NUR INSANA
KATA PENGANTAR
Telaah Kurikulum ii
mengikuti perkulihan Telaah Kurikulum Sekolah
Menengah, penulis mencoba mengungkapkan dan
memaparkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi
yang saya dapat.
Buku ini ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah
Telaah Kurikulum Sekolah Menengah dan juga membagi
pengetahuan mengenai teknologi digital selaku materi
penulis kepada seluruh masyarakat khususnya untuk peserta
didik sma.
Segala koreksi, saran, dan juga kritikan adalah penulis
harapkan, karena penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekeliruan dalam buku ini.
Harapan penulis, semoga dengan adanya buku ini bisa
mendatangkan banyak manfaat bagi pembaca.
Penulis
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Makna kompetensi inti 2
A. Makna Kompetensi Inti Spiritual 4
B. Makna Kompetensi Inti Sosial 5
C. Makna Kompetetnsi Inti Pengetahuan 7
D. Makna Kompetensi Inti Keterampilan 10
1.2 Pembelajaran Fisika Kearifan Lokal 11
BAB II PENGUKURAN 16
2.1 Pengertian Pengukuran 17
2.2 Besaran Fisika dan Satuan 19
A. PengertianBesaran dan Satuan 19
B. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu 36
C. Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik 37
D. Mengonversi Satuan Besaran dan Satuan 39
2.3 Aturan Angka Penting dan Notasi Ilmiah 40
A. Aturan Angka Penting 41
B. Aturan Pembulatan Angka 42
C. Operasi – operasi dalam angka Penting 42
D. Notasi Ilmiah 44
2.4 Ketepatan dan Ketelitian 46
Telaah Kurikulum iv
A. Istilah yang Digunakan dalam Pengukuran 47
BAB 3 DIMENSI KETERAMPILAN 64
3.1 Makna Dimensi Keterampilan 65
3.2 Penerapan Dimensi Keterampilan 67
3.3 Merancang Alat Pengukuran Modern 79
BAB 4 DIMENSI SPIRITUAL 90
4.1 Makna Pengukura dalam Dimensi Spiritual 91
A. Besaran Fisis 92
B. Ketelitian 93
C. Dimensi Ruang dan Waktu 94
BAB 5 DIMENSI SOSIAL 96
5.1 Makna Penfukuran dalam Dimensi Sosial 97
BAB 6 SISTEM SOSIAL 103
6.1 Pengertian Sistem Sosial 104
A. Sistem Sosial 104
B. Sistem Sosial Menurut Ahli 105
6.2 Fungsi Sistem Sosial 111
6.3 Tindakan Sosial 118
BAB 7 PRINSIP REAKSI 129
7.1 Sistem Pembelajaran 130
7.2 Pengertian Prinsip Reaksi 133
7.3 Karakteristik Peserta Didik 134
7.4 Prinsip Belajaran Terkait Proses Belajar 142
7.5 Prinsip Harus Dipegang Teguh Guru 157
7.6 Teori Belajar Piaget 159
Telaah Kurikulum v
7.7 Interaksi Sosial dalam Kelas 161
BAB 8 SINTAKS PEMBELAJARAN 166
8.1 Model Pembelajaran 167
8.2 Jenis – Jenis Sintaks Biasa Digunakan 172
8.3 Sintaks Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal 179
BAB 9 SISTEM PENDUKUNG 201
9.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 202
A. Definisi RPP 202
B. Prinsip, Tujuan, Fungsi, Komponen RPP 202
C. Kegiatan Pembelajaran 208
D. Sumber Belajar 209
E. Penilaian Hasil Belajar 20
9.2 Lembar Kerja Peserta Didik 209
A. Kriteria Penyusunan dan Penulisan LKPD 210
B. Langkah-langkah Penulisan LKPD 213
9.3 Buku GURU 215
A. Kedudukan dan Fungsi Buku Guru 215
B. Struktur Buku Guru 217
9.4 Buku Siswa 220
A. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa 220
BAB 10 SISTEM PENILAIAN 228
10.1 Pengertian sistem Penilaian 229
10.2 Perlunya Standar Penilaian 232
A. Peran Guru 233
B. Peran siswa 238
Telaah Kurikulum vi
C. Peran Sekolah 240
10.3 Siswa menjadi Pembelajaran Lebih Biak 241
10.4 Penilaian dan Motivasi Belajar Siswa 242
A. Penilaian Autentik 242
B. Penilaian Sikap 246
C. Penilaian Keterampilan 175
D. Penilaian Portofolio 250
10.5 Reformasi dalam Penilaian 252
10.6 Alat Penilaian 253
10.7 Menyusun Alat Penilaian Pembelajaran 259
10.8 Tujuan Penilaian Belajar 260
10.9 Jenis – jenis Penilaian Tes Tertulis 268
BAB 11 LAMPIRAN 271
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 172
Lembar Kerja Peserta Didik 320
Buku Guru 329
Buku Siswa 330
Lembar Evaluasi 350
Lembar Penilaian 370
DAFTAR PUSTAKA 385
Telaah Kurikulum 8
1.1 MAKNA KOMPETENSI INTI
1
Telaah Kurikulum 9
dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang
menyangkut sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dimiliki oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan
pembelajaran (kompetensi dasar). Perolehan kompetensi dalam
pembelajaran pada umumnya berlangsung secara berurutan.
Namun proses belajar untuk mencapai kompetensi sikap tidak
berlangsung secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam belajar
pengetahuan dan keterampilan yang difasilitasi guru. Bila guru
menghendaki siswa bersikap kritis, maka bahan ajar ketika
mempelajari pengetahun dan keterampilan hendaknya memuat
tugas atau pertanyaan yang melatih siswa agar kritis.
Fenomena yang terjadi pada masa lalu pada
kenyataannya terdapat dikotomi antar mata pelajaran yang saling
lepas dalam tanggungjawab dalam membentuk sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik, akibatnya banyak
lulusan pendidikan dasar dan menengah tidak memiliki standar
kompetensi lulusan yang sesuai dengan amanat tujuan pendidikan
nasional. Kondisi ini disebabkan oleh karena tidak adanya
pengaturan kompetensi yang mengikat (kompetensi inti)
antarjenjang pendidikan pada masing-masing satuan pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan suatu
hal dijadikan patokan bagi pendidik maupun lembaga pendidikan
agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai.
Telaah Kurikulum 10
A. Makna kompetensi inti spiritual
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya”.
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap
menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan
sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya
interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan
sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam
upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
menyangkut moral yang mampu memberikan pemahaman
yang menyatu untuk membedakan sesuatu yang benar
dengan yang salah (Danah Zohar dalamTaufik Baharuddin,
hal 189).
Materi yang dibahas dalam buku ini yaitu mengenai
pengukuran, jika dikaitkan dengan ayat – ayat suci al-qur’an
maka pengukuran tersebut berkaitan dengan surah al-qomar
ayat 49, al an’am 181-183 yang membahas mengenai
takaran menggunakan alat pengukuran massa, al-araf, serta
surah yunus yang membahas salah satu dari besaran fisis
kecepatan.
B. Makna Kompetensi Sosial
Telaah Kurikulum 11
“Mengembangkan dan mengamalkan perilaku (jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan pro-
aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”.
Dalam kehidupan sehari-hari tentu saja kita tidak
dapat hidup dengan sendiri. Hal ini sesuai dengan
pernyataan bahwa manusia merupakan makhluk sosial.
Saat kita berinteraksi dengan orang lain, secara tidak
sadar hal tersebut menunjukkan bahwa kita memiliki sebuah
kemampuan sosial. Kemampuan sosial juga bermanfaat
sebagai sarana penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar.
Kemampuan sosial yang dijelaskan di atas lebih
dikenal dengan komptensi sosial. Namun, sayang sekali
banyak pihak yang beranggapan bahwa kemampuan sosial
hanya sekedar digunakan untuk media interaksi saja.
Hal tersebut bisa dikarenakan kurang pahamnya
terhadap pengertian dari kompetensi sosial. Secara umum
kompetensi sosial ialah kemampuan individu untuk
berinteraksi dengan individu lain yang nantinya akan
menghasilkan suatu hubungan komunikasi. Dari pengertian
Telaah Kurikulum 12
di atas, mengundang para ahli untuk memaparkan
pendapatnya mengenai kompetensi sosial, meliputi:
1. Adam berpendapat bahwa kompetensi sosial merupakan
kemampuan yang memiliki hubungan serta dengan tata
cara seseorang untuk memampu menyesuaikan diri dari
lingkungannya.
2. Leahly berpendapat kompetensi sosial merupakan suatu
jenis kemampuan yang dimiliki oleh anak-anak sejak
lahir.
3. Waters mengungkapkan bahwa kompetensi sosial
merupakan ajakan yang ada dalam lingkungan sehari-hari
untuk berinteraksi merespon teman-teman serta
memberikan perhatiannya dengan cara yang khusus.
Berkaitan dengan tujuan yang ada pada perilaku
seorang guru tentu saja kompetensi sosial yang ada pada
kepribadiannya haruslah seimbang. Ia harus mampu
memikul tanggung jawab serta kewenangan yang ada pada
anak didiknya.
Oleh karena itu, ada beberapa kompetensi sosial
yang harus dimiliki oleh guru agar dapat berkomunikasi dan
bergaul secara efektif.
Dalam kehidupan sehari–hari kita sering menemui
berbagai penggunaan pengukuran, besaran fisis, ketelitian
serta kerapatan. Kita sering melihat dibidang ekonomi
dimana penjual akan menentukan ukuran dari benda tersebut
Telaah Kurikulum 13
kemudian menentukan harga pada penjual, serta penggunaan
alat – alat ukur yang sesuai dalam kehidupan sehari – hari
misalnya pengukuran luas tanah, maka orang – orang akan
menggunakan meteran karena tidak bisa mengggunakan
mistar, jangka sorong, serta micrometer secrup.
C. Kompentensi Pengetahuan
“Peserta didik mampu menerapkan prinsip prinsip
pengukuran besaran fisis, menggunakan alat – alat ukur yang
sesuai terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka yang
memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak menjadi
bilangan notasi ilmiah.
Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan
merupakan bagian dari penilaian pendidikan. Dalam
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang
mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah..
Telaah Kurikulum 14
Adapun penilaian pengetahuan dapat diartikan
sebagai penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl,
2001). Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk
mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan peserta
didik.
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat
dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga
digunakan sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik
dan perbaikan proses pembelajaran. Pedoman penilaian
kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan
teknis bagi pendidik untuk melakukan penilaian
sebagaimana dikehendaki dalam Permendikbud Nomor 66
Tahun 2013.
1. Cakupan Penilaian Pengetahuan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan dalam lampirannya menuliskan bahwa untuk
semua mata pelajaran di SMP, Kompetensi Inti yang
harus dimiliki oleh peserta didik pada ranah pengetahuan
adalah memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
Telaah Kurikulum 15
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual berisi konvensi
(kesepakatan) dari elemen-elemen dasar berupa istilah
atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar
pembicaraan dalam suatu bidang disiplin ilmu atau
mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl,D. 2001).
