Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN”

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Komputer Pada Program Studi Sistem Informasi

Disusun Oleh:

NIM : 20140700027

Nama : Alvin Kustiadi

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

2017

1
DAFTAR ISI

Cover 1

Daftar Isi 2

Isi

• Pengertian Value Chain, The Impact of IT 3-4


• Contoh Analisis Value Chain 4-5
• Organisasi Jaringan 5-9

DAFTAR PUSTAKA 10

2
PENGERTIAN VALUE CHAIN, THE IMPACT OF IT

Konsep analisis Value dikemukakan oleh Michael Porter pada tahun 1985 dalam
bukunya yang terkenal, Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance,
yang mengatakan bahwa: setiap firma adalah serangkaian dari aktivitas yang dilakukan untuk
mendesain, memproduksi,memasarkan, mengirimkan, dan mendukung produk-produknya atau
layanan-layanannya. Semua aktivitas ini dapat direpresentasikan menggunakan suatu rantai nilai
(Value Chain). Value Chains hanya dapat dipahami dalam konteks unit bisnis.

Pendekatan value chain yang pertama membedahkan dua tipe aktivitas bisnis, yaitu:

Gambar 1 Value Chain Porter

1. Primary activities, aktifitas yang memungkinkan untuk memenuhi perannya dalam rantai
nilai industri dan karenanya memuaskan pelanggan, yang melihat efek langsung dari
seberapa baik kegiatan tersebut dilakukan. Tidak hanya masing-masing kegiatan harus
dilaksanakan dengan baik, tapi juga harus terhubung secara efektif jika kinerja bisnis secara
keseluruhan dioptimalkan. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu:
• Inbound logistics, adalah aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, penerimaan,
penyimpanan, dan pengaturan dari input kunci dan sumber daya dalam jumlah dan
kualitas yang tepat bagi bisnis.

3
• Operations, adalah aktivitas yang berhubungan dengan mengubah input menjadi produk
atau jasa yang dibutuhkan pelanggan.
• Outbound logistics, adalah aktivitas yang berhubungan dengan penyampaikan produk ke
tangan konsumen.
• Marketing and sales, adalah aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan cara-cara
dimana pelanggan sadar akan produk dan layanan dan bagaimana mereka dapat
memperolehnya, termasuk membujuk pelanggan untuk membeli atau menggunakan
produk atau jasa.
• Service, adalah aktivitas yang aktivitas yang menambahkan nilai yang memastikan
bahwa pelanggan mendapatkan nilai dan keuntungan dari produk dan jasa.
2. Supported activities, aktifitas yang diperlukan untuk mengontrol dan mengembangakan
bisnis dari waktu dan dengan demikian secara tidak langsung menambah niai-nilai yang
diwujudkan melalui keberhasilan primary activities. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu:
• Procurement, adalah berkaitan dengan manajemen supplier, pendanaan, subcontracting,
dan specification.
• Human Resources Management, adalah berkaitan dengan pengolaan SDM mulai dari
perekrutan, kompensasi, training, dsb.
• Product and Technological Development, adalah desain produk atau proses, production
engineering, market testing, Research and Develoment, dsb.

CONTOH ANALISIS VALUE CHAIN

Analisis value chan ini mengambil contoh pada sebuah perusahaan PT. Timur Raya Alam
Damai (Wholesales of Electronic Spare Parts) pada table contoh di bawah ini menunjukan apa
yang akan dilakukan oleh pihak perusahaan secara spesifik yaitu dengan mengadakan
diferensiasi dalam rantai nilai untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dari para pesaing.
Versi dasar dapat terlihat kontras bila dibandingkan dengan value chain competitor, yang dapat
dibuat analisis secara terpisah. Template value chain secara bertahap menambahkan analisis
waktu, biaya total yang dapat diidentifikasi untuk tiap kegiatan. Dan tergantung kepada biaya-
biaya yang dapat diidentifikasi biaya yang didasarkan perunit yang mana merupakan tujuan
akhir dari analisis.

4
Gambar 2 Contoh Analisis Rantai Nilai Porter pada perusahaan PT. Timur Raya Alam Damai

ORGANISASI JARINGAN

Pengertian Jaringan atau network didefinisikan sebagai social cultures created by


communication among individuals and groups (struktur sosial yang diciptakan melalui
komunikasi diantara sejumlah individu dan kelompok). Ketika orang berkomunikasi dengan
orang lain, maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis komunikasi dalam
organisasi. Sebagian dari hubungan itu merupakan jaringan formal (formal network) yang
dibentuk oleh aturan-aturan organisasi seperti struktur organisasi. Namun jaringan itu hanya
mencakup hanya sebagian dari struktur yang terdapat dalam organisasi. Saluran komunikasi
nonformal yang terbentuk melalui kontak atau interaksi yang terjadi diantara anggota organisasi
setiap harinya.

