Anda di halaman 1dari 228

Besaran Dalam Kehidupan 1

KATA PENGANTAR
Besaran Dalam Kehidupan 2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah ya Allah atas segala berkah dan


rahmat yang telah engkau anugerahkan, yang telah
membuat imajinasi mengalir deras, berkembang luas dan
akhirnya penulis mampu mengemas sebuah cerita.
Keselamatan semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. M..
Agus Martawijaya, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Telaah Kurikulum Sekolah Menengah, tanpa
bimbingan beliau, penulis tidak mampu menyelesaikan
buku yang berjudul “Perantara” ini dengan baik.
Perjalanan panjang penulis mengarungi perkuliahan
semester lima ini, dalam kesenangan dan kebahagiaan,
dalam kesusahan dan kesedihan, telah menjadikan sebuah
motivasi untuk membuat sebuah buku berkenaan dengan
materi sma yang diberkan ketika mengikuti perkuliahan
Telaah Kurikulum Sekolah Menengah.
Sebuah buku yang ditulis atas dasar kompetensi
dasar dari materi sma yang diberikan kepada penulis
Besaran Dalam Kehidupan 3

pada saat mengikuti perkulihan Telaah Kurikulum


Sekolah Menengah, penulis mencoba mengungkapkan
dan memaparkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
materi yang saya dapat.
Buku ini ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah
Telaah Kurikulum Sekolah Menengah dan juga membagi
pengetahuan mengenai teknologi digital selaku materi
penulis kepada seluruh masyarakat khususnya untuk
peserta didik sma.
Segala koreksi, saran, dan juga kritikan adalah
penulis harapkan, karena penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekeliruan dalam buku ini.
Harapan penulis, semoga dengan adanya buku ini
bisa mendatangkan banyak manfaat bagi pembaca.

Makassar, 16 Desember
2017

Penulis
Besaran Dalam Kehidupan 4

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar 5
A. Kompetensi inti (KI) 5
B. Kompetensi dasar (KD) 6
1.2 Apa itu Fisika? 7
1.3 Pentingnya Belajar Fisika 7
1.4 Tujuan Pembelajaran Fisika 9
1.5 Pembelajaran Fisika Kearifan Lokal 11
BAB II PENGUKURAN 16
2.1 Apa itu Pengukuran? 17
A. Besaran 19
B. Satuan 33
C. Dimensi 39
2.2 Ketelitian dan Ketepatan Pengukuran 43
2.3 Angka Penting Atau angka Berarti 45
A. Penjumlahan dan pengurangan angka penting 46
B. Perkalian dan pembagian angka penting 47
2.4 Ketidakpastian Pengukuran 48
A. Analisis ketidakpastian pengukuran 49
BAB 3 DIMENSI KETERAMPILAN 66
3.1 Pentingnya Terampil 67
BAB 4 DIMENSI SPIRITUAL 78
Besaran Dalam Kehidupan 5

4.1 Makna Spiritual Besaran dan satuan 79


4.2 Makna Spiritual Ketelitian 81
BAB 5 DIMENSI SOSIAL 83
5.1 Tujuan Pembelajaran 84
BAB 6 SISTEM PENDUKUNG 88
6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 89
6.2 Buku Siswa 99
6.3 Buku Guru 114
6.4 Lembar kerja peserta didik (Di dalam kelas) 116
6.5 Lembar kerja peserta didik (Di luar kelas) 119
6.6 Media Pembelajaran Fisika 122
BAB 7 SISTEM SOSIAL PEMBELAJARAN 134
7.1 Sistem Sosial Pembelajaran 135
7.2 Pengertian Kelas 136
7.3 Interaksi Sosial dalam Kegiatan Kelas 138
BAB 8 PRINSIP REAKSI 143
8.1 Strategi Pembelajaran Fisika 144
8.2 Kriteria Guru Dalam
Menunjang Pendekatan ilmiah 147
8.3 Kiat- kiat Menghadapi Peserta Didik 149
A. Peserta Didik Yang Sering Gaduh 149
B. Peserta Didik Yang Susah Diatur 150
C. Prilaku Peserta didik 151
D. Peserta didik Punya Tujuan Berbeda 152
E. Hukuman yang pas untuk Peserta didik 153
Besaran Dalam Kehidupan 6

F. Tindakan terusan 153


BAB 9 SINTAKS 155
9.1 Sintaks Pembelajaran 156
9.2 Sintaks Pembelajaran kearifan Lokal 161
A. Langkah-langkah pembelajaran
Project Based learning 163
B. Langkah-langkah model pembelajaran
A’ bulosibatang berbasi Proyek 164
BAB 10 SISTEM PENILAIAN 167
10.1 Penilaian Otentik Pembelajaran Fisika 168
10.2 Penilaian Sikap dan Prilaku Peserta didik 171
10.3 Penilaian Keterampilan 173
A. Penilaian Praktek 173
B. Penilaian Produk 174
C. Penilaian Proyek 175
D. Penilaian Portofolio 177
10.4 Penilaian Prilaku Peserta didik 178
BAB 11 LAMPIRAN 179
11.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 178
11.2 Lembar Kerja Peserta Didik (Di dalam Kelas) 211
11.3 Lembar Kerja Peserta Didik (Di luar Kelas ) 217
DAFTAR PUSTAKA 220
BIOGRAFI 224
Besaran Dalam Kehidupan 7

BAB 1
PENDAHULUAN
Besaran Dalam Kehidupan 8

1.1 Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur,disiplin, tanggung jawab, peduli(gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam semesta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengn bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menjiwai dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang
Besaran Dalam Kehidupan 9

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan


mempu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagadraya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur segala
fenomena alam baik itu yang kecil maupun yang
sangat besar
2.1 Menunjukkan prilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu ; Objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka ;kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsp
pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan
penulisan angka penting.
Besaran Dalam Kehidupan 10

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan


menggunakan peralatan teknik yang tepat untuk
penyelidikan ilmiah.

1.2 Apa itu Fisika?

Beberapa orang bertanya-tanya “apa itu fisika? dan apa


pentingnya fisika dalam kehidupan kita?”. Ada sebagian
orang yang menjawab “jika belajar ilmu fisika, kita dapat
lebih mudah mengukur dan membandingkan”. Nah,
jawaban tersebut benar akan tetapi masih lebih banyak lagi
yang dapat diketahui di alam ini jika mempelajari lebih
lanjut tentang ilmu fisika. Karena fisika atau ilmu sains
sudah hampir mencakup semua bidang sains, sehingga bisa
dikatakan paling fundamental.
Fisika merupakan ilmu yang menjadi tulang punggung
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
didalam masyarakat. Seperti melakukan pengukuran yang
awalnya sulit menjadi lebih mudah. Melalui ilmu fisika kita
juga dapat menjadi orang yang lebih teliti, adil dan jujur.

1.3 Pentingnya belajar fisika

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, oleh


sebab itu sikap yang baik sangat perlu dalam
bermasyarakat. Sikap baik yang dimaksud di antaranya
adalah sikap teliti, adil, jujur dan trampil ketika melakukan
Besaran Dalam Kehidupan 11

suatu hal. Jika membahas tentang sikap baik tersebut maka


terdapat dilihat di dalam Al-Qur’an surah Al Mulk : 3-4
dan surah Ar-rahman : 7-9.
Allah berfirman,

Artinya : "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis,


kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi nescaya penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan
payah." (QS Al Mulk : 3-4)

Kemudian, pada surah Ar-Rahman ayat 7-9


Besaran Dalam Kehidupan 12

Artinya : "Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia


meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan
melampaui batas tentang neraca itu. Dan
tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan
janganlah kamu mengurangi neraca itu." (QS Ar
Rahman : 7-9)
Dari kutipan ayat diatas, maka kita dapat mengetahui
betapa pentingnya berlaku teliti, adil, jujur dan trampil.
Sebagaimana Allah mencintai umatnya yang teliti, adil dan
menyeimbangkan dunia dan akhiratnya.
Untuk membiasakan sikap baik tersebut di dalam ilmu
fisika kita dapat lebih membiasakan diri untuk lebih adil,
teliti, jujur dan terampil setelah memahami dan
menerapkan pengukuran besaran, satuan dan ketelitian
fisika. Ketika membahas mengenai pengukuran, maka kita
langsung berpikir bahwa yang dapat diukur hanya panjang,
massa, dan waktu saja. Akan tetapi, masih ada yang dapat
diukur selain yang telah disebutkan dan akan dibahas pada
bab 2
.
1.4 Tujuan Pembelajaran Fisika

Pembelajaran fisika ini bertujuan agar peserta didik


mempunyai kemampuan dalam hal berikut ini:
Besaran Dalam Kehidupan 13

1. Membentuk sikap positif terhadap fisika sehingga dapat


tersadar bahwa ada suatu keteraturan dan keindahan
alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT
2. Membentuk sikap ilmiah, yang diantaranya jujur,
terbuka, obyektif, kritis, ulet dan menghargai karya
orang lain.
3. Mengembangkan apa yang telah dilalui, sehingga dapat
merumuskan masalah, mengajukan masalah, menguji
hipotesis, membuat instrument dan pada akhirnya
mampu untuk mengkomunikasikan hasil percobaan,
baik itu tertulis maupun percobaan tak tertulis (lisan).
Serta yang terpenting adalah dapat menerapkan dalam
kehidupan bermasyarakat
4. Menumbuh kembangkan daya pikir analisis dengan
menggunakan konsep fisika serta prinsipnya, sehingga
dapat menjelaskan berbagai pristiwa yang ada pada
alam, serta mampu menyelesaikan permasalahan yang
terjadi
5. Memahami dan mengaplikasikan konsep dan prinsip
fisika agar dapat mengembangkan pengetahuan dan
sikap percaya diri, untuk menjadi bekal pada pendidikan
yang lebih tinggi
Besaran Dalam Kehidupan 14

1.5 Pembelajaran fisika Kearifan lokal

Chiappetta & Kobala (2010) menyatakan bahwa sains


pada hakikatnya merupakan kumpulan pengetahuan (a
body of knowledge), cara atau jalan berfikir (a way of
thinking), and cara untuk menyelidiki (a way of
investigation). Mengacu pada hakikat ini, pembelajaran
sains (Fisika) harus didesain sedemikian mungkin sehingga
siswa terlibat dalam proses berfikir, bekerja, dan berbicara
melalui minds-on dan hands-on. Kegiatan berfikir dan
berbicara dilakukan melalui minds-on sedangkan kegiatan
bekerja dilakukan melalui hands-on atau dengan kata lain
hands-on berkaitan dengan proses memverifikasi konsep,
prinsip, hukum, dan teori. Oleh sebab itu, belajar bermakna
dalam pembelajaran Fisika dapat tercapai dengan baik.
Belajar bermakna menurut Ausubel (dalam Dahar,
2002:95) adalah suatu proses dikaitkannya informasi baru
pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang (peserta didik). Menciptakan
proses belajar mengajar yang bermakna, kondusif, dan
inovatif di kelas seharusnya senantiasa perlu diupayakan
oleh seorang guru sebagai pendidik yang professional.
Berbagai macam cara yang dapat ditempuh dalam
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bermakna.
Besaran Dalam Kehidupan 15

Untuk membuat kebermaknaan pada pembelajaran


fisika agar dapa lebih menarik perhatian dan memperkuat
dalam mengingat maka alangkah baiknya apabila ditempuh
seperti mengkaitkan dalam kehidupan seharu-hari dan
ditunjang dengan cara ilmiah.
Yang dimaksud dengan cara-cara sehari-hari dan cara-
cara ilmiah dalam hal ini adalah mendesain pembelajaran
sains (Fisika) dengan menyelaraskan atau mengaitkan
antara dunia siswa dan kearifan lokal atau budayanya
dengan dunia sekolah dan kelas.
Kearifan lokal merupakan pandangan hidup, ilmu
pengetahuan, dan berbagai strategi yang berwujud aktivitas
sebagai landasan pembentukan jati diri bangsa secara
nasional yang sesungguhnya mengandung keteladanan dan
kebijaksanaan hidup.
Menurut Alwasilah (2009), kearifan local adalah koleksi
fakta, konsep kepercayaan, persepsi masyarakat ihwal
dunia sekitar, menyelesaikan masalah, dan memvalidasi
informasi. Singkatnya, kearifan local adalah bagaimana
pengetahuan dihasilkan, disimpan, diterapkan, dikelola, dan
diwariskan. Secara umum, maka kearifan local atau local
wisdom dapat diartikan sebagai suatu hasil pemikiran
(gagasan) masyarakat setempat yang sifatnya bernilai baik,
bijaksana, arif, dan bermanfaat dalam menjalankan
aktivitas kehidupan sehari-hari, yang tertanam dan diikuti
Besaran Dalam Kehidupan 16

oleh masyarakat setempat. Dengan kata lain, bahwa


eksistensi kearifan local bukanlah sesuatu tanpa fungsi di
tengah kehidupan masyarakat global.Sebagai contoh
kearifan lokal bugis, salah budaya bugis yang dikenal yaitu
budaya siri’.
Menurut Abbas (2014), konsep siri’ masiri’ merupakan
kondisi dimana seseorang merasa malu jika tidak mampu
mempertahankan, dan atau meningkatkan prestasi kualitas
diri. Sehubungan dengan proses belajar IPA (Fisika, maka
konsep siri’ masiri’ ini berfungsi sebagai daya pendorong
yang kuat dalam berprestasi atau berfungsi sebagai
motivasi untuk belajar. Dengan kata lain, melalui konsep
siri’ siswa terdorong untuk selalu berusaha dan bekerja
keras meningkatkan prestasinya. Oleh karena itu, guru
diharapkan senantiasa mendorong dan memotivasi peserta
didik dengan memberikan penghargaan terhadap hasil
pemikiran dan pandangan siswa. Oleh karena itu dengan
menggabungkan konsep kearifan lokal dengan ilmu fisika,
khususnya kearifan lokal suku bugis (konsep masiri’) dapat
meningkatkan motivasi belajar serta membuat hubungan
antara manusia dan Tuhan yang maha kuasa menjadi baik
dan terjaga.
Untuk mencapai tujuan generasi emas tahun 2045, para
pejuang pendidikan telah membangun terus menerus
kurikulum,perangkat, metode dan sebagainnya. Hingga saat
Besaran Dalam Kehidupan 17

ini telah menetapkan K13 sebagai kurikulum yang di


selaraskan di jenjang pendidikan. Oleh karena itu, anda
perlu mengetahui kompetensi inti yang akan dicapai
bersama. Kompetensi inti yang dimaksud yaitu, KI 1, KI 2,
KI 3 , dan KI 4.
Kompetensi inti yang dirancang terbagi dalam empat
kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap
keagamaan yang (kompetensi inti 1), sikap sosial
(kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan
penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat
kelompok itu menjadi acuan kompetensi dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap pembelajaran integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan
sosial dikembangkan secara tidak langsung ( indirect
teaching) yaitu, pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan dan penerapan pengetahuan.
Sesuai dengan Permendikbud no.24 tahun 2016 tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar, yang akan di bahas
selanjutnya mengenai materi besaran,satuan, dan
penerapannya serta ketelitian dan ketidakpastian.
Besaran Dalam Kehidupan 18

KATA BIJAK
“Iyatopa upoadakko, appjio siomumadeceng
kalawing ati, apa’ sininna decengge enrengge upe’e
polemanenggi rideceng kalawing atie.”

Artinya: “juga saya katakan, cintai dan


berbaiksangkalah kepada sesamamu, sebab
semua kebaikan dan kemujuran bersumber
dari baik sangka/ketulusan hati.”

“To Riyoloe”

“To Riyoloe”
Besaran Dalam Kehidupan 19

BAB 2
PENGUKURAN
Besaran Dalam Kehidupan 20

2.1 Apa itu Pengukuran?

Ketika mendengar atau membicarakan tentang


pengukuran, pastinya kalian sudah menganggap hal itu
sudah tidak asing lagi. Taukah kalian, bahwa pengukuran
yang biasa kalian dengarkan adalah bagian terdasar dari
ilmu fisika. Pengukuran adalah proses membandingkan
antara alat ukur dengan objek yang diukur. Di dalam
pengukuran terdapat besaran, satuan, ketelitian dan angka
penting. Di dalam kehidupan sehari-hari kita biasanya
melakukan pengukuran. Misalkan anda mengendarai
motor, pastinya anda selalu memperhatikan speediometer
untuk mengetahui kecepatan anda saat mengendarai motor.
Nah, tanpa sadar anda telah melakukan pengukuran.
Meskipun pengukuran yang anda lakukan tidak menggukan
prosedur. Akan tetapi pada hakekatnya anda telah
mengukur. Kemudian, ketika guru seni memberikan tugas,
yaitu membuat garis sepanjang 30 cm. Tanpa sadar anda
telah melakukan kegiatan pengukuran. Pengukuran itu
sederhana dan dapat memudahkan kita dalam menjalani
kehidupan. Sebagaimana sang pencipta kita telah
memnciptakan kita dengan ukuran tertentu. Contoh
sederhananya, anda dapat terlihat tampan ataupun cantik
karena tuhan telah mempertimbangkan ukuran yang pantas
untuk anda jika hidup di dunia. Bayangkan saja jika anda
Besaran Dalam Kehidupan 21

diciptakan dengan mempunyai mata tiga buah dan hidung


menghadap ke atas. Maka, jelas kita akan terlihat aneh dan
tersiksa. Bayangkan jika hidung kita terbalik, dan seketika
hujan turun. Betapa menderitanya kehidupan yang dijalani.
Oleh karena itu kita seharusnya selalu bersyukur kepada
pencipta kita yang maha tahu segalanya dan maha
bijaksana. Karena kita telah diciptakan dalam bentuk yang
sebagiik-baiknya.
Sebelum memasuki materi ini lebih jauh, ada baiknya
jika kalian menjawab beberapa quis dibawah ini.
Quis Kemampuan Dasar
1. Tuliskan alat ukur yang anda ketahui beserta
fungsinya.!
2. Tuliskan alat ukur panjang dan bedakan alat ukur
panjang mana yang lebih teliti.!
3. Tuliskan alat ukur massa dan bedakan alat ukur
massa mana yang lebih teliti.!
4. Tuliskan alat ukur waktu dan bedakan alat ukur
waktu mana yang lebih teliti
5. Konversikan satuan berikut ini
a. 30 mm = . . . m
b. 3,9 km = . . . cm
c. 3,814 g = . . . kg
d. 60 km/s = . . . s
e. 1 dm3 = . . . m3
Besaran Dalam Kehidupan 22

A. Besaran
Apa itu besaran?, sering kali ketika kita atau
siswa yang ditanya apa itu besaran?. Terkadang
mereka diam ragu-ragu untuk menjawab, bahkan
tidak tahu sama sekali. Materi yang sebenarnya
menjadi dasar untuk mempelajari ilmu fisika lebih
jauh jadi dilupakan.
Untuk menyegarkan ingatan kalian tentang
besaran, berikut ini adalah definisi umum tentang
besaran. Besaran merupakan ciptaan Allah SWT
yang mempunyai ukuran tertentu. Sebagaimana
besaran-besaran yang telah diciptakan oleh-Nya,
mempunyai ukuran tersendiri yaitu ayat-ayat
kebesaran-Nya dan kemudian dikembangkan oleh
manusia.
Kami mengangkat beberapa pendapat yang
mendefinisikan tentang besaran. Akan tetapi, kita
akan mengambil beberapa pendapat untuk mewakili
defenisi besaran. Menurut Syarifudin (2011),
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat
dinyatakan dengan angka. Untuk memperjelas
tentang besaran, Alljabbar (2008) berpendapat
bahwa Besaran adalah segala sesuatu yang dapat
diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan
mempunyai satuan.
Besaran Dalam Kehidupan 23

Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat di


tangkap dengan jelas bahwa. Sesuatu dikatakan
besaran apabila dapat diukur atau dihitung, dan
dinyatakan dengan angka. Selain itu, besaran juga
dapat dikatakan suatu tetapan yang disepakati dalam
satuan internasional (SI). Besaran di dalam ilmu
fisika terbagi atas dua bagian, yaitu besaran pokok
dan besaran turunan.
a. Besaran pokok
Besaran pokok merupakan sesuatu yang
satuannya telah ditetapkan dan tidak berasal dari
besaran lain, sehingga besaran pokok ini yang
pertama ditetapkan oleh ilmuan. Besaran poko
terdiri dari Panjang (m), Massa (kg), waktu (s),
suhu (K), Kuat arus (A), intensitas cahaya
(candela), dan jumlah zat (mol). Berikut adalah
tabel besaran pokok berdasarkan SI.
Tabel.2.1.1 Besaran pokok
No Besaran Pokok Satuan

1 Panjang m
2 Massa kg
3 Waktu Sekon
4 Suhu kelvin
5 Kuat Arus ampere
6 Intensitas Candela
Besaran Dalam Kehidupan 24

Cahaya
7 Jumlah zat Mol

Mari kita membahas seperti apa bagian-bagian


dari besaran pokok itu.
1. Panjang
Tahukah kalian apa itu panjang?, kita sering
sekali mendengarkan dan bahkan menggunakan
kata panjang. Defenisi panjang di dalam ilmu
fisika menurut Dounglash (2001) yaitu ukuran
jarak yang ditempuh cahaya selama interval
waktu tertentu. Panjang memiliki satuan meter
(m) dan panjang biasanya disimbolkan dengan
hurup l,x,s, dan sebagainya.
Alat-alat yang digunakan untuk mengukur
panjang adalah mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup. Perhatikan gambar dibawah
ini :
a. Mistar
Besaran Dalam Kehidupan 25

http://wapsbagi.blogspot.co.id/2016/07/alat-ukur-panjang.html

Gambar 2.1.1 Alat ukur panjang (mistar)


b. Jangka Sorong

http://kirchhoffxmia4.weebly.com/cara-menggunakan-jangka-
sorong-dan-mikrometer-sekrup.html

Gambar 2.1.2 Alat ukur panjang (Jangka


sorong)

c. Mikrometer sekrup
Besaran Dalam Kehidupan 26

http://www.berpendidikan.com/2015/06/alat-ukur-panjang-yang-
paling-teliti.html

Gambar 2.1.3 Alat ukur panjang (mikrometer


sekrup)

