GENETIKA TUMBUHAN
ACARA V
PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL
Semester:
Ganjil 2017
Oleh:
Ilham Rabbani
A1D016104 / 5
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak ada hukum yang sempurna, apalagi yang bersifat universal yang
mampu mengatur seluruh organisme dan muncul pada era keterbatasan teknologi.
molekular tidak dipungkiri telah menguak berbagai fenomena yang tidak sejalan
Pewarisan sifat dan kombinasi antar gen, tak jarang menghasilkan gen yang
kurang diinginkan, seperti gen hemofilia dan albinism. Gen yang kurang
melalui perkawinan antara dua individu sejenis. Perkawinan antara dua individu
sejenis yang mempunyai sifat beda disebut persilangan. Sifat beda ditentukan oleh
menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut Hukum
Penyimpangan Hukum Mendel terjadi karena adanya beberapa gen yang saling
2
fenotip tersebut masih mengikuti prinsip-prinsip Hukum Mendel. Penyimpangan
penghambat.
Terkadang interaksi salah satu gen bersifat menutupi baik terhadap alelnya
dan alel lainnya. Sifat ini dikenal dengan nama epistasis dan
hipostatis. Praktikum kali ini mengamati salah satu penyimpangan dari Hukum
Mendel yaitu epistasis. Epistasis adalah sifat yang menutupi, sedangkan hipostasis
adalah sifat yang ditutupi. Pasangan gen yang menutup sifat lain tersebut dapat
berupa gen resesif atau gen dominan. Apabila pasangan gen dominan yang
B. Tujuan
Hukum Mendel.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sampai saat ini di
yaitu pemisahan gen sealel yang dalam bahasa Inggris disebut : Segregation of
allelic genes. Hukum ini disebut juga Hukum Segregasi yang berdasarkan
selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan
mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini
dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang
memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Persilangan dihibrid akan
4
tepat sama dengan perbandingan tersebut. Misalnya, persilangan monohibrida
itu ada 4 kelas, tetapi karena ada interaksi susut menjadi 2 atau 3 kelas (Yatim,
1996).
1. Komplementer
jika salah satu gen tidak ada maka sifat yang muncul tidak sempurna. Hasil
2. Polimeri
suatu sifat pada hasil persilangan heterozigot karena adanya pengaruh gen-
gen lain. Hal ini disebabkan terdapat dua atau lebih gen yang menempati
lokus berbeda, tetapi memiliki sifat yang sama. Perbandingan fenotipe F2 nya
Fenomena epistasis dominan terjadi akibat penutupan oleh satu gen terhadap
gen yang lainnya. Jika sebuah maupun sepasang gen yang menutupi ekspresi
gen yang lain yang bukan alelnya dinamakan gen yang epistasis, sedangkan
5
gen yang dikalahkan dinamakan hipostasis. Perbandingan fenotipe F2 nya
Epistasis adalah sebuah atau sepasang gen yang menutupi ekspresi gen lain
yang bukan alelnya. Gen yang dikalahkan disebut hipostasis. Sampai saat ini
masih belum diketahui tetua mana yang berperan membawa sifat ini
(Twientanata, 2016).
4. Kriptometri
6
III. METODE PRAKTIKUM
Mendel diantaranya adalah kantong plastik dan kancing warna. Sedangkan alat
yang digunakan dalam praktikum meliputi lembar pengamatan dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
1. Satu kantong plastik berisi kancing warna diambil, kemudian kocok hingga
homogen.
3. Pengambilan kancing dilakukan 90x dan 160x, kemudian dicatat pada lembar
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kesimpulan: X2 hitung (0,03) < X2 tabel (3,84), maka hasil pengujian signifikan
8
Kesimpulan: X2 hitung (8,133) > X2 tabel (5,99) maka hasil pengujian tidak
B. Pembahasan
fenotipe pada hasil persilangan dihibrid dengan rasio menurut Hukum Mendel
Hukum Mendel terjadi karena adanya beberapa gen yang saling mempengaruhi
semu. Penyimpangan tersebut terjadi karena interaksi antar gen yang terjadi
9
Terdapat 6 macam penyimpangan Hukum Mendel epistasis menurut
dominan lain yang bukan alelnya. Faktor pembawa sifat yang menutup
pada warna buah squash. Warna putih (W) dominan terhadap kuning (Y) dan
hijau (y). Kuning (Y) gen warnanya dihambat oleh W tapi dominan terhadap
warna hijau.
