Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa di dalam dunia teknik sering kita
jumpai adanya percobaan atau eksperimen. Dan di dalam kita melakukan suatu
eksperimen pasti terdapat data data hasil eksperimen yang harus diolah. Data-data
tersebut hanya akan berakhir sebagai data saja, apabila tidak diolah terlebih
dahulu. Dan untuk mengolah data-data tersebut menjadi informasi yang berguna
ialah dengan menggunakan ilmu statistika. Dimana, dalam ilmu statistika ada dua
bagian dari statistika yang akan mengolah data tersebut, yaitu statistika deskriptif
dan statistika inferensia. Kedua bagian tersebut memiliki peranan masing-masing
dalam hal pengumpulan data hingga pengambilan kesimpulannya
yt = gt = (2gh)
Dari persamaan waktu jatuh,terlihat bahwa waktu jatuh benda bebas hanya
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu h adalah ketinggian dan g adalah gravitasi
bumi.jadi berat dari besaranbesaran lain tidak dipengaruhi artinya meskipun
berbeda beratnya ,2 benda yang jatuh dari ketinggian yang sama dan pada tempat
yang sama akan jatuh dalam waktu yang bersamaan,tetapi apabila benda tidak
jatuh bersamaan dikarenakan adanya gesekan udara.gesakan udara sangat
mempengaruhi gerak jatu bebas suatu benda walaupun percepatan gravitasi tiap-
tiap benda yang dijatuhkan adalah sama. (Mansfield.1998)
Semua benda akan jatuh dengan percepatan sama,apabila tidak ada udara
atau hambatan lainnya.semua benda berat atau ringan,udara berperan penting
sebagai hambatan untuk benda-benda yang ringan memiliki permukaan luas,tetapi
pada kondisi tertentu hambatan udara ini diabaikan.pada suatu ruangan hampa
udara benda ringan dan berat memiliki percepatan yang sama.hal ini menunjukan
bahwa untuk sebuah benda yang jatuh dari keadaan alam,jarak yang ditempuh
akan sebanding dengan kuadrat waktu.(Young.2002
Null Testing (H0) adalah jenis hipotesis yang digunakan dalam statistik
yang mengusulkan bahwa tidak ada signifikansi statistik dalam serangkaian
pengamatan yang diberikan. Hipotesis nol mencoba untuk menunjukkan bahwa
tidak ada variasi antara variabel atau bahwa satu variabel tidak berbeda dari mean-
nya. Hal ini diduga benar sampai bukti statistik membatalkannya untuk hipotesis
alternatif. Alternative Hypothesis (H1) adalah hipotesis yang akan otomatis
diterima jika hipotesis nol ditolak.
Daerah Daerah
Penolakan H0 Penolakan H0 Daerah Kritis
Daerah
Luas 1/2a Luas 1/2a
Penerimaan H0
d1 d2
Kesalahan tipe 1, adalah kesalahan yang terjadi jika kita menolak Ho,
padahal Ho benar. Probabilitas untuk melakukan kesalahan tipe 1 ini diberi simbol
. Sedangkan kesalahan tipe 2 terjadi jika kita menerima (tidak menolak) Ho,
padahal Ho tersebut salah. Probabilitas melakukan kesalahan tipe 2 ini di beri
simbol . Untuk mendapatkan keputusan yang baik, maka kedua kekeliruan
tersebut harus diusahakan sekecil mungkin. Tetapi ini akan sulit dicapai,
mengingat bahwa meminimalkan yang satu akan terjadi peningkatan yang lain,
kecuali dengan cara memperbesar ukuran/jumlah sampel, yang pada umumnya
jarang bisa dilaksnakan.
a. Jika hipotesis alternatif (Ha) mempunyai rumusan tidak sama (), maka
dalam distribusi statistik yang digunakan, normal untuk angka Z, student
untuk angka t dan seterusnya, terdapat dua daerah kritis yang masing-
masing terdapat pada ujung-ujung distribusi. Luas daerah kritis pada tiap
ujung adalah . Dan karena ada duan daerah penolakan Ho ini, maka
dinamakan pengujian dua pihak (dua ekor).
