Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PEMASARAN

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “sekumpulan pilihan kritis


untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber
daya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan
keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan kearah,
cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau
organisasi” (Triton diacu dalam Siahaan, 2008). Strategi berkaitan dengan arah
tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu organisasi. Strategi juga sangat terkait
dalam menentukan bagaimana suatu organisasi menempatkan dirinya dengan
mempertimbangkan keadaan sekeliling terutama terhadap pesaingnya. (David
Faulkner dan Gerry Johnson, 1992:3).

Menurut Griffin (2000), ada tiga level dalam strategi yaitu, strategi korporasi
(coporate-level strategy) yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan
persaingan antar perusahaan dalam sektor bisnis yang dijalankannya secara
keseluruhan, strategi unit bisnis (business-level strategy) yang dilakukan oleh
perusahaan sehubungan dengan persaingan bisnis yang dijalankannya pada
beberapa jenis bisnis yang diperdagangkan dan strategi fungsional (functional level
strategy) yang dilakukan dari beberapa fungsi manajemen/departemen yang
berbeda-beda, misalnya strategi pemasaran.

Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007:6), “Pemasaran adalah


suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Dari definisi
tersebut terlihat bahwa pemasaran mencakup keseluruhan sistem kegiatan bisnis
mulai dari perencanaan, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan pelayanan yang
bermutu.

Pengertian strategi pemasaran menurut Armstrong dan Kotler (2000:37) “The


marketing logic by which the business unit hopes to achieve its marketing objective”
yaitu bagaimana seorang pemasar menggunakan logika pada unit bisnisnya untuk
mencapai tujuan pemasaran. Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi
pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai
dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan.

Strategi pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai


keunggulan bersaing. Selain itu, strategi pemasaran juga mempunyai peranan
penting dalam mencapai keberhasilan suatu usaha. Pihak manajemen sebagai
pengambil keputusan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan
strategi pemasaran yang paling sesuai bagi perusahaan. Menurut Kotler dan
Amstrong (1996), tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan
dan keinginan pelanggan sasaran. Kegiatan pemasaran itu terdiri dari unsur
pemasaran (segmentation, targeting dan positioning) dan bauran pemasaran
(product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence).
Sedangkan faktor-faktor yang mempengatuhi strategi pemasaran yaitu faktor
internal dan faktor eksternal dari perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat
membantu melancarkan usaha yang sedang dilakukan perusahaan dalam mencapai
tujuan.

a. Segmentation

Menurut Solomon dan Elnora (2003:221) ”The process of dividing a larger


market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared
characteristic” yaitu segmentasi merupakan proses membagi pasar yang luas
menjadi lebih kecil bedasarkan karakteristik tertentu. Dengan melaksanakan
segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber
daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien
dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat
melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan
khas masing-masing segmen. Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:

1) Geografis
Segmentasi geografis digunakan untuk mengklasifikasikan pasar berdasarkan
lokasi yang akan mempengaruhi biaya operasional dan jumlah permintaan
secara berbeda. Dalam segmentasi geografi, pasar dibagi menjadi unit
geografis, seperti: negara, provinsi, kota atau lingkungan. Segmentasi pasar ini
dilakukan dengan mengelompokkan konsumen menjadi bagian pasar menurut
skala wilayah atau letak geografis yang dapat dibedakan berdasarkan :
a. Wilayah
Dapat diperoleh segmen pasar yang berupa pasar lokal, pasar regional,
pasar nasional, dan pasar luar negeri atau ekspor. Masing-masing pasar
berdasarkan wilayah ini berbeda-beda potensi dan cara menanganinya.
b. Iklim
Dengan dasar ini, diperoleh segmen pasar yang berupa pasar daerah
pegunungan dan dataran tinggi serta pasar daerah pantai dan dataran
rendah. Masing-masing pasar berdasarkan iklim ini berbeda kebutuhan,
keinginan, dan preferensinya
c. Kota atau Desa
Dapat diperoleh segmen pasar yang berupa pasar daerah perkotaan dan
pasar daerah desa atau pertanian. Masing-masing segmen pasar ini berbeda
potensi serta motif, perilaku, dan kebiasaan pembeliannya sehingga
membutuhkan cara penanganan pemasaran berbeda.
2) Demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus
kehidupan keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, agama, ras,
generasi kewarganegaraan, dan kelas sosial. Variabel-variabel demografis
adalah dasar yang paling populer untuk membedakan kelompok-kelompok
pelanggan.
3) Psikologis
Segmentasi psikografis, segmen pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan
konsumen atau pembeli menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel pola
atau gaya hidup (life style) dan kepribadian (personality). Sebagai contoh,
segmen pasar masyarakat yang bergaya hidup konsumtif dan mewah berbeda
dengan segmen pasar masyarakat yang bergaya hidup produktif dan hemat
yang mementingkan kualitas dengan harga yang relatif murah.
4) Perilaku
Dalam segmentai perilaku pasar diklasifikasi dalam kelompok-kelompok yang
dibedakan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau respon terhadap
suatu produk.

