Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nutrisi adalah zat dalam makanan yang dibutuhkan organisme untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik sesuai dengan fungsinya. Nutrisi diperoleh dari hasil pemecahan
makanan oleh system pencernaan dan sering disebut dengan istilah sari-sari makanan. Nutrisi
terbagi dalam 2 golongan , yaitu makronutrisi dan mikronutrisi. Nutrisi dalam jumlah yang
memadai dan sesuai dengan kebutuhan akan memberikan energi bagi tubuh untuk dapat
tumbuh dan berkembang serta memperbaiki jaringan yang rusak. Kekurangan nutrisi akan
membuat tubuh organisme tidak tumbuh dan berkembang, bahkan dapat menyebabkan
penyakit hingga berakhir dengan kematian. Terganggunya proses metabolisme tubuh
merupakan gejala awal kekurangan nutrisi.
Zat gizi mempunyai fungsi penting yang antara satu dengan lainnya saling
mendukung dan bekerja sama untuk tetap menjaga agar tubuh dapat memperoleh pasokan
yang dibutuhkan. Beberapa jenis nutrisi dapat menjadi pengganti bagi yang lainnya, meski
hal ini tidak dianjurkan oleh pakar kesehatan. Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi oleh nutrisi
yang bersangkutan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mendapatkan asupan nutrisi di perlukan
makanan yang baik, sehat dan begizi. Karena makanan yang baik, sehat dan begizi akan dapat
membantu meningkatkan daya tahan tubuh seseorang terhadap penyakit, manjaga kebugaran
tubuh dan stabilitas emosi serta mendukung terciptanya kehidupan yang berkualitas. Untuk
mendapatkan asupan gizi yang seimbang maka di perlukan pola makan yang benar.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah cara untuk menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh sehingga terhindar dari
gangguan pemenuhan nutrisi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mengetahui pengertian dari Nutrisi
1.3.2 Mahasiswa mengetahui jenis-jenis Nutrisi
1.3.3 Mengetahui penatalaksana gangguan pemenuhan nutrisi
1.3.4 Mahasiswa mengetahui gangguan pemenuhan Nutrisi
1.3.5 Mahasiswa mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi tubuh
1.3.6 Mahasiswa mengetahui dan memahami cara pengukuran nutrisi tubuh
1.3.7 Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan teoritis nutrisi
1.3.8 Mahasiswa memahami proses pembentukan Nutrisi

1
1.4 Manfaat
1.4.1 Menghindari kesalahan dalam diagnose keperawatan
1.4.2 Memudahkan dalam melakukan diagnosa keperawatan kebutuhan dasar Nutrisi
1.4.3 Mahasiswa mampu melakukan diagnosa secara tepat dan teoritis

1.5 Sistematika Penulisan


Secara garis besar laporan ini terdiri dari empat BAB yaitu BAB I terdiri atas latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, menfaat penulisan dan sistematika
penulisan. Bab II mencangkup konsep teoritis yang terdiri dari definisi nutrisi, jenis-jenis
nutrisi, proses pembentukan nutrisi tubuh, gangguan pemenuhan nutrisi, faktor-faktor
yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi, pengukuran nutrisi tubuh manusia,
penatalaksanaan gangguan pemenuhan nutrisi dan asuhan keperawatan teoritis nutrisi.
Bab III mencangkup tentang tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab IV meliputi penutup dimana
terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
KONSEP TEORITIS KDM NUTRISI

2.1 Pengertian

2
Nutrisi adalah aktivitas dalam mengambil , mengasimilasi, dan menggunakan
nutrient untuk tujuan pemeliharaan , perbaikan jaringan dan produksi energi. (NANDA,
2006)

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan zat-zat tersebut untuk
aktivitaas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. (Tarwoto dan Wartonah,
2006)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi


yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. ( NANDA, 2006)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah suatu keadaan ketika


individu tidak puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan berat badan yang
berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat atau metabolism nutrient yang tidak
adekuat untuk kebutuhan metabolic ( Lynda Juall Carpenito ,2006)

Ketidakseimbangan nutrisi lebih dar kebutuhan adalah intake nutrisi melebihi


kebutuhan metabolic. ( NANDA, 2006)

Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan adalah keadaan ketika seorang


individu mengalami atau beresiko mengalami penambahan berat badan yang
berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolic. ( Lynda Juall
Carpenito, 2006)

2.2 Jenis-Jenis Nutrisi


1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada umumnya dalam
bentuk amilum. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui enzim ptialin yang
ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi maltosa kemudian diteruskan ke dalam
lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus ke usus dua belas jari. Getah
pankreas yang dialirkan ke usus dua belas jari mengandung amilase. Dengan
demikian sisa amilum yang belum diubah menjadi maltosa oleh amilase pankreas
diubah seluruhnya menjadi maltosa. Maltosa ini kemudian diteruskan kedalam usus
3
halus. Usus halus mengeluarkan getah pankreas hidrat arang, yaitu maltose yang
bertugas mengubah maltosa menjadi dua molekul glukosa sakarosa yaitu fruktosa dan
glukosa. Laktose bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Setelah
berada dalam usus halus, seluruhnya diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim
tadi.
2. Lemak
Penyerapan lemak dimulai dalam lambung (walau hanya sedikit), karena dalam mulut
tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk
menghubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian
diangkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk kedalam peredaran darah untuk
kemudian di hati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran getah bening, mengubah
lemak gliserin menjadi lemak seperti aslinya.Penyerapan lemak dillakuklan secara
pasif setelah lemak diubah menjadi gliserol asam lemak. Asam lemak mempunyai
sifat empedu, asam lemak yang termulsi inimampu di serap melawati dinding usus
halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula tidak semua lemak dapat diserap,
maka penyerapan lemak dapat dikatakan dengan cara aktif selektif.
3. Protein
Kelenjar ludah tidak dapat membuat enzim protease. Enzim proterase baru terdapat
dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah protein menjadi albumuminosa dan
pepton.Kemudian, tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal dari pankreas
mengubah sisa protein yang belum sempurna menjadi albuminosa dan pepton. Dalam
usus halus, albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi
asam-asam amino yang siap untuk diserap. Protein yang telah diubah kedalam bentuk
asam amino yang mudah larut dalam air ini juga dapat diserap secara pasif dan
memasuki langsung pembuluh darah.
4. Mineral
Mineral hadir dalam bentu tertentu sehingga tubuh mudah untuk memeprosesnya.
Umumnya, mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi
pasif maupun transportasi aktif. Mekanisme transprotasi aktif penting jika kebutuhan
tubuh meningkat atau adanya diet rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang
memegang peranan penting dalam mengatur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat
lebih jauh dipengaruhi oleh isi sistem pencernaan. Beberapa senyawa organik