Pengetahuan faktual meliputi aspek-aspek
pengetahuan istilah, pengetahuan khusus dan elemen-
elemennya berkenaan dengan pengetahuan tentang
peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi,
dan sebagainya. Pengetahuan Konseptual
b. Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam
suatu disiplin ilmuyang memungkinkan orang untuk
mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau
bukan contoh, juga mengelompokkan
(mengkategorikan) berbagai objek. Pengetahuan
konseptual meliputi prinsip (kaidah), hukum, teorema,
atau rumusyang saling berkaitan dan terstruktur
dengan baik (Anderson, L. & Krathwohl, D.2001).
c. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana urutan langkah-langkah dalam
melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural
Telaah Kurikulum 16
meliputi pengetahuan dari umum ke khusus dan
algoritma, pengetahuan metode dan teknik khusus dan
pengetahuan kriteria untuk menentukan penggunaan
prosedur yangtepat (Anderson, L. & Krathwohl, D.
2001).
D. Makna Kompetensi Keterampilan
Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah.
Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan
merupakan penilaian yangdilakukan terhadap peserta didik
untuk menilaisejauh mana pencapaian SKL, KI, dan KD
khusus dalam dimensi keterampilan. SKL dimensi
keterampilan untuk satuan pendidikan tingkat
SMP/MTs/SMPLB/Paket B adalah lulusan memiliki
kualifikasi kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis (Permendikbud
54 tahun 2013 tentang SKL).
SKL ini merupakan tagihan kompetensi minimal
setelah peserta didik menempuh pendidikan
Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi
keterampilan peserta didik yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Telaah Kurikulum 17
Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba,
mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret
keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat.
Sedangkan dalam ranah abstrak, keterampilan ini
mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang . Pada setiap akhir tahun
pelajaran, sesuai dengan Permendikbud Nomor 68 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-
MTS, kompetensi inti keterampilan (KI-4), yang menjadi
tagihan di masing-masing kelas.
Meyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu
penyelidikan ilmiah.
Telaah Kurikulum 18
BAB 2
PENGUKURAN
Telaah Kurikulum 19
2.1 PENGERTIAN PENGUKURAN
Telaah Kurikulum 20
Gambar 1. Jangka sorong
Pengukuran juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sederhana dan penting dalam kehidupan kita, bukan hanya dalam
pelajaran fisika tapi dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran
sangat diperlukan oleh pedagang sayur ketika akan menjual
bawang harus menimbang bawang yang akan dijualnya atau
pedagang kain harus mengukur kain yang akan dijualnya.
Demi ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi)
maka diperlukan alat ukur yang sudah diakui secara Internasional
karena kalau pengukuran dengan menggunakan anggota tubuh
(kualitatif) misalnya jari seperti contoh di atas tentu tidak akurat
dan berubah-ubah.
Presisi adalah derajat kepastian hasil suatu pengukuran
sedangkan akurasi menunjukan seberapa tepat hasil pengukuran
mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi bergantung pada alat
yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Umumnya
semakin kecil pembagian skala suatu alat semakin teliti (pesisi)
hasil pengukuran alat tersebut.
Telaah Kurikulum 21
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa pengukuran merupakan suatu proses ilmiah yang
dilakukan sehingga dapat memperoleh data berupa kuantitatif dan
kualitatif.
Satuan
Besaran Satuan
N0 Singkatan Sistem Singkatan
Pokok SI/MKKS
CGS
1 Panjang meter m centimeter cm
2 Massa kilogram kg gram g
3 Waktu detik s detik s
4 Suhu kelvin K Kelvin k
Telaah Kurikulum 23
Kuat arus
5 ampere A stat ampere statA
listrik
Intensitas
6 candela Cd candela Cd
cahaya
7 Jumlah zat kilo mol kmol mol mol
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua
besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang datar dengan
satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian
(sr).
Tabel 2. Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya
Telaah Kurikulum 24
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di
seluruh negara dan berguna untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Dapat
membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak
ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter
kubik.
a. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya
dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter,
atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah
meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama
dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari
jarak kutub utara ke khatulistiwa melalui Paris.
Kemudian dibuatlah batang meter standar dari
campuran Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan
sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu
0ºC. Meter standar ini disimpan di International Bureau
of Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak
karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan kesulitan
dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena
itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah. Satu
meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali
panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh
Telaah Kurikulum 25
atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu
lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional
tentang timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu
meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada
selang waktu 1/299792458 sekon. Kecepatan cahaya ini
digunakan karena nilainya dianggap selalu konstan.
b. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam
satuan kilogram (kg). Pada mulanya para ahli
mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah
silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan
Iridium yang disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk
mendapatkan ketelitian yang lebih baik, massa standar
satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air
murni pada suhu 4ºC.
c. Satuan Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik
atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu
dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya,
yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400
kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan
24 jam = 24 x 60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari
matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka
pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru.
Telaah Kurikulum 26
Satu detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh
atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak
9192631770 kali.
2. Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai.
Penggunaan satuan suatu besaran harus tepat, sebab apabila
tidak sesuai akan berkesan janggal. Misalnya seseorang
mengatakan tinggi badannya 150ºC, orang lain yang
mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu salah.
Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang
yang sehat biasanya 36 meter, terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan
dalam satuan yang sesuai dengan keinginan atau yang
perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan
memerlukan dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan
dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk
mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan
yang lainnya diperlukan tangga konversi. Gambar di bawah
menunjukkan tangga konversi panjang, massa, dan waktu,
beserta dengan langkah-langkah penggunaannya.
Telaah Kurikulum 27
Gambar 2. Tangga konversi panjang, massa, dan waktu
3. Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal
satuan lainnya yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan ons.
Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi atau diubah ke
dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang ditentukan.
Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai
berikut:
a. 1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai
ujung jari tangan orang dewasa).
b. 1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung
jari kaki orang dewasa).
c. 1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari
tangan orang dewasa).
d. 1 inci = 2,54 cm
Telaah Kurikulum 28
e. 1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan
satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa berlaku juga
sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem
Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai berikut.
a. 1 ton = 1000 kg
b. 1 kuintal = 100 kg
c. 1 slug = 14,59 kg
d. 1 ons (oz) = 0,02835 kg
e. 1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik atau sekon.
Contohnya sebagai berikut.
a. 1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
b. 1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
c. 1 jam = 3600 deti
d. 1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan
dari sistem MKS baik ke sistem makro maupun ke sistem
mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.
Telaah Kurikulum 29
Tabel 3. Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang
Telaah Kurikulum 30
dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang
berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis
dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Satuan besaran
turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh
di bawah ini.
a. 1 dyne = 10pangkat-5 newton
b. 1 erg = 10pangkat-7 joule
c. 1 kalori = 0,24 joule
d. 1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
e. 1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
f. 1 ml = 1 cm3 = 1 cc
g. 1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
h. 1 gauss = 10pangkat-4 tesla
5. Pengukuran Besaran Fisika
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari
sangat penting. Seorang tukang jahit pakaian mengukur
panjang kain untuk dipotong sesuai dengan pola pakaian
yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita.
Penjual daging menimbang massa daging sesuai kebutuhan
pembelinya dengan menggunakan timbangan duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan
pengukuran panjang dan lebar sawahnya menggunakan
satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah
sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil mengukur
Telaah Kurikulum 31
lebar jalan menggunakan alat meteran kelos untuk
mendapatkan satuan meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan
penggaris, misalnya didapat panjang meja 100 cm, maka
panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan hasil dari
pengukuran sedangkan cm adalah satuannya. Beberapa
aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan
(akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan
(sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut
diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan
benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-
besaran fisika, meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
panjang benda haruslah sesuai dengan ukuran benda.
Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan
pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya
lebih mudah menggunakan meteran kelos.
a. Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam
jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau
logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk
pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur
Telaah Kurikulum 32
sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat
mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki
ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Posisi mata harus melihat tegak lurus
terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini
untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam
melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.
Gambar 3. Mistar
b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang
yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan
ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong
juga dapat digunakan untuk mengukur diameter
cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa.
Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala
tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
Telaah Kurikulum 33
Gambar 4. Jangka sorong
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01
mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat
digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai
ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan
plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang
berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang
putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi.
Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm,
sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar
0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari
mikrometer.
Telaah Kurikulum 34
2. Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa
benda. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua
lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang
diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam
dunia pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga
lengan atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur
berat berikut ini.
Telaah Kurikulum 35
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam
analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari,
dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch
termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik,
yaitu sampai 0,1 s.
Telaah Kurikulum 36
dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler
termometer adalah sebagai berikut:
a) raksa tidak membasahi dinding kaca,
b) raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c) kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan
perubahan panas yang kecil cukup dapat
mengubah suhunya,
d) jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -
39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya
menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki
titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun
demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan
untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik
didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu
ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik
tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1
atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat
skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu
ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah
suhu saat air mendidih.
Telaah Kurikulum 37
Gambar 8. termometer
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala
termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik
tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik
tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80
skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan
titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang
dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF.
Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi 180 skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah
diberi angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak,
Telaah Kurikulum 38
yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika
energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin
menetapkan suhu es melebur dengan angka 273
dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas
termometer Kelvin dibagi 100 skala.
Telaah Kurikulum 39
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu
termometer. Skala termometer yang kita buat dapat
dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila
pada saat menentukan titik tetap kedua termometer
berada dalam keadaan yang sama.
Misalnya, kita akan menentukan skala
termometer X dan Y. Termometer X dengan titik tetap
bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y
dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya.
Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua
termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan
suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.
Telaah Kurikulum 43
4 dan 7 merupakan angka taksiran, sehingga
hasil penjumlahan ditulis 372,42 disesuaikan dengan
atuan pembulatan.
b. Operasi perkalian dan pembagian
Dalam operasi perkalian atau pembagian,
maka hasilnya hanya boleh memiliki angka penting
sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya
paling sedikit.
Contoh 1:
34,231 mengandung lima angka penting
0,250 x mengandung tiga angka penting
8,557750
Penulisan hasil perkalian hanya boleh
mengandung tiga angka penting, sehingga hasil
perkalian 8,557750 ditulis 8,56 (tiga angka penting).
Contoh 2:
46,532 mengandung 5 angka penting
200 : mengandung 1 angka penting
0,2326
Hasil pembagian hanya boleh mengandung
satu angka penting, sehingga hasil perkalian 0,2326
ditulis 0,2
C. Notasi Ilmiah
Telaah Kurikulum 44
Notasi Ilmiah adalah cara untuk menuliskan sebuah bilangan
dalam bentuk pangkat dari sepuluh. Dengan kata lain,
bilangan dituliskan dalam bentuk
a × 10n
dimana a adalah sebuah bilangan riil yang
memenuhi syarat 1 ≤ |a| < 10 dan n adalah sebuah bilangan
bulat. a disebut sebagai signifikan dan n disebut sebagai
eksponen.
Notasi Ilmiah atau bentuk baku ini digunakan untuk
menuliskan bilangan yang sangat besar. atau bilangan yang
sangat dekat dengan nol. Tepatnya yaitu diantara 0 dan 1
atau diantara 0 dan –1. Tujuannya yaitu agar penulisan
angka tersebut lebih ringkas. Bagaimana kita mau
menuliskan angka yang sangat panjang. misalnya
1230000000000 dan 0.0000000827.
