Las Mig Laporan
Las Mig Laporan
Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
Rombel 3
FAKULTAS TEKNIK
B. Pendahuluan OAW
Pengelasan dengan las Oxy Accetyline merupakan salah satu job mata
kuliah praktik pengelasan. Las Oxy Accetyline sangat bermanfaat pada saat
melakukan proses pengelasan pada lembaran plat yang tipis.
Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat
nantinya. Dan juga dengan berakhirnya praktik pengelasan ini penulis
bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang dasar-dasar las Oxy
Accetyline agar tidak mengalami hambatan pada saat mengerjakan pengelasan
Oxy Accetyline
BAB II
Tinjauan Pustaka
.
A. Tinjauan Pustaka SMAW
1. Pengertian Las SMAW
Busur listrik yang terjadi antara elektroda dan bahan dasar (benda kerja)
akan mencairkan elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang
ikut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawah las, busur listrik, dan daerah las di sekitar busur listrik dan
pengaruh udara luar (oksidasi).
Pada pengelasan SMAW ada empat jenis posisi dasar pengelasan SMAW
yaitu:
a) Posisi datar bawah (flat). Posisi pengelasan yang paling mudah untuk semua
jenis las termasuk jenis las SMAW, yaitu posisi pengelasan dengan posisi
dibawah tangan. Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan
datar atau permukaan yang agak miring, yaitu letak elektroda diatas benda
kerja. Posisi pengelasan ini sering dilakukan pada pengelasan-pengelasan
umum, misalnya penyambungan komponen-komponen, pengelasan benda-
benda yang dapat dilepas dan diatur posisinya. Pada hampir semua benda
kerja yang akan dilas, apabila benda tersebut dapat diatur posisinya, operator
las cenderung memilih posisi pengelasan ini.
d) Posisi atas kepala (overhead). Benda kerja terletak diatas kepala operator las
(welder), sehingga pengelasan dilakukan berada diatas kepala operator las.
Posisi pengelasan ini lebih sulit dibandingkan dengan posisi las lainya,
karena cairan elektroda mencair kearah bawah sesuai arah gravitasi. Posisi
pengelasan ini dilakukan untuk mengelas pada datar atau permukaan yang
agak miring tetapi posisinya berada diatas kepala, contoh pengelasan
dibawah kapal, pengelasan ini yaitu letak elektroda berada dibawah benda
kerja.
3. Pemilihan elektroda yang Sesuai dengan posisi pengelasan SMAW
Contoh E6018 arti dari symbol las yaitu E artinya Elektroda, 60 artinya
kekuatan bahan tarik setelah dilaskan adalah 60.000 psi, 1 artinya kalau angka
1 berati diperbolehkan untuk semua posisi pengelasan, yaitu flat, horizontal,
vertical, dan overhead. Kalau angka 2 berarti elektroda sesuai untuk las
tumpul dengan posisi pengelasan flat, dan las fillet posisi horizontal. Untuk
angka 3 artinya untuk posisi horizontal, vertical, dan over head, sedangkan
angka 4 posisi vertical, horizontal, dan over head. Dan untuk angka terakhir
8 artinya zat pelapis pelindung elektroda terbuat dari low hydrogen
potassium dan iron powder.
4. Cara Mengelas SMAW dengan Posisi yang Benar dan Pemilihan Elektroda
yang Sesuai Posisinya
Untuk bisa mendapatkan hasil las yang bagus seorang tukang las (welder)
harus mengetahui bagaimana cara posisi pengelasan yang benar dan pemilihan
elektroda yang sesuai posisi pengelasan tersebut, untuk itu dibawah ini akan
dijelaskan satu persatu bagimana posisi pengelasan dasar SMAW dan
pemulihan elektroda sesuai posisi tersebut dengan benar dan tepat.
a) Posisi datar bawah (flat). Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada
permukaan datar atau permukaan yang agak miring, yaitu letak elektroda
diatas benda kerja .
Yang paling penting adalah posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja
yaitu sudut tegak 900 dan miring kekanan 800, untuk alur pengelasanya dari
kiri kekanan, untuk gerakan atau ayunan elektroda bisa spiral, zig-zag, atau
bentuk angka delapan. Untuk penggunaan elektroda bisa menggunakan
elektroda dengan kode E6022 dan E7020.
b) Posisi datar tegak (horizontal). Pada posisi horizontal, benda kerja berdiri
tegak atau miring sedikit dari arah gerak elektroda las.
c) Posisi tegak lurus (vertical). Pada posisi pengelasan vertikal, posisi benda
kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerakan
elektroda las, yaitu naik atau turun.