Jaringan yang biasanya terbentuk pada saat berkomunikasi adalah tegur sapa, menjawab
telepon yang berdering, atau menulis pesan melalui memo di kantor, dan sebagainya. Dewasa ini
kemampuan untuk membangun hubungan atau link semakin meningkat dengan menggunakan
teknologi pesan singkat (SMS), telepon genggam, atau e-mail melalui internet. Dengan kata lain,

5
hubungan tidak hanya terbentuk melalui tatap muka secara fisik, tetapi juga melalui sarana
nonfisik. Dengan demikian, hubungan relationship terbentuk melalui komunikasi antar anggota
organisasi secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga dapat dengan mudah
dipantau.gagasan dasar yang sangat penting mengenai jaringan adalah ‘keterhubungan' atau
‘keterkaitan' (connectedness) yaitu ide bahwa terdapat jalur komunikasi yang relatif stabil
diantara individu-individu dalam organisasi dan kelompok. Para individu yang saling
berkomunikasi antar satu sama lain akan terhubung bersama-sama dalam kelompok-kelompok
yang pada gilirannya kelompok-kelompok itu akan saling berhubungan membentuk jaringan
keseluruhan.

Jaringan dalam kelompok (group network) terbentuk karena individu cenderung


berkomunikasi lebih sering dengan anggota organisasi tertentu lainnya. Organisasi pada dasarnya
terbentuk dari kelompok-kelompok yang lebih kecil yang terhubung bersama-sama dalam
kelompok-kelompok yang lebih besar dalam jaringan organisasi (organizational network).
Skema sederhana gambaran suatu jaringan antara lain adalah :

Jika menganalisis jaringan, maka beberapa hal yang akan terlihat adalah :

• Cara-cara setiap dua orang berinteraksi atau berhubungan yang disebut dengan analisis
dyad.
• Bagaimana setiap tiga orang saling berinteraksi, yang disebut dengan analisis triad.
• Dapat pula melakukan analisis kelompok dan bagaimana kelompok kemudian terbagi
menjadi beberapa kelompok.
• Akhirnya cara-cara bagaimana berbagai kelompok itu saling berhubungan satu sama lain
dalan suatu jaringan global (global network)

Hubungan juga dapat menentukan peran jaringan (network role) tertentu yang berarti
bahwa anggota menghubungkan beberapa kelompok dalam cara-cara tertentu. Ketika anggota
organisasi berkomunikasi satu sama lain, mereka melaksanakan atau memenuhi berbagai peran
dalam hubungannya dengan jaringan terdiri atas beberapa peran sebagai jembatan, penghubung,
dan pemisah.

Fungsi jaringan

Suatu organisasi tidak pernah berdiri atas hanya satu jaringan, tetapi memiliki banyak
jaringan yang selalu tumpang tindih. Namun walaupun sebagian jaringan bersifat multifungsi,
(multiplex), tetapi jaringan pada umumnya lebih terkonsentrasi dan terfokus pada satu fungsi
tersebut dibandingkan fungsi lainnya.

Tingkat keterhubungan

Kualitas lain adalah keterhubungan (connectedness), yaitu rasio antara hubungsn ysng
sebenarnya dengan kemungkinan hubungsn. Jaringan yang memiliki keterhubungsn tinggi adalah
jaringan yang tinggi adalah jaringan yang kuat dan dekat.

6
Sentralitas dan desentralitas

Sifat lain jaringan adalah sentralitas atau derajat keterhubungan antara individu dan
kelompok. Organisasi sangat sentralitis memiliki garis keterhubungan dimulai dari kelompok
hingga kesejumlah pusat hubungan. System terdesentralisasi memiliki keterhubungan yang lebih
besar diantara para anggota secara keseluruhan dan tidak ada kelompok yang mengontrol
hubungan tersebut.

Hubungan dan jaringan juga dapat dicirikan melalui sejumlah kualitas lain yang
dimilikinya, yaitu seperti berikut ini:

• Ada kalanya suatu hubungan bersifat ekslusif, tetapi umumnya hubungan bersifat terbuka
atau inklusif
• Konsep lain adalah sentralitas atau sentrality, yang menunjukkan seberapa luas terhubung
dengan orang lain
• Hubungan juga sangat beragam dalam hal frekuensi dan stabilitasnya, yaitu sebarapa
sering hubungan itu terjadi dan seberapa besar hubungan itu dapat diperjkirakan atau
diprediksi
• Hubungan juga dapat ditinjau dari ukurannya, yaitu banyak sedikitnya sejumlah anggota.
Pada intinya peneliti jaringan harus melihat berbagai variable yang terkait dengan
keterhubungan berbagai individu dalam jaringan.

