Surveilans Epidemiologi - Sem5 PDF
Surveilans Epidemiologi - Sem5 PDF
Epidemiologi:
Ilmu yang mempelajari tentang
sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor-
faktor yang mempengaruhi frekuensi dan
distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian
dalam populasi manusia.
Tujuan dan Manfaat Epidemiologi
Tujuan
1. Mengetahui tingkat masalah kesehatan dalam suatu
masyarakat
2. Mempelajari secara mendalam etiologi suatu penyakit
dan cara penyebarannya
3. Mempelajari riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengembangkan dasar-dasar program pencegahan
5. Mengevaluasi alat-alat pencegahan dan pengobatan
yang baru dan cara-cara baru pelayanan kesehatan
6. Menyediakan informasi untuk pengembangan dan
pengambilan keputusan.
Tujuan dan Manfaat Epidemiologi
(Lanjutan)
Manfaat:
1. Untuk mempelajari riwayat penyakit
2. Diagnosis masyarakat
3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu
karena mereka dapat mempengaruhi kelompok
maupun populasi
4. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian
5. Mempelajari gambaran klinis
6. Menentukan sumber dan penyebab penyakit
Ruang Lingkup Epidemiologi
Terbukti efektif dalam pengembangan hubungan
sebab akibat pada kondisi-kondisi non infeksius
Sebagai metode investigasi landasan bidang
kesehatan masyarakat dan pengobatan pencegahan
Penentuan kebutuhan akan program-program
pengendalian penyakit
Pengembangan program pencegahan dan
perencanaan layanan kesehatan
Penetapan pola penyakit endemik, epidemik dan
pandemik
Ruang Lingkup Epidemiologi
(Lanjutan)
Endemik: berlangsungnya suatu penyakit pada
tingkatan yang sama atau keberadaan penyakit yang
terus-menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu
Epidemik: wabah atau munculnya penyakit tertentu
yang berasal dari satu sumber tunggal, dalam satu
kelompok, populasi, masyarakat atau wilayah yang
melebihi tingkatan kebiasaan yang diperkirakan
(kasus baru melebihi prevalen)
Pandemi: epidemi yang menyebar luas melintasi
negara, benua atau populasi yang besar,
kemungkinan seluruh dunia (ex: AIDS)
Deskripsi Insidensi dan Prevalensi
Insidensi
Salah satu tipe ukuran paling penting dalam
epidemiologi, terutama epid.penyakit menular
Salah satu ukuran untuk menetapkan
terjadinya KLB.
Menyatakan banyaknya kasus baru penyakit
yang terjadi dalam rentang waktu tertentu.
Deskripsi Insidensi dan Prevalensi
(Lanjutan)
Prevalensi
Mengestimasikan gabungan yang
telah ada dengan kasus baru
Merupakan ukuran yang menyatakan
jumlah orang yang terkena penyakit,
baik kasus lama maupun baru.
Konsep dan Cara Penularan Penyakit
1. Pendekatan Epidemiologi
a. Pendekatan dengan model segitiga epidemiologi:
Host Agent
(Penjamu) (Agen penyebab)
Environment
(Lingkungan)
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
(TRIANGLE of EPIDEMIOLOGIC)
Agent Host
Agent
Host
Host
Ketidakseimbangan disebabkan
oleh bergesernya lingkungan
memberatkan H
Pergeseran/perubahan kualitas
lingkungan merugikan atau
menyebabkan menurunnya Environment
daya tahan tubuh
Contoh Pencemaran udara,
menyebabkan saluran nafas
menyempit, mudah terkenal
infeksi
Model 4. Host
Agent
PRIMER : SEKUNDER
Adalah unsur pembantu
Biologi
/penambah yang menyebabkan
Nutrisi
Penyebab primer dapat menim-
Kimiawi
bulkan penyakit.