Perhatikan bahwa nilai absolut dari a harus paling
kecil adalah 1 dan kurang dari 10, sehingga 0,34 × 102 dan -
11,23 × 104 bukan merupakan notasi ilmiah.
Contoh penulisan bilangan dengan notasi ilmiah
a. 1234 dituliskan sebagai 1,234 × 103
b. -0,000023 dituliskan sebagai -2,3 × 10-5
c. 50000000 dituliskan sebagai 5 × 107
10
d. 87120000000 dituliskan sebagai 8,712 x 10 .
16
e. 90000000000000000 dituliskan sebagai 9 x 10 .
14
f. 453000000000000 dituliskan sebagai 4,53 x 10 .
Telaah Kurikulum 45
14
g. 536500000000000 dituliskan sebagai 5,365 x 10 .
13
h. 10230000000000 dituliskan sebagai 1,023 x 10 .
Jika bilangan tersebut sangat kecil (diantara 0 dan
1 atau diantara -1 dan 0), maka yang harus lakukan adalah
menggeser tanda koma ke kanan sampai pada bilangan
bukan nol yang terdekat. Banyaknya pergeseran adalah
sama dengan n dikalikan dengan negativ 1.
Langsung saja perhatikan contoh berikut ini :
0,0000025 dituliskan sebagai a x 10n
Pertama, menggeser tanda koma tersebut kea rah
kanan sampai bertemu dengan angka tak nol yang terdekat.
a. 0,0000025 (angka semula)
b. 00,000025 (pergeseran pertama)
c. 000,00025 (pergeseran kedua)
d. 0000,0025 (pergeseran ketiga)
e. 00000,025 (pergeseran keempat)
f. 000000,25 (pergeseran kelima)
g. 0000002,5 (pergeseran keenam)
Sehingga didapatkan n = -6. Dan a = 2,5. Dalam
bentuk baku dapat dituliskan 2,5 x 10-6.
Contoh yang lain :
a. 0,0301 dituliskan sebagai 3,01 x 10-2
b. 0,000000102 dituliskan sebagai 1,02 x 10-7
c. 0,009279 dituliskan sebagai 9,279x 10-3
d. 0,0000000000012 dituliskan sebagai 1,2 x 10-12
Telaah Kurikulum 46
Notasi pangkat ini biasanya digunakan untuk
mengukur jarak-jarak pada ruang angkasa yang jaraknya
sangat jauh. Atau juga digunakan dalam sebuah ukuran
mikroba yang sangat kecil.
Telaah Kurikulum 48
benar dan cara membaca skala dengan benar, Anda
dapat meminimalkan kesalahan dalam pengukuran.
Selain faktor dari orang yang mengukur, ketelitian
alat ukur atau instrumen juga mempengaruhi hasil
pengukuran. Ketelitian alat ukur atau instrumen dijamin
sampai pada persentase tertentu dari skala penuh. Ketelitian
alat ukur terkadang menyebabkan hasil pengukuran
mengalami penyimpangan dari yang sebenarnya. Batas-batas
dari penyimpangan ini disebut dengan kesalahan batas.
a. Ketelitian/accuracy adalah menyatakan tingkat
kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran
terhadap harga yang sebenarnya.
b. Ketepatan/precision adalah menyatakan tingkat
kesamaan didalam sekelompok pengukuran atau
sejumlah instrumen.
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian
yang sempurna, tetapi penting untuk diketahui: ketelitian
yang sebenarnya & bagaimana kesalahan yang berbeda
digunakan dalam pengukuran.
Kesalahan-Kesalahan Pada Pengukuran, Umumnya
Dibagi Dalam 3 Jenis Utama
1. Kesalahan-Kesalahan umum (gross errors)
Kebanyakan disebabkan kesalahan manusia,
antara lain:
a. Kesalahan pembacaan alat ukur.
Telaah Kurikulum 49
b. Pemakaian instrumen yang tidak atau kurang sesuai.
c. Penyetelan yang tidak tepat.
d. kesalahan penaksiran.
2. Kesalahan kesalahan sistematis (systematic errors)
Disebabkan kekurangan-kekurangan pada
instrumen sendiri, seperti :
a. Kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan,
b. Pengaruh lingkungan terhadap peralatan dan pemakai
3. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja (random
errors)
Disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak
dapat secara langsung diketahui, karena perubahan-
perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi
secara acak
4. Kesalahan Sistem Matematis, Umumnya
Dikelompokkan Kedalam 2 Bagian
1. Kesalahan-kesalahan instrumental, yaitu kekurangan-
kekurangan dari instrumen itu sendiri.
2. Kesalahan-kesalahan lingkungan, yaitu ada yang
disebabkan oleh keadaan-keadaan luar yang
mempengaruhi pengukuran
1. Kesalahan Instrumental
Kesalahan - kesalahan dalam instrumental
(instrumental errors), kesalahan-kesalahan yang tidak
Telaah Kurikulum 50
dapat dihindarkan dari instrumen, karena struktur
mekanisnya. Misalnya :
a. Gesekan komponen yang bergerak terhadap
bantalan, dapat menimbulkan pembacaan yang
tidak tepat (contoh pada alat ukur kumparan putar
d’Arsonval, prinsip kerja d’arsonval, ketika sebuah
kumparan dialiri arus listrik, maka akan terjadi
perubahan fluks magnetik disisi-sisi kumparan
(induksi elektromagnetik), sehingga akan
memnunculkan gaya tolak dari kutub yang sama
dari magnet permanen yang berada pada sisi
kumparan, sehingga menggerakan jarum penunjuk,
besarnya skala tergantung pada besarnya arus yang
masuk).
b. Tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan
pegas.
c. Berkurangnya tarikan karena penanganan yang
tidak tepat atau pembebanan instrumen secara
berlebihan.
Telaah Kurikulum 51
2. Jenis Kesalahan Instrumen Lainnya
a. Kalibrasi yang menyebabkan pembacaan
instrumen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
sepanjang seluruh skala.
b. Kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke
angka nol sebelum melakukan pengukuran
Kesalahan-kesalahan instrumen terdiri dari
beberapa jenis, tergantung pada jenis instrumen yang
digunakan, dan yang selalu harus diperhatikan adalah
memastikan instrumen yang digunakan bekerja
dengan baik dan tidak menambah kesalahan-kesalahan
lainnya.
Kesalahan-kesalahan pada instrumen, dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap:
a. Tingkah laku yang tidak umum terjadi
b. Kestabilan
c. Kemampuan instrumen untuk memberikan hasil
pengukuran yang sama
Suatu cara yang mudah dan cepat untuk
pemeriksaan instrumen, dengan cara
membandingkannya terhadap instrumen lainnya yang
memiliki karakteristik yang sama atau instrumen/alat
ukur yang lebih akurat
Kesalahan-kesalahan instrumen dapat
dihindari dengan cara :
Telaah Kurikulum 52
a. Pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian
tertentu
b. Penggunaan faktor-faktor koreksi, jika mengetahui
banyaknya kesalahan instrumental.
c. Mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap
instrumen standar
3. Kesalahan Lingkungan
Kesalahan-kesalahan yang biasa disebebkan
lingkungan ( environmental errors ), disebabkan oleh
keadaan luar, dan termasuk keadaan disekitar
instrumen yang mempengaruhi alat ukur, seperti:
a. Pengaruh perubahan temperatur.
b. Tekanan udara luar atau medan maknetik atau
medan elektrostat.
Contoh Pengukuran Kesalahan Perhitungan Pada
Kalkulasi
Ada beberapa cara untuk membuat wajar
pengukuran kesalahan perhitungan seperti
memperkirakan kesalahan acak dan memperkirakan
kesalahan sistematis.
a. Memperkirakan Kesalahan Acak
Ada sejumlah cara untuk membuat perkiraan
yang wajar dari kesalahan acak dalam pengukuran
tertentu. Cara terbaik adalah untuk membuat
rangkaian pengukuran kuantitas tertentu (katakanlah,
Telaah Kurikulum 53
x) dan menghitung rata-rata dan standar deviasi (x &
σ_x ) dari data ini.
Nilai rata-rata x didefinisikan sebagai:
Telaah Kurikulum 54
BAB 3
DIMENSI KETERAMPILAN
Telaah Kurikulum 55
3.1 Makna Dimensi Keterampilan
1
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta
didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif
mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang
diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam
proses kognitifnya. (Kemendikbud: 2013)
Pembelajaran sains dewasa ini masih kurang memberi
wawasan berpikir dan kurang mengembangkan kemampuan kerja
ilmiah. Padahal pembelajaran sains semestinya dapat
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah
lingkungan dan wawasan berpikir untuk kehidupan masa depan
yang baik (Rustaman, 2006). Dalam belajar peserta didik
diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik
dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode
ilmiah. Pendidikan di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada
metode ilmiah. Pembelajaran menekankan pada pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
mampu memahami alam sekitar melalui proses, hal ini akan
Telaah Kurikulum 56
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam.
(Januar: 2012) Seperti diketahui selama ini kegiatan
praktikum dapat memberikan pengalaman belajar secara nyata
kepada peserta didik dengan mengembangkan keterampilan dasar
bekerja di laboratorium
Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat
dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang,
luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan
bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita lakukan untuk
mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur adalah
membuat observasi bersifat kuantitatif dengan
membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau
standar non konvensional. (Nasution, 2007 : 1.20)
Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan
untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan
untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat-
alat ukur. Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan
pada pertimbangan dan pemilihan instrumen (alat) ukur yang
tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan sautu objek
tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur
untuk mendapatkan ukuran yang tepat.
Telaah Kurikulum 57
3.2 Penerapan Dimensi Keterampilan
1
Untuk melakukan latihan pengukuran, bisa menggunakan
alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda-
benda yang ada disekitar. Sedangkan pada tahap selanjutnya,
menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan sebagai alat
ukur.
Sebagai contoh, dalam pengukuran jarak, bisa
menggunakan potongan kayu, benang, ukuran tangan, atau kaki
sebagai satuan ukurnya. Sedangkan dalam pengukuran isi, bisa
menggunakan biji-bijian atau kancing yang akan dimasukkan
untuk mengisi benda yang akan diukur. Contoh kegiatan
mengukur dengan alat ukur standar/baku adalah siswa
memperkirakan dimensi linear dari benda-benda (misalnya yang
ada di dalam kelas) dengan menggunkan satuan centi meter (cm),
dekameter (dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat
menggunakan meteran (alat ukur, mistar atau penggaris) untuk
pengukuran benda sebenarnya.
Dalam dunia pendidikan peserta didik akan dilatih
bagaimana caranya hingga dia dapat mengetahui teknik
keterampilan mengukur dengan alat-alat yang berbeda, yaitu
dengan menggunakan mistar, jangka sorong, micrometer sekrup.
Jika seseorang disuruh mengukur meja yang memiliki panjang 1
meter, namun alat ukur yang dimiliki adalah mistar sehingga
untuk mengukur meja tersebut harus memindah-mindahkan posisi
Telaah Kurikulum 58
mistar dengan catatan dihasil pengukuran harus menuliskannya
dengan menyertakan ketidakpastian pengukuran dengan cara
menjumlah ketidakpastian pengukuran tersebut berdasarkan
berapa kali mistar dipindahkan.
