Makalah 5 Mind
Makalah 5 Mind
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Masa depan merupakan hal yang belum diketahui oleh banyak orang di dunia ini.
Kehidupan masa depan yang lebih baik dari pada kehidupan yang lalu merupakan
kehidupan yang banyak diinginkan oleh semua orang yang ada di dunia ini. Maka dari itu
seseorang diinginkan untuk bisa membawa dirinya masing-masing ke jalan yang benar. dan
kearah yang lebih baik dalam penentuaan masa depan mereka. Selain itu seseorang akhir-
akhir ini mempunyai pola pikir yang tidak membangun untuk memperoleh masa depan
yang lebih baik lagi. Kebanyakan para pemuda yang ada di Indonesia mempunyai pola
pikir yang acuh terhadap kehidupannya. Bahkan banyak juga pemuda di Indonesia tidak
mempunyai mimpi yang jelas yang dampaknya mereka tidak mempunyai suatu tujuan
hidup mereka dan berakibat masa depan mereka kurang baik. Agar masa depan seseorang
itu cerah sesuai harapan masing-masing individu didunia ini. Maka seseorang alangkah
baiknya mempunyai pola pikir yang cerdas dan berorientasi untuk masa depan yang lebih
baik lagi.
Pola pikir yang baik merupakan hal yang terpenting dalam penentuan masa depan
seseorang. Setiap orang yang mempunyai tujuan hidup yang baik, sebaiknya diimbangi
pola pikir yang baik pula agar semua tujuan hidup seseorang bisa tercapai sesuai harapan.
Hal inipun diperkuat oleh Gardner dalam pemahamannya yaitu dalam bukunya yang
berjudul five mind for the future. Pola pikir ini juga memperkenalkan juga tentang
kecerdasan majemuk. Kecerdasan majemuk juga mempengaruhi pola pikir seseorang dalam
Discipline mind kerangka dasar atau kerangka utama kecerdasan seseorang. Kedua,
syinthesining mind yaitu memadukan dari disiplin ilmu yang berbeda. Ketiga, creativity
mind yaitu memecahkan masalah melalui kreatifitas dan ide yang inovatif. Keempat,
respectful mind yaitu penghargaan perbedaan dengan orang lain. Dan yang kelima ethical
Apabila kelima pola pikir yang dikemukakan oleh Hordwar Gardner terpenuhi
oleh seseorang maka, bukan tidak mungkin kesuksesan dalam hidupnya akan dapat
diwujudkan. Selain itu seseorang tersebut akan dipandang oleh banyak orang karena
kesuksesan yang telah dia capai. Dengan kesuksesan inilah dia dapat membuktikan ke
banyak orang bahwa pola pikir yang baik untuk masa depan itu sangat penting sekali.
Pikiran etis atau ethical mind adalah kecerdasan seseorang untuk berfikir di luar
keiinginan pribadi dan diluar kemampuan seseorang yang telah di miliki. Pola pikir ini
menuntun seseorang untuk berfikir etis untuk berbudi baik dan diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain kehidupan yang baik pola piker etis juga untuk mencapai budi atau
Seseorang yang memiliki pola pikir etis itu tentunya sangatlah cerdas karena dia
Berpijak dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapatlah
Dengan adanya masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini
adalah,
ISI
mempunyai kecerdasan yang rendah atau dibawah rata-rata, maka siswa tersebut kurang
bisa untuk duharapkan berprestasi yang tinggi. Akan tetapi kecerdasan yang tinggi pula
belum tentu juga terjamin akan berhasil dalam proses pembelajaran di sekolah.
bukan seorang etis. Tapi sebagai seorang psikolog, dia percaya bahwa tanggung jawab
pertamanya adalah memahami bagaimana kapasitas moral dan etika berkembang, atau
gagal berkembang. Refleksinya tentang isu etika memiliki dasar yang dalam dan jangkauan
yang sangat panjang. Dalam buku semi-1983, Frames of Mind, dia mengemukakan teorinya
bahwa individu tidak memiliki satu tapi beberapa jenis kecerdasan: linguistik, logis-
Gardner terus perbaiki, telah menemukan penerimaan yang luas di komunitas pendidikan,
dan para guru di seluruh dunia menyesuaikan pelajaran mereka dengan berbagai jenis
kecerdasan.
pendukung pola pikir masa depan seseorang. Apabila pola pikr seseorang tidak di imbangi
sulit tercapai. Oleh karena itu agar peluang tujuan seseorang bisa maksimal, maka alangkah
DEPAN
Terdapat lima pikiran untuk masa depan sebagaimana ditulis oleh Gardner
adalah:
a. Pikiran Disiplin;
b. Pikiran sintesa;
c. Pikiran Menciptakan;
e. Pikiran Etis.
