OLEH :
PASCASARJANA
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
dengan judul Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan-YME senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Sistem Informasi Akuntansi?
2) Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan manufaktur?
C. Tujuan Penulisan
1) Menjelaskan pengertian Sistem Informasi Akuntansi.
2) Mengetahui Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan manufaktur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem
Mulyadi (2001: 2) menyatakan bahwa sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur
yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, berfungsi bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Bodnar dan Hopwood (1995: 1) sistem adalah kumpulan sumber daya yang
berhubungan dalam mencapai tujuan tertentu. Begitu pula dengan Wilkinson dan Cerullo
(2000: 6) menyatakan system is a unified group of interacting parts that function
together to achieve its purpose.
Dalam arti luas ungkapan sistem ternyata telah disamakan maknanya dengan ungkapan
cara. Sehingga kita akan dapat membaca rangkaian kata seperti: sistem penilaian, system
pengawalan, sistem perwasitan, dan lainnya. Pada dasarnya sesuatu dapat disebut sistem
apabila memenuhi dua syarat . Pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling
berinteraksi dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian-bagian itu disebut
subsistem atau ada pula yang menyebutnya sebagai prosedur.
Agar sistem dapat berfungsi secara efisien dan efektif, subsistem-subsistem atau
prosedur-prosedur itu harus saling berinteraksi antar satu dengan lainnya. Interaksi ini bisa
tercapai terutama melalui komunikasi informasi yang relevan antar subsistem. Namun
demikian, biasanya antara subsistem dengan subsistem lainnya tidak dapat dilihat garis
pemisahnya secara tegas, karena interaksi yang terjalin anatara subsistem itu demikian
kuatnya dan acapkali saling bertumpang tindih.
Informasi mempunyai nilai penting bagi perusahaan karena digunakan dalam setiap
pengambilan keputusan. Kualitas informasi dari suatu informasi (quality of information)
menurut Jogiyanto (1989: 30) tergantung dari tiga hal, sebagai berikut.
1) Akurat
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias. Akurat
juga berarti informasi harus jelas menjelaskan maksudnya. Informasi harus akurat
karena sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi
gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
2) Tepat Waktu
Berarti informasi yang datang pada penerima harus tepat waktu atau tidak boleh
terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi
tersebut tidak dapat dijadikan landasan di dalam pengambilan keputusan.
3) Relevan
Berarti informasi tersebut mempunyai nilai manfaat untuk pemakai.
AIS is a unified structure within in entity, such as a business firm, that employs
physical resources and other components to transform economic data into accounting
information, with the purpose of satisfying the information needs of a variety of users
(Willkinson dan Cerullo, 2000: 7).
Menurut Bodnar dan Hopwood (1995: 10), SIA adalah kumpulan sumberdaya seperti
manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi yang
dihasilkan dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dimana untuk mewujudkan
perubahan ini dapat dilakukan secara manual dan terkomputerisasi.
Dua kelompok utama pemakai informasi yang dihasilkan oleh SIA adalah pihak
intern dan pihak ekstern organisasi. Pihak intern organisasi adalah manajer organisasi
tersebut, yang memerlukan informasi yang berbeda-beda tergantung pada tingkat posisi
mereka dalam organisasi atau tergantung pada fungsi-fungsi tertentu yang mereka lakukan.
Manajer tingkat atas menggunakan informasi yang berhubungan dengan perencanaan dengan
perencanaan dan pengendalian strategi jangka panjang dan umumnya informasinya bersifat
singkat dan jelas. Manajer tingkat menengah yang memerlukan informasi yang lebih rinci
dibanding manajer tingkat atas. Manajer tingkat bawah menggunakan informasi untuk
kegiatan operasional organisasi dan membutuhkan informasi yang lebih rinci.
Bodnar dan Hopwood (2003: 5) juga menyatakan bila ditinjau dari sudut pandang
organisasi, maka dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar informasi akuntansi, yaitu
mandatory dan discretionary. Contoh informasi mandatory adalah pelaporan pajak
penghasilan kepada pemerintah, pelaporan ini terikat oleh peraturan yang ada, sehingga
pertimbangan utama dalam menghasilkan informasi ini adalah dengan meminimumkan
biaya dan memperhatikan apakah penentuan standar keandalan dan kemanfaatan serta
pemenuhan berbagai peraturan yang ada telah terpenuhi. Informasi discretionary banyak
digunakan pihak intern organisasi. Contohnya adalah sistem penggajian, sistem akuntansi
pertanggungjawaban dan laporan spesifik manajemen. Discretionary bersifat bebas sehingga
pertimbangan utama dalam menghasilkan informasi ini adalah manfaat yang dicapai melebihi
biaya untuk menghasilkannya
Menurut Harnanto (1987: 45-47) penyajian informasi yang dihasilkan dari mekanisme
sistem dan prosedur akuntansi memberikan ruang lingkup sistem dan prosedur akuntansi
meliputi hal-hal sebagai berikut.