2. Massa
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα)
adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang
digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku
objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-
hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat.
Namun menurut pemahaman ilmiah modern,
berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi
massa dengan medan gravitasi. Massa juga dapat
didefinisikan sebagai ukuran sifat suatu benda
yang terdiri dari berbagai macam penyusun benda
itu sendiri. Massa mempunyai satuan kilogram
(kg) dan massa ini biasanya disimbolkan dengan
huruf m.
Besaran Dalam Kehidupan 27

Alat ukur massa terbagi atas beberapa macam.


berikut adalah alat ukur massa.
a. Neraca ohaus 310

http://persadamedica.com/store/category/2258/timbangan.html

Gambar 2.1.4 Neraca Ohaus 310

b. Neraca ohaus 311

http://jihan-fisika-unesa.blogspot.co.id/2012/05/neraca-ohauss.html
Gambar 2.1.5 Neraca Ohaus 311
Besaran Dalam Kehidupan 28

c. Neraca ohaus 2810

http://www.atmosferku.com/2015/08/belajar-fisika-tentang-
neraca-ohauss.html

Gambar 2.1.6 Neraca Ohaus 2810

3. Waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian proses yang
sedang berlangsung menuju masa depan atau pun
yang telah berlalu. Waktu mempunyai satuan
sekon (s) dan waktu ini biasanya disimbolkan
dengan huruf t.
a. Stopwatch Analog

http://mafia.mafiaol.com/2012/12/gambar-alat-ukur-besaran-
pokok.html
Besaran Dalam Kehidupan 29

Gambar 2.1.7 stopwatch analog

b. Stopwatch Digital

jualstopwatchmurah.blogspot.com

Gambar 2.1.8 Stopwatch digital

4. Suhu
Suhu adalah ukuran drajad panas atau
dinginnya suatu benda. Suhu juga salah
satu besaran fisika yang menunjukkan
Besaran Dalam Kehidupan 30

besarnya energi kinetik translasi rata-rata


molekul dalam sistem gas.
Suhu mempunyai satuan Kelvin (K) dan
biasanya suhu disimbol dengan huruf T.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
suhu adalah sebagi berikut.
a. Termometer (Alkohol)

ht t p s : / / e l v i a n a 0 9 . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 3 / 1 2 / 0
1 / j e n i s - j e n i s - t e r mo m e t e r /

Gambar 2.1.9 Termometer (Alkohol)

b. Termometer (Air Aksa)

https://fizikapress.wordpress.com/2013/03/28

Gambar 2.1.10 Termometer


Besaran Dalam Kehidupan 31

5. Kuat Arus
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik
yang disebabkan dari pergerakan elektron-
elektron, mengalir melalui suatu titik dalam
sirkuit listrik tiap satuan waktu.
Arus listrik dapat diukur dalam satuan
Coulomb/detik atau Ampere (A) dan biasanya
disimbolkan dengan huruf I dan i. Beberapa alat
ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuat
arus listrik adalah sebagai berikut.
a. Ampere meter dan Ohm meter

http://cuadernoabc.blogspot.co.id/
2016/01/perbedaan-galvanometer-
dan-amperemeter.html

Gambar 2.1.11 Amperemeter dan Ohm meter


Besaran Dalam Kehidupan 32

b. Multimeter (analog)

http://infokejepang.blogspot.co.id/2013/01/cara-
menggunakan-multimeter-analog.html

Gambar 2.1.12 Multimeter Analog

c. Multimeter (Digital)

https://www.amazon.com/Etekcity-MSR-U1000-Auto-
Ranging-Multimeter-Capacitance/dp/B00NW62L88

Gambar 2.1.13 Multimeter Digital


Besaran Dalam Kehidupan 33

6. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah ukuran besar cahaya
yang dipancarkan oleh suatu sumber
cahaya.Intensitas cahaya mempunyai satuan
Candela (Cd) dan biasanya juga disimbolkan
dengan I. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur intensitas cahaya adalah sebagai
berikut.
a. Spektrofotometer

http://solusipengukurandigital.tumblr.com/post/131665662
329/macam-macam-alat-ukur-cahaya-berserta

Gambar 2.1.14 Spetrofotometer


b. Lux meter atau light meter

Gambar 2.1.14 Lux meter (light meter)


Besaran Dalam Kehidupan 34

7. Jumlah Zat
Jumlah zat adalah besaran pokok fisika yang
mengukur jumlah cuplikan zat elementer yang
dapat berupa elektron, atom, ion, molekul, atau
partikel tertentu. Satuan untuk jumlah zat ini
adalah mol. Jumlah mol zat tidak diukur secara
langsung, karena harus diukur massanya terlebih
dahulu.

b. Besaran turunan
Selain besaran pokok ada lagi besaran yang
disebut besaran turunan. Dikatakan besaran turunan
karena besaran ini ditetapkan dan diturunkan dari
besaran pokok. Salah satu contoh besaran turunan
yaitu kecepatan dengan satuan meter per second
(m/s) yang berasal dari besaran pokok panjang
dengan satuan meter(m) dibagi dengan besaran
pokok waktu dengan satuan sekon(s). Berikut adalah
tabel singkat tentang besaran turunan.
Tabel 2.1.2 Besaran turunan
No Besaran Turunan Satuan
1 Kecepatan m/s
2 Percepatan m/s2
3 Gaya Kg m/s2
4 Daya Watt
Besaran Dalam Kehidupan 35

5 Momentum Kg m/s
6 Energi Joule
7 Usaha Kg m2/s2
8 Luas m2
9 Volume m3
10 Massa jenis Kg/m3
11 Tekanan Kg /m.s2

Selain pada tabel di atas masih ada besaran-


besaran turunan yang tidak dituliskan. Selain kedua
besran pokok dan besaran turunan, ada juga yang
dikenal dengan nama besaran vektor dan besaran.
c. Besaran Vektor
Besaran vektor merupakan besaran yang dapat
ditentukan nilai dan arahnya. Besaran vektor ini di
sepakati untuk memudahkan perhitungan gerak, gaya
dan sebagainya serta memudahkan penentuan arah
d. Besaran skalar
Besaran skalar merupakan besaran yang hanya
dapat ditentukan besar nilainya dan arahnya
diketahui. Contoh : massa, intensitas cahaya, jumlah
mol suatu zat
Besaran Dalam Kehidupan 36

B. Satuan
Pada tabel sebelumnya telah ditampilkan besaran
dan satuan. Kita sudah mengetahui apa yang
dimaksud dengan besaran dan seperti apa contohnya.
Bagaimana dengan satuan? Tahukah kalian apa yang
dimaksud dengan satuan?. Sebagai contoh, ketika
anda membeli di warung. Sebagai contoh anda beli
gula di toko sebanyak 1 kg. Tanpa sadar anda sudah
mengetahui satuan kg. Sebagaimana satuan itu
berfungsi untuk mendefinisikan banyaknya besaran.
Kg adalah salah satu dari satuan.
Satuan dapat didefinisikan sebagai pembanding
sebuah besaran. Setiap besaran mempunyai
satuannya masing-masing dan tidak mungkin satu
buah besaran mempunyai dua buah satuan yang
sama. Satuan di dalam ilmu fisika terbagi atas dua
macam, yaitu satuan MKS dan satuan CGS.
a. Satuan MKS
Satuan MKS dapat pula disebut sebagai satuan
internasional (SI). Satuan MKS telah menetapkan
meter sebagai satuan panjang, kilogram sebagai
satuan massa, dan sekon sebagai satuan waktu.
b. Satuan CGS
Satuan CGS telah menetapkan standard
ukuran yang lebih kecil daripada satuan MKS.
Besaran Dalam Kehidupan 37

Lebih kecil yang dimaksud yaitu centimeter


sebagai satuan panjang, gram sbagai satuan
massa, dan sekon sebagai satuan waktu.

Satuan standard internasional (SI) atau satuan


MKS telah menetapkan panjang satuannya meter,
massa satuannya kg, dan waktu satuannya sekon,
serta selebihnya seperti pada tabel 2.1.1. berikut
adalah definisi dari butir satuan MKS

i. Meter
Meter pertama kali didefinisikan pada 1973
dengan membagi jarak dari kutub utara sampai ke
katulstiwa menjadi 10 juta bagian yang sama.
Hasilnya diproduksi menjadi 3 batang platina dan
beberapa batang besi.
Karena selanjutnya diketahui bahwa
pengukuran jarak dari kutub ke katulstiwa tidak
akurat, maka pada 1960 standar ini ditinggalkan.
Saat ini 1 meter didefinisikan sebagai jarak yang
ditempuh cahaya pada ruang hampa selama
1/299792458 detik.
Satuan meter ini sudah sering di jumpai pada
mistar, meteran dan sebagainya. Bahkan meter ini
sudah sangat membantu dalam kehidupan sehari-
hari. Bayangkan saja ketika kita membeli kain
Besaran Dalam Kehidupan 38

atau papan. Jika kita tidak mengetahui apa itu


meter maka akan sangat sulit menentukan
panjang dari papan dan helai kain yang akan
dibeli

ii. Kilogram
Pada 1799, kilogram didefinisikan
sebagai massa air pada 4 derajat celcius yang
menempati 1 desimeter kubik. Namun kemudian
ditemukan bahwa volume air yang diukur
ternyata 1,000028 desimeter kubik, sehingga
standar ini ditinggalkan pada 1889. Berikut
adalah gambar silinder platina.

Replika Prototipe Kilogram | Photo by Japs 88 is licensed under CC-BY-SA-3.0

Gambar 2.1.15 benda silinder terbuat dari


lempeng platina
Besaran Dalam Kehidupan 39

Kilogram didefinisikan oleh sebuah benda


silinder yang terbuat dari lempeng platina dan
10% indium pada ruang hampa di dekat paris.
Kilogram merupakan satu-satunya satuan standar
yang tidak bisa dipindahkan. Tiruan itu telah
dibuat dengan ketelitian mencapai 1/108part,
namun metalurgi abad 19 belum baik, sehingga
ketidakmurnian pada logam menyebabkan
kesalahan sekitar 0.5 part per billion setiap
tahunnya.
Kilogram sudah sering kita dengarkan ketika
membeli emas, gula, tepung, beras dan
sebagainya
iii. Sekon
Satuan waktu awalnya didefinisikan sebagai
1/86400 dari waktu satu hari, namun karena rotasi
bumi tidak konstan, maka definisi ini diganti
menjadi 1/31556925.9747 dari tahun 1900. pada
1967, definisi ini kembali diganti
detik adalah selang waktu dari 9.192.631.770
periode radiasi yang disebabkan karena transisi 2
atom cesium – 133 pada ground state.
iv. Kelvin
Definisi dari temperature didasarkan pada
diagram fase air, yaitu posisi titik tripel air (suhu
Besaran Dalam Kehidupan 40

dimana 3 fase air berada bersamaan) yang


didefinisikan sebagai 273,16 kelvin, kemudian
nol mutlak didefinisikan pada 0 kelvin, sehingga
1 kelvin didefiniskan sebagai 1/273.16 dari
temperature titik tripel air.
v. Ampere
Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel,
maka bidang magnet akan berada di sekeliling
kabel. Ampere didefinisikan pada 1948 dari
kekuatan tarik-menarik dua kabel yang berarus
listrik.
1 ampere adalah arus listrik konstan dimana jika
terdapat dua kabel dengan panjang tak terhingga
dengan circular cross section?? yang dapat
diabaikan, ditempatkan dengan jarak 1 meter
pada ruang hampa, akan menghasilkan gaya 2 x
107 newton per meter.
vi. Candela
Satuan intensitas cahaya diperlukan untuk
menentukan brightness (keterangan) dari suatu
cahaya. Sebelumnya, lilin dan bola lampu pijar
digunakan sebagai standar. Standar yang
digunakan saat ini adalah sumber cahaya
monokromatik (satu warna), biasanya dihasilkan
oleh laser, dan suatu alat bernama radiometer
Besaran Dalam Kehidupan 41

digunakan untuk mengukur panas yang


ditimbulkan saat cahaya tersebut diserap.
1 candela adalah intensitas cahaya pada arah
yang ditentukan, dari suatu sumber yang
memancarkan radiasi monokromatik dengan
frekuensi 540 x 1012 per detik, dan memiliki
intensitas radian pada arah tersebut sebesar
(1/683) watt per steradian.
vii. Mol
Mol adalah istilah yang digunakan sejak 1902,
dan merupakan kependekan dari “gram-
molecule”.
1 Mol adalah jumlah zat yang mengandung zat
elementer sebanyak atom yang terdapat pada
0.012 kg karbon – 12. saat istilah mol digunakan,
zat elementernya harus dispesifikasikan, mungkin
atom, molekul, electron, atau partikel lain.
Kita dapat membayangkan satu mol sebagai
jumlah atom dalam 12 gram karbon 12. bilangan
ini disebut bilangan Avogadro, yaitu 6.0221367 x
1023

C. Dimensi
Dimensi suatu besaran merupakan penggambaran
atau cara penulisan suatu besaran dengan
menggunakan simbol “lambang” besaran pokok. Hal
Besaran Dalam Kehidupan 42

ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan cara


besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.
Apapun jenis satuan besaran yang digunakan tidak
mempengaruhi dimensi besaran tersebut.
Sebagai contoh satuan panjang dapat dinyatakan
dalam m, cm, km, ketiga satuan ini mempunyai
dimensi yang sama yakni L.Pada sistem satuan
internasional “SI” ada tujuan besaran pokok yang
berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan
tidak berdimensi, cara penulisan dimensi dari suatu
besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu
dan diberi kurung persegi.
Berikut ini adalah tabel besaran pokok beserta
dimensinya:
Tabel 2.1.3 Besaran pokok beserta dimensi
Besaran
No Satuan Dimensi
Pokok

1 Panjang m [L]

2 Massa Kg [M]

3 Waktu Sekon [T]

4 Suhu Kelvin [ ]

5 Kuat Arus Ampere [I]


Besaran Dalam Kehidupan 43

Intensitas
6 Candela [J]
Cahaya

7 Jumlah zat Mol [N]

Begitu pula dengan dimensi dari besaran turunan


dapat disusun berdasarkan dimensi besaran-besaran
pokok. Sebagai contoh, luas= panjang [L] x lebar [L]
sehingga dimensi dari besaran turunan luas adalah
luas=[L]2.
Untuk lebih memperjelas, berikut ini adalah tabel
untuk besaran turunan beserta dimensinya:
Tabel 2.1.4 Besaran turunan beserta dimensi
Besaran Analisis dengan satuan Dimensi
Turunan
Luas Panjang(m) x lebar(m) [L]2
Volume Panjang(m) x lebar (m) x [L]3
tinggi (m)
Kecepatan atau

[L][T]-1
Percepatan atau

[L][T]-2
Massa atau
jenis
Besaran Dalam Kehidupan 44

[M]
Gaya Massa(Kg) x Percepatan [M][L][T]-2
Gravitasi (m/s2)
Tekanan atau

[M][L]-1[T]-2
Usaha Gaya ( )x [M][L][T]-2 x

perpindahan (m) [L] atau


[M][L]2[T]-2

Tabel 2.4 hanya menunjukkan sedikit tentang


besaran turunan, jadi jangan terpaku pada tabel
diatas, karena cukup banyak besaran turunan lainnya
yang dapat dibuat dimensinya. Seiring berjalannya
waktu, perkembangan besaran turunan makin
meningkat sehingga dapat dikatakan dimensi besaran
turunan dapat terus diperbaharui. Jika diperhatikan
dan dipahami dengan seksama, dapat diambil
kesimpulan beberapa fungsi dari dimensi yaitu:
Dimensi berguna untuk membuktikan kebenaran
suatu persamaan. Pada pembelajaran ilmu fisika,
terdapat banyak bentuk penjelasan sederhana tentang
satuan dan besaran untuk memudahkan seperti
persamaan fisika. Bagaimana cara membuktikan
Besaran Dalam Kehidupan 45

kebenarannya? salah satunya ialah dengan analisa


dimensional.
Analisa atau analisis dimensional adalah suatu
cara atau langkah yang dapat ditempuh untuk
menentukan satuan dari suatu besaran turunan
ataupun sebaliknya seperti pada tabel 2.4, dengan
cara memperhatikan dimensi besaran tersebut. Salah
satu manfaat dari konsep dimensi adalah untuk
menganalisis atau menjabarkan benar atau salahnya
suatu persamaan “fungsi dimensi”, metode
penjabaran dimensi atau analisis dimensi
menggunakan aturan:
- Dimensi ruas kanan sama dengan dimensi ruas
kiri.
- Setiap suku berdimensi sama.
Contoh:
Sebuah benda yang bergerak diperlambat dengan
perlambatan a yang tetap dari kecepatan vo dan
menempuh jarak sebesar s maka akan berlaku
hubungan vo2=2aS. Buktikan kebenaran persamaan
itu dengan analisa dimensionalnya!
Penyelesaian :
Diketahui: Kecepatan awal vo = m/s ; v0 =[L][T]-1
Percepatan a = m/s2 ; a =[L][T]-2
Jarak tempuh s=m s =[L]
Besaran Dalam Kehidupan 46

Berdasarkan persamaan v02 = 2as


Dimensinya : [[L][T]-1]2 = 2[L][T]-2[L]
[L]2[T]-2 = 2[L]2[T]-2
Karena kedua ruas tidak sama, maka persamaan
yang ditunjukkan pada contoh kemungkinan besar
tidak sesuai (salah).
Dimensi digunakan untuk menurunkan
persamaan suatu besaran dari besaran-besaran yang
mempengaruhinya. Untuk membuktikan kesesuuaian
pada persamaan fisika dapat dilakukan prediksi-
prediksi dari besaran yang mempengaruhinya.
Sehingga dari besaran dapat ditentukan persamaan
dengan analisa dimensional. Bahkan hubungan antar
besaran dari sebuah eksperimen dapat ditindak
lanjuti dengan analisa.

2.2 Ketelitian dan Ketepatan Pengukuran

Pengukuran merupakan salah satu keterampilan proses


sains yang merupakan pengumpulan informasi, baik secara
kualitati maupun secara kuantitatif. Pada pengukuran sains
fisika peserta didik tidak hanya menyampaikan kumpulan
fakta saja, tetapi seharusnya mengajarkan sains sebagai
proses. Pengukuran dalam eksperimen fisika yang kalian
pelajari mempunyai ketelitian dan ketepatan yang dapat
memaksimalkan hasil ukur.
Besaran Dalam Kehidupan 47

 Ketelitian (Kepresisian)
Ketelitian atau kepresisian dapat dikatakan
sebagaimana jika hasil-hasil dari suatu pengukuran
terpusat pada suatu daerah tertentu. Pada pengukuran
ini, harga atau hasil pengukuran tidak jauh berbeda
dengan pengukuran lainnya (daerah yang diukur)
 Ketepatan (Keakuratan)
Ketepatan atau keakuratan dapat dikatakan
sebagaimana jika suatu besaran yang diukur beberapa
kali (pengukuran berganda) dan menghasilkan harga-
harga yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya
maka dari itu dapat dikatakan “akurat”. Pada
pengukuran ini, harga rata-ratanya mendekati yang
sebenarnya.

Untuk ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi)


maka diperlukan alat ukur yang sudah diakui secara
internasional karena kalau pengukuran dengan
menggunakan anggota tubuh misalnya jari seperti contoh di
atas tentu tidak akurat dan berubah-ubah.
Presisi adalah derajat kepastian hasil suatu pengukuran
sedangkan akurasi menunjukan seberapa tepat hasil
pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya. Presisi
bergantung pada alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran. Umumnya semakin kecil pembagian skala
Besaran Dalam Kehidupan 48

suatu alat semakin teliti(pesisi) hasil pengukuran alat


tersebut.
Mistar memiliki skala terkecil 1 mm, sedangkan jangka
sorong memiliki skala terkecil 0,1mm atau ada juga yang
sampai 0,05 mm, maka pengukuran menggunakan jangka
sorong akan memberikan hasil yang lebih presisi dibanding
menggunakan mistar. Ke-akurasi-an pengukuran harus di
cek dengan cara membandingkan terhadap nilai standar
yang ditetapkan. Ke-akurasi-an alat ukur juga harus dicek
secara periodik dengan metode the two-point calibration.

2.3 Angka Penting atau Angka Berarti

Berbicara tentang angka penting atau angka berarti


adalah angka yang didapat dari hasil pengukuran dan
memiliki aturan penulisan. Berikut ini adalah aturan
penulisan angka penting.
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
b. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol
termasuk angka penting
Contoh : 22,03 A mengandung 4 angka penting
2,08 cm mengandung 3 angka penting
c. Angka nol yang berada disebelah kanan angka bukan
nol termasuk angka penting, kecuali kalau ada
Besaran Dalam Kehidupan 49

keterangan lain, misalnya berupa garis bawah angka


trakhir yang masih diragukan.
Contoh : 22,30 m mengandung 4 angka penting
22,30 m mengandung 3 angka penting
d. Angka nol yang terleak disebelah kiri angka bukan nol
maupun disebelah kiri desimal tidak termasuk angka
penting
Contoh : 0,47 cm mengandung 2 angka penting

A. Penjumlahan dan pengurangan angka penting


Dalam melakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan pada angka penting, maka hasilnya
hanya boleh mengandung satu angka taksiran (angka
terakhir dari suatu bilangan penting).
Pada waktu menjumlahkan bilangan-bilangan
tidak eksak (angka penting) maka hasil terakhir
hanya boleh mengandung satu angka ragu-ragu
dengan memperhatikan aturan berikut.
 Angka ragu-ragu ditambah atau dikurangi dengan
angka ragu-ragu menghasilkan angka ragu-ragu.
 Angka pasti ditambah atau dikurangi dengan
angka ragu-ragu menghasilkan angka ragu-ragu.
 Angka pasti ditambah atau dikurangi dengan
angka pasti menghasilkan angka pasti.
Besaran Dalam Kehidupan 50

Berikut ini adalah beberapa contoh penjumlahan


dan pengurangan pada angka penting.
 215,3 + 25,46 = 240,76
(3 merupakan angka taksiran, 6 adalah angka
taksiran, hasilnya dibulatkan keatas menjadi
240,8)
 23,36 + 3,5 = 26,86
(6 merupakan angka taksiran, 5 adalah angka
taksiran, hasilnya dibulatkan 26,9)
 385,617 – 13,2 = 372,417
(7 merupakan angka taksiran, 2 adalah angka
taksiran dan hasilnya dibulatkan 372,42)
B. Perkalian dan pembagian angka penting
Pada waktu mengalikan dan membagi bilangan
tidak eksak, hasilnya mengandung angka penting
sebanyak angka penting yang paling sedikit di antara
yang diperkalikan atau dibagi. Sedangkan jika
dikalikan adalah bilangan eksak dengan bilangan
tidak eksak maka hasilnya mengandung angka
penting sebanyak angka penting bilangan tidak
eksak. Berikut adalah beberapa contoh perkalian dan
pembagian pada angka penting.
 2,50 x 2,50 = 6,25 (mengandung 3 angka penting)
 3,50 x 2 = 7,00 (mengandung 3 angka penting

 (2 angka penting)
Besaran Dalam Kehidupan 51

2.4 Ketidakpastian Pengukuran

Ketidakpastian (kesalahan) bersistem akan


menyebabkan hasil yang diperoleh menyimpang dari hasil
sebenarnya. Sumber-sumber ketidakpastian bersistem ini
antara lain :

1. Kesalahan kalibrasi alat; dapat diketahui dengan


membandingkannya dengan alat yang lain.
2. Kesalahan titik nol (KTN)
3. Kerusakan komponen alat, misalnya pegas yang telah
lama dipakai sehingga menjadi tidak elastis lagi.
4. Gesekan
5. Kesalahan paralaks
6. Kesalahan karena keadaan saat bekerja, kondisi alat
pada saat dikalibrasi berbeda dengan kondisi pada saat
alat bekerja.