Fisik
Psikis
Genetika
PEJAMU (HOST)
STATUS KESEHATAN
IMUNITAS
KEBIASAAN HIDUP
LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
1. BIOLOGIS
Tumbuhan
Binatang
2. FISIK
Tanah
Air
Udara
Iklim
Keadaan geografi
3. SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA
Mata pencaharian, status ekonomi
Kepadatan
Sistem pelayanan kesehatan
Agama, Adat istiadat, kebiasaan, perilaku
Konsep dan Cara Penularan Penyakit
(Lanjutan)
Beberapa konsep epidemiologi tentang penularan penyakit
yang berhubungan atau mempengaruhi segitiga epidemiologi
antara lain: fomite (benda mati), vektor, reservoir, dan carrier.
Fomite: benda yang mempunyai peran dalam penularan
penyakit (ex: alat makan)
Vektor: setiap makhluk hidup selain manusia yang
membawa penyakit, menyebarkan, dan menjalani proses
penularan.
Serangga, misal: lalat, kutu, nyamuk, tikus, dll
Reservoir: manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat
organik (ex: feses & makanan) yang menjadi tempat
tumbuh dan berkembangbiak organisme infeksius
Carrier: mengandung, menyebarkan, dan merupakan
tempat persinggahan organisme penyebab infeksi.
Konsep dan Cara Penularan Penyakit
(Lanjutan)
Lingkungan
Inti Genetik
(keturunan)
Lingkungan Fisik
Lingkungan Biologis
2. Model Roda
Roda (Wheel)
PENY. PENY.
DINI LANJUT
4. Penyakit Metabolik
Menyebabkan terjadinya disfungsi, fungsi yang buruk, atau malfungsi
pada beberapa organ tertentu atau pada proses-proses fisiologis di
dalam tubuh sehingga menjadi sakit.
Ex: Kelenjar adrenal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sel-
selnya tidak dapat menggunakan glukosa secara normal
DIABETES.
Lanjut....
5. Kanker atau Penyakit Neoplastik
Ditandai dengan adanya pertumbuhan
abnormal sel sehingga membentuk tumor, baik
jinak maupun ganas serta dapat terjadi pada
setiap orang di segala usia.
Klasifikasi Penyakit Berdasarkan Binatang Penyebab
Organisme Penyakit
Kelompok Protozoa (satu sel)
Amuba Disentri
Plasmodium Malaria
Kelompok Cacing (Metazoa)
Cacing gelang Ascaris (cacing gelang berukuran
Cacing kremi besar
Cacing pita
Cacing pipih
Trichinella
Kelompok Arthropoda
Kutu Pedikulosis
Sarcoptes scabiei Scabies
Klasifikasi Sumber Tak Hidup yang Menyebabkan Kesakitan dan
Kecacatan
Sumber Kesakitan/Kecacatan Jalan Masuk
Debu
-Silika -Silikosis (fibrosis jaringan paru) Inhalasi
-Asbestos -Asbestosis (fibrosis jaringan paru)
-Kanker paru
Fumes Inhalasi
-Timbal Keracunan timbal Kulit
Asap -Asfiksia akibat kekurangan O2
-Keracunan asap Inhalasi
-Asfiksia akibat CO
Gas, kabut, aerosol, dan uap air Asfiksia atau keracunan zat kimia Inhalasi
(bergantung pada sumbernya)
Listrik Luka bakar, kerusakan neurologis, kematian Kulit
Kebisingan Hilangnya pendengaran, tuli Sistem saraf
Radiasi ion Kanker, dermatitis Kulit/Jaringan
Radiasi non ion Luka bakar, kanker Kulit/Jaringan
Termal Luka bakar, kanker Kulit/Jaringan
Ergonomik Masalah otot, rangka, jaringan Kulit/Jaringan
Stres Mental, emosional, psikologis, perilaku Sistem saraf
Gigitan Keracunan bisa ular, kerusakan jaringan Kulit/Jaringan
Sengatan Keracunan, kematian Kulit/Jaringan
Konsumsi zat kimia Arsenik, keracunan malathion, kematian Pernapasan, pencernaan,
kulit/Jaringan
C. Jalan Masuk Agent Penyakit Infeksius Ke Dalam
Tubuh Manusia
1. Pernapasan
Jalan Masuk
Agent
2. Mulut
Jalan Masuk
Agent
Polio
Lanjut...
3. Reproduksi
Jalan Masuk
Agent
Sifilis, AIDS
Lanjut...
4. Intravena
Jalan Masuk
Agent
AIDS
Lanjut...
