Anda di halaman 1dari 9

Program Kerja Pelayanan

Dalam KTSP SMP Negeri 2 Tegalombo


Pacitan
Disusun pada 13 J uli 2009 oleh Triyono

BAB : I

A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap
satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut Kurikulum
Tingkat Pendidikan atau KTSP.

Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan


pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan
Diri” siswa sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas
perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa
maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah
maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah
harus menyusun program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20
tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut
beserta peraturan-peraturan yang menyertainya.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya


memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan
dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik


secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui
berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-
norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam


memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan,
dan peningkatan keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua
perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses interaksi
antara individu dengan lingkungan. Pengampu bimbingan dan konseling
adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah
satu kualifikasi pendidik.

Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 1
Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus
dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka
kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan
bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk
mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya
(capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi
lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan
secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian.

B. Dasar Penyusunan Program Layanan


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen, pasal 35 ayat(2)

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007


tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan

5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25


tahun 1993 bahwa Guru Pembimbing Wajib membimbing 150 orang
siswa minimal sampai 225 orang maksimal

6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga


Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman
Penghitungan Beban Kerja Guru.

7. Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang


Pengembangan Diri diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan
dan Konseling serta kegiatan ekstrakurikuler

8.

C. Visi dan Misi

1. UPT SMP Negeri 2 Tegalombo

a. Visi : Berprestasi, Berbudi pekerti luhur Luhur dan Terampil


Indikator Visi
1. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan
proaktif.
2. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Unggul dalam prestasi akademis dan non akademis
4. Terwujudnya suasana sekolah yang agamis.
5. Terwujudnya pengembangan bakat dan minat siswa.
b. MISI
1. Melaksanakan perangkat kurikulum yang berstandar untuk
semua mata pelajaran.
2. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan inovatif.
Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 2
3. Melaksanakan pengembangan kompetensi kelulusan.
4. Melaksanakan pengembangan kualifikasi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan.
5. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang keagamaan.
6. Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana prasarana
pendidikan.
7. Melaksanakan pengembangan pengelolaan manajemen
sekolah.
8. Melaksanakan program pengembangan diri.

2. Bimbingan dan Konseling


a. Visi Layanan Bimbingan dan Konseling
Terwujudnya Catur Sukses, yaitu ; sukses pribadi, sukses sosial,
sukses akademis, dan sukses karir
b. Misi Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi; memiliki keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami diri
(self understanding), memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri
secara emosional, sosial dan ekonomis
2. Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi; memiliki rasa empati,
kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki
hubungan sosial yang positif
3. Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi; memiliki
kemampuan dan keterampilan belajar, memiliki kemauan dan
dorongan belajar yang tinggi, mampu berpikir logis, mampu
memecahkan masalah (problem solving), mampu mengambil
keputusan (decision making), kreatif, dan memiliki prestasi belajar
yang baik/tinggi
4. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; mimiliki bersikap positif
terhadap suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir,
memiliki perencanaan lanjutkan studi, memiliki perencanaan dan
pengembangan karir
D. Tujuan Penyusunan Program Layanan

 Tujuan umum penyusunan program layanan

Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan


konseling di sekolah tercermin pada diskripsi Kebutuhan Siswa SMP
(8 Tugas Pokok Perkembangan Siswa) adalah :

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya
dalam perannya sebagai pria dan wanita

3. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat


diterima dalam kehidupan yang lebih luas

4. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah


kecenderungan karir dan aparesiasi seni

Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 3
5. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk
mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan
atau berperan dalam kehidupan di masyarakat

6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang


kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi

7. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup


sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga Negara

8. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta


dinamis terhadap peruhan fisik dan psikis yang terjadi pada diri
sendiri

 Tujuan Khusus penyusunan program layanan

1. Sebagai pedoman atau panduan bagi guru pembimbing dalam


melaksanakan layanan BK di Sekolah

2. Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK

3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum


dalam upaya peningkatan mutu di sekolah

4. Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam


rangka peningkatan mutu layanan BK di sekolah

E. Bidang Bimbingan dan Konseling

a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman
kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat
merencanakan kehidupan yang sehat

b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan


yang berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku di rumah dan masyarakat

c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan
materi, program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, social
budaya yang ada dimasyarakat

d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan
karier yang hendak dikembangkan dan dipilih

F. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

a. Pelayanan Dasar
 Bimbingan Klasikal
 Pelayanan Orientasi
 Pelayanan Informasi
 Bimbingan Kelompok
 Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi
b. Pelayanan Responsip
Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 4
Konseling Individu dan Kelompok

Referal /Alih tangan

Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali

kelas.
 Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa
 Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah
 Konsultasi
 Konferensi Kasus
 Kunjungan Rumah
c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi
 Konseling Individual
 Penempatan Penyaluran
d. Dukungan Sistem
 Manajemen
 Akses Informasi dan Teknologi
 Pengembangan Profesi
 Pengembangan Media Informasi
 Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali
Kelas

G Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu


untukpengembangan dan pemecahan permasalahan peserta didik
meliputi pemahaman diri dan lingkungannya,

2) Pencegahan (preventif), yang menghasilan tercegahnya atau


terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin
timbul, yang dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan
kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya,

3) Pengentasan, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya


berbagai permasalahan yang dialami peserta didik,

4) Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara


dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik
dalam rangka perkembangannya secara mantap dan berkelanjutan.

H Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling


yang didasarka adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya
untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah
yang dihadapi/ dialaminya oleh konseli

2) Pendekatan remedial, yaitu membantu mengatasi kelemahan-


kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik dan berupaya pemberian
remedi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut. Tujuannya untuk
memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam
bidang tertentu agar terhindar dari krisis.

3) Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan


konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-
masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya
mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin
Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 5
dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut
jangan sampai terjadi

3) Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan


konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diperlukan konseli agar
berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi-sosial, dan karirnya.
Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan/potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman yang diperlukan dalam hidupnya

I Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung

 Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa


memahami lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah,
objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan
memperlancarkan peran siswa
b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa
menerima, memahami, berbagai informasi.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan
memungkinkanm siswa memper- oleh penempatan yang
tepat.
d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang
memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan
yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan
kecepatan, dan kemampuan dirinya.
e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang
memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap
muka untuk mengentaskan permasalahan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang
memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik
tertentu.
g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan
memungkinkan siswa masing-masing anggota kelompok
memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.
h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan
seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-
cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan
atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.
i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan
fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak
menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan mereka.

 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk


mengumpulkan data dan keterangan siswa
b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan
pengembangan siswa.
c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas
permasalah siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh
Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 6
pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan
pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.
d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas
masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan
kasus.
e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data
keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya
permasalahan siswa.
f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan
menyediakan berbagai media informasi.
J Sasaran Penyusunan Porgram
Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di
sekolah adalah :
1. Peserta didik kelas VIIA.VIIB,VIIC,VIID,VIIE sejumlah 160
2. Peserta didik kelas VIIIA.VIIIB,VIIIC,VIIID sejumlah 126
3. Peserta didik kelas IXA.IXB,IXC,IXD sejumlah 118

K Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya


1. Bimbingan pribadi, melalui :
 Layanan orientasi : 80 %
 Layanan informasi : 85 %
 Layanan penempatan penyaluran : 65 %
 Layanan pembelajaran : 75 %
 Layanan konseling individual : 30 %
 Layanan konseling kelompok : 20 %
 Layanan bimbingan kelompok : 20 %
2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :
 Layanan orientasi : 30 %
 Layanan informasi : 85 %
 Layanan penempatan penyaluran : 20 %
 Layanan pembelajaran : 45 %
 Layanan konseling individual : 35 %
 Layanan konseling kelompok : 10 %
 Layanan bimbingan kelompok : 15 %
3. Layanan bimbingan belajar, melalui :
 Layanan orientasi : 60 %
 Layanan informasi : 85 %
 Layanan penempatan penyaluran : 60 %
 Layanan pembelajaran : 45 %
 Layanan konseling individual : 40 %
 Layanan konseling kelompok : 15 %
 Layanan bimbingan kelompok : 10 %
4. Layanan bimbingan karir, melalui :
 Layanan orientasi : 60 %
 Layanan informasi : 85 %
 Layanan penempatan penyaluran :5%
 Layanan pembelajaran :5%
 Layanan konseling individual :5%
 Layanan konseling kelompok :5%
 Layanan bimbingan kelompok :5%
5. Kegiatan pendukung, meliputi :
 Aplikasi instrumen : 60 %
 Himpunan data : 70 %
 Kunjungan rumah : 75 %

Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 7
 Referal : 10 %
 Alih tangan kasus : 5%
6. Kegiatan mediasi
 Orang tua : 60 %
 Fihak lain terkait : 10 %

L Hambatan Pelaksanaan Layanan BK


1. Peserta Didik
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah yakni :
a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran
memberikan pembelajaran, sehingga belum secara maksimal
dimanfaatkan sebagaimana fungsi layanan BK itu sendiri.
b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan
permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut
menumpuk pada diri siswa.
c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya
mangalami kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan
yang tidak dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses
pembelajaran di kelas.
d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya
umumnya masih labil, sehingga perlu secara kontinyu dilakukan
pendekatan
2. Guru pembimbing
a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (perta
didik) karena pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu
lebih dominan melalui layanan informasi di dalam kelas.
b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik
konseling masih tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang
cukup lama.
3. Guru mata pelajaran
a. Umumnya guru mata pelajaran memandang layanan BK diberikan
hanya kepada peserta didik yang berperilaku menyimpang (“nakal”),
sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa
menghadapi pesakitan, atau layanannya bersifat klinis
therapeutis/pendekatan kuratif.
b. Belum menempatkan layanan BK di sekolah sebagai layanan
pengembangan dan pencegahan atau layanan yang berorientasi pada
pedagogis, potensial, humanistis-religius dan profesional
4. Wali kelas
a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta
didik yang bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga
permasalahan di dalam kelas umumnya diserahkan kepada Guru
Pembimbing.
b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas
belum menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya
terhadap siswa binaannya secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan
berpengaruh terhadap keefektifan layanan BK.
5. Urusan Kesiswaan
Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor peserta didik
yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap
penentu segalanya.
6. Orang tua
Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas
atau polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti
putra/putrinya nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak

Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 8
dicap nakal atau bandel. Kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata
anak.
7. Sarana dan prasarana
a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan
konseling, sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada
orang yang lewat di depannya.
b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka,
kotak masalah, dll.

M Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan


1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya
mewujudkan program sekolah yang efektif dan komprehensif.
2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba beberapa
pendekatan/teknik konseling
3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik/siswa
asuh dalam rangka membantu hambatan/kesulitan dalam belajar,
khususnya menukung program remedial dan pengayaan sekolah.
4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama
koordinasi dengan orang tua dalam membantu mengentaskan masalah
bagi peserta didik/ siswa asuh yang bermasalah berdasarkan
“kesepakatan” (se izin yang bersangkutan).
5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop,
dll secara mandiri maupun kedinasan.
6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program
layanan BK guna memperbaiki dan peningkatan layanan
7. Pengadaan kotak masalah dan papan bimbingan

Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd – UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009 9

Anda mungkin juga menyukai