2.4.1 Ketidakpastian Rambang (Acak)


Kesalahan ini bersumber dari segala yang tidak
mungkin dekendalikan atau dibatasi berupa perubahan
yang berlangsung sangat cepat sehingga pengontrolan
dan pengaturan di luar kemampuan.
Ketdikpastian ini menyebabkan pengukuran jatuh
agak ke kiri dan ke kanan dari nilai yang sebenarnya.
Sumber-sumber ketidakpastian ini antara lain :
Besaran Dalam Kehidupan 52

1. Kesalahan menaksir bagian skala.


2. Keadaan yang berfluktuasi.
3. Gerak acak (gerak Brown) molekul-molekul udara.
4. Landasan yang bergetar
5. Bising (noise)
6. Radiasi latar belakangseperti radiasi kosmos dari
angkasa luar.

A. Analisis Ketidakpastian Pengukuran


Suatu pengukuran selalu disertai dengan
ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian
tersebut antara lain adalah Nilai Skala Terkecil ( NST
), kesalahan kalibrasi,kesalahan titik nol, kesalahan
paralaks, adanya gesekan, fluktuasi parameter
pengukuran dan lingkungan yang sulit mempengaruhu
serta keterampilan pengamat. Dengan demikian amat
sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu
besaran melalui pengukuran. Beberapa panduan akan
disajikan dalam modul ini, yaitu bagaimana cara
melaporkan ketidakpastian yang menyertainya.

 Ketidakpastian Pengukuran Tunggal


Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang
dilakukan satu kali saja. Keterbatasan skala alat ukur
dan keterbatasan kemampuan mengamati serta
Besaran Dalam Kehidupan 53

banyak sumber kesalahan lain. sehingga


mengakibatkan hasil pengukuran selalu dihinggapi
ketidakpastian.
Nilai x sampai goresan terakhir dapat diketahui
dengan pasti, namun bacaan selebihnya adalah
terkaan atau dugaan belaka sehingga patut
diragukan.Inilah ketidakpastian yang dimaksud dan
diberi lambang Lambang merupakan
ketidakpastian mutlak. Untuk pengukuran tunggal
diambil kebijaksanaan:

Dimana adalah ketidakpastian pengukuran


tunggal. Angka 2 mempunyai arti satu skala (nilai
antara dua goresan terdekat) masih dapat dibagi 2
bagian secara jelas oleh mata, nilai merupakan
hasil pengukuran dilaporkan dengan cara :
X = (x [X]
Dimana :
X = symbol besaran yang diukur
(x = hasil pengukuran beserta
ketidakpastian
[X] = satuan besaran x (dalam satuan
SI)
Besaran Dalam Kehidupan 54

atau ketidakpastian mutlak pada nilai dan


memberi gambaran tentang mutu alat ukur yang
digunakan.

( Semakin baik mutu alat ukur, semakin kecil


yang diperoleh.)

Dengan menggunakan alat ukur yang lebih


bermutu, maka diharapkan pula hasil yang diperoleh
lebih tepat, oleh karena itu ketidakpastian mutlak
menyatakan ketepatan hasil pengukuran.

(Semakin kecil ketidakpastian mutlak, semakin


tepat hasil pengukuran.)

Perbandingan antara ketidakpastian mutlak

dengan hasil pengukuran disebut ketidakpastian

relatif. pada nilai , sering dinyatakan dalam %


(tentunya harus dikalikan dengan 100%).
Ketidakpastian relative menyatakan tingkat ketelitian
hasil pengukuran.

(Makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi


ketelitian yang dicapai pada pengukuran.)
Besaran Dalam Kehidupan 55

 Pengukuran Berulang ( Berganda )


Dengan mengadakan pengulangan, pengetahuan
kita tentang nilai sebenarnya(Xº) menjadi semakin
baik. Pengulangan seharusnya diadaka sesering
mungkin, makin sering makin baik, namun perlu
dibedakan antara pengulangan beberapa kali ( 2
kali atau 3 kali saja ) dan pengulangan yang cukup
sering ( 10 kali atau lebih ). Pada modul ini, kita
akan hanya membahas pengukuran yang berualng 2
atau 3 kali saja. Jika pengukuran dilakukan
sebanyak 3 kai, denga hasil x1,x2,dan x3 atau 2 kali
saja misalnya pada awal percobaan dan pada akhir
percobaan, maka dan dapat ditentukan
sebagai berikut. Nilai pengukuran dilaporkan
sebagai sedangkan deviasi ( penyimpangan )
terbesar atau deviasi rata-rata dilaporkan sebagai
. Deviasi adalah selisih antara tiap hasil
pengukuran dari nilai rata-ratanya. Jadi :
{x} = , rata-rata pengukuran
= maksimum,
rata- rata

Dengan ;
dan,
Besaran Dalam Kehidupan 56

Deviasi = = dan
= adalah yang terbesar diantara
, dan .
Atau dapat juga diambil dari:

Disarankan agar diambil sebagai oleh


karena ketiga nilai , dan akan tercakup
dalam interval : (x- ) dan (x+
Jumlah angka berarti ditentukan oleh
ketidakpastian relatifnya, dengan aturan sebagai
berikut :

 sekitar 10%, menggunakan 2 angka berarti.

 sekitar 1%, menggunakan 3 angka berarti

 sekitar 0,1%, menggunakan 4 angka

berarti.
 Rambat Ralat Pengukuran Tunggal
Misalkan suatu fungsi y = f ( a, b, c, ……. ), y
adalah hasil perhitungan dari besaran terukur a, b,
dan .c, ( pengukuran tunggal ). Jika a berubah
sebesar da, b berubah sebesar db, dan c berubah
sebesar dc, maka :

dy =

analog di atas, dapat dituliskan menjadi :


Besaran Dalam Kehidupan 57

= + +

…..diperoleh dari ½ NST alat ukur


atau sesuai aturan yang telah dijelaskan
sebelumnya.
 Review alat pengukuran
 Mistar
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai
skala yang tidak dapat lagi dibagi-bagi, inilah
yang disebut Nilai Skala Terkecil ( NST ).
Ketelitian alat ukur bergantung pada NST ini.
Mistar memiliki NST 0,1 cm atau 1 mm.
Cara menentukan NST adalah sebagai
berikut

Batas ukur

Sebagai contoh pada gambar di atas,


ditentukan batas ukurnya di angka 1. Sehungga
jumlah skalanya dai 0 hingga 1 yaitu 10 skala.
Maka,
Besaran Dalam Kehidupan 58

= 0,1

Sehingga ketidak pastiannya

 Jangka Sorong
Setiap jangka sorong memiliki skala utama (
SU ) dan skala bantu atau skala nonius ( SN ).
Pada umumnya, nilai skala utama = 1mm, dan
banyaknya skala nonius tidak selalu sama antara
satu jangka sorong dengan jangka sorong
lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20
skala, dan bahkan ada yang memiliki skala
nonius sebanyak 50 skala.
Jangka sorong merupakan salah satu alat
ukur besaran panjang yang secara khusus dapat
digunakan untuk mengukur diameter dalam,
diameter luar dan kedalaman.Untuk
menggunakan jangka sorong terlebih dahulu
harus diketahui Nilai Skala Terkecilnya atau
Besaran Dalam Kehidupan 59

NST. Berikut ini akan diberikan cara


menentukan NST jangka sorong.
20 skala nonius = 39 skala utama
Karena nilai skala utama sebesar 1 mm,
maka
20 skala nonius = 39 mm
Sehingga, 1 skala nonius = 1,95 mm
Karena 1 skala nonius bernilai 1,95mm maka
nilai skala pada skala utama yang paling dekat
dengan 1,95 mm adalah 2 mm. selisih antara
kedua nilai skala ini merupakan NST dari
jangka sorong.
NST Jangka Sorong = 2 mm – 1,95 mm =
,0,05 mm
Untuk menentkan Hasil Pengukuran ( HP )
dengan menggunakan Jangka Sorong ini
digunakan persamaan :
Hasil Pengukuran (HP)
= ( PSU X Nilai Skala Utama ) + ( PSN X
NST Jangka Sorong )

 Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki dua bagin skala
mendatar ( SM ) sebagai skala utama dan skala
Besaran Dalam Kehidupan 60

putar ( SP ) sebagai skala nonius. NST


mikrometer sekrup dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan,

Pada umumnya mikrometer sekrup memiliki


Nilai Skala Mendatar ( skala utama ) sebesar 0,5
mm dan jumlah skala putar sebanyak 50 skala,
dengan demikian maka NST mikrometer sekrup
seperti mempunyai NST sebesar,

Hasil pengukuran dari suatu mikrometer


sekrup dapat ditentukan dengan cara membaca
penunjukkan bagian ujung skala putar terhadap
skala utama dan garis horizontal ( yang
membagi dua skala utama menjadi skala bagian
atas dan bawah ) terhadap skala putar. Untuk
menentukan Hasil Pengukuran ( HP ) dengan
menggunakan Mikrometer Sekrup ini digunakan
persamaan:
Hasil Pengukuran ( HP )
Besaran Dalam Kehidupan 61

= ( PSM X Nilai Skala Mendatar ) + (


Penunjukkan Skala Putar X NST Mikrometer
Sekrup )
 Neraca Ohauss 2610 gram
Pada neraca ini terdapat 3 lengan dengan
batas ukur yangberbeda-beda.Pada ujung lenga
dapat digandeng 2 buah beban yang nilainya
masing-masing 500 gram dan 1000
gram.Sehingga kemampua atau batas ukur alat
ini menjadi 2610 gram.
Untuk pengukuran di bawah 610 gram,
cukup menggunaka semua lengan neraca dan di
atas 610 gram sampai 2610 gram ditambah
dengan beban gantung. Hasil pengukuran dapat
ditentukan dengan menjumlah penunjukkan
beban gantung dengan semua penunjukkan
lengan-lengan neraca.
 Neraca Ohauss 311 gram
Neraca ini mempunyai 4 lengan dengan nilai
skala yang berbeda-beda, masing-masing lengan
mempunyai batas ukur dan nilai skala yang
berbeda-beda.Untuk menggunakan neraca ini
terlebih dahulu tentukan Nilai Skala masing-
masing lengan NST dari neraca Ohauss 311
Besaran Dalam Kehidupan 62

gram, diambil dari nilai skala terkecil dari


empat lengannya.
Hasil Pengukuran ditentukan dengan
menjumlahkan penunjukkan semualengan
neraca yang digunakan.
 Neraca Ohauss 310 gram
Neraca ini mempunyai 2 lengan dengan nilai
skala yang berbeda-beda dan dilengkapi dengan
sebuah skala putar( skala utama ) dan skala
nonius. NST Neraca Ohauss 310 dapat
ditentukan dengan cara yang sama dengan pada
jangka sorong. Hasil pengukuran ditentukan
dengan menjumlahkan penunjukkan semua
lengan neraca ditambahkan dengan nilai
pengukuran dari skala putar dan noniusnya.
Besaran Dalam Kehidupan 63

Soal Latihan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan teliti :


Soal pilihan ganda.
1. Berikut ini yang merupakan besaran-besaran pokok
adalah. . .
a. Panjang, kecepatan, dan waktu
b. Massa, intensitas cahaya, dan jumlah molekul
c. Suhu, kuat arus, dan percepatan
d. Gaya, usaha, dan volume
2. Dinensi dari yang benar untuk besaran turunan “Gaya”
adalah. . .
a. MT-2
b. MLT-1
c. MLT-2
d. MLT2
3. Alat- alat ukur di bawah ini yang memiliki ketelitian
hingga 0,005 mm adalah. . .
a. Mikrometer sekrup
b. Mistar
c. Neraca Ohausss
d. Jangka sorong
Besaran Dalam Kehidupan 64

Soal essai.
4. Tuliskan pengertian serta berikan contohnya masing-
masing dari
a. Besaran Pokok
b. Besaran Turunan
5. Tentukan Dimensi dari :
a. Luas
b. Volume
c. Kecepatan
d. Percepatan
e. Massa Jenis
f. Gaya
6. Tuliskan Nilai-nilai berikut dalam notasi ilmiah :
a. 10.000 s
b. 250.000 m
c. 123.000.000 Km
d. 15.000.000 s
e. 2.00.000.000 s
7. Tentukan banyaknya angka penting pada masing-
masing nilai berikut :
a. 123,45 Kg
b. 4.000 cm
c. 120,0340 cm
d. 0,00124 s
Besaran Dalam Kehidupan 65

8. Berdasarkan penunjukan warna di bawah ini.


Laporkan hasil pengukuran panjang nya, lengkap
dengan ketidakpastiannya.

9. Laporkan hasil pengukuran panjang dengan


menggunakan jangka sorong untuk gambar berikut ini,
lengkap dengan ketidakpastiannya.

10. Laporkan hasil pengukuran panjang dengan


menggunakan mikrometer sekrup untuk gambar
berikut ini, lengkap dengan ketidakpastiannya.

11. Seorang siswa mengukur diameter kelereng pada 5 sisi


berbeda dari kelereng dengan menggunakan
Besaran Dalam Kehidupan 66

mikrometer sekrup. Hasil bacaan berturut-turut adalah


: 11,38 mm; 11,28 mm; 11,32 mm; 11,42 mm; dan
11,30 mm.
Laporkan hasil pengukuran siswa tersebut lengkap
dengan ketidakpastiannya.
12. Misalkan anda mengukur selang waktu 20 kali ayunan
dari sebuah jam bandul. Anda mencatat selang waktu
40,0; 40,1; 39,8; 39,8; dan 39,9, semuanya dalam
sekon. Laporkan hasil pengukuran periode bandul
lengkap dengan ketidakpastiannya.
13. Tulislah bilangan-bilangan berikut dalam notasi
ilmiah. Sebutkan juga bilangan penting dan orde
besarnya.
a. 5807,6 m
b. 200 300 000 m
c. 0,006 300 kg
d. 0,000 000 54 kg
14. Anang melaporkan pengukuran massa sebagai 500 g.
Ketika temannya ingin menentukan banyak angka
penting dalam pengukuran anang. Ia agak ragu.
Dapatkah anang menjelaskan keraguan temannya?
Bagaimana mengatasi masalah tersebut?
15. Tentukan banyak angka penting pada hasil-hasil
pengukuran berikut ini.
a. 32,45 kg
Besaran Dalam Kehidupan 67

b. 8,0006 kg
c. 0,000 76 kg
d. 0,000 030 m
16. Selesaikan operasi-operasi matematika berikut.
Nyatakan jawaban anda ke dalam banyak angka
penting yang sesuai dengan aturan.
a. 112,6 m + 8,005 m + 13,48
b. 78,05 cm2 – 32,046 cm2
c. 0,1682 m x 8,2 m

d.

e. .

17. Selesaikan operasi-operasi matematika berikut,


nyatakan jawaban anda ke dalam notasi ilmiah dengan
banyak angka yang tepat.
a. 2,46 x 103 g + 5,4 x 103 g
b. 5,80 x 10 9 s + 3,20 x 10 8 s
c. 5,87 x 10-6- m – 2,83 x 10-6 m

d. 8,12 x 107 g – 6,30 x 106 g

e. (5,60 x 10-7 m) : (2,8 x 10-12 s)

f. (9,2 x 10-4 km) (1,5 x 10-3 km)

18. Tebal sebuah buku yang terdiri dari 90 lembar adalah

1,35 cm. Nyatakanlah tebal tiap lembar buku itu


Besaran Dalam Kehidupan 68

dalam notasi ilmiah dan banyak angka penting yang

memadai.

19. Hasil pengukuran panjang sisi sebuah persegi dengan

menggunakan jangka sorong adalah 15,300 cm.

Hitung keliling dan luasnya.

20. Hasil pengukuran massa dan volume sebuah benda

pejal adalah 4,500 x 103 gram dan 7,0 x 102 cm3.

Tentukan massa jenis bahan dari benda tersebut.

KATA BIJAK
“Orang bodoh seringkali beralasan
sabar terhadap segala sesuatu, yang
sebenarnya dia mengalah dea mengalah
pada keadaan tanpa pernah berusaha. Beri
nilai dari usahanya, jangan dari
hasilnya. Baru kita bisa mengerti
kehidupan”

“Albert Einstein”
Besaran Dalam Kehidupan 69

BAB 3
DIMENSI
KETERAMPILAN
Besaran Dalam Kehidupan 70

3.1 Pentingnya Terampil

Keterampilan di dalam kehidupan ini adalah sesuatu


yang sangat dibutuhkan. Karena, tanpa keterampilan kita
sangat sulit untuk melakukan suatu kegiatan dengan
kompleks. Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari
semua teori tentang besaran, pengukuran, dan satuan, serta
ketelitian. Pada bab kali ini, kita akan mempelajari materi
dengan menggunakan praktikum. Adanya praktikum yang
dilakukan, pastinya tidak luput dengan lembar kerja peserta
didik atau disingkat “LKPD”.
Jika kalian ingin menjadi praktikan yang baik, kalian
harus mahir dalam penggunaan alat. Seperti pada
pembahasan sebelumnya kita sudah mengetahui tentang
fungsi dari alat. Oleh karena itu, kita akan membahas cara
penggunaan alat-alat praktikum secara detail agar dapat
menjadi pribadi yang trampil dalam penggunaan alat
praktikum fisika. Berikut ini adalah cara penggunaan alat
praktikum fisika.
a. Mistar
- Cara penggunaan mistar: Impitkan skala nol pada
mistar dengan salah satu ujung benda yang akan
diukur, liat posisi ujung lain benda tersebut, baca
skala mistar tersebut.
Besaran Dalam Kehidupan 71

- Cara membaca mistar : Dalam membaca skala pada


mistar, mata harus tegak lurus dengan skala yang
akan dibaca
b. Jangka sorong
- Cara penggunaan jangka sorong : Pengukuran
dilakukan dengan menggeser rahang sorong
- Cara membaca : skala utama (skala kiri s.nonius) +
skala berimpit
c. Mikrometer sekrup
- Cara penggunaan mikrometer : Putar bidal (pemutar
besar) berlawanan arah jarum jam sehingga ruang
antara rahang tetap dengan rahang geser cukup untuk
menempatkan benda yang diukur
- Cara membaca : angka pada skala tetap + angka
nonius
d. Neraca
- Cara penggunaan neraca : Baca skala yang
ditunjukkan oleh pemberat pada masing-masing
lengan neraca
- Cara membaca : Pembacaan skala pada lengan
tengah + pembacaan skala pada lengan belakang
e. Stopwatch Analog
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
penggunaan stopwatch adalah sebagai berikut:
Besaran Dalam Kehidupan 72

 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk


mengukur.
 Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan
nol atau telah terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran
waktu.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran
waktu.
 Membaca hasil pengukuran.
 Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol
start/stop 1 kali dan jarum akan kembali ke nol
kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan
pengukuran kembali dan stop untuk mengakhiri.
Begitu seterusnya.
f. Termometer Alkohol
Berikur ini adalah langkah-langkah penggunaan
termometar alkohol :
1. Sebelum menggunakan termometer hal yang harus
dilakukan adalah memastikan bahwa termometer
tersebut dalam kondisi bersih, baik dan normal.
2. Jika diperlukan, gunakan tiang penyangga sebagai
alat bantu untuk menyangga termometer.
Besaran Dalam Kehidupan 73

Statif Penyangga

3. Masukkan termometer kedalam zat cair sekitar 3-5


menit. Posisi Reservoir kurang lebih berada
ditengah-tengah dari zat yang diukur suhunya.
Tujuannya adalah agar suhu yang didapat merupakan
suhu rata-rata dari zat tersebut.

4.

Posisi reservoir
Perhatikan pengisi termometer yang berwarna merah
Besaran Dalam Kehidupan 74

( alkohol ) berhenti pada angka berapa. Perhatikan


pula skala yang tertera pada termometer.

Hasil Pengukuran

5. Catat hasil pengukuran suhu.


6. Kemudian angkat termometer
7. Apabila hendakmelakukan pengukuran kembali,
maka tunggu beberapa saat sampai termometer siap
untuk digunakan kembali.
8. Lakukan kembali seperti langkah diatas.
9. Apabila sudah selesai, silahkan cuci termometer dan
simpan ditempat yang aman.
Besaran Dalam Kehidupan 75

Berikut ini adalah lembar kerja peserta didik.