Terdapat cukup banyak pemikiran yang membahas cara-cara jaringan berfungsi dalam
organisasi. Misalnya jaringan dapat:

• Mengontrol aliran informasi


• Menyatukan orang-orang dengan kepentingan yang sama
• Membangun interpretasi yang sama
• Mendorong pengaruh sosial
• Memungkinkan terjadinya tukar menukar sumber daya

James Taylor menunjukkan bagaimana koorientasi terbentuk untuk menciptakan


kesepakatan organisasi. Pada saat yang sama, interaksi akan mengatur dirinya ke dalam garis-
garis komunikasi dan juga pengaruh yang menyebar pada organisasi sebagaimana yang
dikemukakan teori jaringan.

HUBUNGAN IT DENGAN BISNIS

Saat ini semua perusahaan yang bergerak di bisnis pastinya menggunakan TI dalam
mendukung semua kinerja perusahaannya, oleh karena itu TI perannya menjadi sangat penting
dan sangat dibutuhkan. Dalam merencanakan penerapan TI harus betul-betul dipahami maksud
dan tujuan dari perencanaan penggunaan TI tersebut, hal ini didasari pada biaya yang tidak
sedikit yang harus dikeluarkan, sehingga harus betul-betul dipahami dengan baik, agar kontribusi
positip dari penerapan TI nantinya dapat langsung dirasakan terhadap kebutuhan bisnis dan
adanya signifikan terhadap peningkatan keuntungan perusahaan.

7
Hubungan antara strategi bisnis, strategi SI, dan strategi TI (bisnis dan TIK) dalam suatu
pendekatan untuk menyusun strategi sistem dan teknologi informasi yang terintegrasi dengan
strategi bisnis perusahaan. Untuk merencanakan suatu strategi SI/TI terlebih dahulu perlu
diketahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan bisnis perusahaan, informasi apa yang dibutuhkan,
peluang dan hambatan bisnis yang dihadapi serta alternatif solusinya. Setelah mengetahui
kondisi lingkungan, arah dan tujuan dari kegiatan bisnis perusahaan, maka kita dapat
mengevaluasi sistem apa yang sesuai dengan kebutuhan dan mendukung strategi bisnis
perusahaan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan, selanjutnya untuk menghasilkan suatu
sistem informasi yang strategis bagi perusahaan, perlu dilakukan penyeleksian dan pemilihan
secara tepat teknologi apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam menunjang sistem
informasi tersebut.

Perubahan lingkungan SI/TI sangat cepat sekali, khususnya dalam hal pengembangan
teknologi, hal ini membuat perusahaan sulit untuk menetapkan proses perencanaan yang standard
dalam konteks perencanaan sistem informasi. Oleh karena itu perencanaan sistem informasi
dalam kaitannya dengan proses perencanaan harus dirancang dan diselaraskan dengan
perencanaan bisnis/organisasi. (Pollack, 2010)

Empat hal yang perlu diperhatikan saat melakukan penyelarasan strategi bisnis dan IT,
yaitu arahan yang jelas (clear direction), komitmen, komunikasi, dan integrasi antar fungsi.
Arahan yang jelas merupakan pengembangan dari strategi yang jelas untuk seluruh organisasi
dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pengembangan strategi bisnis dan IT harus dilakukan
secara bersama – sama. Banyak organisasi mengimplementasikan EA dalam pengembangan
strategi bisnis dan IT ini.
Komitmen menyangkut dukungan yang diberikan oleh para pimpinan dan manajer perusahan.
Dalam pengembangan strategi perusahaan oleh manajer bisnis, para pimpinan dibidang IT harus
diikut sertakan. Para manajer bisnis dan IT ini harus bekerja sama dengan pimpinan perusahaan
untuk memastikan bahwa semua prioritas perushaan memiliki elemen IT dan strategi bisnis yang
jelas.

Komunikasi antar elemen adalah hal yang sangat penting yang dapat menentukan
keberhasilan dalam penyelarasan strategi bisnis dan IT. Komunikasi yang jelas dimulai dari
harapan dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka penyelarasan. Mengkomunikasikan strategi,
tujuan, harapan kepada manajer bisnis dan pegawai harus dilakukan secara sistematis.

