Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Kerja Bangku

Dosen Pembimbing:

Rusyanto S.pd, MT.

Disusun oleh:

Andhika Rizky Kurniawan (5201413049)

Pendidikan Teknik Mesin

Rombel 3

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVESITAS NEGERI SEMARANG


2014
BAB I
Pendahuluan
A. Pendahuluan SMAW
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju dan perkembangan
teknologi pun semakin maju. Teknologi pengelasan sangat bermanfaaat bagi
umat manusia. Karena dalam dunia perindustrian pengelasan merupakan suatu
hal yang sangat vital karena hamper setiap konstruksi permesinan, konstruksi
rangka dan perkapalan menggunakan sambungan las listrik.
Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat
nantinya. Dan juga dengan berakhirnya praktik pengelasan ini penulis
bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang dasar-dasar las listrik
agar tidak mengalami hambatan pada saat mengerjakan pengelasan listrik.

B. Pendahuluan OAW
Pengelasan dengan las Oxy Accetyline merupakan salah satu job mata
kuliah praktik pengelasan. Las Oxy Accetyline sangat bermanfaat pada saat
melakukan proses pengelasan pada lembaran plat yang tipis.
Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat
nantinya. Dan juga dengan berakhirnya praktik pengelasan ini penulis
bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang dasar-dasar las Oxy
Accetyline agar tidak mengalami hambatan pada saat mengerjakan pengelasan
Oxy Accetyline
BAB II
Tinjauan Pustaka

.
A. Tinjauan Pustaka SMAW
1. Pengertian Las SMAW

Busur listrik yang terjadi antara elektroda dan bahan dasar (benda kerja)
akan mencairkan elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang
ikut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawah las, busur listrik, dan daerah las di sekitar busur listrik dan
pengaruh udara luar (oksidasi).

2. Posisi Dasar Las SMAW

Yang dimaksud dengan posisi atau sikap pengelasan yaitu pengaturan


posisi atau letak gerakan elektroda las dan brander/pembakar.

Pada pengelasan SMAW ada empat jenis posisi dasar pengelasan SMAW
yaitu:

a) Posisi datar bawah (flat). Posisi pengelasan yang paling mudah untuk semua
jenis las termasuk jenis las SMAW, yaitu posisi pengelasan dengan posisi
dibawah tangan. Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan
datar atau permukaan yang agak miring, yaitu letak elektroda diatas benda
kerja. Posisi pengelasan ini sering dilakukan pada pengelasan-pengelasan
umum, misalnya penyambungan komponen-komponen, pengelasan benda-
benda yang dapat dilepas dan diatur posisinya. Pada hampir semua benda
kerja yang akan dilas, apabila benda tersebut dapat diatur posisinya, operator
las cenderung memilih posisi pengelasan ini.

b) Posisi datar tegak (horizontal). Mengelas dengan posisi mendatar merupakan


pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis mendatar/horizontal. Pada
posisi pengelasan ini kemiringan dan arah ayunan elektroda harus
diperhatikan karena akan sangat mempengaruhi hasil pengelasan. Posisi
benda kerja biasanya berdiri tegak atu miring sedikit dari arah gerak
elektroda las. Pengelasan posisi mendatar sering digunakan untuk
pengelasan benda benda yang berdiri tegak.

c) Posisi datar lurus (vertical).Mengelas dengan posisi tegak merupakan


pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis datar lurus. Seperti pada
posisi pengelasan mendatar, pada posisi pengelasan datar lurus, posisi benda
kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerakan
elektroda las, yaitu naik atau turun. Posisi pengelasan ini sering digunakan
untuk pengelasan benda-benda yang berdiri tegak.