1. Lembar kerja peserta didik tentang besaran dan satuan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(BESARAN DAN SATUAN)

A. Tujuan:
1. Menjelaskan pengertian besaran dan satuan
2. Menyebutkan besaran pokok dan besaran turunan
beserta satuannya.
3. Membuat daftar (tabel) nama besaran, satuan dan
dimensi dalam fisika.
4. Menentukan dimensi dari suatu besaran pokok
maupun besaran turunan dengan benar.
5. Membedakan satuan baku dan tidak baku

B. Prosedur kerja

Kegiatan 1: Lakukan kaji pustaka kemudian


lengkapi tabel berikut

Tabel 3.1 Hasil kaji pustakan besaran pokok

Besaran
No Lambang Satuan Dimensi
Pokok

1
Besaran Dalam Kehidupan 76

Tabel 3.2 Hasil kaji pustaka besaran turunan

Besaran
No Lambang Satuan Dimensi
Turunan

2
Besaran Dalam Kehidupan 77

Kegiatan 2:

1. Ukurlah panjang tiga benda yang tertulis dalam


tabel menggunakan satuan yang telah ditentukan
dan catat hasil pengukuranmu pada tabel 3 kolom
hasil pengukuran.
2. Ulangi sekali lagi tetapi menggunakan
penggaris/mistar catat hasil pengukuran pada
tabel 4
Besaran Dalam Kehidupan 78

Tabel 3.3 Hasil pengukuran dengan satuan baku

Satuan ukuran tidak baku


Hasil
Benda yang diukur Satuan
pengukuran

Panjang bangku Jengkal

Lebar pintu kelas Lengan

Panjang meja guru Telapak

Tabel 3.3 Hasil pengukuran dengan satuan baku

Satuan ukuran baku


Hasil
Benda yang diukur Satuan
pengukuran

Panjang bangku cm

Lebar pintu kelas cm

Panjang meja guru cm

Pertanyaan
1. Apakah yang kalian ketahui tentang besaran dan
satuan? Jelaskan !
Jawab :
Besaran Dalam Kehidupan 79

2. Apakah perbedaan besaran pokok dan besaran


turunan?
Jawab :

3. Bila hasil pengukuran menggunakan satuan


pengukuran tidak baku dibandingkan dengan
kelompok lain apakah terdapat perbedaan ukuran?
Menurut kamu mengapa hal ini dapat terjadi?
Jawab :

4. Bila hasil pengukuran menggunakan penggaris


dibandingkan dengan kelompok lain apakah terdapat
Besaran Dalam Kehidupan 80

perbedaan ukuran? Menurut kamu mengapa hal ini


dapat terjadi?
Jawab :

5. Sebutkan dua contoh penggunaan satuan baku dalam


kehidupan sehari-hari, dan jelaskan alasannya.
Jawab :

***SELAMA MENGERJAKAN***
Besaran Dalam Kehidupan 81

BAB 4
KEBERMAKNAAN
SPIRITUAL
Besaran Dalam Kehidupan 82

4.1 Makna spiritual besaran dan pengukuran

Pada halaman sebelumnya telah dibahas lebih jauh


tentang besaran dan pengukuran serta ketelitian. Tahukah
anda, bahwa materi besaran yang anda pelajari itu
mempunyai makna spiritual. Untuk membahas lebih jauh
tentang makna spiritual ada baiknya jika kita mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan spiritual.
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha
Kuasa dan Maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan
yang dianut oleh individu. Mempunyai kepercayaan atau
keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen
terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan
mempunyai dua pengertian.
 Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau
budaya dan lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen,
Budha, dan lain-lain.
 Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan Ketuhanan, Kekuatan tertinggi,
orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, sesuatu
perasaan yang memberikan alasan tentang keyakinan
(belief) dan keyakinan sepenuhnya (action), harapan
(hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi,
suatu kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan,
Besaran Dalam Kehidupan 83

perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang


kurang menyenangkan.
Harapan juga merupakan energi yang bisa memberikan
motivasi kepada individu untuk mencapai suatu prestasi
dan berorientasi kedepan. Agama adalah sebagai sistem
organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang
bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah mengenai
spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah yang
terorganisir atau teratur.
Besaran dan pengukuran di dalam ilmu fisika memiliki
makna spiritual. Seperti yang tertera pada Al-Qur’an surah
Al-Qamar ayat 49,

Artinya : “Sesungguhnya kami menciptakan segala


sesuatu menurut ukuran”.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah diciptakan
oleh Allah SWT dengan adanya pertimbangan atau ukuran
yang hanya Ia-lah yang tahu akan pertimbangan itu.
Besaran Dalam Kehidupan 84

Artinya : “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan


bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya.

Artinya : “Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi


Kamilah khazanahnya dan kami tidak menurunkannya
melainkan dengan ukuran yang tertentu.”

Maksudnya yaitu segala sesuatu yang diciptakan Allah


diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-
persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya
masing-masing dalam hidup.

4.2 Makna spiritual ketelitian

Ketelitian atau kepresisian dapat dikatakan hasil-hasil


dari suatu pengukuran terpusat pada suatu daerah tertentu.
Ketelitian memiliki makna spiritual, seperti yang di
sebutkan di dalam Al-Qur’an surah Yunus : 101

Artinya : Katakanlah: “Perhatikanlah apa yaag ada di


Besaran Dalam Kehidupan 85

langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda


kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang tidak beriman."

Telah ditegaskan di dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat


101, bahwa manusia diperintahkan untuk memeriksa apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Bagi umat
Islam ayat tersebut merupakan cambuk yang sangat kuat
untuk segera mengadakan pengamatan, penelitian dan
analisis terhadap gejala-gejala alam dan segala sesuatu
yang ada di sekitar lingkungan hidupnya agar mengetahui
kebesaran Allah SWT, sehingga dapat lebih bersyukur.
Dengan belajar lebih jauh tentang pengukuran dan
ketelitian. InsyaAllah kita dapat lebih memahami makna
kehidupan, dan memahami betapa besarnya nikmat yang
diberikan di dunia ini oleh Allah SWT.
Besaran Dalam Kehidupan 86

BAB 5
DIMENSI SOSIAL
Besaran Dalam Kehidupan 87

5.1 Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan kompetensi dasar yang ada maka dibuat


beberapa tujuan, seperti berikut ini :
3.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis,
ketepatan, ketelitian dan angka penting, serta notasi
ilmiah
Indikator:
1. Menyelidiki besaran dan satuan serta hubungannya
dalam kehidupan sehari-hari .
Tujuan :
 Peserta didik diberikan bahan bacaan
tentang besaran, peserta didik
berdiskusi. Setiap kelompok terdiri dari
4 orang yang dibantu dengan LKPD
agar dapat mengklasifikasikan besaran
dengan benar serta menghayati surah
Al-Mulk Ayat 3-4
 Peserta didik diberikan bahan bacaan
tentang satuan, peserta didik
berdiskusi. Setiap kelompok terdiri dari
4 orang mengklasifikasikan satuan
dengan benar serta menghayati surah
Al-Mulk Ayat 3-4
Besaran Dalam Kehidupan 88

 Peserta didik diberikan arahan berupa


contoh hubungan besaran dan satuan
dalam kehidupan sehari-hari, kemudian
peserta didik berdiskusi. Setiap
kelompok terdiri dari 4 orang agar dapat
mengemukakan hubungan besaran dan
satuan dalam kehidupan sehari-hari
dengan benar serta menghayati surah
Al-Mulk Ayat 3-4

2. Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan


serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Tujuan :
 Diberikan bahan bacaan tentang besaran
pokok beserta alat-alat yang mendukung
untuk besaran pokok, peserta didik
berdiskusi kelompok yang terdiri dari 4
orang
 Diberikan bahan bacaan tentang besaran
turunan beserta alat-alat yang
mendukung, peserta didik berdiskusi
kelompok yang terdiri dari 4 orang
menjabarkan besaran turunan
Besaran Dalam Kehidupan 89

 Diberikan arahan beserta contoh


besaran dalam kehidupan sehari-hari,
peserta didik berdiskusi kelompok yang
terdiri dari 4 orang untuk mencari tahu
tentang contoh nyata besaran dalam
kehidupan

3. Menentukan ketelitian dan ketidakpastian alat ukur


(mistar, meteran, jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)
Tujuan :
1. Diberikan bahan bacaan tentang
ketelitian alat-alat ukur, peserta didik
berdiskusi kelompok yang terdiri dari 3
orang, dengan alat ukur yang berbeda-
beda pada tiap kelompok. kemudian tiap
kelompok akan mengkaji ketelitian alat-
alat dengan jangka waktu tertentu, serta
menghayati surah Ar-Rahman ayat 7-9
2. Diberikan contoh kemudian arahan
beserta contoh, peserta didik mengukur
benda-benda tertentu dengan kelompok
diskusi yang terdiri atas 4 orang.
3. Diberikan arahan mengenai cara
menggunakan alat yang benar, peserta
Besaran Dalam Kehidupan 90

didik dibagi menjadi beberapa kelopok


yang terdiri dari 4 orang.
4. Mengemukakan prinsip angka penting dalam hasil
pengukuran
Tujuan :
1. Diberikan bahan bacaan tentang angka
penting. Peserta didik mulai berdiskusi
sesuai dengan kelompok
2. Diberikan beberapa pertanyaan
mengenai angka penting. Peserta didik
berdiskusi kelompok dan melaporkan
hasil diskkusi.

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut


ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiah
Indikator:
1. Menggunakan meteran, mistar, jangka sorong,
mikrometer sekrup dan mengolah data pengukuran
2. Membuat laporan tertulis hasil praktikum
Besaran Dalam Kehidupan 91

BAB 6
SISTEM PENDUKUNG
Besaran Dalam Kehidupan 92

6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A. Pertemuan 1
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Pengukuran, Besaran dan Satuan
Alokasi waktu : 2 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI)
3. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
4. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
5. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
Besaran Dalam Kehidupan 93

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat


dan minatnya untuk memecahkan masalah.
6. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
4.1 Bertambah keimanan dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
5.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
6.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran
fisis, ketepatan, ketelitian dan angka penting,
serta notasi ilmiah
Indikator:
1. Menyelidiki besaran dan satuan serta
hubungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Besaran Dalam Kehidupan 94

2. Membandingkan besaran pokok dan besaran


turunan serta dapat memberikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menentukan ketelitian alat ukur (mistar,


meteran, jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)

4. Memproses prinsip angka penting

5. Menyimpulkan hasil pengukuran

6. Menguraikan cara pengukuran massa jenis


benda teratur

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis


berikut ketelitiannya dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu
penyelidikan ilmiah
Indikator:

3. Menggunakan meteran, mistar, jangka sorong,


mikrometer sekrup
4. Memberikan neraca pegas dinamometer
5. Menyaji dan mengolah data pengukuran
6. Membuat laporan tertulis hasil praktikum
7. Mempresentasikan pengetahuan dan
keterampilan pengukuran massa jenis kelereng
besar dan kecil.
Besaran Dalam Kehidupan 95

C. Tujuan Pembelajaran
 Membangdingkan besaran pokok dan besaran
turunan serta dapat memberikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari
 Menentukan ketelitian alat ukur (mistar,
meteran, jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)

D. Materi Pembelajaran
Fakta
1. gejala alam secara umum
2. gejala fisika
3. Pengukuran
4. Besaran dan satuan
Konsep
1. Pengukuran
2. Alat pengukuran
3. Kesalahan pengukuran

E. Metode Pembelajaran
1. Diskusi kelompok
2. Tanya jawab
F. Media, alat dan sumber belajar
1. Media : cetak dan elektronik (internet)
Besaran Dalam Kehidupan 96

2. Sumber Belajar: buku pegangan Fisika, Buku


Fisika Penunjang Aktivitas Peserta didik,
Panduan Praktikum Fisika SMA dan e-
dukasi.net
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

RINCIAN WAKTU

Pendahuluan
 Pendidik memberi
salam
 Pendidik
memotivasi dan
meluruskan niat
peserta didik
 Pendidik
menyiapkan 10 menit
kesiapan peserta
didik dan
kemudian berdoa
sesuai agama dan
kepercayaan
masing-masing
 Pendidik mulai
masuk ke
Besaran Dalam Kehidupan 97

pengetahuan awal
yaitu mencocokkan
konsep
pengetahuan,
dalam hal ini
tentang konsep
besaran agar
peserta didik
terarah

Kegiatan inti
Mengamati
 Membuat daftar
(tabel) nama
besaran, alat ukur,
cara mengukur,
dan satuan yang
digunakan secara 100 menit
individu, termasuk
yang berlaku di
daerah setempat
(misalnya: untuk
ukuran massa
benda di daerah
makassar, apakah
Besaran Dalam Kehidupan 98

berbeda dengan
yang ada di luar
sulawesi)
Menanyakan
 Menanyakan
tentang hakikat
fisika dan prinsip-
prinsip pengukuran
(ketepatan,
ketelitian) dalam
proses
penyelidikan
ilmiah
Mencoba
(Eksperimen/Ekspl
orasi)
 Mendiskusikan
hakikat fisika dan
prinsip-prinsip
pengukuran
(ketepatan,
ketelitian, dan
aturan angka
penting) dalam
proses
Besaran Dalam Kehidupan 99

penyelidikan
ilmiah
 Mendiskusikan
cara menggunakan
alat ukur, cara
membaca skala,
dan cara
menuliskan hasil
pengukuran
Menalar
(Mengasosiasi)
 Mengolah data
hasil pengukuran
dalam bentuk
penyajian data.
Mengomunikasikan
 Membahas lembar
kerja yang sudah
dijawab oleh siswa

Penutup
 Bersama peserta
didik 15 menit
menyimpulkan
PENGERTIAN
Besaran Dalam Kehidupan 100

BESARAN,
SATUAN dan
PENGUKURAN
 Memberikan
tugas siswa untuk
membawa 2 butir
kelereng untuk
tiap kelompok, 1
kelereng besar
dan 1 kelereng
kecil.
 Melaksanakan
Post test

Penilaian
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil.
Penilaian proses dilakukan melalui :
1. Observasi (unjuk kerja) kerja kelompok,
(PENILAIAN AFEKTIF)
Instrumen observasi (pengamatan) dengan
menggunakan lembar ceklist dengan fokus utama
pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab,
kejujuran dalam mencantumkan data dan
kerjasama.
Besaran Dalam Kehidupan 101

2. Presentasi, (PENILAIAN PSIKOMOTOR)


Instrumen presentasi menggunakan lembar
pengamatan dengan fokus utama pada penguasaan
isi, aktivitas peran serta siswa, dan kualitas visual
presentasi (PPT).
3. Laporan tertulis (portofolio). (PENILAIAN
PSIKOMOTOR)
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik
penilaian dengan fokus utama pada
a. sistematika penulisan makalah (pendahuluan,
landasan teori, alat dan bahan, cara kerja, data,
kesimpulan, daftar pustaka)
b. kualitas visual (kerapihan),
c. sajian data (kelengkapan tabel),
d. kelengkapan grafik (judul grafik, besaran dan
satuan pada sumbu x dan y, skala)
e. kesimpulan, dan
f. penulisan daftar pustaka
Besaran Dalam Kehidupan 102

6.2 Buku Siswa

A. Materi Pertemuan 1
Ketika mendengar atau membicarakan tentang
pengukuran, pastinya kalian sudah menganggap hal itu
sudah tidak asing lagi. Taukah kalian, bahwa
pengukuran yang biasa kalian dengarkan adalah bagian
terdasar dari ilmu fisika. Pengukuran adalah proses
membandingkan antara alat ukur dengan objek yang
diukur. Di dalam pengukuran terdapat besaran, satuan,
ketelitian dan angka penting. Di dalam kehidupan
sehari-hari kita biasanya melakukan pengukuran.
Misalkan anda mengendarai motor, pastinya anda selalu
memperhatikan speediometer untuk mengetahui
kecepatan anda saat mengendarai motor.

Nah, tanpa sadar anda telah melakukan pengukuran.


Meskipun pengukuran yang anda lakukan tidak
menggukan prosedur. Akan tetapi pada hakekatnya anda
telah mengukur. Kemudian, ketika guru seni
memberikan tugas, yaitu membuat garis sepanjang 30
cm. Tanpa sadar anda telah melakukan kegiatan
pengukuran. Pengukuran itu sederhana dan dapat
memudahkan kita dalam menjalani kehidupan.
Sebagaimana sang pencipta kita telah memnciptakan
Besaran Dalam Kehidupan 103

kita dengan ukuran tertentu. Contoh sederhananya, anda


dapat terlihat tampan ataupun cantik karena tuhan telah
mempertimbangkan ukuran yang pantas untuk anda
jika/ hidup di dunia. Bayangkan saja jika anda
diciptakan dengan mempunyai mata tiga buah dan
hidung menghadap ke atas. Maka, jelas kita akan
terlihat aneh dan tersiksa. Bayangkan jika hidung kita
terbalik, dan seketika hujan turun. Betapa menderitanya
kehidupan yang dijalani.
Oleh karena itu kita seharusnya selalu bersyukur
kepada pencipta kita yang maha tahu segalanya dan
maha bijaksana. Karena kita telah diciptakan dalam
bentuk yang sebagiik-baiknya.
Sebelum memasuki materi ini lebih jauh, ada
baiknya jika kalian menjawab beberapa quis dibawah
ini.
Quis Kemampuan Dasar
6. Tuliskan 7 alat ukur yang anda ketahui beserta
fungsinya..
Jawab: .................................................................
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
.............................................................
Besaran Dalam Kehidupan 104

7. Tuliskan alat ukur panjang dan bedakan alat ukur


panjang mana yang lebih teliti...
Jawab:........................................................................
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
....................................................
8. Tuliskan alat ukur massa dan bedakan alat ukur
massa mana yang lebih teliti...
Jawab:........................................................................
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
....................................................

9. Tuliskan alat ukur waktu dan bedakan alat ukur


waktu mana yang lebih teliti..
Jawab:........................................................................
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
....................................................
10. Konversikan satuan berikut ini
f. 30 mm = . . . m
g. 3,9 km = . . . cm
Besaran Dalam Kehidupan 105

h. 3,814 g = . . . kg
i. 60 km/s = . . . s
j. 1 dm3 = . . . m3
1.1.1 Besaran
Apa itu besaran?, sering kali ketika kita atau siswa
yang ditanya apa itu besaran?. Terkadang mereka diam
ragu-ragu untuk menjawab, bahkan tidak tahu sama
sekali. Materi yang sebenarnya menjadi dasar untuk
mempelajari ilmu fisika lebih jauh jadi dilupakan.
Untuk menyegarkan ingatan kalian tentang besaran,
berikut ini adalah definisi umum tentang besaran.
Besaran merupakan ciptaan Allah SWT yang
mempunyai ukuran tertentu. Sebagaimana besaran-
besaran yang telah diciptakan oleh-Nya, mempunyai
ukuran tersendiri yaitu ayat-ayat kebesaran-Nya dan
kemudian dikembangkan oleh manusia.
Kami mengangkat beberapa pendapat yang
mendefinisikan tentang besaran. Akan tetapi, kita akan
mengambil beberapa pendapat untuk mewakili defenisi
besaran. Menurut Syarifudin (2011), Besaran adalah
sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan
angka. Untuk memperjelas tentang besaran, Alljabbar
(2008) berpendapat bahwa Besaran adalah segala
sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan
dengan angka dan mempunyai satuan.
Besaran Dalam Kehidupan 106

Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat di


tangkap dengan jelas bahwa. Sesuatu dikatakan besaran
apabila dapat diukur atau dihitung, dan dinyatakan
dengan angka. Selain itu, besaran juga dapat dikatakan
suatu tetapan yang disepakati dalam satuan internasional
(SI). Besaran di dalam ilmu fisika terbagi atas dua
bagian, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
e. Besaran pokok
Besaran pokok merupakan sesuatu yang satuannya
telah ditetapkan dan tidak berasal dari besaran lain,
sehingga besaran pokok ini yang pertama ditetapkan
oleh ilmuan. Besaran poko terdiri dari Panjang (m),
Massa (kg), waktu (s), suhu (K), Kuat arus (A),
intensitas cahaya (candela), dan jumlah zat (mol).
Berikut adalah tabel besaran pokok berdasarkan SI.
Tabel.2.1.1 Besaran pokok

No Besaran Pokok Satuan

1 Panjang m
2 Massa kg
3 Waktu Sekon
4 Suhu kelvin
5 Kuat Arus ampere
6 Intensitas Cahaya Candela
7 Jumlah zat Mol
Besaran Dalam Kehidupan 107

Mari kita membahas seperti apa bagian-bagian dari


besaran pokok itu.
8. Panjang
Tahukah kalian apa itu panjang?, kita sering sekali
mendengarkan dan bahkan menggunakan kata panjang.
Defenisi panjang di dalam ilmu fisika menurut
Dounglash (2001) yaitu ukuran jarak yang ditempuh
cahaya selama interval waktu tertentu. Panjang
memiliki satuan meter (m) dan panjang biasanya
disimbolkan dengan hurup l,x,s, dan sebagainya.
Alat-alat yang digunakan untuk mengukur panjang
adalah mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Perhatikan gambar dibawah ini :
d. Mistar

http://wapsbagi.blogspot.co.id/2016/07/alat-ukur-panjang.html

Gambar 2.1.1 Alat ukur panjang (mistar)


Besaran Dalam Kehidupan 108

e. Jangka Sorong

http://kirchhoffxmia4.weebly.com/cara-menggunakan-jangka-
sorong-dan-mikrometer-sekrup.html

Gambar 2.1.2 Alat ukur panjang (Jangka sorong)

f. Mikrometer sekrup

http://www.berpendidikan.com/2015/06/alat-ukur-panjang-yang-
paling-teliti.html

Gambar 2.1.3 Alat ukur panjang (mikrometer sekrup)


Besaran Dalam Kehidupan 109

9. Massa
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah
suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk
menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau.
Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya
disinonimkan dengan berat.
Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat
suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan
medan gravitasi. Massa juga dapat didefinisikan sebagai
ukuran sifat suatu benda yang terdiri dari berbagai
macam penyusun benda itu sendiri. Massa mempunyai
satuan kilogram (kg) dan massa ini biasanya
disimbolkan dengan huruf m.
Alat ukur massa terbagi atas beberapa macam.
berikut adalah alat ukur massa.
d. Neraca ohaus 310

http://persadamedica.com/store/category/2258/timbangan.html

Gambar 2.1.4 Neraca Ohaus 310


Besaran Dalam Kehidupan 110

e. Neraca ohaus 311

http://jihan-fisika-unesa.blogspot.co.id/2012/05/neraca-ohauss.html
Gambar 2.1.5 Neraca Ohaus 311

f. Neraca ohaus 2810

http://www.atmosferku.com/2015/08/belajar-fisika-tentang-
neraca-ohauss.html

Gambar 2.1.6 Neraca Ohaus 2810


Besaran Dalam Kehidupan 111

10. Waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian proses yang sedang
berlangsung menuju masa depan atau pun yang telah
berlalu. Waktu mempunyai satuan sekon (s) dan waktu
ini biasanya disimbolkan dengan huruf t.
c. Stopwatch Analog

http://mafia.mafiaol.com/2012/12/gambar-alat-ukur-besaran-pokok.html

Gambar 2.1.7 stopwatch analog


d. Stopwatch Digital

jualstopwatchmurah.blogspot.com

Gambar 2.1.8 Stopwatch digital


Besaran Dalam Kehidupan 112

11. Suhu
Suhu adalah ukuran drajad panas atau
dinginnya suatu benda. Suhu juga salah satu
besaran fisika yang menunjukkan besarnya
energi kinetik translasi rata-rata molekul dalam
sistem gas.
Suhu mempunyai satuan Kelvin (K) dan
biasanya suhu disimbol dengan huruf T. Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur suhu
adalah sebagi berikut.
c. Termometer (Alkohol)

ht t p s : / / e l v i a n a 0 9 . w o r d p r e s s . c o m / 2 0 1 3 / 1 2 / 0
1 / j e n i s - j e n i s - t e r mo m e t e r /