4
tertentu, seperti asam oxalit, akan menghambat penyerapan kalsium. Beberapa dari
mineral adalah komponen esensial dari jaringan tubuh, sedang yang lainnya esensial
pada proses kimia tertentu.
5. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil sehingga dapat diserap secara efektif. Beberapa penyerapn vitamin dilakukan
denagn difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat penting untuk
memastikan pemasulkan yang cukup. Vitamin yang larut dalm lemak diserap oleh
sistem transportasi aktif yang juga membawa lemak ke seluruh tubuh, sedang vitamin
yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transportasi aktif.
6. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri 50%-70 air. Asupan air secara teratur sangat penting bagi
makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain.
Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua
umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuhnya akan semakin berkurang. Pada
orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan
sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yang masuk ke tubuh melalui
makanan lain berkisar antara 500-900 cc per hari.

2.3 Proses Pembentukan Nutrisi Tubuh

Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ aksesori
yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Makanan yang masuk kedalam mulut
dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk
bolus makanan yang dapat di telan. Didalam mulut enzim petialin atau amylase
mengubah karbohidrat menjadi maltose dan polisakarida. Nutrisi yang telah di cerna oleh
berbagai getah pencernaan yaitu ludah, getah pancreas, dan sukus enterikus menjadi
bentuk yang sederhana. Akhirnya siap untuk di absorpsi di dalam usus halus melalui dua
saluran yaitu pembuluh kapiler darah dan saluran limfe divili usus halus dan oleh vena
porta dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.

Kekurangan nutrisi dapat disebabkan oleh gangguan system gastrointestinal,


anoreksia, dan kesulitan menelan. Sehingga intake nutrisi menurun. Apabila ketidak
5
cukupan zat gizi ini berlangsung lama maka persediaan atau cadangan jaringan akan
digunakan untuk memenuhi ketidak cukupan itu. Jika keadaan ini tidak ditangani maka
akan terjadi kemerosotan jaringan yang ditandai dengan penurunan berat badan,
perubahan biokimia yang dapat di deteksi dengan pemeriksaan laboratorium, perubahan
fungsi serta perubahan anatomi.

Didalam tubuh nutrisi akan dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana oleh
bantuan hormone dan enzyme. Bila hormone dan enzyme tersebut tidak mampu lagi
memecah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Maka nutrisi tersebut akantertimbun dan
menyebabkan kelebihan nutrisi didalam tubuh.

2.4 Gangguan Pemenuhan Nutrisi.


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia
Nervosa.
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
a. Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin
b. Kemungkinan penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker.
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun

2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
a. Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal

6
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
b. Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori
dan penurunan dalam penggunaan kalori.

4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan
asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva dan lain- lain.

5. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.

6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

7. Penyakit jantung koroner


Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.

7
2.5 Faktor-Faktor Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi

1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik
yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging
menyimbulkan kekuatan).
8. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol

8
yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang
menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga
menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam
intestine.

2.6 Pengukuran Nutrisi Tubuh Manusia

Pengkajian status nutrisi berdasarkan ABCD yaitu : antripometri, biokimia , klinis ,


dan diet. Berikut penjelasannya.

Pengkajian status nutrisi berdasarkan ABCD yaitu : antripometri, biokimia , klinis ,


dan diet. Berikut penjelasannya.

A. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain:

1. Indeks masa tubuh


a. Berat badan
Berat badan merupakan pengukuran antropometri yang paling sering
digunakan. Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan
masa mineral tulang. Pada masa bayi balita, berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi
kecuali terdapat kelainan klinis seperti tumor.
b. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal yang tumbuh seiring pertumbuhan umur.
c. Lingkar kepala
Teknik ini umumnya digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti
hydrochepalus dan mycrochepali.
d. Lingkar dada
Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3tahun sehingga
mampu digunakan pada anak berusia 2-3 tahun. Rasio lingkar kepala dan
lingkar dada dapat digunakan sebagai indicator kekurangan energy dan
protein pada balita.

9
e. Lingkar lengan atas

Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energy dalam tubuh sehingga


pengukuran ini juga dapat digunakan untuk melihan status kekurangan
energy dan protein pada tubuh seseorang.

f. Tinggi lutut

Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan
didapat dari tinggi lutut bagi orang yang tidak dapat berdiri (seperti lansia).
Rumus untuk menghitung tinggi badan melalui tinggi lutut adalah sebagai
berikut:

Pria : (2,20 x tinggi lutut (cm) )-(0,04 x umur (tahun) )+64,19

Wanita : (1,83 x tinggi lutut (cm) )-(0,24 x umur (tahun) )+84,88

2. Indeks antropometri
Indeks antropometri merupakan pengukuran dari beberapa parameter.
Indeks antropometri juga merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap
satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Terdapat
beberapa indeks antropometri, diantaranya :
a. Berat badan terdahap umur
Indeks berat badan terhadap umur memiliki bebrapa kelebihan,
diantaranya :
1) Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat
2) Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis
3) Sensitive terhadap perubahan kecil
4) Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena
infeksi atau kekurangan energy dan protein.