Setiap pimpinan perusahaan bertanggung jawab penuh atas badan usaha yang
dipimpinnya, baik pada badan usaha yang besar ataupun badan usaha kecil. Pada perusahaan
berskala kecil, seorang pemimpin memiliki wewenang untuk mengawasi secara langsung
aktivitas kinerja setiap departemen atau divisi yang dipimpinnya. Sedangkan pada perusahaan
besar, seorang pimpinan akan mengalami kesulitan untuk mengetahui keadaan setiap divisi
diperusahaannya secara langsung. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan
pendelegasian tugas dan wewenang. Sebagai alat bantu bagi pimpinan perusahaan untuk
melakukan pengawasan diperlukan adanya sistem informasi akuntansi yang telah
direncanakan dan dirancang dengan baik.
a) Waktu
Sistem informasi akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang
diperlukan secara cepat dan tepat waktu dalam memenuhi kebutuhan dengankualitas
yang memadai.
b) Aman
Sistem informasi akuntansi harus dapat membantu suatu organisasi
atauperusahaan dalam menjaga keamanan harta milik perusahaan dengan memakai
prinsip-prinsip pengendalian intern.
c) Biaya
Cost dan benefit harus dipertimbangkan dalam menghasilkan suatu
informasi,biaya harus dikeluarkan dan ditekan sedemikian rupa hingga mencapai
biaya minimum atau relatif tidak mahal.
Sistem Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus-
siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik,
tetapi sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian kejadian ini
menghasilkan transaksi transaksi yang dapat dikelompokan menjadi empat siklus aktivitas
bisnis yang umum, yaitu :
A. Siklus Pengeluaran
B. Siklus Produksi
C. Siklus Pendapatan
A. Siklus Pengeluaran
Tujuan dari siklus pengeluaran kas adalah untuk mengubah kas perusahaan ke dalam
bentuk bahan baku fisik serta sumber daya manusia yang dibutuhkannya untuk
menjalankan bisnis.
1) Tahapan sistem pembelian:
(1) Fungsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah
persediaan kembali melalui observasi catatan persediaan.
(2) Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih memasok, dan
membuat pesanan pembelian.
(3) Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima brang persediaan dari
pemasok.
(4) Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui catatan
persediaan.
(5) Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok.
(6) Buku besar menerima ringkasan informasi dsri utang usaha dan pengendali
persediaan.
2) Ada 4 departemen dalam sistem pembelian manual, yaitu:
(1) Departemen Pembelian
Tugasnya menerima permintaan pembelian, menyortirnya berdasarkan nama
pemasok dan membuat pesanan pembelian yang terdiri atas beberapa bagian. Satu
salinan dikirimkan ke pengendali persediaan, tempat staf administrasi
menyimpannya bersama permintaan pembelian terbuka. Satu salinan tersebut akan
dikirim ke utang usaha untuk disimpan dalam file utang usaha tunda dan akan
menjadi file utang usaha terbuka pada saat katur dikirimkan oleh pemasok. Dua
salinan diberikan kepada pemsok. Staf administrasi bagian pembelian akan
menyimpan salinan terakhir bersama dengan permintaan pembelian dalam file
pesanan pembelian terbuka.
(2) Bagian Penerimaan
Barang yang tiba dari pemasok direkonsiliasi dengan salinan kosong pesanan
pembelian yang berisi informasi jumlah atau harga produk yang diterima. Tujuan
dari salinan kosong adalah untuk memaksa staf administrasi bagian penerimaan
menghitung dan memeriksa persediaan dalam mengisi laporan penerimaan.
Setelah melengkapi jumlah fisik dan menyelesaikan pemeriksaan, staf
administrasi bagian penerimaan membuat laporan penerimaan yang terdiri atas
beberapa bagian, yang menyatakan jumlah dan kondisi persediaan tersebut.
