Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


KOMODITAS SEMANGKA (Citrulus lanatus)

Disusun Oleh:

Mohammad Mursid 155040200111009


Lala Dwi Oktavianti 155040200111129
Sinta Ayu Dewi Ashar 155040200111247

Kelas: P
Kelompok: Semangka

Asisten Kelas: Purnaningtyas Oetari D.


Asisten Lapang: Siti Nur Kholifah

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2016
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

Komoditas Semangka (Citrulus lanatus)

Kelompok : Semangka
Kelas : P

Disetujui Oleh :

Asisten Kelas, Asisten Lapang,

Purnaningtyas Oetari D. Siti Nur Kholifah


NIM. 135040200111151 NIM.135040200111104
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
1. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum .......................................................................... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
2.1 Perkembangan dan Produksi Tanaman Semangka di Indonesia .. 3
2.2 Tanaman Semangka ..................................................................... 3
2.2.1 Klasifikasi Tanaman Semangka.............................................. 3
2.2.2 Morfologi Tanaman Semangka ............................................... 4
2.2.3 Stadia Pertumbuhan Tanaman Semangka ............................. 5
2.3 Budidaya Tanaman Semangka ..................................................... 6
2.3.1 Pembibitan ............................................................................. 6
2.3.2 Pengolahan Media Tanam ...................................................... 7
2.3.3 Teknik Penanaman ................................................................. 9
2.3.4 Pemeliharaan Tanaman ....................................................... 10
3. BAHAN DAN METODE ..................................................................... 14
3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................... 14
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 14
3.3 Cara Kerja................................................................................... 15
3.4 Parameter Pengamatan .............................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan
taufik, hidayat, dan waktu yang telah diberikan kepada kami, sehingga
mampu menyelesaikan laporan teknologi produksi tanaman dengan baik.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen dan asisten
praktikum kami, yang telah membimbing kami segala hal yang
bersangkutan dengan teknologi produksi tanaman, tak lupa juga ucapan
terimakasih telah menyempatkan waktu memberikan arahan kami dalam
menyelesaikan laporan.
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami buat setelah
kami melakukan praktikum di Jatimulyo. Laporan ini kami susun dengan
sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil budidaya yang
sebenarnya.
Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penelitian lanjutan.
Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena
itu, kami akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan
praktikum yang telah kami susun ini.

Malang, 8 November 2016

Tim Penyusun

i
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


semangka (Citrulus lanatus) merupakan salah satu jenis tanaman buah
yang diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini karena kandungan air
yang relatif tinggi dan rasanya yang manis. Disamping rasanya enak,
semangka juga mengandung vitamin A dan vitamin C serta kalium yang
baik bagi kesehatan tubuh (Sobir et al 2010). Semangka dapat tumbuh
baik pada tanah berpasir. Benih semangka dapat berkecambah pada suhu
25-30 0C, keasaman tanah (pH) yang diinginkan untuk pertumbuhan
optimum semangka berkisar 5,8-7,2. Selama fase vegetative, tanaman
semangka menghendaki atau membutuhkan suhu sekitar 25 0C untuk
mempercepat pertumbuhanya, sedangkan pada fase generatif,
menghendaki suhu 30 0C untuk pembentukan gula pada daging buahnya
(Samadi, 1997).
Semagka memerlukan banyak air, namun semangka tidak perlu
digenangi terus menerus. Akar tanaman akan mati karena kekurangan
oksigen untuk respirasi bila di lingkungan perakaranya tergenangi air,
Selain itu, serangan hama juga menghambat pertumbuhan dari tanaman
semangka. Pengembangan budidaya tanaman semangka meluas di dua
puluh empat provinsi di wilayah nusantara, tetapi rata-rata hasil nasional
masih rendah,.untuk meningkatkan produksi secara optimal, perlu
dipadukan teknologi budidaya yang mengarah kepada perbaikan
produktivitas dan kualitas hasil, pengendalian hama dan penyakit secara
terpadu, penanganan pasca panen yang memadai, penentuan skala usaha
tani yang menguntungkan (Tugiyono, 2002)
Rendahnya produksi tanaman semangka disebabkan antara lain tanah
yang terlalu lembab karena digenangi air, seragan hama yang tidak segera
diatasi, dan pemupukan yang kurang berimbang. Oleh karena itu, dengan

