Kata "Islam" berasal dari akar kata bahasa Arab yang menandakan kepatuhan. Sebagai istilah agama, akar
kata tersebut biasanya berarti kepatuhan terhadap Allah. Penganut agama ini disebut Muslim (artinya
orang-orang yang tunduk). Sikap umat Islam terhadap agama diatur oleh Al-Qur'an 4:125:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah,
sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
Islam mencoba menjadi agama yang patuh terhadap Allah; sebuah kepatuhan yang idealnya terwujud
dalam beragam tindakan, khususnya dalam perbuatan baik. Umat Islam meyakini bahwa Abraham adalah
penganut agama Islam; seperti telah diketahui, hidupnya adalah teladan dan pantas ditiru.
Untuk lebih memahami perkembangan Islam sebagai sistem agama, penting untuk mempelajari sejarah
Islam. Sejarahnya sangat penting saat dipandang dari budaya Arab pra-Islam.
Munculnya Islam
Di daerah Arabia, masa sebelum Islam dikenal sebagai "masa kebodohan". Mayoritas penduduknya adalah
kaum nomaden gurun yang politeistis -- percaya pada satu Allah yang paling berkuasa dan dikelilingi oleh
allah-allah yang lain. Takhayul sangat berpengaruh dalam rutinitas sehari-hari. Takhayul itu terlihat jelas di
kota Mekkah, pusat ekonomi dan agama yang terletak di bagian barat Arabia. Orang-orang Mekkah yang
tinggal di persimpangan beberapa rute dagang tersebut mengembangkan politeisme mereka untuk
mengukuhkan kekuatan ekonomi. Para peziarah dan pedagang dari suku-suku di sekitarnya ditarik ke
sebuah tempat suci, Ka'bah, di Mekkah.
Meski Alkitab telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa (misalnya, bahasa Koptik, Ethiopia, dan Siria)
sebelum abad ke-6, Perjanjian Baru mungkin belum diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab sampai tahun 720
M (yakni kira-kira seabad setelah era Muhammad). Jadi, walaupun ada kelompok-kelompok orang Yahudi
dan Kristen yang tersebar yang tinggal di jazirah Arab sebelum Islam, tampaknya sangat kecil antusiasme
spiritual di antara orang-orang Kristen tersebut dan tidak ada usaha yang cukup untuk menginjili suku-suku
penyembah berhala di sana.
Muhammad lahir sekitar tahun 570 M di Mekkah. Ada kemungkinan ia mengetahui sedikit ajaran-ajaran
orang Yahudi dan Kristen selama perjalanan-perjalanannya bersama para kafilah pedagang. Pengaruh-
pengaruh tersebut dapat dilihat dalam perkembangan agama Islam. Pada dasarnya ia adalah seorang yang
religius dan sering bertafakur [melakukan meditasi, Red.]. Setelah pernikahannya dengan Khadijah, seorang
janda kaya, ia bebas menggunakan semakin banyak waktu untuk bermeditasi. Dalam sebuah penglihatan
yang ia terima dalam sebuah gua di Hira, ia merasa dirinya dipanggil sebagai nabi Allah. Ia terbeban untuk
memperingatkan orang-orang Arab tentang hari penghakiman dan untuk membawa mereka patuh serta
tunduk secara mutlak terhadap Allah supaya terhindar dari murka-Nya. Pada mulanya, ia hanya
menceritakan penglihatannya itu kepada teman-temannya; hanya bertahun-tahun kemudian barulah ia
membagikan visinya itu kepada orang-orang luar.
Seperti yang dapat diperkirakan, ada banyak perlawanan yang terjadi di Mekkah karena ajaran ini
mengancam keseimbangan religius dan ekonomi kota tersebut. Pengagum antusiasnya membawa ajaran itu
ke Medinah. Pada 622 M, Muhammad pindah ke Medinah untuk menghindari penganiayaan. Peristiwa ini,
disebut sebagai Hijra, adalah titik mula kalender Islam.
