oleh Mariana Simanjuntak E-mail: lisbeth.anna@gmail.com, anna@del.ac.id
Sumber
A. Pemimpin 3600 Menurut John C. Maxwell
John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul 'The 3600 Leader; Mengembangkan Pengaruh Anda dari Posisi Mana pun dalam Organisasi" menjabarkan tentang: [1] Mitos memukau yang menjerat dan menghancurkan nilai dan semangat kepemimpinan, [2] Tantangan yang dihadapi pemimpin 360 0, [3] Prinsip memimpin ke "atas", ke "bawah" dan ke 'samping" dan [4] Nilai dari pimimpin 3600. Maxwell meyakinkan bahwa 99% dari seluruh pelaku kepemimpinan dalam organisasi/institusi berada dibagian tengah organisi bukan dari puncak. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa 99% pelaku organisasi berpeluang menjadi pemimpin 3600. Pernyataan tersebut makin menguatkan bahwa pada kenyataannya setiap orang sejak dalam kandungan Ibu, sudah terlatih menjadi pemimpin. Setiap orang adalah pemenang, saat pembuahan dari sekian ribu pertemuan sperma dan sel telur, ada satu zygot yang menjadi pemenangnya. Zygot itu menjadi "baby" dan akhirnya lahir berjuang keras beradaptasi dengan lingkungan baru yang benar- benar tidak mengerikan baginya. Seyogyanya seorang baby bak raja/ratu, tinggal 'menangis" maka semua akan datang menghampirinya. Walaupun demikian, dia tidak berdiam diri, dia belajar merangkak, jatuh, berdiri lagi, terjatuh lagi dan tetap bangkit hingga dia bisa berlari. Setiap waktu dia belajar, tidak ada kata selesai untuk tugas apapun, kecuali tugasnya selesai lalu ajal menyambutnya. 2
I. Mitos tentang memimpin 3600
Kata siapa pemimpin harus berada di posisi teratas? Bukan posisi yang menentukan melainkah pengaruh yang diwujudkan dalam seberapa banyak disposisi yang dilaksanakan dengan tepat. Jangan menunggu dinobatkan sebagi pemimpin. Tidak selalu, setiap yang berada di puncak pimpinan akan dihormati, akan memegang kendali, akan bebas tanpa pembatas, akan berpotensi. Pandangan bahwa posisi teratas adalah puncak segalanya adalah mitos.
II. Tantangan Yang Dihadapi Pemimpin 3600
Situasi 'ditengah' yang menempatkan seseorang seakan-akan memiliki semua kekuasaan sekaligus tidak memiliki kekuasaan. Dalam sebuah institusi, seseoang bukan pelaku keputusan namun bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan penerimaan mahasiswa baru misalnya. Tantangan menunjukkan seberapa kuat lolos hingga mendapatkan predikat pemenang. Sesungguhnya, seseorang yang berada pada posisi tertantang adalah bila dapat diberdayakan, memiliki inisiatif tinggi, menguasai keunikan institusi, menguasai parameter kinerja dan tidak menunggu apresiasi. Tantangan berikutnya; kefrustasian menghadapi atasan yang tidak efektif, tidak percaya diri, tidak kompeten, egois dan bunglon. Untuk ini upayakan tetap: [1] Menjalin hubungan kokoh dengan pimpinan, bagaimanapun kondisinya, [2] Kenali dan hargai kekuatan pimpinan, [3] Komitmen terhadap kekuatan pemimpin, [4] Imbangi dengan profesional kelemahan pimpinan yang bertujuan melengkapi bukan menyaingi; [5] Dukung pemimpin dan segala keputusannya. Satu kepala banyak Topi. Setiap "peranan atau topi" menentukan konten saat berinteraksi dengan orang lain, jangan salah memakai topi karena setiap topi berbeda peranannya namun saat siap mengganti topi jangan pernah mengganti kepribadian, berlaku fleksibel dan jangan pernah mengabaikan satu topi. Berinventasi pada visi institusi, memperjuangkannya, merealisasikannya, melalui sikap dengan mendahulukan kepentingan institusi di atas kepentingan karir, maka secara langsung pengaruh akan berpihak.
III. Prinsip Memimpin ke Atas
1) Utamakan memimpin diri sendiri, mempelajari manajemen diri. Caranya, mampu mengelola emosi, waktu, prioritas, energi, kata-kata dan kehidupan pribadi dengan tepat. Berbuat dan bersikap terlibat meringankan beban pemimpin. 2) Membantu Pimpinan dengan mengerjakan tugas, memberikan solusi atas setiap permasalahan, memberitahukan pada pemimpin apa yang perlu di dengar bukan apa yang ingin di dengar, melakukan upaya ekstra, membela pemimpin kapanpun, menggantikan pemimpin bila diperlukan dan berdialog dengan pemimpin tentang apa yang perlu lagi dilakukan. 3) Melakukan hal yang tidak mau dilakukan orang lain. Mampu mengambil pekerjaan yang sulit, bekerja keras, dengan keanoniman dan oranglain melihat melalui hasilnya. Pemimpin 360 0 selalu sukses dengan orang-orang sulit, mau menanggung resiko, mengakui kesalahan tanpa perlu berdalih, melakukan lebih banyak hal daripada yang diharapkan, menjadi orang 3
pertama yang memberi bantuan, menjalankan tugas yang bukan 'tugasnya"
dan bersedia memikul tanggungjawab atas tanggungjawab oranglain. 4) Melakukan lebih dari sekedar mengelola, bergerak melebihi manajemen. Berpikir jangka panjang, memahami konteks yang lebih luas, mendobrak batasan, memberi penekanan pada hal yang tidak berwujud dan melatih intuisi. Selain itu perlu menanamkan kekuasaan pada orang lain serta melihat diri sebagai agen perubahan. 5) Memelihara relasi, menjadi orang kepercayaan, mengetahui prioritas, tangkap antusiasme dan dukung visi pemimpin. Hubungkan diri dengan minat pemimpin, pahami kepribadiannya, belajar bekerja dengan kelemahannya dan hargai keluarganya. 6) Bersiaplah setiap kali mengambil waktu pimpinan. Salah satu cara untuk menghemat waktu adalah berpikir dan merencanakan ke depan. Ini adalah investasi 10x. 7) Mengetahui kapan harus mendorong dan kapan menahan diri. Berbagilah informasi kepada pimpinan tentang yang belum diketahuinya, membantu pimpinan walaupun itu beresiko dan jangan memikirkan hal-hal yang membawa keuntungan dan promosi diri sendiri. 8) Menjadi pemain yang diandalkan. Menjadi andalan adalah apabila mampu produktif sekalipun di bawah tekanan, saat sumber daya sedikit, saat memontumnya rendah, saat beban berat, saat pemimpin tidak ada di tempat, dan tetap menghasilkan saat waktu terbatas. 9) Jadilah orang yang pasti lebih baik besok daripada hari ini.
