Anda di halaman 1dari 450

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah ya Allah atas segala berkah dan rahmat


yang telah engkau anugerahkan, yang telah membuat
imajinasi mengalir deras, berkembang luas dan akhirnya
penulis mampu mengemas sebuah cerita. Keselamatan
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. M..
Agus Martawijaya, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Telaah Kurikulum Sekolah Menengah, tanpa
bimbingan beliau, penulis tidak mampu menyelesaikan
buku yang berjudul “Perantara” ini dengan baik.
Perjalanan panjang penulis mengarungi perkuliahan
semester lima ini, dalam kesenangan dan kebahagiaan,
dalam kesusahan dan kesedihan, telah menjadikan sebuah
motivasi untuk membuat sebuah buku berkenaan dengan
materi sma yang diberkan ketika mengikuti perkuliahan
Telaah Kurikulum Sekolah Menengah.
Sebuah buku yang ditulis atas dasar kompetensi dasar
dari materi sma yang diberikan kepada penulis pada saat

Besaran Dalam Kehidupan 1


mengikuti perkulihan Telaah Kurikulum Sekolah
Menengah, penulis mencoba mengungkapkan dan
memaparkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi
yang saya dapat.
Buku ini ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah
Telaah Kurikulum Sekolah Menengah dan juga membagi
pengetahuan mengenai teknologi digital selaku materi
penulis kepada seluruh masyarakat khususnya untuk peserta
didik sma.
Segala koreksi, saran, dan juga kritikan adalah penulis
harapkan, karena penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekeliruan dalam buku ini.
Harapan penulis, semoga dengan adanya buku ini bisa
mendatangkan banyak manfaat bagi pembaca.

Makassar, 16 Desember 2017

Penulis

Besaran Dalam Kehidupan 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Makna kompetensi inti 2
A. Makna Kompetensi Inti Spiritual 4
B. Makna Kompetensi Inti Sosial 5
C. Makna Kompetetnsi Inti Pengetahuan 7
D. Makna Kompetensi Inti Keterampilan 10
1.2 Pembelajaran Fisika Kearifan Lokal 11
BAB II PENGUKURAN 17
2.1 Pengertian Pengukuran 18
2.2 Besaran Fisika dan Satuan 20
A. PengertianBesaran dan Satuan 20
B. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan
Waktu 37
C. Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik 38
D. Mengonversi Satuan Besaran dan Satuan 40
2.3 Aturan Angka Penting dan Notasi Ilmiah 41
A. Aturan Angka Penting 42
B. Aturan Pembulatan Angka 43
C. Operasi – operasi dalam angka Penting 43

Besaran Dalam Kehidupan 3


D. Notasi Ilmiah 45
2.4 Ketepatan dan Ketelitian 47
A. Istilah yang Digunakan dalam Pengukuran 48
BAB 3 DIMENSI KETERAMPILAN 65
3.1 Makna Dimensi Keterampilan 66
3.2 Penerapan Dimensi Keterampilan 68
3.3 Merancang Alat Pengukuran Modern 80
BAB 4 DIMENSI SPIRITUAL 91
4.1 Makna Pengukura dalam Dimensi Spiritual 92
A. Besaran Fisis 93
B. Ketelitian 94
C. Dimensi Ruang dan Waktu 95
BAB 5 DIMENSI SOSIAL 97
5.1 Makna Penfukuran dalam Dimensi Sosial 98
BAB 6 SISTEM SOSIAL 105
6.1 Pengertian Sistem Sosial 106
A. Sistem Sosial 106
B. Sistem Sosial Menurut Ahli 107
6.2 Fungsi Sistem Sosial 113
6.3 Tindakan Sosial 120
BAB 7 PRINSIP REAKSI 131
7.1 Sistem Pembelajaran 132
7.2 Pengertian Prinsip Reaksi 135
7.3 Karakteristik Peserta Didik 136

Besaran Dalam Kehidupan 4


7.4 Prinsip Belajaran Terkait Proses Belajar 144
7.5 Prinsip Harus Dipegang Teguh Guru 159
7.6 Teori Belajar Piaget 161
7.7 Interaksi Sosial dalam Kelas 163
BAB 8 SINTAKS PEMBELAJARAN 169
8.1 Model Pembelajaran 170
8.2 Jenis – Jenis Sintaks Biasa Digunakan 175
8.3 Sintaks Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal
182
BAB 9 SISTEM PENDUKUNG 205
9.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 206
A. Definisi RPP 206
B. Prinsip, Tujuan, Fungsi, Komponen RPP 206
C. Kegiatan Pembelajaran 212
D. Sumber Belajar 213
E. Penilaian Hasil Belajar 213
9.2 Lembar Kerja Peserta Didik 213
A. Kriteria Penyusunan dan Penulisan LKPD 214
B. Langkah-langkah Penulisan LKPD 217
9.3 Buku GURU 219
A. Kedudukan dan Fungsi Buku Guru 219
B. Struktur Buku Guru 221
9.4 Buku Siswa 224
A. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa 224

Besaran Dalam Kehidupan 5


BAB 10 SISTEM PENILAIAN 233
10.1 Pengertian sistem Penilaian 234
10.2 Perlunya Standar Penilaian 237
A. Peran Guru 238
B. Peran siswa 243
C. Peran Sekolah 245
10.3 Siswa menjadi Pembelajaran Lebih Biak 246
10.4 Penilaian dan Motivasi Belajar Siswa 247
A. Penilaian Autentik 247
B. Penilaian Sikap 251
C. Penilaian Keterampilan 252
D. Penilaian Portofolio 255
10.5 Reformasi dalam Penilaian 257
10.6 Alat Penilaian 258
10.7 Menyusun Alat Penilaian Pembelajaran 264
10.8 Tujuan Penilaian Belajar 265
10.9 Jenis – jenis Penilaian Tes Tertulis 273
BAB 11 LAMPIRAN 277
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 278
Lembar Kerja Peserta Didik 335
Buku Guru 350
Buku Siswa 381
Lembar Evaluasi 401
Lembar Penilaian 406

Besaran Dalam Kehidupan 6


DAFTAR PUSTAKA 417

Besaran Dalam Kehidupan 7


BAB 1
PENDAHULUAN

Ikhlas bukan berarti kita


pasrah menerima, tapi
ihklas adalah kekuatan
besar untuk kita terus
berusaha agar mendapat
yang lebih baik

Besaran Dalam Kehidupan 1


1.1 MAKNA KOMPETENSI INTI
1

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan


Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan
yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-
anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan dapat pula diartikan usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang
luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang di harapkan
dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita
untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah
Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya

Besaran Dalam Kehidupan 2


dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang
menyangkut sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dimiliki oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan
pembelajaran (kompetensi dasar). Perolehan kompetensi dalam
pembelajaran pada umumnya berlangsung secara berurutan.
Namun proses belajar untuk mencapai kompetensi sikap tidak
berlangsung secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam belajar
pengetahuan dan keterampilan yang difasilitasi guru. Bila guru
menghendaki siswa bersikap kritis, maka bahan ajar ketika
mempelajari pengetahun dan keterampilan hendaknya memuat
tugas atau pertanyaan yang melatih siswa agar kritis.
Fenomena yang terjadi pada masa lalu pada
kenyataannya terdapat dikotomi antar mata pelajaran yang saling
lepas dalam tanggungjawab dalam membentuk sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik, akibatnya banyak
lulusan pendidikan dasar dan menengah tidak memiliki standar
kompetensi lulusan yang sesuai dengan amanat tujuan pendidikan
nasional. Kondisi ini disebabkan oleh karena tidak adanya
pengaturan kompetensi yang mengikat (kompetensi inti)
antarjenjang pendidikan pada masing-masing satuan pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan suatu
hal dijadikan patokan bagi pendidik maupun lembaga pendidikan
agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai.
Besaran Dalam Kehidupan 3
A. Makna kompetensi inti spiritual
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”.
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap
menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan
sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya
interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan
sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam
upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
menyangkut moral yang mampu memberikan pemahaman
yang menyatu untuk membedakan sesuatu yang benar
dengan yang salah (Danah Zohar dalamTaufik Baharuddin,
hal 189).
Materi yang dibahas dalam buku ini yaitu mengenai
pengukuran, jika dikaitkan dengan ayat – ayat suci al-qur’an
maka pengukuran tersebut berkaitan dengan surah al-qomar
ayat 49, al an’am 181-183 yang membahas mengenai
takaran menggunakan alat pengukuran massa, al-araf, serta
surah yunus yang membahas salah satu dari besaran fisis
kecepatan.

Besaran Dalam Kehidupan 4


B. Makna Kompetensi Sosial
“Mengembangkan dan mengamalkan perilaku (jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan pro-
aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”.
Dalam kehidupan sehari-hari tentu saja kita tidak
dapat hidup dengan sendiri. Hal ini sesuai dengan
pernyataan bahwa manusia merupakan makhluk sosial.
Saat kita berinteraksi dengan orang lain, secara tidak
sadar hal tersebut menunjukkan bahwa kita memiliki sebuah
kemampuan sosial. Kemampuan sosial juga bermanfaat
sebagai sarana penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar.
Kemampuan sosial yang dijelaskan di atas lebih
dikenal dengan komptensi sosial. Namun, sayang sekali
banyak pihak yang beranggapan bahwa kemampuan sosial
hanya sekedar digunakan untuk media interaksi saja.
Hal tersebut bisa dikarenakan kurang pahamnya
terhadap pengertian dari kompetensi sosial. Secara umum
kompetensi sosial ialah kemampuan individu untuk
berinteraksi dengan individu lain yang nantinya akan
menghasilkan suatu hubungan komunikasi. Dari pengertian
Besaran Dalam Kehidupan 5
di atas, mengundang para ahli untuk memaparkan
pendapatnya mengenai kompetensi sosial, meliputi:
1. Adam berpendapat bahwa kompetensi sosial merupakan
kemampuan yang memiliki hubungan serta dengan tata
cara seseorang untuk memampu menyesuaikan diri dari
lingkungannya.
2. Leahly berpendapat kompetensi sosial merupakan suatu
jenis kemampuan yang dimiliki oleh anak-anak sejak
lahir.
3. Waters mengungkapkan bahwa kompetensi sosial
merupakan ajakan yang ada dalam lingkungan sehari-hari
untuk berinteraksi merespon teman-teman serta
memberikan perhatiannya dengan cara yang khusus.
Berkaitan dengan tujuan yang ada pada perilaku
seorang guru tentu saja kompetensi sosial yang ada pada
kepribadiannya haruslah seimbang. Ia harus mampu
memikul tanggung jawab serta kewenangan yang ada pada
anak didiknya.
Oleh karena itu, ada beberapa kompetensi sosial
yang harus dimiliki oleh guru agar dapat berkomunikasi dan
bergaul secara efektif.
Dalam kehidupan sehari–hari kita sering menemui
berbagai penggunaan pengukuran, besaran fisis, ketelitian
serta kerapatan. Kita sering melihat dibidang ekonomi
dimana penjual akan menentukan ukuran dari benda tersebut
Besaran Dalam Kehidupan 6
kemudian menentukan harga pada penjual, serta penggunaan
alat – alat ukur yang sesuai dalam kehidupan sehari – hari
misalnya pengukuran luas tanah, maka orang – orang akan
menggunakan meteran karena tidak bisa mengggunakan
mistar, jangka sorong, serta micrometer secrup.
C. Kompentensi Pengetahuan
“Peserta didik mampu menerapkan prinsip prinsip
pengukuran besaran fisis, menggunakan alat – alat ukur yang
sesuai terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka yang
memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak menjadi
bilangan notasi ilmiah.
Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan
merupakan bagian dari penilaian pendidikan. Dalam
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang
mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah..

Besaran Dalam Kehidupan 7


Adapun penilaian pengetahuan dapat diartikan
sebagai penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl,
2001). Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk
mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan peserta
didik.
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat
dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga
digunakan sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik
dan perbaikan proses pembelajaran. Pedoman penilaian
kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan
teknis bagi pendidik untuk melakukan penilaian
sebagaimana dikehendaki dalam Permendikbud Nomor 66
Tahun 2013.
1. Cakupan Penilaian Pengetahuan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan dalam lampirannya menuliskan bahwa untuk
semua mata pelajaran di SMP, Kompetensi Inti yang
harus dimiliki oleh peserta didik pada ranah pengetahuan
adalah memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

Besaran Dalam Kehidupan 8


ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual berisi konvensi
(kesepakatan) dari elemen-elemen dasar berupa istilah
atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar
pembicaraan dalam suatu bidang disiplin ilmu atau
mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl,D. 2001).
Pengetahuan faktual meliputi aspek-aspek
pengetahuan istilah, pengetahuan khusus dan elemen-
elemennya berkenaan dengan pengetahuan tentang
peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi,
dan sebagainya. Pengetahuan Konseptual
b. Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam
suatu disiplin ilmuyang memungkinkan orang untuk
mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau
bukan contoh, juga mengelompokkan
(mengkategorikan) berbagai objek. Pengetahuan
konseptual meliputi prinsip (kaidah), hukum, teorema,
atau rumusyang saling berkaitan dan terstruktur
dengan baik (Anderson, L. & Krathwohl, D.2001).
c. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana urutan langkah-langkah dalam
melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural
Besaran Dalam Kehidupan 9
meliputi pengetahuan dari umum ke khusus dan
algoritma, pengetahuan metode dan teknik khusus dan
pengetahuan kriteria untuk menentukan penggunaan
prosedur yangtepat (Anderson, L. & Krathwohl, D.
2001).
D. Makna Kompetensi Keterampilan
Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah.
Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan
merupakan penilaian yangdilakukan terhadap peserta didik
untuk menilaisejauh mana pencapaian SKL, KI, dan KD
khusus dalam dimensi keterampilan. SKL dimensi
keterampilan untuk satuan pendidikan tingkat
SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah lulusan memiliki
kualifikasi kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis (Permendikbud
54 tahun 2013 tentang SKL).
SKL ini merupakan tagihan kompetensi minimal
setelah peserta didik menempuh pendidikan
Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi
keterampilan peserta didik yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Besaran Dalam Kehidupan 10
Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba,
mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret
keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat.
Sedangkan dalam ranah abstrak, keterampilan ini
mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang . Pada setiap akhir tahun
pelajaran, sesuai dengan Permendikbud Nomor 68 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-
MTS, kompetensi inti keterampilan (KI-4), yang menjadi
tagihan di masing-masing kelas.
Meyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah.

1.2 PEMBELAJARAN FISIKA KEARIFAN


1 LOKAL
Chiappetta & Kobala (2010) menyatakan
bahwa sains pada hakikatnya merupakan kumpulan
pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan
berfikir (a way of thinking), and cara untuk
menyelidiki (a way of investigation). Mengacu pada
hakikat ini, pembelajaran sains (Fisika) harus
didesain sedemikian mungkin sehingga siswa
terlibat dalam proses berfikir, bekerja, dan
Besaran Dalam Kehidupan 11
berbicara melalui minds-on dan hands-on. Kegiatan
berfikir dan berbicara dilakukan melalui minds-on
sedangkan kegiatan bekerja dilakukan melalui
hands-on atau dengan kata lain hands-on berkaitan
dengan proses memverifikasi konsep, prinsip,
hukum, dan teori. Oleh sebab itu, belajar bermakna
dalam pembelajaran Fisika dapat tercapai dengan
baik.
Belajar bermakna menurut Ausubel (dalam
Dahar, 2002:95) adalah suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep yang relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang
(peserta didik). Menciptakan proses belajar
mengajar yang bermakna, kondusif, dan inovatif di
kelas seharusnya senantiasa perlu diupayakan oleh
seorang guru sebagai pendidik yang professional.
Berbagai macam cara yang dapat ditempuh dalam
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
bermakna.
Untuk membuat kebermaknaan pada
pembelajaran fisika agar dapa lebih menarik
perhatian dan memperkuat dalam mengingat maka
alangkah baiknya apabila ditempuh seperti

Besaran Dalam Kehidupan 12


mengkaitkan dalam kehidupan seharu-hari dan
ditunjang dengan cara ilmiah.
Yang dimaksud dengan cara-cara sehari-hari
dan cara-cara ilmiah dalam hal ini adalah
mendesain pembelajaran sains (Fisika) dengan
menyelaraskan atau mengaitkan antara dunia siswa
dan kearifan lokal atau budayanya dengan dunia
sekolah dan kelas.
Kearifan lokal merupakan pandangan hidup,
ilmu pengetahuan, dan berbagai strategi yang
berwujud aktivitas sebagai landasan pembentukan
jati diri bangsa secara nasional yang sesungguhnya
mengandung keteladanan dan kebijaksanaan hidup.
Menurut Alwasilah (2009), kearifan local
adalah koleksi fakta, konsep kepercayaan, persepsi
masyarakat ihwal dunia sekitar, menyelesaikan
masalah, dan memvalidasi informasi. Singkatnya,
kearifan local adalah bagaimana pengetahuan
dihasilkan, disimpan, diterapkan, dikelola, dan
diwariskan. Secara umum, maka kearifan local atau
local wisdom dapat diartikan sebagai suatu hasil
pemikiran (gagasan) masyarakat setempat yang
sifatnya bernilai baik, bijaksana, arif, dan
bermanfaat dalam menjalankan aktivitas kehidupan

Besaran Dalam Kehidupan 13


sehari-hari, yang tertanam dan diikuti oleh
masyarakat setempat. Dengan kata lain, bahwa
eksistensi kearifan local bukanlah sesuatu tanpa
fungsi di tengah kehidupan masyarakat
global.Sebagai contoh kearifan lokal bugis, salah
budaya bugis yang dikenal yaitu budaya siri’.
Menurut Abbas (2014), konsep siri’ masiri’
merupakan kondisi dimana seseorang merasa malu
jika tidak mampu mempertahankan, dan atau
meningkatkan prestasi kualitas diri. Sehubungan
dengan proses belajar IPA (Fisika, maka konsep siri’
masiri’ ini berfungsi sebagai daya pendorong yang
kuat dalam berprestasi atau berfungsi sebagai
motivasi untuk belajar. Dengan kata lain, melalui
konsep siri’ siswa terdorong untuk selalu berusaha
dan bekerja keras meningkatkan prestasinya. Oleh
karena itu, guru diharapkan senantiasa mendorong
dan memotivasi peserta didik dengan memberikan
penghargaan terhadap hasil pemikiran dan
pandangan siswa. Oleh karena itu dengan
menggabungkan konsep kearifan lokal dengan ilmu
fisika, khususnya kearifan lokal suku bugis (konsep
masiri’) dapat meningkatkan motivasi belajar serta

Besaran Dalam Kehidupan 14


membuat hubungan antara manusia dan Tuhan
yang maha kuasa menjadi baik dan terjaga.
Untuk mencapai tujuan generasi emas tahun
2045, para pejuang pendidikan telah membangun
terus menerus kurikulum,perangkat, metode dan
sebagainnya. Hingga saat ini telah menetapkan K13
sebagai kurikulum yang di selaraskan di jenjang
pendidikan. Oleh karena itu, anda perlu mengetahui
kompetensi inti yang akan dicapai bersama.
Kompetensi inti yang dimaksud yaitu, KI 1, KI 2, KI 3
, dan KI 4.
Kompetensi inti yang dirancang terbagi
dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan yang
(kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2),
pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan
pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat
kelompok itu menjadi acuan kompetensi dasar dan
harus dikembangkan dalam setiap pembelajaran
integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan
sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara
tidak langsung ( indirect teaching) yaitu, pada
waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan
dan penerapan pengetahuan.

Besaran Dalam Kehidupan 15


Sesuai dengan Permendikbud no.24 tahun
2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi
dasar, yang akan di bahas selanjutnya mengenai
materi besaran,satuan, dan penerapannya serta
ketelitian dan ketidakpastian.

KATA BIJAK

“Iyatopa upoadakko, appjio


siomumadeceng kalawing ati, apa’
sininna decengge enrengge upe’e
polemanenggi rideceng kalawing atie.”

Artinya: “juga saya katakan, cintai dan


berbaiksangkalah kepada
sesamamu, sebab semua
kebaikan dan kemujuran
bersumber dari baik
sangka/ketulusan hati.”

Besaran Dalam Kehidupan 16


Besaran Dalam Kehidupan 17
BAB 2
PENGUKURAN

Sukses hanya bagi orang


yang tetap semangat meski
halangan dan rintangan di
depan mata

Besaran Dalam Kehidupan 18


2.1 PENGERTIAN PENGUKURAN

Ketika mendengar atau membicarakan


tentang pengukuran, pastinya kalian sudah
menganggap hal itu sudah tidak asing lagi. Taukah
kalian, bahwa pengukuran yang biasa kalian
dengarkan adalah bagian terdasar dari ilmu fisika.
Pengukuran adalah membandingkan suatu benda dengan
besaran lain yang sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya,
alat pembanding itulah yang dinamakan dengan alat ukur.
Pengukuran supaya memiliki ketelitian pengukuran dan
ketepatan dalam pengukuran, harus digunakan alat yang sudah
diakui secara internasional juga sudah ditera ketepatan (akurasi)
serta ketelitian (presisi). Misalnya bila kita akan mengukur
panjang meja maka harus digunakan mistar jangan menggunakan
jari tangan apabila akan mengukur suhu air harus menggunakan
termometer tidak boleh dengan ujung jari yang menunjukkan
panas dingin atau hangat.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi dan
memperoleh kebenaran secara empiris melalui panca indera.
karena itu pengukuran merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses membangun konsep-konsep fisika. Pengukuran

Besaran Dalam Kehidupan 19


dilakukan langsung untuk mengetahui kuantitas besaran-besaran
fisika seperti yang sudah dibahas dalam besaran dan pengukuran
Salah satu alat ukur yakni:

Gambar 1. Jangka sorong


Pengukuran juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sederhana dan penting dalam kehidupan kita, bukan hanya dalam
pelajaran fisika tapi dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran
sangat diperlukan oleh pedagang sayur ketika akan menjual
bawang harus menimbang bawang yang akan dijualnya atau
pedagang kain harus mengukur kain yang akan dijualnya.
Demi ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) maka
diperlukan alat ukur yang sudah diakui secara Internasional
karena kalau pengukuran dengan menggunakan anggota tubuh
(kualitatif) misalnya jari seperti contoh di atas tentu tidak akurat
dan berubah-ubah.
Presisi adalah derajat kepastian hasil suatu pengukuran
sedangkan akurasi menunjukan seberapa tepat hasil pengukuran
mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi bergantung pada alat
yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Umumnya

Besaran Dalam Kehidupan 20


semakin kecil pembagian skala suatu alat semakin teliti (pesisi)
hasil pengukuran alat tersebut.
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
pengukuran merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan
sehingga dapat memperoleh data berupa kuantitatif dan kualitatif.

2.2 BESARAN FISIKA DAN SATUAN

Di dalam pembahasan sehari-hari yang dimaksud dengan


berat badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian
berat dan massa berbeda. Berat badan dapat di tentukan dengan
menggunakan alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah
ditimbang berat badan sebesar 50 kg atau dalam fisika bermassa
50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat
di ukur dan dapat dinyatakan dengan angka dan satuan. Panjang
dan massa merupakan besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah
ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas.
A. Pengertian besaran dan satuan
Apa itu besaran?, sering kali ketika kita
atau siswa yang ditanya apa itu besaran?.
Terkadang mereka diam ragu-ragu untuk
menjawab, bahkan tidak tahu sama sekali. Materi
yang sebenarnya menjadi dasar untuk
mempelajari ilmu fisika lebih jauh jadi dilupakan.

Besaran Dalam Kehidupan 21


Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran
yang bukan besaran fisika, misalnya perasaan sedih, gembira,
dan lelah. Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat
dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan
besaran fisika.
Menurut Syarifudin (2011), Besaran adalah
sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan angka. Untuk memperjelas tentang
besaran, Alljabbar (2008) berpendapat bahwa
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur
atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan
mempunyai satuan.
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka
dapat di tangkap dengan jelas bahwa. Sesuatu
dikatakan besaran apabila dapat diukur atau
dihitung, dan dinyatakan dengan angka. Selain
itu, besaran juga dapat dikatakan suatu tetapan
yang disepakati dalam satuan internasional (SI).
Besaran di dalam ilmu fisika terbagi atas dua
bagian, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat
standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan
mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem satuan

Besaran Dalam Kehidupan 22


standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para
ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan
dalam dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem
metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau
MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut sistem
internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau
CGS (Centimeter Gram Second).

Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu :


a. Besaran pokok
Besaran pokok merupakan sesuatu yang
satuannya telah ditetapkan dan tidak berasal
dari besaran lain, sehingga besaran pokok ini
yang pertama ditetapkan oleh ilmuan.
Besaran poko terdiri dari Panjang (m), Massa
(kg), waktu (s), suhu (K), Kuat arus (A),
intensitas cahaya (candela), dan jumlah zat
(mol).
Tabel 1. Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik pengukuran
Satuan
Besaran Satuan
N0 Singkatan Sistem Singkatan
Pokok SI/MKKS
CGS
1 Panjang meter m centimeter cm
2 Massa kilogram kg gram g
3 Waktu detik s detik s

Besaran Dalam Kehidupan 23


4 Suhu kelvin K Kelvin k
Kuat arus
5 ampere A stat ampere statA
listrik
Intensitas
6 candela Cd candela Cd
cahaya
7 Jumlah zat kilo mol kmol mol mol
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua
besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang datar
dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan
steradian (sr).
Mari kita membahas seperti apa
bagian-bagian dari besaran pokok itu.
1. Panjang
Tahukah kalian apa itu panjang?, kita
sering sekali mendengarkan dan bahkan
menggunakan kata panjang. Defenisi
panjang di dalam ilmu fisika menurut
Dounglash (2001) yaitu ukuran jarak yang
ditempuh cahaya selama interval waktu
tertentu. Panjang memiliki satuan meter
(m) dan panjang biasanya disimbolkan
dengan hurup l,x,s, dan sebagainya.
Alat-alat yang digunakan untuk
mengukur panjang adalah mistar, jangka
sorong dan mikrometer sekrup.
Perhatikan gambar dibawah ini :
Besaran Dalam Kehidupan 24
a. Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam
jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau
logam, mistar tukang kayu, dan penggaris
berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai
batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran
pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter.
Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Posisi mata harus melihat tegak lurus
terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal
ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam
melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.

http://wapsbagi.blogspot.co.id/2016/07/alat-ukur-
panjang.html
Gambar 2. Alat ukur panjang (mistar)
b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur
panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10
cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong juga dapat digunakan untuk
mengukur diameter cincin dan diameter bagian

Besaran Dalam Kehidupan 25


dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka
sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1
cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius.
Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1
mm.

http://kirchhoffxmia4.weebly.com/cara-
menggunakan-jangka-sorong-dan-mikrometer-
sekrup.html
Gambar 3. Alat ukur panjang (Jangka
sorong)
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian
0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup
dapat digunakan untuk mengukur benda yang
mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti
mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan
onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah
rahang putar, skala utama, skala putar, dan
silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama
bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk

Besaran Dalam Kehidupan 26


skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar
bagian-bagian dari mikrometer.

Gambar 4. Alat ukur panjang


(mikrometer sekrup)
2. Massa
Massa (berasal dari bahasa Yunani
μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu
benda yang digunakan untuk
menjelaskan berbagai perilaku objek yang
terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari,
massa biasanya disinonimkan dengan
berat.
Namun menurut pemahaman
ilmiah modern, berat suatu objek
diakibatkan oleh interaksi massa dengan
medan gravitasi. Massa juga dapat
didefinisikan sebagai ukuran sifat suatu
benda yang terdiri dari berbagai macam
penyusun benda itu sendiri. Massa
mempunyai satuan kilogram (kg) dan

Besaran Dalam Kehidupan 27


massa ini biasanya disimbolkan dengan
huruf m.
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga
lengan adalah sebagai berikut:
a. Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan
tiap skala bernilai 1 g.
b. Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap
skala sebesar 100 g.
c. Lengan belakang dengan skala bernilai 10
sampai 100 g, tiap skala 10 g.
Alat ukur massa terbagi atas
beberapa macam. berikut adalah alat
ukur massa.
a. Neraca ohaus 310

http://persadamedica.com/store/category/2
258/timbangan.html

Gambar 5. Neraca Ohaus 310

b. Neraca ohaus 311

Besaran Dalam Kehidupan 28


Gambar 6. Neraca Ohaus 311
c. Neraca ohaus 2810

http://www.atmosferku.com/2015/08/b
elajar-fisika-tentang-neraca-ohauss.html
Gambar 7. Neraca Ohaus 2610
3. Waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian
proses yang sedang berlangsung menuju
masa depan atau pun yang telah berlalu.
Waktu mempunyai satuan sekon (s) dan
waktu ini biasanya disimbolkan dengan tt.
a. Stopwatch Analog

Gambar 8. stopwatch analog


http://mafia.mafiaol.com/2012/12
b. Stopwatch Digital /gambar-alat-ukur-besaran-
pokok.html

Besaran Dalam Kehidupan 29


jualstopwatchmurah.blogspot
.com

Gambar 9. Stopwatch digital


4. Suhu
a. Pengertian Suhu
Ukuran derajat panas dan dingin suatu
benda tersebut dinyatakan dengan besaran suhu.
Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk
menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda.
b. Termometer sebagai Alat Ukur Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk
untuk mengukur besarnya suhu suatu benda
adalah termometer. Termometer yang umum
digunakan adalah termometer zat cair dengan
pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol.
Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi
pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut:
a. raksa tidak membasahi dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang
baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan
perubahan panas yang kecil cukup dapat
mengubah suhunya,
Besaran Dalam Kehidupan 30
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik
bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah
biasanya menggunakan termometer alkohol.
Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah,
yaitu -114ºC. Namun demikian, termometer
alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur
suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya
hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih
dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap
bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur
pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik
tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik
tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan
penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air
mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap
pada skala termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik
tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur

Besaran Dalam Kehidupan 31


Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik
tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80
skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan
titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang
dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF.
Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi 180 skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah
diberi angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak,
yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika
energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin
menetapkan suhu es melebur dengan angka 273
dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas
termometer Kelvin dibagi 100 skala.
GambarJenis – Jenis thermometer

a. Termometer (Alkohol)

Besaran Dalam Kehidupan 32


Gambar 10. Termometer (Alkohol)
b. Termometer (Air Aksa)

Gambar 11. Termometer


5. Kuat Arus
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik
yang disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron, mengalir melalui suatu titik
dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.
Arus listrik dapat diukur dalam
satuan Coulomb/detik atau Ampere (A)
dan biasanya disimbolkan dengan huruf I
dan i. Beberapa alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik adalah sebagai berikut.
a. Ampere meter dan Ohm meter

http://cuadernoabc.blogspot.co.id/
2016/01/perbedaan-galvanometer-
dan-amperemeter.html

Gambar 12. Amperemeter dan Ohm


meter
b. Multimeter (analog)

Besaran Dalam Kehidupan 33


http://infokejepang.blogspot.co.id/201
3/01/cara-menggunakan-multimeter-
analog.html

Gambar 13. Multimeter Analog


c. Multimeter (Digital)

https://www.amazon.com/Etekcity-MSR-
U1000-Auto-Ranging-Multimeter-
Capacitance/dp/B00NW62L88

Gambar 14. Multimeter Digital


6. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah ukuran
besar cahaya yang dipancarkan oleh
suatu sumber cahaya.Intensitas cahaya
mempunyai satuan Candela (Cd) dan
biasanya juga disimbolkan dengan I. Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur
intensitas
a. Spektrofotometer

http://solusipengukuran
Besaran Dalam Kehidupan 34
digital.tumblr.com/post/
131665662329/macam-
Gambar 15. Spetrofotometer
b. Lux meter atau light meter

Gambar 16. Lux meter (light meter)


7. Jumlah Zat
Jumlah zat adalah besaran pokok
fisika yang mengukur jumlah cuplikan zat
elementer yang dapat berupa elektron,
atom, ion, molekul, atau partikel tertentu.
Satuan untuk jumlah zat ini adalah mol.
Jumlah mol zat tidak diukur secara
langsung, karena harus diukur massanya
terlebih dahulu.
b. Besaran turunan
Selain besaran pokok ada lagi besaran
yang disebut besaran turunan. Dikatakan
besaran turunan karena besaran ini
ditetapkan dan diturunkan dari besaran
pokok. Salah satu contoh besaran turunan

Besaran Dalam Kehidupan 35


yaitu kecepatan dengan satuan meter per
second (m/s) yang berasal dari besaran pokok
panjang dengan satuan meter(m) dibagi
dengan besaran pokok waktu dengan satuan
sekon(s). Berikut adalah tabel singkat tentang
besaran turunan.

Tabel 2. Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya


Besaran Penjabaran dari Satuan dalam
N0
Turunan Besaran Pokok MKKS
1 Luas Panjang × Lebar m2
Panjang × Lebar ×
2 Volume m3
Tinggi
3 Massa Jenis Massa : Volume kg/m3
4 Kecepatan Perpindahan : Waktu m/s
5 Percepatan Kecepatan : Waktu m/s2
newton (N) =
6 Gaya Massa × Percepatan
kg.m/s2
7 Usaha Gaya × Perpindahan joule (J) = kg.m2/s2
watt =
8 Daya Usaha : Waktu
kg.m2/s3
9 Tekanan Gaya : Luas pascal (Pa) = N/m2
10 Momentum Massa × Kecepatan kg.m/s
Selain pada tabel di atas masih ada
besaran-besaran turunan yang tidak
dituliskan. Selain kedua besran pokok dan

Besaran Dalam Kehidupan 36


besaran turunan, ada juga yang dikenal
dengan nama besaran vektor dan besaran.
a. Besaran Vektor
Besaran vektor merupakan besaran
yang dapat ditentukan nilai dan arahnya.
Besaran vektor ini di sepakati untuk
memudahkan perhitungan gerak, gaya dan
sebagainya serta memudahkan penentuan
arah
b. Besaran skalar
Besaran skalar merupakan besaran
yang hanya dapat ditentukan besar nilainya
dan arahnya diketahui. Contoh : massa,
intensitas cahaya, jumlah mol suatu zat
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh
negara dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan
dan perdagangan antarnegara. Dapat membayangkan betapa
kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan standar,
misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
a. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya
dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter,
atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah
meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama dengan

Besaran Dalam Kehidupan 37


panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub
utara ke khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah
batang meter standar dari campuran Platina-Iridium. Satu
meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada
batang ketika bersuhu 0ºC. Meter standar ini disimpan di
International Bureau of Weights and Measure di Sevres,
dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak
karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan kesulitan
dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena
itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah. Satu
meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali
panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh
atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu
lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional
tentang timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu
meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada
selang waktu 1/299792458 sekon. Kecepatan cahaya ini
digunakan karena nilainya dianggap selalu konstan.
b. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan
kilogram (kg). Pada mulanya para ahli mendefinisikan
satu kilogram sebagai massa sebuah silinder yang terbuat
dari bahan campuran Platina dan Iridium yang disimpan
Besaran Dalam Kehidupan 38
di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian
yang lebih baik, massa standar satu kilogram
didefinisikan sebagai massa satu liter air murni pada suhu
4ºC.
c. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik
atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu
dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya,
yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400 kali
satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam
= 24 x 60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari matahari
tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka pada tahun
1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik
adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-
133 untuk melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.
B. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai.
Penggunaan satuan suatu besaran harus tepat, sebab apabila
tidak sesuai akan berkesan janggal. Misalnya seseorang
mengatakan tinggi badannya 150ºC, orang lain yang
mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu salah.
Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang
yang sehat biasanya 36 meter, terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan
dalam satuan yang sesuai dengan keinginan atau yang
Besaran Dalam Kehidupan 39
perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan
memerlukan dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan
dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk
mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan
yang lainnya diperlukan tangga konversi. Gambar di bawah
menunjukkan tangga konversi panjang, massa, dan waktu,
beserta dengan langkah-langkah penggunaannya.

Gambar 17. Tangga konversi panjang, massa, dan waktu


C. Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal
satuan lainnya yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan ons.
Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi atau diubah ke
dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang ditentukan.
Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai
berikut:
Besaran Dalam Kehidupan 40
a. 1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai
ujung jari tangan orang dewasa).
b. 1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung
jari kaki orang dewasa).
c. 1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari
tangan orang dewasa).
d. 1 inci = 2,54 cm
e. 1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan
satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa berlaku juga
sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem
Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai berikut.
a. 1 ton = 1000 kg
b. 1 kuintal = 100 kg
c. 1 slug = 14,59 kg
d. 1 ons (oz) = 0,02835 kg
e. 1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik atau sekon.
Contohnya sebagai berikut.
a. 1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
b. 1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
c. 1 jam = 3600 deti
d. 1 menit = 60 detik

Besaran Dalam Kehidupan 41


Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan
dari sistem MKS baik ke sistem makro maupun ke sistem
mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.

Tabel 3. Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang

Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem


mikro banyak berkembang dalam bidang teknolgi dewasa
ini, contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad renik
seperti sel, virus, bakteriofage, dan DNA. Adapun penelitian
jagad makro menggunakan konversi sistem makro karena

Besaran Dalam Kehidupan 42


objek penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad raya,
yaitu objek alam semesta di luar bumi.
D. Mengonversi Satuan Besaran Turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan
dari satuan besaran besaran pokok yang mendefinisikan
besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali
dijumpai satuan besaran turunan dapat berkembang lebih
dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang
berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis
dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Satuan besaran
turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh
di bawah ini.
a. 1 dyne = 10pangkat-5 newton
b. 1 erg = 10pangkat-7 joule
c. 1 kalori = 0,24 joule
d. 1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
e. 1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
f. 1 ml = 1 cm3 = 1 cc
g. 1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
h. 1 gauss = 10pangkat-4 tesla

2.3 Aturan Angka Penting Dan Notasi Ilmiah


1
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari
hasil pengukuran. Angka penting terdiri dari atas angka pasti dan

Besaran Dalam Kehidupan 43


angka taksiran (angka yang diragukan) sesuai dengan alat ukur
yang digunakan.

Gambar 18. Pengukuran yang membutuhkan angka


taksiran
Misalnya panjang benda yang diukur ditunjukan seperti
gambar 12. Pada gambar tersebut, tampak bahwa ujung benda
terletak diantara angka 11,44 cm dan 11,45 cm. Sehingga, kita
akan menyatakan bahwa panjang benda yang mendekati
kebenaran adalah 15,45 cm. angka terakhir, yakni angka 6 adalah
angka perkiraan (taksiran), karena angka ini tidak terbaca pada
skala mistar.
A. Aturan angka penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 836,5 gr memiliki empat angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol
termasuk angka penting.
Contoh: 75,006 Kg memiliki lima angka penting
3. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka
angka nol setelah angka bukan nol termasuk angka
penting.
Contoh: 0,0060 m memiliki dua angka penting

Besaran Dalam Kehidupan 44


4. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, maka
angka nol sebelum angka bukan nol tidak termasuk
angka penting.
Contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan
seterusnya yang memiliki angka nol harus ditulis dalam
notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi ilmiah
merupakan angka penting.
Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr memiliki
dua angka penting
B. Aturan Pembulatan Angka
Ketika angka-angka ditiadakan dari suatu bilangan,
nilai dari angka terakhir yang dipertahankan ditentukan
dengan suatu proses yang disebut pembulatan bilangan.
Aturan pembulatan bilangan tersebut, antara lain:
a. Angka-angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke
bawah
b. Angka-angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke
atas
c. Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 adalah
ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelum angka
5 adalah angka genap.
C. Operasi-operasi dalam angka penting
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan

Besaran Dalam Kehidupan 45


Dalam melakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan, maka hasilnya hanya boleh mengandung
satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan
penting).
Contoh 1:
35,572 2 angka taksiran
2,2626 + 8 angka taksiran
37,8346
4 dan 6 merupakan angka taksiran, sehingga
hasil penjumlahan ditulis 37,835 disesuaikan dengan
atuan pembulatan.
Contoh 2:
385,617 7 angka taksiran
13,2 – 2 angka taksiran
372,417
4 dan 7 merupakan angka taksiran, sehingga
hasil penjumlahan ditulis 372,42 disesuaikan dengan
atuan pembulatan.
b. Operasi perkalian dan pembagian
Dalam operasi perkalian atau pembagian,
maka hasilnya hanya boleh memiliki angka penting
sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya
paling sedikit.
Contoh 1:
34,231 mengandung lima angka penting
Besaran Dalam Kehidupan 46
0,250 x mengandung tiga angka penting
8,557750
Penulisan hasil perkalian hanya boleh
mengandung tiga angka penting, sehingga hasil
perkalian 8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka penting).
Contoh 2:
46,532 mengandung 5 angka penting
200 : mengandung 1 angka penting
0,2326
Hasil pembagian hanya boleh mengandung
satu angka penting, sehingga hasil perkalian 0,2326
ditulis 0,2
C. Notasi Ilmiah
Notasi Ilmiah adalah cara untuk menuliskan sebuah bilangan
dalam bentuk pangkat dari sepuluh. Dengan kata lain,
bilangan dituliskan dalam bentuk
a × 10n
dimana a adalah sebuah bilangan riil yang
memenuhi syarat 1 ≤ |a| < 10 dan n adalah sebuah bilangan
bulat. a disebut sebagai signifikan dan n disebut sebagai
eksponen.
Notasi Ilmiah atau bentuk baku ini digunakan untuk
menuliskan bilangan yang sangat besar. atau bilangan yang
sangat dekat dengan nol. Tepatnya yaitu diantara 0 dan 1
atau diantara 0 dan –1. Tujuannya yaitu agar penulisan angka
Besaran Dalam Kehidupan 47
tersebut lebih ringkas. Bagaimana kita mau menuliskan
angka yang sangat panjang. misalnya 1230000000000 dan
0.0000000827.
Perhatikan bahwa nilai absolut dari a harus paling
kecil adalah 1 dan kurang dari 10, sehingga 0,34 × 102 dan
-11,23 × 104 bukan merupakan notasi ilmiah.
Contoh penulisan bilangan dengan notasi ilmiah
a. 1234 dituliskan sebagai 1,234 × 103
b.-0,000023 dituliskan sebagai -2,3 × 10-5
c. 50000000 dituliskan sebagai 5 × 107
d.87120000000 dituliskan sebagai 8,712 x 1010.
e. 90000000000000000 dituliskan sebagai 9 x 1016.
f. 453000000000000 dituliskan sebagai 4,53 x 1014.
g. 536500000000000 dituliskan sebagai 5,365 x 1014.
h. 10230000000000 dituliskan sebagai 1,023 x 1013.
Jika bilangan tersebut sangat kecil (diantara 0 dan
1 atau diantara -1 dan 0), maka yang harus lakukan adalah
menggeser tanda koma ke kanan sampai pada bilangan
bukan nol yang terdekat. Banyaknya pergeseran adalah
sama dengan n dikalikan dengan negativ 1.
Langsung saja perhatikan contoh berikut ini :
0,0000025 dituliskan sebagai a x 10n
Pertama, menggeser tanda koma tersebut kea rah
kanan sampai bertemu dengan angka tak nol yang terdekat.
a. 0,0000025 (angka semula)
Besaran Dalam Kehidupan 48
b. 00,000025 (pergeseran pertama)
c. 000,00025 (pergeseran kedua)
d. 0000,0025 (pergeseran ketiga)
e. 00000,025 (pergeseran keempat)
f. 000000,25 (pergeseran kelima)
g. 0000002,5 (pergeseran keenam)
Sehingga didapatkan n = -6. Dan a = 2,5. Dalam
bentuk baku dapat dituliskan 2,5 x 10-6.
Contoh yang lain :
a. 0,0301 dituliskan sebagai 3,01 x 10-2
b. 0,000000102 dituliskan sebagai 1,02 x 10-7
c. 0,009279 dituliskan sebagai 9,279x 10-3
d. 0,0000000000012 dituliskan sebagai 1,2 x 10-12
Notasi pangkat ini biasanya digunakan untuk
mengukur jarak-jarak pada ruang angkasa yang jaraknya
sangat jauh. Atau juga digunakan dalam sebuah ukuran
mikroba yang sangat kecil.

2.4 KETEPATAN DAN KETELITIAN


1
Di dalam pengukuran umumnya dibutuhkan suatu
instrumen dan diperlukan:
a. Untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau
variabel.

Besaran Dalam Kehidupan 49


b. Membantu peningkatan ketErampilan manusia dan dalam
banyak hal memungkinkan seseorang untuk menentukan
nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui, karena tanpa
bantuan instrumen manusia tidak dapat menentukannya.
Untuk menggunakan instrumen–instrumen secara cermat:
a. Diperlukan pemahaman untuk memahami prinsip-prinsip
kerjanya.
b. Mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut sesuai
untuk pemakaian yang sudah ditentukan

A. Istilah-Istilah Yang Digunakan Dalam Pengukuran


a. Instrumen: sebuah alat untuk menentukan nilai atau
kebesa- ran suatu kuantitas atau variabel.
b. Ketelitian/accuracy: harga terdekat dengan mana suatu
pembacaan instrumen mendekati sebenarnya dari
variabel yang diukur.
c. Ketepatan/precision: suatu ukuran kemampuan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Dengan
memberikan suatu presisi merupa- kan suatu ukuran
tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil
pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang
dilakukan secara berurutan harga tertentu untuk sebuah
variabel.
d. Sensitivitas/sensitivity: perbandingan antara sinyal
keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan
Besaran Dalam Kehidupan 50
masukan atau varia-bel yang diukur.
Sensitivitas/kepekaan merupakan rasio atau
perbandingan antara keluaran dan masukan.
e. Resolusi/resolution: perubahan terkecil dalam nilai yang
diukur kepada mana instrumen akan memberi respons.
f. Kesalahan/error: penyimpangan variabel yang diukur
dari harga/nilai yang sebenarnya
Untuk mengukur suatu besaran fisika, Anda dapat
menggunakan satu instrumen atau lebih. Dalam
menggunakan instrumen, Anda harus dapat memilih dan
merangkai alat ukur atau instrumen tersebut dengan benar.
Selain itu, Anda juga dituntut untuk dapat membaca nilai
atau skala yang ditunjukkan oleh instrumen dengan benar.
Dengan memilih alat yang sesuai, merangkai alat dengan
benar dan cara membaca skala dengan benar, Anda
dapat meminimalkan kesalahan dalam pengukuran.
Selain faktor dari orang yang mengukur, ketelitian
alat ukur atau instrumen juga mempengaruhi hasil
pengukuran. Ketelitian alat ukur atau instrumen dijamin
sampai pada persentase tertentu dari skala penuh. Ketelitian
alat ukur terkadang menyebabkan hasil pengukuran
mengalami penyimpangan dari yang sebenarnya. Batas-batas
dari penyimpangan ini disebut dengan kesalahan batas.

Besaran Dalam Kehidupan 51


a. Ketelitian/accuracy adalah menyatakan tingkat
kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran
terhadap harga yang sebenarnya.
b. Ketepatan/precision adalah menyatakan tingkat
kesamaan didalam sekelompok pengukuran atau
sejumlah instrumen.
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian
yang sempurna, tetapi penting untuk diketahui: ketelitian
yang sebenarnya & bagaimana kesalahan yang berbeda
digunakan dalam pengukuran.
Kesalahan-Kesalahan Pada Pengukuran, Umumnya
Dibagi Dalam 3 Jenis Utama
1. Kesalahan-Kesalahan umum (gross errors)
Kebanyakan disebabkan kesalahan manusia,
antara lain:
a. Kesalahan pembacaan alat ukur.
b. Pemakaian instrumen yang tidak atau kurang sesuai.
c. Penyetelan yang tidak tepat.
d. kesalahan penaksiran.
2. Kesalahan kesalahan sistematis (systematic errors)
Disebabkan kekurangan-kekurangan pada
instrumen sendiri, seperti :
a. Kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan,
b. Pengaruh lingkungan terhadap peralatan dan pemakai

Besaran Dalam Kehidupan 52


3. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja (random
errors)
Disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak
dapat secara langsung diketahui, karena perubahan-
perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi
secara acak
4. Kesalahan Sistem Matematis, Umumnya
Dikelompokkan Kedalam 2 Bagian
1. Kesalahan-kesalahan instrumental, yaitu kekurangan-
kekurangan dari instrumen itu sendiri.
2. Kesalahan-kesalahan lingkungan, yaitu ada yang
disebabkan oleh keadaan-keadaan luar yang
mempengaruhi pengukuran
1. Kesalahan Instrumental
Kesalahan - kesalahan dalam instrumental
(instrumental errors), kesalahan-kesalahan yang tidak
dapat dihindarkan dari instrumen, karena struktur
mekanisnya. Misalnya :
a. Gesekan komponen yang bergerak terhadap
bantalan, dapat menimbulkan pembacaan yang
tidak tepat (contoh pada alat ukur kumparan putar
d’Arsonval, prinsip kerja d’arsonval, ketika sebuah
kumparan dialiri arus listrik, maka akan terjadi
perubahan fluks magnetik disisi-sisi kumparan
(induksi elektromagnetik), sehingga akan
Besaran Dalam Kehidupan 53
memnunculkan gaya tolak dari kutub yang sama
dari magnet permanen yang berada pada sisi
kumparan, sehingga menggerakan jarum penunjuk,
besarnya skala tergantung pada besarnya arus yang
masuk).
b. Tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan
pegas.
c. Berkurangnya tarikan karena penanganan yang
tidak tepat atau pembebanan instrumen secara
berlebihan.