Muhammad adalah seseorang yang berkepribadian dan berkemauan kuat, seorang administrator yang
berpengaruh dengan kemampuan untuk membuat pengikutnya merasa dihargai dan diperlakukan dengan
adil. Kemampuan tersebut, ditambah dengan kesetiaan para pengikutnya, memampukan agama baru itu
menyebar dengan cepat ke seluruh jazirah Arab. Setelah kematian Muhammad pada 632 M, para kalifah
(penerus sang nabi), membawa Islam ke Afrika Utara, Asia, dan sampai ke Eropa Selatan. Kurang dari
seabad setelah kematian Muhammad, Islam menjadi sebuah kekuatan agama yang mencakup struktur
ekonomi, budaya, dan politik kehidupan sehari-hari.
Al-Qur'an
Islam membedakan dirinya dari agama lain dengan kitab sucinya, Al-Qur'an (yang artinya bacaan), yang
secara kedudukan berada di atas semua kitab-kitab religius lain. Bersama dengan Hadits, atau buku-buku
tradisi, Al-Qur'an merupakan penuntun tingkah laku umat Islam yang sifatnya mengikat.
Al-Qur'an tidak dikumpulkan dalam bentuk buku selama masa hidup Muhammad. Muhammad
membacakannya (dari ingatan) kepada pengikutnya, yang kemudian menghafalkannya dan menuliskannya
ke dalam bagian-bagian yang tersebar. Kalifah yang pertama, Abu Bakar, memerintahkan Zaid, asisten
Muhammad, untuk mengumpulkan dan menyusun teks dari berbagai sumber (634 M). Yang paling utama
dari sumber-sumber tersebut adalah bagian-bagian yang dihafalkan oleh sahabat-sahabat Muhammad. Pada
masa pemerintahan kalifah yang ketiga, Usman, ada begitu banyak teks yang berbeda sehingga ia
memerintahkan untuk menyusun dan mengesahkan satu versi Al-Qur'an yang resmi. Pada 657 M, semua
teks yang sebelumnya dianggap sesat dan dibakar.
Gaya Al-Qur'an
Umat Islam mengklaim bahwa terjemahan Al-Qur'an dari bahasa Arab ke bahasa lain pasti akan merusak
makna aslinya (bd. Al-Qur'an 43:2-4). Hanya makna umumnya, kurang sempurna dan tidak berkuasa, yang
dapat diterjemahkan ke bahasa lain. Jadi selama berabad-abad, umat Islam yang beriman, apa pun bahasa
ibunya, membaca dan menghafalkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab, "bahasa yang dipakai di surga". Namun
demikian, meski ada anggapan seperti itu, kini mereka memiliki rasa kewajiban untuk menerjemahkan Al-
Qur'an ke dalam banyak bahasa lain. Judul terjemahan-terjemahan mereka, yang sering kali menyertakan
kata-kata seperti "interpretasi" atau "pesan", menyiratkan anggapan tadi.
Al-Qur'an dibagi menjadi 114 bab yang disebut "surah". "Surah" itu diatur berdasar panjangnya, dari yang
terpanjang sampai yang terpendek, kecuali yang pertama, yang disebut Pembukaan. Beberapa pakar Al-
Qur'an mengatakan bahwa ada pertalian antara baris pertama sebuah surah dengan baris terakhir surah
sebelumnya. Banyak surah mengandung kalimat yang mengindikasikan tempat pewahyuan, baik itu Mekkah
atau Medinah. Pada surah-surah awal, gaya bahasanya lebih liris dan penuh perasaan. Surah-surah
berikutnya cenderung kurang puitis dan lebih menekankan pengajaran etika. Surah-surah yang ada di
bagian awal juga membuktikan adanya toleransi terhadap orang Kristen dan Yahudi; surah-surah yang
berikutnya mencerminkan penyangkalan bahwa Muhammad dan pesannya dipengaruhi oleh orang Kristen
dan Yahudi.
