Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada jenjang sekolah tertentu
biasanya bersifat kontekstual atau sesuai dengan fakta-fakta yang ada dalam
kehidupan. IPA memilikir ruang lingkup yang sangat luas jika ditinjau dari segi
konteksnya. IPA bisa mempelajari tentang kehidupan manusia sekaligus
lingkungannya. Banyak hal yang berkaitan dengan manusia, salah satunya adalah
metabolism yang terjadi dalam tubuh manusia. Manusia selalu berhubungan dengan
lingkungannya. Lingkungan di sekitar manusia bisa saja tentang tumbuhan, hewan
dan lain sebagainya. Lumut merupakan salah satu hal yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
Tumbuhan lumut (bryophyta) belum menampakkan ciri adanya akar sejati.
Sederetan sel-sel yang menyerupai rambut, menggantikan fungsi akar yang belum
dimilikinya. Inilah yang dinamakan rizoid (akar semu) yang berfungsi menyerap
air dan zat hara dari tempat hidupnya. Rizoid juga berfungsi untuk menambatkan
tubuh lumut pada tempat hidupnya. Batang dan daun sejati belum ditemukan pada
lumut, hanya pada lumut daun telah menunjukkan kemajuan dengan adanya
struktur batang serta daun sederhana, tanpa jaringan pengangkut.
Metabolisme yang terjadi pada tubuh manusia berfungsi untuk
menkoordinasi kerja tubuh. Proses metabolisme selain menghasilkan zat yang
berguna bagi tubuh tetapi juga menghasilkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi
tubuh. Zat-zat sisa yang berguna bagi tubuh dapat bermanfaat bagi tubuh kita dalam
kelangsungan hidup. Hasil-hasil metabolisme yang berupa zat-zat sisa yang tidak
dimanfaatkan lagi oleh tubuh berupa racun. Zat-zat sisa tersebut perlu dikeluarkan
dari tubuh melalui organ-organ tubuh tertentu.
Reaksi penyusunan dan pembakaran (metabolisme) terjadi di dalam tubuh
manusia. Reaksi metabolisme tersebut menghasilkan zat yang diperlukan dan juga
zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Zat sisa metabolisme yang tidak
diperlukan lagi oleh tubuh harus dikeluarkan dari tubuh melalui suatu sistem organ
yang disebut sistem ekskresi.

1
Pengeluaran zat sisa tersebut diperlukan sistem pengeluaran yang disebut
sistem ekskresi. Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme
pada organisme hidup. Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan antara lain
karbondioksida (CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin, dan zat
warna empedu. Organ pengeluaran zat sisa pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-
paru dan hati. Setiap organ-organ pengatur metabolisme untuk sistem ekskresi
memiliki suatu faktor pengaruh. Seperti pada kulit, pembentukan dan pengeluaran
keringat dipengaruhi oleh faktor hormon ADH, cuaca, dan lingkungan disekitar.
Bahkan organ ekskresi itu pun memiliki beberapa gangguan atau penyakit. Apabila
organ-organ metabolisme itu tidak berfungsi dengan baik maka akan
mempengaruhi sistem kerja metabolisme pada tubuh kita.
Sistem eksresi dalam tubuh manusia sangatlah berkaitan dengan kehidupan
manusia. Lumut sebagai salah satu tumbuhan yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari juga perlu di telaah lebih lanjut. Berdasarkan pemaparan di
atas, makalah ini menyajikan pembahasan tentang materi lumut (bryophyta) dan
sistem eksresi dalam tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah ciri-ciri dan jenis-jenis lumut (bryophyta)?
2. Bagaimanakah sistem eksresi pada manusia?

1.3 Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan dari pembuatan makalah ini.
1. Mengetahui ciri-ciri dan jenis-jenis lumut (bryophyta).
2. Mengetahui sistem eksresi pada manusia.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Penulisan Secara Umum
Penulisan makalah ini secara umum diharapkan dapat dijadikan sumber refrensi
mengenai pengembangan pembelajaran terkait dengan materi sistem eksresi
pada manusia serta pemahaman tentang tumbuhan lumut.