Penggunaan

Antropometri sangat umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan


protein dan energy. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

10
Keunggulan dan kelemahan antripometri antara lain:

1. Keunggulan antropometri
a. Prosedurnya sederhana , aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar.
b. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, alatnya murah , mudah dibawa,
tahan lama, dan dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.
c. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
d. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.
e. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi
buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.
2. Kelemahan antropometri
a. Tidak sensitive atau metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu.
b. Factor diluar gizi (penyakit, genetic, dan penurunan penggunaan energy)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi dan validitas pengukuran antropometri gizi.
d. Kesalahan ini terjadi karena pengukuran, perubahan hasil pengukuran baik
fisik maupun komposisi jaringan, analisi dan asumsi yang keliru.

Jenis parameter

Antropometri sebagai indicator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur


beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia ,
antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar piinggul, dan tebal lemak dibawah kulit. Berikut
ini penjelasan dari parameter.

1. Umur
Factor umur sangat berpengaruh dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi
salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat
menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang
tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan
adalah tahun umur penuh ( completed year) dan untuk anak umur 0-2
tahun digunakan bulan usia penuh ( completed mouth). Contoh : tahun

11
usia penuh , Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun 6 tahun 11 bulan ,
dihitung 6 bulan.
2. Berat badan
Berat badan merupakan antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk
mendiagnosa bayi normal atau BBLR (berat badan lahir rendah).
Dikatakan berat badan bayi rendah apabila berat badan bayi lahir di
bawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg. pada masa bayi-balita, berat
badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,
asites, edema, dan adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat
dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat
badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada
tulang. Pada remaja , lemak tubuh cenderung meningkat, dan protei otot
menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan
dalam dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak
dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Berat badan
merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain:
parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara
periodic memberikan gambaram yang baik tentang pertumbuhan.
Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan
luas di Indonesia. Ketelitian pengukuran tidak banyak di pengaruhi oleh
keterampilan pengukur. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara
menimbang.
Dalam keadaan normal , dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka
berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya
dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat
badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari keadaan normal.
Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Berat badan ini memiliki

12
hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal
perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi
badan dengan kecepatan tertentu.
Berat badan normal = ( tinggi badan 100) 10% ( tinggi badan 100)
atau 0,9 x ( tinggi badan 100)

STS STATUS Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB
GIZI
Gizi baik 80% 85% 90% 85 % 85%
Gizi kurang 61-80 % 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Gizi buruk <60% <70% <80% <70% <75%

Berat badan ideal


Berat badam untuk tinggi badan tertentu yang secara statistic yang
dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan umur panjang. Cara
menentukan berat badan ideal adalah :
1. >110% dari berat standar : gemuk
2. 90 -110 % dari berat badan standar : ideal/normal
3. 70 90% dari berat badan standar : sedang
4. <70% : sangat kurus.
3. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parometer yang penting bagi keadaan yang telah
lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
4. Tinggi badan menurut umur (TB/U)
Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur
5. Lingkaran Tubuh
Lingkar lengan atas ( LLA) merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, karena udah dilakukan dan tidak menggunakan alat-alat yang sulit
diperoleh dengan harga yang murah. Pengukuran LLA adalah salah satu cara
untuk mengetahui resiko kekurangan energy protein (KEP) wanita usia subur.
6. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara
praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan pathologi dari besarnya
kepala atau peningkatan ukuran kepala.
7. Lingkar Dada
Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar
kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan.

B. BIOKIMIA

13
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan yang
digunakan antara lain : darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati
dan otot.
Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi
yang spesifik.
Pemeriksaan biokimia zat gizi ada beberapa indicator laboratorium untuk menentukan
status besi yaitu: Hemoglobin (hb) dan Hematokrit.
Total limfosit, serum albumin, transferin, keseimbangan nitrogen, lipit serum, glukosa
serum.
1. Hemoglobin (Hb) dan Hemaktroit (HTC).
a. Hemoglobin
Hemoglobin merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. (Garby et al) menyatakan bahwa penentuan status anemia
yang hanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap, sehingga perlu
ditambah dengan pemeriksaan yang lain.
Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah. Hemoglobin dapat
diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks
kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah
dengan demikian mengidentifikasikan anemia.
b. Hemaktokrit (HTC)
Hemaktokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dri plasma dengan cara
memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen (%).
Setelah sentrifugasi, tinggi kolom sel merah diukur dan dibandingkan dengan
tinggi darah penuh yang asli. Presentase massa sel merah pada volume darah yang
asli merupakan hematokrit. Darah penuh antikogualan disentrufugasi dalam
tabung khusus. Karena darah penuh di bentuk pada inti sel darah merah dan
plasma, setelah sentrifugasi presentase sel-sel merah memberikan etimasi tidak
langsung jumlah SDM/100 ml dari darah penuh (dengan demikian pada gilirannya
merupakan estimasi tidak langsung jumlah hemoglobin).
Cara perhitungan

14
Hm =tinggi volume eritrosit yang dimantapkan x 100% =.% tinggi total volume
darah.

C. Clinis/ clinical
Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
,asyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dnegan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk surfei klinis secara cepat (repid clinical surfeys).
Surfei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Keunggulan dan keterbatasan pemeriksaan clinis
Keunggulan
Pemeriksaan clinis relative murah tidak memerlukan biaya terlalu besar dalam
pelaksanaannya, pemeriksaan tidak memerlukan tenaga khusus tetapi tenaga paramedic
bias dilatih sederhana, cepat ddan mudah diinterpretasikan.
Keterbatasan
Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi, sehingga perlu orang-orang yang ahli
dalam menentukan gejala klinis tersebut. Gejala klinis tidak bersifat spesifik, adanya
gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan dapat juga
terjadi pada saat sembuh.

