapat dibeli dan dijual,

ketika komitmen dapat rusak karena mereka tidak lagi untuk keuntungan kita,

saat berbelanja menjadi keselamatan dan slogan iklan menjadi panduan kita,

ketika nilai kita diukur oleh berapa banyak yang kita pengaruhi, maka pasar

menghancurkan nilai-nilai yang sangat luhur di mana dalam jangka panjang akan

hancur. Setiap profesional harus dilatih dalam pikiran etika untuk kebaikan

individu dan masyarakat secara keseluruhan

Menurut asumsi Gardner percaya bahwa untuk melakukan praktek-praktek

pendidikan yang baru dibutuhkan waktu. Ia percaya bahwa praktek saat ini tidak bekerja

dan bahwa kita tidak mendidik orang muda yang mampu berteori ilmiah, toleran terhadap

imigran atau terampil dalam resolusi konflik. Kedua, ia merasa bahwa kondisi di dunia

telah berubah dan terus berubah begitu signifikan bahwa tujuan-tujuan tertentu, kapasitas

dan praktek mungkin tidak lagi bermanfaat, tetapi sebenarnya kontraproduktif. Kita hidup

pada saat perubahan besar. Sebagian besar perubahan ini memerlukan kekuatan ilmu dan

teknologi dan globalisasi. Maka dari itu pendidik perlu memutuskan ciri-ciri apa yang ingin

mereka kembangkan pada anak-anak sebelum mengembangkan suatu sistem pendidikan.

Menurut Gardner Globalisasi memiliki empat trend yang belum pernah terjadi

sebelumnya:

1) Pergerakan modal dan instrumen pasar lainnya di seluruh dunia, dengan jumlah

besar yang beredar dalam sekejap setiap hari.

9 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


2) Gerakan manusia lintas batas, dengan lebih dari 100-juta imigran tersebar di

seluruh dunia setiap saat.

3) Gerakan dari semua masalah informasi melalui dunia maya, dengan megabyte

informasi berbagai derajat kehandalan yang tersedia untuk siapapun dengan

akses ke komputer.

4) Gerakan budaya populer - seperti makanan, pakaian, gaya, dan musik - mudah

melintasi perbatasan sehingga remaja di seluruh dunia tampak semakin serupa,

bahkan sebagai selera, keyakinan dan nilai-nilai orang tua mereka juga

mungkin saling bertemu.

Gardner percaya bahwa pendidikan formal saat ini masih mempersiapkan para

siswa terutama untuk dunia masa lalu, bukan untuk kemungkinan dunia masa depan.

Gardner mengakui pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tidak mengajarkan

cara berpikir ilmiah, apalagi bagaimana mengembangkan kapasitas individu dengan

mensintesis dan kreatif, penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus-

menerus. Gardner juga mengakui faktor globalisasi, tetapi belum tahu bagaimana

mempersiapkan anak-anak sehingga mereka dapat bertahan hidup dan berkembang dalam

dunia yang berbeda dari apa yang kita bisa bayangkan.

III. ETHICAL MIND / PEMIKIRAN ETIS

Apa itu akal etis? Dalam memikirkan pikiran sebagai seperangkat kapasitas

kognitif, ada baiknya membedakan pikiran etis dari empat pemikiran lainnya yang secara

10 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


khusus perlu kita kembangkan jika kita ingin berkembang seperti individu, sebagai

komunitas, dan sebagai umat manusia.

Ethical mind atau berpikir untuk orang lain demi kepentingan bersama adalah

kemampuan/kecerdasan seseorang untuk berpikir diluar keinginan pribadi dan diluar

kemampuan diri yang telah dimiliki. Sebenarnya ethical mind ini sangat erat hubungannya

dengan respectful mind dan synthesizing mind, serta creativity mind.