1
adanya praktikum Teknologi Produksi Tanaman pada tanaman semangka,
dapat mengetahui pengaruh hasil teknologi produksi dalam meningkatkan
produksi tanaman semangka, salah satunya dengan penggunaan mulsa
plastik hitam perak (MPHP) pada permukaan tanah.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum teknologi pertanian adalah sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui teknologi produksi yang digunakan guna
meningkatan produksi dari tanaman semangka.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan mulsa terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman, banyaknya daun, dan banyaknya
tanaman mati karena serangan hama atau penyakit.
3. Untuk mengetahui hasil produksi tanaman semangka dengan
mengunakan mulsa.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan dan Produksi Tanaman Semangka di Indonesia

Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong


rendah. Perkembangan produksi tanaman semangka di Indonesia tahun
2009 mencapai 474.327 ton. Namun pada tahun 2010 produksi semangka
hanya mencapai 348.631. Banyak varietas unggul yang dikembangkan
oleh petani di Indonesia, tetapi umumnya benih semangka masih diimpor
dari luar negeri, seperti Jepang, Taiwan dan Eropa. Semangka utamanya
dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga harus segera dipasarkan
setelah dipanen. Selain itu, tanaman ini memerlukan input tinggi dalam
teknik budidayanya. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang
keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang,
serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca/iklim, serta teknis
budidaya petani (Diyansyah, 2013)

2.2 Tanaman Semangka


2.2.1 Klasifikasi Tanaman Semangka

Gambar 1. Citrulus lanatus ( Siregar, 2010 )

Semangka merupakan tanaman semusim menjalar dan merupakan


tanaman berkelamin tunggal dan berumah satu (monoceous). Tanaman
semangka tergolong tanaman labu-labuan, seperti melon, blewah, dan
timun. Dengan klasifikasi Kingdom tanaman semangka adalah Plantae,
Superdivisinya adalah Spermatophyta, Divisinya adalah Magnoliophyta,
Subdivisinya adalah Angiospermae, Kelasnya adalah Magnoliopsida,

3
Subkelasnya adalah Cucurbitales, Ordonya adalah Cucurbitales,
Familianya adalah Cucurbitaceae, Genusnya adalah Citrulus, dan
Spesiesnya adalah C. lanatus. (Sharma, 1993)
2.2.2 Morfologi Tanaman Semangka

Gambar 2. Buah Tanaman Semangka ( Siregar, 2010 )

Semangka tumbuh menjalar dengan mempunyai alat pemegang


seperti pilin. Permukaan tanaman (batang dan daunnya tertutup
buluh-buluh halus dan tajam. Daunnya lebar dan menjari. Batangnya kecil
panjang sehingga sanggup menajat dengan perantaraan alat pemegang.
Bunga dari tanaman semangka ini berkelamin satu. Bunga yang keluar dari
ketiak daun berbeda beda. Jumlah bunga jantan biasanya lebih banyak
daripada bunga betina, warna bunga semangka yaitu berwarna kuning.
Mahkota bunganya juga berwarna kuning. Buah semangka dapat
mencapai 5kg. Daging buah tanaman semangka berwarna merah atau
kuning dan akar dari tanaman semangka yaitu berakar tunggang
(Tugiyono, 2002)

Gambar 3: bunga tanaman semangka ( Siregar, 2010 )


Semangka tersedia dalam banyak bentuk, warna dan
bermacam-macam ukuran. Bentuknya bervariasi mulai dari bulat hingga
lonjong, dengan warna yang berbeda mulai dari hijau muda hingga

4
kehitaman. Warna kulit buah dapat mulus atau bergaris-garis. Semangka
dibedakan menjadi dua yaitu semangka berbiji maupun semangka tanpa
biji (Setiadi, 1994). Tangkai bunga jantan pada tanaman semangka
berdiameter kecil dan panjang sedangkan pada tangkau bunga betina
tampak bakal buah yang menggelembung.