D. Diet
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi
penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrient dalam
jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.

2.7 Penatalaksanaan Gangguan Pemenuhan Nutrisi

1. Penatalaksanaan medis

a. Pemasangan IV perset dengan cairan fisiologis

b. Pemasangan NGT atau selang nasoenterik

15
2. Penatalaksanaan keperawatan

a. Pemberian asupan makanan melalui oral yang adekuat

b. Delegatif dalam pemberian infuse dan vitamin

c. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/ lambung.

2.8 Asuhan Keperawatan Teoritis Nutrisi

A. Pengkajian
1. Identitas pasien dan keluarga pasien
2. Riwayat keperawatan dan diet untuk mengidentifikasi penyebab gangguan nutrisi
meluputi:
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus
c. Apakan penurunan dan peningkatan berat badan, dan berapa lama periode
waktunya?
d. Apakah status fisik yang dapat meningkatan diet seperti luka bakar dan demam?
e. Apakah toleransi makanan/minuman tertentu?
3. Faktor yang mempengaruhi diet
a. Status kesehatan
b. Kultur dan kepercayaan
c. Status sosial ekonomi
d. Faktor psikologis
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu
b. Berat badan: obesitas, kurus. Otot: flaksia, tonus kurang, tidak mampu bekerja
c. Sistem saraf bingung, rasa terbakar, refleksi menerun
d. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver
e. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100x per menit, irama abnormal, tekanan
darah tinggi/rendah
f. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah
g. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
h. Bibir: kering pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat
i. Gusi: perdarahan, peradangan
j. Lidah: edema, hiperemasis

16
k. Gigi: karies, nyeri kotor
l. Mata: konjungtiva pucat, kering, eksotalamus, tanda-tanda infeksi
m. Kuku: mudah patah.
5. Pengukuran antropometri
a. Berat badan ideal (TB-100*10%)
b. Lingkar pergelangan tangan
c. Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal:
Wanita: 28,5cm
Pria: 28,3cm
d. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai norma:
Wanita: 16,5 18cm
Pria: 12,5-16,5cm

6. Laboratorium
a. Albumin (N:4-5,5mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25mg/100ml)
c. Hb (N:12mg%)
d. BUN (N:10-20mg/100ml)
e. Eksresi kreatinin untuk 24 jam (N:laki-laki:0,6-1,13mg/100ml, wanita:0,5-1,0
mg/100ml)

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut north american nursing diagnosis association (NANDA), diagnosis
keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi 3 (kozier,2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh
Yang berhubungan dengan (NANDA, 2012):
a. Faktor biologis
b. Faktor ekonomi
c. Kemampuan untuk mengabsorpsi nutrien
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e. Ketidakmampuan menelan makanan
f. Faktor psikologis

Yang ditandai dengan (NIC NOC, 2014):

Subjektif:

b. Kram abdomen
c. Nyeri abdomen
d. Menolak makan
e. Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna
f. Melaporkan perubahan sensasi rasa
g. Melaporkan kurangnya makanan

17
h. Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan

Objectif:

a. Pembuluh kapiler rapuh


b. Diare atau steatore
c. Kekurangan makanan
d. Kehilangan rambut yang berlebihan
e. Bising usus hiperaktif
f. Kurang informasi, informasi yang salah
g. Kurangnya minat terhadap makanan
h. Salah paham
i. Membran mukosa pucat
j. Tonus otot buruk
k. Rongga mulut terluka
l. Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah

2. Ketidakseimbangan nutrisi:lebih dari kebutuhan tubuh


Yang berhungan dengan, (NANDA, 2012):
a. Asupan berlebihan dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolik

b. Asupan berlebihan dalam kaitan dengan aktifitas fisik (konsumsi kalori).

Yang ditandai dengan :

a. Konsentrasi asupan makanan dimalam hari

b. Pola makan disfungsional misalnya makan sambil melakukan aktifitas


lainnya

c. Makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau
situasi sosial

d. Makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa lapar misalnya
ansietas (marah, depresi, bosan, stress dan kesepian)

e. Tingkat aktifitas kurang gerak

18
3. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, resiko
Yang berhubungan dengan:
a. Pengonsumsian asupan nutrisi beresiko terjadinya kelebihan asupan nutrisi
melebihi kebutuhan metabolik

Yang ditandai dengan:


Subjektif:
a. Peningkatan selera makan
b. Makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal (misalnya: waktu siang
atau status sosial)
c. Makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal selain rasa lapar
(misalnya: ansietas)
d. Penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama sebelum usia
lima bulan

Objektif:

a. Obesitas pada salah satu atau kedua orang tua


b. Konsentrasi asupan makanan di malam hari
c. Disfungsi pola makan
d. Tampak penggunaan makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan
kenyamanan
e. Fase transisi yang cepat melebihi persentil pertumbuhan pada bayi atau anak-
anak
f. Tampak memiliki berat badan dasar yang tinggi pada awal kehamilan

C. Intervensi keperawatan
Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada
intervensi yang diterapkan secara umum pada klien pada gangguang pemenuhan nutrisi.
Akan tetapi, pada khasus-khasus tertentu penerapan diagnosis tersebut tentulah harus
disesuaikan dengan kasus yang dihadapi.
Secara umum perencanaan untuk diagnosis diatas adalah sebagai berikut :
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Prioritas : ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil

19
1. Keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau sedang mengalami
pengobatan dapat meningkat
2. Bayi melekat dan menghisap dari payudarah ibu untuk memperoleh nutrisi selama 3
minggu pertama menyusu adekuat
3. Tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolik adekuat
4. Jumlah status gizi makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh dapat adekuat selama
waktu 24 jam
5. pola asupan gizi yang biasanya adekuat
6. mempersiapkan dan megingesti makanan dan cairan secara mandiri dengan atau
tanpa alat bantu sangat adekuat
7. Tingkat kesesuain berat badan, otot, dan lemak dengan tinggi badan, rangka tubuh,
jenis kelamin dan usia adekuat.