Seperti dasar pemikiran respectful mind bahwa hak, kewajiban, serta kemauan

seseorang terbatas oleh hal yang sama dari orang lain, maka ethical mind pun seperti itu

sehingga dia sangat tahu dimana menempatkan diri dan bersikap serta apa yang boleh dan

dapat diperbuatnya. Seseorang yang memiliki ethical mind itu tentunya sangatlah cerdas

karena dia harus dapat respect ke lingkungan sekitar sehingga dengan kemampuannya

dapat bekerjasama dan mensinergikan berbagai pengetahuan dipadu dengan creativity mind

yang dimiliki. Dia juga sangat tahu bagaimana caranya menerapkan segala pemikirannya

pada lingkungannya dimana hal ini dimungkinkan karena dia memiliki pengetahuan di luar

kemampuan yang sudah dimiliki sendiri tersebut.

Terdapat jenis pikiran lain, yaitu pikiran hormat: jenis pikiran terbuka yang

mencoba memahami dan membentuk hubungan dengan manusia lain. Seseorang dengan

pikiran hormat senang berhubungan dengan jenis orang yang berbeda. Meski tidak

memaafkan semuanya, dia memberi orang lain keuntungan dari keraguan tersebut. Pikiran

etis memperluas rasa hormat terhadap orang lain menjadi sesuatu yang lebih abstrak.

Seseorang dengan pikiran etis bertanya pada dirinya sendiri, "Orang, pekerja, dan warga

11 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


seperti apa yang saya inginkan? Jika semua pekerja dalam profesi saya mengadopsi pola

pikir yang saya miliki, atau jika semua orang melakukan apa yang saya lakukan, seperti apa

dunia ini? "

Penting untuk memperjelas perbedaan antara pikiran hormat dan etika, karena kita

berasumsi bahwa seseorang yang menghormati itu etis dan sebaliknya. Tapi konsepsi dan

perilaku etis menuntut kapasitas tertentu untuk melampaui pengalaman Anda sendiri

sebagai individu.

Lalu bagaimana pikiran etis berkembang? Orientasi etis dimulai di rumah, di mana

anak-anak melihat apakah orang tua mereka bangga dengan pekerjaan mereka. Apakah

mereka "bermain adil"?. Apakah mereka memberi keuntungan dari keraguan atau

pemikiran yang tertutup, dan sebagainya. Anak-anak menyerap nilai religius dan politik

orang tua mereka. Seiring bertambahnya usia anak-anak, teman sebayanya memiliki efek

yang sangat besar. Sama berpengaruhnya dengan perilaku masyarakat sekitar terhadap

warganya. Apakah orang muda dan tua peduli? Di luar layanan yang diperlukan, adakah

acara budaya dan sosial untuk dipelajari dan berpartisipasi?

Sebuah contoh tentang komunitas etis adalah sebuah kota kecil bernama Reggio

Emilia di Italia utara. Selain menyediakan layanan berkualitas tinggi dan manfaat budaya

bagi warganya, kota ini menyediakan pusat bayi dan balita yang sangat baik dan anak-anak

prasekolah. Anak-anak merasa diperhatikan oleh masyarakat. Jadi saat mereka dewasa,

mereka mengembalikan hal ini dengan merawat orang lain. Mereka menjadi pekerja yang

baik dan warga negara yang baik. Kebiasaan tersebut telah ditetapkan sehingga orang

12 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


jarang mengalami gangguan yaitu, gangguan secara kualitatif atau secara etis yaitu menodai

pekerjaan. Dan dalam kasus tersebut, tindakan etis yang diambil oleh masyarakat adalah

mengucilkan pekerja yang yang melakukan kesalahan sehingga ia tidak merusak adat

istiadat masyarakat. Sikap ini bekerja selama semua orang melihat bahwa setiap orang

sama.