Posisi elektroda pada pengelasam posisi ini, elektroda tegak lurus dari sisi
kanan atau kiri yaitu sudutnya sebesar 900 dan elektroda miring kearah
kebawah 800. Untuk penggunaan elektroda bisa menggunakan elektroda
dengan kode E8018 dan E7010.
d) Posisi Atas Kepala (Overhead). Pada posisi pengelasan over head, benda kerja
terletak diatas kepala tukang las (welder).
Posisi pengelasan ini yaitu letak elektroda berada dibawah benda kerja.Sudut
elektroda pengelasan ini, sisi elektroda kanan kiri tegak lurus, dan arah
kebawah sudut sebesar 1000.Untuk penggunaan elektroda bisa menggunakan
elektroda dengan kode E12016 dan E10010.
5. Jenis Gerakan Elektroda
c) Alur segitiga
6. Pengaruh Kecepatan Elektroda pada Hasil Pengelasan SMAW
a) Lambat
b) Sedang
c) Cepat
7. Perlengkapan Mesin Las.
a) Mesin Las
Jika ditinjau dari arus yang ke luar, pesawat las dapat digolongkan
menjadi :
1) Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)
Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang
dihubungkan dengan jala PLN atau dengan pembangkit listrik, motor
disel, atau motor bensin.Kapasitas trafo biasanya 200 sampai 500
ampere. Sedangkan voltase (tegangan) yang ke luar dari pesawat trafo ini
antara 36 sampai 70 volt, dan ini bervariasi menurut pabrik yang
mengeluarkan pesawat las trafo ini. Gambar memperlihatkan salah satu
jenis pesawat las transformator AC.
2) Pesawat Las Arus Searah (DC)
Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier,
pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat
pembangkit listrik yang digerakan oleh motor listrik digerakkan oleh
motor listrik (motor generator).
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dengan karet isolasi. Kabel las ada tiga macam, yaitu :
a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda
kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan lisrtik dengan pesawat las.
2) Pemegang Elektroda
5) Klem massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja.Terbuat
dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga).Klem masa
dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja
dengan baik.Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat,
minyak dan sebagainya).
6) Penjepit
Ini digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas sehabis pengelaan.
7. Elektroda
a) Safety shoes
b) Wear pack
c) Topeng las
d) Sarung tangan
e) Apron
f) Masker
B. Tinjauan Pustaka OAW
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral,
reduksi, dan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini
Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala
memerlukan perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti
yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah
reaksi gas CO atau H2dengan oksigen
Kegunaan dari nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami
surfacehardening. Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api
kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning
d) Buka katup oksigen dan asetelin pada brender untuk membuang sisa gas yang
ada pada slang gas atau saluran.
a) Didalam pekerjaan las gas diperlukan pakaian kerja yang dilindungi dengan
pelindung dari kulit (apron).
d) Kaca mata untuk melindungi mata dari percikan-percikan api, dan sinar yang
menyilaukan dari ujung pembakar, serta untuk mengurangi panasnya api
terhadap mata.
2) Timbul jelaga.
c) Pencegahan kecelakaan:
2) Bawa botol gas ketempat aman dan guyur dengan air dingin.
Bila ujung dari pembakar tersumbat dan kotor, maka dapat dibersihkan
dengan cara:
A. Permasalahan SMAW
1. 3 September 2014
2. 10 September 2014
a) Pelatihan pengelasan plat dengan las busur listrik untuk mahasiswa yang
belum pernah melakukan praktik pengelasan.
3. 17 September 2014
4. 24 September 2014
5. 1 Oktober 2014
Penyambungan bagian luar pada plat dan menyesuaikan panjang plat yang
telah ditentukan dengan besar ampere yang sudah diatur
Langkah Kerja:
a) Mempersiapkan alat dan bahan.
b) Memotong pipa berbentuk persegi dengan ukuran 50 mm x 50 mm
kemudian potong pada bagian kedua siku pada arah berlawanan.
c) Siapkan mesin las dan atur ampere serta elektroda yang akan digunakan
untuk mengelas.
d) Sambung siku bagian luar menggunakan elektroda dengan cara membuat
rigi-rigi menggunakan gerakan melingkar.
e) Mendinginkan benda kerja kedalam air dingin, kemudian bersihkan kerak
las.
f) Menilaikan hasil penyambungan pada dosen pembimbing.
g) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
h) Membersihkan laboratorium pengelasan.