IV. Prinsip Memimpin ke Samping
1) Lingkaran kepemimpinan ke samping. Semua sudut, kiri-kanan, atas-bawah. Mulai dengan prinsip: Peduli, Belajar, Menghargai, Memberi kontribusi, Mengungkapkan secara verbal, Memimpin, dan meraih Sukses. Para pemimpin tidak memanfaatkan oranglain agar bisa menang namun memimpin agar semua menang secara bersama-sama. 2) Mendahulukan melengkapi sesama pemimpin daripada bersaing. 3) Menjadi seorang teman. Mau mendengarkan, Temukan kesamaan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, Menyediakan diri di luar jam kerja, Memiliki selera humor, Mengatakan hal sebenarnya saat orang lain tidak bersikap demikian. 4) Menghindari politik kantor. Gosip dan argumen picik tidak pernah membawa kebaikan, jauhilah. Membela yang benar bukan apa yang populer. 5) Memperluas lingkaran; di luar keahlian, kemampuan, kekuatan, prasangka, rutinitas. 6) Membiarkan ide terbaik menang. Para pemimpin 360 0 mendengarkan semua ide, tidak puas pada satu ide, mencari ide di tempat yang tidak biasa, tidak membiarkan kepribadian membayangi tujuan, melindungi orang kreatif dan idenya, tidak sakit akan penolakan. 7) Jangan berpura-pura sempurna. Belajar mengakui kesalahan dan meminta saran, jangan khawatir tentang apa yang dipikirkan oranglain, membuka diri dan yang pasti singkirkan harga diri dan kepura-puraan. 4
V. Prinsip Memimpin ke Bawah
1) Pemimpin mengambil waktu dan tenaga untuk dapat mempengaruhi para pengikut dan juga orang-orang yang berada di luar jangkauan otoritas. Menerobosi lorong-lorong, artinya turun ke lapangan. Bila diperlukan kurangi kecepatan, ekspresikan kedulian, ciptakan keseimbangan yang sehat antara ketertarikan pribadi dan profesional, memberi perhatian saat bawahan menghindar, mengurus karyawan, maka karyawan akan mengurusi tugasnya dengan baik. 2) Melihat semua orang sebagai angka "10". Artinya melihat mereka sebagaimana dirinya, biarkan mereka meniru gaya pimpinannya, pergoki mereka saat melakukan sesuatu yang benar, berprasangka baik. 3) Kembangkan setiap anggota tim sebagai pribadi yang unik dan utuh, gunakan tujuan institusi untuk mengembangkan pribadi/karyawan, bersiaplah untuk terlibat dalam percakapan yang sulit, merayakan kemenangan bersama, persiapkan karyawan untuk kepemimpinan. 4) Tempatkan orang di zona kekuatannya. Alasan nomor satu yang membuat orang tidak menyukai pekerjaan adalah tidak bekerja dibidang kekuatannya. 5) Beri contoh dari perilaku yang diinginkan. Para pemimpin harus menjadi sumber inspirasi bagi karyawan. Pemimpin menentukan budaya kerja, atmosfer komunikasi, nilai-nilai keputusan, investasi dan menentukan imbal. Karakter pemimpin menentukan kepercayaan bagi karyawan, etos kerja menentukan produktivitas, pertumbuhan menentukan potensi 6) Sebarkan Visi dan berilah hadiah untuk hasil.
B. Implementasi Nilai-nilai Pemimpin 3600 dalam Institusi Pendidikan
Tinggi Mutu suatu institusi akan lebih efektif jika dipimpin banyak orang berpotensi daripada hanya satu pemimpin. Agar seluruh unit dapat berkembang di dalam institusi pendidikan, maka di setiap unit memerlukan pemimpin. Hal ini dapat dilihat pada institusi dengan adanya "para pejabat" Rektor, Wakil Rektor 1, dst, Dekan Fakultas, Kaprodi, Koordinator, Kabag, Sekretaris Eksekutif. Kesuksesan masing-masing pemimpin di satu level adalah penentu untuk memimpin di level selanjutnya dan pengaruh menggerakkan ke visi institusi pemimpin di bawahnya. Komitmen pemimpin 3600 dalam institusi pendidikan tinggi, mengimplementasikan budaya dan sistem manajemen mutu. Komitmen tersebut akan mengupayakan pelaksanaan dan jaminan mutu yang terwujud dalam kemampuan daya saing lulusan dan kerjasama dengan dunia industri, sesuai dengan sejarah, visi dan misi, budaya organisasi, ukuran organisasi, struktur organisasi. Sikap mental pemimpin 3600 cepat menyesuaikan diri dengan perubahan dan tuntutan globalisasi. Sehingga institusi tersebut senantiasa meningkatkan keunggulan.