(3) Bagian Utang Usaha
Selama jalannya transaksi, bagian utang usaha telah menerima dan sementara
menyimpan berbagai salinan permintaan pembelian, pesanan pembelian, dan
laporan penerimaan. Dokumen formal yang dipakai oleh bagian ini adalah faktur
pemasok. Jika faktur pemasok ini belum tiba, maka pencatatan utangnya akan
ditunda hingga faktur tersebut dikirimkan oleh pemasok. Lalu apabila faktur tiba,
maka staf administrasi utang merekonsiliasi informasi finansial dengan berbagai
dokumen di file tunda, mencatat transaksi dalam jurnal pembelian, dan
mencatatnya ke rekening pemasok dalam buku pembantu utang usaha.
(4) Bagian Buku Besar
Bagian ini menerima voucher journal dari bagian utang usaha dan sebuah
ringkasan akun dari bagian pengendalian persediaan. Staf administrasi bagian
buku besar mencatat dari voucher journal ke akun pengendali perusahaan dan
utang usaha serta merekonsiliasi akun pengendali persediaan serta ringkasan buku
pembantu persediaan.
3) Sistem Pengeluaran kas
Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang
valid menerima jumlah terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Tahapan
tahapan dari sistem pengeluaran kas yaitu :
(1) Proses utang usaha meninjau file utang usaha mengenai berbagai dokumen yang
jatuh tempo dan mengotorisasi proses pengeluaran kas untuk melakukan
pembayaran.
(2) Proses pengeluaran kas membuat dan mendistribusikan cek ke para pemasok.
(3) Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun utang usaha mengirim
informasi ringkasan ke buku besar
4) Terdapat 3 departemen dalam sistem pengeluaran kas :
(1) Bagian Utang Usaha
Proses pengeluaran kas dimulai dalam bagian utang usaha. Staf administrasi
bagian utang usaha meninjau file voucher utang terbuka atau utang usaha untuk
melihat berbagai dokumen yang jatuh tempo dan mengirim voucher serta
dokumen pendukungnya kebagian pengeluaran kas.
(2) Bagian Pegeluaran kas
Menerima paket voucher dan meninjau berbagai dokumen untuk melihat
kelengkapan dan akurasi administratifnya. Untuk tiap pengeluaran, staf
administrasi tersebut membuat cek tiga salinan dan mencatat nomor cek, jumlah
uangnya, nomor voucher serta data lain yang terkait dalam daftar cek, yang juga
disebut sebagai jurnal pengeluaran kas.
(3) Bagian Buku Besar
Menerima voucher journal pengeluaran kas dan ikhtisar akun dari bagian
utang usaha. Mencatat ke akun pengendali utang usaha dan akun kas dalam buku
besar serta merekonsiliasi akun pengendali utang usaha dengan ikhtisar buku
pembantu utang usaha.
Gambar 1. Flowchart Siklus Pengeluaran
B. Siklus Pembelian
a) Tahapan sistem pembelian tunai dan kredit:
(1) Fungsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah persediaan
kembali melalui observasi catatan persediaan.
(2) Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih memasok, dan
membuat pesanan pembelian.
(3) Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima brang persediaan dari pemasok.
(4) Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui catatan
persediaan.
(5) Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok.
(6) Buku besar menerima ringkasan informasi dsri utang usaha dan pengendali
persediaan.
b) Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian tunai dan kredit :
(1) Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam
formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak
disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai
barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan
menggunakan surat permintaan pembelian.
(2) Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh informasi mengenai harga
barang dan berbagai syarat pembelian yang lai, untuk memungkinkan pemilihan
pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh
perusahaan.
(3) Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembetian
kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain
dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh
perusahaan.
(4) Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai
jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat
laporan penerimaan barang untuk menyatakan peneriinaan barang dari pemasok
tersebut.
(5) Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau
mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
(6) Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi
pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
c) Fungsi
Dalam sistem pembelian terdapat dua kegiatan utama yaitu kegiatan pembelian dan
kegiatan penerimaan barang yang dibeli. Fungsi pembelian dalam suatu perusahaan
meliputi :
(1) Pembelian barang dagangan, bahan baku, bahan penolong, suku caadang, dan
berbagai supplies seperti supplies kantor,dll.
(2) Pembelian mesin mesin dan peralatan pabrik, serta peralatan kantor.
(3) Pembelian perlengkapan pengepakan.
(4) Pembelian pembelian lain untuk keperluan perusahaan.
(5) Memelihara hubungan dengan pemasok.