6. 8 Oktober 2014
B. PERMASALAHAN OAW
1. 5 November 2014
2. 12 November 2014
Langkah Kerja:
c) Menyiapkan mesin las asetilen dan atur nyala api dari blender yang akan
digunakan untuk mengelas.
d) Mengelas titik pada tiap ujung benda 1 dan 2 agar tidak lepas saat
melakukan pengelasan.
f) Rapikan hasil rigi-rigi las dengan pengulangan gerakan melingkar pada hasil
las tadi.
3. 19 November 2014
Langkah Kerja:
c) Menyiapkan mesin las asetilen dan atur nyala api dari blender yang akan
digunakan untuk mengelas.
d) Mengelas titik pada tiap ujung benda 1 dan 2 agar tidak lepas saat
melakukan pengelasan.
4. 26 November 2014
Langkah Kerja:
c) Menyiapkan mesin las asetilen dan atur nyala api dari blender yang akan
digunakan untuk mengelas.
d) Merekayasa benda 1 dan 2 agar membentuk siku dan yang dilas pada bagian
luarnya.
e) Mengelas titik pada tiap ujung benda 1 dan 2 agar tidak lepas saat
melakukan pengelasan.
f) Mengelas benda kerja 1 dan 2 pada siku bagian luar dengan menggunakan
kawat hingga matang dan mencair menempel menjadi satu.
g) Rapikan hasil rigi-rigi las dengan pengulangan gerakan melingkar pada hasil
las tadi.
Langkah Kerja:
c) Menyiapkan mesin las asetilen dan atur nyala api dari blender yang akan
digunakan untuk mengelas.
e) Mengelas titik pada tiap ujung benda 1 dan 2 agar tidak lepas saat
melakukan pengelasan.
g) Rapikan hasil rigi-rigi las dengan pengulangan gerakan melingkar pada hasil
las tadi.
6. 10 Desember 2014
A. Tujuan SMAW
1. Dapat mengetahui peralatan pengelasan, bahan pengelasan, serta peralatan
keselamatan.
2. Dapat mengoperasikan mesin las dengan baik dan benar sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
5. Dapat meyambung sudut luar dan dalam benda kerja dengan baik.
B. Tujuan OAW
MANFAAT
A. Manfaat SMAW
2. Dapat mengerjakan pengelasan secara baik dan benar dan bisa beradaptasi
dengan peralatan pengelasan.
B. Manfaat OAW
Saat proses pengelasan selesai, hasil las alurya besar dan kecil, kemungkinan
ini dikarenakan ampere las tidak stabil. Untuk mengatasinya, dilakukan
penyetelan kuat arus SMAW, dapat dilakukan dengan cara memutar tuas
pengatur kuat arus yang ada pada mesin las SMAW. Putar searah jarum jam
untuk menambah kuat arus dan berlawanan jarum jam untuk mengurangi kuat
arus. Ingat atur besar kuat arus sesuai dengan jenis elektroda dan tebal benda
kerja agar hasil las bisa maksimal. Sebelum pengelasan dilakukan, coba dahulu
elektrodanya pada benda lain, apakah hasilnya sudah maksimal atau belum.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan SMAW
Pada las asetilin, penyetelan katup karbit maupun oksigen sangat penting, dan
juga mempengaruhi hasil pengelasan. Jika nyala api kurang panas, bisa berakibat
kurang maksimalnya pencairan bahan tambah, begitu sebaliknya, jika terlalu
panas, bisa membuat benda kerja bolong (plat). Las asetilin lebih berbahaya dari
pad alas SMAW.
Daftar Pustaka
http://academia.edu/8418562/Laporan-Praktek-Kerja-Las-Asetilen.html,diakses
pada 1 januari 2015 pukul 09.40
http://maskurmuslim.blogspot.com/2014/01/peralatan-las-listrik-beserta-
bungsinya.html,diakses pada pada 1 januari 2015 pukul 09.40