New Askep Gangguan Pemenuhan Nutrisi
New Askep Gangguan Pemenuhan Nutrisi
PENDAHULUAN
Nutrisi adalah zat dalam makanan yang dibutuhkan organisme untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik sesuai dengan fungsinya. Nutrisi diperoleh dari hasil pemecahan
makanan oleh system pencernaan dan sering disebut dengan istilah sari-sari makanan. Nutrisi
terbagi dalam 2 golongan , yaitu makronutrisi dan mikronutrisi. Nutrisi dalam jumlah yang
memadai dan sesuai dengan kebutuhan akan memberikan energi bagi tubuh untuk dapat
tumbuh dan berkembang serta memperbaiki jaringan yang rusak. Kekurangan nutrisi akan
membuat tubuh organisme tidak tumbuh dan berkembang, bahkan dapat menyebabkan
penyakit hingga berakhir dengan kematian. Terganggunya proses metabolisme tubuh
merupakan gejala awal kekurangan nutrisi.
Zat gizi mempunyai fungsi penting yang antara satu dengan lainnya saling
mendukung dan bekerja sama untuk tetap menjaga agar tubuh dapat memperoleh pasokan
yang dibutuhkan. Beberapa jenis nutrisi dapat menjadi pengganti bagi yang lainnya, meski
hal ini tidak dianjurkan oleh pakar kesehatan. Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi oleh nutrisi
yang bersangkutan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mendapatkan asupan nutrisi di perlukan
makanan yang baik, sehat dan begizi. Karena makanan yang baik, sehat dan begizi akan dapat
membantu meningkatkan daya tahan tubuh seseorang terhadap penyakit, manjaga kebugaran
tubuh dan stabilitas emosi serta mendukung terciptanya kehidupan yang berkualitas. Untuk
mendapatkan asupan gizi yang seimbang maka di perlukan pola makan yang benar.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mengetahui pengertian dari Nutrisi
1.3.2 Mahasiswa mengetahui jenis-jenis Nutrisi
1.3.3 Mengetahui penatalaksana gangguan pemenuhan nutrisi
1.3.4 Mahasiswa mengetahui gangguan pemenuhan Nutrisi
1.3.5 Mahasiswa mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi tubuh
1.3.6 Mahasiswa mengetahui dan memahami cara pengukuran nutrisi tubuh
1.3.7 Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan teoritis nutrisi
1.3.8 Mahasiswa memahami proses pembentukan Nutrisi
1
1.4 Manfaat
1.4.1 Menghindari kesalahan dalam diagnose keperawatan
1.4.2 Memudahkan dalam melakukan diagnosa keperawatan kebutuhan dasar Nutrisi
1.4.3 Mahasiswa mampu melakukan diagnosa secara tepat dan teoritis
BAB II
KONSEP TEORITIS KDM NUTRISI
2.1 Pengertian
2
Nutrisi adalah aktivitas dalam mengambil , mengasimilasi, dan menggunakan
nutrient untuk tujuan pemeliharaan , perbaikan jaringan dan produksi energi. (NANDA,
2006)
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan zat-zat tersebut untuk
aktivitaas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. (Tarwoto dan Wartonah,
2006)
4
tertentu, seperti asam oxalit, akan menghambat penyerapan kalsium. Beberapa dari
mineral adalah komponen esensial dari jaringan tubuh, sedang yang lainnya esensial
pada proses kimia tertentu.
5. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil sehingga dapat diserap secara efektif. Beberapa penyerapn vitamin dilakukan
denagn difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat penting untuk
memastikan pemasulkan yang cukup. Vitamin yang larut dalm lemak diserap oleh
sistem transportasi aktif yang juga membawa lemak ke seluruh tubuh, sedang vitamin
yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transportasi aktif.
6. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri 50%-70 air. Asupan air secara teratur sangat penting bagi
makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain.
Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua
umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuhnya akan semakin berkurang. Pada
orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan
sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yang masuk ke tubuh melalui
makanan lain berkisar antara 500-900 cc per hari.
Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ aksesori
yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Makanan yang masuk kedalam mulut
dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk
bolus makanan yang dapat di telan. Didalam mulut enzim petialin atau amylase
mengubah karbohidrat menjadi maltose dan polisakarida. Nutrisi yang telah di cerna oleh
berbagai getah pencernaan yaitu ludah, getah pancreas, dan sukus enterikus menjadi
bentuk yang sederhana. Akhirnya siap untuk di absorpsi di dalam usus halus melalui dua
saluran yaitu pembuluh kapiler darah dan saluran limfe divili usus halus dan oleh vena
porta dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.
Didalam tubuh nutrisi akan dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana oleh
bantuan hormone dan enzyme. Bila hormone dan enzyme tersebut tidak mampu lagi
memecah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Maka nutrisi tersebut akantertimbun dan
menyebabkan kelebihan nutrisi didalam tubuh.
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
a. Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
6
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
b. Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori
dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan
asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva dan lain- lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7
2.5 Faktor-Faktor Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik
yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging
menyimbulkan kekuatan).
8. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol
8
yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang
menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga
menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam
intestine.
A. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain:
9
e. Lingkar lengan atas
f. Tinggi lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan
didapat dari tinggi lutut bagi orang yang tidak dapat berdiri (seperti lansia).
Rumus untuk menghitung tinggi badan melalui tinggi lutut adalah sebagai
berikut:
2. Indeks antropometri
Indeks antropometri merupakan pengukuran dari beberapa parameter.
Indeks antropometri juga merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap
satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Terdapat
beberapa indeks antropometri, diantaranya :
a. Berat badan terdahap umur
Indeks berat badan terhadap umur memiliki bebrapa kelebihan,
diantaranya :
1) Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat
2) Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis
3) Sensitive terhadap perubahan kecil
4) Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena
infeksi atau kekurangan energy dan protein.
Penggunaan
10
Keunggulan dan kelemahan antripometri antara lain:
1. Keunggulan antropometri
a. Prosedurnya sederhana , aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar.
b. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, alatnya murah , mudah dibawa,
tahan lama, dan dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.
c. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
d. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.
e. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi
buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.
2. Kelemahan antropometri
a. Tidak sensitive atau metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu.
b. Factor diluar gizi (penyakit, genetic, dan penurunan penggunaan energy)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi dan validitas pengukuran antropometri gizi.
d. Kesalahan ini terjadi karena pengukuran, perubahan hasil pengukuran baik
fisik maupun komposisi jaringan, analisi dan asumsi yang keliru.
Jenis parameter
1. Umur
Factor umur sangat berpengaruh dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi
salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat
menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang
tepat. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan
adalah tahun umur penuh ( completed year) dan untuk anak umur 0-2
tahun digunakan bulan usia penuh ( completed mouth). Contoh : tahun
11
usia penuh , Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun 6 tahun 11 bulan ,
dihitung 6 bulan.
2. Berat badan
Berat badan merupakan antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk
mendiagnosa bayi normal atau BBLR (berat badan lahir rendah).
Dikatakan berat badan bayi rendah apabila berat badan bayi lahir di
bawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg. pada masa bayi-balita, berat
badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,
asites, edema, dan adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat
dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat
badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada
tulang. Pada remaja , lemak tubuh cenderung meningkat, dan protei otot
menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan
dalam dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak
dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Berat badan
merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain:
parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara
periodic memberikan gambaram yang baik tentang pertumbuhan.
Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan
luas di Indonesia. Ketelitian pengukuran tidak banyak di pengaruhi oleh
keterampilan pengukur. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara
menimbang.
Dalam keadaan normal , dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka
berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya
dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat
badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari keadaan normal.
Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Berat badan ini memiliki
12
hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal
perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi
badan dengan kecepatan tertentu.
Berat badan normal = ( tinggi badan 100) 10% ( tinggi badan 100)
atau 0,9 x ( tinggi badan 100)
STS STATUS Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB
GIZI
Gizi baik 80% 85% 90% 85 % 85%
Gizi kurang 61-80 % 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Gizi buruk <60% <70% <80% <70% <75%
B. BIOKIMIA
13
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan yang
digunakan antara lain : darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati
dan otot.
Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi
yang spesifik.
Pemeriksaan biokimia zat gizi ada beberapa indicator laboratorium untuk menentukan
status besi yaitu: Hemoglobin (hb) dan Hematokrit.
Total limfosit, serum albumin, transferin, keseimbangan nitrogen, lipit serum, glukosa
serum.
1. Hemoglobin (Hb) dan Hemaktroit (HTC).
a. Hemoglobin
Hemoglobin merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. (Garby et al) menyatakan bahwa penentuan status anemia
yang hanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap, sehingga perlu
ditambah dengan pemeriksaan yang lain.
Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah. Hemoglobin dapat
diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks
kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah
dengan demikian mengidentifikasikan anemia.
b. Hemaktokrit (HTC)
Hemaktokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dri plasma dengan cara
memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen (%).
Setelah sentrifugasi, tinggi kolom sel merah diukur dan dibandingkan dengan
tinggi darah penuh yang asli. Presentase massa sel merah pada volume darah yang
asli merupakan hematokrit. Darah penuh antikogualan disentrufugasi dalam
tabung khusus. Karena darah penuh di bentuk pada inti sel darah merah dan
plasma, setelah sentrifugasi presentase sel-sel merah memberikan etimasi tidak
langsung jumlah SDM/100 ml dari darah penuh (dengan demikian pada gilirannya
merupakan estimasi tidak langsung jumlah hemoglobin).
Cara perhitungan
14
Hm =tinggi volume eritrosit yang dimantapkan x 100% =.% tinggi total volume
darah.
C. Clinis/ clinical
Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
,asyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dnegan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk surfei klinis secara cepat (repid clinical surfeys).
Surfei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Keunggulan dan keterbatasan pemeriksaan clinis
Keunggulan
Pemeriksaan clinis relative murah tidak memerlukan biaya terlalu besar dalam
pelaksanaannya, pemeriksaan tidak memerlukan tenaga khusus tetapi tenaga paramedic
bias dilatih sederhana, cepat ddan mudah diinterpretasikan.
Keterbatasan
Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi, sehingga perlu orang-orang yang ahli
dalam menentukan gejala klinis tersebut. Gejala klinis tidak bersifat spesifik, adanya
gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan dapat juga
terjadi pada saat sembuh.
D. Diet
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi
penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrient dalam
jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.
1. Penatalaksanaan medis
15
2. Penatalaksanaan keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas pasien dan keluarga pasien
2. Riwayat keperawatan dan diet untuk mengidentifikasi penyebab gangguan nutrisi
meluputi:
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus
c. Apakan penurunan dan peningkatan berat badan, dan berapa lama periode
waktunya?
d. Apakah status fisik yang dapat meningkatan diet seperti luka bakar dan demam?
e. Apakah toleransi makanan/minuman tertentu?
3. Faktor yang mempengaruhi diet
a. Status kesehatan
b. Kultur dan kepercayaan
c. Status sosial ekonomi
d. Faktor psikologis
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu
b. Berat badan: obesitas, kurus. Otot: flaksia, tonus kurang, tidak mampu bekerja
c. Sistem saraf bingung, rasa terbakar, refleksi menerun
d. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver
e. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100x per menit, irama abnormal, tekanan
darah tinggi/rendah
f. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah
g. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada
h. Bibir: kering pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat
i. Gusi: perdarahan, peradangan
j. Lidah: edema, hiperemasis
16
k. Gigi: karies, nyeri kotor
l. Mata: konjungtiva pucat, kering, eksotalamus, tanda-tanda infeksi
m. Kuku: mudah patah.
5. Pengukuran antropometri
a. Berat badan ideal (TB-100*10%)
b. Lingkar pergelangan tangan
c. Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal:
Wanita: 28,5cm
Pria: 28,3cm
d. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai norma:
Wanita: 16,5 18cm
Pria: 12,5-16,5cm
6. Laboratorium
a. Albumin (N:4-5,5mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25mg/100ml)
c. Hb (N:12mg%)
d. BUN (N:10-20mg/100ml)
e. Eksresi kreatinin untuk 24 jam (N:laki-laki:0,6-1,13mg/100ml, wanita:0,5-1,0
mg/100ml)
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut north american nursing diagnosis association (NANDA), diagnosis
keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi 3 (kozier,2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh
Yang berhubungan dengan (NANDA, 2012):
a. Faktor biologis
b. Faktor ekonomi
c. Kemampuan untuk mengabsorpsi nutrien
d. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
e. Ketidakmampuan menelan makanan
f. Faktor psikologis
Subjektif:
b. Kram abdomen
c. Nyeri abdomen
d. Menolak makan
e. Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna
f. Melaporkan perubahan sensasi rasa
g. Melaporkan kurangnya makanan
17
h. Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan
Objectif:
c. Makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau
situasi sosial
d. Makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa lapar misalnya
ansietas (marah, depresi, bosan, stress dan kesepian)
18
3. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, resiko
Yang berhubungan dengan:
a. Pengonsumsian asupan nutrisi beresiko terjadinya kelebihan asupan nutrisi
melebihi kebutuhan metabolik
Objektif:
C. Intervensi keperawatan
Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada
intervensi yang diterapkan secara umum pada klien pada gangguang pemenuhan nutrisi.
Akan tetapi, pada khasus-khasus tertentu penerapan diagnosis tersebut tentulah harus
disesuaikan dengan kasus yang dihadapi.
Secara umum perencanaan untuk diagnosis diatas adalah sebagai berikut :
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Prioritas : ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil
19
1. Keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau sedang mengalami
pengobatan dapat meningkat
2. Bayi melekat dan menghisap dari payudarah ibu untuk memperoleh nutrisi selama 3
minggu pertama menyusu adekuat
3. Tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolik adekuat
4. Jumlah status gizi makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh dapat adekuat selama
waktu 24 jam
5. pola asupan gizi yang biasanya adekuat
6. mempersiapkan dan megingesti makanan dan cairan secara mandiri dengan atau
tanpa alat bantu sangat adekuat
7. Tingkat kesesuain berat badan, otot, dan lemak dengan tinggi badan, rangka tubuh,
jenis kelamin dan usia adekuat.
Mandiri
Kolaborasi
20
4. Rujuk keprogram gizi komunitas yang tepat jika pasien tidak dapat membeli atau
menyiapkan makanan yang adekuat
Rasional
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi secara optimal dan tidak berlebihan
Kriteria hasil
21
2. Tindakan personal untuk mencapai atau mempertahankan berat badan optimal
adekuat
4. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu adekuat
Mandiri
1. Tentukan keinginan dan motivasi pasien untuk mengurangi berat badan atau lemak
tubuh
2. Tentukan pola makan saat ini dengan meminta pasien membuat catatan tentang
apa, kapan dan dimana pasien makan
5. Dorong pasien untuk mematuhi diet karbohidrat kompleks dan protein serta
menghindari gula sederhana, makanan cepat saji, kafein minuman ringan
6. Berikan informasi sesuai tertang kebutuhan nutrisi dan cara memenuhi kebutuhan
tersebut
Kolaborasi
2. Anjurkan pasien untuk untuk hadir dalam kelompok pendukung penurunan berat
badan
22
Rasional
Kriteria Hasil:
1. Tindakan personal untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang optimal
adekuat
2. Pasien mengetahui adanya faktor resiko adekuat
3. Mengkonsumsi diet yang seimbang adekuat
23
8. Diskusikan bersama individu mengenai kebiasaan, adat istiadat, budaya dan faktor
keturunan yang dapat mempengaruhi berat badan
9. Diskusikan mengenai resiko yang berhubungan dengan berat badan berlebihan atau
kurang
10. Bantu dalam mengembangkan rencana makan yang konsisten sesuai dengan tingkat
energi
Rasional
D. Implementasi
24
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam
melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
E. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 05 Desember 2014 pukul 10.20 wita di ruang mawar
RSUD Gianyar. Data yang diperoleh menggunakan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan catatan penunjang pasien.
a. Pengumpulan Data
1. Identitas Pasien Penanggung
Nama : SN ZK
Umur : 60 Tahun 30 tahun
Jenis kelamin : Laki laki Perempuan
Status Perkawinan : Sudah Kawin Sudah Kawin
Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMP SMA
Alamat : Gianyar Gianyar
Pekerjaan : Petani Wiraswasta
25
Tanggal MRS : 04-12-2014 -
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien datang ke rumah sakit tanggal 04 desember 2014, pasien panas sejak
2 hari dan merasa mual, nafsu makan menurun.
b. Keluhan sejak pengkajian
Pasien mengeluh mual dan nafsu makan menurun.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh mengalami mual-mual, muntah, dan nafsu makan
menurun sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (02 desember 2014).
Pasien tidak dapat diajak berobat ke tempat pelayanan kesehatan seperti ke
dokter, klinik, puskesmas, rumah sakit. Tanggal 04 desember 2014 pukul
09.00 wita pasien mengeluh perutnya sakit , akhirnya oleh keluarga pasien
diajak berobat kerumah sakit Gianyar tanggal 04 Desember 2014 pukul
09.00 wita diterima di IRD untuk menjalani pengobatan. Di IRD pasien
diberikan terapi Cefotaxim 3 x 500 mg dan terapi cairan IVFD RL 20
tts/menit, selanjutnya oleh dokter, pasien dianjurkan untuk menjalani rawat
inap dan diterima di ruang mawar kamar 4. Di ruang mawar pasien
diberikan terapi cairan infuse IVFD RL 20 tts/menit Cefotaxim 3 x 500 mg
dan disuruh diet bubur saring. Saat pengkajian pasien mengeluh badannya
panas dan mual-mual. DIAGNOSA MEDIS=DHF
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit yang sama dengan pasien.
26
Sebelum sakit pasien bisa minum 3-4 gelas perhari dengan volume 1500 cc
perhari. Pada saat pengkajian pasien hanya minum air putih 2-4 gelas
perhari.
3. Eliminasi
a. BAB
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan
mengalami gangguan. BAB lembek, berlendir, bau khas feses.
b. BAK
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan
minum 2-4 gelas perhari dan kencingnya 5-7 kali sehari. Saat BAK tidak
merasakan nyeri dan warna kencingnya bening kekuningan , bau khas urin .
4. Gerak dan Aktivitas
a. Kemampuan ADL
Sebelum pengkajian pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasa
melakukan kegiatan sehari-harinya dengan sendiri. Saat pengkajian pasien
dibantu oleh keluarganya untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
5. Istirahat Tidur
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami
gangguan tidur pada malam hari, pasien tidur 7-8 jam.
6. Kebersihan Diri
Sebelum pengkajian pasien mengatakan mandi 2x sehari dan saat pengkajian
pasien hanya di lap saja.
7. Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada perasaan panas atau
dingin pada tubuhnya, paisen tidak tampak berkeringat.
8. Psikologis
a. Rasa Aman
Sebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan cemas terhadap kondisinya
dan pasien tampak gelisah
b. Rasa Nyaman
Sebelum pengkajian pasien mengatakan nyaman dengan keadaannya. Saat
pengkajian pasien mengatakan sedikit susah bergerak karena memakai
selang infuse pada tangan kanan yang mengakibatkan pasien agak
terganggu.
9. Sosial
a. Data Sosial
27
Sebelum pengkajian data dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan
hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik, kondisi lingkungan
rumah juga baik , kemampuan ekonomi keluarga sedang.
b. Prestasi dan Produktifitas
Sebelum dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan pasien tidak
memiliki prestasi. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa tidak ada
pengaruh pekerjaan terhadap penyakit yang di derita pasien.
c. Belajar
Sebelum pengkajian keluarga pasien mengatakan kurang mengerti dengan
penyakit yang di derita begitu juga pasien .
d. Reaksi
Sebelum pengkajian keluarga pasien mengatakan bila ada waktu luang
pasien bisa menghabiskan waktu dengan keluarga dan saat pengkajian
pasien hanya ditemani oleh anaknya saja.
10. Spiritual
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum Pasien
1. Penilaian kualitatif : CM (compos metis)
Penilaian kuantitatif : GCS : E4 M6 V5
2. Bangun tubuh : sedang
3. Postur tubuh : tegak
4. Ukuran
- BB sebelum pengkajian : tidak dapat diobservasi
- BB saat pengkajian : tidak dapat diobservasi
- TB : tidak dapat diobservasi
Karena setelah pasien sakit tidak pernah mengukur tinggi dan berat badan.
5. Gejala Kardinal
- Tekanan darah:130/80 mmHg
- Suhu : 36oc
- Nadi : 80x/menit
- Respirasi :20x/menit
6. Warna kulit : sawo matang
Turgor kulit : elastis
b. Keadaan fisik
28
1. Kepala :bentuk simetris, rambut halus, warna rambut hitam, kulit kepala
kurang bersih, dan bentuk tenggorokan simetris.
2. Mata : tidak ada edema pada kelopak mata, pergerakan bola mata baik,
konjungtiva baik (merah muda, pupil isokor).
3. Hidung : bentuk simetris, tidak ada secret , hidung bersih, tidak terdapat
darah, tidak ada luka.
4. Telinga : bentuk simetris, tidak terdapat serumen pada kedua telinga , tidak
terdapat darah, telinga bersih.
5. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada pendarahan pada guzi, tidak ada
karies gigi, gigi tidak lengkap, gigi kotor, lidah kotor, dan tonsil tidak
membesar.
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe normal, tidak ada
bendungan vena jugularis.
7. Thorak : bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot pada dada, gerakan
dada bebas, tidak ada nyeri tekan pada dada, suara jantung S1. S2 tunggal
regular, suara paru sonor, suara napas di seluruh lapang paru.
8. Abdomen : bentuk abdomen simetris, tidak ada benjolan, luka, bekas
jahitan. Ada sedikit striae pada abdomen, peristaltic usus 20x/menit, saat
perkusi suara timpani, terdapat nyeri tekan pada kuadran atas abdomen.
9. Ekstremitas : sebelum pengkajian pasien masih terpengaruhi anastesi
dan di lengan kanan terpasang infuse dan tidak ada edema, tidak ada
sianosis pada ujung kuku, kekuatan otot
555 555
555 555
Data penunjang:
29
MONO 107 23.3% M 0,10 . 0,60
EOS 28,1 6.13%E 1,70 . 9,30
BASO 0,92 2,01%B 0,00 .0,16
RBC 4,59 10%/ui 3,80 . 6,50
HGB 13,0 q/dl 11,5 . 18,0
HCT 37,1% 37,0 .54,0
MCV 86,8 Fc 8,00 . 100
MCH 30,9 Pa 27,0 . 32,0
MCHC 35,0 q/dl 31,0 . 36,6
RDW 12,1 % 37,0 . 54,0
PCT 1,34 R/uc 0,19 . 0,39
MPV 8,80 FC 7,00 . 11,0
PLT 118 150 . 400
PDW 29,310 CCSN 15,5 . 17,1
Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
Di Ruang Mawar
RSUD Gianyar
30
1.- - Pasien mengeluh - Pasien Nampak lemas Ketidakseimbangan
- Pasien sering muntah 100 cc nutrisi kurang dari
mengalami mual-mual,
kurang lebih kebutuhan
muntah, dan nafsu
- Mukosa bibir kering
makan menurun - Paristatik 20 kali / menit
- Tekanan darah : 130/80
mmHg
- Suhu : 36o
- Nadi : 80x/menit
- Respirasi : 20x/menit
Rumusan Masalah
Analisa Masalah
S : pasien mengeluh mual dan muntah, pasien mengalami penurunan nafsu makan,
dan mukosa bibir kering.
P : Ansietas
31
S : Pasien mengatakan takut dan cemas terhadap penyakitnya dan pasien tampak
tegang.
Proses Terjadi
Akibat : Pasien merasa cemas karena nafsu makan menurun akibat suhu badan menurun
A. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia di tandai dengan pasien, tidak nafsu makan, mual muntah, mukosa bibir
pucat
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman interitas biologis yang di rasa sekunder akibat
penyakit, ditandai dengan pasien mengatakan takut dari cemas terhadap penyakitnya
dan pasien tampak tegang.
B. PERENCANAAN
1. Prioritas masalah keperawatan berdasarkan diagnose yang mengancam jiwa
pasien
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ansietas
32
2. Rencana Keperawatan
Di Ruang Mawar
RSUD Gianyar
33
lembab. - Beri makanan
3. Pasien tidak
yang lembek dan
nyeri abdomen
tidak berisi banyak
lagi
serat
4. Pasien
- Latihan pasien
mengatakan
untuk
tidak lemah lagi.
menghabiskan
makanannya
- Delegatif
pemberian
suplemen
makanan.
- Observasi tanda-
tanda vital
- Jelaskan kepada
pasien setiap
tindakan yang
diberikan
-
34
Pelaksanaan
Di Ruang Mawar
RSUD Gianyar
35
09.00 Wita - Mengobservasi TTV - S :36,50C
- N :80X/Menit
- R : 20X/menit
- TD : 130/80
mmHg
36
12.00 Wita - Delegatif pemberian obat - Obat telah di
ranitidin 2 ml berikan reaksi
alergi (-)
37
16.00 Wita - Memberikan makanan yang - Nafsu makan
merangsang nafsu makan pasien meningkat
seperti susu
38
Jumat 05 desember 2014 - Mengobservasi keadaan - Pasien
06.00 Wita lemas pasien mengatakan
masih lemas
39
10.00 Wita - Mengobservasi TTV - S : 37,5C
- N : 68 kali/menit
- R : 20 kali/menit
- TD : 130/80
mm/Hg
40
13.30 Wita - Mengobserfasi intake makan - Pasien mampu
pasien menghabiskan
porsi yang di
sediakan + roti
41
08.00 Wita - Mengobservasi keadaan - Pasien sudah
umum pasien tampak lebih baik
42
Evaluasi
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah aktivitas dalam mengambil , mengasimilasi, dan menggunakan
nutrient untuk tujuan pemeliharaan , perbaikan jaringan dan produksi energi.
(NANDA, 2006).
4.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk di
upayakan.Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan
dengan cara makan-makanan gizi seimbang dengan diimbangi dengan hidup bersih
untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari karena tanpa setiap hari
tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imun tubuh yang menurun.
Daftar Pustaka:
44
Wilkinson , Judith M dan Nancy R.Aherm.2014.Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 9.
Diagnosa NANDA,Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori
dan aplikasi dalam Praktik.Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC
45