Pada bab ini akan di uraikan tentang hasil penelitian karya tulis ilmiah yang
Mengurangi Fluor Albus Fisiologis Pada Remaja Usia 17-21 (Studi Kasus Pada
Nn Ddan Nn S Di BPM Ny. Z). Hasil penelitian akan diuraikan berupa data
umum yang meliputi karakteristik keputihan dan lokasi penelitian, serta data
khusus berupa kejadian fluor albus sebelum diberikan rebusan daun sirsak,
Pada hasil penelitian akan ditampilkan data lokasi penelitian, data umum
identitas Nn. D dan Nn. S, data khusus tentang karakteristik fluor albus yang
rebusan daun sirsak selama 5 hari yaitu untuk Nn. D mulai tanggal 16-06-2016
dengan 24-06-2016.
Pada data umum akan ditampilkan data lokasi penelitian, data umum
39
40
1) Lokasi penelitian
S remaja yang berusia 17-21 tahun yang mengalami fluor albus fisiologis
dan dilaksanakan mulai tanggal 16 Juni 2016 sampai dengan 24 Juni 2016.
desa P Rt.12 Rw.05 yaitu yang terdiri dari 1 lantai, yang terdiri dari 3
kamar, dapur, kamar mandi, garasi dan ruang tengah dan ruang tamu.
Lantai terbuat dari tegel, dinding terbuat dari tembok batu bata, dengan
jendela terbuka dan ventilasi baik. Lingkungan rumah cukup baik bagi
yaitu yang terdiri dari 1 lantai, yang terdiri dari 3 kamar, dapur, kamar mandi,
ruang tengah dan ruang tamu. Lantai terbuat dari tegel, dinding terbuat dari
tembok batu bata, dengan jendela terbuka dan ventilasi baik. Lingkungan
rumah cukup baik bagi kesehatan, sedikit lembab, dekat dengan sungai.
penelitian, yaitu
sakit. Subyek pertama kali haid adalah usia 15 tahun, haid teratur 1
tidak pernah dirawat dirumah sakit. Subyek pertama kali haid adalah
Tabel 4.1. Karakteristik fluor albus fisiologis pada Nn. D dan Nn.
S sebelum pemberian rebusan daun sirsak.
Karakteristik fluor albus
Subyek Tanggal sebelum pemberian rebusan
No
penelitian penelitian daun sirsak pada Nn. D dan
Nn. S
16/06/2016 Fluor albus fisiologis sedang
17/06/2016 Fluor albus fisiologis sedang
1. Nn. D 18/06/2016 Fluor albus fisiologis sedang
19/06/2016 Fluor albus fisiologis ringan
20/06/2016 Fluor albus fisiologis ringan
20/06/2016 Fluor albus fisiologis sedang
21/06/2016 Fluor albus fisiologis sedang
2. Nn. S 22/06/2016 Fluor albus fisiologis sedang
23/06/2016 Fluor albus fisiologis ringan
24/06/2016 Fluor albus fisiologis ringan
terkadang bisa sampai 2-3 x ganti celana dalam, termasuk dalam fluor
42
bau, terkadang gatal yaitu fluor albus fisiolgis sedang. Hari pertama
warna cairan putih keruh, encer,tidak bau tidak gatal. Hari kedua
putih keruh encer, tidak gatal, tidak bau. Hari ketiga sebelum pemberian
adalah fluor albus fisiologis sedang yaitu dengan warna cairan putih
pemberian adalah fluor albus fisiologis ringan yaitu dengn warna cairan
mulai putih jernih encer, tidak bau, tidak gatal. Hari ke lima sebelum
pemberian adalah fluor albus fisiologis ringan yaitu dengan warna cairan
terkadang bisa sampai 2-3 x ganti celana dalam, termasuk dalam fluor
untuk mengelap setelah BAK, cara cebok subyek yaitu dari depan
setiap harinya, warnanya putih keruh encer, tidak bau, terkadang gatal
adalah fluor albus fisiologis sedang yaitu dengan warna cairan putih
adalah fluor albus fisiologis sedang yaitu dengan putih keruh encer,
tidak gatal, tidak bau. Hari ketiga sebelum pemberian adalah fluor albus
fisiologis sedang yaitu dengan warna cairan putih keruh encer, tidak
bau, tidak gatal. Hari ke empat sebelum pemberian adalah fluor albus
fisiologis ringan yaitu dengn warna cairan mulai putih jernih encer, tidak
bau, terkadang gatal. Hari ke lima sebelum pemberian adalah fluor albus
fisiologis ringan yaitu dengan warna cairan putih jernih encer, tidak bau,
tidak gatal.