Isi Al-Qur'an
Bentuk dan isi Al-Qur'an jelas dipengaruhi oleh realita politik yang dihadapi Muhammad dan pengikutnya.
Keterbukaan terhadap orang Yahudi dan Kristen juga memengaruhi pemikiran Muhammad, misalnya Al-
Qur'an menceritakan ulang, dengan beberapa perubahan, beberapa tradisi Yahudi dan Kristen serta cerita-
cerita Alkitab. Sepertinya hal tersebut ada dalam Al-Qur'an untuk mengembangkan rasa keberlangsungan
dengan Yudaisme dan kekristenan. Umat Islam mengklaim bahwa orang Yahudi dan Kristen merusak pesan
Alkitab. Ada dikatakan bahwa Muhammad menerima wahyu Allah yang terakhir diwahyukan kepada
manusia, untuk mengoreksi dan menggantikan Yudaisme dan kekristenan.
Isi Al-Qur'an dikategorikan menjadi tiga aspek penting: peringatan-peringatan akan hari penghakiman yang
akan datang, kisah nabi-nabi, dan hukum-hukum untuk mengatur komunitas Islam. Sedikit informasi
mengenai doktrin tentang Allah, penciptaan, dunia roh, surga, dan neraka tersebar di seluruh Al-Qur'an.
Sejatinya, Al- Qur'an adalah panggilan untuk percaya pada satu Tuhan, Allah.
Otoritas Al-Qur'an
Al-Qur'an dianggap oleh umat Islam sebagai suatu mukjizat dari Allah, kekal dan tidak diciptakan, yang
dikirim turun dari surga. Keberadaan Al-Qur'an itu sendiri digunakan oleh Muhammad sebagai bukti
kerasulannya (Al-Qur'an 10:38-39). Isinya dianggap benar dan mengikat perilaku umat Islam. Meski orang
Kristen tidak mengakui sumber ilahi Al-Qur'an, namun penting bagi Anda untuk mengetahui isinya. Anda
mungkin akan kesulitan memahami pola-pola pikiran, gaya bahasa, dan ekspresi-ekspresinya. Namun saat
Anda mulai memberitakan Kabar Baik kepada mereka, Anda akan dapat memahami pola pikir mereka. Hal
itu mungkin akan terbukti bernilai ketika Anda mendorong mereka untuk membaca Alkitab.
Hadits
Selain Al-Qur'an, umat Islam juga bergantung pada Hadits [juga dieja Hadis, Red.], atau tradisi. Tradisi-
tradisi tersebut membentuk sebuah perpustakaan luas yang berisi catatan-catatan tentang apa yang
Muhammad (atau teman-temannya) pernah katakan dan lakukan. Beberapa catatan yang ada itu juga
berasal dari tradisi Yahudi dan Kristen. Karena Islam berusaha menjawab banyak sekali pertanyaan-
pertanyaan dan mengatur banyak detail-detail kehidupan, tradisi-tradisi yang dikumpulkan itu melingkupi
beragam subjek: ajaran-ajaran moral, tugas-tugas agama, masalah-masalah hukum, kisah nabi-nabi, dan
dunia yang akan datang.
Otoritas dari tradisi dikukuhkan berdasarkan pada keyakinan bahwa semua yang dikatakan dan dilakukan
Muhammad adalah berdasarkan pewahyuan. Beberapa umat Islam mengatakan bahwa Hadits memiliki
otoritas yang sama dengan Al-Qur'an, tapi banyak yang menempatkannya lebih rendah daripada Al-Qur'an.
Pada dasarnya, tradisi berperan sebagai pelengkap Al-Qur'an. Para pengajar dan penulis agama Islam
mengutip secara bebas apa pun dari tradisi untuk mendukung sudut pandang mereka.