d) Posisi atas kepala (overhead). Benda kerja terletak diatas kepala operator las
(welder), sehingga pengelasan dilakukan berada diatas kepala operator las.
Posisi pengelasan ini lebih sulit dibandingkan dengan posisi las lainya,
karena cairan elektroda mencair kearah bawah sesuai arah gravitasi. Posisi
pengelasan ini dilakukan untuk mengelas pada datar atau permukaan yang
agak miring tetapi posisinya berada diatas kepala, contoh pengelasan
dibawah kapal, pengelasan ini yaitu letak elektroda berada dibawah benda
kerja.
3. Pemilihan elektroda yang Sesuai dengan posisi pengelasan SMAW

Sebelum mengelas seorang tukang las (welder) harus mengerti elektroda


apa yang cocok untuk mengelas pada posisi tertentu. Karena elektroda juga
dapat mempengaruhi hasil pengelasan SMAW, untuk itu seorang welder harus
bisa membaca jenis-jenis kode pada elektroda, karena salah satu kode
elektroda mempunyai arti untuk keterangan posisi pengelasan.

Untuk maksud pengelasan suatu bahan tertentu, bahan penambah yang


berupa elektroda atau batang las haruslah terbuat dari bahan yang sama
dengan atau yang cocok dengan logam dasar yang akan disambung dengan
las.

Di dunia ini jenis-jenis kode elektroda ada banyak sekali, dikarenakan


disetiap negara maju perkembangan las sangat cepat, maka dari itu setiap
negara membuat kode elektroda sesuai dengan standarnya sendiri, disini akan
dibahas simbol-simbol elektroda berdasarkan standar AWS ( American
Welding Society).

Gambar 2.Cara Membaca Simbol Las Standar AWS.

Contoh E6018 arti dari symbol las yaitu E artinya Elektroda, 60 artinya
kekuatan bahan tarik setelah dilaskan adalah 60.000 psi, 1 artinya kalau angka
1 berati diperbolehkan untuk semua posisi pengelasan, yaitu flat, horizontal,
vertical, dan overhead. Kalau angka 2 berarti elektroda sesuai untuk las
tumpul dengan posisi pengelasan flat, dan las fillet posisi horizontal. Untuk
angka 3 artinya untuk posisi horizontal, vertical, dan over head, sedangkan
angka 4 posisi vertical, horizontal, dan over head. Dan untuk angka terakhir
8 artinya zat pelapis pelindung elektroda terbuat dari low hydrogen
potassium dan iron powder.

Jadi sebelum melakukan pembelian maupun penggunaan elektroda kita


dapat melihat spesifikasi elektroda melalui kode yang tertera pada elektroda
tersebut, agar hasil pengelasan bisa maksimal.

4. Cara Mengelas SMAW dengan Posisi yang Benar dan Pemilihan Elektroda
yang Sesuai Posisinya

Untuk bisa mendapatkan hasil las yang bagus seorang tukang las (welder)
harus mengetahui bagaimana cara posisi pengelasan yang benar dan pemilihan
elektroda yang sesuai posisi pengelasan tersebut, untuk itu dibawah ini akan
dijelaskan satu persatu bagimana posisi pengelasan dasar SMAW dan
pemulihan elektroda sesuai posisi tersebut dengan benar dan tepat.

a) Posisi datar bawah (flat). Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada
permukaan datar atau permukaan yang agak miring, yaitu letak elektroda
diatas benda kerja .

Yang paling penting adalah posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja
yaitu sudut tegak 900 dan miring kekanan 800, untuk alur pengelasanya dari
kiri kekanan, untuk gerakan atau ayunan elektroda bisa spiral, zig-zag, atau
bentuk angka delapan. Untuk penggunaan elektroda bisa menggunakan
elektroda dengan kode E6022 dan E7020.

b) Posisi datar tegak (horizontal). Pada posisi horizontal, benda kerja berdiri
tegak atau miring sedikit dari arah gerak elektroda las.

