Barang siapa yang memusuhi kekasih-Ku maka Aku nyatakan perang kepadanya. Dan
tidak ada amal ibadah yang dilakukan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku
lebih Aku cintai dari pada kewajiban yang telah Aku tetapkan atasnya. Dan hamba-Ku
akan terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah sehingga Aku
mencintainya. Maka ketika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengaran yang dia
gunakan untuk mendengar, mata yang dipergunakan untuk melihat, tangan yang
dipergunakan untuk memegang, kaki yang dipergunakan untuk berjalan. Jika ia meminta-
Ku pasti akan Aku berikan, dan jika ia meminta perlindungan-Ku pasti akan Aku lindungi.
HR Bukhari
Kadar kewajiban
Allah swt telah mendistribusikan kewajiban bagi manusia ini sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan setiap orang, Firman Allah:
W ñÈPYÕVÑSTÿ JðS/@
[©pTÉWTß PVMX
&WäWÅóªSè
Dan Allah tidak membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan apa yang dimampui.
QS. 2/Al Baqarah: 286
Kewajiban guru berbeda dengan kewajiban murid, kewajiban imam berbeda dengan kewajiban
makmum, kewajiban orang miskin berbeda dengan kewajiban orang kaya dst masing-masing telah
mendapatkan porsi kewajiban yang sebanding dengan kebutuhan kebaikan yang hendak dicapai.
1. Kewajiban dzatiyah (pada diri sendiri) menjadi kebutuhan orang untuk mendapatkan
kualitas pribadi yang unggul, sehingga ia menjadi shalih bagi dirinya secara fisik,
intelektual, dan spiritual.
2. Kewajiban kepada Allah, berfungsi untuk tautsiqushshilah (menguatkan hubungan
dengan Allah), sehingga setiap saat pertolongan Allah dapat diraih untuk mendapatkan
sukses hidup dunia dan akhirat.
3. Kewajiban kepada sesama manusia berfungsi untuk menata harmoni kehidupan
dalam ikatan nilai dan kebaikan. Kewajiban itu mencakup:
a. Kewajiban kepada kedua orang tua.
1
b. Kewajiban suami isteri
c. Kewajiban kepada anak
d. Kewajiban kepada kerabat
e. Kewajiban kepada tetangga
f. Kewajiban kepada saudara
g. Kewajiban kepada manusia pada umumnya.