Gambar 19. Alat ukur kumparan putar d’Arsonval


2. Jenis Kesalahan Instrumen Lainnya
a. Kalibrasi yang menyebabkan pembacaan
instrumen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
sepanjang seluruh skala.
b. Kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke
angka nol sebelum melakukan pengukuran
Kesalahan-kesalahan instrumen terdiri dari
beberapa jenis, tergantung pada jenis instrumen yang
digunakan, dan yang selalu harus diperhatikan adalah

Besaran Dalam Kehidupan 54


memastikan instrumen yang digunakan bekerja
dengan baik dan tidak menambah kesalahan-kesalahan
lainnya.
Kesalahan-kesalahan pada instrumen, dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap:
a. Tingkah laku yang tidak umum terjadi
b. Kestabilan
c. Kemampuan instrumen untuk memberikan hasil
pengukuran yang sama
Suatu cara yang mudah dan cepat untuk
pemeriksaan instrumen, dengan cara
membandingkannya terhadap instrumen lainnya yang
memiliki karakteristik yang sama atau instrumen/alat
ukur yang lebih akurat
Kesalahan-kesalahan instrumen dapat
dihindari dengan cara :
a. Pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian
tertentu
b. Penggunaan faktor-faktor koreksi, jika mengetahui
banyaknya kesalahan instrumental.
c. Mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap
instrumen standar
3. Kesalahan Lingkungan
Kesalahan-kesalahan yang biasa disebebkan
lingkungan ( environmental errors ), disebabkan oleh
Besaran Dalam Kehidupan 55
keadaan luar, dan termasuk keadaan disekitar
instrumen yang mempengaruhi alat ukur, seperti:
a. Pengaruh perubahan temperatur.
b. Tekanan udara luar atau medan maknetik atau
medan elektrostat.
Contoh Pengukuran Kesalahan Perhitungan Pada
Kalkulasi
Ada beberapa cara untuk membuat wajar
pengukuran kesalahan perhitungan seperti
memperkirakan kesalahan acak dan memperkirakan
kesalahan sistematis.
4. Ketidakpastian Rambang (Acak)

Kesalahan ini bersumber dari segala


yang tidak mungkin dekendalikan atau
dibatasi berupa perubahan yang berlangsung
sangat cepat sehingga pengontrolan dan
pengaturan di luar kemampuan.
Ketdikpastian ini menyebabkan
pengukuran jatuh agak ke kiri dan ke kanan
dari nilai yang sebenarnya. Sumber-sumber
ketidakpastian ini antara lain :
1. Kesalahan menaksir bagian skala.
2. Keadaan yang berfluktuasi.
3. Gerak acak (gerak Brown) molekul-molekul
udara.
4. Landasan yang bergetar

Besaran Dalam Kehidupan 56


5. Bising (noise)
6. Radiasi latar belakangseperti radiasi
kosmos dari angkasa luar.

5. Analisis Ketidakpastian Pengukuran


Suatu pengukuran selalu disertai
dengan ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adalah
Nilai Skala Terkecil ( NST ), kesalahan
kalibrasi,kesalahan titik nol, kesalahan
paralaks, adanya gesekan, fluktuasi
parameter pengukuran dan lingkungan yang
sulit mempengaruhu serta keterampilan
pengamat. Dengan demikian amat sulit untuk
mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran
melalui pengukuran. Beberapa panduan akan
disajikan dalam modul ini, yaitu bagaimana
cara melaporkan ketidakpastian yang
menyertainya.
a. Ketidakpastian Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal adalah
pengukuran yang dilakukan satu kali saja.
Keterbatasan skala alat ukur dan
keterbatasan kemampuan mengamati
serta banyak sumber kesalahan lain.

Besaran Dalam Kehidupan 57


sehingga mengakibatkan hasil
pengukuran selalu dihinggapi
ketidakpastian.
Nilai x sampai goresan terakhir
dapat diketahui dengan pasti, namun
bacaan selebihnya adalah terkaan atau
dugaan belaka sehingga patut
diragukan.Inilah ketidakpastian yang
dimaksud dan diberi lambang ∆x.
Lambang ∆x merupakan
ketidakpastian mutlak. Untuk pengukuran
tunggal diambil kebijaksanaan:
1
∆ x= NST Alat
2
Dimana ∆ x adalah
ketidakpastian pengukuran tunggal.
Angka 2 mempunyai arti satu skala (nilai
antara dua goresan terdekat) masih dapat
dibagi 2 bagian secara jelas oleh mata,
nilai ∆x merupakan hasil pengukuran
dilaporkan dengan cara :
X = (x ± ∆ x ¿ [X]
Dimana :

Besaran Dalam Kehidupan 58


X = symbol besaran yang
diukur
(x ± ∆ x ¿ = hasil pengukuran beserta
ketidakpastian
[X] = satuan besaran x (dalam
satuan SI)
∆x atau ketidakpastian mutlak
pada nilai dan memberi gambaran
tentang mutu alat ukur yang digunakan.

( Semakin baik mutu alat ukur, semakin


kecil ∆ x yang diperoleh.)

Dengan menggunakan alat ukur


yang lebih bermutu, maka diharapkan
pula hasil yang diperoleh lebih tepat, oleh
karena itu ketidakpastian mutlak
menyatakan ketepatan hasil pengukuran.

(Semakin kecil ketidakpastian mutlak,


semakin tepat hasil pengukuran.)

Besaran Dalam Kehidupan 59


Perbandingan antara ketidakpastian

mutlak dengan hasil pengukuran ( ∆xx )


disebut ketidakpastian relatif. pada nilai
{x} , sering dinyatakan dalam %
(tentunya harus dikalikan dengan 100%).
Ketidakpastian relative menyatakan tingkat
ketelitian hasil pengukuran.

(Makin kecil ketidakpastian relatif, makin


tinggi ketelitian yang dicapai pada
pengukuran.)

b. Pengukuran Berulang ( Berganda )


Dengan mengadakan suatu
pengulangan, pengetahuan kita tentang
nilai sebenarnya(Xº) menjadi semakin baik.
Pengulangan seharusnya diadaka sesering
mungkin, makin sering makin baik, namun
perlu dibedakan antara pengulangan
beberapa kali ( 2 kali atau 3 kali saja ) dan
pengulangan yang cukup sering ( 10 kali
atau lebih ). Pada modul ini, kita akan
hanya membahas pengukuran yang

Besaran Dalam Kehidupan 60


berualng 2 atau 3 kali saja. Jika
pengukuran dilakukan sebanyak 3 kai,
denga hasil x1,x2,dan x3 atau 2 kali saja
misalnya pada awal percobaan dan pada
akhir percobaan, maka { x } dan ∆x
dapat ditentukan sebagai berikut. Nilai
pengukuran dilaporkan sebagai { x́ }
sedangkan deviasi ( penyimpangan )
terbesar atau deviasi rata-rata dilaporkan
sebagai ∆x . Deviasi adalah selisih
antara tiap hasil pengukuran dari nilai rata-
ratanya. Jadi :
{x} = x́ , rata-rata pengukuran
∆x = δ maksimum,
δ rata- rata
Dengan ;
x 1 + x 2+x 3
x́=¿ dan,
3

Deviasi δ1 = |x 1−x́ |,
δ2
= |x 2−x́ |, dan

δ3 = |x 3−x́ |. ∆ x adalah yang terbesar

diantara δ 1 , δ 2 , dan δ3 .
Atau dapat juga diambil dari:

Besaran Dalam Kehidupan 61


δ 1 +δ 2+ δ 3
∆ x=¿
3
Disarankan agar δ max diambil
sebagai ∆x oleh karena ketiga nilai
x 1 , x 2 , dan x3 akan tercakup dalam
interval : (x- ∆ x ) dan (x+ ∆ x ¿ .
Jumlah angka berarti ditentukan
oleh ketidakpastian relatifnya, dengan
aturan sebagai berikut :
∆x
 sekitar 10%, menggunakan 2
x
angka berarti.
∆x
 sekitar 1%, menggunakan 3
x
angka berarti
∆x
 sekitar 0,1%, menggunakan 4
x
angka berarti.
6. Rambat Ralat Pengukuran Tunggal
Misalkan suatu fungsi y = f ( a, b, c,
……. ), y adalah hasil perhitungan dari
besaran terukur a, b, dan .c, ( pengukuran
tunggal ). Jika a berubah sebesar da, b
berubah sebesar db, dan c berubah
sebesar dc, maka :
Besaran Dalam Kehidupan 62
dy = |∂∂ ay|da+|∂∂ by|db+|∂∂ cy|dc
analog di atas, dapat dituliskan
menjadi :

∆y = |∂∂ ay|∆ a + |∂∂by|∆ b +

|∂∂ cy|∆ c
∆ a , ∆ b , ∆ c …..diperoleh dari ½ NST
alat ukur atau sesuai aturan yang telah
dijelaskan sebelumnya.
7. Review alat pengukuran
a. Mistar
Pada setiap alat ukur terdapat
suatu nilai skala yang tidak dapat lagi
dibagi-bagi, inilah yang disebut Nilai
Skala Terkecil ( NST ). Ketelitian alat ukur
bergantung pada NST ini. Mistar
memiliki NST 0,1 cm atau 1 mm.
Cara menentukan NST adalah sebagai
berikut

Batas Ukur
NST=
Jumlah Skala

Batas ukur
Besaran Dalam Kehidupan 63
Gambar 20. Mistra dan batas ukur
Sebagai contoh pada gambar di
atas, ditentukan batas ukurnya di angka
1. Sehungga jumlah skalanya dai 0
hingga 1 yaitu 10 skala. Maka,
1
NST =
10

= 0,1

Sehingga ketidak pastiannya

1
∆ x= NST
2

1
∆ x= 0,1
2
∆ x=0,5 cm
b. Jangka Sorong
Setiap jangka sorong memiliki
skala utama ( SU ) dan skala bantu atau
skala nonius ( SN ). Pada umumnya, nilai
skala utama = 1mm, dan banyaknya
skala nonius tidak selalu sama antara

Besaran Dalam Kehidupan 64


satu jangka sorong dengan jangka
sorong lainnya. Ada yang mempunyai 10
skala, 20 skala, dan bahkan ada yang
memiliki skala nonius sebanyak 50
skala.
Jangka sorong merupakan salah satu
alat ukur besaran panjang yang secara
khusus dapat digunakan untuk
mengukur diameter dalam, diameter
luar dan kedalaman.Untuk
menggunakan jangka sorong terlebih
dahulu harus diketahui Nilai Skala
Terkecilnya atau NST. Berikut ini akan
diberikan cara menentukan NST jangka
sorong.
20 skala nonius = 39 skala utama
Karena nilai skala utama sebesar 1
mm, maka
20 skala nonius = 39 mm
Sehingga, 1 skala nonius = 1,95 mm
Karena 1 skala nonius bernilai
1,95mm maka nilai skala pada skala
utama yang paling dekat dengan 1,95
mm adalah 2 mm. selisih antara kedua

Besaran Dalam Kehidupan 65


nilai skala ini merupakan NST dari
jangka sorong.
NST Jangka Sorong = 2 mm – 1,95 mm
= ,0,05 mm
Untuk menentkan Hasil
Pengukuran ( HP ) dengan menggunakan
Jangka Sorong ini digunakan
persamaan :
Hasil Pengukuran (HP)
= ( PSU X Nilai Skala Utama ) + ( PSN
X NST Jangka Sorong )
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki dua
bagin skala mendatar ( SM ) sebagai
skala utama dan skala putar ( SP )
sebagai skala nonius. NST mikrometer
sekrup dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan,

Nilai Skala Mendatar


NST alat=
N
Pada umumnya mikrometer
sekrup memiliki Nilai Skala Mendatar
( skala utama ) sebesar 0,5 mm dan
jumlah skala putar sebanyak 50 skala,
Besaran Dalam Kehidupan 66
dengan demikian maka NST mikrometer
sekrup seperti mempunyai NST sebesar,
0,5 mm
NST Mikrometer Sekrup= =0,01 mm
50
Hasil pengukuran dari suatu
mikrometer sekrup dapat ditentukan
dengan cara membaca penunjukkan
bagian ujung skala putar terhadap skala
utama dan garis horizontal ( yang
membagi dua skala utama menjadi skala
bagian atas dan bawah ) terhadap skala
putar. Untuk menentukan Hasil
Pengukuran ( HP ) dengan menggunakan
Mikrometer Sekrup ini digunakan
persamaan:
Hasil Pengukuran ( HP )
= ( PSM X Nilai Skala Mendatar ) +
( Penunjukkan Skala Putar X NST
Mikrometer Sekrup )
d. Neraca Ohauss 2610 gram
Pada neraca ini terdapat 3 lengan
dengan batas ukur yangberbeda-
beda.Pada ujung lenga dapat digandeng
2 buah beban yang nilainya masing-
masing 500 gram dan 1000
Besaran Dalam Kehidupan 67
gram.Sehingga kemampua atau batas
ukur alat ini menjadi 2610 gram.
Untuk pengukuran di bawah 610
gram, cukup menggunaka semua lengan
neraca dan di atas 610 gram sampai
2610 gram ditambah dengan beban
gantung. Hasil pengukuran dapat
ditentukan dengan menjumlah
penunjukkan beban gantung dengan
semua penunjukkan lengan-lengan
neraca.
e. Neraca Ohauss 311 gram
Neraca ini mempunyai 4 lengan
dengan nilai skala yang berbeda-beda,
masing-masing lengan mempunyai
batas ukur dan nilai skala yang berbeda-
beda.Untuk menggunakan neraca ini
terlebih dahulu tentukan Nilai Skala
masing-masing lengan NST dari neraca
Ohauss 311 gram, diambil dari nilai
skala terkecil dari empat lengannya.
Hasil Pengukuran ditentukan dengan
menjumlahkan penunjukkan
semualengan neraca yang digunakan.

Besaran Dalam Kehidupan 68


f. Neraca Ohauss 310 gram
Neraca ini mempunyai 2 lengan
dengan nilai skala yang berbeda-beda
dan dilengkapi dengan sebuah skala
putar( skala utama ) dan skala nonius.
NST Neraca Ohauss 310 dapat
ditentukan dengan cara yang sama
dengan pada jangka sorong. Hasil
pengukuran ditentukan dengan
menjumlahkan penunjukkan semua
lengan neraca ditambahkan dengan nilai
pengukuran dari skala putar dan
noniusnya.

Besaran Dalam Kehidupan 69


BAB 3
DIMENSI KETERAMPILAN

Kehidupan akan membawa


seseorang pada jalan yang
dipilihnya. Pilihlah yang
takkan pernah
mendatangkan penyesalan

Besaran Dalam Kehidupan 70


3.1 Makna Dimensi Keterampilan
1
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta
didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara
aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang
diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam
proses kognitifnya. (Kemendikbud: 2013)
Pembelajaran sains dewasa ini masih kurang memberi
wawasan berpikir dan kurang mengembangkan kemampuan kerja
ilmiah. Padahal pembelajaran sains semestinya dapat
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah
lingkungan dan wawasan berpikir untuk kehidupan masa depan
yang baik (Rustaman, 2006). Dalam belajar peserta didik
diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik
dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode
ilmiah. Pendidikan di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada
Besaran Dalam Kehidupan 71
metode ilmiah. Pembelajaran menekankan pada pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
mampu memahami alam sekitar melalui proses, hal ini akan
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam.
(Januar: 2012) Seperti diketahui selama ini kegiatan
praktikum dapat memberikan pengalaman belajar secara nyata
kepada peserta didik dengan mengembangkan keterampilan dasar
bekerja di laboratorium
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat
dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang,
luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan
bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita lakukan untuk
mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur
adalah membuat observasi bersifat kuantitatif dengan
membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau
standar non konvensional. (Nasution, 2007 : 1.20)
Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan
untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan
untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat-
alat ukur. Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan
pada pertimbangan dan pemilihan instrumen (alat) ukur yang
tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan sautu objek

Besaran Dalam Kehidupan 72


tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur
untuk mendapatkan ukuran yang tepat.

3.2 Penerapan Dimensi Keterampilan


1
Untuk melakukan latihan pengukuran, bisa menggunakan
alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda-
benda yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap selanjutnya,
menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat
ukur.
Sebagai contoh, dalam pengukuran jarak, bisa
menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan, atau kaki
sebagai satuan ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa
menggunakan biji-bijian atau kancing yang akan dimasukkan
untuk mengisi benda yang akan diukur. Contoh kegiatan
mengukur dengan alat ukur standar/baku adalah siswa
memperkirakan dimensi linear dari benda-benda (misalnya yang
ada di dalam kelas) dengan menggunkan satuan centi meter (cm),
dekameter (dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat
menggunakan meteran (alat ukur, mistar atau penggaris) untuk
pengukuran benda sebenarnya.
Dalam dunia pendidikan peserta didik akan dilatih
bagaimana caranya hingga dia dapat mengetahui teknik
keterampilan mengukur dengan alat-alat yang berbeda, yaitu
Besaran Dalam Kehidupan 73
dengan menggunakan mistar, jangka sorong, micrometer sekrup.
Jika seseorang disuruh mengukur meja yang memiliki panjang 1
meter, namun alat ukur yang dimiliki adalah mistar sehingga
untuk mengukur meja tersebut harus memindah-mindahkan
posisi mistar dengan catatan dihasil pengukuran harus
menuliskannya dengan menyertakan ketidakpastian pengukuran
dengan cara menjumlah ketidakpastian pengukuran tersebut
berdasarkan berapa kali mistar dipindahkan.
Sedangkan dalam proses pengukuran suhu termometer
tidak digunakan untuk mengaduk cairan yang akan diukur
suhunya. (USAID: 2013) untuk mendeskripsikan keterampilan
dalam melakukan praktikum pengukuran suhu berbagai cairan.
Adapun yang harus dilakukan dalam teknik pengukuran suhu
sebagai berikut:
a. Mengetahui nama alat Mengetahui fungsi termometer Cara
memegang termometer Pengaturan suhu (suhu awal tidak
perlu diatur terlebih dahulu) Mengukur suhu suatu zat
(ujung bawah termometer berada ditengah-tengah cairan
tidak menyentuh dasar atau dinding bejana) Pembacaan
skala termometer.
b. (dilakukan ketika termometer masih berada di dalam cairan)
Pembacaan skala termometer (posisi mata berada pada garis
tegak lurus terhadap posisi skala termometer) Posisi tangan
terhadap termometer (tangan tidak boleh bersentuhan

Besaran Dalam Kehidupan 74


langsung dengan termometer) Termometer tidak digunakan
untuk mengaduk cairan.
Jika kalian ingin menjadi praktikan yang baik,
kalian harus mahir dalam penggunaan alat. Seperti
pada pembahasan sebelumnya kita sudah
mengetahui tentang fungsi dari alat. Oleh karena
itu, kita akan membahas cara penggunaan alat-alat
praktikum secara detail agar dapat menjadi pribadi
yang trampil dalam penggunaan alat praktikum
fisika. Berikut ini adalah cara penggunaan alat
praktikum fisika.
a. Mistar
- Cara penggunaan mistar: Impitkan skala nol
pada mistar dengan salah satu ujung benda
yang akan diukur, liat posisi ujung lain
benda tersebut, baca skala mistar tersebut.
- Cara membaca mistar : Dalam membaca
skala pada mistar, mata harus tegak lurus
dengan skala yang akan dibaca
b. Jangka sorong
- Cara penggunaan jangka sorong :
Pengukuran dilakukan dengan menggeser
rahang sorong

Besaran Dalam Kehidupan 75


- Cara membaca : skala utama (skala kiri
s.nonius) + skala berimpit

c. Mikrometer sekrup
- Cara penggunaan mikrometer : Putar bidal
(pemutar besar) berlawanan arah jarum jam
sehingga ruang antara rahang tetap dengan
rahang geser cukup untuk menempatkan
benda yang diukur

- Cara membaca : angka pada skala tetap +


angka nonius

d. Neraca
- Cara penggunaan neraca : Baca skala yang
ditunjukkan oleh pemberat pada masing-
masing lengan neraca
- Cara membaca : Pembacaan skala pada
lengan tengah + pembacaan skala pada
lengan belakang
e. Stopwatch Analog
Langkah-langkah yang dapat dilakukan
dalam penggunaan stopwatch adalah sebagai
berikut:

 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan


untuk mengukur.
Besaran Dalam Kehidupan 76
 Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam
keadaan nol atau telah terkalibrasi.

 Menekan tombol start untuk memulai


pengukuran waktu.

 Menekan tombol stop untuk mengakhiri


pengukuran waktu.

 Membaca hasil pengukuran.

 Untuk mengulangi pengukuran maka


menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum
akan kembali ke nol kemudian tekan tombol
start lagi untuk melakukan pengukuran
kembali dan stop untuk mengakhiri. Begitu
seterusnya.

f. Termometer Alkohol
Berikur ini adalah langkah-langkah
penggunaan termometar alkohol :
1. Sebelum menggunakan termometer hal
yang harus dilakukan adalah memastikan
bahwa termometer tersebut dalam kondisi
bersih, baik dan normal.

Besaran Dalam Kehidupan 77


2. Jika diperlukan, gunakan tiang penyangga
sebagai alat bantu untuk menyangga
termometer.

Gambar 21. Statif


Penyangga

3. Masukkan termometer kedalam zat cair


sekitar 3-5 menit. Posisi Reservoir kurang
lebih berada ditengah-tengah dari zat yang
diukur suhunya. Tujuannya adalah agar suhu
yang didapat merupakan suhu rata-rata dari
zat tersebut.

4.
Perhatikan pengisi
termometer yang
berwarna merah
( alkohol ) berhenti
Gambar 22. Posisi pada angka berapa.
reservoir
Besaran Dalam Kehidupan 78
Perhatikan pula skala yang tertera pada
termometer.

Gambar 23. Hasil


Pengukuran

5. Catat hasil pengukuran suhu.

6. Kemudian angkat termometer

7. Apabila hendakmelakukan pengukuran


kembali, maka tunggu beberapa saat
sampai termometer siap untuk digunakan
kembali.

8. Lakukan kembali seperti langkah diatas.

9. Apabila sudah selesai, silahkan cuci


termometer dan simpan ditempat yang
aman.

Besaran Dalam Kehidupan 79


Berikut adalah data yang diperoleh berdasarkan hasil
pengukuran berulang panjang, massa, dan suhu, karena sesuai
kompetensi dasar yaitu menyajikan.
1. Pengukuran Panjang
BatasUkur 30 cm
NST Mistar : = =¿
Jumlah Skala 300

cm
0,1
skala
NST Jangka Sorong :
20 skala nonius = 39 skala utama
1 skala nonius = 1,95 skala utama
1 skala nonius = 1,95 × 0,1 cm
1 skala nonius = 0,195 cm
NST Alat = 0,200 cm – 0,195cm
NST Mikrometer Sekrup :
Nilai skalamendatar 0,05 cm
=
N 50
= 0,001
Tabel 4. Hasil Pengukuran Panjang
No Benda Besaran Hasil Pengukuran (cm)
yang yang

Besaran Dalam Kehidupan 80


diukur diukur Mistar Jangka Sorong Mikrometer Sekrup
¿ 1,80 ±0,05∨¿|2,000 ± 0,005| |1,9460 ±0,0005|
Panjang ¿ 1,80 ±0,05∨¿|1,990 ± 0,005| |1,9480 ±0,0005|
¿ 1,80 ±0,05∨¿|1,950 ± 0,005| |1,9990 ±0,0005|
¿ 1,80 ±0,05∨¿|2,000 ± 0,005| |1,8910 ±0,0005|
1 Kubus Lebar ¿ 1,80 ±0,05∨¿|1,995 ±0,005| |1,9410 ±0,0005|
¿ 1,80 ±0,05∨¿|1,910 ± 0,005| |1,8890 ±0,0005|
¿ 1,80 ±0,05∨¿|1,985 ±0,005| |1,8480 ±0,0005|
Tinggi ¿ 1,80 ±0,05∨¿|1,915 ±0,005| |1,8940 ±0,0005|
¿ 1,80 ±0,05∨¿|1,950 ± 0,005| |1,8890 ±0,0005|
¿ 2,40 ±0,05∨¿|2,575 ± 0,005| |2,4500 ± 0,0005|
Diamete
2 Bola ¿ 2,40 ±0,05∨¿|2,590 ± 0,005| |2,4590 ± 0,0005|
r
¿ 2,20 ±0,05∨¿|2,460 ± 0,005| |2,4565 ± 0,0005|

2. Pengukuran Massa
Neraca Ohauss 2610 gram
Nilai Skala Lengan 1 = 100 mm
Nilai Skala Lengan 2 = 10 mm
Nilai Skala Lengan 3 = 0,1 mm
Massa Beban Gantung = 0
Tabel 5. Hasil Pengukuran Massa dengan Neraca Ohauss 2610
gram

Penunjuka
Penunjukan Penunjukan Beban
Benda n Lengan
Lengan 2 Lengan 3 Gantung
Massa Benda (g)
1
Kubus 0 5 12 0 |51,20 ± 0,05|
0 5 13 0 |51,30 ± 0,05|

Besaran Dalam Kehidupan 81


0 5 14 0 |51,40 ± 0,05|
0 1 98 0 |19,80 ± 0,05|
Bola 0 1 97 0 |19,70 ± 0,05|
0 2 0 0 |20,00 ± 0,05|

Dalam menentukan angka penting beberapa hal yang


harus dilakukan sebagai berikut:
Apabila KR suatu hasil pengukuran 0,1% sama dengan 4 angka
penting, 1 % maka memiliki 4 angka penting, 10 % 2 angka
penting. Conto dari hasil pengukuran berikut ini:
p1 = |1,80 ± 0,5| cm
p2 = |1,80 ± 0,5| cm
p3 = |1,80 ± 0,5| cm
p1+ p 2+ p 3
ṕ=
3
1,80 cm+ 1,80 cm+1,80 cm
ṕ=
3
54,0 cm
ṕ=
3
ṕ=1,80 cm
δ1 = |p1 - ṕ | = |1,80 – 1,80| cm = 0 cm
δ2 = |p2 - ṕ | = |1,80 – 1,80| cm = 0 cm
δ3 = |p3- p3| = |1,80 – 1,80| cm = 0 cm
δmax. = ∆ p = 0,05 cm

Besaran Dalam Kehidupan 82


∆p 0,05 cm
KR = ×100 = × 100 % = 2,77 %
ṕ 1,80 c m
(3 AB)
p = |1,80 ± 0,05| cm
1. Ketidakpastian Bersistem
Ketidakpastian bersistem akan menyebabkan hasil yang
diperoleh menyimpang dari hasil sebenarnya. Sumber-sumber
ketidakpastian ini adalah :
a. Kesalahan kalibrasi alat
b. Kesalahn titik nol
c. Kerusakan komponen alat
d. Gesekan
e. Kesalahan paralaks
f. Kesalahan saat bekerja
1. Ketidakpastian rambang (acak)
Kesalahan ini bersumber dari gejala yang tidak
mungkin dikendalikan atau diatasi berupa perubahan yang
berlangsung sangat cepat sehingga pengontrolan dan
pengaturan diluar kemampuan. Ketidakastian ini
menyebabkan pengukuran jatuh agak ke kiri dan ke kanan dari
nilai yang sebenarnya. Sumber-sumber ketidakpastian acak ini
antara lain:
a. Kesalahan menaksir bagian skala
b. Keadaan yang berfluktuasi artinya keadaan yang berubah
cepat terhadap waktu

Besaran Dalam Kehidupan 83


c. Gerak acak molekul-molekul udara
d. Landasan yang bergetar
e. Bising yaitu gangguan pada alat elektronik yang berupa
fluktuasi yang cepat pada tegangan karena komponen alat
yang meningkat temperatur kerjnya.
f. Radiasi latar belakang seperti radiasi kosmos dari
angkasa ruang
Menurut Herman (2015: 4-6), untuk memperoleh hasil
pengukuran seteliti mungkin serta melaporkan ketidakpastian
yang menyertainya dapat dilakukan dengan cara :
1. Ketidakpastian pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang
dilakukan satu kali saja. Nilai x sampai goresan terakhir
dapat diketahui dengan pasti, namu bacaan selebihnya
adalah terkaan atau dugaan belaka sehingga patut diragukan.
Inilah ketidakpastian yang dimaksud yang diberi simbol
∆x . Lambang ∆ x merupakan ketidakpastian
mutlak. Untuk mengukur tunggal diambi kebijaksanaan :
1
∆ x= NST Alat ……………..……………. (1.1)
2
Sehingga penulisan hasil pengukuran dapat di
laporkan dengan cara yang sudah dibakukan sperti berikut :
X =( x ± ∆ x ) [ X ] ………………………........…… (1.2)
Dimana :
X = simbol besaran yang diukur
Besaran Dalam Kehidupan 84
(x±∆ x) = hasil pengukuran besaran ketidakpastian
[X] = satuan besaran x (dalam satuan SI)
∆x atau ketidakpastian mutlak memberi
gambaran tentang mutu alat ukur yang digunakan. Semakin
tinggi mutu alat ukur, semakin kecil ∆ x yang diperoleh
dan semakin kecil ketidak pastian mutlak semakin tepat hasil
pengukuran.
Perbandingan antara ketidakpastian mutlak dengan

hasil pengukuran ( ∆xx 100 ) disebut ketidakpastian

relatif. Ketidakpastian relatif menyatakan tingkat ketelitian


hasil pengukuran. Makin kecil ketidakpastian realtif, makin
tinggi ketelitian yang dicapai pada pengukuran.
2. Ketidakpastian pengukuran berulang
Dengan menggandakan pengulangan, pengetahuan
kita tentang nilai sebenarnya menjadi semakin baik.
Pengulangan seharusnya dilakukan sesering mungkin.
Namun perlu dibedakan antara pengulangan beberapa kali (2
atau 3 kali saja) dan pengulangan yang cukup sering (10
kali atau lebih). Penulisan pelaporan hasil pengukuran dapat
di tuliskan dengan |x́ ± ∆ x| ( x́ = rata-rata
pengukuran, dan ∆x = (ϑ) deviasi maksimum
atau deviasi rata-rata).
dengan :
Besaran Dalam Kehidupan 85
x 2+¿ x
1+¿ 3

3 ………………………………...… (1.3)
x¿
x́ =¿
dan deviasi
1−¿ x́∨¿ x ∨¿
, dan ϑ3=¿ x 3− x́∨¿ .
ϑ1=¿ x ¿ ϑ2=¿ x 2−¿´
∆x adalah yang terbesar di antara ϑ1, ϑ2, ϑ3 , atau
dapat juga di ambil dari:
ϑ 2+¿ ϑ
ϑ1 + 3

3 ………………………………. (1.4)
∆ x=¿

3.3 Merancang Alat Pengukuran Modern


1
Setelah peserta didik memahami materi mengenai
pengukuran dan besaran maka diharapkan kepada peserta didik
mampu membuat sebuah keterampilan mengenai pembuatan alat
alat pengukuran bebrbasis modern seperti berikut:
1. Microlite Pengukur Suhu Praktis & Canggih

Gambar 24. Microlite suhu

Besaran Dalam Kehidupan 86


Untuk perindustrian makanan adalah hal yang wajib
untuk menjaga kualitas produk baik selama proses
pembuatan, pengemasan, penyimpanan di gudang bahkan
sampai pendistribusian. Banyak hal yang harus diperhatikan
dalam menjaga kualitas produk tersebut, salah satunya
adalah dengan menjaga suhu ruangan tempat penyimpanan.
Berbagai macam peralatan untuk mengukur suhu ruangan
telah banyak beredar di sektor industri makanan dari mulai
alat yang manual sampai dengan alat yang paling canggih.
Microlite adalah salah satu alat pengukur suhu dengan
teknologi canggih namun berbentuk portable sehingga
mudah dibawa kemana saja.
Alat ini biasanya digunakan untuk memonitoring
suhu pada suatu ruang lingkup,dimana ruangan lingkup
tesebut dibutuhkan penyesuaian suhunya untuk memantau
danmenjaga mutu dan kualitas.Wujud dari microlite atau
data logger itu sendiri adalah alat yang berukuran
miniseperti USB yang digunakan untuk memonitor dan
merekam tingkat temperature yang ada pada suatu ruang
lingkup,yang selanjutnya akan menghasilkan result data
pada device displayatau layar berupa perubahan angka-
angka.Alat ini juga memiliki banyak kelebihan selain dia
bersifat portable dapat dibawakemana saja. alat ini juga
dapat di-download atau dikonversikan kedalam system
komputerisasi tentunya dengan dukungan system
Besaran Dalam Kehidupan 87
komputerisasi yang menggunakan softwaremicrolab.
Penggunaan Software Datasute ini dapat memberikan result
data berupa grafik berdasarkan pengujian suhu dan
kelembaban dari waktu ke waktu dengan didukung
Microlite ini juga sangat baik digunakan dengan
berbagai kualitas yang dimilikisebagai pertimbangan bagi
para pengguna alat uji, ini dia kualitas yang dimiliki alat uji
ini :dust resistance (Tahan Debu), water resistance (Anti
Air), dan baterai yang mudah untukdiganti jadi tidak
mempersulit pengguna untuk menggunakan alat ini.
Microlite banyak digunakan pada perindustian
besar,seperti perindustrian daging dan ikan, sayursayuran, bu
ah-buahan, produksi kalengan, ice cream, dan industri kayu
serta industri lainnya yang menggunakan monitoring suhu
sebagaikegiatan produksi mereka.Data yang disimpan oleh
Microlite dapat dengan mudah didownload ke komputer
manapun untuk melihat dan menganalisis lebih lanjut
menggunakan software Data suite yang sudah terinstall, dan
juga dapat diekspor ke Spreadsheet Excel
2. Pengukur Jarak Cerdas Berbasis Probe Ultrasonik
Pengukuran merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Kemudahan dalam
pengukuran sangat tergantung dari alat ukur yang
digunakan. Kebutuhan akan alat ukur yang modern
semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan proses
Besaran Dalam Kehidupan 88
pengukuran banyak digunakan di berbagai bidang terutama
di bidang penelitian, bidang ekonomi dan bidang rekayasa.
Kebutuhan pengukuran terdiri dari pengukuran yang
bersifat sederhana hingga yang kompleks. Inovasi di dalam
bidang pengukuran sangat diperlukan yaitu untuk proses
pengembangan alat ukur masa depan terutama agar lebih
mudah digunakan dan lebih efisien waktu namun tetap
sesuai dengan kebutuhan pengukuran.
PDM (Probe Distance Meter) adalah solusi praktis
alat pengukur jarak elektronis dengan memanfaatkan
sepasang probe berbasis mikrokontroler dan sensor
ultrasonik. Alat ukur ini dapat mengatasi permasalahan
dalam pengukuran yang biasanya dialami oleh alat ukur
konvensional seperti meteran, mikrometer sekrup atau
jangka sorong yaitu rentan kesalahan paralaks, kurang
fleksibel dan pencatatan masih manual.
Komponen utama dari PDM adalah modul
mikrokontroler, sensor ultrasonik dan sepasang probe.
Cara kerjanya adalah dengan menekan tombol daya
kemudian secara otomatis probe 1 akan mengirimkan
gelombang kepada probe 2, kemudian waktu tempuh
gelombang dihitung oleh mikrokontroler dan hasilnya akan
ditampilkan secara realtime pada layar alat ukur. Pengukuran
menggunakan PDM dapat dilakukan dengan cepat dan
tepat. PDM diharapkan dapat menjadi inovasi baru yang
Besaran Dalam Kehidupan 89
dapat melakukan pengukuran secara praktis, ergonomis,
cepat, dan dapat digunakan oleh tuna netra namun tetap
akurat.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan
sebagai satuan. Dalam fisika, pengukuran merupakan
aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek
dan kejadian dunia nyata. Alat pengukur adalah alat yang
digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut.
Pengukuran jarak yaitu pengukuran yang menjadikan jarak
sebagai besaran, pengukuran jarak mempunyai satuan
meter sebagai satuan baku. Pengukuran jarak dapat berupa
menghitung jarak dari suatu titik ke titik lain menggunakan
alat ukur.
1. Mikrokontroler Arduino
Arduino yaitu sebuah platform dari physical
computing yang bersifat open source. Arduino tidak
hanya sekedar sebuah alat prototyping (pengembangan),
tetapi juga kombinasi dari hardware, bahasa
pemrograman dan Integrated Development
Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah
software yang sangat berperan untuk menulis program,
meng-compile menjadi kode biner dan meng- upload ke
dalam memori mikrokontroller.

Besaran Dalam Kehidupan 90


Arduino Uno adalah board berbasis
mikrokontroler ATMega328. Board ini memiliki input
digital sebanyak 14 pin input-output. Sebanyak 6 pin
diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6
input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB,
dan tombol reset. Pin tersebut berguna untuk
mendukung kerja mikrokontroler.

Gambar 25. Mikrokontroler Arduino Uno


Gelombang ultrasonik yaitu gelombang bunyi
yang memiliki getaran dengan frekuensi lebih tinggi dari
gelombang bunyi yang bisa didengar oleh telinga
manusia, yaitu dalam rentang frekuensi antara 20 kHz -
20 MHz[4]. Gelombang ultrasonik termasuk kedalam
jenis gelombang mekanik yang membutuhkan medium
untuk merambat. Cepat rambat gelombang ultrasonik
bergantung pada mediumnya
Sensor Ultrasonik adalah sensor yang bekerja
berdasarkan prinsip kerja gelombang ultrasonik. Sensor
ultrasonik menghasilkan gelombang frekuensi tinggi dan
menerima kembali gelombang echo (pantulan), sehingga

Besaran Dalam Kehidupan 91


sensor dapat menghitung interval waktu antara
pengiriman gelombang dan penerimaan gelombang untuk
dapat menentukan jarak ke obyek.

Gambar 26. Sensor Ultrasonik


2. Prinsip Kerja PDM
PDM terdiri dari 3 komponen utama yaitu
mikrokontroler Arduino, probe (sensor ultrasonik), dan
LCD (liquid cristal display). Mikrokontroler Arduino
Uno pada alat ini memiliki 4 fungsi yaitu sebagai
ultrasonic generator, timer, kontrol, dan display LCD.
Sebagai ultrasonic generator, modul Arduino akan
menghasilkan sinyal yang kemudian diubah menjadi
gelombang ultrasonik oleh sebuah transducer.
Gelombang inilah yang akan ditransmisikan dari probe 1
ke probe 2.

Besaran Dalam Kehidupan 92


Gambar 27. Diagram blok mekanisme cara kerja PDM
Modul Arduino juga digunakan sebagai timer
digital yaitu melakukan perhitungan waktu perambatan
gelombang dari probe 1 ke probe 2. Mikrokontroler
Arduino melakukan perhitungan jarak berdasarkan
persamaan jarak berikut ini:
S=vxt
Dimana, S= Jarak
v= cepat rambat ultrasonik (347.45 m/s)
t = waktu rambat
3. Rancangan Pembuatan PDM
1. Perancangan Desain Sistem PDM
Langkah pertama dalam pembuatan PDM adalah
membuat gambaran sistem secara garis besar dalam
bentuk diagram blok yang merepresentasikan sistem

Besaran Dalam Kehidupan 93


keseluruhan. Setiap blok mempunyai fungsi masing-
masing.

Gambar 28. Diagram komponen cara kerja sistem


2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan membaca
artikel ilmiah dan jurnal tentang penelitian terkait.
Selain itu membuka data sheet komponen juga
dilakukan untuk mengetahui spesifikasi yang sesuai
tentangkomponen yang dipakai. Setelah dilakukan
studi literatur, maka didapatkan kesimpulan bahwa
mikrokontroler yang dipakai adalah Arduino uno dan
sensor yang dipakai adalah SRF05.
3. Persiapan Komponen
Pada tahap ini dipersiapkan komponen yang
diperlukan antara lain:
Tabel 6. Spesifikasi Arduino

Besaran Dalam Kehidupan 94


4. Perancangan Piranti Keras Sistem
Setelah komponen sudah sesuai dengan
spesifikasi telah tersedia, setelah itu implementasi
desain yang telah dilakukan dalam bentuk hardware.

Gambar 29. Implentasi hardware dalam rangkaian


sederhana
5. Perancangan Algoritma Pemrograman
Setelah komponen sudah dirangkai sesuai
rancangan maka tahap selanjutnya adalah perancangan
algoritma program. menghitung selang waktu
gelombang dari probe 1 menuju probe 2. Berikut ini
adalah diagram alir dari sistem PDM.

Besaran Dalam Kehidupan 95


Gambar 30. Diagram alir algoritma prog
1. Menentukan ketelitian alat ukur mistar, meteran, jangka
sorong, micrometer, dan neraca ohaus
2. Menggunakan prinsip angka penting
3. Menyesuaikan penulisan hasil pengukuran dengan prinsip
angka penting
keterampilan
1. Melakukan pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur
dengan mempertimbangkan aspek ketepatan, kesalahan
matematis yang memerhatikan ketelitian dan ketepatan.
2. Menyaji dan mengolah data pengukuran massa, panjang, dan
waktu
3. Mempresentasikan pengetahuan dan keterampilan
pengukuran massa jenis kelereng besar dan kecil
4. Membuat laporan tertulis hasil praktikum

Besaran Dalam Kehidupan 96


BAB 4
Besaran Dalam Kehidupan 97
DIMENSI SPIRITUAL

Tujuan hidup adalah untuk


ibadah, untuk Allah. Maka
tidak ada alasan kita untuk
menjalani hidup tanpa
semangat

4.1 Makna Pengukuran Dalam Dimensi


Spiritual

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan


silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal‖. (Al Imran :190)

Besaran Dalam Kehidupan 98


Dalam ayat diatas kita diberi petunjuk, setidaknya
tersirat beberapa makna antara lain adalah: alam semesta yang
senantiasa berproses tanpa henti dan menyajikan banyak sekali
gejala dalam seluruh dimensi ruang dan waktu yang terus
berkembang.
Hanya kepada Allah lah tunduk/patuh segala apa yang
ada di langit dan di bumi baik ataskesadarannya sendiri ataupun
karena terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu
pagi dan petang‖ (ar Raad :15). Dalam ayat ini Allah SWT
mengingatkan kita bahwa apapun nama dan bentuk gejala
yangditunjukan-Nya selalu mengikuti suatu sistem dengan
hukum-hukum yang telah ditetapkan- Nya.
Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya
merah diwaktu senja, dan denganmalam dan apa yang
diselubunginya. Dan dengan bulan apabila jadi purnama,
sesungguhnyakamu melalui tingkat-
demi tingkat‖. (Al Insyiqaaq 16-19)Allah SWT menampilkan
gejala fisis untuk diartikan sebagai perumpamaan antara
lain behwa terdapat 3 tahap yang harus dilalui manusia yaitu :
pertama, adanya ketidaktahuan kitaseperti kita melihat dalam
kegelapan malam. Kedua, adanya keragu-raguan kita
sepertihalnya kepekaan kita melihat cahaya merah di waktu senja
dan ketiga, ditunjukan-Nya gejalafisis serta penjelasan secara
nyata dan membawa isyarat keindahan dan keagungan-Nya.
Model dan Perumusan Fisika
Besaran Dalam Kehidupan 99
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam
Al Qur‘an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat
memetik pelajaran (az Zumar :27).
Kepunyaan Allah lah segala apa yang dilangit dan
dibumi, Sesungguhnya Allah, DialahMaha kaya lagi Maha
Terpuji. (Luqman :26) Untuk memenuhi keingintahuan terhadap
rahasia-rahasia alam ini penjelasan-penjelasannyaselalu dipakai
pendekatan-pendekatan dalam bentuk atau keadaan yang
sederhana ataukeadaan-keadaan ideal. Keadaan ideal ini
dinyatakan dalam bentuk perumusan matematikayang selanjutnya
kita sebut sebagai hukum-hukum fisika.
A. Besaran Fisis
‫إبلُناَ هكلُل دشقيرء دخلدققدناَهه ببقدددرر‬
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran. (Al Qamar: 49) dari ayat tersebut telah
menjelaskan bahwa Alaah menciptakan langit dan bumi ini
sesuai dengan ukurannya tidak pernah lebih dan tidak pula
kurang.
‫ك بفىِ اللهملللل ب‬
‫ك دودخلدلل د‬
‫ق‬ ‫ض دولد لم يدتلُبخلذ دولدددا لُولد لم يدهكلن للُهه دشبرلي ك‬ ‫للُبذلى لدهه هملل ه‬
‫ك اللُسوموو ب ل‬
‫ت دوالدلر ب‬
25:2﴿ ‫هكلُل دشلىِرء فدقدلُددرهه تدلقبدليدرا‬

Besaran Dalam Kehidupan 100


Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (Al
Furqan :2). Allah SWT menciptakan sesuatu dengan rapid an
indah tidak pernah ada kesalahan di dalam penciptaannya.
Kedua ayat diatas mengisyaratkanbahwa kata
ukuran adalah apa yang ada di alam ini dapat dinyatakan
dalam dengan dua peran, yang pertama sebagai bilangan
dengan sifat danketelitian yang terkandung didalamnya dan
yang keduanya sebagai hukum atau aturan.
B. Ketelitian
Ketelitian atau kepresisian dapat
dikatakan hasil-hasil dari suatu pengukuran
terpusat pada suatu daerah tertentu. Ketelitian
memiliki makna spiritual, seperti yang di
sebutkan di dalam Al-Qur’an surah Yunus : 101

Artinya : Katakanlah: “Perhatikanlah apa yaag ada di


langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang tidak beriman."

Telah ditegaskan di dalam Al-Qur’an surat Yunus


ayat 101, bahwa manusia diperintahkan untuk memeriksa
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Bagi umat

Besaran Dalam Kehidupan 101


Islam ayat tersebut merupakan cambuk yang sangat kuat
untuk segera mengadakan pengamatan, penelitian dan
analisis terhadap gejala-gejala alam dan segala sesuatu yang
ada di sekitar lingkungan hidupnya agar mengetahui
kebesaran Allah SWT, sehingga dapat lebih bersyukur.
Dengan belajar lebih jauh tentang pengukuran dan
ketelitian. InsyaAllah kita dapat lebih memahami makna
kehidupan, dan memahami betapa besarnya nikmat yang
diberikan di dunia ini oleh Allah SWT.
C. Dimensi dan Ruang
‫ت آْدياَتههه قهقرآْدناَ دعدربب يدياَ لبقدقورم يدقعلدهمودن‬ ‫ب فه ص‬
‫صل د ق‬ ‫بكدتاَ ك‬
Telah diperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Allah disegenap ufuk dan pada diri
merekasendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al
Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup
(bagikamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan
segalasesuatu ?(Al Fushshilat :53) Dalam kata kata tanda-
tanda (kekuasaan) Allah tersirat sifat dan perilaku seluruh
ciptaan Nya dengan berbagaiproses dan gejalanya.
Adapun yang terkandung dalam pengertian ufuk,
selain yang berlaku sebagai dimensi ruang juga termasuk
dalam makna dimensi-dimensi. Dinamika

Besaran Dalam Kehidupan 102


Tidak ada balasan kebaikan kecuali dengan
kebaikan pula.‖ (Ar Rahman: 60) Secara harfiah dapat
diartikan bahwa munculnya balasan kebaikan merupakan
buah dari interaksi. Dalam ayat ini tersirat pula makna
dari pemberian dan balasan berupa potensi yang dimiliki
suatu benda.