Contoh lain kasus etika profesi dan ethical mind adalah kasus penghapusan

perbudakan oleh presiden AS Abraham Lincoln. Pada masa pemerintahan beliau terjadi

pertentangan antara Amerika bagian Utara dan Amerika bagian Selatan mengenai

perbudakan. Presiden Lincoln waktu itu termasuk yang menentang perbudakan. Dia ingin

menghapus perbudakan namun itu berarti dia harus melawan setengah rakyat Amerika.

Disinilah terjadi benturan etika profesi dan dibutuhkan seseorang yang memiliki ethical

mind. Dan Lincoln memiliki itu. Peperangan yang sempat terjadi karena benturan ini

mengakibatkan banyak korban. Akhirnya dengan ethical mind-nya Lincoln memutuskan

untuk membuat dulu undang-undang yang nantinya dapat digunakan sebagai payung

hukum untuk menghapus perbudakan diseluruh bumi Amerika dan menghentikan

peperangan saudara Utara dan Selatan yang sempat terjadi. Namun begitu walaupun

perbudakan terhapuskan karena undang-undang tersebut, jalan legitimasi perundangan

tersebut tidaklah semulus yang diperkirakan. Sampai saat ini pun rasisme terselubung

sebagai kelanjutan dari perbudakan itu masih ada di Amerika Serikat.

Apa yang menghalangi pikiran etis? Sayangnya, bahkan jika Anda tumbuh dengan

perasaan etis yang kuat, perilaku buruk orang lain dapat merusaknya. Sebuah studi yang

dilakukan oleh Duke University baru-baru ini menemukan bahwa 56% siswa di Amerika

13 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


Serikat yang mendapatkan gelar master dalam administrasi bisnis mengakui kecurangan

tingkat tertinggi di antara kelompok mahasiswa pascasarjana. Jika Anda adalah seorang

mahasiswa MBA yang sangat ambisius dan orang-orang di sekitar Anda curang dalam ujian

mereka, Anda mungkin berasumsi bahwa kecurangan adalah harga kesuksesan, atau

mungkin Anda melakukannya karena "semua orang melakukannya." Anda bahkan mungkin

akan berpikiran etis.

14 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Nilai kelima kemampuan atau kecerdasan (ethical mind) hanya dapat terlihat

dan terbukti melalui pencapaian dan kinerja yang otentik. Kadangkala terjadi benturan

diantara kelima pemikiran misalnya antara respectful mind dan ethical mind. Maka

dibutuhkan pengertian yang kuat akan masing-masingnya sehingga benturan tersebut

dapat terhindar bahkan kalau bisa dapat disinergikan.

Menurut Gardner orang tua, anak dan guru harus fokus pertama pada

menanamkan pikiran hormat, selanjutnya pikiran disiplin, diikuti oleh pikiran sintesis

dan akhirnya, di sekolah menengah, penekanan pada etika. Kreativitas berbarengan

dengan pemikiran disiplin. Dengan tidak adanya disiplin, tidak mungkin akan benar-

benar kreatif dan tidak adanya kreativitas, disiplin tidak dapat digunakan. Hanya

mereka yang berhasil dalam mengembangkan lima pikiran yang paling mungkin untuk

berhasil dalam hidup.

2. SARAN

Dari hasil makalah yang kami buat, kami sadar masih banyak terdapat

banyak kekurangan. Untuk para pembaca tentunya kami membutuhkan saran dan kritik

yang membangun untuk kami, yang berikutnya akan membuat kami lebih baik.

15 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind


DAFTAR PUSTAKA

https://emridz.wordpress.com/2008/04/21/five-minds-for-the-future-bekal-dari-howard-
gardner/. Diakses tanggal 07 Oktober 2017

http://teknikkepemimpinan.blogspot.co.id/2014/05/five-minds-for-future.html?m=1. Diakses
tanggal 07 Oktober 2017

Putranti, nurita. 2007. Kecerdasan majemuk.(online). http://books.google.co.id/books. Diakses


tanggal 07 Oktober 2017

16 MAKALAH HUMANIORA| Ethical Mind

Anda mungkin juga menyukai