5. Perkemihan
Jalan Masuk
Agent
6. Kulit
Jalan Masuk
Agent
7. Gastrointestinal
Jalan Masuk
Agent
Gastroenteritis
Lanjut...
8. Kardiovaskuler
Jalan Masuk
Agent
9. Konjungtiva
Jalan Masuk
Agent
Konjungtivitis
Lanjut...
10. Transplasenta
Jalan Masuk
Agent
Toxoplasmosis, Syphilis
D. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular
Merupakan dasar bagi semua tindakan
di bidang kesehatan.
Bagaimana caranya???
Lanjut....
Ketemu
Kuncinya!!!
Lanjut....
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Survei Epidemiologi:
Serangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan, pengolahan,
penyajian, analisis data penyakit / masalah kesehatan dan
penyebarluasan luasan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan
pada waktu tertentu, untuk kepentingan menjawab permasalahan suatu
penyakit/masalah kesehatan.
Pengertian (Lanjutan)
1. Kegiatan pengamatan
pengamatan terhadap penyakit dan masalah kesehatan
serta faktor determinanya
2. Sistematis adalah proses pengumpulan, pengolahan
dan analisis data serta penyebarluasan informasi
epidemiologi
3. Terus menerus menunjukan kegiatan surveilans
dilakukan setiap saat sehingga informasi epidemiologis
tersedia secara terus menerus.
Konsep dasar surveilans epidemiologi
SAB
TTU
Pemukiman dan Lingkungan Perumahan
Limbah Industri, RS, dan Kegiatan Lain
Vektor Penyakit
K3
RS dan Sarana Pelayanan Kesehatan
Lain, termasuk INOS
4. SE Masalah Kesehatan
Kompilasi/Pengelompokkan Data:
Untuk menghindari duplikasi, menilai
kelengkapan
Dilakukan secara manual (membuat master
tabel, kartu pengolah data), atau secara
komputerisasi (menggunakan program: Epi-Info)
Sesuai tujuan dari sistem surveilans dan
karakteristik (ciri khusus) dari masalah
kesehatan
Menurut orang, tempat, waktu
Kompilasi, Analisis dan Interpretasi Data
(Lanjutan)
Analisis dan Interpretasi:
Univariat menghitung proporsi atau
menggunakan statistik deskriptif (misalnya: mean,
modus, SD)
Bivariat membuat:
1. Tabel (kemudian menghitung proporsi)
2. Grafik (analisis kecenderungan)
3. Peta (analisis menurut tempat dan waktu)
Analisis sebaiknya oleh TIM
3. Umpan Balik dan Diseminasi Informasi
INFORMASI EPIDEMIOLOGI
Umpan Balik dan Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi diberikan kepada:
1. Pengelola program penanggulangan TINDAKAN
PENANGGULANGAN
2. Pemberi (sumber) data disebut umpan balik:
- Informasi harus berisi masalah dan alternatif pemecahannya.
- Jika tidak ditemukan masalah: harus berisi alternatif untuk
meningkatkan kinerja sistem yang sudah ada atau sedang
berjalan.
3. Atasan Untuk perencanaan, tindakan & evaluasi program
4. Lintas Program Untuk perencanaan, tindakan & evaluasi program
5. Lintas sektor Upaya peningkatan kesehatan masyarakat, adanya
dukungan politis dan dukungan dana dari institusi terkait.
Merupakan proses
pengumpulan, pengolahan, analisis,
interpretasi, dan penyebarluasan informasi
untuk ditindaklanjuti. Tindakan ini dilakukan
secara sistematis dan terus menerus tentang
situasi penyakit DBD pada kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit DBD agar dapat dilakukan
tindakan pencegahan dan penanggulangan
secara efektif dan efisien.
Surveilans Epidemiologi (SE) DBD (Lanjut)
Kasus DBD adalah: penderita DBD atau DSS
Penderita DBD adalah: penderita dengan demam tinggi
mendadak tanpa sebab jelas, berlangsung terus-menerus
selama 27 hari disertai tanda-tanda perdarahan
sekurang-kurangnya uji torniquet (rumple liede) positif
atau jumlah trombosit < 100.000 mikro liter.