2.2.3 Stadia Pertumbuhan Tanaman Semangka


Menurut (Prajnanta, 1996), tahap pertumbuhan tanaman semangka
dibagi menjadi dua fase, yaitu fase vegetative dan generative.
1. Fase Vegetatif
Terjadi pada perkembangan akar, daun, dan batang baru, terutama saat
awal pertumbuhan atau setelah masa berbunga atau berbuah. Pada fase
ini terjadi tiga proses penting, yakni pembelahan sel, perpanjangan sel,
dan tahap pertama dari diferensiasi sel.
2. Fase Generatif atau Fase Reproduktif
Terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga,
bunga, buah dan biji. Dapat juga terjadi pada pembesaran dan
pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar-akar dan batang yang
berdaging. Proses penting yang berlangsung pada fase generative meliputi
pembuahan sel-sel yang secara relative berjumlah sedikit, pendewasaan
jaringan, penebalan serabut-serabut, pembentukan hormone untuk
perkembangan kuncup bunga, bunga, buah, dan biji, perkembangan
alat-alat penyimpanan, dan pembentukan koloid-kolooid hidrofilik (koloid
yang dapat menahan air).

5
2.3 Budidaya Tanaman Semangka

Berikut merupakan cara budidaya tanaman semangka menurut


(Wihardjo, 1993) :

2.3.1 Pembibitan
a. Persyaratan Benih
Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah: Hibrida
import, terutama benij jenis non biji yang mempunyai kulit biji yang sangat
keras dan jenis berbiji.
b. Penyiapan Benih
Jenis hibrida impor, terutama jenis bibit triploid setelah dipilih disiapkan
alat bantu untuk merenggangkan sedikiti karena tanpa direnggangkan biji
tersebut sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting
kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berkuran kecil dan
disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis haploid
dengan mudah disemai karena bijinya tidak keras sehingga mudah
membelah pada waktu berkecambah.
c. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar
matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastic
transparan serupa rumah kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka
dengan pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun untuk
memacu perkembangan bibit dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap
3 hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang
telah matang dan siap ditanami benih tersebut.
d. Pemindahan Bibit
Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit menggunakan
kantongkantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong
ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk

6
pengurangan sisa air) dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik
komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian kompos/humus, 1 bagian
pupuk kandang yang sudah matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan
telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah
diolah.
2.3.2 Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang
masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari
sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya.
b. Pembukaan Lahan
Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk
menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang
merata. Tunggul bekas batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu
dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis batuan yang ada dibuang,
sehingga tidak mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang
akan ditanam di areal tersebut.
c. Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang
terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran
drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam
yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk bedengan baris tanaman
ganda, bedengan melintang pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8
meter, tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan
minimum 20 cm).
d. Pengapuran
Dilakukan dengan pemberian jenis kapur pertanian yang me-ngandung
unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan
keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat

7
didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur
per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk
antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit
sebanyak 50 kg.
e. Pemupukan
Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan pupuk buatan. Pupuk
kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari hewan
sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk
kandang berguna untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang
subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan. Caranya, ditaburkan disekeliling baris
bedengan secara merata. Pupuk tersebut terdiri atas: (a) Pupuk Makro
yang terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor, dan Kalsium (b) Pupuk Mikro
yang terdiri dari Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan (Mn), Besi (Fe),
Belerang (S), Tembaga (Cu), Seng (Zn) Boron (Bo) dan Molibden (Mo).
f. Lain-lain
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi
bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul.
Di bagian tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan
diatas lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan
peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering
setebal 2-3 cm dan plastik mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm agar
menghambat penguapan air dan tumbuh tanaman liar. Pemakaian plastik
lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12 bulan pada
areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik sisa yang berwarna
perak yang memantulkan sinar matahari dan secara tidak langsung
membantu tanaman banyak mendapat sinar matahari untuk
pertumbuhannya.

