PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agrikultur adalah proses memproduksi makanan, panganan, serat, dan banyak hasil-
hasil kebutuhan lain di sektor pertanian tanaman-tanaman tertentu dan pertambahan hewan-
hewan lokal(ternak). Praktek agrikultur dikenal juga sebagai pertanian, saat para ahli,
penemu, dan lain sebagainya mengubah metode-metode dan peralatan pertanian, dapat
dikatakan agrikultur menjadi lebih berguna.
Gambar 1. Prosedur untuk menentukan kesesuaian lahan agrikultur (Alil, Hakinci dkk., 2012)
Namun, pada studi kali ini, dikarenakan keterbatasan data maka parameter LUC
(Land Use Capability Class), LUCS (Land Use Capability Subclass), dan OSP (Other Soil
Properties) tidak dimasukkan.
2.3. Great Soil Group Map
Peta Great Soil Group diperlukan untuk mengetahui kondisi dan perilaku tanah. Oleh
karena itu, kita dapat mengetahui lahan yang baik untuk dijadikan kegiatan agrikultur.
Namun, penggunaan klasifikasi GSG ini diturunkan dari penyetaraan klasifikasi yang
digunakan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat dengan klasifikasi yang digunakan
pada referensi.
Skala 1:200.000
2.5. Peta Tingkat Erosi
Peta Intensitas Erosi diperlukan karena erosi dapat berdampak pada turunnya kulitas
fisik, kimiawi maupun biologis tanah. Peta ini didapatkan dari peta rawan bencana erosi yang
dibuat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tahun 2010. Kekurangan dari peta
ini yaitu skala yang digunakan masih kecil sehingga daerah peneltiian hanya terbagi menjadi
dua tingkat erosi.
Skala 1:200.000
2.7. Aspect Map
Aspect Map menunjukkan intensitas cahaya matahari yang dapat diterima oleh lahan
agrikultur yang diturunkan dari peta lereng terhadap arah mata angin. Kekurangan dari
Aspect Map ini adalah klasifikasi yang digunakan masih merujuk pada referensi utama
dimana letak geografisnya jauh berbeda dengan Kabupaten Cianjur dan sekitarnya.
Skala 1:200.000
2.8. Analisis
Setelah semua parameter didapatkan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis spasial
menggunakan AHP, yang telah dimodifikasi. Penilaian selanjutnya adalah menggunakan
Weighted Overlay. Berikut adalah table-tabel modifikasi perhitungan AHP dari referensi
yang saya gunakan.
1. Skala Pairwise Comparison
Skala 1:200.000
2.10. Peta Geologi Daerah Penelitian
Skala 1:200.000
BAB III
PETA AKHIR
3.1. Peta Kesesuaian Lahan Agrikultur Umum Kabupaten Cianjur dan Sekitarnya
Peta kesesuaian lahan agrikultur diturunkan dari parameter-parameter yang telah
dijelaskan sebelumnya, menggunakan weighted overlay.
3.2. Peta Komoditas Agrikultur Kabupaten Cianjur dan Sekitarnya
Dari data-data yang telah dijelaskan sebelumnya dan penambahan pembobotan curah
hujan dan kelembaban. Kekurangan peta ini yaitu parameter yang digunakan masih kurang
representatif. Semakin tinggi nilai maka semakin cocok untuk ditanami komoditas tersebut.
Skala 1:266.550
DAFTAR PUSTAKA
Akinci, Halil dkk. Agricultural land use suitability analysis using GIS and AHP
technique. 2013. Computers and Electronics in Agriculture 97 (halaman 71-
82).
Buckman, H. D dan N. C Brady. 1982. The nature and properties of soil.
Terjemahan Soegiman. Ilmu tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademik Presindo, Jakarta
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-oxisol
https://khulfi.wordpress.com/ilmu-tanah-hutan/
https://materipengetahuanumum.blogspot.co.id/2016/06/pengertian-tanah-
ultisol.html
http://semangatgeos.blogspot.co.id/2011/11/tanah-andisol.html
tanahair.indonesia.go.id
(Diakses 25-November-2017)