Anda di halaman 1dari 7

1.

Kelainan perkembangan
a. Payudara ektopik atau heterotopia mamma
Pada kasus ini yang digambarkan sebagai penyimpangan pada
payudara, adalah kelainan bawaan yang paling umum dari payudara.
Payudara ektopik akan terlihat sebagian besar disepanjang garis mammae,
tempat yang paling sering yaitu pada sekitar dinding dada, vulva dan ketiak.
Namun, ada beberapa kasus yang terdapat pada luar dari anatomi garis
mammae karena ada banyak ditemukan misalnya pada lutut, paha lateral,
pantat, wajah dan telinga. Jaringan payudara ektopik biasaya paling sering
pada dekat payudara terutama pada aksila. Jaringan ini terkadang memiliki
puting dan areola. Ketika puting tidak ada pada payudara ektopik sulit untuk
diidentifikasi, namun fisiologis dari payudara ektopik akan sama dengan
payudara normal. Tidak adanya saluran dapat menyebabkan gejala obstruksi
selama massa laktasi.
Telah dilaporkan bahwa jaringan payudara ektopik lebih rentan
terhadap perubahan ke arah keganasan dan kanker payudara ektopik sering
terjadi pada usia dini, namun keganasan pada payudara ektopik sangat
jarang.

b. Pertumbuhan payudara berlebih (makromastia)


Kasus seperti ini ditemukan pada proses kehamilan dan selama massa
remaja.
c. Hipoplasia
Ketika kongenital biasanya berhubungan dengan kelainan genetik,
seperti ulnar-mammary sindrom, sindrom polandia, sindrom turner, dan
hiperplasia adrenal kongenital. Diantara gangguan ini sindrom polandia
adalah anomali kongenital yang telah dilaporkan berhubungan dengan
kanker payudara yang paling sering. Hipoplasia mammae biasanya
iatrigenik paling sering setelah trauma atau radioterapi.
d. Amastia
Amastia adalah tidak lengkapnya kedua payudara dan puting atau
adanya puting tanpa jaringan payudara yang disebut Amazia, namun kasus
ini jarag ditemukan.

2. Inflamasi dan Lesi terkait


a. Mastitis akut
Kasus ini biasanya terjadi selama postpartum 3 bulan pertama sebagai
efek dari menyusui. Gangguan ini adalah selulitis dari jaringan ikat
interlobular dalam kelenjar payudara yang dapat menyebabkan
pembentukan abses dan septikemia. Hal ini didiagnosis berdasarkan gejala
klinis dan tanda-tanda yang menunjukan peradangan. Faktor resiko dari
kasus ini yaitu teknik menyusui yang tidak benaryang mengarah ke statisnya
air susu dan retak nya puting yang dapat mempermudah masuknya
mikroorganisme melalui kulit, dan stress dan kurang tidur yang keduanya
menurunkan status kekebalan tubuh ibu dan menghambat aliran susu,
sehingga menyebabkan pembengkakan.
Penatalaksanaan pada kasus ini adalah antibiotik. Namun untuk abses
mastitis terjadi, insisi dan drainase biasanya dianjurkan. Namun, pada
pemeriksaan USG yang menunjukan abses masih memungkinkan untuk
dilakukan tanpa operasi dengan aspirasi jarum halus dengan kombinasi
diberikan antibiotik.
b. Mastitis Granulomatosa
Reaksi granulomatosa disebabkan oleh infeksi, benda asing, atau
penyakit autoimun sistemik seperti sarkoidosis dan granulomatosis wegener
dapat melibatkan payudara. Mastitis granulomatosa terkadang disebabkan
oleh TBC payudara namun ini penyakit yang sangat langka.
c. Reaksi Benda Asing
Bahan asing seperti silikon dan parafin, yang digunakan untuk
memperbesar payudara dan rekonstruksi setelah operasi dapat menyebabkan
reaksi granulomatosa pada payudara. Granuloma silikon (silikonoma)
biaanya terjadi setelah injeksi langsung dari silikom ke dalam payudara atau
setelah pecah ekstrakapsular dari implan.
d. Mammae Duct ektasia
Mammae duct ectasia, juga disebut periductal mastitis adalah entitas
klinis khas ang dapat menyerupai karsinoma invasif klinis. Ini adalah
penyakit yang dapat dijumpai pada wanita setengah baya, yang biasanya
teraba massa subareola, mastalgia noncyclikal, atau puting inversi atau
retraksi. Merokok telah dilaporkan sebagai faktor etiologi pada kasus ini.
Mammae duct ektasia biasanya asimptomatik dan ditemukan pada
mammografi karena adanya mikrokalsifikasi. Histologi dari kasus ini adalah
dilatasi saluran utama diwilayah subareolar.
Tidak ada bukti dalam literatur yang manunjukan bahwa mamma duct
ektasia dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
e. Nekrosis lemak
Nekrosis lemak payudara adalah proses inflamasi nonsupuratif jinak
dari jaringan adiposa. Hal ini terjadi sekunder terhadap trauma kecelakaan
atau bedah, atau mungkin terkait dengan karsinoma atau lesi yang
memprovokasi nekrotik degeneratif dan nekrotik supuratif.
Secara klinis nekrosis lemak dapat menyerupai kanker payudara jika
muncul sebagai massa padat tidak jelas batasnya, retraksi kulit, ekimosis,
eritema, dan kulit tebal. FNAB dan pemeriksaan histopatologi dibedakan
dari kanker payudara dengan adanya histiosit raksasa yang mengelilingi
lemak. Namun jika tidak di dapatkan bukti melalui FNAB dapat dilakukan
biopsi eksisi.
3. Perubahan Fibrokistik
Perubahan fibrokistik merupakan gangguan jinak yang paling sering
pada payudara. Perubahan tersebut umumnya mempengaruhi perempuan
premenopause antara 20 dan 50 tahun.
Gejala yang paling umum yaitu nyeri payudara. Meskipun patogenesis
yang tepat belum jelas namun, ketidakseimbangan hormon.
Dalam berbagai penelitian bahwa sebagian besar biopsi payudara
(70%) menunjukan lesi nonproliferative. Lesi nonproliveratif termasuk
kista, perubahan kelenjar pappilar apokrin, kalsifikasi yang berhubungan
dengan epitel, hiperplasia epitel ringan, serta ektasia duktal, adenosis
nonsklerosis dan fibrosis periductal. Lesi proliferatif sedang termasuk
atipikal hiperplasia, adenosis sklerosing, intraduktal pappiloma atau
pappilomatosis. Lesi proliferatif dengan atipikal termasuk atipikal duktal
hiperplasia dan hiperplasia lobular.
4. Kista
Kista adalah struktur berisi cairan, yang ditemukan pada usia 35-50 tahun.
Meskipun sebagian besar bersift subklinis atau mikrokista sekitar 20-25%
dari kasus, teraba gross perubahan kistik, yang umumnya muncul sebagai
kista sederhana. Kista dan massa solid sulit dibedakan dengan melalui
pemeriksaan klinis atau mammografi.
5. Adenosis
Adenosis payudara adalah lesi prliferatif yang ditandai dengan
peningkatan jumlah atau ukuran komponen kelenjar, sebagian besar
melibatkan unit lobular. Berbagai jenis adenosis telah dijelaskan, dari yang
sklerosing adenosis dan mikroglandular adenosis.
a. Adenosis sklerosing
Didefinisikan sebagai lesi lobulosentrik jinak asinar teratur, mioepitel,
dan elemen jaringan ikat, yang dapat menyerupai karsinoma infiltras.
Adenosis sklerosing dapat bermanifestasi sebagai massa yang teraba
pada pemeriksaan klinik atau sebagai temuan pada mammografi.

Adenosis sclerosing dengan proliferasi kelenjar yang terkait dengan mikrokalsifikasi.


Meskipun adenosis mikroglandular dianggap jinak, ada beberapa
bukti dari potensi lesi ini menjadi karsinoma invasif, adenosis
mikroglandular juga memiliki kecenderungan untuk kambuh jika tidak
benar-benar di eksisi bersih.

6. Metaplasia
Apokrin metaplasia ditandai dengan sel-sel kolumnare dengan
granular yang melimpah, sitoplasma eusinofilik dan atipikal. Kasus ini lebih
sering ditemukan pada wanita yang usia muda.

7. Hiperplasia epitel
Hiperplasia epitel baik duktal maupun lobular adalah bentuk paling
umum dari penyakit payudara proliferatif. Ini bisa sulit untuk dibedakan dari
duktal hiperplasia dan juga lobular hipeplasia.
a. Duktal lesi
b. Lobular lesi

8. Proliferasi lesi stroma


a. Diabetes mastopaty
Diabetes mastopaty adalah bentuk jarang dari mastitis limfositik dan
fibrosis stroma. Hal ini terjadi baik pada wanita premenopause dan
jarang terjadi pda pria dengan lama pemakaian insulin yang memiliki
komplikasi mikrovaskuler diabetes yang parah. Secara klinis mastopaty
diabetik ditandai dengan batas yang tidak jelas, tanpa rasa sakit, tidak
mobile, lesi soliter atau multipel pada satu atau kedua payudara yang
meningkatkan kecurigaan karsinoma.
b. Hiperplasia Pseudiangiomatosa stroma mammae
Adalah proliferasi myofibroblastik jinak dari stroma. Secara klinis
tampak seperti fibroadenoma atau tumor pilloides, yaitu massa padat,
kenyal. Pengobatan pada kasus ini dianjurkan untuk eksisi lokal luas.
Meskipun kekambuhan bisa saja terjadi namun prognosis pada kasus ini
baik.

9. Neoplasma
a. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah lesi yang paling umum dari payudara. Itu terjadi
pada 25% wanita tanpa gejala. Klinis dari kasus ini yaitu mobile,
berbatas tegas, tidak nyeri tekan, dan massa teraba padat kenyal.
Meskipun paling sering unilateral namun pada beberapa kasus dapat
ditemukan bilateral. Tambahan ---------------------------------------
b. Lipoma
Lipoma payudara adalah jinak, tumor ini biasanya soliter terdiri dari sel-
sel lemak matang. Secara klinis lipoma berbatas tegas, massa halus, dan
kadang tidak nyeri tekan. FNAB pada kasus ini ditemukan sel-sel lemak
dengan atau tanpa sel epitel normal.
c. Adenoma
Adenoma adalah neoplasma epitel murni payudara. Lesi ini dibagi
menjadi tubular, apokrin, duktus, an yang disebut pleomorfik adenoma
yaitu tumor campuran jinak.
d. Adenoma puting
Dikenal juga dengan papillomatosis kemeraha dari saluran-saluran
puting atau adenomatosis erosif, adalah tumor jinak epitel duktal, yang
kadang disangka adenocarsnoma.
e. Hamartoma
Hamartoma payudara adalah nodul jinak atau juga dikenal dengan
fibroadenolipoma, lipofibroadenoma, atau adenolipoma. Terdiri dari
beberapa jumlah kelenjar, adiposa dan jaringan fibrosa.
f. Tumor Sel Granular
Secara klinis tumor sel granular dapat mensimulasikan karsinoma
karena konsistensi berserat, fiksasi ke fascia dada, retraksi kulit, dan
ulserasi. Namun tumor ini ukurannya 3 cm atau bahkan kurang dari 3
cm dan berbatas tegas. Beberapa kasus menyebutkan bahwa jika ukuran
lebih dari 5 cm, pleomorfisme seluler dan ukleolus menonjol,
peningkatan aktifitas mitosis dan adanya nekrosis serta kekampubhan
lokal dapat dicurigai keganasan.

Anda mungkin juga menyukai