Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang memegang peranan penting

dalam meningkatkan sumber daya bagi suatu bangsa karena melalui sekolah dapat

dihasilkan lulusan yang memiliki berbagai kompetensi yang sesuai dengan tujuan

masing-masing jenjang pendidikan. Kimia merupakan salah satu ilmu yang

memerlukan pemahaman yang materinya bersifat abstrak sehingga membuat siswa

merasa kesulitan untuk memahami konsep-konsep tentang kimia.

Berdasarkan hasil observasi tahun ajaran 2014/2015 dengan guru kimia di

SMA Negeri 1 Darussalam yang mengajar di kelas XI, diperoleh informasi bahwa

siswa kurang memahami konsep, minat belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia

yang masih rendah, Sistem pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah menerapkan

proses pembelajaran yang baik dan didukung dengan mahasiswa yang telah

menerapkan model pembelajaran, hanya saja saat diskusi pembelajaran tidak

maksimal sehingga siswa kurang aktif terutama pada materi yang membutuhkan

pemahaman konsep. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar terutama pada materi

hidrolisis, dibuktikan dari rata-rata nilai ulangan harian Tahun Ajaran 2012 hingga

2014 diperoleh 48% tuntas dan 52% tidak tuntas seperti pada Lampiran 1 halaman

44.

Hidrolisis merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas XI Sekolah

Menengah Atas. Pada pembelajaran hidrolisis sering menimbulkan miskonsepsi

1
2

seperti menghitung pH hidrolisis dan larutan penyangga, kemudian pengertian

Hidrolisis yaitu reaksi asam basa membentuk garam dan air disebut reaksi penetralan

(Rosita, dkk., 2014) sedangkan hidrolisis bukan reaksi penetralan karena hidrolisis

adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa (Chang, 2005).

Pada perhitungan pH agar tidak terjadi miskonsepsi harus menekankan pemahaman

konsepnya, untuk memahami konsep pada materi tersebut siswa diharapkan dapat

berperan aktif dalam menggali pengetahuannya sendiri. Maka perlu diupayakan

suatu bentuk pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa, sehingga dapat

membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Salah satu alternatif untuk menciptakan

keadaan tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran prediction,

observation and explanation (POE).

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan model POE adalah

Puriyandari, dkk., (2014) penerapan model POE dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMAN 1 Ngemplak.

Kemudian Marifatun, dkk., (2014) pembelajaran model POE dengan metode

eksperimen dapat meningkatkan nilai ketuntasan belajar dan minat siswa dalam

belajar dibandingkan dengan metode demonstrasi pada materi larutan penyangga di

SMA AL Islam Surakarta. Selanjutnya Anisa, dkk., (2013) model pembelajaran POE

berpengaruh signifikan antara metode eksperimen dan demonstrasi terhadap prestasi

belajar siswa pada materi asam, basa dan garam di SMPN 1 Jaten.

Pada model pembelajaran POE siswa diarahkan dan diajak menemukan

sendiri konsep pengetahuan dari pengamatan melalui eksperimen di laboratorium.

Model POE dapat juga membantu siswa menumbuhkan sikap ilmiah siswa karena
3

mereka akan menjadi lebih kritis dan menjadi ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi

sehingga dapat membuktikan sendiri keadaan yang sebenarnya.

Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul "Penerapan model pembelajaran POE terhadap hasil belajar

siswa kelas XI pada materi hidrolisis di SMA Negeri 1 Darussalam ".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian

ini sebagai berikut:

1) Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran POE

pada materi hidrolisis di SMA Negeri 1 Darussalam?

2) Bagaimanakah aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran POE pada

materi hidrolisis di SMA Negeri 1 Darussalam?

3) Bagaimanakah tanggapan siswa dengan penerapan model pembelajaran POE

pada materi hidrolisis di SMA Negeri 1 Darussalam?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1) Mengetahui hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Darussalam melalui penerapan

model pembelajaran POE pada materi hidrolisis.

2) Mengetahui aktivitas siswa SMA Negeri 1 Darussalam melalui penerapan model

pembelajaran POE pada materi hidrolisis.

3) Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran POE pada

materi hidrolisis di SMA Negeri 1 Darussalam.


4

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki manfaat yaitu:

1) Bagi peneliti

a. Menambah pengalaman dan wawasan berpikir bagi penulis terutama tentang

penelitian ilmiah.

b. Termotivasi untuk menggunakan model dalam proses pembelajaran.

c. Sebagai tambahan pengetahuan dibidang pembelajaran kimia dan dapat

menjadi bekal bagi penulis dalam menjalankan tugas sebagai pendidik

nantinya.

2) Bagi guru

a. Diharapkan mampu memberikan motivasi pemikiran untuk kemajuan dalam

mengajar.

b. Diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran untuk proses

belajar mengajar.

3) Bagi siswa

a. Diharapkan siswa dalam belajar menjadi lebih aktif untuk meningkatkan hasil

belajarnya.

b. Diharapkan mampu memberikan motivasi dan minat serta belajar siswa yang

bagus terhadap pembelajaran kimia

4) Bagi sekolah

a. Menjadi upaya peningkatan mutu dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran kimia di sekolah.


5

c. Meningkatkan motivasi sekolah dalam menciptakan sistem pembelajaran

kimia yang variatif, inovatif, dan konstruktif..

d. Sebagai suatu pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran POE.

e. Menambah inovasi dalam proses pembelajaran sehingga mampu

meningkatkan kualitas sekolah yang pada akhirnya menjadikan citra sekolah

menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai