Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KEWIRAUSAHAAN :

Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat

A. Pendahuluan nilai usaha tersebut adalah keuntungan

Entrepreneur,berasaldari bisnis.

bahasa Inggris, artinya usahawan atau Dalam memperhitungkan waktu

pengusaha. Usahawan atau pengusaha, untuk berbisnis, para pebisnis

dalam aktifitas sehari-hari disebut juga menganggap waktu untuk berbisnis

dengan pebisnis. Dan segala aktifitas sebagai ongkos bisnis yang harus

pada pebisnis atau pengusaha disebut dibayarkan kepada yang menjalankan

dengan bisnis. Karena aktifitas pebisnis sebuah bisnis. Karena dianggap sebagai

tidak lain adalah bisnis itu sendiri yang ongkos bisnis, maka para pebisnis

melibatkan waktu dan setiap waktu menganggapnya hal tersebut sebagai

yang digunakan dalam berbisnis suatu keuntungan bisnis.

dihitung dengan nilai usaha, di mana Entrepreneur dalam bahasa

Indonesia disebut dengan

Kewirausahaan, menurut ejaan bahasa


Indonesia, kewirausahaan terdiri dari mental-emosional dan kemampuan

beberapa suku kata, yaitu Ke-wirausaha- membaca peluang.

an, menurut Entrepreneurship, istilah Kemampuan berwirausaha di

Wirausaha adalah : seseorang yang dasari atas sebuah kepentingan

mampu melihat adanya peluang membaca peluang untuk pengembangan

kemudian menciptakan sebuah sebuah usaha, tersedianya cukup waktu

organisasi untuk memanfaatkan peluang untuk mengimprofisasikan kreatifitas

tersebut untuk memulai suatu bisnis usahanya, dan dorongan yang kuat

yang baru. Atau Kemampuan setiap dalam menguasai pasar. Sehingga dalam

orang untuk menangkap setiap peluang hal ini diperlukan konsep-konsep dasar

usaha, dan dimanfaatkanya sebagai berwirausaha agar tidak terjebak dalam

lahan usaha, atau bisnis dan seluruh kemacetan improfisasi.

waktunya dicurahkan untuk menemukan Gambar 1


Pengetahuan Wirausaha, Improfisasi
peluang-peluang bisnis. dan Hasil

Wirausaha adalah jalan Pengetahuan


Improfisasi
Wirausaha
pekerjaan seseorang yang dijalankan

dengan kemungkinan memperoleh


Kewirausahaan memiliki arti
keuntungan dan kemungkinan
yang cukup luas, karena menyebutkan
memperoleh kerugian yang tak
seseorang atau setiap orang, yang
terhingga berdasarkan skala kualitas
mampu menangkap peluang-peluang
seseorang tersebut, sehingga untuk
usaha, kemudian peluang usaha tersebut
melangkah berwirausaha diperlukan
dijadikannya sebagai lahan bisnis
pribadi-pribadi tangguh, pribadi pantang
dengan mencurahkan segenap waktunya
menyerah, percaya diri, kemampuan
untuk menciptakan peluang bisnis.

Setelah tercipta peluang bisnis,


seorang wirausaha akan melekat pada figur wirausahawan yaitu

mempertahankan jalan bisnisnya, tidak bergantung pada pihak yang tidak

mengembangkan jalan bisnisnya dan sejalan dengan usahanya, jujur,

bahkan memperluas jaringan bisnisnya memiliki kegigihan, pantang menyerah,

sesuai dengan tujuan utama dalam sikap diri yang terpuji, tanggung jawab

dalam berwirausaha. tak terbatas, kesabaran dalam

Gambar 2 menghadapi tantangan, komitmen pada


Hubungan Bisnis, Barang, Jasa
Konsumen dan Laba hasil pemikirannya, dan totalitas dalam
Barang
mengurus bisnisnya. Konteks
Konsumen
Bisnis Laba kemandirian berwirausaha, adalah salah