3. Hasil panen dan nota pembelian dibikrim ke bagian pembelian, dan bagian pembelian
memberikan hasil panen ke bagian gabah dan nota pembelian ke pemimpin
4. Bagian gabah membuat laporan penerimaan barang, dan laporan tersebut dibikin 3
bagian, yang pertama diarsip, yang kedua diberikan ke pemimpin dan yang ketiga
diberikan ke pemasok dan di arsip oleh pemasok.
5. Pemimpin memberikan bukti setor kepada pemasok dan satunya diarsip, pemasok
mengecek dan menerbitkan surat pelunasan pembayaran yyang pertama diarsip dan
yang kedua dikirim ke bagian pembelian.
Siklus produksi: rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang
terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Aktivitas dalam siklus produksi:
a) Desain produk
Mendesain produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, fungsi,
dan meminimalkan biaya produks. Aktivitas ini menciptakan dua dokumen utama
adalah Daftar bahan baku (BOM) dan Daftar operasi (Routing). Para akuntan dapat
memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat
mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba.
Memastikan bahwa SIA dirancang untuk mengumpulkan dan memberikan informasi
mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang terkait gengan
berbagai alternatif desain produk. Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan
dan jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk mendesain
produk yang lebih baik.
b) Perencanaan dan penjadwalan
Dua metode perencanaan produksi yang umum :
(1) Push manufacturing MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya
bahan baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan
kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
(2) JIT a Pull Manufacturing Tujuannya adalah meminimalkan atau meniadakan
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
c) Dokumen yang digunakan dalam perencanaan produksi:
a. Jadwal induk produksi (MPS)
Menspesifikasikan seberapa banyak produk akan diproduksi selama periode
perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan.
b. Permintaan bahan baku
mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke
lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan.
c. Kartu perpindahan
Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan
didokumentasikan dalam dalam kartu perpindahan. Akuntan harus
memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara
konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan.
Para akuntan juga dapat membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau
JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan
penjadwalan produksi perusahaan.
d) Operasi produksi
Salah satu penggunaan TI dalam proses produksi adalah Computer Integrated
Manufacturing (CIM) seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer, untuk
mengurangi biaya produksi.Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut
ini dari operasi produksinya :
(1) Bahan baku yang digunakan
(2) Jam tenaga kerja yang digunakan
(3) Operasi mesin yang dilakukan
(4) Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi
(5) Akuntansi Biaya
e) Akuntansi Biaya
- Jenis sistem akuntansi biaya:
(1) Perhitungan biaya pesanan
(2) Perhitungan biaya proses
- Kedua sistem ini membutuhkan akumulasi data mengenai:
(1) Bahan baku
(2) Tenaga kerja langsung
(3) Mesin dan peralatan
(4) Overhead pabrik
- tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya :
(1) Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian
kinerja dari operasi produksi
(2) Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
(3) Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan
perusahaan.
f) Prosedur Siklus Produksi
Fungsi ketiga dari SIA adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk
mengambilan keputusan. Dalam siklus produksi, informasi biaya adalah dibutuhkan oleh
para pemakai internal dan eksternal. Tradisional, kebanyakan sistem akuntansi biaya
awalnya telah didesain untuk memenuhi permintaan pelaporan keuangan.
g) Pengendalian Siklus Produksi
Fungsi kedua dari SIA dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian
yang cukup untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut terpenuhi :
(1) Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.
(2) Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
(3) Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.
- Ancaman-ancamannya
(1) Transaksi yang tidak diotorisasi
(2) Pencurian atau pengrusakan persediaan dan aktiva tetap
(3) Kesalahan pencatatan dan posting
(4) Kehilangan data
(5) Masalah tidak efisien dan pengendalian kualitas
- Prosedur pengendalian:
(1) Ramalan penjualan yang akurat dan catatan persediaan
(2) Otorisasi produksi
(3) Larangan akses ke program perencanaan produksi dan ke dokumen pesanan
produksi yang kosong
(4) Tinjauan dan persetujuan biaya aktiva modal
h) Model Siklus Produksi
Guna memaksimalkan kegunaan manajemen biaya dan pengambilan keputusan, data
siklus produksi harus dikumpulkan dari tingkat agregasi terendah. Entitas barang dalam
proses digunakan untuk mengumpulkan dan merangkum data mengenai bahan baku, tenaga
kerja, dan operasi mesin yang digunakan untuk memproduksi barang.
D. Siklus pendapatan
Rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus
berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai
pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Oleh karenanya kami akan merumuskan
masalah dalam desain sistem umum siklus pendapatan.