Tabel 2.1
Variabel Segmentasi Utama untuk Pasar Konsumen

Segmentasi Segmentasi Segmentasi Segmentasi Perilaku


Geografik Demografik Psikografik
Wilayah Usia Gaya hidup Manfaat
Kota atau ukuran Ukuran keluarga Kepribadian Status penggunaan
kota Family Life Cycle Tingkat penggunaan
Denstity Jenis kelamin Status keloyalan
(urban/rural) Penghasilan Sikap terhadap produk
Climate Pendidikan
(Northern/shorthern) Agama
Suku
Generasi
Kebangsaan
Kelas sosial
Sumber : Kotler (2012)

b. Targeting

Setelah mengevaluasi segmen yang berbeda, perusahaan harus memutuskan


jenis dan berapa banyak segmen yang akan menjadi sasarannya. Targeting dibuat
untuk memastikan siapa target konsumen yang menjadi sasaran, berapa nilai atau
value yang akan kita capai, dan berapa besar jumlah yang ingin kita raih.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:238) yang dialihbahasakan oleh Bob
Sabran, definisi targeting adalah sebagai berikut :
“Pasar sasaran (target market) adalah sekelompok pembeli yang berbagi
kebutuhan atau karakteristik sama yang akan dilayani perusahaan.”
Sedangkan menururt Assauri (2014:164), targeting adalah “Sasaran pasar
adalah suatu kelompok konsumen yang agak homogen, kepada siapa perusahaan
ingin melakukan pendekatan untuk dapat menarik (appeal) dan membeli produk
yang dipasarkan”. Adapun menurut Wijayanti (2012:37) targeting merupakan :

“salah satunya adalah kegiatan menilai dan memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dimasuki. Targeting ini bertujuan untuk mempermudah
mencapai segmen yang ingin diraih atau dipilih dan memberikan kepuasan
yang lebih kepada konsumen.”

Berdasarkan ketiga definisi menurut para ahli diatas, dapat ditarik


kesimpulan bahwa targeting adalah kegiatan yang dilakukan setelah melakukan
segmentasi pasar guna memilih kelompok konsumen mana yang akan dipilih
sebagai sasaran untuk menjual atau memasarkan produk pemasar/owner atau
perusahaan. Pada saat menentukan target konsumen kita juga harus mengetahui
siapa konsumen kita dan seberapa besar market yang akan kita masuk. Siapa saja
produk kompetitor yang sudah ada dan seberapa besar produk kompetitor telah
meraih market.

c. Positioning
Menurut Solomon dan Elnora (2003:235) “Developing a marketing strategy
aimed at influencing how a particular market segment perceives a good or service
in comparison to the competition” yaitu merupakan pengembangan strategi
pemasaran dalam mempengaruhi pasar terhadap produk/jasa apabila dibandingkan
dengan kompetitor. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk
dapat dibedakan dari para pesaingnya. Positioning adalah unsur ketiga dari strategi
STP di mana pemasar mencoba memutuskan posisi produk di pasar yang hendak
disasar. Pemasar menjelaskan pada konsumen dan mencoba menancapkannya di
benak mereka tentang keunggulan produk dan bagaimana keunikannya
dibandingkan produk pesaing.

Penempatan produk (positioning) mencakup kegiatan merumuskan


penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang
terperinci. Pada hakekatnya penempatan produk adalah tindakan merancang produk
dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen (Lubis,
2004).

BAURAN PEMASARAN

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu konsep dasar dalam
pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang
terkontrol dimana perusahaan menggabungkan untuk menghasilkan tanggapan
yang diinginkan dalam pasar sasaran. Kotler (2002:19). Menurut Mc Carthy dan
Kotler (2007:17) mengklarifikasi alat pemasaran itu menjadi 4 kelompok yang
disebut dengan 4P dalam pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat
(place), dan promosi (promotion). Sedangkan menurut Boom dan Bitner, bauran
pemasaran dalam produk jasa perlu ditambah menjadi 3P, sehingga bauran
pemasaran jasa menjadi 7P (product, price, place, promotion, people,process dan
physical evidence).