2
2. Manfaat Secara Khusus
Melalui pengkajian mendalam mengenai pembelajaran tentang materi lumut
dan sistem eksresi pada manusia diharapkan bisa menambah wawasan pembaca
sehingga bisa menjadi referensi sebagai calon pengajar sehingga bisa
menerapkan pemebelajaran yang efektif dan efisien.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LUMUT (BRYOPHYTA)
Lumut (dalam bahasa yunani: bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan
yang hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak
tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari
50 cm (Campbell, 2000). Lumut ini hidup pada batu, kayu gelondongan,
pepohonan, dan ditanah. Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia, terkecuali
didalam laut. Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil
A dan B, sehingga dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut
termasuk kedalam kingdom plantae, yang mana kingdom plantae meliputi semua
organisme yang multiseluler dan telah berdiferensiasi, eukariotik, dan dinding
selnya mempunyai selulosa. Organisme yang termasuk kedalam plantae ini hampir
seluruhnya bersifat autotrof (membuat makanan sendiri) dengan bantuan cahaya
matahari saat proses fotosintesis.

2.1.1 Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Adapun ciri-ciri tumbuhan lumut adalah sebagai berikut (Campbell, 2000):
Berukuran kecil dan jarang mencapai 15 cm
Bentuknya pipih seperti pita, dan adapula seperti batang dengan daun yang kecil
Sel-sel penyusun tubuhnya mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa
Batang dan daunnya mempunyai susunan yang berbeda, yaitu:
a. Selapis sel kulit, yang beberapa diantaranya membentuk rizoid epidermis,
rizoid tampak seperti benang yang berfungsi sebagai akar dan menyerap
makanan dari air dan garam mineral
b. Lapisan kulit dalam tersusun atas korteks, silinder pusat yang terdiri dari sel
penunjang atau parenkim yang memanjang, tidak mengandung xilem dan
floem
c. Silinder pusat, terdiri atas sel parenkim yang berguna untuk mengangkut air
dan garam mineral.
Pertumbuhan pada lumut yaitu secara memanjang.

4
Susunan gametangiumnya (arkegonium ataupun anteredium) mempunyai
susunan yang khas, yang sering dijumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta),
terutama arkegoniumnya. Arkegonium adalah gamet betina yang berbentuk
seperti botol dan mengandung sel ovum, sedangkan anteredium adalah gamet
jantan tabg berbentuk bulat dan mengandung sel spermatozoid
Daunnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang lebih dari satu lapis.
Sel-sel daun kecil, mengandung kloroplas yang tersusun seperti jaring dan
berbentuk sempit dan memanjang
Sporofit (sporogonium) terdiri atas (Campbell, 2000):
a. Seta atau tangki
b. Vaginula, yaitu kaki yang diselubungi dinding arkegonium
c. Apofisis, yaitu ujung seta atau tangki yang melebar, merupakan peralihan
antara seta dan kotak spora
d. Kaliptra atau tudung, yaitu berasal dari dinding arkegonium atas dan akan
menjadi tudung kotak spora
e. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan
spora
Sistem reproduksi bersifat metagenesis, yaitu reproduksi silih berganti antara
seksual (gametofit) dan aseksual (sporofit). Reproduksi seksual membentuk
gamet jantan dan betina dalam gametofit, sedangkan reproduksi aseksual
dengan spora haploid terbentuk didalam sporofit.

2.1.2 Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Siklus hidup tumbuhan lumut bersifat metagenesis, karena bergantian
antara reproduksi seksual dan aseksual. Awalnya sporofit menghasilkan spora yang
akan menjadi protonema, dari protonema inilah gametofit terbentuk. Generasi
gametofit ini punya satu sel kromosom yang disebut dengan haploid (n) dan
gametofit ini menghasilkan gametangium (organ reproduksi) yang disebut dengan
anteredium pada jantan dan arkegonium pada betina. Gametangium dilindungi oleh
daun khusus (bract).
Anteredium berbentuk bulat dan menghasilkan sperma berflagela
(anterezoid dan spermatozoid), sedangkan arkegonium berbentuk seperti botol

5
yang memiliki bagian lebar disebut perut, dan ada bagian sempitnya yang disebut
dengan leher.
Pembuahan (fertilisasi) sel telur oleh anterzoid membuahkan zigot dengan
dua sel kromosom atau disebut dengan diploid (2n). Zigot inilah yang merupakan
awal dari sporofit lagi. Kemudian zigot melakukan pembelahan menjadi sporofit
dewasa yang sudah memiliki kaki untuk melekat pada gametofit, seta, dan kapsul
di bagian ujungnya. Kapsul ini merupakan tempat dihasilkannya spora melalui fase
fase pada meiosis. Setelah spora masak dan dikeluarkan dari dalam kapsul, barulah
siklus hidup lumut berulang lagi dari awal.