Gambar 2.1.9 Termometer (Alkohol)

d. Termometer (Air Aksa)

https://fizikapress.wordpress.com/2013/03/28

Gambar 2.1.10 Termometer


Besaran Dalam Kehidupan 113

12. Kuat Arus


Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang
disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir
melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan
waktu.
Arus listrik dapat diukur dalam satuan
Coulomb/detik atau Ampere (A) dan biasanya
disimbolkan dengan huruf I dan i. Beberapa alat ukur
yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik
adalah sebagai berikut.
d. Ampere meter dan Ohm meter

http://cuadernoabc.blogspot.co.id/
2016/01/perbedaan-galvanometer-
dan-amperemeter.html

Gambar 2.1.11 Amperemeter dan Ohm meter


Besaran Dalam Kehidupan 114

e. Multimeter (analog)

http://infokejepang.blogspot.co.id/2013/01/cara-
menggunakan-multimeter-analog.html

Gambar 2.1.12 Multimeter Analog

f. Multimeter (Digital)

https://www.amazon.com/Etekcity-MSR-U1000-Auto-
Ranging-Multimeter-Capacitance/dp/B00NW62L88

Gambar 2.1.13 Multimeter Digital


Besaran Dalam Kehidupan 115

13. Intensitas Cahaya


Intensitas cahaya adalah ukuran besar cahaya yang
dipancarkan oleh suatu sumber cahaya.Intensitas cahaya
mempunyai satuan Candela (Cd) dan biasanya juga
disimbolkan dengan I. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur intensitas cahaya adalah sebagai berikut.
c. Spektrofotometer

http://solusipengukurandigital.tumblr.com/post/131665662
329/macam-macam-alat-ukur-cahaya-berserta

Gambar 2.1.14 Spetrofotometer


d. Lux meter atau light meter

Gambar 2.1.14 Lux meter (light meter)


Besaran Dalam Kehidupan 116

14. Jumlah Zat


Jumlah zat adalah besaran pokok fisika yang
mengukur jumlah cuplikan zat elementer yang dapat
berupa elektron, atom, ion, molekul, atau partikel
tertentu. Satuan untuk jumlah zat ini adalah mol. Jumlah
mol zat tidak diukur secara langsung, karena harus
diukur massanya terlebih dahulu.
Besaran Dalam Kehidupan 117

6.3 Buku Guru

Untuk mengajarkan materi pengukuran, pendidik


sebaiknya membagi materi menjadi 4 pertemuan (4 tatap
muka).
A. Pertemuan 1
(Hakikat fisika, pengukuran, besaran dan satuan)
Pada awal pertemuan, pendidik memantapkan
niat peserta didik agar proses pembelajaran fisika
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pertemuan
pertama ini dapat menjadi sarana bagi pendidik dan
peserta didik agar dapat saling mengenal, serta
menumbuhkan rasa ketertarikan peserta didik dengan
mata pelajaran fisika.
Pertemuan 1 ini dimaksudkan agar peserta didik
sadar bahwa betapa pentingnya mempelajari ilmu
fisika, pengukuran,besaran dan satuan. Pendidik
mengarahkan peserta didik untuk :
 Mendefinisikan sendiri hakikat fisika,
pengukuran, besaran, dan satuan.
 Setelah itu guru mengarahkan peserta didik
mencari hubungan atau keterkaitan ilmu fisika
(pengukuran,besaran, dan satuan) dengan bidang
ilmu lain. Langkah awal yang dilakukan pendidik
yaitu memberikan contoh-contoh kecil yang nyata
Besaran Dalam Kehidupan 118

sehingga dapat mendorong peserta didik untuk


menemukan contoh yang lain (bisa berupa tugas
perorangan ataupun diskusi kelompok).
 Membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 4
orang. Kemudian mendiskusikan serta mencari
tahu lebih jauh mengenai besaran yang terdiri dari
besaran pokok dan besaran turunan.
 Mencari tahu alat-alat ukur yang sesuai dengan 7
besaran pokok (akan dilaporkan di pertengahan
diskusi)
 Mencari tahu cara penggunaan alat-alat ukur
Besaran Dalam Kehidupan 119

6.4 Lembar Kerja Peserta Didik (Di dalam Kelas)

2. Pengukuran Besaran massa


A. Tujuan
1. Menjelaskan cara kerja alat ukur massa
B. Alat dan bahan
1. Neraca O'hauss
2. timbangan gula
3. kantung plastik
4. kelereng jumbo 10 buah
C. Langkah kerja
1. Sediakan neraca O'hauss dan timbangan
badan.
2. Bungkus 2 buah kelereng dengan kantung
plastik. Kemudian timbang dengan
menggunakan neraca ohaus dan timbangan
gula. catat hasilnya pada tabel hasil
pengeamatan
3. Lakukan kegiatan yang
4. Masukkan atau tuliskan hasil pengamatan
pada table hasil pengamatan berikut ini.

Tabel 3.4 Hasil pengamatan


Besaran Dalam Kehidupan 120

Banyak Hasil Pengukuran


kelereng Neraca Ohaus Timbangan gula

Pertanyaan

1. Dengan menimbang satu buku, berapa massa


yang ditunjukkan oleh neraca dan timbangan
badan?
Jawab :

2. Berapa buku maksimal yang dapat ditampung


oleh neraca O'hauss dan timbangan badan?
Jawab :
Besaran Dalam Kehidupan 121

3. Mana yang lebih akurat, neraca O'hauss atau


timbangan badan?
Jawab :

4. Apa yang dapat kamu simpulkan?


Jawab :

***SELAMA MENGERJAKAN***
Besaran Dalam Kehidupan 122

6.5 Lembar Kerja Peserta Didik (Di luar Kelas)


.1
1. Pengukuran besaran waktu

A. Tujuan
1. Menjelaskan cara kerja alat ukur waktu
B. Alat dan bahan
1. Jam tangan
2. stopwatch
C. Langkah kerja
1. Buatlah garis pada halaman rumah sebagai
awalan nol.
2. Setelah itu buat skala mulai dari angka nol awalan
hingga angka 20 dengan selisih 5 meter (0-5-10-
15-20).
3. Berjalanlah sambil mengukur waktunya dengan
menggunakan alat ukur waktu (jam tangan dan
stopwatch).
4. Masukkan hasilnya pada tabel pengamatan
berikut.
Tabel 3.5 Hasil pengamatan waktu
Jarak Hasil Pengukuran
yang
Jam Tangan Stopwatch
ditempuh
Besaran Dalam Kehidupan 123

Pertanyaan
1. Bagaimana perbedaan waktu yang kamu dapatkan
ketika berjalan dari skala awal nol ke skala 1,skala
2, skala 3, skala 4, skala 5?
Jawab :
Besaran Dalam Kehidupan 124

2. Mana yang lebih akurat antara pengukuran dengan


menggunakan jam tangan atau dengan stopwatch?
Jelaskan!
Jawab :

3. Apa yang dapat kamu simpulkan?


Jawab :

***SELAMA MENGERJAKAN***
Besaran Dalam Kehidupan 125

6.6 Media Pembelajaran Fisika

1. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, dijelaskan bahwa : “media
pembelajaran adalah alat (sarana) komunikasi
yang beragam sebagai penghubung dan perantara
dalam pembelajaran”.
Media pembelajaran adalah suatu yang dapat
diinderai, khususnya penglihatan dan
pendengaran baik yang terdapat di dalam maupun
di luar kelas, yang digunakan sebagai alat bantu
penghubung (medium komunikasi) dalam proses
interaksi belajar-mengajar untuk meningkatkan
efektifitas hasil belajar siswa. Media
pembelajaran mengandung aspek-aspek; sebagai
alat dan sebagai teknik, yang berkaitan erat
dengan metode mengajar.
Media pembelajaran sesungguhnya merupakan
bagian dari sumber pembelajaran yang di
dalamnya pembelajaran disampaikan. Dalam
hubungan ini terdapat dua unsur yang terkandung
dalam media pembelajaran, yaitu:
Besaran Dalam Kehidupan 126

a. Pesan atau bahan pembelajaran yang akan


disampaikan yang selanjutnya disebut sebagai
perangkat lunak (software), dan
b. Alat penampil atau perangkat keras
(hardware). Software mencakup RPP yang
berisi materi yang akan disampaikan, seperti
percakapan keseharian dalam bahasa arab.
Adapun contoh hardware yang berkenaan
dengan ini antara lain seorang guru yang akan
mengajarkan tentang pengucapan kata-kata
bahasa arab, kemudian bahan pembelajaran
tersebut direkam dalam cassete-recorder.
Selanjutnya, hasil rekaman tersebut
diperdengarkan kepada siswa di kelas atau
laboratorium bahasa arab, dan para siswa
menirukan pengucapan kata-kata tersebut.
Contoh media pembelajaran yang lain: video-
cassete, slide film, radio, overhead
transparency, buku cetak, dan sebagainya.

2. Pemilihan Media Untuk Setiap Tahap


Pengalaman Belajar
Sebelum guru mulai mengajarkan pokok
bahasan baru telah membayangkan berbagai
kegiatan mengajar yang mungkin
Besaran Dalam Kehidupan 127

dilakukannya, dan memperhitungkan alat


bantu apa saja yang dapat dipakai selaras
dengan kegiatan-kegiatan yang
dibayangkannya itu. Mungkin lebih banyak
kegiatan dan alat yang dipersiapkan dibanding
dengan kenyataan pelaksanaannya.
Barulah jika benar-benar telah berdiri di
muka kelas tampak kegiatan dan alat apa saja
dari yang telah dipersiapkannya itu dipakai
secara aktual. Bagaimanapun juga segala alat
bantu itu harus dipersiapkan sepanjang ia
yakin bahwa hal itu dibutuhkan untuk
meningkatkan efektifitas komunikasi interaksi
edukatif.
Guru telah mempertimbangkan dengan
seksama bahwa setiap jenis alat itu berdaya
guna bagi kelas dan berdaya pakai untuk
memperoleh berbagai informasi mengenai
segala apa yang sedang dipelajari siswa.
Setiap alat dan setiap kegiatan yang
bersangkut paut dengan alat tersebut sama lain
saling menguatkan membentuk keseluruhan
pengalaman belajar. Juga telah diperhitungkan
penggunaan alat tertentu yang efektif untuk
setiap tahap pengalaman belajar. Dengan kata
Besaran Dalam Kehidupan 128

lain, untuk setiap tahap mungkin diperlukan


penggunaan media yang berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhannya.
Guru harus memandang media
pembelajaran sebagai alat bantu utama untuk
menunjang keberhasilan dan
memperkembangkan metode-metode yang
dipakainya dengan memanfaatkan daya guna
media pembelajaran. Di tangan gurulah alat-
alat itu (benda dan alam) menjadi bermakna
bagi pertumbuhan pengetahuan, keterampilan
dan pembentukan sikap keagamaan siswa.
Karena pengajaran agama lebih bersasaran
“abstrak”, maka penggunaan alat peraga harus
dilakukan secara bijaksana. Artinya, jangan
sampai siswa menjadi bertambah bingung,
kacau pengertian dan pemahamannya setelah
mendapat peragaan tersebut. Karena itu guru
agama harus bisa menyesuaikan media
pembelajaran dengan tema yang akan dikaji.
Agar dapat menggunakan media
pembelajaran secara bijaksana, guru
hendaknya antara lain:
a. Memahami dengan baik fungsi dari media
pembelajaran.
Besaran Dalam Kehidupan 129

b. Dapat mempergunakan alat pelajaran


secara tepat dan efisien.
c. Dapat memilih dan mengembangkan alat
pelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan hasil belajar yang
diharapkan.
d. Dapat memelihara dan mengelola alat
pelajaran dengan baik.
e. Dapat menimbang sendiri baik dan
buruknya penggunaan alat pelajaran untuk
suatu kegiatan belajar tertentu.
f. Dapat memanfaatkan alam sekitar sebagai
media pembelajaran.
g. Dapat membuat sendiri berbagai alat
pelajaran secara sederhana dan murah dari
bahan-bahan yang terdapat dalam
lingkungan sekitar.

3. Fungsi Media Pembelajaran


Terdapat beberapa fungsi pembelajaran, di
antaranya adalah:
1. Fungsi Edukatif; Dengan media
pembelajaran, pengaruh-pengaruh yang
bersifat mendidik dapat dilancarkan lebih
efektif. Terkandung nilai-nilai di dalamnya
Besaran Dalam Kehidupan 130

yang harus dimanfaatkan guru. Dan


pengaruh demikian itu berguna baik untuk
siswa maupun untuk masyarakat.
2. Fungsi Sosial; Melalui media pendidikan,
siswa memperoleh kesempatan untuk
memperkembangkan dan memperluas
pergaulan antara siswa itu sendiri dan
dengan masayarakat serta alam sekitarnya.
3. Fungsi Ekonomis; Berkat kemajuan
teknologi, satu macam alat pelajaran saja
sudah dapat menjangkau pemerataan
kesempatan beroleh pengajaran atau dapat
dinikmati oleh sejumlah siswa,dan alat itu
dapat digunakan sepanjang waktu atau
secara terus menerus.
4. Fungsi Seni Budaya; Melalui media
pembelajaran, siswa dapat menangkap dan
mengenal berbagai macam hasil seni
budaya manusia. Siswa bukan hanya dapat
menikmatinya dengan mengenal nilai-nilai
budaya manusia yang semakin bertambah,
melainkan juga mendorong siswa untuk
mencipta dan menyesuaikan dirinya
dengan berbagai perubahan yang amat
Besaran Dalam Kehidupan 131

cepat datangnya, karena kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi.

2. Alat Pembelajaran
1. Alat Pembelajaran
Alat pembelajaran adalah setiap peralatan
yang dapat menunjang efektivitas dan efisiensi
pembelajaran. Karena sifatnya yang demikian itu,
maka sebagian orang ada yang berpendapat atau
menyebutkan alat pembelajaran sebagai sarana
belajar atau sarana pembelajaran. Alat
pembelajaran ini juga termasuk bagian dari
sumber pembelajaran karena dapat
mempengaruhi tingkah laku para siswa.

2. Klasifikasi Alat Pembelajaran


Dalam beberapa referensi ternyata klasifikasi
media pendidikan hanya bertolak pada sejauh
mana kondisi dan taraf ketetapan dalam
pemanfaatan media pendidikan. Namun pada
umumnya alat-alat pembelajaran dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga golongan, yaitu :
1. Visual
Dalam penggolongan ini dapat dimasukkan
antara lain:
Besaran Dalam Kehidupan 132

1. Papan Tulis dan Perlengkapannya


Papan tulis merupakan alat yang telah umum
dikenal baik oleh guru maupun murid dan
senantiasa tersedia di kelas.
Contoh pemakaiannya ialah guru menulis
dalil-dalil tentang ibadah keseharian di papan
tulis.
2. Alat-Alat Grafika
Yang dimaksud dengan alat-alat grafika
adalah alat-alat pengajaran berdimensi dua dan
berfungsi untuk menerangkan kejadian atau
pokok-pokok pikiran dengan menggunakan
gabungan antara gambar, garis dan kata,
misalnya:
1. Bagan, yaitu gambaran dari suatu situasi
yang dibuat dengan garis, gambar dan kata
atau penjelasan. Contoh, membuat bagan
yang berisikan besaran pokok dan besaran
turunan.
2. Grafik, garis-garis atau gambar yang
melukiskan data mengenai sesuatu.
Contohnya yaitu membuat gambar alat
ukur beserta ketelitiannya.
3. Model, yang dimaksud yaitu benda-benda
pengganti atau lebih kecil seperti miniatur
Besaran Dalam Kehidupan 133

dari benda sebenarnya sehingga


merangkum konsep dari benda-benda yang
sesungguhnya.
Contoh membuat model neraca

3. Pertimbangan dalam Memilih Media dan Alat


Pembelajaran
Setelah dikemukakan berbagai bentuk media
pendidikan dan pengajaran sebagaimana uraian di
atas, tentunya dalam penggunaannya sangatlah
kondisional, apakah dengan pertimbangan materi
pendidikan dan pengajaran, metode yang akan
digunakan, tingkat perkembangan peserta didik,
maupun kemampuan finansial dalam memperoleh
media tersebut, jelasnya dalam penggunaan media
pendidikan terdapat kriteria tertentu.
Prinsip-Prinsip Dalam Pemilihan Media
Pembelajaran:
1. Kesesuaian dengan tujuan pengajaran
Pemilihan media pengajaran harus disesuaikan
dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai, jika
tujuan pengajaran yang akan dicapai lebih bersifat
kognitif, maka harus digunakan media pengajaran
yang merangsang kemampuan berfikir secara
aktif.
Besaran Dalam Kehidupan 134

2. Ketepatan dalam memilih media pengajaran


Dalam memilih media pengajaran harus
memahami dan memilih karakteristik media
pengajaran yang merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh guru dalam kaitannya
dengan keterampilan pemilihan media
pengajaran.
3. Objektifitas
Yakni pemilihan media pengajaran bukan
semata-mata didasarkan pada subjektifitas atau
kesenangan guru, melainkan harus didasarkan
pada keinginan peserta didik dan lainnya.

4. Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan
kepada siswa harus disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku, baik dari segi isinya,
strukturnya, maupun kedalamnya.
5. Sasaran program
Sasaran program adalah siswa yang akan
menerima informasi pengajaran melalui media
pengajaran. Media yang akan digunakan harus
dilihat kesesuaiannya dengan tingkat
perkembangan siswa, baik dari segi bahasa,
simbol-simbol yang digunakan, cara dan
Besaran Dalam Kehidupan 135

kecepatan penyajiannya, ataupun waktu


penggunaannya.
6. Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi yang ada perlu mendapat
perhatian didalam menentukan pilihan media
pengajaran yang akan digunakan, situasi dan
kondisi yang dimaksud meliputi: (1) situasi dan
kondisi sekolah atau tempat dan ruangan. (2)
situasi dan kondisi siswa yang akan mengikuti
pelajaran.
7. Kualitas teknik
Dari segi kualitas teknik, media pengajaran
yang akan digunakan harus diperhatikan, baik
dari segi persyaratannya, keunggulannya dan
kualitasnya.
8. Keefektifan dan efisiensi
Keefektifan adalah sebuah istilah yang
berkaitan dengan hasil yang dicapai. Sedangkan
efisiensi adalah istilah yang berkaitan dengan
proses pencapaian hasil tersebut.
Prinsip-Prinsip Pemilihan Alat Pengajaran:
Prinsip pemilihan alat pengajaran menurut Moh.
Uzer Usman ialah:
1. Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan
kematangan dan pengalaman anak/siswa
Besaran Dalam Kehidupan 136

2. Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan


mudah digunakan
3. Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa
lebih dahulu
4. Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya
dengan diskusi, analisis, dan evaluasi
5. Sesuai dengan batas kemampuan biaya.
Besaran Dalam Kehidupan 137

BAB 7
SISTEM SOSIAL
PEMBELAJARAN
Besaran Dalam Kehidupan 138

7.1 Sistem Sosial Pembelajaran

Pendidikan dimanapun tidak akan pernah berdiri secara


terpisah dari kegiatan kelas yang memberikan kesempatan
kepada seorang pendidik untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, wajar apabila
pelaksanaan pendidikan selalu menuntut sarana kelas
sebagai tempat yang mampu menghubungkan antara guru
dan siswa dalam sebuah proses interaksi.
Hubungan yang terjalin melalui kegiatan kelas mampu
menempatkan seorang guru dan para murid dalam konteks
dialogis, serta membangun persepsi secara horisontal,
berupa hubungan emosional antar individu sebagai subjek
yang sama, dan secara bersama-sama dalam mengamati
objek pengetahuan. Sehingga, tanpa disadari,
sesungguhnya aktivitas yang berlangsung tersebut
merupakan kenyataan terhadap eksistensi sistem sosial
dalam kegiatan pendidikan. Meskipun demikian, jangkauan
sistem sosial tersebut sangatlah terbatas. Sebab yang
nampak hanya berupa kompleksitas interaksi yang
berlangsung melalui aktivitas pembelajaran kelas.
Sebagai upaya untuk memaparkan realitas tersebut,
maka melalui makalah ini penulis berupaya untuk merunut
pemahaman kita ke dalam sebuah perspektif tentang
kegiatan kelas sebagai suatu sistem sosial, melalui
Besaran Dalam Kehidupan 139

penelusuran tentang pengertian kelas beserta ruang lingkup


interaksi yang berlangsung di dalamnya sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dalam wawasan sosiologi
pendidikan.

7.2 Pengertian Kelas

Menurut Oemar Hamalik adalah suatu kelompok orang


yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat
pengajaran dari guru. Pengertian ini jelas meninjaunya dari
segi anak didik, karena dalam pengertian tersebut ada frase
“kelompok orang” (Oemar Hamalik, 1992:311). Pendapat
ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang juga
mengemukakan pengertian kelas dari segi anak didik.
Hanya pendapatnya lebih mendalam.
Menurut Suharsimi Arikunto di dalam didaktik
terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu
sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dengan batasan
pengertian seperti tersebut, maka ada tiga persyaratan agar
dapat terjadi:
1. Sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama
bersama-sama menerima pelajaran, tetapi jika bukan
pelajaran yang sama dari guru yang sama, namanya
bukan kelas;
Besaran Dalam Kehidupan 140

2. Sekelompok anak yang dalam waktu yang sama


menerima pelajaran yang sama, tetapi dari guru yang
berbeda, namanya juga bukan kelas; dan
3. Sekelompok anak yang sama, menerima pelajaran dari
guru yang sama, tetapi jika pelajaran tersebut diberikan
secara bergantian namanya juga bukan kelas.