Jasa satu dimensi penting bagi setiap orang

yang akan terjun berwirausaha, karena


Dari sisi kebahasaan istilah
dalam wirausaha sekali melangkah
bisnis memang artinya sibuk, penuh
harus menemui titik terang sebagaimana
kegiatan, tak ada waktu luang, dan yang
yang diharapkan. Dalam wirausaha
dikejar selalu keuntungan sesuai dengan
terkandung di dalamnya sosok atau
tujuan berbisnis itu sendiri. Jadi orang
figur yang berkualitas secara pribadi,
yang berbisnis adalah orang yang sibuk,
matang dan berdedikasi tinggi, sanggup
orang yang tidak banyak memiliki
menghadapi segala bentuk rintangan,
waktu luang, penuh dengan kegiatan
serta mengutamakan
bisnis karena yang dikejar adalah
Tarmuji (2000), memaparkan
sebuah keuntungan, dan ia menerima
bahwa, seorang wirausaha bukan
konsekuensi dari bisnis tersebut yaitu
manusia hasil cetakan melainkan
kesibukan yang teramat panjang.
seseorang yang memiliki kualitas
Dalam konteks kemandirian,
pribadi yang menonjol yang nampak
wirausaha adalah salah satu istilah yang
dari sikap, motivasi dan perilaku yang pendapatan masyarakat, (2). Sebagai

mendasarinya. pejuang bangsa dalam bidang ekonomi,

meningkatkan ketahanan nasional,

B. Manfaat Wirausaha mengurangi ketergantungan pada

Wirausaha memiliki beberapa bangsa lain.

manfaat yang dapat dipetik oleh seorang Keuntungan dan kelemahan

wirausahawan dalam rangka usahanya menjadi wirausaha (1). Pendapatan yang

antara lain: (1). Membuka lapangan tidak pasti, (2). Bekerja keras dengan

kerja baru, (2). Sebagai generator waktu tak terbatas, (3). Kualitas

pembangunan lingkungan, (3). Sebagai kehidupannya rendah sebelum mereka

contoh pribadi unggul, terpuji, jujur, berhasil, (4). Tanggung jawabnya besar,

berani dan tidak merugikan orang lain, banyak keputusan yang harus diambil

(4). Menghormati hukum dan peraturan walau belum menguasai permasalahan.

yang berlaku, (5). Mendidik karyawan Keuntungan menjadi wirausaha

jadi orang mandiri, disiplin, jujur dan adalah: (1). Terbuka peluang untuk

tekun, dan (6). Memelihara keserasian mencapai tujuan, (2). Terbuka peluang

lingkungan, baik dalam pergaulan mendemonstrasikan potensi secara

maupun dalam kepemimpinan. penuh, (3). Terbuka peluang

Dua darma bakti manfaat memperoleh manfaat dan keuntungan

wirausaha terhadap pembangunan secara maksimal, (4). Terbuka peluang

bangsa adalah: (1). Sebagai pengusaha, untuk membantu masyarakat dengan

memberikan darma baktinya usaha konkrit, dan (5). Terbuka peluang

melancarkan proses produksi, distribusi untuk menjadi bos.

dan konsumsi. Wirausaha mengatasi Selain terbuka peluang dalam

kesulitan lapangan kerja, meningkatkan mencapai tujuan, mendemonstrasikan


potensi secara penuh dan memperoleh reputasinya. Contoh lain seperti, Eka

manfaat serta keuntungan secara Cipta Wijaya, Prayogo Pangestu, Bob

maksimal, menjadi wirausaha adalah Sadino, Yusuf Kalla, dan Setiawan

salah satu pilihan yang sangat Djodi, belakangan muncul pebisnis baru

menantang. Setiap wirausahawan seperti Helmi Yahya dan Ratih

ditantang untuk mempertaruhkan Sanggarwati.

segenap waktu, pikiran, tenaga, dan Seorang Wirausahawan

energinya untuk kepentingan usaha dan mempunyai peran untuk mencari

bisnisnya. kombinasi-kombinasi baru yang

Mempertaruhkan segenap waktu, merupakan gabungan dari lima hal

pikiran, tenaga dan energinya untuk yaitu: (1). Pengenalan barang dan jasa

kepentingan bisnis adalah simetris baru, (2). Metode produksi baru, (3)

dengan mempertaruhkan reputasinya, Sumber bahan mentah baru, (4). Pasar

karena kesuksesan dalam pertaruhan baru, dan (5). Organisasi industri baru.

segenap waktu, pikiran, tenaga dan Dapatkah Kewirausahaan di

energi dalam bisnis akan mengangkat ajarkan? Beberapa tahun yang lalu,

reputasi seorang pebisnis. Reputasi kewirausahaan tidak dapat diajarkan.