Intervensi (NIC NOC, 2014)

Mandiri

1. Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan


2. Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin dan elektrolit
3. Manajement Nutrisi (NIC)
a. Ketahui makanan kesukaan pasien
b. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
c. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
d. Timbang pasien pada interval yang tepat
e. Ajarkan metode untuk perencanaan makan
f. Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
g. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya

Kolaborasi

1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan proteinpasien yang


mengalami ketidakdekuatan supan protein atau kehilangan protein.
2. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan
pelengkap, pemberian makanan melalui selang atau nutrisi parenteral total agar
asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan
3. Rujuk kedokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi

20
4. Rujuk keprogram gizi komunitas yang tepat jika pasien tidak dapat membeli atau
menyiapkan makanan yang adekuat

Rasional

1. Nutrisi berperan menyediakan sumber energi, membangun jaringan, dan


mengatur proses metabolisme tubuh
2. Dengan berkonsultasi, kita dapat menentukan metode diet yang memenuhi
asupan kalori dan nutrisi yang optimal
3. Faktor-faktor seperti nyeri, kelemahan, penggunaan analgesik, dan imobilitas
dapat menyebabkan anoreksia (Foltz, 1997)
4. Kondisi yang lemah lebih lanjut dapat menurunkan keinginan dan kemampuan
klien anoreksia untuk makan (Foltz, 1997)
5. Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi lambung
(Foltz, 1997)
6. Kebersihan mulut yang kurang menyebabkan bau dan rasa yang tidak sedap yang
dapat mengurangi nafsu makan
7. Menyediakan makanan tinggi kalori dan tinggi protein pada saat klien merasa
paling lapar meningkatkan kemungkinan klien untuk mengkonsumsi kalori dan
protein yang adekuat (Foltz, 1997)
8. Perencanaan diet berfokus pada upaya mencegah kelebihan nutrisi seperti
mengurangi konsumsi lemak, garam dan gula yang dapat menurunkan resiko
penyakit jantung, diabetes, penyakit kanker tertentu dan hypertensi.

b. Ketidakseimbangan nutrisi:lebih dari kebutuhan tubuh

Prioritas : ketidak seimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh

Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi secara optimal dan tidak berlebihan

Kriteria hasil

1. Tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolik cukup


adekuat

21
2. Tindakan personal untuk mencapai atau mempertahankan berat badan optimal
adekuat

3. Berpartisipasi dalam program berat badan yang terstruktur adekuat

4. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu adekuat

Intervensi Umum (NIC NOC 2014)

Mandiri

1. Tentukan keinginan dan motivasi pasien untuk mengurangi berat badan atau lemak
tubuh

2. Tentukan pola makan saat ini dengan meminta pasien membuat catatan tentang
apa, kapan dan dimana pasien makan

3. Timbang berat badan setiap minggu

4. Pantau catatan asupan untuk melihat kandungan da jumblah kalori nutrisi

5. Dorong pasien untuk mematuhi diet karbohidrat kompleks dan protein serta
menghindari gula sederhana, makanan cepat saji, kafein minuman ringan

6. Berikan informasi sesuai tertang kebutuhan nutrisi dan cara memenuhi kebutuhan
tersebut

Kolaborasi

1. Diskusikan dengan pasien dan keluarga untuk mengimplementasikan program


penurunan berat badan yang meliputi menegement diet dan pengeluaran energi

2. Anjurkan pasien untuk untuk hadir dalam kelompok pendukung penurunan berat
badan

22
Rasional

1. Kemampuan menurunkan berat badan saat menjalani therapy kortikosteroid


tampaknya bergantung pada pembatasan asupan natrium dan upaya
mempertahankan asupan kalori yang sesuai

2. Peningkatan aktivitas mendukung upaya penurunan berat badan

3. Individu dengan gangguan penciuman atau pengecapan bisa mengonsumsi lebih


banyak makanan guna memuaskan pengecapan mereka (Dudek,2000)

c. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh, resiko

Prioritas : ketidak seimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, resiko

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan dan tidak melebihi


kebutuhan metabolik

Kriteria Hasil:

1. Tindakan personal untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang optimal
adekuat
2. Pasien mengetahui adanya faktor resiko adekuat
3. Mengkonsumsi diet yang seimbang adekuat

Intervensi (NIC NOC 2014)

1. Pantau adanya faktor resiko kenaikan berat badan


2. Tentukan berat badan ideal individu
3. Tentukan presentase lemak tubuh individu yang ideal
4. Timbang berat badan pasien dalam interval yang sesuai
5. Berikan informasi mengenai sumber dikomunitas yang tersedia, seperti konseling
diet, program latihan fisik, kelompok swabantu
6. Diskusikan bersama individu mengenai hubungan antara asupan makanan, latihan
fisik, kenaikan berat badan dan penurunan berat badan
7. Diskusikan bersama individu kondisi medis yang tepat memengaruhi berat badan

23
8. Diskusikan bersama individu mengenai kebiasaan, adat istiadat, budaya dan faktor
keturunan yang dapat mempengaruhi berat badan
9. Diskusikan mengenai resiko yang berhubungan dengan berat badan berlebihan atau
kurang
10. Bantu dalam mengembangkan rencana makan yang konsisten sesuai dengan tingkat
energi

Rasional

1. Agar pemenuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan baik


2. Pemenuhan nutrisi seimbang dimana akan dapat mengurangi resiko kelebihan nutrisi

D. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan
rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual),
kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah di susun pada tahap perencanaan.Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari.Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar
sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif

24
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam
melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.