Sedangkan dalam proses pengukuran suhu termometer
tidak digunakan untuk mengaduk cairan yang akan diukur
suhunya. (USAID: 2013) untuk mendeskripsikan keterampilan
dalam melakukan praktikum pengukuran suhu berbagai cairan.
Adapun yang harus dilakukan dalam teknik pengukuran suhu
sebagai berikut:
b. Mengetahui nama alat Mengetahui fungsi termometer Cara
memegang termometer Pengaturan suhu (suhu awal tidak
perlu diatur terlebih dahulu) Mengukur suhu suatu zat
(ujung bawah termometer berada ditengah-tengah cairan
tidak menyentuh dasar atau dinding bejana) Pembacaan
skala termometer.
c. (dilakukan ketika termometer masih berada di dalam cairan)
Pembacaan skala termometer (posisi mata berada pada garis
tegak lurus terhadap posisi skala termometer) Posisi tangan
terhadap termometer (tangan tidak boleh bersentuhan
langsung dengan termometer) Termometer tidak digunakan
untuk mengaduk cairan.
Berikut adalah data yang diperoleh berdasarkan hasil
pengukuran berulang panjang, massa, dan suhu.
1. Pengukuran Panjang
Telaah Kurikulum 59
NST Mistar : = 0,1
= 0,001
Tabel 4. Hasil Pengukuran Panjang
Panjang
1 Kubus Lebar
Tinggi
2 Bola Diameter
Telaah Kurikulum 60
2. Pengukuran Massa
Neraca Ohauss 2610 gram
Nilai Skala Lengan 1 = 100 mm
Nilai Skala Lengan 2 = 10 mm
Nilai Skala Lengan 3 = 0,1 mm
Massa Beban Gantung = 0
Tabel 5. Hasil Pengukuran Massa dengan Neraca Ohauss 2610
gram
Penunjuka
Penunjukan Penunjukan Beban
Benda n Lengan
Lengan 2 Lengan 3 Gantung
Massa Benda (g)
1
0 5 12 0
Kubus 0 5 13 0
0 5 14 0
0 1 98 0
Bola 0 1 97 0
0 2 0 0
KR = = × 100 % = 2,77 % (3
AB)
p = |1,80 ± 0,05| cm
1. Ketidakpastian Bersistem
Ketidakpastian bersistem akan menyebabkan hasil yang
diperoleh menyimpang dari hasil sebenarnya. Sumber-sumber
ketidakpastian ini adalah :
a. Kesalahan kalibrasi alat
b. Kesalahn titik nol
c. Kerusakan komponen alat
d. Gesekan
Telaah Kurikulum 62
e. Kesalahan paralaks
f. Kesalahan saat bekerja
1. Ketidakpastian rambang (acak)
Kesalahan ini bersumber dari gejala yang tidak
mungkin dikendalikan atau diatasi berupa perubahan yang
berlangsung sangat cepat sehingga pengontrolan dan
pengaturan diluar kemampuan. Ketidakastian ini
menyebabkan pengukuran jatuh agak ke kiri dan ke kanan dari
nilai yang sebenarnya. Sumber-sumber ketidakpastian acak ini
antara lain:
a. Kesalahan menaksir bagian skala
b. Keadaan yang berfluktuasi artinya keadaan yang berubah
cepat terhadap waktu
c. Gerak acak molekul-molekul udara
d. Landasan yang bergetar
e. Bising yaitu gangguan pada alat elektronik yang berupa
fluktuasi yang cepat pada tegangan karena komponen alat
yang meningkat temperatur kerjnya.
f. Radiasi latar belakang seperti radiasi kosmos dari
angkasa ruang
Menurut Herman (2015: 4-6), untuk memperoleh hasil
pengukuran seteliti mungkin serta melaporkan ketidakpastian
yang menyertainya dapat dilakukan dengan cara :
1. Ketidakpastian pengukuran tunggal
Telaah Kurikulum 63
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang
dilakukan satu kali saja. Nilai x sampai goresan terakhir
dapat diketahui dengan pasti, namu bacaan selebihnya
adalah terkaan atau dugaan belaka sehingga patut diragukan.
Inilah ketidakpastian yang dimaksud yang diberi simbol .
Lambang merupakan ketidakpastian mutlak. Untuk
mengukur tunggal diambi kebijaksanaan :
……………..……………. (1.1)
Telaah Kurikulum 64
hasil pengukuran. Makin kecil ketidakpastian realtif, makin
tinggi ketelitian yang dicapai pada pengukuran.
2. Ketidakpastian pengukuran berulang
Dengan menggandakan pengulangan, pengetahuan
kita tentang nilai sebenarnya menjadi semakin baik.
Pengulangan seharusnya dilakukan sesering mungkin.
Namun perlu dibedakan antara pengulangan beberapa kali (2
atau 3 kali saja) dan pengulangan yang cukup sering (10
kali atau lebih). Penulisan pelaporan hasil pengukuran dapat
di tuliskan dengan ( = rata-rata pengukuran,
dan = deviasi maksimum atau deviasi rata-rata).
dengan :
………………………………...… (1.3)
dan deviasi
, dan .
adalah yang terbesar di antara , atau dapat juga di
ambil dari:
………………………………. (1.4)
Telaah Kurikulum 65
1. Microlite Pengukur Suhu Praktis & Canggih
Telaah Kurikulum 67
menggunakan software Data suite yang sudah terinstall, dan
juga dapat diekspor ke Spreadsheet Excel
2. Pengukur Jarak Cerdas Berbasis Probe Ultrasonik
Pengukuran merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Kemudahan dalam
pengukuran sangat tergantung dari alat ukur yang
digunakan. Kebutuhan akan alat ukur yang modern
semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan proses
pengukuran banyak digunakan di berbagai bidang terutama
di bidang penelitian, bidang ekonomi dan bidang rekayasa.
Kebutuhan pengukuran terdiri dari pengukuran yang
bersifat sederhana hingga yang kompleks. Inovasi di dalam
bidang pengukuran sangat diperlukan yaitu untuk proses
pengembangan alat ukur masa depan terutama agar lebih
mudah digunakan dan lebih efisien waktu namun tetap
sesuai dengan kebutuhan pengukuran.
PDM (Probe Distance Meter) adalah solusi praktis
alat pengukur jarak elektronis dengan memanfaatkan
sepasang probe berbasis mikrokontroler dan sensor
ultrasonik. Alat ukur ini dapat mengatasi permasalahan
dalam pengukuran yang biasanya dialami oleh alat ukur
konvensional seperti meteran, mikrometer sekrup atau
jangka sorong yaitu rentan kesalahan paralaks, kurang
fleksibel dan pencatatan masih manual.
Telaah Kurikulum 68
Komponen utama dari PDM adalah modul
mikrokontroler, sensor ultrasonik dan sepasang probe.
Cara kerjanya adalah dengan menekan tombol daya
kemudian secara otomatis probe 1 akan mengirimkan
gelombang kepada probe 2, kemudian waktu tempuh
gelombang dihitung oleh mikrokontroler dan hasilnya akan
ditampilkan secara realtime pada layar alat ukur. Pengukuran
menggunakan PDM dapat dilakukan dengan cepat dan
tepat. PDM diharapkan dapat menjadi inovasi baru yang
dapat melakukan pengukuran secara praktis, ergonomis,
cepat, dan dapat digunakan oleh tuna netra namun tetap
akurat.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan
sebagai satuan. Dalam fisika, pengukuran merupakan
aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek
dan kejadian dunia nyata. Alat pengukur adalah alat yang
digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut.
Pengukuran jarak yaitu pengukuran yang menjadikan jarak
sebagai besaran, pengukuran jarak mempunyai satuan
meter sebagai satuan baku. Pengukuran jarak dapat berupa
menghitung jarak dari suatu titik ke titik lain menggunakan
alat ukur.
1. Mikrokontroler Arduino
Telaah Kurikulum 69
Arduino yaitu sebuah platform dari physical
computing yang bersifat open source. Arduino tidak
hanya sekedar sebuah alat prototyping (pengembangan),
tetapi juga kombinasi dari hardware, bahasa
pemrograman dan Integrated Development
Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah
software yang sangat berperan untuk menulis program,
meng-compile menjadi kode biner dan meng- upload ke
dalam memori mikrokontroller.
Arduino Uno adalah board berbasis
mikrokontroler ATMega328. Board ini memiliki input
digital sebanyak 14 pin input-output. Sebanyak 6 pin
diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6
input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB,
dan tombol reset. Pin tersebut berguna untuk
mendukung kerja mikrokontroler.
Telaah Kurikulum 70
gelombang bunyi yang bisa didengar oleh telinga
manusia, yaitu dalam rentang frekuensi antara 20 kHz -
20 MHz[4]. Gelombang ultrasonik termasuk kedalam
jenis gelombang mekanik yang membutuhkan medium
untuk merambat. Cepat rambat gelombang ultrasonik
bergantung pada mediumnya
Sensor Ultrasonik adalah sensor yang bekerja
berdasarkan prinsip kerja gelombang ultrasonik. Sensor
ultrasonik menghasilkan gelombang frekuensi tinggi dan
menerima kembali gelombang echo (pantulan), sehingga
sensor dapat menghitung interval waktu antara
pengiriman gelombang dan penerimaan gelombang untuk
dapat menentukan jarak ke obyek.
Telaah Kurikulum 71
Uno pada alat ini memiliki 4 fungsi yaitu sebagai
ultrasonic generator, timer, kontrol, dan display LCD.
Sebagai ultrasonic generator, modul Arduino akan
menghasilkan sinyal yang kemudian diubah menjadi
gelombang ultrasonik oleh sebuah transducer.
Gelombang inilah yang akan ditransmisikan dari probe 1
ke probe 2.
Telaah Kurikulum 72
t = waktu rambat
3. Rancangan Pembuatan PDM
1. Perancangan Desain Sistem PDM
Langkah pertama dalam pembuatan PDM adalah
membuat gambaran sistem secara garis besar dalam
bentuk diagram blok yang merepresentasikan sistem
keseluruhan. Setiap blok mempunyai fungsi masing-
masing.
Telaah Kurikulum 73
mikrokontroler yang dipakai adalah Arduino uno dan
sensor yang dipakai adalah SRF05.
3. Persiapan Komponen
Pada tahap ini dipersiapkan komponen yang
diperlukan antara lain:
Telaah Kurikulum 75
3. Mempresentasikan pengetahuan dan keterampilan
pengukuran massa jenis kelereng besar dan kecil
4. Membuat laporan tertulis hasil praktikum
Telaah Kurikulum 76
BAB 4
SPIRITUAL
Telaah Kurikulum 77
4.1 Makna Pengukuran Dalam Dimensi Spiritual
Telaah Kurikulum 79
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran. (Al Qamar: 49) dari ayat tersebut telah
menjelaskan bahwa Alaah menciptakan langit dan bumi ini
sesuai dengan ukurannya tidak pernah lebih dan tidak pula
kurang.
﴿25:2
Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (Al
Furqan :2). Allah SWT menciptakan sesuatu dengan rapid an
indah tidak pernah ada kesalahan di dalam penciptaannya.
Kedua ayat diatas mengisyaratkanbahwa kata
ukuran adalah apa yang ada di alam ini dapat dinyatakan
dalam dengan dua peran, yang pertama sebagai bilangan
dengan sifat danketelitian yang terkandung didalamnya dan
yang keduanya sebagai hukum atau aturan.
B. Dimensi dan Ruang
Telaah Kurikulum 80
tanda (kekuasaan) Allah tersirat sifat dan perilaku seluruh
ciptaan Nya dengan berbagaiproses dan gejalanya.
Adapun yang terkandung dalam pengertian ufuk,
selain yang berlaku sebagai dimensi ruang juga termasuk
dalam makna dimensi-dimensi. Dinamika
Telaah Kurikulum 81
BAB 5
DIMENSI SOSIAL
Telaah Kurikulum 82
5.1 Makna Pengukuran Dalam Dimensi Sosial
Telaah Kurikulum 88
BAB 6
SISTEM SOSIAL
Telaah Kurikulum 89
6.1 Pengertian Sistem Sosial
A. Sistem sosial
Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
“systema” artinya sehimpunan dari bagian-bagian atau
komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama
lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Sistem merupakan suatu istilah yang artinya ialah
menggabungkan, untuk mendirikan, ataupun untuk
menempatkan bersama. Sistem merupakan suatu kumpulan
elemen berhubungan yang menjadi kesatuan/kebulatan yang
kompleks. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari suatu
prosedur yang saling berinteraksi/berhubungan, untuk dapat
menjalankan fungsi dari masing-masing untuk menghasilkan
maupun menyelesaikan sesuatu yang menjadi tujuan
bersama.
Secara umum sistem sosial dapat di artikan sebagai
suatu sistem yang terdiri sekumpulan tindakan yang dibentuk
dari berbagai interaksi sosial antara satu individu dengan
individu yang lainnya yang dimana akan selalu tumbuh dan
berkembang di masyarakat.
Sistem sosial adalah semua unsur sosial yang saling
berhubungan antara satu sama lain dan dimana hubungan
tersebut saling mempengaruhi dalam kesatuan sosial. Dalam
Telaah Kurikulum 90
sistem sosial setidaknya harus ada dua orang atau lebih, yang
saling berinteraksi satu sama lain, memiliki tujuan dari
interaksi tersebut, memiliki struktur, simbol dan tujuan
bersama. Atau sistem sosial bisa di artikan sebagai bagian-
bagian yang saling berhubungan, masing-masing bekerja
sendiri dan saling mendukung dan bertujuan untuk mencapai
tujuan bersama.
Sistem sosial ini dapat terbentuk dengan sendirinya
yaitu karena adanya satu penilaian umum yang telah menjadi
sebuah kesepakatan diantara kelompok masyarakat. Penilaian
umum ini biasanya memiliki standar-standar tertentu yang di
sebut juga dengan norma sosial.
Pada umumnya masyarakat mengartikan sistem
adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang menyangkut
teknis melakukan sesuatu. Namun tidak demikian halnya di
dalam kajian sosiologis. Sosiologis melihat sistem merupakan
suatu rangkaian berbagai unsur yang satu sama lain
berhubungan secara utuh tanpa dapat dipecah-pecahkan.
B. Sistem Sosial Menurut Ahli
Adapun pengertian sistem sosial juga banyak di
kemukakan oleh para ahli yang diantaranya adalah:
- Talcott Persons, sistem sosial dapat di definisikan sebagai
suatu proses interaksi yang terjadi di dalam masyarakat
diantara para pelaku sosial. Interaksi yang terjadi diantara
para pelaku sosial ini tentunya akan melibatkan sebuah
Telaah Kurikulum 91
struktur relasi yang menurut Talcott Persons di sebut
sebagai sebuah sistem.
Dengan adanya pendapat dari Talcott Person ini, banyak
orang yang mengambil kesimpulan yang di dapat dari
hasil pemikiran Talcott Persons yaitu sistem sosial juga
terdiri dari sebuah dari kolektivitas dan juga peran.
Oleh Karena itu, interaksi yang terjadi antara satu
individu dan individu lainnya menurut Talcott Person
akan mampu melahirkan sebuah sistem sosial. Sebagai
salah satu contohnya adalah sistem sosial di dalam
penjara dimana individu-individu yang ada di dalamnya
lebih dari satu orang yang tentunya melibatkan interaksi
di dalamnya.
- Tatang (Abdulsyani, 1994) istilah sistem berasal dari
bahasa Yunani yaitu systema yang mempunyai
pengertian sebagai berikut:
1) Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak
bagian.
2) Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan
atau komponen secara teratur.
- Abdulsyani (1994) mengatakan sistem adalah himpunan
dari bagian-bagian yang saling berkaitan, masing-masing
bagian bekerja sendiri dan bersama-sama saling
mendukung; semuanya dimaksudkan untuk mencapai
Telaah Kurikulum 92
tujuan bersama, dan terjadi pada lingkungan yang
kompleks.
- Abdulsyani (1994), sistem sosial merupakan konsep yang
paling umum dipakai dalam menjelaskan dan
mempelajari hubungan manusia di dalam kelompok atau
dalam organisasi sosial. Dalam hal ini manusia sebagai
anggota masyarakat merupakan individu-individu yang
saling bergantungan. lnteraksi antar individu yang
berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan
bersama yaitu berpedoman pada norma-norma sosial
merupakan dasar dari terbentuknya sistem sosial.
- Jhonson (1986) sistem sosial hanya salah satu dari
sistem-sistem yang termasuk dalam kenyataan sosial.
Sistemsistem sosial tersebut merupakan bentukan dari
tindakan-tindakan sosial individu.
- Nasikun (1993) tidak lain adalah suatu sistem daripada
tindakan-tindakan. la terbentuk dari interaksi sosial yang
terjadi di antara berbagai individu, tumbuh dan
berkembang tidak secara kebetulan, melainkan tumbuh
dan berkembang di atas standar penilaiaan umum
masyarakat. Sistem Sosial adalah sistem bermasyarakat
itu sendiri.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai sistem
sosial, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sistem
sosial adalah sebuah kumpulan bagian-bagian yang saling
Telaah Kurikulum 93
berkaitan satu sama lain dan terbentuk dari interaksi sosial
yang terjadi dalam kehidupan maupun lingkungan sehari-
hari.
Menurut pandangan ilmu sosial, struktur sosial
merupakan suatu sistem pengharapan-pengharapan yang
berpola dari prilaku individu-individu yang menempati
status-status tertentu dalam sistem sosial. Selama sekelompok
peran tersebut penting secara strategi bagi sistem sosial,
kompleks pola-pola yang mendefenisikan perilaku yang
diharapkan di dalam peran-peran itu bisa disebut sebagai
suatu lembaga. Struktur-struktur kelembagaan dalam
pengertian ini merupakan unsur fundamental dari stuktur
sistem sosial.
Contoh sistem sosial misalnya seperti yang dapat kita
ambil dari masyarakat pada lingkungan sekitar kita, misalnya
seperti pada sistem yang ada di suatu Universitas atau
Sekolah, lalu bisa juga di dalam masyarakat seperti adanya
kecamatan, kelurahan, Rukun Warga, dan Rukun Tetangga.
Lalu contoh lain dari sistem sosial yaitu adanya
seorang individu yang hidup bersama dengan individu
lainnya, minimal ada dua orang individu. Individu tersebut
saling berinteraksi antara satu sama lain sehingga terjadi
adaptasi dan terbentuk pengorganisasian, lalu muncul-lah
pada setiap individu rasa persatuan, dan mereka juga sadar
bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
Telaah Kurikulum 94
Suatu kelompok dapat dikatakan sebagai sistem
sosial, dan yang paling penting dalam kelompok tersebut
terdapat interaksi. Interaksi tersebut misalnya seperti
kerjasama, persaingan, persahabatan, dan sebagainya. Hal
seperti itu merupakan beberapa contoh dari sistem sosial
yang dapat kita temui dilingkungan sekitar kita.
Kita ketahui bahwa masyarakat merupakan himpunan
manusia yang di dalamnya saling berinteraksi atau saling
berhubungan antara satu sama lain dan terikat oleh aturan
serta memiliki kebiasaan bersama. Tentunya kehidupan yang
ada dalam masyarakat merupakan salah suatu sistem sosial,
karena pada masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial.
Karena dalam masyarakat orang-orang akan saling
berhubungan, saling berinteraksi antara satu sama lain dalam
suatu keseluruhan serta memiliki tujuan bersama. Selama
setiap individu yang ada dalam masyarakat saling memiliki
ketergantungan satu sama lain dan masih mempunyai
kesamaan perilaku maupun tujuan maka fungsi unsur-unsur
sosial masih dijalankan. Dengan memiliki ketergantungan
antara satu sama lain, maka setiap individu akan memiliki arti
yang sangat penting terhadap kehadiran individu yang
lainnya.
Selain itu kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat maka dapat menghasilkan kinerja yang baik
terutama untuk mengatasi berbagai masalah sosial yang ada
Telaah Kurikulum 95
di dalam masyarakat, karena sangat sulit jika pemerintah
menyelesaikan persoalan sosial tanpa bantuan dan dukungan
dari masyarakat, maupun sebaliknya. Unsur-unsur sistem
sosial pada masyarakat misalnya seperti: status, peranan,
keyakinan, perbedaan, dan lain-lain Proses-proses didalam
sistem sosial , antara lain ialah sebagai berikut:
a. Komunikasi
b. Memelihara tapal batas
c. Penjalinan sistem
d. Sosialisasi
e. Pengawasan sosial
f. Pelembagaan
g. Perubahan social
Kehidupan bermasyarakat dipandang ialah sebagai
suatu sistem /sistem sosial, yakni suatu keseluruhan bagian
maupun unsur-unsur yang saling berinteraksi / berhubungan
didalam suatu kesatuan.
Alvin L. Bertrand, suatu sistem sosial terdapat:
a. 2 orang atau lebih
b. Terjadi interaksi antara mereka
c. Bertujuan
d. mempunyai struktur, harapan-harapan bersama yang
didomaninya.
Dalam suatu sistem sosial pada dasarnya terdapat
suatu proses yang saling mempengaruhi. Hal tersebut
Telaah Kurikulum 96
disebabkan oleh adanya saling keterkaitan diantara satu unsur
dengan unsur yang lainnya.
Margono Slamet, sistem sosial tersebut dipengaruhi
oleh adanya ekologi, demografi, kebudayaan, kepribadian,
waktu, sejarah, dan juga latar belakang. Ciri utama sistem
sosial ialah menerima unsur-unsur yang dari luar (terbuka).
Namun juga akan menimbulkan terjalinnya suatu
ikatan diantara unsur-unsur dengan unsur yang lainnya
(internal) serta terjadi saling pertukaran diantara sistem
sosial itu sendiri dengan lingkungannya (eksternal).
Telaah Kurikulum 98
Dalam dunia pendidikan, pendidikan dimanapun tidak
akan pernah berdiri secara terpisah dari kegiatan kelas yang
memberikan kesempatan kepada seorang pendidik untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didiknya. Oleh karena
itu wajarlah bila pelaksanaan pendidikan selalu menuntut sarana
kelas sebagai tempat yang mampu menghubungkan antara guru
dan siswa dalam sebuah proses interaksi
Hubungan yang terjalin melalui kegiatan kelas mampu
menempatkan seorang guru dan para murid dalam konteks
dialogis, serta membangun persepsi secara horisontal, berupa
hubungan emosional antar individu sebagai subjek yang sama,
dan secara bersama-sama dalam mengamati objek pengetahuan.
Sehingga, tanpa disadari, sesungguhnya aktivitas yang
berlangsung tersebut merupakan kenyataan terhadap eksistensi
sistem sosial dalam kegiatan pendidikan.
Meskipun demikian, jangkauan sistem sosial tersebut
sangatlah terbatas. Sebab yang nampak hanya berupa
kompleksitas interaksi yang berlangsung melalui aktivitas
pembelajaran kelas. Sebagai upaya untuk memaparkan realitas
tersebut, maka melalui makalah ini penulis berupaya untuk
merunut pemahaman kita ke dalam sebuah perspektif tentang
kegiatan kelas sebagai suatu sistem sosial, melalui penelusuran
tentang pengertian kelas beserta ruang lingkup interaksi yang
berlangsung di dalamnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam wawasan sosiologi pendidikan.
Telaah Kurikulum 99
Dalam kegiatan yang berlangsung di dalam kelas,
interaksi antara guru dengan para murid, dan antar sesama murid
adalah bagian dari proses pembelajaran yang sangat kompleks.
Mengenai hal ini, jika ingin mengetahui bagaimana interaksi
tersebut dikatakan sangat kompleks, maka terlebih dahulu mesti
diketahui pengertian dari interaksi sosial tersebut.
Pengertian interaksi sosial menurut beberapa pakar (Ary
H. Gunawan, 2000:30-31) adalah:
1. Menurut Bonner, interaksi sosial ialah suatu hubungan
antara dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu
yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain, dan sebaliknya.
2. Menurut Young, interaksi sosial ialah kontak timbal balik
antara dua orang atau lebih.Menurut Psikologi Tingkah Laku
(Behavioristic Psychology), interaksi sosial berisikan saling
perangsangan dan pereaksian antara kedua belah pihak
individu.
Berdasarkan pernyataan di atas, jelaslah bahwa interaksi
sosial adalah polarisasi hubungan antar individu yang saling
mempengaruhi. Dari interaksi sosial inilah kemudian terjadi
interaksi personal sosial, yaitu interaksi dengan “orang” (person)
dalam situasi (lingkungan) sosial, serta interaksi kultural, berupa
hubungan seseorang dengan kebudayaan kelompoknya.
Mengenai hal tersebut terdapat pembagian dalam
interaksi sosial. Pembagian interaksi sosial tersebut dapat disimak
Telaah Kurikulum 100
melalui pernyataan di bawah ini mengenai beberapa macam
interaksi sosial (Ary H. Gunawan, 2000:32-33), yakni: Pertama,
dilihat dari sudut subjeknya, ada tiga macam interaksi sosial,
yaitu: Interaksi antar orang perorangan, Interaksi antar orang
dengan kelompoknya, dan sebaliknya, Interaksi antar kelompok;
Kedua, dilihat dari segi caranya, ada dua macam interaksi sosial,
yaitu: Interaksi langsung (direct interaction), yaitu interaksi fisik,
seperti berkelahi, hubungan seks/kelamin, dan sebagainya; serta
Interaksi simbolik (symbolic interaction), dengan
mempergunakan bahasa (lisan/tertulis) dan simbol simbol lain
(isyarat), dan lain sebagainya; dan, Ketiga, menurut bentuknya,
Selo Soemardjan membagi interaksi menjadi empat, yaitu:
Kerjasama (cooperation), Persaingan (competition), Pertikaian
(conflict), dan Akomodasi (accommodation), yakni bentuk
penyelesaian dari pertikaian.
Kompleksitas interaksi sosial yang terjadi dalam kegiatan
kelas antara guru dan siswa serta antar sesama siswa telah
terpolarisasi sedemikian rupa dalam kegiatan didalam kelas. Hal
ini merupakan gambaran dalam proses riil pembelajaran. Oleh
karenanya , dalam interaksi edukatif yang terjalin tersebut guru
merupakan komponen utama yang (semestinya) mampu
mengarahkan berlangsungnya proses interaksi edukatif ke arah
yang positif. Sebab, guru merupakan pengelola sekaligus
pengatur jalannya interaksi pembelajaran tersebut.
1. Fisik
Aspek Fisik merupakan bagaimana mengenal
karakteristik (mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan
Telaah Kurikulum 120
tertentu) peserta didik, dengan Potensi fisik tidak hanya
mengacu pada kondisi kesehatan fisik (kondisi kesehatan
tubuh) dan keberfungsian anggota tubuh (cacat fisik, atau
kemampuan alat indrawi, seperti penglihatan dan kemampuan
pendengaran. tetapi juga berhubungan dengan proporsi
pertumbuhan dan perkembangan fisik postur tubuh yang
dipengaruhi asupan gizi yang dikonsumsi, perkembangan dan
keterampilan psikomotorik (kemampuan dalam menggunakan
skil aktifitas organ tubuh,) yang berhubungan dengan menurut
Howard Gardner (1983) kecerdasan kinestetis.
2. Moral
Moral merupakan aspek perilaku atau sikap yang sering
ditunjukkan peserta didik dari ajaran tentang baik, buruk yang
diterima umum mengenai sebuah respon tindakan atau
perbuatan yang dalam perspektif agama sering kita kenal
dengan istilah akhlak, budi pekerti, susila. sebagai contoh
prilaku buruk atau mereka sudah bejat, mereka suka minum-
minuman keras dan mabuk-mabukan (obat-obatan, zat
adiktif), bermain judi, dan bermain perempuan. sedangkan
untuk bermoral baik, ditunjukkan perilaku sopan, jujur, patuh,
taat, yang untuk budaya timur seperti hormat pada yang tua
lewat tutur bahasa yang lembut, menghargai nilai adat istiadat
sehingga seseorang bisa dinilai bermoral sudah mulai
menunjukkan atau bahkan sudah menjalankan dengan
Telaah Kurikulum 121
mempunyai pertimbangan baik buruk dalam perbuatannya
baik bagi alam, dirinya, dan orang lain.
3. Spiritual
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia, aspek
spiritual adalah berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan
(rohani, batin). Kecerdasan spiritual (spiritual quotient;SQ)
adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk
mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan
kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. Ciri utama
dari Kecerdasan Spiritual ini ditunjukkan dengan kesadaran
seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk
penerapan nilai dan makna.
Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik
akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap
fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan,
memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi
penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang
berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup
sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara
berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang
mengerti akan mengenai makna hidupnya serta mengaitkan
hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta,
tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh peserta didik
Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
(1)Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau
Telaah Kurikulum 122
ketidakpastian dalam kehidupan, (2) Menemukan arti dan
tujuan hidup, (3)Menyadari kemampuan untuk menggunakan
sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, (4) Mempunyai
perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang
maha tinggi. Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti
mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu,
Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian.
Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau
budaya dan lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen,
Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan didefinisikan
sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan,
Kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau
kuasa, sesuatu perasaan yang memberikan alasan tentang
keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action),
harapan (hope), Harapan merupakan energi yang bisa
memberikan motivasi kepada individu untuk mencapai suatu
prestasi dan berorientasi kedepan. Agama adalah sebagai
sistem organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana
seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah
mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah
yang terorganisir atau teratur sehingga dengan aspek spiritual
ini baik dalam pengertian sebagai kultur ataupun kekuatan
tertinggi, inilah tentunya memberikan perbedaan cara pandang
bagaimana kebiasaan dan keyakinan akan dipertahankan
sebagai amalan terhadap agama yang dianut peserta didik.
Telaah Kurikulum 123
4. Intelektual
Aspek Intelektual disebut juga tingkat kecerdasan
peserta didik yang diukur dari kemampuan kognitif dalam
menyelesaikan masalah, menalar dan berfikir logika
berdasarkan faktual dan empirisnya dengan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan, tingakat pengertian atau
kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran dan
pemahaman. potensi intelektual sudah pasti berhubungan
dengan kecerdasan yaitu prestasi akademik, kecerdasan
umum, kemampuan khusus (bakat), dan kreativitas.
pengkategorian ini dapat mengacu pada beberapa kecerdasan
menurut Howard Gardner (1983) yang dominan pada ruang
lingkup kognitif (logika abstrak), seperti Kecerdasan Logika
Matematik, visual spasial, linguistik, dan musikal. untuk
kecerdasan lainnya seperti interpersonal, intrapersonal,
spiritual, dalam bahasan ini menurut hemat penulis di
kelompokkan kepada aspek emosional, sosial, spritual telah
dan akan diuraikan.
5. Sosial
Pada aspek sosial adalah berkenaan dengan
kemasyarakatan yang terbentuk melalui proses interaksi dan
komunikasi antara peserta didik dengan lingkungan sosialnya,
positifnya perilaku aspek sosial ini dapat diamati bagaimana
sifat dan sikap peserta didik adanya kecendrungan peserta
didik suka memperhatikan kepentingan umum (suka
Telaah Kurikulum 124
menolong, menderma, dan sebagainya). atau mungkin bisa
saja peserta didik justru cendrung menghindar dari lingkungan
sosialnya (seperti senang menyendiri, menyelesaikan
pekerjaannya secara individual, tidak banyak komunikasi).
kecendrungan Sifat-sifat kemasyarakatan yang positiflah
yang harus dibtumbuhkembangkan dalam diri peserta didik
sehingga tertanam kepedulian sosial yang baik. ini akan
membuat peserta didik selalu disukai orang dalam
pergaulannya.
6. Emosional
Untuk Aspek emosional penulis mengacu pada
pendapat menurut Skinner (1977), seorang psikolog Amerika
Serikat yang terkenal dengan aliran behaviorisme pandangan,
bahwa esensi kematangan emosi melibatkan kontrol emosi
yang berarti bahwa seseorang mampu memelihara
perasaannya, dapat meredam emosinya, meredam balas
dendam dalam kegelisahannya, tidak dapat mengubah
moodnya, tidak mudah berubah pendirian. Kematangan emosi
juga dapat dikatakan sebagai proses belajar untuk
mengembangkan cinta secara sempurna dan luas dimana hal
itu menjadikan reaksi pilihan individu sehingga secara
otomatis dapat mengubah emosi-emosi yang ada dalam diri
manusia (Hwarmstrong, 2005).