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat
ditempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
Gambar sebelah kiri menunjukkan siklus pendapatan atau revenue cycle yang berisi
transaksi-transaksi yang berhubungan dengan proses pendapatan. Siklus pendapatan terdiri
dari semua kegiatan dalam sistem order entry/penjualan, sistem penagihan/penerimaan kas,
dan sebagian kegiatan yang relevan dalam sistem inventaris dan sistem general ledger.
Operasi - operasi siklus pendapatan menyertakan :
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan
mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut. Proses ini terdiri dari dua tahap:
Kartu pengambilan barang yang dicetak sesuai dengan entri pesanan penjualan
akan memicu proses pengambilan dan pengepakan. Para pekerja bagian gudang
menggunakan kartu pengambilan barang untuk mengidentifikasi produk mana, dan
jumlah setiap produk untuk mengeluarkannya dari persediaan. Persediaan kemudian
akan dipindahkan ke departemen pengiriman.
Sistem gudang otomatis tidak hanya memotong biaya dan meningkatkan
efisiensi dalam menangani persediaan, tetapi juga memungkinkan pengiriman yang
lebih responsif ke pelanggan.
Faktur penjualan merupakan dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk mencatat
timbulnya piutang. Faktur penjualan merupakan lembar pertama yang dikirim oleh
fungsi penagihan kepada pelanggan. Tembusan dokumen ini berupa :
Adapun yang menjadi prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai
berikut :
(a) Proses penjualan
Proses penjualan diawali dari adanya pesanan dari pelanggan yang
menyatakan jenis dan kuantitas barang yang ditujukan kepada departemen
penjualan dalam bentuk surat, telepon langsung oleh pelanggan kepada bagian
penjualan dan kemudian akan membuat sales order untuk didistribusikan ke
departemen lain yang berkaitan dengan masalah penjualan.
(b) Proses Kredit
Fungsi dari departemen kredit meliputi penyetujuan atau otorisasi atas
transaksi yang mencakup verifikasi atas kelayakan kredit dapat diberikan kepada
pelanggan. Selain itu, departemen kredit juga berperan dalam menyetujui adanya
retur dan potongan penjualan serta adanya penyesuaian atas rekening pelanggan,
menilai dan menyetujui neraca saldo umur piutang dalam penentuan sisa kredit
dari pelanggan. Salinan dari persetujuan kredit atas penjualan akan dikelola dan
disimpan dalam file pesanan pelanggan sampai berakhirnya transaksi.
(c) Proses Penagihan
Faktur, memo kredit dan penyesuaian faktur lainnya yang diterima pada saat
persetujuan kredit oleh departemen penagihan sebagai tanda terima dari dokumen
pengiriman atas pengeluaran barang akan dikelola ke piutang dagang untuk
diposting ke rekening pelanggan (George H. Bodnar & William S.
Hopwood:312).
(d) Proses Pengeluaran Barang dari Gudang
Salinan surat penjualan barang yang berasal dari departemen penjualan atas
adanya pesanan penjualan yang dikelola kemudian oleh bagian gudang
mengisyaratkan kepada bagian gudang untuk mempersiapkan barang yang
diinginkan oleh pelanggan sesuai dengan pesanan dan mengeluarkan barang yang
dimaksud. Setelah petugas menulis inisial pada salinan surat pengeluaran barang
yang mengindikasikan bahwa pesanan sudah lengkap dan benar, satu salinan
surat pengeluaran barang akan dikirimkan ke departemen pengiriman dan salinan
lainnya akan disimpan di gudang sebagai catatan transaksi.
(e) Proses Pengiriman Barang
Pengiriman barang akan dilakukan oleh departemen pengiriman setelah
departemen pengiriman menerima surat pengiriman barang dari departemen
persediaan (bagian gudang). Dokumentasi atas adanya pengiriman barang akan
disiapkan oleh departemen pengiriman sebuah bill of lading yaitu pertukaran
dokumentasi antara pengirim dan pengangkut.
(f) Proses Update Persediaan
Dalam hal pemutakhiran data persediaan barang dilakukan berdasarkan atas
dokumen pengeluaran barang dari departemen pengiriman yang akan dilakukan
oleh Bagian akuntansi yang akan memperbaharui catatan akun buku besar
pembantu persediaan, dan setelah proses pembukuan selesai dilakukan dokumen
pengeluaran barang akan disimpan.