2.1.3 Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


a. Lumut Hati (Hepati Cospida)
Sesuai dengan namanya, lumut ini dapat diamati langsung dengan mata,
lumut ini mempunyai bentuk khas yaitu lekukan-lekukan yang menyerupai bentuk
hati dan juga terbagi atas dua lobus, sama seperti hati. Lumut ini tumbuh dan
menempel di bebatuan, tanah, daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika
dan dinding-dinding pada bangunan tua yang lembab. Lumut hati dapat melakukan
fotosintesis untuk makanannya sendiri (autotrof). Struktur tubuhnya meliputi akar,
batang, dan daun.
Lumut hati dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk talusnya,
yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Alat kelamin terletak pada bagian
dorsal (belakang) talus pada jenis terletak pada bagian terminal (ujung).

Gambar 1. Lumut Hati


Lumut hati berkembang biak dengan oogami secara generatif, dan dengan
fragmentasi, tunas, dan kuncup eram secara vegetatif. Didalam spongaria terdapat

6
sel yang berbentuk gulungan dan disebut dengan elatera, elatera ini akan terlepas
saat kapsul terbuka, sehingga akan membantu memancarkan spora. Lumut ini juga
bereproduksi secara aseksual dengan menggunakan sel yang disebut dengan
gemma, yang berbentuk mangkok dan terletak dipermukaan sporofit. Contoh lumut
ini adalah Marchantia polymorpha dan Porella.

b. Lumut Tanduk (Anthocerotaceae)


Tubuh lumut tanduk menyerupai lumut hati yaitu seperti talus, tetapi
sporofitnya berbentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari
gametofit. Cara perkembang biakannya sama dengan lumut hati, yaitu perkembang
biakan secara generatif dengan membentuk anteridium dan arkhegonium yang
terkumpul pada sisi atas talus.

Gambar 2. Lumut Tanduk


Lumut tanduk hanya memiliki satu kloroplas, kloroplas ini berukuran besar
dan terbesar dari pada kebanyakan tumbuhan lumut. Lumut tanduk banyak
ditemukan di tepi-tepi sungai dan danau, disepanjang selokan, ditepi jalan yang
basah dan lembab. Salah satu contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros Laevis.

c. Lumut Daun (Musci)


Lumut daun atau lumut sejati merupakan lumut yang sering kita jumpai
karena tempat hidupnya yang lebih terbuka dibanding lumut lain, bentuknya pun
lebih menarik. Lumut sejati memiliki perbedaan dengan lumut hati yaitu dari segi

7
dauunya yang tumbuhn pada semua sisi sumbu utama, atau dengan kata lain,
daunnya berasal dari pusat tengah lumut tersebut (simetri radial).

Gambar 3. Lumut Daun


Daun ini mempunyai rusuk pada bagian tengahnya dan rusuk tersebut
tersusun pada batang dengan mengikuti garis spiral, panjangnya dapat bervariasi
dari suatu bagian dari satu inci dan mencapati satu kaki. Pada rusuk tengah ini
mengandung sel yang memanjang, fungsinya untuk mengangkut air dan zat-zat
hara. Lumut sejati tidak memiliki akar.
Seperti lumut gambut dan lumut rawa, daunnya khas karena mempunyai
jaringan sel kecil dan memisahkan sel mati yang besar. Mempunyai daya
menghisap air yang laur biasa. Ini lah makanya lumut ini dapat bertahan hidup
dirawa.
Gametofitnya mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang relatif kecil,
pembuahan dilakukan oleh spermatozoid yang bergerak aktif dengan flagela nya,
bila ada air maka spermatozoid akan berenang menuju ovum. Kemudian hasil
fertilisasi menjadi sporofit, yang ketika sporofit sudah matang memiliki kaki
penghisap dan satu tangkai yang panjang, juga sebuah kapsul yang khas. Contoh
lumut ini adalah Polytricum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum,
Aerobrysis longissima, dan lumut gambut atau Sphagnum.