Besaran Dalam Kehidupan 103


BAB 5
DIMENSI SOSIAL

Ingatlah tujuan, cita-cita,


jika Anda berhenti
sekarang, semuanya tidak
akan pernah tercapai. Anda
perlukan adalah semangat
dan tetap semangat sampai
semuanya tercapai

5.1 Makna Pengukuran Dalam Dimensi Sosial

Dalam kehidupan sehari – hari kehidupan manusia


tidak lepas dari berbagi fenomena fisika salah satunya materi

Besaran Dalam Kehidupan 104


pengukuran yang kerap digunakan baik itu dibidang ekonomi,
industri dan sebagainya.
Materi pengukuran dibidang ekonomi dapat dilihat dari
penggunaan neraca atau timbangan duduk yang digunakan oleh
para penjual buah. Sebelum menjual atau menetapkan harga dari
buah yang dijualnya kepada pembeli maka penjual terlebih
dahulu menakar buah yang ingin dibeli dengan cara
mnimbangnya menggunakan sebuah timbangan.
Sama halnya yang dilakukan oleh penjual tepung terigu yang
terlebih dahulu harus menakar tepung terigu menggunakan
timbangan baru menentukan harga yang disepakati kepada
pembeli.
Dalam jual beli emas, untuk mengetahui harga atau
takaran dari emas tersebut juga diperlukan neraca oleh penjual
untuk mengetahu massa yang dimiliki emas tersebut. Oleh karena
itupenggunaan neraca dalam bidang ekonomi sangat dibutuhkan
karena dapat mempermudah bagi penjual untuk menentukan
harga yang sesuai.
Penggunaan alat alat ukur dalam bidang industri pabrik
dapat dilihat dari pnggunaan jangka sorong untuk mengukur
suatu diameter atau panjang benda yang berukuran kecil yang
membutuhkan ketelitian yang cukup besar. Dalam bidang
teknik, jangka sorong sering digunakan untuk mengukur diameter
baut ataupun mur. secara umum, jangka sorong ini juga biasa

Besaran Dalam Kehidupan 105


digunakan untuk mengukur diameter dalam pipa ataupun
diameter luarnya, serta mengukur kedalaman suatu tabung.
Sedangkan alat ukur mistar merupakan alat ukur yang
memiliki skala terkecil 1mm. Mistar ini memiliki ketelitian 0,5
mm yaitu setengah skala terkecil. Ketelitian adalah nilai terkecil
yang masih dapat diukur oleh alat ukur. Mistar biasa digunakan
oleh para tukang kayu mengukur kayu yang akan dirancang untuk
membangun rumah sesuai yang dibutuhkan, karena tanpa mistar
maka tukang kayu sulit untuk menyesuaikan panjang kayu yang
dibutuhkan hanya dengan mengira ngira saja. Mistar juga bisa
digunakan untuk mengukur panjang suatu meja, dan buku.
Untuk mengukur besaran yang nilainya lebih besar lagi
digunakan rol meteran. Meteran juga dapat digunakan oleh
penduduk setempat untuk mengukur panjang suatu bidang tanah
yang akan diperjual belikan sehingga ada kesesuain harga dengan
luas tanah yang telah disepakati. Meteran juga biasa digunakan
untuk mengukur panjang suatu jalan. Panjang terkecil dari rol
meter adalah centimeter (cm). meteran ini gunakan untuk
mengukur suatu objek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar,
misalnya karena ukurannya terlalu panjang atau bentuknya tidak
lurus.
Spidometer biasa kita lihat pada motor, mobil, bus dan
lain –lain. Dimana spidometer ini berfungsi untuk mengukur
kelajuan motor, mobil,dan bus sehingga pengendara dapat
mengetahui besarnya kelajuan yang digunakan.
Besaran Dalam Kehidupan 106
Termometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari
hari :
3. Termometer Klinis
Kita biasa menyebutnya sebagai termometer demam,
karena kegunaannya dibidang kedokteran sebagai pengukur
suhu tubuh. Termometer klinis mempunyai dua skala yaitu
35 derajat celcius dan 42 derajat celcius. Untuk mengukur
suhu tubuh biasanya thermometer klinis diletakkan diketiak
atau dimulut sekitar dua menit. Biasanya tubuh manusia
normal mempunyai suhu 37 derajat celcius.
4. Termometer Dinding
Dinamakan termometer dinding karena letaknya
biasanya ada di dinding untuk mengukur suhu dalam
ruangan yang berskala sekitar -50 derajat sampai 50 derajat
yang dinyatakan dengan celcius atau Fahrenheit.
5. Termometer Six-Bellani
Dinamakan six-bellani karena ditemukan oleh James
Six dan Bellani yang biasanya untuk para pengamat cuaca
sebagai mengukur suhu tinggi dan suhu rendah pada jangka
waktu yang sudah ditetapkan. Selain itu juga digunakan
untuk mengukur suhu di rumah kaca, rumah yang biasa
digunakan untuk penelitian. termometer ini juga mempunyai
keunikan yang tidak dimiliki termometer lainnya, yaitu

Besaran Dalam Kehidupan 107


mempuyai dua skala yaitu skala maksimum di pipa kanan,
sehingga suhu bisa di baca pada setiap pipa.
6. Termometer Platina
Termometer ini biasa digunakan oleh industri karena
jangkauannya mampu mengukur suhu sampai 10000 derajat
celcius. Ketika suhu naik, biasanya tekanan di platina juga
naik karena bahan antar listriknya terbuat dari platina yang
mampu menahan panas.
7. Termometer Gas
Termometer ini bisa mengukur suhu paling rendah
sekitar -250 derajat sampai suhu tertinggi sekitar 1500
derajat. Dinamakan termometer gas karena bekerja sesuai
dengan pemuaian gas hidrogen dan helium
8. Termometer pyrometer
Biasa disebut dengan termometer optik, yang bisa
bekerja sesuai dengan perubahan warna logam yang terjadi
karena perubahan suhu bisa sampai 100 derajat celcius.
9. Termometer Bimetal
Bentuk termometer ini bulat, dan perputarannya pun
seperti arah jam dinding. Makin tinggi suhu maka putaran
keeping bimetal semakin ke kanan.
10. Termometer Termokopel
Mampu mengukur suhu sekitar -100 derajat sampai
1500 derajat celcius. Termometer ini memiliki dua kawat

Besaran Dalam Kehidupan 108


yang mempunyai fungsi berbeda jika dihubungkan dengan
amperemeter, yang biasa untuk mengukur kuat arus listrik.
11. Termometer Pirometer
Ini adalah termometer optis yang biasa di gunakan
untuk mengukur jumlah pancaran radiasi per detik yang
dipancarkan oleh benda yang mempunyai suhu tinggi hingga
3000 derajat celcius dan paling rendah sampai 500 derajat
celcius.
12. Termomter Inframerah
Sama dengan termometer pirometer, termometer ini
juga digunakan dalam bidang optis. Cara kerjanya dengan
mengarahkan thermometer ini kea rah sinar inframerah
sambil menekan tombol sampai menunjukkan angka
tertinggi.
13. Termometer Resistansi
Mampu mengukur suhu sekitar -250 derajat sampai
700 derajat. Termometer ini digunakan untuk mencatat
perubahan resistansi cairan yang ada di kawat platinum.
14. Termometer Termistor
Merupakan thermometer non gelas yang mampu
mengukur suhu sekitar -25 derajat celcius hingga 18 derajat
celcius.
15. Termometer Sensor Ganda

Besaran Dalam Kehidupan 109


Termometer ini dibuat untuk suatu kebutuhan tertentu,
karena alatnya mampu mengukur suhu ganda lingkungan
yang dapat konstan dalam jangka waktu yang cukup lama.
16. Termometer Jenis K
Termometer jenis ini di buat untuk mengukur suhu
paling tinggi di udara, bukan untuk sembarang lingkungan.
17. Termometer Data Logging
Sesuai namanya data logging berarti perekam data,
yang dapat digunakan untuk menyediakan data akurat untuk
grafis yang cocok.
18. Termometer Laboratorium
Termometer yang biasa digunakan di laboratorium
sekolah, menggunakan bahan utama air raksa, jika cairan
raksa semakin panas maka cairan itu akan berubah sepanjang
pipa skala celcius.

Besaran Dalam Kehidupan 110


Besaran Dalam Kehidupan 111
BAB 6
SISTEM SOSIAL

Ingatlah tujuan, cita-cita,


jika Anda berhenti
sekarang, semuanya tidak
akan pernah tercapai. Anda
perlukan adalah semangat
dan tetap semangat sampai
semuanya tercapai

Besaran Dalam Kehidupan 112


6.1 Pengertian Sistem Sosial

A. Sistem sosial
Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
“systema” artinya sehimpunan dari bagian-bagian atau
komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama
lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Sistem merupakan suatu istilah yang artinya ialah
menggabungkan, untuk mendirikan, ataupun untuk
menempatkan bersama. Sistem merupakan suatu kumpulan
elemen berhubungan yang menjadi kesatuan/kebulatan yang
kompleks. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari suatu
prosedur yang saling berinteraksi/berhubungan, untuk dapat
menjalankan fungsi dari masing-masing untuk menghasilkan
maupun menyelesaikan sesuatu yang menjadi tujuan
bersama.
Secara umum sistem sosial dapat di artikan sebagai
suatu sistem yang terdiri sekumpulan tindakan yang dibentuk
dari berbagai interaksi sosial antara satu individu dengan
individu yang lainnya yang dimana akan selalu tumbuh dan
berkembang di masyarakat.
Sistem sosial adalah semua unsur sosial yang saling
berhubungan antara satu sama lain dan dimana hubungan
tersebut saling mempengaruhi dalam kesatuan sosial. Dalam

Besaran Dalam Kehidupan 113


sistem sosial setidaknya harus ada dua orang atau lebih, yang
saling berinteraksi satu sama lain, memiliki tujuan dari
interaksi tersebut, memiliki struktur, simbol dan tujuan
bersama. Atau sistem sosial bisa di artikan sebagai bagian-
bagian yang saling berhubungan, masing-masing bekerja
sendiri dan saling mendukung dan bertujuan untuk mencapai
tujuan bersama.
Sistem sosial ini dapat terbentuk dengan sendirinya
yaitu karena adanya satu penilaian umum yang telah menjadi
sebuah kesepakatan diantara kelompok masyarakat. Penilaian
umum ini biasanya memiliki standar-standar tertentu yang di
sebut juga dengan norma sosial.
Pada umumnya masyarakat mengartikan sistem
adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang menyangkut
teknis melakukan sesuatu. Namun tidak demikian halnya di
dalam kajian sosiologis. Sosiologis melihat sistem
merupakan suatu rangkaian berbagai unsur yang satu sama
lain berhubungan secara utuh tanpa dapat dipecah-pecahkan.
B. Sistem Sosial Menurut Ahli
Adapun pengertian sistem sosial juga banyak di
kemukakan oleh para ahli yang diantaranya adalah:
- Talcott Persons, sistem sosial dapat di definisikan sebagai
suatu proses interaksi yang terjadi di dalam masyarakat
diantara para pelaku sosial. Interaksi yang terjadi diantara
para pelaku sosial ini tentunya akan melibatkan sebuah
Besaran Dalam Kehidupan 114
struktur relasi yang menurut Talcott Persons di sebut
sebagai sebuah sistem.
Dengan adanya pendapat dari Talcott Person ini, banyak
orang yang mengambil kesimpulan yang di dapat dari
hasil pemikiran Talcott Persons yaitu sistem sosial juga
terdiri dari sebuah dari kolektivitas dan juga peran.
Oleh Karena itu, interaksi yang terjadi antara satu
individu dan individu lainnya menurut Talcott Person
akan mampu melahirkan sebuah sistem sosial. Sebagai
salah satu contohnya adalah sistem sosial di dalam
penjara dimana individu-individu yang ada di dalamnya
lebih dari satu orang yang tentunya melibatkan interaksi
di dalamnya.
- Tatang (Abdulsyani, 1994) istilah sistem berasal dari
bahasa Yunani yaitu systema yang mempunyai pengertian
sebagai berikut:
1) Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak
bagian.

2) Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan


atau komponen secara teratur.
- Abdulsyani (1994) mengatakan sistem adalah himpunan
dari bagian-bagian yang saling berkaitan, masing-masing
bagian bekerja sendiri dan bersama-sama saling
mendukung; semuanya dimaksudkan untuk mencapai

Besaran Dalam Kehidupan 115


tujuan bersama, dan terjadi pada lingkungan yang
kompleks.
- Abdulsyani (1994), sistem sosial merupakan konsep yang
paling umum dipakai dalam menjelaskan dan
mempelajari hubungan manusia di dalam kelompok atau
dalam organisasi sosial. Dalam hal ini manusia sebagai
anggota masyarakat merupakan individu-individu yang
saling bergantungan. lnteraksi antar individu yang
berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan
bersama yaitu berpedoman pada norma-norma sosial
merupakan dasar dari terbentuknya sistem sosial.
- Jhonson (1986) sistem sosial hanya salah satu dari
sistem-sistem yang termasuk dalam kenyataan sosial.
Sistemsistem sosial tersebut merupakan bentukan dari
tindakan-tindakan sosial individu.
- Nasikun (1993) tidak lain adalah suatu sistem daripada
tindakan-tindakan. la terbentuk dari interaksi sosial yang
terjadi di antara berbagai individu, tumbuh dan
berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh
dan berkembang di atas standar penilaiaan umum
masyarakat. Sistem Sosial adalah sistem bermasyarakat
itu sendiri.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai sistem
sosial, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sistem
sosial adalah sebuah kumpulan bagian-bagian yang saling
Besaran Dalam Kehidupan 116
berkaitan satu sama lain dan terbentuk dari interaksi sosial
yang terjadi dalam kehidupan maupun lingkungan sehari-
hari.
Menurut pandangan ilmu sosial, struktur sosial
merupakan suatu sistem pengharapan-pengharapan yang
berpola dari prilaku individu-individu yang menempati
status-status tertentu dalam sistem sosial. Selama sekelompok
peran tersebut penting secara strategi bagi sistem sosial,
kompleks pola-pola yang mendefenisikan perilaku yang
diharapkan di dalam peran-peran itu bisa disebut sebagai
suatu lembaga. Struktur-struktur kelembagaan dalam
pengertian ini merupakan unsur fundamental dari stuktur
sistem sosial.
Contoh sistem sosial misalnya seperti yang dapat kita
ambil dari masyarakat pada lingkungan sekitar kita, misalnya
seperti pada sistem yang ada di suatu Universitas atau
Sekolah, lalu bisa juga di dalam masyarakat seperti adanya
kecamatan, kelurahan, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga.
Lalu contoh lain dari sistem sosial yaitu adanya
seorang individu yang hidup bersama dengan individu
lainnya, minimal ada dua orang individu. Individu tersebut
saling berinteraksi antara satu sama lain sehingga terjadi
adaptasi dan terbentuk pengorganisasian, lalu muncul-lah
pada setiap individu rasa persatuan, dan mereka juga sadar
bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
Besaran Dalam Kehidupan 117
Suatu kelompok dapat dikatakan sebagai sistem
sosial, dan yang paling penting dalam kelompok tersebut
terdapat interaksi. Interaksi tersebut misalnya seperti
kerjasama, persaingan, persahabatan, dan sebagainya. Hal
seperti itu merupakan beberapa contoh dari sistem sosial
yang dapat kita temui dilingkungan sekitar kita.
Kita ketahui bahwa masyarakat merupakan himpunan
manusia yang di dalamnya saling berinteraksi atau saling
berhubungan antara satu sama lain dan terikat oleh aturan
serta memiliki kebiasaan bersama. Tentunya kehidupan yang
ada dalam masyarakat merupakan salah suatu sistem sosial,
karena pada masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial.
Karena dalam masyarakat orang-orang akan saling
berhubungan, saling berinteraksi antara satu sama lain dalam
suatu keseluruhan serta memiliki tujuan bersama. Selama
setiap individu yang ada dalam masyarakat saling memiliki
ketergantungan satu sama lain dan masih mempunyai
kesamaan perilaku maupun tujuan maka fungsi unsur-unsur
sosial masih dijalankan. Dengan memiliki ketergantungan
antara satu sama lain, maka setiap individu akan memiliki arti
yang sangat penting terhadap kehadiran individu yang
lainnya.
Selain itu kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat maka dapat menghasilkan kinerja yang baik
terutama untuk mengatasi berbagai masalah sosial yang ada
Besaran Dalam Kehidupan 118
di dalam masyarakat, karena sangat sulit jika pemerintah
menyelesaikan persoalan sosial tanpa bantuan dan dukungan
dari masyarakat, maupun sebaliknya. Unsur-unsur sistem
sosial pada masyarakat misalnya seperti: status, peranan,
keyakinan, perbedaan, dan lain-lain Proses-proses didalam
sistem sosial , antara lain ialah sebagai berikut:
a. Komunikasi
b. Memelihara tapal batas
c. Penjalinan sistem
d. Sosialisasi
e. Pengawasan sosial
f. Pelembagaan
g. Perubahan social
Kehidupan bermasyarakat dipandang ialah sebagai
suatu sistem /sistem sosial, yakni suatu keseluruhan bagian
maupun unsur-unsur yang saling berinteraksi / berhubungan
didalam suatu kesatuan.
Alvin L. Bertrand, suatu sistem sosial terdapat:
a. 2 orang atau lebih
b. Terjadi interaksi antara mereka
c. Bertujuan
d. mempunyai struktur, harapan-harapan bersama yang
didomaninya.
Dalam suatu sistem sosial pada dasarnya terdapat
suatu proses yang saling mempengaruhi. Hal tersebut
Besaran Dalam Kehidupan 119
disebabkan oleh adanya saling keterkaitan diantara satu unsur
dengan unsur yang lainnya.
Margono Slamet, sistem sosial tersebut dipengaruhi
oleh adanya ekologi, demografi, kebudayaan, kepribadian,
waktu, sejarah, dan juga latar belakang. Ciri utama sistem
sosial ialah menerima unsur-unsur yang dari luar (terbuka).
Namun juga akan menimbulkan terjalinnya suatu
ikatan diantara unsur-unsur dengan unsur yang lainnya
(internal) serta terjadi saling pertukaran diantara sistem
sosial itu sendiri dengan lingkungannya (eksternal).

6.2 Fungsi Sistem Sosial

Fungsi dari setiap sistem sosial menurut Halminton


(1990) ada empat yaitu:
1. Fungsi Pemeliharaan Pola. Fungsi Pemeliharaan Pola
mengacu pada keharusan mempertahankan stabilitas pola-
pola budaya terlembaga yang mendefenisikan struktur dari
sistem tersebut. Dalam hal ini fungsi esensial adalah
pemeliharaan, pada tingkat kultural, dan stabilitas nilai-nilai
terlembaga melalui proses-proses yang mengartikulasikan
nilai-nilai dengan sistem kepercayaan, yaitu keyakinan-
keyakinan agama, idiologi, dan semacamnya. Selain itu
adanya fungsi kendali yang menyangkut motivasi komitmen
individual.
Besaran Dalam Kehidupan 120
2. Fungsi Pencapaian Tujuan. Fokus dari orientasi
tujuannya terletak dalam hubungannya sebagai suatu sistem
terhadap kepribadian-kepribadian dari individu-individu
peserta. Karena itu ia menyangkut bukannya komitmen
kepada nilai-nilai masyarakat, tetapi motivasi untuk
menyumbang apa yang perlu bagi berfungsinya sistem :
"Sumbangan-sumbangan" ini berbeda menurut
kedaruratannya.
3. Fungsi Adaptasi Fungsi. Adaptasi ini merupakan suatu
tindakan penyesuaiaan dari sistem terhadap "tuntutan
kenyataan" yang keras yang tidak dapat diubah 'yang datang
dari lingkungan'.
4. Fungsi Integrasi. Dari keseluruhan fungsi integrasi
adalah fokus dari sifat-sifat dan prosesproses yang paling
menonjol. Pentingnya integrasi mengisyaratkan bahwa
semua sistem, kecuali dalam kasus tertentu, ituPengertia
didefenisikan dan dipecahpecah menjadi unit-unit yang
relatif independen, yaitu harus diperlakukan sebagai sistem-
sistem lain, yang dalam hal ini subsistem-subsistem lain dari
sistem sama yang lebih luas. Dalam suatu masyarakat yang
sangat terdeferensial, fokus primer dari fungsi integrasi
didapati dalam sistem norma-norma legalnya dan pelaku-
pelaku yang berhubungan dengan manajemennya, terutama
pengadilan dan profesi hukum.

Besaran Dalam Kehidupan 121


Dalam dunia pendidikan, pendidikan dimanapun tidak
akan pernah berdiri secara terpisah dari kegiatan kelas yang
memberikan kesempatan kepada seorang pendidik untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didiknya. Oleh karena
itu wajarlah bila pelaksanaan pendidikan selalu menuntut sarana
kelas sebagai tempat yang mampu menghubungkan antara guru
dan siswa dalam sebuah proses interaksi
Hubungan yang terjalin melalui kegiatan kelas mampu
menempatkan seorang guru dan para murid dalam konteks
dialogis, serta membangun persepsi secara horisontal, berupa
hubungan emosional antar individu sebagai subjek yang sama,
dan secara bersama-sama dalam mengamati objek pengetahuan.
Sehingga, tanpa disadari, sesungguhnya aktivitas yang
berlangsung tersebut merupakan kenyataan terhadap eksistensi
sistem sosial dalam kegiatan pendidikan.
Meskipun demikian, jangkauan sistem sosial tersebut
sangatlah terbatas. Sebab yang nampak hanya berupa
kompleksitas interaksi yang berlangsung melalui aktivitas
pembelajaran kelas. Sebagai upaya untuk memaparkan realitas
tersebut, maka melalui makalah ini penulis berupaya untuk
merunut pemahaman kita ke dalam sebuah perspektif tentang
kegiatan kelas sebagai suatu sistem sosial, melalui penelusuran
tentang pengertian kelas beserta ruang lingkup interaksi yang
berlangsung di dalamnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam wawasan sosiologi pendidikan.
Besaran Dalam Kehidupan 122
Dalam kegiatan yang berlangsung di dalam kelas,
interaksi antara guru dengan para murid, dan antar sesama murid
adalah bagian dari proses pembelajaran yang sangat kompleks.
Mengenai hal ini, jika ingin mengetahui bagaimana interaksi
tersebut dikatakan sangat kompleks, maka terlebih dahulu mesti
diketahui pengertian dari interaksi sosial tersebut.
Pengertian interaksi sosial menurut beberapa pakar (Ary
H. Gunawan, 2000:30-31) adalah:
1. Menurut Bonner, interaksi sosial ialah suatu hubungan
antara dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu
yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain, dan sebaliknya.
2. Menurut Young, interaksi sosial ialah kontak timbal balik
antara dua orang atau lebih.Menurut Psikologi Tingkah Laku
(Behavioristic Psychology), interaksi sosial berisikan saling
perangsangan dan pereaksian antara kedua belah pihak
individu.
Berdasarkan pernyataan di atas, jelaslah bahwa interaksi
sosial adalah polarisasi hubungan antar individu yang saling
mempengaruhi. Dari interaksi sosial inilah kemudian terjadi
interaksi personal sosial, yaitu interaksi dengan “orang” (person)
dalam situasi (lingkungan) sosial, serta interaksi kultural, berupa
hubungan seseorang dengan kebudayaan kelompoknya.
Mengenai hal tersebut terdapat pembagian dalam
interaksi sosial. Pembagian interaksi sosial tersebut dapat disimak
Besaran Dalam Kehidupan 123
melalui pernyataan di bawah ini mengenai beberapa macam
interaksi sosial (Ary H. Gunawan, 2000:32-33), yakni: Pertama,
dilihat dari sudut subjeknya, ada tiga macam interaksi sosial,
yaitu: Interaksi antar orang perorangan, Interaksi antar orang
dengan kelompoknya, dan sebaliknya, Interaksi antar kelompok;
Kedua, dilihat dari segi caranya, ada dua macam interaksi sosial,
yaitu: Interaksi langsung (direct interaction), yaitu interaksi fisik,
seperti berkelahi, hubungan seks/kelamin, dan sebagainya; serta
Interaksi simbolik (symbolic interaction), dengan
mempergunakan bahasa (lisan/tertulis) dan simbol simbol lain
(isyarat), dan lain sebagainya; dan, Ketiga, menurut bentuknya,
Selo Soemardjan membagi interaksi menjadi empat, yaitu:
Kerjasama (cooperation), Persaingan (competition), Pertikaian
(conflict), dan Akomodasi (accommodation), yakni bentuk
penyelesaian dari pertikaian.
Kompleksitas interaksi sosial yang terjadi dalam kegiatan
kelas antara guru dan siswa serta antar sesama siswa telah
terpolarisasi sedemikian rupa dalam kegiatan didalam kelas. Hal
ini merupakan gambaran dalam proses riil pembelajaran. Oleh
karenanya , dalam interaksi edukatif yang terjalin tersebut guru
merupakan komponen utama yang (semestinya) mampu
mengarahkan berlangsungnya proses interaksi edukatif ke arah
yang positif. Sebab, guru merupakan pengelola sekaligus
pengatur jalannya interaksi pembelajaran tersebut.

Besaran Dalam Kehidupan 124


Kita semua mengetahui, bahkan pernah merasakan,
ketika proses pembelajaran tengah berlangsung, ada murid yang
merasa terganggu saat mengikuti pelajaran di kelas karena ulah
teman sekelasnya, atau ada pula yang merasa terganggu ketika
salah seorang murid mengajak temannya berbicara, atau ada yang
bertingkah usil dengan menyembunyikan alat tulis, atau kita
sendiri selaku pendidik merasa dilecehkan oleh siswa ketika salah
seorang di antaranya selalu mendominasi pembicaraan saat
diskusi kelompok, mendebat kita selaku guru secara tidak wajar,
dan sebagainya.
Tentu ada juga yang pernah merasa terganggu karena
ruang kelas sangat panas dan pengap, penerangan kurang jelas,
tempat duduk tidak nyaman, barang-barang dalam kelas tidak
teratur, dan sejenisnya. Demikian pula tentu ada yang pernah
merasa kecewa, tersinggung, marah, malu, dan sebagainya,
karena perlakuan tertentu dari guru meskipun sebenarnya apa
yang diajarkan olen guru tersebut menarik untuk disimak.
Kondisi sebagaimana yang digambarkan di atas
menunjukkan bahwa dalam kegiatan kelas semua orang berhu-
bungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Dan secara kompleks, interaksi pembelajaran yang terjadi telah
membentuk sistem sosial, baik disadari secara langsung, maupun
tidak. Dalam situasi seperti ini terdapat seorang individu dalam
kegiatan kelas yang dihormati, disegani, dipatuhi perkataannya,
dan ada pula yang sebaliknya, diejek, dimarahi,
Besaran Dalam Kehidupan 125
dikucilkan,direndahkan kedudukannya di antara rekan-rekannya
yang lain.
Kondisi tersebut pada akhirnya membentuk klasifikasi
sosial dalam interaksi kelas, baik yang berpretensi material,
seperi antara kaya dan miskin, atau immaterial, seperti terhormat,
kurang terhormat dan tidak terhormat. Atau, yang bersifat formil,
seperti pandai dan bodoh, yang bersifat informil, seperti cantik,
tampan dan sebaliknya.
Kondisi seperti dipaparkan di atas membutuhkan
penanganan dalam bentuk kerjasama (cooperation) dan
akomodasi (accommodation), yakni bentuk penyelesaian dari
pertentangan. Seorang guru diharuskan menjadi mediator
pembelajaran kelas dengan sistem sosial yang telah terbentuk
sedemikian rupa ke arah bentuk pembelajaran kelompok yang
antara satu dengan lainnya dapat bekerjasama dengan baik serta
saling memahami kedudukan atau posisi antar individu yang
terdapat di dalam kelompok.
Seorang guru, dalam kondisi seperti itu juga mesti
mempersempit jarak perbedaan di atara individu satu dengan
yang lainnya, menyamaratakan sikap dan perlakuan kepada
seluruh personil kelompok, dan memberikan penghargaan yang
tidak berlebihan atas prestasi yang dicapai oleh individu maupun
kelompok.
Saat melakukan kegiatan siswa, ada beberapa yang
memfasilitasi Anda untuk bekerja secara kelompok. Hal ini
Besaran Dalam Kehidupan 126
diharapkan agar Anda dapat bekerja sama dan dapat menghargai
peran serta pekerjaan teman kelompok Anda saat melakukan
kegiatan. Misalnya pada kegiatan pembelajaran Anda diminta
untuk membuat kelompok dan melakukan diskusi mengenai
hubungan polusi udara dengan efek rumah kaca.
Pada kegiatan praktikum tersebut Anda dituntut untuk
melakukan secara berkelompok meskipun praktikum tersebut
dapat dilakukan secara individu. Hal ini sengaja dibentuk untuk
membangun rasa saling menghargai dan saling mempercayai
pekerjaan antarsesama. Selain itu, Anda dapat merasakan suatu
pekerjaan akan terasa ringan jika dilakukan secara bersama-sama
dan saling bekerja sama.

6.3 Tindakan Sosial

Sebagai makhluk sosial, tentu saja manusia dituntut


untuk selalu berhubungan dengan orang lain. Oleh karena
hubungan inilah, maka tingkah laku mseseorangpun sangat rentan
untuk dipengaruhi oleh orang lain. Pengaruh itu bisa berasal dari
keluarga, teman, dan masyarakat di lingkungan kita. Oleh karena
itu tingkah laku atau tindakan manusia tersebut disebut tindakan
sosial.
Menurut para ahli pengertian tindakan sosial adalah
perbuatan atau perilaku manusia untuk mencapai tujuan subjekif
dirinya. Misalnya: sejak kecil manusia sudah melakukan tindakan
Besaran Dalam Kehidupan 127
sosial, antara lain membagi makanan dengan temannya, dan
memberi sesuatu kepada pengemis. Tindakan sosial manusia
diperoleh melalui proses belajar dan proses pengalaman dari
orang lain. Jika tindakan sosial itu dianggap baik, maka manusia
akan melakukan tindakan yang sama. Jika tindakan sosial itu baik
dan bermanfaat bagi orang lain, makin lama tindakan sosial
tersebut dapat dianggap sebagai suatu kebisaaan yang harus
dilakukan oleh seluruh anggota kelompok sosial
Tindakan sosial adalah tindakan individu yang diarahkan
pada orang lain dan memiliki arti, baik bagi diri si pelaku
maupun bagi orang lain. Dalam tindakan sosial mengandung tiga
konsep, yaitu tindakan, tujuan dan pemahaman. Ciri-ciri dari
tindakan sosial adalah: tindakan memiliki makna subjektif,
tindakan nyata yang bersifat membatin dan bersifat subjektif,
tindakan berpengaruh positif, tindakan diarahkan pada orang lain
dan tindakan merupakan respons terhadap tindakan orang lain.
Berdasarkan tingkat pemahamannya, terdapat rasionalitas
instrumen, rasionalitas berorientasi nilai dan tindakan afektif
serta tindakan tradisional.
1) Seluruh perilaku manusia yang dilakukan dengan sadar
ataupun tidak sadar untuk mencapai tujuan tertentu.
2) Tidak semua perilaku dapat dimengerti sebagai suatu
manifestasi rasionalitas. Misal: ada orang yang bersedia
membeli lukisan abstrak –seperti lukisan Affandi atau
Picasso, atau perangko kuno dengan harga jutaan  ada
Besaran Dalam Kehidupan 128
orang yang mengatakan bahwa tindakan orang yang
membeli lukisan itu adalah tidak rasional.
3) tetapi kalau kita mau berpikir lebih mendalam maka tahu
alasan subyektif mereka hingga bersedia mengeluarkan
uang begitu banyak untuk sebuah lukisan,
4) Menurut Max Weber, metode yang bisa dipergunakan untuk
memahami arti-arti subyektif tindakan sosial seseorang
adalah dengan verstehen.
5) Kemampuan untuk berempati atau kemampuan untuk
menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang
perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuan-
tujuannya mau dilihat menurut perspektif orang itu
Max Weber dalam memperkenalkan konsep
pendekatan verstehen untuk memahami makna tindakan
seseorang, berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak
haya sekedar melaksanakannya tetapi juga menempatkan diri
dalam lingkungan berfikir dan perilaku orang lain. Konsep
pendekatan ini lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada
tujuan yang hendak dicapai atau in order to motive.interaksi
sosial merupakan perilaku yang bisa dikategorikan sebagai
tindakan sosial. Dimana tindakan sosial merupakan proses aktor
terlibat dalam pengambilan-pengambilan keputusan subjektif
tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dipilih, tindakan tersebut mengenai semua jenis perilaku manusia,
yang di tujukan kepada perilaku orang lain, yang telah lewat,
Besaran Dalam Kehidupan 129
yang sekarang dan yang diharapkan diwaktu yang akan datang.
tindakan sosial (social action)adalah tindakan yang memiliki
makna subjektif (a subjective meaning)bagi dan dari aktor
pelakunya.Tindakan sosial seluruh perilaku manusia yang
memiliki arti subjektif dari yang melakukannya. Baik yang
terbuka maupun yang tertutup, yang diutarakan secara lahir
maupun diam-diam, yang oleh pelakunya diarahkan pada
tujuannya. Sehingga tindakan sosial itu bukanlah perilaku yang
kebetulan tetapi yang memiliki pola dan struktur tertentudan
makna tertentu.
Weber secara khusus mengklasifikasikan tindakan sosial
yang memiliki arti-arti subjektif tersebut kedalam empat tipe.Atas
dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakan tindakan
sosial manusia ke dalam empat tipe, semakin rasional tindakan
sosial itu semakin mudah dipahami:
1) Tindakan Rasionalitas Instrumental(Zwerk
Rational)
Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang
dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan
pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu
dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk
mencapainya. Contohnya : Seorang siswa yang sering
terlambat dikarenakan tidak memiliki alat transportasi,
akhirnya ia membeli sepeda motor agar ia datang kesekolah
lebih awal dan tidak terlambat. Tindakan ini telah
Besaran Dalam Kehidupan 130
dipertimbangkan dengan matang agar ia mencapai tujuan
tertentu. Dengan perkataan lain menilai dan menentukan
tujuan itu dan bisa saja tindakan itu dijadikan sebagai cara
untuk mencapai tujuan lain.
2) Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational)
Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat
bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan
dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya
sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu
yang bersifat absolut. Contoh: perilaku beribadah atau
seseorang mendahulukan orang yang lebih tua ketika antri
sembako. Artinya, tindakan sosial ini telah dipertimbangkan
terlebih dahulu karena mendahulukan nilai-nilai sosial
maupun nilai agama yang ia miliki.
3) Tindakan Afektif(Affectual Action)
Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan
atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar.
Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan
merupakan ekspresi emosional dari individu. Contohnya:
hubungan kasih sayang antara dua remaja yang sedang jatuh
cinta atau sedang dimabuk asmara.Tindakan ini biasanya
terjadi atas rangsangan dari luar yang bersifat otomatis
sehingga bias berarti.

Besaran Dalam Kehidupan 131


4) Tindakan Tradisional(Traditional Action)
Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan
perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek
moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
Kedua tipe tindakan yang terakhir sering hanya
menggunakan tanggapan secara otomatis terhadap
rangsangan dari luar. Karena itu tidak termasuk kedalam
jenis tindakan yang penuh arti yang menjadi sasaran
penelitian sosiologi. Namun demikian pada waktu tertentu
kedua tipe tindakan tersebut dapat berubah menjadi tindakan
yang penuh arti sehingga dapat dipertanggungjawabkan
untuk dipahami.
Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu
tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna
atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada
tindakan orang lain. Suatu tindakan individu yang diarahkan
kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan
sosial, suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan sosial
ketika tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada orang
lain (individu liannya).
Meski tak jarang tindakan sosial dapat berupa
tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subyektif yang
mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu.

Besaran Dalam Kehidupan 132


Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali
dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang
serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi
tertentu.
Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial
dan antar hubungan sosial itu Weber mengemukakan lima
ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi yaitu:
1) Jika tindakan manusia itu menurut aktornya
mengandung makna subjektif dan hal ini bisa meliputi
berbagai tindakan nyata.
2) Tindakan nyata itu bisa bersifat membatin sepenuhnya.
3) Tindakan itu bisa berasal dari akibat pengaruh positif
atas suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang, atau
tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam
dari pihak mana pun.
4) Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada
beberapa individu.
5) Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan
terarah kepada orang lain itu.
Selain dari pada ciri-ciri tersebut diatas tindakan
sosial masih mempunyai ciri-ciri lain. Tindakan sosial dapat
pula dibedakan dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang
diarahkan pada waktu sekarang, waktu lalu, atau waktu yang
akan datang. Di liat dari segi sasaranya, maka “pihak sana”

Besaran Dalam Kehidupan 133


yang menjadi sasaran tindakan sosial si aktor dapat berupa
seorang individu atau sekelompok orang.
Dengan membatasi suatu perbuatan sebagai suatu
tindakan sosial, maka perbuatan-perbuatan lainnya tidak
termasuk kedalam obyek penyelidikan sosiologi. Tindakan
nyata tidak termasuk tindakan sosial kalu secara khusus
diarahkan kepada obyek mati. Karena itu pula Weber
mengeluarkan beberapa jenis interaksi sosial dari teori
aksinya.
Beberapa asumsi fundamental teori aksi (action
theory) antara lain:
1) Tindakan manusia muncul dari kesadaran sendiri
sebagai subjek dan dari situasi eksternal dalam
posisinya sebagai objek.
2) Sebagai subjek manusia bertindak atau berperilaku
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
3) Dalam bertindakmanusia menggunakan cara teknik
prosedur, metode serta perangkat yang diperkirakan
cocok untuk mencapai tujuan tersebut.
4) Kelangsungan tindakan manusia hanya di batasi oleh
kondisi yang tak dapat di ubah dengan sendirinya.
5) Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap
tindakan yang sedang terjadi dan yang akan dilakukan.

Besaran Dalam Kehidupan 134


6) Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip
moral diharapkan timbul pada saat pengambilan
keputusan.
7) Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan
pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif.
Pelaku individual mengarahkan kelakuannya kepada
penetapan atau harapan-harapan tertentu yang berupa kebiasaan
umum atau dituntut dengan tegas atau bahkan dibekukan dengan
undang-undang. Menurut Weber, tidak semua tindakan yang
dilakukan merupakan tindakan sosial. Tindakan sosial adalah
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku
orang lain dan berorientasi pada orang lain. Contohnya adalah
seseorang yang bernyanyi-nyanyi kecil untuk menghibur dirinya
sendiri bukan merupakan tindakan sosial. Namun jika tujuannya
untuk menarik perhatian orang lain, maka itu merupakan tindakan
sosial. Contoh lain adalah orang yang dimotivasi untuk membalas
atas suatu penghinaan di masa lampau, mengorientasikan
tindakannya kepada orang lain,Itu perilaku sosial.
Menurut Weber perilaku sosial juga berakar dalam
kesadaran individual dan bertolak dari situ. Tingkah laku individu
merupakan kesatuan analisis sosiologis, bukan keluarga, negara,
partai, dll. Weber berpendapat bahwa studi kehidupan sosial yang
mempelajari pranata dan struktur sosial dari luar saja, seakan-
akan tidak ada inside-story, dan karena itu mengesampingkan
pengarahan diri oleh individu, tidak menjangkau unsur utama dan
Besaran Dalam Kehidupan 135
pokok dari kehidupan sosial itu. Sosiologi sendiri haruslah
berusaha menjelaskan dan menerangkan kelakuan manusia
dengan menyelami dan memahami seluruh arti sistem subyektif.
Dalam kontek penelitian yang kami lakukan peneliti
ingin mengetahui kategori atau klasifikasi tipe tindakan warga
pondok mulai dari pengurus, ustad santri dan lain-lain bersama
dengan masyarakat sekitar dalam perspektif tindakan Weber.
Seperti di uraikan di dalam latar belakang masalah bahwa
ada tindakan sosial warga pondok pesantren modren Al-Amanah
yang dilakukan bersama warga masyarakat seperti, kegiatan
pengajian eleng-eleng, kemudian bazar ramadhan, kemudian
gotong royong, pengajian rutinan untuk wali santri, pengajian
rutinan alumni. Dalam hal ini beberapa tindakan sosial yang
dilakukan oleh pihak pesantren terhadap masyarakat nantinya
akan dianalisis pada empat tipe tindakan sosial yang
dikemukakan oleh Max Weber.
Ada empat tipe tindakan sosial yang dikemukakan
Weber, yaitu tipe tindakan rasional instrumental (zwerk rational),
kemudian yang ke dua tindakan rasional nilai (werktrational
action), yang ketiga tindakan afektif (affectual action), dan yang
terakhir tindakan tradisional (traditional action).
Dari beberapa contoh kegiatan yang diadakan oleh
pesantren untuk masyarakat diatas, kemudian tindakan sosial
tersebut termasuk kedalam tipe tindakan sosial yang mana,
apakah termasuk dalam tipe tindakan sosial yang pertama, yaitu
Besaran Dalam Kehidupan 136
tindakan rasional instrumental,tindakan ini merupakan tindakan
yang tidak hanya sekedar menilai cara baik untuk mencapai
tujuannya tapi juga menentukkan nilai dari tujuannya tapi juga
menentukan nilai dari tujuan itu sendiri, atau masuk juga kedalam
tipe tindakan rasional nilai, tindakan tipe ini aktor tidak dapat
menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan yang
paling tepat ataukah lebih cepat untuk mencapai tujuan yang
lainnya, atau juga bisa masuk dalam tipe tindakan yang ke tiga
yakni tindakan afektif, tindakan afektif merupaka tindakan yang
dibuat-buat, dan kemungkinan juga masuk pada tindakan sosial
yang ke empat ini tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-
kebiasaan yaitu tindakan tradisional. Dan beberapa tindakan
sosial yang dilakukan oleh pihak pesantren untuk masyarakat
tidak hanya bisa masuk dalam satu tipe saja namun tindakan
sosial tersebut juga bisa masuk dalam ke empat-empatnya tipe
tindakan sosial yang dikemukakan oleh Weber.

Besaran Dalam Kehidupan 137


BAB 7
PRINSIP REAKSI

Hidup ini indah, namun


akan rusak oleh orang –
orang pemalas

Besaran Dalam Kehidupan 138


7.1 Sistem Pembelajaran

Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti


kata “Sistem”, diantaranya sebagai berikut :
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks/
terorganisir : suatu himpunan / perpaduan hal-hal / bagian-
bagian yang membentuk suatu kebulatan / keseluruhan yang
kompleks/utuh.
b. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan
yangg bersam-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen / subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Definisi-definisi diatas, yang pertama (a) menekankan soal
wujud sistem, yang kedua (b) menaruh perhatian pada fungsi
komponen yang saling berkaitan dan tujuan sistem, dan yang
ketiga (c) menampilkan unsur rencana disamping saling
berkaitannya antar komponen dan tujuan dari sistem itu sendiri.
Meskipun definisi-definisi diatas itu berbeda-beda tetapi
mengandung unsur persamaan yang dapat dipandang sebagai ciri
umum dari sistem yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

Besaran Dalam Kehidupan 139


1. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terstruktur
2. Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berpengaruh
3. Dan masing-masing komponen tersebut mempunyai fungsi
tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi
struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.
Dengan demikian sistem dapat diartikan sebagai suatu
kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-
komponen tersebut satusama lain saling berpengaruh dengan
fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen itu,
terarah pada pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem itu
sendiri) sebagai gambaran ilustrasi berikut ini mungkin dapat
memperjelas arti batasan tersebut : Lalu lintas jalan raya adalah
sebuah sistem, tujuannya adalah memperlancar hubungan
transportasi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain.
Tujuan tersebut dapat dicapai jika ditunjang oleh sejumlah
komponen, antara lain : jaringan jalanan yang dapat dilalui
berbagai jenis kendaraan, macam-macam jenis kendaraan dan
pemakai jalanan yang berbeda watak dan sifatnya. Juga
peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan lalu lintas yang harus
ditaati oleh pengemudi dan pemakai jalan, misalnya berjalan
harus di sebelah kiri, ambulans harus didahulukan dan
seterusnya. Tanda jalan / rambu jalan termasuk lampu pengatur
lalu lintas.

Besaran Dalam Kehidupan 140


Oleh sebab itu sistem merupakan proses untuk mencapai
tujuan melalui pemberdayaan komponen-komponen yang
membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan.
Perencanaan itu sendiri adalah pengambilan keputusan
bagaimana memberdayakan komponen agar tujuan berhasil
dengan sempurna.
Oleh sebab itu proses berpikir dengan pendekatan sistem
memiliki daya ramal akan keberhasilan suatu proses, artinya
apabila seluruh komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai
dengan fungsinya , maka dapat dipastikan tujuan yang telah
ditentukan akan tercapai secara optimal sebaliknya, jika
komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat
bekerja sesuai dengan fungsinya, maka pergerakan sistem akan
terganggu, yang berarti akan menghambat pencapaian tujuan.
Suatu sistem memiliki ukuran dan batas yang sifatnya
relatif. Bisa terjadi sesuatu sistem tertentu pada dasarnya
merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih luas, misalnya,
sistem pembelajaran yang memiliki komponen-komponen
tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem
pendidikan, dan sistem pendidikan merupakan subsistem dari
sistem sosial masyarakat. Dalam sistem itu pun memiliki
subsistem yang lebih kecil misalnya subsistem media, subsistem
strategi dan lain-lain.
Kemudian, mengapa pembelajaran dikatakan sebagau
suatu sistem ?. karena pembelajaran adalah kegiatan yang
Besaran Dalam Kehidupan 141
bertujuan yakni membelajarkan siswa. Proses pembelajaran itu
merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai
komponen sehingga setiap pendidik harus memahami sistem
pembelajaran melalui pemahaman tersebut, minimal setiap guru
akan memahami tentang tujuan pembelajaran dan hasil yang
diharapkan.
Menurut (Ely :1979) sistem bermanfaat untuk merancang /
merencanakan suatu proses pembelajaran. Perencanaan adalah
proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil
yang diharapkan[2]. Oleh sebab itu proses perencanaan yang
sistematis dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya sebagai berikut :
1. Melalui sistem perencanaan yang matang guru akan terhindar
dari keberhasilan secara untung-untungan. Sistem memiliki
peran yang kuat dalam keberhasilan suatu proses
pembelajaran karena memang perencanaan disusun untuk
mencapai hasil yang optimal.
2. Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat
menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan
dihadapi. Sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang
bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai
langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas
yang ada untuk ketercapaian tujuan.

7.2 Pengertian Prinsip Reaksi


Besaran Dalam Kehidupan 142
Prinsip reaksi adalah pola kegiatan yang
menggambarkan respon guru yang wajar terhadap
siswa, baik secara individu dan kelompok, maupun
secara keseluruhan. Prinsip reaksi berkaitan dengan
teknik yang diharapkan oleh guru dalam memberi
reaksi terhadap perilaku siswa selama kegiatan
pembelajaran, seperti bertanya, menjawab,
menanggapi, mengkritik, melamun, mengganggu
teman, kurang serius dan sebagainya. Peranan
respon dalam model pembelajaran ini sangat
penting. Karena metode yang digunakan adalah
diskusi tentang kasus/persoalan/informasi dapat
pula melalui percobaan terkait dengan potensi
daerah yang ada. Sebagai contoh, dalam suatu
situasi belajar, guru memberi penghargaan atas
kegiatan yang dilakukan peserta didik atau
mengambil sikap netral.
Pinsip reaksi menceritakan bagaimana guru
menyikapi siswa dan bagaimana siswa merespon
tugas yang diberikan guru. Dalam model
pembelajaran VAK guru berperan sebagai fasilitator
dan motivator. Guru menyediakan sumber-sumber
belajar, mendorong siswa untuk belajar,

Besaran Dalam Kehidupan 143


membimbing dan memberikan bantuan bagi siswa
serta memberi kesempatan kepada siswa untuk
menemukan sendiri konsep-konsep yang terkait
dengan materi yang sedang dibahas bersama
anggota kelompoknya.

7.3 Karakteristik Peserta Didik

1. Fisik
Aspek Fisik merupakan bagaimana
mengenal karakteristik (mempunyai sifat khas
sesuai dengan perwatakan tertentu) peserta
didik, dengan Potensi fisik tidak hanya mengacu
pada kondisi kesehatan fisik (kondisi kesehatan
tubuh) dan keberfungsian anggota tubuh (cacat
fisik, atau kemampuan alat indrawi, seperti
penglihatan dan kemampuan pendengaran.
tetapi juga berhubungan dengan proporsi
pertumbuhan dan perkembangan fisik postur
tubuh yang dipengaruhi asupan gizi yang
dikonsumsi, perkembangan dan keterampilan
psikomotorik (kemampuan dalam menggunakan
skil aktifitas organ tubuh,) yang berhubungan

Besaran Dalam Kehidupan 144


dengan menurut Howard Gardner (1983)
kecerdasan kinestetis.
2. Moral
Moral merupakan aspek perilaku atau sikap
yang sering ditunjukkan peserta didik dari ajaran
tentang baik, buruk yang diterima umum
mengenai sebuah respon tindakan atau
perbuatan yang dalam perspektif agama sering
kita kenal dengan istilah akhlak, budi pekerti,
susila. sebagai contoh prilaku buruk atau mereka
sudah bejat, mereka suka minum-minuman keras
dan mabuk-mabukan (obat-obatan, zat adiktif),
bermain judi, dan bermain perempuan.
sedangkan untuk bermoral baik, ditunjukkan
perilaku sopan, jujur, patuh, taat, yang untuk
budaya timur seperti hormat pada yang tua lewat
tutur bahasa yang lembut, menghargai nilai adat
istiadat sehingga seseorang bisa dinilai bermoral
sudah mulai menunjukkan atau bahkan sudah
menjalankan dengan mempunyai pertimbangan
baik buruk dalam perbuatannya baik bagi alam,
dirinya, dan orang lain.
3. Spiritual

Besaran Dalam Kehidupan 145


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia,
aspek spiritual adalah berhubungan dengan atau
bersifat kejiwaan (rohani, batin). Kecerdasan
spiritual (spiritual quotient;SQ) adalah
kecerdasan jiwa yang membantu seseorang
untuk mengembangkan dirinya secara utuh
melalui penciptaan kemungkinan untuk
menerapkan nilai-nilai positif. Ciri utama dari
Kecerdasan Spiritual ini ditunjukkan dengan
kesadaran seseorang untuk menggunakan
pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai
dan makna.
Kecerdasan spiritual yang berkembang
dengan baik akan ditandai dengan kemampuan
seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki
tingkat kesadaran yang tinggi, mampu
menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu
mengambil pelajaran yang berharga dari suatu
kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai
dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan
antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya
membuat seseorang mengerti akan mengenai
makna hidupnya serta mengaitkan hubungannya

Besaran Dalam Kehidupan 146


dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta,
tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh
peserta didik
Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi
aspek-aspek : (1)Berhubungan dengan sesuatau
yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam
kehidupan, (2) Menemukan arti dan tujuan hidup,
(3)Menyadari kemampuan untuk menggunakan
sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, (4)
Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri
sendiri dan dengan yang maha tinggi.
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti
mempercayai atau mempunyai komitmen
terhadap sesuatu, Konsep kepercayaan
mempunyai dua pengertian.
Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai
kultur atau budaya dan lembaga keagamaan
seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain.
Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai
sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan,
Kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai
wewenang atau kuasa, sesuatu perasaan yang
memberikan alasan tentang keyakinan (belief)
dan keyakinan sepenuhnya (action), harapan

Besaran Dalam Kehidupan 147


(hope), Harapan merupakan energi yang bisa
memberikan motivasi kepada individu untuk
mencapai suatu prestasi dan berorientasi
kedepan. Agama adalah sebagai sistem
organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana
seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas
secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama
adalah suatu sistem ibadah yang terorganisir
atau teratur sehingga dengan aspek spiritual ini
baik dalam pengertian sebagai kultur ataupun
kekuatan tertinggi, inilah tentunya memberikan
perbedaan cara pandang bagaimana kebiasaan
dan keyakinan akan dipertahankan sebagai
amalan terhadap agama yang dianut peserta
didik.
4. Intelektual
Aspek Intelektual disebut juga tingkat
kecerdasan peserta didik yang diukur dari
kemampuan kognitif dalam menyelesaikan
masalah, menalar dan berfikir logika berdasarkan
faktual dan empirisnya dengan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan, tingakat
pengertian atau kesadaran, terutama yang
menyangkut pemikiran dan pemahaman. potensi

Besaran Dalam Kehidupan 148


intelektual sudah pasti berhubungan dengan
kecerdasan yaitu prestasi akademik, kecerdasan
umum, kemampuan khusus (bakat), dan
kreativitas. pengkategorian ini dapat mengacu
pada beberapa kecerdasan menurut Howard
Gardner (1983) yang dominan pada ruang
lingkup kognitif (logika abstrak), seperti
Kecerdasan Logika Matematik, visual spasial,
linguistik, dan musikal. untuk kecerdasan lainnya
seperti interpersonal, intrapersonal, spiritual,
dalam bahasan ini menurut hemat penulis di
kelompokkan kepada aspek emosional, sosial,
spritual telah dan akan diuraikan.
5. Sosial
Pada aspek sosial adalah berkenaan dengan
kemasyarakatan yang terbentuk melalui proses
interaksi dan komunikasi antara peserta didik
dengan lingkungan sosialnya, positifnya perilaku
aspek sosial ini dapat diamati bagaimana sifat
dan sikap peserta didik adanya kecendrungan
peserta didik suka memperhatikan kepentingan
umum (suka menolong, menderma, dan
sebagainya). atau mungkin bisa saja peserta
didik justru cendrung menghindar dari lingkungan

Besaran Dalam Kehidupan 149


sosialnya (seperti senang menyendiri,
menyelesaikan pekerjaannya secara individual,
tidak banyak komunikasi). kecendrungan Sifat-
sifat kemasyarakatan yang positiflah yang harus
dibtumbuhkembangkan dalam diri peserta didik
sehingga tertanam kepedulian sosial yang baik.
ini akan membuat peserta didik selalu disukai
orang dalam pergaulannya.
6. Emosional
Untuk Aspek emosional penulis mengacu
pada pendapat menurut Skinner (1977), seorang
psikolog Amerika Serikat yang terkenal dengan
aliran behaviorisme pandangan, bahwa esensi
kematangan emosi melibatkan kontrol emosi
yang berarti bahwa seseorang mampu
memelihara perasaannya, dapat meredam
emosinya, meredam balas dendam dalam
kegelisahannya, tidak dapat mengubah
moodnya, tidak mudah berubah pendirian.
Kematangan emosi juga dapat dikatakan sebagai
proses belajar untuk mengembangkan cinta
secara sempurna dan luas dimana hal itu
menjadikan reaksi pilihan individu sehingga
secara otomatis dapat mengubah emosi-emosi

Besaran Dalam Kehidupan 150


yang ada dalam diri manusia (Hwarmstrong,
2005).
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa mengenal karakteristik
peserta didik melalui kematangan tingkat reaksi
dan pengendalian emosional peserta didik dalam
merespon keadaan atau peristiwa yang
dialaminya. untuk mengenal beberapa contoh
emosi yang sering kita rasakan menurut Daniel
goleman dalam bukunya yang berjudul
kecerdasan emosional, emosi terbagi menjadi:
a. Amarah, seperti mengamuk, bengis, benci,
jengkel, kesal hati rasa. terganggu, seperti
rasa pahit tersinggung merasa hebat dsb.
b. Kesedihan, seperti pedih, sedih, asa, kalau,
depresi berat.
c. Rasa takut , seperti cemas, takut, gugup,
khawatir, waspada, tidak senang,tidak tenang,
was was, fobia, dan panik.
d. Kenikmatan, sepertibahagia, gembira,
riangan , puas, terhibur, bangga, takjub,
senang sekali, dsb.

Besaran Dalam Kehidupan 151


e. Cinta, seperti penerimaan, persahabatan,
kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasih.
f. Terkejut, takjub terpana dsb.
g. Jengkel hina, jijik, mual, benci, tidak suka, mau
muntah dsb,
h. Malu, rasa salah, malu hati, kesal hati hina,
aib, hancur lebur
7. Kultural
Aspek kultural merupakan yang berhubungan dengan
kebudayaan, suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Unsur budaya tersebutlah menjadikan karakterisik
peserta didik bisa berbeda satu sama yang lainnya. sehingga
ketika peserta didik berinteraksi dan berkomunikasi dengan
warga di lingkungan sekolahnya perlu menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, sebab mereka memyakini nilai-nilai
yang di tanamkan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat
dimana peserta didik hidup. pengetahuan guru tentang kultur
peserta didik bawaan lingkungan keluarga dan masyarakat,
apalagi jika peserta didik di sekolah terdiri dari kelomopok
masyarakat yang heterogen. maka guru dituntut untuk mampu
Besaran Dalam Kehidupan 152
menyesuaikan atau membawa kedalam kultur belajar kondusif
agar kultur bawaannya sehingga membuat peserta didik secara
nyaman dan sadar akan mendapatkan kesempatan belajar yang
sama terhindar dari diskriminatif.
Dari penjelasan 7 aspek karakteristik yang dijelaskan di
atas, apabila dapat di pahami bagi para guru, melalui proses
dan tahapan memperoleh data dan fakta dari observasi yang
komprehensif terhadap peserta didik, tentunya dapat
memberikan masukan bagi guru dalam memetakan; perbedaan
potensi, mengoptimalkan potensi, serta menentukan cara
mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam setiap
rancangan pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan
sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan kondisi yang melibatkan semua peserta didik, tidak
diskriminatif, nyaman dan menyenangkan.

7.4 Prinsip Belajar Terkait Proses Belajar

Prinsip-prinsip belajar yang diintisarikan oleh


Rothwal (1961) sebagai berikut.
1. Prinsip Kesiapan (Readiness
Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid,
yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness
ialah kondisi individu yang memungkinkan ia
dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu

Besaran Dalam Kehidupan 153


terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar
untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa
yang belum siap untuk melaksanakan suatu
tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan
atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan
ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik,
intelegensi latar belakang pengalaman, hasil
belajar yang baku, motivasi, persepsi dan
faktor-faktor lain yang memungkinkan
seseorang dapat belajar.
Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini
dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
a. Seorang individu akan dapat belajar dengan
sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang
diberikan kepadanya erat hubungannya
dengan kemampuan, minat dan latar
belakangnya.
b. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan
diduga. Hal ini mengandung arti bila
seseorang guru ingin mendapat gambaran
kesiapan muridnya untuk mempelajari
sesuatu, ia harus melakukan pengetesan
kesiapan.

Besaran Dalam Kehidupan 154


c. Jika seseorang individu kurang memiliki
kesiapan untuk sesuatu tugas, kemudian
tugas itu seyogianya ditunda sampai dapat
dikembangkannya kesiapan itu atau guru
sengaja menata tugas itu sesuai dengan
kesiapan siswa.
d. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis
dan taraf kesiapan, misalnya dua orang siswa
yang memiliki kecerdasan yang sama
mungkin amat berbeda dalam pola
kemampuan mentalnya.
e. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya
divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan
kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai
individu.
2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk
suatu proses yang terarah. Motivasi adalah
suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai
kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan
memelihara kesungguhan. Secara alami anak-
anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan
penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin
tahu ini seyogianya didorong dan bukan

Besaran Dalam Kehidupan 155


dihambat dengan memberikan aturan yang
sama untuk semua anak.
Berkenaan dengan motivasi ini ada
beberapa prinsip yang seyogianya kita
perhatikan.
a. Individu bukan hanya didorong oleh
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
biologi, soaial dan emosional. Tetapi
disamping itu ia dapat diberi dorongan untuk
mencapai sesuatu yang lebih dari yang
dimiliki saat ini.
b. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai
dalam memenuhi tujuan mendorong
terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman
tentang kegagalan yang tidak merusak citra
diri siswa dapat memperkuat kemampuan
memelihara kesungguhannya dalam belajar.
c. Dorongan yang mengatur perilaku tidak
selalu jelas bagi para siswa. Contohnya
seorang murid yang mengharapkan bantuan
dari gurunya bisa berubah lebih dari itu,
karena kebutuhan emosi terpenuhi daripada
karena keinginan untuk mencapai seauatu.

Besaran Dalam Kehidupan 156


d. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur
kepribadian seperti rasa rendah diri, atau
keyakinan diri. Seorang anak yang temasuk
pandai atau kurang juga bisa menghadapi
masalah.
e. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai
tujuan cenderung meningkatkan motivasi
belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau
menurunkan motivasi tergantung pada
berbagai faktor. Tidak bisa setiap siswa diberi
dorongan yang sama untuk melakukan
sesuatu.
f. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki
alasan untuk percaya bahwa sebagian besar
dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
g. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan
teman seusia berpengaruh terhadap motivasi
dan perilaku.
h. Insentif dan hadiah material kadang-kadang
berguna dalam situasi kelas, memang ada
bahayanya bila anak bekerja karena ingin
mendapat hadiah dan bukan karena ingin
belajar.

Besaran Dalam Kehidupan 157


i. Kompetisi dan insentif bisa efektif dalam
memberi motivasi, tapi bila kesempatan
untuk menang begitu kecil kompetisi dapat
mengurangi motivasi dalam mencapai tujuan.
j. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai
oleh kebanyakan individu dalam suasana
belajar yang memuaskan.
k. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan
kepada minat pelajar saat itu dapat
mempertinggi motivasi.
3. Prinsip Persepsi
“ Seseorang cenderung untuk percaya
sesuai dengan bagaimana ia memahami
situasi”. Persepsi adalah interpretasi tentang
situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia
dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang
lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku
individu. Seseorang guru akan dapat memahami
murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap
bagaimana cara seseorang melihat suatu situasi
tertentu.
Berkenaan dengan persepsi ini ada
beberapa hal-hal penting yang harus kita
perhatikan:

Besaran Dalam Kehidupan 158


a. Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu
dari yang lainnya karena setiap pelajar
memiliki lingkungan yang berbeda. Semua
siswa tidak dapat melihat lingkungan yang
sama dengan cara yang sama.
b. Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai
dengan tujuan, sikap, alasan, pengalaman,
kesehatan, perasaan dan kemampuannya.
c. Cara bagaimana seseorang melihat dirinya
berpengaruh terhadap perilakunya. Dalam
sesuatu situais seorang pelajar cenderung
bertindak sesuai dengan cara ia melihat
dirinya sendiri.
d. Para pelajar dapat dibantu dengan cara
memberi kesempatan menilai dirinya sendiri.
Guru dapat menjadi contoh hidup. Perilaku
yang baik bergantung pada persepsi yang
cermat dan nyata mengenai suatu situasi.
Guru dan pihak lain dapat membantu pelajar
menilai persepsinya.
e. Persepsi dapat berlanjut dengan memberi
para pelajar pandangan bagaimana hal itu
dapat dilihat.

Besaran Dalam Kehidupan 159


f. Kecermatan persepsi harus sering dicek.
Diskusi kelompok dapat dijadikan sarana
untuk mengklasifikasi persepsi mereka.
g. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan
para pelajar akan mempengaruhi
pandangannya terhadap dirinya.
4. Prinsip Tujuan
“ Tujuan harus tergambar jelas dalam
pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat
proses belajar terjadi”. Tujuan ialah sasaran
khusus yang hendak dicapai oleh seseorang dan
mengenai tujuan ini ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan.
a. Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan
yang harus dicapai.
b. Dalam menetapkan tujuan seyogianya
mempertimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat
c. Pelajar akan dapat menerima tujuan yang
dirasakan akan dapat memenuhi
kebutuhannya.
d. Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai

Besaran Dalam Kehidupan 160


e. Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang
ditetapkan oleh masyarakat dan pemerintah
biasanya akan mempengaruhi perilaku.
f. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif
mempengaruhi tujuan yang dicanangkannya
dan yang dapat ia capai.
g. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan
kemampuannya dapat mempengaruhi
perilaku. Jika ia gagal mencapai tujuan ia
akan merasa rendah diri atau prestasinya
menurun.
h. Tujuan harus ditetapkan dalam rangka
memenuhi tujuan yang nampak untuk para
pelajar. Karena guru harus dapat
merumuskan tujuan dengan jelas dan dapat
diterima para pelajar.
5. Prinsip Perbedaan Individual
“Proses belajar bercorak ragam bagi setiap
orang”
Proses pengajaran seyogianya
memperhatikan perbedaan indiviadual dalam
kelas sehingga dapat memberi kemudahan
pencapaian tujuan belajar yang setinggi-
tingginya. Pengajaran yang hanya

Besaran Dalam Kehidupan 161


memperhatikan satu tingkatan sasaran akan
gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
Karena itu seorang guru perlu memperhatikan
latar belakang, emosi, dorongan dan
kemampuan individu dan menyesuaikan
materi pelajaran dan tugas-tugas belajar
kepada aspek-aspek tersebut.
Berkenaan dengan perbedaan individual
ada beberapa hal yang perlu diingat sebagai
berikut.
a. Para pelajar harus dapat dibantu dalam
memahami kekuatan dan kelemahan dirinya
dan selanjutnya mendapat perlakuan dan
pelayanan kegiatan, tugas belajar dan
pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda.
b. Para pelajar perlu mengenal potensinya dan
seyogianya dibantu untuk merenncanakan
dan melaksanakan kegiatannya sendiri.
c. Para pelajar membutuhkan variasi tugas,
bahan dan metode yang sesuai dengan
tujuan , minat dan latarbelakangnya.
d. Pelajar cenderung memilih pengalaman
belajar yang sesuai dengan pengalamannya
masa lampau yang ia rasakan bermakna

Besaran Dalam Kehidupan 162


untuknya. Setiap pelajar biasanya memberi
respon yang berbeda-beda karena memang
setiap orang memiliki persepsi yang
berbeda mengenai pengalamannya.
e. Kesempatan-kesempatan yang tersedia
untuk belajar lebih diperkuat bila individu
tidak merasa terancam lingkungannya,
sehingga ia merasa merdeka untuk turut
ambil bagian secara aktif dalam kegiatan
belajar. Manakala para pelajar memiliki
kemerdekaan untuk berpikir dan berbuat
sebagai individu, upaya untuk memecahkan
masalah motivasi dan kreativitas akan lebih
meningkat.
f. Pelajar yang didorong untuk
mengembangkan kekuatannya akan mau
belajar lebih giat dan sungguh-sungguh.
Tetapi sebaliknya bila kelemahannya yang
lebih ditekankan maka ia akan menunjukkan
ketidakpuasannya terhadap belajar.
6. Prinsip Transfer dan Retensi
“Belajar dianggap bermanfaat bila
seseorang dapat menyimpan dan menerapkan
hasil belajar dalam situasi baru”.

Besaran Dalam Kehidupan 163


Apa pun yang dipelajari dalam suatu
situasi pada akhirnya akan digunakan dalam
situasi yang lain. Prosesa tersebut dikenal
dengan proses transfer, kemampuan seseorang
untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut
retensi. Bahan-bahan yang dipelajari dan
diserap dapat digunakan oleh para pelajar
dalam situasi baru.
Berkenaan dengan proses transfer dan
retensi ada beberapa prinsip yang harus kita
ingat yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan belajar dan daya ingat dapat
memperkuat retensi. Usaha yang aktif untuk
mengingat atau menugaskan sesuatu latuhan
untuk dipelajari dapat meningkatkan retensi.
b. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat
diserap lebih baik.
c. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi
fisik dan psikis dimana proses belajar itu
terjadi. Karena itu latihan seyogianya
dilakukan dalam suasana yang nyata.
d. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan
retensi yang baik. Suasana belajar yang
dibagi ke dalam unit-unit kecil waktu dapat

Besaran Dalam Kehidupan 164


menghasilkan proses belajar dengan retensi
yang lebih baik daripada proses belajar yang
berkepanjangan. Waktu belajar dapat
ditentukan oleh struktur-struktur logis dari
materi dan kebutuhan para pelajar.
e. Penelaahan bahan-bahan yang faktual,
keterampilan dan konsep dapat
meningkatkan retensi dan nilai transfer.
f. Proses belajar cenderung terjadi bila
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
g. Sikap pribadi, perasaan atau suasana emosi
para pelajar dapat menghasilkan proses
pelupaan hal-hal tertentu. Karena itu bahan-
bahan yang tidak disepakati tidak akan dapat
diserap sebaik bahan-bahan yang
menyenangkan.
h. Proses saling mempengaruhi dalam belajar
akan terjadi bila bahan baru yang sama
dipelajari mengikuti bahan yang lalu.
Kemungkinan lupa terhadap bahan yang lama
dapat terjadi bila bahan baru yang sama
yang dituntut.

Besaran Dalam Kehidupan 165


i. Pengetahuan tentang konsep, prinsip dan
generalisasi dapat diserap dengan baik dan
dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara
menghubung-hubungkan penerapan prinsip
yang dipelajari dan dengan memberikan
illustrasi unsur-unsur yang serupa.
j. Transfer hasil belajar dalam situasi baru
dapat lebih mendapat kemudahan bila
hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam
situasi yang khas dan dalam situasi yang
agak sama dibuat.
k. Tahap akhir proses seyogyanya memasukkan
usaha untuk menarik generalisasi, yang pada
gilirannya nanti dapat lebih memperkuat
retensi dan transfer.
7. Prinsip Belajar Kognitif
“Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan
atau penemuan”.
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur,
pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan
memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku
baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan
aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar

Besaran Dalam Kehidupan 166


kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai
tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
belajar kognitif yaitu sebagai berikut.
a. Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek
lingkungan yang relevan sebelum proses-proses belajar
kognitif terjadi. Dalam hubungan ini pelajar perlu
mengarahkan perhatian yang penuh agar proses belajar
kognitif benar-benar terjadi.
b. Hasil belajar kognitif akan bercariasi sesuai dengan taraf
dan jenis perbedaan individual yang ada.
c. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata,
kemampuan membaca, kecakapan dan pengalaman
berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.
d. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam
satuan-satauan atau unit-unit yang sesuai.
e. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep
amatlah penting . Perilaku mencari, penerapan,
pendefinisian resmi dan penilaian sangat diperlukan
untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar
bermakna.
f. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu
untuk mendefinisikan dan membatasi lingkup masalah,
menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan

Besaran Dalam Kehidupan 167


menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir
menyebar (divergent thinking).
g. Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripada
terhadap hasil kognitif dan afektif akan lebih
memungkinkan terjadimya proses pemecahan masalah,
analisis, sintesis dan penalaran.
8. Prinsip Belajar Afektif
“ Proses belajar afektif seseorang
menentukn bagaimana ia menghubungkan
dirinya dengan pengalaman baru”.
Belajar afektif mencakup nilai emosi,
dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal
pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif.
Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi
dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk
dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap
individu.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam proses belajar afektif yaitu sebagai
berikut.
a. Hampir semua aspek kehidupan mengandung
aspek afektif.

Besaran Dalam Kehidupan 168


b. Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan
diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan
memberi dampak dan pengaruh terhadap
proses belajar afektif.
c. Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang
diperoleh pada masa kanak-kanak akan
melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan
perasaan yang tidak berubah akan tetap
melekat pada keseluruhan proses
perkembangan.
d. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui
proses identifikasi dari orang lain dan bukan
hasil dari belajar langsung.
e. Sikap lebih mudah dibentuk karena
pengalaman yang menyenangkan.
f. Nilai-nilai yang ada pada diri individu
dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.
g. Proses belajar di sekolah dan kesehatan
mental memiliki hubungan yang erat. Pelajar
yang memiliki kesehatan mental yang baik
akan dapat belajar lebih mudah daripada
yang memiliki masalah.
h. Belajar afektif dapat dikembangkan atau
diubah melalui interaksi guru dengan kelas.

Besaran Dalam Kehidupan 169


i. Pelajar dapat dibantu agar lebih matang
dengan cara membantu mereka mengenal
dan memahami sikap, peranan dan emosi.
Penghargaan terhadap sikap, perasaan dan
frustasi sangat perlu untuk membantu pelajar
memperoleh pengertian diri dan
kematangannya.
9. Proses Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu
menentukan bagaimana ia mampu
mengendalikan aktivitas ragawinya.
Belajar psikomotor mengandung aspek
mental dan fisik. Berkenaan dengan hal itu ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Didalam tugas suatu kelompok akan
menunjukkan variasi dalam kemampuan
dasar psikomotor.
b. Perkembangan psikomotor anak tertentu
terjadi tidak beraturan.
c. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu
membantu menentukan taraf penampilan
psikomotor.

Besaran Dalam Kehidupan 170


d. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para
pelajar akan memperoleh kemampuan
mengontrol gerakannya lebih baik.
e. Dengan kematangan fisik dan mental
kemampuan pelajar untuk memadukan dan
memperhalus gerakannya akan lebih dapat
diperkuat.
f. Faktor lingkungan memberi pengaruh
terhadap bentuk dan cdakupan penampilan
psikomotor individu.
g. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan
partisipasi aktif pelajar dapat menambah
efisiensi belajar psikomotor.
h. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan
waktu tertentu dapat membantu proses
belajar psikomotor. Latihan yang bermakna
seyogianya mencakup semua urutan lengkap
aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa
hanya didasarkan pada faktor waktu semata-
mata.
i. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar
bagi pelajar dapat menimbulkan frustasi
(keputusasaan) dan kelelahan yang lebih
cepat.

Besaran Dalam Kehidupan 171


10. Prinsip Evaluasi
Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat
mempengaruhi proses belajar saat ini dan
selanjutnya.
Pelaksanaan latihan evaluasi
memungkinkan bagi individu untuk menguji
kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian
individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi
oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi
mencakup kesadaran individu mengenai
penampilan, motivasi belajar dan kesiapan
untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan
yang lain pada dasarnya ia mengkaji
pengalaman belajarnya dan hal ini pada
gilirannya akan dapat meningkatkan
kemampuannya untuk menilai pengalamannya.
Berkenaan dengan evaluasi ini ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Evaluasi memberi arti pada proses belajar
dan memberi arah baru pada pelajar.
b. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka
peran evaluasi begitu penting bagi pelajar.

Besaran Dalam Kehidupan 172


c. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi
bagaimana pelajar terlibat dalam evaluasi
dan belajar.
d. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian
tujuan akan lebih mantap bila guru dan murid
saling bertukar dan menerima pikiran,
perasaan dan pengamatan.
e. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi
dapat mengurangi kemampuan guru dalam
melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang
menyeluruh dapat memperkuat kemampuan
pelajar untuk menilai dirinya.
f. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus
menerus terhadap penampilan siswa, pola
ketergantungan penghindaran dan kekerasan
akan berkembang.
g. Kelompok teman sebaya berguna dalam
evaluasi.

7.5 Prinsip Harus Dipegang Teguh Guru

Besaran Dalam Kehidupan 173


Menurut Slameto (2010) ada 10 prinsip yang
harus dipegang teguh oleh guru dalam mengajar
sebagai berikut.
1. Perhatian, di dalam mengajar guru harus dapat
membangkitkan perhatian siswa di dalam pelajaran yang di
berikan oleh guru
2. Aktivitas, dalam proses belajar mengajar guru peru
menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berbuat
3. Appersepsi, Setiap guru yang mengajar perlu
menghubungkan pelajaran yang akan di berikan dengan
pengetahuan yang telah dimilki siswa, ataupun
pengalamannya.
4. Peragaan, harus berusaha menunjukkan benda-benda yang
asli. Bila mengalami kesukaran boleh mununjukkan model,
gambar, bendaa tiruan, atau menggunakan media lainnya.
5. Repetisi, bila guru menjelaskan suau unit pelajaran, itu perlu
di ulang-ulang.
6. Korelasi, guru wajib memerhatikan dan memikirkan
hubungan antara setiap mata pelajaran
7. Konsentrasi, hubungan antar mata pelajaran perlu diperluas,
mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat
siswa
8. Sosialisasi, dalam perkembangannya siswa perlu bergaul
dengan teman-teman lainnya

Besaran Dalam Kehidupan 174


9. Individualisasi, siswa merupakan individu yang unik. Hal
mana masing-masing mempunyai perbedaan yang khas, guru
harus memahami setiap aspek perbedaan ini sehingga dapat
melayani pendidikan sesuai dengan perbedaanya itu
10.Evaluasi, Semua kegiatan pembelajaran perlu evaluasi.
Evaluasi dapat memberikan motivasi kepada guru maupun
siswa untuk lebih giat belajar dan mengkatkan proses
berpikirnya.

7.6 Teori Belajar Piaget

Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang


cukup dominan selama beberapa dekade. Dalam teorinya Piaget
membahas pandangannya tentang bagaimana anak belajar.
Menurut Jean Piaget, dasar dari belajar adalah aktivitas
anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan suatu proses
sosial. Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya
sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai bagian dari
kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada diantara
anak dengan lingkungan fisiknya.
Interaksi anak dengan orang lain memainkan peranan
penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam.
Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang
tadinya memiliki pandangan subyektif terhadap sesuatu yang
Besaran Dalam Kehidupan 175
diamatinya akan berubah pandangannya menjadi obyektif.
Aktivitas mental anak terorganisasi dalam suatu struktur kegiatan
mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah laku.
Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang
menjadi perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi
1. Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional
antara tindakan fisik, tindakan mental dan perkembangan
logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada operasi-
operasi dan operasi-operasi menuju pada perkembangan
struktur-struktur.
2. Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang
tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai
masalah atau situasi yang dihadapinya.
3. Fungsi, adalah cara yang digunakan organisme untuk
membuat kemajuan intelektual.
Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada
dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.
1. Organisasi memberikan setiap organisme kemampuan untuk
mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik
atau psikologis menjadi sistem-sistem yang teratur dan
berhubungan.
2. Adaptasi, terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses
yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke
Besaran Dalam Kehidupan 176
dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang
menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan
baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan
terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian
skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah
salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan
mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru pengertian orang
itu berkembang.
Akomodasi. Dalam menghadapi rangsangan atau
pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan
pengalaman yang baru dengan skema yang telah dipunyai.
Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok
dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang
akan mengadakan akomodasi. Akomodasi tejadi untuk
membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang
baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok
dengan rangsangan itu.\
Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan
antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi
seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap
lingkungannya maka terjadilah ketidakseimbangan
(disequilibrium). Akibat ketidakseimbangan itu maka terjadilah
akomodasi dan struktur kognitif yang ada akan mengalami
perubahan atau munculnya struktur yang baru.
Besaran Dalam Kehidupan 177
7.7 Interaksi Sosial dalam Kelas

Dalam kegiatan yang berlangsung di dalam


kelas, interaksi antara guru dengan para murid,
dan antar sesama murid adalah bagian dari
proses pembelajaran yang sangat kompleks.
Mengenai hal ini, jika ingin mengetahui
bagaimana interaksi tersebut dikatakan sangat
kompleks, maka terlebih dahulu mesti diketahui
pengertian dari interaksi sosial tersebut.
Pengertian interaksi sosial menurut beberapa
pakar (Ary H. Gunawan, 2000:30-31) adalah:
1. Menurut Bonner, interaksi sosial ialah suatu
hubungan antara dua orang atau lebih,
sehingga kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain, dan sebaliknya.
2. Menurut Young, interaksi sosial ialah kontak
timbal balik antara dua orang atau
lebih.Menurut Psikologi Tingkah Laku
(Behavioristic Psychology), interaksi sosial
berisikan saling perangsangan dan pereaksian
antara kedua belah pihak individu.

Besaran Dalam Kehidupan 178


Berdasarkan pernyataan di atas, jelaslah
bahwa interaksi sosial adalah polarisasi
hubungan antar individu yang saling
mempengaruhi. Dari interaksi sosial inilah
kemudian terjadi interaksi personal sosial, yaitu
interaksi dengan “orang” (person) dalam situasi
(lingkungan) sosial, serta interaksi kultural,
berupa hubungan seseorang dengan kebudayaan
kelompoknya.
Mengenai hal tersebut terdapat pembagian
dalam interaksi sosial. Pembagian interaksi sosial
tersebut dapat disimak melalui pernyataan di
bawah ini mengenai beberapa macam interaksi
sosial (Ary H. Gunawan, 2000:32-33), yakni:
Pertama, dilihat dari sudut subjeknya, ada tiga
macam interaksi sosial, yaitu: Interaksi antar
orang perorangan, Interaksi antar orang dengan
kelompoknya, dan sebaliknya, Interaksi antar
kelompok; Kedua, dilihat dari segi caranya, ada
dua macam interaksi sosial, yaitu: Interaksi
langsung (direct interaction), yaitu interaksi fisik,
seperti berkelahi, hubungan seks/kelamin, dan
sebagainya; serta Interaksi simbolik (symbolic
interaction), dengan mempergunakan bahasa

Besaran Dalam Kehidupan 179


(lisan/tertulis) dan simbol simbol lain (isyarat),
dan lain sebagainya; dan, Ketiga, menurut
bentuknya, Selo Soemardjan membagi interaksi
menjadi empat, yaitu: Kerjasama (cooperation),
Persaingan (competition), Pertikaian (conflict),
dan Akomodasi (accommodation), yakni bentuk
penyelesaian dari pertikaian.
Kompleksitas interaksi sosial yang terjadi
dalam kegiatan kelas antara guru dan siswa serta
antar sesama siswa telah terpolarisasi
sedemikian rupa dalam kegiatan didalam kelas.
Hal ini merupakan gambaran dalam proses riil
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam interaksi
edukatif yang terjalin tersebut guru merupakan
komponen utama yang (semestinya) mampu
mengarahkan berlangsungnya proses interaksi
edukatif ke arah yang positif. Sebab, guru
merupakan pengelola sekaligus pengatur
jalannya interaksi dalam proses pembelajaran
tersebut.
Kita semua mengetahui, bahkan pernah
merasakan, ketika proses pembelajaran tengah
berlangsung, ada murid yang merasa terganggu
saat mengikuti pelajaran di kelas karena ulah

Besaran Dalam Kehidupan 180


teman sekelasnya, atau ada pula yang merasa
terganggu ketika salah seorang murid mengajak
temannya berbicara, atau ada yang bertingkah
usil dengan menyembunyikan alat tulis, atau kita
sendiri selaku pendidik merasa dilecehkan oleh
siswa. Ketika salah seorang di antaranya selalu
mendominasi pembicaraan saat diskusi
kelompok, mendebat kita selaku guru secara
tidak wajar, dan sebagainya.
Tentu ada juga yang pernah merasa terganggu
karena ruang kelas sangat panas dan pengap,
penerangan kurang jelas, tempat duduk tidak
nyaman, barang-barang dalam kelas tidak
teratur, dan sejenisnya. Demikian pula tentu ada
yang pernah merasa kecewa, tersinggung,
marah, malu, dan sebagainya, karena perlakuan
tertentu dari guru meskipun sebenarnya apa
yang diajarkan olen guru tersebut menarik untuk
disimak.
Kondisi sebagaimana yang dibahas di atas
menunjukkan bahwa dalam kegiatan kelas semua
orang berhubungan langsung dengan
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Secara
kompleks, interaksi pembelajaran yang terjadi

Besaran Dalam Kehidupan 181


telah membentuk sistem sosial, baik disadari
secara langsung, maupun tidak. Situasi seperti ini
terdapat seorang individu dalam kegiatan kelas
yang dihormati, disegani, dipatuhi perkataannya,
dan ada pula yang sebaliknya, diejek, dimarahi,
dikucilkan,direndahkan kedudukannya di antara
rekan-rekannya yang lain.
Kondisi tersebut pada akhirnya
membentuk klasifikasi sosial dalam interaksi
kelas, baik yang berpretensi material, seperi
antara kaya dan miskin, atau immaterial, seperti
terhormat, kurang terhormat dan tidak terhormat.
Atau, yang

Besaran Dalam Kehidupan 182


Besaran Dalam Kehidupan 183
BAB 8
SINTAKS PEMBELAJARAN

Kesadaran bahwa Anda


belum tahu semuanya akan
membuka peluang untuk
berkembang. Sebaliknya,
merasa sudah tahu semua
akan menutup diri dari
perbaikan
Besaran Dalam Kehidupan 184
8.1 Model Pembelajaran

1. Model STAD (Student Teams Achievment Division)


a. Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam
kelompok;
b. Membuat kelompok heterogen (4-5 orang);
c. Mendiskusikan bahan belajar atau LKS secara
kolaboratif;
d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok;
e. Mengadakan kuis individual dan membuat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok;
f. Mengumumkan rekor tim dan individual;
g. Memberikan penghargaan.
2. Model NHT (Numbered Head Together)
a. Mengarahkan siswa;
b. Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki
nomor tertentu;
Besaran Dalam Kehidupan 185
c. Memberikan persoalan materi bahan ajar yang akan
dikerjakan secara kolaboratif kepada kelompok siswa.
Tiap kelompok mendapat tugas sama tetapi tiap siswa
tidak sama dalam jenis tugas yang diterimanya.
Penugasan atau persoalan yang diberikan kepada siswa
disesuaikan dengan nomor siswa. Setiap siswa dengan
nomor sama mendapat tugas yang sama;
d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor
siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga
terjadi diskusi kelas;
e. Mengadakan kuis individual dan membuat skor
perkembangan siswa;
f. Mengumumkan hasil kuis dan memberikan penghargaan.
3. Model JIGSAW
a. Pengarahan dan informasi bahan ajar yang akan
dipelajari;
b. Membentuk kelompok pangkalan yang heterogen,
beranggotakan 4-6 siswa;
c. Memberikan tugas atau LKS yang terdiri atas beberapa
bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok;
d. Tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian
tertentu, bahan belajar tiap kelompok adalah sama;
e. Membentuk kelompok ahli yang berasal dari anggota
kelompok pangkalan sesuai bagian bahan belajar tiap
kelompok sehingga terjadi kerja sama dan diskusi;
Besaran Dalam Kehidupan 186
f. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok pangkalan
dan melakukan pertukaran informasi kepada anggota
kelompok lainnya.
g. Penyimpulan, evaluasi, dan refleksi.
4. Model TPS (Think Pairs Share)
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan
memberikan tugas kepada semua kelompok.
b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut
sendiri (Think).
c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam
kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya (Pairs).
d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok
berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk
membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.
e. Perwakilan kelompok berempat berbagi hasil pekerjaan
dengan kelompok lainnya, dengan cara menyajikannya di
depan kelas (Share).
f. Guru memberikan reward atas hasil kerja siswa
5. Model GI (Group Investigation)
a. Pengarahan guru tentang topik pembelajaran;
b. Pembentukan kelompok heterogen dengan orientasi
tugas;
c. Perencanaan pelaksanaan investigasi;
d. Tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu
( kegiatan investigasi sebaiknya dilakukan di luar kelas,
Besaran Dalam Kehidupan 187
misalnya mengukur tinggi pohon, mendata jumlah dan
jenis kendaraan di sekolah, mendata jenis dagangan dan
keuntungan di warung sekolah, jenis ekstrakurikuler dan
kesertaan siswa dalam ekstrakurikuler di sekolah);
e. Pengolahan data, penyajian data hasil investigasi;
f. Presentasi hasil akhir investigasi kelompok;
g. Evaluasi dan refleksi.
6. Model CTL (Contextual Teaching and Learning)
a. Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian
kompetensi – tujuan, pengarahan – petunjuk, rambu-
rambu, contoh);
b. Questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun,
mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri,
generalisasi);
c. Learning community (seluruh siswa berpartisipati dalam
belajar kelompok dan individual, otok berpikir dan
tangan bekerja, mengerjakan berbagai kegiatan dan
percobaan);
d. Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, generalisasi,
menemukan);
e. Constructivism (membangun pemahaman sendiri,
mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis);
f. Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut);
g. Authentic assessment (penilaian selama proses dan seusai
pembelajaran harus dilakukan secara objektif dan
Besaran Dalam Kehidupan 188
dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan hasil
yang benar-benar mewakili kompetensi siswa).
7. Model TAI (Team Assisted Individualy) = Bidak
(Bantuan individual dalam kelompok)
a. Buat kelompok heterogen;
b. Berikan bahan ajar berupa modul;
c. Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa
pandai anggota kelompok , saling tukar jawaban, saling
berbagi sehingga terjadi diskusi;
d. Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
8. Model PBI (Problem Based instruction)
a. Guru mempresentasikan permasalahan yang akan
dihadapi siswa.
b. Siswa terstimulasi untuk berusaha menyelesaikan
permasalahan di lapangan.
c. Siswa mengorganisasikan apa yang telah mereka pahami
tentang permasalahan dan mencoba mengidentifikasi hal-
hal terkait.
d. Siswa berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang
hal-hal yang tidak mereka pahami.
e. Guru mendampingi siswa untuk fokus terhadap
pertanyaan yang dianggap penting.
f. Siswa membagi pengetahuan baru yang mereka peroleh
dan mendiskusikannya.

Besaran Dalam Kehidupan 189


g. Siswa memperbaiki data, fakta, dan teori berkaitan
dengan permasalahan yang dipelajari.
h. Siswa mentransfer pengetahuan dalam konteks nyata ke
dalam pelaporan di kelas.

8.2 Jenis jenais Sintaks Biasa Digunakan

Adapun juga beberapa sintaks yang harus dipahami dan


diperhatikan dalam pembelajaran:
1. Sintaks Pembelajarn Kooperatif
Fase Perilaku Guru
Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan pembelajaran yang ingin dicapai pada
tujuan dan pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
memotivasi siwa belajar.
Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa
Menyajikan dengan jalan demonstrasi atau lewat
informasi bahan bacaan.
Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa
Mengorganisasi bagaimana cara membentuk kelompok
siswa ke dalam belajar dan membantu setiap agar
kelompok-kelompok melakukan transisi secara efisien.
belajar
Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok

Besaran Dalam Kehidupan 190


Membimbing belajar pada saat mereka mengerjakan
kelompok belajar tugas mereka.
dan bekerja
Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan baik upaya maupun hasil belajar individu
penghargaan dan kelompok.

2. Sintaks Perbandingan dari Empat Pendekatan dalam


Pembelajaran Kooperatif
Aspek Tipe STAD Tipe Jigsaw Investigasi Pendekatan
Kelompok Struktural
Tujuan Informasi Informasi Informasi Informasi
Kognitif akademik akademik akademik tingkat akademik
sederhana sederhana tinggi dan sederhana
keterampilan
inkuiri
Tujuan Kerja Kerja Kerjasama dalam Keterampilan
Sosial kelompok kelompok dan kelompok kelompok
dan kerja kerja sama kompleks dan
sama keterampilan
social
Struktur Kelompok Kelompok Kelompok belajar Bervariasi,

Besaran Dalam Kehidupan 191


tim heterogen belajar dengan 5-6 berdua,
dengan 4-5 heterogen anggota heterogen bertiga,
anggota dengan 5-6 berkelompok
anggota dengan 4-6
menggunakan anggota
pola kelompok
asal dan
kelompok ahli
Pemilih Biasanya Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya
an topic guru guru
pelajara
n
Tugas Siswa dapat Siswa Siswa Siswa
utama menggunak mempelajari menyelesaikan mengerjakan
an lembar materi dalam inkuiri kompleks tugas-tugas
kegiatan kelompok ahli yang
dan saling kemudian diberikan
membantu membantu social dan
untuk kelompok asal kognitif
menutaskan mempelajari
materi materi itu
belajarnya
Penilaia Tes Bervariasi Menyelesaikan Bervariasi
n mingguan dapat berupa proyek dan
tes mingguan menulis laporan,

Besaran Dalam Kehidupan 192


dapat
menggunakan tes
esai
Pengaku Lembar Publikasi lain Lembar Bervariasi
an pengetahua pengetahuan dan
n dan publikasi lain
publikasi
lain

3. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri (Penemuan)


Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-
Observasi untuk menemukan kejadian atau fenomena yang
masalah memungkinkan siswa
menemukan masalah
Tahap 2 Guru membimbing siswa
Merumuskan masalah merumuskan masalah penelitian
berdasarkan kejadian dan
fenomena yang disajikannya
Tahap 3 Guru membimbing siswa untuk
Mengajukan hipotesis mengajukan hipotesis terhadap
masalah yang telah
dirumuskannya
Tahap 4 Guru membimbing siswa untuk
Merencanakan pemecahan merencanakan pemecahan
masalah (melalui eksperimen masalh, membantu menyiapkan

Besaran Dalam Kehidupan 193


atau cara lain) alat dan bahan yang diperlukan
dan menyusun prosedur kerja
yang tepat
Tahap 5 Selama siswa bekerja, guru
Melaksanakan eksperimen membimbing dan memfasilitasi
(atau cara pemecahan masalh
yang lain)
Tahap 6 Guru membantu siswa
Melakukan pengamatan dan melakukan pengamatan tentang
pengumpulan data hal-hal yang penting dan
membantu mengumpilkan dan
mengorganisasi data
Tahap 7 Guru membantu siswa
Analisis data menganalisis data supaya
menemukan suatu konsep
Tahap 8 Guru membimbing siswa
Penarikan kesimpulan dan mengambil kesimpulan
penemuan berdasarkan data dan
menemukan sendiri konsep yang
ingin ditanamkan.

4. Sintaks Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan
Orientasi siswa kepada pembelajaran, menjelaskan
masalah logistic yang dibutuhkan,

Besaran Dalam Kehidupan 194


memotivasi siswa untuk terlibat
pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya
Tahap 2 Guru membantu siswa
Mengorganisasi siwa untuk mendefinisikan dan
belajar mengorganisasi tugas belajar
tugas belajar yang berhubungan
dengan masalh tersebut
Tahap 3 Guru mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan mengumpulkan informasi yang
individual maupun kelompok sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapat
penjelasan dan
pemecahanmasalah
Tahap 4 Guru membantu siswa dalam
Mengembangkan dan merencanakan dan menyiapkan
menyajikan hasil karya karya yang sesuai seperti
laporan, video, dan model dan
membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temannya
Tahap 5 Guru membantu siswa untuk
Menganalisis dan melakukan refleksi atau evaluasi
mengevaluasi proses terhadap penyelidikan mereka
pemecahan masalah atau proses-proses yang mereka
gunakan

Besaran Dalam Kehidupan 195


5. Sintak Model Pembelajaran Langsung
Tahap Peran Guru
Menyampaikan tujuan dan Guru menjelaskan tujuan
mempersiapkan siswa pembelajaran, informasi latar
belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar
Mendemonstrasikan Guru mendemonstrasikan
keterampilann (pengetahuan keterampilan dengan benar, atau
procedural) atau menyajikan informasi tahap
mempresentasikan demi tahap
pengetahuan (deklaratif)
Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan
member bimbingan pelatihan
Mengecek pemahaman dan Guru mengecek apakah siswa
memberikan umpan balik telah berhasil melakukan tugas
dengan baik, memberi umpan
balik
Memberukan kesempatan Guru mempersiapkan
untuk pelatihan lanjutan dan kesempatan untuk melakukan
penerapan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi lebih
kompleks dan kehidupan sehari-
hari

8.3 Sintaks Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal


Besaran Dalam Kehidupan 196
Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Model
pembelajaran berbasis kearifan lokal ini memiliki Sintaks (Pola
urutan / Fase) yang telah dikembangkan pada penelitian
Martawijaya yang dirancang sesuai dengan kebudayaan
masyarakat Bugis-Makassar diantaranya :
1. Minasa (Niat)
Minasa berasal dari bahasa Bugis/Makassar yang jika
diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti Niat. Adapun niat
merupakan adopsi kata yang berasal dari bahasa arab. Secara
bahasa, orang Arab menggunakan kata-kata niat dalam arti
‘sengaja’. Sedangkan secara istilah, tidak terdapat definisi
khusus untuk niat. Maka dari itu, barangsiapa yang
menetapkan suatu definisi khusus yang berbeda dengan makna
niat secara bahasa, maka orang tersebut sebenarnya tidak
memiliki alasan kuat yang bisa dipertanggung jawabkan.
Karena itu banyak ulama yang memberikan makna niat secara
bahasa, semisal Nawawi, ia mengatakan niat adalah
bermaksud untuk melakukan sesuatu dan bertekad bulat untuk
mengerjakannya. Pendapat lain mengatakan “Niat adalah
maksud yang terdapat dalam hati seseorang untuk melakukan
sesuatu yang ingin dilakukan.

Besaran Dalam Kehidupan 197


Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya
amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan
pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala). Waktu
pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya
di hati. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena
Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah.
Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan
kadar niatnya. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah
(boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka
dia akan bernilai ibadah,yang membedakan antara ibadah dan
kebiasaan rutinitas adalah niat.
Dan pada salah satu sabda nabi Muhammad SAW
yang berbunyi "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan
(balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan;
Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin
digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"
(Bukhari, muslim, ahmad, abu daud, ibnu majah, tirmidzi)
Dalam belajar seorang penuntut ilmu harus memiliki
niat yang bersih, karena berkahnya suatu ilmu tergantung
pada niat si penuntut ilmu. Dalam menuntut ilmu kita harus
memiliki niat yang bersih karena segala sesuatu tergantung
dari niat sebagaimana penjelasan dari hadist riwayat muslim
yang mengatakan bahwa segala sesuatu tergantung dari
niatnya. Seorang penuntut ilmu harus benar-benar
Besaran Dalam Kehidupan 198
memperbaiki niatnya dalam menuntut ilmu, agar ilmu yang
dimiliki dapat berguna baik dunia maupun akhirat, baik untuk
penuntut ilmu maupun orang lain.
2. Ada (Ungkapan/perkataan)
Ada berasal dari bahasa Bugis/Makassar yang jika
diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti Ungkapan/berkata,
berbicara, bercakap, berbahasa. Perkataan berarti sesuatu yang
dikatakan.
Model pembelajaran ini menumbuhkan keterampilan
berbicara peserta didik, dalam hal ini peserta didik harus
mampu mengungkapkan pendapat, menanggapi selama proses
pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya duduk,
diam, mendengarkan pendidik saat proses pembelajaran.
Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah
tidak semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang
baik.Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus
dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara
atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh
Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki
keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh
keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial
berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu.
Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu
menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaa-pertanyaan,
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
Besaran Dalam Kehidupan 199
mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut
memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide
atau gagasan kepada orang lain.Pentingnya penguasaan
keterampilan berbicara untuk siswa Sekolah Dasar juga
dinyatakan oleh Farris (Supriyadi, 2005:179) bahwa
pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa
agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca,
menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan
terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan,
mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan,
dan ide kepada orang lain secara lisan.
Dalam model ini penulis berusaha menumbuhkan
keterampilan berbicara melalui diskusi dalam pemblajaran.
Diskusi yang dimaksud yakni diskusi kelompok simellereng,
dimana pembagian kelompoknya terdiri dari 3-4 orang.
Metode diskusi mendorong siswa untuk berdialog dan
bertukar pendapat, dengan tujuan agar siswa dapat terdorong
untuk berpartisipasi secara optimal, tanpa ada aturan-aturan
yang terlalu keras, namun tetap harus mengikuti etika yang
disepakati bersama. Metode diskusi adalah cara memecahkan
masalah yang dipelajari melalui urun pendapat dalam diskusi
kelompok.
Diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu:
diskusi kelompok kecil simellereng (small group discussion)
dengan kegiatan kelompok kecil dan diskusi kelas, yang
Besaran Dalam Kehidupan 200
melibatkan semua siswa di dalam kelas, baik dipimpin
langsung oleh gurunya atau dilaksanakan oleh seorang atau
beberapa pemimpin diskusi yang dipilih langsung oleh siswa
dengan tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar
dapat berkomunikasi secara lisan, memberikan kesempatan
kepada peserta dididk untuk menggunakan pengetahuan dan
informasi yang telah dimiliki dan mengembangkan sikap
saling hormat menghormati dan tenggang rasa terhadap
keragaman pendapat orang lain, dalam rangka
mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.
3. Gau (Kerja/Tindakan)
Gau berasal dari bahasa Bugis/Makassar yang jika
diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti Kerja atau tindakan
yang baik.
Apabila dibahas dalam model pembelajaran ini maka
gau/kerja yang dimaksud adalah peserta didik melakukan
percobaan atau dengan kata lain peserta didik melakukan
praktikum untuk mengamati secara langsung gejala-gejala
yang mereka pelajari pada materi kalor ini. Misalnya peserta
didik melakukan percobaan yang tertuliskan pada bab
sebelumnya.
Partnership for 21st Century Skills (2013) sebagai
salah satu acuan pendidikan menyebutkan bahwa kompetensi
yang perlu ditingkatkan pada peserta didik di abad-21 meliputi
materi inti, keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan
Besaran Dalam Kehidupan 201
teknologi informasi dan media, dan keterampilan hidup dan
karier (life skill). Dalam pemenuhan keterampilan tersebut,
pembelajaran di sekolah lebih ditekankan pada proses
penemuan. Hal ini dilakukan agar peserta didik mengasah
kemampuan berpikir seiring dengan melatih keterampilan.
Salah satu metode yag dapat digunakan untuk
mengintegrasikan kemampuan berpikir dan keterampilan
tersebut adalah metode praktikum.
Kata praktikum berasal dari kata pratique (Prancis),
practicus (Latin), atau praktikos (Yunani) yang secara harfiah
berarti “aktif” atau prattein / prassein (Yunani) yang berarti “
mengerjakan”. Pengertian praktikum menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia yaitu bagian dari pengajaran yang bertujuan
agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan dari keadaan nyata apa yang diperoleh dari
teori.
Manfaat Praktikum Kegiatan praktikum dapat
dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan yang mengasah
keterampilan peserta didik. Menurut Zaenuddin (1996) secara
rinci praktikum dapat dimanfaatkan untuk :
1. melatih keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
mahasiswa
2. memberi kesempatan pada peserta untuk menerapkan dan
ingintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya secara nyata dalam praktek untuk
Besaran Dalam Kehidupan 202
membuktikan sesuatu secara ilmiah atau melakukan
scientific inquiry untuk menghargai ilmu dan
keterampilan dimiliki.
Khusus untuk fisika, menurut Woolnough & Allsop
(Rustaman, 1995) sedikitnya terdapat empat alasan yang
dikemukakan para pakar pendidikan sains mengenai
pentingnya kegiatan praktikum. Pertama, praktikum
membangkitkan motivasi belajar sains. Kedua, praktikum
mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar
melaksanakan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana
belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang
pemahaman materi pelajaran. Integrasi Pengetahuan,
Keterampilan, dan Sikap dalam Praktikum Kegiatan
praktikum memungkinkan peserta didik untuk
mempraktekkan secara empiris dalam belajar
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
menggunakan sarana laboratorium.
Pada ranah pengetahuan, peserta didik mendalami
teori, menggabungkan teori yang ada, dan menerapkan teori.
Ranah pengetahuan dapat dapat dinilai menggunakan rubrik
penskoran. Ranah keterampilan Pada ranah keterampilan,
peserta didik memilih alat dan bahan, mempersiapkan alat dan
bahan, dan menggunakan alat dan bahan. Ranah keterampilan
dapat dinilai dengan teknik observasi (ceklist atau rating
scale) Ranah Sikap Pada ranah sikap, peserta didik
Besaran Dalam Kehidupan 203
menunjukkan beberapa sikap, contohnya: bekerjasama,
disiplin; dan tanggungjawab.
Ranah sikap dapat dinilai menggunakan teknik
observasi (ceklist, bagan partisipasi (participation chart), skala
lajuan (rating scale)). Langkah Kerja Dalam Praktikum
Menurut Sund & Trowbridge, dalam Sumaji, (2003:43) kerja
laboratorium atau praktikum meliputi : merencanakan
eksperimen dan menyusun hipotesis-hipotesis, merakit
peralatan, menyusun bahan dan peralatan, melakukan
pengamatan terhadap gejala-gejala alamiah, melakukan
pengamatan terhadap suatu proses, mengumpulkan dan
mencatat data, melakukan modifikasi peralatan, melakukan
pembacaan pada alat pengukur , kalibrasi peralatan,
menggambar bahan dan grafik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dari data, membuat laporan eksperimen, memberi
penjelasan tentang eksperimen yang dilakukan,
mengidentifikasi permasalahan untuk studi lanjutan, melepas,
membersihkan, menyimpan, dan memperbaiki peralatan.
Langkah- Langkah Dalam Melaksanakan Metode
Praktikum:
1. Guru mendesain praktikum agar dapat mencapai tujuan
instruksional yang diharapkan
2. Guru merumuskan tujuan yang jelas, terukur dan relevan
dengan tuntutan profesional lulusan

Besaran Dalam Kehidupan 204


3. Guru berusaha agar praktikum merupakan pengalaman
belajar yang menarik dan menyenangkan bagi mahasiswa
4. Guru mendesain metode evaluasi hasil dan proses
praktikum yang valid dan reliable.
4. Uki (Tulisan)

Uki berasal dari bahasa Bugis/Makassar yang jika


diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti Tulisan/menulis.

Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan


suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan
menggunakan aksara. (Ahmad dan Alek. 2009: 66). Pada
awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan
gambar. Sejarah mengenai tulisan dapat ditelusuri ke tahun
3001 SM pada bangsa Sumeria yang hidup di Mesopotamia
purba di antara sungai Tigris dan Euphrates. Pada saat itu
orang belum memakai tanda atau huruf seperti yang dipakai
sekarang. Mereka memakai apa yang dinamakan cuneiform,
yakni gambar-gambar yang melambangkan benda atau
konsep. Piktograf (Pictograph) ini digoreskan pada tanah liat
dan kalau dirasakan perlu kalau disimpan, tanah liat ini lalu
dibakar sehingga goresan-goresan tadi menjadi permanen.
(Green dalam Dardjowidjojo, 2005: 292).

Menulis seperti halnya kegiatan berbahasa lainnya,


merupakan keterampilan. Setiap keterampilan hanya akan

Besaran Dalam Kehidupan 205


diperoleh melalui berlatih. Berlatih secara sistematis, terus
menerus, dan penuh disipilin merupakan resep yang selalu
disarankan oleh praktisi untuk dapat atau terampil menulis.
Tentu saja bekal untuk berlatih bukan hanya sekedar kemauan,
melainkan juga ada bekal lain yang perlu dimiliki. Bekal lain
itu adalah pengetahuan, konsep, prinsip, dan prosedur yang
harus ditempuh dalam kegiatan menulis. Jadi, ada dua hal
yang diperlukan untuk mencapai ketrampilan menulis yakni
pengetahuan tentang tulis-menulis dan berlatih untuk menulis
karena menulis merupakan sebuah keterampilan berbahasa
yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu
yang disebut tulisan.

Heart dan Reinking berpendapat, tujuan umum


menulis hanya ada dua yaitu menginformasikan (to inform)
dan meyakinkan (to persuaea). Akan tetapi mereka
berpendapat, setiap tulisan tentu mempunyai sebuah tujuan
yang lebih spesifik. Mereka menyatakan , “ ... each written
work must have a more specific purpose,” (Heart dan
Reinking, 1986: 3). The Liang Gie juga berpendapat bahwa
tujuan orang mengarang pada dasarnya ada dua tipe, akan
tetapi pendapat The Liang Gie berbeda dengan pendapat Heart
dan Reinking tersebut, karena menurutnya dua tipe tujuan
mengarang itu adalah (1) memberi informasi, memberikan

Besaran Dalam Kehidupan 206


sesuatu, dan (2) memberi hiburan , menggerakkan hati (The
Liang Gie, 1992: 24).

Tulisan bermanfaat untuk mempengaruhi orang,


sebagai sarana berbagi pengalaman, mampu membebaskan
dari penderitaan, dapat menggulingkan sebuah rezim,
mencegah perang, membangkitkan semangat hidup,
menyelamatkan nyawa, dapat mengasah otak, dan dapat
mendatangkan rezeki. Dari pendapat-pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian menulis adalah kegiatan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan bahasa tulis.
Sedangkan pengertian keterampilan menulis, yaitu
kemampuan menyusun atau mengorganisasikan gagasan serta
mengkomunikasikan gagasan tersebut kepada pembaca
sehingga terjalin interaksi antara keduanya demi tercapainya
suatu tujuan. c. Jenis-Jenis Tulisan 201 Menurut Gie (2002:
25-30) dalam Pangesti Wiedarti (2005: 20) tulisan dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan kriteria
tertentu. Berdasarkan bentuknya, tulisan dapat digolongkan
menjadi: cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan
(eksposisi) dan bincangan (argumentasi). Menurut ragamnya,
tulisan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tulisan faktawi
(faktual) dan tulisan khayali.

Besaran Dalam Kehidupan 207


Fase Uki pada model pembelajarn berbasis kearifan
lokal ini melatih keterampilan menulis peserta didik. Pada fase
ini pendidik mengarahkan peserta didik untuk menuliskan
sebuah karya berdasarkan pokok bahasan yang telah mereka
bahas dan mereka lakukan pada fase yang sebelumnya. Karya
yang dimaksudkan yaitu sebuah laporan.

5. Sabbi (Mempersaksikan)

Sabbi berasal dari bahasa Bugis/Makassar yang jika


diterjemahkan kebahasa Indonesia berarti saksi. Apabila
dibahas dalam model pembelajaran ini maka sabbi/ saksi yang
dimaksud adalah peserta didik mempersaksikan/
mempresentasikan hasil kerja nya. Hasil kerja disini yakni
peserta didik mempresentasikan kegiatan yang telah mereka
lakukan mulai dari fase ada hingga fase uki.

Mempersaksikan sama saja dengan mempublikasikan


ataupun melaporkan kegiatan-kegiatan mereka, data-data yang
diperolehnya, dan kendala yang mereka hadapi pada saat
proses tersebut.

Presentasi merupakan suatu kegiatan penyampaian


informasi dihadapan banyak orang (audience) atau salah satu
bentuk komunikasi. Presentasi biasa dilakukan dalam
perkantoran dan perkuliahan, mahasiswa biasanya sering

Besaran Dalam Kehidupan 208


mendapatkan tugas untuk mempresentasikan materi kepada
teman kelasnya. Hal ini bertujuan agar kelas menjadi hidup
dan mahasiswa pun menjadi aktif terhadap materi yang
disampaikan. Pada kegiatan tersebut nantinya akan terjadi
sebuah diskusi karena presentasi akan memancing sebuah
tanya jawab antara audience dengan yang presenter.

Merujuk pada pendapat Titik Triwidodo dan Djoko


Kristanto (2004:157) pengertian presentasi yaitu suatu bentuk
laporan lisan mengenai suatu fakta tertentu kepada
komunikan”. Hal ini berarti bahwa presentasimerupakan salah
satu bentuk komunikasi verbal yaitu salah satu bentuk
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
kepada pihak lain melalui tulisan atau lisan. Dengan
penyampaian pesan secara tulisan atau lisan ini diharapkan
orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim
pesan dengan baik.

Sutrisna Dewi (2007:207) mengemukakan bahwa


“Mereka melakukan presentasi untuk menyampaikan
informasi baik kepada pihak intern maupun ekstern
perusahaan”. Dari kutipan tersebut menerangkan bahwa
sasaran penyampaian informasi dalam presentasi bisa berasal
dari pihak intern maupun ekstern perusahaan. Pembicara harus

Besaran Dalam Kehidupan 209


dapat menyesuaikan gaya bicara atau cara penyampaian
informasi sesuai dengan latar belakang audiens,

Tujuan dilakukan presentasi yakni:

a. Menyampaikan informasi

Banyak pendidik dan peserta didik yang melakukan


presentasi hanya bertujuan menyampaikan informasi saja.
Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa,
penting atau bahkan rahasia. Melalui informasi maka
diharapkan tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.
Oleh karena itu seorang baik secara individu maupun
mewakili kelompoknya harus memiliki keahlian sesuai
dengan tujuan presentasi. Dalam proses pembelajaran,
informasi dari seorang presentasi sangat penting bagi
warga kelas

b. Meyakinkan pendengar

Presentasi yang dilakukan berisikan informasi-


informasi, data-data dan bukti-bukti yang disusun secara
logis sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat
seseorang atau kelompok orang merasa yakin. Semula
yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan
ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh
pembicara, seseorang/kelompok orang tersebut menjadi
Besaran Dalam Kehidupan 210
yakin atas informasi yang diberikan. Misal ketika seorang
guru atau sekelompok siswa melakukan presentasi
kelompok, maka siswa yang lain menjadi lebih yakin
dengan materi yag sedang dipelajari.

c. Menghibur pendengar

Pada era globalisasi ini banyak acara-acara hiburan


pada penayangan televisi. Acara hiburan tersebut dipimpin
oleh presenter yang handal, tujuannya untuk menghibur
para penonton. Prensenter dituntut untuk melakukan
pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan dan
profesional sehingga para penonton televisi dapat
menikmati acara tersebut. Selain acara televisi, acara
hiburan yang lainnya dapat kita temukan pada pesta
perayaan-perayaan. Contoh: pesta perayaan pernikahan,
ulang tahun dan lain-lain.

Presenter ditugaskan untuk berbicara dan


menyelipkan kata-kata yang dapat menghibur para tamu
yang hadir pada pesta perayaan tersebut. Sedikit berbeda
dengan presentasi yang dilakukan di dalam kelas, seorang
presenter tidak harus menggunakan kata-kata yang bersifat
menghibur aka tetapi bisa cukup dengan kata-kata yang
komunikatif. Untuk lebih menghibur penonton agar tidak

Besaran Dalam Kehidupan 211


mudah jenuh, maka jika presentasi dilengkapi dengan
media gambar maka suasananya akan lebih tertolong

d. Memotivasi dan menginspirasi pendengar untuk


melakukan suatu tindakan

Demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran,


seorang guru dituntut untuk mengarahkan dan
membimbing para siswanya agar dapat belajar secara
maksimal dan tidak lupa untuk memperhatikan kualitas
belajarnya. Selain diberi arahan dan bimbingan, seorang
guru juga dapat melakukan motivasi agar para siswa dapat
belajar dengan semangat yang tinggi. Kegiatan memotivasi
tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan suatu forum.
Forum tersebut terdiri dari para siswa yang bertindak
sebagai pendengar, sedangkan yang bertindak sebagai
pembicara yaitu pihak guru atau siswa maupun
sekelompok siswa yag sudah diberi arahan oleh guru.

e. Menyampaikan pesan

Tujuan presentasi yang keempat yaitu


menyampaikan pesan. Hal ini dilakukan karena proses
pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu pengetahua dari
seorang guru atau sekelompok siswa kepada warga kelas,
kan tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan moral.

Besaran Dalam Kehidupan 212


Guru atau siswa yang melakukan presentasi dibantu
dengan alat bantu peraga ataupun media untuk
memudahkan penyampaian pesan.

f. Membuat suatu ide atau gagasan

Presentasi yang dilakukan hanya bertujuan untuk


memunculkan suatu ide/gagasan dari para peserta
pendengar. Tipe tujuan ini biasanya diterapkan pada materi
pelajaran yang memerlukan pemecahan atau solusi dari
orang lain. Forum yang dilakukan sering dikenal dengan
istilah diskusi.

g. Menyentuh emosi pendengar

Tujuan yang keenam yaitu untuk menyentuh emosi


para siswa. Dalam hal ini pembicara atau presenter
bertugas untuk melakukan pembicaraannya yang dapat
menyentuh perasaaan/emosi seseorang. Sebagai contoh
pembicara melakukan presentasi kepada para pendengar
mengenai korban bencana, demonstrasi, kelaparan,
gelndangan, tuna pendidikan dan lain-lain. resentasi yang
dilakukan pembicara membuat pendengar merasa tersentuh
untuk membantu para korban bencana dengan cara
menyumbangkan sebagian hartanya.

h. Memperkenalkan diri
Besaran Dalam Kehidupan 213
Presentasi juga dapat ditujukan hanya sekedar untuk
memperkenalkan jati diri bagi yang melakukan presentasi,
baik secara individual maupun kelompok.

6. Mabbarakka (Berberkah)

mabbarakka berasal dari bahasa Bugis/Makassar


yang jika diterjemahkan kebahasa Indonesia berarti berkah.
Apabila dibahas dalam model pembelajaran ini maka
mabbarakka/ berkah yang dimaksud adalah peserta didik
memperoleh berkah dari proses pembelajaran.

Menurut bahasa, berkah --berasal dari bahasa


Arab: barokah (‫)البركللة‬, artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir,
1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah
mubarak dan tabaruk.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


(2008:179), berkah adalah “karunia Tuhan yang
mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia”.

Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul


khair, yakni “bertambahnya kebaikan” (Imam Al-
Ghazali, Ensiklopedia Tasawuf, hlm. 79).
Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala
sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah

Besaran Dalam Kehidupan 214


material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan,
kesehatan, harta, anak, dan usia.

Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi


disebutkan, berkah memiliki dua arti: (1) tumbuh,
berkembang, atau bertambah; dan (2) kebaikan yang
berkesinambungan. Menurut Imam Nawawi, asal makna
berkah ialah “kebaikan yang banyak dan abadi”.

Dalam keseharian kita sering mendengar kata


"mencari berkah", bermaksud mencari kebaikan atau
tambahan kebaikan, baik kebaikan berupa bertambahnya
harta, rezeki, maupun berupa kesehatan, ilmu, dan amal
kebaikan (pahala).

Dalam Al-Qur`an kata berkah (barakah) hadir


dengan beberapa makna, di antaranya: kelanggengan
kebaikan, banyak, dan bertambahnya kebaikan. Al-Quran
sendiri merupakan berkah bagi manusia sebagaimana firman-
Nya:

"Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan


kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang
mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” (QS. Shaad:
29).

Besaran Dalam Kehidupan 215


Berkah dalam arti kebaikan, keselamatan, dan kesejahteraan
tercantum dalam ayat berikut ini:

"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan


bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raf: 96).

Dari penjelasan-penjelasan berkah tersebut kita bisa


kaitkan dengan pembelajaran terutama pada fase terakhir
sintaks ini. Berkah yang dimaksud adalah peserta didik
mampu memahami dengan baik materinya sesuai dengan yang
mereka niatkan pada fase awal.
Model pembelajaran A’bulo Sibatang berbasis proyek
atau Project Based Learning (PjBL) dilakukan untuk
memperdalam pengetahuan dan keterampilan dengan penanaman
nilai-nilai A’bulo Sibatang yang saling melengkapi dan saling
bekerja sama dengan cara membuat karya atau proyek yang
terkait dengan materi ajar dan kompetensi yang diharapkan
dimiliki oleh peserta didik.
PjBL memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas
belajar aintifik berupa kegiatan: 1) bertanya; 2) melakukan
pengamatan; 3) melakukan penyelidikan atau percobaab; 4)
menalar; 5) menjalin hubungan dengan orang lain dalam upaya
memperoleh informasi atau data. Misalnya proyek belajar yang
dilakukan adalah menyelidiki bagaimana cara mengatasi

Besaran Dalam Kehidupan 216


permasalahan sampah di sekitar sekolah, siswa harus mengamati
kondisi di lingkungan sekolah, melakukan penyelidikan tentang
sumber sampah dan jenis sampah yang ada.
Model Pembelajaran A’bulo Sibatang adalah suatu
model yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam
struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri
atas dua orang atau lebih.
Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
ketkerlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.Model
Pembelajaran A’bulo Sibatang ini juga memandang bahwa
keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh
dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat
dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi keberhasilan
belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh
kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan itu akan
baik bila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil
yang terstruktur dengan baik.
Langkah-langkah Model Pembelajaran A’bulo
Sibatang Berbasis Proyek:
1. Guru menyampaikan tujuan, motivasi, dan kompetensi
yang akan dicapai.
2. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
berdasarkan jumlah siswa di dalam kelas dengan
memerhatikan (prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
Besaran Dalam Kehidupan 217
3. Peserta didik duduk berdasarkan kelompoknya. Ini
dimaksudkan agar komunikasi antarteman kelompok
telah terjalin sehingga pada saat pengerjaan tugas, peserta
didik sudah saling membangun komitmen yang kuat
untuk menyelesaikan tugas tersebut seperti konsep
A’bulo Sibatang.
4. Sebelum guru menyajikan permasalahan kepada setiap
kelompok, terlebih dahulu guru memberikan penjelasan
singkat tentang teks laporan observasi. Ini dimaksudkan
agar peserta didik memiliki informasi awal tentang
proyek yang akan diselesaikan.
5. Guru menyajikan permasalahan dalam bentuk
pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan
esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk
terlibat dalam belajar. Permasalahan yang dibahas adalah
permasalahan dunia nyata yang membutuhkan investigasi
mendalam.
6. Guru memberikan permasalahan kepada siswa dengan
memeprtimbangkan tingkat kesulitan. Permasalahan yang
terlalu mudah tidak memberikan tantangan kepada siswa
untuk menyelesaikan proyek dari guru.
7. Guru memotivasi siswa dengan penanaman nilai A’bulo
Sibatang bahwa proyek yang dikerjakan tanpa
sumbangsih dari semua anggota kelompok mustahil dapat
terselesaikan dengan baik.
Besaran Dalam Kehidupan 218
8. Peserta didik mendiskusikan tentang perencanaan proyek
terkait dengan pernyelesaian permasalahan yang
diidentifikasi.
9. Peserta didik membuat proyek dengan memahami konsep
yang terkait dengan materi pelajaran.
10. Peserta didik menyelesaikan proyek yang diberikan oleh
guru. Anggota kelompok yang kurang memahami proyek
tersebut dapat mendiskusikan kembali bersama teman
kelompoknya. Agar semua angota kelompok mengerti
tentang proyek yang dikerjakan.
11. Guru melakukan penilaian terhadap proyek yang
dikerjakan oleh peserta didik. Karena pembelajaran
berbasis proyek dapat memberikan hasil belajar dalam
bentuk pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill atau
psikomotor), dan sikap (attitude atau afektif), maka
penilaiannyapun dilakukan untuk ketiga ranah ini.
Bentuk penilaian dapat berupa tes atau nontes.
12. Evaluasi.
13. Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
 Menyuruh mengoreksi pekerjaan siswa masing-
masing berdasarkan refleksi dari guru
 Menyuruh siswa mempertukarkan karyanya dengan
temannya lalu melaporkan secara lisan skor yang
dicapai oleh temannya.

Besaran Dalam Kehidupan 219


Besaran Dalam Kehidupan 220
BAB 9
SISTEM PENDUKUNG

Buang keyakinan bahwa


hanya ada satu cara dan
satu – satunya cara yang
benar, yaitu cara yang
sedng Anda lakukan saat
ini. Ada cara lain yang lebih
baik hanya saja Anda belum
mengetahuinya

Besaran Dalam Kehidupan 221


9.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A. Definisi RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas
mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan
atau lebih.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus
berupa kegiatan konkrit yang dilakukan oleh guru di kelas
dalam mendampingi peserta didik. Satu hal yang sangat
penting yaitu kegiatan pembelajaran harus diarahkan agar
berfokus pada peserta didik, sedangkan guru berperan
sebagai pendamping. Artinya ketika guru memilih metode
atau pendekatan harus memungkinkan siswa berperan aktif
dan berinteraksi dalam pembelajaran.

B. Prinsip, Tujuan, Fungsi, Komponen RPP


1) Tujuan

Besaran Dalam Kehidupan 222


Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
untuk:

a. mempermudah, memperlancar dan meningkatkan


hasil proses belajar mengajar,
b. dengan menyusun rencana pembelajaran secara
profesional, sistematis, dan berdaya guna, maka
guru akan mampu melihat, mengamati,
menganalisis, dan memprediksi program
pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis
dan terencana.
2) Fungsi
Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai
acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah
dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain
rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai
skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana
pelaksanaan pembelajaran hendaknya bersifat fleksibel
dan memberi kemungkinan bagi guru untuk
menyesuaikannya dengan respons siswa dalam proses
pembelajaran sesungguhnya.
Sedikitnya terdapat dua fungsi RPP dalam
KTSP:

a. Fungsi Perencanaan

Besaran Dalam Kehidupan 223


Fungsi Perencanaan RPP dalam KTSP adalah
bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran
hendaknya dapat mendorong guru lebih bersikap
melakukan kegiatan pembelajaran dengan
perencanaan yang matang.

b. Fungsi Pelaksanaan
Dalam pengembangan KTSP adalah bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun
secara sistematik dan sistemis, utuh dan
menyeluruh dalam beberapa kemungkinan
penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang
actual.

3) Prinsip Pengembangan RPP


Pengembangan rencana pelaksanann
pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan
karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang
dijadikan bahan kajian. Untuk kepentingan tersebut,
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran dalam menyukseskan implementasi
KTSP, sebagai berikut:
a. Kompetisi yang dirumuskan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran harus jelas.

Besaran Dalam Kehidupan 224


b. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus
sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan
kompetisi peserta didik.
c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam
rencana pelaksanaan pembelajran harus
menunjang, dan sesuai dengan kompetisi standar
yang akan diwujudkan.
d. Rencana pelaksanaan perencanaan yang
dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta
jelas pencapaiannya.
e. Harus jelas koordinasi antar komponen pelaksana
program disekolah, terutama apabila pelajaran
dilaksanakan diluar kelas, agar tidak mengganggu
jam-jam pelajaran lain.
f. Perbedaan individu peserta didik.
RPP disusun dengan memperhatiakan
perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,
kemampuan social, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan atau lingkungan peserta didik.

g. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

Besaran Dalam Kehidupan 225


Proses pembelajaran dirancang dengan
berpusat pada peserta didik untuk mendorong
motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar.

h. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.


Proses pembelajaran dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman baragam bacaan, dan berekspresi
dalam berbagai bentuk tulisan.

i. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.


RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remidi.

j. Keterkaitan dan keterpaduan.


RPP disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpaduan Antara SK, KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu kebutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mangakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya.

Besaran Dalam Kehidupan 226


k. Menerapakan teknologi informasi dan komunikasi.
RPP disusun dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegritas, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi.

4) Susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


a. Mencantumkan Identitas
Identitas RPP meliputi, Nama sekolah, Mata
Pelajaran, Kelas/Semester,dan Alokasi Waktu/
Jumlah Pertemuan.

b. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi
peserta didik dalam menguasai pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan. Diharapkan dapat dicapai oleh
setiap kelas materi dan/ atau semester pada suatu
mata pelajaran

c. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah
kemempuan yang harus dikuasai peserta didik,
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indicator kompetensi dalam suatu
pelajaran.

Besaran Dalam Kehidupan 227


d. Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur
atau diobservasi untuk menunjukan pencapaian
kompetensi tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran.
e. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses
dan hasil belajar yang akan dicapai peserta didik
sesuai kompetensi dasar.

f. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep,
prinsip, prosedur yang relevan dan ditulis dalam
bentuk butir‐butir uraian sesuai dengan rumusan
indicator pencapaian kompetensi.
g. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan
hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang
komunikatif agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar atau indikator yang telah
ditetapkan.
h. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan
hendaknya disesuaikan dengan metode
pembelajaran yang digunakan sehingga akan

Besaran Dalam Kehidupan 228


mempermudah siswa dalam mencapai KD yang
telah ditetapkan.
C. Kegiatan pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran harus memuat
langkah – langkah sebagai berikut :
a. Pendahuluan merupakan kegiatan awal yang dapat
dilakukan untuk memotivasi peserta didik atau
merangsang peserta didik agar turut aktif dalam
pembelajaran
b. Inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar. Proses pembelajaran harus
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi siswa agar berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
c. Penutup merupakan kegiatan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaranyang dapat dilakukan dengan
menyimpulkan apa yang telah dipelajari, penilaian dan
refleksi, umpan balik dan/ atau tindaklanjut.
D. Sumber Belajar
Sumber belajar yang digunakan harus berdasarkan
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.
E. Penilaian Hasil Belajar

Besaran Dalam Kehidupan 229


Prosedur penilaian proses dan hasil belajar mengacu
pada indicator pencapaian kompetensi dan mengacu pada
Standar Penilaian

9.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD merupakan kumpulan dari lembaran yang


berisikan kegiatan peserta didik yang memungkinkan peserta
didik melakukan aktivitas nyata dengan objek dan persoalan yang
dipelajari. LKPD berfungsi sebagai panduan belajar peserta didik
dan juga memudahkan peserta didik dan guru melakukan
kegiatan belajar mengajar. LKPD juga dapat didefenisikan
sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang dicapai. Tugas-tugas yang diberikan
kepada peserta didik dapat berupa teori dan atau praktik.
A. Kriteria Penyusunan dan Penulisan LKPD
Berikut ini merupakan kriteria penyusunan dan
penulisan LKPD yang dapat dikembangkan oleh guru secara
mandiri dalam pembelajaran IPA di sekolah.
1) Tujuan penyusunan LKPD
Tujuan penyusunan LKPD untuk pembelajaran
adalah sebagi berikut:

Besaran Dalam Kehidupan 230


a. Memperkuat dan menunjang tujuan pembelajaran
dan ketercapaian
b. indikator serta kompetensi dasar dan kompetensi
inti yang sesuai dengan
c. kurikulum yang berlaku.
d. Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Bahan
Bahan ajar yang digunakan untuk membantu
guru dalam mempermudah proses pembelajaran harus
sesui dengan kriteria sebagai berikut:
a. Tersusun logis dan sistematis. Penyusunan bahan
perlu menyeleksi konsep
b. yang akan dibelajarkan dan urutan rantai
kognitifnya harus diperhatikan.
c. Sesuai dengan kemampuan dan tahap
perkembangan peserta didik. Dalam
d. hal ini peserta didik SMP berada dalam tahap
perkembangan kognitif
e. peralihan antara operasional konkrit ke operasional
formal, sehingga
f. mereka masih mudah untuk berfikir konkrit dan
sudah mulai dapat diajak
g. berfikir abstrak.

Besaran Dalam Kehidupan 231


h. Bahan ajar dapat merangsangdan memotivasi
keingintahuan peserta didik.
i. Bahan ajar mitahir dan memiliki kontekstualitas
yang tinggi.
3) Metode
Metode dalam menyusun LKPD adalah sebagai
berikut:
a. Memperkaya kegiatan di dalam kelas, contohnya
dapat berupa kegiatandiluar kelas atau kegiatan
laboratorium.
b. Memotivasi peserta didik.
c. Mengembangkan keterampilan proses peserta
didik.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk memecahkan masalah.
e. Menanamkan sikap ilmiah melalui proses
pembelajaran.
4) Pertimbangan dilihat dari kepentingan peserta didik
Pertimbangan dalam menyusun LKPD dilihat
dari kepentingan peserta didik, yaitu sebagai berikut:
a. Menarik minat peserta didik.
b. Atraktif dan impulsif.
c. Menambah keyakinan dan rasa “berhasil” bagi
peserta didik.

Besaran Dalam Kehidupan 232


d. Memotivasi peserta didik untuk mengetahui lebih
lanjut.
e. Pemilihan kosa kata dan istilah sains yang sesuai
dengan tingkat
f. perkembangan dan usia peserta didik.
5) Prinsip penggunaan LKPD
Adapun prinsip penggunaan LKPD adalah
sebagai berikut:
a. Penggunaan LKPD bukan untuk menggantikan
tanggung jawab guru
b. dalam pembelajaran, melainkan sebagai sarana
untuk mempercepat
c. pencapaian tujuan pembelajaran.
d. Penggunaan LKPD sebaiknya dapat menumbuhkan
minat peserta didik
e. terhadap pembelajaran IPA melalui diskusi dan
pelaksanaan langkah kerja.
f. Guru sebaiknya memiliki kesiapan dalam
pengelolaan kelas.
B. Langkah-langkah Penulisan LKPD
Berikut ini merupakan langkah-langkah penulisan
LKPD yang dapat dikembangkan oleh guru secara mandiri
dalam pembelajaran IPA di sekolah.
a) Melakukan analisis kurikulum; KI, KD, indikator dan
materi pembelajaran.
Besaran Dalam Kehidupan 233
b) Menyusun peta kebutuhan LKPD.
c) Menentukan judul LKPD.
d) Menulis LKPD.
e) Menentukan alat penilaian.
C. Struktur LKPD Secara Umum
Berikut ini merupakan struktur LKPD secara umum
yaitu:
1) Judul kegiatan, Tema, Sub Tema, Kelas, dan Semester,
berisi topik kegiatan
2) sesui dengan KD dan identitas kelas. Untuk LKPD
dengan pendekatan inkuiri
3) maka judul dapat berupa rumusan masalah.
4) Tujuan, tujuan belajar sesuai dengan KD.
5) Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat
dan bahan, maka
6) dituliskan alat dan bahan yang diperlukan.
7) Prosedur Kerja, berisi petunjuk kerja untuk peserta
didik yang berfungsi
8) mempermudah peserta didik melakukan kegiatan
belajar.
9) Tabel Data, berisi tabel di mana peserta didik dapat
mencatat hasil
10) pengamatan atau pengukuran. Untuk kegiatan yang
tidak memerlukan data

Besaran Dalam Kehidupan 234


11) bisa diganti dengan tabel/kotak kosong yang dapat
digunakan peserta didik
12) untuk menulis, menggambar atau berhitung.
13) Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang
menuntun peserta didik
14) melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi.

9.3 Buku Guru

A. Kedudukan dan Fungsi Buku Guru


Buku Guru adalah panduan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Berikut penjelasan
tentang fungsi buku guru.
1) Sebagai Petunjuk Penggunaan Buku Siswa
Guru harus mempelajari terlebih dahulu Buku
Guru. Guru harus menemukan informasi sebagai
berikut.
a. Urutan acuan materi pelajaran yang dikembangkan
dari Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti,
dan Kompetensi Dasar dari masing-masing muatan
pelajaran, yang kemudian dipadukan dalam satu
tema tertentu.

Besaran Dalam Kehidupan 235


b. Jaringan tema dari masing-masing tema yang berisi
kompetensi dasar dan indikator dari masing-
masing muatan pelajaran yang harus dicapai.
c. Pemilahan pembelajaran yang dikembangkan dari
subtema dengan tujuan agar guru secara bertahap
dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa.
2) Sebagai Acuan Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Buku Guru menyajikan hal-hal sebagai berikut.
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai pada setiap pilahan pembelajaran dari
masing-masing subtema.
b. Menjelaskan media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran agar guru sudah menyiapkan media-
media pembelajaran yang diperlukan.
c. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran agar dapat membantu guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
dengan sistematis mengikuti langkah-langkah
pembelajaran tersubut.
d. Menjelaskan tentang teknik dan instrumen
penilaian yang dapat digunakan dalam setiap
Besaran Dalam Kehidupan 236
pilihan pembelajaran yang mungkin memiliki
karakteristik tertentu.
e. Menjelaskan jenis lembar kerja yang sesuai dengan
pilahan pembelajaran yang ada dalam Buku Siswa.
3) Penjelasan tentang Metode dan Teknik Pembelajaran
yang Digunakan dalam Proses Pembelajaran.
Buku Guru memuat informasi tentang metode
dan teknik pembelajaran yang digunakan sebagai acuan
penyelenggaran proses pembelajaran.

B. Struktur Buku Guru


Uraian berikut dimaksudkan agar guru dapat
mengenal dan memahami struktur isi Buku Guru dengan
baik. Struktur Buku Guru adalah sebagai berikut.
1) Kata pengantar, Bagian ini perlu dibaca guru agar guru
memahami latar belakang penyusunan buku dan tujuan
yang ingin dicapai dari penyusunan buku tersebut.
2) Tentang Buku Guru, Memuat informasi cakupan buku
guru dan cakupan aktivitas pembelajaran yang tertuang
dalam buku guru.
3) Bagaimana Menggunakan Buku Guru, Halaman ini
merupakan bagian penting yang harus dibaca dan
dipahami oleh guru, karena memberikan informasi hal-
hal penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam

Besaran Dalam Kehidupan 237


menggunakan Buku Guru sebagai persiapan
menggunakan Buku Siswa.
4) Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti,
Halaman ini mengingatkan kepada guru mengenai
standar kompetensi lulusan baik ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan serta kompetensi inti
setiap kelas, yang akan dicapai selama proses
pembelajaran.
5) Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2, Pemetaan
Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 merupakan Pemetaan
Kompetensi Dasar yang berasal dari KI 1 dan KI 2
yang terdapat dalam setiap subtema. Artinya,
Kompetensi Dasar itulah yang akan dicapai dalam
proses pembelajaran selama satu minggu. Pemetaan
kompetensi dasar yang berasal dari Kompetensi Inti 1
dan 2 bukan untuk diajarkan secara eksplisit sebagai
materi pembelajaran (pembelajaran tidak langsung),
namun memandu guru untuk melakukan pembiasaan-
pembiasaan kompetensi tersebut selama proses
pembelajaran berlangsung. Harapannya, melalui
pengetahuan, keterampilan akan terasah dan sikap
spiritual dan sosialnya akan tumbuh pada diri siswa.
6) Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4, Pemetaan
Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4 merupakan Pemetaan
Kompetensi Dasar yang berasal dari KI 3 dan KI 4.
Besaran Dalam Kehidupan 238
Halaman ini memuat informasi tentang kompetensi-
kompetensi yang berasal dari Pemetaan Kompetensi Inti
3 dan 4 yang harus dicapai dalam satu subtema
pembelajaran. Penetapan Kompetensi masih terbuka
untuk penggantianatau penambahan sesuai dengan
kegiatan yang dirancang oleh guru. Sekali lagi guru
harus memahami bahwa pembelajaran tematik terpadu
itu berbasis aktivitas sehingga aktivitas yang ditawarkan
di dalam buku guru bisa diganti atau dikembangkan
sesuai dengan kreativitas guru.
7) Ruang Lingkup Pembelajaran, Halaman ini
memberikan gambaran ringkas tentang kegiatan yanga
akan dilaksanakan oleh guru dan kemampuan yang
akan dikembangkan dalam setiap pembelajaran. Kolom
kegiatan pembelajaran menjelaskan kegiatan yang
dilakukan pada satu hari pembelajaran. Kolom
kemampuan yang dikembangkan menjelaskan tiga
aspek kemampuan yang harus dicapai, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
8) Halaman Pembelajaran, Setiap pembelajaran terdiri atas
bagian-bagian yang menuntun guru dalam proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan buku siswa. Jika
mengacu pada Struktur Kurikulum 2013 jenjang SD,
jumlah jam pelajaran di kelas V adalah 36 jam
pembelajaran/minggu. Pembagian 36 jam/minggu
Besaran Dalam Kehidupan 239
dalam pembelajaran disesuaikan dengan kondisi
sekolah. Pada buku siswa dan buku guru, kegiatan
pembelajaran dibagi menjadi 6 pembelajaran dalam
seminggu. Artinya, pembagian itu diasumsikan untuk 6
hari sekolah dalam seminggu. Sekolah yang
menerapkan 5 hari sekolah, kompetensi dasar pada
pembelajaran 6 dapat disebar ke 5 pembelajaran yang
lain. Uraian pembelajaran diawali dengan judul
pembelajaran sesuai nomor pembelajaran, misalnya
Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, Pembelajaran 3, dan
seterusnya.

9.4 Buku Siswa

A. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa


Buku ini dipergunakan sebagai panduan aktivitas
pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menguasai
kompetensi tertentu. Buku ini juga digunakan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran
(activities based learning) di mana isinya dirancang dan
dilengkapi dengan contoh-contoh lembar kegiatan agar

Besaran Dalam Kehidupan 240


siswa dapat mempelajari sesuatu yang relevan dengan
kehidupan yang dialaminya.
Buku siswa diarahkan agar siswa lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati,
menanya, mencoba, menalar, berdiskusi serta meningkatkan
kemampuan berkomunikasi baik antarteman maupun
dengan gurunya. Guru dapat mengembangkan atau
memperkaya materi dan kegiatan lain yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Di bawah ini
dijelaskan peran dan fungsi Buku Siswa yang dapat dirinci
sebagai berikut.
1) Panduan bagi Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan-
kegiatan Pembelajaran
Setiap subtema pada masing-masing buku memiliki
beberapa pembelajaran sesuai dengan tema. Berbagai
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya

a. Kegiatan “Ayo Amati” pada buku siswa merupakan


kegiatan dimana siswa dilatih mencari/menggali
informasi dari gambar, teks bacaan, teks
percakapan atau data apapun yang bisa digunakan
sebagai sumber pembelajaran.
b. Kegiatan “Ayo Bacalah” pada buku siswa
merupakan kegiatan dimana siswa diberi
kesempatan untuk membaca teks informasi yang

Besaran Dalam Kehidupan 241


disajikan pada buku siswa. Kegiatan membaca ini
biasanya terkait dengan kegiatan menggali
informasi dari bacaan, dimana siswa dilatih
keterampilannya dalam mencari ide-ide pokok dari
bacaan.
c. Kegiatan “Ayo Berlatih” pada buku siswa
merupakan kegiatan dimana siswa diberi
kesempatan untuk menunjukkan pemahaman
pengetahuannya mengaplikasikan
keterampilannya. Kegiatan ini bisa merupakan
kegiatan mandiri ataupun kegiatan dengan
bimbingan guru.
d. Kegiatan “Ayo Lakukan” pada buku siswa
merupakan kegiatan dimana siswa diberi
kesempatan untuk melakukan kegiatan
pembelajaran melalui aktivitas kelompok maupun
individu yang biasanya juga merupakan kegiatan
berbasis proyek.
e. Kegiatan “Ayo Bertanya” dirancang untuk
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan
bertanya siswa, dimana bertanya bukan hanya
tentang apa dan siapa tapi lebih kepada
pembentukan keterampilan bertanya yang kritis
dan kreatif.

Besaran Dalam Kehidupan 242


f. Kegiatan “Ayo Berkerjasama” dirancang untuk
memfasilitasi kolaborasi siswa dengan siswa
lainnya dalam kelompok. Siswa dilatih untuk
bekerjasama, saling menghormati, menghargai dan
berbagi tugas dengan anggota kelompok lainnya.
2) Penghubung antara Guru, sekolah, dan Orang Tua
Pada setiap akhir pembelajaran ada bagian
yang membutuhkan keterlibatan orang tua untuk
membimbing anak dalam melakukan aktivitas
pembelajaran di rumah. Bagian ini bisa dilihat pada
Buku Siswa dengan tulisan ”Kerjasama dengan Orang
Tua”. Diharapkan orang tua berperan aktif
mendukung siswa dalam meningkatkan pemahaman
siswa pada pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

3) Lembar Kerja Siswa


Buku siswa dapat berfungsi sebagai lembar
kerja siswa, misalnya pada Buku Siswa terdapat
kegiatan menulis maka siswa dapat mengerjakan
langsung pada Buku Siswa.
4) Penilaian dan Portofolio
Di dalam buku siswa terdapat halaman-
halaman berisi format yang dapat digunakan sebagai
lembar kerja untuk dihimpun sebagai bahan portofolio

Besaran Dalam Kehidupan 243


yang dapat dijadikan sumber penilaian hasil
pembelajaran.

5) Media Komunikasi antara Guru dan Siswa


Melalui proses pembelajaran dengan
menggunakan Buku Siswa, guru dapat mengenal
siswa lebih baik melalui pengamatan terhadap hasil
kerja siswa yang telah dirancang sedemikian rupa
dalam setiap pembelajaran. Guru dapat melihat
perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap
siswa sesuai dengan kompetensi pembelajaran yang
telah ditetapkan.
6) Sebagai kenang-kenangan Rekam Jejak Belajar Siswa
Semua hasil pekerjaan yang dilakukan siswa
selama mengikuti proses pembelajaran akan tertuang
dalam Buku Siswa sehingga guru dan orang tua dapat
melihat jejak belajar dan perkembangan kompetensi
selama mengikuti proses pembelajaran pada masing-
masing jenjang. Bagi siswa semua rekam jejak belajar
tersebut berguna sebagai kenang-kenangan di
kemudian hari.
7) Sebagai alat/instrumen pembantu bagi siswa dalam
melakukan kegiatan refleksi diri terhadap kegiatan
pembelajaran harian yang telah dilakukan.

Besaran Dalam Kehidupan 244


Buku Guru dan Buku Siswa saling
berhubungan sehingga proses analisis dapat dilakukan secara
silmultan. Berikut akan dijelaskan mengenai proses analisis
tersebut.
1) Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti
(KI) 1 dan 2
Pada buku guru, pemetaan KD dari KI 1 dan 2
disiapkan setiap subtema. Namun dalam jaringan KD
harian (tiap PB) KD dari KI 1 dan 2 tidak dimunculkan
karena ketercapaiannya diperoleh dari pembelajaran
tidak langsung (indirect learning). Harapannya guru
bisa memilih aspek spiritual (KI 1) maupun aspek sosial
(KI 2) sesuai dengan aktivitas pembelajaran harian yang
sedang dilakukan.
2) Pemetaan kompetensi Dasar KI 3 dan 4
Pada buku guru pemetaan KD dari KI 3 dan 4
disediakan tiap subtema (mingguan). Pemetaan ini
masih akan dijabarkan lagi dalam pemetaan KD harian.
3) Pemetaan Kompetensi Dasar tiap PB (harian)
a. Pada buku guru sudah disiapkan pemetaan KD dan
indikator pada masing-masing pembelajaran (PB)
untuk memudahkan guru mengajar harian. Berikut
ini contoh tema 2 Peristiwa dalam Kehidupan,
subtema 1 Macam-macam Peristiwa dalam
Kehidupan, Pembelajaran 1:
Besaran Dalam Kehidupan 245
b. Meskipun telah disediakan pemetaan di setiap PB,
guru hendaknya mengkaji apakah masih masih
diperlukan KD tambahan pada pembelajaran hari
itu. Untuk kepentingan penyusun RPP (harian),
guru perlu menambahkan KD dari KI 1 dan 2
yakni sikap spiritual dan sikap sosial. Penambahan
KD bisa melihat pada pemetaan KD dari KI 1 dan
2 pada tiap subtema.
c. Guru hendaknya mencermati indikator setiap KD.
Untuk pembelajaran harian, setiap KD minimal
dijabarkan dalam satu indikator karena KD
tersebut kemungkinan dibelajarkan lagi pada
subtema yang lain. Meskipun sudah ada contoh
indikator pada buku guru, guru perlu mengkaji
ulang indikator tersebut. Guru diperbolehkan untuk
memperbaiki indikator yang tertera pada buku
guru. Dalam merumuskan indikator harus
menggunakan kata kerja operasional yang terukur.
4) Tujuan Pembelajaran
Pada buku guru telah diberika contoh
pembelajaran sebagai paduan bagi guru apa yang akan
dicapai. Guru diperbolehkan untuk menambah atau
merubah tujuan pembelajaran sesuai dengan kondisi
peserta didik dan lingkungan tempat belajar. Tujuan
pembelajaran idealnya membuat A (audience)yakni
Besaran Dalam Kehidupan 246
siswa; B (behavior) kemampuan yang akan dicapai
(membedakan, menjelaskan, dll), C (condition) yakni
kondisi atau kegiatan yang akan dilakukan siswa
(membaca teks, mengamati gambar, diskusi, dll); D
(degree) tingkatan (dengan benar, sesuati prosedur,
dengan santun, percaya diri, dll). Misal: dengan
menggali informasi dari teks bacaan, peserta didik
mampu menjelaskan manfaat air bagi kehidupan
menusia dengan teliti.
5) Media, alat bantu dan sumber belajar
Pada buku siswa ada media gambar yang telah
disediakan, namun masih terbatas. Dengan demikian
guru diharapkan bisa menambah media yang sesuai
tema yang sedang dibahas, guru diharapkan dapat
memperkaya media yang disediakan dengan membawa
berbagai macam gambar atau foto peristiwa-peristiwa
penting yang berkaitan dengan tujuan pembahasan.
Guru juga dapa meminta siswa untuk membawa gambar
atau foto yang berkaitan dengan tujuan kegiatan
pembelajaran. Demikian pula dengan sumber belajar,
materi tidak terbatas pada buku siswa saja. Guru bisa
mengajak siswa mengamati lingkungan, membaca buku
referensi lain, membaca berita Koran, atau melihat
tayangan tentang hewan di TV/video.
6) Kegiatan Pembelajaran
Besaran Dalam Kehidupan 247
Pada kegiatan pembelajaran perlu
diperhatika mengenai pendekatan saintifik dan
high order thinking.

Besaran Dalam Kehidupan 248


BAB 10
Besaran Dalam Kehidupan 249
SISTEM SISTEM PENILAIAN

Yang diperlukan adalah


bagaimana Anda
mengatasinya atau
dijadikan alasan untuk
berhenti atau menyerah

10.1 Pengertian Sistem Penilaian

Penilaian hasil belajar merupakan aktivitas yang sangat


penting dalam proses pendidikan. Semua proses di lembaga
pendidikan formal pada akhirnya akan bermuara pada hasil
belajar yang diwujudkan secara kuantitatif berupa nilai.

Besaran Dalam Kehidupan 250


Hasil belajar siswa tidak selalu mudah untuk dinilai.
Sebagaimana diketahui, tujuan pembelajaran meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah pengetahuan (kognitif)
dan sikap (afektif) relatif sulit untuk diamati, meski pun dapat
diukur. Oleh karena itu, dalam proses penilaian hasil
belajar langkah yang pertama harus dimulai dari perumusan
tujuan pembelajaran yang memungkinkan untuk diamati dan
diukur (observable and measurable). Berangkat dari tujuan
pembelajaran yang dirumuskan, maka disusunlah
instrumen untuk mengamati dan mengukur hasil pembelajaran.
Dengan menggunakan instrumen, diperoleh data yang
dapat mencerminkan ketercapaian tujuan pembelajaran pada
seorang peserta didik. Data ini selanjutnya harus diolah dan
dimaknai sehingga menjadi informasi yang bermakna. Selain itu
berdasarkan data tersebut penilai dapat membuat keputusan
mengenai posisi atau status seorang peserta didik, misalnya naik
atau tidak naik kelas, lulus atau tidak dan sebagainya.
Seluruh proses penilaian hasil belajar tentu harus
dilakukan dengan cermat, mulai dari penyusunan instrumen,
pelaksanaan tes, pengolahan, sampai pada penetapan hasil akhir.
Pada setiap tahapan diperlukan keterampilan khusus yang perlu
dipelajari. Tulisan ini bermaksud membekali pengawas untuk
dapat membina para guru dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar.

Besaran Dalam Kehidupan 251


Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai
proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan
suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau
kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang,
diperlukan adanya ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang
sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian
adalah adanya objek atau program yang dinilai dan adanya
kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara apa yang
dicapai dengan kriteria yang harus dicapai. Perbandingan bisa
bersifat mutlak, bisa pula bersifat relatif.
Perbandingan bersifat mutlak artinya hasil
perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek yang dinilai
ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedangkan perbandingan yang
bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggambarkan
posisi suatu objek yang dinilai terhadap objek lainnya dengan
bersumber pada kriteria yang sama. Dengan demikian, inti
penilaian adalah proses mementukan nilai suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria tertentu.
Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam
bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi
dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan
adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam
konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan

Besaran Dalam Kehidupan 252


penilaian selalu ada objek/program yang dinilai, ada kriteria, dan
ada interpretasi/judgment.[1]
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya
adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar
rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai
siswa (kompetensi) menjadi unsur penting sebagai dasar dan
acuan penilaian. Penilaian proses pebelajaran adalah upaya
memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
Penilaian memilki peran yang sangat penting dalam
peningkatan kualitas pembelajaran, oleh karena itu perlu
dirancang dan didesain sedemikian rupa sehingga penilain
tersebut memberikan makna bagi setiap orang yang terlibat
didalamnya. Setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan
sehingga penilaian menjadi bermakna yaitu ketika penilaian:
1. Memilki ciri secara signifikan
2. Memilki kriteria, prosedur, dan rubrik yang jelas dan
dipahami oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder)

Besaran Dalam Kehidupan 253


3. Memberikan hasil-hasil yang menyediakan arah/ petunjuk
yang jelas untuk peningkatan kualitas pengajaran dan
belajar.

10.2 Perlunya Standar Penilaian

Dapatkah penilaian meningkatkan standar? Jawaban


singkat dari pertanyaan ini adalah ya, dapat. Hasil penelitian
menunjukan bahwa secara signifikan menggunakan penilaian
untuk belajar (assessment for learning) lebih efektif bagi guru
dalam memperbaiki kualitas pembelajaran. Penilaian juga harus
berperan sebagai suatu sarana untuk meningkatkan kualitas
belajar setiap siswa. Adapun suatu kejelasan dan hubungan tak
terpisahkan antara penilaian, kurikulum, dan pembelajaran.
Darling Hammond (1994) berpendapat bahwa usaha
untuk menaikan standar pelajaran dan prestasi harus bertolak
pada perubahan strategi penilaian. Kemudian pernyataan tersebut
diperkuat kembali oleh Wedeen, Winter, dan Broad Fott (2002)
bahwa penggunaan penilaian dalam pembelajaran secara
signifikan lebih efektif bagi guru dalam memperbaikai kualitas
pembelajaran.
Agar penilaian berfungsi dengan baik, maka sangat
perlu untuk meletakan standar, yang akan menjadi dasar dan
pijakan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan

Besaran Dalam Kehidupan 254


kegiatan penilaian. Oleh karena itu, ada beberapa pihak yang
berkaitan langsung dengan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu:
1. Peran guru
Sebagian besar tanggung jawab dalam menerapkan
standar penilaian terletak pada tangan guru yang menjadi
pelaksana digaris depan. Oleh karena itu, guru perlu
memahami dengan baik standar yang ada, memahami
pentingnya penilaian yang berkelanjutan, dan perlu
mengetahui posisi strategis mereka, sehingga guru mampu
meningkatkan praktik penilaian dalam kelas,
merencanakan kurikulum, mengembangkan potensi diri
siswa, laporan kemajuan dan perkembangan siswa, dan
memahami cara pengajaran mereka sendiri.
Peranan guru dalam penilaian lebih efektif jika
mampu memanfaatkan informasi hasil penilaian melalui
umpan balik. Umpan balik merupakan sarana bagi guru
dan siswa untuk mengetahui sejauh mana kemajuan
pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti yang
dikemukakan dalam QCA (2003) yang mengatakan
bahwa feedback is the means by which teacher enable
children to close the gap in order to take learning forward
and improve children’s performance, berdasarkan definisi
tersebut, tampak bahwa umpan balik merupakan suatu alat
yang dapat digunakan oleh guru, yang memungkinkan

Besaran Dalam Kehidupan 255


siswa dapat belajar lebih baik dan meningkatkan
kinerjanya.
Croks (2001) menyimpulkan dari hasil reviuw
literatur tentang umpan balik dan hubungannya dengan
motivasi siswa menyimpulkan bahwa manfaat umpan balik
agar dapat memotivasi siswa, maka harus fokus pada:
a. Kualitas kerja anak-anak, dan bukan pada
membandingkan dengan anak-anak lain.
b. Cara-cara spesifik dimana pekerjaan anak dapat
ditingkatkan
c. Peningkatan pekerjaan anak harus dibandingkan
dengan pekerjaan sebelumnya.
Dalam merencanakan dan memberikan umpan
balik terhadap pekerjaan siswa, Clarke (2003)
menyarankan 6 prinsip yaitu:
a. Umpan balik harus fokus pada tugas-tugas tujuan
pembelajaran dan bukan membandingkan dengan anak
yang lain.
b. Bahasa yang verbal dan non verbal dari guru,
memberikan pesan yang baik pada anak tentang
kemampuan mereka.
c. Penilaian setiap bagian pekerjaan mengarah pada
penurunan moril bagi yang mencapai prestasi rendah
dan kepuasan bagi prestasi yang tinggi.

Besaran Dalam Kehidupan 256


d. Penghargaan eksternal sama seperti grades.
e. Perlu memberikan umpan balik spesifik yang fokus
pada kesuksesan dan peningkatan dari pada
mengoreksi.
f. Anak-anak perlu kesempatan untuk membuat
peningkatan atas pekerjaan mereka.
Prinsip yang dikemukakan oleh Clarke tersebut,
memberikan penekanan bahwa dalam memberikan umpan
balik, seorang guru harus fokus pada kualitas pekerjaan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Di samping itu, guru perlu menghindari membandingkan
siswa satu dengan yang lainnya, karena hal tersebut dapat
menurunkan dorongan, motivasi, dan minat bagi siswa
yang memperoleh nilai rendah.
Hargreaves, McCallum dan Gipps (Clarke, 2003)
dalam penelitian tentang strategi yang digunakan oleh guru
dalam memberikan umpan balik, menemukan dua strategi
yaitu strategi approval dan disapproval. Strategi non-
verbal untuk menyatakan approval meliputi guru
mengangguk, kontak mata, tersenyum, tertawa, meletakan
suatu lengan tangan di sekitar atau menepuk anak dan
menerima suatu cara lembut untuk dapat dicapai.
Sedangkan strategi non-verbal untuk
menyatakandisapproval meliputi memalingkan muka,

Besaran Dalam Kehidupan 257


menatap dengan tajam,clicking, fingers or making
disapproval noises.
Catatan akhir yang menekankan kompleksitas
pemberian umpan balik didapatkan dari penelitian yang
dikutip sebelumnya dalam buku ini, yang mendapati bahwa
pemberian pujian saja tidak akan meningkatkan prestasi.
Umpan balik yang efektif adalah yang ditujukan untuk
meningkatkan prestasi, yang nantinya akan membantu rasa
percaya diri. Upaya meningkatkan kepercayaan diri dan
harapan bahwaini akan meningkatkan prestasi, tidak akan
begitu berhasil.
Boud (1995), memberikan panduan bagi guru
dalam memberikan umpan balik pada siswa yaitu :
a. Realistik
b. Spesifik
c. Sensitif terhadap tujuan yang bersangkutan
d. Tepat waktu
e. Jelas
f. Tidak menghakimi
g. Tidak membanding membandingkan
h. Tekun
i. Terus terang
j. Positif
k. Hati–hati
Besaran Dalam Kehidupan 258
Untuk dapat memaksimalkan peranannya guru
dituntut memiliki profesional yang tinggi. Ada lima hal
yang harus dimiliki oleh guru agar dapat dikatakan
profesional yaitu:
1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses
belajarnya
2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata
pelajaran yang diajarkannya serta cara
mengajarkannya pada siswa
3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar
siswa melalui berbagai cara evaluasi
4. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari pengalamannya
5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesi
Sebagai kesimpulan dari uraian yang diatas,
setidaknya ada lima hal peranan dalam penilaian, yaitu
guru sebagi mentor, petunjuk jalan, akuntan, reporter, dan
direktur program. Kelima hal tersebut dikaitkan dengan
tujuan penilaian dapat dielaborasi dalam seperti yang di
rangkum.
Tabel 5. Peranan Guru dan Tujuannya dalam penilaian
Peranan Tujuan
Guru sebagai monitoring Memberikan umpan balik dan
bantuan kepada setiap siswa
Besaran Dalam Kehidupan 259
Guru sebagai petunjuk jalan Mengumpulkan informasi untuk
diagnostik kelompok siswa
melalui pekerjaan yang telah
dikerjakan.
Guru sebagai akuntan Memperbaiki dan memelihara
catatan prestasi dan kemajuan
siswa
Guru sebagai reporter Melaporkan pada orang tua,
siswa, dan pengurus sekolah
tentang prestasi dan kemajuan
siswa
Guru sebagai direktur Membuat keputusan dan revisi
program praktik pengajaran
2. Peranan Siswa
Keikutsertaan siswa di dalam proses penilaian
menjadi penting apabila standar yang digunakan biasa
diwujudkan untuk semua siswa. Brown (1994)
menekankan unsur strategis agar senantiasa sadar akan
kekuatan dan kelemahan dengan mengatakan bahwa “para
siswa berhasil menjalankan yang terbaik apabila mereka
memiliki pemahaman yang mendalam akan kelebihan dan
kelemahan mereka sendiri dan akses dalam menyusun
strategi untuk belajar”.
Mengambil bagian dalam penilaian berarti
memberikan peluang kepada para siswa untuk
merefleksikan apa yang mereka pelajari dengan membuat

Besaran Dalam Kehidupan 260


rangkaian yang jelas dalam isi dan pikiran. Sehingga
diharapkan mereka menemukan sendiri kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki, yang dapat dijadikan sebagai
dasar dalam menetapkan tahapan belajar selanjutnya yang
lebih baik.
Dalam suatu percobaan di dua kelas ilmu sains
suatu sekolah menengah di Amerika, White dan
Frederiksen (1998) melaporkan bahwa terjadi peningkatan
prestasi siswa dalam kelas, dimana dikembangkan
kemampuan berpikir melalui penilaian diri. Penilaian diri
merupakan sarana bagi guru untuk memberikan tanggung
jawab kepada siswa untuk belajar dari apa yang telah
mereka kerjakan dan apa yang akan mereka kerjakan.
Rudd dan Gunstone (1993) mengidentifikasi
beberapa keuntungan yang diperoleh dengan perlibatan
siswa dalam proses penilaian diri yaitu:
a. Mengembangkan kemampuan siswa untuk
merencanakan dan berpikir menyeluruh menyangkut
hasil dan ketrampilan mereka
b. Menciptakan kesadaran siswa akan pentingnya menilai
pekerjaan mereka sendiri
c. Mengembangkan kemampuan siswa untuk saling
mengevaluasi penilaian diri satu sama lain asalkan
kritik membangun

Besaran Dalam Kehidupan 261


d. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengatur
sumber daya dan waktu secara lebih efektif.
3. Peranan sekolah
Sekolah merupakan pusat kegiatan belajar-
mengajar dalam proses pendidikan. Baik buruknya kualitas
pendidikan dapat dilihat dari tingkat kualitas sekolah.
Sekolah merupakan induk kegiatan pembelajaran yang
secara otomatis merupakan induk kegiatan penilaian.
Sekolah sebagai suatu institusi yang menaungi
semua aktivitas belajar-mengajar, memiliki peranan yang
sangat besar dalam upaya melakukan reformasi penilaian,
yang memihak pada bagaimana para siswa dapat
memperoleh nilai tambah dalam proses pendidikan.
Peran sekolah menciptakan suatu kondisi (kultur)
yang kondusif sehingga kegiatan penilaian dapat berjalan
sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
Peranan sekolah dalam upaya membentuk siswa
menjadi manusia yang berkualitas melalui penilaian
digambarkan secara gambling oleh Stenberg, (1996), yang
mengatakan:
“sekolah mempengaruhi intelegensi dengan beberapa
cara, yang paling terkenal yaitu dengan penyampaian
informasi”
Sejalan dengan pendapat Stenberg tersebut,
Wedeen Winter, dan Broadfoot, (2002), melaporkan bahwa
Besaran Dalam Kehidupan 262
sekolah merupakan tempat dimana para siswa diarahkan
agar dapat meningkatkan kualitas belajar mereka, dengan
mengatakan: “mempromosikan pembelajaran anak-anak
merupakan tujuan utama sekolah. Penilaian merupakan
jantung dari proses tersebut. Proses tersebut dapat
menyediakan lingkup kerja dimana tujuan pendidikan
dapat dibentuk dan kemudian para murid dapat ditabelkan
dan dinyatakan. Hasil pemantauan tersebut dapat
menghasilkan suatu dasar untuk merencanakan langkah
selanjutnya dalam merespon kebutuhan anak-anak. Hal
tersebut menjada satu-kesatuan dari proses pendidikan,
secara terus menerus menyediakan ‘feedback and feed
foorward’. Oleh karena itu, hal tersebut perlu disatukan
secara sistematis dengan strategi dan praktik mengajar
pada semua tingkat”.

10.3 Siswa menjadi Pembelajar Yang Lebih Baik

Dukungan sekolah dan para guru untuk lebih memihak


pada kebutuhan siswa dari pada untuk memenuhi target
kurikulum akan membawa dampak pada perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran. Guru tidak lagi terburu-buru
dengan target harus selesai tepat pada waktunya tanpa
memperhatikan apakan siswa telah paham atau belum.

Besaran Dalam Kehidupan 263


Guru lebih fokus bagaimana penilaian yang mereka
terapkan dapat mengungkap permasalahan-permasalahan nyata
yang dihadapi siswa mereka, dan menggunakan informasi
tersebut untuk membantu para siswa menjadi pembelajar yang
lebih baik. Siswa akan merasa tertantang dan termotivasi untuk
terus memperbaiki diri, baik memperbaiki cara dan strategi
belajar maupun dalam kaitan dengan perilaku, harapan dan cita-
cita mereka.

10.4 Penilaian dan Motivasi Belajar Siswa

A. Penilaian Otentik Pembelajaran Fisika


Permendikbud Nomor 66 Tahun 013
tentang Standar Penilaian, yang menyatakan
bahwa dalam pembelajaran guru melakukan
penilaian otentik meliputi tiga ranah, yaitu
pengetahuan, keterampilan dan sikap,
1. Penilaian pengetahuan dapat dilakukan
melalui test tertulis, lisan, dan penguasaann.
2. Penilaian keterampilan dilakukan melalui tes
praktik, proyek, dan portofolio.
3. Penilaian sikap yang dilakukan melalui
observasi, penilaian diri, penilaian sebaya
dan penilaian jurnal.

Besaran Dalam Kehidupan 264


Penilaian autentik (authentic assessment)
menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis
dalam “Materi Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum 2013” adalah sebagai berikut:
1. American Library Association mendefinisikan
sebagai proses evaluasi untuk mengukur
kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap
peserta didik pada aktivitas yang relevan
dalam pembelajaran
2. Newton Public School, mengartikan penilaian
autentik sebagai penilaian atas produk dan
kinerja yang berhubungan dengan
pengalaman kehidupan nyata peserta didik.
3. Wiggins mendefinisikan penilaian autentik
sebagai upaya pemberian tugas kepada
peserta didik yang mencerminkan prioritas
dan tantangan yang ditemukan dalam
aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti
meneliti, menulis, merevisi dan membahas
artikel, memberikan analisis oral terhadap
peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi
kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific

Besaran Dalam Kehidupan 265


approach) dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian
semacam ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik
dalam rangka mengobservasi, menalar,
mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-
tugas kompleks atau kontekstual,
memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh
karena itu, penilaian autentik sangat relevan
dengan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan
pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan
pendekatan dan instrumen asesment yang
memberikan kesempatan sangat luas kepada
peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya
dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei,
proyek, makalah, membuat multi media,
membuat karangan, dan diskusi kelas.

Besaran Dalam Kehidupan 266


Penilaian autentik adalah penilaian
kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian proyek. Penilaian
autentik disebut juga penilaian responsif, suatu
metode untuk menilai proses dan hasil belajar
peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus,
mulai dari mereka yang mengalami kelainan
tertentu, memiliki bakat dan minat khusus,
hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat
diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti
seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan
hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan
oleh pendidik untuk merencanakan program
perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment),
atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil
penilaian autentik dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian autentik merupakan penilaian
yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian

Besaran Dalam Kehidupan 267


sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan,
jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes
tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian
keterampilan melalui tes praktik, penilaian
proyek, dan penilaian portofolio.
Penilaian kinerja dan penilaian portofolio
dipandang sebagai penilaian otentik. Penilaian
otentik juga dapat dikelompokkan sebagi
berikut ini.
1. Tes tertulis (test objektif dan test essai)
2. Penilaian portofolio (essai, jurnal kerja ilmiah,
dan paper)
3. Penilaian kinerja (Observasi, ujian praktik,
penilaian proyek, penilaian sebaya, dsb)

B. Penilaian Sikap dan Perilaku Peserta Didik


Penilaian pengetahuan dilakukan pada
akhir proses pembelajaran. Akhir proses
pembelajaran yang dimaksudkan adalah setelah
menyelesaikan suatu kompetensi dasar tertentu
dan dapat menggunakan test tertulis. Soal test
yang dibuat dapat berupa pilihan ganda, essai,
dan sebagainya. Hanya saja, perlu untuk
dingingat bahwa penelitian otentik dengan

Besaran Dalam Kehidupan 268


menggunakan test tertulis memerlukan soal
yang menguji kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan
nyata peserta didik. Dalam menilai test tertulis
uraian, pendidik perlu menyiapkan beberapa
rubrik yang tepat sehingga dapat memandu
pendidik untuk memberikan penilaian secara
objektif berdasarkan kriteria yang telah
diharapkan

Soal-soal yang dibuat oleh pendidik harus


memiliki tingkatan-tingkatan kesulitan yang
berbeda-beda, mulai dari ranah pengetahuan
(C1),ranah pemahan (C2), ranah
penerapan(C3), ranah analisis (C4), ranah
sintesis (C5), dan ranah evaluasi (C6). Untuk
memudahkan seorang pendidik membuat soal,
maka pendidik perlu membuat kisi-kisi soal.
Berikut ini adalah kisi-kisi soal untuk besaran
dan satuan
C. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian
yang dilakukan untuk menilai kemampuan
peserta didik menerapkan pengetahuan dalam
melakukan tugas tertentu di berbagai macam

Besaran Dalam Kehidupan 269


konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kom petensi. Penilaian keterampilan dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain
penilaian praktek, penilaian produk, penilaian
proyek, dan penilaian portofolio. Teknik
penilaian keterampilan yang digunakan dipilih
sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.
Berikut ini adalah uraian singkat
mengenai teknik-teknik penilaian keterampilan
tersebut.
a. Penilaian Praktek
Penilaian praktek adalah penilaian yang
menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan
demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktek
adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu
tugas.
Penilaian praktek bertujuan untuk menilai
kemampuan peserta didik mendemonstrasikan
keterampilannya dalam melakukan suatu kegiatan.
Penilaian praktek lebih otentik dari pada penilaian
paper and pencil karena bentuk-bentuk tugasnya lebih
mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam
praktek kehidupan sehari-hari.

Besaran Dalam Kehidupan 270


Contoh penilaian praktek adalah membaca
karya sastra, membacakan pidato (reading aloud dalam
mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan
laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik,
bermain bola, bermain tenis, berenang, menyanyi,
menari, dan sebagainya.
b. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap
keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk
dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir.
Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu
produk yang dihasilkan.
Penilaian produk bertujuan untuk
 menilai keterampilan peserta didik dalam membuat
produk tertentu sehubungan dengan pencapaian
tujuan pembelajaran di kelas;
 menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat
untuk mempelajari keterampilan berikutnya; dan
menilai kemampuan peserta didik dalam
bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam
mendesain dan menunjukkan inovasi dan kreasi.
Contoh penilaian produk adalah membuat
kerajinan, membuat karya sastra, membuat laporan
Besaran Dalam Kehidupan 271
percobaan, menciptakan tarian, membuat lukisan,
mengaransemen musik, membuat naskah drama, dan
sebagainya.

c. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan
untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
mempraktekkan pengetahuannya melalui penyelesaian
suatu proyek dalam periode / waktu tertentu. Penilaian
proyek dapat dilakukan untuk menilai satu atau
beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Instrumen tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian
data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.
Penilaian proyek bertujuan untuk mengembangkan dan
memonitor keterampilan peserta didik dalam
merencanakan, menyelidiki dan
menganalisis projek. Dalam konteks ini peserta didik
dapat menunjukkan pengalaman dan pengetahuan
mereka tentang suatu topik, memformulasikan
pertanyaan dan menyelidiki topik tersebut melalui
bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan mereka
kemudian dapat digunakan untuk menilai
kemampuannya dalam bekerja sendiri atau kelompok.
Produk suatu proyek dapat digunakan untuk menilai
Besaran Dalam Kehidupan 272
kemampuan peserta didik dalam mengomunikasikan
temuan-temuan mereka dengan bentuk yang tepat,
misalnya presentasi hasil melalui visua display atau
laporan tertulis.
Contoh penilaian proyek adalah melakukan investigasi
terhadap jenis keanekaragaman hayati Indonesia, membuat
makanan dan minuman dari buah segar, membuat gerak
tari berdasarkan level dan pola latih sesuai iringan,
mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan sebagainya.
D. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan teknik lain untuk
melakukan penilaian terha dap aspek keterampilan. Tujuan
utama dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan
hasil karya dan proses bagaimana hasil karya tersebut
diperoleh sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan
pencapaian belajar peserta didik, yaitu mencapai kompetensi
dasar dan indikator yang telah ditetapkan. Selain berfungsi
sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik.
Selengkapnya bisa anda simak artikel sebelumnya tentang
jenis penilaian portofolio

Motivasi tingkat individu, terdapat komponen penting


dari belajar dan penting bagi para guru untuk memahami motivasi
para murid yang terkait dengan penilaian, harga diri dan umpan

Besaran Dalam Kehidupan 273


balik. Black, (1998), mengutip penelitian Sylva (1994) bahwa
anak-anak pada dasarnya tergolong ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Anak yang cakap
2. Anak yang kurang cakap
Karakteristik anak yang cakap, yaitu:
5 Termotivasi oleh keinginan untuk belajar
6 Menghadapi tugas yang sulit dengan cara yang fleksibel dan
reflektif
7 Percaya akan berhasil, percaya bahwa mereka dapat
melakukannya jika mereka berusaha
8 Percaya bahwa kecerdasan dapat ditingkatkan
9 Jika melihat anak lain bekerja keras, mereka tertarik.
Karakteristik anak yang kurang cakap yaitu:
a. Memiliki motivasi yang biasa-biasa saja
b. Tampaknya menerima bahwa mereka akan gagal karena
mereka tidak cukup cerdas
c. Percaya bahwa jika sesuatu akan terlalu sulit, tak ada yang
bias mereka lakukan
d. Cenderung menghindari tantangan
e. Tidak percaya mereka dapat meningkatkan kecerdasan
mereka.
Sedangkan pendapat yang menguatkan hasil
pendapat Sylva tersebut, namun kontek yang berbeda adalah

Besaran Dalam Kehidupan 274


muncul dari Collin Rogers (1994), menyebutkan bahwa para
pelajar dapat digolongkan dalam tiga jenis motivasi, yaitu:
1. Murid yang berorientasi “penguasaan” secara intrinsik
tertarik untuk “tahu” akan termotivasi untuk belajar dan akan
mengembangkan strategi-strategi yang membantu mereka
untuk melakukan hal tersebut.
2. Murid yang berorientasi “kinerja”
Murid yang berorientasi kinerja peduli dengan tugas dan
lebih peduli dengan tampak baik-baik saja, jadi
meningkatkan harga diri mereka. Hal ini dapat mengurangi
motivasi mereka dalam keadaan tertentu dan karena itulah
mereka tidak ingin terlihat gagal.
3. Keputusan yang dipelajari

10.5 Reformasi Dalam Penilaian

Untuk dapat melakukan pembelajaran yang


mengutamakan mendidik daripada mengajar yang hanya sekedar
mengejar target kurikulum maka sistem penilaian yang sekarang
dipraktikan perlu kiranya untuk diubah, yaitu orientasi penilaian
bukan hanua sekedar membeli label nilai 10, 9, 8, atau lulus,
tidak lulus, naik kelas, tinggal kelas dan sebagainya, tetapi lebih
pada pengumpulan informasi yang berkaitan dengan misalnya
kenapa siswa memperoleh nilai 5? Kenapa siswa malas belajar?
Kenapa siswa tidak lulus? Kemudian informasi tersebut harus

Besaran Dalam Kehidupan 275


digunakan dan dimanfaatkan untuk memodifikasi strategi dan
teknik pengajaran sesuai dangan kebutuhan nyata dari para siswa.
1. Sistem Penilaian Pembelajaran
Sistem Penilaian dibagi menjadi 2 antara lain yaitu :
1. Sistem penilaian berkelanjutan
Tindak lanjut hasil pengujian:
a. Remidial, bagi siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan minimal.
b. Pengayaan, siswa yang telah mencapai ketuntasan
minimal, penguatan dengan memberi tugas
membaca, diskusi, mengerjakan soal namun tidak
mempengaruhi nilai hanya diungkapkan dalam
keterangan profil hasil belajar.
c. Percepatan, yakni bagi siswa yang telah mencapai
ketuntasan maksimum.
2. Sistem pengujian akhir
Batas lulus biasanya 75% menguasai materi
ujian.

10.6 Alat Penilaian

Uraian di bawah ini menjelaskan secara khusus alat


penilaian hasil belajar, yakni tes, baik tes uraian (esai) maupun
tes objektif. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk

Besaran Dalam Kehidupan 276


mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam bentuk perbuatan
(tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar dalam hal penguasaan bahan ajar sesuai
dengan kurikulumnya. Sungguhpun demikian dalam batas
tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur hasil belajar
ranah afektif dan psikomotoris. Ada dua jenis tes yang akan
dibahas yakni tes uraian atau tes esai dan tes objektif. Tes uraian
terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu bentuk
pilihan benar-salah, pilihan berganda dengan berbagai variasinya,
menjodohkan dan bentuk isian pendek atau melengkapi.
1. Tes Uraian
Tes uraian, yang dalam literatur disebut juga essay
examination, merupakan alat penilaian hasil belajar yang
paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang
menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan
siswa dalam hal mengekspresikan gagasan melalui bahasa
tulisan. Disinilah kakuatan atau kelebihan tes esai dari alat
penilaian lainnya. Sungguhpun demikian, sejak tahun 1960-an
bentuk tes ini banyak ditinggalkan orang karena munculnya
Besaran Dalam Kehidupan 277
bentuk tes objektif. Bahkan sampai saat ini tes objektif sangat
populer dan digunakan oleh hampir semua guru mulai tingkat
sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Ada semacam kecenderungan di kalangan para
pendidik dan guru untuk menggunakan tes uraian sebagai alat
penilaian hasil belajar disebabkan oleh beberapa hal antara
lain ialah (a) adanya gejala menurunnya hasil belajar yang
salah satu diantaranya berkenaan dengan penggunaan tes
objektif, (b) lemahnya para siswa dalam menyatakan gagasan
sebagai akibat penggunaan tes objektif yang berlebihan, (c)
kurangnya daya analisis siswa karena terbiasa dengan tes
objektif yang memungkinkan mereka main tebak jawaban
manakala menghadapi kesulitan dalam menjawabnya. Kondisi
seperti ini menyebabkan adanya keinginan untuk
menggunakan kembali tes uraian. Harus diakui bahwa tes
uraian dalam banyak hal mempunyai kelebihan daripada tes
objektif terutama dalam hal meningkatkan kemampuan
menalar para siswa. Hal ini disebabkan karena melalui tes
uraian dapat mengungkapkan aspek kognitif tingkat tinggi
seperti analisis-sintesis-evaluasi, baik secara lisan maupun
tulisan. Siswa juga dibiasakan sengan kemampuan
memecahkan masalah (problem solving), mencoba
merumuskan hipotesis, menyusun dan mengekspresikan
gagasannya dan menarik kesimpualan dari pemecahan
masalah.
Besaran Dalam Kehidupan 278
Agar diperoleh soal-soal bentuk uraian yang
dikatakan memadai sebagai alat penilaian hasil belajar,
hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dari Segi Isi yang Diukur
Segi yang akan diukur hendaknya ditentukan
secara jelas abilitasnya, misalnya pemahaman konsep,
aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan
aspek kognitif lainnya dengan kejelasan apa yang akan
diungkapkan maka soal atau pertanyaan yang dibuat
hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa dalam
abilitas tersebut. Setelah abilitas yang hendak diukur
cukup jelas tetapkan materi yang ditanyakan. Dalam
memilih materi sesuai dengan kurikulum atau silabusnya,
pilihlah materi yang esensial yakni materi yang menjadi
inti persoalan dan menjadi dasar untuk penguasaan materi
lainnya. Dengan perkataan lain, bila konsep esensial
dikuasai, maka secara keseluruhan siswa akan
mengetahui aspek-aspek yang berkenaan dengan konsep
tersebut. Aturlah penyajian pertanyaan secara berurutan
mulai dari yang mudah menuju kepada yang lebih sulit,
atau dari yang sederhana menuju kepada yang lebih
kompleks.
1. Dari Segi Bahasa
Gunakan bahasa yang baik dan benar
sehingga mudah diketahui makna yang terkandung
Besaran Dalam Kehidupan 279
dalam rumusan pertanyaan. Bahasanya sederhana,
singkat tetapi jelas apa yang ditanyakan. Hindari
bahasa yang berbelit-belit, membingungkan atau
mengecoh siswa.
2. Dari Segi Teknis Penyajian Soal
Hendaknya jangan mengulang-ulang
pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun
untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau
pertanyaan yang diajukan lebih komprehensif
daripada segi lingkup materinya. Perhatikan waktu
yang tersedia untuk mengerjakan soal tersebut
sehingga soal tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Bobot penilaian untuk setiap soal hendaknya
dibedakan menurut tingkat kesulitan soal. Soal-soal
yang sulit diberi bobot yang lebih besar,
Tingkat kesulitan soal bisa dilihat dari sifat
materinya, abilitas yang akan diukurnya. Abilitas
analisis lebih sulit daripada aplikasi dan pemahaman,
sintesis lebih sulit daripada analisis. Sedangkan dari
aspek materi, konsep lebih sulit daripada fakta.
3. Dari Segi Jawaban
Setiap pertanyaan yang hendak diajukan
sebaiknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan,
minimal pokok-pokoknya. Tentukan pula besarnya
skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar
Besaran Dalam Kehidupan 280
dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau
kurang memadai. Jangan sekali-kali mengajukan
pertanyaan yang jawabannya belum pasti atau guru
sendiri tidak tahu jawabannya, atau mengharapkan
kebenaran jawaban tersebut diperoleh dari siswa.
2. Tes Objektif
Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan guru
dalam menilai hasil belajar.[5] Hal ini disebabkkan tes
obyektif bisa mencakup bahan pelajaran yang lebih banyak
dan mudahnya memeriksa jawaban siswa. Soal-soal tes
objektif dikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan pilihan berganda. Kecuali
bentuk jawaban singkat dan bentuik benar salah, soal-soal
bentuk objektif telah tersedia kemungkinan jawabannya dan
siswa tinggal memilih salah satu kemungkinan yang paling
tepat.
a. Bentuk Soal Jawaban Singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang
menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan,
kalimat atau simbol dan jawbannya hanya dapat dinilai
benar atau salah. Ada dua bentuk soal jawaban singkat,
yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan
tidak lengkap.
b. Bentuk Soal Benar-Salah

Besaran Dalam Kehidupan 281


Bentuk soal benar salah adalah bentuk soal-
soalnya berupa pernyataan.Sebagian dari pernyataan itu
merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi
pernyataan yang salah. Pada umumnya bentuk soal benar-
salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa
tentang fakta, definisi dan prinsip.

10.7 Menyusun Alat Penilaian Pembelajaran

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik


dilakukan berdasarkan indikator. Penyusunan alat penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Misalnya: KD 1.1 Membaca QS Al-Baqarah;30, Al-
Mukninun;12-14, Az-Zariyat;56 dan An-Nahl;78. Penilaian untuk
pencapaian KD ini tidak bisa dilakukan dengan tes tertulis, tetapi
harus melalui pengamatan untuk menilai perkembangan
psikomotor tentang membaca Al-Quran oleh setiap peserta didik.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.

Besaran Dalam Kehidupan 282


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian
kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan
apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran
berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi
kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada
proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan.
Besaran Dalam Kehidupan 283
10.8 Tujuan Penilaian Belajar

Sejalan dengan fungsi penialaian di atas maka tujuan dari


penilaian hasil belajar adalah untuk :
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga
dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam
berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut
dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan
dengan siswa lainnya
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan
pembelajaran disekolah, dalam aspek intelektual, sosial,
emosional, moral, dan ketrampilan yakni seberapa jauh
keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke
arah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan
pendidikan dan pembelajaran penting artinya mengingat
peranannya sebagai upaya memanusiakan atau
membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa agar
menjadi manusia yang berkualitas.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program
pendidikan dan pembelajaran serta strategi pelaksanaannya.
Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya
hendakmya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri

Besaran Dalam Kehidupan 284


siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program
pembelajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan
strategi dalam mekalsanakan program tersebut.Misalnya
kekurangtepatan dalam memilih dan menggunakan metode
mengajar dan alat bantu pembelajaran.
d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari
pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah,
masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam
mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya,
sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan
kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala
yang dihadapinya.
Laporan disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan, misalnya dinas pendidikan setempat melalui
petugas yang menanganinya. Sedangkan
pertanggungjawaban kepada masyarakat dan orang tua
disampaikan melalui laporan kemajuan belajar siswa (raport)
pada setiap akhir program, semester.

10.9 Jenis – Jenis Penilaian Tes Tertulis

1. Penilaian Tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut
peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
Besaran Dalam Kehidupan 285
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin
bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Dilihat dari fungsinya, penilaian terdiri atas
beberapa macam yakni penilaian formatif, penilaian sumatif,
penilaian diagnostik, penilaian selektif dan penilaian
penempatan.
a. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan
pada akhir program belajar mengajar untuk melihat
tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
Penilaian formatif berorientasi pada proses, yang akan
memberikan informasi kepada guru apakah program atau
proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki.
b. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan
pada akhir unit program misalnya penilaian yang
dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau
akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui
hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh
siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil.
c. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta
faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian
semacam ini biasanya bertujuan untuk keperluan
Besaran Dalam Kehidupan 286
bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan
kasus-dasus dan lain-lain.
d. Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan
dalam rangka menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa
untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba tertentu
termasuk jenis penilaian selektif. Untuk kepentingan
yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi
penerimaan mahasiswa baru atau seleksi yang dilakukan
dalam rekrutmen tenaga kerja.
e. Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan
untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang
diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan
belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai
kegiatan belajar untuk program itu. Dengan kata lain
penilaian ini berorientasi pada kesiapan siswa untuk
menghadapi program baru dan kecocokan program
belajar dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa.

Besaran Dalam Kehidupan 287


LEMBAR PENILAIAN DIRI SISWA

Petunjuk :

1. Lembaran ini diisi oleh siswa untuk menilai sikap spritual


dan sosial siswa.
2. Berilah skor yang sesuai pada kolom skor dengan kriteria
sebagai berikut.
4 : Apabila selalu melakukan sesuai pertanyaan
3 : Apabila sering melakukan sesuai pertanyaan dan
kadang-kadang tidak melakukan.
2 : Apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 : Apabila tidak perna melakukan.
Nama Siswa :
Hari/Tanggal mengisi :
Kelas :
Topik :
Indikator :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya (spritula).
2. Memiliki sikap jujur, disiplin, tangung jawab, toleransi,
gotong royong, sopan santun dan percaya diri.

No Aspek penilaian diri Skore

Besaran Dalam Kehidupan 288


1 2 3
1. Sikap spritual
a. Berdoa sebelum dan
sesudah menjalankan
sesuatu
b. Memberi salam pada
saat awal dan akhir
presentasi sesuai
dengan agama yang
dianutnya
c. Mengucapkan rasa
syukur ketika telah
berhasil mengerjakan
sesuatu.
2. Sikap jujur

a. Tidak menyontek
dalam mengerjakan
tugas maupun saat
melaksanakan ulangan
b. Tidak menyalin atau
mengambil
tugas/pekerjaan teman
yang lain tanpa
menyebutkan nama
teman yang telah
disalin tugasnya
c. Membuat
tugas/laporan
berdasarkan data atau
informasi apa adanya
3. Sikap disiplin

a. Masuk kelas tepat


waktu

Besaran Dalam Kehidupan 289


b. Patuh pada tata tertib
atau aturan yang ada
disekolah
c. Mengerjakan dan
mengumpulkan tugas
sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
4. Sikap tanggung jawab

a. Tidak
menyalahkan/menuduh
orang lain tanpa bukti
yang akurat
b. Mengembalikan
barang yang dipinjam
c. Menepati janji yang
telah diucapkan
5. Sikap toleransi
a. Tidak mengangu teman
yang berbeda pendapat
b. Menerima kesepakatan
meskipun memiliki
perbedaan pendapat
c. Mampu dan mau
bekerja sama dengan
siapa pun yang
memiliki keberagaman
latar
belakang,pandangan
dan keyakinan.
6. Sikap gotong royong

a. Aktif dalam
melakukan kerja bakti
membersihkan kelas
dan sekolah
Besaran Dalam Kehidupan 290
b. Kesedian melakukan
tugas sesuai dengan
kesepakatan
c. Bersedia membantu
orang lain tanpa
meminta suatu
balasan/imbalan
7. Sikap sopan santun

a. Mebghormati orang
yang lebih tua
b. Tidak berkata-kata
kotor , kasar dan
takabur
c. Bersikap
3S(salam,senyum,sapa
)
8. Sikap percaya diri
a. Berpendapat atau
melakukan sesuatu
tanpa ragu-ragu
b. Mampu membuat
keputusan dengan
cepat
c. Tidak mudah
mengeluh dan putus
asa.
Lembar Penilaian Peserta Didik

LEMBAR PENILAIAN

Kognitif Afektif Psikomotor


N Nama
1 2 3
o Siswa 1 2 3 4 1 2
(1-3) (1-3) (1-3)
1.

Besaran Dalam Kehidupan 291


2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Keterangan :

Aspek afektif

1. Tangung jawab
2. Santun
3. Kritis

Aspek psikomotor

1. Presentasi
2. Pratikum

Aspek kognitif

1. Tugas
2. LKPD
3. Ulangan harian

Aspek penilaian

1. Mekanisme dan Prosedur


Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian
proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok,

Besaran Dalam Kehidupan 292


dan kinerja presentasi. Sedangkan penilaian hasil
dilakukan melalui tes tertulis.

2. Aspek dan instrumen penilaian

Instrumen observasi menggunakan lembar


pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam
kelompok, tanggung jawab, dan kerja sama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar
pengamatan dengan fokus utama pada kativitas peran
serta, kualitas visual presentasi, dan isi
presentasi.Selanjutnya instrumen tes menggunakan tes
tertulis uraian.

3. Contoh instrument terlampir.

Mengetahui
Makassar, ………………

Guru Mata Pelajaran

(.........................)

Besaran Dalam Kehidupan 293


Besaran Dalam Kehidupan 294
LAMPIRAN

Jangan dulu mengatakan


“TIDAK MAMPU” sebelum
Anda berusaha menjadi
Anda mampu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Besaran Dalam Kehidupan 295


Sekolah : MAN 1 Watansoppeng
Mata pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/Semester 1
Materi Pokok : Besaran dan Satuan
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka
yang memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak
menjadi bilangan notasi ilmiah.
KI-4 : Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.
Besaran Dalam Kehidupan 296
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.2. Menerapkan prinsip prinsip 3.2..1. Menentukan
pengukuran besaran fisis, ketelitian alat ukur
menggunakan alat – alat jangka sorong,
ukur yang sesuai terhadap micrometer, dan
objek yang akan diukur, neraca ohaus
serta mengetahui cara 3.2..2. Menggunakan
penulisan angka penting prinsip angka
dan mengubah angka penting dalam
yang memiliki bilangan penulisan hasil
yang sangat tinggi, pengukuran
banyak menjadi bilangan 3.2..3. Menyesuaikan
notasi ilmiah. penulisan hasil
pengukuran dengan
prinsip angka
penting
4.2. Menyajikan hasil 4.2.1 Menyaji dan
pengukuran besaran fisis mengolah data
serta ketelitiannya dengan pengukuran massa,
menggunakan peralatan panjang, danwaktu
dan teknik yang tepat 4.2.2 Mempresentasikan
serta mengikuti kaidah pengetahuan dan

Besaran Dalam Kehidupan 297


angka penting untuk suatu keterampilan
penyelidikan ilmiah. pengukuran volume
bola dan silinder
berongga serta massa
jenis balok
4.2.3 Membuat laporan
tertulis hasil
praktikum

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik yang
simellereng dan salah satu diantanya memahami prinsip
penggunaan angka penting. Memberikan beberapa data
kepada setiap kelompok yang akan dituliskan sesuai
angka penting yang telah ditentukan. Masing masing
kelompok menuliskan data sesuai jumlah angka penting
yang telah ditentukan dengan cermat dan jujur sehingga
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, sesuai dengan
surah (Al Qamar: 49) Sesungguhnya Kami menciptakan
segala sesuatu menurut ukuran.
2. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik yang
simellereng dan salah satu diantaranya memahami

Besaran Dalam Kehidupan 298


teknik penggunaan angka penting. Memberikan nilai
kepada peserta didik kemudian peserta diidk
menuliskan angka penting yang dikandung oleh nilai
yang diberikan dengan cermat dan jujur sehinggga
dapat memahami penggunaan angka penting dengan
benar. Sesuai dengan surah (Al Furqan :2) dia telah
menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik
menentukan sendiri nilai kemudian menentukan angka
pentingnya secara cermat sehingga mampu memahami
secara lebih jauh mengenai prinsip penggunaan angka
penting.
Pertemuan 2
Disediakan berbagai jenis alat ukur dan buku
referensi, siswa diharapkan agar dapat:
1. Memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada peserta
didik mengenai prinsip-prinsip dasar pengukuran,
kemudian diberikan mikrometer sekrup kepada setiap
kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik
yang simellereng, yakni salah satu diantaranya
mempunyai pemahaman ataupun pengalaman dalam
penggunaan mikrometer sekrup. Setiap kelompok
tersebut diberikan balok yang akan menjadi objek
pengukuran. Setelah itu semua kelompok mengukur
Besaran Dalam Kehidupan 299
panjang, lebar, tinggi balok dengan jujur sehingga
memperoleh data hasil pengukuran yang akurat untuk
menentukan volume balok sesuai dengan surah (Al
Qamar: 49) Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran.
2. Memberikan jangka sorong dan sebuah silinder
berongga kepada peserta didik, satu kelompok terdiri
dari 3 peserta didik simellereng yakni salah satu
diantanya memahami ataupun mempunyai pengalaman
mengenai penggunaan jangka sorong. Semua kelompok
mengukur diameter dalam dan diameter luar silinder
berongga tersebut dengan jujur sehingga memperoleh
data yang akurat dan sesuai dengan surah (Al Furqan :
2) dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
3. Memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada peserta
didik mengenai prinsip –prinsip penggunaan neraca
ohaus 311, kemudian memberikan neraca ohaus 311
dan balok sebagai objek yang akan diukur massanya
kepada setiap kelompok. Satu kelompok terdiri 3
peserta didik yang simellereng, yakni salah satu
diantaranya memahami atau mempunyai pengalaman
mengenai penggunaan neraca ohaus 311. Semua
kelompok mengukur massa balok menggunakan neraca
ohaus 311 dengan jujur sehingga memperoleh data yang
Besaran Dalam Kehidupan 300
akurat dan sesuai dengan surah (Al Qamar: 49)
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.
Pertemuan 3
Disediakan berbagai jenis alat ukur dan buku
referensi, siswa diharapkan agar dapat:
4. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
dan salah satu diantara anggota kelompok tersebut
memahami mengolah data. Memberikan data hasil
pengukuran panjang, lebar dan tinggi balok kemudian
peserta didik mengolah data tersebut untuk menentukan
volume balok dengan jujur yakni tidak memanipulasi
data yang diperoleh pada saat pengukuran sesuai
dengan surah (Al Furqan :2) dia telah menciptakan
segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya.
5. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
dan salah satu diantaranya memahami mengenai
pengolahan data. Memberikan data hasil pengukuran
diameter dalam dan diameter luar dari silinder berongga
kemudian mengolah data tersebut dengan cermat dan
jujur yakni tidak memanipulasi data yang diperoleh dari
hasil pengukuran untuk memperoleh volume silender
Besaran Dalam Kehidupan 301
berongga dengan tepat sesuai dengan surah (Al Qamar:
49) Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.
6. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu diantaranya memahami mengenai
pengolahan data. Memberikan data hasil pengukuran
massa balok kemudian mengolah data tersbut dengan
menghubungkannya dengan hasil perhitungan volume
balok dengan jujur yakni tidak memanipulasi data hasil
pengukuran dmassa dan perhitungan volume sehingga
dapat ditentukan massa jenis dari balok tersebut dengan
tepat sesuai dengan surah (Al Qamar: 49)
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.
7. Memberikan data hasil pengukuran panjang, lebar, dan
tinggi kepada peserta didik kemudian menuliskan data
tersebut sesuai aturan angka pening yang berlaku
dengan cermat dan teliti dan penuh rasa tanggungjawab
sehingga dapat memperoleh penulisan hasil pengukuran
yang sesuai sebagaimana dijelaskan dalam surah (Al
Furqan :2) dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
8. Memberikan data hasil pengukuran diameter dalam dan
diameter luar kepada peserta didik kemudian
Besaran Dalam Kehidupan 302
menuliskan data tersebut sesuai aturan angka pening
yang berlaku dengan cermat dan teliti dan penuh rasa
tanggungjawab sehingga dapat memperoleh penulisan
hasil pengukuran yang sesuai sebagaimana dijelaskan
dalam surah (Al Furqan :2) dia telah menciptakan
segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya.
9. Memberikan data hasil pengukuran massa kepada
peserta didik kemudian menuliskan data tersebut sesuai
aturan angka pening yang berlaku dengan cermat dan
teliti dan penuh rasa tanggungjawab sehingga dapat
memperoleh penulisan hasil pengukuran yang sesuai
sebagaimana dijelaskan dalam surah (Al Furqan :2) dia
telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Pertemuan 4
1. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu diantaranya mahir dalam membuat
laporan tertulis hasil praktikum. Setiap kelompok
diberikan data hasil pengukuran panjang, lebar, tinggi
balok yang akan ditentukan volumenya dengan jujur
tanpa memanipulasi hasil pengukuran sehingga dapat
diperoleh data yang tepat dan sesuai dengan surah (Al

Besaran Dalam Kehidupan 303


Qamar: 49) Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran.
2. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu diantaranya mahir dalam membuat
laporan tertulis hasil praktikum. Setiap kelompok
diberikan data hasil diameter dalam dan diameter luar
silinder berongga yang akan ditentukan volumenya
dengan jujur tanpa memanipulasi hasil pengukuran
sehingga dapat diperoleh data yang tepat dan sesuai
dengan surah (Al Qamar: 49) Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
3. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu diantaranya mahir dalam membuat
laporan tertulis hasil praktikum. Setiap kelompok
diberikan data hasil pengukuran massa balok yang akan
dihubungkan dengan hasil pengolahan data volume
balok dengan jujur tanpa memanipulasi hasil
pengukuran sehingga dapat diperoleh massa jenis balok
yang tepat dan sesuai dengan surah (Al Qamar: 49)
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.
4. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
Besaran Dalam Kehidupan 304
yakni salah satu anggota kelompok mahir dalam
berbicara. Kemudian setiap kelompok diberikan hasil
pengolahan data mengenai volume balok dengan penuh
tanggung jawab yakni mempertanggung jawabkan
semua hasil pengolahan data yang dipresentasikan.
5. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu anggota kelompok mahir dalam
berbicara. Kemudian setiap kelompok setiap kelompok
diberikan hasil pengolahan data mengenai volume
silinder berongga dengan penuh tanggung jawab yakni
mempertanggung jawabkan semua hasil pengolahan
data yang dipresentasikan.
6. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu anggota kelompok mahir dalam
berbicara. Kemudian setiap kelompok setiap kelompok
diberikan hasil pengolahan data mengenai massa jenis
balok berongga dengan penuh tanggung jawab yakni
mempertanggung jawabkan semua hasil pengolahan
data yang dipresentasikan.
D. MATERI POKOK
Pengukuran
Pertemua
Materi Pokok Rincian Materi Pokok
n
Besaran Dalam Kehidupan 305
1  Angka 1. Angka Penting
Penting Langkah-langkah :
1. Peserta didik
memperhatikan penjelasan
guru mata pelajaran tentang
angka penting

2. Peserta didik diharapkan


mampuh berpikir tentang
materi angka penting

3. Mencari syarat –syarat


dalam perhitungan angka
penting.

4. Peserta didik mencari


angka penting dalam soal
yang berikan oleh guru.

5. Menyelsaikan masalah
penulisan angka penting
dan mengikuti syrat dalam
penulisan angka penting.

2  Ketelitian 1. Jangka Sorong


Alat –alat Langkah-langkah :

Besaran Dalam Kehidupan 306


ukur 1. Peserta didik
memperhatikan
demonstrasi yang diberikan
oleh pendidik mata
pelajaran

2. Peserta didki dibagi


beberapa kelompok yang
terdiri dari 3 orang satu
kelompok

3. Peserta didik mengukur


balok dan silinder
berongga menggunakan
jangka sorong yang telah
disediakan oleh pendidik

4. Menyelesaikan masalah
pengukuran dengan
menggunakan jangka
sorong

2. Neraca Ohauss
Langkah-langkah :
1. Peserta didik
memperhatikan
demonstrasi yang diberikan
Besaran Dalam Kehidupan 307
oleh pendidik mata
pelajaran

2. Peserta didki dibagi


beberapa kelompok yang
terdiri dari 3 orang satu
kelompok

3. Peserta didik mengukur


massa balok dan silinder
berongga menggunakan
neraca ohauss yang telah
disediakan oleh pendidik

4. Menyelesaikan masalah
pengukuran dengan
menggunakan jangka
sorong.

3  Ketepatan Ketepatan
 mengolah
Langkah-langkah
data
1. Peserta didik
memperhatikan penjelasan
guru mengenai ketepatan
dan kesalahan kesalahan
dalam pengukuran.
2. Peserta didik diharapkan

Besaran Dalam Kehidupan 308


mampu memahami
ketepatan dalam
pengukuran yang pernah
dilakukan dan kesalahan –
kesalaha yang bisasa
terjadi
Mengolah Data
Langkah-langkah :
1. Peserta didik
memperhatikan
demonstrasi yang diberikan
oleh guru mata pelajaran
2. Mengumpulkan peserta
didik berdasarkan
kelompoknya masing-
masing.
3. Peserta didik menentukan
volume dari balok dan
silinder berongga yang
diukur menggunakan
jangka sorong
4. Peserta didik menuliskan
hasil perhitungan volume
balok dan silinde beongga
berdasarkan aturan angka
penting
Besaran Dalam Kehidupan 309
5. Peserta didik menghitung
massa jenis balok dan
silinder berongga.
6. Menuliskan hasil
perhiungan massa jenis
balok dan silinder berongga
berdasarkan aturan angka
penting
7. Menyelsaikan masalah
penulisan volume da massa
jenis balok dan silinder
berongga berdasarkan
aturan angka penting.
4  berdiskusi 1. Membuat Laporan
Langkah-langkah :
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru mata
pelajaran mengenai arahan
pembuatan laporan

2. Siswa dikumpulkan
berdasarkan kelompoknnya
masing-masing

3. Siswa membuat lapora


mengenai data yang telah
dipeoleh dengan
Besaran Dalam Kehidupan 310
memerhatikan aturan angka
penting

4. Menyelesaikan masalah
pembuatan laporan dengan
mengikuti aturan angka
penting.

2. Berdiskusi
Langkah-langkah :
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru mata
pelajaran mengenai arahan
pembuatan laporan

2. Siswa dikumpulkan
berdasarkan kelompoknnya
masing-masing dimana
salah satunya mahir dalam
berbicara

3. Siswa mendiskusikan
laporan yang telah
dibuatnya dengan anggota
kelompok lain.

Besaran Dalam Kehidupan 311


E. STRATEGI PEMBELAJARAN
a. Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Model : Discovery Learning, Problem
Based Learning
Metode : Diskusi, ceramah, demonstrasi,
eksperimen
b. Media dan Alat Bantu
1) Jangka Sorong
2) Neraca Ohauss
3) Media (LCD proyektor)
c. B
ahan
1) Lembar Kerja Siswa
2) Kerta Flap
3) Spidol
d. S
umber Belajar
1.
Buku FISIKA
2.
Sumber buku lain, Internet, dll.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1

Besaran Dalam Kehidupan 312


Indikator :
3.2. Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka
yang memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak
menjadi bilangan notasi ilmiah.
4.2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.
Langkah Pembelajaran :

Langkah Kegiatan Belajar Kompetensi yang Alokasi


Pembelajaran (Aktivitas Guru) dikembangkan waktu
Pendahuluan 10 Menit
a. Komunikasi a. Pendidik a. Menjawab salam
mengucapkan
salam b. Berdoa bersama
b. Pendidik meminta
salah satu peserta
didik membuka c. Merespon
dengan doa kehadiran
c. Pendidik
mengecek

Besaran Dalam Kehidupan 313


kehadiran peserta a. Munculnya rasa
didik ingin tahu terhadap
a. Pendidik
materi pelajaran
b. Motivasi memberikan
yang akan
gambaran tentang
dipelajari
pentingnya
memahami atura
penggunaan angka
penting.
a. Sikap peduli dan
a. Peserta didik
c. Apersepsi perhatian pada
diingatkan tentang
guru, serta proses
hakekat penulisan
pembelajaran dan
angka
materi pelajaran
pentingpernah
yang akan
dipelajari
dipelajari diikuti
sebelumnya
b. Pendidik dengan sungguh-
menyampaikan sungguh
tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai.
115
Kegiatan inti
Menit

Besaran Dalam Kehidupan 314


a. Mengamati a. Pendidik a. Memperhatikan/me
mengajukan/menun ndengar penjelasan
jukkan masalah yang di berikan
kepada peserta pendidik
didik yang terkait
dengan penggunaan
angka penting
b. Membaca
b. Pendidik
mengenai
membentuk
pengertian besaran,
kelompok peserta
satuan dan dimensi
didik untuk
mendiskusikan
masalah di atas.
a. Guru meminta
b. Menanya
peserta didik untuk
a. Membuat
menuliskan angka
pertanyaan
penting dari data
mengenai penulisan
yang ditampilkan
angka berdasrkan
a. Guru mengarahkan aturan angka
dan menuntun penting
c. Mengeksplor
peserta didik dalam
asi/Mengump
menentukan angka a. Mentukan angka
ulkan
penting penting dari data
informasi/
a. Guru meminta yang disediakan.
eksperimen
d. Mengasosiasi peserta didik untuk

Besaran Dalam Kehidupan 315


/mengolah menuliskan
informasi hasilpenulisan a. Menyelesaikan

angka penting dari masalah mengenai

data yang pengukuran

diberikan menggunakan

e. Mengomunik jangka sorong dan


a. Guru
a-sikan neraca ohauss
menyampaikan
kekurangan –
a. Menyampaikan
kekurangan peserta
cara penentuan
didik yang
angka penting yang
diamatinya dalam
benar
proses penentuan
angka penting

Penutup 10 Menit
Di akhir a. Guru meminta a. Mengembangkan
pembelajaran siswa kemampuan
diharapkan : menyimpulkan pengetahuan dan
hasil penentuan keterampilan
b. Menumbuhkan
angka penting
rasa syukur kepada
yang telah
Tuhan atas segala
dilakukan
hikmat yang telah
b. Guru
diberikan, sehingga
menyampaikan
kita dapat
arahan untuk
mengakhiri

Besaran Dalam Kehidupan 316


pertemuan pelajaran dengan
selanjutnya baik, dan berdoa
c. Guru mengakhiri setelah selesai
kegiatan belajar pembelajaran
dengan
memberikan pesan
untuk tetap belajar
dan meningkatkan
sikap yang baik di
rumah dan berdoa
mengucap syukur
atas pembelajaran
fisika telah selesai
135
Total Waktu
Menit

Pertemuan 2
Indikator :
3.2. Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka
yang memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak
menjadi bilangan notasi ilmiah.

Besaran Dalam Kehidupan 317


4.2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.
Langkah Pembelajaran :

Langkah Kegiatan Belajar Kompetensi yang Alokasi


Pembelajaran (Aktivitas Guru) dikembangkan waktu
10
Pendahuluan
Menit
a. Komunikasi a. Guru mengucapkan a. Menjawab salamb.
salam
b. Berdoa bersama
b. Guru meminta
salah satu siswa
membuka dengan
c. Merespon kehadiran
doa
b. Motivasi c. Guru mengecek
a. Munculnya rasa
kehadiran siswa
a. Guru memberikan ingin tahu terhadap
gambaran tentang materi pelajaran
pentingnya yang akan dipelajari
memahami materi
tentang
pengukuran dan
memberikan
c. Apersepsi
gambaran tentang

Besaran Dalam Kehidupan 318


aplikasinya dalam b. Sikap peduli dan
kehidupan sehari- perhatian pada guru,
hari. serta proses
a. Siswa diingatkan
pembelajaran dan
tentang hakekat
materi pelajaran
fisika yang pernah
yang akan dipelajari
dipelajari
diikuti dengan
sebelumnya
sungguh-sungguh
b. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai.
115
Kegiatan inti
Menit
a. Mengamati a. Guru a. Memperhatikan/men
mengajukan/menu dengar penjelasan
njukkan masalah yang berikan guru
kepada siswa yang
terkait dengan
pengukuran
tentang besaran,
satuan dan dimensi
c. Guru membentuk
kelompok siswa
untuk

Besaran Dalam Kehidupan 319


mendiskusikan b. Membaca mengenai
masalah di atas. pengertian besaran,
a. Guru meminta
b. Menanya satuan dan dimensi
siswa untuk
menanyakan
tentang cara
penggunaan alat a. Membuat pertanyaan
alat ukur seperti mengenai cara
jangka sorong dan enggunaan alat alat
neraca ohaus ukur
a. Guru mengarahkan
c. Mengeksplo
dan menuntun
rasi/Mengu
peserta didik dalam
mpulkan
menentukan,
informasi/ a. Mentukan panjang,
panjang, lebar, dan
eksperimen
lebar, dan tinggi
tinggi balok yang
balok yang sudah
sudah disediakan
disediakan dan
dan menentukan
menentukan
diameter luar dan
diameter luar dan
dalam silinder
dalam silinder
berongga
berongga
menggunakan
d. Mengasosia
menggunakan
jangka sorong.
si/mengolah
a. Guru mengarahkan jangka sorong.
informasi
dan menuntun

Besaran Dalam Kehidupan 320


peserta didik dalam
menentukan massa a. menentukan massa
balok dan silinder balok dan silinder
berongga berongga
menggunakan menggunakan neraca
neraca ohauss ohauss
b. Menyelesaikan
masalah mengenai
e. Mengomuni
pengukuran
ka-sikan
menggunakan
a. Guru mengarahkan
jangka sorong dan
dan menuntun
neraca ohauss
peserta didik
a. Menyampaikan cara
dalam
pengambilan data
Pengambilan data
yang benar
pengukuran
panjang dan massa
b. Guru meminta
peserta didik untuk
menuliskan hasil
pengukuran
panjang dan massa
yang diperolehnya
c. Guru
menyampaikan
kekurangan –

Besaran Dalam Kehidupan 321


kekurangan peserta
didik yang
diamatinya dalam
proses pengambilan
data
10
Penutup
Menit
Di akhir a. Guru meminta a. Mengembangkan
pembelajaran siswa kemampuan
diharapkan : menyimpulkan pengetahuan dan
hasil pengukuran keterampilan
b. Menumbuhkan rasa
yang telah
syukur kepada
dilakukan
b. Guru Tuhan atas segala
menyampaikan hikmat yang telah
arahan untuk diberikan, sehingga
pertemuan kita dapat
selanjutnya mengakhiri pelajaran
c. Guru mengakhiri
dengan baik, dan
kegiatan belajar
berdoa setelah
dengan
selesai pembelajaran
memberikan pesan
untuk tetap belajar
dan meningkatkan
sikap yang baik di
rumah dan berdoa

Besaran Dalam Kehidupan 322


mengucap syukur
atas pembelajaran
fisika telah selesai
135
Total Waktu
Menit

Pertemuan 3
Indikator :
3.2. Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka
yang memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak
menjadi bilangan notasi ilmiah.
4.2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.
Langkah Pembelajaran :

Langkah Kegiatan Belajar Kompetensi yang Alokasi


Pembelajaran (Aktivitas Guru) dikembangkan waktu
10
Pendahuluan
Menit
a. Komunikasi a. Pendidik a. Menjawab salam
mengucapkan
Besaran Dalam Kehidupan 323
salam
b. Pendidik meminta b. Berdoa bersama
salah satu peserta
didik membuka
c. Merespon kehadiran
dengan doa
c. Pendidik
mengecek
b. Motivasi
kehadiran peserta
didik a. Munculnya rasa
a. Pendidik
ingin tahu terhadap
memberikan
materi pelajaran
gambaran tentang
yang akan dipelajari
pentingnya
memahami
pengolahan data
c. Apersepsi
a. Sikap peduli dan
dari hasil
perhatian pada guru,
pengukuran.
a. Peserta didik serta proses
diingatkan tentang pembelajaran dan
hakekat pengolahan materi pelajaran
data yang pernah yang akan dipelajari
dipelajari diikuti dengan
sebelumnya sungguh-sungguh
b. Pendidik
menyampaikan
tujuan

Besaran Dalam Kehidupan 324


pembelajaran yang
ingin dicapai.
115
Kegiatan inti
Menit
a. Mengamati a. Pendidik a. Memperhatikan/men
mengajukan/menun dengar penjelasan
jukkan masalah yang di berikan
kepada peserta pendidik
didik yang terkait
dengan pengolahan
data
b. Pendidik
b. Membaca mengenai
membentuk
pengolahan data
kelompok peserta
didik untuk
mendiskusikan
masalah di atas.
a. Pendidik meminta a. Membuat pertanyaan
b. Menanya
peserta didik untuk mengenai adanya
mengingat perbedaan perbedaan
kesalahan- atau kesalahan yang
kesalahan yang biasa diperoleh saat
biasa terjadi dalam pengukuran
pengukuran

a. Guru mengarahkan

Besaran Dalam Kehidupan 325


c. Mengeksplo dan menuntun a. Mentukan volume
rasi/Mengu peserta didik dalam dan massa jenis dari
mpulkan mengolah data balok dan silinder
informasi/ hasil pengukuran berongga.
eksperimen
yang diperoleh
a. Guru meminta
d. Mengasosia
peserta didik untuk
si/mengolah
menuliskan hasil a. Menyelesaikan
informasi
pengukuran sesuai masalah mengenai
dengan aturan pengolahan data
angka penting hasil pengukuran

e. Mengomuni a. Guru
ka-sikan menyampaikan
a. Menyampaikan cara
kekurangan –
penentuan angka
kekurangan peserta
penting yang benar
didik yang
diamatinya dalam
proses penentuan
angka penting

10
Penutup
Menit
Di akhir c. Guru meminta b. Mengembangkan
pembelajaran siswa kemampuan
diharapkan : menyimpulkan pengetahuan dan
hasil penentuan keterampilan

Besaran Dalam Kehidupan 326


angka penting c. Menumbuhkan rasa
yang telah syukur kepada
dilakukan Tuhan atas segala
d. Guru hikmat yang telah
menyampaikan diberikan, sehingga
arahan untuk kita dapat
pertemuan mengakhiri pelajaran
selanjutnya dengan baik, dan
e. Guru mengakhiri berdoa setelah
kegiatan belajar selesai pembelajaran
memberikan pesan
untuk tetap belajar
dan meningkatkan
sikap yang baik di
rumah dan berdoa
mengucap syukur
atas pembelajaran
fisika telah selesai
135
Total Waktu
Menit
Pertemuan 4
Indikator :
3.2. Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui

Besaran Dalam Kehidupan 327


cara penulisan angka penting dan mengubah angka
yang memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak
menjadi bilangan notasi ilmiah.
4.2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.
Langkah Pembelajaran :

Langkah Kegiatan Belajar Kompetensi yang Alokasi


Pembelajaran (Aktivitas Guru) dikembangkan waktu
10
Pendahuluan
Menit
a. Komunikasi a. Pendidik a. Menjawab salam
mengucapkan
salam b. Berdoa bersama
d. Pendidik meminta
salah satu peserta
didik membuka c. Merespon kehadiran
dengan doa
e. Pendidik
mengecek
b. Motivasi
kehadiran peserta
a. Munculnya
didik
semangat untuk
a. Pendidik
berani bicara di
memberikan

Besaran Dalam Kehidupan 328


gambaran tentang depan umum
c. Apersepsi
pentingnya melatih
diri untuk
berbicara di depan a. Sikap peduli dan
umum. perhatian pada guru,
a. Peserta didik
serta proses
diingatkan tentang
pembelajaran dan
materi materi yang
materi pelajaran
di ajarkan mulai
yang akan dipelajari
dari pertemuan
diikuti dengan
pertama
sungguh-sungguh
c. Pendidik
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai.
115
Kegiatan inti
Menit
d. Mengamati a. Pendidik meminta b. Memperhatikan/men
kepada kelompok dengar penjelasan
lain untuk yang di berikan
memerhatikan pendidik
kelompok
memaparkan hasil
pengukuran dan
pengolahan

Besaran Dalam Kehidupan 329


datanya
a. Pendidik meminta
e. Menanya
a. Membuat pertanyaan
peserta didik untuk
mengenai cara
membuat
mengolah data hasil
pertanyaan atau
pengukuran
menanggapi
kelompok lain
presentasi
kelompok lain
a. Guru mengarahkan
f. Mengeksplo
dan menuntun
rasi/Mengu a. Memaparkan hasil
peserta didik dalam
mpulkan pengukuran dan
menjawab
informasi/ analisis atau
pertanyaan dari
Eksperimen pengolahan data
kelompok lain
a. Guru meminta
g. Mengasosia
peserta didik untuk
si/mengolah a. Menyelesaikan
membuat
informasi masalah mengenai
kesimpulan dari
beberapa presentasi pengolahan data
kelompok lain hasil pengukuran
a. Guru
h. Mengomuni menyampaikan
ka-sikan kekurangan – a. Menyampaikan cara
kekurangan peserta berdiskusi yang
didik yang benar
diamatinya dalam

Besaran Dalam Kehidupan 330


proses diskusi yang
berlansung

10
Penutup
Menit
Di akhir a. Guru meminta a. Mengembangkan
pembelajaran siswa kemampuan

diharapkan : menyimpulkan pengetahuan dan


keterampilan
hasil penentuan
b. Menumbuhkan rasa
angka penting syukur kepada Tuhan
yang telah atas segala hikmat
dilakukan yang telah diberikan,
b. Guru
sehingga kita dapat
menyampaikan mengakhiri pelajaran
arahan untuk dengan baik, dan
pertemuan berdoa setelah selesai
selanjutnya pembelajaran
c. Guru mengakhiri
kegiatan belajar
dengan
memberikan pesan
untuk tetap belajar
dan meningkatkan

Besaran Dalam Kehidupan 331


sikap yang baik di
rumah dan berdoa
mengucap syukur
atas pembelajaran
fisika telah selesai
135
Total Waktu
Menit

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD (01) DALAM KELAS

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/ 1 (satu)

Besaran Dalam Kehidupan 332


Pokok Bahasan : Angka Penting
Nama Kelompok :..............................................
Anggota Kelompok :
1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................
5. .............................................
.
A. Untuk lebih memahami mengenain aturan aturan dalam
penulisan angka pentingmaka kerjakanlah soal – soal
latihan di bawah ini
Latihan :
1. Tuliskan aturan aturan angka penting
...........................................................................................
...........................................................................................
...................................................................................
2. Tuliskan contoh penulisan angka penting jika semua
angka bukan nol merupakan angka penting dengan
a. 6 angka penting
b. 4 angka penting
...........................................................................................
...........................................................................................
....................................................................................

Besaran Dalam Kehidupan 333


3. Sebutkan sifat yang mana cocok memenuhi dari
penulisan angka penting dibawah ini, dan tuliskan
berapa angka penting yang terkandung didalamnya
a. 6008
b. 20,095
c. 100,6005
...........................................................................................
...........................................................................................
....................................................................................
4. Sebutkan sifat yang mana cocok memenuhi dari
penulisan angka penting dibawah ini, dan tuliskan
berapa angka penting yang terkandung didalamnya
a. 67,50000
b. 0,0050
...........................................................................................
...........................................................................................
...................................................................................
5. Sebutkan sifat yang mana cocok memenuhi dari
penulisan angka penting dibawah ini, dan tuliskan
berapa angka penting yang terkandung didalamnya
a. 0,00789
b. 0,02
...........................................................................................
...........................................................................................
...................................................................................
Besaran Dalam Kehidupan 334
6. Sebutkan sifat yang mana cocok memenuhi dari
penulisan angka penting dibawah ini, dan tuliskan
berapa angka penting yang terkandung didalamnya
a. 42000
b. 42000
...........................................................................................
...........................................................................................
...................................................................................

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD (02) DALAM KELAS

Mata Pelajaran : Fisika

Besaran Dalam Kehidupan 335


Kelas/Semester : X/ 1 (satu)
Pokok Bahasan : Pengukuran dan Besaran
Nama Kelompok :..............................................
Anggota Kelompok :
1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................
5. .............................................
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan panjang, lebar, dan tinggi pada balok serta
menentukan diameter dalam dan luar silinder berongga
menggunakan jangka sorong
B. Rumusan Masalah
1. Berapa besar nilai panjang, lebar, dan tinggi pada balok
serta diameter dalam dan luar pada silinder berongga?
C. Hipotesis
Buatlah jawaban sementara dengan kelompok masing-
masing terhadap pertanyaan diatas.
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
................................
D. Alat dan Bahan
1. Balok
Besaran Dalam Kehidupan 336
2. Silinder Berongga
3. Jangka Sorong
4. Pulpen
5. Kertas
E. Prosedur Kerja
1. Ambil jangka sorong dan tentukan NST nya
2. Ukurlah panjang, lebar dan tinggi balok
3. Ukurlah masing – masing sebanyak 3 kali untuk
panjang, lebar, dan tinggi balok
4. Catat hasil pengukuran anda pada tabel hasil
pengamatan disertai dengan ketidak pastiannya
5. Ukurlah diameter luar dan dalam silinder berongga
ukurlah masing masing sebanyak tiga kali, dan catat
hasil pengukuran anda pada tabel hasil pengamatan
disertai ketidak pastiannya
6. Buatlah kesimpulan berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan!
F. Tabel Kegiatan
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang, lebar dan tinggi
balok

Besran yang
No. Hasil Pengamatan (mm)
diukur
1 Panjang

Besaran Dalam Kehidupan 337


2 Lebar

3 Tinggi

Tabel 1. Hasil pengukuran diameter dalam dan luar


silinder berongga

Besran yang
No. Hasil Pengamatan (mm)
diukur
1 Diameter dalam

2 Diamter Luar

G. Pertanyaan
1. Berapa nilai panjang, lebar dan tinggi balok yang diukur
menggunakan jangka sorong?
Jawab :
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
.................................................................................
2. Berapa nilai diameter dalam dan diameter luar silinder
berongga yang diukur menggunakan jangka sorong?

Besaran Dalam Kehidupan 338


Jawab :
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
................................................................................
H. Pembahasan
Berikan pembahasan sesuai dengan kegiatan percobaan yang
telah dilakukan
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................
I. Kesimpulan
Berikan kesimpulan sesuai dengan kegiatan percobaan yang
telah dilakukan
..................................................................................................
..................................................................................................
.................................................

Besaran Dalam Kehidupan 339


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD (02) DALAM KELAS

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/ 1 (satu)
Pokok Bahasan : Pengukuran dan Besaran
Nama Kelompok :..............................................
Anggota Kelompok :
1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................

Besaran Dalam Kehidupan 340


5. .............................................
A. Tujuan Percobaan
Menentukan massa balok dan silinder berongga
menggunakan neraca ohauss
B. Rumusan Masalah
Berapa besar nilai massa balok dan silinder berongga yang
diukur menggunakan neraca ohauss?
C. Hipotesis
Buatlah jawaban sementara dengan kelompok masing-
masing terhadap pertanyaan diatas.
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
................................
D. Alat dan Bahan
1. Balok
2. Silinder Berongga
3. Neraca Ohauss
4. Pulpen
5. Kertas
E. Prosedur Kerja
1. Ambil neraca ohauss dan tentukan NST nya
2. Ukurlah massa balok
3. Ukurlah sebanyak 3 kali dengan menggunakan balok
yang sama
Besaran Dalam Kehidupan 341
4. Catat hasil pengukuran anda pada tabel hasil
pengamatan disertai dengan ketidak pastiannya
5. Ukurlah massa silinder berongga ukurlah masing masing
sebanyak tiga kali, dan catat hasil pengukuran anda pada
tabel hasil pengamatan disertai ketidak pastiannya
6. Buatlah kesimpulan berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan!
F. Tabel Kegiatan
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang, lebar dan tinggi
balok

No. Benda Hasil Pengamatan (gram)

1 Balok

2 Silinder
Berongga
G. Pertanyaan
3. Berapa massa balok yang diukur menggunakan neraca
ohauss?
Jawab :
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
.................................................................................

Besaran Dalam Kehidupan 342


4. Berapa massa silinder berongga yang diukur
menggunakan neraca ohauss?
Jawab :
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
................................................................................
H. Pembahasan
Berikan pembahasan sesuai dengan kegiatan percobaan yang
telah dilakukan
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................
I. Kesimpulan
Berikan kesimpulan sesuai dengan kegiatan percobaan yang
telah dilakukan
..................................................................................................
..................................................................................................
.................................................

Besaran Dalam Kehidupan 343


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD (03) DALAM KELAS

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/ 1 (satu)
Pokok Bahasan : Pengukuran dan Besaran
Nama Kelompok :..............................................
Anggota Kelompok :
6. .............................................
7. .............................................
8. .............................................
9. .............................................
10..............................................
A. Tujuan Percobaan

Besaran Dalam Kehidupan 344


Mengetahui volume dan massa jenis balok dan silinder
berongga berdasarkan dari data hasil engukuran yang telah
dilakukannya
B. Rumusan Masalah
Bagaimana mencari volume dan massa jenis balok dan
silinder berongga berdasarkan data hasil pengukuran yang
telah dilakukan
C. Hipotesis
Buatlah jawaban sementara dengan kelompok masing-
masing terhadap pertanyaan diatas.
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
................................
D. Alat dan Bahan
Alat tulis menulis
E. Langkah kerja
a. Analisis data atau olah data yang diperoleh berdasarkan
hasil pengukuran yang dilakukan pada LKPD 2
b. Setelah memperoleh volume dan massa jenis dari
silinderberongga dan kubus, tuliskan hasil olahan data
sesuai aturan angka penting
F. Pertanyaan
1. Bagaimana cara menentukan volume balok dan silinder
berongga berdasarkan hasil pengukuran?
Besaran Dalam Kehidupan 345
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
...
2. Bagaiaman caranya menetukan massa jenis blok dan
silinder berongga berdasarkan hasil pengukuran yang
diperoleh?
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
...
G. Kesimpulan
Berikan kesimpulan yang telah dilakukan dari pengolahan
data
..................................................................................................
..................................................................................................
.............................................................................

Besaran Dalam Kehidupan 346


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD (04) DALAM KELAS

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/ 1 (satu)
Pokok Bahasan : Pengukuran dan Besaran
Nama Kelompok :..............................................
Anggota Kelompok :
11. .............................................
12. .............................................
13..............................................
14..............................................
15..............................................
A . Tujuan Percobaan

Besaran Dalam Kehidupan 347


Mengetahui lebih jauh mengenai proses pengambilan data
dan pengolahan data dari penejelasan teman kelompok lain
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hasil pengolahan data yang dihasilkan oleh
kelompom lain? Apakah ada perbedaan?
C. Hipotesis
Buatlah jawaban sementara dengan kelompok masing-
masing terhadap pertanyaan diatas.
..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................
................................
D. Alat dan Bahan
1. LCD Proyektor
2. Lambar Kerja Siswa
3. Alat tulis menulis
E. Langkah kerja
1. Perhatikan dan simak baik baik presentasi dari kelompok
lain
2. Diskusikan dengan teman kelompok jika ada presentasi
kelompok lain yang berbeda
3. Buatlah kesimpulan dari setiap hasil presentasi
kelompok
4. Kemukakan hasil anda di depan kelas
F. Kesimpulan
Besaran Dalam Kehidupan 348
Berikan kesimpulan dari diskusi yang telah anda lakukan
..................................................................................................
..................................................................................................
.............................................................................

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LKPD (04) LUAR KELAS

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/ 1 (satu)
Pokok Bahasan : Pengukuran dan Besaran
Nama Kelompok :..............................................
Anggota Kelompok :
1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................
5. .............................................
A. Tujuan

Besaran Dalam Kehidupan 349


1. Menjelaskan cara kerja alat ukur waktu
B. Alat dan bahan
1. Jam tangan
2. stopwatch
C. Langkah kerja

1. Buatlah garis pada halaman rumah sebagai


awalan nol.

2. Setelah itu buat skala mulai dari angka nol


awalan hingga angka 20 dengan selisih 5 meter
(0-5-10-15-20).

3. Berjalanlah sambil mengukur waktunya dengan


menggunakan alat ukur waktu (jam tangan dan
stopwatch).

4. Masukkan hasilnya pada tabel pengamatan


berikut.

Tabel Hasil pengamatan waktu


Jarak Hasil Pengukuran
yang
ditemp Jam Tangan Stopwatch
uh

Besaran Dalam Kehidupan 350


Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan waktu yang kamu
dapatkan ketika berjalan dari skala awal nol ke
skala 1,skala 2, skala 3, skala 4, skala 5?
Jawab :

2. Mana yang lebih akurat antara pengukuran


dengan menggunakan jam tangan atau dengan
stopwatch? Jelaskan!

Besaran Dalam Kehidupan 351


Jawab :

3. Apa yang dapat kamu simpulkan?


Jawab :

***SELAMA MENGERJAKAN***

BUKU GURU

A. Materi Pembelajaran

Besaran Dalam Kehidupan 352


PERTEMUAN PERTAMA

1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu benda
dengan besaran lain yang sejenis yang dipergunakan sebagai
satuannya, alat pembanding itulah yang dinamakan dengan
alat ukur. Pengukuran supaya memiliki ketelitian
pengukuran dan ketepatan dalam pengukuran, harus
digunakan alat yang sudah diakui secara internasional juga
sudah ditera ketepatan (akurasi) serta ketelitian (presisi).
Misalnya bila kita akan mengukur panjang meja maka harus
digunakan mistar jangan menggunakan jari tangan apabila
akan mengukur suhu air harus menggunakan termometer
tidak boleh dengan ujung jari yang menunjukkan panas
dingin atau hangat.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau
observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui
panca indera. karena itu pengukuran merupakan bagian yang
sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep
fisika. Pengukuran dilakukan langsung untuk mengetahui
kuantitas besaran-besaran fisika seperti yang sudah dibahas
dalam besaran dan pengukuran
Salah satu alat ukur yakni:

Besaran Dalam Kehidupan 353


Gambar 31. Jangka sorong
Pengukuran juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan sederhana dan penting dalam kehidupan kita, bukan
hanya dalam pelajaran fisika tapi dalam kehidupan sehari-
hari. Pengukuran sangat diperlukan oleh pedagang sayur
ketika akan menjual bawang harus menimbang bawang yang
akan dijualnya atau pedagang kain harus mengukur kain
yang akan dijualnya.
Demi ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi)
maka diperlukan alat ukur yang sudah diakui secara
Internasional karena kalau pengukuran dengan
menggunakan anggota tubuh (kualitatif) misalnya jari seperti
contoh di atas tentu tidak akurat dan berubah-ubah.
Presisi adalah derajat kepastian hasil suatu
pengukuran sedangkan akurasi menunjukan seberapa tepat
hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi
bergantung pada alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran. Umumnya semakin kecil pembagian skala
suatu alat semakin teliti (pesisi) hasil pengukuran alat
tersebut.
Besaran Dalam Kehidupan 354
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
pengukuran merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan
sehingga dapat memperoleh data berupa kuantitatif dan
kualitatif.
2. Besaran Fisika dan Satuan
1. Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok,
dan Besaran Turunan
Di dalam pembahasan sehari-hari yang
dimaksud dengan berat badan adalah massa, sedangkan
dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda. Berat
badan dapat di tentukan dengan menggunakan
alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah
ditimbang berat badan sebesar 50 kg atau dalam fisika
bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah
sesuatu yang dapat di ukur dan dapat dinyatakan dengan
angka dan satuan. Panjang dan massa merupakan
besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis
suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-
besaran yang bukan besaran fisika, misalnya perasaan
sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat
diukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka dan
satuan, maka perasaan bukan besaran fisika. Besaran
fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah
Besaran Dalam Kehidupan 355
besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun,
besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan
dari besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya
bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku
universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan
tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960
melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris.
Sistem satuan yang digunakan dalam dunia
pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik,
yang dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau
MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut sistem
internasional atau disingkat SI dan sistem metrik
kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta
dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel berikut:

Tabel Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Tabel beberapa


contoh pengukuran
N0 Besaran Satuan Singkatan Satuan Singkatan
Pokok SI/MKKS Sistem

Besaran Dalam Kehidupan 356


CGS
1 Panjang meter m centimeter cm
2 Massa kilogram kg gram g
3 Waktu detik s detik s
4 Suhu kelvin K Kelvin k
Kuat arus
5 ampere A stat ampere statA
listrik
Intensitas
6 candela Cd candela Cd
cahaya
7 Jumlah zat kilo mol kmol mol mol
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat
dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang
datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang
dengan satuan steradian (sr).
Tabel . Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya
Besaran Penjabaran dari Satuan dalam
N0
Turunan Besaran Pokok MKKS
1 Luas Panjang × Lebar m2
Panjang × Lebar ×
2 Volume m3
Tinggi
3 Massa Jenis Massa : Volume kg/m3
4 Kecepatan Perpindahan : Waktu m/s
5 Percepatan Kecepatan : Waktu m/s2
newton (N) =
6 Gaya Massa × Percepatan
kg.m/s2
7 Usaha Gaya × Perpindahan joule (J) = kg.m2/s2
watt =
8 Daya Usaha : Waktu
kg.m2/s3

Besaran Dalam Kehidupan 357


9 Tekanan Gaya : Luas pascal (Pa) = N/m2
10 Momentum Massa × Kecepatan kg.m/s
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di
seluruh negara dan berguna untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Dapat
membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila
tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan
satu meter kubik.
2. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya
dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter,
atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah
meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama
dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari
jarak kutub utara ke khatulistiwa melalui Paris.
Kemudian dibuatlah batang meter standar dari
campuran Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan
sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu
0ºC. Meter standar ini disimpan di International Bureau
of Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.

Batang meter standar dapat berubah dan rusak


karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan kesulitan
dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena
itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah. Satu

Besaran Dalam Kehidupan 358


meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali
panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh
atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu
lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional
tentang timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu
meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada
selang waktu 1/299792458 sekon. Kecepatan cahaya ini
digunakan karena nilainya dianggap selalu konstan.
3. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam
satuan kilogram (kg). Pada mulanya para ahli
mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah
silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan
Iridium yang disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk
mendapatkan ketelitian yang lebih baik, massa standar
satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air
murni pada suhu 4ºC.

4. Satuan Internasional untuk Waktu


Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik
atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu
dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya,
yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400
kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan

Besaran Dalam Kehidupan 359


24 jam = 24 x 60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari
matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka
pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru.
Satu detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh
atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak
9192631770 kali.

3. Aturan angka penting


1. Semua angka bukan nol adalah
angka penting.
2. Angka nol yang terletak di
antara dua angka bukan nol termasuk angka penting.
3. Untuk bilangan desimal yang
lebih kecil dari satu, maka angka nol setelah angka
bukan nol termasuk angka penting.
4. Untuk bilangan desimal yang
lebih kecil dari satu, maka angka nol sebelum angka
bukan nol tidak termasuk angka penting.
5. Bilangan-bilangan puluhan,
ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka nol
harus ditulis dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada
notasi ilmiah merupakan angka penting.
4. Aturan Pembulatan Angka
Ketika angka-angka ditiadakan dari suatu bilangan,
nilai dari angka terakhir yang dipertahankan ditentukan

Besaran Dalam Kehidupan 360


dengan suatu proses yang disebut pembulatan bilangan.
Aturan pembulatan bilangan tersebut, antara lain:
a. Angka-angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke
bawah
b. Angka-angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke
atas
c. Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 adalah
ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelum
angka 5 adalah angka genap.
5. Operasi-operasi dalam angka penting
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan
Dalam melakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan, maka hasilnya hanya boleh mengandung
satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan
penting).
c. Operasi perkalian dan pembagian
Dalam operasi perkalian atau pembagian, maka
hasilnya hanya boleh memiliki angka penting sebanyak
bilangan yang jumlah angka pentingnya paling sedikit.
Notasi Ilmiah adalah cara untuk menuliskan
sebuah bilangan dalam bentuk pangkat dari sepuluh.
Dengan kata lain, bilangan dituliskan dalam bentuk a ×
10n
dimana a adalah sebuah bilangan riil yang
memenuhi syarat 1 ≤ |a| < 10 dan n adalah sebuah
Besaran Dalam Kehidupan 361
bilangan bulat. a disebut sebagai signifikan dan n disebut
sebagai eksponen.
Notasi Ilmiah atau bentuk baku ini digunakan
untuk menuliskan bilangan yang sangat besar. atau
bilangan yang sangat dekat dengan nol. Tepatnya yaitu
diantara 0 dan 1 atau diantara 0 dan –1. Tujuannya yaitu
agar penulisan angka tersebut lebih ringkas. Bagaimana
kita mau menuliskan angka yang sangat panjang.
misalnya 1230000000000 dan 0.0000000827.
Perhatikan bahwa nilai absolut dari a harus
paling kecil adalah 1 dan kurang dari 10, sehingga 0,34 ×
102 dan -11,23 × 104 bukan merupakan notasi ilmiah.
Jika bilangan tersebut sangat kecil (diantara 0
dan 1 atau diantara -1 dan 0), maka yang harus lakukan
adalah menggeser tanda koma ke kanan sampai pada
bilangan bukan nol yang terdekat. Banyaknya pergeseran
adalah sama dengan n dikalikan dengan negativ 1.
Langsung saja perhatikan

PERTEMUAN KEDUA

Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran


fisika, meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang

Besaran Dalam Kehidupan 362


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang
benda haruslah sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh,
untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan
untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan
meteran kelos.
a. Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya,
seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk
segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar
tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita).
Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan
meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter.
Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.

Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap


skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk
menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran
akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut
dengan kesalahan paralaks.

Gambar 32. Mistar

Besaran Dalam Kehidupan 363


b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang
mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan
ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga
dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan
diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian
penting jangka sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap
dan nonius mempunyai selisih 1 mm.

Gambar 33. Jangka sorong


c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm
atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk
mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis,
seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan
onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang
putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi.
Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm,

Besaran Dalam Kehidupan 364


sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01
mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

Gambar 34. Micrometer sekrup


2. Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda.
Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu
keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak
timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering
digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan.
Perhatikan beberapa alat ukur berat berikut ini.

Gambar 35. Pengukuran massa


Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah
sebagai berikut:

Besaran Dalam Kehidupan 365


a. Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala
bernilai 1 g.
b. Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala
sebesar 100 g.
c. Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g,
tiap skala 10 g.
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog,
jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan
stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat
ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.

Gambar 36. Pengukuran waktu


4.Suhu dan Pengukurannya
A. Pengertian Suhu
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda
tersebut dinyatakan dengan besaran suhu. Jadi, suhu adalah
suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda.
B. Termometer sebagai Alat Ukur Suhu

Besaran Dalam Kehidupan 366


Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk
mengukur besarnya suhu suatu benda adalah termometer.
Termometer yang umum digunakan adalah termometer zat
cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau
alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa
kapiler termometer adalah sebagai berikut:
a. raksa tidak membasahi dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,kalor
jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas
yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
c. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC
dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya
menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki titik
beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun demikian,
termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur
suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu
ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap
termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di
antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan
titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan
penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih.

Besaran Dalam Kehidupan 367


Gambar 37. termometer
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala
termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas
diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik
tetap atas dibagi 100 skala.
c. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap
atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah dan
titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
d. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap
atas diberi angka 212. Suhu es yang dicampur dengan
garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.

e. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi
angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu

Besaran Dalam Kehidupan 368


terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel
benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur
dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka
373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas
termometer Kelvin dibagi 100 skala.

Gambar 38. Perbandingan skala termometer


Perbandingan skala antara temometer
Celcius, termometer Reaumur, dan termometer
Fahrenheit adalah
C : R : F
100 : 80 : 180
5 : 4 : 9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC
= 0ºR = 32ºF, maka hubungan skala C, R, dan F dapat
ditulis sebagai berikut:
tº C =5/4 tºR
tº C =5/9 (tºF – 32)
tº R =4/9 (tºF – 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah

Besaran Dalam Kehidupan 369


t K = tºC + 273 K
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu
termometer. Skala termometer yang kita buat dapat
dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila
pada saat menentukan titik tetap kedua termometer
berada dalam keadaan yang sama.
Misalnya, kita akan menentukan skala
termometer X dan Y. Termometer X dengan titik tetap
bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y
dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya.
Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua
termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan
suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.

Gambar 3 9. Penunjukan skala termometer


Dengan membandingkan perubahan suhu dan
interval kedua titik tetap masing-masing termometer,
diperoleh hubungan sebagai berikut.
(Tx -Xb) / (Xa- Xb) = (Ty- Yb ) / ( Ya- Yb)

Besaran Dalam Kehidupan 370


Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y

PERTEMUAN 3

A. Ketepatan dan Ketelitian


Di dalam pengukuran umumnya dibutuhkan
suatu instrumen dan diperlukan:

a. Untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau


variabel.
b. Membantu peningkatan ketErampilan manusia dan dalam
banyak hal memungkinkan seseorang untuk menentukan
nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui, karena
tanpa bantuan instrumen manusia tidak dapat
menentukannya.
Untuk menggunakan instrumen–instrumen secara
cermat:
a. Diperlukan pemahaman untuk memahami prinsip-
prinsip kerjanya.

Besaran Dalam Kehidupan 371


b. Mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut
sesuai untuk pemakaian yang sudah ditentukan
Istilah-Istilah Yang Digunakan Dalam
Pengukuran
c. Instrumen: sebuah alat untuk menentukan nilai atau
kebesa- ran suatu kuantitas atau variabel.
d. Ketelitian/accuracy: harga terdekat dengan mana suatu
pembacaan instrumen mendekati sebenarnya dari
variabel yang diukur.
e. Ketepatan/precision: suatu ukuran kemampuan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Dengan
memberikan suatu presisi merupa- kan suatu ukuran
tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil
pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang
dilakukan secara berurutan harga tertentu untuk sebuah
variabel.
f. Sensitivitas/sensitivity: perbandingan antara sinyal
keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan
masukan atau varia-bel yang diukur.
Sensitivitas/kepekaan merupakan rasio atau
perbandingan antara keluaran dan masukan.
g. Resolusi/resolution: perubahan terkecil dalam nilai
yang diukur kepada mana instrumen akan memberi
respons.

Besaran Dalam Kehidupan 372


h. Kesalahan/error: penyimpangan variabel yang diukur
dari harga/nilai yang sebenarnya
Untuk mengukur suatu besaran fisika, Anda dapat
menggunakan satu instrumen atau lebih. Dalam
menggunakan instrumen, Anda harus dapat memilih
dan merangkai alat ukur atau instrumen tersebut dengan
benar. Selain itu, Anda juga dituntut untuk dapat
membaca nilai atau skala yang ditunjukkan oleh
instrumen dengan benar. Dengan memilih alat yang
sesuai, merangkai alat dengan benar dan cara membaca
skala dengan benar, Anda dapat meminimalkan
kesalahan dalam pengukuran.
Selain faktor dari orang yang mengukur, ketelitian
alat ukur atau instrumen juga mempengaruhi hasil
pengukuran. Ketelitian alat ukur atau instrumen dijamin
sampai pada persentase tertentu dari skala penuh. Ketelitian
alat ukur terkadang menyebabkan hasil pengukuran
mengalami penyimpangan dari yang sebenarnya. Batas-batas
dari penyimpangan ini disebut dengan kesalahan batas.
a. Ketelitian/accuracy adalah menyatakan tingkat
kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran
terhadap harga yang sebenarnya.
b. Ketepatan/precision adalah menyatakan tingkat
kesamaan didalam sekelompok pengukuran atau
sejumlah instrumen.
Besaran Dalam Kehidupan 373
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian
yang sempurna, tetapi penting untuk diketahui: ketelitian
yang sebenarnya & bagaimana kesalahan yang berbeda
digunakan dalam pengukuran.
Kesalahan-Kesalahan Pada Pengukuran, Umumnya
Dibagi Dalam 3 Jenis Utama
B. Kesalahan-Kesalahan umum (gross errors)
Kebanyakan disebabkan kesalahan manusia, antara
lain:
1) Kesalahan pembacaan alat ukur.
2) Pemakaian instrumen yang tidak atau kurang sesuai.
3) Penyetelan yang tidak tepat.
4) kesalahan penaksiran.
a. Kesalahan kesalahan sistematis (systematic errors)
Disebabkan kekurangan-kekurangan pada
instrumen sendiri, seperti :
1) Kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus
dan,
2) Pengaruh lingkungan terhadap peralatan dan
pemakai
b. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja (random
errors)
Disebabkan oleh penyebab-penyebab yang
tidak dapat secara langsung diketahui, karena

Besaran Dalam Kehidupan 374


perubahan-perubahan parameter atau sistem
pengukuran terjadi secara acak
Kesalahan Sistem Matematis, Umumnya
Dikelompokkan Kedalam 2 Bagian
1) Kesalahan-kesalahan instrumental, yaitu kekurangan-
kekurangan dari instrumen itu sendiri.
2) Kesalahan-kesalahan lingkungan, yaitu yang
disebabkan oleh keadaan-keadaan luar yang
mempengaruhi pengukuran
1. Kesalahan Instrumental
Kesalahan-kesalahan pada suatu instrumental
(instrumental errors), kesalahan-kesalahan yang tidak
dapat dihindarkan dari instrumen, karena struktur
mekanisnya. Misalnya :
a. Gesekan komponen yang bergerak terhadap
bantalan, dapat menimbulkan pembacaan yang
tidak tepat (contoh pada alat ukur kumparan putar
d’Arsonval, prinsip kerja d’arsonval
b. ketika sebuah kumparan dialiri arus listrik, maka
akan terjadi perubahan fluks magnetik disisi-sisi
kumparan (induksi elektromagnetik), sehingga
akan memnunculkan gaya tolak dari kutub yang
sama dari magnet permanen yang berada pada
sisi kumparan, sehingga menggerakan jarum

Besaran Dalam Kehidupan 375


penunjuk, besarnya skala tergantung pada
besarnya arus yang masuk).
a. Tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan
pegas.
b. Berkurangnya tarikan karena penanganan yang
tidak tepat atau pembebanan instrumen secara
berlebihan.
2. Jenis Kesalahan Instrumen Lainnya
1) Kalibrasi yang menyebabkan pembacaan
instrumen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
sepanjang seluruh skala.
2) Kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke
angka nol sebelum melakukan pengukuran
Kesalahan-kesalahan instrumen terdiri dari
beberapa jenis, tergantung pada jenis instrumen yang
digunakan, dan yang selalu harus diperhatikan adalah
memastikan instrumen yang digunakan bekerja
dengan baik dan tidak menambah kesalahan-kesalahan
lainnya.
Kesalahan-kesalahan pada instrumen, dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap:
a. Tingkah laku yang tidak umum terjadi
b. Kestabilan
c. Kemampuan instrumen untuk memberikan hasil
pengukuran yang sama
Besaran Dalam Kehidupan 376
Suatu cara yang mudah dan cepat untuk
pemeriksaan instrumen, dengan cara
membandingkannya terhadap instrumen lainnya yang
memiliki karakteristik yang sama atau instrumen/alat
ukur yang lebih akurat
Pembuatan Laporan

PERTEMUAN KEEMPAT

A. BERDISKUSI

B. SKENARIO PEMBELAJARAN

1. Pertemuan pertama 3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)


Pendahuluan (10 menit)
a. Setelah bel masuk berbunyi, pendidik bergegas
menuju ruang kelas
b. Pendidik memasuki ruang kelas dan menuju meja
guru, kemudian menyimpan buku di atas meja
kemudian duduk.

Besaran Dalam Kehidupan 377


c. Pendidik menyapa peserta didik dengan
menanyakan kabar peserta didik lalu memberikan
salam pembuka.
d. Pendidik mengabsen kehadiran peserta didik,
dengan hanya mengecek siswa yang tidak hadir
pada saat proses pembelajaranakan dimulai.
e. Pendidik berjalan ke depan peserta didik dibagian
tengah untuk menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik.
f. Pendidik meminta salah seorang peserta didik
(ketua kelas) untuk memimpin doa sebelum
pelajaran dimulai sesuai dengan tujuan yang telah
disampaikan, sehingga tujuan-tujuan dalam
pembelajaran dapat dicapai dengan baik
g. Pendidik memsang media pendukung dalam proses
pembelajaran yaitu LCD.
Apersepsi
Pendidik menanyakan mengenai pengukuran dan
besaran serta aturan aturan angka penting yang telah di
dapatkan peserta didik di bangku SMP.
Motivasi
Pendidik memperlihatkan beberapa angka
desimal dengan jumlah angka dibelakang koma yang
berbeda – beda kemudian pendidik meminta peserta

Besaran Dalam Kehidupan 378


didik untuk menyebutkan jumlah angka penting yang
terkandung setiap angka yang dituliskannya.
Guru kemudian mengajak siswa untuk berdiskusi
mengenai makna dari gambar tersebut.
Kegiatan Inti (115 menit)
- Pendidik menjelaskan kepada peserta didik
mengenai aturan – aturan angka penting yang harus
diperhatikan, serta aturan aturan pembulatan
misalnya jika angka genap jika bertemu angka lima
bagaimana cara membulatkannya dan jika angka
ganjil yang bertemu angka lima.
- Dibentuk sebuah kelompok yang simellereng,
kemudian peserta didik menampilkan beberapa
angka angka, kemudian pendidik meminta kepada
peserta didik untuk menuliskan angka angka yang
diberikan sesuia dengan angka penting yang telah
ditentukan.
- Pendidik kembali membagikan selembaran kertas
kepada peserta didik untuk mengecek apakah betul –
betul peserta didik telah paham mengenai
penggunaan angka penting dengan membiarkannya
menentukan sendiri angka dengan angka penting
yang diinginkannya.
- Dari data data penulisan angka penting yang telah
dilakukan oleh peserta didik maka pendidik meminta
Besaran Dalam Kehidupan 379
peserta didik untuk menyimpulkan aturan aturan
pokok yang harus dituliskan dalam penulisan angka
penting.
- Setelah peserta didik menyampaikan kesimpulan –
kesimpulan mengenai aturan – aturan penulisan
dalam angka penting, Pendidik menanyakan masalah
atau kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam
menentukan angka penting.
- Pendidik memecahkan masah atau kesulitan yang di
alami peserta didik saat penentuan penulisan angka
penting
Penutup (10 menit)
- Pendidik memberi apresiasi kepada kelompok yang
kinerja sangan baik atau maksimal untuk setiap
kegiatan pembelajaran berupa nilai plus.
- Pendidik mengevaluasi peserta didik dengan tanya
jawab mengenai angka penting yang telah dipelajari
selama proses pembelajaran berlansung
- Pendidik memberikan sebuah tugas kepada peserta
didik mengenai penulisan angka penting lebih lanjut.
- Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dan
menginstruksikan peserta didik untuk menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan pada pertemuan
selanjutnya.
Besaran Dalam Kehidupan 380
- Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik
mengenai pelajaran yang telah dilaksanakan.
- Jika peserta didik tidak mempunyai masalah maka
pendidik meminta kepada salah seorang peserta
didik (ketua kelas) untuk memimpin doa sesudah
belajar
- Pendidik merapikan semua barang barangnya
kemudian mengucapkan salam dan bergegas
meninggalkan kelas.
2. Pertemuan kedua 3 Jam pelajaran (3 x 45 menit)
Pendahuluan (10 menit)
a. Setelah bel masuk berbunyi, pendidik bergegas
menuju ruang kelas
b. Pendidik memasuki ruang kelas dan menuju meja
guru, kemudian menyimpan buku di atas meja
kemudian duduk.
c. Pendidik menyapa peserta didik dengan menanyakan
kabar peserta didik lalu memberikan salam
pembuka.
d. Pendidik mengabsen kehadiran peserta didik, dengan
hanya mengecek siswa yang tidak hadir pada saat
proses pembelajaranakan dimulai.
e. Pendidik berjalan ke depan peserta didik dibagian
tengah untuk menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik.
Besaran Dalam Kehidupan 381
f. Pendidik meminta salah seorang peserta didik (ketua
kelas) untuk memimpin doa sebelum pelajaran
dimulai sesuai dengan tujuan yang telah
disampaikan, sehingga tujuan-tujuan dalam
pembelajaran dapat dicapai dengan baik
Apersepsi
Pendidik menanyakan mengenai alat – alat ukur
yang telah di dapatkan peserta didik di bangku SMP.
Motivasi
Pendidik memperlihatkan alat alat pengukuran
besaran seperti jangka sorong, micrometer sekrup,
neraca ohaus, dan thermometer.
Kegiatan Inti (115 menit)
- Pendidik menjelaskan kepada peserta didik tentang
cara- cara penggunaan alat – alat pengukuran
besaran .
- Pendidik menjelaskan penentuan NST dari setiap
alat pengukuran besaran.
- Dibentuk sebuah kelompok yang simellereng,
dimana salah satu diantara anggota kelompok ada
yang mempunyai pengalaman atau memahami
penggunaan alat alat ukur. Kemudian setiap
kelompok diberikan jangka sorong serta balok kecil
dan silinder berongga.