Untuk sudut elektroda dari bawah keatas sudutnya 90 o, sedangkan kemiring ke


kanan sebesar 80o-85o, untuk alur pengelasanya dari kiri kekanan, untuk
gerakan atau ayunan elektroda bisa spiral, zig-zag, atau bentuk angka delapan.
Untuk penggunaan elektroda bisa menggunakan elektroda dengan kode E6010
dan E7014.

c) Posisi tegak lurus (vertical). Pada posisi pengelasan vertikal, posisi benda
kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerakan
elektroda las, yaitu naik atau turun.

Posisi elektroda pada pengelasam posisi ini, elektroda tegak lurus dari sisi
kanan atau kiri yaitu sudutnya sebesar 900 dan elektroda miring kearah
kebawah 800. Untuk penggunaan elektroda bisa menggunakan elektroda
dengan kode E8018 dan E7010.

d) Posisi Atas Kepala (Overhead). Pada posisi pengelasan over head, benda kerja
terletak diatas kepala tukang las (welder).

Posisi pengelasan ini yaitu letak elektroda berada dibawah benda kerja.Sudut
elektroda pengelasan ini, sisi elektroda kanan kiri tegak lurus, dan arah
kebawah sudut sebesar 1000.Untuk penggunaan elektroda bisa menggunakan
elektroda dengan kode E12016 dan E10010.
5. Jenis Gerakan Elektroda

Berikut macam-macam gerakan elektroda saat proses pengelasan

a) Alur spiral. b) Alur zig-zag

c) Alur segitiga
6. Pengaruh Kecepatan Elektroda pada Hasil Pengelasan SMAW

Hasil pengelasan yang bagus dapat diketahui dengan melihat alur


kecepatan memainkan elektroda las.

a) Lambat

b) Sedang

c) Cepat
7. Perlengkapan Mesin Las.
a) Mesin Las

Jika ditinjau dari arus yang ke luar, pesawat las dapat digolongkan
menjadi :
1) Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)
Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang
dihubungkan dengan jala PLN atau dengan pembangkit listrik, motor
disel, atau motor bensin.Kapasitas trafo biasanya 200 sampai 500
ampere. Sedangkan voltase (tegangan) yang ke luar dari pesawat trafo ini
antara 36 sampai 70 volt, dan ini bervariasi menurut pabrik yang
mengeluarkan pesawat las trafo ini. Gambar memperlihatkan salah satu
jenis pesawat las transformator AC.
2) Pesawat Las Arus Searah (DC)
Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier,
pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat
pembangkit listrik yang digerakan oleh motor listrik digerakkan oleh
motor listrik (motor generator).

3) Pesawat Las AC-DC


Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus
bolak-balik dan arus searah. Dengan pesawat ini akan lebih banyak
kemungkinan pemakainya karena arus yang keluar dapat searah maupun
bolak-balik (AC-DC).
Pesawat las jenis ini misalnya tranformator rectifier maupun pembangkit
listrik motor diesel.

b) Alat-alat bantu Las


1) Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dengan karet isolasi. Kabel las ada tiga macam, yaitu :
a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda
kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan lisrtik dengan pesawat las.

2) Pemegang Elektroda

Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda


ini terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan
penyekat (biasanya dari embonit).
3) Palu Las
Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada
jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah
las.Gunakanlah kacamata terang pada waktu pembersihan terak, sebab
dapat memercikan pada mata.
4) Sikat Kawat

Sikat kawat digunakan untuk :


a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas dari kotoran,
b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan
palu las.

5) Klem massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja.Terbuat
dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga).Klem masa
dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja
dengan baik.Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat,
minyak dan sebagainya).

6) Penjepit
Ini digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas sehabis pengelaan.
7. Elektroda

Elektroda yang dipergunakan pada las busur mempunyai perbedaan


komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda
berselaput .
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara
destruksi, semprot atau celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan
panjang antara 350 sampai 450 mm.