E. Evaluasi

1. a. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu,


b. Peningkatan status nutrisi,

2. a. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol

b. Perencanaan control berat badan untuk yang akan datang.

c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 05 Desember 2014 pukul 10.20 wita di ruang mawar
RSUD Gianyar. Data yang diperoleh menggunakan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan catatan penunjang pasien.
a. Pengumpulan Data
1. Identitas Pasien Penanggung
Nama : SN ZK
Umur : 60 Tahun 30 tahun
Jenis kelamin : Laki laki Perempuan
Status Perkawinan : Sudah Kawin Sudah Kawin
Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMP SMA
Alamat : Gianyar Gianyar
Pekerjaan : Petani Wiraswasta

25
Tanggal MRS : 04-12-2014 -

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien datang ke rumah sakit tanggal 04 desember 2014, pasien panas sejak
2 hari dan merasa mual, nafsu makan menurun.
b. Keluhan sejak pengkajian
Pasien mengeluh mual dan nafsu makan menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh mengalami mual-mual, muntah, dan nafsu makan
menurun sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (02 desember 2014).
Pasien tidak dapat diajak berobat ke tempat pelayanan kesehatan seperti ke
dokter, klinik, puskesmas, rumah sakit. Tanggal 04 desember 2014 pukul
09.00 wita pasien mengeluh perutnya sakit , akhirnya oleh keluarga pasien
diajak berobat kerumah sakit Gianyar tanggal 04 Desember 2014 pukul
09.00 wita diterima di IRD untuk menjalani pengobatan. Di IRD pasien
diberikan terapi Cefotaxim 3 x 500 mg dan terapi cairan IVFD RL 20
tts/menit, selanjutnya oleh dokter, pasien dianjurkan untuk menjalani rawat
inap dan diterima di ruang mawar kamar 4. Di ruang mawar pasien
diberikan terapi cairan infuse IVFD RL 20 tts/menit Cefotaxim 3 x 500 mg
dan disuruh diet bubur saring. Saat pengkajian pasien mengeluh badannya
panas dan mual-mual. DIAGNOSA MEDIS=DHF
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit yang sama dengan pasien.

3. Pola kebiasaan pasien


1. Bernapas
Sebelum sakit, pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam bernapas,
baik menarik maupun mengeluarkan napas. Saat pengkajian pasien juga tidak
mengalami gangguan.
2. Makan dan Minum
a. Makan
Sebelum pengkajian, pasien biasa makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk,
sayur, dan buah. Saat pengkajian pasien tidak mau makan dan mengeluh
mual.
b. Minum

26
Sebelum sakit pasien bisa minum 3-4 gelas perhari dengan volume 1500 cc
perhari. Pada saat pengkajian pasien hanya minum air putih 2-4 gelas
perhari.

3. Eliminasi
a. BAB
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan
mengalami gangguan. BAB lembek, berlendir, bau khas feses.
b. BAK
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan
minum 2-4 gelas perhari dan kencingnya 5-7 kali sehari. Saat BAK tidak
merasakan nyeri dan warna kencingnya bening kekuningan , bau khas urin .
4. Gerak dan Aktivitas
a. Kemampuan ADL
Sebelum pengkajian pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa
melakukan kegiatan sehari-harinya dengan sendiri. Saat pengkajian pasien
dibantu oleh keluarganya untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
5. Istirahat Tidur
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan tidur pada malam hari, pasien tidur 7-8 jam.
6. Kebersihan Diri
Sebelum pengkajian pasien mengatakan mandi 2x sehari dan saat pengkajian
pasien hanya di lap saja.
7. Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada perasaan panas atau
dingin pada tubuhnya, paisen tidak tampak berkeringat.
8. Psikologis
a. Rasa Aman
Sebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan cemas terhadap kondisinya
dan pasien tampak gelisah
b. Rasa Nyaman
Sebelum pengkajian pasien mengatakan nyaman dengan keadaannya. Saat
pengkajian pasien mengatakan sedikit susah bergerak karena memakai
selang infuse pada tangan kanan yang mengakibatkan pasien agak
terganggu.
9. Sosial
a. Data Sosial

27
Sebelum pengkajian data dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan
hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik, kondisi lingkungan
rumah juga baik , kemampuan ekonomi keluarga sedang.
b. Prestasi dan Produktifitas
Sebelum dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan pasien tidak
memiliki prestasi. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa tidak ada
pengaruh pekerjaan terhadap penyakit yang di derita pasien.
c. Belajar
Sebelum pengkajian keluarga pasien mengatakan kurang mengerti dengan
penyakit yang di derita begitu juga pasien .
d. Reaksi
Sebelum pengkajian keluarga pasien mengatakan bila ada waktu luang
pasien bisa menghabiskan waktu dengan keluarga dan saat pengkajian
pasien hanya ditemani oleh anaknya saja.
10. Spiritual