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa mengenal karakteristik peserta didik melalui
Telaah Kurikulum 125
kematangan tingkat reaksi dan pengendalian emosional
peserta didik dalam merespon keadaan atau peristiwa yang
dialaminya. untuk mengenal beberapa contoh emosi yang
sering kita rasakan menurut Daniel goleman dalam bukunya
yang berjudul kecerdasan emosional, emosi terbagi menjadi:
a. Amarah, seperti mengamuk, bengis, benci, jengkel, kesal
hati rasa. terganggu, seperti rasa pahit tersinggung merasa
hebat dsb.
b. Kesedihan, seperti pedih, sedih, asa, kalau, depresi berat.
c. Rasa takut , seperti cemas, takut, gugup, khawatir,
waspada, tidak senang,tidak tenang, was was, fobia, dan
panik.
d. Kenikmatan, sepertibahagia, gembira, riangan , puas,
terhibur, bangga, takjub, senang sekali, dsb.
e. Cinta, seperti penerimaan, persahabatan, kepercayaan,
kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasih.
f. Terkejut, takjub terpana dsb.
g. Jengkel hina, jijik, mual, benci, tidak suka, mau muntah
dsb,
h. Malu, rasa salah, malu hati, kesal hati hina, aib, hancur
lebur
7. Kultural
Aspek kultural merupakan yang berhubungan dengan
kebudayaan, suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari
Telaah Kurikulum 126
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Unsur budaya tersebutlah menjadikan karakterisik
peserta didik bisa berbeda satu sama yang lainnya. sehingga
ketika peserta didik berinteraksi dan berkomunikasi dengan
warga di lingkungan sekolahnya perlu menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, sebab mereka memyakini nilai-nilai
yang di tanamkan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat
dimana peserta didik hidup. pengetahuan guru tentang kultur
peserta didik bawaan lingkungan keluarga dan masyarakat,
apalagi jika peserta didik di sekolah terdiri dari kelomopok
masyarakat yang heterogen. maka guru dituntut untuk mampu
menyesuaikan atau membawa kedalam kultur belajar kondusif
agar kultur bawaannya sehingga membuat peserta didik secara
nyaman dan sadar akan mendapatkan kesempatan belajar yang
sama terhindar dari diskriminatif.
Dari penjelasan 7 aspek karakteristik yang dijelaskan di
atas, apabila dapat di pahami bagi para guru, melalui proses
dan tahapan memperoleh data dan fakta dari observasi yang
komprehensif terhadap peserta didik, tentunya dapat
memberikan masukan bagi guru dalam memetakan; perbedaan
potensi, mengoptimalkan potensi, serta menentukan cara
mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam setiap
rancangan pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Telaah Kurikulum 127
sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan kondisi yang melibatkan semua peserta didik, tidak
diskriminatif, nyaman dan menyenangkan.
A. Definisi RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas
mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan
atau lebih.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus
berupa kegiatan konkrit yang dilakukan oleh guru di kelas
dalam mendampingi peserta didik. Satu hal yang sangat
penting yaitu kegiatan pembelajaran harus diarahkan agar
berfokus pada peserta didik, sedangkan guru berperan
sebagai pendamping. Artinya ketika guru memilih metode
atau pendekatan harus memungkinkan siswa berperan aktif
dan berinteraksi dalam pembelajaran.
B. Prinsip, Tujuan, Fungsi, Komponen RPP
1) Tujuan
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
untuk:
f. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep,
prinsip, prosedur yang relevan dan ditulis dalam
bentuk butir‐butir uraian sesuai dengan rumusan
indicator pencapaian kompetensi.
g. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan
hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang
komunikatif agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar atau indikator yang telah
ditetapkan.
h. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan
hendaknya disesuaikan dengan metode
pembelajaran yang digunakan sehingga akan
mempermudah siswa dalam mencapai KD yang
telah ditetapkan.
C. Kegiatan pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran harus memuat
langkah – langkah sebagai berikut :
Petunjuk :
a. Tidak menyontek
dalam mengerjakan
tugas maupun saat
melaksanakan ulangan
b. Tidak menyalin atau
mengambil
tugas/pekerjaan teman
yang lain tanpa
menyebutkan nama
teman yang telah
disalin tugasnya
c. Membuat
tugas/laporan
berdasarkan data atau
informasi apa adanya
3. Sikap disiplin
a. Tidak
menyalahkan/menuduh
orang lain tanpa bukti
yang akurat
b. Mengembalikan
barang yang dipinjam
c. Menepati janji yang
telah diucapkan
5. Sikap toleransi
a. Tidak mengangu teman
yang berbeda pendapat
b. Menerima kesepakatan
meskipun memiliki
perbedaan pendapat
c. Mampu dan mau
bekerja sama dengan
siapa pun yang
memiliki keberagaman
latar
belakang,pandangan
dan keyakinan.
6. Sikap gotong royong
a. Mebghormati orang
yang lebih tua
b. Tidak berkata-kata
kotor , kasar dan
takabur
c. Bersikap
3S(salam,senyum,sapa)
8. Sikap percaya diri
a. Berpendapat atau
melakukan sesuatu
tanpa ragu-ragu
b. Mampu membuat
keputusan dengan
cepat
c. Tidak mudah
mengeluh dan putus
asa.
Lembar Penilaian Peserta Didik
LEMBAR PENILAIAN
Aspek afektif
1. Tangung jawab
2. Santun
3. Kritis
Aspek psikomotor
1. Presentasi
2. Pratikum
Aspek kognitif
1. Tugas
2. LKPD
3. Ulangan harian
Aspek penilaian
(.........................)
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik yang
simellereng dan salah satu diantanya memahami prinsip
penggunaan angka penting. Memberikan beberapa data
kepada setiap kelompok yang akan dituliskan sesuai
angka penting yang telah ditentukan. Masing masing
kelompok menuliskan data sesuai jumlah angka penting
yang telah ditentukan dengan cermat dan jujur sehingga
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, sesuai dengan
Telaah Kurikulum 249
surah (Al Qamar: 49) Sesungguhnya Kami menciptakan
segala sesuatu menurut ukuran.
2. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik yang
simellereng dan salah satu diantaranya memahami
teknik penggunaan angka penting. Memberikan nilai
kepada peserta didik kemudian peserta diidk
menuliskan angka penting yang dikandung oleh nilai
yang diberikan dengan cermat dan jujur sehinggga
dapat memahami penggunaan angka penting dengan
benar. Sesuai dengan surah (Al Furqan :2) dia telah
menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik
menentukan sendiri nilai kemudian menentukan angka
pentingnya secara cermat sehingga mampu memahami
secara lebih jauh mengenai prinsip penggunaan angka
penting.
Pertemuan 2
Disediakan berbagai jenis alat ukur dan buku
referensi, siswa diharapkan agar dapat:
1. Memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada peserta
didik mengenai prinsip-prinsip dasar pengukuran,
kemudian diberikan mikrometer sekrup kepada setiap
kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik
Telaah Kurikulum 250
yang simellereng, yakni salah satu diantaranya
mempunyai pemahaman ataupun pengalaman dalam
penggunaan mikrometer sekrup. Setiap kelompok
tersebut diberikan balok yang akan menjadi objek
pengukuran. Setelah itu semua kelompok mengukur
panjang, lebar, tinggi balok dengan jujur sehingga
memperoleh data hasil pengukuran yang akurat untuk
menentukan volume balok sesuai dengan surah (Al
Qamar: 49) Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran.
2. Memberikan jangka sorong dan sebuah silinder
berongga kepada peserta didik, satu kelompok terdiri
dari 3 peserta didik simellereng yakni salah satu
diantanya memahami ataupun mempunyai pengalaman
mengenai penggunaan jangka sorong. Semua kelompok
mengukur diameter dalam dan diameter luar silinder
berongga tersebut dengan jujur sehingga memperoleh
data yang akurat dan sesuai dengan surah (Al Furqan
:2) dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
3. Memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada peserta
didik mengenai prinsip –prinsip penggunaan neraca
ohaus 311, kemudian memberikan neraca ohaus 311
dan balok sebagai objek yang akan diukur massanya
kepada setiap kelompok. Satu kelompok terdiri 3
Telaah Kurikulum 251
peserta didik yang simellereng, yakni salah satu
diantaranya memahami atau mempunyai pengalaman
mengenai penggunaan neraca ohaus 311. Semua
kelompok mengukur massa balok menggunakan neraca
ohaus 311 dengan jujur sehingga memperoleh data yang
akurat dan sesuai dengan surah (Al Qamar: 49)
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.
Pertemuan 3
Disediakan berbagai jenis alat ukur dan buku
referensi, siswa diharapkan agar dapat:
4. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
dan salah satu diantara anggota kelompok tersebut
memahami mengolah data. Memberikan data hasil
pengukuran panjang, lebar dan tinggi balok kemudian
peserta didik mengolah data tersebut untuk menentukan
volume balok dengan jujur yakni tidak memanipulasi
data yang diperoleh pada saat pengukuran sesuai
dengan surah (Al Furqan :2) dia telah menciptakan
segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya.
5. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
dan salah satu diantaranya memahami mengenai
Telaah Kurikulum 252
pengolahan data. Memberikan data hasil pengukuran
diameter dalam dan diameter luar dari silinder berongga
kemudian mengolah data tersebut dengan cermat dan
jujur yakni tidak memanipulasi data yang diperoleh dari
hasil pengukuran untuk memperoleh volume silender
berongga dengan tepat sesuai dengan surah (Al Qamar:
49) Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.
6. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu diantaranya memahami mengenai
pengolahan data. Memberikan data hasil pengukuran
massa balok kemudian mengolah data tersbut dengan
menghubungkannya dengan hasil perhitungan volume
balok dengan jujur yakni tidak memanipulasi data hasil
pengukuran dmassa dan perhitungan volume sehingga
dapat ditentukan massa jenis dari balok tersebut dengan
tepat sesuai dengan surah (Al Qamar: 49)
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.
7. Memberikan data hasil pengukuran panjang, lebar, dan
tinggi kepada peserta didik kemudian menuliskan data
tersebut sesuai aturan angka pening yang berlaku
dengan cermat dan teliti dan penuh rasa tanggungjawab
sehingga dapat memperoleh penulisan hasil pengukuran
Telaah Kurikulum 253
yang sesuai sebagaimana dijelaskan dalam surah (Al
Furqan :2) dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
8. Memberikan data hasil pengukuran diameter dalam dan
diameter luar kepada peserta didik kemudian
menuliskan data tersebut sesuai aturan angka pening
yang berlaku dengan cermat dan teliti dan penuh rasa
tanggungjawab sehingga dapat memperoleh penulisan
hasil pengukuran yang sesuai sebagaimana dijelaskan
dalam surah (Al Furqan :2) dia telah menciptakan
segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya.
9. Memberikan data hasil pengukuran massa kepada
peserta didik kemudian menuliskan data tersebut sesuai
aturan angka pening yang berlaku dengan cermat dan
teliti dan penuh rasa tanggungjawab sehingga dapat
memperoleh penulisan hasil pengukuran yang sesuai
sebagaimana dijelaskan dalam surah (Al Furqan :2) dia
telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Pertemuan 4
1. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu diantaranya mahir dalam membuat
laporan tertulis hasil praktikum. Setiap kelompok
Telaah Kurikulum 254
diberikan data hasil pengukuran panjang, lebar, tinggi
balok yang akan ditentukan volumenya dengan jujur
tanpa memanipulasi hasil pengukuran sehingga dapat
diperoleh data yang tepat dan sesuai dengan surah (Al
Qamar: 49) Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran.
2. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu diantaranya mahir dalam membuat
laporan tertulis hasil praktikum. Setiap kelompok
diberikan data hasil diameter dalam dan diameter luar
silinder berongga yang akan ditentukan volumenya
dengan jujur tanpa memanipulasi hasil pengukuran
sehingga dapat diperoleh data yang tepat dan sesuai
dengan surah (Al Qamar: 49) Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
3. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu diantaranya mahir dalam membuat
laporan tertulis hasil praktikum. Setiap kelompok
diberikan data hasil pengukuran massa balok yang akan
dihubungkan dengan hasil pengolahan data volume
balok dengan jujur tanpa memanipulasi hasil
pengukuran sehingga dapat diperoleh massa jenis balok
yang tepat dan sesuai dengan surah (Al Qamar: 49)
Telaah Kurikulum 255
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut ukuran.
4. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu anggota kelompok mahir dalam
berbicara. Kemudian setiap kelompok diberikan hasil
pengolahan data mengenai volume balok dengan penuh
tanggung jawab yakni mempertanggung jawabkan
semua hasil pengolahan data yang dipresentasikan.
5. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu anggota kelompok mahir dalam
berbicara. Kemudian setiap kelompok setiap kelompok
diberikan hasil pengolahan data mengenai volume
silinder berongga dengan penuh tanggung jawab yakni
mempertanggung jawabkan semua hasil pengolahan
data yang dipresentasikan.
6. Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
satu kelompok terdiri dari 3 peserta didik simellereng
yakni salah satu anggota kelompok mahir dalam
berbicara. Kemudian setiap kelompok setiap kelompok
diberikan hasil pengolahan data mengenai massa jenis
balok berongga dengan penuh tanggung jawab yakni
mempertanggung jawabkan semua hasil pengolahan
data yang dipresentasikan.
Telaah Kurikulum 256
D. MATERI POKOK
Pengukuran
Pertemuan Materi Pokok Rincian Materi Pokok
1 Angka 1. Angka Penting
Penting Langkah-langkah :
1. Peserta didik
memperhatikan penjelasan
guru mata pelajaran tentang
angka penting
2. Peserta didik diharapkan
mampuh berpikir tentang
materi angka penting
3. Mencari syarat –syarat
dalam perhitungan angka
penting.
4. Peserta didik mencari
angka penting dalam soal
yang berikan oleh guru.
5. Menyelsaikan masalah
penulisan angka penting
dan mengikuti syrat dalam
penulisan angka penting.
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
Telaah Kurikulum 262
a. Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Model : Discovery Learning, Problem
Based Learning
Metode : Diskusi, ceramah, demonstrasi,
eksperimen
b. Media dan Alat Bantu
1) Jangka Sorong
2) Neraca Ohauss
3) Media (LCD proyektor)
c. Bahan
1) Lembar Kerja Siswa
2) Kerta Flap
3) Spidol
d. Sumber Belajar
1. Buku FISIKA
2. Sumber buku lain, Internet, dll.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Indikator :
3.2. Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka
Pendahuluan 10 Menit
a. Komunikasi a. Pendidik a. Menjawab salam
mengucapkan
salam
b. Pendidik meminta b. Berdoa bersama
salah satu peserta
didik membuka
dengan doa
c. Pendidik c. Merespon
mengecek kehadiran
kehadiran peserta
didik
Pertemuan 2
Indikator :
3.2. Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka
yang memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak
menjadi bilangan notasi ilmiah.
4.2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.
Langkah Pembelajaran :
Pertemuan 3
Indikator :
3.2. Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka
yang memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak
menjadi bilangan notasi ilmiah.
4.2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.
Langkah Pembelajaran :
kelompok peserta
didik untuk
mendiskusikan
masalah di atas.
b. Menanya a. Guru meminta a. Membuat pertanyaan
peserta didik untuk mengenai adanya
mengingat perbedaan perbedaan
kesalahan- atau kesalahan yang
kesalahan yang biasa diperoleh saat
biasa terjadi dalam pengukuran
Telaah Kurikulum 276
pengukuran
Pertemuan 4
Indikator :
3.2. Menerapkan prinsip prinsip pengukuran besaran
fisis, menggunakan alat – alat ukur yang sesuai
terhadap objek yang akan diukur, serta mengetahui
cara penulisan angka penting dan mengubah angka
yang memiliki bilangan yang sangat tinggi, banyak
menjadi bilangan notasi ilmiah.
4.2. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis serta
ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat serta mengikuti kaidah angka
penting untuk suatu penyelidikan ilmiah.
Langkah Pembelajaran :
menyampaikan sungguh-sungguh
tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai.
2 Lebar
3 Tinggi
2 Diamter Luar
1 Balok
2 Silinder Berongga
G. Pertanyaan
3. Berapa massa balok yang diukur menggunakan neraca
ohauss?
Jawab :
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
.................................................................................
4. Berapa massa silinder berongga yang diukur
menggunakan neraca ohauss?
Jawab :
...........................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
................................................................................
H. Pembahasan
Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan waktu yang kamu dapatkan ketika
berjalan dari skala awal nol ke skala 1,skala 2, skala 3, skala
4, skala 5?
Jawab :
***SELAMA MENGERJAKAN***
A. Materi Pembelajaran
PERTEMUAN PERTAMA
1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu benda
dengan besaran lain yang sejenis yang dipergunakan sebagai
satuannya, alat pembanding itulah yang dinamakan dengan
alat ukur. Pengukuran supaya memiliki ketelitian
pengukuran dan ketepatan dalam pengukuran, harus
digunakan alat yang sudah diakui secara internasional juga
sudah ditera ketepatan (akurasi) serta ketelitian (presisi).
Misalnya bila kita akan mengukur panjang meja maka harus
digunakan mistar jangan menggunakan jari tangan apabila
akan mengukur suhu air harus menggunakan termometer
tidak boleh dengan ujung jari yang menunjukkan panas
dingin atau hangat.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau
observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui
panca indera. karena itu pengukuran merupakan bagian yang
sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep
Satuan
Besaran Satuan
N0 Singkatan Sistem Singkatan
Pokok SI/MKKS
CGS
1 Panjang meter m centimeter cm
2 Massa kilogram kg gram g
3 Waktu detik s detik s
4 Suhu kelvin K Kelvin k
Kuat arus
5 ampere A stat ampere statA
listrik
Intensitas
6 candela Cd candela Cd
cahaya
Jumlah
7 kilo mol kmol mol mol
zat
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat
dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang
datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang
dengan satuan steradian (sr).
Tabel 2. Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya
Gambar 7. termometer
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala
termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas
diberi angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik
tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap
atas diberi angka 80. Di antara titik tetap bawah dan
titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
PERTEMUAN 3
A. BERDISKUSI
LKPD 01
1. Aturan – aturan yang harus diperhatikan dalam penulisan
angka penting:
a. Semua angka bukan nol merupakan angka Penting
b. Semua angka nol yang posisinya di antara angka – angka
bukan nol adalah angka penting
c. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol
yang terakhir dan dibelakang tanda decimal adalah
angka penting
d. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang
pertama adalah bukan angka penting
e. Angka nol yang terletak pada deretan akhir sebuah
bilangan yang besar atau sama dengan 10 termasuk
angka penting, kecuali jika angka sebelumny di beri
garis bawah. Maka angka penting berakhir pada angka
yang diberi garis bawah, dan angka selanjutnya bukan
angka penting.
2. Misalnya:
a. 123.459
b. 2.188
3. Aturan angka penting yang cocok yaitu aturan bagian b pada
jawaban nomor 1
...... mm
– .... mm
–
–
( AP)
...... gr
– .... gr
–
–
A. Pilihan Ganda
1. B 7. A
2. D 8. D
3. E 9. D
4. C 10. D
5. B 11. C
6. B 12. B
B. Esai
1.
.
2. kg = satuan besaran massa,
m = satuan besaran panjang
s = satuan besaran waktu.
Jadi Gaya diturunkan dari besaran massa, panjang dan
waktu
3. Panjang meja 1,5 meter
1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu benda
dengan besaran lain yang sejenis yang dipergunakan sebagai
satuannya, alat pembanding itulah yang dinamakan dengan
alat ukur. Pengukuran supaya memiliki ketelitian
pengukuran dan ketepatan dalam pengukuran, harus
digunakan alat yang sudah diakui secara internasional juga
sudah ditera ketepatan (akurasi) serta ketelitian (presisi).
Misalnya bila kita akan mengukur panjang meja maka harus
digunakan mistar jangan menggunakan jari tangan apabila
akan mengukur suhu air harus menggunakan termometer
tidak boleh dengan ujung jari yang menunjukkan panas
dingin atau hangat.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau
observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui
panca indera. karena itu pengukuran merupakan bagian yang
sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep
fisika. Pengukuran dilakukan langsung untuk mengetahui
kuantitas besaran-besaran fisika seperti yang sudah dibahas
dalam besaran dan pengukuran
Salah satu alat ukur yakni:
Satuan
Besaran Satuan
N0 Singkatan Sistem Singkatan
Pokok SI/MKKS
CGS
1 Panjang meter m centimeter cm
Kuat arus
5 ampere A stat ampere statA
listrik
Intensitas
6 candela Cd candela Cd
cahaya
a. 5,70 cm
b. 5,75 cm
c. 5,76 cm
d. 5,86 cm
a. 3,19 cm
b. 3,14 cm
c. 3,10 cm
d. 3,04 cm
e. 3,00 cm
8. Gambar berikut menampilkan hasil pengukuran micrometer
terhadap sebuah diameter bola logam kecil, maka nilai yang
ditunjukkan adalah :
a. 8,12 mm
b. 8,50 mm
c. 8,52 mm
d. 8,62 mm
e. 8,52 mm
9 . Satuan dari beberapa besaran-besaran dibawah ini yang benar
adalah...
a. Massa satuannya Newton
b. Berat satuanna Kilogram
a. 2,97 mm
b. 2,47 mm
c. 2,03 mm
d. 1,97 mm
e. 1,47 mm
A. Penilaian
1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan
Rubrik
Tes Tertulis Pilihan Ganda dan Uraian
Tes Eksperimen Uji Praktikum Kerja dan Rubrik
Laporan Percobaan Panduan Penyusunan Portofolio
Keterampilan Berdiskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Lembar pengamatan sikap
N Aspek yang dinilai 5 4 3 2 1 Keterangan
o.
1 Menghayati dan
mengamalkan serta
mensyukuri
anugerah yang
telah diberikan oleh
Allah Swt sehingga
mampu belajar
dengan giat
2 Menumbuhkan rasa
ingin tahu yang
sangat tinggi pada
suatu materi
3 Menunjukkan
keseriusan,
Rubrik Pengamatan
No Aspek yang
Rubrik
dinilai
1. Perencanaan 3: menunjukkan esiapan bahan
bahan/alat dan alat praktikum serta
kesiapan memulai praktikum
2: menunjukkan kesiapan bahan
dan alat praktikum namun
Rubrik Penilaian
No Aspek yang
Rubrik
dinilai
1. Kelengkapan 3 :Materi yang disajika pada
materi power point lengkap dan tepat
2 :Materi yang disajikan tidak
lengkap namun sesuai
1 : Materi yang ditampilkan tidak
lengkap dan tidak sesuai
f. Penilaian portofolio
Macam Portofolio
Jumlah skor
praktikum
kelompok
rangkuma
N
Nilai
makalah
Laporan
Laporan
KI/KD/PI Waktu
Kulitas
o
n