pebisnis adalah hal penting dalam Akan tetapi sekarang ini kewirausahaan

membangun usaha bisnisnya. Karena atau Enterpreneurship dapat diajarkan,

reputasi pebisnis dapat dijadikan sebagai bahkan berkembang sangat pesat. Sudah

jaminan dalam menuangkan langkah- banyak buku-buku, sekolah-sekolah dan

langkah bisnis. Contoh, Aburizal Bakri, kursus-kursus serta pelatihan yang

adalah salah seorang pebisnis senior spesifik mengajarkan tentang bisnis.

yang tak dapat dianggap enteng atas

kebesaran nama dan


Dalam konteks wirausaha, Quadran kedua adalah, S = Self

beberapa tokoh memiliki pandangan Employee atau orang yang bekerja atas

dan konsep wirausaha yang berbeda keahliannya sendiri, contoh : dokter,

satu dengan lainnya. Salah satu contoh notaris, pengacara, tukang kayu, tukang

konsep wirausaha dengan pendekatan sepatu, dan lain lain.

cashflow quadran sebagaimana gambar Quadran ketiga adalah, B =

berikut: Bisnisman, orang yang bekerja atas

kemampuan usahanya sendiri tanpa

Gambar 3 dibatasi waktu, modal, perintah dan


Cashflow Quadran
dalam pengembangan bisnisnya tak

bergantung pada situasi serta pada


E B
Employee
Bisnisman
siapapun karena ia bekerja dengan

S I menggerakkan manajemen.
Self Employee Investor
Quadran keempat adalah, I =
Entrepreneur / 04/08/2010

Sumber: Kiyosaki, 2006. Investor, orang yang bekerja atas

kemampuan modalnya untuk ditanam

Quadran pertama adalah, E = pada perusahaan-perusahaan agar

Employee, atau pekerja dan atau tenaga mendapatkan keuntungan yang

kerja. Dalam konsep ini seorang berlipat ganda tanpa harus bekerja

pekerja atau tenaga kerja ia hanya secara langsung, pada bagian ini

berfungsi seperti mesin, ia bekerja investor sering mengandalkan manager

tergantung dari perintah atau inisiatip dalam menggerakkan manajemen

atasanya, contoh karyawan, pegawai dalam memperlancar investasinya.

pabrik, tenaga bagian produksi, dll. Waringin (2008), menjelaskan

bahwa, ketika seseorang mulai blame


(menyalahkan) orang lain, menyalahkan menyerah, memiliki kemampuan dalam

faktor ekonomi, menyalahkan situasi, mengembangkan bisnisnya, menetapkan

orang ini tidak belajar dari bisnis apa, dan memastikan komunikasi

kegagalannya, dan orang yang tidak jaringan. kian luas suatu jaringan bisnis,

belajar dari kegagalannya adalah orang akan semakin cepat bisnis itu

yang gagal sesungguhnya. berkembang, dan kian besar peluang

Pandangan Waringin memberi untuk pertumbuhannya.

makna bahwa tidak semua wirausaha Pertama, memiliki kemauan,

berjalan dengan lancar, ada juga yang pebisnis harus memiliki kemauan-

gagal, dan jika gagal perlu dipelajari kemauan yaitu : (1). Kemauan

faktor-faktor kegagalannya dan menyediakan waktu, (2). Kemauan

kemudian bangkit lagi. Setiap mengatur waktu, (3). Kemauan bekerja

kegagalan, perlu dipelajari dan tidak keras, (4). Kemauan hidup sederhana,

menyerah atas sebuah kegagalan, dan (5). Kemauan pantang menyerah.

kegagalan yang tidak dipelajari atau Kedua, memiliki kemampuan,

direnungkan adalah kegagalan yang pebisnis harus memiliki kemampuan-

sesungguhnya. kemampuan yaitu : (1). Kemampuan

Finansial/modal, (2). Kemampuan

C. Bagaimana memulai sebuahintelektual, (3). Kemampuan emosional,

usaha baru ? dan (4). Kemampuan sosial

Seorang bisnisman setidaknya Ketiga, pebisnis harus

memiliki kemauan keras dalam menetapkan bisnis apa dan jumlah

mewujudkan impiannya, memiliki produk yang akan dijalankan yaitu: (1).

kemauan keras dalam menciptakan Mono Brand Product (satu jenis produk

kreasi-kreasi bisnis, kemauan pantang usaha), (2). Dual Brand Product (dua
jenis produk usaha), dan (3). Multy tentang : (1). Faktor Internal, yang