Untuk dapat melakukan integrasi strategi bisnis dan IT, batasan – batasan yang ada dalam
bagian – bagian perusahaan harus dikurangi. Harus dilakukan integrasi antar bagian – bagian
tersebut. Teknologi digunakan untuk menciptakan nilai tambah dan untuk mencapai strategi
bisnis yang telah ditetapkan. Pada akhirya, harus diciptakan struktur tata kelola perusahaan agar
penyelarasaan ini dapat terjadi.

TATA KELOLA DENGAN FRAMEWORK COBIT


Fokus utama dalam Tata kelolaTI menurut ITGI (Information Technology Governance
Institute). IT Governance Institute terdapat lima fokus utama yang seluruhnya didorong oleh
Stakeholder Value. Dua diantaranya adalah hasil yang diinginkan yaitu value delivery dan risk
management sedangkan tiga lainnya adalah faktor pendorong yaitu strategic alignment, resource
management dan performance measurement.

8
Adapun detil penjelasan dari masing-masing gambar diatas adalah:

1. IT Strategic Alignment
Fokus pada keselarasan solusi IT dengan bisnis dengan memberikan added value pada produk
dan services, membimbing dalam persaingan, efisiensibiaya, meningkatkan manajerial secara
efektif. Keselarasan ini lebih dari sekedar keselarasan antara strategi IT dan strategi bisnis,
namun juga menjaga keselarasan dengan operasional IT dan operasional bisnis.

2. Value Delivery
Konsentrasi pengeluaran biaya dan pembuktian bahwa IT menghasilkan nilai optimal dan
memenuhi kebutuhan bisnis, fleksibel untuk mengadopsi kebutuhan dimasa mendatang, mudah
digunakan, resiliency dan aman, terintegrasi akurat dan informasi up to date.

3. Risk Management
Membahas perlindungan pada asset IT, disaster recovery, dan operasional yang terus menerus
melalui penerapan risk management yang transaparan dan dikomunikasikan dalam rangka
meningkatkan competitive advantage. Adapun cara memanage risiko ada tiga
macamyaitu mitigasi- meminimal risiko apabila terjadi, transfer-memindahkan risiko, atau
accept risk-meneirma risiko.

4. Resource Management
Tentang optimalisasi pengetahuan, IT infrastructure dan mengoptimalkan investasi dan alokasi
resources (orang, aplikasi, teknologi, fasilitas dan data).

5. Performance Measurement memonitor dan mengontrol project delivery dan IT services


CoBIT mengelompokan tiap aktivitas Tata Kelola TI kedalam 34 proses dan terbagi dalam 4
(empat) domain TI meliputi, Plan and Organize (PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and
Suppot (DS) dan Monitor and Evaluate (ME).
Banyaknya Control Objective mengharuskan pihak manajemen atau perusahan menentukan
Control Objective yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan
penyelarasan tujuan bisnis dan tujuan TI agar diperoleh gambaran aktivitas apa yang ada pada
perusahaan berkaitan dengan TI dalam menunjang pencapaian target perusahaan. Proses
penyelarasan ini dilakukan dengan menghubungan tujuan bisnis (business goals) dengan tujuan
TI (IT goals). Hal ini dimungkinkan karena best-practice tersebut dirumuskan dan diteliti oleh
ITGI dan dijadikan acuan untuk penerapan Tata Kelola dibanyak perusahaan dengan
implementasi tata kelola TI terbaik

9
DAFTAR PUSTAKA

• Laudon, Kenneth & Jane. (2012). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Jakarta: Salemba
Empat.
• O’Brien, James. (2006). Pengantar Sistem Informasi, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
• Sistem Informasi Management, Pusat Pendidikan dan pelatihan Pengawasan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), 2007
• http://jane.blog.uns.ac.id/2009/11/17/peranan-it-dalam-organisasi-perusahaan/
• https://karyatulisilmiah.com/teori-organisasi-jaringan/
• http://eswestarfish.blogspot.com/2010/10/korelasi-teknologi-dan-bisnis-serta.html
• http://30211259.blogspot.com/2011/09/pengertian-teknologi-informasi-menurut.html
• https://ragiltriatmojo.blogspot.co.id/2014/11/organisasi-standar-jaringan-komputer.html
• http://cio-indo.blogspot.co.id/2011/11/analisis-rantai-nilai-value-chain.html
• http://kholid.lecturer.pens.ac.id/KuliahLama/DSI/Day%2015%20-
%20Keterkaitan%20Bisnis%20dan%20Teknologi.pdf
• Morissan, Teori Komunikasi Organisasi, Ghalia Indonesia Jakarta, 2009, hlm 50-55.

10

Anda mungkin juga menyukai