8. Perlengkapan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja).

a) Safety shoes
b) Wear pack
c) Topeng las
d) Sarung tangan
e) Apron
f) Masker
B. Tinjauan Pustaka OAW

1. Pengertian Las Asetilin (las oxy-acetylene)

Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara


manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan
sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran
C2H2dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses
penyambungan tanpa penekanan. Disamping untuk keperluan pengelasan
(penyambungan) las gas dapat juga dipergunakan sebagai : preheating,
brazing, cutting, danhard facing, penggunaan untuk produksi (production
welding), pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair &
maintenance).

Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja


karbon, terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding
tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non
ferrous dapat dilas dengan las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah
(filler metal).

Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam,


propane, untuk logamlogam dengan titik cair rendah. Pada proses
pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini
didapatkan dari udara dimana udara sendiri mengandung oxygen (21%),
juga mengandung nitrogen (78%), argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon
dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.

2. Gambar bentuk tabung oksigen dan tabung asetilin


Gambar : Tabung asetilen dan oksigen untuk pengelasan oksiasetilen
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh
melebihi 100 kPa dan disimpan tercampur dengan aseton.Tabung asetilen diisi
dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan
gas asetilen. Tabung asetilen mampu menahan tekanan sampai 1,7 MPa. Skema
nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar berikut:

Gambar : Skema nyala las oksiasetilen dan sambungan gasnya

Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral,
reduksi, dan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini

Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar

Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala
memerlukan perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti
yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah
reaksi gas CO atau H2dengan oksigen

3. Macam-macam Nyala Api Las Asetilin.

a) Nyala Api Oksidasi

Sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.


Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen
maka kita akan dapatkan nyala api oksigen lebih. Nyala apinya pendek dan
berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.

b) Nyala Api Netral

Kegunaan dari nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami
surfacehardening. Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api
kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning

c) Nyala Api Karburasi


Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita mengurangi aliran gas oksigen.
Nyala apimenampakkan kerucut api dalam dan antara. Nyala api luar berwarna
biru.

4. Membuat Rigi -rigi Las Asetilin

Membuat rigi-rigi merupakan keterampilan dasar dalam melaksanakan


pekerjaan las. Dengan membuat rigi-rigi peserta diklat akan mengetahui teknik.

pengelasan secara mendasar. Adapun pembuatan rigi-rigi ada 2 macam yaitu :

a) Membuat rigi-rigi las tanpa kawat (gambar 2)

b) Membuat rigi-rigi las memakai kawat (gambar 3)

Gambar 1. Membuat Rigi-rigi Las Tanpa Kawat.


Gambar 2.Membuat Rigi-rigi Las Memakai Kawat

5. Cara Menyalakan Api

a) Buka katup botol oksigen dan asetelin.

b) Atur tekan yang diinginkan sesuai dengan nozel yang dipakai.

c) Buka katup asetilin pada brender.

d) Nyalakan pemercik apai dan sulutkan pada ujung brander.

e) Atur katup oksigen dan asetilin sesuai nyala yang diinginkan.


6. Cara mematikan Api

a) Tutup katup pada asetilin.

b) Tutup katup pada brender.

c) Tutup katup pada botol oksigen dan asetelin.

d) Buka katup oksigen dan asetelin pada brender untuk membuang sisa gas yang
ada pada slang gas atau saluran.

e) Tutup semua katup.

7. K3 pada Pengelasan Asetilin

Keselamatan Kerja pengelasan asetilin yaitu:

a) Didalam pekerjaan las gas diperlukan pakaian kerja yang dilindungi dengan
pelindung dari kulit (apron).

b) Jangan lupa pula mengenakan pelindung untuk sepatu.

c) Topi/helm dipergunakan untuk melindungi kepala/rambut dari percikan api.

d) Kaca mata untuk melindungi mata dari percikan-percikan api, dan sinar yang
menyilaukan dari ujung pembakar, serta untuk mengurangi panasnya api
terhadap mata.