1) Produk (product)
Definisi produk menurut Philip Kotler adalah : “A product is a thing that
can be offered to a market to satisfy a want or need”. Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan konsumen. Produk dapat berupa sub kategori yang menjelaskan
dua jenis seperti barang dan jasa yang ditujukan kepada target pasar. Beberapa
aspek yang berkaitan dengan kualitas dari produk jasa adalah Tangible Aspect
(aspek-aspek yang berwujud), Assurance (kecakapan, profesionalisme dan
keahlian profesi, Reliable (membuktikan janji), Responsiveness (ketanggapan
dan kesigapan, dan Empathy (memahami pelanggan).
2) Harga (price)
Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : “Price is the amount of
money charged for a product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang
mempunyai nilai tukar untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel dimana suatu harga akan stabil dalam jangka waktu
tertentu tetapi dalam seketika harga dapat meningkat atau menurun yang
terdapat pada pendapatan dari hasil penjualan.
Menurut Kotler dan Keller (2009) harga adalah elemen dalam bauran
pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal
untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk
perlu memahami aspek psikologis dari informasi harga yang meliputi harga
referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga (price-quality
inferences) dan petunjuk harga (price clues). Pada setiap produk atau jasa yang
ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain
biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar.
3) Tempat/Distribusi (place)
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah: “The various
the company undertakes to make the product accessible and available to target
customer”. Tempat merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada
konsumen sasaran. Distribusi memiliki peranan yang sangat penting dalam
membantu perusahaan guna memastikan produknya. Hal ini dikarenakan
tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Walker (2008)
menentukan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi
diantaranya yaitu:
- Demografi sekitar lokasi yaitu informasi seperti umur, pekerjaan, agama,
pendidikan, pendapatan rata-rata tiap individu dan keluarga
- Kemudahan untuk dilihat (visibility) yaitu seberapa mudah kelihatan lokasi
tersebut apabila ada pelanggan yang datang mendekati restoran, baik dengan
jalan kaki ataupun sedang mengendarai.
- Kemudahan untuk diakses (accessibiliy) yaitu berhubungan dengan
kemudahan lokasi tersebut untuk didatangi oleh pelanggan.
- Jumlah pelanggan potensial yang melewati lokasi yaitu apabila konsep
restorannya ditujukan untuk keluarga, semakin banyak keluarga yang
melewati lokasi, lokasi tersebut akan semakin sesuai untuk restoran yang
akan didirikan.
- Seberapa jauh jarak lokasi dengan potential market yaitu jarak yang terlalu
jauh dari potential market akan menyebabkan pelanggan potensial malas ke
lokasi.
- Keadaan lingkungan sekitar yaitu keadaan lingkungan sekitar dapat
mendukung maupun merusak suasana lokasi. Apabila fine-dining restaurant
didirikan di lokasi perkampungan, maka suasana nyaman tidak akan
diperoleh di lokasi tersebut.
- Lapangan parkir yaitu ukuran lapangan parkir perlu disesuaikan dengan
jumlah kursi lokasi. Jumlah kursi yang banyak dengan ukuran lapangan
parkir yang kecil akan membuat banyak kursi tidak diduduki.

4) Promosi (promotion)
Definisi promosi menurut Kotler adalah : “Promotion includes all the
activities the company undertakes to communicate and promote its product the
target market”. Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar
sasaran. Promosi didefinisikan sebagai koordinasi dari semua usaha penjual
untuk menyampaikan informasi dan bujukan dalam rangka untuk menjual
barang dan jasa atau ide. (Belch, 2007). Bentuk komunikasi tidak langsung
sudah terjadi ketika perusahaan melakukan bauran pemasaran. Sedangkan
bentuk komunikasi langsung dilakukan dengan cara merancang program
promosi yang baik dan terkendali. Alat utama yang biasa digunakan untuk
mencapai tujuan komunikasi perusahaan adalah bauran promosi. Pada
umumnya bauran promosi melibatkan empat elemen: advertising (iklan), sales
promotion (promosi penjualan), publicity/public relations (publisitas/relasi
publik), dan personal selling (menjual secara individu).
5) Orang (people)
Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain
yang terlibat dalam proses produksi. Banyak produk atau jasa yang dihasilkan
bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan
perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa yang
konsumen terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang
menyediakan produk atau jasa tersebut. Menurut teori tentang people, orang
adalah elemen esensial yang penting dalam produksi dan penyelenggaraan
pelayanan yang dapat menjadi nilai tambah dan lebih kompetitif. Dalam
pemasaran jasa, people atau karyawan diharapkan mempunyai karakter
responsiveness, assurance, dan empathy yaitu mempunyai kemampuan cepat
tanggap menyelesaikan keluhan konsumen, memberikan informasi yang jelas
dan mudah dimengerti dan tindakan cepat saat konsumen membutuhkan.
6) Proses (process)
Proses merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan
pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Metode pengoperasian atau
serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang
diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya
baru akan menggangu konsumen karena keterlambatan birokrasi, dan
penyampaian jasa yang tidak efektif.
7) Bukti Fisik (physical evidence)
Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan
bukti atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara
lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya. Program
pemasaran yang efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran ke
dalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran
pemasaran perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen. Jadi
perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan secara ekonomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif.
Meskipun kualitas makanan merupakan dasar utama restoran, suasana dan
kinerja pelayanan berpengaruh besar dalam evaluasi pelanggan terhadap
restoran tertentu. Pelanggan biasanya menggunakan tiga jenis petunjuk yang
digunakan untuk menilai experience restoran. Tiga jenis petunjuk tersebut
yaitu functional (kualitas teknis dari makanan dan pelayanan), mechanic
(tampilan fisik restoran, misalnya suasana, desain, dan bentuk gedung), dan
humanic (kinerja, kelakuan, dan penampilan karyawan) (Wall & Berry, 2007).