8
2.3.3 Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola
tanam monokultur.
b. Pembuatan Lubang
Tanaman Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah
persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Sambil
menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan
kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1
minggu sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi
bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100 cm atau tergantung
tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup dengan plastik mulsa, maka
diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi
lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi
lubang.
c. Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram supaya tanah
siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal sekitar
tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum batang bibit
ditanam dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit
menggunakan kantong plastik yang ada. Langkah imunisasi dilakukan
dengan perendaman selama 5-10 menit disertai campuran larutan obat
obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik, Abitonik,
dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh
peres fungisida serbuk/tepung. Urutan penanaman adalah sebagai berikut:
a) Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak. b) Tanam
dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah
disiapkan c) Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
d) Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit

9
air agar media bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat bersatu tanpa
tersisa.
2.3.4 Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila
tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan
bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan
bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak
diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu
perkembangan tanaman.
b. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan
pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang
tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang
tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai
daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang
karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan
cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi,
sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik
pohon/buahnya.
c. Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar
menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa hari
penanaman.
d. Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda
yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah
semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk
mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda

10
yang kurang bermanfaat.
e. Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak akan
semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang
disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative
diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan
pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas
buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan
insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin.
Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut: a) Pupuk daun diberikan
pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam; b) Pupuk buah diberikan
pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam; c) ZA dan NPK (perbandingan 1:1)
dilakukan 21 hari setelah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam
sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml.
f. Pengairan dan Penyiraman
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan
melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada musim
kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan
pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan slang
plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka
memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air.
g. Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ
(zat perangsang tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro (Pm)
berbentuk cairan. Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah
tanaman berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali
hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal
yang tidak terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas

11
lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari
tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
h. Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang penting untuk
memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara
1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat dengan
perakaran berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran
sebesar telur ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Setiap
tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Setiap calon
buah 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik
akibat ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga warna kurang
menarik dan menurunkan harga jual buah itu sendiri.
2.3 Penggunaan Mulsa pada Tanaman Semangka
Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu
yang disebar di permukaan tanah. Mulsa bertujuan untuk melindungi
permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,
struktur, kesuburan tanah, serta menghambat pertumbuhan gulma (Mohr,
1986).
Dari fungsi umumnya, pemasangan mulsa bertujuan untuk
mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan, melindungi tanah
dari terpaan butiran hujan, mengurangi evaporasi dan dapat menahan
tumbunya gulma. Pemasangan mulsa pada tanaman semangka sebaiknya
dilakukan pada siang hari saat panas matahari terik, agar mulsa dapat
memuai sehingga menutupi bedengan dengan tepat. Setelah itu
mengancing mulsa tersebut dengan menggunakan pasak penjepit dari
bamboo dan dikaitkan pada sisi-sisi bedengan agar mulsa tidak terlepas.
Pemasangannya cukup melibatkan 2 orang untuk satu bedengan (Samadi,
1997).

12
Pada saat pemeliharaan dan perawatan tanaman semangka, juga
dapat dilakukan pemasangan mulsa jermai setelah puncak tanaman
semangka sampai pada ujung mulsa MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak).
Fungsi dari jerami tersebut adalah sebagai tempat menjalarnya tanaman
dan menghambat pertumbuhan gulma, selain itu juga mulsa jerami
berfungi sebagai alas pada buah semangka supaya buah tidak busuk.

13
3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman dilaksanakan mulai Oktober


sampai Desember bertempat di lahan pertanian Desa Jatimulyo,
Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ring sampel untuk
pengambilan sampel tanah, balok penekan untuk menekan ring sampel,
palu untuk memasukkan ring sampel kedalam tanah, plastik untuk
menyimpan sampel tanah, kertas label untuk memberi tanda pada sampel
tanah, karet untuk mengikat plastik, mulsa plastik hitam perak (MPHP)
digunakan sebagai tutupan bedeng lahan semangka, potongan bambu
untuk perekat sisi-sisi mulsa dengan tanah, gunting untuk memotong
mulsa dan membuat lubang pada mulsa, kaleng untuk melubangi mulsa,
penggaris untuk mengukur jarak tanam dan panjang sulur, botol semprot
untuk menyemprotkan Plant Growth Promoting Rhizo-bacteria (PGPR)
yang merupankan bakteri perakaran pemacu pertumbuhan tanaman yang
diberikan pada tanah pertanian, ember untuk penyiraan rutin tanaman
semangka
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah air untuk menyirami
tanaman secara rutin, pupuk SP-36 untuk menambah unsur Fosfor pada
tanah dan tanaman, pupuk urea untuk menammbah unsur Nitrogen pada
tanah dan tanaman, pupuk KCl untuk menambah unsur Kalium pada tanah
dan tanaman, pupuk kandang untuk menambah unsur hara dan
memperbaiki sifat tanah dan PGPR sebagai bakteri pembantu dalam
penyedia unsur hara bagi tanaman semangka.