8. Bahaya dari Penguraian Asetilen

a) Penyebab penguraian asetilen:

1) Api balik dari pembakar las sampaike botol asetilen.

2) Terjadi peningkatan panas dan kebakaran pada regulator gas.


b) Tanda-tanda:

1) Suhu botol yang meningkat.

2) Timbul jelaga.

3) Timbul bau tidak normal.

c) Pencegahan kecelakaan:

1) Segera tutup katup botol

2) Bawa botol gas ketempat aman dan guyur dengan air dingin.

3) Botol asetilen jangan lagi digunakan sebelum 24 jam dan


mendapatpemeriksaan dari pabrik.
9. Membersihkan Ujung Pembakar

Bila ujung dari pembakar tersumbat dan kotor, maka dapat dibersihkan
dengan cara:

a) Gosok-gosoklah pembakar yang masih menyala di atas kayu.

b) Apabila dengan cara pertama tidak berhasil, maka pergunakanlah pembersih


yang terbuat dari kawat baja dan sesuaikanlah besar kecilnya lubang dengan
diameter kawat baja pembersih yang ada.
BAB III
PERMASALAHAN

A. Permasalahan SMAW
1. 3 September 2014

Membersihkan laboraturium pengelasan serta menyiapkan alat dan bahan


untuk pengelasan.

2. 10 September 2014

a) Pelatihan pengelasan plat dengan las busur listrik untuk mahasiswa yang
belum pernah melakukan praktik pengelasan.

b) Mengetahui bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan pada proses praktik


pengelasan SMAW, seperti elektroda, mesin las dan lain-lain.

c) Menyalakan dan mengatur besar kecilnya ampere, sesuaikan dengan besar


kecilnya elektroda serta tebal plat yang akan dilas.

d) Penyambungan plat percobaan dan membuat rigi-rigi dengan las SMAW


dengan gerakan elrktroda spiral, percobaan ini dilakukan berkali-kali agar
tanga mahasiswa terbiasa dan tidak kaku saat menalankan elektroda.

3. 17 September 2014

Penyambungan plat sederhana dengan tetap memperhatikan besar kecilnya


ampere.
Langkah Kerja:
a) Mempersiapkan alat dan bahan.
b) Memotong pipa persegi dengan ukuran 50 mm x 50 mm.
c) Belah pipa dengan gergaji ditengah-tengah yaitu ukuran 25 mm.
d) Siapkan mesin las dan atur ampere yang akan digunakan untuk mengelas,
serta diameter elektroda yang akan digunakan sesuai ukuran tebal plat
yang akan dilas.
e) Sambung bagian yang digergaji menggunakan elektroda dengan cara
membuat rigi-rigi las menggunakan gerakan melingkar.
f) Dinginkan benda kerja kedalam air dingin, kemudian bersihkan kerak las.
g) Menilaikan hasil proses penyambungan pada dosen pembimbing.
h) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
i) Membersihkan laboratorium pengelasan.

4. 24 September 2014

Penyambungan siku pada plat


Langkah Kerja :
a) Mempersiapkan alat dan bahan.
b) Memotong pipa berbentuk persegi dengan ukuran 50 mm x 50 mm
kemudian potong pada bagian kedua siku pada arah berlawanan.
c) Siapkan mesin las dan atur ampere serta elektroda yang akan digunakan
untuk mengelas.
d) Sambung bagian siku yang digergaji menggunakan elektroda dengan cara
membuat rigi-rigi menggunakan gerakan melingkar.
e) Dinginkan benda kerja kedalam air dingin, kemudian bersihkan kerak las.
f) Menilaikan hasil penyambungan pada dosen pembimbing.
g) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
h) Membersihkan laboratorium pengelasan.