Sebelum pengkajian pasien mengatakan biasa sembahyang 2x sehari di tempat


suci yang ada dirumahnya, pasien juga mengatakan dia beragama hindu. Setelah
pengkajian pasien mengatakan hanya bisa sembahyang 1x sehari.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum Pasien
1. Penilaian kualitatif : CM (compos metis)
Penilaian kuantitatif : GCS : E4 M6 V5
2. Bangun tubuh : sedang
3. Postur tubuh : tegak
4. Ukuran
- BB sebelum pengkajian : tidak dapat diobservasi
- BB saat pengkajian : tidak dapat diobservasi
- TB : tidak dapat diobservasi
Karena setelah pasien sakit tidak pernah mengukur tinggi dan berat badan.
5. Gejala Kardinal
- Tekanan darah:130/80 mmHg
- Suhu : 36oc
- Nadi : 80x/menit
- Respirasi :20x/menit
6. Warna kulit : sawo matang
Turgor kulit : elastis

b. Keadaan fisik

28
1. Kepala :bentuk simetris, rambut halus, warna rambut hitam, kulit kepala
kurang bersih, dan bentuk tenggorokan simetris.
2. Mata : tidak ada edema pada kelopak mata, pergerakan bola mata baik,
konjungtiva baik (merah muda, pupil isokor).
3. Hidung : bentuk simetris, tidak ada secret , hidung bersih, tidak terdapat
darah, tidak ada luka.
4. Telinga : bentuk simetris, tidak terdapat serumen pada kedua telinga , tidak
terdapat darah, telinga bersih.
5. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada pendarahan pada guzi, tidak ada
karies gigi, gigi tidak lengkap, gigi kotor, lidah kotor, dan tonsil tidak
membesar.
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe normal, tidak ada
bendungan vena jugularis.
7. Thorak : bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot pada dada, gerakan
dada bebas, tidak ada nyeri tekan pada dada, suara jantung S1. S2 tunggal
regular, suara paru sonor, suara napas di seluruh lapang paru.
8. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak ada benjolan, luka, bekas
jahitan. Ada sedikit striae pada abdomen, peristaltic usus 20x/menit, saat
perkusi suara timpani, terdapat nyeri tekan pada kuadran atas abdomen.
9. Ekstremitas : sebelum pengkajian pasien masih terpengaruhi anastesi
dan di lengan kanan terpasang infuse dan tidak ada edema, tidak ada
sianosis pada ujung kuku, kekuatan otot

555 555

555 555

10. Genetalia : kebersihan kurang, tidak ada darah dan luka.

Data penunjang:

Parameter Hasil Normal


WBC 4.59 k/UC 4,60 . 10,2
NEU 1.47-32.0 %N 200 . 600
CYM 1.68 36.6%C 20,0 . 4O,O

29
MONO 107 23.3% M 0,10 . 0,60
EOS 28,1 6.13%E 1,70 . 9,30
BASO 0,92 2,01%B 0,00 .0,16
RBC 4,59 10%/ui 3,80 . 6,50
HGB 13,0 q/dl 11,5 . 18,0
HCT 37,1% 37,0 .54,0
MCV 86,8 Fc 8,00 . 100
MCH 30,9 Pa 27,0 . 32,0
MCHC 35,0 q/dl 31,0 . 36,6
RDW 12,1 % 37,0 . 54,0
PCT 1,34 R/uc 0,19 . 0,39
MPV 8,80 FC 7,00 . 11,0
PLT 118 150 . 400
PDW 29,310 CCSN 15,5 . 17,1

Diagnosa Keperawatan

Analisa Data

Analisa data pada pasien SN

Dengan Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Di Ruang Mawar

RSUD Gianyar

Tanggal 04 06 Desember 2014

N Data Subjektif Data Objektif Kesimpulan


O

30
1.- - Pasien mengeluh - Pasien Nampak lemas Ketidakseimbangan
- Pasien sering muntah 100 cc nutrisi kurang dari
mengalami mual-mual,
kurang lebih kebutuhan
muntah, dan nafsu
- Mukosa bibir kering
makan menurun - Paristatik 20 kali / menit
- Tekanan darah : 130/80
mmHg
- Suhu : 36o
- Nadi : 80x/menit
- Respirasi : 20x/menit

- Pasien tampak tegang


- Pasien tampak gelisah
- Pasien bertanya-tanya
2. - Pasien mengatakan Ansietas
tentang penyakitnya.
cemas terhadap
penyakitnya

Rumusan Masalah

- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Analisa Masalah

P : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

E : menurunkan intake nutrisi dalam tubuh

S : pasien mengeluh mual dan muntah, pasien mengalami penurunan nafsu makan,
dan mukosa bibir kering.

P : Ansietas

E : Ancaman integritas biologis yang di rasa sekunder akibat penyakit.

31
S : Pasien mengatakan takut dan cemas terhadap penyakitnya dan pasien tampak
tegang.

Proses Terjadi

Akibat : Pasien merasa cemas karena nafsu makan menurun akibat suhu badan menurun

Akibatnya bila tidak di tanggulangi : kecemasan yang berkepanjangan dan bisa


mengakibatkan depresi sehingga bisa menghambat proses penyembuhan.

A. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia di tandai dengan pasien, tidak nafsu makan, mual muntah, mukosa bibir
pucat
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman interitas biologis yang di rasa sekunder akibat
penyakit, ditandai dengan pasien mengatakan takut dari cemas terhadap penyakitnya
dan pasien tampak tegang.

