Makalah Penalaran Ilmiah
Makalah Penalaran Ilmiah
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang membahas penalaran ilmiah dalam
bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dosen M. Yusuf, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Teman- teman yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai,
Amin.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.Silogisme Kategorial.........................……….………………. 4
2. Silogisme Hipotensis................................……….…………. 4
3. Silogisme Alternatif.........................……….…………….… 4
4. Entimen.......................……….………………..…………… 4
A. Silogisme…………………………………………………… 5
B. Entimen…………………………………………………….. 6
ii
B.Pengertian Paragraf Analogi.............................……….…….. 7
3.2 Saran..........…………..……………………………………………… 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau
kaedah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut
dengan penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan
ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran,
yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan
prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis,
definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang
gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian
konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk
memahami suatu gejala. Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari
peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran
induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan demikian, untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara
bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian
ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika
1.2. Rumusan Masalah
1
Mengingat pentingnya mengetahui tentang penalaran ilmiah dalam
penggunaannya di kehidupan sehari - hari, maka makalah ini dibuat dengan tujuan
sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penalaran Ilmiah
Dalam kehidupan sehari-hari kita kerap kali menghadapi masalah, peristiwa dan pilihan
yang mengharuskan diri kita untuk dapat memahami, menghadapi serta mencari solusi.
Dengan tujuan mencari jalan keluarnya. Disini peran penalaran kita butuhkan dalam
pencapaiannya. Sebab dengan penalaran kita dapat mengetahui cara atau tahapan dalam
proses pemahaman dan penarikan kesimpulan sehingga menghasilkan sebuah informasi yang
sebelumnya kita tidak ketahui. Di dalam proses penalaran kita juga telah merasakan proses
berfikir secara induktif yang merupakan cara berfikir dimana dalam menarik suatu
kesimpulan dimulai dari yang bersifat umum dari berbagai kasus ke yang bersifat individual.
Sedangkan berfikir deduktif yaitu cara berfikir dalam rangka menarik kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus (individual) kemudian dilanjutkan
dengan pernyataan bersifat umum. Yang dimana fungsi dari proses tersebut amatlah
dibutuhkan pada saat kita menarik kesimpulan.
2.1.1. Pengertian Penalaran Ilmiah
Adalah suatu proses berfikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, atau petunjuk
menuju suatu kesimpulan. Dengan kata alur dari pernyataanlain, penalaran adalah proses
berfikir yang sistematis dalam logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan atau informasi
yang sebelumnya tidak diketahui. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta,
informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas). Penalaran menjadi bagian penting
dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Mengesampingkan unsur emosi, sentiment
pribadi atau sentiment kelompok. Dan tetap berdasarkan pada keilmuan.
Ciri-ciri Penalaran :
3
Tujuan dari penalran adalah untuk menentukan secara logis atau objektif, apakah yang
kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
3. Kesimpulan
Contoh:
Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis.
Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
4
Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis)
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
5
Jadi, Ani akan mati. (simpulan)
2. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat
dijadikan silogisme.
Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak
langsung.
6
Contoh:
Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.
Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak
persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik
kesimpulan.
Contoh Paragraf Induktif Analogi
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih
kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan.
Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi
itu kosong, ia akan berdiri tegak.
7
C. Pengertian Paragraf Sebab Akibat
Paragraf hubungan akibat sebab adalah paragraf yang dimulai dengan fakta
khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Contoh Paragraf Induktif Akibat Sebab
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak
tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang
tidak berhasil tumbuh dengan baik.
Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman
tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan
para petani dalam pengolahan pertanian.
8
makanan tersebut sedikit. Kemudian secara induktif kita uji untuk mengetahui apakah
hasil pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut.
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau
fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Salah nalar dapat terjadi di dalam
proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara
penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan
karena dorongan emosi. Salah nalar ada dua macam:
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
1. Gagasan,
2. pikiran,
3. kepercayaan,
4. simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan.
Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang
kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja
dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang
berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan
mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa
yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang
merupan kesalahan formal. Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru,
atau cacat disebut sebagai salah nalar.
9
A. Generelisasi terlalu luas
Contoh : ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau.
Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan
harga terjangkau.
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan
jawaban yang ada.
Contoh : Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak
diketahui orang lain.
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain
dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain.
Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya
dengan baik.
10
F. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan
tugas yang diembannya.
Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas
penyuluhannya memiliki enam orang anak.
11
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan penulisan, penalaran dibutuhkan agar penulis maupun pembaca
dapat berfikir logis. Logis yang mencakup fakta, data dan informasi sehingga dapat
ditarik sebuah kesimpulan. Aspek penalaran sangat diperhatikan dalam setiap penulisan
karangan ataupun jenis tulisan lainnya. Penulis harus mengenal setiap kriteria dan
mengetahui prinsip proses penarikan kesimpulan.
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta
atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Terdapat dua
jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif.
Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasi pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat umum.
Metode deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum yang kesimpulannya berupa pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Bentuk bentuk penalaran antara lain silogisme, entinem, generalisasi dan analogi.
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal, entinem merupakan kesimpulan
dari silogisme, generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena
individual menuju kesimpulan umum dan analogi adalah membandingkan dua hal yang
memiliki sifat yang sama.
Pada intinya penalaran berguna untuk menambah daya berpikir logika
sehingga menimbulkan disiplin intelektual untuk memperoleh kebenaran dan
menghindari kesesatan. untuk menemukan kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat
dalam menalar dapat dipenuhi :
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan
sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi
semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau
bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
5.2 Saran
12
Dalam penulisan makalah ini, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalamnya.
Oleh karena itu, kami menyarankan pembaca untuk mebaca literatur yang lebih resmi
seperti literatur yang dikeluarkan oleh KEMENDIKBUD dan membaca pedoman
mengenai Penalaran Ilmiah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2015. Pedoman Penalaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kemendikbud. 2007. Pedoman Umum Penalaran induktif dan Salah Nalar. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
iv
PENALARAN ILMIAH
Oleh:
KELAS/KELOMPOK : 4 KB/4
1. Jevika Berlian
2. Maya Puspitasari
3. Yuni Khairunnisa
4. M. Syahrawi