5. 1 Oktober 2014

Penyambungan bagian luar pada plat dan menyesuaikan panjang plat yang
telah ditentukan dengan besar ampere yang sudah diatur
Langkah Kerja:
a) Mempersiapkan alat dan bahan.
b) Memotong pipa berbentuk persegi dengan ukuran 50 mm x 50 mm
kemudian potong pada bagian kedua siku pada arah berlawanan.
c) Siapkan mesin las dan atur ampere serta elektroda yang akan digunakan
untuk mengelas.
d) Sambung siku bagian luar menggunakan elektroda dengan cara membuat
rigi-rigi menggunakan gerakan melingkar.
e) Mendinginkan benda kerja kedalam air dingin, kemudian bersihkan kerak
las.
f) Menilaikan hasil penyambungan pada dosen pembimbing.
g) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
h) Membersihkan laboratorium pengelasan.
6. 8 Oktober 2014

Penyambungan dalam pada plat, menjepitkan kedua plat membentuk siku


dan mengelas dari sudut dalamnya
Langkah Kerja:
a) Mempersiapkan alat dan bahan.
b) Memotong pipa berbentuk persegi dengan ukuran 50 mm x 50 mm
kemudian potong pada bagian kedua siku pada arah berlawanan.
c) Siapkan mesin las dan atur ampere serta elektroda yang akan digunakan
untuk mengelas.
d) Sambung bagian siku yang digergaji menggunakan elektroda dengan cara
membuat rigi-rigi menggunakan gerakan melingkar.
e) Dinginkan benda kerja kedalam air dingin kemudian bersihkan kerak las.
f) Menilaikan hasil penyambungan pada dosen pembimbing.
g) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
h) Membersihkan laboratorium pengelasan.

B. PERMASALAHAN OAW

1. 5 November 2014

Membersihkan laboraturium pengelasan serta menyiapkan alat dan bahan


untuk pengelasan serta pengenalan las asetelin, dan menyiapkan Las untuk
pengelasan.

2. 12 November 2014

Latihan penyambungan plat menggunakan bahan tambahan.

Langkah Kerja:

a) Mempersiapkan alat dan bahan.

b) Memotong plat lembaran dengan ukuran 50 mm x 100 mm sebanyak 2


lembar.

c) Menyiapkan mesin las asetilen dan atur nyala api dari blender yang akan
digunakan untuk mengelas.
d) Mengelas titik pada tiap ujung benda 1 dan 2 agar tidak lepas saat
melakukan pengelasan.

e) Menyambung benda kerja 1 dan 2 menggunakan bahan tambah hingga


matang dengan gerakan melingkar.

f) Rapikan hasil rigi-rigi las dengan pengulangan gerakan melingkar pada hasil
las tadi.

g) Dinginkan benda kerja kedalam air dingin.

h) Menilaikan hasil penyambungan pada dosen pembimbing.

i) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.

j) Membersihkan laboratorium pengelasan.

3. 19 November 2014

Latihan penyambungan plat tanpa menggunakan bahan tambahan.

Langkah Kerja:

a) Mempersiapkan alat dan bahan.

b) Memotong plat lembaran dengan ukuran 50 mm x 100 mm sebanyak 2


lembar.

c) Menyiapkan mesin las asetilen dan atur nyala api dari blender yang akan
digunakan untuk mengelas.

d) Mengelas titik pada tiap ujung benda 1 dan 2 agar tidak lepas saat
melakukan pengelasan.

e) Menyambung benda 1 dan 2 tanpa menggunakan bahan tambahan.

f) Dinginkan benda kerja kedalam air dingin.

g) Menilaikan hasil penyambungan pada dosen pembimbing.


h) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.

i) Membersihkan laboratorium pengelasan.

4. 26 November 2014

Latihan penyambungan sudut luar menggunakan bahan tambahan.