P WWYY x wwyy
putih hijau
F1 WwYy
putih
faktor dominan tersembunyi oleh suatu faktor dominan lainnya dan baru
tampak bila tidak bersama-sama dengan faktor penutup itu. Contoh: warna
10
r = alel resesif untuk warna kuning
P CCrr x ccRR
kuning putih
F1 CcRr
merah
menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut. Contoh: pada warna
P IICC x iicc
putih putih
F1 IiCc
putih
11
4. Epistasis dominan duplikat (polimeri) (perbandingan 15 : 1)
Epistasis dominan duplikat adalah gen dengan banyak sifat beda yang berdiri
P T1T1T2T2 x t1t1t2t2
F1 T1t1T2t2
segitiga
Epistasis resesif duplikat adalah interaksi antara dua gen dominan, jika
alelnya. Bila salah satu gen tidak ada maka pemunculan sifat terhalang.
P CCpp x ccPP
putih putih
F1 CcPp
12
ungu
9 ungu : 7 putih
Penyimpangan semu ini terjadi karena terdapat dua gen dominan yang
mempengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Jika berada bersama-
tersebut. Contoh: pada bentuk buah tanaman Squash. Dua gen dominan
P AAbb x aaBB
bulat bulat
F1 AaBb
bulat pipih
dapat dimanfaatkan karena sifat yang terekspresi tersebut merupakan sifat unggul.
Ilmu pengetahuan yang sudah sangat berkembang menjadikan hal yang tidak
13
apa yang terjadi pada saat melakukan persilangan dengan menggunakan ilmu
dengan cara pengambilan kancing warna pada kantong plasti sebanyak 90x dan
Pengambilan sebanyak 90x didapat nilai X2 hitungnya adalah 0,03. X2 hitung < X2
tabel (5,99), maka hasil pengujian signifikan dan sesuai dengan perbandingan
hitung > X2 tabel (5,99), maka hasil pengujian tidak signifikan dan tidak sesuai
Sedangkan menurut literatur, jika sebuah maupun sepasang gen yang menutupi
ekspresi gen yang lain yang bukan alelnya dinamakan gen yang epistasis,
Pengambilan sebanyak 90x didapat nilai X2 hitungnya adalah 0,31. X2 hitung < X2
tabel (5,99), maka hasil pengujian signifikan dan sesuai dengan perbandingan
hitung < X2 tabel (5,99), maka hasil pengujian signifikan dan sesuai dengan
perbandingan 9:3:4. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
epistasis resesif adalah gen resesif yang menutupi pengaruh gen dominan dan
14
resesif lain yang bukan sealel. Gen resesif ini dapat menutupi pengaruh gen lain
hitung < X2 tabel (3,84), maka hasil pengujian signifikan dan sesuai dengan
0,502. X2 hitung < X2 tabel (3,84), maka hasil pengujian signifikan dan sesuai
dengan perbandingan 13:3. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa fenomena epistasis dominan resesif terjadi akibat interaksi antara dua gen
yang berbeda alel yang saling epistasis atau menutupi. Jika disilangkan maka akan
hitung < X2 tabel (3,84), maka hasil pengujian signifikan dan sesuai dengan
6,00. X2 hitung > X2 tabel (3,84), maka hasil pengujian tidak signifikan dan tidak
sesuai dengan literatur karena faktor kesalahan praktikan pada saat mengambil.
munculnya suatu sifat pada hasil persilangan heterozigot karena adanya pengaruh
gen-gen lain. Hal ini disebabkan terdapat dua atau lebih gen yang menempati
15
lokus berbeda, tetapi memiliki sifat yang sama. Perbandingan fenotipe F2nya
Pengambilan sebanyak 90x didapat nilai X2 hitungnya adalah 2,134. X2 hitung <
X2 tabel (3,84), maka hasil pengujian signifikan dan sesuai dengan perbandingan
hitung < X2 tabel (3,84), maka hasil pengujian signifikan dan sesuai dengan
perbandingan 9:7. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
epistasis resesif adalah keadaan dimana gen resesif dari suatu pasangan gen,
katakanlah gen I, epistatis terhadap pasangan gen lain, katakanlah gen II, yang
bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistatis
terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan epistasis resesif
7,24. X2 hitung > X2 tabel (5,99), maka hasil pengujian tidak signifikan dan tidak
hitungnya adalah 0,1. X2 hitung < X2 tabel (5,99), maka hasil pengujian signifikan
dan sesuai dengan perbandingan 9:6:1. Pengambilan 90x hasilnya tidak sesuai
merupakan interaksi gen beda alel yang jika salah satu diantara dua gen yang
bersifat dominan terdapat pada persilangan maka akan menutupi sifat resesifnya.
16
Penutupan tersebut akan mengurangi sifat yang seharusnya terekspresi jika tidak
17
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
resesif, epistasis dominan duplikat, epistasis resesif duplikat dan epistasis gen
B. Saran
Saran untuk acara 5 adalah praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan
pengambilan kancing warna, agar hasil yang didapat bisa sesuai dengan
perbandingan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20