Sebuah contoh dari tradisi-tradisi mungkin akan membantu. Contoh ini berasal dari Empat Puluh Tradisi An-
Nawawi[1].
Hadits 34 "Dari Abu Sa'id al-Khudri radiallahuanhu yang berkata: Saya mendengar Rasulullah Shalallaahu
'Alayhi Wasallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak
mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut
adalah selemah-lemahnya iman." Umat Islam percaya kepada hal ini
Ada enam koleksi utama dari tradisi Muslim. Penyunting dari contoh di atas hanya dikenal dengan nama
"Muslim". Penyunting yang lain, al-Bukhari, mungkin adalah penyunting yang paling dihormati dan paling
banyak dikutip dari semua penyunting yang lain.
Seberapa dapat dipercayakah tradisi-tradisi itu? Seseorang berkata bahwa tradisi, seperti alam, membenci
kevakuman. Kapan pun ada pertanyaan atau masalah penting, tradisi-tradisi muncul untuk
menjembataninya sehingga tercapai sebuah pemahaman. Banyak tradisi yang palsu; ada banyak
ketidakcocokan dan pertentangan di antara tradisi-tradisi. Masalah-masalah yang pelik muncul saat umat
Islam harus menentukan tradisi mana yang asli. Yusuf al-Qaradawi mengakui hal ini:
Subjek tersebut, terlebih lagi, memaksa penulis untuk yakin mengenai banyak hal yang telah dimengerti
secara berbeda oleh cendekiawan terdahulu dan yang membingungkan cendekiawan masa kini. Akibatnya,
dalam memilih pendapat seseorang atau orang lain dalam hal-hal yang berhubungan dengan halal dan
haram dalam Islam membutuhkan kesabaran, penelitian yang saksama, dan pemerasan daya intelektual ....
Kata Imam Malik, "Kata-kata seseorang selain sang Nabi (S.A.W.) terkadang diterima dan terkadang
ditolak." Dan Imam Shafi'i berkata, "Pendapat saya adalah benar dengan adanya kemungkinan kesalahan di
dalamnya. Pendapat yang berbeda dengan pendapat saya adalah salah dengan kemungkinan adanya
kebenaran di dalamnya."
Aturan-aturan telah dikembangkan untuk menilai legitimasi [sebuah tradisi], namun aturan-aturan itu
sendiri kurang begitu bagus. Banyak yang mengutip apa pun yang mendukung pernyataan mereka. Namun
masalah ini tidak terbatas hanya pada Islam, Yudaisme dan kekristenan juga memiliki tradisi-tradisi, dan
banyak di antaranya yang gagal dalam uji keakuratan sejarah.
Tradisi Muslim juga menjadi masalah karena beberapa bagian Injil terdengar oleh Muslim seperti tradisi
mereka sendiri. Akibatnya, mereka akan berpikir bahwa orang Kristen perlu memandang Injil sebagaimana
Muslim memandang tradisi-tradisi mereka.
Doktrin Islam
Al-Qur'an dengan jelas menyatakan doktrin dan prinsip fundamental yang harus diikuti oleh Muslim:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang
Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Al-Qur'an 4:136)
Banyak orang Kristen fokus pada praktik-praktik Islam dan tidak mengenali bahwa tugas Muslim didasarkan
pada sebuah sistem doktrin yang jelas. Orang-orang Islam percaya bahwa Allah menyatakan pesan-Nya
kepada umat manusia; pertama kepada orang Yahudi, kemudian kepada orang Kristen, akhirnya dan
seluruhnya pada Muhammad. Pesan ini mendasari pola pikir dan tingkah laku, dan sering kali dirangkum
dalam lima atau enam kategori kepercayaan.
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Ia berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya dalam beberapa atribut; di
antaranya adalah melampaui apa pun (transenden), mahakuasa, berdaulat, dan mahatahu. Karakteristik-
karakteristik tersebut semuanya dirangkum dalam nama Allah yang indah; setidaknya satu orang ahli
teologi telah mendaftar 99 nama yang merupakan nama unik Allah.