14
3.3 Cara Kerja

1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada petak lahan 3 yaitu petak
lahan yang ditanami padi. Pengambilan sampel tanah yang dilakukan
adalah pengambilan sampel tanah hancuran atau komposit dan sampel
tanah utuh. Pada pengambilan sampel tanah utuh dilakukan pada 3 titik
plot dan hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan,
alat-alatnya seperti ring master, balok penekan, ring sampel, palu, plastik,
karet dan label. Kemudian meletakan ring sampel pada tanah dalam
keadaan datar. Lalu menekan ring sampel ke dalam tanah sampai 1/4
bagian. Setelah itu meletakkan ring master diatas ring sampel dan
menekan ring master dengan bantuan balok penekan sampai terisi 1/2
bagian. Kemudian membersihkan tanah disekitar ring , lalu menyimpan
sampel tanah utuh dalam ring sampel dengan plastik dan karet serta
memberi plastik dengan label.
Pengambilan sampel tanah hancuran dan komposit dilakukan pada 5
titik plot pada petak lahan padi. Hal yang pertama dilakukan adalah
mengambil tanah pada lima titik di petak lahan padi. Setiap titik diambil
setiap kedalaman 0-15 cm, dan 15-30 cm. Pada setiap lokasi dan
kedalaman yang diambil kemudian dikompositkan. Setelah itu, tanah
hancuran dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label dengan format
Petak Lahan-(Kedalaman), seperti contoh pada petak lahan no 2
kedalaman 0-15 disimbolkan dengan 2-(0-15).
2. Persiapan lahan
Pada persiapan lahan dan pemasangan mulsa plastik hitam perak
(MPHP) yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
diutuhkan, kemudian mengukur panjang dan lebar bedengan lahan untuk
menentukan kebutuhan MPHP, setelah itu potong MPHP sesuai dengan

15
bedengan yang sudah diukur dan pasang MPHP diatas bedengan lahan
lalu tancapkan bambu di setiap pojokan MPHP supaya mulsa merekat
dengan tanah dan tidak mudah lepas. Selanjutnya ukur jarak tanam
menggunakan penggaris di atas MPHP lalu buat lubang pada setiap
lubang tanam yang sudah ditentukan.
3. Penanaman bibit semanka
Penanaman bibit semangka, setelah bedengan siap dan MPHP sudah
terpasang selanjut membuat lubang tanam sedalam 5 cm pada setiap
lubang tanam kemudian ambil bibit semangka yang sudah disiapkan dan
masukkan pada setiap lubang tanam lalu tutup lubang dengan tanah.
4. Pemupukan dan pemberian PGPR
Pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 0,7 gram/ lubang tanam dengan
cara ditugal dengan jarak 5 cm dari tanaman dengan kedalaman 5-10 cm,
masukkan pupuk kedalam tanah yang telah ditugal kemudian tutup
kembali lubang dengan tanah. Setelah pemupukan selesai selanjutnya
pengaplikasian PGPR, siapkan botol semprot yang sudah diisi air 1 liter
kemudian tambahkan 1 tutup botol PGPR kedalam botol semprot dan
kocok-kocok botol semprot hingga homogen, kemudian semprotkan
larutan PGPR pada tanah di setiap lubang tanam.
5. Perawatan tanaman
Perawatan dan pengamatan tanaman, untuk perawatan ini dilakukan
serutin mungkin untuk penyiangan gulma dan penyiraman tanaman. Untuk
pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali dengan parameter
pengamatan yang sudah ditentukan.