2.1.4 Manfaat Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Lumut mempunyai manfaat terhadap manusia, seperti Marchantia
polymorpha, lumut ini termasuk kedalam klasifikasi lumut hati, dan sesuai dengan

8
namanya lumut ini dapat digunakan sebagai pengobatan hepatitis (infeksi pada
hati). Jenis jenis lumut gambut seperti Sphagnum yang termasuk kedalam
klasifikasi lumut daun dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.

Lumut mempunyai peran sebagai penyedia oksigen dan juga penyimpan air.
Lumut dapat menyimpan air yang tertangkap diantara daun dan tangkainhya karena
selnya seperti rozoid dan sel parenkimnya yang dapat menyerap air dan garam
mineral dan bersifat seperti spons. Setelah air diserap seperti pada lumut hati yang
menyerap air pada tempat yang ditumbuhinya, seperti pada pepohonan tumbang,
itu akan membuat tanah menjadi kering, dan melindungi lumut tersebut dari
kekeringan juga. Lumut akan menciptakan lingkungan alami untuk persemaian
benih untuk tumbuhan bunga berkayu, herba, dan tumbuhan conifer dengan
kemampuannya menyerap air. Lumut juga berfungsi sebagai penyerap polusi yang
terdapat dilingkungan. Lumut juga dapat menambah estetika suatu daerah yang
ditumbuhinya secara luas, membuat mata dapat memandangi pemandangan hijau
yang terbentang luas dan juga memberi sumbangan terhadap modifikasi alam
sekitar.
Peranan bryophyta yang lain adalah memperlambat proses erosi, karena
daya penyimpanan airnya lebih baik daripada daun yang sudah mati. Sehingga
memperlambat air pada permukaan tanah yang cepat dari air hujan. Dan semua
manfaat serta peranan lumut ini dapat terjadi karena mereka merupakan tumbuhan
yang berkelompok dan bersama-sama menciptakan lingkungan yang baik.

9
2.2 SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi
merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut
membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidakseimbangan cairan
tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan (Campbell,
2006).
Sistem ekresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan
zat-zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan
bagi tubuh dalam bentuk larutan. Ekresi terutama berkaitan dengan pengeluaran-
pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan,
protein dicernakan menjadi asam amino dan diabsorpsi oleh darah, kemudian
diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Mamalia
memiliki sepasang ginjal yang terletak dibagian pinggang (lumbar) dibawah
peritonium. Urine yang dihasilkan oleh ginjal akan mengalir melewati saluran
ureter menuju kantung kemih yang terletak midventral dibawah rektum. Dinding
kantung kemih akan berkontraksi secara volunter mendorong urine keluar melalui
uretra. (Kurniati, 2009).
Makhluk hidup menghasilkan zat-zat sisa yang harus dikeluarkan. Zat ini
dapat menjadi racun jika tidak dikeluarkan oleh tubuh. Proses pengeluaran zat sisa
dari tubuh antara lain sekresi, ekresi, dan defekasi. Sekresi merupakan suatu proses
pengeluaran zat yang berbentuk cairan oleh sel-sel atau jaringan. Ekskresi
merupakan proses pengeluaran zat siasa metabolisme dari tubuh yang sudah tidak
dapat digunakan lagi seperti pengeluaran urine, keringat, dan CO2 dari tubuh.
Defekasi merupakan prses pengeluaran feses dari tubuh. Alat ekskresi manusia
adalah paru-paru, ginjal, kulit, dan hati (Karmana, 2007).
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai
proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran
dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem
ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem
sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi

10
manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon. Hasil sistem ekskresi dapat
dibedakan menjadi: Zat cair yaitu berupa keringat, urine dan cairan empedu, Zat
padat yaitu berupa feces, Gas berupa CO2 dan Uap air berupa H2O (Poedjadi, 2005).
2.2.1 Anatomi dan Fungsi Organ Ekskresi Pada Manusia
Pada system ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap dari darah,
kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi. Berikut akan
di jelaskan alat-alat ekskresi manusia, antara lain;
A. Kulit

Gambar 4. Struktur Kulit


Seluruh permukaan tubuh terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita
sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena
berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan
lingkungan sekitar.
1. Lapisan Kulit
Lapisan kulit manusia terdiri dari beberaa komponen yang dijelaskan
sebagai berikut:
a. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum
granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel

11
mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti
dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-
sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun
atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
Stratum granulosum, mengandung pigmen
Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
b. Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut,
pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini
adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula
sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut
berbagai macam garam terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran
kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam
kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak
berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak
kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh
kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak
rambut.
Akar rambut
Pembuluh darah
Syaraf
Kelenjar minyak (glandula sebasea)
Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari
pengaruh suhu luar.

c. Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung
lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap
benturan, dan menahan panas tubuh.