[Catatan kaki: Kitab kelima, Suhuf (lembaran) Ibrahim, telah hilang. Umat Islam membuat klaim bahwa
hanya Al-Qur'an yang ada sekarang sajalah yang sama seperti ketika kitab tersebut diwahyukan,
menyatakan bahwa tidak ada satu kata pun (beberapa berkata tidak satu suku kata pun!) yang diubah.
Juga dikatakan bahwa di masa lampau kata-kata dan pikiran-pikiran manusia dicampurkan dengan kata-
kata dan pikiran-pikiran Allah. Al-Qur'an, di lain pihak, hanya mencatat kata-kata Allah di dalam segala
keindahannya.]
Tindakan Penyembahan
Islam mengharuskan semua Muslim melaksanakan lima tugas religius, yang terkadang disebut Rukum
Islam, yang menyatukan komunitas Islam yang tampak. Untuk memenuhinya dibutuhkan kedisiplinan oleh
individu dan komunitas, yang memberikan wujud nyata idealisme hidup Muslim yang tunduk, terhadap
Allah.
Referensi: [1]. A. Jeffrey, ed., "A Reader on Islam" (The Hague, Netherlands: Mouton, 1962), p. 157
PENDAHULUANA.
LATAR BELAKANG
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karekteristik yang khasdibandingkan dengan
agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui berbagai literatur
yang berbicara tentang Islam dapat dijumpai uraian mengenai pengertian agama Islam, sumber,d
an ruang lingkup ajarannya serta cara untuk memahaminya. Dalam upaya memahami ajaranIslam,
berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam itu perlu dikaji secara seksama, sehinggadapat
dihasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karenakualitas
pemahaman keIslaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap, danntindakan keIslaman
yang bersangkutan. Kita barangkali sepakat terhadap kualitas keIslamanseseorang yang benar-
benar komprehensif dan berkualitas.Sudah kita ketahui dan pelajari bersama-sama di minggu lalu
tentang pengertian agama Islam secara bahasa dan istilah. Sedikit mengulang bahwa pengertiana
gama Islam secara bahasa ialah berasal dari bahasa Arab yaitu
salima
yang mengandungarti selamat dan damai. Agama islam secara istilah ialah nama bagi suatu agama
yang berasaldari Allah SWT.Islam adalah agama yang sempurna dan universal, ia berlaku
sepanjang waktu,kapanpun dan di manapun. Islam berlaku untuk semua orang dan untuk seluruh
dunia. Makadari itu, tentunya ajaran Islam memiliki dasar sebagai pondasi yang dijadikan sebagai
acuandan pedoman oleh komunitasnya di seluruh dunia. Dan setiap agama mempunyai
tujuan,sumber, ruang lingkup dan karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama
lain. Nah, pada makalah kali ini akan dijelaskan tentang karekteristik ajaran Islam dalam semua
bidang kehidupan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :1.
TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :1.
PEMBAHASANA.
ل
(
م س ا
د ع
د ي ه ا
ن
:91)
Artinya : Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.
2
Islam membagi ilmu atau ajaran yang wajibdipelajari ke dalam dua kelompok
3
, yaitu :1.
Fardhu 'ain,yaitu ilmu atau ajaran yng wajib dipelajari olelh umat muslimtanpa keuali. Jika seorang
muslim tidak mengetahui dan mempelajarinya,maka ia berdosa. Mengapa? Hal ini dikarenakan
ajarann ini harus dimilikioleh setiap orang agar kehidupan pribadinya selamat dunia akhirat,
dankehidupan agar kehidupan bermasyaraatpun menjadi terjaga dan berjalandengan baik.2.