B. PERENCANAAN
1. Prioritas masalah keperawatan berdasarkan diagnose yang mengancam jiwa
pasien
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ansietas

32
2. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan pada pasien SN

Dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Di Ruang Mawar

RSUD Gianyar

Tanggal 04 - 06 Desember 2014

Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional


Kamis,04 Desember Ketidakseimbangan Setelah diberikan - Anjurkan pasien - Menurunkan kualitas
2014 pukul 09.00 nutrisi kurang dari asuhan keperawatan untuk makan mual dan muntah
- Kebutuhan vitamin
Wita kebutuhan tubuh selama 2x24 jam dalam porsi kecil
terpenuhi
berhubungan dengan diharapkan gangguan tapi sering.
- Dapat memicu dan
- Anjurkan pasien
anoreksia di tandai nutrisi kurang dari
merangsang nafsu
untuk makan buah
dengan pasien, tidak kebutuhan teratasi
makan
buahan.
nafsu makan, mual dengan criteria hasil : - Kualitas makanan
- Beri makanan
muntah, mukosa bibir 1. Pasien pasien lebih banyak
makanan yang
- Makanan yang di
pucat mengatakan
merangsang nafsu
berikan harus
nafsu makan
makan seperti
seimbang.
meningkat.
keju.
2. Mukosa bibir

33
lembab. - Beri makanan
3. Pasien tidak
yang lembek dan
nyeri abdomen
tidak berisi banyak
lagi
serat
4. Pasien
- Latihan pasien
mengatakan
untuk
tidak lemah lagi.
menghabiskan
makanannya
- Delegatif
pemberian
suplemen
makanan.
- Observasi tanda-
tanda vital
- Jelaskan kepada
pasien setiap
tindakan yang
diberikan
-

34
Pelaksanaan

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien SN

Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Di Ruang Mawar

RSUD Gianyar

Tanggal 04 06 Desember 2014

Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Pelaksanaan Evaluasi Paraf

Kamis 04 Desember I - Menganjurkan pasien makan Pasien mengatakan mau


2014 pukul 06.00 Wita sedikit - demi sedikit makan dan
menghabiskan makanan
porsi menu yang
disediakan

35
09.00 Wita - Mengobservasi TTV - S :36,50C
- N :80X/Menit
- R : 20X/menit
- TD : 130/80
mmHg

11.00 Wita - Membersihkan tempat tidur - Pasien merasa


lebih nyaman

11.15 Wita - Memberi air 7-8 gelas / - Pasien mau


hari minum air hangat
yang di anjurkan

36
12.00 Wita - Delegatif pemberian obat - Obat telah di
ranitidin 2 ml berikan reaksi
alergi (-)

13.00 Wita - Menganjurkan pasien untuk - Pasien kooperatif


makan buah-buahan

14.00 Wita - Delegatif pemberian obat - Obat sudah


injeksi cefotaxime 3x1 mg diberikan reaksi
melalui vena alergi tidak ada
dan obat telah
masuk melalui
vena

37
16.00 Wita - Memberikan makanan yang - Nafsu makan
merangsang nafsu makan pasien meningkat
seperti susu

18.00 Wita - Mengobservasi intake - Pasien dapat


makanan pasien menghabiskan
porsi yang
disediakan dan
pisang

22.00 Wita - Delegatif dalam pemberian - Obat sudah


obat mual (ranitidine) 50 ml masuk melalui IV
diberikan melalui vena perset, tidak ada
reaksi alergi

38
Jumat 05 desember 2014 - Mengobservasi keadaan - Pasien
06.00 Wita lemas pasien mengatakan
masih lemas

07.00 Wita - Menganjurkan pasien untuk - Pasien mau


makan makan

08.00 Wita - Mengobservasi intake - Pasien mau


makanan pasien makan porsi +
1/2pisang sedikit
mual, muntah
tidak ada

39
10.00 Wita - Mengobservasi TTV - S : 37,5C
- N : 68 kali/menit
- R : 20 kali/menit
- TD : 130/80
mm/Hg

12.00 Wita - Menganjurkan pasien untuk - Pasien koperatif


makan buah buahan

12.30 Wita - Membantu pasien makan - Pasien mau


makan 6 sendok
makan

40
13.30 Wita - Mengobserfasi intake makan - Pasien mampu
pasien menghabiskan
porsi yang di
sediakan + roti

Sabtu, 07 Desember - Mengobservasi TTV - S : 36,2C


- N : 78 kali/ menit
2014
- R : 22 kali/ menit
06.00 Wita - TB : 110/80
m/Hg

07.30 Wita - Mengobservasi intake - Pasien mampu


makanan pasien menghabiskan 1
porsi makanan
yang di sediakan

41
08.00 Wita - Mengobservasi keadaan - Pasien sudah
umum pasien tampak lebih baik

42
Evaluasi

Evaluasi keperawatan pada pasien SN

Dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diruang mawar RSUD karangasem

Tanggal 04-06 Desember 2013

No Hari / tanggal / jam Dx Evaluasi Paraf


1 Kamis, 04 Desember 2014 Ketidak seimbangan S : pasien mengatakan nafsu
09.00 nutrisi kurang dari makan meningkat, pasien
kebutuhan tubuh mengatakan mual berkurang
berhubungan dengan O : pasien tidak lemas lagi,
anoreksia pasien mampu menghabiskan
(porsi ) yang diberikan, muntah
(-)
mukosa bibir lembab
A : tujuan no 1 tercapai
Masalah .teratasi
P : pertahankan kondisi pasien

43
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah aktivitas dalam mengambil , mengasimilasi, dan menggunakan
nutrient untuk tujuan pemeliharaan , perbaikan jaringan dan produksi energi.
(NANDA, 2006).

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah suatu keadaan ketika


individu tidak puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan berat badan yang
berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat atau metabolism nutrient yang tidak
adekuat untuk kebutuhan metabolic ( Lynda Juall Carpenito ,2006).

Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan adalah keadaan ketika seorang


individu mengalami atau beresiko mengalami penambahan berat badan yang
berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolic. ( Lynda Juall
Carpenito, 2006)

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan


kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner,
Kanker, Anoreksia Nervosa.

4.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk di
upayakan.Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan
dengan cara makan-makanan gizi seimbang dengan diimbangi dengan hidup bersih
untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari karena tanpa setiap hari
tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imun tubuh yang menurun.

Daftar Pustaka:

44
Wilkinson , Judith M dan Nancy R.Aherm.2014.Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 9.
Diagnosa NANDA,Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC

Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori
dan aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC

45

Anda mungkin juga menyukai