Suharsimi Arikunto menegaskan, bahwa kelas yang


dimaksud di sini adalah kelas dengan sistem pengajaran
klasikal dengan pengajaran secara tradisional. Artinya,
kegiatan pengajaran dilaksanakan secara bersamaan dan
menyeluruh serta serentak.
Sebagaimana disampaikan oleh Hadari Nawawi (Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:197-198), yang
memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi
oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul
untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam
pengertian ini mengandung sifat statis karena sekadar
menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat
perkembangannya yang antara lain didasarkan pada
batas umur kronologis masing-masing.
2. Kelas dalam arti luas adalah, suatu masyarakat kecil
yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang
sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja
Besaran Dalam Kehidupan 141

yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar


mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelas tidak


hanya berhubungan dengan definisi suatu tempat,
melainkan dapat lebih global lagi, yakni menjadi suatu unit
kerja dalam suatu organisasi sosial. Penempatan kelas
dalam suatu struktur kerja seperti sekolah memberikan
peluang pemanfaatan yang lebih besar cakupannya. Hal ini
sebagaimana tergambar dalam kegiatan interaksi edukatif
yang berlangsung dalam pendidikan formal.

7.3 Interaksi Sosial dalam Kegiatan Kelas

Dalam kegiatan yang berlangsung di dalam kelas,


interaksi antara guru dengan para murid, dan antar sesama
murid adalah bagian dari proses pembelajaran yang sangat
kompleks. Mengenai hal ini, jika ingin mengetahui
bagaimana interaksi tersebut dikatakan sangat kompleks,
maka terlebih dahulu mesti diketahui pengertian dari
interaksi sosial tersebut.
Pengertian interaksi sosial menurut beberapa pakar (Ary
H. Gunawan, 2000:30-31) adalah:
1. Menurut Bonner, interaksi sosial ialah suatu hubungan
antara dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu
Besaran Dalam Kehidupan 142

yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki


kelakuan individu yang lain, dan sebaliknya.
2. Menurut Young, interaksi sosial ialah kontak timbal
balik antara dua orang atau lebih.Menurut Psikologi
Tingkah Laku (Behavioristic Psychology), interaksi
sosial berisikan saling perangsangan dan pereaksian
antara kedua belah pihak individu.

Berdasarkan pernyataan di atas, jelaslah bahwa interaksi


sosial adalah polarisasi hubungan antar individu yang
saling mempengaruhi. Dari interaksi sosial inilah kemudian
terjadi interaksi personal sosial, yaitu interaksi dengan
“orang” (person) dalam situasi (lingkungan) sosial, serta
interaksi kultural, berupa hubungan seseorang dengan
kebudayaan kelompoknya.
Mengenai hal tersebut terdapat pembagian dalam
interaksi sosial. Pembagian interaksi sosial tersebut dapat
disimak melalui pernyataan di bawah ini mengenai
beberapa macam interaksi sosial (Ary H. Gunawan,
2000:32-33), yakni: Pertama, dilihat dari sudut subjeknya,
ada tiga macam interaksi sosial, yaitu: Interaksi antar orang
perorangan, Interaksi antar orang dengan kelompoknya,
dan sebaliknya, Interaksi antar kelompok; Kedua, dilihat
dari segi caranya, ada dua macam interaksi sosial, yaitu:
Interaksi langsung (direct interaction), yaitu interaksi fisik,
seperti berkelahi, hubungan seks/kelamin, dan sebagainya;
Besaran Dalam Kehidupan 143

serta Interaksi simbolik (symbolic interaction), dengan


mempergunakan bahasa (lisan/tertulis) dan simbol simbol
lain (isyarat), dan lain sebagainya; dan, Ketiga, menurut
bentuknya, Selo Soemardjan membagi interaksi menjadi
empat, yaitu: Kerjasama (cooperation), Persaingan
(competition), Pertikaian (conflict), dan Akomodasi
(accommodation), yakni bentuk penyelesaian dari
pertikaian.
Kompleksitas interaksi sosial yang terjadi dalam
kegiatan kelas antara guru dan siswa serta antar sesama
siswa telah terpolarisasi sedemikian rupa dalam kegiatan
didalam kelas. Hal ini merupakan gambaran dalam proses
riil pembelajaran. Oleh karena itu, dalam interaksi edukatif
yang terjalin tersebut guru merupakan komponen utama
yang (semestinya) mampu mengarahkan berlangsungnya
proses interaksi edukatif ke arah yang positif. Sebab, guru
merupakan pengelola sekaligus pengatur jalannya interaksi
dalam proses pembelajaran tersebut.
Kita semua mengetahui, bahkan pernah merasakan,
ketika proses pembelajaran tengah berlangsung, ada murid
yang merasa terganggu saat mengikuti pelajaran di kelas
karena ulah teman sekelasnya, atau ada pula yang merasa
terganggu ketika salah seorang murid mengajak temannya
berbicara, atau ada yang bertingkah usil dengan
menyembunyikan alat tulis, atau kita sendiri selaku
Besaran Dalam Kehidupan 144

pendidik merasa dilecehkan oleh siswa. Ketika salah


seorang di antaranya selalu mendominasi pembicaraan saat
diskusi kelompok, mendebat kita selaku guru secara tidak
wajar, dan sebagainya.
Tentu ada juga yang pernah merasa terganggu karena
ruang kelas sangat panas dan pengap, penerangan kurang
jelas, tempat duduk tidak nyaman, barang-barang dalam
kelas tidak teratur, dan sejenisnya. Demikian pula tentu ada
yang pernah merasa kecewa, tersinggung, marah, malu, dan
sebagainya, karena perlakuan tertentu dari guru meskipun
sebenarnya apa yang diajarkan olen guru tersebut menarik
untuk disimak.
Kondisi sebagaimana yang dibahas di atas menunjukkan
bahwa dalam kegiatan kelas semua orang berhubungan
langsung dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Secara kompleks, interaksi pembelajaran yang terjadi telah
membentuk sistem sosial, baik disadari secara langsung,
maupun tidak. Situasi seperti ini terdapat seorang individu
dalam kegiatan kelas yang dihormati, disegani, dipatuhi
perkataannya, dan ada pula yang sebaliknya, diejek,
dimarahi, dikucilkan,direndahkan kedudukannya di antara
rekan-rekannya yang lain.
Kondisi tersebut pada akhirnya membentuk klasifikasi
sosial dalam interaksi kelas, baik yang berpretensi material,
seperi antara kaya dan miskin, atau immaterial, seperti
Besaran Dalam Kehidupan 145

terhormat, kurang terhormat dan tidak terhormat. Atau,


yang bersifat formil, seperti pandai dan bodoh, yang
bersifat informil, seperti cantik, tampan dan sebaliknya.
Kondisi seperti dipaparkan di atas membutuhkan
penanganan dalam bentuk kerjasama (Assimellereng) yakni
bentuk penyelesaian dari pertentangan. Seorang guru
diharuskan menjadi mediator pembelajaran kelas dengan
sistem sosial yang telah terbentuk sedemikian rupa ke arah
bentuk pembelajaran kelompok yang antara satu dengan
lainnya dapat bekerjasama dengan baik, serta saling
memahami kedudukan atau posisi antar individu yang
terdapat di dalam kelompok.
Seorang guru, dalam kondisi seperti itu juga mesti
mempersempit jarak perbedaan di atara individu satu
dengan yang lainnya, menyamaratakan sikap dan perlakuan
kepada seluruh personil kelompok, dan memberikan
penghargaan yang tidak berlebihan atas prestasi yang
dicapai oleh individu maupun kelompok.
Besaran Dalam Kehidupan 146

BAB 8
PRINSIP REAKSI
DALAM PEMBELAJARAN
Besaran Dalam Kehidupan 147

8.1 Strategi Pembelajaran Fisika

Menurut Para Ahli, Strategi pembelajaran merupakan


suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk
didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.
Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup
pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran
secara spesifik. Adapun beberapa pengertian tentang
strategi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
1. Hamzah B. Uno (2008:45)
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu
diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
2. Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen
dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum
pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang
merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan
kegiatan selanjutnya.

3. Suparman (1997:57)
Besaran Dalam Kehidupan 148

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari


urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi
pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu
yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
4. Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran
dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, strategi
pembelajaran adalah Suatu cara memadukan komponen-
kompoen untuk mengorganisasikan materi pelajaran
peserta didik, alat dan bahan dan waktu yang digunakan
untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

Pada kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah


dengan proses penilaian yang meliputi SKK (sikap,
keterampilan, knowledge). Karena adanya kesinambungan
antara proses penilaian dan pembelajaran, maka diperlukan
diperlukan metode pembelajaran yang berbasis
menemukan.
Metode pembelajaran berbasis menemukan (discovery
learning) sangak disarankan dalam pendekatan saintifik.
Karena, pada pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan
atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan
Besaran Dalam Kehidupan 149

prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam


menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik
kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa
konsep atau prinsip.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar
yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi
objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan
Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif
didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu
dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery.
Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses
belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau
prinsip.
Peserta didik didorong untuk mengkonstruksi
pengetahuan dalam pikirannya agar dapat memahami dan
menerapkan pengetahuannya dalam pemecahan masalah.
Dalam hal ini, peserta didik telah diberikan keleluasaan
untuk mengembangkan dan menerapkan ide dan strategi
belajarnya. Sehingga, saat proses pembelajaran sedang
berlangsung, peserta didik mampu aktif untuk mencari tahu
ilmu pengetahuan yang lebih. Sehingga peserta didik
menjadi penemu atas ilmu pengetahan yang dimilikinya
dan bukan hanya sekedar tahu menghafal rumus saja.
Besaran Dalam Kehidupan 150

Ketika peroses pembelajaran sedang berlangsung guru


mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok
berdiskusi. Terbentuknya kelompok berdiskusi itu dapat
mengembangkan dimensi sosial peserta didik untuk bekerja
sama, saling menghargai pendapat sesama, memiliki sikap
toleransi, dan sebagainya. Pada awal proses pembelajaran
fisika tentang besaran, ketelitian dan ketepatan sangat tepat
untuk disisipkan penguatan nilai-nilai spiritual tentang
kebesaran tuhan untuk peserta didik. Sehingga peserta
didik dapat lebih menyadari bahwa tuhanlah yang
menciptakan sesuatu yang ada di jagaraya ini dan
memperjelas keterbatasan manusia sebagai ciptaan-Nya
yang tidak ada yang sempurna.

Kriteria Guru yang Menunjang Penerapan


8.2
Pendekatan Ilmiah

Pada kurikulum 2013 menekankan pada aktivitas


peserta didik dalam pembelajaran fisika. Pendidik harus
memiliki beberapa kriteria yang menunjang penerapan
pendekatan ilmiah, yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Substansi atau materi pembelajaran benar-benar
berdasarkan fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu, bukan hanya
sebatas kira-kira yang bersifat khayalan, dongeng, atau
legenda semata.
Besaran Dalam Kehidupan 151

b. Pada penjelasan guru: respon peserta didik, dan intraksi


antara pendidik dan peserta didik harus harus terbatas
dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif,
atau nalar yang menyimpang dari berpikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar
berpikir kritis, analistis, dan tepat dalam hal
mengidentifikasi, memahami, memecahkan
permasalahan, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar
mampu berpikir hipotetik atau membuat dugaan untuk
melihat suatu perbedaan, kesamaan, dan keterkaian
dalam hal ilmu pengetahuan
e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar
mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan
pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, atau fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh pendidik
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara menarik sistem
penyajiannya, jelas dan sederhana
Besaran Dalam Kehidupan 152

8.3 Kiat-kiat Menghadapi Peserta didik

A. Peserta didik yang sering gaduh


Ketika pendidik mengajar di kelas yang susah diatur,
pasti selalu ada saja murid yang membuat gaduh. Yang
tadinya suasana kelas tenang, tiba-tiba langsung
menjadi sangat ribut seisi kelas. Ketika pendidik ingin
menerangkan apapun di kelas juga tidak terdengar.
Daripada berteriak di depan murid, lebih baik gunakan
gestur nonverbal untuk menegur. Misalnya, bisa dengan
menaruh jari telunjuk di depan mulut untuk memberikan
kode “jangan berisik”. Bisa juga saat ada yang berisik,
tatap murid yang membuat keributan sampai akhirnya
sadar kalau diperhatikan dan diam sendiri.
Sebisa mungkin hindari untuk berteriak. Karena
dengan berteriak, tenaga akan terkuras, dan tentunya
secara tidak langsung mengajarkan murid bahwa di
kelas boleh berteriak. Jadi, cobalah tetap bersikap
tenang selalu. Setelah itu untuk murid yang paling
gaduh dapat diposisikan untuk duduk di kursi depan.
Perlu diketahui bahwa anak yang gaduh, biasanya ingin
diperhatikan oleh gurunya. Maka, terkhusus untuk anak
yang sering gaduh, buatlah anak tersebut merasa
berguna untuk guru. Misalkan, tulisan di papan tulis
sudah penuh, anak yang sering berbuat gaduh tersebut
dapat di panggil untuk menghapus tilisan di papan tulis.
Besaran Dalam Kehidupan 153

Kemudian, jika ingin mengambil sesuatu yang


tertinggal atau mengambil buku di perpustakaan. Maka,
dapat pula di berikan tugas kepada sang anak untuk
mengambilkan. Hal tersebut kiranya dapat menjadikan
sang anak merasa berguna atau diperhatikan. Sehingga,
dengan menaklukkan pemimpin kegaduhan, maka
peserta didik yang lainnya insyaAllah dapat teredam
kegaduhannya.

B. Peserta didik yang susah di atur


Pada saat menghadapi murid yang susah diatur, tidak
jarang membuat pendidik habis kesabaran. Salah satu
hal yang sering kali dilakukan adalah dengan memarahi
dan memberikan peringatan kepada murid mengenai
sikap murid yang kurang diterima tersebut. Kemarahan
sebaiknya diredam agar tidak timbul ketakutan dan
kebencian dari peserta didik. Kemudian ketika pendidik
menegur peserta didik, sebaiknya tegur dengan
perkataan yang positif, hindarilah perkataan negatif.
Misalnya saja, ketika pendidik sedang menerangkan
di depan kelas, mulai ada murid yang malah asik
ngobrol sendiri dan malah mengganggu murid yang
lain. Apabila pendidik hanya mengingatkan dengan
berkata “jangan berisik!” atau “jangan mengobrol!”,
mungkin awalnya murid akan diam. Tapi lama-
Besaran Dalam Kehidupan 154

kelamaan pasti akan mengulanginya lagi, karena tidak


ada alasan solutif dari ucapan tersebut.
Sebaiknya ketika menegur, sambil memberikan
alasan solutif mengapa perlu memperhatikan pendidik
seperti “ayo perhatikan ke depan, kalian mau kan
mendapat nilai bagus di ujian nanti dan bebas
remedial?”. Biasanya ini akan lebih ampuh, peserta
didik akan diam dan mulai memikirkan akibat yang
mereka dapatkan. Akhirnya, pendidik pun akan lebih
menyimak pendidik.

C. Perilaku peserta didik


Sebagai manusia, terkadang pendidik terlalu fokus
dengan keburukan saja dan lupa akan hal positif atau
kebaikan yang dilakukan peserta didik. Nah, coba mulai
perhatikan lebih seksama sikap seorang peserta didik
yang sangat susah diatur. Bisa saja peserta didik
tersebut memang berisik saat di kelas, tetapi di sisi lain
selalu rajin mengerjakan tugas atau bahkan sekedar rajin
tunjuk tangan untuk bertanya. Sesekali, cobalah untuk
memuji perilaku baik serta motivasinya. karena peserta
didik itu senang sekali apabila setiap mendapat pujian,
apalagi jika dipuji oleh pendidiknya.
Ketika peserta didik merasa dihargai sekecil apapun
tindakan yang sudah diperbuat, mereka akan senang
Besaran Dalam Kehidupan 155

untuk terus berperilaku baik pula. Sehingga peserta


didik makin mudah untuk menerima materi-materi yang
diberikan. Tapi bukan berarti hanya fokus memuji ke
salah satu peserta didik saja, Jangan lupa untuk memuji
tindakan peserta lainnya agar semua di ratakan,
kemudian agar tidak disangka “anak emas” oleh peserta
didik lainnya.

D. Peserta didik punya tujuan berbeda-beda


Sesekali pendidik harus mencoba mengaajak ngobrol
atau berbicara kepada peserta didik yang susah diatur
secara personal. Bisa jadi peserta didik tersebut
sebenarnya mempunyai masalah internal seperti
keluarga atau bahkan teman yang membuat dirinya
susah fokus untuk di kelas dan jadinya malah mencari
perhatian. Dengan cara mencoba mendengarkan cerita
peserta didik, maka pendidik pun juga akan lebih
mengerti kondisi peserta didik tanpa harus bersikap
marah terus.
Hasil positifnya setelah berbagi cerita, peserta didik
akan merasa ada kedekatan dengan Pendidik karena
mau mendengarkan dan mengerti mereka. Sehingga
peserta didik pun akan jadi lebih menghormati guru dan
akan lebih menjaga sikap untuk tidak terus-menerus
Besaran Dalam Kehidupan 156

membuat onar suasana kelas, bahkan dapat berubah


menjadi murid yang tauladan.

E. Hukuman yang pas pada peserta didik


Kalau mau cara apapun tetap membuat peserta didik
susah untuk diatur, kadang tidak ada salahnya pendidik
juga untuk memberikan hukuman bagi peserta didik
yang melanggar. Tetapi, buatlah hukuman yang
diberikan ini sifatnya membangun dan positif, bukan
yang malah jadi membentak-bentak murid saja.
Boleh saja apabila pendidik menerapkan bagi siapa
pun yang tidak mengerjakan tugas harus traktir permen
untuk teman-teman sekelasnya. Tentu, peserta didik
tidak mau sampai uang jajannya terpotong karena tidak
mengerjakan tugas kan?. Tetapi sebelumnya pastikan
semua peserta didik sudah setuju dengan peraturan yang
dibuat. Pendidik bebas untuk membuat aturan yang
bersifat membangun motivasi peseta didik. Pastikan
juga untuk tetap mewajibkan peserta didk untuk
mengumpulkan tugas, agar hukuman yang dibuat tidak
disalahgunakan.

F. Tindakan terusan
Dalam hal ini, pendidik membutuhkan adanya
koordinasi dengan beberapa, salah satunya pihak orang
tua. Sebagai pendidik yang baik haruslah rutin
Besaran Dalam Kehidupan 157

mengadakan pertemuan dengan orang tua peerta didik,


sehingga bisa mengetahui bagaimana perkembangan
yang terjadi pada peserta didik. Mulai dari perilaku
peserta didik di rumah, lingkungan pertemanan,
kebiasaan peserta didik, dan sebagainya.
Besaran Dalam Kehidupan 158

BAB 9
SINTAKS
Besaran Dalam Kehidupan 159

9.1 Sintaks Pembelajaaran

Sintaks merupakan suatu langkah-langkah. Jika


dihubungkan dalam pembelajaran, maka sintaks
pembelajaran merupakan suatu langkah-langkah yang
dibuat untuk membelajarkan siswa yang di dalamnya berisi
model pembelajaran.

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah (sintaks)


pembelajaran dari beberapa model pembelajaran,
sebagaimana berikut ini.
1. Pembelajaran model group-investigation (Slavin,
1995).
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
 Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok,
menentukan sumber memilih topik, merumuskan
permasalahan),
 Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari,
bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa, apa
tujuannya),
 Investigation (saling tukar informasi dan ide,
berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi,
menganalisis data, membuat inferensi),
 Organizing (anggota kelompok menulis laporan,
merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji,
moderator, dan notulis),
Besaran Dalam Kehidupan 160

 Presenting (salah satu kelompok menyajikan,


kelompok lain mengamati, mengevaluasi,
mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau
tanggapan), dan
 Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi
terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil
diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi
mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan,
melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan
pada pencapaian pemahaman.

2. Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams


Achievement Divisions (STAD), (Slavin, 1995).
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
dengan anggota yang heterogen (misalnya masing-
masing kelompok beranggotakan empat orang).
 Guru menyajikan pelajaran.
 Guru memberi tugas pada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
 Siswa yang dapat mengerjakan tugas/soal
menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya
sehingga semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
Besaran Dalam Kehidupan 161

 Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh


siswa. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan, siswa
tidak boleh saling membantu.
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang memiliki nilai/poin tinggi.
 Guru memberikan evaluasi.
 Penutup.

3. Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw (Aronson, et.


al., 1978 dalam Chotimah & Dwitasari, 2009)

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:


 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
(misalnya masing-masing kelompok beranggotakan
empat orang)
 Tiap siswa dalam kelompok diberi bahan materi yang
berbeda (kelompok asal).
 Tiap siswa dalam kelompok membaca dan
mempelajari materi yang ditugaskan.
 Anggota dari kelompok yang berbeda yang telah
mempelajari materi yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan bagian materi yang sama tersebut.
 Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap
siswa kembali ke kelompok asal. Selanjutnya,
mereka bergantian mengajar teman satu kelompok
Besaran Dalam Kehidupan 162

tentang materi yang telah ia pelajari/diskusikan


dalam kelompok ahli. Sementara itu, anggota
kelompok lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh, kemudian membuat rangkuman.
 Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
 Guru dan siswa membuat kesimpulan.
 Guru memberikan evaluasi.
 Penutup.

4. Pembelajaran problem-based instruction (Arend


et.al., 2001).
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya,yaitu:
 Guru mendefisikan atau mempresentasikan masalah
atau isu yangberkaitan (masalah bisa untuk satu unit
pelajaran atau lebih, bisa untuk pertemuan satu, dua,
atau tiga minggu, bisa berasal dari hasil seleksi guru
atau dari eksplorasi siswa),
 Guru membantu siswa mengklarifikasi masalah dan
menentukan bagaimana masalah itu diinvestigasi
(investigasi melibatkan sumber-sumber belajar,
informasi, dan data yang variatif, melakukan surve
dan pengukuran),
 Guru membantu siswa menciptakan makna terkait
dengan hasil pemecahan masalah yang akan
Besaran Dalam Kehidupan 163

dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan


masalah dan apa rasionalnya),
 Pengorganisasian laporan (makalah, laporan lisan,
model, program komputer, dan lain-lain), dan
 Presentasi (dalam kelas melibatkan semua siswa,
guru, bila perlu melibatkan administator dan anggota
masyarakat).