Penderita DD adalah: sesuai dengan kriteria DD atau
hasil pemeriksaan serologis pada tersangka menunjukkan
peningkatan IgM.
Laporan kewaspadaan (KD-RS) adalah: laporan segera
(1x24 jam setelah penegakkan diagnosa) tentang
adanya penderita DD, DBD, DSS (termasuk tersangka
DBD) agar segera dapat dilakukan tindakan seperlunya
dan segera.
Surveilans Epidemiologi (SE) DBD (Lanjut)
Stratifikasi desa/kelurahan:
Endemis: Dalam 3 tahun terakhir berturut-
turut ada kasus DBD.
Sporadis: Dalam 3 tahun terakhir tidak setiap
tahun terdapat kasus DBD.
Potensial: Selama 3 tahun terakhir tidak
terdapat kasus DBD, namun mempunyai
penduduk yang padat, mobilitas tinggi, dan
angka bebas Jentik (ABJ) <95%.
Bebas: Tidak pernah terdapat penderita dan
mempunyai ketinggian > 1.000 meter dpl.
3. Alur Pelaporan
Bila menemukan penderita DBD di Puskesmas
atau pelayanan kesehatan lainnya, wajib
melaporkan 1x24 jam secara berjenjang dengan
menggunakan formulir:
- KD-RS dilaporkan 1x24 jam setelah
penegakkan diagnosis (F-1)
- DP-DBD sebagai data dasar perorangan yang
dilaporkan bulanan (F-2)
- Formulir K-DBD sebagai laporan bulanan (F-3)
- Formulir W2 sebagai laporan mingguan (F4)
- Formulir W1 dilaporkan bila terjadi KLB-DBD
4. Surveilans DBD di Puskesmas dan
Kabupaten/Kota
Kegiatan surveilans di puskesmas maupun
kabupaten/kota meliputi kegiatan
pencatatan/pengumpulan data penderita
DD, DBD, dan DSS.
Data kemudian diolah dan disajikan
sebagai dasar tindak lanjut maupun
sebagai dasar Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah
Dengue (SKD-KLB-DBD)
Surveilans DBD di Puskesmas dan
Kabupaten/Kota (Lanjutan)
Data lain yang dibutuhkan, sebagai data pendukung:
1. Pencatatan/pengumpulan data
Dilakukan setiap hari yang berasal dari pelaporan BP, RS,
dokter praktek swasta, PE, dll.
3. Penyajian data
Agar mudah dianalisis dan disimpulkan,
data yang sudah diolah kemudian diubah
dalam bentuk tabel, grafik, peta, dll yang
bentuk/jenisnya disesuaikan dengan kaidah
pembuatan grafik yang sesuai dengan
tujuannya.
Surveilans DBD di Puskesmas dan
Kabupaten/Kota (Lanjutan)
4. Analisis data
Data yang sudah menjadi grafik
kemudian dianalisis dan disimpulkan
untuk dijadikan dasar intervensi yang
akan dilaksanakan.
Penyebab Infeksi:
Tiga tipe virus influenza yang dikenal yaitu tipe A,
B, dan C. Tipe A terdiri dari sub tipe dimana hanya
2 (H1 dan H3) yang dikaitkan dengan epidemi dan
pandemi yang luas.
Masa Penularan:
Masa penularan berlangsung selama 35 hari sejak
timbulnya gejala klinis pada orang dewasa dan
sampai 7 hari pada anak-anak.
4. Cara Penularan dan Cara Pencegahan
Cara Penularan:
Penularan melalui udara terutama terjadi pada
daerah yang padat penduduk, pada ruangan tertutup
seperti pada bis sekolah.
Penularan dapat terjadi dengan kontak langsung, oleh
karena virus influenza dapat hidup berjam-jam di
luar tubuh manusia, khususnya di daerah dingin dan
kelembaban yang rendah.
Cara Pencegahan:
1. Personal hygiene khususnya mengenai banyaknya batuk
dan bersin tanpa menutup mulut atau hidung.
2. Imunisasi dengan menggunakan virus yang tidak aktif
3. Menciptakan lingkungan dan rumah yang sehat dengan
cukup ventilasi, cukup pencahayaan matahri, dan
kelembaban nisbi.