Langkah Kerja:

a) Mempersiapkan alat dan bahan.

b) Memotong plat lembara dengan ukuran 50 mm x 100 mm sebanyak 2


lembar.

c) Menyiapkan mesin las asetilen dan atur nyala api dari blender yang akan
digunakan untuk mengelas.

d) Merekayasa benda 1 dan 2 agar membentuk siku dan yang dilas pada bagian
luarnya.

e) Mengelas titik pada tiap ujung benda 1 dan 2 agar tidak lepas saat
melakukan pengelasan.

f) Mengelas benda kerja 1 dan 2 pada siku bagian luar dengan menggunakan
kawat hingga matang dan mencair menempel menjadi satu.

g) Rapikan hasil rigi-rigi las dengan pengulangan gerakan melingkar pada hasil
las tadi.

h) Dinginkan benda kerja kedalam air dingin.

i) Menilaikan hasil penyambungan pada dosen pembimbing.

j) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.

k) Membersihkan laboratorium pengelasan.


5. 4 Desember 2014

Latihan penyambungan sudut dalam menggunakan bahan tambahan.

Langkah Kerja:

a) Mempersiapkan alat dan bahan.

b) Memotong plat lembaran dengan ukuran 50 mm x 100 mm sebanyak 2


lembar.

c) Menyiapkan mesin las asetilen dan atur nyala api dari blender yang akan
digunakan untuk mengelas.

d) Merekayasa benda 1 dan 2 membentuk siku dan yang dilas bagian


dalamnya.

e) Mengelas titik pada tiap ujung benda 1 dan 2 agar tidak lepas saat
melakukan pengelasan.

f) Menyambung benda kerja 1 dan 2 pada siku bagian dalam dengan


menggunakan kawat hingga matang dan mencair menempel menjadi satu.

g) Rapikan hasil rigi-rigi las dengan pengulangan gerakan melingkar pada hasil
las tadi.

h) Dinginkan benda kerja kedalam air dingin.

i) Menilaikan hasil penyambungan pada dosen pembimbing.

j) Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula.

k) Membersihkan laboratorium pengelasan.

6. 10 Desember 2014

Ujian penyambungan plat dengan menggunakan bahan tambah


BAB IV
TUJUAN

A. Tujuan SMAW
1. Dapat mengetahui peralatan pengelasan, bahan pengelasan, serta peralatan
keselamatan.

2. Dapat mengoperasikan mesin las dengan baik dan benar sesuai dengan
prosedur yang berlaku.

3. Dapat membuat alur rigi-rigi las dengan baik dan rapi.

4. Dapat menyambung benda kerja dengan baik.

5. Dapat meyambung sudut luar dan dalam benda kerja dengan baik.

B. Tujuan OAW

1. Agar mahasiswa dapat membuat sambungan pengelasan asetelin dengan


bahan tambah maupun tanpa bahan tambah.

2. Agar mahasiswa dapat memvariasikan rigi-rigi pengelasan sesuai yang


dikehendakinya.

3. Agar mahasiswa dapat menyiapkan maupun mengembalikan ke semula


komponen las asetilin.
BAB V

MANFAAT

A. Manfaat SMAW

1. Dapat mengetahui serta paham akan peralatan pengelasan.

2. Dapat mengerjakan pengelasan secara baik dan benar dan bisa beradaptasi
dengan peralatan pengelasan.

3. Dapat menghasilkan sambungan las yang kuat dan berkualitas

4. Dapat melakukan penyambungan sudut atau siku.

B. Manfaat OAW

1. Mahasiswa bisa mengetahui teknik posisi pengelasan yang benar, terutama


penyambungan sudut luar maupun sudut dalam.

2. Mahasiswa bisa mengoperasikan las asetelin dengan benar.

3. Mahasiswa bisa mengetahui macam-macam teknik dalam pengelasan


asetelin, sebagai calon guru, mahasiswa mendapat bekal ilmu pengelasan
asetelin, yang bisa disalurkan kepada siswanya.
BAB VI

Pembahasan dan Analisis

A. Pembahasan dan Analisis

1. Hasil Posisi Pengelasan pada Posisi Sudut Dalam Kurang Bagus.

Gambar 7. Kesalahan pada Posisi Pengelasan Sudut Dalam

Saat proses pengelasan berlangsung, hasil pengelasan sudut dalam


tidak sempurna dan tidak lurus, ini dikarenakan posisi pengelasan
tidak sesuai prosedur.