16
3.4 Parameter Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada tanaman tomat dilakukan setiap seminggu


sekali pada saat praktikum di lahan. Parameter pengamatan pada
tanaman tomat, antara lain:
1. Panjang Sulur
Pengamatan tinggi tanaman pada tanaman semangka diukur dengan
menggunakan penggaris, pada tanah sebagai titik tumbuh batang sampai
dengan titik tumbuh daun pada batang utama. Tinggi tanaman diukur setiap
7 hari sesuai dengan jadwal praktikum di lapang dengan menggunakan 5
sampel yang sudah dipilih, kemudian hasil dari pengamatan dicatat di form
pengamatan.
2. Jumlah Daun
Pengamatan jumlah daun pada tanaman tomat dihitung manual,
dengan melihat daun yang sudah mekar. Jumlah daun tanaman diukur
setiap 7 hari sesuai dengan jadwal praktikum di lapang dengan
menggunakan 5 sampel yang sudah dipilih, kemudian hasil dari
pengamatan dicatat di form pengamatan.
3. Jumlah Bunga
Pengamatan jumlah bunga pada tanaman semangka dilakukan pada
saat bunga semangka muncul, apabila tanaman semangka sudah
berbunga maka langsung mencatat kapan bunga muncul, dan pengamatan
bunga ini rutin dilakukan seminggu sekali.
4. Jumlah Buah
Pengatamatan pada buah semangka dilakukan pada saat tanaman
bunga semangka sudah melakukan penyerbukan, setelah penyerbukan
sudah selesai maka pangamatan buat dilakukan dengan mencatat kapan
buah muncul dan berapa jumlah buah pertanaman, pengamatan ini rutin
dilakukan seminggu sekali.

17
5. Intensitas Penyakit
Pengamatan penyakit pada daun tanaman semangka dilakukan secara
manual dengan menggunakan kasat mata dan harus dilakukan dengan 1
orang saja. Intensitas penyakit pada daun tanaman semangka diukur setiap
7 hari sesuai dengan jadwal praktikum di lapang dengan menggunakan 5
sampel tanaman yang sudah dipilih, kemudian hasil dari pengamatan
dicatat di form pengamatan dan dokumentasi. Cara menghitung intensitas
penyakit pada daun yaitu dengan menggunakan metode skoring antara
0-4 dengan masing-masing skala yaitu pada skala 0 artinya tidak ada daun
yang terserang, skala 1 artinya pada daun yang terserang sebesar 1%-25%
dari luas daun keseluruhan, skala 2 artinya pada daun yang terserang
sebesar 26%-50% dari luas daun keseluruhan, skala 3 artinya pada daun
yang terserang sebesar 51%-75% dari luas daun keseluruhan, sedangkan
pada skala 4 artinya skala yang terakhir dan merupakan kerusakan pada
daun tanaman tomat yang paling parah yaitu sebesar 100%. Adapun rumus
untuk menghitung intensitas penyakit:

X100%
Keterangan:
n: Jumlah daun yang terserang penyakit
v: Nilai skala tiap kategori serangan
Z: Nilai skala dari kategori serangan tertinggi
N: Jumlah daun yang diamati

6. Keragaman Arthropoda
Pengamatan keragaman arthropoda pada tanaman semangka dihitung
manual, dengan melihat antropoda yang ada disekitar tanaman semangka.
Pengamatan ini dilakukan setiap 7 hari sesuai dengan jadwal praktikum di

18
lapang dengan menggunakan 5 sampel yang sudah dipilih, kemudian hasil
dari pengamatan dicatat di form pengamatan dan di dokumentasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Diyansyah, B., 2013. Ketahanan Lima Varietas Semangka Terhadap


Inveksi Virus CMV. Diunduh dari pustakapertanian.staff.ub.ac.id.
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2016.
Hardaji, M.M.S.S. 1984. Pengantar Agronomi. Gramedia: Jakarta.
Mohr, H.C. 1986. Watermelon Breeding. In M.J. Bassett. Breeding
Vegetable Crops, Connecticut: Amerika.
Prajnanta, F. !996. Agribisnis Semangka Non-Biji, Penebar Swadaya:
Jakarta.
Samadi, B. 1997. Usaha Tani Semangka. Kanisius : Yogyakarta
Setiadi dan S. F. Nurulhuda. 1994. Semangka Varietas dan
Pembudidayaanya. Penebar Swadaya: Jakarta
Paje, M.M.S.S 1994. Plant Taxonomi. Company Limited: Mc Graw-Hill
Publishing
Sunarjono, 2000. Prospek Tanaman Buah. Penebar Swadaya: Jakarta.
Wihardjo, Suwandi. (1993). Bertanam Semangka. Kanisius: Yogyakarta

20

Anda mungkin juga menyukai