Daerah Daerah
Penolakan H0 Penolakan H0 Daerah Kritis
Daerah
Luas 1/2a Luas 1/2a
Penerimaan H0
d1 d2
b. Jika hipotesis alternatif (Ha) mempunyai rumusan lebih besar (), maka
dalam distribusi statistik yang digunakan terdapat sebuah daerah kritis
yang letaknya diujung kanan. Luas daerah kritis ini adalah sama dengan .
Pengujian hipotesis ini dinamakan uji satu pihak (satu ekor) pihak kanan.
Harga d diperoleh dari daftar distribusi yang digunakan dengan peluang
yang telah ditentukan, dan menjadi batas antara daerah kritis dan daerah
penerimaan Ho.
Daerah
Penolakan H0 (Daerah Kritis)
Daerah
Luas = a
Penerimaan H0
c. Jika hipotesis alternatif (Ha) mengandung pernyataan lebih kecil (<), maka
daerah kritis berada di ujung kiri dari distribusi. Luas daerah ini adalah ,
dan dibatasi oleh bilangan d yang diperoleh dari daftar distribusi yang
bersangkutan dengan tertentu yang telah ditetapkan. Pengujian hipotesis
ini disebut pengujian satu pihak (satu ekor) pihak kiri.
Daerah
Penolakan H0 (Daerah Kritis)
Daerah
Luas = a
Penerimaan H0
0
=
= X = Perkiraan standar error dari mean sample.
Statistik Z ini berdistribusi normal, sehingga untuk menentukan criteria pengujian
digunakan daftar distribusi normal baku.
2.4.2 Means Test for One Sample with Standart Deviation Unknown
Untuk menguji hipotesis H0== 0 melawan Ha= 0 maka digunakan
statistik t dengan rumus sebagai berikut:
0
= /
Statistik t ini ternyata berdistribusi student dengan dk= (n-1). Sedangkan criteria
pengujian diperoleh dari distribusi student t pada taraf tertentu untuk uji dua
pihak (dua ekor).
2.4.3 Means Test for Two Independent Samples with Standart Deviation
Known
Rata-rata n1
=10
=1
1 =
0,34 + 0,2 + 0,2 + 0,28 + 0,27 + 0,34 + 0,27 + 0,34 + 0,34 + 0,27
1 =
10
1 = 0,285
Rata-rata n2
=10
=1
2 =
0,54 + 0,47 + 0,41 + 0,4 + 0,47 + 0,35 + 0,4 + 0,47 + 0,47 + 0,4
2 =
10
2 = 0,438
Variasi n1
=10
=1 ( )
2
12 =
1
(0,34 0,285)2 + (0,2 0,285)2 + + (0,27 0,285)2
12 =
10 1
2
1 = 0,003028
Variasi n2
2
=10
=1 ( )
22 =
1
2
(0,54 0,438)2 + (0,47 0,438)2 + + (0,4 0,438)2
2 =
10 1
22 = 0,003040
4.1.4. Distribusi F
Distribusi F digunakan karena sample yang diambil berasal dari dua
populasi yang Independent. Distribusi ini digunakan untuk menentukan
variasi dari sample yang diambil.
12 0,003028
= 2 = = 0,995980
2 0,003040
Dengan degree of freedom yaitu v sebesar :
1 = 2 = 1 = 10 1 = 9
Rata-rata n2
=10
=1
2 =
0,54 + 0,47 + 0,41 + 0,4 + 0,47 + 0,35 + 0,4 + 0,47 + 0,47 + 0,4
2 =
10
2 = 0,438
Sample 1
=10
( )2 = 0,027250
=1
Sample 2
=10
2
( ) = (0,54 0,438)2 + (0,47 0,438)2 + + (0,4 0,438)2
=1
=10
2
( ) = 0,027360
=1
4.2.4. Distribusi t
Untuk pengujian rata-rata dari sebuah sample yang kecil atau n<30,
maka digunakan distribusi t. Dikarenakan variasi dari distribusi F gagal
ditolak, maka dihitung:
2
2
=10 2 =10
=1 ( ) + =1 ( ) 1 + 2
=
(1 1) + (2 1) 1 2
0,027250 + 0,027360 10 + 10
2 =
(10 1) + (10 1) 10 10
2
= 0,000607
1 2
=
0,285 0,438
=
0,000607
= 6,211215