Anda di halaman 1dari 2

Terdapat lima pikiran untuk masa depan sebagaimana ditulis oleh Howard Gardner adalah:

1. Discipline Mind (Pikiran terdisiplin) Kerangka Dasar atau Kerangka Utama


Kecerdasan/ Pemikiran.

Seseorang harus memiliki paling tidak satu disiplin ilmu atau kerangka berpikir yang
sangat dikuasai untuk memecahkan masalah di segala hal. Disciplin Mind juga berarti
seseorang harus selalu melatih keahliannya tersebut untuk meningkatkan performansinya.
Keahlian itu sendiri tidak bisa dicapai dalam waktu singkat, butuh waktu. Namun seiring
sejalan peningkatan dan penambahan area keahlian seseorang maka pemecahan masalah
pun bisa lebih terarah dan lebih mudah jika menerapkan discipline mind tersebut karena
dilandasi oleh kerangka berpikir yang tepat dan keahlian yang mumpuni.

2. Synthesizing Mind (Pikiran mensintesa) Mensinergikan Ide dan Pemikiran dari


Disiplin IImu Yang Berbeda

Seseorang harus mampu menggabungkan berbagai pola pemikiran dan disiplin ilmu agar
dapat mengumpulkan informasi dan pengetahuan seluasnya dari berbagai macam sumber
serta melahirkan berbagai macam ide dan ilmu pengetahuan baru yang bermanfaat. Oleh
karenanya seseorang dituntut untuk dapat mensinergikan berbagai macam disiplin ilmu,
pengetahuan, serta kerangka berpikir. Kemampuan untuk mensinergikan tersebut sangatlah
vital untuk masa sekarang dan masa depan karena merupakan keahlian dasar yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin yang inovatif.

3. Creativity Mind (Pikiran mencipta) Membuka Tabir dan Memecahkan Masalah


Melalui Kreativitas dan Ide Inovatif

Seseorang dituntut harus memiliki kreativitas berpikir. Kreativitas tersebut digunakan untuk
membantu pemecahan masalah diluar cara yang sudah ditentukan sebagai alternative
pemecahan masalah juga kemampuan membuat terobosan baru. Kreatifitas disini juga adalah
suatu kemampuan menciptakan sesuatu yang tidak bisa diidentifkasi komponennya.
Kreativitas tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi sehingga diharapakan para pemimpin
sangat mengerti akan kunci kreativitas berpikir tersebut sehingga dapat respek akan ide-ide
kreatif, membuka ruang dan kesempatan serta menciptakan atmosfer yang mendukung.

4. Respectful Mind (Pikiran merespek) Menghargai Perbedaan Dengan Orang Lain

Seseorang yang harus memiliki respectful mind agar dapat menerima dan menghargai
pendapat dan perbedaan dengan orang lain, agar dapat bekerja sama, dan mampu
menciptakan suasana keterbukaan dan hubungan timbal-balik serta tenggang rasa dan
toleransi. Sangat penting untuk ditanamkan pemikiran bahwa hak dan kewajiban serta
kemauan seseorang itu terbatas oleh hak, kewajiban, dan kemauan orang lain. Sehingga
apabila pemikiran itu bisa diterapkan maka setiap orang sudah memiliki respectful mind
yang diharapkan.

Pekerjaan yang dilakukan dalam tim pun dapat secara langsung atau tidak langsung
membangun respectful mind orang-orang yang terlibat di dalamnya. dan bukan tidak
mungkin kekuatan kerja dari tim tersebut bisa berkurang atau hilang sehingga gagal jika
tidak memiliki respectful mind yang tinggi.

5. Ethical Mind (Pikiran etis) Berpikir Untuk Orang Lain demi Kepentingan Bersama

Adalah kemampuan/ kecerdasan seseorang untuk berpikir diluar keinginan pribadi dan
diluar kemampuan diri yang telah dimiliki. Sebenamya ethical mind ini sangat erat
hubungannya dengan respectful mind dan synthesizing mind, serta creativity mind. Seperti
dasar pemikiran respectful mind bahwa hak, kewajiban, serta kemauan seseorang terbatas
oleh hal yang sama dari orang lain, maka ethical mind pun seperti itu sehingga dia
sangat tahu dimana menempatkan diri dan bersikap serta apa yang boleh dan dapat
diperbuatnya.

Seseorang yang memiliki ethical mind itu tentunya sangatlah cerdas karena dia harus dapat
respect ke lingkungan sekitar sehingga dengan kemampuannya dapat bekerja sama dan
mensinergikan berbagai pengetahuan dipadu dengan creativity mind yang dimiliki. dia juga
sangat tahu bagaimana caranya menerapkan segala pemikirannya pada lingkungannya
dimana hal ini dimungkinkan karena dia memiliki pengetahuan di luar kemampuan yang
sudah dimiliki sendiri tersebut (Ridzal, 2012)

Anda mungkin juga menyukai