Brand Product (banyak jenis produk). termasuk faktor internal meliputi hal-hal

Keempat, pebisnis harus tentang evaluasi diri dan merubah pola

memastikan komunikasi jaringan yaitu: pikir atau pola tindakan, dan (2). Faktor

(1). Komunikasi dengan supplier Eksternal, yang termasuk faktor

(pemasok), (2). Komunikasi dengan eksternal meliputi hal-hal yang

calon pembeli, (3). Komunikasi dengan berkaitan dengan knowledge

pembeli, (4). Komunikasi dengan (pengetahuan) dan skill

pelanggan, dan (5). Komunikasi dengan (keterampilan). Kedua faktor internal

kompetitor. dan eksternal tersebut memiliki

Demikian jalan panjang dalam karakteristik yang unik dan menarik

memulai suatu bisnis baru, konsep baru, perlu mendapatkan perhatian.

langkah-langkah baru dan metode baru, Vianus (2008), mengemukakan

kesemuanya dirangkai dalam satu sistem bahwa, Kesuksesan tidak dimiliki

dan manajemen yang baku, berstandar seperti mendapatkan undian, kesuksesan

dan elastis. direncanakan, dan ketika anda memiliki

Sargent (1992), menjelaskan pengendalian diri, anda sedang

bahwa, Lakukan apapun agar orang merencanakan diri untuk sukses.

dapat mulai membicarakan anda dan

bisnis anda. E. Apa Tujuan Hidup Ini ?

D. Business Success Paradigm Pada saat menentukan pilihan

Adabeberapaparadigma untuk menjadi pebisnis, apakah tujuan

sukses dalam berbisnis yang hidup anda semuanya ? Tujuan hidup

berkembang di tengah masyarakat, di setiap orang pada umumnya ada

antaranya keharusan memahami bermacam-macam, namun pilihan


menjadi pebisnis apakah menjadi tujuan pajak, di kantor PDAM dll. Di sini

utama ? Untuk menentukan pilihan pegawai bertindak seperti mesin,

menjadi pebisnis sedikitnya ada tujuan- mereka hanya menjalankan fungsinya

tujuan yang ingin dicapai oleh setiap atas instruksi atasan, atas perintah atasan

orang seperti: (1). Kebahagiaan, (2). dan tak dapat mengembangkan

Kesejahteraan, (3). Kesehatan, (4). potensinya karena dibatasi oleh instruksi

Karir, (5). Kebestarian, (6). dan rekomendasi, (2). Sebagai pemilik

Kemasyarakatan, (7). Keluarga, dan (8). pekerjaan (Self Employee) atau orang

Kerohanian. yang bekerja atas keahliannya sendiri,

Kiyosaki (2006), contoh : dokter, notaris, pengacara,

mengemukakan bahwa, Pertempuran tukang kayu, tukang sepatu, dll. Di sini

yang berkecamuk dalam dirimu inilah para pemilik pekerjaan atas keahliannya

yang membuatnya begitu sulit. Yang sendiri dapat bekerja dengan bebas

menjadi masalah adalah pertempuran menentukan waktu kapan memulai

antara jati dirimu yang dulu dan yang bekerja dan kapan pula mengakhiri

baru. pekerjaanya. Model seperti ini pekerja

Setiap manusia memiliki tujuan lebih leluasa dalam mengembangkan

hidup yang berbeda-beda di tuangkan konsep-konsep baru pekerjaannya demi

dalam bentuk-bentuk kegiatan dengan kemajuan pekerjaan tersebut, walaupun

menukar sebagian besar waktunya pada secara tak langsung masih dibatasi oleh

sandaran tujuan dimaksud. Sandaran manajemen yang menaunginya.

tujuan hidup manusia terdapat

bermacam-macam bentuk seperti: (1). Daftar Pustaka

Sebagai pegawai/karyawan (employee),

bekerja di kantor pemda, di kantor 1. Kiyosaki, Robert T, 2006, The


Cashflow Quadrant Panduan Ayah
Kaya Menuju Kebebasan Finansial,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2. Sargent, D Frank, 1996, Memilih


Bisnis Yang Menjajnjikan
Keuntungan Melimpah, Jakarta:
Dinastindo Adiperkasa
Internasional.

3. Tarmudji Tarsis, 2000, Prinsip-


prinsip Wirausaha, Yogyakarta:
Liberty

4. Vianus, Agus, 2008, 7 Karakter


Sukses Untuk Membentuk Pribadi
Fantastis Demi Mendulang
Sukses Tak Terbatas Dalam Karir
dan Bisnis, Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.

5. Waringin, Tung Desem, 2008),


Financial Revolution, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai