Tugas Anfar - Penetapan Kadar PCT DGN Spektrofotometri UV
Tugas Anfar - Penetapan Kadar PCT DGN Spektrofotometri UV
Monica Natalia Hondro, Akbar Pratama, Alvin Saleh, Siti Sabaniyah, Fauziah Rahma, Indah
Khairunnisa, Eka Cahyani Panggabean dan Nurlia Lestari
1
Tugas Analisis Farmasi Desember 2017, hlm. 1-3
Pipet 5 ml LIB I dan masukkan ke dalan labu Panjang gelombang maksimum (maks)
tentukur 50 ml, encer kan dengan NaOH 0,1 N merupakan panjang gelombang dimana terjadi
eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi
sampai garis tanda ( konsentrasi 100 g/100 ml). maksimum. Alasan dilakukan pengukuran pada
panjang gelombang maksimum adalah
Penentuan panjang gelombang maksimum perubahan absorban untuk setiap satuan
kosentrasi adalah paling besar pada panjang
Hitung konsentrasi pengukuran HUkum gelombang maksimum, sehingga akan diperoleh
Lambert- Beer : A = A11. b.c ( g/100 ml) kepekaan analisis yang maksimum. Penentuan
Pipet 1,5 ml LIB II, masukkan kedalam labu panjang gelombang pada penelitian ini dilakukan
tentukur 25 ml, encer kan dengan NaOH 0,1 N dengan mengukur absorbansi dari parasetamol
sampai garis tanda ( konsentrasi 6g/100ml). pada panjang gelombang ultraviolet yaitu antara
panjang gelombang 200 nm 400 nm. Dari hasil
Kemudian larutan diukur serapannya pada 200
penelitian yang diperoleh panjang gelombang
nm-400 nm. maksimum adalah 248 nm. Secara teoritis serapan
maksimum untuk parasetamol adalah 244 nm,
Penetuan Linieritas Kurva Kalibrasi terjadi pergeseran karena pada parasetamol
memiliki gugus auksokrom yang terikat pada
Pipet LIB II berturut turut 1,5 ml; 2 ml; 3 ml; gugus kromofor. Apabila Auksokrom terikat pada
3,5 ml; 4 ml, masing-masing masukkan kedalam gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran
pita absorbansi menuju ke panjang gelombang
labu tentukur 50 ml, tambahkan NaOH 0,1 N
yang lebih besar (pergeseran batokromik) disertai
sampai garis tanda. Konsentrasi larutan 3g/ml; 4 dengan peningkatan intensitas (hiperkromik).
g/ml; 6 g/ml; 7 g/ml; 8 g/ml. kemudian ukur
serapannya pada panjang gelombang maksimum Penentuan linieritas Kurva Kalibrasi
(lampirkan data gambar kurva kalibrasi,
perhitungan regresi dan koefisien korelasi). Larutan Induk Baku Paracetamol, dipipet
masing-masing 1,5 ml; 2 ml; 3 ml; 3,5 ml; 4 ml,
Prosedur Penentuan Kadar Parasetamol Tablet kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur 50
ml, ditambahkan pelarut yaitu NaOH hingga garis
tanda, kemudian diukur serapan pada maksimum
Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk Tabel 1. Persamaan garis regresi dan koefisien
setara 10 mg parasetamol, masukkan kedaam labu korelasi
tentukur 100 ml, tambahkan 20 ml NaOH 0,1 N, Konsentra
Serapan
No si xy
kocok, encerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis (g/ml) (x)
(y)
tanda, saring,buang 10 ml filtrate pertama dan 1 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
filtrate selanjutnya ditampung. 2 3.006 0.195 0.5862 9.0361 0.380
3 4.006 0.252 1.0100 16.0641 0.0635
Pipet 1 ml filtrate, masukkan kedalam labu 4 6.012 0.381 2.2906 36.1441 0.1452
tentukur 50 ml, encerkan dengan NaOH 0,1 N 5 7.014 0.456 3.1984 49.1962 0.2029
sampai garis tanda. kemudian ukur serapannya 6 8.016 0.535 4.2886 64.2563 0.2862
28.056
pada panjang gelombang maksimum, jmlh 1.819 11,3738 1746908 0.7408