Gardner merasa bahwa lima pikiran tersebut sangat penting di masa depan.
Pendidikan adalah kunci untuk mengembangkan lima pikiran untuk masa depan, dan
sementara orang tua, teman sebaya dan media juga memainkan peran penting dalam
mempengaruhi dan mengembangkan pikiran di masa depan. Selain itu, penting untuk
dicatat bahwa dalam dunia yang semakin cepat berubah, tidak ada individu atau organisasi
yang santai dalam mengasah intelektualnya. Masa depan adalah milik mereka yang telah
membuat komitmen seumur hidup untuk terus belajar. Gardner percaya bahwa di tempat
kerja kita harus mencari orang yang memiliki disiplin, sintesis, menciptakan, pikiran
Lima pola pikir ini sejatinya digagas oleh Howard Gardner melalui salah satu
bukunya yang memikat bertajuk Five Minds for the Future. Gardner sendiri merupakan
pakar psikologi yang dikenal luas karena dia juga orang yang pertama kali
riset yang ekstensif, Gardner menyimpulkan adanya lima jenis pola pikir yang akan
a. Pola pikir yang pertama adalah the disciplined mind (pikiran terdisiplin) atau
suatu perilaku kognisi yang mencirikan disiplin ilmu, ketrampilan, atau profesi
tertentu. Seorang praktisi yang menekuni dunia bisnis dan manajemen misalnya,
setidaknya mesti menguasai ilmu dan ketrampilan yang solid dalam bidang
ketrampilan kunci yang membuat mereka layak menjadi bagian dari profesi
mereka masing-masing. Esensi dari pola pikir yang pertama ini adalah : untuk
pengetahuan/ketrampilan tertentu.
b. Pola pikir yang kedua adalah : the synthesizing mind (pikiran mensintesa). Atau
penting terutama ketika banjir informasi kian deras mengalir melalui beragam
media : televisi, media cetak, dan dunia online. Dan sialnya, bongkahan
informasi yang deras mengalir itu acap kali dipenuhi dengan informasi sampah
(junk information).
c. Pola pikir yang ketiga adalah the creating mind (pikiran mencipta). Pikiran ini
dan peluang untuk direngkuh dan dimanfaatkan. Pola pikir inilah yang akan
membuat kita mampu berpikir secara lateral (out of the box) dan bukan sekedar
berpikir linear mengikuti jalur konvensional yang acap hanya akan membuat kita
stagnan. Dan pola pikir inilah yang akan menemani kita untuk bergerak maju,
progresif, demi terciptanya sejarah hidup yang positif dan bermakna (meaningful
life).
d. Pola pikir berikutnya adalah the respectful mind (pikiran merespek). Atau sebuah
pola pikir untuk menghargai perbedaan pandangan dengan sukacita, dan bukan
dengan sikap saling curiga. Sebuah pola pikir yang akan membuat kita terhindar
dari anarki akibat pemaksaan kepentingan. Sebuah pola pikir yang senantiasa
(pikiran etis). Inilah pola pikir yang terus membujuk kita untuk berikhtiar
kita. Pikiran Etis dapat menggabungkan peran di tempat kerja dan sebagai warga
negara dan bertindak secara konsisten dengan orang. Kita semua harus
berkomitmen untuk mewujudkan orientasi etika dalam pekerjaan. Hal ini secara
etis juga harus mencakup peran sipil dimana setiap dari kita harus memiliki
berbudi luhur yang dapat dibanggakan. Sebuah orientasi etis dimulai di rumah di
mana anak-anak mengamati orang tua mereka pada pekerjaan mereka dan
menganggap penting dari usia dini, dan kualitas dari rekan-rekan seseorang
pelatihan etika. Tidak ada etika yang benar-benar universal di semua budaya dan
era, namun seorang pekerja yang baik umumnya memiliki seperangkat prinsip
dan nilai-nilai yang mereka dapat nyatakan secara eksplisit bahwa mereka hidup.