12
2. Fungsi Kulit
Sebagai alat ekskresi, kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit
yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran,
panas dan zat kimia; mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta
mengurangi kehilangan air. Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama
garam dapur dan darah di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui
pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh
menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak
sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran
keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh, peningkatan suhu lingkungan, dan
goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil
pengeluaran keringat dengan cara mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran
keringat yang berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang
berlebihan, dapat menyebabkan terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah
dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan. Fungsi kulit dapat disimpulkan
sebagai berikut.
a. mengeluarkan keringat
b. pelindung tubuh
c. menyimpan kelebihan lemak
d. mengatur suhu tubuh, dan
e. tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari
yang mengandung ultraviolet

B. Paru -paru
Paru-paru manusia berjumlah dua atau sepasang. Pada dasarnya fungsi
utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan, namun peranan tersebut juga erat
hubungannya dengan sistem ekskresi. Hal ini dikarenakan CO 2 dan air yang
merupakan hasil proses metabolisme di jaringan yang diangkut melalui darah
akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.
Proses ini dapat berjalan dengan baik karena dibuang dengan difusi di alveolus.
Proses ini dapat berjalan dengan baik karena pada alveolus banyak bermuara kapiler
yang memiliki selapis sel.

13
Gambar 5. Struktur Paru-paru

1. Fungsi Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia
karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Proses pertukaran antara
gas oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam paru-paru. Setelah membebaskan
oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme
tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali menghasilkan energi
akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan lewat paru-
paru. Seseorang yang berada dalam daerah dingin waktu ekspirasi akan tampak
menghembuskan uap. Uap tersebut sebenarnya merupakan karbondioksisa dan uap
air yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

C. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia.
Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan atas. Berwarna merah tua dengan
berat mencapai 2 kg pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan
kiri. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh

14
gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica).
Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat
(capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua
disebut histiosit.

Gambar 6. Struktur Hati Manusia


Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan
jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam
empedu, kolesterol dan juga bakteri serta obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk
dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit
selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas. Zat racun yang masuk ke dalam
tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati
menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah.
Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.

1. Fungsi Hati
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:
a. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah
b. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
c. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula
d. Membentuk protein tertentu (albumin dan globulin) dan merombaknya
e. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin A
f. Tempat pembentukan protrombin dan fibrinogen yang berperan dalam
pembekuan darah
g. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)

15
h. Tempat pembentukan urea
Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak
langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya.
Misalnya, akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di
dalam urin.

D. Ginjal
Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah
kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga
perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2 buah, berwarna merah
keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan (Guyton, 1996).
Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan
lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa
rongga ginjal disebut pelvis renalis (Guyton, 1996).
Saluran struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap
nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus
yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus
proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang
terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang
melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal
maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus
kurang lebih 7,5 sampai 15 km (Cuningham, 2002).
Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang
menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang
melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada
darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh:
sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat (Cuningham, 2002).

16
Gambar 7. Struktur Ginjal
1. Proses Pembentukan Urine pada Ginjal
Secara umum, proses pembentukan urine melalui 3 tahapan, yaitu proses
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan proses augmentasi
(pengeluaran zat). Masing-masing proses dan skema pembentukan urine tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses Filtrasi (Penyaringan)
Proses pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau penyaringan darah.
Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta
melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi. Penyaringan akan memisahkan 2
zat. Zat bermolekul besar beserta protein akan tetap mengalir di pembuluh darah
sedangkan zat sisanya akan tertahan. Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine
primer (filtrat glomerulus). Urine primer biasanya mengandung air, glukosa, garam
serta urea. Zat-zat tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam Simpai
Bowman.
b. Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Setelah urine primer tersimpan sementara dalam Simpai Bowman, mereka
kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran
pengumpul inilah, proses pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat
yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan
diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan kembali dari
urine primer akan menghasilkan zat yang disebut dengan urine sekunder (filtrat
tubulus). Urine sekunder memiliki ciri berupa kandungan kadar ureanya yang
tinggi.