menggunakan NaOH 0,1 N sebagai blanko. Rata
4.676 0.3035
-rata
Larutan Induk Baku (LIB) Parasetamol BPFI Tabel 2. penetapan kadar parasetamol
menggunakan persamaan regresi
Larutan baku parasetamol dengan Kadar Kadar
kosentrasi 1000 g/ml dibuat dengan cara Berat %
No Abs Conc labu labu
sampel kadar
melarutkan bahan parasetamol tersebut kedalam awal etiket
1 0,010 0,036 0,5549 2,7745 203,18 40,64
pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunakan
2 0,011 0,059 0,9095 4,5475 302,74 60,55
pada penelitian ini adalah NaOH. Penggunaan 3 0,011 0,073 1,1253 5,6265 374,57 74,91
NaOH sebagai pelarut karena NaOH memiliki 4 0,010 0,093 1,4336 7,168 524,91 104,98
serapan yang sangat baik. 5 0,010 0,102 1,5724 7,862 575,95 115,19
6 0,010 0,107 1,649 8,245 603,78 120,76
7 0,010 0,114 1,7574 8,787 643,47 128,69
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
8 0,010 0,116 1,7882 8,9409 654,74 130,95
Pada Parasetamol
Kadar rata-rata = 53,25% 149,11%
2
Tugas Analisis Farmasi Desember 2017, hlm.1-3
Kadar Kadar
Berat % KESIMPULAN
No Abs Conc labu labu
sampel kadar
awal etiket
1 0,010 0,036 0,6237 3,1185 228,37 45,67 Berdasarkan hasil percobaan didapat
2 0,011 0,059 0,9727 4,8635 323,78 64,75 rentang kadar dengan persamaan regresi 106.81%
3 0,011 0,073 1,1851 5,9255 394,48 78,96 - 142.93% dan berdasarkan metode pendekatan
4 0,010 0,093 1,4886 7,443 545,05 109,61 102.84% - 139.45%, sedangkan berdasarkan
5 0,010 0,102 1,6252 8,126 595,06 119,01
farmakope rentangnya 90% - 110%, maka kadar
6 0,010 0,107 1,7011 8,5055 622,85 124,51
0,010
yang diperoleh tidak memenuhi syarat.
7 0,114 1,8073 9,0365 661,74 132,34
8 0,010 0,116 1,8376 9,188 672,84 134,56
Koefisien korelasi yang diperoleh 0.9993,
hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi
Kadar rata-rata = 48,58% - 145,58% atau korelasi antara konsentrasi dan absorbsi baik
karena hampir mendekati 1, dimana semakin
Rentang kadar yang diperoleh pada mendekati 1 hubungan yang terjadi semakin positif
percobaan dengan menggunakan persamaan begitupun sebaliknya.
regresi adalah 53,25% 149,11% dan dengan
metode pendekatan adalah 48,58% - 145,58%
tidak memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia SARAN
(FI) Edisi IV tahun 1995 yaitu tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0%. Perlu dilakukan penelitian tentang
Ketidaksesuaian ini dapat terjadi akibat penetapan kadar parasetamol menggunakan
ketidaktepatan dan ketidaktelitian saat proses metode yang lain misalnya metode
spektrofotometri sinar tampak .
DAFTAR PUSTAKA
Tulandi, G.P., Sri, S., Widya, A.L., 2015, Validasi
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia,Edisi Metode Analisis untuk Penetapan Kadar
IV.Departemen Kesehatan Republik Parasetamol dalam Sediaan Tablbet
Indonesia: Jakarta. Secara Spektrofotometri Ultraviolet,
Fakultas Farmasi, Unsrat. Manado.
Levent, M., 2002, HPLC Method for the Analy-sis of
Paracetamol, Caffeine and Dipyrone. TJC. 3
(1). [Serial on the internet]. [accessed 1 Wulandari, M.G.D., Friamita, R.D., Patramurti, C.,
October 2010]; Available from: http://journals. 2006, Penetapan Kadar Kafein dalam
tubitak.gov.tr/chem/issues/kim-02-26-4/kim- Campuran Parasetamol, Salisilamida, dan
26-4-8-0106-13.pdf Kafein Secara Spektrofotometri Derivatif.
Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.