Prinsip-prinsip ini konsisten dengan satu sama lain dan disimpan dalam pikiran
yang mereka lakukan. Pekerja Etis juga tidak munafik, tetapi mematuhi prinsip-
kepentingan pribadi mereka. Bicara etis sering tampak untuk melawan kekuatan-
masyarakat modern kita. Pasar bisa jadi kejam dan keras. Jonathan Sacks
ketika komitmen dapat rusak karena mereka tidak lagi untuk keuntungan kita,
saat berbelanja menjadi keselamatan dan slogan iklan menjadi panduan kita,
ketika nilai kita diukur oleh berapa banyak yang kita pengaruhi, maka pasar
menghancurkan nilai-nilai yang sangat luhur di mana dalam jangka panjang akan
hancur. Setiap profesional harus dilatih dalam pikiran etika untuk kebaikan
pendidikan yang baru dibutuhkan waktu. Ia percaya bahwa praktek saat ini tidak bekerja
dan bahwa kita tidak mendidik orang muda yang mampu berteori ilmiah, toleran terhadap
imigran atau terampil dalam resolusi konflik. Kedua, ia merasa bahwa kondisi di dunia
telah berubah dan terus berubah begitu signifikan bahwa tujuan-tujuan tertentu, kapasitas
dan praktek mungkin tidak lagi bermanfaat, tetapi sebenarnya kontraproduktif. Kita hidup
pada saat perubahan besar. Sebagian besar perubahan ini memerlukan kekuatan ilmu dan
teknologi dan globalisasi. Maka dari itu pendidik perlu memutuskan ciri-ciri apa yang ingin
Menurut Gardner Globalisasi memiliki empat trend yang belum pernah terjadi
sebelumnya:
1) Pergerakan modal dan instrumen pasar lainnya di seluruh dunia, dengan jumlah
3) Gerakan dari semua masalah informasi melalui dunia maya, dengan megabyte
akses ke komputer.
4) Gerakan budaya populer - seperti makanan, pakaian, gaya, dan musik - mudah
bahkan sebagai selera, keyakinan dan nilai-nilai orang tua mereka juga
Gardner percaya bahwa pendidikan formal saat ini masih mempersiapkan para
siswa terutama untuk dunia masa lalu, bukan untuk kemungkinan dunia masa depan.
Gardner mengakui pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tidak mengajarkan
mensintesis dan kreatif, penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus-
menerus. Gardner juga mengakui faktor globalisasi, tetapi belum tahu bagaimana
mempersiapkan anak-anak sehingga mereka dapat bertahan hidup dan berkembang dalam
Apa itu akal etis? Dalam memikirkan pikiran sebagai seperangkat kapasitas
kognitif, ada baiknya membedakan pikiran etis dari empat pemikiran lainnya yang secara
Ethical mind atau berpikir untuk orang lain demi kepentingan bersama adalah
kemampuan diri yang telah dimiliki. Sebenarnya ethical mind ini sangat erat hubungannya
Seperti dasar pemikiran respectful mind bahwa hak, kewajiban, serta kemauan
seseorang terbatas oleh hal yang sama dari orang lain, maka ethical mind pun seperti itu
sehingga dia sangat tahu dimana menempatkan diri dan bersikap serta apa yang boleh dan
dapat diperbuatnya. Seseorang yang memiliki ethical mind itu tentunya sangatlah cerdas
karena dia harus dapat respect ke lingkungan sekitar sehingga dengan kemampuannya
dapat bekerjasama dan mensinergikan berbagai pengetahuan dipadu dengan creativity mind
yang dimiliki. Dia juga sangat tahu bagaimana caranya menerapkan segala pemikirannya
pada lingkungannya dimana hal ini dimungkinkan karena dia memiliki pengetahuan di luar
Terdapat jenis pikiran lain, yaitu pikiran hormat: jenis pikiran terbuka yang
mencoba memahami dan membentuk hubungan dengan manusia lain. Seseorang dengan
pikiran hormat senang berhubungan dengan jenis orang yang berbeda. Meski tidak
memaafkan semuanya, dia memberi orang lain keuntungan dari keraguan tersebut. Pikiran
etis memperluas rasa hormat terhadap orang lain menjadi sesuatu yang lebih abstrak.
Seseorang dengan pikiran etis bertanya pada dirinya sendiri, "Orang, pekerja, dan warga
pikir yang saya miliki, atau jika semua orang melakukan apa yang saya lakukan, seperti apa
Penting untuk memperjelas perbedaan antara pikiran hormat dan etika, karena kita
berasumsi bahwa seseorang yang menghormati itu etis dan sebaliknya. Tapi konsepsi dan
perilaku etis menuntut kapasitas tertentu untuk melampaui pengalaman Anda sendiri
sebagai individu.