5. Kasus ILI di Puskesmas dan RS serta Cara
Pengambilan Swab
Kasus ILI di Pukesmas dan RS:
1. Lakukan swab hidung kiri, kanan, dan tenggorokan
2. Lakukan rapid test pada swab hidung kiri
3. Dua spesimen disimpan di lemari es sesuai
standar, sebelum dikirim ke Puslitbang Biomedis dan
Farmasi Badan Litbangkes Kemenkes RI
Dinkes
kab./Kota
Keterangan:
Dinkes
Balitbangkes
: Koordinasi Propinsi
: Laporan
: Rujukan
CDC
: Feed Back Atlanta
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
BENCANA
Pengungsian
DIARE
DBD
ISPA
CAMPAK
FORM REGISTER HARIAN KEMATIAN
KORBAN BENCANA
Poskes: . Desa;
Tanggal : Kec :./ Kab: ..
SATGASKES
RS
DINKES KAB/KOTA
SURVEILAN
DITJEN PPM-PL SATGASKES
PMK DINKES PROPINSI
Tabel Analisis
Surveilans Epidemiologi Pengungsi
Kepadatan
Kematian
Penyakit
Jamban
Lokasi
Gizi
Air
A Rawan
B Rawan Rawan
C
Angka Pneumonia per 10.000 Pengungsi
Per Hari Menurut Mingguan
Kab. Acas, 2004
1,5
rate kasus
0,5
0
'03 '04 '04 '05 '06 '07 '08 '09 '10 '11 '12 '13
MINGGU
EVALUASI SISTEM
SURVEILANS
A.Pengertian
Identifikasi
Laporan ke Unit
Yang Bertanggungjawab
Ya Tidak
8 20
12 10
KONSEP
KLB/WABAH
281
WABAH & KEJADIAN LUAR BIASA
282
A. PENGERTIAN K L B
(Kep.Dirjen PPM-PLP No.451 Tahun 1991 ttg Pedoman Penyelidikan Epid. & Penangg. KLB)
283
PENGERTIAN WABAH.
284
BENCANA
DEFINISI BENCANA
Peristiwa atau rangkaian peristiwa
Disebabkan oleh alam & atau manusia
Mengakibatkan korban, kerusakan sarana &
prasarana umum serta
Menimbulkan gangguan thd tata kehidupan &
penghidupan masy. & pembangunan nas.
Yg memerlukan pertolongan & bantuan
Contoh ; banjir, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor,
angin ribut, gelombang pasang, kebakaran dan gas beracun.
286
B. KRITERIA KERJA KLB
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan
KLB apabila memenuhi kriteria sbb.
- SARS
- FLU BURUNG
287
KRITERIA KERJA KLB
2. Peningkatan kejadian penyakit / kematian terus
menerus selama tiga kurun waktu (masa inkubasi)
berturut turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari,
minggu)
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Mgu. I Mgu. II Mgu. III 288
KRITERIA KERJA KLB
3. Peningkatan kejadian peny/kematian 2 (dua) kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya.
(Jam,hari,minggu,bulan, tahun)
60
50
40
30
20
10
0
Mgu. I Mgu. II Mgu. III
289
KRITERIA KERJA KLB :
290
KRITERIA KERJA KLB :
5. Angka rata2 per bulan selama 1(satu) tahun
menunjukkan kenaikan 2x lipat atau lebih
dibanding dgn angka rata2 perbulan dari tahun
sblm.nya
291
KRITERIA KERJA KLB :
26 0,2 %
27 0,3 %
292
KRITERIA KERJA KLB :
7. Proporsional rate dari penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan 2 (dua) kali atau lebih dibanding periode yang
sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya
294
KRITERIA KERJA KLB
- Keracunan makanan
- Keracunan pestisida
295
JENIS PENYAKIT TERTENTU YANG
DAPAT MENIMBULKAN WABAH
1. Kholera 10 Pertusis
2. Pes 11 Rabies
3. Demam kuning 12 Malaria
4. Demam bolak-balik 13 Influenza
5. Tifus bercak wabah 14 Hepatitis
6. DBD 15 Tifus perut
7. Campak 16 Meningitis
8. Polio 17 Encephalitis
9. Difteri 18 Antrax
296
TUGAS
298
LAPORAN KEWASPADAAN ( W1 )
299
LAPORAN KLB / WABAH (dilaporkan dalam 24 jam) W1/Pu/Ka/Pr
x Panas Rash
x
x Batuk x Diare
d.l.l . . .