Tabel 4.1 Karakteristik fluor albus fisiologis pada Nn. D dan Nn. S
setelah pemberian rebusan daun sirsak
1) Untuk Nn. D yang dimulai pada tanggal 16-20 Juni 2016 dari hasil
bau, tidak gatal termasuk dalam fluor albus fisiologis sedang. Hari
harinya, warnanya putih keruh encer, tidak bau, kadang gatal termasuk
keruh encer, tidak bau, kadang gatal termasuk dalam fluor albus
bau, tidak gatal termasuk dalam fluor albus fisiologis ringan. Hari ke
putih jernih encer, tidak bau, tidak gatal termasuk dalam fluor albus
terakhir yaitu cairan encer, tidak gatal, tidak berbau, wanra putih jernih,
2) untuk Nn. S yang dimulai pada tanggal 20-24 Juni 2016 dari hasil
3x ganti setiap harinya, warnanya putih keruh encer, tidak bau, tidak
gatal termasuk dalam fluor albus fisiologis sedang. Hari kedua setelah
putih keruh encer, tidak bau, tidak gatal termasuk dalam fluor albus
bau, kadang gatal termasuk dalam fluor albus fisiologis sedang. Hari
harinya, warnanya mulai putih jernih encer, tidak bau, tidak gatal
2x ganti setiap harinya, warnanya putih jernih encer, tidak bau, tidak
gatal, tidak berbau, wanra putih jernih, sehari 2x ganti celana dalam
yang telah diberikan rebusan daun sirsak dengan observasi peneliti selama 5
pada :
46
setiap harinya, warnanya putih jernih encer, tidak bau, tidak gatal.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Fluor albus fisiologis pada Nn. D dan Nn.S sebelum pemberian
rebusan daun sirsak
sirsak didapatkan :
dan bekerja ini, dan termasuk fluor albus fisiologis sedang yaitu
tidak berbau hanya terkadang gatal, sehari terkadang bisa sampai 2-3
tisue untuk mengelap setelah BAK, cara cebok subyek yaitu dari
baik, subyek tidak pernah periksa ke tenaga kesehatan dan pada hasil
karena selalu mambasahi bagian dalam wanita dan dapat menimbulkan iritasi,
(Manuaba, 2009). Fluor Albus normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah
hamil, atau mengalami kelelahan. Adapaun cairan yang berwarna jernih atau
dengan keluarnya lendir dalam jumlah banyak, selain itu lendir tersebut berwarna
putih atau kekuningan dan memliki bau yang sangat menyengat karena
beraneka ragam, akibat dari kelelahan, kebisaan buruk, personal hygiene, cairan
yang keluar bisa saja sangat banyak, sehingga harus sering mengganti celana
dalam, namun dapat pula sangat sedikit. Warna cairan yang keluar juga bisa
mulai dari encer, berbuih, kental hingga menggumpal. Cairan itu dapat pula
4.2.2 Fluor albus fisiologis pada Nn. D dan Nn. S setelah pemberian
rebusan daun sirsak.
Setelah dilakukan pemberian rebusan daun sirsak pada Nn. D dan Nn.
rebusan daun sirsak untuk mengurangi fluor albus fisiologis ini diberikan karena
dapat mengurangi produksi fluor albus. Karena daun sirsak dari hasil riset
menghambat multi-drug resisten (MDR) pada sel jahat. Dan saat ini diketahui
bahwa baru acetogenins yang bersifat sangat selektif terhadap sel jahat, dengan
cara membunuh sel yang negatif terhadap tubuh tanpa mengganggu sel yang
sehat. Dan didapatkan pada Nn. D dan Nn. S setelah dari hasil observasi
selama 5 hari terdapat pengurangan jumlah cairan yang keluar, serta rasa gatal
pada dua subyek penelitian pada 2 hari terakhir tidak merasakan gatal, tidak bau,
karakteristik warna menjadi putih jernih dari putih keruh yaitu perubahan dari fluor
4.2.3 Fluor albus fisiologis pada Nn, D dan Nn. S sebelum dan setelah
diberikan rebusan daun sirsak
daun sirsak. Perubahannya pada aspek gejala yaitu pengurangan jumlah cairan
yang keluar serta rasa gatal pada dua subyek penelitian pada 2 hari terakhir
tidak merasakan gatal, karakteristik warna menjadi putih jernih dari putih keruh,
perubahan dari fluor albus fisiologis sedang menjadi fluor albus ringan, karena
drug resisten (MDR) pada sel jahat. Dan saat ini diketahui bahwa baru
acetogenins yang bersifat sangat selektif terhadap sel jahat yang bersifat parasit
dalam tubuh.
oleh sel. Acetogenin ini akan mengganggu perkembangan sel dengan cara
mengurangi jumlah ATP yang dibutuhkan sel. Caranya, acetogenin masuk dan
menempel pada dinding sel. Setelah itu, acetogenins masuk ke dalam sel dan
merusak ATP di dinding mitokondria. Mitokondria dirusak, hal ini karena sel
membutuhkan banyak energi untuk berkembang sehingga akan mati bila ATP
yang cepat akan membutuhkan energi besar dari ATP. Jika pasokan energi
berkurang dari ATP, maka aktivitas sel melamban, dan terjadi apoptosis alias
program bunuh diri sel. Akhirnya sel tersebut akan mati dengan sendirinya. Dan
acetogenin yang terkandung dalam daun sirsak mampu menyeleksi dan hanya
membunuh sel jahat, sedangkan yang sehat tidak tersentuh (Muktiani, 2013).
50
Fluor albus tidak hanya dapat dicegah maupun dikurangi dengan rebusan
daun sirsak saja, ada juga dengan bahan herbal yang lain serta perilaku personal
hygiene tetapi juga perlu adanya pengobatan medis lebih lanjut. Pada penelitian
ini tidak di tanyakan tentang makanan yang dikonsumsi setiap harinya, sehingga
hal ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan fluor albus tidak terjadi
perubahan.
4.3 Keterbatasan
perilaku yang tidak dapat peneliti observasi secara langsung seperti kebiasaan
pasien yang masih dapat menyebabkan fluor albus berlanjut, serta keterbatsan
waktu.