Fardhu kifayah, yaitu ilmu yang diwajibkan untuk dipelajari oleh sebagiankaum muslimin
sehingga terpenuhinyakecukupan atau kebutuhan akanajaran tersebut. Jika kecukupan itu tidak
tercapai, maka kaum musliminmenjadi berdosa semuanya. Contohnya adalah ilmu-ilmu alam,
sosial,hadits, tafsir, bahasa Arab, dan lain-lain.
B.
:
ن ع م ر
ل
91
3
Ir. Nabiel Fuad Almusawa, M. Si.
Pendidikan Agama Islam,
cetakan I, (Bandung, Syaamil Cipta Media, 2005),p.9.
allah SWT. Berarti karakteristik ajaran Islam dapat diartikan sebagai ciri yang khas ataukhusus
yang mempelajari tentang berbagai ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusiaan), yang didalamnya temasuk ekonomi,so
cial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan disiplin ilmu yang baik dan benar.konsepsi
Islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristiknya itu dapat dikemukakansebagai
berikut.
1.
2.
ditetapkan oleh Allah ketentuan-ketentuan dan segalanya, makasebagai manusia atau penganutnya
tidak boleh ikut campur bahkan mengubahnyaKetentuan ajaran Islam yang begitulah yang
membuat akal tidak boleh ikutcampur tangan, bahkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Hal
yang demikian lah yangmembuat atau membentuk manusia atau penganut berserah diri, patuh dan
tunduk gunamendapatkan kedamaiian dan kesalamatan. Dan itulah yang memmbawa seorang
hambamenjadi hamba yang sholeh, mempunyai jiwa yang tenang, rendah hati, menyandarkan
dirikepada amal sholeh dan ibadah, dan tidak kepada nasab keturunan, semuanya itu adalahgejala
kedamain dan keamanan sebagai pengalaman dari ibadah.
9
Sedangkan ibadah yang berarti umum akan dibahas di selanjutnya, karena lebih mengarah ke
mu'amalah
sebagaisesama makhluk hidup.
3.
untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan denga itu Islam juga selektif,yakni
tidak begitu saja menerima selurh jenis ilmu dan kebbudayaan, melainkan ilmu dfankebudayaann
yang sejalan dengan Islam. Bagaimanapun Islam adalah mata rantai peradabandunia. Dalam
sejarah kita melihat Islam mewariskan peradaban Yunani-Roma di Barat, dan peradaban-
peradaban Persia, India, dan China di Timur. Islam bertindak sebagai pewarisutama yang
kemudian diambil aliih oleh peradaban Barat sekarang melalui Renaissans.Secara garis besar dapat
kita simpulkan bahwa Islam menjadi mata rantai yang penting dalamsejarah peradaban
dunia.Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengeahuan dan kebudayaan tersebutdapat dilihat
dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq. Pada ayat tersebut terdapat kata
iqra'
yangdiulang sebanyak dua kali. Kata tersebut tidak hannya berarti membaca dalamm arti
bahasa,tetapi berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan,
9
Ahmad Amin,
Fajar Islam,
(Cirebon: 1967), hlm. 94
10
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.
Metodologi Studi Islam,
cetakan kesembilan, (Jakarta, PT RajaGrafindo,2004), p.84.
menganalisis, dan penyimpulan secara induktif. Semua cara tersebut dapat digunakandalamm
proses mempelajari sesuatu. Hal itu dapat digunakan untuk menngembangkan
ilmu pengetahuan. Artinnya Islam mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan denganc
ara menggunakan akalnya untuk merenung, berpikir dan sebagainya.
5.
mencapai kehidupan akhirat, dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia. Seperti hadistnabiyang
diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yangartinya: Bukanlah termasuk orang yang baikdiantara kamu
adalah orang yang meninggalkan dunia untuk mengejar kehidupan akhirat, danorang yang
meninggalkan akhirat untuk mengejar kehidupan dunia.