17
c. Proses Augmentasi (Pengeluaran Zat)
Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan
mengalir menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine sekuder akan melalui
pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna
bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urineyang sesungguhnya. Urine ini akan
mengalir dan berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk
kemudian bermuara ke rongga ginjal.

Gambar 8. Proses Pembentukan Urine pada Ginjal

2. Fungsi Ginjal
Berikut ini merupakan fungsi ginjal pada tubuh manusia.
a. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.
b. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan.
c. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal.
d. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia.
e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel
darah merah (SDM) di sumsum tulang.

2.2.2 Gangguan Sistem Ekskresi


Berikut ini merupakan beberapa gangguan pada sistem eksresi pada manusia.
a. Hepatitis
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar
terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika,

18
2002). Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth (2002) hepatitis adalah infeksi
sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis virus adalah istilah yang
digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel
hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang
khas.
Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan
lingkungan. menghindari kontak langsung dengan penderita hepatitis dan tidak
menggunakan jarum suntik untuk pemakaian lebih baik satu kali. Beberapa
hepatitis. antara lain hepatitis A dan B. Penderita hepatitis mengalami perubahan
warna kulit dan putih mata menjadi berwarna kuning. Urine penderita pun berwarna
kuning. bahkan kecokelatan seperti teh.

b. Penyakit Kuning
Penyakit kuning dapat disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu
sehingga cairan empedu tidak bisa dialirkan ke dalam usus 12 jari kemudian cairan
empedu masuk ke dalam darah dan menyebabkan warna darah menjadi kuning.
Kulit penderita akan tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna
kekuningan, dan kuku jaripun akan tampak berwarna kekuningan. Hal tersebut
dapat terjadi karena pembuluh darah sudah tercampur dengan cairan empedu.

c. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah suatu gangguan yang disebabkan karena adanya
pengendapan dari garam kalsium dalam tubuh. Gejala batu ginjal sering ditandai
dengan sulitnya buang air kecil dan juga menimbulkan rasa nyeri dan sakit.
Penyebab batu ginjal sendiri adalah terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral
dan terlalu sedikit minum air putih. Untuk mengatasi penyakit batu ginjal yaitu
dengan pembedahan dan sinar laser.

d. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan keadaan dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi
dengan baik. Gagal ginjal sangat berbahaya bagi manusia bahkan bisa
menyebabkan kematian. Untuk penderita gagal ginjal bisa melakukan
pencangkokan ginjal dan cuci darah secara teratur.

19
e. Asma
Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru.
Gejala asma yaitu ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Kondisi
lingkungan yang memiliki udara tidak sehat akan mudah memicu asma kambuh
lagi. Asma ini tidak menular dan bersifat menurun.

f. Jerawat
Jerawat merupakan kondisi kulit yang terjadi akibat penyumbatan kelenjar
minyak pada kulit disertai infeksi dan peradangan. Umumnya jerawat timbul pada
anak-anak usia remaja karena hormon mengalami peningkatan. Cara mencegah
jerawat yaitu tidur dengan cukup dan selalu mengkonsumsi buah dan sayur.

g. Panu
Panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Panu ditandai
dengan timbulnya bercak putih disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Panu bisa
menular sehingga usahakan jangan memakai pakaian atau peralatan mandi dengan
penderita panu. Cara mengobati panu yaitu mencampurkan daun sirih dan kapur
sirih kemudian oleskan pada kulit yang terkena panu.

20
BAB III
PENUTUP
2.1 Simpulan
Adapun simpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
h. Lumut (dalam bahasa yunani: bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang
hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak
tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang
dari 50 cm. Lumut dibagi menjadi tiga jenis, yakni: lumut hati (hepati cospida),
lumut tanduk (anthocerotaceae), dan lumut daun (musci).
i. Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem
ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi
tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap
ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu
sesuai kebutuhan. Adapun sistem eksresi pada tubuh manusia terjadi pada hati,
paru-paru, kulit dan ginjal.

2.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
Dengan mengetahui proses sistem ekskresi dan kelainannya, semoga kita
bisa lebih menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga
kita bisa merawat sistem ekskresi kita dengan baik. Selain itu lumut juga
memberikan dampak cukup positif dalam kehidupan manusia, sehingga lumut juga
harus dijaga kelestariannya

21

Anda mungkin juga menyukai