2. Hasil Las SMAW Kurang Rata.


Gambar 9.Hasil Las tidak Bagus dikarenakan Ampre Las tidak
Stabil.

Saat proses pengelasan selesai, hasil las alurya besar dan kecil, kemungkinan
ini dikarenakan ampere las tidak stabil. Untuk mengatasinya, dilakukan
penyetelan kuat arus SMAW, dapat dilakukan dengan cara memutar tuas
pengatur kuat arus yang ada pada mesin las SMAW. Putar searah jarum jam
untuk menambah kuat arus dan berlawanan jarum jam untuk mengurangi kuat
arus. Ingat atur besar kuat arus sesuai dengan jenis elektroda dan tebal benda
kerja agar hasil las bisa maksimal. Sebelum pengelasan dilakukan, coba dahulu
elektrodanya pada benda lain, apakah hasilnya sudah maksimal atau belum.

B. Pembahasan dan Analisis OAW

1. Hasil Las Asetilin Kurang Matang dan Merata

Gambar 6.Hasil Las Asetilin Kurang Masak.

Pada saat proses pengelasan asetilin, hasil pengelasan kurang matang,


ciri-cirinya yaitu hasil pengelasan tidak rata, hal ini disebabkan karena
pengaturan nyala kurang tepat dan laju pengelasan yang terlalu tinggi.
Akibatnya dapat dilihat antara logam pengisi dan logam induk tidak
menyatu secara sempurna karena logam pengisi cair terlebih dahulu
sehingga tidak terjadi penetrasi pada proses pengelasan
BAB VII

KESIMPULAN

A. Kesimpulan SMAW

Hasil Pengelasan SMAW dipengaruhi oleh posisi saat pengelasan dan


pemilihan elektroda, jika posisi elektroda semakin tegak lurus dengan benda kerja,
maka kemungkinan yang akan terjadi adalah benda kerja berlubang hal ini karena
penetrasi busur terlalu mendalam, dan semakin besar amparenya maka semakin
cepat mencairnya elektroda. Semakin miring elektroda maka hasil lasan akan
melebar. Hal ini dikarenakan penetrasi yang kurang mendalam.
B. Kesimpulan OAW

Pada las asetilin, penyetelan katup karbit maupun oksigen sangat penting, dan
juga mempengaruhi hasil pengelasan. Jika nyala api kurang panas, bisa berakibat
kurang maksimalnya pencairan bahan tambah, begitu sebaliknya, jika terlalu
panas, bisa membuat benda kerja bolong (plat). Las asetilin lebih berbahaya dari
pad alas SMAW.
Daftar Pustaka

Asfarizal. 2008. Pengaruh Masukan PanasPengelasan Kampuh V Terhadap


Struktur Mikro.Teknik A. No. 30 vol. 1. Hlm. 25-32.
Ginting Dines. 1985. Dasar-Dasar Pengelasan. Jakarta: Erlangga.

http://academia.edu/8418562/Laporan-Praktek-Kerja-Las-Asetilen.html,diakses
pada 1 januari 2015 pukul 09.40

http://maskurmuslim.blogspot.com/2014/01/peralatan-las-listrik-beserta-
bungsinya.html,diakses pada pada 1 januari 2015 pukul 09.40

http://terasepte.blogspot.com/2013/07/las-gas_3604.html,diakses pada 1 januari


2015 pukul 09.40

Raharjo Samsudi dan Rubijanto.2012. Variasi Arus Listrik Terhadap Sifat


MekanisSambungan las Shielding Metal Arc Welding (SMAW).Simposium
Nasional RAPI XI FT UMS 2012. Hlm. 93-97.

Anda mungkin juga menyukai