(g) Proses Piutang Dagang
Bagian yang berperan atas pencatatan piutang dagang oleh pelanggan
dilakukan oleh departemen akuntansi bagian piutang dagang dengan cara
membukukan salinan buku besar pesanan penjualan ke buku besar pembantu
piutang dagang dan setelah proses pembukuan selesai dilakukan staff piutang
dagang akan menyimpan salinan buku besar yang akan merangkum setiap saldo
akun menjadi satu dan mengirimkannya ke buku besar umum (general ledger).
(h) Proses Pencatatan Buku besar Umum (General Ledger)
Pengendalian persediaan dan ikhtisar setiap akun yang berasal dari piutang
dagang akan terlaksana pada saat penutupan periode pemrosesan setelah
departemen buku besar umum telah menerima voucher jornal dari departemen
penagihan.
Gambar 10. Flowchart Penjualan Tunai
a) Distributor
- Memulai memesan beras, form pemesanan beras rangkap 2. Yang pertama dikirim
ke penjualan dan yang kedua untuk mengecek, jika barang datang.
- Barang yang dipesan diterima bersama dengan nota pembayaran dari penjualan,
kemudian dicek bersama dengan form pemesanan barang. Jika ada beras yang rusak
dikembalikan ke penjualan.
- Menerima barang yang sudah diganti dari penjualan dan bersama barang yang sudah
diterima di awal, distributor melakukan pembayaran yang menghasilkan bukti setor
rangkap 2. Yang pertama dikirim ke penjualan dan yang kedua di arsip.
- Menerima bukti setoran yang sudah diberi tanda lunas dari penjualan.
b) Penjualan
- Menerima form pemesanan beras dari distributor, kemudian membuat daftar
pemesanan barang yang menghasilkan daftar pemesanan barang yang dikirim ke
gudang.
- Menerima barang yang sudah dipesan bersama dengan nota pembayaran dari gudang
yang dikirim ke distributor.
- Jika ada yang rusak, maka membuat daftar return rangkap 2. Yang pertama dikirim ke
gudang dan yang kedua dibuat laporan return rangkap 2, yang pertama dikirim ke
pemimpin dan yang kedua di arsip.
- Menerima barang yang sudah diganti dari gudang dan dikirim ke distributor.
- Menerima bukti setor dari distributor, membuat tanda lunas pembayaran rangkap 2.
Yang pertama dikirim ke distributor dan yang kedua dibuat laporan penjualan rangkap
2, yang pertama dikirim ke pemimpin dan yang kedua di arsip.
c) Gudang
- Menerima daftar pemesanan barang dari penjualan, kemudian menyediakan barang
yang dipesan. Barang yang dipesan dikirim ke penjualan.
- Jika ada retur, maka gudang menerima daftar retur kemudian menyediakan barang
yang akan diganti dan dikirim ke penjualan.
d) Pimpinan
- Jika ada retur, maka pemimpin menerima laporan retur dari penjualan yang kemudian
di arsip
- Menerima laporan penjualan dari penjualan
Flowchart Penjualan Kredit
a. Distributor
- Memulai memesan beras, form pemesanan beras rangkap 2. Yang pertama
dikirim ke bagian penjualan dan yang kedua untuk mengecek, jika barang
datang.
- Barang yang dipesan diterima bersama dengan nota pembayaran dengan
menggunakan faktur penjualan dari bagian penjualan, kemudian dicek
bersama dengan form pemesanan barang. Jika ada beras yang rusak
dikembalikan ke penjualan.
- Menerima barang yang sudah diganti dari penjualan dan bersama barang yang
sudah diterima di awal, distributor melakukan pembayaran yang menghasilkan
bukti bukti cicilan pembayaran rangkap 2. Yang pertama dikirim ke penjualan
dan yang kedua di arsip.
- Menerima dari bagian penjualan bukti setoran pembayaran cicilan
b. Bagian Penjualan
- Menerima form pemesanan beras dari distributor, kemudian membuat daftar
pemesanan barang yang menghasilkan daftar pemesanan barang yang dikirim
ke bagian gudang.
- Menerima barang yang sudah dipesan bersama dengan nota pembayaran
dengan faktur penjualan dari bagian gudang yang dikirim ke distributor.
- Jika ada yang rusak, maka membuat daftar return rangkap 2. Yang pertama
dikirim ke bagian gudang dan yang kedua dibuat laporan return rangkap 2,
yang pertama dikirim ke pemimpin dan yang kedua di arsip.