Lalu bagaimana pikiran etis berkembang? Orientasi etis dimulai di rumah, di mana
anak-anak melihat apakah orang tua mereka bangga dengan pekerjaan mereka. Apakah
mereka "bermain adil"?. Apakah mereka memberi keuntungan dari keraguan atau
pemikiran yang tertutup, dan sebagainya. Anak-anak menyerap nilai religius dan politik
orang tua mereka. Seiring bertambahnya usia anak-anak, teman sebayanya memiliki efek
yang sangat besar. Sama berpengaruhnya dengan perilaku masyarakat sekitar terhadap
warganya. Apakah orang muda dan tua peduli? Di luar layanan yang diperlukan, adakah
Sebuah contoh tentang komunitas etis adalah sebuah kota kecil bernama Reggio
Emilia di Italia utara. Selain menyediakan layanan berkualitas tinggi dan manfaat budaya
bagi warganya, kota ini menyediakan pusat bayi dan balita yang sangat baik dan anak-anak
prasekolah. Anak-anak merasa diperhatikan oleh masyarakat. Jadi saat mereka dewasa,
mereka mengembalikan hal ini dengan merawat orang lain. Mereka menjadi pekerja yang
baik dan warga negara yang baik. Kebiasaan tersebut telah ditetapkan sehingga orang
pekerjaan. Dan dalam kasus tersebut, tindakan etis yang diambil oleh masyarakat adalah
mengucilkan pekerja yang yang melakukan kesalahan sehingga ia tidak merusak adat
istiadat masyarakat. Sikap ini bekerja selama semua orang melihat bahwa setiap orang
sama.
Contoh lain kasus etika profesi dan ethical mind adalah kasus penghapusan
perbudakan oleh presiden AS Abraham Lincoln. Pada masa pemerintahan beliau terjadi
pertentangan antara Amerika bagian Utara dan Amerika bagian Selatan mengenai
perbudakan. Presiden Lincoln waktu itu termasuk yang menentang perbudakan. Dia ingin
menghapus perbudakan namun itu berarti dia harus melawan setengah rakyat Amerika.
Disinilah terjadi benturan etika profesi dan dibutuhkan seseorang yang memiliki ethical
mind. Dan Lincoln memiliki itu. Peperangan yang sempat terjadi karena benturan ini
untuk membuat dulu undang-undang yang nantinya dapat digunakan sebagai payung
peperangan saudara Utara dan Selatan yang sempat terjadi. Namun begitu walaupun
tersebut tidaklah semulus yang diperkirakan. Sampai saat ini pun rasisme terselubung
Apa yang menghalangi pikiran etis? Sayangnya, bahkan jika Anda tumbuh dengan
perasaan etis yang kuat, perilaku buruk orang lain dapat merusaknya. Sebuah studi yang
dilakukan oleh Duke University baru-baru ini menemukan bahwa 56% siswa di Amerika
tingkat tertinggi di antara kelompok mahasiswa pascasarjana. Jika Anda adalah seorang
mahasiswa MBA yang sangat ambisius dan orang-orang di sekitar Anda curang dalam ujian
mereka, Anda mungkin berasumsi bahwa kecurangan adalah harga kesuksesan, atau
mungkin Anda melakukannya karena "semua orang melakukannya." Anda bahkan mungkin
1. KESIMPULAN
Nilai kelima kemampuan atau kecerdasan (ethical mind) hanya dapat terlihat
dan terbukti melalui pencapaian dan kinerja yang otentik. Kadangkala terjadi benturan
diantara kelima pemikiran misalnya antara respectful mind dan ethical mind. Maka
Menurut Gardner orang tua, anak dan guru harus fokus pertama pada
menanamkan pikiran hormat, selanjutnya pikiran disiplin, diikuti oleh pikiran sintesis
dengan pemikiran disiplin. Dengan tidak adanya disiplin, tidak mungkin akan benar-
benar kreatif dan tidak adanya kreativitas, disiplin tidak dapat digunakan. Hanya
mereka yang berhasil dalam mengembangkan lima pikiran yang paling mungkin untuk
2. SARAN
Dari hasil makalah yang kami buat, kami sadar masih banyak terdapat
banyak kekurangan. Untuk para pembaca tentunya kami membutuhkan saran dan kritik
yang membangun untuk kami, yang berikutnya akan membuat kami lebih baik.
https://emridz.wordpress.com/2008/04/21/five-minds-for-the-future-bekal-dari-howard-
gardner/. Diakses tanggal 07 Oktober 2017
http://teknikkepemimpinan.blogspot.co.id/2014/05/five-minds-for-future.html?m=1. Diakses
tanggal 07 Oktober 2017