Besaran Dalam Kehidupan 382


- Peserta didik menentukan panjang, tinggi dan lebar
balok menggunakan jangka sorong yang telah
dibagikan kepada masing – masing kelompok, serta
menentukan diameter dalam dan diameter luar
silinder berongga.
- Pendidik meminta kepada peserta didik agar
menuliskan hasil pengukuran yang telah dilakukan
pada tabel hasil pengamatan
- Setelah pegukuran panjang, lebar dan tinggi balok,
pendidik kembali memberikan neraca ohauss kepada
masing masing kelompok.
- Peserta didik mengukur massa dari balok dan
silinder berongga yang telah diukur setiap sisinya
serta diameter dalam dan diameter luarnya
menggunakan jangka sorong.
- Pendidik meminta peserta didik untuk menuliskan
hasil pengamatan yang diperoleh pada tabel hasil
pengamatan .
Penutup (10 menit)
- Pendidik memberi apresiasi kepada kelompok yang
kinerja sangan baik atau maksimal untuk setiap
kegiatan pembelajaran berupa nilai plus.
- Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya mengenai kesulitan yang
dialami dalammelakukan pengukuran.
Besaran Dalam Kehidupan 383
- Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dan
menginstruksikan peserta didik untuk menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan pada pertemuan
selanjutnya.
- Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik
mengenai pelajaran yang telah dilaksanakan.
- Jika peserta didik tidak mempunyai masalah maka
pendidik meminta kepada salah seorang peserta
didik (ketua kelas) untuk memimpin doa sesudah
belajar
- Pendidik merapikan semua barang barangnya
kemudian mengucapkan salam dan bergegas
meninggalkan kelas.
3. Pertemuan ketiga 3 Jam pelajaran (3 x 45 menit)
Pendahuluan (10 menit)
a. Setelah bel masuk berbunyi, pendidik bergegas
menuju ruang kelas
b. Pendidik memasuki ruang kelas dan menuju meja
guru, kemudian menyimpan buku di atas meja
kemudian duduk.
c. Pendidik menyapa peserta didik dengan menanyakan
kabar peserta didik lalu memberikan salam
pembuka.

Besaran Dalam Kehidupan 384


d. Pendidik mengabsen kehadiran peserta didik, dengan
hanya mengecek siswa yang tidak hadir pada saat
proses pembelajaranakan dimulai.
e. Pendidik berjalan ke depan peserta didik dibagian
tengah untuk menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik.
f. Pendidik meminta salah seorang peserta didik (ketua
kelas) untuk memimpin doa sebelum pelajaran
dimulai sesuai dengan tujuan yang telah
disampaikan, sehingga tujuan-tujuan dalam
pembelajaran dapat dicapai dengan baik
Apersepsi
Pendidik menanyakan mengenai pengalaman
yang pernah dialami peserta didik dalam mengolah data
hasil pengukuran yang didapatkan peserta didik di
bangku SMP.
Motivasi
Pendidik memperlihatkan contoh analisis data
atau pengolahan data kepada peserta didik.
Kegiatan Inti (115 menit)
- Pendidik menjelaskan kepada peserta didik tentang
cara- cara menganalisis atau mengolah data hasil
yang telah diperoleh dari praktikum
- Dibentuk sebuah kelompok yang simellereng,
dimana salah satu diantara anggota kelompok ada
Besaran Dalam Kehidupan 385
yang mempunyai pengalaman atau memahami
mengenai pengolahan data hasil pengukuran.
- Peserta didik mengolah data dari hasil pengukuran
panjang, lebar dan tinggi balok, sehinggga dapat
memperoleh volume balok, begitupun juga dengan
silinder berongga.
- Pendidik meminta kepada peserta didik untuk
menuliskan hasil analisis yang diperoleh dengan
menuliskannya sesuai dengan aturan angka penting
yang telah dipelajari pada pertemuan pertama.
- Setelah peserta didik selesai menganalisis atau
mengolah volume silinder berongga dan kubus,
Pendidik meminta peserta didik untuk menentukan
massa jenis balok dan silinder berongga dengan
mengolah data hasil pengukuran massa silender
dengan balok pada pertemuan kedua dengan volume
bola dan balok yang dipeloh dari pengolahan data
pertama.
- Pendidik meminta peserta didik untuk menuliskan
hasil pengolahan data massa jenis balok dan silinder
berongga sesuai dengan aturan angka penting yang
telah dipelajari pada pertemuan satu.
Penutup (10 menit)

Besaran Dalam Kehidupan 386


- Pendidik memberi apresiasi kepada kelompok yang
kinerja sangan baik atau maksimal untuk setiap
kegiatan pembelajaran berupa nilai plus.
- Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya mengenai kesulitan yang
dialami dalammelakukan pengolahan data untuk
memperoleh volume dan massa jenis balok dan
silinder berongga.
- Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dan
menginstruksikan peserta didik untuk menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan pada pertemuan
selanjutnya.
- Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik
mengenai pelajaran yang telah dilaksanakan.
- Jika peserta didik tidak mempunyai masalah maka
pendidik meminta kepada salah seorang peserta
didik (ketua kelas) untuk memimpin doa sesudah
belajar
- Pendidik merapikan semua barang barangnya
kemudian mengucapkan salam dan bergegas
meninggalkan kelas.
4. Pertemuan keempat 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)
Pendahuluan (10 menit)

Besaran Dalam Kehidupan 387


a. Setelah bel masuk berbunyi, pendidik bergegas menuju
ruang kelas
b. Pendidik memasuki ruang kelas dan menuju meja guru,
kemudian menyimpan buku di atas meja kemudian
duduk.
c. Pendidik menyapa peserta didik dengan menanyakan
kabar peserta didik lalu memberikan salam pembuka.
d. Pendidik mengabsen kehadiran peserta didik, dengan
hanya mengecek siswa yang tidak hadir pada saat proses
pembelajaranakan dimulai.
e. Pendidik berjalan ke depan peserta didik dibagian tengah
untuk menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta
didik.
f. Pendidik meminta salah seorang peserta didik (ketua
kelas) untuk memimpin doa sebelum pelajaran dimulai
sesuai dengan tujuan yang telah disampaikan, sehingga
tujuan-tujuan dalam pembelajaran dapat dicapai dengan
baik.
g. Pendidik memasang alat pendukung yang digunakan
dalam proses pembelajaran yaitu LCD
Apersepsi
Pendidik menanyakan kembali mengenai materi
yang pernah dipelajari mulai dari pertemuan pertama
sampai pertemuan ketiga, yaitu penggunaan angka
penting hingga pengolahan data hasil pengukuran.
Besaran Dalam Kehidupan 388
Motivasi
Pendidik memberikan arahan pentingnya melatih
kepribadian peserta didik untuk bicara didepan umum
dan mengeluarkan pendapat – pendapat yang
dimilikinya.
Kegiatan Inti (115 menit)
- Pendidik membentuk sebuah kelompok yang
simellereng, dimana salah satu diantara anggota
kelompok ada yang mahir dalam berbicara.
- Peserta didik mempersentasikan mulai dari langkah
– langkah pengambilan data hingga pengolahan data
yang diperoleh.
- Kelompok yang lain menanggapi presentasi hasil
pengukuran yang dilakukan oleh kelompok lain.
- Setiap kelompok diberikan waktu 15 menit
presentasi dan 10 menit sesi Tanya jawab, sehingga
satu kelompok memiliki waktu selama 25 menit.
- Setelah semua kelompok melakukan presentasi,
maka pendidik meminta kepada semua orang
membuat sebuah kesimpulan dalam selembaran
kertas mengenai praktikum dan hasil pengolahan
data yangb telah dilakukan oleh setiap kelompok.
Penutup (10 menit)

Besaran Dalam Kehidupan 389


- Pendidik memberi apresiasi kepada kelompok yang
kinerja sangan baik atau maksimal untuk setiap
kegiatan pembelajaran berupa nilai plus.
- Pendidik menyampaikan kekurangan – kekurangan
peserta didik selama presentasi berlasung, sebagai
perbaikan agar kedepannya presentasi lebih baik.
- Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya dan
menginstruksikan peserta didik untuk menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan pada pertemuan
selanjutnya.
- Pendidik menanyakan kembali kepada peserta didik
mengenai pelajaran yang telah dilaksanakan.
- Jika peserta didik tidak mempunyai masalah maka
pendidik meminta kepada salah seorang peserta
didik (ketua kelas) untuk memimpin doa sesudah
belajar
- Pendidik merapikan semua barang barangnya
kemudian mengucapkan salam dan bergegas
meninggalkan kelas.

Besaran Dalam Kehidupan 390


C. KUNCI JAWABAN LKPD

LKPD 01
1. Aturan – aturan yang harus diperhatikan dalam penulisan
angka penting:
a. Semua angka bukan nol merupakan angka Penting
b. Semua angka nol yang posisinya di antara angka – angka
bukan nol adalah angka penting
c. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol
yang terakhir dan dibelakang tanda decimal adalah
angka penting

Besaran Dalam Kehidupan 391


d. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang
pertama adalah bukan angka penting
e. Angka nol yang terletak pada deretan akhir sebuah
bilangan yang besar atau sama dengan 10 termasuk
angka penting, kecuali jika angka sebelumny di beri
garis bawah. Maka angka penting berakhir pada angka
yang diberi garis bawah, dan angka selanjutnya bukan
angka penting.
2. Misalnya:
a. 123.459
b. 2.188
3. Aturan angka penting yang cocok yaitu aturan bagian b pada
jawaban nomor 1
a. 4 angka penting
b. 5 angka penting
c. 8 angka penting
4. Aturan angka penting yang cocok yaitu aturan bagian c pada
jawaban nomor 1
a. 7 angka penting
b. 2 angka penting
5. Aturan angka penting yang cocok yaitu aturan bagian d pada
jawaban nomor 1
a. 3 angka penting
b. 1 angka penting

Besaran Dalam Kehidupan 392


6. Aturan angka penting yang cocok yaitu aturan bagian d pada
jawaban nomor 1
a. 5 angka penting
b. 4 angka penting
c. 3 angka penting
LKPD (02) 1

1. Untuk panjang, lebar, dan tinggi balok tergantung dari balok


dan silinder berongga yang diukur oleh peserta didik , dan
disediakan oleh Lab, namun sebelumnya pendidik mengukur
panjang, lebar, tinggi balok dan diameter dalam luar silinder
berongga sebelum peserta didik mengukurnya.
LKPD (02) 2

1. Untuk massa silinder berongga dan balok sama halnya pada


LKPD (02) 1 dimana tergantung dari alat yang digunakan
oleh setiap kelompok peserta didik atau alat yang disediakan
olah Lab
LKPD (03)

1. Untuk menentukan volume benda dari hasil pengukuran


yang telah dilakukan, maka dilakukan rambat ralat seperti
berikut ini:
1. terlebih dahulu analisis panjang lebar dan tinggi balok
yang diperoleh
p1=… mm

Besaran Dalam Kehidupan 393


p2=… mm
p3=… mm
p1 + p2 + p3
ṕ=¿ =¿ ...... mm
3
p∨¿=¿
.... mm
δ 1=¿ p 1 – ´¿
p∨¿=… mm
δ 2=¿ p2 – ´¿
p∨¿=… mm
δ 3=¿ p3 – ´¿
δ max=∆ p=… mm
∆p …mm
KR= x 100% = x 100%
ṕ … .mm
= .... % (AP)
HP=| ṕ ± ∆ p|mm=¿ ¿ … ± …∨mm
Begitupun juga untuk lebar, tinggi balok serta diameter
luar dan dalam silinder berongga
2. Sehingga memperoleh pengolahan data untuk Volume
P = ....mm
l = ....mm
t = ....mm
∆p = .... mm
∆l = .... mm
∆t = .....mm

Besaran Dalam Kehidupan 394


V = (.... x ....x .....) mm3
V = ...... mm3

∆V= |…… .mm


.mm … mm ….. mm |
+
… mm ….. mm
+ ×… .. mm 3

∆ V =|… .+…+ …|… ..mm 3


∆ V =|… .|… … mm3
3
∆ V =… mm
… . mm3
KR= ×100 =… . ( AP)
… ..mm 3
HP=|… . ± …| x 102 mm3
2. Untuk menentukan massa jenis benda dari hasil pengukuran
yang telah dilakukan, maka dilakukan rambat ralat seperti
berikut ini:
1. Tentukan terlebih dahulu massa
m1=… gr
m2=… gr
m3=… gr
m1 +m2 +m3
ḿ=¿ =¿ ...... gr
3
m∨¿=¿
.... gr
δ 1=¿ m1 – ¿´
m∨¿=… gr
δ 2=¿ m2 – ´¿

Besaran Dalam Kehidupan 395


m∨¿=… gr
δ 3=¿ m 3 – ¿´
δ max=∆ m=… gr
∆m … gr
KR= x 100% = x 100%
ḿ … . gr
= ... % (AP)
HP=|ḿ ± ∆ m| gr=¿ |… ± …| gr
2. Tentukan massa jenis dengan mengolah data antara massa
dengan volume benda yang diperoleh
m
ρ=
V
−1
ρ=mV

∆ ρ= |∂∂mρ |∆ m+|∂∂ vρ|∆V


∆ ρ= | ∂(mV −1 )
∂m | |
∆ m+
∂ (mV −1 )
∂V
∆V |
−1 −2
∆ ρ=¿ v ∆ m+ m v ∆ v∨¿

ρ mV |
∆ ρ V −1 ∆ m mV −2 ∆ V
= −1
+
mV
−1 |
ρ |
∆ ρ ∆m ∆V
=
m
+
V |
∆ ρ=|
V |
∆m ∆V
+ ρ
m
∆ρ
KR= x 100
ρ
Besaran Dalam Kehidupan 396
HP=ρ=| ρ ± ∆ ρ| satuan

D. KUNCI JAWABAN EVALUASI

A. Pilihan Ganda
1. B 7. A
2. D 8. D
3. E 9. D
4. C 10. D
5. B 11. C
6. B 12. B
B. Esai
1.

Besaran Dalam Kehidupan 397


.

2. kg = satuan besaran massa,


m = satuan besaran panjang
s = satuan besaran waktu.
Jadi Gaya diturunkan dari besaran massa, panjang dan
waktu
3. Panjang meja 1,5 meter
Panjang = besaran
1,5 meter = nilai besaran
Meter = satuannya
4. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari
besaran pokok, sedangkan besaran pokok yaitu besaran
yang satuannya telah ditentukan lebih dahulu berdasarkan
kesepakatan
5. Besaran pokok adalah massa, waktu, panjang dan kuat
arus, suhu besaran turunan adalah luas, volume dan
massa jenis, gaya, tekanan

Besaran Dalam Kehidupan 398


6. Contoh satuan tidak baku : Panjang diukur dengan satuan
depa, hasta, jengkal
Contoh satuan baku : panjang diukur denngan satuan km,
m, cm
7. a. 1500 cm = 1.500 x 1/100 m = 15 m
b. 2.000 g = 2.000 x 1/1.000 kg = 2 kg

8. a. 1,5 jam = 1,5 x 60 meit = 90 menit


b. 30.000 cm3
9. 8,5 jam x 60 menit x 60 detik = 30.600 jam
10. Gaya adalah besaran dan newton adalah satuannya
besaran merupakan segala sesuatu yang diukur, satuan
yaitu pembanding dalam pengukuran.

BUKU SISWA

1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu benda
dengan besaran lain yang sejenis yang dipergunakan sebagai
satuannya, alat pembanding itulah yang dinamakan dengan
alat ukur. Pengukuran supaya memiliki ketelitian
pengukuran dan ketepatan dalam pengukuran, harus
digunakan alat yang sudah diakui secara internasional juga

Besaran Dalam Kehidupan 399


sudah ditera ketepatan (akurasi) serta ketelitian (presisi).
Misalnya bila kita akan mengukur panjang meja maka harus
digunakan mistar jangan menggunakan jari tangan apabila
akan mengukur suhu air harus menggunakan termometer
tidak boleh dengan ujung jari yang menunjukkan panas
dingin atau hangat.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau
observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui
panca indera. karena itu pengukuran merupakan bagian yang
sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep
fisika. Pengukuran dilakukan langsung untuk mengetahui
kuantitas besaran-besaran fisika seperti yang sudah dibahas
dalam besaran dan pengukuran
Salah satu alat ukur yakni:

Gambar40. Jangka sorong


Pengukuran juga dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan sederhana dan penting dalam kehidupan kita, bukan
hanya dalam pelajaran fisika tapi dalam kehidupan sehari-

Besaran Dalam Kehidupan 400


hari. Pengukuran sangat diperlukan oleh pedagang sayur
ketika akan menjual bawang harus menimbang bawang yang
akan dijualnya atau pedagang kain harus mengukur kain
yang akan dijualnya.
Demi ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi)
maka diperlukan alat ukur yang sudah diakui secara
Internasional karena kalau pengukuran dengan
menggunakan anggota tubuh (kualitatif) misalnya jari seperti
contoh di atas tentu tidak akurat dan berubah-ubah.
Presisi adalah derajat kepastian hasil suatu
pengukuran sedangkan akurasi menunjukan seberapa tepat
hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi
bergantung pada alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran. Umumnya semakin kecil pembagian skala
suatu alat semakin teliti (pesisi) hasil pengukuran alat
tersebut.
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa pengukuran merupakan suatu proses ilmiah yang
dilakukan sehingga dapat memperoleh data berupa
kuantitatif dan kualitatif.
2. Besaran Fisika dan Satuan
a. Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok,
dan Besaran Turunan
Di dalam pembahasan sehari-hari yang dimaksud
dengan berat badan adalah massa, sedangkan dalam
Besaran Dalam Kehidupan 401
fisika pengertian berat dan massa berbeda. Berat badan
dapat di tentukan dengan menggunakan alat timbangan
berat badan. Misalnya, setelah ditimbang berat badan
sebesar 50 kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi
atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat di
ukur dan dapat dinyatakan dengan angka dan satuan.
Panjang dan massa merupakan besaran fisika. Jadi,
besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda
yang dinyatakan secara kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-
besaran yang bukan besaran fisika, misalnya perasaan
sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat
diukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka dan
satuan, maka perasaan bukan besaran fisika. Besaran
fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran
pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun,
besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari
besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya
bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku
universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat.
Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960
melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem
satuan yang digunakan dalam dunia pendidikan dan
Besaran Dalam Kehidupan 402
pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang
dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS
(Meter Kilogram Second) yang disebut sistem
internasional atau disingkat SI dan sistem metrik
kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta
dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel berikut:
Tabel Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik Tabel
beberapa contoh pengukuran
Satuan
Besaran Satuan
N0 Singkatan Sistem Singkatan
Pokok SI/MKKS
CGS
1 Panjang meter m centimeter cm
2 Massa kilogram kg gram g
3 Waktu detik s detik s
4 Suhu kelvin K Kelvin k
Kuat arus
5 ampere A stat ampere statA
listrik
Intensitas
6 candela Cd candela Cd
cahaya
7 Jumlah zat kilo mol kmol mol mol
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua
besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang datar
dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan
satuan steradian (sr).
Tabel. Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya

Besaran Dalam Kehidupan 403


Besaran Penjabaran dari Satuan dalam
N0
Turunan Besaran Pokok MKKS
1 Luas Panjang × Lebar m2
Panjang × Lebar ×
2 Volume m3
Tinggi
3 Massa Jenis Massa : Volume kg/m3
4 Kecepatan Perpindahan : Waktu m/s
5 Percepatan Kecepatan : Waktu m/s2
newton (N) =
6 Gaya Massa × Percepatan
kg.m/s2
7 Usaha Gaya × Perpindahan joule (J) = kg.m2/s2
watt =
8 Daya Usaha : Waktu
kg.m2/s3
9 Tekanan Gaya : Luas pascal (Pa) = N/m2
10 Momentum Massa × Kecepatan kg.m/s
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di
seluruh negara dan berguna untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Dapat
membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila
tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu
meter kubik.
b. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya
dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter,
atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah
meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama dengan
panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub

Besaran Dalam Kehidupan 404


utara ke khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah
batang meter standar dari campuran Platina-Iridium. Satu
meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada
batang ketika bersuhu 0ºC. Meter standar ini disimpan di
International Bureau of Weights and Measure di Sevres,
dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak
karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan kesulitan
dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena
itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah. Satu
meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali
panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh
atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu
lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional
tentang timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu
meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada
selang waktu 1/299792458 sekon. Kecepatan cahaya ini
digunakan karena nilainya dianggap selalu konstan.
c. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan
kilogram (kg). Pada mulanya para ahli mendefinisikan
satu kilogram sebagai massa sebuah silinder yang terbuat
dari bahan campuran Platina dan Iridium yang disimpan
di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian
Besaran Dalam Kehidupan 405
yang lebih baik, massa standar satu kilogram
didefinisikan sebagai massa satu liter air murni pada suhu
4ºC.
d. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik
atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu
dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya,
yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400 kali
satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam
= 24 x 60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari matahari
tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka pada tahun
1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik
adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-
133 untuk melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.
2. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai.
Penggunaan satuan suatu besaran harus tepat, sebab
apabila tidak sesuai akan berkesan janggal. Misalnya
seseorang mengatakan tinggi badannya 150ºC, orang lain
yang mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu
salah. Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu
badan orang yang sehat biasanya 36 meter, terdengar
janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan
dalam satuan yang sesuai dengan keinginan atau yang
Besaran Dalam Kehidupan 406
perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan
memerlukan dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan
dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon.
Untuk mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke
satuan yang lainnya diperlukan tangga konversi. Gambar
di bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa,
dan waktu, beserta dengan langkah-langkah
penggunaannya.

Gambar 41. Tangga konversi panjang, massa, dan waktu


3. Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem
Metrik
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal
satuan lainnya yang sering dipakai dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan
ons. Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi atau diubah
ke dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang

Besaran Dalam Kehidupan 407


ditentukan. Konversi besaran panjang menggunakan
acuan sebagai berikut:
f. 1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak
sampai ujung jari tangan orang dewasa).
g. 1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai
ujung jari kaki orang dewasa).
h. 1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari
tangan orang dewasa).
i. 1 inci = 2,54 cm
j. 1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan
satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa berlaku juga
sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem
Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai berikut.
f. 1 ton = 1000 kg
g. 1 kuintal = 100 kg
h. 1 slug = 14,59 kg
i. 1 ons (oz) = 0,02835 kg
j. 1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik atau sekon.
Contohnya sebagai berikut.
e. 1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
f. 1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
g. 1 jam = 3600 deti
Besaran Dalam Kehidupan 408
h. 1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem
awalan dari sistem MKS baik ke sistem makro maupun
ke sistem mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.

Tabel 3. Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang

Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem


mikro banyak berkembang dalam bidang teknolgi dewasa
ini, contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad

Besaran Dalam Kehidupan 409


renik seperti sel, virus, bakteriofage, dan DNA. Adapun
penelitian jagad makro menggunakan konversi sistem
makro karena objek penelitiannya mencakup wilayah lain
dari jagad raya, yaitu objek alam semesta di luar bumi.
4. Mengonversi Satuan Besaran Turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan
dari satuan besaran besaran pokok yang mendefinisikan
besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali
dijumpai satuan besaran turunan dapat berkembang lebih
dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang
berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis
dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Satuan
besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan
beberapa contoh di bawah ini.
i. 1 dyne = 10pangkat-5 newton
j. 1 erg = 10pangkat-7 joule
k. 1 kalori = 0,24 joule
l. 1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
m. 1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
n. 1 ml = 1 cm3 = 1 cc
o. 1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
p. 1 gauss = 10pangkat-4 tesla
5. Aturan Angka Penting dan Notasi Ilmiah
Angka penting adalah semua angka yang
diperoleh dari hasil pengukuran. Angka penting terdiri
Besaran Dalam Kehidupan 410
dari atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang
diragukan) sesuai dengan alat ukur yang digunakan.

Gambar 42. Pengukuran yang membutuhkan angka


taksiran
Misalnya panjang benda yang diukur ditunjukan
seperti gambar 12. Pada gambar tersebut, tampak bahwa
ujung benda terletak diantara angka 11,44 cm dan 11,45
cm. Sehingga, kita akan menyatakan bahwa panjang
benda yang mendekati kebenaran adalah 15,45 cm. angka
terakhir, yakni angka 6 adalah angka perkiraan (taksiran),
karena angka ini tidak terbaca pada skala mistar.
6. Aturan angka penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 836,5 gr memiliki empat angka penting.
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan
nol termasuk angka penting.
Contoh: 75,006 Kg memiliki lima angka penting
c. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu,
maka angka nol setelah angka bukan nol termasuk
angka penting.
Besaran Dalam Kehidupan 411
Contoh: 0,0060 m memiliki dua angka penting
d. Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu,
maka angka nol sebelum angka bukan nol tidak
termasuk angka penting.
Contoh: 0,006 m memiliki satu angka penting
e. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan
seterusnya yang memiliki angka nol harus ditulis
dalam notasi ilmiah. Angka-angka pada notasi
ilmiah merupakan angka penting.
Contoh: 8900 gr ditulis menjadi 8,9 x 103 gr
memiliki dua angka penting
7. Aturan Pembulatan Angka
Ketika angka-angka ditiadakan dari suatu
bilangan, nilai dari angka terakhir yang dipertahankan
ditentukan dengan suatu proses yang disebut pembulatan
bilangan. Aturan pembulatan bilangan tersebut, antara
lain:
a. Angka-angka yang lebih kecil daripada 5
dibulatkan ke bawah
b. Angka-angka yang lebih besar daripada 5
dibulatkan ke atas
c. Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5
adalah ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka
sebelum angka 5 adalah angka genap.
Operasi-operasi dalam angka penting
Besaran Dalam Kehidupan 412
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan
Dalam melakukan operasi penjumlahan
atau pengurangan, maka hasilnya hanya boleh
mengandung satu angka taksiran (angka terakhir
dari suatu bilangan penting).
Contoh 1:
35,572 2 angka taksiran
2,2626 + 8 angka taksiran
37,8346
4 dan 6 merupakan angka taksiran,
sehingga hasil penjumlahan ditulis 37,835
disesuaikan dengan atuan pembulatan.
Contoh 2:
385,617 7 angka taksiran
13,2 – 2 angka taksiran
372,417
4 dan 7 merupakan angka taksiran,
sehingga hasil penjumlahan ditulis 372,42
disesuaikan dengan atuan pembulatan.
c. Operasi perkalian dan pembagian
Dalam operasi perkalian atau pembagian,
maka hasilnya hanya boleh memiliki angka penting
sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya
paling sedikit.
Contoh 1:
Besaran Dalam Kehidupan 413
34,231 mengandung lima angka penting
0,250 x mengandung tiga angka penting
8,557750
Penulisan hasil perkalian hanya boleh
mengandung tiga angka penting, sehingga hasil
perkalian 8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka
penting).
Contoh 2:
46,532 mengandung 5 angka penting
200 : mengandung 1 angka penting
0,2326
Hasil pembagian hanya boleh mengandung
satu angka penting, sehingga hasil perkalian
0,2326 ditulis 0,2
Notasi Ilmiah adalah cara untuk menuliskan
sebuah bilangan dalam bentuk pangkat dari sepuluh.
Dengan kata lain, bilangan dituliskan dalam bentuk
a × 10n
dimana a adalah sebuah bilangan riil yang
memenuhi syarat 1 ≤ |a| < 10 dan n adalah sebuah
bilangan bulat. a disebut sebagai signifikan dan n disebut
sebagai eksponen.
Notasi Ilmiah atau bentuk baku ini digunakan
untuk menuliskan bilangan yang sangat besar. atau
bilangan yang sangat dekat dengan nol. Tepatnya yaitu
Besaran Dalam Kehidupan 414
diantara 0 dan 1 atau diantara 0 dan –1. Tujuannya yaitu
agar penulisan angka tersebut lebih ringkas. Bagaimana
kita mau menuliskan angka yang sangat panjang.
misalnya 1230000000000 dan 0.0000000827.
Perhatikan bahwa nilai absolut dari a harus paling
kecil adalah 1 dan kurang dari 10, sehingga 0,34 × 102
dan -11,23 × 104 bukan merupakan notasi ilmiah.
Contoh penulisan bilangan dengan notasi ilmiah
i. 1234 dituliskan sebagai 1,234 × 103
j. -0,000023 dituliskan sebagai -2,3 × 10-5
k. 50000000 dituliskan sebagai 5 × 107
l. 87120000000 dituliskan sebagai 8,712 x 1010.
m. 90000000000000000 dituliskan sebagai 9 x 1016.
n. 453000000000000 dituliskan sebagai 4,53 x 1014.
o. 536500000000000 dituliskan sebagai 5,365 x 1014.
p. 10230000000000 dituliskan sebagai 1,023 x 1013.
Jika bilangan tersebut sangat kecil (diantara
0 dan 1 atau diantara -1 dan 0), maka yang harus
lakukan adalah menggeser tanda koma ke kanan sampai
pada bilangan bukan nol yang terdekat. Banyaknya
pergeseran adalah sama dengan n dikalikan dengan
negativ 1. Langsung saja perhatikan contoh berikut ini :
0,0000025 dituliskan sebagai a x 10n

Besaran Dalam Kehidupan 415


Pertama, menggeser tanda koma tersebut kea rah
kanan sampai bertemu dengan angka tak nol yang
terdekat.
h. 0,0000025 (angka semula)
i. 00,000025 (pergeseran pertama)
j. 000,00025 (pergeseran kedua)
k. 0000,0025 (pergeseran ketiga)
l. 00000,025 (pergeseran keempat)
m. 000000,25 (pergeseran kelima)
n. 0000002,5 (pergeseran keenam)
Sehingga didapatkan n = -6. Dan a = 2,5. Dalam
bentuk baku dapat dituliskan 2,5 x 10-6.
Contoh yang lain :
e. 0,0301 dituliskan sebagai 3,01 x 10-2
f. 0,000000102 dituliskan sebagai 1,02 x 10-7
g. 0,009279 dituliskan sebagai 9,279x 10-3
h. 0,0000000000012 dituliskan sebagai 1,2 x 10-12
Notasi pangkat ini biasanya digunakan untuk
mengukur jarak-jarak pada ruang angkasa yang jaraknya
sangat jauh. Atau juga digunakan dalam sebuah ukuran
mikroba yang sangat kecil.
8. Ketepatan dan Ketelitian
Di dalam pengukuran umumnya dibutuhkan suatu
instrumen dan diperlukan:

Besaran Dalam Kehidupan 416


a. Untuk menentukan suatu besaran (kuantitas) atau
variabel.
b. Membantu peningkatan ketErampilan manusia dan
dalam banyak hal memungkinkan seseorang untuk
menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak
diketahui, karena tanpa bantuan instrumen manusia
tidak dapat menentukannya.
Untuk menggunakan instrumen–instrumen secara
cermat:
a. Diperlukan pemahaman untuk memahami prinsip-
prinsip kerjanya.
b. Mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut
sesuai untuk pemakaian yang sudah ditentukan
Istilah-Istilah Yang Digunakan Dalam
Pengukuran
a. Instrumen: sebuah alat untuk menentukan nilai atau
kebesa- ran suatu kuantitas atau variabel.
b. Ketelitian/accuracy: harga terdekat dengan mana
suatu pembacaan instrumen mendekati sebenarnya
dari variabel yang diukur.
c. Ketepatan/precision: suatu ukuran kemampuan
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama.
Dengan memberikan suatu presisi merupa- kan suatu
ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil
pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang
Besaran Dalam Kehidupan 417
dilakukan secara berurutan harga tertentu untuk
sebuah variabel.
d. Sensitivitas/sensitivity: perbandingan antara sinyal
keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan
masukan atau varia-bel yang diukur.
Sensitivitas/kepekaan merupakan rasio atau
perbandingan antara keluaran dan masukan.
e. Resolusi/resolution: perubahan terkecil dalam nilai
yang diukur kepada mana instrumen akan memberi
respons.
f. Kesalahan/error: penyimpangan variabel yang
diukur dari harga/nilai yang sebenarnya
Untuk mengukur suatu besaran fisika, Anda dapat
menggunakan satu instrumen atau lebih. Dalam
menggunakan instrumen, Anda harus dapat memilih dan
merangkai alat ukur atau instrumen tersebut dengan
benar. Selain itu, Anda juga dituntut untuk dapat
membaca nilai atau skala yang ditunjukkan oleh
instrumen dengan benar. Dengan memilih alat yang
sesuai, merangkai alat dengan benar dan cara membaca
skala dengan benar, Anda dapat meminimalkan kesalahan
dalam pengukuran.

Besaran Dalam Kehidupan 418


LEMBAR EVALUASI

PENGUKURAN DAN BESARAN

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Berdasarkan gambar tersebut, Volume batu yang dicelupkan


kedalam tabung adalah.....
a. 40 ml
b. 30 ml
c. 20 ml
d. 10 ml
e. 5 ml

Besaran Dalam Kehidupan 419


2. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter
dalam 1,6 mm dan diameter luar 2,1 mm. Alat yang tepat
untuk mengukur diameter dalam pipa tersebut adalah....
a. Mistar
b. Altimeter
c. Micrometer
d. Jangka Sorong
e. Amperemeter
3. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi
panjang masing – masing 12,73 cm dan 6,5 cm. Menurut
aturan penulisan angka penting, Luas bidang tersebut
adalah.....
a. 82,74 cm2
b. 82,745 cm2
c. 82,75 cm2
d. 82,8 cm2
e. 83 cm2
4. Luas bujur sangkar adalah 26,5 cm2, maka panjang salah satu
sisinya adalah
a. 5,1478 cm
b. 5,148 cm
c. 5,15 cm
d. 5,2 cm
e. 5,1 cm
5. Seorang peserta didik mengukur diameter sebuah lingkaran
hasilnya adalah 8,50 cm. Keliling lingkarannya dituliskan
menurut aturan angka penting adalah ...... (п = 3,14).
a. 267 cm
b. 26,7 cm
c. 2, 67 cm
d. 0,267 cm
e. 0,0267 cm
6. Perhatikan gambar berikut!

Besaran Dalam Kehidupan 420


Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter
tabung menggunakan jangka sorong. Berdasarkan gambar
tersebut hasil yang benar adalah.....

a. 5,70 cm
b. 5,75 cm
c. 5,76 cm
d. 5,86 cm
e. 6,30 cm

7. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong.


Skala yang ditunjukkan dari hasil pengukuran tampak pada
gambar. Besarnya hasil pengukuran adalah....

a. 3,19 cm
b. 3,14 cm
c. 3,10 cm
d. 3,04 cm
e. 3,00 cm
8. Gambar berikut menampilkan hasil pengukuran micrometer
terhadap sebuah diameter bola logam kecil, maka nilai yang
ditunjukkan adalah :

Besaran Dalam Kehidupan 421


a. 8,12 mm
b. 8,50 mm
c. 8,52 mm
d. 8,62 mm
e. 8,52 mm
9 . Satuan dari beberapa besaran-besaran dibawah ini yang benar
adalah...
a. Massa satuannya Newton
b. Berat satuanna Kilogram
c. Massa jenis satuannya Newton/m2
d. Tekanan satuannya Paskal
10 . Dimensi ML-1T-2 menyatakan dimensi....
a. Gaya
b. Energi
c. Daya
d. Tekanan
e. Volume
11. Rumus dimensi Momentum adalah.....
a. MLT3
b. ML-1T-2
c. MLT-1
d. ML-2T-2
e. Ml-1T
12. Sebuah benda ketebalannya diukur dengan micrometer sekrup
seperti pada gambar. Hasil pengukuran ketebalan benda
adalah

Besaran Dalam Kehidupan 422


a. 2,97 mm
b. 2,47 mm
c. 2,03 mm
d. 1,97 mm
e. 1,47 mm

Soal Essay Besaran dan Satuan


1. Sebutkan 7 contoh besaran pokok dan satuanya!
2. Apabila diketahui satuan gaya sebesar Kg m/s2, maka gaya ini
diturunkan dari besaran ...
3. Hasil pengukuran panjang meja yaitu 1,5 meter. Tentukan
mana yang dinamakan dengan besaran, nilai besaran dan
satuanya!
4. Jelaskan perbedaan besaran Pokok dan turunan!
5. Perhatikan data berikut ini! Massa, volume, waktu, massa
jenis luas, tekanan, panjang kuat arus, suhu, gaya.
Berdasarkan data tersebut, kelompokkan yang termasuk
besaran pokok dan besaran turunan
6. Sebutkan contoh satuan tidak baku dan satuan baku untuk
besaran panjang?
7. Konversikan satuan berikut ini!
a. 1.500 cm = ... m
b. 2000 gram =........kg
8. Konversikan satuan di bawah ini!
a. 1,5 jam = ... menit
b. 30 l = ....... cm3
9. Mudawam bekerja dalam sehari 8, 5 jam, apabila diubah
dalam secon maka Mudawam bekerja selama!
10.Putri memberikan gaya pada meja 20 N. Berdasarkan kasus
tersebut, jelaskan mana yang merupakan besaran dan satuan!

Besaran Dalam Kehidupan 423


LEMBAR PENILAIAN

A. Penilaian
1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk Instrumen


Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan
Rubrik
Tes Tertulis Pilihan Ganda dan Uraian
Tes Eksperimen Uji Praktikum Kerja dan Rubrik
Laporan Percobaan Panduan Penyusunan Portofolio
Keterampilan Berdiskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Lembar pengamatan sikap

N Aspek yang dinilai 5 4 3 2 1 Keterangan


o.
1 Menghayati dan
mengamalkan serta
mensyukuri
anugerah yang
telah diberikan oleh
Allah Swt sehingga
mampu belajar
dengan giat

Besaran Dalam Kehidupan 424


2 Menumbuhkan rasa
ingin tahu yang
sangat tinggi pada
suatu materi
3 Menunjukkan
keseriusan,
ketekunan, dan rasa
tanggung jawab
dalam belajar
maupun individu
atau kelompok
4 Menumbuhkan
sikap saling
menghargai satu
sama lain terutama
saat diskusi
Rubrik pengamatan sikap

a. 5 = Siswa selalu konsisten memperlihatkan perilaku


yang ada pada indikstor
b. 4 = siswa konsisten memperlihatkan perilaku yang ada
pada indicator
c. 3 = siswa mulai konsisten memperlihatkan perilaku
yang ada pada indicator
d. 2 = siswa kurang konsisten memperlihatkan perilaku
yang ada pada indikator.
e. 1 = siswa sangat kurang memperlihatkan perilaku
yang ada pada indikator.
b. Penilaian pemahaman konsep

Besaran Dalam Kehidupan 425


Soal uraian pada RPP
Rubrik penilaian tes uraian
1. Penilaian pemahaman konsep
a. Jumlah soal : 6 butir soal
b. Bobot soal : lihat tabel
c. Skor ideal : 100
No. Skor
Hasil Pengerjaan Soal Skor
soal Maksimal
a. Mengerjakan aturan aturan
penulisan angka penting 25
secara lengkap dengan
benar
b. Mengerjakan aturan aturan
1. penulisan angka penting 15 25
sebagian namun mendekati
c. Mengerjakan aturan aturan
penulisan angka penting 5
namun salah
d. Tidak memberikan jawaban 0
2. a. Menyebutkan aturan yang 15
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai 15
angka penting yang diminta
dengan benar
b. Menyebutkan sebagian
aturan yang sesuai, dan
menuliskan contoh data 10
yang sesuai angka penting
yang diminta benar
c. Menyerbutkan aturan yang 2
sesuai, dan menuliskan

Besaran Dalam Kehidupan 426


contoh data yang sesuai
angka penting yang diminta
salah
d. Tidak menjawab 0
a. Menyebutkan aturan yang
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai 15
angka penting yang diminta
dengan benar
b. Menyebutkan sebagian
aturan yang sesuai, dan
menuliskan contoh data 10
3. 15
yang sesuai angka penting
yang diminta benar
c. Menyerbutkan aturan yang
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai 2
angka penting yang diminta
salah
d. Tidak memberikan jawaban 0
4. a. Menyebutkan aturan yang 15
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai 15
angka penting yang diminta
dengan bena
b. Menyebutkan sebagian
aturan yang sesuai, dan
menuliskan contoh data 10
yang sesuai angka penting
yang diminta benar
c. Menyerbutkan aturan yang 2
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai

Besaran Dalam Kehidupan 427


angka penting yang diminta
salah
d. Tidak memberikan jawaban 0
a. Menyebutkan aturan yang
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai 15
angka penting yang diminta
dengan benar
b. Menyebutkan sebagian
aturan yang sesuai, dan
menuliskan contoh data 10
5. yang sesuai angka penting 15
yang diminta benar
c. Menyerbutkan aturan yang
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai
2
angka penting yang diminta
salah Mengerjakan soal dan
b namun jawabannya salah
d. Tidak memberikan jawaban 0
6. a. Menyebutkan aturan yang
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai 15
angka penting yang diminta
dengan benar
b. Menyebutkan sebagian
aturan yang sesuai, dan
menuliskan contoh data 10
yang sesuai angka penting
yang diminta benar
c. Menyerbutkan aturan yang 2
sesuai, dan menuliskan
contoh data yang sesuai

Besaran Dalam Kehidupan 428


angka penting yang diminta
salah Mengerjakan soal dan
b namun jawabannya salah
e. Tidak memberikan jawaban 0
Jumlah skor total uraian 100

Nilai akhir = Total skor akhir

c. Penilaian Unjuk Kerja


- Pengukuran besaran menggunakan Jangka sorong
dan Neraca Ohaus
Skor criteria/Aspek
Proses Laporan Total
Kelompok Perencanaa
praktiku praktiku Skor
n bahan/alat
m m
1
2
3
4
5

Rubrik Pengamatan
No Aspek yang
Rubrik
dinilai
1. Perencanaan 3: menunjukkan esiapan bahan
bahan/alat dan alat praktikum serta
kesiapan memulai praktikum
2: menunjukkan kesiapan bahan
dan alat praktikum namun

Besaran Dalam Kehidupan 429


tidak menunjukkan kesiapan
memulai praktikum
1:menunjukkan ketidaksiapan
bahan dan alat yang akan
digunakan dan ketidaksiapan
memulai praktikum
2. Proses praktikum 3:menunjukkan sikap antusias
dan mampu bekerja sama
dengan teman sekelompok
selama praktikum
2:menunjukkan sikap antusias
tetapi tidak memiliki gairah
bekerja sama dengan teman
kelompok
1: tidak menunjukkan sikap
antusias dan tidak mampu
bekerja sama dengan
kelompok
3. Laporan 3: bersungguh - sungguh dalam
praktikum menyelesaikan tugas yang
hasil terbaik, dan berupaya
selesai tepat pada waktunya
2: berupaya menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya namun
bukan hasil terbaiknya

Besaran Dalam Kehidupan 430


1: tidak bersungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas
dengan baik dan tidak
berupaya tepat waktu.

e. Penilaian Diskusi dan presentasi


Skor criteria/Aspek
Kemampua Total
Nama Kelengkapa Kemampua
n menjawab Skor
n materi n presentasi
pertanyaan
1
2
3
4
5

Rubrik Penilaian
No Aspek yang
Rubrik
dinilai
1. Kelengkapan 3 :Materi yang disajika pada
materi power point lengkap dan tepat
2 :Materi yang disajikan tidak
lengkap namun sesuai
1 : Materi yang ditampilkan tidak
lengkap dan tidak sesuai
2. Kemampuan 3:Mengusai materi dan
presentasi menyampaikannya dengan
baik

Besaran Dalam Kehidupan 431


2 :Menguasai materi tetapi tidak
bisa menyampaikannya
dengan benar
1: Tidak menguasai materi dan
tidak dapat menyampaikannya
dengan benar
3. Kemampuan 3: Menjawab pertanyaan dengan
menjawab benar dan sesui dengan
pertanyaan pertanyaan yang diajukan
2: Menjawab pertanyaan dengan
sesuai namun tidak lengkap
1: tidak mampu menjawab
pertanyaan dengan benar dan
tepat.

f. Penilaian portofolio
Macam Portofolio
Jumlah skor
praktikum Laporan
makalah

kelompok Laporan
rangkuman Kulitas

N
Nilai

KI/KD/PI Waktu
o

Besaran Dalam Kehidupan 432


Catatan:
1. PI : Penvapaian Indikator
2. Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam
satu file sebagai bukti pekerjaan yang masuk dalam
portofolio.
3. Skor menggunakan rentang antara 0 – 10 atau 10 –
100
4. Penilaian portofolio dilakukan dengan sistem
pembobotan sesaui tingkat kesulitan dalam
pembuatannya.

Besaran Dalam Kehidupan 433


DAFTAR PUSTAKA

Abbas, I. (2014). Etnopedagogik Etnik Bugis


Makasar; Studi Penelusuran Nilai-Nilai
Pedagogik pada Naskah Lontaraq sebagai

Besaran Dalam Kehidupan 434


Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan
IPS di Sekolah. Disertasi Doktor Sekolah
Pascasarjana Program Pendidikan IPS
Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung: Tidak dipublikasikan.
Alwasilah, A. C., et.al. (2009). Etnopedagogi:
Landasan Praktik Pendidikan dan
Pendidikan Guru. Bandung: Kiblat Buku
Utama.
Ary H. Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Giantcoli, Dounglas C. (2001). Fisika Edisi kelima
jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://chaidirsyamsul.blogspot.co.id/2016/12/kear
ifan-lokal-suku-bugis-di-sulawesi.html
diakses pada tanggal 23 Agustus 2017.
https://alljabbar.wordpress.com/2008/03/05/besar
an-dan-satuan/ Diakses paada tanggal 27
Agustus 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa Diakses pada
tanggal 30 Agustus 2017.
https://www.scribd.com/doc/12765583/Sejarah-
Fisika-Suhu-Dan-Kalor Diakses pada
tanggal 30 Agustus 2017.

Besaran Dalam Kehidupan 435


https://id.wikipedia.org/wiki/Arus_listrik Diakses
pada tanggal 30 Agustus 2017
http://www.dosenpendidikan.com/dimensi-
besaran-pengertian-fungsi-rumus-contoh/
Diakses pada tanggal 3 september 2017
http://chiechiesaskya.blogspot.co.id/p/sejarah-
satuan-besaran-pokok.html Diakses pada
tanggal 9 september 2017
http://solusipengukurandigital.tumblr.com/post/13
1665662329/macam-macam-alat-ukur-
cahaya-berserta Diakses paada tanggal
11 september 2017
http://sicphisic.blogspot.co.id/2012/12/ketelitian-
pengukuran-dan-ketepatan.html Diakses
pada tanggal 11 september 2017
https://nezfine.wordpress.com/2010/05/05/penger
tian-spiritual/ Diakses pada tanggal 24
september 2017
http://www.rodajaman.net/2013/03/pengertian-
kompetensi-inti-dan.html diakses pada
tanggal 26 september 2017
http://www.infolaborat.com/2017/09/cara-
menggunkan-termometer-alkohol.html
diakses pada tanggal 28 oktober 2017

Besaran Dalam Kehidupan 436


https://brainly.co.id/tugas/6423304 Diakses pada
tanggal 28 Oktober 2017
https://www.scribd.com/doc/180670427/Pengertia
n-Strategi-Pembelajaran-Menurut-Para-
Ahli-doc Diakses pada tanggal 22
November 2017
Https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/meto
de-pembelajaran-discovery-penemuan/
Diakses pada tanggal 22 november 2017
http://www.mubarak.link/2016/05/kegiatan-kelas-
sebagai-sistem-sosial.html Diakses pada
tanggal 7 desember 2017
http://www.nomifrod.com/2016/12/penjelasan-
tentang-4-teknik-penilaian-
keterampilan.html Diakses pada tanggal
9 Desember 2017
Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Sinar Baru.
Rahmawati. (2015). “Integrasi Nilai Buadaya
Siri’dan Passe/Pacce Masyarakat Bugis-
Makassar dalam pembelajaran IPA”. Jurnal
Pendidikan Nusantara Indonesia.

Besaran Dalam Kehidupan 437


Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung:
Rajawali Pers.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
Aksara.
Subagya, Hari, Dkk.(2012) “Buku Guru Fisika
SMA/MA Kelas X”. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 1998. Pengelolaan Kelas dan
Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif.
Jakarta: PT. Rineka Cipta./
Syaiful Bahri dan Aswan Zain Djamarah. 2002.
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Syarifudin, Dkk. 2011. “Buku Super SMA Jilid
dua”. Tanggeran Selatan: Scientific Press.

Besaran Dalam Kehidupan 438


BIOGRAFI

Penulis bernama lengkap Ahmad


Risal Patappa. Biasa dipanggil
Ahmad dan biasa dipanggil Risal.
Beliau lahir di Palopo, 16 November
1997. Beliau adalah anak kedua
dari tiga bersaudara. Ayah beliau
bernama Ilyas dan ibunya bernama
Nuriati B. Ayah beliau bekerja sebagai seorang
wiraswasta. Sedangkan ibu beliau bekerja sebagai
pegawai negeri sipil(PNS). Beliau mempunyai satu
adik laki laki yang bernama Abdillah Patappa, dan
satu kakak laki-laki yang bernama adriansyah
Patappa. jarak umur mereka terpaut 4 tahun.
Keluarga beliau bertempat tinggal di Jl.Merpati 1
Perumnas Palopo Sulawesi Selatan .
Pada tahun 2002, beliau mulai memasuki jenjang
pendidikan pada usia 4 tahun,yaitu di Taman Kanak-
kanak Rampoang yang berada di Perumnas Palopo
Sulawesi Selatan. Beliau menempuh pendidikan TK
Besaran Dalam Kehidupan 439
selama 1 tahun dan melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi yaitu
di SDN 484 Salupikung Palopo
Sulawesi Selatan selama 6 tahun.
Kemudian beliau melanjutkan
pendidikan yaitu sekolah
menengah pertama (SMP) di SMPN
8 Palopo Sulawesi Selatan. Setelah
lulus, beliau melanjutkan ke jenjang lebih tinggi
sekolah menengah pertama (SMA) di SMAN 2 Palopo
Sulawesi selatan. Cita cita beliau menjadi seorang
Dosen, setelah lulus SMA, beliau melanjutkan
pendidikannya hingga saat ini di Universitas Negeri
Makassar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, jurusan Fisika, prodi Pendidikan
(S1). Motto beliau yaitu “ Pantang menyerah dan
menjadi yang terbaik tanpa menjatuhkan orang
lain”
Nur Insana lahir di Gattareng kabupaten soppeng pada
tanggal 20 juli 1997, dari pasangan ayahanda Nure dan
ibunda Ida. Penulis pertama kali menempuh pendidikan di
SDN 146 Gattareng pada tahun 2003 dan selesai pada tahun
2009. pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 3 marioruwawo selesai pada tahun 2012.
Penulis kembali melanjutkan pendidikan di Madrasa Aliyah
Negeri 1 Watansoppeng selesai pada tahun 2015. Pada
tahun 2015 pula penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Besaran Dalam Kehidupan 440


jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar
program Strata satu (S1).

Besaran Dalam Kehidupan 441


Besaran Dalam Kehidupan 442
Besaran Dalam Kehidupan 443

Anda mungkin juga menyukai