- Menerima barang yang sudah diganti dari bagian gudang dan dikirim ke
distributor.
- Menerima bukti bukti cicilan pembayaran dari distributor, membuat bukti
setoran pembayaran cicilan rangkap 2. Yang pertama dikirim ke distributor
dan yang kedua dibuat laporan penjualan dan cicilan pembayaran rangkap 2,
yang pertama dikirim ke pemimpin dan yang kedua di arsip.
c. Bagian Gudang
- Menerima daftar pemesanan barang dari bagian penjualan, kemudian
menyediakan barang yang dipesan. Barang yang dipesan dikirim ke bagian
penjualan.
- Jika ada retur, maka bagian gudang menerima daftar retur kemudian
menyediakan barang yang akan diganti dan dikirim ke bagian penjualan.
d. Pimpinan
- Jika ada retur, maka pemimpin menerima laporan retur dari bagian penjualan
yang kemudian di arsip
- Menerima laporan penjualan dan cicilan pembayaran dari bagian penjualan
g) Prosedur Retur Penjualan
(1) Departemen Penerimaan Barang
Ketika barang dikembalikan, staf penerimaan menghitung, memerikasa, dan
menyiapkan slip retur barang yang mendeskripsikan barang tersebut. Barang
tersebut dibawa ke gudang bersama dengan salinan slip retur barang. Salinan
kedua dari slip retur barang ini dikirim ke departemen penjualan.
(2) Departemen Penjualan.
Saat menerima slip retur barang, staf penjualan menyiapkan memo kredit.
Dokumen ini merupakan alat yang sah bagi pelanggan untuk menerima
pembayaran atas barang yang dikembalikan.
(3) Departemen Kredit
Manajer kredit mengevaluasi kondisi pengembalian dan membuat keputusan
untuk memberikan atau menolak pengembalian tersebut. Manajer kemudian
mengembalikan memo kredit ke departemen penjualan.
(4) Departemen Penagihan
Staf penagihan menerima memo kredit dari departemen penjualan dan
mencatat kredit tersebut dalam jurnal penjualan sebagai entri kontra. Staf ini
kemudian mengirimkan tersebut dalam jurnal penjualan ke bagian pengendalian
persediaan untuk dilakukan proses pembukuan. Pada akhir periode, total
pengembalian penjualan dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke
departemen buku besar umum.
(5) Departemen Pengendalian Persediaan dan Piutang Dagang
Staf pengendalian persediaan menyesuaikan catatan persediaan dan
meneruskan memo kredit ke departemen piutang, di mana rekening pelanggan
akan disesuaikan. Departemen pengendalian persediaan dan piutang dagang
mengirimkan rangkuman informasi ke departemen buku besar umum.
Selanjutnya, departemen pengendalian persediaan mengirimkan voucher jurnal
yang merangkum total nilai dari pengembalian persediaan, dan departemen
piutang dagang mengirimkan rangkuman akun dari buku besar pembantu piutang
dagang.
(6) Departemen Buku Besar Umum
Staf departemen buku besar umum menerima voucher jurnal dari departemen
penagihan dan pengendalian persediaan serta rangkuman akun dari departemen
penagihan dan pengendalian persediaan serta rangkumna akun dari departemen
piutang dagang. Staf lalu membukukan voucher jurnal tersebut ke akun
pengendalian.
E. SIKLUS PENGGAJIAN DAN UPAH
a) Pengertian Gaji dan Upah
Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan
oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya
merupakan pembayaran atas penyeraha jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana
(buruh). Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah dibayarkan
berdasarkan hari kerja, jam kerja atau jumlah satuan produk yang di hasilkan.
b) Pengertian Sistem Akuntansi Gaji dan Upah
Sistem akuntansi gaji dan upah dirancang untuk menangani transaksi
perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya, perancangan sistem
akuntansi penggajian dan pengupahan ini harus dapat menjamin validitas, otorisasi
kelengkapan, klasifikasi penilaian, ketepatan waktu dan ketepatan posting serta
ikhtisar dari setiap transaksi penggajian dan pengupahan.
c) Dokumen Yang Digunakan dalam Akuntansi Gaji dan Upah
a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Dokumen pendukung perubahan gaji. Dokumen ini umumnya
dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat keputusan yang
berhubungan dengan karyawan, seperti misalnya: surat keputusan
pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, skorsing dan sebagainya.
Tembusan dokumen ini dikirimkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah
untuk kepentingan pembuatan daftar gaji dan upah.
b. Kartu jam hadir
Kartu jam hadir ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk
mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir dapat
berupa daftar hadir biasa dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dari
mesin pencatat waktu.
c. Kartu jam kerja
Kartu jam kerja merupakan dokumen yang digunakan untuk mencatat
waktu yang dikonsumsi tenaga kerja langsung pada perusahaan yang
diproduksinya berdasarkan pesanan.
d. Daftar gaji dan upah
Daftar gaji dan upah merupakan dokumen yang memuat informasi
mengenai jumlah gaji bruto tiap karyawan, potongan-potongan serta jumlah
gaji netto tiap karyawan dalam suatu periode pembayaran.
e. Rekap daftar gaji dan upah
Rekap daftar gaji dan upah merupakan dokumen yang berisi ringkasan
gaji perdepartemen/bagian, yang dibuat berdasarkan daftar gaji.
f. Surat pernyataan gaji dan upah
Surat pernyataan gaji dan upah merupakan dokumen yang dibuat oleh
fungsi pembuat daftar gaji, yang merupakan catatan bagi tiap karyawan
beserta berbagai potongan yang menjadi beban bagi karyawan.
g. Amplop gaji dan upah
Amplop gaji dan upah ini berisi uang gaji karyawan yang memuat
informsi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi, dan jumlah gaji bersih
yang diterima karyawan dalam bulan atau periode tertentu.
h. Bukti kas keluar
Berdasarkan informasi dalam daftar gaji yang diterima dari fungsi
pembuat daftar gaji, maka fungsi pencatat uang akan membuat dokumen yang
merupakan perintah pengeluaran uang kepada fungsi pembayaran gaji.
d) Catatan Akuntansi Yang Digunakan
(1) Jurnal umum
Dalam gaji dan upah, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya
tenaga kerja ke dalam setiap departemen dalam perusahaan.
(2) Kartu harga pokok produk
Kartu ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang
dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
(3) Kartu biaya
Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan
biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam perusahaan. Sumber
informasi untuk pencatatan dalam kartu biaya ini adalah bukti memorial.
(4) Kartu penghasilan karyawan
Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongan yang
diterima oleh setiap karyawann. Kartu penghasilan karyawan digunakan sebagai tanda
terima gaji dan upah karyawan dengan ditandatanganinya kartu tersebut oleh karyawan
yang bersangkutan. Sehingga rahasia penghasilan keryawan tertentu tidak diketahui oleh
karyawan yang lain.
KESIMPULAN
A. Simpulan
Setiap perusahaan pada dasarnya memerlukan sebuah sistem yang dapat
mengefesiensi waktu, tenaga serta cost yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan. Sistem
Informasi Akuntansi merupan salah satu sistem yang dapat menjadi solusi dalam
perancangan sistem pada sebuah perusahaan. Perusahaan manufaktur merupakan salah satu
jenis perusahaan dalam bidang ekonomi yang sangat mementingkan kehadiran SIA.
SIA bagi perusahaan manufaktur dapat terdiri dari siklus pengeluaran, produksi
hingga pendapatan untuk menghasilkan profit. Perusahaan manufaktur memiliki ciri sebagai
pengahasil produk yang tingkat komplesitas problem juga sangat signifikan. Dengan
adanya flowchart akan dengan mudah untuk memahami tujuan serta fungsu masing-masing
departemen. Flowchart memberikan petunjuk dalam pengaplikasian sebuah sistem
DAFTAR PUSTAKA
B. Romney, Marshall dan Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9.
Jakarta: Salemba Empat.
Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Buku Satu.
Edisi Kedelapan. Jakarta: PT INDEKS.
Hall, James A. 2011. Accounting Information Systems: Sistem Informasi Akuntansi. Buku
Satu. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat
Hernanto, 1987, Sistem Akuntansi: Survei dan Teknik Analisis, Yogyakarta, BPFE.
L. Whitten, Jeffrey, Lonnie D. Bentley dan Kevin C. Dittman. 2005. System Analysis and
Design Methods. New York: McGraw Hill Companies Inc.
Puspitawati, Lilis, dan Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
W. Wilkinson, Joseph. 1995. Sistem Akunting dan Informasi. Jakarta: Binarupa Aksara.
http://siadevelopment.blogspot.co.id/2012/04/siklus-produksi-dan-persediaan.html
http://gerytrisaputra.blogspot.com/2010/11/sistem-informasi-akuntansi-penjualan.html