Pembelajaran Tematik menurut (Depdiknas, 2006)


Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk
menciptakan suasana awal pembelajaran untuk
mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan
untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan
penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema
yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang
dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan
fisik/jasmani, dan menyanyi
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan
kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan
Besaran Dalam Kehidupan 164

pembelajaran dilakukan dengan menggunakan


berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun
perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk
menenangkan. Beberapa contoh kegiatan
akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan
cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral,
musik/apresiasi musik.

9.2 Sintaks Pembelajaaran Kearifan Lokal

Model pembelajaran A’bulo Sibatang berbasis


proyek atau Project Based Learning (PjBL) dilakukan
untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan
dengan penanaman nilai-nilai A’bulo Sibatang yang
saling melengkapi dan saling bekerja sama dengan cara
membuat karya atau proyek yang terkait dengan materi
ajar dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh
peserta didik.
PjBL memungkinkan siswa untuk melakukan
aktivitas belajar aintifik berupa kegiatan: 1) bertanya; 2)
melakukan pengamatan; 3) melakukan penyelidikan
Besaran Dalam Kehidupan 165

atau percobaab; 4) menalar; 5) menjalin hubungan


dengan orang lain dalam upaya memperoleh informasi
atau data. Misalnya proyek belajar yang dilakukan
adalah menyelidiki bagaimana cara mengatasi
permasalahan sampah di sekitar sekolah, siswa harus
mengamati kondisi di lingkungan sekolah, melakukan
penyelidikan tentang sumber sampah dan jenis sampah
yang ada.
Model Pembelajaran A’bulo Sibatang
adalah suatu model yang menekankan pada sikap ata
u perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu di antara sesama dalam struktur kerjasam
a yang teratur dalam kelompok,
yang terdiri atas dua orang atau lebih.
Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
ketkerlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Model Pembelajaran A’bulo Sibatang ini juga
memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan
semata-mata harus diperoleh dari
guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terli
bat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi
keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya
ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh,
melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan secara
Besaran Dalam Kehidupan 166

bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur


dengan baik.
A. Langkah-langkah pembelajaran Project Based
Learning (PjBL), adalah:
1. Penyajian permasalahan
Permasalahan diajukan dalam bentuk pertanyaan.
Pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan
esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa
untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang
dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang
membutuhkan investigasi mendalam.
2. Membuat perencanaan
Guru perlu merencanakan standar kompetensi
yang akan dikaji ketika membahas permasalahan.
Kompetensi yang dikaji sebaiknya mencakup konsep
penting yang ada dalam kurikulum.
3. Menyusun penjadwalan
Siswa harus membuat penjadwalan pelaksanaan
proyek yang disepakati bersama guru.
4. Memonitor pembuatan proyek
Pelaksanaan pekerjaan siswa harus dimonitor dan
difasilitasi prosesnya.
5. Melakukan penilaian
Penilaian dilakukan secara autentik dan guru perlu
memvariasikan jenis penilaian yang digunakan.
Besaran Dalam Kehidupan 167

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian


terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/ waktu tertentu.
6. Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan pada siswa dalam melakuakn refleksi
pembelajaran yang telah dilakukan baik secara
individual maupun kelompok.

B. Langkah-langkah Model Pembelajaran A’bulo Sibatang


Berbasis Proyek:
1. Guru menyampaikan tujuan, motivasi, dan kompetensi
yang akan dicapai.
2. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok berdasarkan jumlah siswa di dalam kelas
dengan memerhatikan (prestasi, jenis kelamin, suku,
dll).
3. Peserta didik duduk berdasarkan kelompoknya. Ini
dimaksudkan agar komunikasi antarteman kelompok
telah terjalin sehingga pada saat pengerjaan tugas,
peserta didik sudah saling membangun komitmen
yang kuat untuk menyelesaikan tugas tersebut seperti
konsep A’bulo Sibatang.
4. Sebelum guru menyajikan permasalahan kepada setiap
kelompok, terlebih dahulu guru memberikan
Besaran Dalam Kehidupan 168

penjelasan singkat tentang teks laporan observasi. Ini


dimaksudkan agar peserta didik memiliki informasi
awal tentang proyek yang akan diselesaikan.
5. Guru menyajikan permasalahan dalam bentuk
pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan adalah
pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi
siswa untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang
dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang
membutuhkan investigasi mendalam.
6. Guru memberikan permasalahan kepada siswa dengan
memeprtimbangkan tingkat kesulitan. Permasalahan
yang terlalu mudah tidak memberikan tantangan
kepada siswa untuk menyelesaikan proyek dari guru.
7. Guru memotivasi siswa dengan penanaman nilai
A’bulo Sibatang bahwa proyek yang dikerjakan tanpa
sumbangsih dari semua anggota kelompok mustahil
dapat terselesaikan dengan baik.
8. Peserta didik mendiskusikan tentang perencanaan
proyek terkait dengan pernyelesaian permasalahan
yang diidentifikasi.
9. Peserta didik membuat proyek dengan memahami
konsep yang terkait dengan materi pelajaran.
10. Peserta didik menyelesaikan proyek yang diberikan
oleh guru. Anggota kelompok yang kurang memahami
proyek tersebut dapat mendiskusikan kembali bersama
Besaran Dalam Kehidupan 169

teman kelompoknya. Agar semua angota kelompok


mengerti tentang proyek yang dikerjakan.
11. Guru melakukan penilaian terhadap proyek yang
dikerjakan oleh peserta didik. Karena pembelajaran
berbasis proyek dapat memberikan hasil belajar dalam
bentuk pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill
atau psikomotor), dan sikap (attitude atau afektif),
maka penilaiannyapun dilakukan untuk ketiga ranah
ini. Bentuk penilaian dapat berupa tes atau nontes.
12. Evaluasi.
13. Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
 Menyuruh mengoreksi pekerjaan siswa masing-
masing berdasarkan refleksi dari guru
 Menyuruh siswa mempertukarkan karyanya dengan
temannya lalu melaporkan secara lisan skor yang
dicapai oleh temannya.
Besaran Dalam Kehidupan 170

BAB 10
SISTEM PENILAIAN
Besaran Dalam Kehidupan 171

10.1 Penilaian Otentik Pembelajaran Fisika

Permendikbud Nomor 66 Tahun 013 tentang Standar


Penilaian, yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran
guru melakukan penilaian otentik meliputi tiga ranah, yaitu
pengetahuan, keterampilan dan sikap,
1. Penilaian pengetahuan dapat dilakukan melalui test
tertulis, lisan, dan penguasaann.
2. Penilaian keterampilan dilakukan melalui tes praktik,
proyek, dan portofolio.
3. Penilaian sikap yang dilakukan melalui observasi,
penilaian diri, penilaian sebaya dan penilaian jurnal.

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut


beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam “Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013” adalah
sebagai berikut:
1. American Library Association mendefinisikan sebagai
proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas
yang relevan dalam pembelajaran
2. Newton Public School, mengartikan penilaian autentik
sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang
berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata
peserta didik.
Besaran Dalam Kehidupan 172

3. Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai


upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan
dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti,
menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan
analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan
antar sesama melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap


pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan
peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh
karena itu, penilaian autentik sangat relevan dengan
pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran di
SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen
asesment yang memberikan kesempatan sangat luas kepada
peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam
Besaran Dalam Kehidupan 173

bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen,


mengamati, survei, proyek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di
dalamnya penilaian portofolio dan penilaian proyek.
Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu
metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik
yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang
mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat
khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat
diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau
ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi
utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik
untuk merencanakan program perbaikan (remedial),
pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain
itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
(input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian
sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan, jurnal,
penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian
pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau
Besaran Dalam Kehidupan 174

penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik,


penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Penilaian kinerja dan penilaian portofolio dipandang
sebagai penilaian otentik. Penilaian otentik juga dapat
dikelompokkan sebagi berikut ini.
1. Tes tertulis (test objektif dan test essai)
2. Penilaian portofolio (essai, jurnal kerja ilmiah, dan
paper)
3. Penilaian kinerja (Observasi, ujian praktik, penilaian
proyek, penilaian sebaya, dsb)

10.2 Penilaian Sikap dan Perilaku Peserta didik

Penilaian pengetahuan dilakukan pada akhir proses


pembelajaran. Akhir proses pembelajaran yang
dimaksudkan adalah setelah menyelesaikan suatu
kompetensi dasar tertentu dan dapat menggunakan test
tertulis. Soal test yang dibuat dapat berupa pilihan ganda,
essai, dan sebagainya. Hanya saja, perlu untuk dingingat
bahwa penelitian otentik dengan menggunakan test tertulis
memerlukan soal yang menguji kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata
peserta didik. Dalam menilai test tertulis uraian, pendidik
perlu menyiapkan beberapa rubrik yang tepat sehingga
Besaran Dalam Kehidupan 175

dapat memandu pendidik untuk memberikan penilaian


secara objektif berdasarkan kriteria yang telah diharapkan
Soal-soal yang dibuat oleh pendidik harus memiliki
tingkatan-tingkatan kesulitan yang berbeda-beda, mulai
dari ranah pengetahuan (C1),ranah pemahan (C2), ranah
penerapan(C3), ranah analisis (C4), ranah sintesis (C5), dan
ranah evaluasi (C6). Untuk memudahkan seorang pendidik
membuat soal, maka pendidik perlu membuat kisi-kisi soal.
Berikut ini adalah kisi-kisi soal untuk besaran dan satuan :
Besaran Dalam Kehidupan 176

Gambar 10.1 Tabel Penilaian Pengetahuan

10.3 Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan


untuk menilai kemampuan peserta didik menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai
macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kom
petensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai teknik, antara lain penilaian praktek, penilaian
produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik
penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai de-
ngan karakteristik KD pada KI-4.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai teknik-
teknik penilaian keterampilan tersebut.
A. Penilaian Praktek
Penilaian praktek adalah penilaian yang menuntut
respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas
sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan demikian,
aspek yang dinilai dalam penilaian praktek adalah
kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas.
Besaran Dalam Kehidupan 177

Penilaian praktek bertujuan untuk menilai


kemampuan peserta didik mendemonstrasikan
keterampilannya dalam melakukan suatu kegiatan.
Penilaian praktek lebih otentik dari pada penilaian paper
and pencil karena bentuk-bentuk tugasnya lebih
mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam
praktek kehidupan sehari-hari.
Contoh penilaian praktek adalah membaca karya
sastra, membacakan pidato (reading aloud dalam mata
pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan
laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik,
bermain bola, bermain tenis, berenang, menyanyi,
menari, dan sebagainya.

B. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap
keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk
dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir.
Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu
produk yang dihasilkan.

Penilaian produk bertujuan untuk


Besaran Dalam Kehidupan 178

 menilai keterampilan peserta didik dalam


membuat produk tertentu sehubungan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran di kelas;
 menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat
untuk mempelajari keterampilan berikutnya; dan
menilai kemampuan peserta didik dalam
bereksplorasi dan mengembangkan gagasan
dalam mendesain dan menunjukkan inovasi dan
kreasi.

Contoh penilaian produk adalah membuat kerajinan,


membuat karya sastra, membuat laporan percobaan,
menciptakan tarian, membuat lukisan, mengaransemen
musik, membuat naskah drama, dan sebagainya.

C. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik dalam
mempraktekkan pengetahuannya melalui penyelesaian
suatu proyek dalam periode / waktu tertentu. Penilaian
proyek dapat dilakukan untuk menilai satu atau
beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Instrumen tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data,
pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.
Besaran Dalam Kehidupan 179

Penilaian proyek bertujuan untuk mengembangkan dan


memonitor keterampilan peserta didik dalam
merencanakan, menyelidiki dan menganalisis projek.
Dalam konteks ini peserta didik dapat menunjukkan
pengalaman dan pengetahuan mereka tentang suatu
topik, memformulasikan pertanyaan dan menyelidiki
topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara.
Kegiatan mereka kemudian dapat digunakan untuk
menilai kemampuannya dalam bekerja sendiri atau
kelompok. Produk suatu proyek dapat digunakan untuk
menilai kemampuan peserta didik dalam
mengomunikasikan temuan-temuan mereka dengan
bentuk yang tepat, misalnya presentasi hasil melalui
visua display atau laporan tertulis.
Contoh penilaian proyek adalah melakukan
investigasi terhadap jenis keanekaragaman hayati
Indonesia, membuat makanan dan minuman dari buah
segar, membuat gerak tari berdasarkan level dan pola
latih sesuai iringan, mencipta rangkaian gerak senam
berirama, dan sebagainya.
Besaran Dalam Kehidupan 180

D. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan teknik lain untuk
melakukan penilaian terha dap aspek keterampilan.
Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk
menentukan hasil karya dan proses bagaimana hasil
karya tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti yang
dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik,
yaitu mencapai kompetensi dasar dan indikator yang
telah ditetapkan. Selain berfungsi sebagai tempat
penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik.
Selengkapnya bisa anda simak artikel sebelumnya
tentang jenis penilaian portofolio
Berikut ini adalah gambar tabel penilaian
keterampilan :

Gambar 10.1 Tabel Penilaian Pengetahuan


Besaran Dalam Kehidupan 181

10.4 Penilaian Perilaku Peserta didik

Perilaku belajar adalah suatu hal yang muncul dari


diri peserta didik dalam menanggapi dan merespon
setiap kegiatan belajar-mengajar yang terjadi,
menunjukkan sikapnya, apakah antusias dan
bertanggung jawab atas kesempatan belajar yang
diberikan kepadanya, baik itu disengaja maupun tidak
disengaja.

Tabel 10.2 Penilaian Perilaku


Besaran Dalam Kehidupan 182

BAB 11
LAMPIRAN
Besaran Dalam Kehidupan 183

11.1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaaran (Pertemuan 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X / Ganjil
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Pengukuran, Besaran dan Satuan
Alokasi waktu : 2 x 3 JP
H. Kompetensi Inti (KI)
7. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
8. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
9. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
Besaran Dalam Kehidupan 184

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,


dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
10. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

I. Kompetensi Dasar dan Indikator


7.1 Bertambah keimanan dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
8.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
9.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran
fisis, ketepatan, ketelitian dan angka penting,
serta notasi ilmiah
Besaran Dalam Kehidupan 185

Indikator:
1. Menyelidiki besaran dan satuan serta
hubungannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Membandingkan besaran pokok dan besaran


turunan serta dapat memberikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menentukan ketelitian alat ukur (mistar,


meteran, jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)

4. Memproses prinsip angka penting dan hasil


pengukuran

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut


ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiah
Indikator:

8. Menggunakan meteran, mistar, jangka sorong,


mikrometer sekrup
9. Memberikan neraca pegas dinamometer
10. Menyaji dan mengolah data pengukuran
11. Membuat laporan tertulis hasil praktikum
12. Mempresentasikan pengetahuan dan
keterampilan pengukuran massa jenis kelereng
besar dan kecil.
Besaran Dalam Kehidupan 186

A. Tujuan Pembelajaran
 Membangdingkan besaran pokok dan besaran
turunan serta dapat memberikan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari
 Menentukan ketelitian alat ukur (mistar, meteran,
jangka sorong, mikrometer, dan neraca pegas)

B. Materi Pembelajaran
Fakta
1. gejala alam secara umum
2. gejala fisika
3. Pengukuran
4. Besaran dan satuan
Konsep
1. Pengukuran
2. Alat pengukuran
3. Kesalahan pengukuran

C. Metode Pembelajaran
1. Diskusi kelompok
2. Tanya jawab
D. Media, alat dan sumber belajar
1 Media : cetak dan elektronik (internet)
2 Sumber Belajar: buku pegangan Fisika, Buku
Fisika Penunjang Aktivitas Peserta didik,
Panduan Praktikum Fisika SMA dan e-dukasi.net
Besaran Dalam Kehidupan 187

E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

RINCIAN WAKTU

Pendahuluan
 Pendidik memberi salam
 Pendidik memotivasi dan
meluruskan niat peserta didik
 Pendidik menyiapkan kesiapan
peserta didik dan kemudian berdoa
sesuai agama dan kepercayaan
10 menit
masing-masing
 Pendidik mulai masuk ke
pengetahuan awal yaitu
mencocokkan konsep pengetahuan,
dalam hal ini tentang konsep besaran
agar peserta didik terarah

Kegiatan inti
Mengamati
 Membuat daftar (tabel) nama
besaran, alat ukur, cara mengukur, 100 menit
dan satuan yang digunakan secara
individu, termasuk yang berlaku di
daerah setempat (misalnya: untuk
Besaran Dalam Kehidupan 188

ukuran massa benda di daerah


makassar, apakah berbeda dengan
yang ada di luar sulawesi)
Menanyakan
 Menanyakan tentang hakikat fisika
dan prinsip-prinsip pengukuran
(ketepatan, ketelitian) dalam proses
penyelidikan ilmiah

Mencoba (Eksperimen/Eksplorasi)
 Mendiskusikan hakikat fisika dan
prinsip-prinsip pengukuran
(ketepatan, ketelitian, dan aturan
angka penting) dalam proses
penyelidikan ilmiah
 Mendiskusikan cara menggunakan
alat ukur, cara membaca skala, dan
cara menuliskan hasil pengukuran
Menalar (Mengasosiasi)
 Mengolah data hasil pengukuran
dalam bentuk penyajian data.

Mengomunikasikan
 Membahas lembar kerja yang sudah
dijawab oleh siswa
Besaran Dalam Kehidupan 189

Penutup
 Bersama peserta didik
menyimpulkan PENGERTIAN
BESARAN, SATUAN dan
PENGUKURAN
 Memberikan tugas siswa untuk 15 menit
membawa 2 butir kelereng
untuk tiap kelompok, 1
kelereng besar dan 1 kelereng
kecil.
 Melaksanakan Post test

Penilaian
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil.
Penilaian proses dilakukan melalui :
1. Observasi (unjuk kerja) kerja kelompok,
(PENILAIAN AFEKTIF)
Instrumen observasi (pengamatan) dengan
menggunakan lembar ceklist dengan fokus utama
pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab,
kejujuran dalam mencantumkan data dan kerjasama.
2. Presentasi, (PENILAIAN PSIKOMOTOR)
Instrumen presentasi menggunakan lembar
pengamatan dengan fokus utama pada
Besaran Dalam Kehidupan 190

penguasaan isi, aktivitas peran serta siswa, dan


kualitas visual presentasi (PPT).
3 Laporan tertulis (portofolio). (PENILAIAN
PSIKOMOTOR)
Instrumen laporan praktik menggunakan
rubrik penilaian dengan fokus utama pada:
1. sistematika penulisan makalah (pendahuluan,
landasan teori, alat dan bahan, cara kerja, data,
kesimpulan, daftar pustaka)
2. kualitas visual (kerapihan),
3. sajian data (kelengkapan tabel),
4. kelengkapan grafik (judul grafik, besaran dan
satuan pada sumbu x dan y, skala)
5. kesimpulan, dan
6. penulisan daftar pustaka
Besaran Dalam Kehidupan 191

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Pertemuan 2)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X / Ganjil
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Pengukuran, Besaran dan Satuan
Alokasi waktu : 2 x 3 JP

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
Besaran Dalam Kehidupan 192

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,


dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


2.1 Bertambah keimanan dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
3.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
4.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran
fisis, ketepatan, ketelitian dan angka penting,
serta notasi ilmiah
Indikator:
Besaran Dalam Kehidupan 193

a. Menyelidiki besaran dan satuan serta


hubungannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Membandingkan besaran pokok dan besaran


turunan serta dapat memberikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.

c. Menentukan ketelitian alat ukur (mistar,


meteran, jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)

d. Memproses prinsip angka penting dan hasil


pengukuran

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis


berikut ketelitiannya dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu
penyelidikan ilmiah
Indikator:

1. Menggunakan meteran, mistar, jangka sorong,


mikrometer sekrup
2. Memberikan neraca pegas dinamometer
3. Menyaji dan mengolah data pengukuran
4. Membuat laporan tertulis hasil praktikum.
5. Mempresentasikan pengetahuan dan
keterampilan pengukuran massa jenis kelereng
besar dan kecil.
Besaran Dalam Kehidupan 194

C. Tujuan Pembelajaran
 Menguraikan ketepatan dalam penggunaan
alat ukur(mistar, meteran, jangka sorong,
mikrometer, dan neraca pegas)
 Menentukan ketelitian alat ukur (mistar,
meteran, jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)

D. Materi Pembelajaran
Fakta
1. Ketelitian alat
2. Ketepatan penggunaan alat
Konsep
1. Pengukuran
2. Alat pengukuran
3. Kesalahan pengukuran
4. Ketelitian pengukuran
5. Ketepatan pengukuraan
E. Metode Pembelajaran
a. Eksperimen
b. Kearifan lokal
c. Diskusi kelompok
F. Media, alat dan sumber belajar
a. Media : cetak dan elektronik (internet)
Besaran Dalam Kehidupan 195

b. Sumber Belajar: buku pegangan Fisika, Buku


Fisika Penunjang Aktivitas Peserta didik,
Panduan Praktikum Fisika SMA dan e-dukasi.net
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

RINCIAN WAKTU

Pendahuluan
 Pendidik memberi salam
 Pendidik memotivasi dan
meluruskan niat peserta didik
 Pendidik menyiapkan kesiapan
peserta didik dan kemudian berdoa
sesuai agama dan kepercayaan
10 menit
masing-masing
 Pendidik mulai masuk ke
pengetahuan awal yaitu
mencocokkan konsep pengetahuan,
dalam hal ini tentang konsep besaran
agar peserta didik terarah

Kegiatan inti
Mengamati
100 menit
 Mengamati alat-alat ukur besaran,
cara mengukur, dan satuan yang
Besaran Dalam Kehidupan 196

digunakan secara individu, termasuk


yang berlaku di daerah setempat
(misalnya: untuk ukuran massa
benda di daerah makassar, apakah
berbeda dengan yang ada di luar
sulawesi)
Menanyakan
 Menanyakan tentang ketepatan dan
ketelitian penggunaan alat dalam
proses penyelidikan ilmiah

Mencoba (Eksperimen/Eksplorasi)
 Mendiskusikan prinsip-prinsip
pengukuran (ketepatan, ketelitian,
dan aturan angka penting) dalam
proses penyelidikan ilmiah
 Mendiskusikan cara menggunakan
alat ukur, cara membaca skala yang
benar, dan cara menuliskan hasil
pengukuran
Menalar (Mengasosiasi)
 Mengolah data hasil pengukuran
dalam bentuk penyajian data.