12
Orang yang baik adalahorang yang meraih keduanya secara seimbanng, karena dunia adalah alat
untuk menujuakhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia.Dari sini
dapat kita lihat bahwa Islam sangat memperhatikan kehidupan dunia,dan kehidupan dunia tidak
akan lepas dengan yang namanya ekonomi. Alam raya ini adalahsesuatu yang diciptakan manusia
untuk dimanfaatkan manusia bukan malah menjadi obyeksesembahan. Maka cara terbaik untuk
mensyukurinnya adalah dengan mengggunakan danmemanfaatkannya dengan baik dan benar
untuk keperluan ekonomi yang menopangkehidupan dunia. Dengan demikian bukan hanya
semakin mantap iman kita, juga akanmerasakan manfaat atas segala ciptaan Tuhan itu. Dari
keadaan demikian, maka kita akanmemanfaatkan kehidupan dunia untuk beribadah kepada Allah
SWT. Dan hasil ekonomiyang kita dapat halal dan berbuah barakah.
8.
9.
mencapai kehidupan akhirat, dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia. Seperti hadistnabiyang
diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yangartinya: Bukanlah termasuk orang yang baikdiantara kamu
adalah orang yang meninggalkan dunia untuk mengejar kehidupan akhirat, danorang yang
meninggalkan akhirat untuk mengejar kehidupan dunia.
12
Orang yang baik adalahorang yang meraih keduanya secara seimbanng, karena dunia adalah alat
untuk menujuakhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia.Dari sini
dapat kita lihat bahwa Islam sangat memperhatikan kehidupan dunia,dan kehidupan dunia tidak
akan lepas dengan yang namanya ekonomi. Alam raya ini adalahsesuatu yang diciptakan manusia
untuk dimanfaatkan manusia bukan malah menjadi obyeksesembahan. Maka cara terbaik untuk
mensyukurinnya adalah dengan mengggunakan danmemanfaatkannya dengan baik dan benar
untuk keperluan ekonomi yang menopangkehidupan dunia. Dengan demikian bukan hanya
semakin mantap iman kita, juga akanmerasakan manfaat atas segala ciptaan Tuhan itu. Dari
keadaan demikian, maka kita akanmemanfaatkan kehidupan dunia untuk beribadah kepada Allah
SWT. Dan hasil ekonomiyang kita dapat halal dan berbuah barakah.
8.
9.
persuasif. Dan jika pemimpin tersebut juga tidak menghiraukan, boleh saja untuk tidakdipatuhi.
16
Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan bentuk pemerintahan.Dalam sejarah kita
mengetahui berbagai bentuk pemerintahan, seperti republik yang
dipimpi presiden, kerajaan yang dipimppin raja, dan sebagainya. Islam tidak menetapkan bentuk
pemerintahan tertentu. Oleh karena itu setiap bangsa boleh menentukan bentuk pemerintahannya
masing-masing. Namun, yang terpenting bentuk pemerintahan tersebutdigunakan sebagai alat
untuk menegakkan keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan,kedamaian, dan ketentraman
masyarakat.
10.
11.
KESIMPULAN
Dari uraian mengenai karakteristik ajaran Islam yang secara dominan ditandaioleh pendekatan
normatif, historis dan filosofis tersebut terlihat bahwa ajaran Islam memilikiciri-ciri secara
keseluruhan amat ideal. Islam agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi,terbuka,
kebersamaan, kerja keras yang bermutu, demokratis, adil, seimbang, antara urusandunia dan
akhirat, berharta, memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosialkemasyarkatan,
mengutamakan pencegahan daripada penyembuhan dalam bidang kesehatandengan cara
memperhatikan segi kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, lingkungansekitar, dan
sebagainnya. Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keIslamandengan berbagai
cabangnya. Karakteristik Islam yang sedemikian idealnya itu tampak
masih belum seluruhnya dijumpai dalam kenyataan umatnya. Antara ajaran Islam yang ideal dan
kenyataan umatnya yang demikian itu, masih ada kesenjangan. Hal ini
memerlukan pemecahan, antara lain dengan merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam
memahami agama Islam.