ANALISIS SWOT

SWOT merupakan sebuah singkatan dari Strenghtnes (S), Weakness (W),


Opportunities (O), dan Threats (T). Analisis SWOT dapat memisahkan masalah
pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu organisasi.

Mary dan Robbins Coulter dalam Erwin Suryatama (2014:25)


mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi dengan
menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dari lingkungan.

Sedangkan menurut Erwin Suryatama (2014) analisa SWOT merupakan


sebuah metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis atau proyek yang
mengindentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut.

a. Kekuatan (Strenght)
Strength atau kekuatan adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strength merupakan faktor
internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya seperti
sumber daya, keahlian atau kelebihan yang lain.
b. Kelemahan (Weakness)
Weakness adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan
baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki
oleh organisasi. Weakness merupakan faktor internal yang menghambat
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa
fasilitas yang tidak lengkap, kurang sumber daya keuangan, kemampuan
mengelola keahlian pemasaran, dan citra perusahaan.
c. Peluang (Opportunity)
Opportunity adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan
memberikan kesempatan bagi organisasi. Opportunity merupakan faktor
eksternal yang mendukung perusahaaan dalam mencapai tujuan. Faktor
eksternal yang mendukung dalam pencapain tujuan dapat berupa perubahan
kebijakan, perubahan lingkungan, perubahan teknologi, dan perkembangan
supplier dan buyer.
d. Ancaman (Threat)
Threat atau ancaman adalah faktor negatif dari lingkungan yang
memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah
organisasi. Faktor tersebut dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan
pasar yang lambat, meningkatnya bargaining power daripada supplier dan
buyer utama, perubahan teknologi serta kebijakan baru.

Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT

Sumber : Freddy Rangkuti (2008)

Keterangan:

Kuadran I : Merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan

cara strategi diversifikasi (produk/jasa).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di

lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal.

Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG

matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah

internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih. Misalnya,

Apple menggunakan stratregi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan

dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Matrik SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah


Matrik SWOT. Matrik ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman
(EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan (IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti, 2006, p31).
Cara membuat matrik SWOT adalah dengan menggunakan faktor-faktor
strategis eksternal maupun internal, yaitu dengan mentransfer peluang dan ancaman
kedalam sel yang sesuai dalam matrik SWOT. Kemudian dengan membandingkan
faktor-faktor strategis tersebut lalu dibuatkan empat set kemungkinan alternatif
strategis (SO, ST, WO, WT) (Rangkuti, 2006, 035)

a. Strategi SO, Strategi ini mengombinasikan komponen Strengths dan


Opportunity yang dimiliki suatu bisnis tertentu, sehingga dihasilkan strategi
untuk meraih peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki bisnis tersebut.
b. Strategi ST, Strategi ini mengombinasikan komponen Strength dan Threats
yang dimiliki suatu bisnis tertentu, sehingga dihasilkan strategi untuk
meminimalkan ancaman yang ada dengan kekuatan yang dimiliki bisnis
tersebut.
c. Strategi WO, Strategi ini mengombinasikan komponen weaknesses dan
opprtunities yang dimiliki suatu bisnis tertentu, sehingga dihasilkan strategi
untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang
yang ada.
d. Strategi WT, Strategi ini mengombinasikan komponen weaknesses dan threats
yang dimiliki suatu bisnis tertentu sehingga dihasilkan strategi untuk
meminimalkan kelemahan yang dimiliki sekaligus menghindari ancaman
bisnis yang ada.

Gambar 2.2
Diagram Matrik SWOT

Anda mungkin juga menyukai