Mengomunikasikan
Besaran Dalam Kehidupan 197

 Membahas lembar kerja yang sudah


dijawab oleh siswa

Penutup
 Bersama peserta didik
menyimpulkan bagaimana cara
15 menit
yang tepat dalam penggunaan
alat ukur
 Melaksanakan Post test

Penilaian
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil.
Penilaian proses dilakukan melalui :
1. Observasi (unjuk kerja) kerja kelompok,
(PENILAIAN AFEKTIF)
Instrumen observasi (pengamatan) dengan
menggunakan lembar ceklist dengan fokus utama
pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab,
kejujuran dalam mencantumkan data dan kerjasama.
2. Presentasi, (PENILAIAN PSIKOMOTOR)
Instrumen presentasi menggunakan lembar
pengamatan dengan fokus utama pada penguasaan
isi, aktivitas peran serta siswa, dan kualitas visual
presentasi (PPT).
Besaran Dalam Kehidupan 198

3. Laporan tertulis (portofolio). (PENILAIAN


PSIKOMOTOR)
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik
penilaian dengan fokus utama pada
7. sistematika penulisan makalah (pendahuluan,
landasan teori, alat dan bahan, cara kerja, data,
kesimpulan, daftar pustaka)
8. kualitas visual (kerapihan),
9. sajian data (kelengkapan tabel),
10. kelengkapan grafik (judul grafik, besaran dan
satuan pada sumbu x dan y, skala)
11. kesimpulan, dan
12. penulisan daftar pustaka
Besaran Dalam Kehidupan 199

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Pertemuan 3)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X / Ganjil
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Pengukuran, Besaran dan Satuan
Alokasi waktu : 2 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
Besaran Dalam Kehidupan 200

dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,


serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1Bertambah keimanan dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3.1Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran
fisis, ketepatan, ketelitian dan angka penting,
serta notasi ilmiah
Indikator:
Besaran Dalam Kehidupan 201

a. Menyelidiki besaran dan satuan serta


hubungannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Membandingkan besaran pokok dan besaran


turunan serta dapat memberikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.

c. Menentukan ketelitian alat ukur (mistar,


meteran, jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)

d. Memproses prinsip angka penting dan hasil


pengukuran

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis


berikut ketelitiannya dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu
penyelidikan ilmiah
Indikator:

1. Menggunakan meteran, mistar, jangka sorong,


mikrometer sekrup
2. Memberikan neraca pegas dinamometer

3. Menyaji dan mengolah data pengukuran


4. Membuat laporan tertulis hasil praktikum.

5. Mempresentasikan pengetahuan dan


keterampilan pengukuran massa jenis kelereng
besar dan kecil.
Besaran Dalam Kehidupan 202

C. Tujuan Pembelajaran
 Menentukan angka penting atau angka berarti dari
hasil pengukuran besaran dan satuan
 Menghitung angka dengan menggunakan prinsip
angka penting dan angka berarti

D. Materi Pembelajaran
Fakta
1. Pengukuran
2. Besaran dan satuan
3. Ketelitian dan angka penting
Konsep
1 Pengukuran
2 Angka penting
3 Perhitungan angka penting

E. Metode Pembelajaran
1 Diskusi kelompok
2 Tanya jawab

F. Media, alat dan sumber belajar


1 Media : cetak dan elektronik (internet)
Besaran Dalam Kehidupan 203

2 Sumber Belajar: buku pegangan Fisika, Buku


Fisika Penunjang Aktivitas Peserta didik,
Panduan Praktikum Fisika SMA dan e-dukasi.net

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

RINCIAN WAKTU

Pendahuluan
 Pendidik memberi salam
 Pendidik memotivasi dan
meluruskan niat peserta didik
 Pendidik menyiapkan kesiapan
peserta didik dan kemudian berdoa
sesuai agama dan kepercayaan
masing-masing 10 menit
 Pendidik mulai masuk ke
pengetahuan awal yaitu
mencocokkan konsep pengetahuan,
dalam hal ini tentang konsep angka
berarti atau angka penting agar
peserta didik terarah

Kegiatan inti
Mengamati 100 menit
 Membuat daftar (tabel) hasil
Besaran Dalam Kehidupan 204

pengukuran secara individu,


Menanyakan
 Menanyakan tentang hakikat fisika
dan prinsip-prinsip pengukuran
(ketepatan, ketelitian) dalam proses
penyelidikan ilmiah

Mencoba (Eksperimen/Eksplorasi)
 Mendiskusikan prinsip ketelitian
angka penting dalam penyelidikan
ilmiah
 Mendiskusikan cara menghitung
angka dengan menggunakan prinsip
angka penting
Menalar (Mengasosiasi)
 Mengolah data hasil pengukuran
dalam bentuk penyajian data dengan
menggunakan prinsip angka penting.

Mengomunikasikan
 Membahas hasil perhitungan yang
telah dijawab oleh peserta didik

Penutup
15 menit
 Bersama peserta didik
Besaran Dalam Kehidupan 205

menyimpulkan bagaimana
prinsip angka penting
 Melaksanakan Post test

Penilaian
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil.
Penilaian proses dilakukan melalui :
1. Observasi (unjuk kerja) kerja kelompok,
(PENILAIAN AFEKTIF)
Instrumen observasi (pengamatan) dengan
menggunakan lembar ceklist dengan fokus utama
pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab,
kejujuran dalam mencantumkan data dan kerjasama.
2. Presentasi, (PENILAIAN PSIKOMOTOR)
Instrumen presentasi menggunakan lembar
pengamatan dengan fokus utama pada
penguasaan isi, aktivitas peran serta siswa, dan
kualitas visual presentasi (PPT).
3. Laporan tertulis (portofolio). (PENILAIAN
PSIKOMOTOR)
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik
penilaian dengan fokus utama pada:
a. sistematika penulisan makalah (pendahuluan,
landasan teori, alat dan bahan, cara kerja, data,
kesimpulan, daftar pustaka)
Besaran Dalam Kehidupan 206

b. kualitas visual (kerapihan),


c. sajian data (kelengkapan tabel),
d. kelengkapan grafik (judul grafik, besaran dan
satuan pada sumbu x dan y, skala)
e. kesimpulan, dan penulisan daftar pustaka

D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Pertemuan 4)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X / Ganjil
Peminatan : MIA
Materi Pokok : Pengukuran, Besaran dan Satuan
Alokasi waktu : 2 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
Besaran Dalam Kehidupan 207

dalam menempatkan diri sebagai cerminan


bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Bertambah keimanan dengan menyadari
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
Besaran Dalam Kehidupan 208

aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi


sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran
fisis, ketepatan, ketelitian dan angka penting,
serta notasi ilmiah
Indikator:
a. Menyelidiki besaran dan satuan serta
hubungannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Membandingkan besaran pokok dan besaran


turunan serta dapat memberikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.

c. Menentukan ketelitian alat ukur (mistar,


meteran, jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)

d. Memproses prinsip angka penting dan hasil


pengukuran

4.1Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis


berikut ketelitiannya dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu
penyelidikan ilmiah
Indikator:

1. Menggunakan meteran, mistar, jangka sorong,


mikrometer sekrup
2. Memberikan neraca pegas dinamometer
Besaran Dalam Kehidupan 209

3. Menyaji dan mengolah data pengukuran


4. Membuat laporan tertulis hasil praktikum.
5. Mempresentasikan pengetahuan dan
keterampilan pengukuran massa jenis kelereng
besar dan kecil.

C. Tujuan Pembelajaran
 Membangdingkan ketidakpastian dari alat
ukur (mistar, meteran, jangka sorong,
mikrometer, dan neraca pegas)
 Menentukan pembacaan skala pada tiap alat
ukur (mistar, meteran, jangka sorong,
mikrometer, dan neraca pegas)
D. Materi Pembelajaran
Fakta
1. Pengukuran
2. Besaran dan satuan
3. Ketelitian dan ketidak pastian
Konsep
1. Pengukuran
2. Alat pengukuran
3. Ketidakpastiam

E. Metode Pembelajaran
a. Eksperimen
b. Diskusi kelompok
Besaran Dalam Kehidupan 210

c. Tanya jawab

F. Media, alat dan sumber belajar


a. Media : cetak dan elektronik (internet)
b. Sumber Belajar: buku pegangan Fisika, Buku
Fisika Penunjang Aktivitas Peserta didik,
Panduan Praktikum Fisika SMA dan e-
dukasi.net

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

RINCIAN WAKTU

Pendahuluan
 Pendidik memberi salam
 Pendidik memotivasi dan
meluruskan niat peserta didik
 Pendidik menyiapkan kesiapan
peserta didik dan kemudian berdoa
sesuai agama dan kepercayaan 10 menit
masing-masing
 Pendidik mulai masuk ke
pengetahuan awal yaitu
mencocokkan konsep pengetahuan,
dalam hal ini tentang konsep
ketidakpastian alat ukur agar peserta
Besaran Dalam Kehidupan 211

didik terarah

Kegiatan inti
Mengamati
 Membuat daftar alat ukur( mistar,
meteran, jangka sorong, mikrometer,
dan neraca pegas) beserta ketidak
pastiannya
Menanyakan
 Menanyakan tentang hakikat
ketidakpastian ala ukur (mistar,
100 menit
meteran, jangka sorong, mikrometer,
dan neraca pegas)
Mencoba (Eksperimen/Eksplorasi)
 Mendiskusikan hakikat ketidak
pastian dengan meninjau langsung
alat ukur
 Mendiskusikan cara menentukan
ketidakpastian dari suatu alat serta
menuliskan hasil pengukuran
Menalar (Mengasosiasi)
 Mengolah data hasil pengukuran
dalam bentuk penyajian data
lengkap dengan ketidakpastian dari
alat ukur yag digunakan.
Besaran Dalam Kehidupan 212

Mengomunikasikan
 Membahas lembar kerja yang sudah
dijawab oleh siswa

Penutup
 Bersama peserta didik
menyimpulkan hakikat dan cara
menentukan ketidak pastian 15 menit
dari alat ukur (mistar, meteran,
jangka sorong, mikrometer, dan
neraca pegas)

Penilaian
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil.
Penilaian proses dilakukan melalui :
1. Observasi (unjuk kerja) kerja kelompok,
(PENILAIAN AFEKTIF)
Instrumen observasi (pengamatan) dengan
menggunakan lembar ceklist dengan fokus utama
pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab,
kejujuran dalam mencantumkan data dan kerjasama.
2. Presentasi, (PENILAIAN PSIKOMOTOR)
Besaran Dalam Kehidupan 213

Instrumen presentasi menggunakan lembar


pengamatan dengan fokus utama pada penguasaan
isi, aktivitas peran serta siswa, dan kualitas visual
presentasi (PPT).
3. Laporan tertulis (portofolio). (PENILAIAN
PSIKOMOTOR)
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik
penilaian dengan fokus utama pada
1. sistematika penulisan makalah (pendahuluan,
landasan teori, alat dan bahan, cara kerja, data,
kesimpulan, daftar pustaka)
2. kualitas visual (kerapihan),
3. sajian data (kelengkapan tabel),
4. kelengkapan grafik (judul grafik, besaran dan
satuan pada sumbu x dan y, skala)
5. kesimpulan, dan
6. penulisan daftar pustaka
Besaran Dalam Kehidupan 214

11.2 Lembar Kerja Peserta Didik (Di dalam Kelas)

A. Lembar Kerja Peserta Didik (Pertemuan 1)

BESARAN DAN SATUAN


Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Benar pada buku
Catatanmu !

1. Perhatikan kegiatan yang didemonstrasikan guru &


teman-temanmu di depan kelas!
Mengukur Tinggi siswa
NO NAMA TINGGI
SISWA

Km Cm
1 .................... .................... ....................

2 .................... .................... ....................


Besaran Dalam Kehidupan 215

3 .................... .................... ....................

2. Lengkapi tabel berikut


SATUAN
SATUAN
NO BESARAN ALAT UKUR INTERNASIONAL
LAIN
(SI)
1.........
1 Panjang Meter (m) Kilan
2.........
1......... .................
2 Massa ....................
2......... ...
1......... .................
3 Waktu ....................
2......... ...
1......... Celcius
4 .................... ....................
2......... (oc)
1......... .................
5 .................... Ampere (A)
2......... ...
1......... .................
6 .................... Kandela (Cd)
2......... ...
1......... .................
7 .................... Mol (mol)
2......... ...

3. Dari pengukuran dan tabel di atas, jawablah


pertanyaan berikut :
Besaran Dalam Kehidupan 216

a. Apa yang dimaksud dengan BESARAN ?


b. Apa yang dimaksud dengan SATUAN ?
c. Apa yang dimaksud dengan PENGUKURAN ?

POST TEST
Dari kalimat-kalimat di bawah ini, manakah yang
merupakan besaran dan yang mana merupakan satuan
a. Tinggi Ahmad adalah 170 cm.
b. Waktu tempuh Deni dari sekolah ke rumah adalah
30 menit
c. Berat badan Widya adalah 50 Newton.
d. Ayah mengendarai motor dengan kecepatan 55
km/jam
e. Adik demam, suhu tubuh tubuhnya 38oC.

B. Lembar Kerja Peserta Didik (Pertemuan 2)

3. Pengukuran Besaran massa


D. Tujuan
2. Menjelaskan cara kerja alat ukur massa
E. Alat dan bahan
2. Neraca O'hauss
3. timbangan gula
4. kantung plastik
Besaran Dalam Kehidupan 217

5. kelereng jumbo 10 buah


F. Langkah kerja
5. Sediakan neraca O'hauss dan timbangan
badan.
6. Bungkus 2 buah kelereng dengan kantung
plastik. Kemudian timbang dengan
menggunakan neraca ohaus dan timbangan
gula. catat hasilnya pada tabel hasil
pengeamatan
7. Lakukan kegiatan yang
8. Masukkan atau tuliskan hasil pengamatan
pada table hasil pengamatan berikut ini.

Tabel 3.4 Hasil pengamatan


Banyak Hasil Pengukuran
kelereng Neraca Ohaus Timbangan gula
Besaran Dalam Kehidupan 218

Pertanyaan

5. Dengan menimbang satu buku, berapa massa


yang ditunjukkan oleh neraca dan timbangan
badan?
Jawab :

6. Berapa buku maksimal yang dapat ditampung


oleh neraca O'hauss dan timbangan badan?
Jawab :

7. Mana yang lebih akurat, neraca O'hauss atau


timbangan badan?
Jawab :
Besaran Dalam Kehidupan 219

8. Apa yang dapat kamu simpulkan?


Jawab :

***SELAMA MENGERJAKAN***
Besaran Dalam Kehidupan 220

11.3 Lembar Kerja Peserta Didik (Di luar Kelas)

Pengukuran besaran waktu

A. Tujuan
2. Menjelaskan cara kerja alat ukur waktu
B. Alat dan bahan
3. Jam tangan
4. stopwatch
C. Langkah kerja
1. Buatlah garis pada halaman rumah sebagai
awalan nol.
2. Setelah itu buat skala mulai dari angka nol awalan
hingga angka 20 dengan selisih 5 meter (0-5-10-
15-20).
3. Berjalanlah sambil mengukur waktunya dengan
menggunakan alat ukur waktu (jam tangan dan
stopwatch).
4. Masukkan hasilnya pada tabel pengamatan
berikut.
Tabel 3.5 Hasil pengamatan waktu
Jarak Hasil Pengukuran
yang
Jam Tangan Stopwatch
ditempuh
Besaran Dalam Kehidupan 221

Pertanyaan
4. Bagaimana perbedaan waktu yang kamu dapatkan
ketika berjalan dari skala awal nol ke skala 1,skala
2, skala 3, skala 4, skala 5?
Jawab :
Besaran Dalam Kehidupan 222

5. Mana yang lebih akurat antara pengukuran dengan


menggunakan jam tangan atau dengan stopwatch?
Jelaskan!
Jawab :

6. Apa yang dapat kamu simpulkan?


Jawab :

***SELAMA MENGERJAKAN***
Besaran Dalam Kehidupan 223

DAFTAR ISI

Abbas, I. (2014). Etnopedagogik Etnik Bugis Makasar;


Studi Penelusuran Nilai-Nilai Pedagogik pada
Naskah Lontaraq sebagai Pengembangan Bahan
Ajar Pendidikan IPS di Sekolah. Disertasi Doktor
Sekolah Pascasarjana Program Pendidikan IPS
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:
Tidak dipublikasikan.
Alwasilah, A. C., et.al. (2009). Etnopedagogi: Landasan
Praktik Pendidikan dan Pendidikan Guru.
Bandung: Kiblat Buku Utama.
Ary H. Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Giantcoli, Dounglas C. (2001). Fisika Edisi kelima jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://chaidirsyamsul.blogspot.co.id/2016/12/kearifan-
lokal-suku-bugis-di-sulawesi.html diakses pada
tanggal 23 Agustus 2017.
https://alljabbar.wordpress.com/2008/03/05/besaran-dan-
satuan/ Diakses paada tanggal 27 Agustus 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa Diakses pada tanggal
30 Agustus 2017.
Besaran Dalam Kehidupan 224

https://www.scribd.com/doc/12765583/Sejarah-Fisika-
Suhu-Dan-Kalor Diakses pada tanggal 30
Agustus 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Arus_listrik Diakses pada
tanggal 30 Agustus 2017
http://www.dosenpendidikan.com/dimensi-besaran-
pengertian-fungsi-rumus-contoh/ Diakses pada
tanggal 3 september 2017
http://chiechiesaskya.blogspot.co.id/p/sejarah-satuan-
besaran-pokok.html Diakses pada tanggal 9
september 2017
http://solusipengukurandigital.tumblr.com/post/131665662
329/macam-macam-alat-ukur-cahaya-berserta
Diakses paada tanggal 11 september 2017
http://sicphisic.blogspot.co.id/2012/12/ketelitian-
pengukuran-dan-ketepatan.html Diakses pada
tanggal 11 september 2017
https://nezfine.wordpress.com/2010/05/05/pengertian-
spiritual/ Diakses pada tanggal 24 september
2017
http://www.rodajaman.net/2013/03/pengertian-kompetensi-
inti-dan.html diakses pada tanggal 26 september
2017
Besaran Dalam Kehidupan 225

http://www.infolaborat.com/2017/09/cara-menggunkan-
termometer-alkohol.html diakses pada tanggal 28
oktober 2017
https://brainly.co.id/tugas/6423304 Diakses pada tanggal
28 Oktober 2017
https://www.scribd.com/doc/180670427/Pengertian-
Strategi-Pembelajaran-Menurut-Para-Ahli-doc
Diakses pada tanggal 22 November 2017
Https://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/metode-
pembelajaran-discovery-penemuan/ Diakses pada
tanggal 22 november 2017
http://www.mubarak.link/2016/05/kegiatan-kelas-sebagai-
sistem-sosial.html Diakses pada tanggal 7
desember 2017
http://www.nomifrod.com/2016/12/penjelasan-tentang-4-
teknik-penilaian-keterampilan.html Diakses pada
tanggal 9 Desember 2017
Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Sinar Baru.
Rahmawati. (2015). “Integrasi Nilai Buadaya Siri’dan
Passe/Pacce Masyarakat Bugis-Makassar dalam
pembelajaran IPA”. Jurnal Pendidikan Nusantara
Indonesia.
Besaran Dalam Kehidupan 226

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran


Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Bandung: Rajawali Pers.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik
untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Bumi Aksara.
Subagya, Hari, Dkk.(2012) “Buku Guru Fisika SMA/MA
Kelas X”. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 1998. Pengelolaan Kelas dan Siswa:
Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta: PT.
Rineka Cipta./
Syaiful Bahri dan Aswan Zain Djamarah. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Syarifudin, Dkk. 2011. “Buku Super SMA Jilid dua”.
Tanggeran Selatan: Scientific Press.
Besaran Dalam Kehidupan 227

BIOGRAFI

Penulis bernama lengkap Ahmad Risal


Patappa. Biasa dipanggil Ahmad dan
biasa dipanggil Risal. Beliau lahir di
Palopo, 16 November 1997. Beliau adalah
anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah
beliau bernama Ilyas dan ibunya bernama
Nuriati B. Ayah beliau bekerja sebagai
seorang wiraswasta. Sedangkan ibu beliau bekerja sebagai
pegawai negeri sipil(PNS). Beliau mempunyai satu adik laki
laki yang bernama Abdillah Patappa, dan satu kakak laki-laki
yang bernama adriansyah Patappa. jarak umur mereka terpaut
4 tahun. Keluarga beliau bertempat tinggal di Jl.Merpati 1
Perumnas Palopo Sulawesi Selatan .
Pada tahun 2002, beliau mulai memasuki jenjang
pendidikan pada usia 4 tahun,yaitu di Taman Kanak-kanak
Rampoang yang berada di Perumnas Palopo Sulawesi Selatan.
Beliau menempuh pendidikan TK selama 1 tahun dan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di SDN 484
Salupikung Palopo Sulawesi Selatan selama 6 tahun.
Kemudian beliau melanjutkan pendidikan yaitu sekolah
menengah pertama (SMP) di SMPN 8 Palopo Sulawesi
Selatan. Setelah lulus, beliau melanjutkan ke jenjang lebih
tinggi sekolah menengah pertama (SMA) di SMAN 2 Palopo
Sulawesi selatan. Cita cita beliau menjadi seorang Dosen,
setelah lulus SMA, beliau melanjutkan pendidikannya hingga
saat ini di Universitas Negeri Makassar, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, jurusan Fisika, prodi Pendidikan
(S1). Motto beliau yaitu “ Pantang menyerah dan menjadi
yang terbaik tanpa menjatuhkan orang lain”
Besaran Dalam Kehidupan 228

Anda mungkin juga menyukai