Referat Tension Type Headache
Referat Tension Type Headache
NIM : H2A008030
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012
Referat Tension type headache
1. Definisi
a. Tension type headache disebut juga nyeri kepala tegang, nyeri kepala
kontraksi otot, nyeri kepala psikomiogenik, nyeri stres, nyeri kepala
esensial, nyeri kepala idiopatik, nyeri kepala psikogenik. 1
b. Tension type headache merupakan suatu keadaan yang melibatkan
sensasi nyeri atau rasa tidak nyaman didaerah kepala, kulit kepala atau
leher yang biasanya berhubungan dengan ketegangan otot didaerah ini. 2
2. Klasifikasi 3
a. Tension Type Headache Episodik
Tension Type Headache Episodik diklasifikasikan menjadi 2 yaitu 3
1) Tension Type Headache Episodik yang infrequent
2) Tension Type Headache Episodik yang frequent
Kriteria Diagnosis : 3
1) Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1
hari/bulan (< 12 hari/tahun).
2) Nyeri Kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.
3) Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu :
- Lokasi bilateral
- Menekan atau mengikat (tidak berdenyut)
- Intensitasnya ringan sampai sedang
- Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga.
4) Tidak didapatkan :
- Keluhan mual atau muntah (bisa anoreksia)
- Lebih dari satu keluhan : fotofobia atau fonofobia.
Tension Type Headache Episodik yang infrequent diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu : 3
1) Tension Type Headache Episodik yang infrequent yang berhubungan
dengan nyeri tekan perikranial. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
nyeri tekan perikranial pada palpasi manual.
2) Tension Type Headache Episodik yang infrequent yang tidak
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.
Kriteria Diagnosis : 3
1) Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan
selama paling tidak 3 bulan.
2) Nyeri Kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.
3) Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu :
- Lokasi bilateral
- Menekan atau mengikat (tidak berdenyut)
- Intensitasnya ringan sampai sedang
- Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga.
4) Tidak didapatkan :
- Keluhan mual atau muntah (bisa anoreksia)
- Lebih dari satu keluhan (fotofobia atau fonofobia).
3. Penatalaksanaan 2,3
a. Terapi Farmakologis 2,3
Terapi farmakologis dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Terapi abortif
Terapi ini digunakan untuk menghentikan atau mengurangi intensitas
serangan. Terapi abortif tersebut antara lain : aspirin 1000 mg/hari,
acetaminophen 1000 mg/hari, NSAID (Naproxen 660-750 mg/hari,
ketoprofen 25-50 mg/hari, tolfenamic 200-400 mg/hari, ibu profen
800 mg/hari, diclofenac 50-100 mg/hari).
2) Terapi preventif
terapi preventif tersebut antara lain : Amitriptilin (dosis 10-50 mg
sebelum tidur) dan nortriptilin (dosis 25-75 mg sebelum tidur) yang
merupakan antidepresan golongan trisiklik yang paling sering dipakai.
selain itu juga, selective serotonin uptake inhibitor (SSRI) juga sering
digunakan seperti fluoksetin, paroksetin, sertralin.
b. Terapi Non-Farmakologis 2
Disamping mengkonsumsi obat, terapi non farmakologis yang dapat
dilakukan untuk meringankan nyeri tension type headache antara lain :
1) Kompres hangat atau dingin pada dahi
2) Mandi air hangat
3) Tidur dan istirahat.
4. Pencegahan 2
Cara untuk mencegah terjadinya tension type headache adalah dengan
menghindari faktor pencetus seperti menghindari kafein dan nikotin, situasi
yang menyebabkan stres, kecemasan, kelelahan, rasa lapar, rasa marah, dan
posisi tubuh yang tidak baik. Perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk
menghindari tension type headache kronis dapat dilakukan dengan
beristirahat dan berolahraga secara teratur, berekreasi, atau merubah situasi
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjahrir, Hasan; Samino; Wenda, Ali. Konsensus Nasional penanganan Nyeri
Kepala Di Indonesia. PERDOSSI.
2. Dewanto, George; W.J.Suwono; B.Riyanto; Y.Turana. 2009. Panduan Praktis
Diagnosis Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta : EGC.
3. Sjahrir, Hasan. 2005. Konsensus Nasional II Diagnostik dan Penatalaksanaan
Nyeri Kepala. PERDOSSI.