PELAPOR
301
LAP. MINGGUAN ( W2 )
302
LAP. BULANAN KLB
303
TUGAS
Akan tetapi metode ilmiah dan tujuan utama dari penyidikan KLB
adalah SERAGAM.
Konfirmasi meliputi:
a. Asal informasi adanya KLB.
Di Indonesia, informasi adanya KLB dapat berasal dari
fasilitas kesehatan primer (laporan W1), hasil laboratorium,
laporan rumah sakit (RL2a, RL2b) atau masyarakat.
b. Gambaran penyakit yang sedang berjangkit, meliputi gejala
klinis, pemeriksaan yang telah dilakukan untuk menegakkan
diagnosis dan hasil pemeriksaannya, komplikasi yang terjadi
(misal: kematian, kecacatan, kelumpuhan, dll).
c. Keadaan geografi dan transportasi yang dapat digunakan di
daerah KLB.
2. Pembuatan Rencana Kerja
Dari informasi yang didapatkan, kemudian
ditetapkan tujuan penyidikan KLB dan buat suatu
rencana kerja.
1. Kepastian diagnosis:
Kasus Pasti Ada kepastian pemeriksaan laboratorium (serologi, virologi,
parasitologi) dengan atau tanpa gejala klinis
2. Hubungan epidemiologi
Kasus Primer Kasus yang sakit karena paparan yang pertama
Kasus Sekunder Kasus yang terjadi karena adanya kontak dengan kasus primer
Kasus Tak Ada Hubungan Terjadinya sakit bukan karena paparan pertama ataupun kontak
dengan kasus
2b. Rencana Kerja 2: Hipotesis Awal
Meliputi: penyakit penyebab KLB, sumber dan cara
penularan.
Data laboratorium terdiri dari: Jenis bahan dan nomor seri, jenis
pemeriksaan,tanggal pengambilan spesimen, suhu penyimpanan,
tanggal pengiriman, cara pengiriman, nama laboratorium, dan
tanggal diterimanya hasil.
A. Tujuan umum :
1. Mencegah meluasnya (penanggulangan).
2. Mencegah terulangnya KLB di masa yang akan
(pengendalian).
B. Tujuan khusus :
1. Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi
penyebab penyakit .
2. Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB,
3. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan
4. Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB
5. Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah
yang beresiko akan terjadi KLB (CDC, 1981; Bres,
1986).
NO LANGKAH-LANGKAH PENYIDIKAN KLB
1. Kepastian diagnosis:
Kasus Pasti Ada kepastian pemeriksaan laboratorium (serologi, virologi,
parasitologi) dengan atau tanpa gejala klinis
2. Hubungan epidemiologi
Kasus Primer Kasus yang sakit karena paparan yang pertama
Kasus Sekunder Kasus yang terjadi karena adanya kontak dengan kasus primer
Kasus Tak Ada Hubungan Terjadinya sakit bukan karena paparan pertama ataupun kontak
dengan kasus
2d. Rencana Kerja 4: Strategi Pencarian Kasus
Keuntungan dan Kerugian Strategi Pencarian Kasus KLB
KLB dengan jumlah kasus 50 Orang, diketahui kasus dengan gejala panas
50 Orang, nyeri sendi 48 orang, diare 45 Orang.
Distribusi Gejala Klinis adalah sebgai berikut :
2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di
suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih, bila
dibandingkan dengan angka rata-rata sebulan dalam setahun sebelumnya
dari penyakit menular yang sama di kecamatan tersebut itu.
4. Case Fatality rate suatu penyakit menular tertentu dalam satu bulan di sutu
Kecamatan, menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih, bila dibandingkan CFR
penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di Kecamatan tersebut.
5. Proporsional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam waktu
satu bulan, dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari penyakit
menular yang sama selama periode waktu yang sama dari tahun yang lalu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih.
6. Khusus untuk penyakit-penyakit Kholera, Cacar, Pes, DHF/DSS :
II III VI I IV V
No Gejala %
2 Mual/muntah 54,2
3 Diare 26,5
4 Rash 25,3
5 Lain-lain 21,6
Kegunaan :
1. Untuk Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)
2. Evaluasi trend / kecenderungan pola
penyakit.
BAGAIMANA MEMBUATNYA
Data Kasus Malaria di Kota X Prov Y tahun 2005-
2009
Tahun Diamati
Bulan
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jan 5 10 2 4 1 8
Feb 8 3 7 6 5 2
Mar 10 9 4 6 2 12
Apr 4 6 7 8 5 9
Mei 3 6 10 7 8 7
Jun 6 5 4 3 7 5
Jul 5 4 9 7 5 7
Agt 2 3 9 6 8 6
Sep 1 6 8 7 9 5
Okt 7 8 2 6 10 3
Nov 9 6 4 8 7 3
Des 5 5 10 7 4 5
Grafik Pola Maximum Minimum Kasus Malaria Tahun
2005-2009 Dibandingkan Dengan Tahun 2010
Di Kota X Prop Y
14
12
Jumlah
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Min 1 3 2 4 3 3 4 2 2 4 4 4
Max 10 8 10 8 10 7 9 9 10 9 9 10
Diamati 8 2 12 9 7 5 7 5 3 3 3 5
Latihan 2.
Grafik Pola Maximum Minimum Kasus DBD Tahun 1993 s/d 1997
dibandingkan dengan tahun 1998
700
600
500
Jumlah
400
300
200
100
0
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nof Des
Min 44 30 25 17 41 24 18 18 4 17 19 11
Max 184 108 99 109 104 153 98 84 83 92 143 86
Diamati 212 269 580 511
Bulan
Identifikasi Paparan :
TIDAK
TERPAPAR
TERPAPAR
Bukan
KASUS
TIDAK
TERPAPAR
DESKRIPSI KLB
Kurva epidemik.
25
JUMLAH KASUS 20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
JAM M ULAI SAKIT
Tipe kurva ini terjadi pada KLB dengan kasus-kasus yang terpapar dalam
waktu sama dan singkat. Biasanya ditemui pada penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui air dan makanan (misalnya : kolera, typoid).
Gambar 2. Distribusi kasus Hepatitis Infeksiosa menurut minggu mulai sakit
di Kota Baren Kentucky, Juni 1971 - April 1972
(dikutip dari Carman et al., 1979)
12
10
30
SEKUNDER
25 PRIMER
JUM. KASUS
20
15
10
0
3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
1
9
TANGGAL MULAI SAKIT
1. Dibawah ini tersaji data/list kasus penduduk pada suatu KLB yang
diduga karena keracunan makanan. Kejadian ini meliputi penduduk
dalam satu RW, yang berjumlah 200 orang. Karena kesulitan penca
rian data , hanya terjaring 128 penduduk, 83 sakit dan 45 tidak sakit.
Selain itu, dari penyidikan informasi yang disajikan juga kurang lengkap.
Soal:
a. Buat deskripsi KLB berdasarkan waktu, tempat dan orang.
b. Buat analisis dari setiap deskripsi semaksimal mungkin.
c. Buat suatu kesimpulan sementara dari analisis anda.
d. Deskripsikan data yang anda butuhkan untuk langkah-langkah
berikutnya.
Laki-laki 30 36,14
Perempuan 53 63,86
Distribusi Frekuensi Kasus KLB Keracunan Makanan Berdasarkan
Umur Pada Sebuah Jamuan makan malam di Z, Tahun 1996
Selasa 7 2 4
Rabu - 2 1
Minggu 1 35 1
PENANGGULANGAN SEMENTARA
E TAHU TIDAK
T
I
O T Penanggulangan +++ Penyidikan +++
L A Penyidikan + Penanggulangan +
O H
G U
I T Penyidikan + ++ Penyidikan +++
I Penanggulangan +++ Penanggulangan +
D
A
K
IDENTIFIKASI SUMBER PENULARAN
DAN KEADAAN PENYEBAB KLB
A. Penanggulangan KLB
TINDAKAN : CONTOH :
- Mengendalikan vektor